65060096-pengaturan-suhu-tubuh

19
PENGATURAN SUHU TUBUH EKA ROINA MEGAWATI NIP :132 303 381 DEPARTEMEN FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara

Upload: dilan-rasyid

Post on 25-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dia dan kenangan

TRANSCRIPT

Page 1: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

PENGATURAN SUHU TUBUH

EKA ROINA MEGAWATI

NIP :132 303 381

DEPARTEMEN FISIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

DAFTAR ISI

Halaman

BAB 1. PENDAHULUAN 1

BAB 2. PEMBAHASAN 2

2.1. Suhu tubuh normal 2

2.2. Keseimbangan suhu tubuh 3

2.2.1. Produksi panas 4

2.2.2. Pembuangan panas 6

2.3. Mekanisme kerja hipotalamus dalam

mengatur suhu tubuh 8

2.4. Gangguan keseimbangan suhu tubuh 11

2.4.1. Demam 11

2.4.2. Hipertermi 13

2.4.3. Hipotermi 14

BAB 3. KESIMPULAN 15

DAFTAR PUSTAKA 16

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

3

BAB 1

PENDAHULUAN

Agar laju proses kimia dan sistem enzim yang berlangsung di dalam tubuh dapat

berfungsi optimal tergantung kepada rentang suhu tubuh yang sempit. Maka suhu tubuh

harus dipertahankan relatif konstan. Agar suhu tubuh berada pada rentang relatif

konstan (seimbang) tersebut tergantung kepada keseimbangan antara produksi panas

dan pengeluaran panas yang berlangsung dalam tubuh.(1)

Yang mengatur keseimbangan antara pembentukan panas dan kehilangan panas

tersebut adalah hipotalamus yang merupakan pusat pengaturan suhu tubuh. Saraf-saraf

yang terdapat pada bagian preoptik hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior

memperoleh dua sinyal; satu berasal dari saraf perifer yang menghantarkan sinyal dari

reseptor panas/dingin dan yang lain berasal dari suhu darah yang memperdarahi bagian

hipotalamus itu sendiri.(2)

Apabila terjadi gangguan keseimbangan terhadap pembentukan panas dan

pengeluaran panas maka akan menimbulkan perubahan terhadap suhu tubuh seperti

demam, hipertermi maupun hipotermi. Demam dan hipertermi sama-sama berupa

kenaikan terhadap suhu tubuh sedangkan hipotermi berupa penurunan terhadap suhu

tubuh.(1)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Suhu tubuh normal

Rentang suhu tubuh normal pada manusia berkisar antara 96,50 sampai 99,50F

(360 sampai 380C) dengan rata-rata suhu oral 98,60F (370C), dengan suhu terendah 98,20

atau 36,80. Dalam masa 24 jam, terdapat fluktuasi suhu pada seorang individu antara 10

sampai 20, dengan suhu terendah pada waktu tidur. Terdapat perbedaan suhu antara usia

muda dan usia tua. Infan mempunyai area permukaan tubuh yang relatif lebih luas

terhadap volume dan cenderung mengluarkan panas llebih cepat. Pada usia tua,

mekanisme untuk mempertahankan suhu tubuh tidak berfungsi seefisien masa muda,

dan perubahan suhu lingkungan tidak dapat dikompensasi secepat atu seefektif masa

muda. Hal ini penting diingat ketika menangani pasien usia sangat muda atau sangat

tua.(3)

Suhu tubuh terbagi atas suhu inti dan suhu kulit. Suhu jaringan tubuh organ

dalam disebut sebagai suhu inti yang sifatnya hampir selalu konstan, kalaupun terjdi

perubahan berkisar ± 10F (± 0.60C). Sedangkan suhu kulit sifatnya naik dan turun

sesuai dengan suhu lingkungan.(4)

Berdasarkan penelitian terhadap orang sehat usia antara 18 sampai 40 tahun

diperoleh bahwa rata-rata suhu mulut 36.80 ± 0.40C (98.20 ± 0.70F) dengan nilai

terendah pada jam 6 pagi dan tertinggi pada jam 4 sampai 6 sore. Suhu mulut normal

tertinggi 37.20C (98.90F) pada jam 6 pagi dan 37.70C (99.90F) pada jam 4 sore.

Sehingga berdasarkan penelitian ini didapat jika suhu tubuh pada pagi hari >37.20C

Universitas Sumatera Utara

Page 5: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

(98.90F) atau pada sore hari >37.70C (99.90F) dikatakan demam. Suhu rektum 0.40C

(0.70F) lebih tinggi daripada suhu mulut.(2)

Pada wanita yang menstruasi, suhu pagi hari akan lebih rendah 2 minggu

sebelum terjadi ovulasi yang kemudian akan naik sekitar 0.60C (10F) pada saat terjadi

ovulasi hal ini disebabkan peningkatan pelepasan progesteron dan terus bertahan

sampai terjadinya menstruasi. Suhu tubuh meningkat setelah fase postprandial. (2)

2.2. Keseimbangan suhu tubuh

Suhu tubuh akan berada dalam rentang yang normal jika terjadi keseimbangan

antara pembentukan panas dengan pengeluaran panas. Pembentukan panas berasal dari

kerja otot, asimilasi makanan dan proses-proses vital yang memberi kontribusi terhadap

laju metabolisme basal. Pengeluaran panas dari tubuh melalui radiasi, konduksi dan

penguapan air di saluran nafas dan kulit. Sebagian kecil panas juga dikeluarkan melalui

urin dan feses. (1)

Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya

panas, timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila

kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh menurun. Produksi panas

adalah produk tambahan metabolisme yang utama. Panas ini dihantarkan dari organ dan

jaringan yang lebih dalam ke kulit, kemudian panas tersebut hilang ke udara dan

sekitarnya. (4)

Universitas Sumatera Utara

Page 6: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

2.2.1. Produksi panas

Pada respirasi sel, proses melepaskan energi dari makanan untuk membentuk

ATP, juga menghasilkan panas ketika satu energi dihasilkan.(3) Walaupun respirasi sel,

berlangsung konstan, banyak faktor yang mempengaruhi proses ini, yaitu :

1. Hormon tiroksin (dan T3), dihasilkan oleh kelenjar tiroid, meningkatkan laju respirasi

sel dan produksi panas. Sekresi tiroksin diregulasi oleh laju produksi energi tubuh, laju

metabolisme itu sendiri. Ketika laju metabolisme berkurang, kelenjar tiroid distimulasi

untuk menghasilkan lebih banyak tiroksin. Ketika tiroksin meningkatkan laju respirasi

sel, mekanisme umpan balik negative menghambat sekresi lebih lanjut sampai laju

metabolisme turun kembali. Tiroksin disekresi ketika kebutuhan respirasi sel meningkat

dan mungkin merupakan pengatur utama produksi energi harian.

2. Pada keadaan stress, epinerin dan norepinefrin disekresikan oleh medulla adrenal, dan

sistem saraf simpatis menjadi lebih aktif. Epinefrin meningkatkan laju respirasi sel,

khususnya di organ seperti jantung, otot rangka, dan hati. Stimulasi simpatis juga

meningkatkan aktivitas organ-organ ini. Peningkatan produksi ATP untuk memenuhi

kebutuhan ATP pada keadaan stress yang juga berarti lebih banyak panas yang

dihasilkan.

3. Organ-organ yang aktif menghasilkan ATP merupakan sumber panas ketika tubuh

istirahat. Otot rangka, contohnya, biasanya pada kedaan kontraksi ringan disebut tonus

otot. Karena meskipun kontraksi ringan membutuhkan ATP, otot jua menghasilkan

panas. Menghasilkan sekitar 25% dari total panas tubuh pada saat istirahat dan lebih

banyak pada saat olahraga, ketika lebih banyak ATP yang dihasilkan. Hati merupakan

organ yang secara kontinu aktif, menghasilkan ATP untuk menghasilkan energi untuk

fungsinya yang banyak. Hasilnya, hati menghasilkan sebanyak 20% total panas tubuh

Universitas Sumatera Utara

Page 7: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

pada saat isitrahat. Panas yang dihasilkan oleh organ-organ ini disebarkan ke seluruh

tubuh oleh darah. Ketika darah yang mengalir lebih rendah melalui organ seperti otot

dan hati, panas yang mereka hasilkan ditransfer ke darah, menghangatkan darah. Darah

yang hangat tersebut bersirkulasi ke area tubuh yang lain, mendistribusikan panas.

4. Asupan makanan juga meningkatkan produksi panas, karena aktivitas metabolisme

saluran cerna meningkat. Panas yang dibentuk ketika saluran cerna menghasilkan ATP

untuk peristalsis dan untuk sintesa enzim pencernaan.

5. Perubahan suhu tubuh juga menimbulkan efek terhadap laju metabolisme dan

produksi panas. Hal ini secara klinis penting ketika seseorang demam, peningkatan suhu

tubuh yang abnormal. Suhu yang tinggi meningkatkatkan laju metabolisme, yang

meningkatkan produksi panas dan meningkatkan suhu tubuh lebih lanjut. Demam yang

tinggi memicu siklus yang tak berujung meningkatkan produksi panas. (3)

Untuk mempertahankan suhu tetap hangat, tubuh harus membentuk gerakan

volunter tambahan (gerakan anggota gerak) dan kontraksi otot involunter (menggigil).

Bayi baru lahir juga mempunyai jaringan yang dikenal lemak coklat (brown fat), yang

mampu menghasilkan panas tambahan tanpa menggigil. Dingin menstimulasi jalur

reflex yang menghasilkan pelepasan norepinefrin (reseptor ß3-adrenergik) dalam

jaringan lemak, yang menstimulasi terjadinya (1) lipolisis dan (2) ekspresi lipoprotein

lipase (LPL) dan thermogenin. LPL meningkatkan suplai asam lemak bebas.

Thermogenin berada di dalam membran mitokondria yang merupakan protein bebas

yang berfungsi sebagai H+-uniporter. Sirkuit pendek gradient H+ antar membran dalam

mitokondria, melepaskan (produksi panas) produksi ATP melalui rantai respirasi.(5)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

2.2.2. Pembuangan panas

Kehilangan panas melalui radiasi berarti kehilangan panas dalam bentuk

gelombang panas infra merah, suatu jenis gelombang elektromagnetik. Tubuh manusia

menyebarkan gelombang panas ke segala penjuru. Gelombang panas juga dipancarkan

dari dinding dan benda-benda lain ke tubuh. Bila suhu tubuh lebih besar dari suhu

lingkungan, kuantitas panas yang lebih besar dipancarkan keluar dari tubuh daripada

yang dipancarkan ke tubuh.(4)

Kehilangan panas melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-

benda lain, seperti kursi atau tempat tidur hanya sebagian kecil. Sebaliknya, kehilangan

panas melalui konduksi ke udara cukup besar walaupun dalam keadaan normal. Sekali

suhu udara yang berlekatan dengan kulit menjadi sama dengan suhu kulit, tidak terjadi

lagi kehilangan panas dari tubuh ke udara. Oleh karena itu, konduksi panas dari tubuh

ke udara mempunyai keterbatasan kecuali udara yang dipanaskan bergerak dari kulit

sehingga udara baru, yang tidak panas terus menerus bersentuhan dengan kulit,

fenomena ini disebut konveksi udara. Pemindahan panas dari tubuh melalui konveksi

udara secara umum disebut kehilangan panas melalui konveksi. Sebenarnya, panas

pertama-tama harus dikonduksi ke udara kemudian dibawa melalui aliran konveksi.(4)

Air memiliki panas khusus beberapa ribu kali lebih besar daripada udara,

sehingga setiap unit bagian air yang berdekatan ke kulit dapat mengabsorbsi jumlah

kuantitas panas yang lebih besar daripada udara. Kecepatan kehilangan panas ke air

pada suhu yang cukup rendah jauh lebih besar daripada kecepatan kehilangan panas ke

udara pada suhu yang sama. Saat air dan udara sangat dingin, kecepatan kehilangan

panas ke udara menjadi hampir sama besar dengan air, karena air dan udara pada

Universitas Sumatera Utara

Page 9: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

dasarnya mampu membawa semua panas yang dapat berdifusi melalui penyekat

subkutan kulit. (4)

Bila air berevaporasi dari permukaan tubuh, panas sebesar 0,5 kalori (kilokalori)

hilang untuk setiap satu gram air yang mengalami evaporasi. Bahkan bila seseorang

tidak berkeringat, air masih berevaporasi secara tidak kelihatna dari kulit dan paru-paru

dengan kecepatan sekitar 450 sampai 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan

panas terus menerus dengan kecepatan 12 sampai 15 kalori per jam. Evaporasi air

melalui kulit dan paru-paru yang tidak kelihatan ini dapat dikendalikan untuk tujuan

pengaturan suhu karena evaporasi tersebut dihasilkan dari difusi molekul air terus

menerus melalui kulit dan permukaan sistem pernafasan. Akan tetapi kehilangan panas

melalui evaporasi keringat dapat diatur dengan pengaturan kecepatan berkeringat.(4)

Selama suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan, panas dapat hilang melalui

radiasi dan konduksi. Tetapi ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu kulit, tubuh

memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi. Dalam keadaan seperti ini, satu-

satunya cara tubuh melepaskan panas adalah dengan evaporasi. Oleh sebab itu, setiap

faktor yang mencegah evaporasi yang adekuat ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari

suhu kulit akan menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Hal ini kadang terjadi pada

manusia yang dilahirkan dengan kelainan kelenjar keringat. Orang ini dapat tahan

terhadap suhu dingin seperti halnya orang normal, tetapi mereka hampir mati akibat

serangan panas pada daerah tropis, karena tanpa sistem pendinginan evaporatif, orang

ini tidak dapat mencegah peningkatan suhu tubuh ketika suhu udara lebih tinggi dari

suhu tubuh. (4)

Pakaian mengurung udara di antara kulit dan rajutan pakaian, sehingga

meningkatkan ketebalan yang disebut daerah pribadi dari udara yang berdekatan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

kulit dan juga menurunkan aliran udara konveksi. Akibatnya, kecepatan kehilangan

panas tubuh melalui konduksi dan konveksi sangat ditekan. Sekitar setengah dari panas

yang dipindahkan dari kulit ke pakaian dipancarkan melalui radiasi ke pakaian dan

bukan dipancarkan melalui konduksi melewati ruang kecil.(4)

Efektivitas pakaian dalam mempertahankan suhu tubuh hampir hilang semuanya

bila pakaian menjadi basah karena konduktivitas air yang tinggi meningkatkan

kecepatan pemindahan panas sebesar 20 kali lipat lebih. Oleh karena itu, salah satu

faktor terpenting untuk melindungi tubuh terhadap udara dingin di kutub adalah dengan

menjaga sangat hati-hati agar pakaian tidak basah. Tentu saja, seseorang harus berhati-

hati untuk tidak menjadi kepanasan walaupun untuk sementara waktu, karena dengan

berkeringat di dalam pakaian akan membuat pakaian tersebut kurang efektif sebagai

penyekat.(4)

2.3. Mekanisme kerja hipotalamus dalam mengatur suhu tubuh

Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus region anterior dan posterior

yang masing-masing berespon pada suhu tubuh meningkat dan berkurang. Suhu tubuh

diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme umpan balik, dan hampir semua mekanisme

in terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang teletak pada hipotalamus. Agar

mekanisme umpan balik ini dapat berlangsung, harus juga tersedia pendetektor suhu

untuk menentukan kapan suhu tubuh menjadi sangat panas atau sangat dingin.(4)

Area preoptik hipotalamus anterior mengandung sejumlah besar neuron yang

sensitif terhadap panas yang jumlahnya kira-kira sepertiga neuron yang sensitif terhadap

dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor suhu untuk mengatur suhu

tubuh. Neuron-neuron yang sensitif terhadap panas ini meningkatkan kecepatan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

kerjanya sesuai dengan peningkatan suhu, kecepatannya kadang meningkat 2 sampai 10

kali lipat pada kenaikan suhu tubuh sebesar 100C . Neuron yang sensitif terhadap

dingin, sebaliknya, meningkatkan kecepatan kerjanya saat suhu tubuh turun.(4)

Apabila area preoptik dipanaskan, kulit di seluruh tubuh dengan segera

mengeluarkan banyak keringat, sementara pada waktu yang sama pembuluh darah kulit

di seluruh tubuh menjadi sangat berdilatasi. Jadi, hal ini merupakan reaksi yang cepat

untuk menyebabkan tubuh kehilangan panas, dengan demikian membantu

mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Disamping itu, pembentukan panas tubuh

yang berlebihan dihambat. Oleh karena itu, jelas bahwa area preoptik dari hipotalamus

memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh.(4)

Sinyal yang ditimbulkan oleh reseptor suhu dari hipotalamus sangat kuat dalam

mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada bagian lain dari tubuh juga mempunyai

peranan penting dalam pengaturan suhu. Hal ini terjadi pada reseptor suhu di kulit dan

beberapa jaringan khusus dalam tubuh. Reseptor dingin terdapat jauh lebih banyak

daripada reseptor panas, tepatnya, terdapat 10 kali lebih banyak di seluruh kulit. Oleh

karena itu, deteksi suhu bagian perifer terutama menyangkut deteksi suhu sejuk dan

dingin daripada suhu hangat. (4)

Apabila seluruh kulit tubuh menggigil, terjadi pengaruh refleks yang segera

dibangkitkan untuk meningkatkan suhu tubuh melalui beberapa cara : (1) dengan

memberikan rangsangan kuat sehingga menyebabkan mengigil, dengan akibat

meningkatnya kecepatan pembentukan panas tubuh; (2) dengan menghambat proses

berkeringat bila hal ini harus terjadi, dan (3) dengan meningkatkan vasokonstriksi kulit

untuk menghilangkan pemindahan panas tubuh ke kulit. (4)

Universitas Sumatera Utara

Page 12: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

Walaupun banyak sinyal sensoris temperatur berasal dari reseptor perifer, sinyal

ini membantu pengaturan suhu tubuh terutama melalui hipotalamus. Area pada

hipotalamus yang dirangsang oleh sinyal sensoris ini adalah suatu area yang terletak

bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus mamilaris. Sinyal

sensoris temperatur dari hipotalamus anterior-area preoptik juga dipindahkan ke dalam

area hipotalamus posterior ini. Di sini sinyal dari area preoptik dan sinyal dari perifer

tubuh digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi penyimpanan

suhu tubuh. (4)

Sistem pengatur temperatur menggunakan tiga mekanisme penting untuk

menurunkan panas tubuh ketika temperatur menjadi sangat tinggi :(4)

1. Vasodilatasi. Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah kulit berdilatasi

dengan kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada

hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasodilatasi penuh

akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali

lipat.

2. Berkeringat. Peningkatan temperatur tubuh 10C menyebabkan keringat cukup

banyak untuk membuang 10 kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari

pembentukan panas tubuh.

3. Penurunan pembentukan panas. Mekanisme yang menyebabkan pembetukan

panas berlebihan, seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat dengan

kuat.

Ketika tubuh terlalu dingin, sistem pengaturan temperatur mengadakan prosedur

yang sangat berlawanan, yaitu:(4)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

1. Vasokonstriksi kulit di seluruh tubuh. Hal ini disebabkan oleh rangsangan pusat

simpatis hipotalamus posterior.

2. Piloereksi. Piloereksi berarti berdiri pada akarmya. Rangsangan simpatis

menyebabkan otot erektor pili yang melekat ke folikel rambut berkontraksi,

yang menyebabkan rambut berdiri tegak.

2.4. Gangguan keseimbangan suhu tubuh

2.4.1. Demam

Demam adalah kenaikan suhu tubuh melebihi variasi suhu normal sehari-hari

dan disertai dengan kenaikan set point hipotalamus, misalnya dari 370C mejadi 390C.

Perubahan set point ini menggambarkan setting ulang thermostat ke level yang lebih

tinggi untuk meningkatkan suhu ambient dalam ruangan. Sekali setpoint hypothalamus

meningkat, saraf-saraf vasomotor diaktifkan dan terjadi vasokonstriksi. Penderita

merasakan dingin pertama kali pada tangan dan kaki. Menghambat darah ke perifer

menuju organ dalam yang penting menurunkan pengeluaran panas dari kulit, dan

penderita merasa dingin. Menggigil, yang meningkatkan produksi panas dari otot, bisa

dimulai pada saat yang sama, tapi menggigil tidak terjadi jika mekanisme pembentukan

panas sudah cukup meningkatkan suhu darah. Produksi panas pada di hati juga terjadi.

Pada manusia, tingkah laku berupa memakai lebih banyak pakaian atau tidur akan

meningkatkan suhu tubuh. (2)

Proses konservasi panas (vasokonstriksi) dan produksi panas (menggigil dan

peningkatan aktivitas metabolisme) akan terus berlangsung sampai suhu darah yang

berada di neuron-neuron hipotalamus sama dengan thermostat yang berubah tersebut.

Ketika set point tercapai, hipotalamus akan mempertahankan suhu demam tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 14: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

dengan mekanisme yang sama ketika pada keadaan tidak demam. Ketika set point

hypothalamus menurun (baik akibat zat yang pirogen berkurang atau penggunaan

antipiretik), proses pengeluaran panas melalui vasodilatasi dan keringat akan dimulai.

Hal ini akan terus berlangsung sampai suhu darah mencapai set point hipotalamus yang

turun tersebut. (2)

Demam >41.50C (>106.70F) disebut hiperpireksi. Keadaan ini terjadi pada

pasien dengan infeksi yang sangat parah dan biasanya terjadi pada penderita dengan

perdarahan sistem saraf pusat. Set point hypothalamu juga dapat meningkat akibat

trauma lokal, perdarahan, tumor, ataupun malfungsi hipotalamus intrinsik.(2)

Pirogen merupakan bahan-bahan yang menyebabkan demam. Pirogen eksogen

berasal dari luar pasien, umumnya produk mikroba, toksin mikroba, atau

mikrogorganisme. Contoh pirogen endogen adalaha endotoksin polisakarida yang

dihasilkan bakteri gram negatif, bakteri gram positif dan endoktoksin dari

Staphylococcus aureus dan toksin stretococcus grup A dan B. (2, 4)

Sitokin adalah protein ukuran kecil (10.000 sampai 20.000 Da) yang mengatur

imunitas, inflamasi, dan proses hematopoeisis. Contoh, stimulasi proliferasi limfosit

selama respon imun terhadap vaksinasi adalah hasil dari sitokin interleukin (IL) 2, IL-4

dan IL-6. Sitokin lain, faktor stimulasi koloni granulosit, stimulasi granulocytopoeisis di

dalam sumsum tulang. Beberapa sitokin menyebabkan demam dan disebut sitokin

pirogen. Yang dikenal sebagai sitokin pirogen adalah IL-1, IL-6, tumor necrosis factor

(TNF), ciliary neurotropic factor (CNF), dan interferon (IFN) α. (2)

Sitokin pirogen dilepas oleh sel dan memasuki sirkulasi sistemik, yang secara

sistemik akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan sintesa PGE2. PGE2 juga

meningkat di jaringan perifer yang akan menyebabkan mialgia nonspesifik dan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

arhtralgia. Peningkatan PGE2 di otak yang akan memulai peningkatan setpoint

hipotalamus untuk suhu inti. (2)

2.4.2. Hipertermi

Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh yang meningkat secara tidak terkontrol

yang meningkatkan pengeluaran panas tanpa terjadi perubahan pada set point

hipotalamus (normal). Paparan panas dari luar dan produksi panas endogen merupakan

mekanisme terjadinya hipertermi. Pembentukan panas yang berlebihan dapat dengan

mudah menimbulkan hipertermi mengalahkan kontrol fisiologis dan tingkah laku suhu

tubuh. Misalnya, bekerja atau olahraga pada lingkungan panas akan menyebabkan

produksi panas lebih cepat daripada mekanisme perifer dalam mengeluarkan panas. (4)

Ada beberapa keadaan dimana kenaikan suhu tubuh yang terjadi bukan demam

tetapi hipertermi. Seperti serangan panas (heat stroke), akibat pusat pengaturan suhu

tubuh gagal bekerja pada lingkungan yang panas. Terdiri atas exertional heat stroke

biasanya terjadi pada orang muda yang berolahraga pada suhu lingkungan dan atau

kelembaban yang lebih tinggi dari normal, yang lain non exertional heat stroke terjadi

pada baik orang muda maupun tua terutama pada gelombang panas. Drug induced

hyperthermia yaitu hipertermi yang terjadi kaibat penggunaan obat psikotropika seperti

mono amine oxidase inhibitors (MAOIs), tricyclic antidepressant, dan amfetamin

ataupun kokain.(2)

Malignant hperthermia terjadi pada individu dengan kelainan bawaan pada

retikulum sarkoplasma sel otot rangka yang menyebabkan peningkatan kadar kalsium

intraseluler dalam respon terhadap halothane dan anestesi inhalasi lain atau

succinylcholine. Peningkatan suhu, peningkatan metabolisme otot, rigiditas otot,

Universitas Sumatera Utara

Page 16: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

rhabdomyolisis, dan instabilitas kardiovaskular dapat segera terjadi. Kondisi ini sering

fatal. Neuroleptic malignant syndorme (NMS) terjadi akibat pemakaian obat bersifat

neuroleptik (antipsikotik phenothiazine, haloperidol, prochlorperazine, metoclopramide)

atau obat dopamin dan dikarakteristikkan oleh rigiditas otot, efek samping

ekstrapiramidal, disregulasi otonom, dan hipertermi. Kelainan ini muncul karena

inhibisi pusat reseptor dopamin di hipotalamus, yang akan menyebabkan peningkatan

pembentukan panas dan penurunan pengeluaran paans. Serotonin syndrome muncul

pada pemakaian inhibitor serotonin selektif (SSRIs), MAOIs dan obat-obat

serotonergik lain, juga menimbulkan hipertemi. Thyrotoxicosis dan pheochromocytoma

juga dapat menyebabkan hipertermi. (2)

Sangat penting membedakan antara demam dan hipertermi karena hipertermi

dapat berakibat fatal dan ditandai dengan tidak respon terhadap antipiretik. Hipertermi

sering didiagnosa pada kejadian yang segera menimbulkan peningkatan suhu inti,

seperti terpapar panas atau pengobatan dengan obat-obatan yang mempengaruhi

regulasi suhu tubuh. Secara klinis juga dapat dijumpai pada hipertermi dengan serangan

panas ataupun akibat obat-obatan kulit terasa panas dan kering. Ditambah lagi,

antipiretik tidak dapat menurunkan peningkatan suhu tubuh pada hipertermia sedangkan

pada demam dan bahkan hiperpireksi dosis aspirin atau asetaminofen yang adekuat

dapat menurunkan suhu tubuh.(6)

2.4.3. Hipotermi

Hipotermi terjadi ketika turunnya suhu tubuh inti tiba-tiba di bawah 350C (950F).

Pada suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis untuk memelihara panas gagal.

Hipotermi primer merupakan hasil dari paparan langsung individu yang sehat terhadap

Universitas Sumatera Utara

Page 17: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

lingkungan dingin.(2)Jika seseorang yang tidak segera ditangani, terpapar dengan air es

selama 20 sampai 30 menit dapat meninggal karena jantung berhenti sama sekali atau

fibrilasi jantung. Pada saat itu, suhu tubuh internal jatuh sampai 770F. Jika segera

dihangatkan dengan pemberian panas secara eksternal, hidup orang tersebut masih dapat

diselamatkan.(4)

Ketika tubuh terpapar dengan suhu yang rendah, area permukaan dapat

membeku, keadaan ini disebut frostbite. Hal ini terjadi terutama pada lobus telinga dan

jari-jari tangan dan kaki. Jika bekuan cukup untuk menyebabkan kristal dalam sel, akan

menyebabkan terjadinya kerusakan permanen seperti kerusakan jaringan local.(4)

Universitas Sumatera Utara

Page 18: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

BAB 3

KESIMPULAN

1. Keseimbangan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus anterior dan posterior yang

masing-masing bertanggung jawab terhadap panas dan dingin, dengan mengatur

keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas.

2. Keadaan yang dapat meningkatkan produksi panas adalah pembentukan energi

melalui assimilasi makanan, aktivitas otot, peningkatan aktivitas saraf simpatis

dan sekresi hormon seperti tiroksin.

3. Pelepasan panas dari tubuh dilakukan secara radiasi, konduksi, konveksi dan

evaporasi melalui kulit berupa keringat atau pernafasan.

4. Keadaan gangguan keseimbangan suhu tubuh berupa demam, hipertermi dan

hipotermi.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: 65060096-PENGATURAN-SUHU-TUBUH

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganong W. Review of medical physiology. 21st ed. California: Mc-Graw Hill company; 2003.

2. Kasper D, Fauci A, Longo D, Braunwald E, Hauser S, Jameson J. Harrison's principles of internal medicine. 16th ed. New York: McGraw-Hill companies; 2005.

3. Scanlon V, Sanders T. Essentials of anatomy and physiology. Fifth ed. Philadelphia: FA Davis company; 2007.

4. Guyton A. Textbook of medical physiology. Eleventh ed. Pennsylvania: Elsevier saunders; 2006.

5. Despopoulos A, Silbernagl S. Color atlas of physiology. 5th ed. New York: Thieme; 2003.

6. Sherwood L. Human physiology from cells to systems. Fifth ed. California: Thomson Brooks/cole; 2004.

Universitas Sumatera Utara