615%13*5/+6/(43*/53pritanjungsarinatar.com/wp/wp-content/uploads/2019/01/ptp-2019-ok.pdf(ptp) upt...
TRANSCRIPT
LEMBAR PERSETUJUAN
Data-data yang digunakan dalam penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2019 telah
dikoreksi, divalidasi dan dinyatakan akurat :
Natar, 30 Nopember 2018
Koordinator P2M Koordinator Kesga
LIORINA, S.KM EMIDAWATI, S.STNIP.196907311992032001 NIP.197506182006042012
Koordinator Kesling Koordinator Gizi
IMELDA SOPHIEA, AMD.KL WIDO GAMANI, AMD.GNIP. 196404301985122002 198404222011011003
Kepala Bagian Tata UsahaUPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
EVI MARLINA, S.STNIP.197402241997032002
MENGETAHUI,Kepala UPT PRI Tanjung Sari Natar
BAHREN NORTAJULU, S.KepNIP.198011072005011006
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATANDINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNG SARIJl. Angsana Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Kode Pos 35362
website : www.pritanjungsarinatar.com
KEPUTUSAN KEPALA UPT PRI TANJUNG SARI NATAR
NOMOR : 445/ /III.03/I/ 2017
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNPERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS TAHUN 2019
KEPALA UPT PRI TANJUNG SARI NATAR,
Menimbang : a. bahwa untuk terselenggaranya upaya kesehatan secara optimal dan terlaksananyamanajemen puskesmas dengan baik, sehingga diperlukan penyusunanperencanaan tingkat puskesmas, profil, dan penilaian kinerja puskesmas yangmencakup semua kegiatan di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari;
b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan manajemen puskesmas di UPT PuskesmasRawat Inap Tanjung Sari, perlu dibentuk Tim Penyusun Perencanaan TingkatPuskesmas, Profil, dan Penilaian Kinerja Puskesmas di UPT Puskesmas RawatInap Tanjung Sari;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan bperlu menetapkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap TanjungSari tentang Pembentukan Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas, Profil,dan Penilaian Kinerja Puskesmas di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor23 Tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan KeuanganBadan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 74 Tahun 2012;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman TeknisPengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;5. Peraturan Menteri Pemberdayaan dan Aparatur Negara Nomor 13 tahun 2009
tentang Pedoman Peningkatan Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat;6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
masyarakat;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :KESATU : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari tentang Pembentukan
Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahun 2019;KEDUA : Tim Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas bertanggung jawab :
1. Ketua dan Wakil Ketua Tim bertanggung jawab merencanakan, menyusun,memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan penyusunan Perencanaan TingkatPuskesmas serta melaporkan setiap hasil kegiatan kepada UPT KepalaPuskesmas Rawat Inap Tanjung Sari secara keseluruhan;
2. Tim Teknis membantu mengevaluasi hasil penyusunan Perencanaan TingkatPuskesmas;
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATANDINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNG SARIJl. Angsana Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Kode Pos 35362
website : www.pritanjungsarinatar.com
3. Sekretaris bertugas membantu pembuatan, penyusunan, dan penyelesaianPerencanaan Tingkat Puskesmas Tahun 2019 UPT Puskesmas Rawat InapTanjung Sari;
4. Para anggota tim bertanggung jawab dan mengkoordinir data-data darilingkungan unit kerjanya;
KETIGA : Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini akan diatur lebih lanjut;KEEMPAT : Segala biaya yang di keluarkan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan tim
dibebankan pada Dana Bantuan Operasional Kesehatan UPT Puskesmas Rawat InapTanjung Sari;
KEEMPAT : Surat keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruandalam keputusan ini, akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan : NATARPada Tanggal : JANUARI 2018
KEPALA UPT PRI TANJUNG SARI NATAR
BAHREN NORTAJULU, S.Kep
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS RAWAT INAPTANJUNG SARI
NOMOR : 445/ /III.03/SK-KAPUS/I/2016Tanggal : JANUARI 2018
TIM PENYUSUN PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS TAHUN 2018
Penanggung Jawab : Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung SariKetua : Evi Marlina. S.STSekretaris : 1. Sutanto, S.Si
2. Liorina, SKMAnggota : 1. dr. Sabda Mulyawan Rifa’i
2. dr. Farida Listiani3. drg. Rusdiana Nareswari4. Wido Gamani, Amd.G5. Evi Marlina, S.ST6. Imelda Sophiea, Amd.KL7. Emidawati, S.ST8. Harudin, S.Farm., Apt
KEPALA UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR
BAHREN NORTAJULU, S.Kep
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP) UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2019.
Semoga PTP ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan pelayanan di UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar.
Natar, Nopember 2018Kepala UPT PRI Tanjung Sari Natar
BAHREN NORTAJULU, S.KepNIP.198011072005011006
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 iv
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ............................................................................................. iHALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iiKATA PENGANTAR ........................................................................................... iiiDAFTAR ISI ......................................................................................................... ivDAFTAR TABEL ................................................................................................. viiDAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... viiiDAFTAR GRAFIK.............................................................................................. ixDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB. I. PENDAHULUANA. Latar Belakang................................................................................ 1B. Tujuan............................................................................................. 4
BAB. II. ANALISA SITUASIA. Analisa Situasi Umum.................................................................... 6B. Analisa Derajat Kesehatan.............................................................. 12C. Angka Kesakitan............................................................................. 15D. Analisa Faktor Determinan............................................................. 30
BAB. III. IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAHA...Identifikasi Masalah ........................................................................ 64B...Prioritas Masalah ............................................................................. 68C...Hubungan Konseptual Masalah Kesehatan...................................... 70D...Analisis Pemecahan Masalah........................................................... 71E...Alternatif Pemecahan Masalah......................................................... 74
BAB IV KESIMPULAN DAN SARANA....Kesimpulan ..................................................................................... 77B....Saran................................................................................................. 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Luas Wilayah Kerja, Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh Dari Desake UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar................................. 7
2.2 Jumlah Desa, Dusun UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung SariNatar.......................................................................................................... 8
2.3 Distribusi Penduduk Persebaran................................................................ 82.4 Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Tahun 2017................................................................................................ 92.5 Data Peran Serta Masyarakat Tahun 2017................................................. 112.6 Data Sasaran Penduduk Tahun 2017......................................................... 122.7 Data Sarana Pendidikan Tahun 2017......................................................... 132.8 Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Faktor Penyebab Tahun 2015
s.d 2017...................................................................................................... 162.9 Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Tahun 2017.................. 172.10 Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Rawat Inap Tahun 2017................... 182.11 Jumlah Kasus Pneumonia Balita Yang Ditangani Tahun 2015 s.d
2017........................................................................................................... 222.12 Data Sasaran Program Kesehatan Lingkungan Tahun 2017..................... 312.13 Data Jumlah Penduduk Per-Desa Tahun 2017.......................................... 322.14 Data Kondisi Ketenagaan Tahun 2017...................................................... 332.15 Data Tingkat Kemandirian Posyandu Tahun 2017.................................... 352.16 Data Sarana Barang Tidak Bergerak Tahun 2017..................................... 382.17 Pembiayaan Sektor Kesehatan Tahun 2017.............................................. 402.18 Cakupan Imunisasi Tahun 2015 s.d 2017.................................................. 572.19 TTU Memenuhi Syarat Tahun 2015 s.d 2017........................................... 663.1 Identifikasi Masalah Kesehtan Program Kesga Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2017........................................................ 723.2 Identifikasi Masalah Kesehtan Program Imunisasi Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2017........................................................ 733.3 Identifikasi Masalah Kesehtan Program Gizi Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar Tahun 2017................................................................ 733.4 Identifikasi Masalah Kesehtan Program Promkes Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2017........................................................ 743.5 Identifikasi Masalah Kesehtan Program Kesling Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2017........................................................ 753.6 Identifikasi Masalah Kesehtan Program P2 Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar Tahun 2017................................................................ 753.7 Identifikasi Masalah Kesehtan Program Usila Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar Tahun 2017................................................................ 763.8 Identifikasi Masalah Perawatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2017............................................. 773.9 Penilaian Masalah Kesehatan PRI Tanjung Sari Natar Tahun 2017......... 78
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP 2019 viii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
2.1 Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kunjungan Tahun 2016........ 422.2 Kunjungan Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kunjungan Tahun 2016......... 42
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
2.1 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2015 s.d 2017.............................................. 142.2 Jumlah Kematian Bayi Tahun 2015 s.d 2017............................................ 152.3 Jumlah Kasus TB Paru BTA + Tahun 2015 s.d 2017............................... 202.4 Jumlah Kasus Diare Tahun 2015 s.d 2017................................................ 242.5 Jumlah Kasus DBD Tahun 2015 s.d 2017................................................. 252.6 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Tahun 2015 s.d
2017........................................................................................................... 412.7 Cakupan Kunjungan Pertama Bumil Tahun 2015 s.d 2017...................... 432.8 Cakupan Kunjungan K4 Bumil Tahun 2015 s.d 2017............................... 452.9 Cakupan Pn Tahun 2015 s.d 2017............................................................. 472.10 Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri Tahun 2015 s.d 2017............ 482.11 Cakupan Yankes Pada Bufas dan Bufas Dapat Vit A Tahun 2015 s.d
2017........................................................................................................... 502.12 Cakupan Kunjungan Peserta KB Aktif Tahun 2015 s.d 2017................... 512.13 Cakupan KN1 dan KN3 Tahun 2015 s.d 2017.......................................... 522.14 Cakupan Kn Lengkap dibandingkan dengan Penanganan Komplikasi
Neonatal Tahun 2015 s.d 2017.................................................................. 532.15 Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2015 s.d 2017....................................... 542.16 Cakupan Yankes Anbal Tahun 2015 s.d 2017........................................... 552.17 Cakupan D/S Tahun 2015 s.d 2017........................................................... 582.18 Cakupan ASI Ekskludif Tahun 2015 s.d 2017.......................................... 622.19 Tingkat Kemandirian Posyandu Tahun 2017............................................ 632.20 Cakupan Pembinaan PHBS Tatanan Rumah Tangga Tahun 2015 s.d
2017........................................................................................................... 652.21 Cakupan Rumah Sehat Tahun 2015 s.d 2017............................................ 66
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP 2019 viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 RUK Tahun 2019....................................................................................... 802 RPK Tahun 2018....................................................................................... 85
UPTDD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia dengan beberapa negara di dunia telah berkomitmen untuk mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs) yang dimulai tahun 2015 untuk
mewujudkan kesejahteraan penduduk. Saat ini telah ditetapkan sebuah sistem
pembangunan baru yang dikenal dengan SDGs yang memiliki tujuh belas goals
dan seratus enam puluh sembilan target. Adapun tujuh belas goals SDGs adalah
sebagai berikut : 1) Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun. 2)
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta
mendorong pertanian yang berkelanjutan. 3) Menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. 4) Menjamin
pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua orang. 5) Menjamin kesetaraan gender serta
memberdayakan seluruh wanita dan perempuan. 6) Menjamin ketersediaan dan
pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang. 7) Menjamin
akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern bagi semua
orang. 8) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan
berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang
layak bagi semua orang. 9) Membangun infrastruktur yang berketahanan,
mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi.
10) Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara. 11) Menjadikan kota dan
pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan dan berkelanjutan. 12)
Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. 13) Mengambil
tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. 14)
Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut secara
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan. 15) Melindungi, memperbarui,
serta mendorong penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola
hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan
UPTDD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 2
memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman
hayati. 16) Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun
institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan. 17)
Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation) dan
merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Berbagai program dicanangkan antara lain yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas); Desa Siaga, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Dilaksanakan juga berbagai penanganan seperti : flu
burung, imunisasi, DTPK, PDBK dan eradikasi Polio. Walau berkat pelaksanaan
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan selama beberapa dasawarsa,
derajat kesehatan masyarakat Indonesia meningkat akan tetapi masih terdapat
disparitas bidang kesehatan, sosial dan ekonomi.
Pencapaian beberapa indikator dalam kesepakatan SDGs yang langsung berkaitan
dengan bidang kesehatan berkaitan dengan pemberantasan kemiskinan dan
kelaparan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu,
memerangi HIV/AIDS, malaria, tuberkulosis dan penyakit lainnya serta
melestarikan lingkungan hidup, memiliki korelasi yang signifikan dengan upaya-
upaya program yang dilaksanakan oleh puskesmas, dimana semakin konsisten,
sistematis dan tajam (fokus) upaya yang dilaksanakan oleh puskesmas maka akan
makin meningkatkan peluang pencapaian indikator SDGs yang lebih cepat dan
lebih baik, sehingga dalam hal ini puskesmas mempunyai tanggungjawab yang
besar untuk tercapainya target SDGs.
Berdasarkan PMK No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas bahwasannya
puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
UPTDD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 3
UPTDD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar dalam menjalankan fungsinya
telah melaksanakan semua upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama (esensial
dan pengembangan) dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. UKM
pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia.
UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
KIA-KB, Gizi dan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan
pengembangan yang telah dilakukan antara lain pelayanan laboratorium, Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya Kesehatan gigi dan Mulut, Kesehatan Usia
Lanjut dan Kesehatan Reproduksi Remaja. UKP tingkat pertama dilaksanakan
dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat.
Dalam melaksanakan upaya-upaya kesehatannya, UPTDD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar menetapkan visi yaitu untuk mewujudkan masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan dengan misi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat
madani, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan serta menciptakan tata kelola
pemerintahan yang baik.
UPTDD Puskesmas Rawat Inap tanjung Sari Natar menerapkan sistem
manajemen evidence based dalam menyusun perencanaan kegiatan sehingga
apapun kegiatan yang dilaksanakan yang tertuang dalam RUK merupakan hasil
telaah dan analisis masalah yang dilakukan dengan menggunakan metode yang
ilmiah berlandaskan data.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) UPTDD Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Sari Natar disusun dengan menggunakan sumber data dari cakupan program tahun
UPTDD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 4
2015, 2016, dan 2017. Di dalam PTP ini tercantum keadaan maupun masalah
yang ada dan alternatif pemecahan masalah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dibuat agar dapat memberi arah pada
upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan dan menjamin serta meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh UPTDD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar sehingga dapat terwujud visi
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran umum wilayah UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
Natar pada tahun 2016.
a. Mengetahui analisa situasi UKM dan UKP di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada tahun 2017.
b. Mengetahui masalah kesehatan UKM dan UKP di UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar pada tahun 2017.
c. Mengetahui prioritas masalah kesehatan UKM dan UKP di UPTD
Puskesmas Rawat Inap tanjung Sari Natar tahun 2017.
d. Mengetahui penyebab masalah UKM dan UKP di UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar tahun 2017.
e. Membuat alternatif pemecahan masalah UKM dan UKP UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun 2019.
f. Membuat RUK untuk perencanaan kegiatan UKM dan UKP pada tahun
2019.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 6
BAB II
ANALISA SITUASI
A. ANALISA SITUASI UMUM
1. Geografi
UPTD Puskesmas Rawat InapTanjung Sari Natar adalah salah satu dari
puskesmas yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, terletak di Wilayah
Kecamatan Natar, dengan luas wilayah seluruhnya mencapai 4.771 km2.
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kerja UPTD PRI Tanjung Sari Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan
Dari gambar peta diatas tampak batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari Natar yaitu :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Candimas Puskesmas Branti Raya.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Merak Batin Puskesmas Natar.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 7
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pancasila Puskesmas Suka Damai.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Negara Ratu Puskesmas Natar.
Jarak UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar ke ibu kota kabupaten ±
95 km. Sedangkan ke ibu kota provinsi ± 20 km. Luas Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Rawat InapTanjung Sari Natar ± 4771 km² memiliki 5 desa.
Tabel 2.1LUAS WILAYAH KERJA, JARAK TEMPUH DAN WAKTU TEMPUH DARIDESA KE UPTDD PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNG SARI NATAR
NO NAMA DESALUAS
WILAYAH
JARAK DESA
KE
PUSKESMAS
WAKTU
TEMPUH
1.
2.
3.
4.
5.
Muara Putih
Krawang sari
Tanjung sari
Bumi sari
Way sari
1.685 km2
1.062 km2
1.110 km2
301 km2
640 km2
10 km
15 km
0 km
3 km
10 km
15 menit
20 menit
0 menit
5 menit
15 menit
TOTAL 4.771 km2
Sumber : Kecamatan Natar, 2017
Wilayah kerja UPTDD Puskesmas Rawat InapTanjung Sari Natar merupakan
daerah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 400 meter di atas permukaan
laut, keadaan tanah sebagian berpasir yang dijadikan daerah perladangan untuk
menanam palawija dan persawahan yang tergantung curah hujan. Pada Umumnya
Wilayah kerja UPTDD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar dapat
dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
Lima desa di wlayah kerja UPTDD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari, terdiri
dari 27 dusun. Desa yang memiliki dusun terbanyak adalah Desa Tanjung Sari
sebanyak 7 dusun dan desa dengan dusun terkecil adalah desa Bumi Sari sebanyak
4 dusun.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 8
Tabel 2.2JUMLAH DESA, DUSUN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNG SARI NATAR
NO DESAJUMLAH
DUSUN Desa1 Muara Putih 6 12 Krawang Sari 5 1
3 Tanjung Sari 7 1
4 Bumi Sari 4 15 Way Sari 5 1
Puskesmas 27 5Sumber : Kec. Natar, 2017
2. Topografi
Tabel 2.3DISTRIBUSI PENDUDUK PERSEBARAN
NO DESA KKRATA-RATAJIWA / RUMAH
TANGGA
KEPADATANPENDUDUKPER KM2
JUMLAHPENDUDU
K1. Muara Putih 1.624 3,33 3,21 5.4112. Krawang Sari 1.120 3,83 4,04 4.2873. Tanjung Sari 3.287 2,58 7,64 8.4794. Bumi Sari 1.940 4,10 26.41 7.9505. Way Sari 570 6,02 5,36 3.430
8.541 3,97 9,33 29.557Sumber : Kec. Natar, 2017
Pada Tabel 2.3 di atas dapat dilihat bahwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada tahun 2017, desa dengan jumlah penduduk
terbanyak yaitu Desa Tanjung Sari sebesar 8.479 jiwa dan desa dengan jumlah
penduduk terendah yaitu Desa Way Sari sebesar 3.430 jiwa. Jumlah kepala
keluarga sebanyak 8.541 KK dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak
3,97 jiwa/rumah tangga, rata-rata kepadatan penduduk sebesar 9,33 jiwa per km2.
Kepadatan tertinggi pada Desa Bumi Sari yaitu sebesar 26,41 jiwa per km2 dan
kepadatan terendah adalah Desa Muara Putih sebesar 3,21 jiwa per km2.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 9
Tabel 2.4DATA PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK
UMUR TAHUN 2017
NO KELOMPOK UMUR(TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 0 – 4 1.743 1.656 3.3992 5 – 9 1.554 1.476 3.0303 10 – 14 1.455 1.383 2.8384 15 – 19 1.326 1.260 2.5865 20 – 24 1.067 1.015 2.0826 25 – 29 1.364 1.296 2.6607 30 – 34 1.440 1.368 2.8088 35 – 39 1.213 1.152 2.3659 40 – 44 1.061 1.008 2.06910 45 – 49 834 792 1.62611 50 – 54 606 576 1.18212 55 – 59 455 432 88713 60 – 64 417 396 81314 65 - 69 379 360 73915 70 – 74 228 216 44416 75+ 15 14 29
JUMLAH 15.157 14.400 29.557Sumber : Kec. Natar, 2017
Data penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
Natar pada tahun 2017 berdasarkan kelompok umur sebagaimana tampak pada
tabel 4 diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk usia muda yang mendominasi dan
seterusnya hingga usia lanjut yang menggambarkan piramida berdiri.
3. Data Peran Serta Masyarakat
Kader yang telah terbentuk disetiap desa adalah terdiri atas kader poskesdes,
posyandu, usila, PHBS, TB paru, Kesling dan gizi, dengan demikian maka masih
diperlukan pembentukan kader kesehatan jiwa, kader kesehatan remaja, dan
penambahan dokter kecil.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 10
Banyaknya jumlah kader dan tokoh masyarakat serta dukun bayi yang
kesemuanya telah bermitra dengan tenaga kesehatan diharapkan dapat berperan
aktif sebagai penggerak masyarakat dalam meningkatkan upaya kesehatan
berbasis masyarkat (UKBM) yang salah satunya adalah posyandu.
Dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat ini perlu koordinasi lintas
program dan lintas sektor melalui upaya aktifasi forum masyarakat desa.
Peningkatan strata posyandu serta upaya-upaya UKMB lainnya diharapkan
meningkat pada tahun-tahun berikutnya karena tingginya peran serta masyarakat.
Tabel 2.5DATA PERAN SERTA MASYARAKAT
TAHUN 2017
NO DESAPERAN SERTA MASYARAKAT
POSYANDU KADER DUKUNBAYI TOMA KET
1 Muara Putih 6 30 1 1
2 Krawang Sari 6 30 7 1
3 Tanjung Sari 6 30 4 1
4 Bumi sari 4 20 2 1
5 Way Sari 3 15 2 1
Puskesmas 25 125 16 5Sumber : Unit Promkes UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
4. Data Penduduk dan Sasaran Program
Data sasaran program UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada
tahun 2017 seperti terdapat pada tabel di bawah ini :
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 11
Tabel 2.6DATA SASARAN PENDUDUK TAHUN 2017
NO DESA PDDK BAYI BUMIL BURESTI BULIN BALITA APRAS PUS WUS ANBAL USILA NEORISTI BATITA PUSMISKIN
1 Muara Putih 5.411 115 127 26 126 636 292 898 900 63 372 17 243 758
2 KrawangSari 4.287 92 101 20 99 504 231 712 857 49 295 14 193 600
3 Tanjung Sari 8.479 182 200 40 196 997 458 1.408 1.696 97 583 27 382 1.187
4 Bumi Sari 7.950 170 187 37 184 935 429 1.320 1.590 91 547 26 358 1.113
5 Way Sari 3.430 74 81 16 79 403 185 569 868 39 236 11 154 480
Puskesmas 29.557 633 696 139 684 3.476 1.595 4.907 5.911 339 2.033 95 1.330 4.138
KETERANGAN :BAYI : 2.34% PDDK BALITA : 11.76% PDDK USILA : 6.88 PDDK WUS : 26.28% PDDK NEORESTI : 15% BAYIBUMIL : 1.1% BAYI APRAS : 5.4% PDDK ANBAL : BALITA – BAYI BBLR : 11% BAYI BATITA : 4.5% PDDKBULIN : 1.05% BAYI PUS : 16.6% PDDK PUS MISKIN: 14% PDDK
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 12
5. Data Sekolah
Tabel 2.7
DATA SARANA PENDIDIKAN TAHUN 2017
NO DESASARANA PENDIDIKAN
PAUD TK SD SMP SMA PONPES
1 Muara Putih 4 2 2 2 3 0
2 Krawang Sari 2 2 4 2 1 0
3 Tanjung Sari 0 3 3 1 0 0
4 Bumi Sari 3 3 3 3 5 0
5 Way sari 1 0 1 0 0 0
Puskesmas 10 10 13 8 9 0
Sumber : Unit UKS UPTD Puskesmas Rawat inap Tanjung Sari Natar, 2017
Jumlah sarana pendidikan yang ada di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Sari Natar pada tahun 2017 cukup banyak mulai dari PAUD sampai dengan SMA.
Banyaknya jumlah sarana pendidikan ini membutuhkan peningkatan
jumlah/frekuensi penyuluhan kesehatan seperti PHBS, kesehatan reproduksi agar
setiap sekolah mendapatkan jadwal penyuluhan/pembinaan.
A. ANALISA DERAJAT KESEHATAN
Derajat Kesehatan sebagai pencerminan kesehatan perorangan, kelompok maupun
masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan umum yang
digambarkan dengan Angka Kematian (Mortalitas), Angka Kesakitan (Morbiditas)
dan status Gizi Masyarakat. Gambaran derajat kesehatan di wilayah kerja UPTDD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar adalah sebagai berikut :
1. Angka Kematian (Mortalitas)
Status kesehatan masyarakat di suatu wilayah dapat ditinjau dari dua tolok ukur
yaitu dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI
juga merupakan barometer kualitas pelayanan kesehatan di suatu negara.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 13
Grafik 2.3
Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja
UPTD PRI Tanjung Sari Natar Tahun 2015 s/d 2017
Sumber : Unit Kesga UPTD PRI Tanjung Sari Natar, 2017
Penurunan kasus kematian ibu di wilayah kerja UPTD PRI Rawat Inap Tanjung
Sari Natar dari tahun 2015 sampai tahun 2017 karena telah meningkatnya
cakupan penanganan ibu resti. Sudah optimalnya pemantauan kesehatan ibu resti
pada saat hamil, bersalin dan nifas melalui kunjungan rumah. Ibu resti yang ada
menjadi lebih terpantau kesehatannya sampai nifas. Pemberian stiker P4K pada
buku kia, pengaktifan sistem rujukan secara berjenjang dan penunjukan zona
center poned diharapkan dapat mempertahankan tidak terdapatnya kasus kematian
ibu diwilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar karena
ketidakterlambatan dalam mendeteksi, merujuk dan menangani.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 14
Grafik2.4
Jumlah Kematian Bayi Tahun 2015 s/d 2017
Sumber: Koordinator Kesga UPTD PRI Tanjung Sari Natar tahun 2017
Kasus kematian bayi di wilayah kerja UPTD PRI Tanjung Sari Natar tercatat pada
tahun 2015 terdapat 2 kasus dan jumlahnya meningkat pada tahun 2016 yaitu 3
kasus dan ditahun 2017 kematian bayi menurun drastis menjadi 0 kasus. Hal ini
selaras dengan maksimalnya deteksi resti pada ibu (hamil, bersalin dan nifas).
Ketrampilan nakes dalam menangani kegawat daruratan neonatus harus
dipertahankan. Kasus kematian bayi di wilayah kerja UPTD PRI Tanjung Sari
Natar berdasarkan faktor penyebabnya sebagai berikut :
Tabel 2.2
Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Faktor Penyebabnya
Tahun 2015 s.d 2017
NO PENYEBAB TAHUH / JUMLAH2015 2016 2017
1 Immatur 0 0 02 Asfiksia 2 3 03 Kel. Jantung congenital 0 0 04 Premaruritas 0 0 05 BBLR 0 0 06 Cacat bawaan 0 0 07 Bronchopneumonia 0 0 0
Jumlah 2 3 0Sumber : Unit Kesga UPTD PRI Sari Natar, 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 15
Perlu dilakukan pelacakan setiap kasus kematian maternal dan perinatal yang
terjadi dan dilakukan pertemuan refresing tingkat UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar tentang penyebab kematian agar dapat diketahui peluang apa
yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal.
B. Angka Kesakitan
1. Angka Kesakitan Umum
Gambaran angka kesakitan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar berdasarkan laporan pada tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel sepuluh besar penyakit terbanyak di bawah ini:
Tabel 2.3
Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Tahun 2017
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH %1 Influenza 3.296 37,402 Hipertensi esensial 1.744 19,793 Gastritis 985 11,184 A. Reumatoid 927 10,525 Gastroenteritis ( termasuk kolera, giardiasis ) 503 5,716 Faringitis 401 4,557 Demam tifoid 396 4,498 Tonsilitis 284 3,229 tension headache 164 1,8610 Diabetes melitus tipe 1 114 1,29
Jumlah 8.814 100Sumber : Unit Yankes UPTD PRI Tanjung sari Natar, 2017
Penyakit terbanyak pada tahun 2017 adalah penyakit influenza yaitu sebanyak
3.296 kasus (37,40%), sedangkan penyakit yang menempati urutan terendah
adalah penyakit Diabetes Melitus Tipe I sebanyak 114 kasus (1,29%). Masih
diperlukan peningkatan koordinasi dengan program kesehatan lingkungan agar
dapat menurunkan kasus-kasus penyakit yang berbasis lingkungan.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 16
Pola penyakit di UPTD PRI Tanjung Sari Natar masih didominasi oleh penyakit-
penyakit infeksi. Namun demikian seiring dengan meningkatnya taraf hidup
masyarakat, penyakit tekanan darah tinggi pada tiga tahun terakhir selalu berada
di urutan sepuluh besar penyakit. Oleh karena itu masih perlu diwaspadai
meningkatnya penyakit tidak menular di masa mendatang.
Tabel 2.4
Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Rawat Inap Tahun 2017
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH %1 Typoid Fever 251 65,192 Febris 49 12,733 DHF 27 7,014 Gastro Enteritis 25 6,495 Hipertensi 17 4,426 Vomitus 7 1,827 PPOK 5 1,308 Morbilli 4 1,049 - 0 0,0010 - 0 0,00
Jumlah 385 100,00Sumber : Unit Yankes UPTD PRI Tanjung Sari Natar, 2017
Sedangkan pola penyakit di unit rawat inap UPTD PRI Tanjung Sari Natar
didominasi oleh penyakit menular dan degeneratif. Penyakit yang disebabkan
bukan infeksi lebih sedikit jumlahnya. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan
perubahan gaya hidup berhubungan dengan meningkatnya PTM (penyakit tidak
menular). Pemberian penyuluhan kesehatan melalui kegiatan prolanis telah
beberapa kali dilakukan untuk mewaspadai meningkatnya penyakit tidak menular
di masa mendatang
2. Angka Kesakitan Potensial
Beberapa penyakit yang potensial menimbulkan KLB serta penyakit-penyakit
yang berdampak luas pada kesehatan masyarakat di UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar antara lain :
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 17
1). TB Paru
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet
orang yang telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. TBC, Malaria, dan
HIV/AIDS, TB menjadi penyakit-penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam MDGs
Indikator dalam penilaian penyakit TBC adalan Angka Notifikasi kasus TBC atau
Case Notification Rate (CNR) yaitu Angka yang menunjukkan jumlah pasien TBC
semua tipe yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk pada satu
periode di suatu wilayah tertentu. CNR TBC UPTD PRI Tanjung Sari Natar tahun
2017, untuk kasus baru BTA positif sebesar 51,26 dengan total keseluruhan kasus
136,69.
Terjadi fruktuasi penemuan, penanganan dan kesembuhan pasien dari tahun
ketahun. Pasien BTA+ yang ditemukan pada tahun 2015 sebanyak 28 orang,
tahun 2016 sebanyak 10 orang dan tahun 2017 sebanyak 15 orang. Proporsi kasus
TBC anak usia 0 - 14 tahun adalah 9,62% sebanyak 5 orang.
Grafik 2.3Jumlah Kasus TB Paru BTA+
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar, 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 18
Sudah baiknya penemuan kasus TBC Paru BTA positif disebabkan oleh tingginya
kesadaran penduduk untuk memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan.
Upaya penjaringan penemuan perlu lebih aktif dengan melibatkan kader.
Pemberian insensif bagi rujukan sputum yang positif, survei kontak TB,
kunjungan rumah pasien TB, pemberian refresing materi tentang TBC pada kader
TBC agar mampu memberikan penyuluhan pada masyarakat diharapkan dapat
lebih meningkatkan jumlah penemuan kasus. Kunjungan rumah oleh petugas
untuk melakukan survei kontak TBC pada anggota keluarga yang tinggal serumah
dengan penderita TBC dan survei TBC mangkir diharapkan mampu lebih
meningkatkan cakupan penemuan dan penanganan TBC.
Dalam hal penemuan kasus TBC Paru BTA+ ini diperlukan komitmen kerja keras
dan kerja sama dari semua pihak terutama peran serta masyarakat dalam
menemukan dan menjaring kasus penyakit menular seperti TBC paru ini, sehingga
dapat ditemukan dan memutus rantai penularan. Tahun 2017 kasus baru TBC
BTA+ tercatat 22 orang (laki-laki 9 orang dan perempuan 13 orang) dengan angka
insiden rate 51,26 per 100.000 penduduk.
Grafik 2.6
Case Notification Rate (CNR) Kasus TB Paru BTA+
Per 100.000 Menurut Desa PRI Tanjung Sari Natar Th 2015 s.d 2017
Sumber P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 19
Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate = CNR) adalah angka yang
menunjukkan pasien baru dan tercatat diantara 100.000 penduduk di wilayah
tertentu. Angka ini bila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan
penemuan kasus dari tahun ketahun di wilayah tersebut, angka ini berguna untuk
menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurun nya pasien di
wilayah tersebut. Dari Grafik di atas angka cakupan penemuan TBC Paru BTA+
tahun 2015 sebesar 98,6%. Sedangkan tahun 2016 dan 2017 mengalami
penurunan menjadi 51,26%.
Grafik 2.7
Case Notification Rate (CNR) Kasus TB Paru Seluruh
Menurut Desa Th 2015 s.d 2017
Sumber : P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar Tahun 2017
Di wilayah kerja UPTD PRI Tanjung Sari Natar tahun 2015 - 2017 telah
melampaui target CNR indikator program TB (84%). TBC Paru pada anak
mencerminkan transmisi TBC Paru yang terus terjadi di populasi. Masalah ini
masih memerlukan perhatian yang lebih baik dalam program pengendalian TBC
Paru. Secara umum tantangan utama dalam program pengedalian TBC paru pada
anak adalah kecenderungan diagnosis yang berlebihan (over diagnosis), di
samping juga masih adanya under diagnosis. Penatalaksanaan kasus yang belum
tepat, pelacakan kasus yang belum rutin, dilaksanakan serta pelaporan pasien TBC
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 20
Paru anak usia 0 - 14 tahun belum optimal. Angka ini sebagai salah satu indikator
untuk menggambarkan ketepatan mendiagnosis TBC Paru pada anak. Angka ini
berkisar 5-15%, bila angka ini terlalu besar dari 15% kemungkinan terjadi over
diagnosis. Selama tahun 2017 hanya ditemukan 5 orang kasus TB pada anak.
Pada grafik dibawah ini dapat diketahui bahwa angka kesembuhan (cure rate)
tahun 2015 sebesar 200%, tahun 2016 sebesar 40%, sedangkan tahun 2017
sebesar 100%.
Grafik 2.8
Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru BTA+
Tahun 2015 s.d 2017
Sumber P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar Th 2017
A. Penyakit Pnemonia Balita
Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Pneumonia juga dapat
terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi
yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia
lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan
(malnutrisi, gangguan imunologi).
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 21
Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas
derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat.
Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis, dan penyakit jalan napas
bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian
besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi
antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila
ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut
harus mendapat antibiotik. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua
kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian
angka penemuan kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus
ISPA.
Cakupan kasus pneumonia Balita ditangani di UPTD PRI Tanjung Sari Natar dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, akan tetapi angka tersebut masih
berada dibawah target Lampung Selatan yaitu 12% dan IR Nasional yaitu
4,2/1000.
Berikut adalah data cakupan kasus pneumonia balita yang ditangani di Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari Natar dari tahun 2015 s/d 2017 :
Tabel 2.5
Jumlah Kasus Pneumonia Balita Yang Ditangani
Tahun 2015 s/d 2017
NO. TAHUN KASUS
1 2015 144
2 2016 147
3 2017 158Sumber : P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar, 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 22
Cakupan puskesmas terhadap penemuan dan penanganan penderita pneumonia
pada balita pada tahun 2015 sebanyak 144 kasus, tahun 2016 sebanyak 147 kasus
dan pada tahun 2017 sebanyak 158 kasus.
Hal-hal yang mempengaruhi penemuan kasus pneumonia diantaranya sebagai
berikut :
a) Tenaga terlatih masih belum melaksanakan MTBS/Tatalaksana Standar ISPA
di puskesmas
b) Pembinaan (bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi) secara berjenjang
masih sangat kurang
c) ISPA merupakan pandemi yang dilupakan/tidak prioritas sedangkan masalah
ISPA merupakan masalah multisektoral
d) Gejala pneumonia sukar dikenali oleh orang awam maupun tenaga kesehatan
yang tidak terlatih.
Grafik 2.9
Jumlah Kasus Pnemonia Balita
Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Laporan Kegiatan P2 Pneumonia UPTD PRI Tanjung Sari Natar Tahun 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 23
B. Kasus HIV, AIDS dan Sphilis
HIV & AIDS disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai
macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang
terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum
suntikyang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak
dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui.
Kasus HIV dan AIDS di UPTD PRI Tanjung Sari Natar pada tahun 2015 terdapat
1 kasus dan telah meninggal sedangkan pada tahun 2016 dan 2017 tidak
ditemukan kasus HIV.
Upaya penemuan penderita HIV-AIDS dengan pemeriksaan HIV-AIDS secara
gratis terutama pada ibu hamil dan penderita TBC. Penyuluhan ABAT (Aku
Bangga Aku Tahu) di sekolah-sekolah SMA, kunjungan rumah pada penderita
HIV-AIDS, dan penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja di sekolah
diharapkan dapat menekan terjadinya kasus HIV AIDS dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pencegahan HIV-AIDS. Jemput data ke yankes
swasta diharapkan dapat menemukan kasus PMS karena biasanya para penderita
PMS malu untuk datang berobat ke puskesmas.
C. Penyakit Diare
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare
bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih,
atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Berikut adalah grafik fluktuasi kasus diare di wilayah kerja UPTD PRI Tanjung
Sari Natar dari tahun 2015 s/d 2017 :
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 24
Grafik 2.10
Jumlah Kasus Diare Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
Tahun 2015 s/d 2017
Sumber : Unit P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar, 2017
Target penemuan kasus adalah 270/1000 x jumlah penduduk, 10% dari yang
ditemukan tersebut harus ditangani. UPTD PRI Tanjung Sari Natar pada tahun
2017 mampu menemukan 91.1 % dari jumlah kasus yang diperkirakan dengan
penanganan 100%.
D. Penyakit Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan
Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,
anggota gerak, dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya
kondisi sebagai berikut :
a) Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa
b) Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan
kelemahan/kelumpuhan otot
c) Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif).
Pada tahun 2015 s.d 2017, dilaporkan tidak terdapat kasus semua tipe kusta.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 25
F. Penemuan dan Penanganan kasus ”Acute Faccid Paralysis”/ POLIO
Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebab kan oleh virus. Agen
penyakit ini sebuah virus yang dinamakan Polio Virus (PV), masuk ke tubuh
melalui mulut menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke sistim saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan. AFP bukan diagnosis suatu penyakit tetapi merupakan kumpulan
gejala dengan manifestasi lumpuh layuh akut (mendadak) dan tanpa adanya tanda-
tanda ruda paksa. AFP merupakan gejala suatu penyakit utama, gejala penyerta
atau komlikasi penyakit. Definisi AFP adalah setiap kelemahan atau kelumpuhan
yang bersifat flaccid yang terjadi secara akut pada anak usia kurang dari 15 tahun.
Kelumpuhan acute adalah perkembangan kelumpuhan yang berlangsung cepat
antar 1 – 14 hari sejak terjadinya gejala awal (nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas)
sampai kelumpuhan maksimal. Kelumpuhan flaccid adalah kelumpuhan yang
layuh/lemas/tonus otot menurun atau hilang sehingga kekuatan otot menurun
(paresis) atau tidak ada kekuatan otot (paralysis). Sejak tahun 2015 s.d 2017 tidak
ditemukan penderita Acute Faccid Paralysis (AFP) di wilayah UPTD PRI
Tanjung Sari Natar.
G. PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
Beberapa penyakit dapat cepat menular dengan cepat sehingga berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa, namun diantaranya penyakit – penyakit tersebut
ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau bisa disingkat dengan PD3I
(Penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) antara lain yaitu:
a. Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae,
yang ditandai dengan gejala panas tinggi disertai pseudo membran (selapu tipis)
putih keabuan abuan pada tenggorokan yang tak mudah lepas dan anaknamun
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 26
penyakit ini dapat dicegah pemberia imunisasi DPT1, DPT2 dan DPT3. Sejak
tahun 2015 s.d 2017 tidak ditemukan kasus Difteri.
b. Tetanus dan tetanus neonatorum
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani terdiri dari
tetanus neonatorum adalah tetanus pada bayi dan tetanus dengan riwayat luka.
Berdasarkan laporan koordinator P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar tahun
2015 s.d 2017 tidak ditemukan kasus tetanus dan tetanus s.d neonatorum
c. Campak
Penyakit campak merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh virus Measles
yang disebabkan melalui bersin atau batuk dengan gejala awal yaitu demam,
bercak kemerahan batuk pilek lalu timbul ruam diseluruh tubuh. Sejak tahun 2015
s.d 2017 di wilayah kerja UPTD PRI Tanjung Sari Natar tidak terdapat kasus
campak.
d. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang dapat
merusak hati. Penyebaran penyakit tersebut dapat terjadi melalui suntikan yang
tidak aman, dari ibu ke bayi dengan proses persalinan dan melalui hubungan
seksual. Infeksi pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan gejala kalaupun ada
biasanya gangguan pada perut, lemah dan Urine menjadi kuning. Penyakit ini bias
menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis hepatis (kanker hati) dan dapat
menimbulkan kematian. Berdasarkan laporan P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar
sejak tahun 2015s.d 2017 kasus Hepatitis B tidak ditemukan.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 27
e. Pertusis
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis yang
ditandai dengan batuk beruntun dan disertai tarikan nafas hup yang khas serta
disertai muntah, lama batuk bias 1-3 bulan sehingga sering desebut batuk 100 hari,
serangan batuk lebih sering pada malam hari. Berdasarkan laporan P2M sejak
tahun 2015 s.d 2017 tidak ada kasus Pertusis.
H. Penyakit DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar
menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa.
Temuan kasus DBD di UPTD PRI Tanjung Sari Natar selama tahun 2015-2017
tampak seperti grafik berikut :
Grafik 2.11
Jumlah Kasus DBD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit P2M UPTD PRI Tanjung Sari Natar, 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 28
Interpretasi grafik di atas adalah dalam 3 tahun terakhir terjadi fluktuasi penemuan
dan penanganan kasus DBD di UPTD PRI Tanjung Sari Natar. Pada tahun 2016
jumlah kasus mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015. Sedangkan pada
Tahun 2017 terjadi penurunan kasus namun masih lebih tinggi dari tahun 2015.
Jumlah kasus yang masih cukup banyak tersebut kemungkinan sanitasi yang
kurang baik di wilayah kerja UPTD PRI Tanjung Sari Natar . Adanya mobilisasi
penduduk ke luar wilayah juga diperkirakan sebagai penyebab meningkatnya
kasus DBD.
Upaya pemberantasan demam berdarah yang dilakukan oleh UPTD PRI Tanjung
Sari Natar pada tahun 2017 adalah dengan 4 (empat) hal yaitu:
1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor
(penyelidikan epidemiologi);
2) Diagnosis dini dan pengobatan dini;
3) Penyuluhan kesehatan dan;
4) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.
Upaya pemberantasan vektor ini dengan melakukan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik. PSN-3M menunjukkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam mencegah DBD.
Penyuluhan DBD pada masyarakat di setiap desa dan refreshing kader DBD juga
menjadi salah satu kegiatan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
penyakit DBD. Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang
berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan
baru.
I. Penyakit Malaria
Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) Plasmodium sp yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Wilayah endemis malaria pada
umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik,
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 29
sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang,
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya
perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat.
Kasus malaria klinis sejak tahun 2015 s.d 2017 di UPTD PRI Tanjung Sari Natar
tidak ditemukan.
1. Status Gizi Masyarakat
Salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui peningkatan
status gizi terutama pada balita. Keadaan status gizi pada balita sangat
berpengaruh terhadap kecerdasan dan pertumbuhan selanjutnya. Kecukupan gizi
yang baik menghasilkan kualitas, produktifitas manusia yang baik pula. Masalah
gizi saat ini adalah KEP (kurang energi protein), kekurangan Vit A, Gondok dan
Anemi zat besi.
1). Pemantauan Status Gizi Balita
Jumlah balita yang status gizinya kurang (BGM) menunjukkan penurunan dari
tahun-ketahun. Pada tahun 2016 ditemukan 11 orang balita ( 0,5%) yang
mengalami BGM. Pada tahun 2017 ditemukan 65 kasus BGM dan tidak
ditemukan kasus gizi buruk. Kabupaten menargetkan jumlah maksimal kasus
BGM yaitu <15% balita. Sistem rujukan terhadap balita 2T dari posyandu ke
puskesmas, klinik konsultasi gizi diharapkan terus berjalan agar kasus BGM cepat
ditangani. Kasus BGM yang ada tidak ada yang berkembang menjadi kasus gizi
buruk. Sebagai puskesmas rawat inap, puskesmas telah memiliki tenaga yang
terlatih menangani kasus gizi buruk dan menyiapkan sarana dan prasarana
penanganan gizi buruk di puskesmas.
2). Ibu Hamil mendapat tablet besi ( fe )
Suplemen tablet besi (Fe) diberikan kepada ibu hamil dimaksudkan untuk
mencegah dan menanggulangi kejadian anemia gizi besi. Persentase cakupan
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 30
bumil dapat Fe3 tahun 2017 sebesar 97,4%. Ini sudah melebihi target Standar
Pelayanan Minimal Lampung Selatan yaitu sebesar 90%.
3). Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)
Tidak ditemukan penderita gondok diwilayah UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar. Berdasarkan hasil survey semua masyarakat (100%)
mengkonsumsi garam beryodium.
C. ANALISA FAKTOR DETERMINAN
1. Manajemen Kesehatan
1.1 Perencanaan
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar dalam menyusun perencanaan
kesehatan (PTP) yang mengacu pada misi strategis puskesmas. Dalam upaya
penyusunan perencanaannya, puskesmas semaksimal mungkin memanfaatkan
data yang ada. Walaupun masih banyak mengalami hambatan terutama karena
belum tersinkronnya informasi kesehatan di puskesmas, selain itu masih adanya
keterbatasan SDM sehingga perencanaan yang disusun belum begitu
mencerminkan kondisi kesehatan yang sebenarnya.
1.2 Loka Karya Mini
Lokakarya Mini (Lokmin) merupakan salah satu manajemen yang ada UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar yang wajib dilaksanakan untuk
menunjang program puskesmas. Lokakarya Mini yang dapat dilaksanakan baru
terbatas pasda lokakarya mini bulanan yang membahas lintas program, sedangkan
lokakarya mini triwulanan dan tahunan belum dilaksanakan.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 31
1.3 Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar belum sepenuhnya melakukan
monitoring dan evaluasi yang disertai analisis sebagai umpan balik dari kegiatan
di puskesmas terhadap program yang telah dilaksanakan. Adapun bentuk dari
monitoring dan evaluasi yang sudah dilakukan selama ini baru sebatas rekapitulasi
data melalui laporan bulanan dan Penilaian Kinerja.
2. Analisa Lingkungan
2.1. Lingkungan Fisik
Berikut adalah data sasaran program kesehatan lingkungan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun 2017 :
Tabel 2.12
DATA SASARAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2017
NO DESAJUMLAH
RUMAH SPAL TTU INSTITUSI SAB JAG
A1 Muara Putih 1.444 1.400 75 2 1.047 8612 Krawang Sari 1.062 1.000 40 2 1.040 7663 Tanjung Sari 2.150 2.050 42 13 1.900 1.9004 Bumi Sari 1.780 1.770 56 12 1.700 1.5305 Way Sari 518 500 11 2 251 223
JUMLAH 7.779 6.833 240 26 6.909 6.386Sumber : Unit Kesling UPTD UPTD Puskesmas Rawat InapTanjung sari Natar, 2017
2.2 Lingkungan Sosial Ekonomi
1). Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk UPTD Puskesmas Rawat Inap pada tahun 2017 cukup besar
yaitu 29.557 jiwa. Jumlah ini merupakan data sasaran proyeksi. Agar jumlah
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 32
sasaran penduduk riil, diperlukan pendataan sasaran penduduk riil pada awal
tahun dengan melibatkan kader kesehatan yang ada disetiap desa.
Jumlah penduduk miskin juga cukup besar jumlahnya sekitar 70% dari jumlah
penduduk yang ada. Jumlah yang besar ini memerlukan persiapan pemberian
pelayanan kesehatan yang besar pula karena ada beberapa pola penyakit yang
tergantung pada tingkat kemiskinan masyarakat. Penjaminan mutu pelayanan
perlu dipertahankan agar masyarakat tidak merasa terdiskriminasi karena tingkat
ekonomi.
Tabel 2.13
DATA JUMLAH PENDUDUK PER-DESA TAHUN 2017
NO. NAMA DESA JUMLAHPENDUDUK
PENDUDUKMISKIN
1.2.3.4.5.
Muara PutihKrawang SariTanjung SariBumi SariWay Sari
5.4114.2878.4797.9503.430
3.7112.9405.8145.4512.352
J U M L A H 29.557 20.268Sumber : Kecamatan Natar, 2017
3. Analisa Perilaku
Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dipunyai oleh masyarakat di UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada tahun 2017 dilaksanakan dengan
satu jenis jaminan pemeliharaan kesehatan, yaitu JKN yang terdiri atas : PBI
APBN, PBI APBD, PPU.
Diharapakan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat
miskin meningkat sehingga dapat menurunkan AKI, AKB, angka kelahiran dan
kasus-kasus kesehatan masyarakat miskin terlayani dengan baik.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 33
4. Analisa Program dan Pelayanan Kesehatan
A. Analisa Input
1). Keadaan Fasilitas Kesehatan
Sarana Fisik yang ada berupa :
a. Puskesmas Pembantu : 1 buah
b. Puskesmas Keliling : 1 buah
c. Kendaraan roda dua : 1 buah
d. Perumahan dokter gigi : 1 unit
e. Poskesdes : 2 unit
2). Keadaan Sumber Daya Kesehatan
Berikut adalah tabel kondisi ketenagaan di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar berdasarkan pendidikan dan status kepegawaian :
Tabel 2.14
DATA KONDISI KETENAGAAN TAHUN 2017
NO JENIS KETENAGAANJUMLAH
PNS PTT TKS
1 Dokter Spesialis 0 0 0
2 Dokter Umum 3 0 0
3 Dokter Dokter Gigi 1 0 0
4 Bidan D1 2 0 0
5 Bidan D3 9 4 0
6 Perawat DIII/ DIV/Skep 9 0 5
7 Perawat Gigi 1 0 0
8 Apoteker dan Sarjana Farmasi 1 0 0
9 D3 Farmasi dan Asisten Apoteker 2 0 0
10 DIV/Sarjana Gizi 0 0 0
11 DI/D3 Gizi 2 0 0
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 34
12 Sarjana Kesmas 3 0 0
13 Tenaga Sanitasi 3 0 0
14 Analis Lab 2 0 1
15 Non Kesehatan stuktural 1 0 0
23 SMA 0 0 1
24 SMP 0 0 1Jumlah 39 4 8
Sumber : Unit Kepegawaian UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar, 2017
Berdasarkan tabel di atas, jumlah ketenagaan di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar sudah hampir memadai, hanya belum memiliki tenaga
spesialis saja.
3). Keadaan UKBM
a). Posyandu
Posyandu merupakan sarana pendukung kesehatan di desa yang sangat penting,
karena posyandu merupakan ujung tombak pelayanan langsung kepada
masyarakat yang dilaksanakan oleh puskesmas.
Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian posyandu yang ada di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar diperoleh data Jumlah dan
Tingkat Kemandirian Posyandu sebagai berikut :
Tabel 2.15
DATA TINGKAT KEMANDIRIAN POSYANDU TAHUN 2017
NO DESA PRATAMA MADYA PURNAM
AMANDI
RI
1 Muara Putih 0 2 4 02 Krawang Sari 0 2 3 03 Tanjung Sari 0 2 4 04 Bumi Sari 0 2 2 15 Way Sari 0 2 1 0
J u m l a h 0 10 14 1Sumber : Unit Promkes UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 35
Dari tabel tingkat Kemandirian posyandu di wilayah UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar terlihat bahwa baru 1 desa memiliki posyandu mandiri.
Hal ini memerlukan perhatian besar dari petugas agar membina dengan sungguh-
sungguh melalui bekerja sama lintas sektoral dan meningkatkan peran serta
masyarakat seperti kader posyandu, PKK, Tokoh masyarakat dan Pamong atau
aparat pemerintahan untuk meningkatkan kriteria posyandu menjadi mandiri.
b). Poskesdes
Terdapat 2 unit poskesdes di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap tanjung
sari Natar yang terletak pada desa Muara Putih dan Poskesdes didesa Bumi Sari.
4). Keadaan Peralatan Kesehatan
a). Sarana Peralatan Medis
Alat Penunjang Diagnostik Klinik
Sarana penunjang diagnostik klinis di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Sari Natar ditinjau dari segi jumlah masih ada kekurangan dan beberapa alat yang
harus diadakan kembali karena faktor usia barang yang dapat mempengaruhi
akurasi hasil pemeriksaan seperti timbangan, tensimeter dll.
Sarana penunjang diagnostik klinik yang telah cukup baik digunakan adalah
sarana laboratorium. Beberapa jenis pemeriksaan dengan menggunakan mesin
sentrifugal dan bahan reagen yang ada cukup banyak membantu dalam penegakan
diagnosa.
Data sarana penunjang diagnostik klinis dan kebutuhan pengadaan dari
kekurangan sarana penunjang diagnostik klinik di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar tahun 2017 secara lengkap dapat dilihat pada lampiran PTP ini.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 36
Alat Penunjang Tindakan Medis
Sarana yang menunjang tindakan medis di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar seperti bedah minor set, partus set dan lainya dapat dilihat
secara lengkap pada lampiran PTP.
Alat Penunjang Medis lain
Sarana penunjang medis lainnya di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
Natar yang mendukung kegiatan medis antara lain timbangan berat badan (dewasa
dan bayi), pengukur tinggi badan, bed pemeriksaan, bed ginekologi, tiang infuse
dan lain-lain dalam kondisi mencukupi dan secara lengkap dapat dilihat secara
lengkap pada lampiran PTP.
b). Sarana Bukan Peralatan Medis
Sarana bukan peralatan medis yang secara langsung ataupun tidak langsung
mendukung kegiatan pelayanan dan program kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar dikelompokkan menjadi barang bergerak dan tidak bergerak.
Sarana berupa barang bergerak terdiri atas benda-benda penunjang kegiatan
administrasi (meja, kursi, lemari, mesin tik, dan komputer) dan kendaraan dinas
( mobil pusling dan sepeda motor). Sarana penunjang administrasi yang masih
perlu diadakan yaitu kursi tunggu pasien. Sarana bergerak lainnya yang perlu
diadakan adalah mobil ambulans untuk menunjang pelayananan di unit rawat inap
dan sepeda motor untuk pemegang program.
Kondisi sarana berupa barang tidak bergerak berupa gedung puskesmas, rumah
dinas dan gedung puskesmas pembantu dapat dilhat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.16
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 37
KONDISI SARANA BARANG TIDAK BERGERAK TAHUN 2017
Sumber : Unit Kepegawaian UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Sarana dan prasarana yang ada perlu dilakukan monitoring dan perawatan
sehingga dapat tetap dipergunakan menunjang kegiatan Puskesmas.
5). Analisa Pemenuhan Kebutuhan Obat
Obat-obatan yang ada di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
bersumber dari Pemerintah baik pusat maupun daerah dan JKN yang
didistribusikan ke puskesmas melalui Gudang Farmasi Kabupaten (GFK)
Lampung Selatan. Pemenuhan kebutuhan obat sebagian berasal dari dana JKN
karena jumlah obat yang ada tidak mencukupi untuk semua masyarakat dan
jumlah peserta BPJS yang cukup besar.
Obat-obat yang ada di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
disimpan di gudang obat yang didistribusikan ke apotik UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar, 1 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 2 Poskesdes.
Pemakaian dan pendistribusian obat dari GFK ke puskesmas dan ke pustu
dimonitor melalui Laporan Bulanan (LB2) yaitu Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO). Ketersediaan obat dan vaksin di Gudang obat UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun 2017 terdapat 144 jenis obat
dan vaksin. Ketersediaan obat diatas 100% yaitu amoksilin, antacid, bacitracin,
anti fungi DOEN, anti bakteri DOEN,anti migren, asam askorbat, betametason,
NO BANGUNAN LOKASI KONDISI
1. Puskesmas Induk Tanjung Sari Baik2. Gedung Unit Rawat Inap Tanjung Sari Baik3. Gedung rumah dinas dokter gigi Bumi Sari Rusak ringan4. Gedung Pustu Krawang Sari Rusak ringan5. Poskesdes Muara Putih Rusak ringan6. Poskesdes Bumi Sari Baik
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 38
deksametason, diazepam, furosemid, oralit, glibenklamid, gliseril guayacholat,
haloperidol, captopril, kloramfenikol, kotrimoksazol, lidokain, metilergometrin,
natrium bicarbonate, OBH, paracetamol, B1 dan B kompleks.
6). Analisa Pembiayaan Sektor Kesehatan
Pembiayaan di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan sepenuhnya bersumber dari APBD dan APBN.
Tabel 2.17
PEMBIAYAAN SEKTOR KESEHATAN TAHUN 2017
NO SUMBER BIAYAALOKASI ANGGARAN
KESEHATANRUPIAH %
1 BOK 422.750.000 21,64
2 JKN Kapitasi 1.314.447.700 67,27
3 JKN Non Kapitasi 216.725.000 11,09
Puskesmas 1.953.922.700 100,00Sumber : Unit Pembiayaan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Anggaran perkapita pada tahun 2017 meningkat dibandingkan dengan tahun 2016.
Hal ini menunjukkan ada peningkatan anggaran kesehatan perkapita.
B. Analisa Output Pelayanan Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
Kunjungan rawat jalan di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
Tahun 2017 terdiri atas 2 jenis yaitu kunjungan pasien umum, pasien BPJS (PBI
dan pasien peserta askes sosial (PNS).
Berdasarkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap dalam dua tahun
terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 39
Grafik 4.18Jumlah Kunjungan RJ dan RI Di Wilayah Kerja
Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit Yankes UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap cenderung menurun pada
tahun 2017. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat
untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar. Mutu pelayanan kesehatan di unit rawat jalan dan rawat inap
harus selalu ditingkatkan agar jumlah masyarakat yang memanfaatkan palayanan
kesehatan di puskesmas semakin meningkat.
Diagram 2.1
KUNJUNGAN RJ BERDASARKAN JENIS KUNJUNGAN TAHUN 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 40
Sumber : Unit Yankes UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Berdasarkan jenis kunjungan pada kunjungan rawat jalan, jumlah kunjungan
pasien umum mendominasi jumlah kunjungan sebanyak 8.214 kasus (59,5%) dan
kunjungan pasien BPJS 5.591 kasus (40,5%).
Diagram 2.2
KUNJUNGAN RI BERDASARKAN JENIS KUNJUNGAN TAHUN 2017
Sumber : Unit Rawat Inap UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Kunjungan pasien di unit rawat inap sepanjang tahun 2017 sebanyak 497 pasien.
Jumlah pasien umum sebanyak 173 orang dan pasien BPJS sebanyak 324 orang.
Pasien BPJS masih didominasi oleh PBI. Kunjungan pasien BPJS dari askes PNS
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 41
masih sangat sedikit. Diperlukan promosi kesehatan tentang pelayanan rawat inap
yang lebih giat terutama pasien askes PNS.
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak
- Cakupan K1 dan K4
Indikator K1 murni adalah kunjungan ibu hamil pertama kali pada petugas
kesehatan yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Indikator K1 akses
adalah kunjungan ibu hamil pertama kali pada petugas kesehatan tanpa melihat
usia kehamilan. Indikator ini untuk melihat keterjangkauan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan.
Grafik 4.1
Cakupan Kunjungan Pertama Bumil Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Interpretasi grafik di atas bahwa cakupan K1 bumil UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada sejak tahun 2015 bersifat fluktuatif dan meningkat cukup
bermakna pada tahun 2015 dan tahun 2017. Capaian puskesmas pada tahun ini
juga mencapai target yang ditetapkan sebesar 95%. Semua desa di wilayah kerja
sudah mencapai target.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 42
Tercapainya target cakupan K1 ini menunjukkan bahwa keterjangkauan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan maksimal karena semua desa telah
memiliki bidan desa sebagai ujung tombak pelayanan. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh masih adanya ibu hamil yang belum memahami mengenai
pentingnya pemeriksaan kehamilan sejak dini kehamilannya. Pemberian
pemahaman pentingnya pemeriksaan kehamilan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan melalui kelas ibu hamil dan juga melibatkan peran serta nakes dan
toma. Hal lain yang mendukung sudah baiknya koordinasi dengan pelayanan
kesehatan swasta/jemput bola.
Indikator K4 adalah jumlah kunjungan ibu hamil minimal 4 kali selama masa
kehamilan (satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan
dua kali pada trimester ketiga). Indikator ini menggambarkan tingkat
perlindungan ibu hamil di suatu wilayah. Standar waktu tersebut ditentukan juga
untuk menjamin mutu pelayanan khususnya dalam memberi kesempatan yang
cukup dalam menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan.
Cakupan K4 bumil UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar adalah
98,50%. Pada tahun ini UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari
grafik di bawah ini
Grafik4.2
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 43
Cakupan Kunjungan K4 Bumil Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar, 2017
Tercapainya cakupan K4 ini menunjukkan bahwa tingkat perlindungan ibu hamil
melalui pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan
menepati waktu) sudah baik dan menggambarkan kemampuan managemen
program KIA yang sudah baik. Hal ini dapat disebabkan karena banyak ibu hamil
yang datang pertama kali untuk memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan
trimester pertama, juga karena ibu hamil memeriksakan ulang kehamilannya
sesuai standar waktu K4, yang disebabkan oleh sudah baiknya pemahaman ibu
mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sejak dini dan rutin. Penekanan
pada pentingnya pencatatan perkembangan kehamilan ibu telah diterapkan pada
bidan desa.
Cakupan K1 sebesar 99,7% dan cakupan K4 94,40%, menunjukkan terjadi drop
out (DO) ditingkat puskesmas sebesar 5,30%. DO yang kecil ini menunjukkan
tingkat perlindungan ibu hamil dan kelangsungan managemen perlu
dipertahankan dan ditingkatkan disemua lini pelayanan diaktifkan kelas ibu hamil
untuk semua ibu hamildan kunjungan rumah terhadap ibu hamil yang tidak
melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal yang ditentukan bias dipertahankan dan
ditingkatkan.
- Persalinan Nakes
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 44
Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persentasi ibu
hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu, yang persalinannya ditolong
oleh tenaga kesehatan tanpa tergantung tempat pelayanan. Indikator ini
menggambarkan kemampuan managemen program KIA dalam pertolongan
persalinan secara profesional.
Grafik 4.3
Cakupan Pn Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Interpretasi grafik di atas adalah pencapaian linakes UPTD Puskesmas Rawat Inap
tahun 2017 telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 90 % karena telah
mencapai 94,9%. Penyebab telah tercapainya cakupan linakes kemungkinan
karena sasaran penduduk lebih mendekati riil. Diperlukan pendataan sasaran di
awal tahun agar sasaran penduduk lebih mendekati riil pada tahun berikutnya.
Persalinan dukun tidak lagi ditemukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar. Hal ini menunjukkan hubungan kemitraan bidan dan
dukun telah berjalan cukup baik.
Penanganan komplikasi obstetri
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 45
Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditangani oleh tenaga
kesehatan (nakes) yang salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi. Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu tenaga professional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum
dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih).
Selama tiga Tahun terakhir yaitu sejak tahun 2015 sampai dengan 2017 di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tidak ditemukan tenaga
kesehatan menangani ibu dengan resiko tinggi (resti)dan penanganan komplikasi
neonatus semuanya dirujuk ke Rumah Sakit.
Yankes bufas
Grafik pemberian yankes pada ibu nifas menunjukkan bahwa cakupan Kf lengkap
telah mencapai target kabupaten juga dengan capaian sebesar 95,07%. Perkiraan
sasaran yang cukup mendekati riil dan meningkatnya penyuluhan pada
masyarakat akan pentingnya pemeriksaan ibu nifas diduga memberikan kontribusi
capaian yankes bufas secara lengkap.
Grafik 4.4
Cakupan Yankes Pada Bufas dan vitamin A Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 46
Kunjungan nifas diupayakan dilakukan bersamaan dengan kunjungan bayi.
Cakupan vit A bufas sama dengan cakupan kunjungan nifas, artinya semua bufas
telah mendapatkan vit A sebanyak dua kali. Kunjungan rumah pada bufas secara
terjadwal diharapkan dapat meningkatkan cakupan.
Cakupan KB aktif
Peserta KB aktif (PA) adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai alkon terus-menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau
yang mengakhiri kesuburan.
Grafik.4.6
Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2015-2017
Sumber : Laporan Kesga UPTD PRI Tanjung Sari Natar
Cakupan KN1 dan KN lengkap
Cakupan kunjungan neonatal pertama untuk melihat akses atau jangkauan
pelayanan kesehatan neonatal. Cakupan kunjungan neonatus lengkap untuk
melihat keberlangsungan program yankes neonatus.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 47
Grafik. 4.8
Cakupan Kunjungan Neonatus KN 1 dan KN 3 Tahun 2015-2017
Sumber : Laporan Kesga UPTD PRI Tanjung Sari Kecamatan Natar Tahun 2017
Grafik diatas menunjukkan terjadi drop out Kn lengkap cukup kecil yaitu 1,04%.
Kedua cakupan indikator telah mencapai target yang ditetapkan kabupaten sebesar
94%. Hal ini berarti akses atau jangkauan pelayanan kesehatan neonatal,
efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal telah cukup baik.
Penanganan komplikasi neonatal risti
Pelayanan neonatus resiko tinggi adalah penangan neonatus dengan kelainan yang
dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan danberujung pada kematian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih difasilitas kesehatan (polindes,
puskesmas. puskesmas PONED, rumah salin pemerintah atau swasta).
Berdasarkan data dari kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
cakupan untuk neonatus dengan komplikasi yang ditangani 0 % (100 % dirujuk).
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 48
Kunjungan bayi
Pelayanan kesehatan bayi kunjungan satu kali pada umur 1-2 bulan, kunjungan
satu kali pada umur 3-5 bulan, kunjungan satu kali pada umur 6-8 bulan, dan
kunjungan satu kali pada umur 9-11 bulan.
Pemberian pelayanan dengan menghitung cakupan kunjungan adalah indikator
untuk menunjukkan berapa banyak bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
standar yaitu minimal 4x kunjungan pada usia 29 hari s.d < 1 tahun. Kebijakan
pemerintah menetapkan waktu untuk kunjungan bayi adalah kunjungan satu kali
pada umur 29 hari – 2 bulan, kunjungan cakupan kunjungan bayi adalah pada
pemberian imunisasi dasar lengkap, DDTK, pemberian vit A, konseling ASI
eksklusif, penanganan dan rujukan kasus. Indikator ini untuk mengetahui
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan untuk bayi.
Grafik 4.10
Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit Kesga UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Dari grafik di atas cakupan kunjungan bayi tahun 2016 mengalami peningkatan
dibanding tahun 2015 sedangkan kunjungan bayi pada tahun 2017 yaitu 102%.
Capaian masih berada di atas target kabupaten sebesar 91%. Data ini
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 49
menggambarkan bahwa jangakuan dan kualitas pelayanan kesehatan standar pada
bayi sudah sangat baik. Perlu peningkatan kerjasama dengan lintas pogram terkait
(imunisasi-gizi-pengobatan) agar pencatatan dalam kohort yankes bayi menjadi
rapi.
3. Program Imunisasi
Desa UCI (Universal Child Immunization)
Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisasi dasar Lengkap) pada bayi
meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1
dosis Campak. Empat jenis imunisasi yang menjadi indikator UCI adalah BCG,
DPT3, Polio 4, dan campak.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi
terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0 -11 bulan).
Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan ≥80% jumlah bayi yang
ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu
satu tahun. Target UCI tahun 2015 adalah 92%. Sedangkan standar pelayanan
minimal menetapkan target 95% desa/kelurahan UCI pada tahun 2015 untuk
setiap kabupaten/kota.
Pada tahun 2015-2017 cakupan desa UCI telah mencapai 100%
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 50
Tabel 4.1
Cakupan Imunisasi Tahun 2015 s.d 2017
N
o
Nama
Antigen
Cakupan Imunisasi
Tahun 2015 Tahun 2015 Tahun 2017
Abs % Abs % Abs %
1 BCG 618 100 629 101 597 94,5
2 DPT-HB1 618 100 625 99,8 617 102
3 DPT-HB2 618 100 626 100 617 102
4 DPT-HB3 618 100 626 100 617 102
5 POLIO1 618 100 626 100 571 94,4
6 POLIO2 618 100 626 100 571 94,4
7 POLIO3 618 100 626 100 571 94,4
8 POLIO4 618 100 626 100 571 94,4
9 CAMPAK 618 100 625 99,8 626 103,5
10 HB< 7 HARI 618 100 626 100 656 102,38
JUMLAH BAYI 620 624 616
Sumber : Unit P2M UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Pencapaian desa UCI ini perlu dipertahankan terus-menerus. Sweeping imunisasi,
pencatatan dan pelaporan kegiatan imunisasi, koordinasi dengan lintas program
diharapkan dapat mempertahankan cakupan.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 51
Grafik.4.11
Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Desa Tahun 2015-2017
Sumber : Laporan Imunisasi PRI Tanjung Sari Kecamatan Natar Tahun 2017
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
a) Balita Ditimbang (D/S)
Ukuran Indikator ini adalah penimbangan balita (0-59 bulan) yang ditimbang
berat badannya dinilai baik bila persentase D/S setiap bulannya sesuai target.
Hasil pemantauan status gizi balita di wilayah UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar berdasarkan balita yang ditimbang berat badannya, diperoleh
cakupan D/S sebesar 63,5% pada tahun 2015. Hasil ini masih di bawah target
kabupaten 70%. Sedangkan pada tahun 2015 cakupan D/S meningkat 70,93%
telah mencapai target.kemudian pada tahun 2017 D/S meningkat 79,7%
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 52
Grafik 4.13
Cakupan D/S Tahun 2015 s.d 2017
Sumber : Unit Gizi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar, 2017
Hal ini menunjukkan peran serta masyarakat (kader, toma, ibu balita) telah sangat
baik. Penyuluhan dan motivasi untuk selalu menimbang balita setiap bulan yang
juga merupakan indikator PHBS hendaknya dapat ditingkatkan.
b) Balita yang naik berat badannya (N/D)
Berdasarkan laporan SKDN, dari jumlah balita yang ditimbang 2528 orang, balita
yang naik timbangannya sebanyak orang (92,51%). Jumlah ini telah mencapai
target kabupaten sebesar 90%. Capaian ini menunjukkan bahwa status gizi balita
di Wilayah UPTD Puskesmas Rawat InapTanjung sari Natar cukup baik,karena
berat badannya setiap bulan dapat meningkat sesuai kriteria yang ditetapkan.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 53
c) Balita 6-59 bulan dapat Vit A 2 kali
Vitamin A adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi, yaitu 100.000
Satuan Internasional (SI) untuk bayi umur 6-11 bulan dan 200.000 SI untuk anak
balita 12-59 bulan. Vitamin A didistribusikan setiap bulan februari dan agustus.
Cakupan pemberian vitamin A pada balita 6-59 bulan UPTD Puskesmas Rawat
InapTanjung Sari Natar telah mencapai 83,17 % pada tahun 2017 untuk Vitamin
A 12 – 59 Bulan, dan 85,56 % untu Vitamin A 6 – 11 Bulan. Sweeping pemberian
vit A, peran serta kader dan toma sangat berkontribusi pada hasil yang dicapai.
d) Bumil dapat 90 Fe
Tablet tambah darah (TTD) atau tablet Fe adalah tablet yang mengandung Fe dan
asam folat. Ibu hamil mendapat 90 TTD adalah ibu yang selama hamilnya
minimal mendapat 90 TTD. Kinerja dinilai baik jika persentase ibu selama hamil
mendapat Fe mencapai 90%. Cakupan puskesmas pada tahun 2017 adalah sebesar
98,24%. Sweeping bumil yang mengkonsumsi Fe kurang dari 90 tablet,
pemberian penyuluhan melalui kelas ibu hamil maupun posyandu diharapkan
dapat lebih meningkatkan cakupan pada tahun berikutnya.
e) Pemberian MP-ASI pada bayi 4-24 bulan keluarga gakin
Balita dari keluarga gakin pada tahun 2017 sebanyak 31 orang. Semua balita yang
ditemukan tersebut mendapat MP-ASI (100%). Pemberian MP-ASI diharapakan
dapat memperbaiki status gizi balita gakin. Peran kader dalam pendataan sasaran
sangat membantu pencapaian cakupan.
f) Balita Gizi Buruk Dapat Perawatan
Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau
BB/TB dengan nilai Z-score <-3 SD (sangat kurus) terdapat tanda klinis gizi
buruk lainnya. Pada 2017 tidak ditemukan kasus Gizi Buruk sedangkan kasus
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 54
BGM sebanyak 65 orang (2,6%). Pemeriksaan yang lebih teliti dengan
menggunakan antropometri diharapakan dapat lebih mendeteksi keberadaan balita
gizi buruk. Keluraga balita yang mengalami BGM diberikan penyuluhan dengan
kunjungan rumah agar kasusnya tidak berlanjut menjadi gizi buruk.
g) Cakupan rumah tangga yang konsumsi garam yodium
Garam yodium adalah garam (NaCl) yang diperkaya dengan iodium melalui
proses iodisasi sesuai Standar Nasional Indonesia dengan kandungan Kalium
Iodat (KlO3). Pemantauan rumah tangga menggunakan garam beryodium
dilakukan melalui SD/MI disetiap desa dengan menggunakan tes kit iodium.
Berdasarkan pemeriksaan sampel semua rumah tanga (100%) mengkonsumsi
garam beryodium. Hal ini juga ditunjukkan tidak ada penderita gondok diwilayah
UPTD Puskesmas Rawat InapTanjung Sari Natar tahun 2017. Penyuluhan tentang
pentingnya pemakaian garam beryodium sebaiknya terus dilakukan walaupun
capaian kegiatan ini sudah sangat baik.
5. Upaya Program Promosi Kesehatan
a. ASI Eksklusif
Salah satu perilaku menuju kemandirian keluarga sadar gizi adalah pemberian
ASI Eksklusif. Cakupan bayi 0 – 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif di UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar dalam 2 tahun terakhir terus meningkat
yaitu pada tahun 2015 sebesar 42,5%, tahun 2015 sebesar 61,98%. Dan tahun
2017 cakupan menurun menurun 37,4%. Capaian ini sudah mencapai target yang
ditetapkan kabupaten sebesar 35%. Perilaku masyarakat terhadap asi ekslusif yang
masih rendah dikarenakan pemahaman yang kurang tentang Asi ekslusif.
Pelaksanaan kelas ibu hamil dan penyuluhan asi ekslusif di posyandu diharapkan
mampu meningkatkan cakupan.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 55
Di bawah ini adalah grafik cakupan ASI eksklusif UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar sepanjang tahun 2015 s/d 2017
Grafik 4.9
Cakupan ASI Eksklusif Tahun 2015 s/d 2017
Sumber : Unit Gizi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung sari Natar2017
b. Posyandu
Jumlah posyandu di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar adalah 25
kelompok, perbandingan jumlah posyandu yaitu 8.229 KK dibagi 25 posyandu
sama dengan 329 atau rasio 1:329 dan bila dibandingkan dengan rasio standar
yang ditetapkan yaitu 1 : 100 KK, maka jumlah posyandu di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Rawat InapTanjung Sari Natar masih perlu pembentukan posyandu
baru.
Dibawah ini adalah grafik tingkat kemandirian posyandu di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Rawat InapTanjung Sari Natar tahun 2017 :
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 56
Grafik.5.1
Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata Tahun 2017
Sumber : Laporan Promkes UPTD PRI Tanjung Sari Natar 2017
Dari grafik diatas jumlah keseluruhan Posyandu yang ada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun 2017 sebanyak 25 pos, dengan
rincian sebagai berikut : Posyandu Pratama 2 pos (8%), Posyandu Madya 11 pos
(44%), Posyandu Purnama 10 pos (40%), dan Posyandu Mandiri 2 pos (8 %).
Di wilayah UPTD Puskesmas Rawat InapTanjung Sari Natar terlihat bahwa baru
terdapat 1 desa yang memiliki 1 posyandu mandiri. Pada tahun mendatang
diharapkan ada peningkatan strata posyandu dari purnama menjadi mandiri. Hal
ini memerlukan perhatian besar dari petugas agar membina dengan sungguh-
sungguh melalui bekerja sama lintas sektoral dan meningkatkan peran serta
masyarakat seperti kader posyandu, PKK, Tokoh masyarakat dan Pamong atau
aparat pemerintahan.
c. Rumah Tangga dan Ber-PHBS
Pola hidup bersih dan sehat merupakan salah satu upaya pencegahan dan promotif
yang paling efektif untuk mencapai kehidupan yang sehat. Terdapat 10 indikator
yang digunakan untuk mengukur PHBS tatanan riumah tangga. Indikator tersebut
adalah :
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 57
1.1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
1.2 Bayi diberi ASI Eksklusif
1.3 Menimbang bayi dan balita,
1.4 Menggunakan air bersih
1.5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
1.6 Menggunakan jamban sehat
1.7 Memberantas jentik dirumah
1.8 Makan buah dan sayur setiap hari
1.9 Melalukan aktifitas fisik setiap hari dan,
1.10 Tidak merokok di dalam rumah.
Dibawah ini adalah grafik cakupan pembinaan PHBS tatanan rumah tangga
sepanjang tahun 2015 s/d 2017 :
Grafik 4.20
Cakupan Pembinaan PHBS Tatanan Rumah Tangga
Tahun 2015 s/d 2017
Sumber : Unit Promkes UPTD Puskesmas Rawat Inap tanjung Sari Natar, 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 58
Dalam satu tahun terakhir, jumlah rumah tangga yang ber-PHBS terus meningkat,
hal ini disebabkan mulai meningkatnya kerjasama lintas program dan
pemberdayaan kader kesehatan yang ada di desa.
6. Upaya Kesehatan Lingkungan
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,
yaitu bangunan yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Pada tahun 2015 dari rumah 8.379 didapat data 5.203 rumah (63 %) yang
diperiksa/dibina memenuhi syarat dan rumah yang memenuhi syarat sebanyak
2.854 rumah (55%) sedangkan pada tahun 2015 persentase rumah sehat
meningkat menjadi 87%. Dan untuk tahun 2017 persentase rumah sehat
mengalami penurunan 69.98%.
Grafik 4.22Cakupan Rumah Sehat Tahun 2015 s/d 2017
Sumber : Unit Kesling UPTD Puskesmas Rawat inap Tanjung Sari Natar, 2017
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 59
2. Tempat Tempat Umum (TTU) Sehat
Tabel 2.19
TTU Memenuhi Syarat Tahun 2015 s/d 2017
Tahun TTU
TTU
Memenuhi
Syarat
Persentase
2015 228 204 85
2016 168 108 64
2017 40 40 100
Sumber : Unit Kesling UPTD PRI Tanjung Sari Natar, 2017
Hasil kegiatan pemeriksaan tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada tahun 2015 persentase
tempat yang memenuhi syarat kesehatan meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya. Namun bila dibandingkan dengan target TTU sehat pada
pembangunan kesehatan Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun 2015
yang besarnya 12,9%. Pada tahun 2017 TTU yang diperiksa ada 168, yang
memenuhi syarat ada 108 dengan persentase pencapaian yang memenuhi syarat
ada 64%, namun tetap perlu adanya kegiatan seperti penyuluhan atau syarat-syarat
izin tempat usaha yang mengharuskan memenuhi kriteria sehat tempat usaha.
Untuk Tahun 2017 terjadi peningkatan pada target TTU yang diperiksa mencapai
51%.
3. Keluarga memiliki akses Air Bersih
Akses terhadap air bersih diperoleh penduduk wilayah UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar dari sumur gali dan sumur bor dengan pompa. Persentase
penduduk pengguna sumur gali sangat besar yaitu tahun 2015 sebesar 97% dan
2015 sebesar 98%. Sumur bor hanya dimiliki oleh sebagaian kecil penduduk
wilayah UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 60
Persentase Keluarga yang memiliki akses air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan tahun 2015 dari total sarana yang diperiksa 3501 ditemukan 2925
sarana (40%). Tahun 2015 cakupan mencapai 85%. Cakupan ini sudah mencapai
target 75% yang ditentukan kabupaten.Sedangkan pada Tahun 2017 target yang
dicapai 75% dari total sarana yang diperiksa yaitu 6190 sarana yang diperiksa.
4. Institusi yang di Bina
Hasil kegiatan pembinaan Institusi yang ada di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada tahun 2015, dari total 26 Institusi yang ada dibina
sebanyak 24 tempat (95 %). Bila dibandingkan dengan target Institusi yang harus
dibina pada pembangunan kesehatan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
Natar tahun 2015 yang besarnya 100%, maka Institusi yang harus dibina masih di
bawah target yang ada. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kegiatan
pembinaan dengan kerjasama lintas sektor.
5. Kepemilikan Jamban Sehat
Hasil kegiatan pemeriksaan sarana sanitasi dasar di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada tahun 2015 dari 237 jamban yang diperiksa didapat 132
jamban (55,69%) dikategorikan sehat. Pada tahun 2015 persentase penduduk
dengan akses sanitasi layak sebesar 85%. Bila dibandingkan dengan target jamban
sehat pada pembangunan kesehatan Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
tahun 2015 yang besarnya 80%, maka jamban yang sehat telah melampaui target
yang ada. Sedangkan pada tahun 2017 akses sanitasi layak capaian menurun
hanya sebesar 20,9 %.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan puskesmas pada tahun 2017 adalah
dengan memfokuskan pembentukan dusun melaksanakan STBM pada pilar 1
(stop BABS). Pada pelaksanaan awal dilakukan 1 dusun perdesa. Pemberian
sarana stimulasi pembuatan leher angsa dan adanya pelatihan petugas dan kader
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 61
dari Dinas Kesehatan Lampung Selatan dan penyuluhan tentang Stop Buang Air
Besar Sembarangan diharapkan dapat meningkatkan cakupan jamban sehat.
6. Kepemilikan SPAL Sehat
Hasil kegiatan pemeriksaan sarana sanitasi dasar di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada tahun 2015 dari 200 SPAL yang diperiksa didapat 61
SPAL (30,50%) dikategorikan sehat dan tahun 2015 dari 6150 SPAL yang
diperiksa didapat 5810 SPAL (85%) dikategorikan sehat. Bila dibandingkan
dengan target SPAL sehat pada pembangunan kesehatan UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari Natar tahun 2015 yang besarnya 90%, maka SPAL yang sehat
masih dibawah target yang ada. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan seperti
penyuluhan tentang SPAL yang memenuhi syarat kesehatan melalui kegiatan
kunjungan rumah/Inspeksi Sarana Sanitasi Dasar. Untik Tahun 2017 SPAL yang
ada diwilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar sudah
terjadi peningkatan mencapai 90% dengan adanya penyuluhan pada masyarakat.
7. Rumah/bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Aegepty
Hasil kegiatan pemeriksaan rumah/bangunan di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari Natar pada tahun 2015 dari 247 rumah/bangunan yang diperiksa
didapat 111 rumah/bangunan (44,94%) dikategorikan bebas jentik dan tahun 2015
dari 7779 rumah/bangunan yang diperiksa didapat 7545 rumah/bangunan (97%)
dikategorikan bebas jentik. Bila dibandingkan dengan target rumah/bangunan
bebas jentik nyamuk Aedes aegepty pada pembangunan kesehatan UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun 2015 yang besarnya 95%, maka
rumah/bangunan bebas jentik sudah mencapai target yang ada. Oleh karena itu
tetap perlu adanya kegiatan seperti penyuluhan tentang rumah sehat melalui
kegiatan pemeriksaan rumah sehat.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 62
8. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Sehat
Hasil kegiatan pemeriksaan tempat pengelolaan makanan di UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari Natar pada tahun 2015 dari 3 TPM yang diperiksa
didapat 1 TPM (33,33%) dikategorikan sehat dan tahun 2015 dari 292 TPM yang
diperiksa didapat 276 TPM (90%) dikategorikan sehat. Bila dibandingkan dengan
target Tempat Pengelolaan Makanan sehat pada pembangunan kesehatan UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun 2015 yang besarnya 80%, maka
TPM yang sehat mencapai target yang ada. Oleh karena itu masih tetap perlu
adanya peningkatan pemeriksaan Tempat Pengelolaan Makanan secara rutin.
Ditahun 2017 TPM yang ada di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar
peningkatan/kesadaran dari masyarakat, ada pun jumlah TPM yang memenuhi
syarat yaitu 282 (70%).
7. Upaya Program usila
Seiring dengan pertambahannya umur harapan hidup (UHH), maka keberadaan
para lanjut usia tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dengan meningkatnya
kualitas hidup Usila maka beban ketergantungan dan biaya kesehatan yang
ditimbulkannya akan semakin berkurang.
Jumlah Usila wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat inap tanjung Sari Natar
Tahun 2015 sebanyak 1.527 orang dan mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 877 orang ( 57,43%) sedangkan pada tahun 2015 usila yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 1085 ( 71% ) sedangkan pada tahun
2017 Usila mendapatkan pelayaanan sebanyak 1.419 ( 70,50%) sudah mencapai
target SPM yaitu 40%.
UPTD PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 63
Grafik.4.16
Cakupan Pelayanan Usila Menurut Desa Tahun 2015-2017
Sumber : Laporan Kesga UPTD PRI Tanjung Sari Kecamatan Natar Tahun 2017
8. Upaya Program Kesehatan Jiwa
Ditemukan 36 kasus pada tahun 2015 dan berkembang menjadi 39 kasus pada
tahun 2017. Dari jumlah tersebut dilakukan penanganan kasus berupa kunjungan
rumah sebanyak 16 kasus (41,02 %). Upaya advokasi pada lintas sektor telah
dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan agar program dapat terus
dilaksanakan pada tahun 2017 adalah pembentukan kelompok peduli gangguan
jiwa, maping/penemuan kasus lebih lanjut dengan melibatkan kader dan toma,
pembebasan kasus pasung, penanganan kasus di tingkat puskesmas dan rujukan
kasus ke RS jiwa.
9. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Cakupan program Perawatan kesehatan masyarakat tahun 2017 pembinaan
keluarga rawan target 723 pencapaian 726, cakupan keluarga resti dengan target
290 pencapain 145, sedangkan untuk kegiatan follow up care dengan target 74
pencapaian nya untuk tahun 2017 adalah 53.
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 72
BAB III
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
A. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Program Kesga
Tabel 3.1Identifikasi Masalah Kesehatan Program Kesga
Tahun 2017
NO INDIKATOR CAPAIANPROGRAM
TAHUN 2017
TARGET%
HASIL%
KESENJANGAN(%/kasus)
1 Kunjungan K1 95 98 32 Kunjungan K4 95 97,68 2,683 Persalinan Nakes 90 93,62 3,624 Penanganan Komplikasi buristi 80 80,1 0,15 Kunjungan Nifas 90 92,71 2,716 Peserta KB Aktif 70 76,82 6,827 Kunjungan Neonatus 1 90 101,31 11,318 Kunjungan Neonatus 3 90 99,84 9,849 Kunjungan bayi 95 97,25 2,2510 Kunjungan anbal 90 93,03 3,0311 Penanganan Komplikasi Neonatus 90 95 512 Penjaringan Kesehatan 100 100 013 Adanya lahir mati 0 kasus 3 kasus ‘- 3 kasus
Sumber : Unit Kesga PRI Tanjung Sari Natar, 2017
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 73
2. Program Imunisasi
Tabel 3.2Identifikasi Masalah Kesehatan Program Imunisasi
Tahun 2017
NOINDIKATOR
CAPAIAN PROGRAM
TAHUN 2017
TARGET % HASIL % KESENJANGAN %
1 Cakupan Desa UCI 100 100 0
Sumber : Unit P2M PRI Tanjung Sari Natar, 2017
3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tabel 3.3Identifikasi Masalah Kesehatan Program Gizi
Tahun 2017
NO INDIKATOR CAPAIANPROGRAM
TAHUN 2017TARGET
(%)HASIL(%)
KESENJANGAN(%)
1 Penimbangan Balita (D/S) 76,42 75,55 -0,872 Penimbangan Balita (N/D) 88 89,65 1,653 Balita Memiliki KMS 91 94,8 3,7
4 Balita Ditimbang Tidak Naik BB nya(T) <15 5,68 9,32
5 Balita Ditimbang 2x Tidak Naik (2T) <9,2 2,65 6,556 Balita BGM <1,5 0,97 0,537 ASI Eksklusif 35 37,43 2,438 Bayi Mendapat IMD 30 84 549 Bayi BBLR <9,4 2,06 7,3410 Pemberian Vitamin A Balita 90 97 711 Balita Kurus Dapat PMT 40 50 10
12 Balita Gizi Buruk MendapatPerawatan 100 100 0
13 Remaja Putri Mendapatkan TTD 15 15,25 0,25
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 74
14 Pemberian Fe1 Ibu Hamil (Bumil) 92 98,4 6,415 Pemberian Fe3 Ibu Hamil (Bumil) 92 97,68 5,68
16 Pemberian Vitamin A Ibu Nifas(Bufas) 91 91,14 0,14
17 Ibu Hamil Anemia <33,3 2,03 31,27
18 Ibu Hamil KEK dapat PMT 50 100 50
19 Pemeriksaan Garam Iodium 90 95,38 5,38
Sumber : Unit Gizi PRI Tanjung Sari Natar, 2017
4. Program Promosi Kesehatan
Tabel 3.4Identifikasi Masalah Kesehatan Program Promkes
Tahun 2017
NO
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM
TAHUN 2017
TARGET
%
HASIL
%
KESENJANGAN
%
1Rumah tangga ber-PHBS RT, TTU,
SEKOLAH70 56,05 -13,95
2Bayi (0-6 bulan) yang mendapat
ASI-Eksklusif80 75,16 -4,84
3 Desa dengan garam beryodium baik 85 100 15
4 Posyandu Purnama 60 56 -4
5 Posyandu mandiri 25 4 -21
Sumber : Unit Promkes PRI Tanjung Sari Natar, 2017
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 75
5. Program Kesehatan Lingkungan (Kesling)
Tabel 3.5Identifikasi Masalah Kesehatan Program Kesling
Natar Tahun 2017
NOINDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM
TAHUN 2017
TARGET
%HASIL %
KESEN
JANGA
N %
1 Institusi yang dibina 100 85 -15
2 Cakupan air bersih 75 85 0
3 kepemilikan jamban sehat 80 85 0
4 Cakupan SPAL 75 85 0
5 Cakupan Rumah Sehat 70 87 0
6Rumah/bangunan bebas jentik
nyamuk Aedes95 97 0
7Tempat umum yang memenuhi
syarat.80 85 0
8 TPM yang memenuhi syarat. 80 90 0
Sumber : Unit Kesling PRI Tanjung Sari Natar, 2017
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 76
6. Program Pengendalian Penyakit (P2)
Tabel 3.6Identifikasi Masalah Kesehatan Program P2 Tahun 2017
NOINDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM
TAHUN 2017
TARGET
%
HASIL
%
KESENJAN
GAN %
1Desa/kelurahan mengalami KLB
yang ditangani <24 jam100 0 kasus 0
2Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk <15 tahun2 0 kasus 0
3 Angka kesembuhan TB Paru 85 100 15
4Cakupan penemuan penderita
pneumonia pd balita.90 42,3 -47,7
5Cakupan balita dengan pneumonia
yang ditangani.100 100 0
6Klien yang mendapatkan penanganan
HIV/AIDS.100 100 0
7 Infeksi menular seksual yang diobati. 100 100 0
8 Penderita DBD yang ditangani. 100 100 0
9 Penemuan Penderita Diare 80 30 -50
10 Penemuan kasus filariasis 0 0 0
11 Penderita malaria yg diobati . 100 0 0
12Penderita kusta yang selesai berobat
(RFT Rate)90 0 0
13 Kasus filariasis yang ditangani. 100 0 0
14 Adanya Penderita HIV-AIDS 0 0 0
15 Adanya penderita DBD 0 12 -12
Sumber : Unit P2M PRI Tanjung Sari Natar, 2017
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 77
7. Program Usila
Tabel 3.7Identifikasi Masalah Kesehatan Program Usila Tahun 2017
NOINDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM
TAHUN 2017
TARGET % HASIL %KESENJANGA
N %
1 Pelayanan kesehatan usila 75 70,5 -4,5
Sumber : Unit Kesga PRI Tanjung Sari Natar, 2017
8. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
Tabel 3.8Identifikasi Masalah Perawatan Kesehatan Masyaraktat Tahun 2017
NOINDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM
TAHUN 2017
TARGET
%
HASIL
%
KESENJANGAN
%
1.Cakupan Kunjungan
Keluarga rawan25 0,9 -24,1
Sumber : Unit Perkesmas PRI Tanjung Sari Natar, 2017
Dari hasil cakupan program tersebut diatas, terdapat beberapa indikator kinerja
yang belum mencapai target, baik berupa kesenjangan maupun kasus/kejadian
penyakit dan kematian, yakni sebagai berikut :
1. Kematian Bayi (Perinatal) : 3 kasus
2. Penimbangan Balita (D/S) : -0,87
3. Rumah tangga ber-PHBS, RT, TTU, SEKOLAH : -13,95
4. Bayi (0-6 bulan) yang mendapat asi eksklusif : -4,84
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 78
5. Posyandu Purnama : -4
6. Posyandu Mandiri : -21
7. Institusi yang dibina : -15%
8. Cakupan penemuan penderita pneumonia pd balita : -47,7
9. Penemuan Penderita Diare : -50
10. Penemuan penderita DBD : 12 kasus
11. Pelayanan kesehatan usila : -24,1
3 PRIORITAS MASALAH
Penentuan prioritas masalah dari beberapa permasalahan tersebut diatas,
dilakukan oleh Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas (Tim PTP) Rawat Inap
Tanjung Sari Natar dengan menggunakan metode PAHO untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting. Kriteria
dalam PAHO (Pan American Health Organization) dengan melihat masalah dari
sudut :
a. Magnitude yaitu besarnya masalah, prevalens, jumlah penduduk yang
terkena
b. Vulnerability yaitu seberapa jauh masalah tersebut dapat diselesaikan.
Apakah tersedia kemampuan/tehnologi mengatasinya
c. Importancy yaitu derajat kepentingan diselesaikannya masalah tersebut
d. Cost yaitu biaya yang dibutuhkan
Prioritas masalah dihitung dengan rumus P=( M x V x I )/C
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 79
Tabel 3.9Penilaian Masalah Kesehatan Pri Tanjung Sari Natar Tahun 2017
MASALAH
KRITERIA
MAGNIT
UDE
(M)
VULNE
R
ABILIT
Y
(V)
IMPORTANC
Y
(I)
COST
(C)(MxVxI)/C
PRIORIT
AS
Masalah 1 25 20 22 18 611 I
Masalah 2 17 20 17 17 340 V
Masalah 3 16 20 20 18 356 IV
Masalah 4 15 18 20 20 270 VII
Masalah 5 14 18 14 20 176 VIII
Masalah 6 13 15 14 16 171 IX
Masalah 7 10 11 12 16 83 XI
Masalah 8 17 20 21 20 357 III
Masalah 9 20 16 20 20 320 VI
Masalah 10 19 20 23 23 380 II
Masalah 11 10 14 13 14 130 X
Berdasarkan metode PAHO yang telah digunakan maka dapat terlihat jelas bahwa
terdapat perbedaan antara total skor dari masalah satu dengan masalah yang
lainnya. Adapun prioritas masalah ditetapkan berdasarkan total skor tertinggi yang
didapat dari suatu masalah. Berdasarkan hasil skoring prioritas masalah pada tabel
diatas, maka didapatkan prioritas masalah :
1. Kematian Bayi (Perinatal) : 3 kasus
2. Penemuan penderita DBD : 12 kasus
3. Cakupan penemuan penderita pneumonia pd balita : -47,7
4. Rumah tangga ber-PHBS, RT, TTU, SEKOLAH : -13,95
5. Penimbangan Balita (D/S) : -0,87
6. Penemuan Penderita Diare : -50
7. Bayi (0-6 bulan) yang mendapat asi eksklusif : -4,84
8. Posyandu Purnama : -4
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 80
9. Posyandu Mandiri : -21
10. Pelayanan kesehatan usila : -24,1
11. Institusi yang dibina : -15%
4 HUBUNGAN KONSEPTUAL MASALAH KESEHATAN
Masalah yang mempengaruhi
NO MASALAHKESEHATAN
FAKTOR DETERMINANLINGKUNGAN PERILAKU YANKES HEREDITER
1 KematianBayi
Lambatnyamengambilkeputusan olehkeluarga untukmerujuk
kurangnyapengetahuan ibuhamil tentangkehamilan resikotinggi
KurangnyaKeterampilandeteksi dinioleh petugas
2 PenemuanPenderitaDBD
Banyaknyatempatperindukannyamuk
@Tingkatkesadaranmasy.tentangkebersihanlingkunganKurang@PHBS rendah
Tidakberjalannyasystemkepaswadaandini
3 PenemuanPenderitaPneumonia
Anak batuk pilektidak diobatinakes
Kurangnyapengetahuanmasyarakattentang penyakitPneumonia
KualitasMTBS rendah( tidak pernahhitung nafaspada bayisakit )
4 Rumah tanggaberPHBSrendah
perilaku yangtidak berPHBS
Tingkat kesadaranyang kurangtentangpentingnyaberPHBS
PetugasPROMKESbelum optimal
5 CakupanBalitaditimbangberatbadannya(D/S) masihrendah
Posyanduterlihat kurangmenarik danmonotonsehingga kurangmenarik minatorang tua
Jika bayi selesaiimunisasi, tidakke posyandu lagiOrang tua masihminim kesadaranaka pentingnypenimbangan diposyandu
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 81
6 CakupanPenemuanpenderita diarerendah
Budaya tentangbalita sakit diaretidak segerabawa ke UPK
Kurangnyapenget.masyarakattentang bahayapenyakit diare
Kurangnyakerjasamalinsek petugasdalampengambilandata
7 Cakupan Asiekslusifrendah
KebiasaandimasyarakatsudahmemberikanPASI sebelum 6bulan
Tingkat kesadaranyang kurangtentangpentingnya ASIekslusif
Penyuluhantentang ASIekslusifbelum optimal
8 PosyanduPurnama
Kurangpemahamanbahwa posyanduadalah milikdesa bukanmilik sektorkesehatan
Perilaku kaderyang kurangoptimal dalampelayanan
Kurangpembinaanyankes
9 PosyanduMandiri
Kurangpemahamanbahwa posyanduadalah milikdesa bukanmilik sektorkesehatan
Perilaku kaderyang kurangoptimal dalampelayanan
Kurangpembinaanyankes
10 CakupanYankesUSILA rendah
budaya orang tua(usila) tidakperlu keluarrumah untukkegiatan
Kurangnyapemahamantentang kesehatausila
Kurangnyapenguatanprogramkesehatanusila
11. Institusi yangdibina
Budaya tidakberPHBSditempat kerja
Kurangnyakesadaran tentangPHBS ditempatkerja
Kurangnyapembinaanoleh petugas
5 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Setelah mengetahui prioritas masalah dan menggali hubungan konseptual masalah
kesehatan maka langkah selanjutnya adalah membuat analisis pemecahan masalah
menggunakan teknik Fish Bone Anlysis yang di modifikasi dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 82
NO. MASALAH 5 M
1 Kematian Bayi Man / Manusia - kurang pengetahuan ibu hamiltentang kehamilan resiko tinggi
- Kurangnya deteksi dini olehpetugas
Money / Dana - Kurangnya dana kunjunganrumah
Material / Alat -Methode / Cara - Kualitas ANC masih rendahLingkungan - Lambatnya pengambilan
keputusan merujuk oleh keluarga2 Penemuan kasus
DBDMan / Manusia - Kesadaran masyarakat tentang
kebersihan lingkungan kurangber PHBS
- Tidak berjalannya systemkewaspadaan dini
Money / Dana - Blm ada dana preventif danpromotif SKD KLB DBD
Material / Alat Alat penyuluhan belum optimalMethode / Cara -Lingkungan Banyaknya tempat perindukan
nyamuk3 Penemuan
penderitaPneumoniarendah
Man / Manusia - Kurang sosialisasi tentangpenyakit pneumonia
- Perilaku petugas dalam kualitasMTBS rendah ( tidak hitumgnafas)
Money / Dana - Insentif menemuan kasus belumada
Material / Alat - Pemeriksaan tidak menggunakanalat
Methode / Cara SOP penanganan Pneumonia belumada
Lingkungan Kurangnya pengetahuan masyarakattentang penyakit Pneumonia
4 Rumah berPHBSmasih rendah
Man / Manusia - Tingkat kesadaran tentangpentingnya berPHBS
- petugas PROMKES belumoptimal
Money / Dana - adaMaterial / Alat - adaMethode / Cara - adaLingkungan Perilaku masyarakat belum
berPHBS5 Cakupan Balita
ditimbang beratMan / Manusia Koordinasi linsekMoney / Dana Tersedia
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 83
badannya (D/S)masih rendah
Material / Alat SOP PenimbanganMethode / Cara Monitoring belum dilakukan secara
optmalLingkungan
6 Cakupanpenemuanpenderita diarerendah
Man / Manusia - kurangnya pengetahuanmasyarakat tentang bahayapenyakit diare
- kurangnya kerjasama linsekdalam pengambilan data
Money / Dana - tersediaMaterial / Alat Belum tersedianya SOP koordinasi
dengan yankes swastaMethode / Cara Kurang koordinasi dengan lintas
program dan yankes swastaLingkungan Budaya tentang penyakit diare tidak
segera dibawa ke UPK7 Cakupan ASI
Ekslusif masihrendah
Man / Manusia - Tingkat kesadaran masyarakatyang kurang tantang ASI ekslusif
- Penyuluhan tentang ASI ekslusifbelum optimal
Money / Dana - AdaMaterial / Alat - AdaMethode / Cara - metode pendidikan masyarakat
tentang ASI perlu ditinjaukembali atau dioptimalkan.
Lingkungan Kebiasaan masyarakat sudahmemberikan PASI sebelum 6 bulan
8 PosyanduPurnama
Man / Manusia - Kapasitas pelayanan kaderposyandu blm optimal
- Kader berganti-gantiMoney / Dana - Tidak ada dana pembinaan
posyanduMaterial / Alat SOP monitoring posyandu belum
adaMethode / Cara Monitoring SOP belum
dilaksanaakan dengan optimalLingkungan
9 PosyanduMandiri
Man / Manusia - Kapasitas pelayanan kaderposyandu blm optimal
- Kader berganti-gantiMoney / Dana - Tidak ada dana pembinaan
posyanduMaterial / Alat SOP monitoring posyandu belum
adaMethode / Cara Monitoring SOP belum
dilaksanaakan dengan optimalLIngkungan
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 84
10 Cakupan yankesUSILA rendah
Man / Manusia - kurang pemahaman kesadarantentang kesehatan Usila
- kurangnya sosialisasi tentangkesehatan Usila
Money / Dana - kurangnya dana kunjunganpembinaan USILA
Material / Alat TersediaMethode / Cara ada SOPLingkungan - Budaya orang tua tidak perlu
keluar rumah untuk kegiatan11 Institusi yang
dibina masihrendah
Man / Manusia - Kurangnya kesadaran ttg PHBS- Kurangnya pembinaan oleh
petugasMoney / Dana Tidak ada dana pembinaan instusiMaterial / Alat TersediaMethode / Cara Ada SOPLingkungan Budaya tidak berPHBS
6 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITASMASALAH
ALTERNATIFPEMECAHANMASALAH
PEMECAHANMASALAHTERPILIH
1 Adanya lahir mati a. Meningkatkan peranserta masyarakatuntuk deteksi diniresti dan P4K
b. Pelacakan kematianmaternal neonatal(OVP-OVM)
c. AMP tingkatpuskesmas
d. Peningkatan deteksidini melaluikunjungan rumahresti, kelas ibu danANC terpadu (10T).
a. Meningkatkan peranserta masyarakatuntuk deteksi diniresti dan P4K
b. Pelacakan kematianmaternal neonatal(OVP-OVM)
c. AMP tingkatpuskesmas
d. Peningkatan deteksidini resti melaluikunjungan rumah,kelas ibu dan ANCterpadu (10T)
2 Penemuan penderitaDBD
a. Penyuluhan tentangDBD dengan gejalaklinis segeramerujuk keRSterdekat
b. PeningkatanProgram kesling
a. Penyuluhan tentangDBD dengan gejalaklinis segeramerujuk keRSterdekat
b. PeningkatanProgram kesling
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 85
terutamapemberantasanlingkunganperindukan nyamuk
c. Pembentukan kaderpemantau jentik
d. Peningkatan jentikberkala (PJB)
e. Meningkatkansystem kewaspadaandini DBD
f. Abatesasi sebagaisalah satu tindakanpencegahan
terutamapemberantasanlingkunganperindukan nyamuk
c. Pembentukan kaderpemantau jentik
d. Peningkatan jentikberkala (PJB)
e. Meningkatkansystemkewaspadaan diniDBD
f. Abatesasi sebagaisalah satu tindakanpencegahan
3 Cakupan penemuanpenderita pneumonia
a. Melakukanpenyuluhan padamasyarakat tentangpenyakit pneumonia
b. Survei pascakepulangan jemaahhaji untukmendeteksi penyakitpneumonia
c. Mengatur produksitungku didesa
d. Melakukan refresingtentang penyakitpneumonia padapetugas puskesmas
a. Melakukanrefresing tentangpenyakit pneumoniapada petugaspuskesmas
b. Melakukan refresingtentang penyakitPneumonia padapetugas puskesmas
4 Cakupan PHBStatanan RT, Sekolah,TTU
a. Melakukanpenyuluhan PHBStatanan RT
b. Melakukanpembinaan PHBStatanan sekolah
c. Melakukanpembinaan PHBStatanan poskestren
d. Pembinaan sakabakti husada
e. Melakukan aktifasiforum masyarakatdesa
f. Refresing kaderkesehatan tentangPHBS
a. Melakukanpenyuluhan PHBStatanan RT
b. Melakukanpembinaan PHBStatanan sekolah
c. Melakukanpembinaan PHBStatanan poskestren
d. Pembinaan sakabakti husada
e. Melakukan aktifasiforum masyarakatdesa
f. Refresing kaderkesehatan tentangPHBS
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 86
5 Cakupan Balitaditimbang beratbadannya (D/S)masih rendah
a. Pengadaan PMTPenyuluhansehingga posyanduterlihat menarik
b. Melakukanpenyuluhanpentingnyapenimbangan
c. Refresing Kaderd. Melakukan Kegiatan
Konseling Gizi diPosyandu
a. Pengadaan PMTPenyuluhansehingga posyanduterlihat menarik
b. Melakukanpenyuluhanpentingnyapenimbangan
c. Refresing Kader
6 Penemuan PenderitaDiare
a. Penyuluhan tentangDiare danBahayanya
b. Pengumpulan datadengan kerjasamalintas sektor
a. Penyuluhan tentangDiare dan Bahanya
7 Cakupan asieksklusif
a. Penyuluhan asieksklusif diposyandu
b. Aktifasi forum masydesa
a. Penyuluhan asieksklusif diposyandu
b. Aktifasi forummasy desa
8 Cakupan posyandupurnama belummencapai target
a. Aktifasi forummasyarakat desauntuk meningkatkanperan masyarakatdalam posyandu
b. Refresing kaderposyandu
a. Aktifasi forummasyarakat desauntuk meningkatkanperan masyarakatdalam posyandu
b. Refresing kaderposyandu
9 Cakupan posyandumandiri belummencapai target
c. Aktifasi forummasyarakat desauntuk meningkatkanperan masyarakatdalam posyandu
d. Refresing kaderposyandu
c. Aktifasi forummasyarakat desauntuk meningkatkanperan masyarakatdalam posyandu
d. Refresing kaderposyandu
10 Cakupan yankesusila
a. Merapikanpencatatan danpelaporan
b. Penyuluhankesehatan danmotivasi lansiauntuk memeriksakankesehatnnya padasaat posyandu
a. Penyuluhankesehatan danmotivasi lansiauntukmemeriksakankesehatnnya padasaat posyandu lansia
b. Pembinaanposyandu lansia
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 87
lansiac. Pembentukan
posyandu lansiabaru
d. Pembinaanposyandu lansia olehpetugas
e. Refresing kaderposyandu lansia
11 Institusi yg dibinabelum mencapaitarget
Sosialisasi/penyuluhantentang Institusiyang memenuhisyarat kesehatan
Sosialisasi/penyuluhantentang Institusi yangmemenuhi syaratkesehatan
Pemecahan masalahnya maka dilajutkan dengan mengkaji hubungan konseptual
masalah kesehatan dengan hasil analisis permasalahan (fish bone analisis) maka
ditemukan alternatif pemecahan masalah. Sebagai alternatif pemecahan masalah
yang terpilih diharapkan menjadi solusi dari masalah yang ada dan mampu
mendongkrak capaian / cakupan indikator program dan akhirnya akan diusulkan
dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Tahun 2019.
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 77
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil musyawarah tim PTP Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun
2018 yang telah dilakukan analisis situasi, identifikasi masalah, menentukan
prioritas masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah pada program pokok
dan penunjang, didapatkan beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
I. Hasil Identifikasi Masalah
1. Kunjungan K4 : -0,6
2. Rumah tangga ber-PHBS, RT, TTU, SEKOLAH : -13,95
3. Posyandu Purnama : -4
4. Posyandu Mandiri : -20
5. Institusi yang dibina : -15
6. Cakupan penemuan penderita pneumonia pd balita : -47,7
7. Penemuan Penderita Diare : -50
8. Penemuan penderita DBD : 26 kasus
9. Pelayanan kesehatan usila : -4,5
II. Masalah Program Yang Menjadi Prioritas
1. Kunjungan K4 : -0,6
2. Penemuan penderita DBD : 26 kasus
3. Posyandu Purnama : -4
4. Rumah tangga ber-PHBS, RT, TTU, SEKOLAH : -13,95
5. Pelayanan kesehatan usila : -4,5
6. Posyandu Mandiri : -20
7. Institusi yang dibina : -15
8. Cakupan penemuan penderita pneumonia pd balita : -47,7
9. Penemuan Penderita Diare : -50
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 78
III. Penyebab Terjadinya Masalah
Kurangnya koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam pelaksaan kegiatan
program puskesmas (lokmin bulanan dan triwulanan), termasuk pencatatan dan
pelaporan.
a. Kurang berjalannya forum musyarawarah masyarakat desa (MMD) sebagai
upaya koordinasi pelaksanaan desa siaga
b. Kurangnya penyuluhan pada ibu, keluarga dan masy tentang kelas ibu
hamil, kesehatan reproduksi, penyakit DBD, PHBS, asi eksklusif, kesehatan
usila,dan Institusi yang dibina, melalui FMD, kelas ibu, posyandu balita,
posyandu lansia ataupun dll.
c. Kurangnya superfisi fasilitatif bikor pada bidan desa
d. Kurang berjalannya jemput data ke yankes swasta.
e. Kurangnya refresing kader disetiap program dan refresing petugas pada
kegawatdaruratan obstetri neonatal dan pneumonia.
f. Kurangnya kunjungan rumah buristi dan neoristi dan balita resti
g. Kurangnya pelaksanaan kegiatan yankes balita : DDTK bayi-anbal-dan
apras, MTBM-MTBS, dan penimbangan dengan melakukan koordinasi
lintas program.
IV. Rencana Strategi Penyelesaian Masalah
a. Pendataan sasaran penduduk
b. Memaksimalkan upaya dalam koordinasi lintas program, lintas sektor dan
mitra lainnya pada masalah kesehatan disemua program pokok dan
penunjang melalui optimalisasi lokmin.
c. Aktifasi FKMD.
d. Penyuluhan pada ibu, keluarga dan masyarakat tentang kelas ibu hamil,
kesehatan reproduksi, napza, kepemilikan jamban sehat, penyakit DBD,
PHBS, asi eksklusif, kesehatan usila, Institusi yang dibina melalui FMD,
kelas ibu, posyandu balita, posyandu lansia ataupun refresing kader dll.
e. Superfisi fasilitatif oleh bikor dioptimalisasi
UPT PRI TANJUNG SARI NATAR | PTP TH 2019 79
f. Jemput data ke yankes swasta
g. Refresing kader semua program dan refresing petugas kesehatan.
h. Kunjungan rumah buristi, neoristi dan balita resti
i. Melakukan inspeksi sanitasi pada jamban sehat, air bersih, SPAL dan TPM.
j. Melakukan kegiatan yang menunjang pencapaian yankes balita : DDTK
bayi-anbal-dan apras, MTBM-MTBS, dan penimbangan dengan melakukan
koordinasi lintas program.
J. Saran
Adapun beberapa saran yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. LP dan LS dan yankes swasta diharapkan selalu memberikan dukungan dan
koordinasi melalui pelaksanaan lokmin bulanan dan triwulanan agar
kegiatan berjalan secara beriringan di semua program.
2. Pembiayaan kesehatan melalui BOK, JKN, APBD diharapkan tetap
berlangsung pada tahun selanjutnya agar capaian cakupan program dalam
SPM lebih meningkat di tahun berikutnya.
3. FMD diharapkan dapat meningkatkan program STBM, Kelas ibu, kerja
desa siaga, P4K, dan pokja DBD.
4. Penertiban pencatatan dan pelaporan dan penelusuran data kohort dari mulai
bidan desa harus dilakukan. Hal ini diharapkan dapat mengidentifikasi
kasus/masalah secara individu selama masa hamil, bersalin, nifas, neonatus,
bayi dan balita dan KB.
5. Penertiban pencatatan dan pelaporan juga pada yankes swasta.
6. Refresing/OTJ petugas kesehatan
7. Semua kegiatan yang menunjang pencapaian SDGs dan SPM dilaksanakan
secara maksimal disemua program.