69944432-embriologi-kulit

11
Embriologi Kulit Kulit memiliki 2 lapisan, yaitu: 1 Lapisan superficial (epidermis), terbentuk dari ectoderm permukaan 2 Lapisan dalam (dermis), berasal dari mesenkim di bawahnya 1.Epidermis Pada awalnya (5 minggu), mudigah di lapisi oleh satu lapisan sel ectoderm. Pada awal bulan kedua (7 minggu), epitel ini membelah, dan terbentuk suatu lapisan sel gepeng yang disebut periderm atau epitrikium, di permukaannya. Pada proliferasi sel selanjutnya di lapisan basal, terbentuklah zona ketiga (zona intermediet) yaitu pada embrio 4 bulan. Akhirnya pada bulan keempat, epidermis memperoleh susunan definitifnya dan dapat dikenali empat lapisan yaitu pada saat lahir. a. Stratum basale atau stratum germinativum, berperan dalam menghasilkan sel-sel baru. Lapisan ini kemudian membentuk hubungan dan cekungan yang tercermin di permukaan kulit sebagai sidik jari. b. Stratum spinosum yang tebal terdiri dari sel-sel polyhedral besar yang mengandung tonofibril halus. c. Stratum granulosum mengandung granula kertohialin kecil di sel-selnya. d. Stratum korneum (lapisan tanduk) yang membentuk permukaan mirip sisik keras pada epidermis, disusun oleh sel-sel mati yang terkemas rapat dan mengandung keratin. Sel-sel periderm biasanya dilepaskan sewaktu paruh kedua kehidupan intra uterus dan dapat ditemukan di dalam cairan amnion. Selama 3 bulan pertama perkembangan, epidermis diinvasi oleh sel-sel yang berasal dari Krista neuralis. Sel-sel ini mensintesis pigmen melanin dalam melanosom. 2 Dermis melanosit

Upload: diah-yunita

Post on 20-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 69944432-Embriologi-Kulit

Embriologi Kulit

Kulit memiliki 2 lapisan, yaitu:1 Lapisan superficial (epidermis), terbentuk dari ectoderm permukaan2 Lapisan dalam (dermis), berasal dari mesenkim di bawahnya

1.Epidermis

Pada awalnya (5 minggu), mudigah di lapisi oleh satu lapisan sel ectoderm. Pada awal bulan kedua (7 minggu), epitel ini membelah, dan terbentuk suatu lapisan sel gepeng yang disebut periderm atau epitrikium, di permukaannya. Pada proliferasi sel selanjutnya di lapisan basal, terbentuklah zona ketiga (zona intermediet) yaitu pada embrio 4 bulan. Akhirnya pada bulan keempat, epidermis memperoleh susunan definitifnya dan dapat dikenali empat lapisan yaitu pada saat lahir.

a. Stratum basale atau stratum germinativum, berperan dalam menghasilkan sel-sel baru. Lapisan ini kemudian membentuk hubungan dan cekungan yang tercermin di permukaan kulit sebagai sidik jari.

b. Stratum spinosum yang tebal terdiri dari sel-sel polyhedral besar yang mengandung tonofibril halus.

c. Stratum granulosum mengandung granula kertohialin kecil di sel-selnya. d. Stratum korneum (lapisan tanduk) yang membentuk permukaan mirip sisik keras pada

epidermis, disusun oleh sel-sel mati yang terkemas rapat dan mengandung keratin. Sel-sel periderm biasanya dilepaskan sewaktu paruh kedua kehidupan intra uterus dan dapat ditemukan di dalam cairan amnion. Selama 3 bulan pertama perkembangan, epidermis diinvasi oleh sel-sel yang berasal dari Krista neuralis. Sel-sel ini mensintesis pigmen melanin dalam melanosom.

Page 2: 69944432-Embriologi-Kulit

2 Dermis Dermis berasal dari mesoderm lempeng lateral dan dermatom dari somit. Selama bulan ketiga dan keempat, jaringan ini (korium) membentuk banyak struktur papilar ireguler, papilla dermis yang menonjol ke atas ke dalam epidermis. Sebagian besar dari papilla ini mengandung kapiler halus atau end organ (ujung) saraf sensorik. Lapisan dermis yang lebih dalam (subkorium), mengandung banyak jaringan lemak.

Saat lahir, kulit dilapisi oleh pasta keputihan, verniks kaseosa, yang dibentuk oleh sekresi kelenjar sebasea dan sel epidermis dan rambut yang mengalami degenerasi. Lapisan ini melindungi kulit dari efek maserasi cairan ketuban.

Sumber: Sadler, T.W.2009.EMBRIOLOGI KEDOKTERAN LANGMAN edisi 10. Jakarta:EGC

Gbr skematik yg memperlihatkan pembentukan kulit pada berbagai tkt perkembangan

A. 5 minggu B. 7 minggu C. 4 bulan D. waktu lahir

ektoderm

mesenkimA.

B.

Str.basal

periderm

Lapisan tengah (intermedia)

C.

D.korium

Str.germinativum

Str.spinosum

Str.granulare

Lapisan tanduk

melanosit

Page 3: 69944432-Embriologi-Kulit

C. Warna KulitWarna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus,kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan3. Melanin yang berwarna coklat4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan ataukeabu-abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.

D. Jenis-jenis KulitUpaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai, menentukan warna untuk tata rias serta untuk menentukan tindakan koreksi baik dalam perawatan maupun dalam tata rias. Kulit yang sehat memiliki ciri :1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur5. Kulit terlihat segar dan bercahaya6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.

Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :1. Kulit NormalKulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous gland) pada kulit normal biasanya ‘tidak bandel’, karena minyak (sebum) yang dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Meski demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar senantiasa bersih, kencang, lembut dan segar. Jika tidak segera dibersihkan, kotoran pada kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak terawat akan mudah mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun tampak lelah.Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkantimbulnya jerawat.

Page 4: 69944432-Embriologi-Kulit

2. Kulit BerminyakKulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak di lapisan dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif. Pemicunyadapat berupa faktor internal atau faktor eksternal, yaitu :a. Faktor internal meliputi :1) Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak, cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.2) Faktor hormonal : hormon manusia sangat mempengaruhi produksi keringat. Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi atau hamil akan lebih sering berkeringat. Selain itu stres dan banyak gerak juga dapat menjadi pemicu keringat berlebihan.

b. Faktor eksternal meliputi :1) Udara panas atau lembab.2) Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbumenyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas. Kulit berminyak memerlukan perawatan khusus dibandingkankulit normal. Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang dibiarkan akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang pada saat selanjutnya akan menjadi jerawat, radang atau infeksi.

Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap dalam keadaan bersih agar bakteri penyebab jerawat dapat terhambat. Memiliki jenis kulit berminyak, memiliki kelebihan yaitu membantu menjaga kelembaban lapisan dermishingga memper-lambat timbulnya keriput. Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak berlebihan, tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan wajah seringkali tidak dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta tidak mudah timbul kerutan.

3. Kulit KeringKulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akanmereda setelah dilapisi dengan krim pelembab. Berbagai faktor yang menjadi penyebab kulit menjadi kering,diantaranya :a. Faktor genetikFaktor genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasukkondisi kulit wajah yang kering.b. Kondisi struktur kulitKondisi kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup lubrikasiuntuk kulit, menimbulkan dehidrasi pada kulit.

c. Pola makanPola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin A dan vitamin B merupakan salah satu pemicu kulit menjadi kering.

Page 5: 69944432-Embriologi-Kulit

d. Faktor lingkunganPengaruh lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin, udara dingin, radikal bebas atau paparan sabun yang berlebihan saat mandi atau mencuci muka pun akan sangat berpengaruh pada pembentukan kulit kering

e. Penyakit kulit

4. Kulit SensitifDiagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaankulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat.

Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna kemerahan pada kulit sensitive disebabkan allergen memacu pembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya tadi, perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta mengurangi danmenanggulangi iritasi.Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah alergi, cepat bereaksi terhadap allergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat kemerahan.Faktor-faktor yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain : makanan yang pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin atau vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif. Meski timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan kosmetika tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya menandakan iritasi ringan, yang akan hilangsendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif jika iritasikemudian meluas dan sukar sembuh.

Page 6: 69944432-Embriologi-Kulit

A. Proses Menua Pada Kulit

Proses penuaan akan tampak dari kerutan dan keriput pada kulit atau kemunduran

lainnya dibandingkan ketika masih muda. Ada 2 teori yang akan menjelaskan proses penuaan,

yaitu:

1 Penuaan merupakan proses alami yang tak dapat dihindari oleh semua makhluk hidup.

2 Penuaan adalah akibat kerusakan baik anatomi maupun fisiologi pada semua organ tubuh,

mulai dari pembuluh darah dan organ tubuh lainnya sampai kulit.

Perubahan akibat proses penuaan yang terjadi pada kulit bisa berupa perubahan

anatomis, fisiologis dan kimiawi. Perubahan anatomis dapat terlihat langsung, seperti

elastisitas dan fleksibilitas kulit yang menyebabkan timbulnya kerut dan keriput, berkurangnya

jumlah rambut di kepala walaupun pada wanita justru sering tumbuh kumis atau rambut

panjang di leher atau di pipi, hiperpigmentasi dan tumor kulit terutama pada usia 40 tahun ke

atas akibat terlalu lama terpapar sinar matahari, penebalan kulit, epidermis kering dan pecah-

pecah, serta perubahan pada bentuk rambut dan kuku.

Salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi penuaan kulit adalah sinar matahari,

khususnya sinar UV. Kulit yang sering terbuka akan cepat kering, keriput, kasar dan menderita

kerusakan lain akibat radiasi sinar UV matahari.

Secara histologis dan fisiologis, pada kulit menua ditemukan hal-hal berikut:

Kulit menjadi kering karena menurunnya fungsi kelenjar minyak kulit (kelenjar

sebasea)

Berkurangnya kadar air kulit dan mengeringnya serabu kolagen dan elastin akibat

menurunnya hormon-hormon kelamin.

Menurunnya kecepatan metabolisme sel basal dan melebatnya proses keratinisasi

sehingga mengakibatkan regenerasi sel-sel epidermis menjadi lambat.

Analisis kimiawi terhadap susunan bahan-bahan kimia di dalam kulit orang tua

kandungan kalsiumnya meningkat, sedangkan kandungan sulfur menurun. Flesch (1955) dan

Lubowe (1960) menemukan bahwa kandungan kolestreol pada kulit tua sangat menurun.

Pada janin kadarnya sampai 1200 mg per g kulit, anak-anak 500 mg dan orang tua hanya 365

mg.

Page 7: 69944432-Embriologi-Kulit

Pada kulit tua ditemukan defisiensi banyak vitamin C, biotin, vitamin K, asam

panthotenat, phirydoxine, aasam nikotinat, citrus bioflavonoid, dll. Kekurangan vitamin K

menyebabkan telengiectasia (pecahnya pembuluh darah kulit yang terlihat seperti sarang

laba-laba).

Untuk memperlambat proses penuaan kulit, defisiensi vitamin perlu dicegah atau

diperbaiki dengan mengunakan produk kosmetik seperti pelembab, kosmetik yang

mengandung kolagen, vitamin, allantoin dan ekstrak placenta. Dalam hal ini pemakaian

kosmetik tabir surya yang melindungi kulit dari sinar matahari juga sangat penting.1

1 Dr. Retno Iswari Tranggono SpKK, Fatma Latifah, Apt. “Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik” ed. Jhosita djadjadisastra, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 27-32.

Page 8: 69944432-Embriologi-Kulit

Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat yang bervariasi. Jaringan memiliki warna inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya Hb beroksigen dalam dasar kapiler dari dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi (1,2)Dari ketiga substansi berwarna ini hanya melanin yang dihasilkan di kulit. Melanin adalah produk dari melanosit (1)

Pembentukan Pigmen Melamin

(1)

Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi, setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi. 4 tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul melanin yang matang.

Tahap 1 : Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari aktivitas enzim tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada bagian perifernya. Untaian-untaian padat elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matrik protein.

Tahap 2 : Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam filamen-filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama. Melanin disimpan dalam matriks protein.

Tahap 3 : Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.

Tahap 4 : Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin secara sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul yang matang berbentuk elips, dengan panjang 1 µm dan diameter 0,4 µm..

Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma melanosit dan ditransfer ke sel-sel dalam stratum germinativum dan spinosum dari epidermis. Proses transfer ini telah diobservasi secara langsung pada kultur jaringan kulit. Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke dalam keratinosit. Ketika di dalam keratinosit, granul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear), jadi melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari. Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel epitel/keratinositlah yang menjadi gudang dan berisi lebih banyak melanin, dibandingkan melanosit sendiri. Di dalam keratinosit, granul melanin bergabung dengan lisosom – alasan mengapa melanin menghilang pada sel epitel bagian atas.

Page 9: 69944432-Embriologi-Kulit

Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit yang menyebabkan pigmentasi pada kulit:

1. kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit

2. perpindahan granul ke dalam keratinosit, dan

3. penempatan terakhirnya dalam keratinosit

Mekanisme umpan balik bisa bertahan selama dalam keratinosit Melanosit dapat dengan mudah dilihat dengan fragmen inkubasi epidermis pada dengan dopa. Komposisi ini dikonversikan menjadi deposit coklat gelap melanin pada melanosit, reaksinya dikatalisasi oleh enzim tirosinase. Metode ini memungkinkan untuk menghitung jumlah melanosit per unit area epidermis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melanosit tidak didistribusikan secara random di antara keratinosit, agak tampak ada pola pada distribusinya, yang disebut dengan epidermal-melanin unit. Pada manusia, ratio dopa-positif melanosit terhadap keratinosit pada statum basah adalah konstan di dalam setiap area tubuh, tetapi bervariasi dari satu regio ke regio yang lain. Sebagai contoh, ada sekitar 1000 melanosit/mm2 di kulit daerah paha dan 2000/mm2 di kulit skrotum. Jenis kelamin dan ras tidak mempengaruhi jumlah melanosit/unit area. Perbedaan pada warna kulit terutama karena perbedaan jumlah granul melanin pada keratinosit.

Makin gelapnya kulit (tanning) setelah terpapar radiasi matahari ( panjang gel: 290-320mm) adalah akibat proses tahap 2. Pertama, reaksi fisis dan kimiawi menggelapkan warna melanin yang belum muncul ke luar melanosit, dan merangsangnya secara cepat untuk masuk ke keratinosit. Kedua, kecepatan sintesis melanin dalam melanosit mengalami akselerasi, sehingga semakin meningkatkan jumlah pigmen melanin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 10th edition, Washington, Lange, 2003: 316-23

2. Ross M.H. Histology, A Text And Atlas, New York, Harper & Row 1985:416-23

3. Bloom & Fawcett. Buku Ajar Histologi. Edisi ke-12, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 11994 : 536-46

4. Cormack D.H. Introduction to Histology. Philadelphia, J.B. Lippincott Company,

1984:299-303