60066315 eksplorasi endapan bauksit

Upload: shendy-hingtyas

Post on 14-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Eksplorasi Endapan Bauksit

TRANSCRIPT

  • EKSPLORASI ENDAPAN BAUKSIT

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Bahan galian merupakan salah satu sumber daya alam non hayati yang keterjadiannya

    disebabkan oleh proses proses geologi. Berdasarkan keterjadian dan sifatnya bahan galian

    dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok; mineral logam, mineral industri serta batubara dan

    gambut. Karakteristik ketiga bahan galian tersebut berbeda, sehingga metode eksplorasi yang

    dilakukan juga berbeda. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam metode untuk

    mengetahui keterdapatan, sebaran, kuantitas dan kualitasnya.

    Kegiatan eksplorasi bahan galian umumnya melalui beberapa tahap eksplorasi,

    dimulai dari survey tinjau, prospeksi, eksplorasi umum sampai eksplorasi rinci. Setiap tahap

    eksplorasi yang dilakukan tidak hanya melibatkan ahli geologi tetapi juga ahli ahli

    geofisika, geokimia, geodesi, teknik pemboran, geostatistik dan sebagainya.

    Tujuan Penyelidikan

    Kegiatan penyelidikan ini dilaksanakan adalah untuk menginventarisasi data data

    yang berkaitan dengan sumber daya alam khususnya sumber daya mineral logam yang secara

    langsung sebagai bahan baku untuk industri tertentu seperti; industri besi dan baja, kendaraan

    bermotor, dan lain-lain. Adapun tujuan penyelidikannya yaitu;

    a) Mengetahui dan mengamati batas sebaran endapan khromit

    b) Mengetahui dan mengamati tipe endapan khromit

    c) Menghitung dan menganalisis luasan sebaran endapan

    d) Menghitung potensi sumber daya dan cadangan dari endapan khromit

    Keadaan Lingkungan

    Bijih bauksit terjadi di daerah tropis dan subtropis yang memungkinkan pelapukan

    yang sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi

  • tinggi, kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas atau tidak

    mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang

    berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf. Kekerasan bauksit

    berkisar antara 1 3 skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5 2,6.

    Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara

    optimum adalah;

    1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium

    2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan

    3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah

    4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)

    5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan

    6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya

    7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan

    Pelaksanaan dan Peralatan

    1. Peta dasar

    2. Foto Udara

    3. Alat surveying, ukur atau GPS

    4. Alat kerja:

    Palu

    Kompas

    Meteran

    Kantong sampel

    Alat geofisika

    Alat sampling

    Altimeter

    Alat bor, dll

    5. Alat tulis

    6. Alat komunikasi

    7. Keperluan sehari-hari

    8. Obat-obatan atau P3K

  • GEOLOGI UMUM

    Proses Pembentukan Bahan Galian

    Bahan galian adalah semua bahan atau subtansi yang terjadi dengan sendirinya di

    alam dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan industrinya. Bahan

    tersebut dapat berupa logam maupun non logam, dan dapat berupa bahan tunggal ataupun

    berupa campuran lebih dari satu bahan. Proses terbentuknya endapan bahan galian adalah

    komplek dan sering lebih dari satu proses yang bekerja bersama-sama. meskipun dari satu

    jenis bahan, misalnya logam, kalau terbentuk oleh proses yang berbeda maka akan

    menghasilkan tipe endapan yang berbeda pula.

    Contohnya adalah endapan bijih besi, endapan ini dapat dihasilkan oleh proses

    diferensiasi magmatik oleh larutan hidrotermal, oleh proses sedimentasi ataupun oleh proses

    pelapukan. Tiap-tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda-beda baik

    dalam mutu, besarnya cadangan, maupun jenis mineral-mineral ikutannya.

    Proses pembentukan jenis deposit

    Proses deposit yang dihasilkan:

    1. Konsentrasi magmatik Deposit magmatik

    2. Sublimasi Sublimat

    3. Kontak metasomatisme Deposit kontak metasomatik

    4. Konsentrasi hidrotermal Pengisian celah-celah terbuka

    5. Pertukaran ion pada batuan

    6. Sedimentasi Lapisan-lapisan sedimenter Evaporit.

    7. Pelapukan Konsentrasi residual Placer.

    8. Metamorfisme Deposit metamorfik

    9. Hidrologi Air tanah, garam tanah, endapan caliche.

    Konsentrasi magmatik

    Beberapa dari mineral yang terdapat dalam batuan beku banyak yang mempunyai

    nilai ekonomis, tetapi pada umumnya konsentrasi terlalu kecil untuk dapat diproduksi secara

  • komersial, oleh karena itu diperlukan suatu proses konsentrasi untuk dapat mengumpulkan

    bahan-bahan tersebut dalam suatu deposit yang ekonomis. Konsentrasi tersebut terjadi pada

    saat batuan beku masih berupa magma, karenanya disebut konsentrasi oleh proses magmatik.

    Perkecualian pada intan, dimana tidak diperlukan konsentrasi, tetapi suatu kristal tunggal saja

    sudah cukup berharga.

    Deposit bahan galian sebagai hasil endapan proses magmatik ini memiliki ciri-ciri

    adanya hubungan yang dekat dengan batuan beku intrusif dalam atau intrusif menengah.

    Konsentrasi magmatik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    a. Magmatik awal:

    Kristalisasi tanpa konsentrasi: intan

    Kristalisasi dan pemisahan: khron, platina

    b. Magmatik akhir:

    Akumulasi dan atau injeksi larutan residual: besi titan, platina, titan, khron

    Akumulasi dan pemisahan larutan: beberapa tipe deposit nikel dan

    tembaga

    Pegmatit

    Hasil atau produk dari proses magmatik dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu logam

    tunggal (native metal), oksida, silfisa dan batu mulia (gemstone).

    Contoh logam tunggal: Platina, Emas, Perak, Besi Nikel.

    Contoh oksida: Besi (magnetit, hematit), Besi-titan (magnetit bertitan), Titan

    (ilmenit), Khrom (kromit), Tungsten (wolframit).

    Contoh sulfide: Nikel-tembaga (kalkopirit), Nikel (pentlandit, molibdenit).

    Contoh batu mulia: Intan, Garnet (almandit), Peridotit.

    Deposit konsetrasi mekanis atau placer

    Sisa pelapukan yang tidak dapat larut akan menghasilkan suatu selubung dari bahan-

    bahan lepas, diantaranya berat dan beberapa lagi ringan; ada yang getas (britlle) dan ada yang

    tahan (durable). Bahan-bahan tersebut oleh suatu media tertentuk seperti air yang mengalir

    (sungai), angin arus pantai (beach), ataupun ari permukaan (running water) dapat mengalami

    pemisahan bagian yang berat terhadap bagian yang ringan secara gravitasi dan membentuk

  • endapan placer. Konsentrasi hanya dapat terjadi kalau mineral berharga yang bersangkutan

    memiliki tiga sifat sebagai berikut :

    a) Berat jenisnya tinggi

    b) Tahan terhadap pelapukan kimiawi

    c) Tahan terhadap benturan-benturan fisik (durable)

    Mineral placer yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah emas, platina, tinstone,

    magnetit, khromit, ilmenit, rutil, tembaga, batu mulia, zircon, monazit, fosfat, tantalit,

    columbit. Diantara bahan-bahan tersebut di atas yang paling berharga sebagai deposit placer

    adalah emas, platina, tinstone, ilmenit (bijih titanium), intan dan ruby.

    Deposit sebagai akibat oksidasi dan pengkayaan sekunder

    Air dan oksigen adalah tenaga pelapukan kimiawi yang sangat kuat, kalau mereka

    bersentuhan dengan suatu deposit bijih, maka hasilnya adalah reaksi-reaksi kimia yang

    kadang-kadang dapat drastis dan merubah deposit yang sudah ada tersebut. Air permukaan

    yang mengandung oksigen akan bersifat sebagai bahan pelarut yang mampu melarutkan

    mineral-mineral tertentu. Suatu deposit bijih dapat teroksidasi dan dapat kehilangan banyak

    kandungan mineral yang berharga karena tercuci (leached), kemudian terbawa ke bawah oleh

    air permukaan yang sedang turun ke bawah (meresap ke bawah).

    Pada bagian bawah, akhirnya larutan tersebut mengendapkan kandungan-kandungan

    mineral logamnya menjadi endapan bijih teroksidasi (oxidized ores), ini terjadi di atas muka

    air tanah. Pada saat larutan memasuki air tanah di bawah muka air tanah, mereka memasuki

    zona dimana tidak ada oksigen dan kandungan logamnya lalu diendapkan dalam bentuk

    logam-logam sulfida. Proses tersebut dinamakan pengkayaan sulfida sekunder. Tentu saja

    gambaran tersebut tidak terjadi pada semua deposit bijih yang terkena air, karena tidak semua

    deposit bijih mengandung logam yang dapat teroksidasi, atau iklim yang tidak

    memungkinkan terjadinya pelarutan yang kuat. Jadi haruslah ada kondisi khusus yang

    mengangkut waktu, iklim, topografi dan jenis bijih tertentu untuk dapat terjadinya zona

    teroksidasi dan zona diperkaya.

    GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

  • Genesa Endapan Bauksit

    Bauksit merupakan campuran koloidal oksida Al dan Fe yang mengandung air yang

    terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain nepheline,

    syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale,

    limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang

    mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali, sedangkan mineral mineral

    yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.

    Kata bauksit digunakan untuk bijih yang mengandung oksida alumunium monohidrat

    atau trihidrat. Berupa mineral gibsit (Al2.3H2O), ochmit (Al2O3.H2O) atau diaspor (AlO

    (OH)). Bauksit terjadi sebagai akibat adanya pelapukan dari material yang mengandung

    alumina. Endapan yang besar terjadi di daerah daerah yang beriklim tropis dan subtropis

    basah.

    Bijih bauksit jika diproses dengan proses bayer, maka akan menghasilkan alumina.

    Dari alumina inilah logam alumunium dibuat. Alumunium yang dielekrtolisa akan

    menghasilkan logam alumunium. Alumina yang berasal dari bauksit memiliki banyak

    kegunaan. Alumina juga digunakan untuk ampelas, sebagai bahan tahan api, juga digunakan

    untuk bahan pada industri kimia. Sekitar 65 % alumina digunakan sebagai bahan untuk

    membuat logam. Oleh karena itu diperlukan penangan khusus dalam hal pengambilan

    mineral tersebut (eksplorasi).

    Dalam pertambangan arti eksplorasi adalah usaha untuk pencaharian dan eksplorasi

    adalah pengusahaan atau memproduksi suatu cebakan mineral atau bahan tambang. Dalam

    pengolahan bauksit sendiri terdapat berbagai mineral ikutan atau bahan galian lain selain bijih

    bauksit sehingga perlu diperhitungkan atau dikaji pemanfaatannya, yang terkadang berubah

    fungsi secara perlahan-lahan.

    Eksplorasi untuk bijih laterit dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mengontrol tipe

    endapan secara ekonomis. Menurut Dreyer (1978) evaluasi dari endapan laterit merupakan

    salah satu masalah yang sulit untuk dipecahkan secara ekonomi geologi.

  • Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama

    dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses

    laterisasi. Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara

    optimum adalah;

    1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium

    2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan

    3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah

    4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)

    5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan

    6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya

    pergerakan air dengan tingkat erosi minimum

    7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan