5. analisa dan pengolahan data 5.1. analisa dan ... · seharusnya, sehingga gudang bisa menjaga...
TRANSCRIPT
26 Universitas Kristen Petra
5. ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Analisa dan Implementasi yang Dilakukan
Berdasarkan masalah-masalah yang telah disebutkan pada bab
sebelumnya, maka sebagai tindak lanjut adalah mencari solusi yang sesuai dengan
keadaan yang ada di dalam perusahaan. Solusi dalam kegiatan magang ini
didapatkan dengan system trial and error, dimana sistem terbaiklah yang akan
dipilih. Dalam penentuan solusi yang ada, selalu disesuaikan dengan kondisi
sumber daya yang ada di perusahaan agar solusi yang ada bisa memberi manfaat
dan bisa dilaksanakan dalam jangka panjang.
Berikut ini adalah beberapa perubahan dan implementasi yang telah dilakukan :
1. Divisi Gudang Benang
Dari pengumpulan data sebelumnya, tampak bahwa masalah yang
dihadapi gudang benang adalah banyaknya sisa benang hasil gulungan dan
pengembalian benang yang tidak teratur oleh operator produksi. Masalah-masalah
ini menghambat penerapan program 5S yang telah dirancang, untuk itu perlu
dicarikan akar permasalahannya.
Setelah melakukan observasi dan terjun langsung menjadi salah seorang
follow up, tampak bahwa sebenarnya akar permasalahan ini adalah tidak adanya
komunikasi data yang terpadu antar tiap divisi. Setelah melakukan serangkaian uji
coba, maka berikut ini beberapa solusi yang ditemukan dan telah
diimplementasikan :
• Membuat Form Kebutuhan Bahan Baku
Form ini wajib diisi oleh seorang follow up dan berisi tentang semua
kebutuhan bahan baku dari sebuah order, seperti benang bordir dan kain untuk
aplikasi. Form Kebutuhan Bahan Baku (Lampiran 1) dirancang sebagai jalan
keluar agar pihak gudang bisa mengetahui dengan pasti penggunaan bahan baku
(khususnya benang) dari suatu order secara spesifik. Manfaat dari form ini adalah
agar pihak gudang bisa terhindar dari kehabisan bahan baku seperti yang selama
ini sering terjadi. Manfaat lainnya adalah dapat mengetahui secara terperinci
kebutuhan suatu order. Dengan demikian pihak gudang bisa menggulung benang
Universitas Kristen Petra
27
dengan jumlah sesuai dengan jumlah mesin yang akan dijalankan, sehingga
benang yang digulung tidak menimbulkan sisa yang berlebihan yang akan
berakibat tidak mencukupinya ruangan yang ada. Diharapkan dengan adanya form
ini, gudang bisa menerapkan program 5S yang ada.
• Membuat Form Pengembalian Benang
Form ini (Lihat lampiran 15) wajib diisi oleh operator produksi ketika
akan mengembalikan benang setelah selesai dipakai. Form ini disertakan dalam
kardus benang yang akan dikembalikan. Isi dari form ini adalah keterangan
tentang darimana benang ini berasal (nomer mesin dan nama operator) dan telah
digunakan untuk apa benang ini (nomer Kartu Produksi/KP, nomer kontrak,
WO/Combo, dan model).
Form ini sangat bermanfaat karena dengan adanya form ini pihak gudang
dapat dengan mudah mengembalikan benang yang ada ke tempat yang
seharusnya, sehingga gudang bisa menjaga kerapihannya sesuai dengan program
5S yang telah ada.
• Merevisi Nota Peminjaman Barang (NPB)
Nota Peminjaman Barang adalah suatu form yang wajib diisi oleh
operator produksi ketika akan meminjam suatu barang dari gudang. Form ini telah
ada sebelum kegiatan magang dilakukan. Form yang dipakai waktu itu adalah
form harian, dimana form ini berganti setiap harinya walau barang yang akan
dipinjam masih termasuk ke dalam order yang sama. Hal ini menimbulkan
masalah bagi pihak gudang karena tidak efektif dan efisien, selain itu berkas NPB
yang ada jadi bertumpuk dan bisa memerlukan tempat untuk menyimpannya.
Karena itu, dalam kegiatan magang ini dilakukan revisi NPB, dimana untuk KP
yang sama akan dituliskan pada NPB yang sama pula, jika mesin akan melakukan
pekerjaan dengan KP yang berbeda, barulah akan dibuat NPB yang baru. Dengan
ini NPB tidak akan berganti setiap harinya dan hal ini memudahkan pihak gudang
dalam melakukan penyetokan benang setiap harinya karena waktu yang biasanya
digunakan untuk merekap NPB harian bisa digunakan untuk kepentingan gudang
yang lain.
• Penambahan Item di Gudang Benang
Universitas Kristen Petra
28
Sehubungan dengan pengefisienan fungsi gudang sebagai tempat
pendistribusian bahan baku, dilakukanlah uji coba penambahan item bahan baku
ke dalam gudang benang. Jika sebelumnya kertas pelapis ( sobek dan simbol )
diperoleh langusung dari gudang potong kain, maka sejak bulan Desember kertas
pelapis dimasukkan ke dalam item yang harus disediakan oleh pihak gudang
benang, tujuannya adalah bisa dilakukan pemakaian kertas pelapis ini lebih
terkontrol (tidak berlebihan dan tidak kekurangan) dan sesuai dengan ukuran yang
saharusnya (sesuai dengan alat pemidang kain yang digunakan). Sistem
penyimpanannya adalah sistem stok dengan kertas pelapis untuk masing-masing
ukuran alat pemidang kain harus sesantiasa tersedia sejumlah 1500 lembar. Hal ini
dimaksudkan agar pihak gudang tidak mengalami kehabisan stok mengingat
produksi berjalan selama 24 jam dalam 3 shift kerja.
• Ditunjuknya Kepala Gudang Benang
Mengingat beberapa perubahan yang telah dilakukan dan program 5S
yang harus dikontrol pelaksanaannya, maka ditunjuklah seorang kepala gudang
dimana orang tersebut harus mengawasi dan bertanggung jawab terhadap kegiatan
gudang benang sehari-hari. Kepala Gudang Benang harus memastikan operator
gudang melaksanakan secara kontinu program 5S dan prosedur baru yang telah
dibuat, sehingga kerapihan dan kebersihan gudang senantiasa terjaga dan kegiatan
operasional gudang dapat lebih efektif dan efisien.
2. Divisi Gudang Aplikasi
Pada awal kegiatan magang, aplikasi sebagai salah satu bahan baku
produksi didistribusikan langsung dari mesin laser dan mesin plong, dengan
sistem antrian biasa tanpa melalui prosedur khusus sehingga sering timbul
masalah kehabisan bahan aplikasi. Berawal dari permasalahan ini dan setelah
dilakukan beberapa uji coba, maka diputuskan untuk mendirikan satu divisi baru
yaitu divisi aplikasi dimana divisi ini dikepalai oleh seorang Kepala Aplikasi yang
bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pengadaan
aplikasi, mulai dari pemotongan kain, proses steam, dan pembuatan aplikasi
(dengan mesin laser atau plong). Untuk prosedur lebih jelasnya akan dijelaskan
berikutnya. Dengan pembentukan divisi ini, diharapkan pendistribusian aplikasi
dapat lebih jelas dan penggunaannya dapat sesuai dengan order yang ada.
Universitas Kristen Petra
29
5.2. Pembuatan Job Description
Dari hasil pengumpulan data, dapat terlihat bahwa tidak ada job
description yang jelas untuk setiap divisi dan sering terjadi overlap pekerjaan
antara satu divisi dengan divisi yang lain. Pembuatan Job Description sangat
diperlukan agar setiap individu dalam perusahaan memahami dengan jelas apa
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya, sehingga diharapkan kegiatan
operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Dari hasil pengumpulan data sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa posisi yang
ada di dalam PT. XXX adalah sebagai berikut :
1. Operational Manager
Mengawasi secara keseluruhan jalannya aktifitas PT. XXX, mulai dari
penerimaan order sampai dengan barang jadi.
2. Marketing
• Mempromosikan produk dan menawarkan jasa PT. XXX kepada para
konsumen yang berpotensi.
• Menjaga hubungan baik dengan para konsumen, termasuk menangani
komplain barang yang telah sampai ke tangan konsumen (after sales
service).
3. Follow Up (Per Customer)
Menindaklanjuti order yang telah diperoleh dari pihak marketing, seperti
terangkum berikut ini :
• Menanyakan dengan jelas dan detail order yang masuk, seperti nomer
kontrak, combo/work order, warna, potongan, jumlah, jenis dan warna
benang, jenis dan warna aplikasi , size/ukuran dan teknik embroidery stitch
yang akan digunakan dalam order ini. Biasanya semua spesifikasi produk
akan tertera di artwork yang dikirimkan oleh konsumen.
• Membuat film berdasarkan artwork yang diberikan oleh konsumen,
biasanya untuk membuat sample harus mengajukan permohonan
pembuatan sample di mesin sample.
• Membuat sample/contoh produk dari kontrak yang telah diorder dengan
menggunakan bahan-bahan seperti yang tertera di artwork.
Universitas Kristen Petra
30
• Aktif menanyakan status order yang telah dikirimkan samplenya, apakah
sample yang telah terkirim disetujui atau tidak. Bila tidak disetujui, maka
harus segera direvisi/diperbaiki samplenya.
• Bila status telah disetujui, maka follow up harus menyediakan semua
bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi, seperti
mempersiapkan aplikasi (bahan, potong kain, porses laser), benang
(memesan benang sesuai kebutuhan), dan bahan-bahan spesifik lainnya
(double tape, lem, kertas sobek/symbol, dll).
• Untuk memenuhi kebutuhan produksi maka follow up harus melakukan
order pemesanan bahan baku. Bila bahan telah datang, maka follow up
harus mengecek ketersediaan bahan, bila bahan-bahan telah lengkap
semuanya maka follow up harus meminta kepala produksi untuk membuat
kartu produksi (KP).
• Selama berlangsungnya proses produksi, follow up harus memantau
kegiatan produksi kontrak tersebut, memantau stok bahan baku bagi
kontraknya, dan memantau kualitas produk. Bila ditemukan
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi, maka harus segera menemui
mandor atau teknisi agar bisa segera dilakukan tindakan perbaikan.
4. Kepala Produksi
• Bertugas membuat kartu produksi (KP) dengan melihat ketersediaan mesin
dan penyesuaian jenis pekerjaan dengan kemampuan mesin.
• Mengatur jalannya produksi di mesin-mesin, maksudnya kepala produksi
harus dapat membuat pekiraan dan dapat merencanakan dengan baik dan
akurat setiap order yang masuk.
5. Teknisi Mesin
Bertanggung jawab terhadap kelancaran teknis semua mesin yang ada,
meliputi perawatan berkala, perbaikan (bila ada kerusakan), dan penyetelan
(penyesuaian kondisi) mesin.
6. Pembuatan dan Revisi Film
Membuat film berdasarkan artwork konsumen dan melakukan revisi bila
terdapat ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
7. Kepala Mandor
Universitas Kristen Petra
31
• Bertanggung jawab mengatur semua mandor yang ada, mengevaluasi
pekerjaan para mandor, serta bisa memberikan bimbingan dan motivasi
bagi para mandor.
• Bekerja sama dengan kepala produksi dengan memberikan informasi
sebenar-benarnya mengenai kondisi dan aktifitas mesin sehari-hari.
8. Mandor
• Mempersiapkan KP untuk mesin-mesin yang ada di sektornya masing-
masing, jangan sampai mesin berhenti karena KP-nya belum disiapkan
(diambil di papan KP).
• Mengambil bahan yang akan dibordir sesuai dengan yang tertera di KP di
gudang bahan.
• Bertanggung jawab mengatur para operator pada sektornya masing-
masing, meliputi penugasan jumlah operator per mesinnya, kedisiplinan
waktu, kebersihan, serta kerapihan pengerjaan dan produk.
• Mengawasi jalannya proses produksi di sektornya masing-masing, bila
terjadi sebuah masalah harus cepat tanggap dan melakukan tindakan yang
tepat, contohnya bila suatu mesin menghasilkan produk yang tidak sesuai
spesifikasi, maka harus segera tanggap mencari penyebabnya dan cepat
mencari solusinya.
9. Kepala Penerimaan Bahan Datang
• Bertanggung jawab untuk memeriksa setiap barang datang (terutama
bahan baku). Yang dicek adalah kesesuaian jumlah, jenis, dan size yang
ada dengan yang tertera di dalam surat jalan kemudian dicatat di form
yang telah tersedia.
• Mencatat semua kedatangan bahan baku dalam buku yang telah tersedia.
10. Kepala Gudang Benang
• Bertanggung jawab terhadap jumlah pemakaian bahan baku yang terdapat
di gudangnya.
• Menjaga stok di gudang agar tidak kehabisan bahan baku.
• Mengatur dan menilai kinerja petugas gudang.
11. Kepala Gudang Aplikasi
Universitas Kristen Petra
32
• Bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan aplikasi di lantai produksi,
yang meliputi pengaturan produksi aplikasi (potong kain, proses press/steam,
dan proses laser/plong), pengeluarannya ke mesin-mesin, dan stok di dalam
gudang.
12. Kepala Laser
• Bertanggung jawab mengatur jalannya proses laser, yang meliputi pembuatan
file laser untuk setiap kontrak yang menggunakan aplikasi membuat ukuran
kain yang diperlukan untuk pembuatan aplikasi, dan mengawasi petugas
laser.
13. Petugas Benang
• Melakukan penyetokan benang dan kertas pelapis (sobek dan simbol) setiap
hari.
• Melakukan pengeblokan benang sesuai dengan yang tertera di form
kebutuhan barang.
• Mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan barang (mindangan, benang,
kertas pelapis, plakban, double tape, lem) yang terdapat di gudangnya.
• Membuat Laporan Penerimaan Barang ( LPB ) untuk setiap bahan yang
melalui proses pembelian.
• Menjaga kerapihan dan kebersihan gudang dan alat pemidang kain.
14. Petugas Potong Kain
• Memotong kain aplikasi, kertas lem, dan kain keras/simbol sesuai order
potong yang diberikan. Setiap selesai harus memeriksa ulang hasilnya dan
mencatat di buku dan form yang telah disediakan.
15. Operator Finishing
• Membersihkan hasil bordiran dari sisa-sisa benang dan kain/kertas, lalu
mengembalikannya kembali ke bendel asalnya (sesuai nomer dan size).
• Melakukan pengecekan akhir sebelum bahan dikirim ke konsumen.
• Melakukan tindakan-tindakan korektif terhadap bordiran yang tidak
memenuhi syarat, agar hasilnya menjadi bagus dan memenuhi standar yang
telah disiapkan.
• Mencatat hasil kerjanya pada form/buku yang telah ada.
16. Operator Produksi Mesin Laser, Plong, Press/Steam, dan Potong Kain
Universitas Kristen Petra
33
• Membaca dengan teliti KP yang telah disiapkan oleh mandor, lalu memasang
benang sesuai dengan yang tertera di KP, memprogram mesin, serta
memasang midangan yang ukurannya sesuai.
• Membuat patrun di meja patrun dan memidangi setiap bahan (kain yang akan
dibordir) yang ada lalu dipasang pada mesinnya dan dijalankan sesuai dengan
instruksi dari mandor.
• Selama menjalankan proses bordir, operator harus mencatat semua kegiatan
mesin di laporan kerja harian.
• Setiap selesai bekerja (1 shift) maka operator wajib melakukan proses setor
kepada bagian finishing.
• Jika dalam proses produksi operator melakukan kesalahan, maka operator
wajib melaporkannya kepada mandor/kepala mandor/teknisi mesin untuk
segera dicarikan solusinya.
17. Operator Mesin Laser, Plong, Press/Steam, dan Potong Kain
• Operator wajib membaca dengan teliti order yang diberikan dan wajib
menjalankan mesin sesuai dengan teliti.
• Operator wajib mencatat setiap hasil kerjanya pada buku/form yang telah ada
dan bila terjadi masalah maka operator wajib melaporkan kepada kepala
aplikasi untuk dicarikan jalan keluarnya.
Setelah semua jabatan telah dideskripsikan, maka berikut ini adalah struktur
organisasi yang telah direvisi (lihat gambar 5.1).
Universitas Kristen Petra
34
OWNER
Operational Manager
HRD Manager
Kepala Accounting
Follow Up Follow Up Follow Up
Kepala Produksi
Laser
Plong
Kepala Mandor
Quality Control
Gudang Peneri-maan
Bahan
Operator Operator
Gudang Aplikasi
Kepala Gudang Benang
Kepala Finishing
Operator Mandor
Operator
Petugas Benang
Teknisi Mesin
Marketing
Revisi
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Universitas Kristen Petra
35
5.3. Pembuatan prosedur dalam system penerimaan dan pelaksanaan Order.
Berikut ini adalah prosedur yang ada di PT. XXX setelah dideskripsikan
masing-masing tugas untuk setiap posisi yang ada.
1. Prosedur Penerimaan Order (Follow Up)
Tujuan : Mencari informasi detail mengenai order yang diterima
Input : Artwork
Proses : Mengontak customer untuk menanyakan lebih lanjut segala informas
yang berkaitan dengan order yang ada, seperti jenis bahan, warna benang, dll.
Output : Detail Order
Form : Catatan Penerimaan Order (di buku masing-masing follow up) (Lihat
Lampiran 1)
2. Prosedur Pembuatan Film (OP Pembuatan Film)
Tujuan : Membuat film
Input : Artwork/sample produk dan disket
Proses : Follow Up menyerahkan artwork/sample produk ke bagian pembuat film
lalu operator pembuat film membuatkan film produk menggunakan program yang
ada dan memasukkan ke dalam disket yang diberikan oleh follow up.
Output : Film (berupa file dalam disket)
Form : Buku Catatan Pembuatan Film/Revisi (Lihat Lampiran 2)
3. Prosedur Pembuatan Sample (OP Mesin Sample)
Tujuan : Membuat contoh/sample design yang tertera di artwork
Input : Artwork
Proses : Customer memberikan spesifikasi designnya. Pihak Follow Up mencari
bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi design kemudian Follow Up membuat
Permohonan Pembuatan Sample kepada OP mesin pembuat Sample dan Follow
Up menyerahkan disket dan artwork ke OP pembuatan sample
Output : Sample produk
Form : PPS ( Permohonan Pembuatan Sample ) (Lihat Lampiran 3)
4. Prosedur Pembelian Bahan Baku (Follow Up)
Tujuan : Membeli bahan untuk keperluan produksi
Menghitung jumlah pemakaian bahan-bahan per ordernya
Input : detail order dan jumlah stitch produk
Universitas Kristen Petra
36
Proses : Menghitung kebutuhan jumlah bahan baku dan mencatatnya di form
kebutuhan bahan baku.
( Keterangan: Bahan baku utama yang biasanya harus disediakan ada dua, yaitu
benang dan aplikasi.)
Benang � Untuk menghitung keperluan kebutuhan benang, biasanya digunakan
pedoman bahwa untuk membuat 1750 stiches, dibutuhkan 14 m benang,
kemudian hasilnya dikalikan dengan jumlah barang yang diorder.
Aplikasi � Untuk menghitung jumlah kebutuhan kain aplikasi, hal pertama
adalah meminta ukuran aplikasi pada kepala bagian laser, lalu akan dihitung
jumlah item yang dapat dihasilkan untuk tiap meter kain, kemudian jumlah
tersebut akan disesuiakan dengan jumlah order yang ada.
Pihak Foolow Up memberi informasi kepada gudang benang mengenai detail
bahan baku agar dilakukan pengeblokan terhadap bahan baku yang ada, kemudian
meminta persetujuan Operational Manager (Acc) sebelum dipesankan ke supplier.
Output : Form Kebutuhan Bahan Baku yang sudah di-Acc
Form : Form Kebutuhan Bahan Baku (Lihat Lampiran 4)
5. Prosedur Penerimaan Barang bahan produk (Gudang barang)
Tujuan : Membuat Laporan Penerimaan Bahan
Input : Bahan (kain), bahan baku (benang, dll), Surat Jalan/Faktur/Bon
Proses : Petugas Gudang Benang akan memeriksa setiap barang datang dan
melakukan pengecekan terhadap jenis dan jumlah barang sesungguhnya, apakah
sesuai dengan yang tertulis di surat jalan/ faktur/bon. Setelah itu petugas benang
akan membuatkan Laporan Penerimaan Bahan untuk diserahkan ke bagian
accounting dan kemudian mengelompokkan barang yang datang dan ditempatkan
di tempat yang seharusnya.
Output : LPB (Lampiran 5.1)dan Buku Catatan Penerimaan Barang (Lampiran
5.2)
6. Prosedur Penerimaan Kain dari Customer (Gudang Bahan)
Tujuan : Membuat dokumen yang jelas mengenai bahan-bahan kain yang datang
dari konsumen
Input : Bahan (potongan bodi), Surat Jalan/Faktur/Bon
Universitas Kristen Petra
37
Proses : Petugas gudang kain akan memeriksa semua kiriman potongan kain dari
konsumen untuk benda dicocokkan dengan surat jalannya. Setelah itu petugas
wajib membuat rincian cutting list di form yang ada, cutting list ini berisi nomor
bordir yang ada beserta jumlahnya, size, warna, dan keterangan khusus yang lain.
Output : Form Penerimaan bahan yang telah terisi
Form : Form Penerimaan bahan datang (Lihat Lampiran 6)
7. Prosedur Perencanaan Produksi
Tujuan : merencanakan pelaksanaan order customer
Input : laporan kesiapan bahan dari divisi yang bersangkutan (gudang benang,
gudang penerimaan bahan / kain dan aplikasi)
Proses : Meminta Kepala Produksi untuk dibuatkan Kartu Produksi
Output : KP yang telah terisi
Form : KP (Lihat Lampiran 7)
8. Prosedur Permintaan Barang di Gudang Benang
Tujuan : Mendapatkan bahan baku sesuai KP
Input : KP dan Form Kebutuhan Bahan
Proses : Memberikan benang sesuai dengan blok per kontrak yang telah
ditentukan, dan setiap item yang diberikan kepada operator produksi harus
dilakukan pencatatan di NPB (Nota Peminjaman Barang).
Output : Benang dan bahan baku lain sesuai dengan permintaan
Form : Nota Peminjaman Barang (Lihat Lampiran 8)
9. Prosedur Potong Kain
Tujuan : Memotong kain menjadi ukuran tertentu sesuai dengan kebutuhan
Input : Bahan Kain dan Form Aplikasi
Proses : Menerima order potong dari kepala aplikasi, setelah kain telah terpotong
dan jumlahnya sesuai ordernya, maka barang harus diserahkan ke gudang aplikasi
Output : Potongan kain dengan size tertentu, Form Aplikasi yang telah terisi pada
bagian order potong
Form : Form Aplikasi (Lihat Lampiran 9), Buku Catatan Hasil Potong (Lihat
Lampiran 10)
10. Prosedur Mesin Press / Steam
Tujuan : Merekatkan bahan dengan kain dasaran
Universitas Kristen Petra
38
Input : Form Aplikasi, Bahan (Kain), Kertas Lem
Proses : Setelah diberi order press, maka operator press akan mengepress bahan
sesuai dengan jumlah yang tertera di formnya dan setiap selesai per bendelnya,
operator harus menuliskan hasilnya di buku hasil press.
Output : Kain yang terlah dipress, Form Aplikasi yang telah terisi di bagian press.
Form : Form Aplikasi (Lihat Lampiran 9), Buku Catatan Hasil Press (Lihat
Lampiran 11)
11. Prosedur Proses Laser
Tujuan : Membentuk potongan kain sesuai dengan disain yang diinginkan
menggunakan laser engravery machine
Input : Kain (yang telah dipress)
Proses : Setelah menerima order laser dari kepala aplikasi, maka operator laser
akan mengoperasikan mesinnya dan melakukan proses laser terhadap bahan sesuai
dengan jumlah yang tertera di form aplikasi. Setiap selesai satu kali proses,
operator harus menuliskan hasilnya pada buku catatan hasil laser.
Output : Produk yang sudah terbentuk sesuai dengan design, Form Aplikasi (yang
telah terisi di bagian laser)
Form : Form Aplikasi (Lihat Lampiran 9), Buku Catatan Hasil Laser (Lihat
Lampiran 12)
12. Prosedur Mesin Plong
Tujuan : Membentuk potongan kain sesuai dengan design yang diinginkan,
menggunakan pisau pon.
Input : Kain (yang telah dipress)
Proses : Setelah menerima order plong dari kepala aplikasi, maka operator plong
akan melakukan proses plong sesuai dengan jumlah yang tertulis. Setiap selesai
satu kali proses, operator plong harus menuliskan hasil kerjanya di buku catatan
hasil plong.
Output : Produk yang telah terpotong sesuai dengan design. Form Aplikasi (yang
telah terisi pada bagian plong)
Form : Form Aplikasi (Lihat Lampiran 9), Buku Catatan Hasil Plong (Lihat
Lampiran 13)
13. Prosedur Pelaksanaan Produksi
Universitas Kristen Petra
39
Tujuan : meralisasikan order customer
Input : KP, sample produk, patrun (bila ada), bahan baku (benang, kain, dll)
Proses : Pembuat KP menaruh KP di papan KP sesuai dengan nomer mesin yang
ada, mandor mengambil KP sesuai dengan nomer urut yang ada dan
mempersiapkan bahan sesuai dengan KP. Setelah siap ( benang terpasang dan
kain terpatrun), operator akan menjalankan mesin. Setiap selesai bekerja 1 shift,
produk harus disetorkan ke bagian finishing. Setelah selesai dengan suatu kontrak,
operator harus mengembalikan benang ke gudang benang dengan mengisi Form
Pengembalian Benang.
Output : Laporan Kerja Harian dan Form Pengembalian Barang yang telah terisi.
Form : Laporan Kerja Harian (LKH ) (Lihat Lampiran 14) dan Form
Pengembalian Benang (Lihat Lampiran 15)
14. Prosedur Pengendalian Kualitas
Tujuan : Melakukan pencegahan dan meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi dalam proses produksi.
Input : Proses Bordir
Proses : Melakukan penmeriksaan berkala terhadap setiap mesin di semua sektor
setiap jam. Pemeriksaan mengacu pada sample produk dan artwork, dan
dicatatkan pada kertas QC. Bila ditemukan penyimpangan, maka harus dilaporkan
kepada mandor di sektor tempat ditemukannya kesalahan dan harus
ditindaklanjuti segera.
Output : QC inspection
Form : Kertas QC Inspection (Lihat Lampiran 16)
15. Prosedur Penyetoran
Tujuan : Menghitung kesesuaian jumlah hasil sesungguhnya dengan yang tertulis
di Laporan Kerja Harian.
Input : Produk ( Kain yang telah dibordir ), Kertas Laporan Kerja Harian
Proses : Setiap pergantian shift, operator produksi akan melakukan proses
penyerahan hasil pekerjaan mereka kepada operator finishing yang telah ditunjuk,
kemudian operator Finishing akan melakukan penghitungan terhadap hasil produk
dan dicocokkan dengan penghitungan di Laporan Kerja Harian.
Output : Produk yang telah dihitung, Laporan Kerja Harian yang telah diperiksa
Universitas Kristen Petra
40
Form : Laporan Kerja Harian (Lihat Lampiran 14)
16. Prosedur Finishing
Tujuan : Melakukan inspeksi akhir terhadap produk, melakukan tindakan korektif
Input : Bahan kain yang telah dibordir, Form Finishing
Proses : Mengambil bahan yang akan diinspeksi untuk kemudian dilakukan
pembersihan terhadap bahan-bahan sisa yang terdapat pada kain, jika menemukan
hal yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada, harus dilakukan tindakan
korektif. Setiap selesai 1 ikat pekerjaan harus dicatat hasil pekerjaan di form
finishing.
Output : Produk yang telah lolos inspeksi, Form finishing yang telah terisi
Form : Form Finishing (Lihat Lampiran 17)
Untuk prosedur selengkapnya dapat dilihat pada gambar 5.2 sampai
gambar 5.10 berikut ini.
Universitas Kristen Petra
41
Gambar 5.2 Flowchart Penerimaan Order dan Pembuatan Film
Informasi Order
Mencatat di Buku Penerimaan Order
Membuat Design di Software
Start
Artwork
Artwork
Mencatat di buku revisi film
Catatan Revisi Film
1
Universitas Kristen Petra
42
Gambar 5.3 Flowchart Pembuatan Sample
Membuat PPS di Mesin
Memproduksi Sample
Sample Produksi
Dikirim ke Konsumen
Approved
Membuat COD
COD
Revised Disk
Revisi Disket
Revisi Bahan
No
Yes
Artwork
PPS
1
2
Universitas Kristen Petra
43
Gambar 5.4 Flowchart Persiapan Bahan
COD
Revised Disk
Aplikasi Divisi Laser
Membuat File Aplication
Ukuran Aplikasi
Menghitung kebutuhan
aplikasi
Menghitung keperluan benang
Mengisi Form Kebutuhan Bahan Baku
Memeriksa Stok di Gudang
Stok
Meminta Persetujuan Operational Manager
Memesan kebutuhan Bahan Baku
Melakukan pemisahan Benang untuk tiap
kontrak
No
Yes
Yes
No
Form Aplikasi
Form Kebutuhan Bahan Baku
2
Pembuatan Aplikasi
3
4
Universitas Kristen Petra
44
Gambar 5.5 Flowchart Pembuatan Aplikasi
Form Aplikasi
Operator Gudang Memotong Kain
Aplikasi
Dicatat di Buku Catatan Hasil Potong dan Form
Aplikasi
Buku Catatan Hasil Potong (lampiran 10)
Form Aplikasi (lampiran 9)
Operator Mesin Press melakukan proses
steam
Buku Catatan Hasil Press (lampiran 11)
Form Aplikasi
Pembuatan Aplikasi
Proses Laser Proses Plong
Yes No
Buku Catatan Hasil Laser
Form Aplikasi
Form Aplikasi
Buku Catatan Hasil Plong
Aplikasi Aplikasi
5
3
Universitas Kristen Petra
45
Gambar 5.6 Flowchart Kedatangan Bahan Baku
4
Informasi Kedatangan Bahan
Baku
Dibuatkan LPB
LPB
Disiapkan berdasarkan tiap kontrak
Dicatat di Buku Catatan Penerimaan
Barang
6
Universitas Kristen Petra
46
Gambar 5.7 Flowchart Perencanaan Produksi
COD Sample Produk yang telah
Diapproved
Form Kedatangan Bahan Kain
Membuat Kartu Produksi (KP)
dan Order Kirim (OK)
KP OK
Ditaruh di Papan KP
Diberikan ke bagian pengiriman
7
5
8
Universitas Kristen Petra
47
Gambar 5.8 Flowchart Persiapan Produksi
Mandor Mengambil KP di Papan KP
Mengambil bahan di Gudang Bahan Kain
Mengambil aplikasi di Gudang Aplikasi
Mengambil benang di Gudang Benang
Operator Gudang mengambil benang yang diminta
Menimbang benang tersebut
Mencatat di NPB
NPB
9
7
6
Universitas Kristen Petra
48
Gambar 5.9 Flowchart Produksi
No
Yes
Mandor membuat
patrun
Operator mesin memasang midangan
Operator mesin memasang benang
Operator mesin membuat contoh (menjalankan 1 kepala Mesin)
Mandor menyocokkan dengan COD
Perbaikan
Jalan produksi
Tiap selesai 1 Kali mesin Jalan, Menulis di Laporan
Kerja Harian Mesin
LKHM
Tiap selesai 1 Ikatan, dicatat jumlah dan no
mesin di keplek yang ada di ikatan
Tiap Selesai 1 Shift, LKHM+Bahan yang diserahkan ke OP setor/Finishing
OP Finishing memeriksa kesesuaian hasil sesungguhnya dengan LKHM
Masuk proses finishing
Dicari penyebabnya
Yes
No
10
9
Universitas Kristen Petra
49
Gambar 5.10 Flowchart Proses Finishing, Packing, dan Delivery
Dilakukan pemeriksaan hasil bordiran
Dilakukan tindakan korektif
Dihitung jumlah per Ikatan
Dicatat di ikatan dan Cutting List
Di Packing
Dibuatkan Surat Jalan
Dikirimkan ke konsumen
Sesuai
tidak sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
End
10
Dicatat di Form Finishing
Form Finishing
8