60630899 teknik pengendalian kebisingan

Upload: citra-kenanga

Post on 18-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Teknik Pengendalian KebisinganPengendalian kebisingan ialah suatu hal yang wajib diterapkan dalam suatu pabrik yang menghasilkan kebisingan pada level tertentu. Namun, pengendalian kebisingan tersebut tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar perancangan pabrik, yaitu faktor kelayakan ekonomi, kemudahan operasi alat, kemudahan maintenance, dan faktor safety.Permasalahan yang berkaitan dengan kebisingan dapat dikendalikan dengan melakukan pendekatan sistematik dimana sistem perpindahan semua suara dipecah menjadi tiga elemen yaitu sumber suara, jalur transmisi suara, dan penerima akhir. Metode yang umumnya digunakan untuk mengendalikan kebisingan dengan dengan mengendalikan sumber suara antara lain ialah menggunakan peralatan kebisingan rendah, menghilangkan sumber kebisingan, melengkapi alat dengan insulasi, silencer, dan vibration damper. Jalur transmisi suara juga dapat dimodifikasi agar kebisingan berkurang. Hal itu dapat dilakukan dengan cara pengadaan penghalang dan absorpsi oleh peredam. Kebisingan juga dapat dikendalikan dengan memodifikasi elemen penerima akhir. Hal itu dapat dilakukan dengan improvisasi sistem operasi, improvisasi pola kerja, dan pengunaan pelindung pendengaran.Peraturan Standar Mengenai KebisinganUntuk menciptakan suasana kerja yang aman dan keberadaan pabrik yang tidak berbahaya bagi lingkungan, beberapa peraturan standar internasional telah dibuat dan mengatur batas-batas kebisingan pabrik. Peraturan-peraturan internasional tersebut antara lain:1. Occupational Safety and Health Administration OSHA 1910.95 Occupational Noise Exposure OSHA 1926.52 Occupational Noise Exposure2. American National Standards Institute (ANSI) ANSI S1.1 Acoustical Terminology ANSI S1.2 Physical Measurement of Sound ANSI S1.4 Specification for Sound Level Meters ANSI S1.11 Specification for Octave, Half-Octave and Third- Octave Band Filter Sets ANSI S1.13 Methods for the Measurement of Sound Pressure Levels ANSI S5.1 CAGI-PNEUROP Test Code for the Measurement of Sound form Pneumatic Equipment3. American Petroleum Institute (API) API 615 Sound of Control of Mechanical Equipment for Refinery Services4. Handbooks Genrad Company Handbook of Noise Measurement5. Institute of Electronic and Electrical Engineers (IEEE) IEEE Std 85 IEEE Test Procedure for Airborne Sound Measurement on Rotating Electric MachineryApabila terjadi ketidaksepadanan dalam pemberlakuan peraturan-peraturan tersebut, maka urutan prioritas peraturan yang akan diberlakukan ialah peraturan pemerintah Indonesia, peraturan pemerintah daerah setempat, basis desain dan standar serta spesifikasi proyek, peraturan dan standar internasional.Tabel berikut ini merupakan peraturan pemerintah Indonesia mengenai kebisingan tercantum dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-51/MEN/1999 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no.48 Tahun 1996.Keputusan Menteri Tenaga Kerja NomorKep-51/MEN/1999 tentang Batas Kebisingan Maksimum dalam Area KerjaKeputusan Menteri Lingkungan Hidup no.48 Tahun1996 tentang Batas Kebisingan Maksimum pada Berbagai Area Kota

Durasi kontak dalam sehariBatas kebisingan maksimumAlokasi areaBatas kebisingan maksimum

8 jam85 dBAKawasan perumahan55 dBA

4 jam88 dBAKawasan jasa dan perdagangan70 dBA

2 jam91 dBAKawasan bisnis dan perkantoran65 dBA

30 menit97 dBALahan hijau terbuka50 dBA

7.5 menit103 dBAKawasan industri70 dBA

3.75 menit106 dBAKawasan umum dan pemerintahan60 dBA

14.06 detik118 dBAKawasan rekreasional70 dBA

0.88 detik130 dBATerminal kereta api60 dBA

0.11 detik139 dBAPelabuhan laut70 dBA

Rumah sakit dan sekitarnya55 dBA

Sekolah dan sekitarnya55 dBA

Rumah ibadah55 dBA

Keterangan: Kontak dengan kebisingan dengan level melebihi 140 dBA tidak diperbolehkan pada kondisi apapun karena kebisingan di atas level tersebut berbahaya dan dapat menimbulkan rasa sakit di bagian telinga.Sumber: Wikipedia, Arsip Pribadihttp://majarimagazine.com/2007/12/pengendalian-kebisingan-dalam-pabrik-kimia/http://eprints.undip.ac.id/15260/1/Agus_Jaya_Saputra.pdfDalam upaya pengendalian kebisingan di lingkungan pabrik agar lebihefektif, maka perlu dilakukan identifikasi masalah kebisingan di pabrik, danmenentukan tingkat kebisingan yang diterima oleh karyawan. Data yang diperolehdapat dipakai sebagai bahan analisis hal-hal yang berkaitan dengan upayamengurangi kebisingan secara teknis di sumber suara adalah cara yang palingefektif untuk mengurangi tingkat kebisingan.Selain itu juga pengendalian kebisingan dapat ditempuh secaraadministratif dengan cara mengatur pola kerja. Upaya terakhir denganpenggunaan alat pelindung diri untuk mengurangi kebisingan seperti penyumbattelinga dan pelindung telinga (Environmental Pollution Control Center, OsakaPrefecture Japan, 2004).Pada umumnya dalam dunia industri, sumber bunyi merupakan gabungandari beberapa komponen sumber suara, yaitu antara lain (Quadrant Utama, 2002) :a. Fluid turbulence, bising yang terbentuk oleh getaran yang diakibatkanbenturan antar partikel dalam fluida, misalnya terjadi pada pipa, valve, gasexhaust.b. Moving and vibration part, bising terjadi oleh getaran yang disebabkan olehgesekan, benturan atau ketidakseimbangan gerakan bagian. mesin / peralatanseperti bearing pada kompresor, turbin, pompa, blower .c. Temperature Difference, bising yang terbentuk oleh pemuaian dan penyusutanfluida, misalnya terjadi pada mesin jet pesawat.d. Eletrical equipment, bising yang disebabkan efek perubahan flukselektromagnetik pada bagian inti yang terbuat dari logam, misalnya generator,motor listrik, transformatorSecara umum kontrol kebisingan diklasifikasikan atas tiga katagori yaitu : Kontrol kebisingan pada sumber kebisingan Kontrol kebisingan pada lintasan (medium propogasi) Kontrol kebisingan pada penerima dengan alat proteksi kebisingan.Ketiga kontrol di atas memerlukan metode kontrol berbeda (Sasongko dkk., 2000).Pengendalian KebisinganUpaya pengendalian kebisingan dilakukan melalui pengurangan dan pengendaliantingkat kebisingan sumber, pelemahan intensitas dengan memperhatikan faktor alamiah(jarak, sifat media, meknisme rambatan dan vegetasi) serta upaya rekayasa (reduksi atauisolasi getaran sumber, pemasangan penghalang, desain struktur dan pemilihan bahanperedam). Secara teknis pengendalian kebisingan terbagi menjadi 3 aspek yaitupengendalian kebisingan pada sumber kebisingan, pengendalian kebisingan pada mediumpropogasi, dan pengendalian kebisingan pada manusia (Sasongko dkk., 2000).Industri yang menimbulkan kebisingan harus memperhatikan kapan kebisinganterjadi pada tingkat tertinggi, siang atau malam. Juga bandingkan kebisingan lingkunganyang terjadi pada saat mesin dijalankan dan dimatikan. Kebisingan terjadi karena adasumber bising, media pengantar (berbentuk materi atau udara), manusia yang terkenadampak. Pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap salah satu bagian di atas atauketiga-tiganya (Imansyah dan Achmad, 2006).Pengaruh bising pada manusia mempunyai rentang yang cukup lebar, dari efekyang paling ringan (dissatisfaction = ketidak nyamanan) sampai yang berbahaya (hearingdamage = kerusakan pendengaran) tergantung dari intensitas bising yang terjadi secarakonseptual. Pengendalian bising bisa dilakukan pada 3 (tiga) sektor penting yaitu:1. Pengendalian pada sumber bising, yaitu melakukan upaya agar tingkat bisingyang dihasilkan oleh sumber dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali.Beberapa usaha yang sering dilakukan antara lain menciptakan mesin-mesindengan tingkat bising yang rendah, menempatkan sumber bising jauh daripenerima (manusia atau daerah hunian), menutup sumber bising (acousticensclosure).2. Pengendalian pada medium, yaitu melakukan upaya penghalangan bising padajejak atau jalur propogasinya. Dalam bagian ini dikenal 2 (dua) jalur propogasibising yaitu propogasi melalui udara (airbone noise) dan melalui strukturbangunan (structure borne noise). Gejala yang terjadi pada structure borne noiselebih kompleks dibandingkan dengan airbone noise karena adanya gejalapropogasi getaran selain suara. Beberapa usaha pengendalian bising pada jejakpropogasi ini antara lain merancang penghalang akustik (accoustic barrier),dinding insulasi (insulation walls) atau memutus jalur getaran melalui strukturdengan memasang vibration absorber.163. Pengendalian pada Penerima, yaitu melakukan upaya perlindungan padapendengar (manusia) yang terkena paparan bising (noise exposure) denganintensitas tinggi dan waktu yang cukup lama. Biasanya pengendalian bising inidiperlukan pada lingkungan industri atau pabrik bagi para pekerja yangberhadapan dengan mesin mesin. Pengendalian bising disini dimaksudkan untukmelindungi para pekerja dari kemungkinan kerusakan pendengarannya sebagaiakibat dari dosis bising (noise dose) yang diterimanya setiap hari kerja. Sesuaidengan peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia dipersyaratkanbahwa untuk tempat kerja dengan tingkat bising 85 dBA, maka pekerjadiharuskan untuk memakai pelindung telinga (ear protector) seperti misalnya earplug, ear muff atau kombinasi dari keduanya, selain mengatur waktu kerja untukmengurangi dosis bising yang diterimanya setiap hari.Pengendalian Bising di Industri (Industrial Noise Control), dilakukan untukmenanggulangi bising mesin-mesin dan usaha melindungi para pekerja dari efek burukpaparan bising dengan intensitas tinggi. Beberapa teknik pengendalian yang seringdigunakan antara lain menutup sumber bising (accoustic enclosure, parsial atau full),Penghalang akustik (accoustic barrier), penahan bising (noise shielding), Peredam Bising(noise lagging) (Quadrant Utama, 2002).Mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP/51/MEN/1999 dan prosedur PLPRO15 ISO 140001 PT. PupukKalimantan Timur, maka karyawan perlu dilindungi dengan alat pelindung telingayaitu ear plug untuk tingkat bising antara 85 - 95 dBA dan ear muff untuk tingkatkebisingan lebih dari 95 dBA. Zona-zona di antara garis kontur dibedakan atas :a. Zona aman tanpa pelindung : < 85 dBA diberi warna hijaub. Zona dengan pelindung ear plug : 85 - 95 dBA diberi warna kuningc. Zona dengan pelindung ear muff : > 95 dBA diberi warna merahKontur KebisinganBentuk kebisingan areal pabrik disajikan pada gambar 13 s/d 24: 95 dBA (daerah wajib menggunakan ear muff)Tata Letak Sumber BisingTata letak bangunan/ peralatan atau sumber-sumbar bising artinya sangatpenting bagi lingkungan sekitar maupun lingkungan sekitar pabrik. Dalamperencanaan penempatan sumber-sumber bising diharapkan tidak akanmenggangu penduduk di sekitar pabrik. Berdasarkan tata letak peralatan pabrikyang sudah ada, antara pabrik Kaltim-1, Kaltim-2, Kaltim-3, Kaltim-4 mempunyaikaitan sebagai penyumbang tingkat bising lingkungan. Dari gambar 26menunjukan kontur kebisingan secara keseluruhan pabrik di lingkungan PT.Pupuk Kaltim, meskipun terdapat peralatanperalatan sebagai sumber bisingnamun sebaran bisingnya tidak banyak berpengaruh pada lingkungan sekitarnya.Selain itu bangunan gudang urea curah (Urea Bulk Storage) yang ada batasselatan pabrik Kaltim-1 yang berfungsi sebagai penghalang dari tingkat bisingyang ditimbulkan peralatan yang berasal dari sumber bunyi pabrik Kaltim-1.Hasil Pengendalian KebisinganAda 3 (tiga ) teknik pengendalian yang dapat dilakukan1. Teknik pengedalian rekayasa2. Teknik Pengendalian administrasi3. Teknik pengendalian pada sisi penerimaTeknik pengendalian kebisingan yang sudah dilakukan1. Teknik pengendalian kebisingan melalui media propogasi (rekayasa)2. Teknik pengendalian kebisingan pada sisi penerimaPengendalian bising yang dilakukan pada media propogasi dengan tujuanmenghambat (menghalangi) paparan bising dengan melakukan acousticansclosure pada pintu-pintu field shack operator yang berada di lapangan.Pengendalian bising pada sisi penerima yaitu dengan memperketatpenggunaanalat pelindung telinga berupa ear plug dan ear muff kepada setiapkaryawan yang bekerja di dekat sumber bisinghttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1458/1/industri-aulia3.pdfhttp://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01cc/de30be73.dir/doc.pdf http://medicine.uii.ac.id/index.php/Kemahasiswaan/Page-11.htmlUpaya pengendalian kebisingan dapat melibatkan tiga elemen yaitusumber kebisingan, lintasan rambatan kebisingan dan penerima kebisingan, ketigaini saling berkaitan sehingga pengetahuan akan ketiga elemen ini sangatdiperlukan sebelum mencoba menyelesaikan masalah kebisingan (www.pemdadiy.go.id/berita/article).Dalam upaya pengendalian kebisingan di lingkungan pabrik agar lebihefektif, maka perlu dilakukan identifikasi masalah kebisingan di pabrik, danmenentukan tingkat kebisingan yang diterima oleh karyawan. Data yang diperolehdapat dipakai sebagai bahan analisis hal-hal yang berkaitan dengan upayamengurangi kebisingan secara teknis di sumber suara adalah cara yang palingefektif untuk mengurangi tingkat kebisingan.Selain itu juga pengendalian kebisingan dapat ditempuh secaraadministratif dengan cara mengatur pola kerja. Upaya terakhir denganpenggunaan alat pelindung diri untuk mengurangi kebisingan seperti penyumbattelinga dan pelindung telinga (Environmental Pollution Control Center, OsakaPrefecture Japan, 2004).Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja,ditetapkan sebesar 85 dBA. Nilai ambang batas kebisingan di tempat kerja adalahintensitas tertinggi dan merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima3tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktukerja secara terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu(lihat tabel 1).Standar yang digunakan oleh PT. Pupuk Kaltim untuk pemantauan kebisinganlingkungan kerja mengacu kepada Keputusan Menteri Tenaga KerjaNo.51/MEN/1999

Industrial Noise ControlIndustrial noise control options are listed below with associated photos and descriptions. We have worked with many plant engineers, safety coordinators, and plant managers in solving their industrial noise control problems. Common noisy equipment such as compressors, blowers, vacuum pumps, stamping presses, air handling units and many others have been successfully treated with the below listed options.Sound CurtainsSound curtains or sound blankets are an effective means of noise reduction and sound proofing of process machinery, pumps, compressors and anything in a facility that requires noise control and access to the equipment. Sound curtains are a proven solution for industrial noise control.

Sound EnclosureSound Enclosures offer the highest level of sound control and noise reduction utilizing modular steel panels with various constructions to meet your equipment access, ventilation, and usable floor space needs. Manufactured to your specifications and the best engineered solution for your industrial noise control process or equipment.

Sound Barrier WallSound barrier walls are used indoors and outdoors for the control of noise where a roofed sound enclosure system is impractical or impossible. Constructed of modular steel panels and typically structural steel columns. A sound barrier wall is an effective solution for many industrial noise control equipment applications.

SilencersSilencers, also known as attenuators or mufflers, are the most effective means of solving airflow generated noise. Typically mounted inline with ductwork or directly to the sound generating equipment itself, acoustical silencers offer the highest level of sound reduction for air generated noise to exceed your industrial noise control goals.

BafflesBaffles are an economical and unobtrusive method for adding sound absorption to a noisy area where equipment access is at a premium and enclosures are not a practical solution for sound control. Typically ceiling mounted and available in many standard or custom sizes to meet your industrial noise control application needs.

Composite FoamComposite foam is an easy and effective means of noise control for lining existing machine cabinets or steel housings to reduce unwanted noise. Available with or without protective facings, additional sound barriers, and PSA adhesive backing. A simple solution for industrial noise control equipment.

Sound BlanketSound blankets are removable sound barrier/sound absorber composites custom fabricated to fit snugly to the noise source and reduce sound emissions. Effective application where space and accessibility is at a premium. A true source, noise control product for your industrial noise control application.

Duct LaggingUnger's DL-10LAG Acoustic Duct Lagging is a lagging, composite material that is typically used to wrap noisy pipes and ducts to block the noise that transmits through the walls of the pipe or duct a air or other contents move through. Details can be found by clicking on the link above.

Quiet Room / Test EnclosureQuiet rooms and test enclosures are efficient, in-process solutions to QC parts and assemblies on a noisy shop floor. These acoustic enclosures keep out unwanted sound to accurately test parts on the production line and meet your industrial noise control needs.