58228130-bab-i-ii-iii-iv-v

93
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat, menjadikan perkembangan yang sangat pesat juga dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan kunci dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik berdasarkan ketrampilan dan dasar ilmu yang dimiliki. Dengan tuntutan tersebut banyak universitas negeri maupun swasta menangkap peluang dan berinisiatif membuat program Kerja Praktek (KP) untuk memudahkan para mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Sebelum memasuki dunia kerja mahasiswa dibekali suatu ilmu yang menjadi dasar dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Selain mata kuliah yang menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, juga bertujuan untuk melatih pemahaman kaidah kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Kerja Praktek (KP) atau magang merupakan salah satu mata kuliah yang diprogramkan pada mahasiswa Jurusan Analis Kimia program Diploma III (D3) semester VI. KP ini dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan pada instansi pemerintah atau swasta yang berkaitan dengan analisis kimia. Kegiatan ini sangat perlu dilakukan mengingat dunia kerja menuntut tenaga kerja

Upload: dedeldhelia

Post on 13-Aug-2015

268 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembanganteknologiyangsemakinpesat,menjadikanperkembangan yangsangatpesatjugadalamduniapendidikan.Pendidikanmerupakankunci dalammenghasilkanSumberDayaManusia(SDM)yangmemilikikualitasdan kuantitasyangbaikberdasarkanketrampilandandasarilmuyangdimiliki. Dengantuntutantersebutbanyakuniversitasnegerimaupunswastamenangkap peluangdanberinisiatifmembuatprogramKerjaPraktek(KP)untuk memudahkan para mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Sebelummemasukiduniakerjamahasiswadibekalisuatuilmuyang menjadidasardalammelaksanakansuatupekerjaan.Selainmatakuliahyang menekankanpadapenguasaanilmupengetahuan,jugabertujuanuntukmelatih pemahamankaidahkehidupanbermasyarakatsesuaidenganpilihankeahlian dalam berkarya. KerjaPraktek(KP)ataumagangmerupakansalahsatumatakuliahyang diprogramkanpadamahasiswaJurusanAnalisKimiaprogramDiplomaIII(D3) semesterVI.KPinidilaksanakandalamkurunwaktuduabulanpadainstansi pemerintah atau swasta yang berkaitan dengan analisis kimia. Kegiatan ini sangat perludilakukanmengingatduniakerjamenuntuttenagakerjayangmemiliki keahlianyanglebihungguldanberkompetensidieraglobalisasiini.Persyaratan yang semakin sulit untuk mendapatkan peluang kerja membuat calon tenaga kerja berusahamengoptimalkandiridengansalahsatucaramelakukanKPdisuatu instansi pemerintah atau swasta yang berhubungan dengan bidang yang ditekuni.BalaiBesarPengawasObatdanMakanan(BBPOM)diDenpasar merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak di bidang Pengawas Obat danMakanan.HaltersebutsangatsesuaibagimahasiswaJurusanAnalisKimia, sebagaisalahsatupilihantempatuntukKP.Mahasiswadapatmenerapkandan mempraktekkanilmu-ilmuyangdidapatselamaperkuliahan,sepertimisalnya mata kuliah Analisis Obat, Makanan dan Kosmetika, Spektrometri, Jaminan Mutu Laboratorium,ValidasiMetodeUji,KimiaDasar,AnalisisKromatografi, 1 2 Mikrobiologisertamatakuliahlainnyasebagaipendukung/dasarselama mengikuti kegiatan KP. PemeriksaandanPengawasanobatdanmakanansangatperludilakukan karenamasyarakatsangatmemerlukanperlindungandaripemerintahbagisemua produkyangberedar.Dalamrangkapengawasan,pemerintahperlumengadakan peraturan,pembinaandanpengendalianlebihlanjutsecaranasionalolehsuatu badanpengawasyangdiberinamaBadanPengawasObatdanMakanan(BPOM RI)melaluiUnitPelaksanaTeknisnya(UPT)yaituBalaiBesarPengawasObat danMakanan(BBPOM)diDenpasaryangberadadisetiapprovinsidiseluruh Indonesia. Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) sesuai dengan fungsidantugaspokoknyasecaraberkelanjutantelahmengembangkanmetode analisisyangdigunakanolehlaboratoriumBBPOMsebagaisalahsatuacuan untukmengujimutudankeamananprodukObatdanMakananyangberedardi seluruhIndonesiapadaumumnyadandiBalipadakhususnya.Pengawasanobat danmakananyangberstandarmutuinternasionaldiharapkandapatditerapkan olehBBPOMdiDenpasar,sehinggadapatmengurangikeresahandan kekhawatiranmasyarakatterhadapkasus-kasuskeracunandanpenyalahgunaan bahankimiaobat(BKO)padaObatTradisional(OT)sertabahantambahan sepertipengawet,pemanis,pewarnayangberbahayapadamakanan,minuman, obatdankosmetikayangberedar.Olehkarenaitu,kamisangattertarikuntuk melaksanakan prgram KP di instansi tersebut (BBPOM) di Denpasar. 1.2 Tujuan Tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut. (1)Memperolehpengalamandalamrangkamenerapkanteoridan pengetahuanyangtelahditerimapadasaatperkuliahandenganyang diperolehdiBBPOMdiDenpasar,khususnyaterkaitdenganbidang Analis Kimia (pengujian) sebelum memasuki dunia kerja. (2)Mengetahuijenis-jeniskegiatanyangdilaksanakandimasing-masing Laboratorium yang terdapat di BBPOM di Denpasar. (3)Mampumelaksanakansemuakegiatan-kegiatanyangdimasing-masing Laboratorium yang terdapat di BBPOM di Denpasar. 3 (4)MemperolehpengalamankerjayangberkaitandenganbidangAnalis Kimia di masing-masing Laboratorium di BBPOM di Denpasar, sehingga mahasiswa memiliki kesiapan dalam memasuki dunia kerja. (5)Lebihmemahamikonsep-konsepnon-akademisdannon-teknisdidunia kerja nyata. 1.3 Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari kerja praktek ini bagi : Mahasiswa(1)Mendapatpengalamankerjasebelummemasukiduniakerjasecara langsung,sertamemperolehsuratketerangankerja(referensi)dari instansi yang bersangkutan. (2)Untukmemberikankemudahanbagimahasiswadalamberadaptasi dengan lingkungan kerja setelah menyelesaikan studi. Instansi a.Jurusan Analis Kimia Untuk mensosialisasikan Jurusan Analis Kimia yang berada di lingkungan UNDIKSHA Singaraja dan menjalin hubungan yang baik antar Instansi. b.Universitas Pendidikan Ganesha Sebagai media untuk menjalin kerja sama dengan instansi Pemerintah atau SwastadalambidangAnalisisKimia,khususnyadenganBBPOMdi Denpasar. c.BBPOM Mendapatkan bantuan dibidang pengujian dari peserta KP dan peserta KP dijadikan media saran untuk membangun kinerja BBPOM di Denpasar. 4 BAB II PROFIL BBPOM (Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan) di DENPASAR 2.1 Sejarah Singkat BBPOM di Denpasar Pengawasandibidangobatdanmakananyangmeliputiprodukterapetik, narkotika,psikotropikadanzatadiktiflain,obattradisional,kosmetika,produk komplemen,pangandanbahanberbahaya,dilakukanoleh3(tiga)komponen meliputipemerintah,produsendankonsumen(masyarakat).Dalamhalini pengawasan dari komponen pemerintah dilakukan oleh Badan POM. Badan POM merupakanLembagaPemerintahNonDepartemen(LPND)yangdibentuk berdasarkanKeppresNo.166tahun2000tentangKedudukan,Tugas,Fungsi, Kewenangan,SusunanOrganisasidanTataKerjaLembagaPemerintahNon DepartemenyangkemudiandiperbaharuidenganKeppresNo.103tahun2001 danKeppresNo.106tahun2002.AdapungedungBBPOMdiDenpasaryang diresmikan pada tahun 2009 disajikan pada Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1. Gedung BBPOM di Denpasar Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (Balai Besar POM) di Denpasar merupakansalahsatuUnitPelaksanaTeknis(UPT)diLingkunganBadanPOM yangdibentukbedasarkanKeputusanKepalaBadanPOMNomor 4 5 05018/SK/KBPOMtahun2001tentangOrganisasidanTataKerjaUPTdi lingkunganBadanPOMdanmelaluipersetujuanMenteriPendayagunaan AparaturNegaraNomor119/M.PAN/5/2001Tahun2001.BalaiBesarPOMdi Denpasar sebagai UPT di Lingkungan Badan POM ini mepunyai peranan penting sebagaiperpanjangantangandariBadanPOMyaitumelaksanakankebijakandi bidang pengawasan produk terapetik, narkotika,prikotropika dan zat adiktif lain, obattradisional,kosmetika,produkkomplemen,keamananpangandanbahan berbahaya di wilayah Propinsi Bali. DalamupayamencapaiVisidanMisiBadanPOMRI,sesuaiSurat KeputusanKepalaBadanPOMRINo.05018/SK/KBPOMTgl.17Mei2001, BalaiBesarPOMdiDenpasarmempunyaistrukturorganisasiterdiridariatas sebagai berikut. a. Bidang Sertifikasi dan Layanan I nformasi Konsumen Bidanginimempunyaitugasmelaksanakanpenyusunanrencanadan program, evaluasi dan laporan pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu, serta layanan informasi konsumen.

b. Bidang Pemeriksaan dan PenyidikanMemiliki tugas dalam melakukan pengawasan dan penyidikan secara berkala kelapanganuntukmengetahuimutudarisuatuproduk,penyalahgunaansuatu produk dan lain-lain. c. Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya Tugaspokokbidangpangandanbahanberbahayaadalahmengujikeamanan produk pangan ditinjau dari bahan kimia yang dikandungnya. d. Bidang Pengujian Mikrobiologi Tugaspokokbidangmikrobiologiadalahmengujikeamananprodukpangan ditinjau dari mikroorganisme yang dikandungnya. 6 e. Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Tugasdaribidanginiadalahmelakukanpengujianterhadapmutudan keamanan produk terapetik, narkotik, psikotropik, alat kesehatan, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen. f. Kelompok J aminan Mutu (KJ M) KelompokJaminanMutumerupakankelompokyangdibentukpada strukturorganisasiyangmengacupadasistemmutuyangdipimpinolehseorang Manajer Puncak. KJM memiliki tugas yaitu sebagai berikut. (1) Mengevaluasidanmenindaklanjutisegalapermasalahanyangberkaitan dengan sistem mutu. (2) Memberikaninformasi,analisis,penilaiansertarekomendasikepadamanajemen sebagai suatu sumbang saran bagi pengambilan keputusan.

2.2 Visi, Misi dan Budaya Organisasi BBPOM di Denpasar 2.2.1 Visi Balai Besar POM di Denpasar VisiyangdipegangolehBBPOMdiDenpasarmengacupadaVisiBadan PengawasObatdanMakanan(BPOMRI)yaituMenjadiInstitusiPengawas Obat dan Makanan yang Inovatif, Kredibel dan Diakui secara Internasional untuk Melindungi Masyarakat. 2.2.2 Misi Balai Besar POM di Denpasar Misi yang dipegang oleh BBPOM di Denpasar mengacu pada Misi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) yaitu sebagai berikut. (1)Melakukanpengawasanpre-marketdanpost-marketberstandar internasional. (2)Menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten. (3)Mengoptimalkankemitraandenganpemangkukepentingandiberbagai lini. (4)Memberdayakanmasyarakatagarmampumelindungidiridariobatdan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. 7 (5)Membangun organisasi pembelajaran (learning organization). 2.2.3 Budaya Organisasi Dalammembangunsuatuorganisasiagarberjalansecaraefektifdan efisien, BBPOM di Denpasar menanamkan budaya organisasi yang sesuai dengan Budaya Organisasi (BPOM RI) yaitu sebagai berikut. A. Profesional Menegakkanprofesionalmedenganintegritas,obyektivitas,ketekunan dan komitmen yang tinggi. B. Kredibel Dapatdipercayadandiakuiolehmasyarakatluas,nasionaldan internasional. C. Cepat tanggapAntisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah. D. Kerjasama timMengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik. E. InovatifMampu melakukan pembaharuan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. 2.3 Tugas Pokok dan Fungsi BBPOM Di DenpasarSesuaidenganSuratKeputusanKepalaBadanPOMNomor 05018/SK/KBPOMtahun2001tentangOrganisasidanTataKerjaUPTdi lingkunganBadanPOM,BalaiBesardanBalaiPOMmempunyaitugas melaksanakankebijakandibidangpengawasanProdukTerapetik,Narkotika, ObatTradisional,KosmetikdanProdukKomplimen,KeamananPangandan BahanBerbahayadiwilayahkerjanya.DalammelaksanakantugasBalaiBesar POMdiDenpasarselakusalahsatuUPTdilingkunganBadanPOM menyelenggarakan fungsi diantaranya sebagai berikut. a.Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan. 8 b.Pelaksanaanpemeriksaansecaralaboratorium,pengujiandanpenilaian mutuprodukterapetik,narkotika,psikotropikadanzatadiktiflain,obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya. c. Pelaksanaanpemeriksaansecaralaboratorium,pengujiandanpenilaian mutu produk secara mikrobiologi. d.Pelaksanaanpemeriksaansetempat,pengambilancontohdanpemeriksaan pada sarana produksi dan distribusi. e.Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum. f. Pelaksanaansertifikasiproduk,saranaproduksidandistribusitertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan. g. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen. h. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan. i.Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan. j. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan, sesuai dengan bidang tugasnya. 2.4Struktur Organisasi Adapun susunan organisasi Balai Besar POM di Denpasar berdasarkan SK kepalaBadanPOMRIyaitudisajikandalamGambar2.2dibawahini.Susunan lengkap secara struktural terdapat dalam Lampiran 1. Gambar 2.2 Struktur Organisasi BBPOM di Denpasar KEPALA BALAI BIDANG PENG. MIKROBIOLOGI BIDANGPEMDIK SEKSIPEMERIKSAAN SEKSIPENYIDIKANBIDANG PENG. PANGAN DAN BB BIDANGSERLIK SEKSI SERTIFIKASI SEKSI LAYANANINFORMASIKONSUMEN BIDANG PENG. TERANOKOKO KA SUB BAG TU 9 2.5Kode Etik Dalam melaksanakan tugas, Laboratorium Pengujian BBPOM di Denpasar selalu mengutamakan disiplin, dedikasi, dan kejujuran serta profesionalisme kerja dengan menerapkan prinsip independen sebagai berikut. (1)Mengutamakankejujurandandapatdipercayasertabertanggungjawab atas semua hasil yang diperoleh dalam setiap pengujian. (2)Melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin dan berusaha bekerja secara efektif dan efisien. 2.6Sistem Mutu LaboratoriumPengujianBBPOMdiDenpasarselalumelakukanseluruh kegiatandengankonsistensesuaidenganSistemMutuyangditetapkandan memenuhipersyaratanNasionalmaupunInternasional(pedomansesuaidengan ISO-ICE17025-2008).Dalammenjagakeprofesionalankegiatanpengujiandan menajemenLaboratoriumPengujianBBPOMdiDenpasarharusselalu meningkatkankemampuanSDMdenganmelaksanakanpelatihan-pelatihanbaik internalmaupuneksternal,setiaptahunnyayangdilakukansecararutinyang disesuaikan dengan IPTEK. Dalammelaksanakankegiatanpengujian,pengujimelakukanpengujian berdasarkanSPP(SuratPerintahPengujian)dariPenyelia.Kemudianpenyelia menerimatugasberdasarkanSPK(SuratPerintahKerja)dariManajerTeknis padamasing-masingLaboratorium.Penyeliamengkoordinirmaksimal5orang pengujidalamsebuahlaboratorium.Hasilyangdiperoleholehpengujiakan dicatatdandilaporkandalambentuklaporanCP-LCP.CP(CatatanPengujian) merupakan laporan dari penguji yang berisi hasil pengujian dari sebuah parameter yangdiuji.SedangkanLCP(LampiranCatatanPengujian)merupakanlampiran yang berisi metode uji, catatan dan perhitungan hasil pengujian setiap parameter. CP-LCPakandikoreksiataudiperiksaolehpenyeliadandisahkanolehManajer Teknis. Dari CP-LCP dibuat laporan ke BPOM RI melalui SIE (System Informasi Executive). 10 2.7 Interaksi Sosial HubunganyangterjalinantarakamiparamahasiswadenganKeluarga Besar(Kabid,Deputi,pegawai,penyelia,pembimbinglapanganhinggake cleaningservisdansatpam)DiBalaiBesarPengawasObatdanMakanandi Denpasarsangatbaik.Kamidiperlakukansepertibagiandarikeluargabesar BBPOMdiDenpasaritusendiri,haltersebutterbuktidengandiikutsertakanya seluruhmahasiswayangsedangmelaksanakanKPdalamacara-acaraseperti pelatihanjaminanmutu,pelatihantentangK3,danmasihbanyakkegiatan lainnya.Hampirsemuapegawaiyangkamitemuimerupakanorang-orangyang ramah,baikmurahsenyumdanbersahajasehinggakamimerasaberadadi keluarga sendiri. 2.8Peralatan Laboratorium Dalammelaksanakansetiapkegiatanpengujiandilaboratorium,makaada beberapahalyangharusdiperhatikanagarhasilpengujianyangdiperoleh menunjukkanhasilyangbaik,sepertiteknikdanmetodepengujian,bahanbaku pembandingdanreagensiayangtersediasertayangtidakkalahpentingadalah peralatanyangmemadai.PeralatanyangterdapatdiBBPOMdiDenpasarcukup lengkapdandalamkeadaancukupbaik,walaupunadabeberapaalatyang mengalamikerusakan.Haltersebutmempermudahkamidalamprosespengujian dan kami pun dapat menggunakan peralatan tersebut dengan baik.AdapunbeberapaperalatanyangtersediadiBBPOMterkaitdengan pengujian atauanalisis sampel, antara lain: Neraca analitik, HPLC, alatDisolusi, Spektrofotometer UV-VIS, Sentrifuge, Shaker, GC, Sonikasi, Lemari asam, AAS (AtomicAbsorptionSpektroskopi),alatgelas,Inkubator,Waterbath,Oven, LaminarAirFlowdanbeberapaalatpenunjanglainnyaseperti:gelasukur,pipet tetes,pinset,batangpengaduk,buret,botolsemprot,labuhisap,lumpingalu, cawan petri, sonikasi, Erlenmeyer, pipet volumetri, pipet ukur, dan masih banyak yang lainnya. 11 BAB III RINCIAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek Kegiatan kerja praktek yang dilakukan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar selama kurang lebih 2 bulan di mulai dari tanggal 1 April 31Mei2011.Kegiatantersebutdilakukandi3Laboratoriumyangberbeda-beda yaitu:Lab.TERANAKOKO(Terapetik,Narkotika,Kosmetik,ObatTradisional dan Produk Komplemen), Lab. Mikrobiologi dan Lab. PABA (Pangan dan Bahan Berbahaya) dengan jadwal sebagai berikut : Lab. TERANAKOKO: 1 April 23 April 2011 Lab. Mikrobiologi: 2 Mei 13 MeiLab. PABA: 24 April -30 April & 16 27 Mei 2011 Kegiatan kerja praktek yang dilakukan di Balai Besar Pengawas Obat dan MakanandiDenpasar,mengikutijamkerjayangtelahditetapkanolehinstansi tersebut, yaitu : -Senin- Jumat: 07.30-16.00 Wita -Sabtu-minggu: Libur 3.2 Kegiatan Laboratorium Melaksanakanpengujiansesuaidenganparametersampelyangdiminta dalamSPU(SuratPermintaanUji).Pengujiandilaksanakanuntukmemeriksa makanan, kosmetik, Obat Tradisional, produk komplemen serta obat yang beredar dimasyarakat apakah sudah memenuhi syarat atau tidak. 3.3 Metode Analisis DalammelakukansuatupengujiandilaboratoriumBBPOMdiDenpasar, mengacupadabuku-bukustandarresmidanmetodeanalisisyangtelahdimiliki olehmasing-masinglaboratoriumdimanasetiapacuanyangdigunakansudahdi verifikasi oleh masing-masing laboratorium. Dari acuan tersebutlah menjadi dasar dalamsetiappengujian.MetodeyangdigunakandituangkandalambentukIK LAB (Intruksi Kerja Laboratorium).11 12 Adapunbeberapakegiatanpengujianyangtelahdilakukanpadamasing-masing Laboratorium di BBPOM di Denpasar adalah sebagai berikut. 3.3.1 Laboratorium Pengujian Terapetik dan Narkotika Laboratorium ini memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pengujiandanmelaporkanhasilpengujianproduk-produkyangmungkin mengandung bahan berbahaya.KegiatanutamaBidangPengujianProdukTerapetik,Narkotika,Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen antara lain. a)Pengawasanmutu,khasiatdankeamananprodukterapetik/obatdan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT). b)Pengawasanmutu,keamanandankhasiat/manfaatobattradisional, suplemen makanan dan produk kosmetik. c)Perketatanpengawasannarkotika,psikotropika,prekursordanzat adiktif/rokok.Adapunbeberapapengujianyangtelahkamilaksanakanselamaprogram Kerja Praktek adalah sebagai berikut. A. Uji Disolusi Tablet Furosemida Pustaka: FI ed IV hal. 402 (dalam IK. Lab. TERANA, 2007). Peralatan: alat Disolusi (alat yang digunakan untuk mengetahui kelarutan zat aktif dalam suatu obat) dan Spektrofotometer. Pereaksi: dapar fospat pH 5,8. Prosedur:Kondisi Uji Disolusi: Media Disolusi: 900 mL dapar Fospat pH 5,8 Alat Disolusi: Tipe 2 (dayung) Kec. Rotasi: 50 rpm Waktu: 60 menit 13 Larutan Uji. Filtrat atau beningan dipipet sebanyak 5,0 mL media disolusi ke dalamlabuukur25mL.FiltratdiencerkandengandaparFospatpH5,8 sampai tanda batas (A). LarutanBaku.PadatanFurosemidaBPFIditimbangseksama10mg. Kemudiandimasukkankedalamlabuukur25mL.Selanjutnya ditambahkanmetanol20mL,disonikasiselama10menit.Kemudian dilarutkandengandaparFospatpH5,8sampaitandabatas.Larutan tersebutdipipet5,0mLdandimasukkankedalamlabuukur250mL. Larutan diencerkan dengan dapar fospat pH 5,8 sampai tanda batas (B). Pembuatan Dapar Fospat pH 5,8. Padatan KH2PO4 ditimbang sebanyak 40,8 g, kemudian dilarutkan dalam air (aquades) sampai 6 liter ukur ph sampai 5,8(jikalarutanmasihasamditambahkanNaOH,jikalarutanmasihbasa ditambahkan HCl). CaraPenetapan. Serapan larutan A dan B diukur pada panjanggelombang 274 nm. Dapar fospat pH 5,8 digunakan sebagai blanko. Interpretasi Hasil. Kadar Furosemida yang melarut terhadap etiket: % 100 x BPFI kemurnian xKeBbxAbAuxFbFux VKeterangan: Fu: faktor pengenceran larutan uji Fb: faktor pengenceran larutan baku V: volume media disolusi dlm mL Au: serapan larutan uji Ab: serapan larutan baku Bb: bobot Furosemida BPFI yang ditimbang dalam mg Ke: kadar Furosemida yang tertera pada etiket dalam mg 14 Syarat.Dalamwaktu60menitharuslaruttidakkurangdari80%(Q) Furosemida (C12H11CIN2O5S) dari jumlah yang tertera pada etiket. Baku Furosemida: No.Kontrol:205150,kadar99,95%,sp=0,16%,penimbanganbaku: 26,711-16,262 = 10,449 mg. % 06 , 17740 530 , 0 250 5 / 25)% 16 , 0 95 , 99 ( 449 , 10 5 / 25 900x x xx x xfaktor K B. Uji Disolusi Tablet Glibenklamida Pustaka: MA PPOM No. 58/BI/94 (dalam IK. Lab. TERANA, 2007). Peralatan : alat Disolusi, Spektrofotometer. Pereaksi : dapar fospat pH 7,4. Prosedur:Kondisi Uji Disolusi. Media disolusi: 900 mL dapar fospat pH 7,4 Alat disolusi: Tipe 2 (dayung) Kec. rotasi : 75 rpm Waktu: 45 menit LarutanUji.Sejumlahfiltratataubeninganmediadisolusitanpaperlakuan lebih lanjut (langsung diuji menggunakan spektrofotometer). Larutan Baku. Padatan Glibenklamida BPFI ditimbang 25 mg. Selanjutnya dilarutkankedalamlabuukur50mL,ditambahkan25mLmetanol. Larutan disonikasi selama 10 menit. Kemudian larutan diencerkan dengan metanolsampaitandabatas.Larutantersebutdipipet1,0mLlarutan, kemudiandimasukkankedalamlabuukur100mL.Selanjutnyalarutan diencerkan dengan dapar fospat pH 7,4 sampai tanda batas (B). 15 Pembuatan Dapar Fospat pH 7,4. Padatan KH2PO4 ditimbang sebanyak 40,8 g, kemudian dilarutkan dalam air (aquades) sampai 6 liter ukur ph sampai 7,4(jikalarutanmasihasamditambahkanNaOH,jikalarutanmasihbasa ditambahkan HCl). CaraPenetapan. Serapan larutan A dan B diukur pada panjanggelombang 227 nm. Dapar fospat pH 7,4 digunakan sebagai blanko. Interpretasi Hasil. Kadar glibenklamida yang melarut terhadap etiket: % 100 x BPFI kemurnian xKeBbxAbAuxFbFux Vketerangan: Fu : faktor pengenceran larutan uji Fb: faktor pengenceran larutan baku V: volume media disolusi dalam mL Au: serapan larutan uji Ab: serapan larutan baku Bb:bobot Glibenklamida BPFI yg ditimbang dalam mg Ke: kadar Glibenklamida yang tertera pd etiket dlm mg Syarat.Dalamwaktu45menitharuslaruttidakkurangdari60%(Q) Glibenklamida (C23H28CIN3O3S) dari jumlah yang tertera pada etiket. Perhitungan Larutan Baku. No. kontrol: 208155, kadar: 100,25%, sp: 0,37%, penimbangan: 96,855-71,779 = 25,076 mg % 98 , 354% 1005 254 , 0 100 50)% 37 , 0 25 , 100 ( 076 , 25 1 900 xx x xx x xfaktor K 16 C. Uji Disolusi Tablet Diazepam Pustaka:FarmakopeIndonesiaedisiIV,halaman:304(dalamIK.Lab.TERANA, 2007). Peralatan: alat Disolusi dan Spektrofotometer (UV-Vis). Pereaksi: HCl 0,1 N. Prosedur: Kondisi Uji Disolusi: Media disolusi: 900 mL HCl 0,1 N Alat disolusi: tipe 1 (keranjang) Kecepatan rotasi: 100 rpm Waktu pengambilan cuplikan : 30 menit LarutanUji.Sejumlahfiltratataubeninganmediadisolusitanpaperlakuan lebih lanjut (larutan A). LarutanBaku.PadatanDiazepamBPFIditimbangseksamasejumlahlebih kurang5mg.Kemudiandimasukkankedalamlabuukur100mL, ditambahkan50mLHCl0,1N,selanjutnyadisonikasiselama10menit. LarutandiencerkandenganHCl0,1Nsampaitandabatas.Kemudian dipipet 10,0 mL ke dalam labuukur 100 mL lalu diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda batas (larutan B). CaraPenetapan.SerapanlarutanAdanBdiukurdenganspektrofotometer pada panjang gelombang 242 nm. HCl 0,1 N digunakan sebagai blanko. Interpretasi Data. Kadar obat Diazepam yang melarut terhadap etiket: V x FuFb xAuAbx BbKe x kemurnian BPFI x 100 Keterangan: Fu = faktor pengenceran larutan uji Fb = faktor pengenceran larutan baku V= volume media disolusi dalam mL 17 Au= serapan larutan uji Ab= serapan larutan baku Bb= bobot Diazepam BPFI yang ditimbang dalam mg Ke= kadar Diazepam yang tertera pada etiket dalam mg Persyaratan.Dalamwaktu30menitharuslarut,tidakkurangdari85%(Q) Diazepam (C16H13ClN2O) dari jumlah yang tertera pada etiket. Perhitungan Baku Diazepam. Nomor kontrol= 209116 Kadar= 99,54 % Penimbangan baku= (15,447-10,614) mg = 4,833 mg K Iaktor V x FuFb xAuAbx BbKe x kemurnian BPFI x 100 K Iaktor 900 mL x 1(100 mL10 mL x 100 mL) x 10,400 x 4,833 mg2 mg x (99,54) x 100 = 541,21 % D. Uji Disolusi Kapsul Tertrasiklin HCl Pustaka:FarmakopeIndonesiaedisiIV,halaman:780(dalamIK.Lab. TERANA, 2007). Peralatan: alat Disolusi dan Spektrofotometer (UV-Vis). Pereaksi : -Prosedur: Kondisi Uji Disolusi: Media disolusi: 900 mL air Alat disolusi: tipe 2 (dayung) Kecepatan rotasi: 75 rpm Waktu pengambilan cuplikan : 60 menit 18 LarutanUji.Filtratataubeninganmediadisolusidipipet5,0mLkedalam labuukur100mL.Beningandiencerkandenganairsampaitandabatas (larutan A). LarutanBaku.PadatanTetrasiklinHClBPFIditimbangseksamasejumlah lebihkurang20mg.Kemudiandimasukkankedalamlabuukur50mL, tambahkan25mLair,selanjutnyadisonikasiselama10menit.Larutan diencerkandenganairsampaitandabatas.Kemudiandipipet2,0mLke dalamlabuukur50mLlaludiencerkandenganairsampaitandabatas (larutan B). CaraPenetapan.SerapanlarutanAdanBdiukurdenganspektrofotometer pada panjang gelombang 276 nm. Air digunakan sebagai blanko. Interpretasi Data. Kadar Tetrasiklin HCl yang melarut terhadap etiket: V x FuFb xAuAbx BbKe x kemurnian BPFI x 100 Keterangan: Fu = faktor pengenceran larutan uji Fb = faktor pengenceran larutan baku V= volume media disolusi dalam mL Au= serapan larutan uji Ab= serapan larutan baku Bb= bobot Tetrasiklin HCl BPFI yang ditimbang dalam mg Ke= kadar Tetrasiklin HCl yang tertera pada etiket dalam mg Persyaratan.Dalamwaktu60menitharuslarut,tidakkurangdari70%(Q) Tetrasiklin HCl (C22H24N2O3.HCl) dari jumlah yang tertera pada etiket. Perhitungan Baku Tetrasiklin HCl. Nomor kontrol= 208322 Kadar= 99,439 % 19 SP (Susut Pengeringan)= 0,82 % Penimbangan baku= (38,094-18,244) mg = 19,850 mg K Iaktor V x FuFb xAuAbx BbKe x kemurnian BPFI x 100 K Iaktor 900 mL x (100 mL5 mL)(50 mL2 mL x 50 mL) x 10,536 x 19,850 mg500 mg x (99,439-0,82) x 100 = 105,18 % E. Penetapan Kadar Ampicillin dalam Tablet Pustaka: Farmakope Indonesia edisi IV, halaman: 105 dan 953 (dalam IK.Lab. TERANA, 2007). Peralatan: buret. Pereaksi: NaOH 1 N, HCl 1,2 N, Iod 0,01 N, larutan pentiter Na2S2O3 0,01 N dan pasta kanji iodide. Prosedur: LarutanUji.Sampelditimbangseksama10tabletdangerushomogen.Hasil gerusanditimbangsetara62,5mgAmpicillindenganseksama, selanjutnya dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL kemudian ditambah 40 mL air, dikocok selama 10 menit dan diencerkan dengan air sampai 50 mL (larutan A). LarutanBaku.BakuAmpicillintrihidratBPFIditimbangseksamasejumlah lebih kurang 62,5 mg. Kemudian dimasukkan ke dalam labuukur 50 mL, selanjutnya ditambahkan 40 mL air, selanjutnya dikocok selama 10 menit. Kemudian diencerkan dengan air sampai tanda batas (larutan B). CaraPenetapan.Masing-masing2,0mLlarutanAdanBdimasukkanke dalam labu Erlenmeyer125 mL bertutup,selajutnya ditambahkan 0,1 mL HCl1,2Ndan10,0mLiodium0,01N,kemudianlabuditutupdan didiamkanselama15menit.SelanjutnyalarutandititrasidenganNa2S2O3 20 0,01N,titikakhirtitrasiditambahkan1mLindikatoramilumiodidadan titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. LarutanBlanko.Masing-masing2,0mLlarutanAdanBdimasukkanke dalam labu Erlenmeyer 125 mL bertutup, selanjutnya ditambahkan 0,1 mL HCl1,2Ndan10,0mLiodium0,01N,kemudianlabuditutupdan didiamkanselama15menit.SegeradititrasidenganNa2S2O30,01N, mendekatititikakhirtitrasiditambahkan1mLpastakanjiiodidedan titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. Interpretasi Data. Jumlah (mg) Ampicillin dalam cuplikan (W): BIu-UBLBK-Bk x Bbx kemurnian BPFI x FuFb Kadar Ampicillin terhadap etiket: WBu x BrKe x 100 Keterangan: Fu = faktor pengenceran larutan uji Fb = faktor pengenceran larutan baku U= volume Na2S2O3 0,01 N yang digunakan dalam penetapan larutan uji dalammL BIu= volume Na2S2O3 0,01 N yang digunakan dalam penetapan blanko larutan uji dalammL Bk= volume Na2S2O3 0,01 N yang digunakan dalam penetapan larutan baku dalammL BLBK= volume Na2S2O3 0,01 N yang digunakan dalam penetapan Larutan blanko larutan baku dalammL Bb= penimbangan baku Ampicillin BPFI Bu= penimbangan uji Br= bobot rata-rata tablet Ke= jumlah Ampicillin per tablet yang tertera pada etiket 21 Persyaratan.KadarAmpicillintidakkurangdari90,0%dantidaklebihdari 120 % dari jumlah yang tertera pada etiket. F. Penentuan Daya Serap Kapas Pustaka: Metode Analisis PPOMN 44/10/91 (dalam IK. Lab. TERANA, 2007) ProsedurKerja.Sejumlahlebihkurang2gkapasditimbangseksama kemudiandipadatkankedalamgelaspiala10mLselama15menit. Selanjutnyapadatankapasdimasukkankedalamcorongpisahdengan garistengahlebihkurang12cmyangtelahditara,telahditimbangdan telahdiisiairsetengahnya.Kapasharustenggelamdalamwaktutidak lebih dari 10 detik. Air dialirkan keluar dan setelah air tidak menetes lagi dibiarkanselama3menit,keranditutupdancorongpisahberisiskapas ditimbang. Persyaratan: bobot kapas basah tidak boleh kurang dari 35 gram. G. Penetapan Kadar Asam Mefenamat dalam Tablet Pustaka:MAPPOMNo.08/OB/97(dalamIK.Lab.TERANA,2007). Peralatan: Spektrofotometer. Pereaksi: NaOH 0,1 N. Prosedur: LarutanUji.Sampelditimbangsaksama20tabletdanserbukkanhomogen. Hasil homogen ditimbang setara 50 mg asam mefenamat dengan saksama, kemudiandimasukkankedalamlabuukur100mL.Kemudian ditambahkan 50 mL NaOH 0,1 N, selanjutnya disonikasi selama 15 menit. LaludiencerkandenganNaOH0,1Nsampaitandadandisaring.Larutan dipipet1,0mLkemudiandimasukkankedalamLabuukur50mL. SelanjutnyaditambahkanNaOH0,1Nsampaitanda,kocokhomogen (larutan A). 22 LarutanBaku.BakuasamMefenamatBPFIditimbangsaksama50,0mg. Laludimasukkankedalamlabuukur100mLdandilarutkandengan NaOH 0,1 N sampai tanda dan disaring. Larutan dipipet 1,0 mL, kemudian dimasukkan ke dalam Labu ukur 50 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 0,1 N sampai tanda, dan dikocok homogen (Larutan B). Cara Penetapan. Serapan larutan A dan B diukur dengan panjang gelombang 285 nm. Gunakan NaOH 0,1 N sebagai blanko. Interpretasi Hasil. Jumlah (mg) asam Mefenamat dalam cuplikan (w): AuAb x Bbx kemurnian BPFI x FuFb Kadar asam Mefenamat terhadap etiket: WBu x BrKe x 100 Keterangan: Au = serapan larutan ujiAb = serapanlarutan bakuBb = bobot asam Mefenamat BPFI yang ditimbang dalam mg Bu = bobot uji yang ditimbang dalam mg Fu = faktor pengenceran larutan biji Fb = faktor pengenceran larutan baku Br = bobot rata-rata tablet Ke = jumlah asam Mefenamat per tablet yang tertera pada etiket Persyaratan. Kadar Asam Mefenamat ( C15H15NO2) tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari kadar yang tertera pada etiket. H. Uji Fluoresensi pada Kasa Pustaka:FarmakopeIndonesiaedisiIV,halaman:23(dalamIK.Lab. TERANA, 2007). 23 ProsedurKerja.Pengamatansampeldilakukandibawahcahayaultraviolet 365nm,tidaklebihdaribeberapaseratterisolirmenunjukkan fluoresensi biru terang, dua lapis lipatan hanya menunjukkan sedikit fluoresensi ungu kecokelatan dan beberapa partikel kuning. I. Penetapan Kadar Paracetamol dalam TabletPustaka: BP 2000 hal. 2147 (dalam IK. Lab. TERANA, 2007). Peralatan: Spektrofotometer. Pereaksi: NaOH 0,1 N dan NaOH 0,01 N. Prosedur: Larutan Uji. Sampel ditimbang saksama 20 tablet dan diserbukkan homogen. Selanjutnya ditimbang serbuk setara 75 mg paracetamol dengan saksama, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Selanjutnya ditambahkan 25 mLNaOH0,1N,ditambahkan50mLairdandikocok15menit.Lalu diencerkan dengan air sampai tanda dan disaring. Larutan dipipet 1,0 mL, kemudiandimasukkankedalamlabuukur100mL.Selanjutnya ditambahkan 10 mL NaOH 0,1 N dan diencerkan dengan air sampai tanda, dikocok homogen (larutan A). LarutanBaku.BakuParacetamolBPFIditimbangsaksama75,0mg.Lalu dimasukkan ke dalamlabu ukur 100 mL. Kemudian ditambahkan 25 mL NaOH0,1N,ditambahkan50mLairdandikocokselama15menit. Selanjutnyadiencerkandenganairsampaitandadansaring.Larutan dipipet1,0mL,danmasukkankedalamlabuukur100mL.Selanjutnya ditambahkan10mLNaOH0,1Ndanencerkandenganairsampaitanda, kocok homogen (Larutan B). Cara Penetapan. Serapan larutan A dan B diukur dengan panjang gelombang lebih kurang 257 nm. NaOH 0,01 N digunakan sebagai blanko. Interpretasi Hasil. Jumlah (mg) Paracetamol dalam cuplikan (w): 24 AuAb x Bbx kemurnian BPFI x FuFb Kadar Paracetamol terhadap etiket: WBu x BrKe x 100 Keterangan: Au = serapan larutan ujiAb = serapanlarutan bakuBb = bobot Paracetamol BPFI yang ditimbang dalam mg Bu = bobot uji yang ditimbang dalam mg Fu = faktor pengenceran larutan biji Fb = faktor pengenceran larutan baku Br = bobot rata-rata tablet Ke = jumlah Paracetamol per tablet yang tertera pada etiket Persyaratan.KadarParacetamol(C8H9NO2)tidakkurangdari95,0%dan tidak lebih dari 105,0 % dari kadar yang tertera pada etiket. J. Penetapan Kadar Metronidazol dalam Tablet Pustaka:MAPPOMNo.084/OB/00(dalamIK.Lab.TERANA,2007). Peralatan: Spektrofotometer Pereaksi: HCl 0,1 N Prosedur: Larutan Uji. Sampel ditimbang saksama 20 tablet dan diserbukkan homogen. Laluditimbangserbuksetara50mgMetronidazoldengansaksama,dan dimasukkankedalamlabuukur50mL.Kemudianditambahkan25mL HCl0,1N,dandisonikasiselama15menit.LaludiencerkandenganHCl 0,1 N sampai tanda dan disaring. Larutan dipipet 1,0 mL, dan dimasukkan kedalamlabuukur100mL.SelanjutnyaditambahkanHCl0,1Nsampai tanda, dan dikocok homogen (larutan A). 25 LarutanBaku.BakuMetronidazolBPFIditimbangsaksama50,0mg.Lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dandilarutkan denganHCl 0,1 N sampaitandadandisaring.Kemudianditambahkan25mLHCl0,1N, selanjutnyadisonikasiselama15menit.LaludiencerkandenganHCl0,1 Nsampaitandadandisaring.Larutandipipet1,0mL,kemudian dimasukkankedalamlabuukur100mL.SelanjutnyaditambahkanHCl 0,1 N sampai tanda, dan dikocok homogen (larutan B). CaraPenetapan.SerapanlarutanAdanBdiukurpadapanjanggelombang maksimum lebih kurang 277 nm. HCl 0,1 N digunakan sebagai blanko. Interpretasi Hasil. Jumlah (mg) Metronidazol dalam cuplikan (w): AuAb x Bbx kemurnian BPFI x FuFb Kadar Metronidazol terhadap etiket: WBu x BrKe x 100 Keterangan: Au = serapan larutan ujiAb = serapanlarutan bakuBb = bobot Metronidazol BPFI yang ditimbang dalam mg Bu = bobot uji yang ditimbang dalam mg Fu = faktor pengenceran larutan biji Fb = faktor pengenceran larutan baku Br = bobot rata-rata tablet Ke = jumlah Metronidazol per tablet yang tertera pada etiket Persyaratan.KadarMetronidazol(C6H9N3O3)tidakkurangdari90,0%dan tidak lebih dari 110,0 % dari kadar yang tertera pada etiket. 26 K. Penetapan Kadar Ketokonazol dalam Tablet Pustaka: MA PPOM No.056/OB/00 (dalam IK. Lab. TERANA, 2007). Peralatan: Spektrofotometer. Pereaksi: HCl 0,1 N. Prosedur : Larutan Uji. Sampel sebanyak 20 tablet ditimbang dan diserbukkan homogen. Laluditimbangserbuksetara50mgKetokonazoldengansaksama, kemudiandimasukkankedalamlabuukur50mL.Selanjutnya ditambahkan25mLHCl0,1N,laludisonikasiselama15menit.Lalu diencerkandenganHCl0,1Nsampaitandadandisaring.Larutandipipet 10,0mkemudiandimasukkankedalamlabuukur50mL.Selanjutnya ditambahkanHCl0,1Nsampaitandabatas,dandikocokhomogen (larutan A). LarutanBaku.BakuketokonazolBPFIditimbangsaksama50,0mg.Lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dandilarutkan denganHCl 0,1 N sampaitandadandisaring.Selanjutnyaditambahkan25mLHCl0,1N, disonikasiselama15menit.LaludiencerkandenganHCl0,1Nsampai tandadandisaring.Larutandipipet10,0mL,kemudiandimasukkanke dalamlabuukur50mL.SelanjutnyaditambahkanHCl0,1Nsampai tanda, dikocok homogen (larutan B). CaraPenetapan.SerapanlarutanAdanBdiukurpadapanjanggelombang maksimum lebih kurang 269 nm. HCl 0,1 N digunakan sebagai blanko. Interpretasi Hasil. Jumlah (mg) Ketokonazol dalam cuplikan (w): AuAb x Bbx kemurnian BPFI x FuFb Kadar Ketokonazol terhadap etiket: WBu x BrKe x 100 27 Keterangan: Au = serapan larutan ujiAb = serapanlarutan bakuBb = bobot Ketokonazol BPFI yang ditimbang dalam mg Bu = bobot uji yang ditimbang dalam mg Fu = faktor pengenceran larutan biji Fb = faktor pengenceran larutan baku Br = bobot rata-rata tablet Ke = jumlah Ketokonazol per tablet yang tertera pada etiket Persyaratan.KadarKetokonazol(C26H28Cl2N4O4)tidakkurangdari95,0% dan tidak lebih dari 105,0 % dari kadar yang tertera pada etiket. L. Penetapan Kadar Nifedipin dalam Tablet Pustaka: MA PPOM No.11/OB/94 (dalam IK. Lab. TERANA, 2007). Peralatan: Spektrofotometer. Pereaksi: - Prosedur : LarutanUji.Sampelditimbang20tabletdandiserbukkanhomogen.Lalu ditimbangserbukyangtelahdihomogenkansetara35mgNifedipin dengan saksama, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Selanjutnya ditambahkan5mLkloroform,dandikocokselama15menit.Lalu diencerkandenganmetanolsampaitandadansaring.dipipet3,0mL, kemudiandimasukkankedalamlabuukur50mL.Selanjutnya ditambahkan metanol sampai tanda, kocok homogen (larutan A). LarutanBaku.BakuNifedipinBPFIditimbangsaksama35,0mg.Lalu dimasukkankedalamLabuukur50mL.Kemudianditambahkan5mL kloroform,kocokselama15menit.Laludiencerkandenganmetanol sampaitandadandisaring.Larutandipipet3,0mL,selanjutnya dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Selanjutnya ditambahkan metanol sampai tanda, dan dikocok homogen (larutan B). 28 CaraPenetapan.SerapanlarutanAdanBdiukurpadapanjanggelombang maksimum lebih kurang 328 nm. Metanol digunakan sebagai blanko. Interpretasi Hasil. Jumlah (mg) Nifedipin dalam cuplikan (w): AuAb x Bbx kemurnian BPFI x FuFb Kadar Nifedipin terhadap etiket: WBu x BrKe x 100 Keterangan: Au = serapan larutan ujiAb = serapanlarutan bakuBb = bobot Nifedipin BPFI yang ditimbang dalam mg Bu = bobot uji yang ditimbang dalam mg Fu = faktor pengenceran larutan biji Fb = faktor pengenceran larutan baku Br = bobot rata-rata tablet Ke = jumlah Nifedipin per tablet yang tertera pada etiket Persyaratan.KadarNifedipin(C17H18N2O6)tidakkurangdari90,0%dan tidak lebih dari 110,0 % dari kadar yang tertera pada etiket. 3.3.2LaboratoriumPengujianKosmetik,ObatTradisionaldanProduk Komplemen Laboratorium ini memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pengujiandanmelaporkanhasilpengujianprodukobattradisional,kosmetikdan produkkomplemen.Pengujianyangkamilakukandalammelaksanakanprogram PKL adalah sebagai berikut. 29 A.IdentifikasidanPenentuanKadardari2-Phenoxy-etanol,Methyl,Ethyl, PropyldanButyl4-hydroxybenzoatepadaProdukKosmetik menggunakan HPLC Pustaka:ACM(AseanCosmeticMethtods)INO04(dalamAsean Cosmetic Methods (ACM), 2006). Reagen:etanol, 2-phenoxyetanol, methyl 4-hydroxybenzoate(methylparaben),ethyl4-hydroxybenzoate(ethylparaben),n-propyl4-hydroxybenzoate(propylparaben),n-butyl4-hydroxybenzoate(butyllparaben),tetrahydrofuran,metanol, acetonitrile, H2SO4 2 M. Prosedur: LarutanBaku.Masing-masingditimbang0,05gmethyl,ethyl,propyldan butyl4-hydroxybenzoatedan0,2g2-phenoxyetanol.Kemudian dicampurkankelimapadatantersebutkedalamlabuukur100mL. selanjutnyadilarutkandenganetanol:air(9:1)sampai50mLatau setengahnya.Kemudiandisonikasiselama10menit,setelahitu ditambahkan kembali pelarut etanol:air (9:1) sampai tanda batas. Pada 100 mL larutan tersebut dipipet (1, 2, 5, 10, dan 20)mLyang masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Masing-masing labu ukur tersebut ditambahkan1,0mLH2SO42Mkemudiantambahkanpelarutetanol:air (9:1)sampaitandabatas.Masing-masinglarutantersebutdisaring menggunakansaringan0,45m.Setelahdisaring,larutandianalisis menggunakanHPLCdenganvolumeinjek20L.Sebelumlarutanbaku diinjeksikan, kondisi HPLC harus: Fase gerak= tertrahydrofuran : air : metanol : acetonitrile (5 : 60 : 10 : 25) Laju alir= 1,5 mL/menit Detection wavelength = 280 nm Oven temperature= 25 oC 30 LarutanUji.Sampelditimbanglebihkurang1gmenggunakanErlenmeyer bertutup 125 mL.Selanjutnya ditambahkan 1,0mL H2SO4 2 M dan50,0 mLpelarutetanol:air(9:1).Selanjutnyadimixer/shakeselama1menit. Kemudiandisonikasiselama10menit.Selanjutnyadidinginkanpada lemaripendinginselama1jam.Setelahitudisaringmenggunakankertas saring,filtratyangdihasilkandisaringkembalimenggunakansaringan 0,45mdandimasukkankedalambotolkecildanditutup.Selanjutnya dianalisis menggunakan HPLC dengan volume injek 20 L. B. Identifikasi Deksametason dalam Obat Tradisional Sediaan Padat Pustaka:MetodeAnalisisPPOMN33/OT/92(dalamIK.Lab.KOSTRAD, 2007). Pelarut: kloroform : metanol (9:1) dan metanol. Peralatan: Spektrofotometer dan KLT/TLC. Identifikasi: Fase diam: silika gel 60 F 254 Fase gerak : dikloroetan : eter : metanol : air (77:15:8:1,2) ataudikloroetan : metanol : air (95:5:0,2) Jarak rambat: 15 cm Volume penotolan: baku dan sampel masing-masing 15 L Penampak bercak: cahaya UV 254 nm terjadi perendaman fluoresensi Prosedur: Larutan Baku. Larutan baku Deksametason 0,1 % dalam etanol dibuat dengan caraditimbang0,1gDeksametasonmurnikemudiandilarutkandalam labu ukur 100 mL dengan etanol. LarutanUji.Satudosissampelobattradisionalyangtelahdiserbukkanhalus dimasukkankedalamlabuErlenmeyer125mL,ditambahkan15mL campurankloroform:metanol(9:1),kemudiandikocokselama30menit menggunakan shake dan disaring. Filtrat yang didapatkan diuapkan diatas penangasairpadasuhu70 oCsampaikering/pekat.Sisapenguapan 31 selanjutnyadilarutkandengan5mLmetanol.Kemudiandilanjutkan denganpenotolanmenggunakanKLT/TLC.Kemudiandielusikedalam chambermenggunakanpelarutdikloroetan:eter:metanol:air(77:15:8:1,2) ataudikloroetan:metanol:air(95:5:0,2).Setelaheluenmencapaijarak rambat 15 cm, KLT/TLC diangkat kemudian dikeringkan. Setelah kering, dicekdenganUVdenganpanjanggelombang254nm.Apabilahasilnya positif akan dilanjutkan pada spektrofotometer. CaraSpektrofotometer.Bercakbakudanbercaksampelyangmempunyai hargaRfyangsamaditandaidandikerok.Hasilkerokandikocoksecara terpisahdenganetanoldandisaring.Serapanfiltratyangdiukurpada panjang gelombang 200 nm dan 300 nm. Deksametason akan memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 240 nm. C. Penetapan Kadar Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Tablet Berwarna Pustaka:MetodeAnalisisPPOMN007/OB/00,halaman:13(dalamIK.Lab. KOSTRAD, 2007). Peralatan: buret. Pereaksi: HCl 2 N, CHCl3 (Kloroform) dan KIO3 (Kalium iodat) 0,01 M. Prosedur: LarutanUji.Sejumlah20tabletditimbangseksamadandiserbukkan homogen. Sejumlah serbuk setara lebih kurang 50 mg asam askorbat yang ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, ditambah 12,5 mLairdan6mLHCl2Ndandikocok,ditambah12,5mLkloroform sebagai indikator. PembuatandanPembakuanMolaritasLarutanKaliumIodat0,01M. (pustaka:FarmakopeIndonesiaedisiIV,halaman1215):kaliumiodat ditimbanglebihkurang2,14gyangsebelumnyatelahdikeringkanpada suhu100 oCsampaibobottetap.Selanjutnyadilarutkandandiencerkan denganairhingga1000mL.Perhitungan/penetapanmolaritasKIO3 dengan rumus: 32 bobot yang ditimbangBMx1volume larutan kalium yang dibuat (L) Keterangan: BM kalium iodat = 214,00 Cara Penetapan. Larutan dititrasi dengan kalium iodat 0,01 M sampai lapisan kloroform berwarna ungu. Setiap 1 mL kalium iodat 0,01 M setara dengan 5,2836 mg asam askorbat. Jumlah asam askorbat dalam sampel dalam mg (W) yaitu: VxM0,01x5,2836 Keterangan: V= volume larutan kalium iodat yang digunakan M= molaritas larutan kalium iodat Kadarasamaskorbatdalamtabletdihitungterhadapjumlahyangtertera pada etiket yaitu: WBuxBrKex100 Keterangan: W= jumlah asam askorbat dalam sampel dalam mg Bu= bobot sampel yang ditimbang dalam mg Br= bobot rata-rata tablet Ke= jumlah asam askorbat per tablet yang tertera pada etiketdalam mg Persyaratan.Kadarasamaskorbat(C8H8O6),tidakkurangdari90,0%dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. D. Identifikasi Pewarna yang Dilarang pada Kosmetik secara TLC/KLT Pustaka:ACM(AseanCosmeticMethtods)SIN02,halaman:02(dalam Asean Cosmetic Methods (ACM), 2006). Pelarut: N,N-dimethylformamide : orthophosphoric acid (95:5). 33 Identifikasi: Fase diam: silika gel 60 F 254 Fase gerak: etil asetat:metanol:(NH4OH:air (3:7)) (15:3:3) Jarak rambat: 15 cm Volume penotolan: baku dan sampel masing-masing 5 L Penampak bercak: cahaya UV 254 nm terjadi perendaman fluoresensi Prosedur: LarutanBaku.Masing-masingbakuditimbang1,0gpigmentorange5, metanil yellow, rhodamine B dan jingga K1. Selanjutnya ditambah 20 mL pelarut N,N-dimethylformamide :orthophosphoric acid(95:5), lalu diaduk kemudiandisaringdengankertassaring.Selanjutnyaditotol menggunakan pipet kapiler dengan volume penotolan 5 L pada TLC. Larutan Uji. Masing-masing sampel ditimbang 1,0 g ke dalam gelas kimia 30 mL.Selanjutnyaditambah20mLpelarutN,N-dimethylformamide: orthophosphoric acid (95:5), lalu diaduk kemudian disaring dengan kertas saring.Selanjutnyaditotolmenggunakanpipetkapilerdenganvolume penotolan5L.Kemudiandielusikedalamchambermenggunakan pelarutetilasetat:metanol:(amoniumhidroksida:air(3:7))(15:3:3). Setelaheluenmencapaijarakrambat15cm,TLCdiangkatkemudian dikeringkan. Setelah kering, dicek dengan UV dengan panjang gelombang 254dan366nm.Apabilahasilnyapositifmakaakandilanjutkanpada spektrofotometer. E. Identifikasi dan Penentuan Kadar Hidrokuinon pada Produk Kosmetiksecara HPLC/KCKT Pustaka:ACM(AseanCosmeticMethtods)INO03(dalamAsean Cosmetic Methods (ACM), 2006). Reagen: metanol. Peralatan: HPLC. 34 Kondisi HPLC: Fase gerak= air:metanol (45:55) Laju alir= 1 mL/menit Volume injek= 20 L Detection wavelength = 295 nm Oven temperature= 25 oC Prosedur: LarutanBaku.Hidrokuinonditimbanglebihkurang0,05gkedalamlabu ukur 50 mL. Selanjutnya dilarutkan dengan 25 mL air:metanol (45:55) dan dishake sampai semua melarut kemudian ditambahkan air:metanol (45:55) sampaitandabatas.Padalarutantersebutdipipet5,0mLkemudian dimasukkankedalamlabuukur50mL,kemudiandiencerkandengan air:metanol(45:55)sampaitandabatas.Kemudianlarutanbaku diinjeksikan ke HPLC/KCKT. Larutan Uji. Sampel kosmetik ditimbang lebih kurang 10,1 g ke dalam gelas kimia25mL.Tambahkan25mLpelaruthidrokuinon,kemudiandimixer sampaihomogen.Kemudiandituangkankedalamlabuukur50mL. kemudiandivortexselama1menit.Kemudianlabuukurtersebut diletakkankedalamwaterbathselama15menitdengansuhu60 oC, selanjutnyadidinginkan.Selanjutnyaditambahkanpelaruthidrokuinon sampaitandabatas.Kemudiandisaringdengankertassaring,filtratyang dihasilkandisaringdengansaringan0,45m.Kemudiansampel diinjeksikan ke HPLC. Persyaratan. Tidak boleh mengandung hidrokuinon pada produk kosmetik. F. Identifikasi Hidrokortison asetat, Deksametason dan Betametason padaProduk Kosmetik secara KLT/TLC Pustaka:ACM(AseanCosmeticMethtods)MAL02(dalamAsean Cosmetic Methods (ACM), 2006). 35 Pelarut: metanol. Identifikasi: Fase diam: silika gel 60 F 254 Fase gerak: etil asetat:metanol:(NH4OH:air (3:7)) (15:3:3) Jarak rambat: 15 cm Volume penotolan: baku dan sampel masing-masing 20 L Penampak bercak: cahaya UV 254 nm terjadi perendaman fluoresensi Prosedur: LarutanBaku.Hidrokortisonasetat,deksametasondanBetametason ditimbangmasing-masing10mg.Selanjutnyaditambah5mLmetanol, lalu disonikasi selama 5 menit. Selanjutnya diencerkan sampai tanda batas dengan metanol. LarutanUji.(A)Untuksampelcair:sampeldiambil15mLkemudian dinetralkan pHnya menjadi 7 dengan penambahan HCl 0,5 M atau NH4OH 0,5M.Kemudiandiekstaksi2kalidengan20mLetilasetat.Hasil ekstraksikemudiandipekatkanpadawaterbath.Setelahpekat ditambahkandengan5mLmetanolkemudiandisaringdengankertas saring.SampelditotolpadaTLC/KLT.(B)Untuksampelcream:cream ditimbang 5 gram kemudian ditambahkan dengan 20 mL metanol. Uapkan padawaterbathselama10menit.Kemudiandishakeselama5menit. Kemudian disentrifuse dengan kecepatan 3000-4000 rpm selama 15 menit. Supernatanyangdihasilkankemudiandiuapkansampaipekat.Setelah pekat ditambahkan dengan 5 mL metanol dan saring dengan kertas saring. Kemudian sampel ditotol pada TLC/KLT. 3.3.3Laboratorium Pengujian Mikrobiologi LaboratoriumMikrobiologimemilikitugasdantanggungjawabdalam melaksanakananalisismutuprodukdarisegimikrobiologis.Parameterujiyang dilakukandiantaranyaAngkaLempengTotal(ALT),Eschericiacoli, Staphylococcusaureus,Salmonella,AngkaKapang/Khamir,Pseudomonas 36 aeruginosa,Clostridiumperfringens,Candidaalbicans,Vibriocholerae,MPN coliform,Bacilliusaereus.Pengujianyangkamilakukandalammelaksanakan program kerja praktek adalah sebagai berikut : A. Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) pada Makanan dan Minuman AngkaLempengTotalmenyatakanangkabakteriaerobmesofilyang terdapatpadasampelmakanan.Prinsippengujianyangdilakukanadalah melihatpertumbuhankolonibakteriaerobmesofilsetelahcuplikan diinokulasikanpadamedialempengagardengancaratuangdandiinkubasi pada suhu yang sesuai. Pustaka. IK. Lab. MIKRO, 2006. Prinsip.Pertumbuhankolonibakteriaerobmesofilsetelahcuplikandi inokulasi pada media agar lempeng dengan cara tuang dan dinkubasi pada suhu yang sesuai. PereaksiKhusus.Mediadanpengencer,Peptonedilutionfluid(PDF)dan PlateCountAgar(PCA +1%TTC)danpereksilainnyayaituTriphenyl Tetrazolium Chlorida 0,5 % (TCC). Peralatan Khusus. Alat hitung koloni, pipet ukur mulut lebar dan Stomacher. Prosedur Pengujian. Secara aseptis sampel ditimbang 25 g atau dipipet 25 ml ke dalam kantong stomacher steril. Selanjutnya ditambahkan 225 ml PDF, dihomogenkandenganstomacherselama30detikdiperolehsuspensi pengenceran10-1.Kemudiandisiapkan5tabungataulebihyangmasing-masingtelahdiisi dengan9mlPDF.Hasildarihomogenisasipada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran10-1 dipipet sebanyak1 mlkedalamtabungPDFpertama,dikocokhomogenhinggadiperoleh pengenceran102.Kemudiandibuatpengeceranselanjutnyahingga10-6 atau sesuai dengan pengenceran yang diperlukan. Dari setiap pengenceran dipipet1mlkedalamcawanpetridandibuatduplo.Kedalamsetiap 37 cawanpetridituangkan1520mlmediaPCAdengan1%TTCsuhu 45 oC.CawanPetrisegeradigoyangdandiputarsedemikianrupahingga suspensitersebarmerata.Untukmengetahuisterilitasmediadan pengencerdibuatujikontrol(blanko).Padasatucawandiisi1ml pengencer dan media agar, dan pada cawanyang lain diisi media. Setelah mediamemadat,cawandiinkubasipadasuhu3537 oCselama2448 jamdenganposisidibalik.Jumlahkoloniyangtumbuhdiamatidan dihitung. Interpretasi Hasil. a.Cawanpetridipilihdari1pengenceranyangmenunjukkanjumlah koloni antara 25-250. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung, laludikalikandenganfaktorpengencerannya.Hasilnyadinyatakan sebagai angka lempeng total dalam tiap ml contoh. b.Bilasalahsatudaricawanpetrimenunjukkanjumlahkoloni