5 bab ii reaktor ganda.doc
TRANSCRIPT
![Page 1: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
REAKTOR GANDA
2.1. Tujuan Percobaan
- Membuat neraca massa
- Menghitung konversi reaksi
2.2. Tinjauan Pustaka
Pada umumnya pengertian Reaktor adalah suatu tempat terjadinya suatu reaksi
kimia dimana konstruksinya tergantung dari variabel yang dibutuhkan untuk proses
kimia tersebut, seperti koefisien perpindahan panas, tekanan, suhu, volume, konsentrasi,
dll.[8]
Ada tiga tipe pendekatan utama yang digunakan dalam pengoperasian reaktor:
- Reaktor batch
Pengertian Batch Reactor adalah tempat terjadinya suatu reaksi kimia tunggal, yaitu
reaksi yang berlangsung dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang berpasangan
dengan persamaan kesetimbangan dan stoikiometri.
- Reaktor tangki berpengaduk (RATB)
RATB dikenal juga sebagai. Di RATB, satu atau lebih reaktan masuk ke dalam suatu
bejana berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang sama (produk)
dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk dirancang sehingga campuran teraduk dengan
sempurna dan diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat
diketahui dengan membagi volum reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang
masuk reaktor. Dengan perhitungan kinetika kimia,konversi suatu reaktor dapat
diketahui.
- Reaktor alir pipa (RAP)
RAP dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran Sumbat). Dalam RAP, satu atau lebih
reaktan dipompa ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang menggunakan RAP
adalah reaksi fase gas. Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga semakin
panjang pipa konversi akan semakin tinggi. Namun tidak semudah ini menaikkan
konversi, dalam RAP konversi terjadi secara gradien, pada awalnya kecepatan reaksi
berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu jumlah reaktan akan
berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan akan makin lambat
23
![Page 2: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/2.jpg)
24
seiring panjangnya pipa. Artinya, untuk mencapai konversi 100% panjang pipa yang
dibutuhkan adalah tak terhingga.
- Reaktor Semi-Batch
Reaktor jenis berlangsung secara batch dan kontinyu secara bersamaan. Contoh
paling sederhana misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan sekali ke dalam tangki
(secara batch) namun CO2 yang dihasilkannya dikeluarkan secara kontinyu. Contoh
lainnya adalah klorinasi, suatu reaksi cair-gas, gas digelembungkan secara kontinyu
dari dasar tangki agar bereaksi dengan cairan di tangki yang diam (batch).
- Reaktor mixed flow
Satu atau lebih reaktan masuk ke dalam suatu bejana berpengaduk dan bersamaan
dengan itu sejumlah yang sama (produk) dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk
dirancang sehingga campuran teraduk dengan sempurna dan diharapkan reaksi
berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat diketahui dengan membagi volume
reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk reaktor. Dengan
perhitungan kinetika reaksi, konversi reaksi dapat diketahui.[9]
Persamaan untuk reaktor mixed flow :
Input = output + hilang karena reaksi + akumulasi (0)
Input A,
Output A,
Kehilangan A karena reaksi,
Jika disubstitusikan ke neraca massa :
Sehingga :
Keterangan :
τ = Waktu tinggal (s)
![Page 3: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/3.jpg)
25
V = Volume (L)
v0 = laju reaksi
CA = konsentrasi (mol/L)
FA = rate feed (mol/menit)
rA = rate reaksi (mol/m3.s)
XA = konversi
Di mana XA dan rA diukur pada kondisi aliran keluar reaktor, di mana
kondisinya sama dengan kondisi di dalam reactor.[2]
Lebih jauh lagi, reaktor dengan katalisator (padatan) membutuhkan pendekatan
yang terpisah dari ketiga model tersebut dikarenakan banyaknya asumsi sehingga
menyebabkan tiga model perhitungan di atas tidak lagi akurat.
Beberapa ubahan yang memengaruhi rancangan reaktor:
- Waktu tinggal
Waktu tinggal merupakan waktu yang diperlukan bahan baku untuk bereaksi di
dalam reaktor pada kondisi tertentu. Waktu tinggal berbanding terbalik dengan laju
reaksi, dimana semakin kecil waktu tinggal maka laju alir reaksi akan semakin besar.
Hal ini sesuai dengan persamaan :
- Volume (V)
Volume berbanding terbalik dengan laju reaksi dimana semakin kecil volume maka
laju alir reaksi akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan :
- Temperatur (T)
Reaksi Tunggal
1. Endotermis : Semakin tinggi suhu maka konversi akan semakin besardan
kecepatan reaksi juga semakin tinggi, sehingga sebaiknya reaktordioperasikan
![Page 4: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/4.jpg)
26
pada suhu setinggi-tingginya dengan memperhatikanfaktor keamanan, batas
material construction dan umur katalis.
2. Eksotermis : Pada reaksi Irreversible maka sebaiknya reaktordioperasikan pada
suhu setinggi-tingginya, sehingga kecepatan reaksiakan besar sihingga volume
reaktor akan kecil. Pada reaksi Reversibelsebaiknya suhu reaktor dioperasikan
pada suhu rendah supayadiperoleh konversi maksimum yang tinggi. Tetapi suhu
rendah akan mengakibatkan kecepatan reaksi menjadi kecil sehingga
volumereaktor akan menjadi besar. Maka diperlukan kondisi operasi yang
optimum.[10]
- Tekanan (P)
Single reactiona.
1. Penurunan jumlah mol : Bila selama reaksi terjadi penurunan jumlah mol maka
Tekanan reaktor harus besar. Sehingga reaksi akan bergeser kearah kanan
2. Penambahan jumlah mol :Bila selama reaksi terjadi penambahan jumlah
mol maka tekanan reaksi harus kecil.
- Konsentrasi senyawa
1. Reaksi Irreversible tunggal : Pada reaksi tunggal tidak dapat balik maka
memperbesar konsentrasi salah satu reaktan akan memperbesar konversi. Maka
dipilih salah satu reaktan dibuat berlebih dan yang lain sebagai limiting reaktan
sehing gareaksi mendekati sempurna.
2. Reaksi reversible tunggal : Konversi maksimum yang dapat dicapai pada reaksi
dapat balik sangat dipengaruhi oleh kesetimbangan reaksi , atau konversi
setimbang.
Hal ini sesuai dengan persamaan :
- Koefisien perpindahan panas
Saat reaksi berlangsung sangat cepat maka panas yang dilepas di dalam pellet tidak
dapat dikeluarkan dengan cukup cepat untuk menjaga agar pellet tetap tertutup dari
temperatur liquid, sehingga terjadi efek nonisothermal. Untuk reaksi dengan[4]
menggunakan pellet diperoleh persamaan :[2]
![Page 5: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/5.jpg)
27
Neraca Massa adalah cabang keilmuan yang mempelajari
kesetimbangan massa dalam sebuah sistem. Dalam neraca massa, sistem adalah sesuatu
yang diamati atau dikaji. Neraca massa adalah konsekuensi logis dari. Hukum
Kekekalan Massa yang menyebutkan bahwa di alam ini jumlah total massa adalah kekal
tidak dapat di musnahkan ataupun diciptakan. Contoh dari pemanfaatan neraca massa
adalah untuk merancang reaktor kimia, menganalisa berbagai alternatif proses produksi
bahan kimia, dan untuk memodelkan pendispersian polusi.
Massa yang masuk ke dalam suatu sistem harus keluar meninggalkan sistem
tersebut atau terakumulasi di dalam sistem. Konsekuensi logis hukum kekekalan massa
ini memberikan persamaan dasar neraca massa :
[massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa]
dengan [massa masuk] merupakan massa yang masuk ke dalam sistem, [massa keluar]
merupakan massa yang keluar dari sistem, dan [akumulasi massa] merupakan akumulasi
massa dalam sistem. Akumulasi massa dapat bernilai negatif atau positif. Pada
umumnya, neraca massa dibangun dengan memperhitungkan total massa yang melalui
suatu sistem. Pada perhitungan teknik kimia, neraca massa juga dibangun dengan
memperhitungkan total massa komponen-komponen senyawa kimia yang melalui
sistem (contoh: air) atau total massa suatu elemen (contoh: karbon). Bila dalam sistem
yang dilalui terjadi reaksi kimia, maka ke dalam persamaan neraca massa ditambahkan
variabel [produksi] sehingga persamaan neraca massa menjadi:
[massa masuk] + [produksi] = [massa keluar] + [akumulasi massa][11]
![Page 6: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/6.jpg)
28
2.3. Variabel Percobaan
A. Variabel tetap
- Volume NaOH = 1500 mL
- Volume H2SO4 =800 mL
- Perbandingan volume masukan H2SO4 = 50 : 50
B. Variabel berubah
- Konsentrasi H2SO4 = 0,4 N dan 0,5 N
- Waktu tinggal = 5; 10; 15 menit
- Bukaan globe valve = 45o dan 60 o
2.4. Alat dan Bahan
A. Alat – alat yang digunakan:
- Batang pengaduk
- Beakerglass
- Buret
- Busur
- Corong kaca
- Erlenmeyer
- Gelas arloji
- Gelas ukur
- Karet penghisap
- Neraca analitik
- Pipet tetes
- Pipet volume
- Seperangkat reaktor
- Stopwatch
- Termometer
2.5. Prosedur Percobaan
A. Kalibrasi laju alir volumetrik air pendingin
- Mengisi tangki air penampung dengan air pendingin
- Membuka globe valve air pendingin pada reaktor I dan reaktor II dengan
bukaan valve bukaan valve 50o dan menghitung waktu untuk 250 mL air yang
keluar.
B. Bahan - bahan yang digunakan:
- Aquadest (H2O)
- Asam oksalat (H2C2O4. 2H2O)
- Asam sulfat (H2SO4)
- Indikator phenolphtalein (C20H14O4)
- natriumhidroksida (NaOH)
![Page 7: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/7.jpg)
29
B. Persiapan bahan
- Membuat larutan asamoksalat 0,2 N sebanyak 250 mL
- Membuat larutan NaOH 0,2 N sebanyak 1500 mL
- Menstandardisasi larutan NaOH dengan menggunakan larutan asamoksalat.
- Membuat larutan asamsulfat 0,4 N dan 0,5 N sebanyak 800 mL.
C. Percobaan
- Mengatur bukaan valve pada 45° pada kelarutan tangki NaOH, H2SO4, reactor
1 dan 2
- Memasukkan larutan NaOH sebanyak 1500 mL ke dalam tangki NaOH dan
biarkan mengalir secara kontinyu kedalam reaktor 1
- Menyalakan motor pengaduk pada reaktor 1
- Memasukkan larutan asamsulfat sebanyak 400 mL ke dalam tangki penampung
dan mengalirkan larutan secara kontinyu dan menyalakan stopwatch
- Setiap 0, 5, 10, dan 15 menit, mencatat temperatur pada reaktor, temperatur
pada air pendingin masuk dan keluar, dan mengambil hasil reaksi pada
keluaran reaktor 1 lalu melakukan titrasi dengan 10 mL asam oksalat sebanyak
3 kali
- Mengambil hasil reaksi keluaran reaktor 2 setelah 15 menit reaksi dan
melakukan titrasi dengan 10 mL asam oksalat
- Mengulangi langkah-langkah tersebut sesuai dengan run yang diminta.
2.6. Data Pengamatan
Tabel 2.1. Data kalibrasi laju alir volumetrik air pendingin
Bukaan Valve Volume (mL) Waktu (s) Laju Alir (mL/s)
45° 250
5,91
31,6745,90
5,87
60° 250
7,91
31,6747.90
7,87
![Page 8: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/8.jpg)
30
Tabel 2.2. Data hasil pengamatan standarisasi NaOH 0,2 N dengan Asam oksalat
0,2 N
No.Volume
Asamoksalat (mL)
Volume Titrasi (mL)
I 10 11,5
II 10 11,3
III 10 11,4
Rata – rata 11,4
Tabel 2.3. Data hasil pengamatan suhu reaktor untuk bukaan valve 45o
Konsentrasi H2SO4 (N)
Waktu (menit)
T air masuk (°C)
T air keluar (°C)
0,4
0 26 295 26 2910 26 2815 26 29
0,5
0 26 285 26 2910 26 2815 26 28
Tabel 2.4. Hasil pengamatan standarisasi NaOH awal dan produk bukaan 45°
VariabelStandarisasi
awal
Standarisasi Produk (mL)Reaktor I Reaktor II
5 menit 10 menit 15 menit 15 menit0,4 N H2SO4
( 50 : 50)14,2 21,1 27,3 29,7 33,516,1 22,4 32,3 28,5 35,2
0,5 N H2SO4
( 50 : 50)15,7 24,7 33,5 36,9 41,915,9 25,9 35,5 36,9 41
Tabel 2.5. Hasil pengamatan standarisasi NaOH awal dan produk bukaan 60°
VariabelStandarisasi
awal
Standarisasi Produk (mL)Reaktor I Reaktor II
5 menit 10 menit 15 menit 15 menit0,4 N H2SO4
( 50 : 50)13,5 23 30 29,3 33,215,2 25,3 28,1 28,2 32
0,5 N H2SO4
( 50 : 50)12 26,9 33,5 38 39,3
15,7 27 33,9 39,7 40
![Page 9: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/9.jpg)
31
Tabel 2.6. Hasil perhitungan neraca massa reaktor I dengan konsentrasi H2SO4 0,4 N
untuk bukaan valve 45° dengan waktu 5-15 menit
Untuk waktu (t) =5 menit
Komponen Massa masuk (gram) Massa keluar (gram)H2SO4 15,68 10,5268NaOH 10,5263 6,323Na2SO4 - 7,4629
H2O 2274,4225 2276,3140Total 2300.6289 2300.6268
Untuk waktu (t) = 10menit
Komponen Massa masuk Massa keluarH2SO4 10.5263 6.5949NaOH 15.68 10.8601Na2SO4 0 6.9801
H2O 2274.4225 2276.1916Total 2300.6 2300.6
Untuk waktu (t) = 15 menit
Komponen Massa masuk Massa keluarH2SO4 10.5263 5.3566NaOH 15.6800 9.3420Na2SO4 0.0000 9.1788
H2O 2274.4225 2276.7489Total 2300.6 2300.6
Tabel 2.7. Hasil perhitungan neraca massa reaktor I dengan konsentrasi H2SO40,5 N untuk bukaan valve 45° dengan waktu 5-15 menit
Untuk waktu (t) = 5 menit
Komponen Massa masuk Massa keluarH2SO4 10.5263 7.7801NaOH 15.68 12.3131Na2SO4 0 4.8758
H2O 2274.4225 2275.6583Total 2300.6 2300.6
Untuk waktu (t) = 10 menit
Komponen Massa masuk Massa keluarH2SO4 10.5263 4.0702NaOH 15.68 4.9900Na2SO4 0 7.2266
H2O 2274.4225 2276.2541Total 2300.6 2292.5
![Page 10: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/10.jpg)
32
Untuk waktu (t) = 15 menit
Komponen Massa masuk Massa keluarH2SO4 10.5263 5.9837NaOH 15.68 10.1108Na2SO4 0 8.0653
H2O 2274.423 2276.4667Total 2300.6 2300.6
Tabel 2.8. Hasil perhitungan neraca massa reaktor II dengan konsentrasi
H2SO4 0,4 N untuk bukaan valve 45°
Komponen Massa masuk Massa keluarH2SO4 20,5355 20,0602NaOH 4,4344 4,0480Na2SO4 7,4408 8,1295
H2O 3065,0460 3065,2206Total 3097,4568 3097,4584
Tabel 2.9. Hasil perhitungan neraca massa reaktor II dengan konsentrasi H2SO4
0,5 N untuk bukaan valve 60°
Komponen Massa masuk Massa keluarH2SO4 10.5263 4.8908NaOH 15.68 5.9961Na2SO4 0 8.6836
H2O 2274.423 2276.6234Total 2300.6 2296.2
![Page 11: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/11.jpg)
33
2.7. Grafik
Grafik 2.9.1.Hubungan konversi asam sulfat 0,4 N dan waktu reaksi pada bukaan
45o dan bukaan 60o di reaktor II
Grafik 2.9.2. Hubungan konversi asam sulfat 0,5 N dan waktu reaksi pada
bukaan 45o dan bukaan 60o di reactor II
![Page 12: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/12.jpg)
34
2.8. Pembahasan
1. Secara teori jumlah input dan output pada neraca massa akan selalu dalam
keadaan setimbang, sesuai dengan rumus
Input = output + hilang karena reaksi + akumulasi (0)
Pada hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat pada hasil perhitungan
neraca massa pada tabel 2.8.3. sampai 2.8.6. Hasil yang diperoleh dalam
percobaan sesuai dengan teori. Dengan hasil perhitungan sebagai berikut :
Untuk bukaan valve 45°
a) Pada konsentrasi H2SO4 0,4 N untuk waktu reaksi mulai dari 5-15 menit
diperoleh massa input sama dengan massa output yaitu 2300.6 gram pada
reaktor I, dan 3097,4584 pada reaktor II.
b) Pada konsentrasi H2SO4 0,5 N untuk waktu reaksi mulai dari 5-15 menit
diperoleh massa input sama dengan massa output yaitu 2300.6 gram pada
reaktor I, dan3097,4584 gram pada reaktor II .
2. Secara teori semakin besar konsentrasi reaktan maka nilai konversi reaksi yang
dihasilkan akan semakin besar.Dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Pada bukaan valve 45°
a) Untuk konsentrasi H2SO4 0,4 N pada reaktor I diperoleh:
- waktu 5 menit konversi sebesar 19,63218%
- waktu 10 menit konversi sebesar 37,34767%
- waktu 15 menit konversi sebesar 32,86502%
sedangkan pada reaktor II didapatkan konversi reaksi sebesar 40,42119 %
b) Untuk konsentrasi H2SO4 0,5 N pada reaktor I diperoleh:
- waktu 5 menit konversi sebesar 26,089%
- waktu 10 menit konversi sebesar 38,667%
- waktu 15 menit konversi sebesar 43,154%
sedangkan pada reaktor II didapatkan konversi reaksi sebesar 46,462%
3. Secara teori hubungan antara konsentrasi H2SO4 dengan konversi adalah semakin
besarkonsentrasi asamsulfat (H2SO4), maka konversi semakin besar. Hal ini
ditunjukkan pada persamaan :
![Page 13: 5 BAB II Reaktor Ganda.doc](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082404/563dbb5b550346aa9aac7969/html5/thumbnails/13.jpg)
35
Dimana :
CAo = Konsentrasi zat yang masuk (mol bahan yang masuk/volume feed)
CA = Konsentrasi zat
XA= Konversi reaksi
2.9. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :1. Massa yang masuk dalam reaktor sama dengan massa yang keluar dari dalam
reaktor.2. Semakin besar konsentrasi reaktan yang bereaksi, maka konversi yang
dihasilkan juga semakin besar.