5112201905 house of quality
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
metode Quality Function Deployment
House of Quality
Agus Budi Raharjo, 5112201905
Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS, Surabaya
1. Quality function deployment
Metode untuk mengubah kebutuhan klien ke dalam nilai kualitas dan terukur sehingga
pengembang dapat menindaklanjuti sesuai prioritas kebutuhan.
2. Metode yang digunakan
Ada beberapa metode dalam mengimplementasikan QFD, di antaranya adalah House of
quality (HoQ), Pugh Concept Selection, dan Modular Function Deployment. Selain metode
tersebut masih ada banyak pengembangan QFD, namun dalam pembahasan tulisan ini akan
dijelaskan secara rinci metode HoQ. House of Quality merupakan proses iteratif dari QFD.
Metode ini dinamakan House of Quality karena struktur diagramnya menyerupai sebuah
rumah. Metode ini cukup rumit, namun memiliki kelebihan yaitu mampu menyimpan
informasi dan membandingkan data dalam jumlah yang besar. Hal ini membuat HoQ banyak
digunakan untuk menangani kebutuhan skala besar.
3. Cara perhitungan
Ada lima tahap perhitungan HoQ, yaitu:
3.1. Customer requirements. Kebutuhan pelanggan pada HoQ sering disebut dengan
Customer attributes (CA). Pada tahp ini dilakukan identifikasi dan penyusunan CA
hingga dapat diletakkan di HoQ. Kebutuhan dapat diidentifikasi dengan cara
wawancara atau membentuk focus group. Setelah didapatkan hasil pengumpulan
kebutuhan, selanjutnya adalah mengelompokkan kebutuhan dan menyusunnya secara
hirarki berdasarkan kelompok. Hasil dari tahap pertama ini pada umumnya lebih
ditentukan oleh pengalaman para ahli dalam merumuskan kebutuhan dan diletakkan
di sebelah kiri diagram HoQ. Setelah mendapatkan kebutuhan pelanggan, maka harus
dibobotkan sesuai dengan tingkat kepentingannya.
3.2. Technical Requirement (TR). pada tahap ini, dilakukan identifikasi kebutuhan teknis.
Pada kasus perusahaan, kebutuhan ini bisa didapatkan dari kebutuhan produk.
Kebutuhan yang ada di sini diletakkan pada sisi atas diagram HoQ. Kebutuhan ini
sangat penting karena akan dibandingkan dengan kebutuhan pelanggan untuk
mendapatkan relasi matriks dan tingkat kepentingan.
3.3. Pengukuran relasi matriks antara TR dan CA. Relasi matriks diukur berdasarkan
bobot prioritasnya. Perbandingan dilakukan satu per satu dan ditulis ke dalam
relationship matrix, bagian tengah diagram HoQ yang sering disebut dengan bagian
badan HoQ.
3.4. Pengukuran keterkaitan antar kebutuhan pada correlation matrix. Yang membedakan
HoQ dengan diagram lain adalah bentuk segitiga yang menyerupai atap bangunan.
Bentuk ini merupakan diagram yang menampilkan correlation matrix, dimana
kebutuhan-kebutuhan yang sudah didefinisikan dalam satu persepsi dibandingkan,
apakah kebutuhan satu dengan yang lain saling melengkapi atau mengurangi. Hal ini
berguna ketika dilakukan tindak lanjut suatu kebutuhan akan mempengaruhi
kebutuhan yang lain.
3.5. Target Measurement. Dalam tahap ini, target akhir dihitung sesuai dengan
pengukuran yang didapatkan. Target yang diukur terbagi menjadi tiga, yaitu technical
priorities, competitive benchmarks, dan target. Technical priorities didapatkan dari
akumulasi bobot CA dikali tingkat relasinya. Competitive benchmarks didapat dari
membandingkan produk dengan produk lain sejenis. Selanjutnya adalah mengukur
target. Target merupakan akumulasi dari keterkaitan antara nilai kepentingan CA, TR,
correlation matrix, dan hasil pengukuran lain. Setelah didapatkan product target (PT)
tahap iterasi selanjutnya adalah membuat HoQ baru dan menempatkan nilai PT ke
bagian CA. Hal tersebut berulang hingga menghasilkan Target production settings.
4. Masukan dari metode
Masukan dari HoQ adalah CA dan TR beserta bobot kepentingannya.
5. Keluaran metode
Keluaran dari suatu HoQ merupakan nilai yang dijadikan masukan pada tahap selanjutnya
ketika membangun HoQ di fase tersebut. Keluaran dari iterasi QFD ini berupa Target
Production Settings.
6. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan dari penggunaan HoQ adalah mampu menyimpan informasi dan
membandingkan data dalam jumlah yang besar. Hal ini memungkinkan pengguna
menampilkan prioritas kebutuhan (CA dan TR) secara ringkas dan lengkap. Namun
menurut Dr. Akao [5], HoQ bukan merupakan implementasi QFD sebenarnya. Hal ini
dikarenakan dalam QFD, ada tahapan lain yang harus dilalui sebelum menggunakan
HoQ. Selain itu HoQ cukup rumit dalam implementasinya.
7. Best practice penerapannya
HoQ sering digunakan pada layanan skala besar, seperti perancangan tanker minyak oleh
Mitsubishi dan kebutuhan militer.
8. Referensi
[1] Chan, L., and Wu, M. 2002. Quality function deployment: A literature review. European
Journal of Operational Research, Vol 143, Issue 3, pp. 463-497.
[2] Lowe, A.J. 2000. QFD tutorial. QFD tutorial [Online]. Available from:
http://www.webducate.net/qfd/qfd.html. [diakses pada 15 Mei 2013].
[3] SmartDraw.com . 2008. House of Quality Matrix. Project Management Charts [Online].
Available from: http://www.pmhut.com/house-of-quality-matrix. [diakses pada 15 Mei
2013].
[4] Temponi, C., Yen, J., and Tiao, W.A. 1999. House of quality: A fuzzy logic-based
requirements analysis. European Journal of Operational Research, Vol 117, pp. 340-354.
[5] Wikipedia contributors. 2013. Techniques and tools based on QFD. Quality function
deployment [Online]. Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/Quality_function_deployment. [diakses pada 15 Mei 2013].