6. melihat wanita
TRANSCRIPT
Melihat Wanita
Beberapa Ketentuan :
Laki-laki (pelamar) boleh melihat wanita yang akan dinikahinya
- melihat saja : wajah dan 2 telapak tangan wanita yang akan dilamarnya atau selain kedua bagian anggota tubuhnya semata-mata untuk tujuan nikah
- tidak berkhalwat- tidak perlu izin wanita
Rasulullah Bersabda :
“ Jika salah seorang di antara kalian melamar seorang wanita, maka jika ia mampu untuk melihat apa yang mendorongnya untuk menikahi wanita itu, hendaklah ia melakukannya”. Jabir kemudian berkata, “Aku melamar seorang wanita. Aku pun bersembunyi untuk melihat wanita itu hingga aku melihat darinya apa yang mendorongku untuk menikahinya. Lalu aku pun menikahinya”. (HR. al-hakim)
Sabda Rasulullah :
• “Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dia disertai mahramnya, karena yang ketiga di antara keduanya adalah setan”. (HR. Muslim dari Ibnu Abbas)
Suami-Istri boleh melihat seluruh bagian tubuh pasangannya
Bahz ibn Hakim meriwayatkan dari bapaknya dari kakeknya, kakeknya berkata :
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘wahai Rasulullah, manakah bagian aurat yang harus kami tutupi dan mana yang boleh kami biarkan?’ lalu Rasulullah bersabda kepadaku : “jagalah auratmu, kecuali dari isterimu atau hamba sahaya perempuanmu”
Seorang pria boleh melihat wanita yang termasuk mahromnya, baik muslimah atau bukan lebih dari sekedar wajah dan kedua telapak tangannya, yakni bagian-bagian tubuh wanita yang menjadi tempat melekatnya perhiasan : rambut, leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki lihat an-Nuur : 31
Orang yang terpaksa karena ada keperluan untuk melihat bagian tubuh wanita, baik termasuk aurat maupun bukan, dan secara syar’i memang dibolehkan, seperti : Dokter, Paramedis, Pemeriksa.
Laki-laki yang tidak punya keperluan apapun sementara ia bukan mahrom, tetapi ia tidak memiliki keinginan terhadap wanita, ia boleh melihat wajah & kedua telapak tangan wanita, tetapi di HARAM kan untuk melihat lebih dari itu.
Wanita boleh melihat pria, kecuali auratnya Pandangan yang tiba-tiba dibolehkan, akan tetapi Haram untuk memandang secara berulang-ulang, karena dapat mengakibatkan munculnya syahwat
Jabir bin Abdillah berkata : “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai pandangan yang tiba-tiba (tdk senagja), maka beliau menyuruhku untuk memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim)
• Dari Ali ra, Rasulullah SAW telah bersabda kepadaku : “Janganlah engkau ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya. Karena pandangan pertama adalah untukmu, sedangkah pandangan berikutnya bukanlah untukmu”. (HR. Ahmad, dari Buraidah)
• Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abdullah ibn Abbas, ia berkata :
“Suatu ketika, al-Fadhl ibn Abbas membonceng Nabi SAW, lalu datang seorang wanita dari Khats’am. Al-fadhl lantas memandang wanita itu dan wanita itu pun memandangnya. Maka Rasulullah SAW memalingkan wajah Fadhl ke arah yang lain”
Firman Allah SWT :
• “ Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan pandangannya.” (TQS. An-Nuur : 30)
Wa Allahu ‘alam