7 bab ii tinjauan pustakarepository.ump.ac.id/2380/3/faizah rohmah bab ii.pdf(vesika urinaria) cepat...

37
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian kehamilan a. Pengertian kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi dalam Prawirohardjo (2008) bahwa Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovom yang dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi dimana pertumbuhan dan perkembangan janin sangat pesat sehingga ibu harus menyesuaikan perubahan-perubahan yang ada. b. Pembagian Kehamilan Menurut Prawirohardjo (2008) dalam bukunya membagi kehamilan menjadi tiga kriteria trimester, yaitu : 1) Trimester I, yaitu : 0 minggu 12 minggu. 2) Trimester II, yaitu : 13 minggu -27 minggu. 3) Trimester III, yaitu : 28 minggu 40 minggu . c. Tanda tanda Kehamilan Untuk menegakan kehamilan dapat ditetepkan dengan penilaiaan terhadap tanda dan gejala diantaranya : Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Upload: tranminh

Post on 02-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi dalam Prawirohardjo

(2008) bahwa Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovom yang dilanjutkan dengan nidasi atau

implementasi dimana pertumbuhan dan perkembangan janin sangat

pesat sehingga ibu harus menyesuaikan perubahan-perubahan yang

ada.

b. Pembagian Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2008) dalam bukunya membagi kehamilan

menjadi tiga kriteria trimester, yaitu :

1) Trimester I, yaitu : 0 minggu – 12 minggu.

2) Trimester II, yaitu : 13 minggu -27 minggu.

3) Trimester III, yaitu : 28 minggu – 40 minggu .

c. Tanda – tanda Kehamilan

Untuk menegakan kehamilan dapat ditetepkan dengan penilaiaan

terhadap tanda dan gejala diantaranya :

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

8

1) Tanda dugaan kehamilan

Beberapa tanda dugaan kehamilan, yaitu :

a) Amenorrhea (tidak haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak

dapat haid lagi. Yang harus selalu di ingat adalah hari pertama

haid terakhir, supaya dapat ditentukan umur kehamilan dan

untuk menentukan persalinannya (Manuaba, 2010).

b) Mual dan muntah

Gajala umum seperti mual dan muntah merupakan pengaruh

dari hormone estrogen dan progesterone yang menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Istilah lain dari

mual muntah berkepanjangan yaitu morning sickness karena

munculnya sering kali pada pagi hari. Keadaan ini

menyebabkan nafsu makan menjadi berkurang (Manuaba,

2010)

c) Ngidam

Pada tanda kehamilan ini seorang wanita hamil biasanya sering

meninginkan makan tertentu dan setiap orang berbeda- beda.

Keadaan ini disebut ngidam (Manuaba, 2010).

d) Sinkope atau pingsan

Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala yang

menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

9

pingsan. Keaadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16

minggu (Manuaba, 2010).

e) Payudara tegang

Pengaruh dari hormon estrogen, progresteron dan

somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam

pada payudara. Sehingga payudara membesar dan tegang yang

menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama

(Manuaba, 2010).

f) Sering miksi (buang air kecil)

Desakan uterus kedepan akan menyebabkan kandung kemuh

(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau

buang air kecil (Manuaba, 2010).

g) Konstipasi

Pengaruh dari hormone progesterone dapat menghambat

peristaltik usus sehingga sulit untuk bung air besar. (Manuaba,

2010)

h) Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang

kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah

tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit tua.

Biasanya muncul setelah 16 minggu. Pada daerah areola dan

puting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

10

ini disebabkan oleh stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating

Hormone). Pada kulit daerah payudara dan abdomen dapat

mengalami perubahan yang disebut strie gravidarum yaitu

perubahan warna seperti jaringan pada perut (Kusmiyati,

2008).

i) Quickening

Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya

disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu

(Kusmiyati, 2008)

j) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat

badan, karana nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada

bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai

menjelang aterm. (Kusmiyati, 2008)

k) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan

konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak. Teraba balotement,

tanda ini muncul pada minggu 16-20, setelah rongga rahim

mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak.

Balotement adalah dimana tanda ada benda terapung /

melayang dalam cairan. Sebagian dianostik banding adalah

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

11

asites yang disertai kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya

(Pantikawati, 2010).

l) Tanda piskacec’s

Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus

yang dekat dengan implantasi plasenta (Pantikawati, 2010).

m) Perubahan –prubahan pada servik

Menurut Pantikawati (2010) perubahan-perubahan pada servik

yaitu :

(1) Tanda hegar

Merupakan tanda yang berupa perlunakan pada daerah

isthmus uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan

mempunyai kesan lebih tipis dan uterus malah difleksikan.

Tanda ini dilihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada

minggu ke 7-8.

(2) Tanda Goodell’s

Dapat diketahui memalui pemeriksaan bimanual. Servik

terasa lebih lunak.

(3) Tanda Chadwick

Tanda dimana vagina mengalami kongesti warna kebiru-

biruan.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

12

(4) Tanda Mc Donald

Yaitu tanda dimana fundus uteri dan servik bisa dengan

mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada

lunak tidaknya jaringan isthmus.

(5) Terjadi bembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi lebih nyata setelah minggu ke-

16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga

pelvis dan menjadi organ rongga perut.

(6) Kontrasi Uterus

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh

perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

(7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana

kemungkinan positif palsu.

2) Tanda pasti kehamilan

Menurut Kusmiyati (2008) Tanda pasti kehamilan dapat

ditentukan, melalui :

a) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop laenec

pada minggu ke 17-18. Tetapi dengan stretoskope ultrasonoik

(doppler), denyut jantung janin dapat didengarkan lebih awal,

sekitar minggu ke 12. Melakukan auskultasi pada janin bias

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

13

juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti : bising

tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.

b) Palpasi

Yang harus ditentukan adalah outlene janin. Biasanya menjadi

jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan

dengan jelas setelah minggu 24.

d. Penyulit yang menyertai kehamilan

Pada wanita hamil terdapat penyulit-penyulit yang menyertai

kehamilannya. Penyulit tersebut ditandai dengan tanda bahaya ibu dan

janin pada kehamilan muda dimana kehamilan merupakan hal yang

fisiologis. Akan tetapi kehamilan yang normal dapat berubah menjadi

patologi. Dengan demikian hal yang perlu diperhatikan adalah dengan

cara menapis resiko yaitu dengan melakukan pendeteksian dini adanya

komplikasi ataupun penyulit yang mungkin terjadi pada masa

kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hipertensi

gravidarum anemia pada kehamilan maupun nyeri perut bagian bawah

(Pantikawati, 2010)

Seorang ibu hamil harus waspada terhadap tanda-tanda bahaya

dalam kehamilannya. Tanda-tanda ini jika tidak dilaporkan atau

diditeksi akan menyebabkan kematian pada ibu. (Kusmiyati, 2008)

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

14

Menurut Kusmiyati, (2008) Tanda-tanda bahaya yang perlu

diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan lanjut, adalah :

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala yang hebat

3) Penglihatan kabur

4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

5) Keluar cairan pervaginam

6) Gerakan janin tidak terasa.

Perdarahan selama kehamilan terbagi menjadi dua yaitu

perdarahan pada kehamilan muda atau umur kehamilan <20 minggu

seperti abortus, kehamilan ektopik, mola hidatidosa. Sedangkan

perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut atau umur kehamilan

>20 minggu yaitu plasenta previa, solusio plasenta, dan rupture uteri

(Prawirohardjo, 2008).

e. Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan

muda.

1) Perdarahan pervaginam masa hamil muda

a) Abortus

Menurut Prawirohardjo (2008), Abortus adalah pengeluaran

hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dan

sebagai batasannya yaitu kehamilan kurang dari 20 minggu dan

berat janin kurang dari 500 gram.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

15

b) Kehamilan ektopik

Menurut Kusmiyati (2008), kehamilan ektopik adalah

kehamilan di luar rahim, misalnya dalam tuba, rongga perut,

servik, atau dalam tanduk rudimenter rahim.

c) Mola hidatidosa

Menurut Kusmiyati (2008), Mola hidatidosa atau hamil anggur

adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil

konsepsi tidak dapat berkembang menjadi embrio atau bakal

janin tetapi terjadi proliferasi dari villi korialis disertai dengan

degenerasi hidrofik.

2) Hipertensi Gravidarum

Hipertensi Gravidarum adalah hipertensi yang menetap oleh

berbagai sebab, yang sudah ditemukan pada umur kehamilan

kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6

minggu pasca salin (Kusmiyati, 2008).

3) Superimposed preeklamsi

Hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat

oleh kehamilan (Kusmiyati, 2008).

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

16

B. Abortus

1. Pengertian abortus

Menurut Muchtar (2012) Abortus adalah pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim, sebagai batasan

yaitu kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari

500 gram.

Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 dan

pengeluaran hasil konsepsi dengan berat janin kurang dari 500 gram

(Joseph HK, 2011).

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan (Rustam muchtar, 2012).

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana

janin belum mampu hidup di luar rahim, dengan kriteria usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500

gram (Achadiat, 2004).

Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu

hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram

atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba, 2010).

Dapat disimpulkan bahwa abortus adalah pengeluaran hasil

konsepsi, pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin

kurang dari 500 gram.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

17

2. Klasifikasi

Berdasarkan kejadiannya abortus dapat dibagi menjadi dua golongan

yaitu :

a. Abortus spontan

Menurut Nanda (2013), Abortus spontan adalah abortus yang

terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun

medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.

1) Abortus Imminens

Menurut M, Kumaira (2012) Abortus imminens adalah

peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus

dan tanpa dilatasi servik. Pada kejadian ini kehamilan masih

mungkin berlanjut dan dapat dipertahankan.

Menurut Nanda (2013) Abortus imminens adalah

keguguran tingkat permulaan. Keguguran belum terjadi

sehingga kehamilan dapat dipertahankan dengan cara: tirah

baring, gunakan preparat progesterone, tidak berhubungan

badan, USG untuk melihat perkembangan janin.

Sedangkan menurut Kusmiyati (2008) Abortus imminens

adalah abotrus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut

beberapa hari atau dapat berulang. Dalam kondisi ini

kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

18

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Abortus

imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus

pada kehamilan kurang dari 20 minggu, dimana hasil konsepsi

masih di dalam uterus.

2) Abortus Insipiens

Menurut Nanda (2013) Abortus insipiens adalah proses

keguguran yang sedang berlangsung sebelum kehamilan

berusia 20 minggu dan hasil konsepsi masih dalam uterus.

Ostium bias ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak

dapat dipertahankan.

Menurut Pantikawati (2010) Abortus Insipiens adalah

apabila pada wanita hamil ditemukan banyak perdarahan,

kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena

kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi servik

sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba.

Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi

ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi

sehingga evakuasi harus segera dilakukan.

Abortus insipiens adalah perdarahan pervaginam (atau

kehilangan cairan amnion) karena disebabkan dilatasi servik,

dengan atau tanpa nyeri abdomen (Sinclair C, 2010).

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

19

Abortus insipiens adalah suatu abortus yang sedang

mengancam, ditandai dengan pecahnya selaput janin dan

adanya servik yang telah mendatar dan ostium uteri telah

membuka (Nugroho T, 2010).

Abortus insipiens adalah abortus membakat yang tidak

dapat dihentikan, karena setiap saat dapat terjadi ancaman

perdarahan dan pengeluaran hasil konsepsi (Marmi, 2010).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa abortus

insipiens adalah abortus yang terjadi pada kehamilaan kurang

dari 20 minggu yang sedang berlangsung dan tidak dapat

dipertahankan lagi, terjadi dengan pengeluaran ostium uteri.

3) Abortus incomplete

Menurut Nanda (2013) Abortus incomplete adalah hanya

sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluakan, yang tertinggal

adalah desidua atau plasenta.

Menurut Pantikawati (2012) Abortus incomplete adalah

apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada

vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta)

perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak dan

membahayakan ibu. Servik terbuka karena masih ada benda di

dalam rahim yang dianggap sebagai benda asing.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

20

Menurut khumaira, (2012) Abortus incomplete adalah

pengeluaran sebagian sisa hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal di dalam

uterus.

Abortus incomplete adalah abortus sebagian tetapi tidak

seluruh hasil konsepsi keluar dari rahim, sebelum 12 minggu,

abortus cenderung berlangsung komplit, setelah 12 minggu,

hasil konsepsi cenderung tertahan (Sinclair, 2010).

Dari perngertian diatas dapat disimpulkan bahwa abortus

incomplete adalah abortus yang terjadi pada kehamilan kurang

dari 20 minggu yang ditandai dengan pengeluaran sebagian

hasil konsepsi dari kavum uteri melalui kalanis servikalis.

4) Abortus complete

Menurut Nanda (2013) Abortus complete adalah seluruh

hasil konsepsi dikelurkan (desidua dan fetus) sehingga rahim

kosong.

Menurut Kusmiyati, (2008) Abortus complete adalah hasil

konsepsi lahir dengan lengkap pada keadaan ini kuretase tidak

diperlukan. Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim

dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan

akan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka rahim

telah sembuh dan epitelisasai telah selesai.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

21

Abortus complete adalah keguguran lengkap dimana

seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan, sehingga tidak

memerlukan tindakan (Manuaba, 2010).

Menurut Rukiyah (2010) Abortus complete adalah

perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil

konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa abortus

complete adalah perdarahan pada kehamilan kurang dari 20

minggu dimana seluruh hasil konsepsi sudah keluar dan tidak

memerlukan bantuan.

5) Missed abortion

Menurut Nanda (2013) Missed abortion adalah keadaan

dimana janin yang telah mati masih berada dalam rahim

sebelum usia kehamilan 20 minggu tetapi hasil konsepsi masih

tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. Dapat

diketahui dengan USG.

Menurut Kusmiyati (2008) Missed abortion adalah apabila

buah kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8 minggu

atau lebih.

Sedangkan menurut Nugroho (2010) Missed abortion

adalah embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan

sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

22

keseluruhan masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu

atau lebih.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa missed

abortion adalah perdarahan pada umur kehamilan kurang dari

20 minggu, dimana janin sudah meninggal didalam rahim dan

hasil konsepsi masih tertahan dalam rahim selama 4-8 minggu

atau lebih.

b. Abortus provakatus

Abortus provakatus adalah abortus yang terjadi karena

disengaja dilakukan dengan memakai obat-obatan maupun alat-

alat. Abortus ini terbagi menjadi :

1) Abortus Medisialis (abortus therapeutica)

Menurut Nanda (2013) Abortus Medisialis Adalah abortus

karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan

dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan

indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai

3 tim dokter ahli.

2) Abortus kriminalis

Menurut Nanda (2013) Abortus kriminalis Adalah abortus

yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal

atau tidak berdasarkan indikasi medis.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

23

C. Abortus incomplete

1. Pengertian

Menurut Nanda (2013) Abortus incomplete adalah hanya sebagian

dari hasil konsepsi yang dikeluakan, yang tertinggal adalah desidua

atau plasenta.

Menurut Pantikawati (2010) Abortus incomplete adalah apabila

sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi

sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta) perdarahan biasanya

terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu. Servik terbuka

karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap sebagai benda

asing.

Sedangkan menurut Khumaira (2012) Abortus incomplete adalah

pengeluaran sebagian sisa hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus.

Aboerus incomplete adalah abortus sebagian tetapi tidak seluruh

hasil konsepsi keluar dari rahim, sebelum 12 minggu, abortus

cenderung berlangsung komplit, setelah 12 minggu, hasil konsepsi

cenderung tertahan (Sinclair, 2010).

Dari perngertian diatas dapat disimpulkan bahwa Abortus

Incomplete adalah abortus yang terjadi pada kehamilan kurang dari 20

minggu yang ditandai dengan pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari

kavum uteri melalui kalanis servikalis.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

24

2. Etiologi

Menurut Sastrawinata (2005), Penyebab abortus disebabkan

karena beberapa faktor umumnya abortus didahului oleh kematian

janin.

a. Faktor janin

Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah kelainan

perkembangan zigot, embrio, janin bentuk awal, atau kadang-

kadang plasenta (Chunningham, 2006).

1) Kelainan telur (Blighted ovum)

Pada separuh embrio mengalami degenerasi atau tidak sama

sekali, kerusakan embrio, atau kelainan kromosom (trisomi

autosom, monosomi) (Chunningham, 2006).

2) Faktor lingkungan endometrium

Endometrium yang belum siap untuk menerima implementasi

hasil konsepsi dan gizi ibu yang kurang karena anemia atau

jarak kehamilan yang terlalu dekat (Manuaba, 2010).

3) Pengaruh luar

Infeksi endometrium yaitu endometrium tidak siap menerima

hasil konsepsi dan hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan

radiasi yang menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi

terganggu (Manuaba,2010).

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

25

b. Faktor ibu

1) Umur ibu

Faktor abortus secara klinis terdeteksi meningkat dari 12%

pada wanita berusia kurang dari 20 tahun dan menjadi 26%

pada mereka yang usianya lebih dari 40 tahun (Chunningham,

2006).

2) Jumlah anak lahir

Pada jumlah anak lahir juga mempengaruhi peningkatan

terjadinya abortus apabila wanita atau klien hamil dalam 3

bulan setelah melahirkan aterm (Chunningham, 2006).

3) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal,

penyakit hati, dan penyakit diabetes militus (Manuaba, 2010).

4) Penyakit infeksi

Sejumlah penyakit kronik diperkirakan menyebabkan abortus

seperti herpes simplek yang dapat menyebabkan abortus

setelah terjadi infeksi genetalia pada awal kehamilan, HIV

dalam darah ibu (Chunningham, 2006).

Infeksi maternal dapat membawa resiko tinggi bagi janin yang

sedang berkembang, terutama pada akhir trimester pertama

atau awal trimester kedua (Sastrawinata,2005).

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

26

5) Kelainan endokrin

Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak

mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid dan defisiensi

insulin (Sastrawinata,2005).

6) Anemia ibu memalui gangguan nutrisi dan perdarahan oksigen

menuju sirkulasi retroplasenter (Manuaba, 2010).

7) Defisiensi progesterone

Kurangnya sekresi progesterone oleh korpus luteum atau

plasenta yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian

abortus (Chunningham, 2006).

c. Kelainan pada plasenta

Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab sehingga plasenta

tidak berfungsi, gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya

DM, sedangkan hipertensi yang menyebabkan perdarahan darah

plasenta sehingga mengakibatkan keguguran atau abortus

(Manuaba,2010).

d. Gamet yang menua

Peningkatan insiden abortus yang relative terhadap kehamilan

normal apabila insiminasi terjadi 4 hari sebelum atau 3 hari

sesudah saat pergeseran suhu tubuh basal. Pada penuaan gamet

didalam saluran genetalia wanita sebelum pembuahan

meningkatkan terjadinya abortus (Chunningham, 2006).

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

27

e. Trauma

Kasus trauma ini jarang terjadi, umumnya abortus terjadi,

umumnya abortus terjadi segera setelah trauma tersebut, misalnya

trauma akibat pembedahan yaitu pengangkatan ovarium yang

mengandung korpus luteum graviditatum sebelum minggu ke-8,

pembedahan intra abdominal dan operasi pada uterus disaat hamil

(Sastrawinata,2005).

f. Nutrisi

Tidak ada bukti yang menyakinkan bahwa defisiensi salah satu

zat gizi atau defisiensi sedang semua nutrient merupakan penyebab

abortus yang penting. Mual dan muntah yang timbul agak sering

pada awal kehamilan, dan semua penyakit yang dipicunya, jarang

diikuti oleh abortus spontan (Chunningham, 2006).

g. Laparatomi

Tidak ada bukti bahwa pembedahan yang dilakukan pada awal

kehamilan menyebabkan aborsi. Akan tetapi prioritas

meningkatkan aborsi (Kenneth J,2009).

h. Pemakaian obat dan faktor lingkungan

1) Radiasi

Dalam dosis yang memadai, radiasi adalah suatu abortifasien.

Bukti-bukti yang ada sekarang menyatakan bahwa tidak ada

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 22: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

28

peningkatan resiko aborsi dari dosis radiasi yang kurang dari 5

rad (Kenneth J,2009).

2) Kafein

Kadar paraxantin (metebolisme kafein) dalam darah ibu

menyebabkan peningkatan dua kali lipat resiko abortus spontan

hanya apabila kadar tersebut sangat tinggi. Namun jika

mengkonsumsi kafein baik dalam jumlah sedang, kecil

kemungkinan menyebabkan abortus (Chunningham, 2006).

3) Alkohol

Abortus spontan dan kelainan janin dapat terjadi akibat sering

mengkonsumsi alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan

(Chunningham, 2006).

4) Kontrasepsi

Tidak terdapat bukti yang mendukung bahwa kontasepsi oral

dan zat spermasida yang digunakan dalam krim dan jeli

kontrasepsi menyebabkan peningkatan kejadian abortus.

Namun alat kontrasepsi dalam rahim dalam rahim berkaitan

dengan peningkatan kejadian abortus septic setelah kegagalan

kontrasepsi (Chunningham, 2006).

i. Faktor hematologik

Beberapa kasus abortus berulang ditandai dengan defek

plasentasi dan adanya mikrotrombi pada pembuluh darah plasenta.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 23: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

29

Berbagai komponen koagulasi dan fibrinilitik memegang peran

penting pada implementasi embrio, invasi troboblas, dan

plasentasi (Saifuddin, 2010).

j. Faktor imununologi

Sistem imun juga termasuk dalam faktor penting kematian

janin berulang. Faktor ini dibagi menjadi dua model patologis

utama yang berkembang.

1) Faktor autoimun

Kematian janin berulang memiliki memiliki factor

autoimunitas. Antibody yang paling segnifikan memiliki

spesifisitas terhadap fosfolipid bermuatan negatif dan paling

sering terditeksi dengan pemeriksaan untuk anti koagulasi

lupus dan anti bodi antikardiolipin (Chunningham, 2006).

2) Faktor aloimun

Kematian janin yang berulang pada wanita di diagnosa sebagai

faktor-faktor aloimun. Pada wanita ini mendapat beberapa

rangsangan toleransi imun ke janin (Chunningham, 2006).

3. Patofisiologi

Keguguran atau abortus terjadinya dimulai dari terlepasnya

sebagian atau seluruh hasil konsepsi jaringan plasenta, yang

menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan

oksigenasi. Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 24: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

30

rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi. Pengeluaran

tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih

tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu,

keguguran memiliki gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim,

terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil

konsepsi (Manuaba, 2010).

Pada abortus spontan biasanya kematian embrio terjadi paling

lama 2 minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu pengobatan untuk

mempertahankan janin tidak layak dilakukan jika telah terjadi

perdarahan banyak karena abortus tidak dapat dihindari. Sebelum

minggu ke 10, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan dengan lengkap.

Hal ini disebabkan sebelum minggu ke 10 villi korialis belum

menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua hingga telur mudah

lepas keseluruhannya. Antara minggu ke 10-12 korion tumbuh dengan

cepat dan hubungan villi korialis dengan desidua makin erat hingga

mulai saat tersebut sering sisa-sisa korion (plasenta) tertinggal jika

terjadi abortus (Strawinata, 2005).

Pengeluaran hasil konsepsi didasarkan 4 cara, yaitu :

a. Keluarnya kantong korion (plasenta) pada kehamilan yang sangat

dini, meninggalkan desidura

b. Kantong amnion dan isinya (fetus) didorong keluar, meninggalkan

korion dan desidua

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 25: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

31

c. Pecahnya amnion terjadi dengan putusnya tali pusat dan

pendorongan janin keluar, tetapi mempertahankan sisa amnion dan

korion (hanya janin yang dikeluarkannya.)

d. Seluruh janin dan desidura yang melekat didorong keluar secara

utuh. sebagian abortus termasuk dalam tiga tipe pertama, karena

itu curettase diperlukan untuk membersihkan uteris dan mencegah

perdarahan atau infeksi yang lebih lanjut. (Sastrawinata, 2005).

4. Tanda dan gejala abortus

Menurut manuaba (2010) tanda dan gejala abortus adalah :

a. Adanya keterlambatan datang bulan

b. Terjadinya perdarahan

c. Disertai sakit perut

d. Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi

e. Pemeriksaan hasil tes positif dapat masih positif atau sudah

negatif.

Menurut Manuaba (2010) Gejala klinis Abortus incomplete :

1) Perdarahan memanjangsampai terjadi keadaan anemis

2) Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat

3) Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi

4) Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 26: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

32

5. Komlikasi atau penyulit abortus

Komplikasi atau penyuliat abortus diantaranya:

a. Perdarahan

Perdarahan dapat terjadi sedikit dalam waktu yang panjang atau

lama yang mendadak banyak sehingga menyebabkan syok

(Manuaba, 2010).

b. Penyulit saat melakukan curettase

Dapat terjadi perforase dengan gejala kuret terasa tembus,

penderita kesakitan, penderita syok, dan dapat terjadi perdarahan

dalam perut dan infeksi dalam abdomen (Mauaba, 2010).

c. Syok

Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok

hemoragik) dank arena infeksi berat (syok endoseptik)

(Prawirohardjo, 2010).

d. Degenerasi ganas

Keguguran dapat terjadi korio karsinoma sekitar 15-20%. Gejala

korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama,

terjadi pembesaran atau perlunakan rahim, terhadapa metatase ke

vagina atau lainnya (Mauaba, 2010).

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 27: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

33

6. Pemeriksaan penuinjang

Pemeriksaan penunjang menurut Sinclair (2010)

a. Lakukan pemeriksaan HCG serial setiap 2-3 hari

b. Pemeriksaan Doppler atau USG, untuk menentukan apakah janin

masih hidup

c. Kunjungan klinik mingguan (kunjungan ulang)

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan umum Abortus incomplete

1) Menentukan besar uterus (taksiran usia gestasi), kenali dan

atasi setiap komplikas.

2) Hasil konsepsi yang telah tertangkap pada servik yang disertai

perdarahan hingga ukuran sedang. Setelah itu evaluasi

perdarahan

a) Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau

misoprostol 400 gr per oral.

b) Bila perdarahan terus berlangsung, evaluasi hasil konsepsi

dengan ANM atau D&K tergantung dari usia gestasi,

pembukaan servik dan keberadaan bagian-bagian janin.

c) Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri anti biotik

profilaksis (ampisiilin 500gr oral atau disisiklin 100 gr).

d) Bila terjadi infeksi beri ampisilin 1 gram dan

metranodazole 500 mg setiap jam.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 28: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

34

e) Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16

minggu segera lakukan evkuasi dengan AVM.

f) Bila pasien tanpak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg

per hari selama 2 minggu pada anemia sedang atau

transfuse darah pada anemia berat (Prawirohardjo, 2008)

Untuk kasus Abortus incomplete erat kaitannya dengan abortus

tidak aman, oleh karena itu perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1) Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi

uterus dan cidera intra abdomen (mual muntah, nyeri pinggang,

demam, perut kembung, nyeri perut bawah, dinding perut

tegang).

2) Bersihkan ramuan tradisional, jamu, kayu atau benda-benda

lainnya dari region genetalia.

3) Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor

pada dinding vagina atau kanalis servisis dan pasien pernah

diimunisasi.

4) Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas berikan Anti

Tetanus Serum (ATS) 1500 unit IM dengan pemberian tetanus

toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu

5) Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan

lanjut (Prawirohardjo, 2008).

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 29: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

35

b. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Pathway keperawatan

1. Faktor janin 1. Kelainan plasenta 1. Trauma

2. Faktor ibu 2. Gamet yang menua 2. Faktor lingkungan

3. Faktor hematologik

5

Sumber : (Nanda,2013)

Post Anestesi Jaringan terputus Kurang pengetahuan

Ansietas Penurunan syaraf

oblongata

Nyeri Invasi bakteri Penurunan syaraf

vegetafif Intoleransi aktivitas

Gangguan pemenuhan ADL Peristatk menurun

Penyerapan cairan

dikolon

Nyeri abdomen Gangguan rasa

nyaman

Perdarahan Resiko syok

(hipovelemik) Gangguan eliminasi

(konstipasi)

Kekurangan volume

cairan

Resiko infeksi Resiko syok

Abortus (mati janin ,16-

28mnggu/BB ,400-1000 gr)

Abortus inkomplit

Curetase

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 30: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

36

2) Fokus intervensi keperawatan

a) Ansietas

Intervensi :

Anxiety reduction (penurunan kecemasan)

- Gunakan pendekatan yang menenangkan

- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur

- Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress

- Temani pasien untuk memberikan keamanan dan

mengurangi takut

- Dengarkan dengan penuh perhatian

- Identifikasi tingkat kecemasan

- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan

kecemasan

- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,

persepsi

- Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 31: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

37

b) Nyeri

Intervensi :

Pain management

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

likasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

- Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan control nyeri masa lampau

- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan

dukungan

- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

- Kurangi faktor presipitasi nyeri

- Pilih dan lakukan penanganan nyari (farmakologi, non

farmakologi dan inter personal)

- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

- Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 32: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

38

- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

- Evaluasi keefektifan control nyeri

- Tingkatkan istirahat

- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

- Monitor penerimaan pesien tentang managemen nyeri

c) Intoleransi aktivitas

Intervensi :

Activity Therapy

- Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi Medik dalam

merencanakan program terapi yang tepat.

- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu

dilakukan.

- Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai

dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

- Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber

yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

- Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti

kursi roda, krek

- Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai

- Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 33: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

39

- Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan

dalam beraktivitas

- Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas

- Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan

penguatan

- Monitor respon fisik, emosi, sosisal dan spiritual.

d) Gangguan rasa nyaman

Intervensi :

Anxiety reduction (penurunan kecemasan)

- Gunakan pendekatan yang menenangkan

- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur

- Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress

- Temani pasien untuk memberikan keamanan dan

mengurangi takut

- Dengarkan dengan penuh perhatian

- Identifikasi tingkat kecemasan

- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan

kecemasan

- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,

persepsi

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 34: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

40

- Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

e) Gangguan eliminasi (konstipasi)

Intervensi :

Constipation/ impaction management :

- Monitor tanda dan gejala konstipasi

- Monitor bising usus

- Monitor feses: frekuensi, konsistensi, dan volume

- Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan

peningkatan bising usus

- Monitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis

- Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien

- Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi

- Dukung, intake cairan

- Kolaborasikan pemberian laksatif

- Pantau tanda dan gejala konstipasi

- Pantau tandan dan gejala impaksi

- Anjurkan pasien dan keluarga untuk diet tinggi serat

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 35: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

41

f) Resiko syok

Intervensi :

Syok Prevention :

- Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut

jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapiler refill.

- Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan.

- Monitor suhu dan pernafasan

- Monitor input dan output

- Pantau nilai labor : HB, HT,AGD, dan elektrolit.

- Monitor hemodinamik invasi yang sesuai

- Monitor tanda dan gejala asites

- Monitor tanda awal syok

- Tmpatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi peningkatan

preload dengan tepat.

- Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas

- Berikan vasodilator yang tepat

- Ajarkan pasian dan keluarga tentang tanda dan gejala

datangnya syok

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 36: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

42

g) Resiko infeksi

Intervensi :

Infection Control (kontrol infeksi )

- Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.

- Pertahankan teknik isolasi.

- Batasi pengunjung bila perlu.

- Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat.

berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien.

- Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan.

- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.

- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

- Pertahankan lingkungan antiseptic selama pemasangan alat

- Tingkatkan intake nutrisi.

- Berikan antibiotic bila perlu

- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

- Monitor hitung granulosit, WBC

- Monitor kerentanan terhadap infeksi

- Inspeksi kondisi lika/insisi bedah.

- Dorong masukan nutrisi yang cukup.

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 37: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2380/3/FAIZAH ROHMAH BAB II.pdf(vesika urinaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air kecil (Manuaba, 2010). g) Konstipasi

43

h) Kekurangan volume cairan

Intervensi :

Fluid Management

- Timbang popok/ pembalut jika diperlukan

- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

- Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi

adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan.

- Monitor vital sign

- Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori

harian.

- Dorong masukan oral

- Berikan penggantian nesogratik sesuai output

- Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.

- Atur kemungkinan tranfusi

- Persiapan untuk tranfusi

Asuhan Keperawatan Pada..., FAIZAH ROHMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014