55547371 referat heroin
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
Heroin di Indonesia dikenal dengan nama yang sama. Pada kadar yang
lebih rendah dikenal dengan sebutan putauw. Heroin didapatkan dari pengeringan
ampas bunga opium yang mempunyai kandungan morfin dan kodein yang
merupakan penghilang rasa nyeri yang efektif dan banyak digunakan untuk
pengobatan dalam obat batuk dan obat diare.
Heroin sedikitnya sudah dikenal oleh manusia sejak 6000 tahun lalu, dan
dikenal berasal dari pohon kebahagiaan. Pada abad ke-7 atau ke-, diduga
pedagang !rab membawanya ke "ina dan digunakan sebagai bahan pengobatan.
#etelah itu, orang-orang Inggris dan Portugis memasok "ina dengan opium dan
menempatkan Inggris sebagai heroin terbesar di dunia. $aru pada tahun %7&
orang membuat heroin dan pohon opium.
'etika itu, heroin dijual sebagai pengganti morfin yang aman dan tidak
menimbulkan ke(anduan. )amun akhirnya disadari bahwa heroin juga
menyebabkan ketergantungan yang tinggi, kemudian di Inggris dilarang pada
tahun %*+0 dengan undang-undang, angerous rug !(t.
Penggunaan heroin mulai meningkat sejak awal %**0 dan mengalami
booming sejak %**6. enurut )ational Household #urey on drug abuse di /#!
tahun %**6 sebanyak +,& juta orang pernah menggunakan heroin. i Indonesia
jumlah penderita narkotika tahun %** adalah %10.000 orang 20,0634. Para
pemakai narkoti ini kebanyakan anak-anak muda berusia 5 +6 tahun. !ngka
kematian akibat penggunaan heroin di Indonesia men(apai %7,63.
Heroin 2diasetilmorfin4 termasuk golongan opioid agonis dan merupakanderiat morfin yang terbuat dari morfin yang mengalami asetilasi pada gugus
hidroksil pada ikatan "1 dan "6. )ama lain dari heroin sma(k, junk, (hina ehirte,
(hia, bla(k tar, speed balling, dope, brown, dog,negra, nod, white hores, stuff.
1
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
2/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HEROIN
+.%.% efinisi
Heroin 2I)) dia(etylmorphine, $!)diamorphine4 adalah semi sintetik
opioid yang di sintesa dari morphin yang merupakan deriat dari opium. Pada
kadar yang lebih rendah dikenal dengan sebutan putaw. Heroin didapatkan dari
pengeringan ampas bunga opium 2Papaverum somniferum4 yang mempunyai
kandungan morfin dan kodein yang merupakan penghilang rasa nyeri yang
efektif. Heroin merupakan 1.6-dia(etyl ester dari morphine 2oleh karena itu
disebut juga diasetilmorphine4. )ama lain dari heroin sma(k, junk, (hina ehirte,
(hia, bla(k tar, speed balling, dope, brown, dog,negra, nod, white hores, stuff.
Gambar 2.1 Bunga Opium
+.%.+ 'arakteristik
Heroin merupakan narkoba yang sangat sering menimbulkan efek
ketergantungan. Heroin ini bentuknya berupa serbuk putih dengan rasa pahit.
alam pasaran banyak beredar warnanya putih, (oklat atau dadu. Penggunaannya
dengan injeksi atau dihirup atau per oral. Heroin mempunyai kekuatan yang dua
kali lebih kuat dari morfin.
enis heroin yang sering diperdagangkan
%. $ubuk putih
iperjualbelikan dalam kantung-kantung yang telah
dikemas se(ara khusus dengan ukuran 18%, (m, berisi %00 mg
bubuk dengan kadar heroin berkisar antara %-%03.
2
http://en.wikipedia.org/wiki/International_Nonproprietary_Namehttp://en.wikipedia.org/wiki/British_Approved_Namehttp://en.wikipedia.org/wiki/International_Nonproprietary_Namehttp://en.wikipedia.org/wiki/British_Approved_Name -
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
3/26
Pada saat ini kadar heroin dalam bubuk (enderung
meningkat, rata-rata berkisar 13.
$iasanya bubuk tersebut di(ampur dengan gula,
susu bubuk atau kanji. $anyak diperjualbelikan di daerah !sia.
+. $ubuk (oklat
$entuk, kemasan dan kadar heroin mirip dengan
bubuk putih, hanya warnanya yang (oklat.
$anyak didapatkan di daerah e8i(o.
1. $la(k 9ar
$anyak diperjualbelikan di /#!.
:arna hitam disebabkan oleh metode prosesing.
$entuknya ke(il-ke(il seperti ka(ang dan lengket.
'adar heroin didalamnya berkisar +0-03.
Pemakaian biasanya dilarutkan dengan sedikit air kemudian
dihangatkan diatas api. #etelah dilarutkan dapat dimasukkan ke
dalam alat suntik.
Gambar 2.2 Jeni Her!in
+.%.1 Penggolongan
enurut // ;I )o 1 < +00* 9entang )arkotika pasal % ayat
2%4 , )arkotika adalah =at atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
3
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
4/26
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan dalam
golongang-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini.
$erdasarkan // ;I )o 1 < + 00* 9entang )arkotika pasal 6 a yat
2%4, penggolongan narkotika terdiri dari 1 golongan, yaitu
%. )arkotika >olongan I
+. )arkotika >olongan II
1. )arkotika >olongan III
)arkotika yang sering disalahgunakan adalah )arkotika >olongan I yaitu ?piat
morfin, herion 2putauw4, petidin, (andu, dan lain-lain - >anja atau kanabis,
marihuana, hashis - 'okain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka.
?pioid dibagi dalam tiga golongan besar yaitu
?pioida alamiah 2opiat4 morfin, cpium, kodein
?pioida semi sintetik heroin/putauw, hidromorfin
?pioida sintetik meperidin, propoksipen, metadon
+.%.1 "ara Pemakaian
a. Injeksi
Injeksi se(ara intraena, subkutan atau intra muskular. Injeksi lebih praktis
dan efisien untuk heroin kadar rendah. Injeksi se(ara intraena dapat
menimbulkan efek eforia dalam 7- detik. Injeksi intra muskuler efeknya lebih
lambat yaitu - menit. 'etika akan menyuntikkan heroin ke dalam tubuh,
pertama-tama heroin di larutkan ke dalam air lalu dipanaskan, (ara ini dilakukan
untuk menghasilkan larutan li@uid. Aalu pengguna bisa menginjeksikan larutan
tadi ke dalam tubuhnya.
'erugian injeksi
apat menyebabkan septikemi dan infeksi lain.
apat menyebabkan hepatitis atau HIB.
Injeksi berulang dapat merusak ena, menyebabkan trombosis dan abses.
4
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
5/26
Gambar 2." Pema#aian e$ara In%e#i
b. ihirup
$ubuk heroin ditaruh di aluminium foil dan dipanaskan diatas api,
kemudian asapnya dihirup melalui hidung. Heroin terabsorbsi melalui membrane
mu(us hidung. Cfek pun(ak dengan penggunaan se(ara dihirup
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
6/26
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
7/26
Gambar 2.* +arma#!#ine,i# Her!in
+.%.6 Darmakodinamik
?pioid agonis menimbulkan analgesia akibat berikatan dengan reseptor
spesifik yang berlokasi di otak dan medula spinalis, sehingga mempengaruhi
transmisi dan modulasi nyeri. 9erdapat 1 jenis reseptor yang spesifik, yaitu
reseptor E 2mu4, F 2delta4 dan G 2kappa4. i dalam otak terdapat tiga jenis
endogeneus peptide yang aktiitasnya seperti opiat, yaitu enkephalin yang
berikatan dengan reseptor F, endorfin dengan reseptor E dandynorpin dengan
resptor G. ;eseptor E merupakan reseptor untuk morfin 2heroin4. 'etiga jenis
reseptor ini berhubungan dengan protein > dan berpasangan dengan adenilsiklase
menyebabkan penurunan formasi siklik !P sehingga aktiitas pelepasan
neurotransmitter terhambat.
+.%.7 Cfek
!. #istem saraf pusat
%. !nalgesia
'hasiat analgetik didasarkan atas 1 faktor
a. eningkatkan ambang rangsang nyeri.
b. empengaruhi emosi, dalam arti bahwa morfin dapat mengubah reaksi
yang timbul menyertai rasa nyeri pada waktu penderita merasakan rasa
nyeri. #etelah pemberian obat penderita masih tetap merasakan
7
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
8/26
2menyadari4 adanya nyeri, tetapi reaksi khawatir takut tidaklagi timbul.
Cfek obat ini relatif lebih besar mempengaruhi komponen efektif
2emosional4 dibandingkan sensorik.
(. emudahkan timbulnya tidur.
+. Cforia
Pemberian morfin pada penderita yang mengalami nyeri, akan
menimbulkan perasaan eforia dimana penderita akan mengalami perasaan
nyaman terbebas dari rasa (emas. #ebaliknya pada dosis yang sama besar
bila diberikan kepada orang normal yang tidak mengalami nyeri, sering
menimbulkan disforia berupa perasaan kuatir disertai mual, muntah, apati,
aktiitas fisik berkurang dan ekstrimitas terasa berat.
+. #edasi
Pemberian morfin dapat menimbulkan efek mengantuk dan lethargi.
'ombinasi morfin dengan obat yang berefek depresi sentral seperti
hipnotik sedatif akan menyebabkan tidur yang sangat dalam.
1. Pernafasan
Pemberian morfin dapat menimbulkan depresi pernafasan, yang disebabkan
oleh inhibisi langsung pada pusat respirasi di batang otak. epresi
pernafasan biasanya terjadi dalam 7 menit setelah ijeksi intraena atau 10
menit setelah injeksi subkutan atau intramuskular. ;espirasi kembali ke
normal dalam +-1 jam.
&. Pupil
Pemberian morfin se(ara sistemik dapat menimbulkan miosis. iosis
terjadi akibat stimulasi pada nukleus Cdinger :estphal ). III.
. ual dan muntahisebabkan oleh stimulasi langsung pada emeti( (hemore(eptor trigger
=one di batang otak.
$. #istem #yaraf Perifer
a4 #aluran (erna
Pada lambung akan menghambat sekresi asam lambung, mortilitas
lambung berkurang, tetapi tonus bagian antrum meninggi. Pada usus beasr
8
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
9/26
akan mengurangi gerakan peristaltik, sehingga dapat menimbulkan
konstipasi.
b4 #istem kardioaskular
9idak mempunyai efek yang signifikan terhadap tekanan darah, frekuensi
maupun irama jantung. Perubahan yang tampak hanya bersifat sekunder
terhadap berkurangnya aktiitas badan dan keadaan tidur, Hipotensi
disebabkan dilatasi arteri perifer dan ena akibat mekanisme depresi
sentral oleh mekanisme stabilitasi asomotor dan pelepasan histamin.
(4 'ulit
engakibatkan pelebaran pembuluh darah kulit, sehingga kulit tampak
merah dan terasa panas. #eringkali terjadi pembentukan keringat,
kemungkinan disebabkan oleh bertambahnya peredaran darah di kulit
akibat efek sentral dan pelepasan histamin.
d4 9raktus urinarius
9onus ureter dan esika urinaria meningkat, tonus otot sphinkter
meningkat,sehingga dapat menimbulkan retensi urine.
enurut national Institute rug !buse 2)I!4, dibagi menjadi efek
segera 2shortterm4 dan efek jangka panjang 2long term4.
9abel +.+ Cfek jangka pendek dan jangka panjang dari heroin
#hort term Aong term
>elisah
epresi pernafasan
Dungsi mental berkabut
ual dan muntah
enekan nyeri
!bortus spontan
!ddiksi
HIB, hepatitis
'olaps ena
Infeksi bakteri
Penyakit paru 2pneumonia, 9$"4
Infeksi jantung dan katupnya
Pengaruh heroin terhadap wanita hamil
enimbulkan komplikasi serius, abortus spontan, lahir prematur
$ayi yang lahir dari ibu pe(andu narkotik memiliki resiko tinggi
untuk terjadinya #I# 2#udden Infant eath #yndrome4
9
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
10/26
$ayi yang lahir dari ibu pe(andu narkotik dapat mengalami gejala
with drawl dalam +&-16 jam setelah lahir. >ejalanya bayi tambah gelisah,
agitasi, sering menguap, bersin dan menangis, gemetar, muntah, diare dan
pada beberapa kasus terjadi kejang umum.
+.%. >ejala dan 9anda pada Pemakaian Heroin
Cfek pemakaian heroin-ai,u kejang-kejang, mual, hidung dan mata yang
selalu berair, kehilangan nafsu makan dan (airan tubuh, mengantuk, (adel, bi(ara
tidak jelas, tidak dapat berkonsentrasi. #akaw atau sakit karena putaw terjadi
apabila si pe(andu putus menggunakan putaw. #ebenarnya sakaw salah satu
bentuk detoksifikasi alamiah yaitu membiarkan si pe(andu melewati masa sakaw
tanpa obat, selain didampingi dan dimotiasi untuk sembuh. >ejala sakaw -ai,u
mata dan hidung berair, tulang terasa ngilu, rasa gatal di bawah kulit seluruh
badan, sakit perutejala oer dosis biasanya timbul beberapa saat setelah pemberian obat.
>ejala intoksikasi akut 2oerdosis4
'esadaran menurun, sopor - koma
epresi pernafasan, frekuensi pernafasan rendah +-& kali semenit, dan
pernafasan mungkin bersifat "heyene stokes
Pupil ke(il 2pin poiny pupil4, simetris dan reaktif
9ampak sianotik, kulit muka kemerahan se(ara tidak merata
9ekanan darah pada awalnya baik, tetapi dapat menjadi hipotensi apabila
pernafasan memburuk danterjadi syok
#uhu badan rendah 2hipotermia4 dan kulit terasa dingin
$radikardi
Cdema paru
10
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
11/26
'ejang
'ematian biasanya disebabkan oleh depresi pernafasan. !ngka kematian
meningkat bila pe(andu narkotik menggabungkannya dengan obat-obatan yang
menimbulkan reaksi silang seperti alkohol, tran@uili=er.
Intoksikasi 'ronis
!ddiksi heroin menunjukkan berbagai segi
%. Habituasi, yaitu perubahan psikis emosional sehingga penderita
ketagihan akan obat tersebut.
+. 'etergantungan fisik, yaitu kebutuhan akan obat tersebut oleh
karena faal dan biokimia badan tidak dapat berfungsi lagi tanpa obat tersebut
1. 9oleransi, yaitu meningkatnya kebutuhan obat tersebut untuk
mendapat efek yang sama. :alaupun toleransi timbul pada saat pertama
penggunaan opioid, tetapi manifes setelah +-1 minggu penggunaan opioid
dosis terapi. 9oleransi akan terjadi lebih (epat bila diberikan dalam dosis
tinggi dan interal pemberian yang singkat. 9oleransi silang merupakan
karakteristik opioid yang penting, dimana bila penderita telah toleran dengan
morfin, dia juga akan toleran terhadap opioid agonis lainnya, seperti
metadon, meperidin dan sebagainya.
ekanisme terjadinya toleransi dan ketergantungan obat
ekanisme se(ara pasti belum diketahui, kemungkinan oleh adaptasi
seluler yang menyebabkan perubahan aktiitas en=ym, pelepasan biogeni( amin
tertentu atau beberapa respon immun. )ukleus lo(us (eruleus diduga bertanggung
jawab dalam menimbulkan gejala withdrawl. )ukleus ini kaya akan tempat
reseptor opioid, alpha-adrenergi( dan reseptor lainnya. #timulasi pada reseptor
opioid danalpha-adrenergi( memberikan respon yang sama pada intraseluler.
#timulasi reseptor oleh agonis opioid 2morfin4 akan menekan aktiitas
adenilsiklase pada siklik !P. $ila stimulasi ini diberikan se(ara terus menerus,
akan terjadi adaptasi fisiologik di dalam neuron yang membuat leel normal dari
adeniliklase walaupun berikatan dengan opiat. $ila ikatan opiat ini dighentikan
dengan mendadak atau diganti dengan obat yang bersifat antagonis opioid, maka
11
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
12/26
akan terjadi peningkatan efek adenilsilase pada siklik !P se(ara mendadak dan
berhubungan dengan gejala pasien berupa gejala hiperaktiitas.
Gejala putus obat2gejala abstinensi atau withdrawl syndrome4 terjadi bila
pe(andu obat tersebut menghentikan penggunaanobat se(ara tiba-tiba. >ejala
biasanya timbul dalam 6-%0 jam setelah pemberian obat yang terakhir dan
pun(aknya pada 16-& jam. :ithdrawl dapat terjadi se(ara spontan akibat
penghentian obat se(ara tibatiba atau dapat pula dipresipitasi dengan pemberian
antagonis opioid seperti nalo8ono, naltre8one. alam 1 menit setelah injeksi
antagonis opioid, timbul gejala withdrawl, men(apai pun(aknya dalam %0-+0
menit, kemudian menghilang setelah % jam.
>ejala Putus ?bat
>ejala putus obat
6 %+ jam , lakrimasi, rhinorrhea, bertingkat, sering menguap, gelisah
%+ - +& jam, tidur gelisah, iritabel, tremor, pupil dilatasi 2midriasi4,
anoreksia
+&-7+ jam, semua gejala diatas intensitasnya bertambah disertai adanya
kelemahan, depresi, nausea, ornitus, diare, kram perut, nyeri pada otot
dan tulang, kedinginan dan kepanasan yang bergantian, peningkatan
tekanan darah dan denyut jantung,gerakan inolunter dari lengan dan
tungkai dehidrasi dan gangguan elektrolit
#elanjutnya, gejala hiperaktiitas otonom mulai berkurang se(ara
berangsurangsur dalam 7-%0 hari, tetapi penderita masih tergantung kuat
pada obat. $eberapa gejala ringan masih dapat terdeteksi dalam 6 bulan.
Pada bayi dengan ibu pe(andu obat akan terjadi keterlambatan dalam
perkembangan dan pertumbuhan yang dapat terdeteksi setelah usia %
tahun.
+.%.* Pemeriksaan Penunjang
Penampilan pasien, sikap wawan(ara, gejolak emosi dan lain-lain perlu
diobserasi. Petugas harus (epat tanggap apakah pasien perlu mendapatkan
12
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
13/26
pertolongan kegawat darurat atau tidak, dengan memperhatikan tanda-tanda dan
gejala yang ada.
a. Disik
!danya bekas suntikan sepanjang ena di lengan,tangan kaki bahkan pada
tempat-tempat tersembunyi misalnya dorsum penis.
Pemeriksaan fisik terutama ditujukan untuk menemukan gejala
intoksikasi
sklera ikterik, (onjun(tia anemis, dll.
b. Psikiatrik
erajat kesadaran
aya nilai realitas
>angguan pada alam perasaan 2misal (emas, gelisah, marah, emosi labil,
sedih, depresi, euforia4
>angguan pada proses pikir 2misalnya waham, (uriga, paranoid,
halusinasi4
>angguan pada psikomotor 2hipperaktif< hipoaktif, agresif gangguan pola
tidur, sikap manipulatif dan lain-lain4.
(. Penunjang
!nalisa /rin
$ertujuan untuk mendeteksi adanya heroin dalam tubuh. Pengambilan
urine hendaknya tidak lebih dari +& jam dari saat pemakaian =at terakhir dan
pastikan urine tersebut urine pasien.
/rin merupakan sampel yang representatif untuk pendeteksian narkoba
dan metabolitnya, (ara ini tidak menyakiti, urin memiliki kadar narkoba dan
metabolitnya tinggi sebaliknya hanya dalam waktu singkat dalam darah. /rin
harus jernih 2sentrifus jika keruh4, tanpa pengawet. Penyimpanan dalam (awan,
tabung plastik
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
14/26
"ara 'erja L Interpretasi Hasil
%. eteksi 9unggal )arkoba dan etabolitnya
$iarkan sampel dan reagennya men(apai temperatur ruang. angan
membuka kemasan reagen dan sampel sebelum siap dikerjakan, tidak
menggunakan reagen yang telah melebihi tanggal kadaluwarsa.
9eteskan tetes 2+00ul4 urin pada =one sampel 2sample well4. Pada (ara
stick, (elupkanstick kedalam urin sampel dan tidak melebihi tanda batas bantalan
2pad4spreading layer.
$iarkan dalam temperatur kamar, hasil diba(a pada 1- menit pertama,
kemudian 1- menit kedua
Hasil dikatakan positif, jika mun(ul hanya % garispink di =one ".
Hasil dikatakan negatif, jika mun(ul + garis pink, satu di =one " dan
lainnya di =one9.
Hasil dikatakan invalid 2rusak4, jika tidak mun(ul garispink di M"M dengan
atau tanpa di M9M.
/ntuk ini test diulang dengan card yang baru, dengan card pabrik lain
atau konsul ke dokter spesialis patologi klinik.
Hasil ragu-ragu 2warna lamat-lamat atau tidak (o(ok dengan klinis4,
dikonfirmasi dengan test konfirmasi.
Tabe( 2." Per#iraan a#,u De,e#i Da(am Urine Beberapa Jeni Oba,
Jeni !ba, Laman-a /a#,u 0apa, 0i0e,e#i
Ame,amine + hari
Barbi,ura, % hari 2kerja pendek4
1 minggu 2kerja panjang4
Ben!0iaepin 1 hari
K!#ain +-& hari
K!0ein + hari
Her!in %-+ hari
14
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
15/26
3e,'a0!ne 1 hari
3!rin +- hari
Penunjang lain/ntuk menunjang diagnosis dan komplikasi dapat pula dilakukan
pemeriksaan
Aaboratorium rutin darah,urin
C'>
CC> pada pemeriksaan CC>, tidak ada pola yang khas.
Doto toraks
an lain-lain sesuai kebutuhan 2Hbs!g, HIB, 9es fungsi hati, Caluasi
Psikologik, Caluasi #osial4
+.%.%0 Penatalaksanaan
a. Intoksikasi akut 2oer dosis4
Perbaiki dan pertahankan jalan nafas sebaik mungkin
?ksigenasi yang adekuat
)alo8one injeksi, dosis awal 0,& +,0 mg IB 2anak-anak 0,0% mg
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
16/26
&. 9erapi komplikasi
. 9erapi after(are
engan masuknya pasien adiksi ke ;#, ealuasi medis fisik perlu
mendapat prioritas. isamping pemeriksaan urine drug s(reen 2untuk mengetahui
apakah pasien menggunakan =at lain yang tidak diakuinya4, pemeriksaan
laboratorium rutin 2termasuk fungsi faal hati, ginjal, danjantung4, juga dilakukan
foto thorak. 9erapi detoksifikasi bertujuan agar pasien memutuskan penggunaan
=atnya dan mengembalikan kemampuan kognitifnya. 9idak ada bentuk terapi lain
yang harus dilakukan sebelum kedua tujuan tersebut berhasil di(apai. 9ujuan
hospitalisasi lainnya adalah membantu pasien agar dapat mengidentifikasi
konsekwensi yang diperoleh sebagai akibat penggunaan =at dan memahami
resikonya bila terjadi relaps. ari segi mental, hospitalisasi membatu
mengendalikan suasana perasaannya seperti depressi, paranoid, @uilty feeling
karena penyesalan perbuatannya dimasa lalu, destruksi diri dan tindak kekerasan.
Hospitalisasi jangka pendek sangat disarankan bagi adiksi =at yang
memang harus mendapatkan perawatan karena kondisinya. #elama perawatan
jangka pendek, pasien dipersiapkan untuk mengikuti terapi rumatan. /ntuk
kondisi adiksinya, pasien tidak pernah disarankan untuk perawatan jangka
panjang.
(. 9erapi :ithdrawl ?pioid
:ithdrawl opioid tidak mengan(am jiwa, tetapi berhubungan dengan
gangguan fisikologis dan distress fisik yang (ukup berat.
'ebanyakan pasien dengan gejala putus obat yang ringan hanya
membutuhkan lingkungan yang mendukung mereka tanpa memerlukan
obat
'lonidin dapat digunakan untuk mengurangi gejala putus obat dengan
menekan perasaan gelisah, lakrimasi, rhinorrhea dan keringat berlebihan.
osis awal diberikan 0,%-0,+ mg tiap jam. 'emudian dapat dinaikkan
bila diperlukan hingga 0, %,+ mg
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
17/26
%. >angguan tidur 2insomnia4 dapat diberikan hipnotik sedatif
+. )yeri dapat diberikan analgetik
1. ual dan muntah dapat diberikan golongan metoklopamide
&. 'olik dapat diberikan antispasmolitika
. >elisah dapat diberikan antiansietas
6. ;hinorrhea dapat diberikan golongan fenilpropanolamin
Terapi 0e,!#ii#ai a0i#i !pi!i0
etadon merupakan drug of (hoi(e dalam terapi detoksifikasi adiksi
opioid. )amun bila dosis metadon diturunkan, kemungkinan relaps sering
terjadi. 'endala lain adalah membutuhkan waktu lama dalam terapi
detoksifikasi, dan bila menggunakan opioid antagonis maka harus
menunggu gejala abstinensia selama -7 hari. osis metadon yang
dianjurkan untuk terapi detoksifikasi heroin 2morfin4 adalah +-1 8 -%0 mg
perhari peroral. #etelah +-1 hari stabil dosis mulai ditappering off dalam %-
1 minggu.
$uprenorphine dosis rendah 2%,- mg sublingual setiap +-1 8 seminggu4
dilaporkan lebihefektif dan efek withdrawl lebih ringan dibandingkan
metadone.
9erapi alternatif lain yang disarankan adalah rapid deto8ifi(ation yang
mempersingkat waktu terapi deteksifikasi dan memudahkan pasien untuk
segera masuk dalam terapi opiat antagonis. enis teknik rapid deteksifikasi
antara lain klinidin naltre8on.
Terapi ruma,an 4main,enan$e5 a0i#i !pi!i0
etadon dan Aeo alfa a(etylNmethadol 2A!!4 merupakan standar
etrapi rumatan adiksi opioid. etadon diberikan setiap hari, sedangkan
A!! hanya 1 kali seminggu. Pemberian metadon dan A!! pada
terapi rumatan sangat membantu menekan prilaku kriminal. /ntuk terapi
maintenan(e, dosis metadon dapat ditingkatkan 2biasanya &0-%00
mg
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
18/26
$uprenorphine dapat pul adigunakan sebagai terapi rumatan dengan dosis
antara + mg-+0 mg
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
19/26
1. 'ematian pada pemakai narkotika dapat pula diakibatkan oleh berbagai
hal lain seperti pemakaian alat suntik dan bahan yang tidak steril
sehingga menimbulkan infeksi, misalnya pneumonia, endokarditis,
hepatitis, tetanus, !I#, alaria, sepsis dan sebagainya. $ila (ara
penyuntikan tidak benar, atau jarum lepas dari semprit saat yang
bersangkutan telah dalam keadaan fly, dapat terjadi masuknya udara
sehingga menimbulkan emboli udara.
+.+.+ Pemeriksaan Dorensik
Pemeriksaan ena=ah
Be#a 6 be#a un,i#an. 'elainan ini, menurut frekuensi yang tersering
terdapat pada lipat siku, lengan atas, punggung tangan dan tungkai. 9empat
tempat yang jarang digunakan tetapi tetap harus kita teliti adalah pada leher
dibawah lidah atau pada daerah perineum. $ekas suntikan tersebut terdapat pada
kira kira +,* 3 kasus. $ekas suntikan tersebut yang masih baru biasanya
disertai perdarahan subkutan atau perdarahan perienaN selain itu untuk
menentukan baru lamanya suatu bekas suntikan tersebut, jika masih baru dari
lubang suntikan keluar darah atau serum. Pada keadaan keadaan yang
meragukan, kita dapat melakukan in(ise kulit sepanjang ena tersebut dan
membebaskannya se(ara tumpul untuk untuk memeriksa keadaan dinding ena
dan jaringan disekitarnya apakah ditemukan perdarahan atau jaringan parut. Pada
addiksi kronik akan ditemukan bekas bekas suntikan yang lama, berupa jaringan
parut berbentuk titik titik sepanjang pembuluh balik, keadaan ini disebut sebagai
intravenous (mainline)tracks.
#elain bekas bekas suntikan tersebut di atas, pada pemeriksaan luarsering dijumpai adanya rajah yang bertujuan menutupi bekas bekas suntikan,
atau mungkin ditemukan adanya ab(es, granuloma atau ulkus. 'etiga hal terakhir
ini banyak dijumpai pada penyuntikan narkotik se(ara subkutan, dan pada mereka
ini sering pula dijumpai jaringan jaringan parut.
Penyuntikan se(ara sub(utan 2skinpopper4 tidak menghasilkan
kenikmatan yang tinggi tetapi berlangsung dalam waktu yang lebih lama, dan
pada (ara inilah tetanus lebih sering terjadi.
19
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
20/26
$ila bekas suntikan tidak ditemukan, maka mungkin korban menggunakan
(ara lain misalnya (ara sniffing 2menghirup4, a(k-a(k 2mengisap rook yang di
(ampur heroin4 atau dengan (ara chasing the dragon 2mengisap uap yang
dihasilkan dari pernapasan heroin4. Pada kasus seperti ini perlu diambil hapus
selaput lender hidung 2nasalswab4 untuk pemeriksaan toksikologik.
Pembearan #e(en%ar ge,a' bening e,empa, terutama di daerah ketiak
disertai dengan adanya bekas suntikan, menandakan bahwa korban tersebut
seorang pe(andu yang kronis. 'elainan ini merupakan fenomena drainase,
sekunder akibat penyuntikan yang berulang pada ena tau jaringan sekitarnya,
dengan memakai alat-alat suntikan yang tidak steril. Pada pemeriksaan
mikroskopik kelainan menunjukkan hipertrofi dan hiperplasi limfositik.
Lepu' #u(i, 4skin-blister57 kelainan ini biasanya terdapat pada kulit di
daerah telapak tangan dan kaki, dan biasanya terdapat pada kematian karena
penyuntikan morfin
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
21/26
pusat-pusat atelektasis, emfisema dan benda-bendayang teraspirasi pada bronki.
Cdema paru didapatkan pada lebih dari 03 kasus.
Pada jangka waktu 1 sampai %+ jam akan dijumpai narcotic lungs.
enurut #iegel, kelainan ini khas, bermakna dan dapat dipakai untuk menegakkan
diagnosis, serta terdapat pada kira-kira +3 kasus.
akroskopik paru sangat mengembang, lebih berat, trakea berisi busa
halus sampai ke (abang-(abangnya, penampang dan permukaan paru
memperlihatkan berbagai gambaran dengan gambaran lobuler yang paling
menonjol. >ambaran lobuler ini disebabkan oleh adanya berbagai tingkat aerasi
2atelektasis, aerasi normal, sangat mengembang sampai emfisema4, kongesti,
edema dan perdarahan di berbagai tempat, yang mempunyai ke(enderungan
terbatas pada bagian inferior dan posterior paru. ikroskopik terlihat edema,
kongesti dan serbukan makrofag yang tetap menonjol, perdarahan aleolar,
intrabronkial dan subpleural serta serbukan sel Poli orfo )uklear. alam
bronkiolus tampak benda-benda asing, deskuamasi sel-sel epithel serta mikus.
#elain nar(oti( lungs, pada saat ini mungkin juga ditemukan benda-benda
teraspirasi dalam saluran pernapasan misalnya susu yang oleh para pe(andu
diper(aya dapat berfungsi sebagai antidotum. Pada %+ sampai +& jam akan
terlihat proses pneumonia luas dengan gambaran serbukan sel-sel Poli ono
)uklear yang lebih menonjol.
Peruba'an (an%u,7 terjadi bila jangka waktu lebih dari +& jam. Paru telah
menunjukkan gambaran pneumonia lobularis difus, penampangnya tampak
berwarna (oklat-kemerahan, padat seperti daging dan menunjukkan gambaran
granuler.
Ke(ainan paru #r!ni# berupa granulomatosis askuler paru sebagaimenifestasi reaksi jaringan terhadap talk 2magnesium-silikat4 yang digunakan
sebagai bahan pen(ampur. ungkin pula perubahan tersebut terjadi sebagai akibat
bahan yang tidak larut pada penggunaan parenteral, sama seperti mekanisme
terjadinya granuloma subkutan. Aetak granuloma tersebut dapat intra-askular,
periaskular atau pada dinding aleoli, tetapi biasanya pada arteriol. /ntuk
melihat kristal magnesium-silikat tersebut sebaiknya digunakan mikroskop-
polarisasi sehingga 'ristal tampak berwarna putih. #edangkan dengan mikroskop
21
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
22/26
(ahaya, kristal tampak berbentuk batang tidak berwarna atau kekuning-kuningan
dan berrefraksi ganda, dikelilingi sel-sel datia benda asing, sedikit limfosit,
makrofag, sel mononu(lear dan jaringan kolagen.
#elain terdapat pada paru, granuloma, 'ristal dan benda asing lain juga
ditemukan pada organ lain, seperti hati, ginjal, limpa dan otak. 'adang-kadang
ditemukan abses paru.
Ke(ainan 'a,i dapat berupa akumulasi sel radang terutama limfosit,
sedikit sel P) dan beberapa nar(oti( (ells. 'elainan hati ini menurut #iegel
terdapat pada 03 kasus, dan derajat kelainannya terganting dari lamanya
penggunaan narkotika 2derajat adiksi4 seseorang. akin berat adiksinya makin
jelas kelainannya, sebaliknya pada korban mati yang baru menyuntik beberapa
kali tidak ditemukan. #elain sel limfosit, P) dan nar(oti( (ells, mikroskopik
juga ditemukan fibrosis ringan dan proliferasi sel-sel duktus biliaris.
'elainan pada hati tersebut dibagi menjadi a. Hepatitis kronik agresif
dengan (irri khas berupa pembentukan septaN b. Hepatitis kronik persisten
29riaditis4 dengan infiltrasi sel radang terutama di daerah portal 2lebih dari &03
kasus4N (. Hepatitis kronik reaktifN d. Perlemakan hati dan e. Hepatitis irus akut
,*3.
Ke(ainan #e(en%ar ge,a' bening terutama terdapat pada kelenjar getah
bening di daerah porta hepatis, sekitar duktus koledukus dan di sekitar kaput
pankreas. 'elainan ini juga berbanding lurus dengan derajat adiksi seseorang.
akroskopik tampak kelenjar membesar dan mikroskopik terlihat hiperplasi dan
hipertrofi limfosit.
Ke(ainan (ain7 limpa membesar dan mikroskopik terlihat hiperplasi
nodule dan sentrum germinatium yang menonjol. antung meungkinmenunjukkan peradangan 2endokarditis atau miokarditis4. Pada otak mungkin
ditemukan perubahan kistik pada basal ganglia. apat juga ditemukan kelainan
yang biasa merupakan akibat pemakaian alat yang tidak steril.
22
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
23/26
2." UNDANG8UNDANG TENTANG NARKOTIKA
UU N!. ") ,a'un 299:
Pasal %
alam undang-undang ini yang dimaksud dengan
$utir %
)arkotika adalah =at atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran,hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan dalam golongang-
golongan sebagaimna terlampir dalam undang-undang ini.
$utir +
Prekursor narkotika adalah =at atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan )arkotika yang dibedakan dalam table sebagaimana
terlampir dalam undang-undang ini.
$utir %1
Pe(andu narkotika adalah orang yang menggunakan dan atau menyalahgunakan
narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika, baik se(ara fisik
maupun psikis.
$utir %&
'etergantunagn narkotik adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk
menggunakan narkotika se(ara terus menerus dengan takaran yang meninggakt
gar menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
24/26
Pasal 6
2%4 )arkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal digolongkan ke dalam
a. )arkotika >olongan IN
b. )arkotika >olongan IIN dan
(. )arkotika >olongan III.
2+4 Penggolongan )arkotika sebagaimana dimaksud pada ayat 2%4 untuk pertama
kali ditetapkan sebagaimana ter(antum dalam Aampiran I dan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari /ndang-/ndang ini.
214 'etentuan mengenai perubahan penggolongan )arkotika sebagaimana
dimaksud pada ayat 2+4 diatur dengan Peraturan enteri.
24
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
25/26
BAB III
KESI3PULAN
Heroin adalah semi sintetik opioid yang di sintesa dari morphin yang
merupakan deriat dari opium. Pada kadar yang lebih rendah dikenal dengan
sebutan putauw. Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang
ke(anduan karna efeknya sangat kuat.
Heroin merupakan golongan narkotik yang sangat kuat dalam
menimbulkan toleransi, ketergantungan fisik dan fsikis.. alam pasaran banyak
beredar warnanya putih, (oklat atau dadu. ?bat ini bisa di temukan dalam bentuk
pil, bubuk, dan juga dalam (airan.
#eseorang yang sudah ketergantungan heroin bisa di sebut juga M(hasing
the dragon.M Heroin memberikan efek yang sangat (epat terhadap si pengguna,
dan itu bisa se(ara fisik maupun mental. an jika orang itu berhenti
mengkonsumsi obat bius itu, dia akan mengalami rasa sakit yang
berkesinambungan.
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan
merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada
akhir - akhir ini . Cfek pemakaian heroin kejang-kejang, mual, hidung dan mata
yang selalu berair, kehilangan nafsu makan dan (airan tubuh, mengantuk, (adel,
bi(ara tidak jelas, tidak dapat berkonsentrasi#akaw atau sakit karena putaw terjadi
apabila si pe(andu putus menggunakan putaw. #ebenarnya sakaw salah satu
bentuk detoksifikasi alamiah yaitu membiarkan si pe(andu melewati masa sakaw
tanpa obat, selain didampingi dan dimotiasi untuk sembuh. >ejala sakau mata
dan hidung berair, tulang terasa ngilu, rasa gatal di bawah kulit seluruh badan,sakit perut
-
8/13/2019 55547371 Referat Heroin
26/26
DA+TAR PUSTAKA
!ndre,dkk.+006.'ematian karena )arkotik dan obat Halusin. ?nline
2http