47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

69
MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI Oleh : RONI KASTAMAN Disampaikan Pada Acara Kegiatan Pembekalan Peningkatan Keterampilan Dan Wawasan Pegawai Dalam Masa Persiapan Purna Tugas Di Lingkungan Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, 6 April 2005

Upload: djewer-ghazali

Post on 08-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

agribisnis

TRANSCRIPT

Page 1: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS

DAN AGROINDUSTRI

Oleh :RONI KASTAMAN

Disampaikan Pada Acara Kegiatan Pembekalan Peningkatan Keterampilan Dan Wawasan

Pegawai Dalam Masa Persiapan Purna Tugas Di Lingkungan Perum Jasa Tirta II

Jatiluhur, 6 April 2005

Page 2: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

GAMBARAN UMUM• Di Jawa Barat terdapat 6.751.999 unit UKMK

atau 99,89% dari total kelompok usaha• Pertanian Tanaman Pangan = 84,97% • Perkebunan = 11,83%• Perikanan = 1,15%• Peternakan = 0,25%• Kehutanan = 0,02% • Jenis Pertanian Lainnya = 1,78%

Page 3: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

BIDANG PERTANIAN (AGRIBISNIS & AGROINDUSTRI)

MASIH MENDOMINASI UKMK

• Agribisnis adalah kegiatan usaha yang membudidayakan tanaman, ternak mulai dari saat awal pertumbuhan hingga menghasilkan produk siap konsumsi dan siap olah untuk proses lebih lanjut.

• Agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan mentah dari pertanian termasuk di dalamnya tanaman dan ternak sedemikian rupa menghasilkan produk hasil olahan yang beragam jenis dan manfaatnya.

Page 4: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

PROSPEK USAHA BIDANG AGRIBISNIS & AGROINDUSTRI

• Kebutuhan pasar domestik tinggi karena populasi penduduk banyak.

• Variabilitas produk yang dapat dihasilkan untuk pasar domestik dan ekspor tinggi

• Dukungan sumberdaya alam memadai• Kondisi geografis Indonesia

diuntungkan• Berada pada jalur lalu lintas

perdagangan dunia

Page 5: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

KARAKTERISTIK PRODUK PERTANIAN

• Mudah rusak karena pengaruh fisik, kimia atau biologi

• Bersifat klimaterik (respon terhadap udara luar disekeliling produk tinggi)

• Umur produksi agak lama (3 bulan hingga tahunan)

• Umur konsumsi dalam bentuk segar pendek

• Memegang peranan penting dalam pemenuhan sandang, papan, pangan, pakan

Page 6: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 7: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

BEBERAPA FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM

AGRIBISNIS / AGROINDUSTRI

• Umur tanam hingga produksi• Lama konsumsi dari produk pertanian tersebut

(umur simpan)• Variabilitas bahan untuk diolah dari satu

produk ke produk yang lain• Cara penanganan pasca panen, penyimpanan

dan penyajian• Kesesuaian dengan standar yang ditetapkan• Penampakan produk dalam rangka menarik

minat konsumen• Aspek lingkungan pemasaran

Page 8: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

RANTAI NILAI USAHA

Pendukung Logistik

Manajemenproduksi

Sistem distribusi Pemasaran

Pelayanan pada

pelanggan

Page 9: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

TAHAPAN KEGIATAN DALAM AGRIBISNIS

Page 10: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

FAKTOR PENENTU AGRIBISNIS

• Benih, bibit• Pupuk• Pengolahan tanah• Pestisida• Irigasi & drainase• Pemeliharaan• Pemanenan• Keputusan dalam memasarkan produk (cara ijon

atau dengan pemasaran sendiri )

Page 11: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

Sektor Agribisnis denganDukungan BUMN

Sektor Pertanian Sektor Holtikultura1. Pertanian Padi 1. Tani tanaman sayuran2. Pertanian jagung 2. Tani tanaman buah-buahan3. Pertanian palawija 3. Tani tanaman hias/bunga4. Pertanian yang lain 4. Budidaya pembibitan

tanaman

Sektor Peternakan Sektor Perikanan:1. Peternak sapi/kerbau dll 1. Peternak ikan air tawar2. Peternak kambing/domba biri-biri 2. Peternak ikan air laut3. Peternak ayam, bebek dll 3. Peternak ikan air

payau/sungai4. Peternak unggas 4. Budi daya pembibitan

ikan/udang5. Budidaya pakan ternak dll

Page 12: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

ACUAN PEMILIHAN KOMODITAS AGRIBISNIS

• Komoditas dengan tingkat produksi per satuan luas

• Profit per satuan produk • Tingkat utilisasi lahan produksi yang lebih

tinggi• Kemungkinan diversifikasi olahan produk

lebih banyak• Titik pulang modal (break even point) atau

periode kembali modal (pay back period) • Umur produksi yang sesingkat mungkin

Page 13: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

ILUSTRASI PROFIT AGRIBISNIS

Page 14: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

TAHAPAN KEGIATAN DALAM AGROINDUSTRI

Page 15: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

AKTIVITAS & PRODUK AGROINDUSTRI

Page 16: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

CONTOH AGROINDUSTRI

Page 17: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

KOMODITAS & AKTIVITAS AGROINDUSTRI

Page 18: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

PERENCANAAN USAHA AGRIBISNIS & AGROINDUSTRI

• Menganalisis situasi yang berhubungan usaha yang akan dilakukan.– Permintaan pasar– Pangsa pasar & segmentasi pasar– Strategi memasuki pasar

• Pemahaman tentang organisasi dan tata laksana perusahaan.– Bagaimana menentukan harga pokok dan harga jual produk,

penentuan volume produksi dan perhitungan titik impas usaha, sistem pembukuan keuangan.

– Pengetahuan tentang konsep bunga uang (cara hitung bunga)

– Kemampuan dalam menganalisis alternatif usaha yang paling menguntungkan

– Bagaimana cara menjalin kemitraan • Melakukan studi kelayakan usaha• Mengelola sistem produksi dalam berusaha dengan cara yang

efektif dan efisien• Menjaga usaha yang dilakukan agar berkesinambungan

dengan mengacu pada kaidah 3K yaitu : KAPASITAS, KUALITAS dan KONTINYUITAS.

Page 19: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

CONTOH KEGIATAN AGRIBISNIS

Page 20: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

CONTOH KEGIATAN AGRIBISNIS

Page 21: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

CONTOH KEGIATAN AGRIBISNIS

Page 22: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

CONTOH KEGIATAN AGRIBISNIS

Page 23: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

CONTOH KEGIATAN AGROINDUSTRI

Page 24: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

CONTOH KEGIATAN AGROINDUSTRI

Page 25: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

CONTOH KEGIATAN AGROINDUSTRI

Page 26: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

Pedoman Sederhana MenghitungKelayakan Usaha

• Perkiraan biaya investasi untuk kurun waktu usaha tertentu

• Perkiraan biaya produksi (operasi produksi)

• Perkiraan pendapatan selama periode usaha tertentu

• Perhitungan nilai bersih usaha dengan mempertimbangkan aspek bunga bank

• Perhitungan periode pengembalian investasi

Page 27: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 28: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 29: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 30: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 31: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 32: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 33: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 34: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
Page 35: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

1

MODUL PELATIHAN

MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS

DAN AGROINDUSTRI

OLEH :

RONI KASTAMAN

Disampaikan Pada Acara Kegiatan Pembekalan Peningkatan Keterampilan Dan

Wawasan Pegawai Dalam Masa Persiapan Purna Tugas Di Lingkungan Perum Jasa Tirta II

Jatiluhur, 4 – 7 April 2005

Page 36: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

2

MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

1. Pendahuluan

Usaha kecil menurut definisi dari Bank Indonesia, adalah usaha

dengan kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha), atau usaha yang memiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 miliar, dimiliki WNI dan berdiri

sendiri (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/4/KEP/DIR

tanggal 4 April 1997 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil)

Menurut data Dinas KUKM Propinsi Jawa Barat, jumlah

kelompok usaha kecil di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2000 tercatat

sekitar 6.751.999 unit usaha kecil menengah atau 99,89% dari

jumlah keseluruhan kelompok usaha yang ada di Jawa Barat. Dari

jumlah tersebut, sektor usaha bidang pertanian masih mendominasi

dengan jumlah usaha (rumahtangga) sebanyak 4.094.672 unit atau

60,57% dari total keseluruhan usaha yang ada (www.bi.go.id, 2002).

Gambaran umum kegiatan usaha bidang pertanian tersebut antara

lain sebagai berikut :

1. Pertanian Tanaman Pangan = 84,97%

2. Perkebunan = 11,83%

3. Perikanan = 1,15%

4. Peternakan = 0,25%

5. Kehutanan = 0,02%

6. Jenis Pertanian Lainnya = 1,78%

Berdasarkan gambaran tersebut, usaha dengan basis bahan baku dari

pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan untuk kondisi di

Jawa Barat masih menjadi perhatian utama. Permintaan akan

tanaman pangan dalam hal ini masih menjadi prioritas utama petani

mengingat kebutuhan hidup kebanyakan penduduk di Jawa Barat dan

Page 37: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

3

juga daerah lain masih tertumpu pada komoditas ini, terutama pada

tanaman padi dan palawija.

Secara garis besarnya kegiatan usaha kecil dan menengah

dengan mengambil basis kegiatan pertanian dapat dikelompokkan

dalam 2 kegiatan, yaitu : Agribisnis dan Agroindustri.

Agribisnis adalah kegiatan usaha yang membudidayakan

tanaman, ternak mulai dari saat awal pertumbuhan hingga

menghasilkan produk siap konsumsi dan siap olah untuk proses lebih

lanjut. Sedangkan agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan

mentah dari pertanian termasuk di dalamnya tanaman dan ternak

sedemikian rupa menghasilkan produk hasil olahan yang beragam

jenis dan manfaatnya.

Sebenarnya usaha dalam bidang agribisnis dan agroindustri

apabila dikelola dengan baik dapat menjadi lahan usaha yang sangat

menjanjikan, hal ini didasarkan atas pengamatan empiris di lapangan

bahwa sektor ini banyak menyerap tenaga kerja dan permintaan

pasar domestik maupun global cenderung mengalami peningkatan.

Sebagai contoh misalnya. Untuk pemenuhan kebutuhan hari raya

qurban dan ibadah haji di pasaran Arab Saudi setiap tahun tidak

kurang dari 2 juta ternak domba, biri atau unta diperlukan untuk

keperluan jamaah haji. Selama ini pemenuhan permintaan tersebut

dipenuhi oleh beberapa negara penghasil ternak di Eropa, Amerika

atau Australia. Padahal kedekatan psikologis untuk pasar Arab Saudi

bagi Indonesia tidaklah terlalu sulit untuk memasukinya, namun

untuk memenuhi hal tersebut produsen ternak dalam negeri tidak

dapat memenuhinya. Jangankan untuk ekspor, untuk pasar dalam

negeri saja tidak dapat terpenuhi. Belum lagi permintaan akan

komoditas buah-buahan dan sayuran tropika untuk pasar Eropa,

Amerika dan negara lainnya, yang selama ini sebagian kecil dipenuhi

Page 38: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

4

oleh Malaysia atau Thailand. Inilah sekilas gambaran bahwa

sebenarnya potensi pengembangan komoditas pertanian memiliki

prospek yang baik.

2. Karakteristik Usaha Agribisnis Dan Agroindustri Dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

manusia akan selalu membutuhkan makanan kapan dan dimanapun

dia berada, oleh karena itu bidang pertanian merupakan bidang

strategis bagi kehidupan manusia. Dengan demikian mengembangkan

usaha dalam bidang pertanian, baik berupa produk mentah, bahan

setengah jadi maupun produk jadi pada dasarnya merupakan

kegiatan yang memiliki prospek sangat baik dan orientasinya bisa

seumur hidup apabila sistem tata niaga dan pengelolaannya baik.

Mengembangkan usaha dalam bidang agribisnis dan

agroindustri, baik berupa produk mentah, bahan setengah jadi

maupun produk jadi merupakan kegiatan yang memiliki prospek

sangat baik. Hal ini disebabkan oleh karena selama manusia hidup

akan selalu memerlukan sandang, pangan, pakan dan papan untuk

kebutuhan hidupnya, yang notabene sumber bahan bakunya berasal

dari kegiatan bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan

peternakan. Jadi usaha dalam bidang ini orientasinya bisa seumur

hidup.

Permasalahannya adalah dalam mengembangkan usaha bidang

ini banyak kendala yang dihadapi, mulai dari ketersediaan bahan

baku, aspek kesehatan, periode waktu atau umur konsumsi hingga

cara penanganannya.

Karakteristik produk pertanian pada umumnya dipengaruhi oleh

musim, mudah rusak (karena fisik, kimia atau bilologis) dan

bentuknya beragam sehingga bagi kebanyakan orang awam

Page 39: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

5

mengelola kegiatan agribisnis atau agroindustri dianggap beresiko

tinggi disamping untuk dapat menghasilkan membutuhkan waktu

yang cukup lama dibandingkan usaha lainnya. Sebagai contoh

misalnya : untuk dapat menghasilkan gabah tanaman padi

membutuhkan waktu proses sekitar 3 – 4 bulan dari sejak tanam

sehingga selama itu petani belum dapat menikmati dari hasil

usahanya. Sedangkan mereka yang mengolah gabah menjadi nasi

(usaha catering misalnya) dapat langsung mendapatkan hasilnya

antara 1 – 2 hari.

Ada beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan dasar

dalam pengembangan produk pertanian, antara lain yaitu :

1. Umur tanam hingga produksi

2. Lama konsumsi dari produk pertanian tersebut (umur simpan)

3. Variabilitas bahan untuk diolah dari satu produk ke produk yang

lain

4. Cara penanganan pasca panen, penyimpanan dan penyajian

5. Kesesuaian dengan standar yang ditetapkan

6. Penampakan produk dalam rangka menarik minat konsumen

7. Aspek lingkungan pemasaran

Semua faktor di atas akan berdampak pada keberhasilan dalam

pemasaran produk kepada konsumen. Idealnya produk pertanian

yang akan dipasarkan memiliki umur konsumsi yang lama, mudah

diolah menjadi berbagai macam produk, mudah dalam mengolah dan

menyajikannya, tidak sulit dalam menyajikan kemasannya, memenuhi

standar yang berlaku umum untuk produk pangan terutama yang

menyangkut kesehatan dan dapat dipasarkan di berbagai tempat.

Untuk mendapatkan produk pertanian yang ideal tersebut tidak

mudah, oleh karena tidak semua bahan memiliki karakteristik yang

sama, yang pada akhirnya akan membawa konsekuensi kepada biaya

produksi. Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam kaitannya

Page 40: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

6

dengan aspek pemasaran produk adalah strategi pemasaran yang

bagaimana yang akan dipilih oleh perusahaan dalam kaitannya

dengan produk yang dibuat. Porter (1985) mengemukakan bahwa

pada dasarnya ada 3 strategi penting untuk mendapatkan kesuksesan

dalam bidang pemasaran produk, yaitu :

1. Keunggulan dalam biaya / ongkos. Pemasaran produk dengan

mengandalkan keunggulan dalam biaya, misalnya menjual produk

dengan harga yang murah namun dengan kualitas yang baik. Hal

ini bisa dilakukan karena perusahaan mampu menghemat biaya

produksi dalam proses produksi, baik pada pemilihan bahan baku,

proses, kemasan maupun biaya untuk tenaga kerja.

2. Keunggulan karena adanya ciri pembeda atau keunikan dari

produk yang dibuat (diferensiasi). Strategi ini menekankan pada

aspek keunikan pada produk yang dipasarkan, baik penekanan

pada merk, bentuk, logo, kualitas atau image dari produknya itu

sendiri. Untuk strategi ini biasanya diikuti dengan biaya yang

tinggi.

3. Keunggulan karena memfokuskan pada target atau segmen pasar

tertentu. Strategi ini mengandalkan pada suatu fokus tertentu,

misalnya hanya mengkhususkan pada segmen pasar “remaja” atau

orang tua saja.

Ke tiga model strategi yang dapat ditempuh tersebut pada

akhirnya akan menentukan karakteristik produk yang akan dibuat

hingga perencanaan investasi dan produksinya. Selanjutnya Porter

(1985) menyatakan bahwa hal penting lainnya yang perlu

diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha adalah beberapa

elemen penting yang dinamakan dengan rantai nilai (value chain) dari

suatu usaha (Gambar 1).

Page 41: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

7

Pendukung Logistik

Manajemenproduksi

Sistem distribusi Pemasaran

Pelayanan pada

pelanggan

Gambar 1. Rantai Nilai Kegiatan Usaha

Sebagai rantai awal yang sangat penting dan mendukung

produksi suatu usaha, tidak terkecuali kegiatan pertanian adalah

dukungan logistik atau supplier. Bagian ini merupakan unsur

penunjang utama dalam kegiatan usaha yang terutama bergerak

dalam bidang produksi komoditas pertanian. Keberhasilan suatu

usaha yang memproduksi suatu komoditas sangat ditentukan oleh

pengelolaan sistem produksi dan hubungannya dengan pemasok

bahan baku atau logistik. Dengan demikian bagian inipun sebenarnya

memiliki potensi ekonomi yang tinggi bila dikembangkan dengan baik,

jadi tidak hanya mengandalkan kepada kekuatan dalam memproduksi

saja.

Manajemen produksi dalam hal ini merupakan faktor utama

yang menentukan jalannya roda usaha produksi komoditas.

Sedangkan sistem distribusi merupakan bagian penyalur komoditas

yang telah dibuat pada tingkat penyaluran produk dalam jumlah yang

banyak sebelum sampai kepada pelanggan atau pemakai. Untuk

dapat menyampaikan produk yang telah diproduksi diperlukan adanya

jaringan pemasaran pemasaran yang memadai sebagai kepanjangan

tangan jaringan distribusi. Produk yang diproduksi dan dipasarkan

tidak akan bertahan lama untuk tetap diminati oleh pemakai apabila

aspek pelayanan kepada pelanggan (Service & maintenance)

diabaikan.

Melihat keterkaitan diantara variabel yang satu dengan variabel

lainnya dari rantai nilai kegiatan usaha tersebut, dapatlah dipahami

bahwa kebanyakan perusahaan-perusahaan yang bertaraf

Page 42: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

8

internasional berhasil dalam menjalankan usahanya karena mereka

mampu menjalankan seluruh variabel yang ada pada rantai nilai

tersebut. Kondisi ini berbeda dengan kebanyakan perusahaan di

Indonesia, dimana masih banyak diantara perusahaan tersebut yang

belum dapat memadukan semua variabel rantai nilai menjadi satu

kesatuan yang utuh dan terintegrasi sehingga menciptakan suatu

usaha yang kuat. Sebagai contoh kasus misalnya pada bidang

agribisnis.

Kebanyakan wirausaha agribisnis di Indonesia sudah mampu

mengelola sistem produksi (manajemen produksi) dengan baik,

namun ketergantungan produsen pada pemasok (supplier) baik itu

pupuk, benih atau sarana produksi lainnya maupun kepada jaringan

distribusi dan pemasarannya masih lemah. Kondisi ini seringkali

menyebabkan produsen produk-produk pertanian (petani) menderita

kerugian karena adanya permainan dari pemasok bahan baku,

disamping itu masalah lain adalah spekulan yang bergerak di sektor

distribusi, pemasaran dan pelayanan pelanggan yang turut mengatur

sistem sedemikian rupa produsen berada pada posisi tawar menawar

yang lemah.

Dalam pemilihan kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh calon

wirausaha (UKMK) baru baik dalam bidang agribisnis maupun

agroindustri terlebih dahulu harus dipahami masing-masing

karakteristik kegiatan dalam ke dua bidang usaha tersebut. Hal ini

penting mengingat untuk kegiatan agribisnis lebih menekankan pada

kegiatan di lapangan (lahan usaha tani) sementara kegiatan

agroindustri dilakukan dalam ruang usaha (pabrik atau bangunan unit

produksi). Secara umum kegiatan agribisnis memiliki perbedaan yang

mendasar dibandingkan dengan kegiatan agroindustri. Beberapa

perbedaan tersebut antara lain :

Page 43: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

9

Tabel 1. Karakteristik Agribisnis dan Agroindustri

NO AGRIBISNIS AGROINDUSTRI 1 Kegiatan produksi pada lahan

dan dipengaruhi oleh kondisi topografi, iklim, karakteristik tanah dan tata air

Kegiatan produksi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang dihasilkan dari kegiatan agribisnis

2 Produktivitas hasil dipengaruhi oleh aplikasi teknis dilapangan

Produktivitas hasil dipengaruhi oleh kreatifitas dan tingkat pemanfaatan teknologi proses

3 Pemeliharaan tanaman sebagai penghasil produk perlu intensif

Penanganan produk pasca panen menjadi titik kritis

4 Tingkat resiko keberhasilan usaha tinggi karena tergantung pada alam

Resiko keberhasilan usaha relatif lebih kecil karena dapat diprediksi lebih baik dan tidak tergantung pada alam

5 Terfokus pada satu produk (dari satu komoditas hanya dihasilkan satu produk)

Dari 1 input sumber bahan baku dapat dihasilkan produk yang bervariasi

6 Produk yang dihasilkan mudah rusak, umur konsumsi pendek

Produk yang dihasilkan lebih tahan lama, umur konsumsi lebih lama

7 Tidak ada nilai tambah karena nilai jual terpaku pada satu produk akhir komoditasnya

Ada nilai tambah, karena dari satu sumber bahan baku dapat dihasilkan beragam produk olahan dengan berbagai variasi harga

8 Membutuhkan waktu cukup lama untuk menghasilkan produk (± 3 bulan hingga tahunan)

Waktu pengolahan produk relatif singkat (hitungan jam atau hari)

9 Kegiatan dilakukan di lahan usaha tani

Kegiatan di lakukan dalam ruang unit produksi

Sebagai bahan pertimbangan bagi pelaku usaha yang akan

terjun dalam bidang agribisnis ataupun agroindustri, perlu kiranya

diketahui terlebih dahulu tahapan-tahapan kegiatan yang harus

dilakukan. Beberapa tahapan kegiatan yang biasa dilakukan dalam

bidang agribisnis adalah sebagai berikut :

Page 44: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

10

KONDISI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

KOMODITAS

SEGMENTASI PASAR

PERSIAPAN LAHAN

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN, TANAH,

KETINGGIAN, IKLIM

PENYIAPAN BENIH, BIBIT

PENYIAPAN TANAM, PEMUPUKAN, IRIGASI,

DRAINASE

PEMELIHARAAN, PEMBERANTASAN HAMA

& PENYAKIT

PANEN

PENANGANAN & PEMASARAN

Gambar 2. Tahapan Kegiatan Agribisnis

Page 45: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

11

Dari tahapan tersebut, maka faktor penentu keberhasil usaha

agribisnis terletak pada uapaya pemenuhan :

- Benih, bibit

- Pupuk

- Pengolahan tanah

- Pestisida

- Irigasi & drainase

- Pemeliharaan

- Pemanenan

- Keputusan dalam memasarkan produk (cara ijon atau dengan

pemasaran sendiri )

Apabila diamati dari beberapa faktor tersebut, sebenarnya masing-

masing elemen dapat pula dijadikan sebagai bagian dari unit usaha

lain yang dapat dikembangkan, sebagai contoh misalnya :

- Usaha penyedia benih, bibit, pupuk, pestisida, peralatan dan

mesin

- Usaha jasa penyewaan peralatan dan mesin pertanian

- Usaha pemasaran dan transportasi produk

Pengamatan di lapangan menunjukkan beberapa kegiatan

agribisnis yang banyak mendapat dukungan dari pemerintah

khususnya melalui BUMN antara lain seperti yang disajikan pada

gambar. Dari sekian banyak yang mendapatkan bantuan, dalam

kurun waktu 2 – 4 tahun usaha yang dibina telah mampu berkembang

dan meningkatkan kegiatan usahanya.

Page 46: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

12

Sumber : CDC Telkom (2004)

Gambar 3. Sektor Pertanian yang Mendapat Dukungan Pendanaan Dari BUMN sebagai Dana Kemitraan bagi UKMK

Pengalaman yang diperoleh dari Mitra Pembina atau Mitra

Pendamping Usaha Kecil Bidang Agribisnis menunjukkan bahwa tidak

semua usaha bidang pertanian, peternakan dan perikanan dapat

memberikan keuntungan yang signifikan bagi pelaku usahanya.

Dengan demikian bagi wirausahawan pemula yang akan terjun dalam

bidang ini, pemilihan komoditas agribisnis yang akan dilakukan

menjadi penting. Sebagai gambaran umum misalnya dari sekian

banyak tanaman hortikultura, ada beberapa komoditas yang dapat

memberikan nilai pendapatan yang signifikan bagi pelaku usahanya.

Dari contoh pada Tabel 2 diketahui bahwa tidak semua komoditas

tanaman akan memberikan keuntungan (profit) yang signifikan bagi

petani. Komoditas dengan tingkat produksi per satuan luas, profit per

satuan produk dan tingkat utilisasi lahan produksi yang lebih tinggi,

Kemungkinan diversifikasi olahan produk (untuk agroindustri) lebih

banyak, titik pulang modal (break even point) periode kembali modal

(pay back period) usaha tani yang sesingkat mungkin setidaknya

harus menjadi acuan pemilihan komoditas yang akan diusahakan.

Page 47: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

13

Tabel 2. Profit dan Titik Impas Usaha Budidaya Tanaman Menurut Prioritas Yang Diusahakan Petani Per Hektar *)

NO

KOMODITAS

BIAYA PRODUKSI (Rupiah)

PENDAPATAN PRODUKSI (Rupiah)

PROFIT PER MUSIM (Rupiah)

PROFIT PER BULAN (Rupiah)

BEP (kg)

BEP (ha)

1 Jagung 3122500 4400000 1.277.500 425833 3356 0.61 2 Cabe Merah 27041500 48000000 20.958.500 6986167 6724 0.42 3 Singkong 4092500 9000000 4.907.500 613438 11052 0.37 4 Tomat 11325000 45562500 34.237.500 8559375 2081 0.06 5 Kacang Tanah 3302500 4500000 1.197.500 399167 1251 0.63 6 Bawang Merah 11052000 8925000 -2.127.000 -709000 358630 30.14 7 Kacang Merah 4552500 9000000 4.447.500 1482500 1080 0.36

*) Menurut hasil studi kasus di Desa Palasari, Kec. Cibiru, Kota Bandung (2004).

Berbeda dengan kegiatan agribisnis, kegiatan agroindustri pada

dasarnya merupakan kegiatan tindak lanjut dari usaha yang dilakukan

dalam agribisnis dimana output dari agribisnis merupakan bahan baku

bagi kegiatan agroindustri. Dengan demikian tahapan kegiatannya

merupakan kelanjutan dari kegiatan agribisnis, yaitu sebagai berikut :

KONDISI PERMINTAAN

DAN PENAWARAN KOMODITAS

SEGMENTASI PASAR

PENGOLAHAN BAHAN BAKU PRODUK

AGRIBISNIS

PENGEMASAN & PEMASARAN

Gambar 4. Tahapan Kegiatan Agroindustri

Page 48: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

14

Pengolahan produk pertanian agribisnis menjadi produk

agroindustri dapat dilakukan sesuai dengan jenis produk akhir yang

diinginkan, sebagai contoh misalnya : apabila produk yang diinginkan

dari buah pisang adalah tepung pisang, maka proses pengolahannya

harus mengikuti tahapan pemilihan buah dengan kematangan 60% ,

pembersihan, pengupasan, perendaman buah, perlakuan bahan agar

tidak berwarna pucat, perajangan, pengeringan, penepungan

(pengecilan ukuran) dengan mesin, pengemasan. Sementara bila

produk akhir yang diinginkan adalah sale pisang, maka

pengolahannya adalah pemilihan buah dengan tingkat kematangan 90

– 95%, pengupasan, pengeringan, pemipihan dengan mesin atau alat

pemipih (roller), pengemasan. Dari kedua jenis produk, proses

pengolahan maupun mesin atau peralatan atau teknologi proses yang

digunakan berbeda. Dengan kata lain makin banyak produk akhir

yang ingin dibuat akan makin banyak pula teknologi proses yang

dibutuhkan. Beberapa contoh kategori kegiatan agroindustri menurut

tingkatan proses transformasi bahan bakunya adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Tahapan Aktivitas dan Ilustrasi Produk Agroindustri

AKTIVITAS PENGOLAHAN Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Pembersihan Pengupasan Pemasakan Perlakuan kimia Pemilihan Pemotongan Pasteurisasi Teksturisasi Pencampuran Pengalengan Dehidrasi Pendinginan Pengeringan Ekstraksi

ILUSTRASI PRODUK Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Buah segar Biji-bijian Produk susu Makanan instan Sayuran segar Daging Daging Ban Telur Bumbu Saos Parfum Pakan ternak Tekstil Obat-obatan Katun Minyak Karet Furnitur Kayu Gula

Page 49: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

15

Beberapa contoh model agroindustri yang dapat dikembangkan

misalnya seperti yang disajikan pada beberapa gambar berikut.

Gambar 5. Contoh Derivat Produk Agroindustri Dan Nilai Tambah Yang Dihasilkan

Page 50: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

16

Apabila dilihat dari sumber bahan bakunya, kegiatan

agroindustri akan dapat memberikan variabilitas usaha dan produk

yang lebih banyak daripada kegiatan agribisnis mulai dari budidaya

hingga tanaman atau ternak berproduksi saja. Menurut kategori jenis

tanaman atau ternak yang dibudidayakan, kegiatan agroindustri yang

dapat dikembangkan setidaknya membutuhkan bahan baku dari

tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman obat & industri,

peternakan dan perikanan.

Berikut adalah beberapa contoh pohon industri menurut jenis ko

awal yang dihasilkan.

Tabel 4. Contoh Jenis Komoditas Dan Kegiatan Agroindustri

NO JENIS KOMODITAS

CONTOH KOMODITAS

KEGIATAN AGROINDUSTRI

1 PALAWIJA SINGKONG KERIPIK GAPLEK TAPE : ETANOL CHIP : TEPUNG 2 TANAMAN

PERKEBUNAN KELAPA SABUT : SAPU, TALI,

FURNITUR DAUN : HIASAN, BAHAN

KEMASAN BATANG : HIASAN,

FURNITUR, LIDI : SAPU AIR : NATA DE COCO,

SIRUP, GULA DAGING BUAH : MINYAK,

SANTAN, MANISAN 3 TANAMAN

INDUSTRI NILAM DAUN & BATANG :

MINYAK ATSIRI LIMBAH : KOMPOS,

CAMPURAN OBAT 4 TERNAK SAPI PERAH SUSU KALENG KARAMEL KEJU YOUGHURT

Page 51: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

17

3. Aspek Penting Dalam Perencanaan Usaha Dalam Agribisnis Dan Agroindustri

Pada saat seseorang memutuskan untuk memulai usahanya,

maka pada saat itu pula ia harus dapat merencanakan kegiatan

usahanya dengan baik. Kesalahan dalam perencanaan merupakan

suatu langkah awal menuju kegagalan.

Kegiatan perencanaan usaha setidaknya mengikuti beberapa

tahapan, antara lain :

1. Menganalisis situasi yang berhubungan usaha yang akan

dilakukan.

Pada tahapan ini perlu diketahui situasi dan kondisi pasar yang

akan dijadikan obyek usaha, baik yang menyangkut produk

yang prospektif (prospek produk), lokasi, karakteristik

konsumen, segmen pasar yang akan dirujuk dan semua aspek

yang menyangkut kemungkinan usaha apa yang sebaiknya

akan dibuat atau dikembangkan. Sumber informasi yang dapat

diperoleh untuk mendapatkan gambaran situasi pasar potensial

dari usaha yang akan dikembangkan antara lain : Media massa

(koran, majalah, televisi, radio), internet, melihat langsung di

lapangan (survey pasar) atau informasi yang diperoleh dari

teman (kolega) yang mengelola suatu usaha. Berdasarkan

informasi awal yang diperoleh maka usaha apa yang akan

dilakukan dapat segera dianalisis kemungkinan pelaksanaan dan

kelayakannya. Perkiraan target produksi produk dalam kaitan

dengan perencanaan usaha dapat ditentukan dengan

menggunakan pendekatan perkiraan atau hitungan kebutuhan

dari data terkait usaha bidang yang akan dimasuki.

Page 52: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

18

2. Pemahaman tentang organisasi dan tata laksana perusahaan.

Kegiatan berikutnya yang harus dilakukan sebelum memulai

berwirausaha adalah bekal pemahaman tentang bagaimana

menjalankan suatu usaha baik dari segi pembentukan badan

usaha (organisasi usaha), manajemen organisasi usaha maupun

pengetahuan tentang manajemen keuangannya. Dalam tahapan

ini seorang wirausahawan perlu mengetahui dan menguasai

beberapa aspek penting dalam pengelolaan usaha seperti :

a. Bagaimana menentukan harga pokok dan harga jual produk,

penentuan volume produksi (bila produk tersebut diproduksi

sendiri) dan perhitungan titik impas usaha, sistem

pembukuan keuangan.

b. Pengetahuan tentang konsep bunga uang (cara hitung

bunga) yang diperlukan dalam menentukan seberapa besar

tingkat keuntungan perusahaan dapat diperoleh dan untuk

antisipasi kegiatan usaha yang sistem keuanganya

melibatkan perbankan (misalnya modal diperoleh dari

pinjaman bank).

c. Kemampuan dalam menganalisis alternatif usaha yang paling

menguntungkan sehingga usaha yang dilakukan dapat

berjalan dengan baik dan dalam jangka waktu yang lama

atau bisa dialih generasikan.

d. Bagaimana cara menjalin kemitraan dengan berbagai pihak

terkait dengan dunia usaha, baik itu bank, koperasi, dinas

instansi terkait, lembaga riset & pengembangan. Dengan

demikian pengetahuan dan keterampilan membuat proposal

dan teknik negosiasi sangat dipelukan.

Page 53: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

19

3. Melakukan studi kelayakan usaha

Sebagai tahapan akhir dari kegiatan perencanaan usaha adalah

menganalisis kelayakan ekonomi dari usaha yang akan

didirikan. Bekal pengetahuan dasar sebelumnya akan dapat

menunjang dalam melakukan analisis kelayakan ekonomi

kegiatan usaha. Untuk menganalisis kelayakan ekonomi dari

suatu diperlukan perkiraan pendapatan dan pengeluaran biaya

yang akan terjadi seandainya usaha tersebut jadi dilaksanakan.

Oleh karena pada tahapan ini baru berupa perencanaan, maka

dalam analisisnya diperlukan harga atau nilai-nilai perkiraan.

Apabila kriteria kelayakan ekonomi terpenuhi, maka kegiatan

usaha dapat dilakukan.

4. Mengelola sistem produksi dalam berusaha dengan cara yang

efektif dan efisien

Kegiatan ini terkait dengan bagaimana memadukan unsur

Manusia, Mesin, Material (bahan baku), Metode Kerja, Modal

Kerja, dan Memasarkan Produk dengan seefektif dan seefisien

mungkin.

5. Menjaga usaha yang dilakukan agar berkesinambungan dengan

mengacu pada kaidah 3K yaitu : KAPASITAS, KUALITAS dan

KONTINYUITAS.

Kaidah ini mengandung makna bahwa usahakan kegiatan usaha

selalu memenuhi kapasitas standar bagi pemenuhan target

produksi yang direncanakan dengan tidak melupakan unsur

kualitas produk yang baik dan terjaga (kesehatan, penampakan,

aman, dan manfaat) serta dapat diproduksi secara kontinyu

(berkesinambungan).

Page 54: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

20

4. Pedoman Sederhana Menghitung Kelayakan Usaha Agribisnis Dan Agroindustri Setiap pelaku usaha selalu menginginkan usahanya tidak rugi,

oleh karenanya pada awal kegiatan memulai usahanya terlebih dahulu

dilakukan perhitungan sederhana atau kalkulasi apakah kegiatan

usaha yang akan dilakukan tersebut menguntungkan ataukah tidak.

Cara sederhana untuk memperkirakan apakah usaha yang akan

dilaksanakan itu menguntungkan atau tidak adalah dengan

menghitung beberapa item biaya dan pendapatan sebagai berikut :

1. Perkiraan biaya investasi untuk kurun waktu usaha tertentu

2. Perkiraan biaya produksi (operasi produksi)

3. Perkiraan pendapatan selama periode usaha tertentu

4. Perhitungan nilai bersih usaha dengan mempertimbangkan

aspek bunga bank

5. Perhitungan periode pengembalian investasi

Untuk lebih mudahnya dapat dipelajari dengan menggunakan contoh

kasus berikut.

Contoh Profil Usaha Budidaya dan Pemasaran Produk Jamur Shimeiji

Pendahuluan

Berdasarkan penelitian, di dunia dikenal lebih dari 2.000 jenis

jamur yang dapat dimakan, 50 jenis diantaranya telah dibudidayakan

di Indonesia dan dapat dimakan. Jamur yang umum dibudidayakan

untuk tujuan komersial antara lain jamur kuping (Auricularia

polytricha), jamur payung/shiitake (Lentinus edodes) dan jamur tiram

putih/shimeiji (P!eurotus ostreatus). Dari kandungan gizinya jamur

segar lebih banyak mengandung protein nabati dibandingkan dengan

Page 55: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

21

jenis sayuran lainnya. Sebagai contoh jamur kuping, kadar proteinnya

7,7% dan karbohidratnya mencapai 73,6%. Selain itu jamur

bermanfaat untuk menguatkan tubuh, anti tumor, anti virus, anti

bakteri dan bisa menurunkan kolesterol (Trubus, 1988).

Prospek memasyarakatkan jamur kayu di Indonesia cukup

besar hal ini didasarkan hasil penelitian Suprapti dalam Trubus (1988)

yaitu bahwa dengan menguji rasa, aroma, konsistensi, pengolahan

dan tingkat pengenalan terhadap jamur tiram pink, tiram putih dan

jamur kuping pada kelompok etnik Sunda, Jawa dan Luar Jawa

(Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Ambon) ternyata jamur-jamur

yang ditanam pada limbah industri dapat diterima oleh masyarakat

sebagai sumber makanan tambahan.

Dalam pemakaian bahan bahan baku produksi jamur sebaiknya

mempertimbangkan beberapa hal seperti :

1. Media tanam dapat diganti-ganti dengan bahan-bahan yang mudah

diperoleh.

2. Prinsip untuk media tumbuh jamur adalah limbah .yang

mengandung selulosa dan lignin seperti jerami, daun pisang,

ampas tebu, tongkol jagung, sekam padi, dedak, sisa Ampas

kapas, kulit kacang tanah dan serbuk gergaji.

3. Penggunaan bahan baku yang murah harganya dan diusahakan

dengan cara memanfaatkan limbah pertanian yang jumlahnya

besar, sebagi contoh misalnya serbuk gergaji (limbah kayu

gergajian). Bila serbuk gergaji merupakan 40% dari masukan kayu

dengan perkiraan kebutuhan kayu rata-rata di suatu daerah sekitar

50 ribu meter kubik/tahun, maka jumlah serbuk gergaji yang

dapat dimanfaatkan akan mencapai sekitar 20 ribu meter

kubik/tahun dan ini jumlah yang sangat besar dan sangat

menguntungkan.

Pada dasarnya banyak elemen usaha budidaya jamur shimeiji

yang dapat dijadikan sumber usaha, antara lain :

Page 56: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

22

a. Penyediaan bibit.

b. Penjualan produk jamurnya itu sendiri.

c. Penjualan produk olehan dari jamur dalam kemasan.

Masing-masing produk yang dikembangkan akan memiliki nilai

jual yang berbeda-beda tergantung dari kreatifitas dan cara

peningkatan nilai tambahnya. Untuk melihat kelayakan usaha

budidaya dan pemasaran jamur shimeiji ini perlu diketahui berapa

kebutuhan investasi .

Kebutuhan Investasi

Pada dasarnya ada dua modal yang diperlukan untuk

melakukan usaha budidaya jamur shimeiji, yakni modal tetap dan

modal variabel. Modal tetap dalam hal ini adalah modal yang

diperlukan untuk mengadakan fasilitas berupa peralatan dan

bangunan tempat produksi. Sedangkan modal berjalan atau modal

variabel adalah modal yang diperlukan untuk kegiatan operasional

proses produksi selama kegiatan usaha tersebut berlangsung hingga

periode waktu tertentu. Untuk memudahkan dalam perhitungan

diasumsikan bahwa semua peralatan dan bangunan yang termasuk ke

dalam modal tetap atau asset tetap tersebut memiliki umur teknis

yang sama yaitu untuk jangka waktu operasi selama 3 tahun. Data

lengkap untuk perhitungan modal tetap dan modal berjalan usaha

budidaya jamur shimeiji ini adalah sebagaimana disajikan pada tabel

berikut :

Page 57: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

23

Tabel 5. Perhitungan Modal Tetap untuk Umur Pakai 3 Tahun

NO

JENIS MODAL

BIAYA (Rp.)

1 Tangki sterilisasi 100.000 2 Kompor semawar 100.000 3 Rak kayu 125.000 4 Drum bekas 4 buah 120.000 5 Tempat minyak tanah 15.000 6 Lampu spirtus 25.000 7 Thermometer 10.000 8 Timbangan kue 115.000 9 Sprayer tangan 6.000

10 Terpal 45.000 11 Saringan serbuk gergaji 35.000 12 Sekop 59.000 13 Ember 35.000 14 Bak sortasi 125.000 15 Sendok bibit 15.000 16 Hygrometer 75.000 17 Spuyer kawat 3.000 18 Bangunan kumbung 81 m2 @ Rp.

50000 4.050.000

Jumlah Modal Tetap

5.058.000

Catatan : Standar ongkos dihitung untuk tahun 2004 yang lalu

Perhitungan modal tetap di atas belum termasuk kebutuhan

dana atau modal untuk menjalankan usaha budidaya jamur shimeiji,

seperti : dana untuk pembelian bibit, serbuk gergaji, dedak, kapur,

tepung jagung dan bahan-bahan lainnya. Sedangkan untuk dana

operasional (modal berjalan) perinciannya adalah sebagai berikut :

Page 58: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

24

Tabel 6. Perhitungan Modal Berjalan untuk 1 Tahun Kegiatan Produksi NO

JENIS MODAL

BIAYA (Rp.)

A Bahan 1 Serbuk gergaji 7,5 ton @ Rp.60000/6 bulan 900.000 2 Dedak halus 1,5 ton @ Rp. 600000/6 bulan 1.800.000 3 Gips 75 kg @ Rp. 1500/6 bulan 225.000 4 Kapur (CaCO3) 225 kg @ Rp.400/6 bulan 180.000 5 Tepung jagung 150 kg @ Rp.2000/6 bulan 600.000 6 TSP 12,5 kg @ Rp. 3500/6 bulan 87.500 7 Plastik (25 x 35 cm2) 75 kg @ Rp.7500/6

bulan 1.125.000

8 Minyak tanah 1500 liter @ Rp. 400/6 bulan 1.200.000 9 Cincin bambu 10000 buah @ Rp. 50/6 bulan 1.000.000 10 Karet cincin 6 kg @ Rp. 15000/6 bulan 180.000 11 Kapas sumbat 15 kg @ Rp. 7500/6 bulan 225.000 12 Bibit jamur 450 botol @ Rp. 3000/6 bulan 2.700.000 Jumlah Biaya Bahan Produksi 10.222.500

B Tenaga Kerja 1 Pencampuran media 20 HKP @ Rp. 7000 280.000 2 Pengisian polibag 100 HKW @ Rp. 5000 1.000.000 3 Sterilisasi 20 HKP @ Rp. 7000 280.000 4 Pemeliharaan 30 HKP @ Rp. 7000 420.000 5 Panen 100 HKW @ Rp. 5000 1.000.000 Jumlah Biaya Tenaga Kerja 2.980.000

TOTAL MODAL BERJALAN PER TAHUN (A+B)

13.202.500

Catatan : Standar ongkos dihitung untuk tahun 2004 yang lalu

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk investasi fasilitas

peralatan dan bangunan (modal tetap atau asset tetap) selama 3

tahun produksi jamur shimeiji diperkirakan sebesar Rp. 5.058.000,-

sedangkan modal berjalan atau modal yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan budidaya jamur tersebut selama satu tahun

adalah sebesar Rp. 13.202.500,- dengan luasan produksi satu hektar

dan kapasitas produksi per tahun sebesar 6400 kg. Total dana yang

harus disediakan untuk menjalankan usaha budidaya jamur shimeiji

ini untuk satu tahun berdasarkan data dari petani jamur dan data dari

Page 59: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

25

berbagai literatur adalah sebesar Rp. 18.260.500,-, yakni dana untuk

modal tetap dan modal operasional produksi jamur selama 1 tahun.

Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk

Setelah biaya investasi awal ditetapkan, data lain yang

diperlukan untuk menganalisis kelayakan usaha produksi dan

pemasaran jamur adalah data biaya pokok atau harga pokok produk

dalam jumlah tertentu. Menurut informasi yang diperoleh dari petani

dan literatur diketahui bahwa untuk luas areal produksi 1 hektar per

tahun dapat dihasilkan jamur shimeiji sebanyak 2 x 3200 kg (2

musim per tahun) atau sebanyak 6400 kg dengan harga jual jamur

shimeiji per kg adalah Rp. 5.000,- Perhitungan harga pokok produk

per kg selengkapnya disajikan pada Tabel 7.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga pokok jamur

shimeiji per kg sebesar Rp. 4.079,- dengan harga jual jamur yang

umum di pasaran adalah sebesar Rp. 5.000 per kg. Dengan demikian

dari setiap kg jamur yang terjual diperoleh keuntungan kotor sebesar

Rp. 921,- atau untuk kapasitas produksi per tahun 6.400 kg yang

terjual habis akan diperoleh keuntungan kotor sebesar

Rp. 5.894.400,- per tahun. Harga pokok produksi jamur sebesar Rp.

4.079 tersebut adalah merupakan biaya variabel yang dapat

digunakan untuk menentukan titik impas produksi jamur dalam kurun

waktu produksi tertentu (misalnya dalam periode produksi tahunan).

Untuk melihat periode pengembalian investasi menurut titik impas

modal usaha (Break even Point) diperlukan data biaya tetap per tahun

dari investasi awal, biaya pokok per satuan produk dan harga jual per

satuan produknya. Data yang diperoleh untuk menentukan titik impas

tersebut disajikan pada Tabel 8.

Page 60: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

26

Tabel 7. Contoh Perhitungan untuk Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk Jamur shimeiji

NO JENIS BIAYA TOTAL BIAYA (Rp) I BIAYA PRIMER (BAHAN & BURUH LANGSUNG) A Bahan Langsung 1 Bibit jamur 450 botol @ Rp. 3000/6 bulan 2.700.000 B Buruh Langsung 1 Pencampuran media 20 HKP @ Rp. 7000/6 bulan 280.000 2 Pengisian polibag 100 HKW @ Rp. 5000/6 bulan 1.000.000 3 Sterilisasi 20 HKP @ Rp. 7000/6 bulan 280.000 4 Pemeliharaan 30 HKP @ Rp. 7000/6 bulan 420.000 JUMLAH BIAYA PRIMER (A + B) 4.680.000

II BIAYA TAK LANGSUNG A Bahan Tak Langsung 1 Serbuk gergaji 7,5 ton @ Rp.60000/6 bulan 900.000 2 Dedak halus 1,5 ton @ Rp. 600000/6 bulan 1.800.000 3 Gips 75 kg @ Rp. 1500/6 bulan 225.000 4 Kapur (CaCO3) 225 kg @ Rp.400/6 bulan 180.000 5 Tepung jagung 150 kg @ Rp.2000/6 bulan 600.000 6 TSP 12,5 kg @ Rp. 3500/6 bulan 87.500 7 Plastik (25 x 35 cm2) 75 kg @ Rp.7500/6 bulan 1.125.000 8 Minyak tanah 1500 liter @ Rp. 400/6 bulan 1.200.000 9 Cincin bambu 10000 buah @ Rp. 50/6 bulan 1.000.000 10 Karet cincin 6 kg @ Rp. 15000/6 bulan 180.000 11 Kapas sumbat 15 kg @ Rp. 7500/6 bulan 225.000 B Buruh Tak Langsung 1 Panen 100 HKW @ Rp. 5000/ 6 bulan 1.000.000 C Biaya Tak Langsung Lainnya 0 JUMLAH BIAYA TAK LANGSUNG (A+B+C) 8.522.500

III BIAYA PRODUKSI (BIAYA I + II) 13.202.500 IV BIAYA KOMERSIAL A Biaya Administrasi 1 Gaji pegawai per tahun 9.000.000 2 Belanja administrasi per tahun 3.000.000 B Biaya Pemasaran 1 Biaya pemasaran dan advertensi per tahun 900.000 JUMLAH BIAYA KOMERSIAL (A + B) 12.900.000 BIAYA POKOK (HARGA POKOK)

V = BIAYA PRODUKSI + BIAYA KOMERSIAL 26.102.500 (untuk 6400 kg produksi jamur per tahun)

BIAYA POKOK (HARGA POKOK) PER KG JAMUR 4.079 HARGA JUAL PER KG JAMUR 5.000

KEUNTUNGAN KOTOR PER KG JAMUR 921

Page 61: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

27

Tabel 8. Perhitungan Biaya Tetap Fasilitas Produksi Jamur Shimeiji

DATA PERHITUNGAN

NILAI (Rp.)

1. Investasi awal (P) 5.058.000 2. Nilai akhir asset (S) diasumsikan = 10% P 505.800 3. Depresiasi : CRF * (P-S)x(A/P,12%,3) = (P-S) x (0,4164)

1.895.536

4. Pajak (asumsi 10% P) 505.800 5. Asuransi 0 6. Perawatan alat & fasilitas (asumsi 5% P) 252.900 BIAYA TETAP PER TAHUN (1+2+3+4+5) 2.654.236

Titik impas (BEP) dalam hal ini dihitung dengan menggunakan

persamaan

Biaya Tetap per tahun BEP = --------------------------------------------------------------------- (Harga jual produk/kg - Biaya variabel produk/kg) dimana Biaya tetap produksi jamur (BT) = Rp. 2.654.236

Harga jual produk per kg = Rp. 5.000

Biaya variabel produk per kg = Rp. 4.079

2.654.236 BEP = ----------------------- = 2.882 kg 5.000 - 4.079

Berdasarkan nilai BEP dapat disimpulkan bahwa titik impas

untuk usaha budidaya jamur shimeiji ini adalah pada kapasitas

produksi minimum 2.882 kg atau pada saat produksi awal investasi

sudah dapat kembali lagi (yakni pada 6 bulan pertama dengan

kapasitas produksi 3.200 kg).

Page 62: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

28

Perhitungan Kelayakan Ekonomi Usaha

Untuk memperkirakan tingkat pendapatan dan biaya selama

jangka waktu analisis usaha produksi jamur shimeiji diperlukan data

harga pokok produksi dan harga jual produk dari hasil perhitungan

sebelumnya. Diasumsikan bahwa usaha budidaya jamur shimeiji ini

berproduksi pada kapasitas rutin selama 3 tahun sebesar 6.400 kg,

sehingga perkiraan biaya tahunan dan penerimaan tahunannya dapat

dihitung sebagai berikut :

Tabel 9. Perkiraan Biaya dan Penerimaan Penjualan Jamur Shimeiji

PERKIRAAN PENDAPATAN TAHUN JUMLAH

PRODUK SATUAN HARGA

JUAL (Rp) TOTAL PENDAPATAN

(Rp) Tahun 0 - - - - Tahun 1 6.400 kg 5.000 32.000.000 Tahun 2 6.400 kg 5.000 32.000.000 Tahun 3 6.400 kg 5.000 32.000.000 + 505.800

*) PERKIRAAN BIAYA

TAHUN JUMLAH PRODUK

SATUAN HARGA POKOK (Rp)

TOTAL BIAYA (Rp)

Tahun 0 - - - 5.058.000 **) Tahun 1 6.400 kg 4079***) 26.105.600 Tahun 2 6.400 kg 4079 26.105.600 Tahun 3 6.400 kg 4079 26.105.600

Keterangan : *) Pendapatan dari hasil penjualan produk dan nilai akhir asset **) Biaya investasi peralatan dan bangunan (asset tetap) Tabel 8. ***) Harga pokok sudah termasuk komponen biaya tetap tahunan

Perhitungan kelayakan ekonomi untuk produksi jamur shimeiji

selama 3 tahun kegiatan usaha (disesuaikan dengan perkiraan umur

teknis peralatan dan bangunan / asset tetap untuk budidaya jamur)

adalah sebagai berikut :

Page 63: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

29

Tabel 10. Hasil Perhitungan Kelayakan Ekonomi Produksi Jamur Shimeiji Selama 3 Tahun Produksi

PERHITUNGAN NILAI SEKARANG PENDAPATAN Untuk tingkat suku bunga 12% per tahun

TAHUN FAKTOR PENDAPATAN NILAI SEKARANG Tahun 0 1.0000 - Tahun 1 0.8929 32.000.000 28.572.800 Tahun 2 0.7972 32.000.000 25.510.400 Tahun 3 0.7118 32.505.800 23.137.628

Total Nilai Sekarang Pendapatan 77.220.828 PERHITUNGAN NILAI SEKARANG BIAYA

Untuk tingkat suku bunga 12% per tahun TAHUN FAKTOR BIAYA NILAI SEKARANG Tahun 0 1.0000 5.058.000 5.058.000 Tahun 1 0.8929 26.105.600 23.309.690 Tahun 2 0.7972 26.105.600 20.811.384 Tahun 3 0.7118 26.105.600 18.581.966

Total Nilai Sekarang Biaya 67.761.040 Net Present Value (Pendapatan -

Biaya) 9.459.788

BC Ratio (Nilai sekarang Pendapatan/Biaya)

1.14

IRR 51,03% Keterangan : Nilai sekarang = faktor bunga x pendapatan atau biayanya. Faktor bunga yang dihitung adalah (P/F,i%,n)

Dengan melihat nilai NPV > 0; BC Ratio > 1 dan IRR > suku

bunga analisis yang berlaku saat ini di pasar (MARR = 12% per

tahun), dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya jamur shimeiji ini

secara ekonomi menguntungkan dan memiliki prospek ekonomi yang

baik.

IRR dalam hal ini diperoleh dengan cara coba-coba untuk

tingkat suku bunga yang berbeda. Pada suku bunga 12% diperoleh

NPV sebesar Rp. 9.459.788 sedangkan pada suku bunga 15%

diperoleh NPV sebesar Rp. 8.732.658 Ke dua NPV pada masing-

masing tingkat suku bunga tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

persamaan IRR, yaitu :

Page 64: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

30

IRR = i1 - NPV1 * (i2 - i1)/(NPV2-NPV1)

IRR = 12% - 9.459.788 * (15% - 12%)/(8.732.658 - 9.459.788)

= 12% + 39,03%

= 51,03%

Dari data hasil perhitungan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa usaha dalam bidang produksi dan pemasaran produk jamur

shimeiji secara ekonomi menguntungkan. Gambaran keuntungan

yang diperoleh dalam hal ini belum termasuk nilai tambah yang

didapatkan dari hasil penjualan produk lainnya yaitu : bibit jamur

shimeiji (kultur awal) dan produk olahan lainnya dengan bahan baku

dari jamur shimeiji. Dengan demikian wirausaha dalam pemasaran

produk jamur shimeiji ini memiliki prospek yang baik untuk

dikembangkan lebih lanjut.

Selain dengan BEP perhitungan periode pengembalian investasi

dapat pula dihitung dengan menggunakan cara periode kembali (pay

back period) yaitu dengan cara sebagai berikut :

Tabel 11. Perhitungan Periode Pengembalian Investasi

TAHUN TOTAL PENDAPATAN (Rp)

TOTAL BIAYA (Rp)

TOTAL SALDO (Rp)

Tahun 0 0 5.058.000 - 5.058.000 Tahun 1 32.000.000 26.105.600 836.400 Tahun 2 32.000.000 26.105.600 6.730.800 Tahun 3 32.505.800 26.105.600 13.131.000

Dari tabel di atas diketahui bahwa periode pengembalian investasinya

pada tahun 1 (pertama). Hal ini sesuai dengan perhitungan BEP

dimana modal kembali sekitar 6 bulan pertama usaha tersebut

berjalan.

Page 65: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

31

BAHAN KEPUSTAKAAN 1. Buchari Alma, 1999. Kewirausahaan. Panduan Perkuliahan.

Penerbit Alfabeta. Bandung. 2. CDC Telkom. 2004. Bahan Presentasi Program Kemitraan BUMN. 3. Porter M.E., 1985. Competitive Advantage. Creating and

Sustaining Superior Performance. The Free Press. A Division of Macmillan Inc. New York

4. PT. Cipta Andhika Persada Bandung. 2004. Identifikasi Model Sinergi Usahatani Pola Konfigurasi Umum Dan Khusus Serta Implementasinya Dalam Rangka Revitalisasi Pertanian Kota. Laporan Akhir Kegiatan.

5. Roni Kastaman, 2000. Pengantar Ekonomi Teknik. Modul Tutorial. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Bandung.

6. Schwartz, 1978. The Magic of Thinking Big. Alih Bahasa oleh Sumantri Mertodipuro. Penerbit Gunung Jati. Jakarta

7. Steinhoff D., John F. B., 1993. Small Business Management Fundamentals. International Editions. Mc Graw Hill Book Company. Singapore.

8. www.bi.go.id., 2002. Ringkasan Eksekutif Usaha Kecil dan Menengah di Propinsi Jawa Barat

Page 66: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

32

Lampiran. Rumus Hitung Dan Cara Analisis Kelayakan Usaha

Tabel Faktor Bunga dan Rumus Bunga

DIKETAHUI

DICARI

FAKTOR BUNGA

RUMUS BUNGA

P

F

( )1 + i n

= (F/P,i,n)

F = P(F/P,i,n)

F

P

11( )+ i n

= (P/F,i,n)

P = F(P/F,i,n)

F

A

ii n( )1 1+ −

= (A/F,i,n)

A = F(A/F,i,n)

P A i ii

n

n

( )( )

11 1

++ −

= (A/P,i,n)

A = P(A/P,i,n)

A

F

( )1 1+ −ii

n

= (F/A,i,n)

F = A(F/A,i,n)

A

P

( ). ( )

1 11+ −

+i

i i

n

n

= (P/A,i,n)

P = A(P/A,i,n)

Tentukan nilai rumus bunga (F/P, 5%,5) atau yang berarti sejumlah

uang pada saat sekarang (P) yang akan dicari nilainya pada saat

yang akan datang (F) dengan suku bunga 5% dan jangka waktu

hitungan 5 tahun.

Pembahasan :

Langkah pertama : lihat tabel bunga sebagaimana contoh berikut :

Contoh Penyajian Tabel Bunga untuk Tingkat Suku Bunga 5%

i % suku bunga

n (tahun)

F/P

P/F

A/F

A/P

F/A

P/A

5% 5 1,2763 0,7835 0,1809 0,2309 5,526 4,329 6 1,3401 0,7462 0,1470 0,1970 6,802 5,076 7 1,4071 0,7107 0,1228 0,1728 8,142 5,786 8 1,4775 0,6768 0,1047 0,1547 9,549 6,463 9 1,5513 0,6446 0,0906 0,1406 11,027 7,108 10 1,6289 0,6139 0,0795 0,1295 12,578 7,722

Page 67: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

33

Langkah ke dua : Cari tabel bunga untuk suku bunga yang diinginkan

Pada contoh ini suku bunganya adalah 5%

Langkah ke tiga : Cari nilai faktor yang diinginkan.

Faktor bunga yang dicari adalah (F/P,5%,5), yaitu dengan melihat

pada kolom F/P dalam tabel bunga untuk bilangan tahun (n) = 5 yang

terletak pada baris ke 5 hingga didapat nilai faktor bunga sebesar

1,2763. (Gambar 4.1.)

Hasil hitung manual dengan rumus : ( )1 + i n akan sama dengan

yang diperoleh melalui tabel bunga. Untuk (F/P,5%,5) = (1 + .05)5 =

1,2763

i % suku bunga

n (tahun)

F/P

P/F

A/F

A/P

F/A

P/A

5% 5 1,2763 0,7835 0,1809 0,2309 5,526 4,329 6 1,3401 0,7462 0,1470 0,1970 6,802 5,076 7 1,4071 0,7107 0,1228 0,1728 8,142 5,786

( F/P : 5% : 5 )

diperoleh

faktor = 1,2763

Gambar Mencari Nilai Faktor Bunga pada Tabel Bunga

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan

ekonomi suatu investasi usaha antara lain yaitu :

1. Metode ekivalensi nilai sekarang (present worth analysis) atau

lebih dikenal dengan isitilah umum NPV atau Net Present value.

Metode ini didasarkan atas nilai sekarang bersih dari hasil

perhitungan nilai sekarang aliran dana masuk (penerimaan)

dengan nilai sekarang aliran dana keluar (pengeluaran) selama

jangka waktu analisis dan suku bunga tertentu. Kriteria

Page 68: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

34

kelayakannya adalah apabila nilai sekarang bersih atau NPV > 0,

yang dirumuskan dengan : NPV = (Σ PV Pendapatan) - (Σ PV

Pengeluaran)

2. Metode ekivalensi nilai tahunan (annual worth analysis).

Metode ini didasarkan atas ekivalensi nilai tahunan dari aliran dana

masuk dan aliran dana keluar (nilai Abersih). Kriteria kelayakannya

adalah bila nilai Abersihnya positif atau lebih besar dari nol (Abersih >

0)

3. Metode ekivalensi nilai yang akan datang (future worth analysis).

Metode ini hampir sama dengan dua metode sebelumnya hanya

yang dihitung adalah nilai yang akan datangnya. Kriteria

kelayakannya juga sama yaitu bila nilainya lebih besar dari nol.

4. Metode periode pengembalian modal (payback period analysis).

Metode periode pengembalian modal ini berbeda dengan metode-

metode lainnya. Pada metode ini tidak digunakan perhitungan

dengan menggunakan rumus bunga, akan tetapi yang dianalisis

adalah seberapa cepat modal atau investasi yang telah dikeluarkan

dapat segera kembali. Kriteria penilaiannya adalah semakin singkat

pengembalian investasi akan semakin baik.

5. Metode rasio manfaat dan biaya (benefit cost ratio analysis) atau

lebih dikenal dengan istilah BC Ratio.

Metode BC Ratio pada dasarnya menggunakan data ekivalensi nilai

sekarang dari penerimaan dan pengeluaran, yang dalam hal ini BC

Ratio adalah merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari

penerimaan atau pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

investasi dengan nilai sekarang dari pengeluaran (biaya) selama

investasi tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu.

Kriteria kelayakannya adalah bila nilai BC Ratio > 1. dan

dirumuskan dengan :

BCR = (Σ Nilai Sekarang Pendapatan) : (Σ Nilai sekarang

Pengeluaran)

Page 69: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)

35

6. Metode tingkat suku bunga pengembalian modal (rate of return

analysis) atau lebih dikenal dengan nama IRR (Internal Rate of

Return).

IRR adalah suatu nilai penunjuk yang identik dengan seberapa

besar suku bunga yang dapat diberikan oleh investasi tersebut

dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum (suku

bunga pasar atau Minimum Attractive Rate of Return / MARR).

Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV = 0, dengan perkataan

lain bahwa IRR tersebut mengandung makna suku bunga yang

dapat diberikan investasi, yang akan memberikan NPV = 0. Syarat

kelayakannya yaitu apabila IRR > suku bunga MARR. Untuk

menghitung IRR dapat digunakan cara coba-coba dengan formula

berikut :

IRR = i1 - NPV1 * (i2 - i1)/(NPV2-NPV1)

dimana :

i1 = suku bunga ke 1

NPV1 = Net Present Value pada suku bunga ke 1

i2 = suku bunga ke 2

NPV2 = Net Present Value pada suku bunga ke 2