52918728 status psikiatri long case 1
TRANSCRIPT
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. IY
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 34 tahun
Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 1977
Bangsa/suku : Indonesia/ Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Ulu Jami Raya No. 18 Rt. 01 Rw. 04 Pesanggrahan
Tanggal masuk RSJSH : 16 Maret 2011
Riwayat Perawatan :
Pasien pertama kali di rawat di Rumah Sakit Jiwa yakni tanggal 16 Maret 2011 di
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : dilakukan pada tanggal 21, 23, 24 Maret 2011
Alloanamnesis : dilakukan pada tanggal 26 maret 2011
A. Keluhan Utama
1
Merusak barang dirumah, bermain dengan benda tajam, berjalan mondar-
mandir tidak bisa tidur, bicara sendiri, tidak mau mandi, sering kali pergi dari
rumah tanpa kabar dan tidak kembali ke rumah.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien masuk pada tanggal 16 maret 2011 karena kerap kali merusak barang
dirumah, berjalan mondar-mandir dan tidak bisa tidur , berbicara sendiri, tidak
mau mandi dan sering kali pergi dari rumah tanpa kabar dan tidak kembali.
Karena keluarga sudah tidak sanggup menangani maka pasien dibawa ke
RSJSH. Sebelumnya pasien tinggal dengan orang tua di pesanggrahan. Dua
tahun yang lalu ibu kandung pasien meninggal disebabkan oleh jantung.
Hubungan pasien dan ibu kandungnya sangat dekat dikarenakan pasien adalah
anak tunggal sehingga seluruh keinginan pasien selalu dituruti. Semenjak saat
itu pasien menjadi murung, sering kali menyendiri dan berbicara sendiri.
Pasien juga kerap sulit tidur pada malam hari. Selain itu tujuh bulan yang lalu
pasien juga di tinggal pergi oleh istri dan anaknya. Menurut keluarga saat itu
pasien sangat sedih hingga pasien menjadi diam, semakin sering berbicara
sendiri, tidak mau mandi, pergi keluar rumah tanpa kabar dan tidak kembali.
Selain itu pasien kerap tidak tidur dan merusak barang-barang dirumah. Dalam
seminggu terakhir pasien semakin sering merusak barang dan memainkan
benda tajam dirumah yang membuat keluarga takut dan memutuskan untuk
membawa pasien ke RSJSH.
Pada saat dilakukan wawancara pasien menyadari sedang dirawat di rumah
sakit namun tidak mengetahui kalau sedang dirawat di rumah sakit jiwa.
Pasien juga mngatakan bahwa pasien tidak sakit dan diajak pergi oleh ayah
dan dua orang saudaranya. Ketika ditanya siapa saja yang ikut mengantarkan,
pasien mengatakan ayahnya, saudara abdul dan orang yang mirip dengan
saudaranya Aan tapi pasien tidak kenal orang tersebut. Namun ketika
ditanyakan kepada keluarga, memang yang mengantarkan pasien adalah ayah
pasien, Abdul dan Aan. Pasien juga menceritakan tentang ibu tiri pasien,
setelah ditanyakan ke keluarga, tidak ada nama yang disebutkan pasien. Pasien
selalu mengatakan bahwa ibu tiri pasien adalah orang yang jahat dan 2
perhitungan dengan pasien. Pasien mengatakan ibu tiri dan ayah kandungnya
telah lama menikah. Pasien juga menceritakan bahwa ada seseorang yang
jahat pada dirinya dengan mengoleskan telur busuk ke kepala pasien. Namun
saat ditanyakan kekeluarga pasien, pihak keluarga mengatakan saat itu
dibasuhkan air ke kepala pasien saat dilakukan pengobatan alternatif, namun
pasien selalu merasa bahwa yang dibasuhkan adalah telur busuk. Pasien juga
mengatakan ada seseorang yang membunuh ibunya dengan memberi racun
melalui air yang pasien minumkan ke ibunya. Pasien juga mengatakan bahwa
istri dan anak pasien bersalah kepada pasien karena tidak mau menurut setiap
kali diberi tau sesuatu. Pasien mengatakan bahwa pasien menikah sekali dan
memiliki anak laki-laki yang sedang bersekolah di taman kanak-kanak. Pasien
juga mengatakan telah berpisah dengan istrinya sejak lama. Ketika ditanyakan
apakah pasien sering bermain dengan teman-teman sebangsal pasien hanya
menggelengkan kepala dan mengatakan tidak peduli. Saat ditanyakan
pendidikan terakhir pasien, pasien mengatakan pendidikan terakhir pasien
SMP. Pasien juga mengatakan bahwa pasien memiliki adik angkat laki-laki,
namun ketika di tanyakan kekeluarga tidak ada ada anak angkat di keluarga
pasien. Pasien mengetahui bahwa pasien sendang di rawat di rumah sakit, tapi
pasien mengtakan tidak tau nama rumah sakit tempat pasien di rawat, didaerah
jakarta bagian mana grogol berada, dan nama Presiden Republik Indonesia.
Ketika ditanyakan apakah pasien mandi, pasien menolak mandi karena ingin
mandi di rumah pasien saja. Pasien juga kerapkali mengatakan ingin pulang
kerumah dan ingin meminjam telepon kepada pewawancara untuk minta di
jemput, namun ketika ditanyakan nomor telepon saudaranya, pasien hanya
menunduk dengan wajah seperti berpikir keras. Pada upaya bina raport ke dua,
saat diakukan wawancara pasien belum mandi sejak kemarin dan menolak
mandi karena pasien ingin mandi di rumah. Pasien juga kerap kali diam saat
diajukan pertanyaan dan menunduk. Saat ditanyakan apakah ada suara-suara
yang menyuruh atau berbicara selain pewawancara pasien menyangkalnya.
Pasien juga mengatakan kerap melihat setan yang berkeliaran di rumahnya,
namun saat ditanyakan apakah orang lain juga melihatnya pasien
menyangkalnya dan mengatakan hanya pasien yang bisa melihatnya. Pada
bina raport ke tiga, pasien sudah mandi dan hanya mengatakan ingin sekali
bisa kembali kerumah dan mengatakan keluarga pasien menjenguknya pada 3
hari kamis, dan mengatakan akan menjemput pasien pada hari rabu minggu
depan. Saat ditanyakan kepada keluarga apakah ada yang menjenguk pasien,
keluarga pasien mengatakan bahwa memang keluarga menjenguk pasienpada
hari kamis dan akan menjemput pasien pada hari rabu minggu depan.
C. Riwayat gangguan Sebelumnya
a. Riwayat gangguan psikiatri
Pasien pertama kali menunjukkan gejala pada tahun 2006 saat itu
pasien baru saja menikah namun ditinggal pergi oleh istri pertamanya.
Pasien menunjukkan gejala yakni sering kali diam, melamun, kerap
berbicara sendiri, dan sulit tidur. Oleh keluarga pasien dibawa ke
rumah sakit fatmawati untuk diperiksa namun pasien hanya diberikan
obat dan tidak dirawat. Setelah itu pasein menunjukkan perbaikan
namun keluarga lupa nama obat yang diberikan. Kurang dari 7 bulan
setelah ditinggal oleh istri pertama, pasien dinikahkan dengan istri
kedua. Pernikahan berlangsung selama lima tahun dan memperoleh
satu orang anak laki-laki, namun istri pasien meninggalkan pasien dan
membawa serta anaknya. Pada 2 tahun sebelum ditinggalkan oleh istri
pasien, ibukandung pasien meninggal karena penyakit jantung. Pasien
memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibunya. Menurut
keluarga pasien meninggalnya ibu pasien dan kepergian istri serta anak
pasienlah yang membuat pasien sangat sedih dan setelah itu pasien
menjadi semakin pendiam, suka berbicara sendiri, sulit tidur, kerap
merusak barang, pergi meninggalkan rumah dan sering kali tidak
pulang dan tidak mau mandi. Hal tersebut berlangsung lebih kurang 8
bulan yang lalu. Dalam seminggu terakhir sulit tidur dan kebiasaan
merusak barang semakin seringa dan mengganggu. Selain itu pasien
kerap memainkan benda tajam yang membuat keluarga takut. Hal
itulah yang membuat keluarga memutuskan membawa pasien untuk
dirawat di RSJSH.
4
b. Riwayat gangguan medik
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit organik yang serius,
kecelakaan maupun operasi.
c. Riwayat penggunaan obat psikoaktif
Pasien adalah seorang perokok sejak SMA dan mengkonsumsi rokok
kira-kira 2 batang sehari. Pemakaian obat-obatan terlarang dan alkohol
disangkal oleh keluarga pasien.
D. Riwayat Gangguan Pribadi
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Semasa hamil, ibu pasien tidak pernah sakit. Pasien lahir cukup bulan,
spontan dan ditolong oleh bidan. Tidak ada trauma lahir dan cacat bawaan.
Pasien merupakan anak tunggal.
b. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Masa ini dilalui dengan bai, tumbuh kembang pasien normak seperti anak
seusianya. Tidak ada riwayat trauma, jatuh, kejang ataupun kejang demam.
Tidak pernah menderita penyakit yang serius sehingga perlu penanganan
khusus.
c. Masa Kanank pertengahan (3-11 tahun)
Tumbuh kembang baik dan normal seperti anak seusianya. Pasien mulai
bersekolah diusai 6 tahun, prestasi belajar pasien cukup dan tidak pernah
tinggal kelas. Pasien sering bbermain dengan teman-teman di sekolah dan
lingkungan rumah
5
d. Masa Kanak Akhir (Pubertas- remaja)
i. Hubungan Sosial
Pasien cukup supel dalam bergaul
ii. Riwayat Pendidikan
SD : Pasien menjalani pendidikan SD selama 6 tahun di pesantren
Al-Munawaria dan tidak pernah tinggal kelas, dengan prestasi
belajar yang cukup.
SMP : Pasien menyelesaikan SMP dalam waktu 3 tahun di pesantren
Al-Munawaria. Sepengetahuan keluarga, hubungan pasien
dengan guru dan teman baik.
SMA : Diselesaikan tepat waktu di pesantren Al-Munawaria, prestasi
belajar pasien rata-rata.
iii. Riwayat Psikoseksual
Pasien menikah dua kali. Istri pertama pasien meninggalkan pasien
pada malam pernikahan, karena dipaksa menikah oleh keluarga.
Pernikahan dengan istri kedua juga di jodohkan. Pasien memiliki anak
dari pernikahan ke dua, yakni seorang anak laki-laki, namun 7 bulan
yang lalu pasien ditinggal pergi oleh istri dan anaknya.
6
iv. Riwayat Agama
Pasien beragama islam dan taat dalam beribadah.
e. Masa Dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien tidak pernah bekerja
b. Riwayat Perkawinan
Pasein telah menikah dua kali. Dari pernikahan pertama pasien tidk
memiliki anak dan dar pernikahan kedua memiliki satu orang anak
laki-laki berusia lima tahun.
c. Riwayat aktivitas sosial
Menurut keluarga, pasien termasuk orang yang pendiam. Namun
masih bergaul dengan keluarga dan orang-orang disekitar rumah
pasien
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak tunggal. Pasien berasal dari keluarga yang
berpendidikan. Pasien berasal dari keluarga bersuku sunda. Pasien sudah
menikah dan memiliki satu orang anak laiki-laki berusia lima tahun. Pasien
ditinggal pergi oleh istri dan anaknya tujuh bulan yang lalu, menurut keluarga
disebabkan oleh karena pasien tidak bekerja dan kebutuhan keluarga yang
dulu selalu dicukupi oleh ibu pasien semenjak meninggalnya ibu tidak lagi
dipenuhi seperti dulu. Pasien tinggal bersama orang tua pasien. Pasien
semenjak kecil dimanja oleh ibu dan seluruh kebutuhannya selalu dipenuhi.
7
Keterangan:
: wanita : meninggal
: pria : pasien
F. Riwayat Ekonomi Sekarang
8
Pasien tidak bekerja dan seluruh kebutuhan dipenuhi oleh orang tua pasien.
pasien saat ini di rawat dengan biaya SKTM.
G. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Lingkungan
Pasien sadar sedang dirawat di rumah sakit namun tidak tau nama rumah sakit
dan rumah sakit jiwa. Pasien juga menyangkal kalo saat ini pasien sedang
sakit.
III.STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan Umum
Pasien laki- laki usia 34 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan
usianya. Bertumbuh pendek dan kurus. Rambut pendek lurus
berwarna hitam, kulit sawo matang, berpakaian kurang rapi dan
tercium bau badan. Saat dilakukan wawancara pasien sedang duduk
sendiri menatap kosong kedepan, saat di wawancara pasien
mengenakan kaos berwarna biru polos, celana pendek coklat tanpa
menggunakan alas kaki. Kebersihan dan kerapihan diri kurang.
Ekspresi wajah tampak serius dan kontak mata dengan pewawancara
cukup baik namun sering kali pasien menunduk setiap kali diajukan
pertanyaan. Terkadang pasien memberikan jawaban yang tidak sesuai
dengan pertanyaan, dengan nada yang pelan seperti bergumam
sehingga sulit didengar. Jawaban yang diberikan pasien sering kali
berbeda bila ditanyakan pada sesi wawancara yang lain.
b. Kesadaran
Kesadaran Neurologis: kompos mentis
Kesadaran Psikologis : terganggu 9
Kesadaran Sosial : terganggu
c. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan spotan namun sering kali terdiam
nampak berpikir dengan wajah yang serius dan ketika memberikan
jawaban seing kali tidak berhubungan dengan pertanyaan yang
diajukan oleh pewawancara, jawaban sering kali berubah-ubah, tidak
berhubungan. Kontak mata dengan pewawancara cukup baik, namun
sering kali menunduk saat diberikan pertanyaan.
d. Prilaku dan Aktivitas Psikomotor
• Sebelum wawancara : Pasien sedang
duduk sendirian di bangsal Puri
Nurani, dengan wajah datar tanpa
ekspresi dan tatapan kosong ke satu
arah.
• Selama wawancara : Pasien duduk dan
menjawab pertanyaan dengan spontan.
Kontak mata cukup baik namun sering
kali pasien menunduk ketika diajukan
pertanyaan. Jawaban yang diberikan
seing kali tidak sesuai dengan
pertanyaan pewawancara dan dengan
suara pelan.
• Sesudah wawancara : Pasien duduk
dengan kepala yang ditundukkan.
e. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Alam Perasaan
10
a. Mood : Euthym
b. Ekspresi afektif
Stabilitas : Stabil
Pengendalian : Cukup
Echt/Unecht : Echt
Empati : tidak dapat diraba rasakan
Dalam/ Dangkal : dangkal
Skala Diferensiasi : menyempit
Keserasian : tidak serasi
C. Gangguan Persepsi
• Halusinasi : Halusinasi visual
• Ilusi : tidak ada
• Depersonalisasi: tidak ada
• Derealisasi : tidak ada
D. Fungsi Kognitif
• Taraf pendidikan : SLTA
Taraf pengetahuan : kurang
Taraf kecerdasan : kurang
• Daya konsentrasi : kurang
• Daya orientasi personal : cukup
Daya orientasi waktu : cukup
11
Daya orientasi tempat : kurang
• Daya ingat jangka panjang : kurang
Daya ingat angka pendek : cukup
Daya ingat sesaat : cukup
• Pikiran abstrak : kurang
• Kemampuan menolong diri : kuramg
E. Proses Pikir
• Arus pikir
i. Produktivitas : cukup
ii. Kontinuitas pikiran : flight of idea
iii. Hendaya berbahasa : tidak ada
• Isi pikir
i. Preokupasi : ada
ii. Waham : curiga, cemburu
F. Pengendalian Impuls : Kurang
G. Daya Nilai
• Daya nilai social : Kurang
• Uji daya nilai : Kurang
• Daya penilaian realitas : Kurang
H. Tilikan : Derajat I12
I. Taraf : Dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK
A. Keadaan Umum : Baik
B. Kesadaran : Compos Mentis
C. Tanda Vital :
• Tekanan darah: 110/80 mmHg
• Nadi : 88x/menit
• Suhu : 36,2°C
• Pernafasan : 18x/menit
D. Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata
E. Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya langsung +/+,
konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
F. Telinga : Normotia, serumen -/-
G. Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, deviasi septum (-)
H. Mulut : Bibir tidak kering, oral hygiene buruk
I. Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, T1/T1 tenang
J. Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea lurus ditengah,
kelenjar
tiroid tidak teraba membesar.
K. Thoraks : Cor : S1S2 Reguler, Murmur -, Gallop -
13
Pulmo : Suara Nafas Vesikuler, Ronchi -/-, Wheezing -/-
L. Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar
M. Ekstremitas : Akral hangat
N. Status Neurologik :
• Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
• Refleks fisiologis : Normal
• Refleks patologis : Tidak ada
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki usia 34 tahun berperawakan pendek kurus, dengan kerapihan dan
kebersihan kurang. Pasien duduk sendiri dengan wajah datar dan menatap kosong
kedepan. Pasien kooperatif saat tanya jawab, namun jawaban pasien kerap kali
berbeda dengan apa yang ditanyakan pewawancara. Pasien juga kerap menunduk
dan diam saat diajukan pertanyaan.
Pasien diantar keluarga pada 16 maret 2011 dikarenakan merusak barang dan
bermain dengan benda tajam, berjalan mondar mandir, sulit tidur, berbicara
sendiri, dan sering pergi dari rumah tanpa kabar dan tidak kembali.
Menurut keluarga pasien mulai menunjukkan gejala pada lima tahun yang lalu
saat pasien ditinggal pergi oleh istri pertamanya. Saat itu pasien dibawa berobat ke
Rumah Sakit Fatmawati namun hanya berobat jalan dan keluarga lupa obat apa
yang diberikan. Saat itu keadaan pasien membaik. Pasien menunjukkan gejala
kembali saat ibu pasien meninggal karena penyakit jantung dan semakin berat saat
istri kedua pasien meninggalkannya dan membawa serta anaknya. Pasien memiliki
seorang anak laki-laki berusia lima tahun yang saat ini tinggal bersama dengan
ibunya.Pasien berasal dari keluarga yang cukup berpendidikan. Pasien lulusan
pesantren.
14
Pada saat dilakukan wawancara pasien mengetahui bahwa pasien sedang dirawat
di rumah sakit, namun pasien tidak tau nama rumah sakit dan rumah sakit jiwa.
Pasien juga merasa sehat dan tidak tau alasan pasien dirawat. Pasien mengatakan
melihat seseorang yang bukan saudaranya mengantarkannya ke rumah sakit
padahal orang tersebut adalah saudara pasien bernama Aan. Pasien juga
mengatakan memiliki ibu tiri namun ketika di konfirmasi dengan keluarga pasien
tidak memiliki ibu tiri. Pasien mengatakan ibu tiri nya jahat dan perhitungan
terhadaap pasien. Pasien juga mengatakan ada orang yang ingin jahat dengannya
mengoleskan telur busuk di kepala pasien, namun menurut keluarga bukan telur
busuk yang dioleskan melainkan air putih saat pasien melakukan pengobatan
alternatif. Pasien mengatakan ada seseorang yang membunuh ibunya dengan
memberikan racun pada air minum yang pasien minumkan kepada ibunya. Selain
itu pasien juga mengatakan bahwa istri dan anaknya bersalah padanya karena
tidak menurut pada apa yang dikatakan pasien. pasien juga tidak mau berinteraksi
dengan teman-teman sebangsalnya. Ketika ditanyakan pendidikan terakhir pasien,
pasien mengatakan pendidikan terakhirnya adalah SMP. Pasien juga mengatakan
memiliki adik angkat laki-laki namun menurut keluarga pasien tidak memiliki
adik angkat. Pasien juga menolak mandi karena ingin mandi di rumah.
Pada bina raport ke dua, saat diwawancara pasien belum mandi dan ingin mandi
dirumah. Ketika ditanyakan apakah ada suara-suara yang menyuruh pasien ada
berbicara sesuatu pasien menyangkalnya. Pasiennya juga mengatakan kerap
melihat setan dan hanya pasien yang dapat melihatnya.
Pada bina raport ke tiga pasien mengatakan di jenguk keluarganya pada hari kamis
dan akan di jemput pulang pada hari rabu minggu depan. Saat dikonfirmasi
keluarga memang pasien dijenguk keluarganya pada hari kamis dan akan di
jemput pulang pada hari rabu minggu depan.
Dari status psikiatri ditemuakan:
a. Kesadaran
Kesadaran neurologis : compos mentis
Kesadaran psikologis : tampak terganggu
15
Kesadaran sosial : tampak terganggu
b. Sikap terhadap pemeriksa
kooperatif
c. Alam perasaan
Mood : Euthym
Ekspresi Afektif : stabil, pengendalian cukup, echt, empati tidak
dapat diraba rasakan, dangkal, skala
differensiasi menyempit, afek tidak serasi.
d. Gangguan persepsi : tidak ada
e. Proses pikir : terdapat flight of idea, waham curiga dan
cemburu
f. Tilikan : derajat I
g. Taraf : Tidak dapat dipercaya
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
A. Aksis I : Gangguan Klinis dan kondisi lainnya yang mungkin menjadi
fokus perhatian klinis.
I. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya berat dalam menilai realitas, yang
dibuktikan dengan adanya:
• Waham : curiga dan cemburu
• Halusinasi : visual
II. Psikosis fungsional karena
16
• Tidak adanya penurunan kesadaran neurologis
• Tidak adanya faktor organik spesifik yang dinilai memiliki hubungan
etiologi terhadap gangguan tersebut
• Tidak ada riwayat ketergantungan dan penggunaan obat psikoaktif
serta ketergantungan alkohol
Berdasarkan DSM IV kasus ini dapat digolongkan ke dalam:
a. Skizofrenia karena
a. Terdapat gejala karakteristik yang bermakna 2 atau lebih selama satu bulan (atau
kurang jika diobati dengan berhasil) berupa:
• Halusinasi : halusinasi visual
• Waham : wahm curiga dan cemburu.
• Bicara terdisorganized : asosiasi longgar
• Gejala negatif : Menarik diri, afek tumpul.
b. Terdapat disfungsi sosial dan pekerjaan:
Untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset gangguan, satu atau lebih fungsi
utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di
bawah tingkat yang dicapai sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau
remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik atau
pekerjaan yang diharapkan).
c. Durasi: tanda gangguan terus menerus menetap selama sekurang-kurangnya 6
bulan.
Periode 6 bulan ini harus masuk sekurang - kurangnya 1 bulan gejala (atau kurang
bila diobati dengan berhasil) yang memenuhi kriteria A (yaitu gejala fase aktif) dan
mungkin termasuk periode gejala prodromal atau residual. Selama periode prodromal
atau residual, tanda gangguan mungkin dimanifestasikan hanya oleh gejala negatif
17
atau 2 atau lebih gejala yang dituliskan dalam kriteria A dalam bentuk yang
diperlemah (misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim).
d. Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan suasana perasaan :
Gangguan skizoafektif dan gangguan suasana perasaan dengan ciri psikotik
telah disingkirkan karena : (1) tidak ada episode berat, manik, atau campuran yang
telah terjadi bersama-sama dengan jelas fase aktif, atau (2) jika episode suasana
perasaan telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya adalah relatif singkat
dibandingkan durasi periode aktif residual.
e. Penyingkiran gangguan akibat zat atau kondisi medis umum :
Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
obat yang disalahgunakan, satu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.
f. Terdapat adanya hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif:
Jika terdapat adanya riwayat adanya gangguan autistik atau gangguan perkembangan
pervasif lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika waham atau
halusinasi yang menonjol juga ditemukan sekurang-kurangnya 1 bulan (atau kurang
jika diobati secara berhasil).
b. Berdasarkan PPDGJ III kasus iini digolongkan ke dalam skozofrenia paranoid
karena:
• Gambaran klinis di dominasi oleh waham-waham yang secara relatif stabil
sering kali bersifat paranoid, biasanya disertai halusinasi-halusinasi,
terutama halusinasi pendengaran dan gangguan-gangguan persepsi.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala-gejala
katatonik tidak menonjol
18
B. Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak didapatkan adanyan gangguan kepribadian dan retardasi mental
C. Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ditemukan adanya kelainan atuapun penyakit sistemik
D. Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan
Gejala mulai muncul setelah ditinggal pergi istri pertama dan muncul kembali
saat ibu pasien meninggal dan pasien ditinggal pergi oleh istri kedua dan
anaknya
E. Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
Skala GAF: 60-51 (beberapa gejala sedang, disabilitas sedang)
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia paranoid
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada penyakit kelainan
Aksis IV : terdapat stressor psikososial
Aksis V : GAF scale 60-51
19
VIII. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak terdapat faktor herediter dan penyakit sistemik
B. Psikologik
Terdapat waham curiga dan cemburu. Terdapat halusinasi visual.
C. Sosiobudaya
Hendaya dalam fungsi sosial dan budaya
IX. PROGNOSIS
i. Faktor yang memperberat
• Pasien ditinggal meninggal ibu pasien
• Pasien ditinggal pergi istri dan anaknya
• Durasi kronik
• Telah menglami gejala yang sama sebelumnya
ii. Faktor yang memperingan
• Pasien berpendidikan cukup
• Tidak ada faktor hereditier
• Terjadi diusia tua
X. PENATALAKSANAAN
20
A. Psikofarmaka :
Risperidon 2 X 2 mg
Trihexylphenidin 3 X 2 mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
B. Psikoterapi :
• Psikoterapi supportif dengan dukungan keluarga
• Memberikan kepada pasien kesempatan menceritakan masalahnya dan
meyakinkan pasien bahwa pasien sanggup mengatasi masalah yang
dihadapi dengan menjelaskan kepada pasien bahwa gejala penyakit akan
berkurang jika pasien minum obat.
• Membantu pasien melatih cara mengendalikan emosi
• Membantu pasien mengerti keadaan yang terjadi pada dirinya sekarang
dan memperbaiki tilikan pasien dan melatih pasien menyesuaikan diri
dengan lingkundan dan warga sekitar.
C. Sosioterapi :
• Melibatkan pasien dalam kegiatan RSJSH seperti kegiatan terapi
kelompok
• Melibatkan pasien dalam kegiatan rumah sakit sesuai dengan
kemampuan
• Melibatkan pasien berinteraksi dengan pasien lain
• Memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah
21
D. Terapi Keluarga :
• Bertujuan memberikan pengetahuan tentang scizofrenia. Hal-hal yang
dijelaskan kepada keluarga pasien berupa pengenalan tanda-tanda
kekambuhan secara dini, peranan dari pengobatan, antisipasi dari efek
samping pengobatan, dan peran keluarga terhadap penderita skizofrenia.
• Sebagai pengontrol pasien agar mau secara rutin mengkonsumsi obat-
obatan.
22
XI. CUPLIKAN WAWANCARA
Wawancara dilakukan dibangsal Purin Nurani, pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2011
21 Maret 2011, Bangsal Puri Nurani
D : Dokter muda ira
P : Pasien Tn. IY
D : Selamat pagi bapak, nama saya dokter muda ira (mengulurkan tangan)
P : Hanya sedikit tersenyum dan memberi salam tanpa mau berjabat tangan
D : nama bapak iswadi yahya?
P : iya, andi
D : boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar pak? (duduk disamping pasien)
P : hanya mengangguk
D : bapak sejak kapan ada disini?
P : kemarin
D : kesini diantar siapa?
P : diantar ayah, abdul dan orang yang mirip Aan, tapi bukan Aan
D : bagaimana ceritanya bapak bisa sampe ke sini?
P : naik mikrolet merah 06, kuning 07 sama dudung. Dia jahat sama saya narik saya
sampe saya jatuh dari pohon. Bengkel bunga.
D : memang bapak tinggal dimana?
P : bengkel bunga sebelah rumah cing uul. Yang punya namanya abdul.
D : bapak rumahnya dimana?
23
P : di ulu jami
D : bapak tinggal sama siapa?
P : sama haji nasir sama haji romlah, orangnya perhitungan, rinso aja di itung-itung.
Saya dikasih makanan bekas. Sabun mandi aja ditakar jadi saya gak bisa mandi.
D : memang haji nasir itu siapa?
P : bapak
D : haji romlah itu siapa?
P : ibu tiri saya
D : memang ibu kandung bapak namanya siapa?
P : haji muawiah. Kasih minum, pas bawa kesana minumannya dimasukin racun trus
pas diminum mati
D : memang ada yang jahat sama bapak?
P : pasien menunduk sambil bergumam
D : bapak benci sama haji romlah?
P : benci, saya di kasih telur trus kepala saya dilumurin sama telur.
D : bapak pernah mendengar suara-suara yang memberi perintah atau membicarakan
bapak?
P : pasien hanya menggelengkan kepala, tidak
D : kalo melihat sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh bapak?
P : dirumah ada, setan, putih, kepalanya gak ada, belakangnya bolong.
D : bapak sekolahnya sampai apa?
P : SMP
D : bapak sudah menikah?
24
P : sudah, anak saya nakal, susah diatur.
D : bapak nikah berapa kali?
P : 1 kali
D : anak bapak laki atau perempuan?
P : laiki-laik
D : usia nya berapa tahun?
P : dulu sih masih TK, anak saya sama istri gak mau nurut, sama saya mau nurut, suka
saya peluk.
D : istri bapak dimana?
P : dirumahnya, istri saya salah sama saya, dia gak mau nurut sama saya.
D : bapak tau bapak sekarang di mana?
P : dirumah sakit di grogol
D : nama rumah sakitnya apa?memang grogol dimana?
P : gak tau, faatmawati mungkin. Di jakarta selatan, eh salah jakarta utara.
D : bapak tau nama presiden kita?
P : yusuf kala eh bukan suharto
D : bapak punya saudara?
P : punya adik angkat laki-laki
D : anak bapak tinggal sekarang dimana?
P : dibawa sama istri
D : bapak dulu kerja?
P : serabutan , dokter saya pingin pulang
D : iya nanti bapak pulang kalo sudah sembuh ya, memang bapak merasa gak sakit?
25
P : pasien hanya menggelengkan kepala
D : kalo sedang santai biasanya bapak melakukan apa?
P : pasien hanya diam
D : bapak tadi makan? Enak gak makanannya?habis makanannya?
P : makan nasi sama terlur dicabein, sama sayur. Enak. Ngak, direbutin sama orang-
orang itu
D : memang bapak gak kenalan sama teman-teman?
P : pasien hanya diam dan menggelengkan kepal
D : bapak, terimakasih ya sudah mau bincang-bincang dengan saya, saya pamit ya pak
(menjulurkan tangan)
P : pasien hanya memberi salam dan tidak memjabat tangan pewawancara
26
Kronologis Perjalanan Penyakit
Tn. IY, usia 34 tahun, agama islam, tidak bekerja, ibu meninggal dan ditinggal istri dan anaknya, jakarta.
1977
(0 tahun)
1977-1980
(0-3 tahun)
1980-1989
(3-12 tahun)
1989-1995
(12-18
tahun)
1995-2004
(18-27
tahun)
2004-2006
(27-
29tahun)
2006
(29 tahun)
2007-2009
(29-32
tahun)
2009
(32 tahuun)
2009-2011
(32-34
tahun)
Pasien lahir
cukup bulan,
secara
spontan
dengan
bantuan
bidan, tidak
ada trauma
atau caacat
bawaan. Ibu
pasien tidak
mengalamai
gangguan
Masa ini
dilalui
dengan baik
oleh pasien.
pasien
tergolonga
anak yang
sehat dengan
proses
tumbuh
kembang
yang baik,
dan tingkah
Pasien
merupakan
anak yang
cukup mudah
bergaul.
Memiliki
beberapa
teman
dilingkungan
sekolah dan
rumah.
Prestasi
belajar baik
Pasein sangat
dekat dengan
orang tua
(terutama
ibu),
hubungan
dengan
sepupu dan
teman-teman
yang lain
baik. Selama
sekolah
pasien tidak
Pasien tetap
tinggal di
pesantren
Al.
Munawaria.
Selama di
sana
aktivitas
pasien
hanya
mengaji,
membantu
mengurus
Pasien
diminta
kembali ke
rumah oleh
keluarga.
Sejak itu
pasien
bekerja
membantu
orang tua
dan bekerja
serabutan.
Menurut
Tujuh
bulan
setelah
ditinggal
oleh istri
pertama,
pasien
dijodohkan
dan
dinikahkan
kembali
dengan istri
kedua.
Anak
pasien
lahir. Anak
laki-laki,
lahir secara
spontan dan
dalam
keadaan
sehat.
Tidak
terdapat
cacat
bawaan
Ibu pasien
meninggal.
Pasien mulai
kembali
menunjukkan
gejala,
menarik diri
dari
lingkungan,
kerap
berbiicara
sendiri, sulit
tidur, terutama
Keluarga
pasien
mencoba
melakukan
pengobatan
alternatif
namun
gagaal dan
keadaan
pasien tidak
membaik.
Kondisi
ekonomi juga
27
kesehatan
selama
kehamilan.
Pasien
merupakan
anak tunggal.
laku normal
sesuai
dengan anak
seusianya.
Pasien tidak
pernah
kejang,
kecelakaan
maupun
operasi
tidak pernah
tinggal kelas
pernah
tinggal kelas,
dengan
prestasi
belajar rata-
rata.
pesantren,
melakukan
aktivitas
sehari-hari.
keluarga
pasien lebih
banyak
tidak
bekerja.
Pasien
dijodohkan
dan
dinikahkan
oleh orang
tua, namun
karena
merasa
tidak
mencintai
pasien, istri
pasien
meninggalk
annya dan
pasien
mulai
menarik
diri dari
lingkungan,
Tidak lama
kemudian
istri pasien
hamil.
ataupun
penyakit
lain.
Selama
kurun
waktu ini
seluruh
kebutuhan
keluarga
selalu
ditanggung
oleh orang
tua pasien
terutama
ibu pasien
yang selalu
memanjaka
n pasien.
malam hari
pasien pasien
tidak tidur dan
kerap jalan-
jalan di dalam
rumah.
menurun
karena tidak
ada lagi
ditanggung
oleh ibu
pasien.ayah
pasien
cenderung
keras karena
menganggap
pasien terlalu
dimanja oleh
ibu
kandungnya.
Pasien
menjadi
sering
merusak
barang dan
kerap kali
memainkan
benda tajam,
yang
akhirnya 28
kerap diam
dan
sesekali
berbicara
sendiri
yang
membuat
keluarga
membawa
pasien
berobat ke
rumah sakit
fatmawati.
membuat
keluarga
pasien
membawa
pasien untuk
dirawat di
RSJSH
29
Follow Up
Tn. AS, usia 27 tahun, agama islam, tidak bekerja, belum menikah ayah meninggal, jakarta.
Tanggal Subjektive Objektive Planing Assasment
21 Maret 2011 Pasien menjawab jika ditanya,
menjawab seperlunya. Sering
kali pasien menunduk dan
diam ketika ditanya. Nafsu
makan kurang dan mengeluh
makanan sering berebut
dengan teman-teman
sebangsalnya. Enggan
berkenalan dengan teman
sebangsal. Menceritakan
keluarganya yang jahat dan
masih mengeluh kalau pasien
tidak sakit tapi kenapa dibawa
ke RS.
Penampilan: pasien memakai
kaos lenagn pendek dan celana
pendek tanpa alas kaki.
Kebersihan diri kurang
Kesadaran biologis: Compos
mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
88x/menit, RR:18x/menit, S:
afebris
Kesadaran psikologis:
Terganggu
Kesadaran sosial: Terganggu
Pembicaraan: volume pelan,
sedikit bicara, flight of ideas,
Axis I: Skizofrenia tipe
paranoid
Axis II: tidak ada
diagnosis
Axis III: tidak ada
kelaiinan
Axis IV: terdapat stressor
psikososial berupa
kematian ibu dan istri
membawa serta anaknya
pergi dari rumah
Axis V: Gaf 60-51
Risperidon 2 X 2 mg
Trihexylphenidin 3 X 2 mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
Psikoterapi
Sosioterapi
30
kooperatif
Alam perasaan: normothym,
ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit
Proses pikir: cukup, flight of
idea
Isi pikir: waham curiga,
cemburu
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Gangguan persepsi: halusinasi
visual
Tilikan: derajat 1
31
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya
22 Maret 2011 Nafsu makan kurang, berbicara
masih pelan dan hanya jika
ditanya, kooperatif dan pasien
ingin pulang. Pasien enggan
mandi karena ingin mandi di
rumah.
Penampilan: pasien memakai kaos lenagn pendek dan celana pendek tanpa alas kaki. Kebersihan diri kurang
Kesadaran biologis: Compos mentis, TD:120/80 mmHg,HR: 88x/menit, RR:18x/menit, S: afebris
Kesadaran psikologis: Terganggu
Kesadaran sosial: Terganggu
Pembicaraan: volume pelan, sedikit bicara, flight of ideas, kooperatif
Alam perasaan: normothym, ekspresi afektif stabil, pengendalian cukup, keserasian tidk serasi, Echt, dangkal, empati tidak dapat diraba rasakan, skala differensiasi menyempit
Axis I: Skizofrenia tipe
paranoid
Axis II: tidak ada
diagnosis
Axis III: tidak ada
kelaiinan
Axis IV: terdapat stressor
psikososial berupa
kematian ibu dan istri
membawa serta anaknya
pergi dari rumah
Axis V: Gaf 60-51
Risperidon 2 X 2 mg
Trihexylphenidin 3 X 2
mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
Psikoterapi
Sosioterapi
32
Proses pikir: cukup, flight of idea
Isi pikir: waham curiga, cemburu
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Gangguan persepsi: halusinasi visual
Tilikan: derajat 1
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya
23 Maret 2011 Nafsu makan kurang, pasien
tetap enggan berkenalan
dengan teman satu bangsal,
cenderung menjauh dari
teman-temannya. Pasien
bersikap kooperatif, tapi hanya
bicara jika ditanya. Pasien
mengatakan ingin pulang.
Penampilan: pasien memakai kaos lenagn pendek dan celana pendek tanpa alas kaki. Kebersihan diri kurang
Kesadaran biologis: Compos mentis, TD:110/80 mmHg,HR: 76x/menit, RR:18x/menit, S: afebris
Kesadaran psikologis: Terganggu
Axis I: Skizofrenia tipe
paranoid
Axis II: tidak ada
diagnosis
Axis III: tidak ada
kelaiinan
Axis IV: terdapat stressor
psikososial berupa
Risperidon 2 X 2 mg
Trihexylphenidin 3 X 2
mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
Psikoterapi
Sosioterapi
33
Kesadaran sosial: Terganggu
Pembicaraan: volume pelan, sedikit bicara, flight of ideas, kooperatif
Alam perasaan: normothym, ekspresi afektif stabil, pengendalian cukup, keserasian tidk serasi, Echt, dangkal, empati tidak dapat diraba rasakan, skala differensiasi menyempit
Proses pikir: cukup, flight of idea
Isi pikir: waham curiga, cemburu
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Gangguan persepsi: halusinasi visual
Tilikan: derajat 1
Taraf dapat dipercaya: dapat
kematian ibu dan istri
membawa serta anaknya
pergi dari rumah
Axis V: Gaf 60-51
34
dipercaya
24 Maret 2011 Pasien mulai mau berkenalan
dengan teman satu bangsal.
Namun masih takut
berinteraksi dengan yang lain.
Nafsu makan pasien belum
membaik. pasien tetap hana
bicara bila ditanya namun
bersikap kooperatif.
Penampilan: pasien memakai kaos lenagn pendek dan celana pendek tanpa alas kaki. Kebersihan diri kurang
Kesadaran biologis: Compos mentis, TD:110/80 mmHg,HR: 80x/menit, RR:18x/menit, S: afebris
Kesadaran psikologis: Terganggu
Kesadaran sosial: Terganggu
Pembicaraan: volume pelan, sedikit bicara, flight of ideas, kooperatif
Alam perasaan: normothym, ekspresi afektif stabil, pengendalian cukup, keserasian tidk serasi, Echt, dangkal, empati tidak dapat diraba rasakan, skala differensiasi menyempit
Proses pikir: cukup, flight of
Axis I: Skizofrenia tipe
paranoid
Axis II: tidak ada
diagnosis
Axis III: tidak ada
kelaiinan
Axis IV: terdapat stressor
psikososial berupa
kematian ibu dan istri
membawa serta anaknya
pergi dari rumah
Axis V: Gaf 60-51
Risperidon 2 X 2 mg
Trihexylphenidin 3 X 2
mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
Psikoterapi
Sosioterapi
35
idea
Isi pikir: waham curiga, cemburu
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Gangguan persepsi: halusinasi visual
Tilikan: derajat 1
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya
25 Maret 2011 Pasien mengatakan bahwa
pasien dikunjungi keluarga dan
akan dijemput pada rabu
minggu depan, pasien mulai
mau makan. Pasien masih
menolak mandi karena ingin
mandi di rumah. Pasien mulai
mengenal nama pasien
sebangsal.
Penampilan: pasien memakai kaos lenagn pendek dan celana pendek tanpa alas kaki. Kebersihan diri kurang
Kesadaran biologis: Compos mentis, TD:120/80 mmHg,HR: 88x/menit, RR:18x/menit, S: afebris
Kesadaran psikologis: Terganggu
Kesadaran sosial: Terganggu
Axis I: Skizofrenia tipe
paranoid
Axis II: tidak ada
diagnosis
Axis III: tidak ada
kelaiinan
Axis IV: terdapat stressor
psikososial berupa
kematian ibu dan istri
36
Pembicaraan: volume pelan, sedikit bicara, flight of ideas, kooperatif
Alam perasaan: normothym, ekspresi afektif stabil, pengendalian cukup, keserasian tidk serasi, Echt, dangkal, empati tidak dapat diraba rasakan, skala differensiasi menyempit
Proses pikir: cukup, flight of idea
Isi pikir: waham curiga, cemburu
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Gangguan persepsi: halusinasi visual
Tilikan: derajat 1
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya
membawa serta anaknya
pergi dari rumah
Axis V: Gaf 60-51
26 Maret 2011 Pasien meminta agar Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
37
pewawancara untuk mengabari
keluarganya agar
menjemputnya hari sabtu,
karena pasien ingin sekali
pulang. Nafsu makan pasien
membaik, pasien mulai mau
mandi.
kaos lenagn pendek dan celana pendek tanpa alas kaki. Kebersihan membaik
Kesadaran biologis: Compos mentis, TD:110/80 mmHg,HR: 88x/menit, RR:18x/menit, S: afebris
Kesadaran psikologis: Terganggu
Kesadaran sosial: Terganggu
Pembicaraan: volume pelan, sedikit bicara, flight of ideas, kooperatif
Alam perasaan: normothym, ekspresi afektif stabil, pengendalian cukup, keserasian tidk serasi, Echt, dangkal, empati tidak dapat diraba rasakan, skala differensiasi menyempit
Proses pikir: cukup, flight of idea
Isi pikir: waham curiga,
paranoid
Axis II: tidak ada
diagnosis
Axis III: tidak ada
kelaiinan
Axis IV: terdapat stressor
psikososial berupa
kematian ibu dan istri
membawa serta anaknya
pergi dari rumah
Axis V: Gaf 60-51
Trihexylphenidin 3 X 2
mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
Psikoterapi
Sosioterapi
38
cemburu
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Gangguan persepsi: halusinasi visual
Tilikan: derajat 1
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya
28 Maret 2011 Pasien mulai berbicara secara
jelas, tidak lagi bersuara pelan.
Pasien mau berjabat tangan dan
menanyakan kabar
pewawancara. Pasien juga
mulai mandi dan nafsu makan
pasien membaik. pasien mulai
aktif dalam kegiatan bersih-
bersih dibangsal. Pasien
mengatakan perasaannya lebih
bahagia
Penampilan: pasien memakai kaos lenagn pendek dan celana pendek tanpa alas kaki. Kebersihan membaik
Kesadaran biologis: Compos mentis, TD:110/80 mmHg,HR: 90x/menit, RR:18x/menit, S: afebris
Kesadaran psikologis: Terganggu
Kesadaran sosial: Terganggu
Pembicaraan: volume pelan, sedikit bicara, flight of ideas,
Axis I: Skizofrenia tipe
paranoid
Axis II: tidak ada
diagnosis
Axis III: tidak ada
kelaiinan
Axis IV: terdapat stressor
psikososial berupa
kematian ibu dan istri
membawa serta anaknya
Risperidon 2 X 2 mg
Trihexylphenidin 3 X 2 mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
Psikoterapi
Sosioterapi
39
kooperatif
Alam perasaan: normothym, ekspresi afektif stabil, pengendalian cukup, keserasian tidk serasi, Echt, dangkal, empati tidak dapat diraba rasakan, skala differensiasi menyempit
Proses pikir: cukup, flight of idea
Isi pikir: waham curiga, cemburu
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Gangguan persepsi: halusinasi visual
Tilikan: derajat 1
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya
pergi dari rumah
Axis V: Gaf 60-51
29 Maret 2011 Pasien menghampiri
pewawancara dan menanyakan
Penampilan: pasien memakai kaos lenagn pendek dan celana pendek tanpa alas kaki.
Axis I: Skizofrenia tipe
paranoid
Risperidon 2 X 2 mg
Trihexylphenidin 3 X 2
40
kabar pewawancara. Pasien
mengatakan bahwa akan
dijemput oleh keluarga pada
hari rabu. Pasien aktif
melakukan kegiatan bersih-
bersih dibangsal. Pasien sudah
mandi dan bersih.
Kebersihan membaik.
Kesadaran biologis: Compos mentis, TD:110/80 mmHg,HR: 88x/menit, RR:18x/menit, S: afebris
Kesadaran psikologis: Terganggu
Kesadaran sosial: Terganggu
Pembicaraan: volume pelan, sedikit bicara, flight of ideas, kooperatif
Alam perasaan: normothym, ekspresi afektif stabil, pengendalian cukup, keserasian tidk serasi, Echt, dangkal, empati tidak dapat diraba rasakan, skala differensiasi menyempit
Proses pikir: cukup, flight of idea
Isi pikir: waham curiga, cemburu
Axis II: tidak ada
diagnosis
Axis III: tidak ada
kelaiinan
Axis IV: terdapat stressor
psikososial berupa
kematian ibu dan istri
membawa serta anaknya
pergi dari rumah
Axis V: Gaf 60-51
mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
Psikoterapi
Sosioterapi
41
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Gangguan persepsi: halusinasi visual
Tilikan: derajat 1
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya
42