document

11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Streptococcus Mutans Streptococcus mutans termasuk kelompok Streptococcus viridans yang merupakan anggota floral normal rongga mulut yang memiliki sifat α-hemolitik dan komensal oportunistik (Samaranayake, 2002; Jawetz dkk., 2005; Regina, 2007; Arora, 2009). Streptococcus mutans merupakan bakteri yang paling penting dalam proses terjadinya karies gigi (Sidarningsih,2000; Nomura dkk., 2004). Bakteri ini pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh Clark pada tahun 1924 yang memiliki kecenderungan berbentuk kokus dengan formasi rantai panjang apabila ditanam pada medium yang diperkaya seperti pada Brain Heart Infusion (BHI) Broth, sedangkan bila ditanam di media agar akan memperlihatkan rantai pendek dengan bentuk sel tidak beraturan. Streptococcus mutans tumbuh dalam suasana fakultatif anaerob (Michalek dan Mc Ghee, 1982; Grönroos dkk., 1998). 2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positf (+), bersifat non motil (tidak bergerak), berdiameter 1-2 µm, bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk bulat atau bulat telur, tersusun seperti rantai dan tidak membentuk spora seperti ditunjukkan dengan Gambar 2.1 (Samaranayake, 2002; Regina, 2007; Manton, 2010). Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 18 0 C – 40 0 C. 1

Upload: antonio-akbar-santoso

Post on 30-Oct-2014

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.....

TRANSCRIPT

Page 1: Document

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Streptococcus Mutans

Streptococcus mutans termasuk kelompok Streptococcus viridans yang

merupakan anggota floral normal rongga mulut yang memiliki sifat α-hemolitik

dan komensal oportunistik (Samaranayake, 2002; Jawetz dkk., 2005; Regina,

2007; Arora, 2009).

Streptococcus mutans merupakan bakteri yang paling penting dalam proses

terjadinya karies gigi (Sidarningsih,2000; Nomura dkk., 2004). Bakteri ini

pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh Clark pada tahun 1924 yang memiliki

kecenderungan berbentuk kokus dengan formasi rantai panjang apabila ditanam

pada medium yang diperkaya seperti pada Brain Heart Infusion (BHI) Broth,

sedangkan bila ditanam di media agar akan memperlihatkan rantai pendek dengan

bentuk sel tidak beraturan. Streptococcus mutans tumbuh dalam suasana fakultatif

anaerob (Michalek dan Mc Ghee, 1982; Grönroos dkk., 1998).

2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi

Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positf (+), bersifat non motil

(tidak bergerak), berdiameter 1-2 µm, bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk

bulat atau bulat telur, tersusun seperti rantai dan tidak membentuk spora seperti

ditunjukkan dengan Gambar 2.1 (Samaranayake, 2002; Regina, 2007; Manton,

2010). Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 180C – 400C.

1

Page 2: Document

2

Streptococcus mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka

dan menjadi bakteri yang paling kondusif menyebabkan karies untuk email gigi

(Ari, 2008).

Gambar 2.1 : Morfologi Streptococcus mutans (Manton,2010)

Klasifikasi Streptococcuss mutans menurut Bergey dalam Capuccino (1998)

adalah :

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Lactobacilalles

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus mutans (Ratu Belqis, 2008).

Streptococcus mutans adalah bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam

asidurik, mampu tinggal pada lingkungan asam, dan menghasilkan suatu

Page 3: Document

3

polisakarida yang lengket yang disebut dengan dextran. Oleh karena kemampuan

ini, Streptococcus mutans bisa menyebabkan lengket dan mendukung bakteri lain

menuju ke email gigi, lengket mendukung bakteri – bakteri lain, pertumbuhan

bakteri asidodurik yang lainnya, dan asam melarutkan email gigi (Willett dkk.,

1991; Jawetz dkk., 2004; Ari, 2008; Maksum, 2009).

2.1.2 Patogenesis karies gigi

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus mutans adalah

karies gigi. Ada beberapa hal yang menyebabkan karies gigi bertambah parah

adalah gula, air liur, dan juga bakteri pembusuknya. Setelah mengkonsumsi

sesuatu yang mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah

beberapa menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein yang lengket (kombinasi

molekul protein dan karbohidrat) bertahan pada gigi untuk mulai pembentukan

plak pada gigi. Pada waktu yang bersamaan berjuta-juta bakteri yang dikenal

sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada glikoprotein itu. Walaupun

banyak bakteri lain yang juga melekat, hanya Streptococcus mutans yang dapat

menyebabkan rongga atau lubang pada gigi (Willett dkk., 1991; Ari, 2008).

Pada langkah selanjutnya, bakteri menggunakan fruktosa dalam suatu

metabolism glikolisis untuk memperoleh energi. Hasil akhir dari glikolisis di

bawah kondisi anaerob adalah asam laktat. Asam laktat ini menciptakan kadar

keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH sampai batas tertentu sehingga dapat

menghancurkan zat kapur fosfat di dalam email gigi mendorong kearah

Page 4: Document

4

pembentukan suatu rongga atau lubang. Streptococcus mutans ini yang

mempunyai suatu enzim yang disebut glucosyl transferase diatas permukaannya

yang dapat menyebabkan polimerisasi glukosa pada sukrosa dengan pelepasan

dari fruktosa, sehingga dapat mensintesa molekul glukosa yang memiliki berat

molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan glukosa alfa (1-6) alfa (1-3).

Pembentukan alfa (1-3) ini sangat lengket, sehingga tidak larut dalam air. Hal ini

dimanfaatkan oleh bakteri streptococcus mutans untuk berkembang dan

membentuk plak gigi. Enzim yang sama melanjutkan untuk menambahkan banyak

molekul glukosa ke satu sama lain untuk membentuk dextran yang memiliki

struktur sangat mirip dengan amylase dalam tajin. Dextran bersama dengan

bakteri melekat dengan erat pada enamel gigi dan menuju ke pembentukan plak

pada gigi. Hal ini merupakan tahap dari pembentukan rongga atau lubang pada

gigi yang disebut dengan karies gigi (Willett dkk., 1991; Kidd dkk 1992 ; Kawai

dan Urano, 2001; Samaranayake, 2002 ; Ari, 2008).

Streptococcus mutans melekat pada permukaan gigi dengan perantara

glukan, dimana produksi glukan yang tidak dapat larut dalam air merupakan

faktor virulensi yang penting, glukan merupakan suatu polimer dari glukosa

sebagai hasil reaksi katalis glucosyltransferase. Glukosa yang dipecah dari

sukrosa dengan adanya glucosyltransferase dapat berubah menjadi glukan.

Streptococcus mutans menghasilkan dua enzim, yaitu glucosyltransferase dan

fruktosyltransferase. Enzim-enzim ini bersifat spesifik untuk substrat sukrosa

yang digunakan untuk sintesa glukan dan fruktan atau levan (Jawetz dkk., 1996;

Kawai dan Urano, 2001; Regina, 2007). Koloni Streptococcus mutans yang

Page 5: Document

5

ditutupi oleh glukan dapat menurunkan proteksi dan daya antibakteri saliva

terhadap plak gigi (Regina, 2007).

Plak dapat menghambat difusi asam keluar dalam saliva sehingga

konsentrasi asam pada permukaan enamel meningkat. Asam akan melepaskan ion

hidrogen yang bereaksi dengan kristal apatit dan merusak enamel, berpenetrasi

lebih dalam ke dalam gigi sehingga kristal apatit menjadi tidak stabil dan larut

(Carvalho dan Cury, 1999; Regina, 2007). Selanjutnya infiltrasi bakteri aciduric

dan acidogenik pada dentin menyebabkan dekalsifikasi dentin yang dapat

merusak gigi. Hal ini menyebabkan produksi asam meningkat, reaksi pada kavitas

oral juga menjadi asam dan kondisi ini akan menyebabkan proses demineralisasi

gigi terus berlanjut (Regina, 2007). Perlekatan bakteri karena adanya reseptor

dextran pada permukaan dinding sel, sehingga mempermudah interaksi intersel

selama formasi plak. Dextran berhubungan dengan kariogenik alami bakteri

(Regina, 2007). Streptococcus mutans merupakan bakteri yang berkembang dalam

suatu plak, yang virulensinya tergantung koloni dan produk-produk yang

dihasilkan bakteri (Steinberg dan Eyal, 2001).

Tes mikrobiologi dipakai untuk penilaian karies, yaitu sampel air liur dapat

digunakan untuk mengetahui jumlah koloni Streptococcus mutans dan

Lactobacillus di dalam rongga mulut. Selanjutnya dikuantifikasi dan

diekstrapolasi untuk memperoleh jumlah koloni bakteri tersebut dalam hitungan

permililiter air liur yang disebut dengan CFU (colony forming unit) dan ditetapkan

sebagai:

Page 6: Document

6

a. Aktifitas karies yang tinggi, jumlah koloni Streptococcus mutans > 106 /mL,

sedangkan jumlah koloni Lactobacillus > 105 /mL.

b. Aktifitas karies yang rendah, jumlah koloni Streptococcus mutans< 105 /mL,

sedangkan jumlah koloni Lactobacillus < 104 /mL (Samaranayake, 2002).

2.2 Garam Dapur

Garam dapur sebenarnya adalah gabungan dua unsur, yaitu Natrium (Na)

dan Chlorida (Cl). Natrium dan Chlorida biasanya berhubungan erat baik sebagai

bahan makanan maupun fungsinya di dalam tubuh. Dalam tubuh manusia seperti

halnya dalam makanan, sebagian Natrium bergabung dengan Chlorida sama

dengan garam dapur membentuk garam meja, yaitu Natrium Chlorida. Istilah

garam pertama kali dikemukakan oleh Sir Humphry Davi, dan sampai sekarang,

garam merupakan kebutuhan vital bagi manusia (Winarno, 1992).

Page 7: Document

7

Gambar 2.2 : Garam Dapur (Sodium chloride /NaCl)

Available : http://www.google.co.id/images?hl=id&source=imghp&biw=1920&bih=943&q=garam+dapur&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq= [Jumat, tgl 24-12-2010, jam 21.10 WITA]

Garam dapur beriodium merupakan garam konsumsi atau garam dapur biasa

yang diberi tambahan senyawa yodium dan biasanya dalam ikatan senyawa

kalium iodat /KIO3 (Winarno, 1992). Dijelaskan juga bahwa yodium efektif

sebagai pembasmi bakteri (germisida), pada perbandingan 1:20.000 dalam larutan

yodium mampu membunuh bakteri dalam waktu 1 menit dan membunuh spora

dalam waktu 15 menit, disamping mempunyai sifat bakterisida dan sporasida juga

merupakan fungisida, protozoasida, cystisida dan virusida yang bekerja efektif

terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif (Gilman dkk., 1985).

Page 8: Document

8

2.2.1 Jenis-jenis garam dapur

Menurut penggunaannya, jenis garam ada 2 macam, yaitu :

1. Garam konsumsi adalah garam yang dikonsumsi bersama-sama dalam

makanan atau minuman.

2. Garam industri adalah garam yang digunakan sebagai bahan baku maupun

bahan penolong bagi industry lain (Winarno, 1992).

2.2.2 Manfaat garam dapur

Garam sangat banyak manfaatnya antara lain membuat makanan menjadi

lebih nikmat, memberantas hama tanaman, mempercepat proses pembusukan

sampah, sebagai pembersih ketel pada pabrik dan lain-lain banyak lagi manfaat

umumnya, sedangkan manfaat khususnya dibidang kesehatan adalah :

a. Melenturkan otot yang tegang

b. Mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit

c. Menurunkan gejala inflamasi (peradangan) serta

d. Menyembuhkan infeksi (Winarno, 1992).

2.2.3 Sifat kimia dan fungsi garam dapur

Zat dan senyawa yang terkandung dalam garam tidak hanya NaCl saja,

tetapi masih banyak senyawa-senyawa yang lainnya antara lain : CaSO4, MgSO4,

MgCl2, SiO2, Fe2O3, Al2O3, dan lain-lain (Winarno, 1992).

Page 9: Document

9

Natrium chloride (NaCl) berwarna putih, tidak berbau, rasa asin, berupa

bubuk atau tepung, kristal atau granul yang dapat larut dalam air dan gliserol serta

sedikit larut dalam alkohol. Natrium chloride merupakan sumber dari ion-ion

natrium dan chlorida dalam tubuh yang diabsorbsi melalui usus dan diekskresi

terutama melalui urine, keringat atau ekskresi lainnya. Dapat digunakan sebagai

pengganti cairan plasma dalam suatu larutan fisiologis, baik natrium Chlorida

sendiri atau diberikan bersama dengan glukosa. Efek terapi NaCl yaitu dapat

digunakan sebagai suatu pengisi elektrolit, sebagai anti inflamasi topikal, dan

sebagai obat emesis (Jablonski, 1982). Selain itu pada cairan ekstraseluler, unsur

natrium merupakan komponen utama kation dan unsur chlorida merupakan

komponen utama anion. Sebagian besar natrium berhubungan dengan chloride

dan bikarbonat pada pengaturan keseimbangan asam – basa. Fungsi natrium dan

chloride dalam fisiologi tubuh adalah mempertahankan keseimbangan cairan

tubuh dan pengaturan tekanan osmotik serta pengaturan iritabilitas normal

neuromuscular (Murray dkk., 2006).

2.3.4 Pencegahannya

Di Indonesia khususnya, penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering

terjadi, baik yang menginfeksi anggota tubuh bagian luar maupun pada rongga

mulut. Di rongga mulut dapat mengenai jaringan lunak maupun jaringan keras.

Infeksi ini diakibatkan adanya kuman yang sebenarnya merupakan flora normal

pada rongga mulut.

Untuk mencegah terjadinya infeksi ini diperlukan pencegahan. Salah satu

upaya pencegahan adalah menciptakan lingkungan yang aseptis pada rongga

Page 10: Document

10

mulut, Hal ini dapat dilakukan dengan kumur – kumur memakai bahan antiseptik

yang dapat menurunkan jumlah populasi flora kuman pada rongga mulut. Dengan

keadaan ini resiko terjadinya infeksi dapat dihindari. Obat kumur yang tersedia di

pasaran saat ini sangat banyak macamnya, dan kesemuanya memiliki keunggulan

yang bervariasi dan juga harga yang bervariasi. Maka perlu dilakukan penelitian

yang lebih lanjut terhadap khasiat obat kumur tersebut untuk mendapatkan

kualitas yang baik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian khasiatnya terhadap flora

kuman rongga mulut (Soeherwin dkk., 2000).

Kumur-kumur dengan menggunakan larutan garam faal steril (NaCL) 0,9%

dapat menurunkan jumlah bakteri sebanyak 35% pada suatu populasi, hal ini

didapatkan melalui percobaan yang dilakukan oleh Muthalib dan Mangundjaya

pada tahun 1975 (Soeparmin, 1991). Garam adalah istilah umum bagi senyawa

kimia bernama Natrium Klorida (NaCl) yang merupakan salah satu unsur mineral

yang diperlukan untuk kesehatan tubuh manusia disamping Kalium, Kalsium,

Fosfor, Magnesium dan Sulfur, terdapat dalam tubuh dengan jumlah cukup besar

dan kesemuanya disebut unsur mineral makro (makro nutrient). Jumlah unsur-

unsur ini 60-80% dari seluruh zat anorganik dalam tubuh. Unsur mineral lainnya

seperti Besi, Yodium, Mangan, Tembaga, Zink, Kobalt, Molibdenum, Selenium,

Kromium dan Fluor hanya terdapat dalam tubuh dengan jumlah kecil dan ini

disebut unsur mineral mikro atau unsur runutan (traceelement). Natrium dan

Klorida biasanya berhubungan sangat erat, baik sebagai bahan makanan maupun

fungsinya dalam tubuh ( Huheey, 1983 ; Winarno, 1992 ; Murray dkk., 2006 ).

Page 11: Document

11

Sedangkan garam dapur adalah istilah umum bagi senyawa kimia bernama

Natrium Klorida (NaCl). Beberapa literatur menerangkan tentang khasiat anti

bakteri suatu larutan garam, bahwa kebanyakan aktivitasnya berdasarkan atas

perubahan tekanan osmotik yang mengakibatkan gangguan dan kematian sel

bakteri (Wolinsky dan Lott, 1986; Anonim, 201). Laporan penelitian Ryder dkk.

(1983) memperoleh hasil bahwa larutan garam hipertonus 1,0-2,0 M NaCl atau

0,15-1,0 M NaHCO3 dapat menyebabkan kematian sel-sel bakteri sub gingiva

spesies Bacteroides melaninogenicus, Actinomyces actinomycetemcomitans dan

Fusobacterium nucleatum.