61 iv. data penelitian a. pengumpulan data data yang ...digilib.unila.ac.id/498/10/bab iv.pdf ·...
TRANSCRIPT
61
IV. DATA PENELITIAN
A. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam analisis yakni terdiri dari data primer dan data sekunder.
Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi
geometrik jalan dan simpang, volume lalu-lintas, hambatan samping, juga kecepatan dan
waktu tempuh kendaraan dengan Floating Car. Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan
adalah data seperti ukuran kota dan jumlah penduduk di Jakarta Selatan.
Penelitian yang dilakukan adalah sepanjang Jalan Lenteng Agung, yang merupakan pintu
gerbang utama dari Jakarta Selatan menuju Kota Depok, begitu juga sebaliknya.
Gambar.14. Peta Jalan Lenteng Agung
Ps. Minggu
Halte UI
62
A.1. Pengumpulan Data Kecepatan Perjalanan dengan Floating car (FC)
Pengambilan data kecepatan rata – rata ruang dengan Floating car (FC) pada penelitian
kali ini sangatlah penting demi mengetahui kecepatan sebenarnya yang terjadi di
sepanjang Jalan Lenteng Agung, Jakarta selatan. Pada pengambilan data Survey
Floating Car kali ini dilakukan sebanyak 6 kali putaran pada saat jam puncak pagi dan
sore.
Di dalam mencari nilai kecepatan rata – rata ruang tersebut, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menginventarisasi panjang segmen ruas jalan yang ditinjau, dengan
memperhatikan banyaknya persimpangan yang ada. Berdasarkan hasil pengukuran di
lapangan didapatkan kondisi eksisting panjang Jalan Lenteng Agung adalah sebagai
berikut :
Gambar.15. Peta situasi Jalan Lenteng Agung
Tabel 22. Panjang Segmen Ruas Jalan Lenteng Agung (Depok menuju Jakarta)
No Arah Segmen L (meter) Batas Segmen
1DepokmenujuJakarta
I 1.000 Bundaran UI – Simpang ke Srengseng
2 II 300 Simpang ke Srengseng – Simpang dari Srengseng
3 III 1.600 Simpang dari Srengseng – Jl. M.Kahfi
4 IV 100 Jl. M.Kahfi – Jl. Jagakarsa
5 V 1.200 Jl. Jagakarsa – simpang Lenteng Agung Barat lama
63
6 DepokmenujuJakarta
VI 1.000 Simpang antara Jl. Lenteng Agung Barat lama
7 VII 300 Simpang LA barat lama – Sta. Tanjung Barat
8 VIII 500 Sta. Tanjung Barat – Jl. TB. Simatupang
9 IX 1.700 Jl. TB. Simatupang – Jl. Pertanian
10 X 300 Jl. Pertanian – Jl. Ragunan Raya
Total 8.000
Tabel 23. Panjang Segmen Ruas Jalan Lenteng Agung (Jakarta menuju Depok)
No Arah Segmen L (meter) Batas Segmen
1
JakartamenujuDepok
JakartamenujuDepok
I 1.100 Jl. Ragunan Raya – Jl. Poltangan
2 II 900 Jl. Poltangan – Jl. TB. Simatupang
3 III 500 Jl. TB. Simatupang – Stasiun Tanjung Barat
4 IV 1.800 Stasiun Tanjung Barat – Jl. Agung Raya 1
5 V 900 Jl. Agung Raya 1 – Stasiun Lenteng Agung
6 VI 400 Stasiun Lenteng Agung – Jl. LA Timur lama (div)
7 VII 1.200 Simpang antara Jl. LA Timur lama
8 VIII 1.200 Jl. LA Timur lama – Bundaran UI
Total 8.000
Setelah mendapatkan masing – masing panjang segmen yang dibutuhkan untuk tiap –
tiap arah perjalanan yakni menuju Jakarta dan Depok. Langkah selanjutnya mencari
kecepatan rata – rata ruang (Space mean speed) sebenarnya yang terjadi. Kecepatan rata
– rata ruang adalah kecepatan tempuh kendaraan sepanjang ruas jalan / segmen yang
diamati. Hasil kecepatan rata – rata ruang seperti diperlihatkan pada Tabel 24 di bawah
ini :
64
Tabel 24. Hasil Kecepatan kendaraan Survei Floating Car Arah menuju Jakarta.
TITIK - TITIK KONTROL BERHENTIV
PERJALANAN
(Km/Jam)
VBERGERAK
(Km/Jam)SEGMEN DARI KE
L WAKTUPERJALAN
ANRERATA(DETIK)
DRERATA(DETIK)
WAKTUBERGERAK
RERATA(DETIK)
(meter)
1 2 3 4 5 6 7 14 = (4/5) x3,6
15 = (4/7) x3,6
I Bundaran UI Simpang keSrengseng 1.000 84 0 84 43 43
II Simpang keJl.Srengseng
Simpang dariJl.Srengseng 300 33 0 33 33 33
III Simpang dariSrengseng Jl. M.Kahfi 1.600 500 119 381 12 15
IV Jl. M.Kahfi Jl. Jagakarsa 100 52 7 45 7 8
V Jl. Jagakarsa simpang LABarat lama 1.200 121 1 121 36 36
VI Simpang antara Jl. Lenteng AgungBarat lama 1.000 105 2 104 34 35
VII simpang LABarat lama
Sta. TanjungBarat 300 46 7 39 23 27
VIII Sta. TanjungBarat
Jl. TB.Simatupang 500 140 21 119 13 15
IX Jl. TB.Simatupang Jl. Pertanian 1.700 138 0 138 44 44
X Jl. Pertanian Jl. Ragunan 300 105 29 76 10 14
Untuk lebih menyederhanakan tabel 24 di atas, di bawah ini disajikan berupa grafik
kecepatan perjalanan pada jam rata – rata puncak untuk arah menuju Jakarta bisa dilihat
pada gambar 16 berikut :
65
Gambar.16. Grafik kecepatan kendaraan Puncak Total untuk arah menuju Jakarta
Sedangkan data kecepatan kendaraan Floating Car untuk menuju arah Depok hasilnya
adalah sebagai berikut :
Tabel 25. Hasil Kecepatan kendaraan Survei Floating Car Arah menuju Depok.
TITIK - TITIK KONTROL BERHENTI
SEGMEN DARI KE
L WAKTUPERJALANAN
RERATA(DETIK)
DRERATA(DETIK)
WAKTUBERGERAK RERATA
(DETIK)
VPERJALANAN
(Km/Jam)
VBERGERAK
(Km/Jam)(meter)
1 2 3 4 5 6 7 14 = (4/5) x3,6
15 = (4/7) x3,6
I Jl. Ragunan Jl. Poltangan 1.100 119 0 119 33 33
II Jl.Poltangan Jl. Simatupang 900 209 35 174 15 19
III Jl.Simatupang
StasiunTanjung Barat 500 67 1 66 27 27
IVStasiunTanjung
Barat
Jl. AgungRaya 1 1800 182 6 176 36 37
V Jl. AgungRaya 1
Sta. LentengAgung 900 147 16 131 22 25
VI Sta. LentengAgung
Jl. LA Timurlama (div) 400 51 0 51 28 28
VII Simpang antara Jl. LA Timurlama 1200 109 4 105 40 41
VIII Jl. LATimur lama Bundaran UI 1200 130 8 122 33 35
3
1
=05
6
=0
66
Gambar.17. Grafik kecepatan kendaraan Puncak Total untuk arah menuju Depok
Berdasarkan gambar dan grafik yang didapat dari hasil Floating Car di atas, terdapat
beberapa titik kemacetan yang diidentifikasi berdasarkan lokasi kemacetan sepanjang Jalan
Lenteng Agung yang dikaji yaitu :
1. Stasiun Lenteng Agung :
a. Simpang Jl.Jagakarsa, dan Simpang Jl.M.Kahfi 2 (Arah menuju Jakarta).
b. Ruas Segmen pada Stasiun Lenteng Agung (Arah munuju Depok).
2. Stasiun Tanjung Barat :
a. Ruas Segmen (VII), Stasiun Tanjung Barat (Arah munuju Jakarta).
b. Ruas Segmen (III), Stasiun Tanjung Barat (Arah munuju Depok).
21
=0
34
=0
67
A.2. Pengumpulan Data Simpang (Jagakarsa dan M.Kahfi 2)
Simpang yang akan dianalisa adalah berupa 2 buah simpang 3 lengan tak bersinyal yang
berada di Stasiun Lenteng Agung untuk arah menuju Jakarta. Analisis yang digunakan
mengacu pada MKJI 1997 bab 3 tentang Simpang Tak Bersinyal.
A.2.1. Data Geometri Simpang
Pada Simpang Jl. Jagakarsa dan Simpang Jl. M.Kahfi 2 termasuk pada simpang tak
bersinyal yang memiliki 3 lengan. Survei yang dilakukan meliputi pengukuran lebar
tiap lengan simpang, penentuan lebar pendekatan, pengukuran bahu jalan, pengukuran
kemiringan jalan dan pencatatan fasilitas lain.
Gambar.18. Sketsa Data Geometrik Simpang Jl. Jagakarsa
68
Gambar.19. Sketsa Data Geometrik Simpang Jl. M.Kahfi
Tabel 26. Data Lengan Simpang Jl. Jagakarsa
Jalan Lebar Jalan(m)
Lebar
pendekatanMarkaJalan Median Bahu
Jalan (m)
Mayor B 9.4 9.4 terhapus – –
Mayor D 9.7 11.3 terhapus – –
Minor C 5.5 5.0 terhapus – –
Tabel 27. Data Lengan Simpang Jl. M.Kahfi 2
Jalan Lebar Jalan(m)
Lebar
pendekatanMarkaJalan Median Bahu
Jalan (m)
Mayor B 9.4 12.6 terhapus – –
Mayor D 9.4 11.6 terhapus – –
Minor C 9.6 12.1 terhapus ada –
A.2.2. Kondisi Lingkungan Simpang
Di dalam MKJI 1997, data kondisi lingkungan lokasi studi sangat dibutuhkan guna
mendapatkan hasil yang baik dan teliti. Terdapat tiga hal yang ditinjau diantaranya
adalah kelas ukuran kota, tipe lingkungan jalan, dan kelas hambatan samping.
69
1. Kelas ukuran kota.
Besar jumlah penduduk yang didapat dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Jakarta Selatan pada tahun 2012 adalah 2.135.571 jiwa. Berdasarkan Tabel A-
3:1 pada MKJI 1997, jumlah angka tersebut berada pada rentang 1 – 3 juta yang
termasuk ke dalam ukuran kelas kota besar.
2. Tipe lingkungan jalan
Kondisi lingkungan jalan di sekitar kedua simpang bisa dilihat lebih jelas pada
gambar 17. Di bawah ini :
Gambar.20. Sketsa lingkungan Simpang Jl. Jagakarsa dan Jl. M.Kahfi
Dilihat dari kondisi tata ruang yang ada di sekitar simpang Jalan Jagakarsa dan jalan
M.Kahfi 2, terdapat Stasiun Lenteng Agung sebagai pusat kegiatan dan diramaikan
oleh pasar dan bangunan – bangunan komersil seperti tenda – tenda dan ruko di
70
sekitar kedua simpang tersebut. Dampaknya terhadap lalu – lintas pun cukup besar
walau hanya terjadi pada jam – jam sibuk tetentu yakni pagi dan sore hari.
Berdasarkan MKJI 1997, tipe lingkungan jalan ini digolongkan dalam kelas
komersial.
3. Kelas hambatan samping
Hambatan samping pada sisi jalan utama adalah yang paling tinggi dari ketiga
lengan pada simpang, dan tergolong kelas sangat tinggi, mengingat banyaknya
penumpang kereta yang menyeberang jalan baik dari dan menuju Stasiun Lenteng
Agung dan besarnya aktivitas komersil pada sisi jalan seperti adanya pasar Pasar
Lenteng Agung dan bangunan sisi jalan yang berfungsi sebagai ruko dan bangunan
komersil semacamnya. Hal ini terjadi terutama pada jam puncak pagi. Juga
banyaknya rumah – rumah warga yang sekaligus berfungsi sebagai toko/warung.
Kendaraan umum yang menunggu, dan menaik – turunkan penumpang dengan
sembaranganpun semakin memperparah kondisi di kedua simpang.
Sedangkan pada (jalan minor) lengan C untuk kedua simpang tergolong ke dalam
kelas hambatan samping sedang.
A.2.3. Data arus lalu – lintas kendaraan pada simpang
Data lalu – lintas yang digunakan adalah data primer yang didapatkan melalui
pengamatan langsung di lapangan dengan bantuan kamera video untuk menjaga
ketelitian kendaraan yang melintas. Pengamatan volume lalu – lintas dilakukan selama
1 hari dan dipilih pada hari kerja yakni hari Rabu, tanggal 28 September 2011. pada
jam sibuk pagi dimulai dari pukul 06.00 – 8.00 WIB, sedangkan pada jam sibuk sore
hari dimulai dari pukul 16.00 – 18.00 WIB.
71
Volume lalu – lintas dicatat setiap 5 menit agar didapat data yang lebih akurat dan teliti.
Selanjutnya pengolahan data dikumpulkan tiap 1 jam dengan interval yang digunakan
tiap 15 menit. Pada tabel 28 di bawah ini dijelaskan hasil survey arus lalu – lintas yang
didapat.
Tabel 28. Data Arus Jam Puncak Simpang Jl. Jagakarsa dan Jl. M.Kahfi 2
Periode
Waktu (WIB)
Jumlah Volume Simpang
Simpang Jl.Jagakarsa
Jumlah Volume Simpang
Simpang Jl.M. Kahfi 2
(Kend/Jam) (SmpJam) (Kend/Jam) (SmpJam)
06:00 - 07:00 15.291 6.104 15.268 5.726
06:15 - 07:15 15.749 6.261 17.150 6.346
06:30 - 07:30 15.800 6.222 18.354 6.694
06:45 - 07:45 16.139 6.290 18.995 6.828
07:00 - 08:00 15.917 6.253 18.465 6.707
16:00 - 17:00 7.869 3.572 6.766 3.666
16:15 - 17:15 8.015 3.555 7.143 3.913
16:30 - 17:30 8.094 3.576 7.425 3.966
16:45 - 17:45 8.038 3.559 7.318 3.847
17:00 - 18:00 7.910 3.493 7.081 3.593
A.3. Pengumpulan Data Ruas Jalan pada lokasi kemacetan
Untuk menghitung dan menganalisis karakteristik dan perilaku lalu – lintas pada Ruas
Jalan Lenteng Agung, dibutuhkan beberapa komponen yang nantinya akan digunakan
sebagai input dalam perhitungan. Metode perhitungan dan pendekatan yang digunakan
mengacu pada MKJI 1997. Panjang total ruas jalan Lenteng Agung yang dikaji adalah
8 km untuk masing – masing arah. Di bawah ini dijelaskan data mengenai beberapa
72
segmen ruas jalan yang memang berpotensi mengalami kemacetan di sepanjang Jalan
Lenteng Agung.
Segmen Ruas Jalan yang dikaji adalah :
1. Ruas Jalan Lenteng Agung (Segmen V), Stasiun Lenteng Agung (Arah Depok).
2. Ruas Jalan Lenteng Agung (Segmen VII), Stasiun Tanjung Barat (Arah Jakarta).
3. Ruas Jalan Lenteng Agung (Segmen III), Stasiun Tanjung Barat (Arah Depok).
A.3.1. Data Geometri Jalan
Pengukuran geometrik jalan yang dilakuakan meliputi pengukuran lebar badan jalan
termasuk lajur dan jumlah lajur, bahu jalan, komponen bangunan jalan seperti jarak
kerb ke penghalang pada trotoar, kondisi lingkungan dan bangunan sisi jalan yang
mempengaruhi tata guna lahan jalan tersebut, marka jalan, rambu jalan, dan sebagainya.
1. Segmen V, Stasiun Lenteng Agung (Arah Depok).
Gambar.21. Gambar Rencana Situasi dan Penampang melintang Jalan, Segmen V
(Stasiun Lenteng Agung, Arah Depok)
Nama jalan : Lenteng Agung, Jakarta Selatan
No / Batas Segmen : V / Simpang JL.Agung Raya 1 dan Stasiun Lenteng Agung
Tipe jalan : 3/1
73
Panjang Segmen : 900 m
Lebar perkerasan : 9,10 m
Rata – rata Jarak kerb – penghalang (m) : 1,4 m
Rata – rata Lebar efektif bahu (dalam + luar) (m) : 0,75 m
2. Segmen VII, Stasiun Tanjung Barat (Arah Jakarta)
Gambar.22. Gambar Rencana Situasi dan Penampang melintang Jalan, Segmen VII
(Stasiun Tanjung Barat, Arah Jakarta)
No / Batas Segmen : VII / Simpang LA Barat lama dan Stasiun Tanjung Barat
Tipe jalan : 4/1
Panjang Segmen : 300 m
Lebar perkerasan : 12,55 m
Rata – rata Jarak kerb – penghalang (m) : 0,8 m
Rata – rata Lebar efektif bahu (dalam + luar) (m) : 0,25 m
74
3. Segmen III, Stasiun Tanjung Barat (Arah Depok)
Gambar.23. Gambar Rencana Situasi dan Penampang melintang Jalan, Segmen VII
(Stasiun Tanjung Barat, Arah Jakarta)
No / Batas Segmen : III / JL.Simatupang dan Stasiun Tanjung Barat
Tipe jalan : 4/1
Panjang Segmen : 500 m
Lebar perkerasan : 13 m
Rata – rata Jarak kerb – penghalang (m) : 1,3 m
Rata – rata Lebar efektif bahu (dalam + luar) (m) : 1,2 m
A.3.2. Data Hambatan Samping
Pengukuran nilai hambatan samping pada Ruas Jalan Lenteng Agung dilakukan dengan
mengacu pada prosedur yang dijelaskan pada MKJI 1997. Mengetahui nilai bobot
kejadian yang merupakan hasil dari Frekuensi kejadian dikalikan dengan faktor bobot,
cukup penting untuk dilakukan demi mengetahui klasifikasi kelas hambatan samping
pada segmen yang dikaji. Pengambilan pada jam puncak pagi dan sore, lalu dicari nilai
terbesar dari jam puncak tersebut.
75
Tabel 29. Hasil Survei Jumlah frekuensi kejadian Hambatan Samping
Segmen
/ Arah
Jam
Puncak
Pukul
(WIB)
PED
(kejadian)
PSV
(kejadian)
EEV
(kejadian)
SMV
(kejadian)
V Pagi 06.00-07.00 833 117 51 35
Depok Sore 17.00-18.00 1320 154 145 9
VII Pagi 06.00-07.00 625 202 73 76
Jakarta Sore 17.00-18.00 414 100 66 22
III Pagi 06.00-07.00 677 232 137 33
Depok Sore 17.00-18.00 665 301 234 122
Sumber: Pengamatan di lapangan, September 2011
Dari hasil survei frekuensi kejadian yang dijelaskan pada tabel 26. Dengan faktor
bobot untuk hambatan samping yang ditentukan MKJI sebagai berikut ini.
a. Pejalan kaki (PED) = 0,5.
b. Kendaraan Parkir, menaikan atau menurunkan penumpang (PSV) = 1,0.
c. Kendaraan masuk dan keluar (EEV) = 0,7.
d. Kendaraan lambat (SMV) = 0,4.
Nilai frekuensi bobot kejadiannya akan dijelaskan pada tabel 27, di bawah ini :
Tabel 30. Hasil Nilai frekuensi bobot kejadian Hambatan Samping
Segmen
/ Arah
Jam
Puncak
PED
(0,5xfrek)
PSV
(1,0xfrek)
EEV
(0,7xfrek)
SMV
(0,4 xfrek)Total Kelas
V Pagi 417 117 36 14 583 HDepok Sore 660 154 102 4 919 VH
VII Pagi 313 202 51 30 596 HJakarta Sore 207 100 46 9 362 M
III Pagi 339 232 96 13 680 HDepok Sore 333 301 164 49 846 H
76
Dari penyajian tabel 27 di atas, penentuan kelas hambatan samping digunakan yang
terbesar dari nilai bobot frekuensi kejadian yang didapat.
A.3.3. Data arus lalu – lintas kendaraan Ruas Jalan
Setelah melakukan pengamatan langsung dan observasi di lapangan mengenai situasi
kemacetan yang terdapat pada beberapa titik sepanjang Jalan Lenteng Agung, maka
untuk pengambilan data arus lalu – lintas kali ini
Pengambilan data arus lalu – lintas pada ruas Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan
dipilih beberapa segmen yang berpotensi mengalami kemacetan. Bukan serta merta
Data mengenai arus lalu – lintas kendaraan yang terwakili pada lalu-lintas harian rata –
rata kendaraan (LHR) yang dihitung yaitu gerak kendaraan sepanjang satu ruas jalan
tertentu. Data tersebut merupakan data primer yang secara langsung didapatkan melalui
hasil pengamatan di lapangan. Pengambilan data LHR dilakukan pada hari kerja.
Survei arus lalu – lintas dilaksanaan pada jam sibuk pagi (Pukul 06.00 – 08.00) dan
sore (Pukul 16.00 – 18.00).
Pengamatan yang dilakukan dipilih pada hari kerja yakni Senin, Selasa, Rabu, Kamis
kecuali Jumat dan Sabtu.
Tabel 31. Survei Arus Lalu Lintas Segmen V, Ruas Jl. Lenteng Agung,
Arah : Jakarta – Depok (lokasi : Stasiun Lenteng Agung).
Kendaraan Kendaraan Sepeda Total kend.ringan (LV) berat (HV) Motor (MC) bermotor
GOL emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 (MV)Waktu Puncak kend/j smp/j kend/j smp/j kend/j smp/j kend/j smp/j
PAGI
06:00 - 07:00 1000 1000,0 75 90,0 3246 811,5 4.321 1.90206:15 - 07:15 1278 1278,0 80 96,0 3809 952,3 5.167 2.32606:30 - 07:30 1544 1544,0 86 103,2 4304 1076,0 5.934 2.72306:45 - 07:45 1748 1748,0 93 111,6 4973 1243,3 6.814 3.10307:00 - 08:00 1896 1896,0 86 103,2 5848 1462,0 7.830 3.461
SORE
16:00 - 17:00 1850 1850,0 153 183,6 7371 1842,8 9.374 3.876
77
16:15 - 17:15 1825 1825,0 140 168,0 7767 1941,8 9.732 3.93516:30 - 17:30 1919 1919,0 135 162,0 8373 2093,3 10.427 4.17416:45 - 17:45 1909 1909,0 127 152,4 8892 2223,0 10.928 4.28417:00 - 18:00 1813 1813,0 114 136,8 8716 2179,0 10.643 4.129
Tabel 32. Survei Arus Lalu Lintas Segmen VII, Ruas Jl. Lenteng Agung,
Arah : Depok – Jakarta (lokasi : Stasiun Tanjung Barat).
Kendaraan Kendaraan Sepeda Total kend.ringan (LV) berat (HV) Motor (MC) bermotor
GOL emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 (MV)Waktu Puncak kend/j smp/j kend/j smp/j kend/j smp/j kend/j smp/j
PAGI
06:00 - 07:00 2470 2470,0 171 205,2 15347 3836,8 17.988 6.51206:15 - 07:15 2466 2466,0 145 174,0 15242 3810,5 17.853 6.45106:30 - 07:30 2496 2496,0 147 176,4 14735 3683,8 17.378 6.35606:45 - 07:45 2418 2418,0 152 182,4 12965 3241,3 15.535 5.84207:00 - 08:00 2295 2295,0 163 195,6 12218 3054,5 14.676 5.545
SORE
16:00 - 17:00 1848 1848,0 152 182,4 4772 1193,0 6.772 3.22316:15 - 17:15 1831 1831,0 153 183,6 4751 1187,8 6.735 3.20216:30 - 17:30 1833 1833,0 174 208,8 4621 1155,3 6.628 3.19716:45 - 17:45 1759 1759,0 152 182,4 4810 1202,5 6.721 3.14417:00 - 18:00 1695 1695,0 141 169,2 4573 1143,3 6.409 3.007
Tabel 33. Survei Arus Lalu Lintas Segmen III, Ruas Jl. Lenteng Agung,
Arah : Jakarta – Depok (lokasi : Stasiun Tanjung Barat).
Kendaraan Kendaraan Sepeda Total kend.ringan (LV) berat (HV) Motor (MC) bermotor
GOL emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 (MV)Waktu Puncak kend/j smp/j kend/j smp/j kend/j smp/j kend/j smp/j
PAGI
06:00 - 07:00 1552 1552,0 88 105,6 4408 1102,0 6.048 2.76006:15 - 07:15 1638 1638,0 103 123,6 5277 1319,3 7.018 3.08106:30 - 07:30 1609 1609,0 116 139,2 5322 1330,5 7.047 3.07906:45 - 07:45 1544 1544,0 119 142,8 5105 1276,3 6.768 2.96307:00 - 08:00 1553 1553,0 113 135,6 4947 1236,8 6.613 2.925
SORE
16:00 - 17:00 2584 2584,0 132 158,4 9951 2487,8 12.667 5.23016:15 - 17:15 2326 2326,0 124 148,8 9857 2464,3 12.307 4.93916:30 - 17:30 2320 2320,0 120 144,0 9952 2488,0 12.392 4.95216:45 - 17:45 2392 2392,0 116 139,2 9536 2384,0 12.044 4.91517:00 - 18:00 2389 2389,0 117 140,4 9418 2354,5 11.924 4.884
78
Tabel 34. Survei Arus Lalu Lintas Ruas Jl. Lenteng Agung untuk Segmen III, V,
Arah menuju Depok dan Segmen VII, Arah menuju Jakarta.
Periode Waktu
(WIB)
SEGMEN V
(Stasiun Lenteng Agung)
Arah Jkt- Depok
SEGMEN VII
Stasiun Tanjung Barat
Arah Depok - Jkt
SEGMEN III
Stasiun Tanjung Barat
Arah Jkt- Depok
Tanggal Kamis, 25 – 08 – 11 Senin, 23 – 08 – 11 Senin, 20 – 09 – 11
(Kend/Jam) (SmpJam) (Kend/Jam) (SmpJam) (Kend/Jam) (SmpJam)
06:00 - 07:00 4.321 1.902 17.988 6.512 6.048 2.760
06:15 - 07:15 5.167 2.326 17.853 6.451 7.018 3.081
06:30 - 07:30 5.934 2.723 17.378 6.356 7.047 3.079
06:45 - 07:45 6.814 3.103 15.535 5.842 6.768 2.963
07:00 - 08:00 7.830 3.461 14.676 5.545 6.613 2.925
16:00 - 17:00 9.374 3.876 6.772 3.223 12.667 5.230
16:15 - 17:15 9.732 3.935 6.735 3.202 12.307 4.939
16:30 - 17:30 10.427 4.174 6.628 3.197 12.392 4.952
16:45 - 17:45 10.928 4.284 6.721 3.144 12.044 4.915
17:00 - 18:00 10.643 4.129 6.409 3.007 11.924 4.884