7 berbagai keadaan kapal
DESCRIPTION
konstruksi kapalTRANSCRIPT
-
KAPAL DALAM KEADAAN MIRING Kapal miring atau rolling akan mengalami pembebanan gaya berat yang tegak lurus (vertical) terhadap permukaan air.
Gambar: Kapal miring
Gambar: Beban pada kapal miring
fy(x) = f(x). sin dx fz(x) = f(x). cos Qy = fy(x) dx Qz = fz(x) dx Mz = Qy(x) My = Qz(x) dx
fy(x)
fz(x) f (x)
y
z
G
G = ttk berat penampang = sudut oleng
f(x)
y
z
x
-
Jika kita hendak menyelidiki tegangan pada waktu oleng dengan lebih teliti, momen lengkung pada keadaan oleng M diuraikan pada arah tegak dan mendatar dan dihitung tegangan untuk masing-masing arah seperti diperlihatkan pada Error! Reference source not found. berikut.
Gambar: Netral axis untuk horizontal bending dan vertical bending momen
My = M sin
Mz = M Cos
Dengan menggunakan : INA = momen inersia terhadap sumbu netral pada kapal tegak. ICL = momen inersia terhadap centre line.
V = tegangan lengkung vertical. H = tegangan lengkung horizontal.
Maka ; tegangan total menjadi :
= V + H =
..sin...cos. zI
MyI
M
CLNA
+
z
y y NA (heeled)
NA (upright)
z
-
PUNTIRAN PADA KAPAL Berbeda dengan poros pejal maupun berlubang, kapal lebih cenderung mirip dengan
sebuah balok yang berongga berpenampang BxH dengan penguatan-penguatan di dalamnya.
Selanjutnya bayangkanlah sebuah kapal yang berada diatas gelombang pada posisi cuartering atau serong terhadap gelombang. Maka kapal tersebut akan mengalami beban yang tidak simetris terhadap bidang diametral kapal (bidang center line), sehingga kapal mengalami tekanan air dari bagian bawah kanan depan dan bagian bawah kiri belakang, lihat Gambar berikut.
Gambar: Kapal pada gelombang cuartering
Gambar: Kapal pada kondisi terpuntir
Mt
Mt
Puncak gelombang.
Puncak gelombang.
-
Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi tentang penampang kapal yang dipaparkan pada gambar dibawah ini.
Gambar: Penampang kapal
Pada Gambar, terlihat bahwa badan kapal mengalami gaya hidrostatik yang besar dibagian kiri belakang dan bagian kanan depan. Gambar dengan garis putus-putus menunjukkan kadaankapal setelah dikenai gaya gelombang serong (quartering seas). Untuk mengetahui tegangan puntir disepanjang kapal, maka kita harus melakukan:
1. Perhitungan resultante penyebaran gaya berat dan gaya tekan keatas pada setiap penampang lintang dengan jaraknya terhadap centre line, disepanjang kapal.
2. Perhitungan momen puntir pada setiap penampang lintang. 3. Total momen puntir pada penampang lintang sejauh x dari AP, yang merupakan
penyebaran momen puntir sepanjang kapal.
Lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut;
Gambar: Beban pada penampang buritan dan haluan
z5 z32
f32 f5
Mt5 = f5 x z5 Mt32 = f32 x z32
-
KAPAL MENGALAMI LENGKUNGAN Beban momen yang bekerja pada kapal akan mengakibatkan lengkungan memanjang pada kapal; lengkungan horisontal dan lengkungan vertical, seperti yang terlihat dalam Error! Reference source not found. dan Error! Reference source not found.berikut:
Gambar: Kapal melengkung pada bidang horisontal
Gambar: Kapal melengkung pada bidang vertical
My My
Qz
Qz
Mz Mz
Qy
Qy
-
PERSAMAAN DASAR PERHITUNGAN GAYA LINTANG DAN MOMEN LENGKUNG
Gambar: Penyebaran gaya berat dan gaya tekan keatas
Ruas kanan merupakan distribusi memanjang dari beban-beban yang bekerja pada kapal. Dan f(x) merupakan selisih antara gaya tekan keatas dan gaya berat.
Jika lengkung diagram gaya berat kita kurangi dengan lengkung diagram gaya tekan keatas, akan diperoleh lengkung penyebaran beban sepanjang kapal:
f(x) = b(x) w(x)
Gambar: Penyebaran beban sepanjang kapal
dan beban f(x) ini merupakan turunan kedua dari momen lengkung :
=
Besar gaya lintang adalah lengkung integral pertama dari beban f(x), oleh karena itu persamaan gaya lintang dapat kita peroleh dari :
b). Penyebaran Gaya Tekan Keatas : b(x) = .g.a(x)
a). Penyebaran Gaya Berat : w(x) = g.m(x)
-
Gambar: Integral beban sepanjang kapal
=
dimana konstante intergrasi besarnya sama dengan nol, karena Q(0) = 0
Gambar: Penyebaran Gaya Lintang sepanjang kapal
Sesuai dengan persamaan gaya lintang, maka diagram momen dapat diperoleh dari integrasi persamaan berikut :
=
=
Karena untuk x = 0 ; x = L ( dikedua ujung ) harga momen sama dengan nol , maka besarnya konstanta intergrasi adalah nol.
Q(x)
dx x
f(x)
L
-
Gambar: Diagram Gaya Lintang dan Momen Lengkung
Jika diminta, juga lenturan didapat persamaan sudut lentur dan persamaan lenturan adalah sebagai berikut :
Persamaan sudut lentur ;
= . .
+ .
. . .
Persamaan lenturan ;
= . .
+
.
. .
bentuk lengkung diagram hasil intergrasi dapat dilihat pada Gambar.
Gambar: Diagram Momen lengkung, Sudut lentur, dan Lenturan Dari Gambar juga terlihat bahwa harga o didapat diperoleh dari syarat batas bahwa y(x) harus berharga nol pada titik dimana lenturan adalah terbesar.
Sb. y(x)
x
M(x)
0
L
ymax
y(x)
y(x)
Sb. y(x)
Q(x)
M(x)