5. perubahan struktur ekonomi
TRANSCRIPT
Perubahan struktur ekonomi
Yulia nengsih pari11140510
5V-MA
Pengertian struktur ekonomiStruktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier.Ada kecenderungan (dapat dilihat sebagai suatu hipotesis) bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi faktor-faktor penentu lain mendukung proses, seperti manusia (tenaga kerja), bahan baku, dan teknologi tersedia.
Arthur lewis (teori migrasi)Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama.
Hollis chenery(teori transformasi struktural)
Teori Chenery, dikenal dengan teori pattern of development, memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di NSB, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional (subsistens) ke sektor industri sebagai mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi.
Di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang (NSB), banyak negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya berbeda antar negara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antar negara dalam jumlah faktor internal seperti berikut.
a. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi) Suatu negara yang awal pembangunan ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar, seperti mesin,besi dan baja yang relatif kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih cepat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri ringan, seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan mimuman.
b. Besarnya pasar dalam negeri Besarnya pasar domestik ditentikan oleh kombinasi antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita.
c. Pola distribusi pendapatan Walaupun tingkat pendapatan rata-rata perkapita naik pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industri-industri selain industri-industri yang membuat barang-barang sederhana makanan dan minuman. Sepatu dan pakaian jadi (tekstil)
d. Karakteristik dari industrialisasi Cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industri yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri, dan insentif yang diberikan.
e. Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat melakukan industrialisasi atau tidak berhasil melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada negara yang miskin SDA.
f. Kebijakan perdagangan luar negeri
Fakta menunjukan bahwa di negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola dan hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan di negara-negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka (outward looking).
Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi
- Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan- Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku,
barang setengah jadi dan barang jadi.- Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas
pasar produk/jasa yang dihasilkannya.- Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor
dan komoditi unggula.- Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang
dan jasa serta mendukung proses produksi.- Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-
menerus.- Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah.- Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
Struktur perekonomian indonesiaBerdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris (agricultural), industri (industrial), niaga (commercial) hal ini tergantung pada sector apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara yang bersangkuatan.Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern.
Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional.Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya dapat dikatakan bahwa struktur perekonomian selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistik, pembuatan keputusan (decision-making) lebih banyak ditetapkan pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintah (bottom-up).
Kasus di indonesia Kalau dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru hingga
sekarang, dapat dikatakan bahwa proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat. Namun demikian, penurunan
rasio output pertanian terhadap PDB tersebut tidak berarti bahwa volume produksi di sektor tersebut berkurang selama periode
tersebut (pertumbuhan rata-rata per tahun negatif). Penurunan tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan output (rata-rata per tahun total) di sektor tersebut relatif lebih
rendah dibandingkan laju pertumbuhan output dari sektor industri.
Krisis ekonomi 1997/1998Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menjelang akhir tahun 1997 dan mencapai klimaksnya pada tahun 1998 sangat memukul perekonomian Indonesia. Pada tahun 1998 PDB merosot tajam hingga 13% yang membuat pendapatan per kapita juga menurun drastis. Merosotnya PDB hingga 13% bukan suatu hal yang kecil, mengingat bahwa sepanjang sejarah Indonesia sejak 1945 hingga 1996 ekonomi Indonesia belum pernah mengalami PDB hingga 13%.Dari sisi suplai, sektor industri manufaktur dan sektor konstruksi (bangunan), yang pada era orde baru bukan saja berkembang sangat pesat, tetapi juga sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan produksi yang signifikan. Krisis ekonomi tersebut diawali oleh krisis keuangan dan yang terakhir ini disebabkan oleh krisis rupiah.Menjelang pertengahan 1997, ekonomi dari negara-negara Asia , khususnya Indonesia, Thailand, Malaysia, dan korea Selatan, mulai menunjukkan kecenderungan memanas, yang salah satu tandanya adalah laju inflasi yang mulai merangkak naik. Dan menjelang tahun 1998 semakin defisit dan ini biasanya menimbulkan kenaikan utang, khususnya dari luar negeri.
Langkah-langkah yang di ambil untuk mencegah krisis terjadi kembali
(1) Ekspor diperkuat,(2) Ketergantungan pada ULN, impor, dan investasi jangka pendek atau yang bermotivasi spekulasi dihilangkan,(3) Sektor perbankan diperkuat,(4) Menerapkan kembali mekanisme penentuan kurs berdasarkan sistem bebas terkendali, dan(5) Menyiapkan cara/kebijakan penanggulangan krisis yang bagus dengan memerhatikan semua faktor yang secara teori sangat memungkinkan munculnya suatu krisis serupa.
Terimakasih …