5 teknik sampling
TRANSCRIPT
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 1/22
PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2011
TEKNIK SAMPLING
PENELITIAN KEBIJAKAN
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 2/22
1
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN..........................................................................................1
II ALASAN PENGAMBILAN SAMPEL.........................................................3
A. Populasi dan Sampel .............................................................................3
B. Jenis Distribusi......................................................................................4
II TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ..........................................................6
A. Probability Sampling.............................................................................7
B. Non-Probability Sampling ..................................................................17
IV PENUTUP ....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 3/22
Teknik Sampling - 1 -
I PENDAHULUAN
Pada Bab I ini diuraikan tentang pengertian data, data kualitatif dan data kuantitatif,
jenis-jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif. Secara lengkap diuraikan di bawah
ini.
Ditinjau dari jenis data yang dikumpulkan, penelitian dibagi menjadi dua, yaitu
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Dari segi pendekatannya, terdapat
perbedaan yang cukup menyolok antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Namun
perlu dimengerti pula satu jenis riset dapat berasal dari kombinasi data kualitatif
maupun kuantitatif; misalnya data kependudukan dalam bentuk sensus dan data
etnografi dalam bentuk narasi dengan persentase dan pengelompokan. Jelaslah data
kualitatif dapat juga menjadi bagian dari data kuantitatif atau sebaliknya data
kuantitatif menjadi bagian dari data kualitatif.
Seorang peneliti yang andal tidak perlu lagi mempersoalkan apakah data dalam
risetnya bersifat murni kualitatif atau murni angka-angka atau merupakan gabungan
data kuantitatif dan kualitatif. Asalkan tujuan penelitian tercapai. Begitu juga bagi
kaum pengambil keputusan kenegaraan misalnya, data SUSENAS (survey sosialekonomi nasional) diambil secara random sampling dari setiap provinsi di Indonesia
untuk menyiapkan kebijakan sosial ekonomi bagi pemerintah Indonesia yang
datanya disiapkan oleh Biro Pusat Statistik. Contoh lain untuk pendataan penduduk
(sensus) yang diambil tidak menggunakan teknik sampling, tetapi mencacah seluruh
atau keseluruhan (studi populasi) penduduk Indonesia setiap 10 tahun untuk
menentukan trend, naik-turun, variasi jumlah penduduk Indonesia. Artinya teknik
sampling adalah cara memperlakukan data sesuai dengan tujuan penelitian.
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif lebih intensif dengan mengambil daerahpenelitian atau subyek penelitian yang relatif terbatas. Pada penelitian kualitatif,
peneliti berfungsi sebagai instrumen penelitian (pengumpul data). Analisis data
penelitian kualitatif cenderung tidak menggunakan penrhitungan statistik, karena
data yang terkumpul pada umumnya dalam bentuk uraian.
Di lain fihak, penelitian kuantitatif, menggunakan sub jek yang lebih banyak dan
daerah penelitian yang lebih luas. Instrumen yang digunakan berbentuk pertanyaan-
pertanyaan yang jawabannya dapat disimbolkan dengan bilangan atau angka,
misalnya: tes, dan kuesioner. Oleh karena data yang terkumpul berbentuk bilangan
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 4/22
Teknik Sampling - 2 -
atau angka, maka dalam menganalisis data banyak menggunakan perhitungan
statistik.
Ada tiga jenis penelitian kuantitatif yaitu eksperimen, quasi-eksperiment, dan survei
(Kerlinger, 1986 di dalam Indriyanto, 1997)). Analisis yang digunakan mulai dari
statistik univariat (misalnya presentase), bivariat (misalnya korelasi), sampai dengan
multivariat (misalnya korelasi ganda, regresi ganda, analisa varians dan kovarians,
serta analisis multivariat lainnya).
Penelitian kuantitatif umumnya menggunakan subjek penelitian yang lebih luas.
Oleh karena itu memerlukan sumber daya yang besar. Untuk menghemat dana,
waktu, dan tenaga, penelitian kuantitatif lebih sering menggunakan sampel. Dengandemikian, peneliti kuantitatif harus mempunyai pengetahuan tentang populasi dan
kerangka sampel. Pelaksanaan penelitian kuantitatif tidak hanya berhenti sampai
dengan penarikan sampel saja, tetapi adanya sampel ini membawa konsekuensi
dalam penarikan kesimpulan dari hasil analisis. Hal yang perlu dipertimbangkan
dalam penarikan kesimpulan tersebut adalah generalisasi hasil terhadap populasi.
Agar hasil analisis data kuantitatif yang dilakukan berdasarkan pada sampel dapat
digeneralisir pada populasi dimana sampel tersebut diambil, berbagai ketentuan
perlu diperhatikan. Pembahasan di bawah ini adalah berkenaan dengan ketentuan
dalam penarikan sampel agar mencerminkan karekateristik populasi (representatif).Ketentuan-ketentuan tersebut tidak hanya tercermin dalam pembahasan tentang
metode tetapi juga pada alasan pengambilan sampel.
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 5/22
Teknik Sampling - 3 -
II ALASAN PENGAMBILAN SAMPEL
Pada Bab II ini dijelaskan tentang alasan pengambilan sampel, definisi populasi dan
sampel serta jenis distribusi. Secara lengkap diuraikan di bawah ini.
Dalam berbagai laporan penelitian atau disain penelitian, sering kita jumpai bahwa
pengambilan sampel dilakukan oleh karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan
dana. Alasan ini masuk akal, karena mengumpulkan data dari seluruh anggota
populasi tidaklah efisien. Alasan berkenaan dengan dana, waktu, dan tenaga
merupakan alasan efisiensi ekonomis.
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan sampel juga mempertimbangkan
efisiensi dari segi statistik. Gay (1987:99) di dalam Indriyanto (1997) menyebutkan
bahwa the purpose of selecting a sample is to gain information concerning a
population. Efisiensi di sini mengandung arti, sampel dapat digunakan untuk
mewakili populasi sebagai induk dari sampel.
Pada dasarnya, untuk memperoleh sampel yang mewakili populasi, pengambilan
sampelnya harus bersifat acak. Konsep acak dalam pengambilan sampel berkaitandengan konsep probabilitas (peluang). Hinkle, Wiersma, and Jurs (1979) di dalam
Indriyanto (1997) menyatakan bahwa kriteria acak ada dua yaitu: (i) setiap anggota
populasi mempunyai kesempatan (probabilitas) yang sama untuk diambil sebagai
sampel (non-zero probability), dan (ii) semua anggota populasi yang terpilih
sebagai sampel harus terpilih secara independen.
Untuk menjelaskan lebih lanjut dari konsep ini, terlebih dahulu dibahas tentang
konsep efisiensi dari sudut pandang statistika.
Pertama-tama yang harus kita pahami dalam statistik adalah pengertian populasi dan
sampel, dan kedua adalah jenis distribusi.
A. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen yang menjadi pusat perhatian bagi
peneliti untuk menjeneralisasi hasil penelitiannya (Cooper and Schinder, 2003).
Elemen merupakan unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bervariasi
bentuknya, bisa berupa individu, kelompok individu, organisasi, dll. Bagi peneliti di
bidang pendidikan, populasinya bisa terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, orang
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 6/22
Teknik Sampling - 4 -
tua, bahkan benda mati seperti buku, dan peralatan pendidikan. Bagi peneliti di
bidang kimia populasinya bisa berwujud zat kimia, peneliti di bidang biologi
populasinya bisa berwujud jenis pohon, jenis hewan, dst. Singkatnya anggota
populasi bisa terdiri dari orang, hewan, tumbuh-tumbuhan, atau bahkan benda mati.
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
Ide dasar penetapan sampel (sampling) adalah memilih anggota populasi yang dapat
memberikan gambaran keseluruhan populasi. Dalam pelaksanaan penelitian, ruang
lingkup populasi masih merupakan area yang luas batasnya. Oleh karena itu, untuk
menenuhi kelayakan dalam pelaksanaan penelitian, ditentukan populasi sasaran
(target population), yaitu populasi yang digunakan untuk menjeneralisasi hasil
penelitian. Namun demikian, populasi sasaran ini masih relatif sulit untuk ditentukan. Untuk menentukan pengambilan sampel ditentukan accesible population.
Pada populasi tingkat ini peneliti menarik sampel.
Contoh:
Suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari sistem pengajaran
dengan menggunakan komputer terhadap prestasi belajar siswa SD di Propinsi Jawa
Tengah.
Populasi adalah semua siswa SD di Propinsi Jawa Tengah.
Target population adalah siswa kelas I dan II SD di Propinsi Jawa Tengah
Accesible population adalah siswa kelas I dan II SD di Dati II di Propinsi Jawa
Tengah
Sampel adalah 100% dari siswa kelas I dan II SD di tiga Dati II, Propinsi Jawa
Tengah.
B. Jenis Distribusi
Perhitungan statistik, terutama parametrik, didasarkan pada kurva normal. Kurva
normal itu sendiri merupakan gambaran distribusi populasi. Secara empirik dapat
dibuktikan, bahwa distribusi pada sampel mencerminkan distribusi populasi.
Misalnya, distribusi penduduk Jakarta berdasarkan usia, maka akan cenderung
seperti kurva normal. Demikian juga kalau kita mengambil sampel secara acak
sebagain dari penduduk Jakarta dan kita lihat distribusinya, maka akan cenderung
mendekati kurva normal juga. Kalau kita mengambil sampel beberapa kali,
kemudian kita hitung reratanya maka distribusi rerata juga akan mendekati bentuk
kurva normal. Berdasarkan hal tersebut maka ada tiga jenis distribusi, yaitu:
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 7/22
Teknik Sampling - 5 -
1. Distribusi populasi, merupakan penyebaran individu berdasarkan satu variabel
atau lebih pada tingkat populasi. Ukuran-ukuran yang digunakan pada populasi
adalah parameter. Oleh karena parameter ini hampir tidak dapat diketahui
nilainya, maka digunakan perkiraan berdasarkan sampel.
2. Distribusi sampel, merupakan penyebaran individu berrdasarkan satu variabel
atau lebih pada tingkat sampel. Distribusi pada sampel inilah yang biasanya
bisa diukur. Ukuran yang digunakan disebut statistic. Oleh karena statistic
didasarkan pada probabilitas, maka dalam memperkirakan parameter selalu
ada kemungkinan untuk terjadi kekeliruan (error ). Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Parameter = statistic + error
3. Distribusi pengambilan sampel, merupakan distrubusi dari koefisien statistic
yang diperoleh dari sampel yang diambil beberapa kali. Distribusi koefisien
statistic ini juga mendekati kurva normal; terutama apabila frekuensi penarikan
sampel tinggi, dengan ukuran sampel untuk setiap penarikan sampel juga
besar. Secara formal kecenderungan ini dirumuskan pada dalil batas memusat
(Central limit theorem) (Hinkle, Wiersma, dan Jurs, 1979 dan Howell, 1987 di
dalam Indriyanto, 1997).
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 8/22
Teknik Sampling - 6 -
II TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Pada Bab III ini dipaparkan tentang teknik pengambilan sampel yaitu dengan
probability sampling dan non probability sampling. Secara lengkap diuraikan di
bawah ini.
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, salah satu ketentun pokok dari pengambilan
sampel adalah sampel harus representatif, artinya mencerminkan karakteristik
populasi. Untuk menjadikan sampel representatif, maka cara pengambilannya adalahsecara acak yaitu setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel. Namun demikian, cara pengambilan secara acak tidak dapat
menjamin bahwa sampel yang diambil betul-betul reprensentatif (Fraenkel dan
Wallen, 1990 di dalam Indriyanto, 1997). Hal ini bisa terjadi karena adanya unsur
subyektivitas peneliti yg tidak dapat dikontrol oleh peniliti pada saat mengambil
sampel.
Penetapan sampel agar dapat benar-benar mewakili populasi dilakukan dengan
memperhatikan sifat-safat dan penyebaran populasi (Nawawi, 1995). Penetapan
sampel yang ideal mempunyai sifat sebagai berikut. Pertama, dapat menghasilkan
gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. Kedua, sederhana dan
mudah dilaksanakan. Ketiga, dapat memberi keterangan sebanyak mungkin dengan
biaya sedikit. Keempat dapat menentukan katepatan (Tiken,1965,
Singarimbun,1989).
Besarnya jumlah sampel yang perlu diambil tergantung pada karakteristik populasi.
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jumlah sampel.
Pertama, derajat keseragaman dari populasi, makin seragam populasi makin kecil
sampel yang diambil. Kedua, ketepatan sampel, makin besar jumlah sampel semakintinggi ketepatan. Ketiga, tingkat ketepatan analisis yang akan dilakukan.
Ada beberapa cara atau teknik yang dapat digunakan dalam penetapan sampel. Cara-
cara tersebut, menurut Sugiyono (1997) dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (i)
probability sampling, (ii) non-probability sampling. Jenis-jenis penetapan sampel
pada setiap kelompok tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 9/22
Teknik Sampling - 7 -
1. Simple random sampling 1. Quota Sampling2. Systematic sampling 2. Convienience/Accidental Sampling
3. Stratified random sampling , 3. Purposive Sampling
4. Cluster Sampling 4. Snowball Sampling5. Multistage Sampling
Gambar 1. Pembagian cara penetapan sampel
A. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi lima cara, yaitu simple random sampling, systematic
sampling, stratified random sampling, cluster sampling, dan multistage sampling.
1. Simple random sampling (pengambilan sampel acak sederhana)
Pengambilan sampel acak sederhana adalah suatu cara pengambilan sampel
dengan cara acak tanpa memperhatikan strata anggota populasi, semua anggota
populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Langkah-langkah pengambilan sampel acak sederhana adalah; Pertama,
melakukan identifikasi seluruh elemen populasi. Kedua, menentukan besarnya
sampel. Ketiga, melakukan pengambilan sampel dengan cara undian, atau
menggunakan tabel bilangan acak (random).
Cara pengambilan sampel ini dikatakan sederhana, karena cara pengambilan
sampel dari semua anggota populasi dilakukan dengan cara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Cara demikian
dapat dapat dilakukan apabila populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
A. Probability
Sampling
Teknik pengambilan sampel
B. Non Probability
Sampling
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 10/22
Teknik Sampling - 8 -
Populasi homogen
Sampel yg representatif
Gambar 2. Pengambilan sampel acak sederhana
Alasan memilih metode ini adalah: Pertama, sifat populasi tidak tersebar
secara geografis. Kedua, sifat populasi homogen. Ketiga, tersedia daftar
kerangka sampel.
Keuntungan menggunakan cara pengambilan sampel acak sederhana adalah
mudah dan sederhana serta memerlukan waktu, dana dan tenaga yang tidak
terlalu besar. Sedangkan kelemahannya adalah sulit dilakukan bila anggota
populasi heterogen, dan jumlahnya besar.
Contoh:
Penelitian tentang prestasi siswa SMU di propinsi DKI Jakarta tahun 2002.
Untuk mendapatkan rata-rata prestasi SMU yang lulus tahun 2006 yang
berjumlah 5000 orang siswa, maka data yang dikumpulkan tidak perlu dari
semua siswa tersebut. Namun cukup dengan mengambil sampel, misalnya
diambil 500 orang siswa sebagai sampel dari keseluruhan siswa SMU yang
berada di wilayah DKI Jakarta. Dari sampel tersebut dapat digambarkan rata-
rata prestasi siswa SMU pada tahun 2006 di DKI Jakarta.
Beberapa rumus ukuran sampel dengan teknik sampling Simple Random
Sampling terkait dengan metode analisis data disajikan dalam tabel berikut:
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 11/22
Teknik Sampling - 9 -
Tabel Rumus Ukuran Sampel
Teknik Analisis Data Rumus Ukuran SampelMenaksir Nilai Proporsi 2
/2Zn ( 1 - )α π π
δ
Menaksir Nilai Rata-rata 2
/2Zn α σ
δ
Pengujian Hipotesis Sebuah Proporsi 2
/2( Z + Z )n (1 - )
α βπ π
δ
Pengujian Hipotesis Sebuah Rata-
Rata
2
/2( Z + Z )
n α β σ
δ
Pengijian Hipotesis Korelasi/ Regresi Rumus Iterasi
1 1ln
2 1ρ
ρµ
ρ
2
/ 2 / 2
23i
Z Z n
α β
ρµ
1 1
' ln2 1 2( 1)inρ
ρ ρ
µ ρ
Keterangan :
: perbedaan rata-rata/ proporsi antar sampel
: nilai parameter proposi
: simpangan baku data populasi
µρ : Simbol miu untuk rata-rata parameter korelasi
µ’ ρ : Simbol miu untuk rata-rata parameter korelasi yang disesuaikan
ln : Log-e (natural logarithm)
ni : Ukuran sampel iterasi ke-i
: perkiraan parameter korelasi minimum antara variabel penelitain
Z /2 : Nilai yang diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku dengan yang ditentukan
Z /2 : Nilai yang diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku dengan yang ditentukan
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 12/22
Teknik Sampling - 10 -
Contoh :
Akan dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara motivasi belajar
siswa dengan prestasi siswa disekolah. Diketahui dari hasil penelitiansebelumnya, hubungan antara motivas belajar siswa dengan prestasi siswa
disekolah paling rendah =0.30. Dengan tingkat kepercayaan 1- = 90%
dan kuasa uji 1- = 80%. Tentukan ukuran sampel minimum untuk
menguji hipotesis hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi
siswa di sekolah.
Jawaban ;
Diketahui dari kasus di atas:
= 0.30
= 0.90 atau = 0.10
= 0.80 atau = 0.20
Z /2 = 1.645 (Dari tabel distribusi normal)
Z /2 = 1.281 (Dari tabel distribusi normal)
Proses Iterasi
Iterasi Tahap Pertama:
Hitung Nilai ρµ
1 1ln2 1
ρ ρµρ
1 1 0 .30ln 0 .30952
2 1 0 .30ρµ
Hitung nilai n1
2
/ 2 / 21 2
3 Z Z
nα β
ρµ
21 2
1.645 1.2813 92.39075
0.30952n
Iterasi Tahap Kedua
Hitung Nilai'
ρµ
'
1
1 1ln
2 1 2 1nρ
ρ ρµ
ρ
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 13/22
Teknik Sampling - 11 -
' 1 1 0.30 0.30ln 0.311161
2 1 0.30 2 92.39075 1
ρµ
/2 /2
2 2'
3 Z Z
nα β
ρµ
2
2 2
1.645 1.2813 91.45021
0.311161n
Iterasi Tahap KetigaHitung Nilai
"
ρµ
"
2
1 1ln ;
2 1 2 1nρ
ρ ρµ
ρ
" 1 1 0.30 0.30
ln 0.3111782 1 0.30 2 91.45021 1
ρµ
2
3 2
1.645 1.2813 91.44051 92
0.311178n
Terlihat dari perhitungan diatas nilai n2 dengan n3 relatif sama sehingga dapat
dikatakan proses iterasi sudah selesai. Dengan demikian maka sampel
minimum dalam penelitian ini adalah sebesar 92 siswa. Satu hal penting yang
harus diperhatikan bahwa penentuan ukuran sampel minimum tidak selalu
harus mengetahui berapa besar ukuran populasinya, namun terkait dengan
untuk tujuan apa sampel dikumpulkan. Seperti dalam kasus ini, tidak
diperlukan informasi ukuran populasi.
2. Systematic sampling
Systematic sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dimana hanya
unsur pertama saja dari sampel yang dipilih secara acak, sedangkan unsur-
unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu
(Singarimbun, 1995).
Metode ini, menurut Eriyanto (1999), dapat dijalankan pada dua keadaan,
yaitu:
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 14/22
Teknik Sampling - 12 -
a. apabila nama atau identifikasi dari satuan-satuan elementer dalam
populasi itu terdapat dalam suatu daftar (kerangka sampling), sehingga
satuan-satuan tersebut dapat diberi nomor urut,
b. apabila populasi itu mempunyai pola beraturan, seperti blok-blok
bangunan dalam kompleks pertokoan, atau rumah-rumah pada suatu
jalan. Blok-blok atau rumah-rumah itu dapat diberi nomor urut.
Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak acak,
karena yang diambil secara acak adalah unsur pertama saja, sedangkan unsur-
unsur selanjutnya ditentukan berdasakan interval yang sudah tertentu dan tetap.
Oleh karena itu, untuk dapat menggunakan metode ini, harus dipenuhi
beberapa syarat; (1) populasi harus besar sehingga pengambilan sampel
mendekati acak; (2) harus tersedia daftar kerangka sampel; (3) populasi harusbersifat homogen (Singarimbun, 1995).
Cara penarikan sampel ini adalah dari semua unit populasi diberi nomor dan
diurutkan, kemudian ditentukan satu nomor sebagai titik tolak pertama
memilih sampel, kemudian nomor berikutnya dari anggota populasi yang ingin
dipilih ditentukan secara sistematik.
Beberapa contoh systematic sampling dapat diilustrasikan sebagai berikut:
a. Terdapat daftar peringkat prestasi populasi siswa SMP berdasarkan nilai
UN (diurut dari terendah sampai tertingi) sebanyak 100 SMP.Ditetapkan jumlah sampel yang akan diambil adalah 20 SMP. Dari
perbandingan antara jumlah sampel dengan jumlah populasi dapat
ditentukan interval sampel, yaitu 100/20 = 5 SMP. Jadi, bila sampel
yang dipilih pertama adalah SMP nomor 2, maka berikutnya adalah
nomor 7, 12, dan seterusnya.
b. Anggota populasi terdiri dari 100 orang. Semua anggota itu di beri
nomor urut, dari 1 sampai 100 orang. Pengambilan sampel dapat
mengambil nomor ganjil saja, atau nomor genap saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, misalnya kelipatan 5. maka yang diambil sebagaisampel adalah mulai dari angka 5, 10, 15, 20 dan sampai 100.
Keuntungan menggunkan metode ini adalah apabila populasi besar, maka
penarikan sampel dapat dengan segera dilaksanakan. Sedangkan kelemahanya
adalah dapat menimbulkan terjadi penyimpangan yang berhubungan dengan
representasi unsur dalam sampel yang berlebih atau kurang.
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 15/22
Teknik Sampling - 13 -
3. Stratified random sampling (pengambilan sampel acak berstrata)
Metode ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang heterogendan terdiri dari berbagai lapisan (strata), misalnya tingkat pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal, dll. Makin heterogen suatu populasi, makin besar
pula perbedaan sifat di antara lapisan-lapisan tersebut.
Cara pengambilan sampel ini dapat menggambarkan secara tepat sifat populasi
yang heterogen. Mula-mula populasi harus dibagi dalam tahap atau lapisan
(strata), kemudian sampel diambil dalam setiap strata yang mungkin sama
(proporsional) mungkin juga berbeda antara lapisan yang ada dari populasi.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengambilan sampel
acak berstrata, yaitu: (i) harus ada kriteria yang jelas yang digunakan sebagai
dasar untuk menstratifikasi populasi dalam lapisan-lapisan; (ii) harus ada data
pendahuluan mengenai strata populasi; dan (iii) harus diketahui dengan tepat
jumlah satuan-satuan elementer dari tiap lapisan (strata) dalam populasi itu
(Eriyanto, 1999).
Cara melakukan pengambilan sampel acak berstratifikasi adalah sebagai
berikut. Setelah daftar kerangka sampel ditetapkan menurut stratanya masing-
masing, kemudian sampel diambil sesuai dengan proporsinya dalam populasi
dengan perbandingan tertentu. Proporsi yang terbesar tentu mendapat sampel
terbesar, sedangkan proporsi kecil akan mendapatkan sampel yang kecil juga.
Keuntungan memilih metode ini adalah; (1) semua ciri populasi yang
heterogen dapat terwakili, sehingga lebih menjamin keadilan dan representasi
dari populasi, (2) kemungkinan peneliti dapat menganalisis hubungan atau
membandingkan antar strata. Sedangkan kelemahannya a.l. adalah
membutuhkan pengetahuan tentang komposisi populasi sebelum diambil
unsur-unsur sampel, karena itu metode ini membutuhkan waktu yang lamadalam menyusun kerangka sampel.
Beberapa contoh pengambilan sampel acak berstrata adalah sebagai berikut.
Contoh 1:
Mata pencaharian penduduk Propinsi Banten terdiri dari 3 kelompok besar,
misalnya: pedagang, pegawai negeri, dan pegawai swasta, dengan proporsi
masing-masing adalah 40%, 35%, dan 25%.
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 16/22
Teknik Sampling - 14 -
Untuk keperluan penelitian, telah diputuskan bahwa besarnya sampel yang
akan diambil sebanyak 500 orang. Untuk itu, terlebih dahulu jumlah sampel
tersebut dibagi secara proporsional berdasarkan proporsi penduduk menurut
jenis pekerjaan. Dengan demikian, maka sampel yang diambil terdiri dari:
Pedagang = 40/100 x 500 = 200 orang
Pegawai negeri = 35/100 x 500 = 175 orang
Pegawai swasta = 25/100 x 500 = 125 orang
Jumlah 500 orang
Tahap berikutnya adalah memilih individu sampel secara acak dari masing-
masing kelompok pedagang, pegawai negeri, dan pegawai swasta.
Contoh 2:
Satu organisasi yang memiliki pegawai yang berbeda latar belakang
pendidikannya, misalnya pegawai berpendidikan S2=20 orang, S1=30 orang,
SMU=40 orang, SMP=50 orang. Maka jumlah sampel yang akan diambil
harus meliputi strata tingkatan pendidikan tersebut secara proporsional.
SMP SMU S1 S2 Diambil secara
proporsional
Sampel yang representatif
Populasi yang berstrata
Gambar 2. Stratified random sampling
Cara ini dapat pula digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang berstrata
tetapi tidak proporsional. Misalnya sebuah unit kerja memiliki pegawai dengan
latar belakang pendidikannya sebagai berikut; S2=5 orang, S1=35 orang,
SMU=43 orang, SMP=8 orang. Di sini tampak tidak proporsional, kelompok
S2 dan SMP terlalu kecil dan harus diambil semua. Sementara tingkat
pendidikan yang lain dapat diambil sebagian sebagai sampel.
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 17/22
Teknik Sampling - 15 -
4. Cluster sampling (pengambilan sampel berkelompok)
Metode ini digunakan apabila populasi cukup besar, sehingga perlu dibuatbeberapa kelas atau kelompok. Dengan demikian, dalam sampel ini unit
analisisnya bukan individu tetapi kelompok atau kelas yang terdiri atas
sejumlah individu. Untuk satu kelompok atau kelas sampel, dipandang satu
individu/subyek, misalnya dengan menghitung rata-rata dari kelompok tersebut
(Sudjana, N. dan Ibrahim, 2001).
Cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti
atau sumber data sangat luas, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
kerangka sampel dari semua unsur populasi tersebut. Untuk mengatasi hal inimaka unit analisis dikelompokkan ke dalam gugus yang merupakan satuan
dimana sampel diambil.
Ada dua situasi dimana cluster sampling dipakai. Pertama, wilayah/area
sampel tersebar sangat luas sehingga untuk menyusun kerangka sampel sangat
sulit. Kedua, peneliti tidak mempunyai kerangka sampel yang baik dari
populasi, atau kalaupun ada harus dibuat dengan biaya yang mahal dan
memerlukan waktu yang cukup lama (Eriyanto, 1999)
Keuntungan pengambilan sampel dengan metode ini adalah dapat menghemat
waktu, tenaga, dan biaya, karena tidak perlu menyusun kerangka sampel
sampai pada unsur-unsur paling kecil dari populasi. Sedangkan kelemahannya
adalah akurasi sampel yang rendah (dibanding dengan simple random
sampling), karena melakukan beberapa kali sampling error (tergantung banyak
tahap pengambilan sampel). Dengan demikian sangat sulit untuk menghitung
standard error .
Contoh:
Studi tentang tingkat prestasi belajar siswa SMU Swasta di propinsiKalimantan Selatan dalam bidang studi Matematika
Dari data di Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan, misalnya terdapat
150 SMU swasta dengan jumlah siswa seluruhnya 75.000. Data tersebut
dirinci menurut kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut. Melalui sampel
acak atau sampel berlapis peneliti memilih 50 sekolah sebagai sampel, dan di
setiap sekolah sampel diambil 6 kelas yang dijadikan sampel yang masing-
masing terdiri dari 2 kelas untuk kelas 1, 2, dan 3. Untuk mengukur prestasi
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 18/22
Teknik Sampling - 16 -
matematika, kemudian terhadap siswa dari setiap kelas yang terambil sebagai
sampel dilakukan tes matematika.
Dalam cluster sampling bisa ditempuh stratified sampling, misalnya
berdasarkan wilayah sekolah (dalam kota, luar kota), kategori sekolah (baik,
sedang, kurang), status sekolah (negeri, swasta), dll. Acak tetap dilakukan
terutama dalam memilih gugus/kelompok pada setiap kategori yang
diinginkan, namun tidak dilakukan terhadap individu dalam kelompok.
Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001), umumnya jumlah kelompok sebagai
sampel tidak kurang dari 30 kelompok, sedangkan banyak individu untuk
setiap kelompok tidak perlu sama banyak dan tidak ada ukuran yang pasti
tentang jumlah minimal individu dalam kelompoknya.
5. Multistage sampling (pengambilan sampel banyak tahap)
Penggunaan metode pengambilan sampel ini dikarenakan besarnya cakupan
populasi, terutama dalam penelitian pendidikan, sering kali disain sampel
dibuat dengan mengkombinasikan berbagai jenis probability sampling seperti
yang telah dijelaskan di muka. Populasi dapat dilihat dari hirarki unit sampel
dengan jenis dan jumlah yang berbeda. Kondisi semacam ini menuntut disain
sampel yang kompleks yang bersifat berjenjang (multistage).
Pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan melalui beberapa tahapan.Setiap tahap didahului oleh penetapan strata tertentu, misalnya wilayah dari
yang lebih luas menuju kepada yang lebih terbatas. Acak atau random
dilakukan pada setiap tahap untuk menentukan wilayah sampel yang lebih
terbatas. Pada tahap terakhir ditentukan jumlah subyek yang ada dalam
wilayah sampel sebagai unit analisis atau elemen sampel penelitian.
Contoh:
Studi tentang prestasi akademik siswa SMU di Indonesia
Pengambilan sampel siswa SMU dilakukan secara bertahap, dimulai dari
menentukan sampel propinsi, selanjutnya menentukan sampel kabupaten/kota
dalam propinsi yang bersangkutan dan tahap selanjutnya menentukan sampel
sekolah dalam sampel kabupaten/kota yang terpilih. Tahap terakhir adalah
menentukan sampel siswa pada setiap sampel sekolah yang terpilih. Tahap-
tahap penentuan sampel tersebut dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini.
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 19/22
Teknik Sampling - 17 -
Diambil Diambil Diambil Diambil
dgn random dgn random dgn random dgn random
Sampling propinsi Sampling kab/kota Sampling SMU Sampling siswa
dlm sampel propinsi dlm sampel kab/kota dlm sampel
sekolah
Gambar 3. Pengambilan sampel banyak tahap
B. Non-Probability Sampling
Non-probability sampling adalah metode pengambilan sampel yang memberikan
peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Metode pengambilan non-probability sampling meliputi:
quota sampling, convenience / accidental sampling, purposive sampling, dan
snowball sampling. Secara rinci dapat djelaskan sebagai berikut.
1. Quota Sampling
Quota sampling adalah teknik untuk menetukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan tercapai
(Sugiyono 1997).
Contoh:
Penelitian terhadap pegawai golongan III secara kelompok, ditentukan sampel
100 orang. Setelah ditentukan sampel dari 100 orang dan jumlah anggota
peneliti ada 5 orang, maka setiap anggota peneliti memilih sampel secara bebassesuai dengan karakteristik yang ditentukan dalam mencari pegawai golongan
III sebanyak 20 orang.
2. Convenience atau Accidental Sampling
Convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan proses
penarikan sampel dimana peneliti memilih unit sampel yang tersedia dengan
mudah (Bahrul, 1996).
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 20/22
Teknik Sampling - 18 -
Misalnya seorang guru memilih seorang siswa di kelasnya untuk dijadikan
sampel penelitian. Bentuk sampel dalam katagori ini dapat berupa sampel yang
terdiri dari unit sampel (subyek) yang bersifat mana suka (voluntir) untuk
diikutkan dalam penelitian.
Contoh lain misalnya, seorang peneliti mengambil 100 orang yang ditemui di
jalan untuk diwawancarai sebagai sampel penelitian. Bentuk sampel seperti ini
tidak mungkin melakukan estimasi keterwakilan populasi, sehingga tidak dapat
dihitung standard error dari hasil sampel yang diperoleh.
3. Purposive Sampling
Metode ini digunakan apabila peneliti memiliki pertimbangan tertentu dalam
menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitiannya (Sudjana, N., dan
Ibrahim 2001)
Contoh
Penelitian tentang disiplin pegawai di kantor A. Maka yang menjadi sumber
data adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.
4. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel tersebut secara berantai memilih sampel
lain (misal: teman-temannya) untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak, ibarat bola salju yang bila
menggelinding, makin lama makin besar (Sugiyono, 1997). Teknik sampling
ini banyak dipakai pada studi penelusuran lulusan suatu program pendidikan
(tracer study). Teknik sampling ini dapat diilustrasikan pada gambar sebagai
berikut.
Gambar 4. Snowball Sampling
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 21/22
Teknik Sampling - 19 -
IV PENUTUP
Dalam suatu penelitian mutlak diperlukan sampel sebagai subyek atau obyek
penelitian dan akan mempunyai arti bagi kualitas data. Oleh sebab itu dalam
menentukan sampel diperlukan keahlian, mulai dari cara penentuan sampel dan
bagaimana menentukan sampel yang representatif. Tidak dapat dipisahkan dalam
suatu penelitian antara alasan pengambilan sampel dan teknik pengambilan sampel.Karena alasan pengambilan sampel berkait erat dengan tujuan penelitian sedangkan
teknik pengambilan sampel merujuk pada representasi hasil riset dan kegunaan akhir
dari riset tersebut. Dari hal tersebut diharapkan benar penelitian akan memperoleh
data yang baik dan mewakili permasalahan yang ada sehingga berhasil guna dalam
menentukan arah kebijakan selanjutnya. Dari uraian tentang teknik penentuan
sampel ini diharapkan para peneliti dapat terbantu untuk melaksanakan penelitian
secara benar.
7/25/2019 5 Teknik Sampling
http://slidepdf.com/reader/full/5-teknik-sampling 22/22
Teknik Sampling 20
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, Donald R. and Schinder, Pamela S. 2003. Business Research Methods,
Eigth Edition. New York: McGrwall-Hill/Irwin.
Eriyanto, 1999. Metodologi Polling; Memberdayakan Suara Rakyat. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Hayat, Bahrul., 1996. Sampling Theory. Makalah Pelatihan. Jakarta: Balitbang
Depdiknas.
Indriyanto, Bambang, 1997. Pengambilan Sampel: Alasan dan Metode. Makalah
Pelatihan. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
Nawawi, H., 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada
Univerity Press.
Nazir,M., 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pasaribu, A., 1983. Pengantar Statistik . Cetakan Ke Enam. Jakarta: Ghalia Indonesia
Singarimbun, M, dan Effendi, S., 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono, 1997. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N., dan Ibrahim, 2001. Penelitian dan Penilian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Suparmoko, 1991. Metode Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi,
Yogyakarta: BPFE.