47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)
DESCRIPTION
agribisnisTRANSCRIPT
![Page 1: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/1.jpg)
MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS
DAN AGROINDUSTRI
Oleh :RONI KASTAMAN
Disampaikan Pada Acara Kegiatan Pembekalan Peningkatan Keterampilan Dan Wawasan
Pegawai Dalam Masa Persiapan Purna Tugas Di Lingkungan Perum Jasa Tirta II
Jatiluhur, 6 April 2005
![Page 2: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/2.jpg)
GAMBARAN UMUM• Di Jawa Barat terdapat 6.751.999 unit UKMK
atau 99,89% dari total kelompok usaha• Pertanian Tanaman Pangan = 84,97% • Perkebunan = 11,83%• Perikanan = 1,15%• Peternakan = 0,25%• Kehutanan = 0,02% • Jenis Pertanian Lainnya = 1,78%
![Page 3: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/3.jpg)
BIDANG PERTANIAN (AGRIBISNIS & AGROINDUSTRI)
MASIH MENDOMINASI UKMK
• Agribisnis adalah kegiatan usaha yang membudidayakan tanaman, ternak mulai dari saat awal pertumbuhan hingga menghasilkan produk siap konsumsi dan siap olah untuk proses lebih lanjut.
• Agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan mentah dari pertanian termasuk di dalamnya tanaman dan ternak sedemikian rupa menghasilkan produk hasil olahan yang beragam jenis dan manfaatnya.
![Page 4: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/4.jpg)
PROSPEK USAHA BIDANG AGRIBISNIS & AGROINDUSTRI
• Kebutuhan pasar domestik tinggi karena populasi penduduk banyak.
• Variabilitas produk yang dapat dihasilkan untuk pasar domestik dan ekspor tinggi
• Dukungan sumberdaya alam memadai• Kondisi geografis Indonesia
diuntungkan• Berada pada jalur lalu lintas
perdagangan dunia
![Page 5: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/5.jpg)
KARAKTERISTIK PRODUK PERTANIAN
• Mudah rusak karena pengaruh fisik, kimia atau biologi
• Bersifat klimaterik (respon terhadap udara luar disekeliling produk tinggi)
• Umur produksi agak lama (3 bulan hingga tahunan)
• Umur konsumsi dalam bentuk segar pendek
• Memegang peranan penting dalam pemenuhan sandang, papan, pangan, pakan
![Page 6: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/6.jpg)
![Page 7: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/7.jpg)
BEBERAPA FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM
AGRIBISNIS / AGROINDUSTRI
• Umur tanam hingga produksi• Lama konsumsi dari produk pertanian tersebut
(umur simpan)• Variabilitas bahan untuk diolah dari satu
produk ke produk yang lain• Cara penanganan pasca panen, penyimpanan
dan penyajian• Kesesuaian dengan standar yang ditetapkan• Penampakan produk dalam rangka menarik
minat konsumen• Aspek lingkungan pemasaran
![Page 8: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/8.jpg)
RANTAI NILAI USAHA
Pendukung Logistik
Manajemenproduksi
Sistem distribusi Pemasaran
Pelayanan pada
pelanggan
![Page 9: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/9.jpg)
TAHAPAN KEGIATAN DALAM AGRIBISNIS
![Page 10: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/10.jpg)
FAKTOR PENENTU AGRIBISNIS
• Benih, bibit• Pupuk• Pengolahan tanah• Pestisida• Irigasi & drainase• Pemeliharaan• Pemanenan• Keputusan dalam memasarkan produk (cara ijon
atau dengan pemasaran sendiri )
![Page 11: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/11.jpg)
Sektor Agribisnis denganDukungan BUMN
Sektor Pertanian Sektor Holtikultura1. Pertanian Padi 1. Tani tanaman sayuran2. Pertanian jagung 2. Tani tanaman buah-buahan3. Pertanian palawija 3. Tani tanaman hias/bunga4. Pertanian yang lain 4. Budidaya pembibitan
tanaman
Sektor Peternakan Sektor Perikanan:1. Peternak sapi/kerbau dll 1. Peternak ikan air tawar2. Peternak kambing/domba biri-biri 2. Peternak ikan air laut3. Peternak ayam, bebek dll 3. Peternak ikan air
payau/sungai4. Peternak unggas 4. Budi daya pembibitan
ikan/udang5. Budidaya pakan ternak dll
![Page 12: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/12.jpg)
ACUAN PEMILIHAN KOMODITAS AGRIBISNIS
• Komoditas dengan tingkat produksi per satuan luas
• Profit per satuan produk • Tingkat utilisasi lahan produksi yang lebih
tinggi• Kemungkinan diversifikasi olahan produk
lebih banyak• Titik pulang modal (break even point) atau
periode kembali modal (pay back period) • Umur produksi yang sesingkat mungkin
![Page 13: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/13.jpg)
ILUSTRASI PROFIT AGRIBISNIS
![Page 14: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/14.jpg)
TAHAPAN KEGIATAN DALAM AGROINDUSTRI
![Page 15: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/15.jpg)
AKTIVITAS & PRODUK AGROINDUSTRI
![Page 16: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/16.jpg)
CONTOH AGROINDUSTRI
![Page 17: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/17.jpg)
KOMODITAS & AKTIVITAS AGROINDUSTRI
![Page 18: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/18.jpg)
PERENCANAAN USAHA AGRIBISNIS & AGROINDUSTRI
• Menganalisis situasi yang berhubungan usaha yang akan dilakukan.– Permintaan pasar– Pangsa pasar & segmentasi pasar– Strategi memasuki pasar
• Pemahaman tentang organisasi dan tata laksana perusahaan.– Bagaimana menentukan harga pokok dan harga jual produk,
penentuan volume produksi dan perhitungan titik impas usaha, sistem pembukuan keuangan.
– Pengetahuan tentang konsep bunga uang (cara hitung bunga)
– Kemampuan dalam menganalisis alternatif usaha yang paling menguntungkan
– Bagaimana cara menjalin kemitraan • Melakukan studi kelayakan usaha• Mengelola sistem produksi dalam berusaha dengan cara yang
efektif dan efisien• Menjaga usaha yang dilakukan agar berkesinambungan
dengan mengacu pada kaidah 3K yaitu : KAPASITAS, KUALITAS dan KONTINYUITAS.
![Page 19: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/19.jpg)
CONTOH KEGIATAN AGRIBISNIS
![Page 20: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/20.jpg)
CONTOH KEGIATAN AGRIBISNIS
![Page 21: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/21.jpg)
CONTOH KEGIATAN AGRIBISNIS
![Page 22: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/22.jpg)
CONTOH KEGIATAN AGRIBISNIS
![Page 23: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/23.jpg)
CONTOH KEGIATAN AGROINDUSTRI
![Page 24: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/24.jpg)
CONTOH KEGIATAN AGROINDUSTRI
![Page 25: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/25.jpg)
CONTOH KEGIATAN AGROINDUSTRI
![Page 26: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/26.jpg)
Pedoman Sederhana MenghitungKelayakan Usaha
• Perkiraan biaya investasi untuk kurun waktu usaha tertentu
• Perkiraan biaya produksi (operasi produksi)
• Perkiraan pendapatan selama periode usaha tertentu
• Perhitungan nilai bersih usaha dengan mempertimbangkan aspek bunga bank
• Perhitungan periode pengembalian investasi
![Page 27: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/27.jpg)
![Page 28: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/28.jpg)
![Page 29: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/29.jpg)
![Page 30: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/30.jpg)
![Page 31: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/31.jpg)
![Page 32: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/32.jpg)
![Page 33: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/33.jpg)
![Page 34: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/34.jpg)
![Page 35: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/35.jpg)
1
MODUL PELATIHAN
MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS
DAN AGROINDUSTRI
OLEH :
RONI KASTAMAN
Disampaikan Pada Acara Kegiatan Pembekalan Peningkatan Keterampilan Dan
Wawasan Pegawai Dalam Masa Persiapan Purna Tugas Di Lingkungan Perum Jasa Tirta II
Jatiluhur, 4 – 7 April 2005
![Page 36: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/36.jpg)
2
MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
1. Pendahuluan
Usaha kecil menurut definisi dari Bank Indonesia, adalah usaha
dengan kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha), atau usaha yang memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 miliar, dimiliki WNI dan berdiri
sendiri (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/4/KEP/DIR
tanggal 4 April 1997 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil)
Menurut data Dinas KUKM Propinsi Jawa Barat, jumlah
kelompok usaha kecil di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2000 tercatat
sekitar 6.751.999 unit usaha kecil menengah atau 99,89% dari
jumlah keseluruhan kelompok usaha yang ada di Jawa Barat. Dari
jumlah tersebut, sektor usaha bidang pertanian masih mendominasi
dengan jumlah usaha (rumahtangga) sebanyak 4.094.672 unit atau
60,57% dari total keseluruhan usaha yang ada (www.bi.go.id, 2002).
Gambaran umum kegiatan usaha bidang pertanian tersebut antara
lain sebagai berikut :
1. Pertanian Tanaman Pangan = 84,97%
2. Perkebunan = 11,83%
3. Perikanan = 1,15%
4. Peternakan = 0,25%
5. Kehutanan = 0,02%
6. Jenis Pertanian Lainnya = 1,78%
Berdasarkan gambaran tersebut, usaha dengan basis bahan baku dari
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan untuk kondisi di
Jawa Barat masih menjadi perhatian utama. Permintaan akan
tanaman pangan dalam hal ini masih menjadi prioritas utama petani
mengingat kebutuhan hidup kebanyakan penduduk di Jawa Barat dan
![Page 37: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/37.jpg)
3
juga daerah lain masih tertumpu pada komoditas ini, terutama pada
tanaman padi dan palawija.
Secara garis besarnya kegiatan usaha kecil dan menengah
dengan mengambil basis kegiatan pertanian dapat dikelompokkan
dalam 2 kegiatan, yaitu : Agribisnis dan Agroindustri.
Agribisnis adalah kegiatan usaha yang membudidayakan
tanaman, ternak mulai dari saat awal pertumbuhan hingga
menghasilkan produk siap konsumsi dan siap olah untuk proses lebih
lanjut. Sedangkan agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan
mentah dari pertanian termasuk di dalamnya tanaman dan ternak
sedemikian rupa menghasilkan produk hasil olahan yang beragam
jenis dan manfaatnya.
Sebenarnya usaha dalam bidang agribisnis dan agroindustri
apabila dikelola dengan baik dapat menjadi lahan usaha yang sangat
menjanjikan, hal ini didasarkan atas pengamatan empiris di lapangan
bahwa sektor ini banyak menyerap tenaga kerja dan permintaan
pasar domestik maupun global cenderung mengalami peningkatan.
Sebagai contoh misalnya. Untuk pemenuhan kebutuhan hari raya
qurban dan ibadah haji di pasaran Arab Saudi setiap tahun tidak
kurang dari 2 juta ternak domba, biri atau unta diperlukan untuk
keperluan jamaah haji. Selama ini pemenuhan permintaan tersebut
dipenuhi oleh beberapa negara penghasil ternak di Eropa, Amerika
atau Australia. Padahal kedekatan psikologis untuk pasar Arab Saudi
bagi Indonesia tidaklah terlalu sulit untuk memasukinya, namun
untuk memenuhi hal tersebut produsen ternak dalam negeri tidak
dapat memenuhinya. Jangankan untuk ekspor, untuk pasar dalam
negeri saja tidak dapat terpenuhi. Belum lagi permintaan akan
komoditas buah-buahan dan sayuran tropika untuk pasar Eropa,
Amerika dan negara lainnya, yang selama ini sebagian kecil dipenuhi
![Page 38: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/38.jpg)
4
oleh Malaysia atau Thailand. Inilah sekilas gambaran bahwa
sebenarnya potensi pengembangan komoditas pertanian memiliki
prospek yang baik.
2. Karakteristik Usaha Agribisnis Dan Agroindustri Dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
manusia akan selalu membutuhkan makanan kapan dan dimanapun
dia berada, oleh karena itu bidang pertanian merupakan bidang
strategis bagi kehidupan manusia. Dengan demikian mengembangkan
usaha dalam bidang pertanian, baik berupa produk mentah, bahan
setengah jadi maupun produk jadi pada dasarnya merupakan
kegiatan yang memiliki prospek sangat baik dan orientasinya bisa
seumur hidup apabila sistem tata niaga dan pengelolaannya baik.
Mengembangkan usaha dalam bidang agribisnis dan
agroindustri, baik berupa produk mentah, bahan setengah jadi
maupun produk jadi merupakan kegiatan yang memiliki prospek
sangat baik. Hal ini disebabkan oleh karena selama manusia hidup
akan selalu memerlukan sandang, pangan, pakan dan papan untuk
kebutuhan hidupnya, yang notabene sumber bahan bakunya berasal
dari kegiatan bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan. Jadi usaha dalam bidang ini orientasinya bisa seumur
hidup.
Permasalahannya adalah dalam mengembangkan usaha bidang
ini banyak kendala yang dihadapi, mulai dari ketersediaan bahan
baku, aspek kesehatan, periode waktu atau umur konsumsi hingga
cara penanganannya.
Karakteristik produk pertanian pada umumnya dipengaruhi oleh
musim, mudah rusak (karena fisik, kimia atau bilologis) dan
bentuknya beragam sehingga bagi kebanyakan orang awam
![Page 39: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/39.jpg)
5
mengelola kegiatan agribisnis atau agroindustri dianggap beresiko
tinggi disamping untuk dapat menghasilkan membutuhkan waktu
yang cukup lama dibandingkan usaha lainnya. Sebagai contoh
misalnya : untuk dapat menghasilkan gabah tanaman padi
membutuhkan waktu proses sekitar 3 – 4 bulan dari sejak tanam
sehingga selama itu petani belum dapat menikmati dari hasil
usahanya. Sedangkan mereka yang mengolah gabah menjadi nasi
(usaha catering misalnya) dapat langsung mendapatkan hasilnya
antara 1 – 2 hari.
Ada beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan dasar
dalam pengembangan produk pertanian, antara lain yaitu :
1. Umur tanam hingga produksi
2. Lama konsumsi dari produk pertanian tersebut (umur simpan)
3. Variabilitas bahan untuk diolah dari satu produk ke produk yang
lain
4. Cara penanganan pasca panen, penyimpanan dan penyajian
5. Kesesuaian dengan standar yang ditetapkan
6. Penampakan produk dalam rangka menarik minat konsumen
7. Aspek lingkungan pemasaran
Semua faktor di atas akan berdampak pada keberhasilan dalam
pemasaran produk kepada konsumen. Idealnya produk pertanian
yang akan dipasarkan memiliki umur konsumsi yang lama, mudah
diolah menjadi berbagai macam produk, mudah dalam mengolah dan
menyajikannya, tidak sulit dalam menyajikan kemasannya, memenuhi
standar yang berlaku umum untuk produk pangan terutama yang
menyangkut kesehatan dan dapat dipasarkan di berbagai tempat.
Untuk mendapatkan produk pertanian yang ideal tersebut tidak
mudah, oleh karena tidak semua bahan memiliki karakteristik yang
sama, yang pada akhirnya akan membawa konsekuensi kepada biaya
produksi. Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam kaitannya
![Page 40: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/40.jpg)
6
dengan aspek pemasaran produk adalah strategi pemasaran yang
bagaimana yang akan dipilih oleh perusahaan dalam kaitannya
dengan produk yang dibuat. Porter (1985) mengemukakan bahwa
pada dasarnya ada 3 strategi penting untuk mendapatkan kesuksesan
dalam bidang pemasaran produk, yaitu :
1. Keunggulan dalam biaya / ongkos. Pemasaran produk dengan
mengandalkan keunggulan dalam biaya, misalnya menjual produk
dengan harga yang murah namun dengan kualitas yang baik. Hal
ini bisa dilakukan karena perusahaan mampu menghemat biaya
produksi dalam proses produksi, baik pada pemilihan bahan baku,
proses, kemasan maupun biaya untuk tenaga kerja.
2. Keunggulan karena adanya ciri pembeda atau keunikan dari
produk yang dibuat (diferensiasi). Strategi ini menekankan pada
aspek keunikan pada produk yang dipasarkan, baik penekanan
pada merk, bentuk, logo, kualitas atau image dari produknya itu
sendiri. Untuk strategi ini biasanya diikuti dengan biaya yang
tinggi.
3. Keunggulan karena memfokuskan pada target atau segmen pasar
tertentu. Strategi ini mengandalkan pada suatu fokus tertentu,
misalnya hanya mengkhususkan pada segmen pasar “remaja” atau
orang tua saja.
Ke tiga model strategi yang dapat ditempuh tersebut pada
akhirnya akan menentukan karakteristik produk yang akan dibuat
hingga perencanaan investasi dan produksinya. Selanjutnya Porter
(1985) menyatakan bahwa hal penting lainnya yang perlu
diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha adalah beberapa
elemen penting yang dinamakan dengan rantai nilai (value chain) dari
suatu usaha (Gambar 1).
![Page 41: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/41.jpg)
7
Pendukung Logistik
Manajemenproduksi
Sistem distribusi Pemasaran
Pelayanan pada
pelanggan
Gambar 1. Rantai Nilai Kegiatan Usaha
Sebagai rantai awal yang sangat penting dan mendukung
produksi suatu usaha, tidak terkecuali kegiatan pertanian adalah
dukungan logistik atau supplier. Bagian ini merupakan unsur
penunjang utama dalam kegiatan usaha yang terutama bergerak
dalam bidang produksi komoditas pertanian. Keberhasilan suatu
usaha yang memproduksi suatu komoditas sangat ditentukan oleh
pengelolaan sistem produksi dan hubungannya dengan pemasok
bahan baku atau logistik. Dengan demikian bagian inipun sebenarnya
memiliki potensi ekonomi yang tinggi bila dikembangkan dengan baik,
jadi tidak hanya mengandalkan kepada kekuatan dalam memproduksi
saja.
Manajemen produksi dalam hal ini merupakan faktor utama
yang menentukan jalannya roda usaha produksi komoditas.
Sedangkan sistem distribusi merupakan bagian penyalur komoditas
yang telah dibuat pada tingkat penyaluran produk dalam jumlah yang
banyak sebelum sampai kepada pelanggan atau pemakai. Untuk
dapat menyampaikan produk yang telah diproduksi diperlukan adanya
jaringan pemasaran pemasaran yang memadai sebagai kepanjangan
tangan jaringan distribusi. Produk yang diproduksi dan dipasarkan
tidak akan bertahan lama untuk tetap diminati oleh pemakai apabila
aspek pelayanan kepada pelanggan (Service & maintenance)
diabaikan.
Melihat keterkaitan diantara variabel yang satu dengan variabel
lainnya dari rantai nilai kegiatan usaha tersebut, dapatlah dipahami
bahwa kebanyakan perusahaan-perusahaan yang bertaraf
![Page 42: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/42.jpg)
8
internasional berhasil dalam menjalankan usahanya karena mereka
mampu menjalankan seluruh variabel yang ada pada rantai nilai
tersebut. Kondisi ini berbeda dengan kebanyakan perusahaan di
Indonesia, dimana masih banyak diantara perusahaan tersebut yang
belum dapat memadukan semua variabel rantai nilai menjadi satu
kesatuan yang utuh dan terintegrasi sehingga menciptakan suatu
usaha yang kuat. Sebagai contoh kasus misalnya pada bidang
agribisnis.
Kebanyakan wirausaha agribisnis di Indonesia sudah mampu
mengelola sistem produksi (manajemen produksi) dengan baik,
namun ketergantungan produsen pada pemasok (supplier) baik itu
pupuk, benih atau sarana produksi lainnya maupun kepada jaringan
distribusi dan pemasarannya masih lemah. Kondisi ini seringkali
menyebabkan produsen produk-produk pertanian (petani) menderita
kerugian karena adanya permainan dari pemasok bahan baku,
disamping itu masalah lain adalah spekulan yang bergerak di sektor
distribusi, pemasaran dan pelayanan pelanggan yang turut mengatur
sistem sedemikian rupa produsen berada pada posisi tawar menawar
yang lemah.
Dalam pemilihan kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh calon
wirausaha (UKMK) baru baik dalam bidang agribisnis maupun
agroindustri terlebih dahulu harus dipahami masing-masing
karakteristik kegiatan dalam ke dua bidang usaha tersebut. Hal ini
penting mengingat untuk kegiatan agribisnis lebih menekankan pada
kegiatan di lapangan (lahan usaha tani) sementara kegiatan
agroindustri dilakukan dalam ruang usaha (pabrik atau bangunan unit
produksi). Secara umum kegiatan agribisnis memiliki perbedaan yang
mendasar dibandingkan dengan kegiatan agroindustri. Beberapa
perbedaan tersebut antara lain :
![Page 43: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/43.jpg)
9
Tabel 1. Karakteristik Agribisnis dan Agroindustri
NO AGRIBISNIS AGROINDUSTRI 1 Kegiatan produksi pada lahan
dan dipengaruhi oleh kondisi topografi, iklim, karakteristik tanah dan tata air
Kegiatan produksi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang dihasilkan dari kegiatan agribisnis
2 Produktivitas hasil dipengaruhi oleh aplikasi teknis dilapangan
Produktivitas hasil dipengaruhi oleh kreatifitas dan tingkat pemanfaatan teknologi proses
3 Pemeliharaan tanaman sebagai penghasil produk perlu intensif
Penanganan produk pasca panen menjadi titik kritis
4 Tingkat resiko keberhasilan usaha tinggi karena tergantung pada alam
Resiko keberhasilan usaha relatif lebih kecil karena dapat diprediksi lebih baik dan tidak tergantung pada alam
5 Terfokus pada satu produk (dari satu komoditas hanya dihasilkan satu produk)
Dari 1 input sumber bahan baku dapat dihasilkan produk yang bervariasi
6 Produk yang dihasilkan mudah rusak, umur konsumsi pendek
Produk yang dihasilkan lebih tahan lama, umur konsumsi lebih lama
7 Tidak ada nilai tambah karena nilai jual terpaku pada satu produk akhir komoditasnya
Ada nilai tambah, karena dari satu sumber bahan baku dapat dihasilkan beragam produk olahan dengan berbagai variasi harga
8 Membutuhkan waktu cukup lama untuk menghasilkan produk (± 3 bulan hingga tahunan)
Waktu pengolahan produk relatif singkat (hitungan jam atau hari)
9 Kegiatan dilakukan di lahan usaha tani
Kegiatan di lakukan dalam ruang unit produksi
Sebagai bahan pertimbangan bagi pelaku usaha yang akan
terjun dalam bidang agribisnis ataupun agroindustri, perlu kiranya
diketahui terlebih dahulu tahapan-tahapan kegiatan yang harus
dilakukan. Beberapa tahapan kegiatan yang biasa dilakukan dalam
bidang agribisnis adalah sebagai berikut :
![Page 44: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/44.jpg)
10
KONDISI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
KOMODITAS
SEGMENTASI PASAR
PERSIAPAN LAHAN
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN, TANAH,
KETINGGIAN, IKLIM
PENYIAPAN BENIH, BIBIT
PENYIAPAN TANAM, PEMUPUKAN, IRIGASI,
DRAINASE
PEMELIHARAAN, PEMBERANTASAN HAMA
& PENYAKIT
PANEN
PENANGANAN & PEMASARAN
Gambar 2. Tahapan Kegiatan Agribisnis
![Page 45: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/45.jpg)
11
Dari tahapan tersebut, maka faktor penentu keberhasil usaha
agribisnis terletak pada uapaya pemenuhan :
- Benih, bibit
- Pupuk
- Pengolahan tanah
- Pestisida
- Irigasi & drainase
- Pemeliharaan
- Pemanenan
- Keputusan dalam memasarkan produk (cara ijon atau dengan
pemasaran sendiri )
Apabila diamati dari beberapa faktor tersebut, sebenarnya masing-
masing elemen dapat pula dijadikan sebagai bagian dari unit usaha
lain yang dapat dikembangkan, sebagai contoh misalnya :
- Usaha penyedia benih, bibit, pupuk, pestisida, peralatan dan
mesin
- Usaha jasa penyewaan peralatan dan mesin pertanian
- Usaha pemasaran dan transportasi produk
Pengamatan di lapangan menunjukkan beberapa kegiatan
agribisnis yang banyak mendapat dukungan dari pemerintah
khususnya melalui BUMN antara lain seperti yang disajikan pada
gambar. Dari sekian banyak yang mendapatkan bantuan, dalam
kurun waktu 2 – 4 tahun usaha yang dibina telah mampu berkembang
dan meningkatkan kegiatan usahanya.
![Page 46: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/46.jpg)
12
Sumber : CDC Telkom (2004)
Gambar 3. Sektor Pertanian yang Mendapat Dukungan Pendanaan Dari BUMN sebagai Dana Kemitraan bagi UKMK
Pengalaman yang diperoleh dari Mitra Pembina atau Mitra
Pendamping Usaha Kecil Bidang Agribisnis menunjukkan bahwa tidak
semua usaha bidang pertanian, peternakan dan perikanan dapat
memberikan keuntungan yang signifikan bagi pelaku usahanya.
Dengan demikian bagi wirausahawan pemula yang akan terjun dalam
bidang ini, pemilihan komoditas agribisnis yang akan dilakukan
menjadi penting. Sebagai gambaran umum misalnya dari sekian
banyak tanaman hortikultura, ada beberapa komoditas yang dapat
memberikan nilai pendapatan yang signifikan bagi pelaku usahanya.
Dari contoh pada Tabel 2 diketahui bahwa tidak semua komoditas
tanaman akan memberikan keuntungan (profit) yang signifikan bagi
petani. Komoditas dengan tingkat produksi per satuan luas, profit per
satuan produk dan tingkat utilisasi lahan produksi yang lebih tinggi,
Kemungkinan diversifikasi olahan produk (untuk agroindustri) lebih
banyak, titik pulang modal (break even point) periode kembali modal
(pay back period) usaha tani yang sesingkat mungkin setidaknya
harus menjadi acuan pemilihan komoditas yang akan diusahakan.
![Page 47: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/47.jpg)
13
Tabel 2. Profit dan Titik Impas Usaha Budidaya Tanaman Menurut Prioritas Yang Diusahakan Petani Per Hektar *)
NO
KOMODITAS
BIAYA PRODUKSI (Rupiah)
PENDAPATAN PRODUKSI (Rupiah)
PROFIT PER MUSIM (Rupiah)
PROFIT PER BULAN (Rupiah)
BEP (kg)
BEP (ha)
1 Jagung 3122500 4400000 1.277.500 425833 3356 0.61 2 Cabe Merah 27041500 48000000 20.958.500 6986167 6724 0.42 3 Singkong 4092500 9000000 4.907.500 613438 11052 0.37 4 Tomat 11325000 45562500 34.237.500 8559375 2081 0.06 5 Kacang Tanah 3302500 4500000 1.197.500 399167 1251 0.63 6 Bawang Merah 11052000 8925000 -2.127.000 -709000 358630 30.14 7 Kacang Merah 4552500 9000000 4.447.500 1482500 1080 0.36
*) Menurut hasil studi kasus di Desa Palasari, Kec. Cibiru, Kota Bandung (2004).
Berbeda dengan kegiatan agribisnis, kegiatan agroindustri pada
dasarnya merupakan kegiatan tindak lanjut dari usaha yang dilakukan
dalam agribisnis dimana output dari agribisnis merupakan bahan baku
bagi kegiatan agroindustri. Dengan demikian tahapan kegiatannya
merupakan kelanjutan dari kegiatan agribisnis, yaitu sebagai berikut :
KONDISI PERMINTAAN
DAN PENAWARAN KOMODITAS
SEGMENTASI PASAR
PENGOLAHAN BAHAN BAKU PRODUK
AGRIBISNIS
PENGEMASAN & PEMASARAN
Gambar 4. Tahapan Kegiatan Agroindustri
![Page 48: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/48.jpg)
14
Pengolahan produk pertanian agribisnis menjadi produk
agroindustri dapat dilakukan sesuai dengan jenis produk akhir yang
diinginkan, sebagai contoh misalnya : apabila produk yang diinginkan
dari buah pisang adalah tepung pisang, maka proses pengolahannya
harus mengikuti tahapan pemilihan buah dengan kematangan 60% ,
pembersihan, pengupasan, perendaman buah, perlakuan bahan agar
tidak berwarna pucat, perajangan, pengeringan, penepungan
(pengecilan ukuran) dengan mesin, pengemasan. Sementara bila
produk akhir yang diinginkan adalah sale pisang, maka
pengolahannya adalah pemilihan buah dengan tingkat kematangan 90
– 95%, pengupasan, pengeringan, pemipihan dengan mesin atau alat
pemipih (roller), pengemasan. Dari kedua jenis produk, proses
pengolahan maupun mesin atau peralatan atau teknologi proses yang
digunakan berbeda. Dengan kata lain makin banyak produk akhir
yang ingin dibuat akan makin banyak pula teknologi proses yang
dibutuhkan. Beberapa contoh kategori kegiatan agroindustri menurut
tingkatan proses transformasi bahan bakunya adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Tahapan Aktivitas dan Ilustrasi Produk Agroindustri
AKTIVITAS PENGOLAHAN Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Pembersihan Pengupasan Pemasakan Perlakuan kimia Pemilihan Pemotongan Pasteurisasi Teksturisasi Pencampuran Pengalengan Dehidrasi Pendinginan Pengeringan Ekstraksi
ILUSTRASI PRODUK Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Buah segar Biji-bijian Produk susu Makanan instan Sayuran segar Daging Daging Ban Telur Bumbu Saos Parfum Pakan ternak Tekstil Obat-obatan Katun Minyak Karet Furnitur Kayu Gula
![Page 49: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/49.jpg)
15
Beberapa contoh model agroindustri yang dapat dikembangkan
misalnya seperti yang disajikan pada beberapa gambar berikut.
Gambar 5. Contoh Derivat Produk Agroindustri Dan Nilai Tambah Yang Dihasilkan
![Page 50: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/50.jpg)
16
Apabila dilihat dari sumber bahan bakunya, kegiatan
agroindustri akan dapat memberikan variabilitas usaha dan produk
yang lebih banyak daripada kegiatan agribisnis mulai dari budidaya
hingga tanaman atau ternak berproduksi saja. Menurut kategori jenis
tanaman atau ternak yang dibudidayakan, kegiatan agroindustri yang
dapat dikembangkan setidaknya membutuhkan bahan baku dari
tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman obat & industri,
peternakan dan perikanan.
Berikut adalah beberapa contoh pohon industri menurut jenis ko
awal yang dihasilkan.
Tabel 4. Contoh Jenis Komoditas Dan Kegiatan Agroindustri
NO JENIS KOMODITAS
CONTOH KOMODITAS
KEGIATAN AGROINDUSTRI
1 PALAWIJA SINGKONG KERIPIK GAPLEK TAPE : ETANOL CHIP : TEPUNG 2 TANAMAN
PERKEBUNAN KELAPA SABUT : SAPU, TALI,
FURNITUR DAUN : HIASAN, BAHAN
KEMASAN BATANG : HIASAN,
FURNITUR, LIDI : SAPU AIR : NATA DE COCO,
SIRUP, GULA DAGING BUAH : MINYAK,
SANTAN, MANISAN 3 TANAMAN
INDUSTRI NILAM DAUN & BATANG :
MINYAK ATSIRI LIMBAH : KOMPOS,
CAMPURAN OBAT 4 TERNAK SAPI PERAH SUSU KALENG KARAMEL KEJU YOUGHURT
![Page 51: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/51.jpg)
17
3. Aspek Penting Dalam Perencanaan Usaha Dalam Agribisnis Dan Agroindustri
Pada saat seseorang memutuskan untuk memulai usahanya,
maka pada saat itu pula ia harus dapat merencanakan kegiatan
usahanya dengan baik. Kesalahan dalam perencanaan merupakan
suatu langkah awal menuju kegagalan.
Kegiatan perencanaan usaha setidaknya mengikuti beberapa
tahapan, antara lain :
1. Menganalisis situasi yang berhubungan usaha yang akan
dilakukan.
Pada tahapan ini perlu diketahui situasi dan kondisi pasar yang
akan dijadikan obyek usaha, baik yang menyangkut produk
yang prospektif (prospek produk), lokasi, karakteristik
konsumen, segmen pasar yang akan dirujuk dan semua aspek
yang menyangkut kemungkinan usaha apa yang sebaiknya
akan dibuat atau dikembangkan. Sumber informasi yang dapat
diperoleh untuk mendapatkan gambaran situasi pasar potensial
dari usaha yang akan dikembangkan antara lain : Media massa
(koran, majalah, televisi, radio), internet, melihat langsung di
lapangan (survey pasar) atau informasi yang diperoleh dari
teman (kolega) yang mengelola suatu usaha. Berdasarkan
informasi awal yang diperoleh maka usaha apa yang akan
dilakukan dapat segera dianalisis kemungkinan pelaksanaan dan
kelayakannya. Perkiraan target produksi produk dalam kaitan
dengan perencanaan usaha dapat ditentukan dengan
menggunakan pendekatan perkiraan atau hitungan kebutuhan
dari data terkait usaha bidang yang akan dimasuki.
![Page 52: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/52.jpg)
18
2. Pemahaman tentang organisasi dan tata laksana perusahaan.
Kegiatan berikutnya yang harus dilakukan sebelum memulai
berwirausaha adalah bekal pemahaman tentang bagaimana
menjalankan suatu usaha baik dari segi pembentukan badan
usaha (organisasi usaha), manajemen organisasi usaha maupun
pengetahuan tentang manajemen keuangannya. Dalam tahapan
ini seorang wirausahawan perlu mengetahui dan menguasai
beberapa aspek penting dalam pengelolaan usaha seperti :
a. Bagaimana menentukan harga pokok dan harga jual produk,
penentuan volume produksi (bila produk tersebut diproduksi
sendiri) dan perhitungan titik impas usaha, sistem
pembukuan keuangan.
b. Pengetahuan tentang konsep bunga uang (cara hitung
bunga) yang diperlukan dalam menentukan seberapa besar
tingkat keuntungan perusahaan dapat diperoleh dan untuk
antisipasi kegiatan usaha yang sistem keuanganya
melibatkan perbankan (misalnya modal diperoleh dari
pinjaman bank).
c. Kemampuan dalam menganalisis alternatif usaha yang paling
menguntungkan sehingga usaha yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik dan dalam jangka waktu yang lama
atau bisa dialih generasikan.
d. Bagaimana cara menjalin kemitraan dengan berbagai pihak
terkait dengan dunia usaha, baik itu bank, koperasi, dinas
instansi terkait, lembaga riset & pengembangan. Dengan
demikian pengetahuan dan keterampilan membuat proposal
dan teknik negosiasi sangat dipelukan.
![Page 53: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/53.jpg)
19
3. Melakukan studi kelayakan usaha
Sebagai tahapan akhir dari kegiatan perencanaan usaha adalah
menganalisis kelayakan ekonomi dari usaha yang akan
didirikan. Bekal pengetahuan dasar sebelumnya akan dapat
menunjang dalam melakukan analisis kelayakan ekonomi
kegiatan usaha. Untuk menganalisis kelayakan ekonomi dari
suatu diperlukan perkiraan pendapatan dan pengeluaran biaya
yang akan terjadi seandainya usaha tersebut jadi dilaksanakan.
Oleh karena pada tahapan ini baru berupa perencanaan, maka
dalam analisisnya diperlukan harga atau nilai-nilai perkiraan.
Apabila kriteria kelayakan ekonomi terpenuhi, maka kegiatan
usaha dapat dilakukan.
4. Mengelola sistem produksi dalam berusaha dengan cara yang
efektif dan efisien
Kegiatan ini terkait dengan bagaimana memadukan unsur
Manusia, Mesin, Material (bahan baku), Metode Kerja, Modal
Kerja, dan Memasarkan Produk dengan seefektif dan seefisien
mungkin.
5. Menjaga usaha yang dilakukan agar berkesinambungan dengan
mengacu pada kaidah 3K yaitu : KAPASITAS, KUALITAS dan
KONTINYUITAS.
Kaidah ini mengandung makna bahwa usahakan kegiatan usaha
selalu memenuhi kapasitas standar bagi pemenuhan target
produksi yang direncanakan dengan tidak melupakan unsur
kualitas produk yang baik dan terjaga (kesehatan, penampakan,
aman, dan manfaat) serta dapat diproduksi secara kontinyu
(berkesinambungan).
![Page 54: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/54.jpg)
20
4. Pedoman Sederhana Menghitung Kelayakan Usaha Agribisnis Dan Agroindustri Setiap pelaku usaha selalu menginginkan usahanya tidak rugi,
oleh karenanya pada awal kegiatan memulai usahanya terlebih dahulu
dilakukan perhitungan sederhana atau kalkulasi apakah kegiatan
usaha yang akan dilakukan tersebut menguntungkan ataukah tidak.
Cara sederhana untuk memperkirakan apakah usaha yang akan
dilaksanakan itu menguntungkan atau tidak adalah dengan
menghitung beberapa item biaya dan pendapatan sebagai berikut :
1. Perkiraan biaya investasi untuk kurun waktu usaha tertentu
2. Perkiraan biaya produksi (operasi produksi)
3. Perkiraan pendapatan selama periode usaha tertentu
4. Perhitungan nilai bersih usaha dengan mempertimbangkan
aspek bunga bank
5. Perhitungan periode pengembalian investasi
Untuk lebih mudahnya dapat dipelajari dengan menggunakan contoh
kasus berikut.
Contoh Profil Usaha Budidaya dan Pemasaran Produk Jamur Shimeiji
Pendahuluan
Berdasarkan penelitian, di dunia dikenal lebih dari 2.000 jenis
jamur yang dapat dimakan, 50 jenis diantaranya telah dibudidayakan
di Indonesia dan dapat dimakan. Jamur yang umum dibudidayakan
untuk tujuan komersial antara lain jamur kuping (Auricularia
polytricha), jamur payung/shiitake (Lentinus edodes) dan jamur tiram
putih/shimeiji (P!eurotus ostreatus). Dari kandungan gizinya jamur
segar lebih banyak mengandung protein nabati dibandingkan dengan
![Page 55: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/55.jpg)
21
jenis sayuran lainnya. Sebagai contoh jamur kuping, kadar proteinnya
7,7% dan karbohidratnya mencapai 73,6%. Selain itu jamur
bermanfaat untuk menguatkan tubuh, anti tumor, anti virus, anti
bakteri dan bisa menurunkan kolesterol (Trubus, 1988).
Prospek memasyarakatkan jamur kayu di Indonesia cukup
besar hal ini didasarkan hasil penelitian Suprapti dalam Trubus (1988)
yaitu bahwa dengan menguji rasa, aroma, konsistensi, pengolahan
dan tingkat pengenalan terhadap jamur tiram pink, tiram putih dan
jamur kuping pada kelompok etnik Sunda, Jawa dan Luar Jawa
(Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Ambon) ternyata jamur-jamur
yang ditanam pada limbah industri dapat diterima oleh masyarakat
sebagai sumber makanan tambahan.
Dalam pemakaian bahan bahan baku produksi jamur sebaiknya
mempertimbangkan beberapa hal seperti :
1. Media tanam dapat diganti-ganti dengan bahan-bahan yang mudah
diperoleh.
2. Prinsip untuk media tumbuh jamur adalah limbah .yang
mengandung selulosa dan lignin seperti jerami, daun pisang,
ampas tebu, tongkol jagung, sekam padi, dedak, sisa Ampas
kapas, kulit kacang tanah dan serbuk gergaji.
3. Penggunaan bahan baku yang murah harganya dan diusahakan
dengan cara memanfaatkan limbah pertanian yang jumlahnya
besar, sebagi contoh misalnya serbuk gergaji (limbah kayu
gergajian). Bila serbuk gergaji merupakan 40% dari masukan kayu
dengan perkiraan kebutuhan kayu rata-rata di suatu daerah sekitar
50 ribu meter kubik/tahun, maka jumlah serbuk gergaji yang
dapat dimanfaatkan akan mencapai sekitar 20 ribu meter
kubik/tahun dan ini jumlah yang sangat besar dan sangat
menguntungkan.
Pada dasarnya banyak elemen usaha budidaya jamur shimeiji
yang dapat dijadikan sumber usaha, antara lain :
![Page 56: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/56.jpg)
22
a. Penyediaan bibit.
b. Penjualan produk jamurnya itu sendiri.
c. Penjualan produk olehan dari jamur dalam kemasan.
Masing-masing produk yang dikembangkan akan memiliki nilai
jual yang berbeda-beda tergantung dari kreatifitas dan cara
peningkatan nilai tambahnya. Untuk melihat kelayakan usaha
budidaya dan pemasaran jamur shimeiji ini perlu diketahui berapa
kebutuhan investasi .
Kebutuhan Investasi
Pada dasarnya ada dua modal yang diperlukan untuk
melakukan usaha budidaya jamur shimeiji, yakni modal tetap dan
modal variabel. Modal tetap dalam hal ini adalah modal yang
diperlukan untuk mengadakan fasilitas berupa peralatan dan
bangunan tempat produksi. Sedangkan modal berjalan atau modal
variabel adalah modal yang diperlukan untuk kegiatan operasional
proses produksi selama kegiatan usaha tersebut berlangsung hingga
periode waktu tertentu. Untuk memudahkan dalam perhitungan
diasumsikan bahwa semua peralatan dan bangunan yang termasuk ke
dalam modal tetap atau asset tetap tersebut memiliki umur teknis
yang sama yaitu untuk jangka waktu operasi selama 3 tahun. Data
lengkap untuk perhitungan modal tetap dan modal berjalan usaha
budidaya jamur shimeiji ini adalah sebagaimana disajikan pada tabel
berikut :
![Page 57: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/57.jpg)
23
Tabel 5. Perhitungan Modal Tetap untuk Umur Pakai 3 Tahun
NO
JENIS MODAL
BIAYA (Rp.)
1 Tangki sterilisasi 100.000 2 Kompor semawar 100.000 3 Rak kayu 125.000 4 Drum bekas 4 buah 120.000 5 Tempat minyak tanah 15.000 6 Lampu spirtus 25.000 7 Thermometer 10.000 8 Timbangan kue 115.000 9 Sprayer tangan 6.000
10 Terpal 45.000 11 Saringan serbuk gergaji 35.000 12 Sekop 59.000 13 Ember 35.000 14 Bak sortasi 125.000 15 Sendok bibit 15.000 16 Hygrometer 75.000 17 Spuyer kawat 3.000 18 Bangunan kumbung 81 m2 @ Rp.
50000 4.050.000
Jumlah Modal Tetap
5.058.000
Catatan : Standar ongkos dihitung untuk tahun 2004 yang lalu
Perhitungan modal tetap di atas belum termasuk kebutuhan
dana atau modal untuk menjalankan usaha budidaya jamur shimeiji,
seperti : dana untuk pembelian bibit, serbuk gergaji, dedak, kapur,
tepung jagung dan bahan-bahan lainnya. Sedangkan untuk dana
operasional (modal berjalan) perinciannya adalah sebagai berikut :
![Page 58: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/58.jpg)
24
Tabel 6. Perhitungan Modal Berjalan untuk 1 Tahun Kegiatan Produksi NO
JENIS MODAL
BIAYA (Rp.)
A Bahan 1 Serbuk gergaji 7,5 ton @ Rp.60000/6 bulan 900.000 2 Dedak halus 1,5 ton @ Rp. 600000/6 bulan 1.800.000 3 Gips 75 kg @ Rp. 1500/6 bulan 225.000 4 Kapur (CaCO3) 225 kg @ Rp.400/6 bulan 180.000 5 Tepung jagung 150 kg @ Rp.2000/6 bulan 600.000 6 TSP 12,5 kg @ Rp. 3500/6 bulan 87.500 7 Plastik (25 x 35 cm2) 75 kg @ Rp.7500/6
bulan 1.125.000
8 Minyak tanah 1500 liter @ Rp. 400/6 bulan 1.200.000 9 Cincin bambu 10000 buah @ Rp. 50/6 bulan 1.000.000 10 Karet cincin 6 kg @ Rp. 15000/6 bulan 180.000 11 Kapas sumbat 15 kg @ Rp. 7500/6 bulan 225.000 12 Bibit jamur 450 botol @ Rp. 3000/6 bulan 2.700.000 Jumlah Biaya Bahan Produksi 10.222.500
B Tenaga Kerja 1 Pencampuran media 20 HKP @ Rp. 7000 280.000 2 Pengisian polibag 100 HKW @ Rp. 5000 1.000.000 3 Sterilisasi 20 HKP @ Rp. 7000 280.000 4 Pemeliharaan 30 HKP @ Rp. 7000 420.000 5 Panen 100 HKW @ Rp. 5000 1.000.000 Jumlah Biaya Tenaga Kerja 2.980.000
TOTAL MODAL BERJALAN PER TAHUN (A+B)
13.202.500
Catatan : Standar ongkos dihitung untuk tahun 2004 yang lalu
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk investasi fasilitas
peralatan dan bangunan (modal tetap atau asset tetap) selama 3
tahun produksi jamur shimeiji diperkirakan sebesar Rp. 5.058.000,-
sedangkan modal berjalan atau modal yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan budidaya jamur tersebut selama satu tahun
adalah sebesar Rp. 13.202.500,- dengan luasan produksi satu hektar
dan kapasitas produksi per tahun sebesar 6400 kg. Total dana yang
harus disediakan untuk menjalankan usaha budidaya jamur shimeiji
ini untuk satu tahun berdasarkan data dari petani jamur dan data dari
![Page 59: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/59.jpg)
25
berbagai literatur adalah sebesar Rp. 18.260.500,-, yakni dana untuk
modal tetap dan modal operasional produksi jamur selama 1 tahun.
Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk
Setelah biaya investasi awal ditetapkan, data lain yang
diperlukan untuk menganalisis kelayakan usaha produksi dan
pemasaran jamur adalah data biaya pokok atau harga pokok produk
dalam jumlah tertentu. Menurut informasi yang diperoleh dari petani
dan literatur diketahui bahwa untuk luas areal produksi 1 hektar per
tahun dapat dihasilkan jamur shimeiji sebanyak 2 x 3200 kg (2
musim per tahun) atau sebanyak 6400 kg dengan harga jual jamur
shimeiji per kg adalah Rp. 5.000,- Perhitungan harga pokok produk
per kg selengkapnya disajikan pada Tabel 7.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga pokok jamur
shimeiji per kg sebesar Rp. 4.079,- dengan harga jual jamur yang
umum di pasaran adalah sebesar Rp. 5.000 per kg. Dengan demikian
dari setiap kg jamur yang terjual diperoleh keuntungan kotor sebesar
Rp. 921,- atau untuk kapasitas produksi per tahun 6.400 kg yang
terjual habis akan diperoleh keuntungan kotor sebesar
Rp. 5.894.400,- per tahun. Harga pokok produksi jamur sebesar Rp.
4.079 tersebut adalah merupakan biaya variabel yang dapat
digunakan untuk menentukan titik impas produksi jamur dalam kurun
waktu produksi tertentu (misalnya dalam periode produksi tahunan).
Untuk melihat periode pengembalian investasi menurut titik impas
modal usaha (Break even Point) diperlukan data biaya tetap per tahun
dari investasi awal, biaya pokok per satuan produk dan harga jual per
satuan produknya. Data yang diperoleh untuk menentukan titik impas
tersebut disajikan pada Tabel 8.
![Page 60: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/60.jpg)
26
Tabel 7. Contoh Perhitungan untuk Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk Jamur shimeiji
NO JENIS BIAYA TOTAL BIAYA (Rp) I BIAYA PRIMER (BAHAN & BURUH LANGSUNG) A Bahan Langsung 1 Bibit jamur 450 botol @ Rp. 3000/6 bulan 2.700.000 B Buruh Langsung 1 Pencampuran media 20 HKP @ Rp. 7000/6 bulan 280.000 2 Pengisian polibag 100 HKW @ Rp. 5000/6 bulan 1.000.000 3 Sterilisasi 20 HKP @ Rp. 7000/6 bulan 280.000 4 Pemeliharaan 30 HKP @ Rp. 7000/6 bulan 420.000 JUMLAH BIAYA PRIMER (A + B) 4.680.000
II BIAYA TAK LANGSUNG A Bahan Tak Langsung 1 Serbuk gergaji 7,5 ton @ Rp.60000/6 bulan 900.000 2 Dedak halus 1,5 ton @ Rp. 600000/6 bulan 1.800.000 3 Gips 75 kg @ Rp. 1500/6 bulan 225.000 4 Kapur (CaCO3) 225 kg @ Rp.400/6 bulan 180.000 5 Tepung jagung 150 kg @ Rp.2000/6 bulan 600.000 6 TSP 12,5 kg @ Rp. 3500/6 bulan 87.500 7 Plastik (25 x 35 cm2) 75 kg @ Rp.7500/6 bulan 1.125.000 8 Minyak tanah 1500 liter @ Rp. 400/6 bulan 1.200.000 9 Cincin bambu 10000 buah @ Rp. 50/6 bulan 1.000.000 10 Karet cincin 6 kg @ Rp. 15000/6 bulan 180.000 11 Kapas sumbat 15 kg @ Rp. 7500/6 bulan 225.000 B Buruh Tak Langsung 1 Panen 100 HKW @ Rp. 5000/ 6 bulan 1.000.000 C Biaya Tak Langsung Lainnya 0 JUMLAH BIAYA TAK LANGSUNG (A+B+C) 8.522.500
III BIAYA PRODUKSI (BIAYA I + II) 13.202.500 IV BIAYA KOMERSIAL A Biaya Administrasi 1 Gaji pegawai per tahun 9.000.000 2 Belanja administrasi per tahun 3.000.000 B Biaya Pemasaran 1 Biaya pemasaran dan advertensi per tahun 900.000 JUMLAH BIAYA KOMERSIAL (A + B) 12.900.000 BIAYA POKOK (HARGA POKOK)
V = BIAYA PRODUKSI + BIAYA KOMERSIAL 26.102.500 (untuk 6400 kg produksi jamur per tahun)
BIAYA POKOK (HARGA POKOK) PER KG JAMUR 4.079 HARGA JUAL PER KG JAMUR 5.000
KEUNTUNGAN KOTOR PER KG JAMUR 921
![Page 61: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/61.jpg)
27
Tabel 8. Perhitungan Biaya Tetap Fasilitas Produksi Jamur Shimeiji
DATA PERHITUNGAN
NILAI (Rp.)
1. Investasi awal (P) 5.058.000 2. Nilai akhir asset (S) diasumsikan = 10% P 505.800 3. Depresiasi : CRF * (P-S)x(A/P,12%,3) = (P-S) x (0,4164)
1.895.536
4. Pajak (asumsi 10% P) 505.800 5. Asuransi 0 6. Perawatan alat & fasilitas (asumsi 5% P) 252.900 BIAYA TETAP PER TAHUN (1+2+3+4+5) 2.654.236
Titik impas (BEP) dalam hal ini dihitung dengan menggunakan
persamaan
Biaya Tetap per tahun BEP = --------------------------------------------------------------------- (Harga jual produk/kg - Biaya variabel produk/kg) dimana Biaya tetap produksi jamur (BT) = Rp. 2.654.236
Harga jual produk per kg = Rp. 5.000
Biaya variabel produk per kg = Rp. 4.079
2.654.236 BEP = ----------------------- = 2.882 kg 5.000 - 4.079
Berdasarkan nilai BEP dapat disimpulkan bahwa titik impas
untuk usaha budidaya jamur shimeiji ini adalah pada kapasitas
produksi minimum 2.882 kg atau pada saat produksi awal investasi
sudah dapat kembali lagi (yakni pada 6 bulan pertama dengan
kapasitas produksi 3.200 kg).
![Page 62: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/62.jpg)
28
Perhitungan Kelayakan Ekonomi Usaha
Untuk memperkirakan tingkat pendapatan dan biaya selama
jangka waktu analisis usaha produksi jamur shimeiji diperlukan data
harga pokok produksi dan harga jual produk dari hasil perhitungan
sebelumnya. Diasumsikan bahwa usaha budidaya jamur shimeiji ini
berproduksi pada kapasitas rutin selama 3 tahun sebesar 6.400 kg,
sehingga perkiraan biaya tahunan dan penerimaan tahunannya dapat
dihitung sebagai berikut :
Tabel 9. Perkiraan Biaya dan Penerimaan Penjualan Jamur Shimeiji
PERKIRAAN PENDAPATAN TAHUN JUMLAH
PRODUK SATUAN HARGA
JUAL (Rp) TOTAL PENDAPATAN
(Rp) Tahun 0 - - - - Tahun 1 6.400 kg 5.000 32.000.000 Tahun 2 6.400 kg 5.000 32.000.000 Tahun 3 6.400 kg 5.000 32.000.000 + 505.800
*) PERKIRAAN BIAYA
TAHUN JUMLAH PRODUK
SATUAN HARGA POKOK (Rp)
TOTAL BIAYA (Rp)
Tahun 0 - - - 5.058.000 **) Tahun 1 6.400 kg 4079***) 26.105.600 Tahun 2 6.400 kg 4079 26.105.600 Tahun 3 6.400 kg 4079 26.105.600
Keterangan : *) Pendapatan dari hasil penjualan produk dan nilai akhir asset **) Biaya investasi peralatan dan bangunan (asset tetap) Tabel 8. ***) Harga pokok sudah termasuk komponen biaya tetap tahunan
Perhitungan kelayakan ekonomi untuk produksi jamur shimeiji
selama 3 tahun kegiatan usaha (disesuaikan dengan perkiraan umur
teknis peralatan dan bangunan / asset tetap untuk budidaya jamur)
adalah sebagai berikut :
![Page 63: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/63.jpg)
29
Tabel 10. Hasil Perhitungan Kelayakan Ekonomi Produksi Jamur Shimeiji Selama 3 Tahun Produksi
PERHITUNGAN NILAI SEKARANG PENDAPATAN Untuk tingkat suku bunga 12% per tahun
TAHUN FAKTOR PENDAPATAN NILAI SEKARANG Tahun 0 1.0000 - Tahun 1 0.8929 32.000.000 28.572.800 Tahun 2 0.7972 32.000.000 25.510.400 Tahun 3 0.7118 32.505.800 23.137.628
Total Nilai Sekarang Pendapatan 77.220.828 PERHITUNGAN NILAI SEKARANG BIAYA
Untuk tingkat suku bunga 12% per tahun TAHUN FAKTOR BIAYA NILAI SEKARANG Tahun 0 1.0000 5.058.000 5.058.000 Tahun 1 0.8929 26.105.600 23.309.690 Tahun 2 0.7972 26.105.600 20.811.384 Tahun 3 0.7118 26.105.600 18.581.966
Total Nilai Sekarang Biaya 67.761.040 Net Present Value (Pendapatan -
Biaya) 9.459.788
BC Ratio (Nilai sekarang Pendapatan/Biaya)
1.14
IRR 51,03% Keterangan : Nilai sekarang = faktor bunga x pendapatan atau biayanya. Faktor bunga yang dihitung adalah (P/F,i%,n)
Dengan melihat nilai NPV > 0; BC Ratio > 1 dan IRR > suku
bunga analisis yang berlaku saat ini di pasar (MARR = 12% per
tahun), dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya jamur shimeiji ini
secara ekonomi menguntungkan dan memiliki prospek ekonomi yang
baik.
IRR dalam hal ini diperoleh dengan cara coba-coba untuk
tingkat suku bunga yang berbeda. Pada suku bunga 12% diperoleh
NPV sebesar Rp. 9.459.788 sedangkan pada suku bunga 15%
diperoleh NPV sebesar Rp. 8.732.658 Ke dua NPV pada masing-
masing tingkat suku bunga tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
persamaan IRR, yaitu :
![Page 64: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/64.jpg)
30
IRR = i1 - NPV1 * (i2 - i1)/(NPV2-NPV1)
IRR = 12% - 9.459.788 * (15% - 12%)/(8.732.658 - 9.459.788)
= 12% + 39,03%
= 51,03%
Dari data hasil perhitungan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa usaha dalam bidang produksi dan pemasaran produk jamur
shimeiji secara ekonomi menguntungkan. Gambaran keuntungan
yang diperoleh dalam hal ini belum termasuk nilai tambah yang
didapatkan dari hasil penjualan produk lainnya yaitu : bibit jamur
shimeiji (kultur awal) dan produk olahan lainnya dengan bahan baku
dari jamur shimeiji. Dengan demikian wirausaha dalam pemasaran
produk jamur shimeiji ini memiliki prospek yang baik untuk
dikembangkan lebih lanjut.
Selain dengan BEP perhitungan periode pengembalian investasi
dapat pula dihitung dengan menggunakan cara periode kembali (pay
back period) yaitu dengan cara sebagai berikut :
Tabel 11. Perhitungan Periode Pengembalian Investasi
TAHUN TOTAL PENDAPATAN (Rp)
TOTAL BIAYA (Rp)
TOTAL SALDO (Rp)
Tahun 0 0 5.058.000 - 5.058.000 Tahun 1 32.000.000 26.105.600 836.400 Tahun 2 32.000.000 26.105.600 6.730.800 Tahun 3 32.505.800 26.105.600 13.131.000
Dari tabel di atas diketahui bahwa periode pengembalian investasinya
pada tahun 1 (pertama). Hal ini sesuai dengan perhitungan BEP
dimana modal kembali sekitar 6 bulan pertama usaha tersebut
berjalan.
![Page 65: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/65.jpg)
31
BAHAN KEPUSTAKAAN 1. Buchari Alma, 1999. Kewirausahaan. Panduan Perkuliahan.
Penerbit Alfabeta. Bandung. 2. CDC Telkom. 2004. Bahan Presentasi Program Kemitraan BUMN. 3. Porter M.E., 1985. Competitive Advantage. Creating and
Sustaining Superior Performance. The Free Press. A Division of Macmillan Inc. New York
4. PT. Cipta Andhika Persada Bandung. 2004. Identifikasi Model Sinergi Usahatani Pola Konfigurasi Umum Dan Khusus Serta Implementasinya Dalam Rangka Revitalisasi Pertanian Kota. Laporan Akhir Kegiatan.
5. Roni Kastaman, 2000. Pengantar Ekonomi Teknik. Modul Tutorial. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Bandung.
6. Schwartz, 1978. The Magic of Thinking Big. Alih Bahasa oleh Sumantri Mertodipuro. Penerbit Gunung Jati. Jakarta
7. Steinhoff D., John F. B., 1993. Small Business Management Fundamentals. International Editions. Mc Graw Hill Book Company. Singapore.
8. www.bi.go.id., 2002. Ringkasan Eksekutif Usaha Kecil dan Menengah di Propinsi Jawa Barat
![Page 66: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/66.jpg)
32
Lampiran. Rumus Hitung Dan Cara Analisis Kelayakan Usaha
Tabel Faktor Bunga dan Rumus Bunga
DIKETAHUI
DICARI
FAKTOR BUNGA
RUMUS BUNGA
P
F
( )1 + i n
= (F/P,i,n)
F = P(F/P,i,n)
F
P
11( )+ i n
= (P/F,i,n)
P = F(P/F,i,n)
F
A
ii n( )1 1+ −
= (A/F,i,n)
A = F(A/F,i,n)
P A i ii
n
n
( )( )
11 1
++ −
= (A/P,i,n)
A = P(A/P,i,n)
A
F
( )1 1+ −ii
n
= (F/A,i,n)
F = A(F/A,i,n)
A
P
( ). ( )
1 11+ −
+i
i i
n
n
= (P/A,i,n)
P = A(P/A,i,n)
Tentukan nilai rumus bunga (F/P, 5%,5) atau yang berarti sejumlah
uang pada saat sekarang (P) yang akan dicari nilainya pada saat
yang akan datang (F) dengan suku bunga 5% dan jangka waktu
hitungan 5 tahun.
Pembahasan :
Langkah pertama : lihat tabel bunga sebagaimana contoh berikut :
Contoh Penyajian Tabel Bunga untuk Tingkat Suku Bunga 5%
i % suku bunga
n (tahun)
F/P
P/F
A/F
A/P
F/A
P/A
5% 5 1,2763 0,7835 0,1809 0,2309 5,526 4,329 6 1,3401 0,7462 0,1470 0,1970 6,802 5,076 7 1,4071 0,7107 0,1228 0,1728 8,142 5,786 8 1,4775 0,6768 0,1047 0,1547 9,549 6,463 9 1,5513 0,6446 0,0906 0,1406 11,027 7,108 10 1,6289 0,6139 0,0795 0,1295 12,578 7,722
![Page 67: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/67.jpg)
33
Langkah ke dua : Cari tabel bunga untuk suku bunga yang diinginkan
Pada contoh ini suku bunganya adalah 5%
Langkah ke tiga : Cari nilai faktor yang diinginkan.
Faktor bunga yang dicari adalah (F/P,5%,5), yaitu dengan melihat
pada kolom F/P dalam tabel bunga untuk bilangan tahun (n) = 5 yang
terletak pada baris ke 5 hingga didapat nilai faktor bunga sebesar
1,2763. (Gambar 4.1.)
Hasil hitung manual dengan rumus : ( )1 + i n akan sama dengan
yang diperoleh melalui tabel bunga. Untuk (F/P,5%,5) = (1 + .05)5 =
1,2763
i % suku bunga
n (tahun)
F/P
P/F
A/F
A/P
F/A
P/A
5% 5 1,2763 0,7835 0,1809 0,2309 5,526 4,329 6 1,3401 0,7462 0,1470 0,1970 6,802 5,076 7 1,4071 0,7107 0,1228 0,1728 8,142 5,786
( F/P : 5% : 5 )
diperoleh
faktor = 1,2763
Gambar Mencari Nilai Faktor Bunga pada Tabel Bunga
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan
ekonomi suatu investasi usaha antara lain yaitu :
1. Metode ekivalensi nilai sekarang (present worth analysis) atau
lebih dikenal dengan isitilah umum NPV atau Net Present value.
Metode ini didasarkan atas nilai sekarang bersih dari hasil
perhitungan nilai sekarang aliran dana masuk (penerimaan)
dengan nilai sekarang aliran dana keluar (pengeluaran) selama
jangka waktu analisis dan suku bunga tertentu. Kriteria
![Page 68: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/68.jpg)
34
kelayakannya adalah apabila nilai sekarang bersih atau NPV > 0,
yang dirumuskan dengan : NPV = (Σ PV Pendapatan) - (Σ PV
Pengeluaran)
2. Metode ekivalensi nilai tahunan (annual worth analysis).
Metode ini didasarkan atas ekivalensi nilai tahunan dari aliran dana
masuk dan aliran dana keluar (nilai Abersih). Kriteria kelayakannya
adalah bila nilai Abersihnya positif atau lebih besar dari nol (Abersih >
0)
3. Metode ekivalensi nilai yang akan datang (future worth analysis).
Metode ini hampir sama dengan dua metode sebelumnya hanya
yang dihitung adalah nilai yang akan datangnya. Kriteria
kelayakannya juga sama yaitu bila nilainya lebih besar dari nol.
4. Metode periode pengembalian modal (payback period analysis).
Metode periode pengembalian modal ini berbeda dengan metode-
metode lainnya. Pada metode ini tidak digunakan perhitungan
dengan menggunakan rumus bunga, akan tetapi yang dianalisis
adalah seberapa cepat modal atau investasi yang telah dikeluarkan
dapat segera kembali. Kriteria penilaiannya adalah semakin singkat
pengembalian investasi akan semakin baik.
5. Metode rasio manfaat dan biaya (benefit cost ratio analysis) atau
lebih dikenal dengan istilah BC Ratio.
Metode BC Ratio pada dasarnya menggunakan data ekivalensi nilai
sekarang dari penerimaan dan pengeluaran, yang dalam hal ini BC
Ratio adalah merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari
penerimaan atau pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
investasi dengan nilai sekarang dari pengeluaran (biaya) selama
investasi tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria kelayakannya adalah bila nilai BC Ratio > 1. dan
dirumuskan dengan :
BCR = (Σ Nilai Sekarang Pendapatan) : (Σ Nilai sekarang
Pengeluaran)
![Page 69: 47510461-managemen-praktis-agribisnis (1)](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022051518/55cf99f6550346d0339fe79c/html5/thumbnails/69.jpg)
35
6. Metode tingkat suku bunga pengembalian modal (rate of return
analysis) atau lebih dikenal dengan nama IRR (Internal Rate of
Return).
IRR adalah suatu nilai penunjuk yang identik dengan seberapa
besar suku bunga yang dapat diberikan oleh investasi tersebut
dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum (suku
bunga pasar atau Minimum Attractive Rate of Return / MARR).
Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV = 0, dengan perkataan
lain bahwa IRR tersebut mengandung makna suku bunga yang
dapat diberikan investasi, yang akan memberikan NPV = 0. Syarat
kelayakannya yaitu apabila IRR > suku bunga MARR. Untuk
menghitung IRR dapat digunakan cara coba-coba dengan formula
berikut :
IRR = i1 - NPV1 * (i2 - i1)/(NPV2-NPV1)
dimana :
i1 = suku bunga ke 1
NPV1 = Net Present Value pada suku bunga ke 1
i2 = suku bunga ke 2
NPV2 = Net Present Value pada suku bunga ke 2