73361988 belajar pembelajaran book

72
BAB 1 HAKEKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN Psikologi pendidikan merupakan penerapan prinsip dan metode psikologi untuk mengkaji perkembangan, belajar, motivasi, pembelajaran, penilaian, dan isu-isu terkait lainnya yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar. MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Psikologi pendidikan bermanfaat untuk: - Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. - Membantu pendidik dalam memahami karakteristik peserta didik. - Memahami proses belajar peserta didik. - Memilih dan menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran. - Membantu pendidik untuk melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar atau perolehan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. HAKEKAT PENDIDIK PROFESIONAL Pendidik yang bermutu adalah pendidik yang: - Menunjukkan seperangkat kompetensi sesuai dengan standar yang berlaku. - Mampu bekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi. - Mematuhi kode etik profesi pendidik. - Bekerja dengan penuh dedikasi.

Upload: arman-syah

Post on 02-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pembelajaran-Book.pdf

TRANSCRIPT

Page 1: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 1

HAKEKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan merupakan penerapan prinsip dan metode psikologi untuk mengkaji

perkembangan, belajar, motivasi, pembelajaran, penilaian, dan isu-isu terkait lainnya

yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar.

MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan bermanfaat untuk:

- Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

- Membantu pendidik dalam memahami karakteristik peserta didik.

- Memahami proses belajar peserta didik.

- Memilih dan menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran.

- Membantu pendidik untuk melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar atau

perolehan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik.

HAKEKAT PENDIDIK PROFESIONAL

Pendidik yang bermutu adalah pendidik yang:

- Menunjukkan seperangkat kompetensi sesuai dengan standar yang berlaku.

- Mampu bekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi.

- Mematuhi kode etik profesi pendidik.

- Bekerja dengan penuh dedikasi.

Page 2: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Membuat keputusan secara mandiri ataupun secara bersama-sama.

- Menunjukkan akuntabilitas kerjanya kepada pihak-pihak terkait.

- Bekerjasama dengan pihak lain yang relevan.

- Secara berkesinambungan mengembangkan diri baik secara mandiri ataupun melalui

asosiasi profesi.

KOMPETENSI PENDIDIK

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional dan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen menyatakan bahwa pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik itu diperoleh

melalui pendidikan Sarjana atau program Diploma IV. Sedangkan kompetensi pendidik

tersebut meliputi:

1. Kompetensi Paedagogik

- Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

- Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

- Menguasai kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

- Terampil melakukan kegiatan pengembangan yang mendidik.

- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang

mendidik.

- Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

- Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

- Terampil melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

- Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

Page 3: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi kepribadian

- Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan Indonesia.

- Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi

peserta didik dan masyarakat.

- Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.

- Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik

dan rasa percaya diri.

- Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik.

3. Kompetensi profesional

- Menguasai materi, stuktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.

- Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

- Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

- Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif.

- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.

4. Kompetensi sosial

Page 4: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan

jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial

ekonomi.

- Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua dan masyarakat.

- Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya.

- Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan

tulisan atau bentuk lain.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 5: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 2

HAKEKAT PERKEMBANGAN

PENGERTIAN PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN

Perkembangan = Perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses

kematangan dan pengalaman.

Perkembangan berkaitan dengan perubahan secara kualitatif.

Pertumbuhan = Perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi peningkatan

ukuran dan struktur.

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN

Menurut Baltes: - Perkembangan berlangsung sepanjang hayat.

- Perkembangan bersifat multidimensional (digambarkan melalui

banyak kriteria) dan multidireksional (dicapai melalui berbagai cara).

- Perkembangan mencakup aspek pertumbuhan dan penurunan.

- Perkembangan bersifat lentur.

- Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historik.

Menurut Ruffin: - Perkembangan berproses dari kepala menuju kaki.

- Perkembangan berproses dari tubuh bagian dalam menuju tubuh

bagian luar.

- Perkembangan bergantung pada kematangan dan belajar.

- Perkembangan berproses dari sederhana menuju kompleks.

Page 6: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses

berkesinambungan.

- Pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum

menuju kecakapan spesifik.

- Tingkat pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual.

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN

1. Teori Continuity dan Discontinuity

Teori Continuity = Perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan.

Teori Discontinuity= Perkembangan merupakan proses yang tidak berkesinambungan.

2. Teori kematangan dan perubahan

Teori kematangan = Manusia menunjukkan stabilitas pada aspek-aspek

perkembangannya.

Teori perubahan = Emosi manusia dapat diubah oleh lingkungan.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 7: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 3

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA

PANDANGAN PIAGET TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF

Piaget menjabarkan 4 konsep pokok dalam perkembangan kognitif, yaitu:

- Skema : Menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan

memahami objek.

- Asimilasi : Memasukkan informasi ke dalam skema yang telah dimiliki.

- Akomodasi : Proses mengubah skema yang telah dimiliki dengan informasi baru.

- Ekuilibrium : Perpindahan dari satu tahapan berpikir ke tahapan berpikir berikutnya.

Piaget dalam memahami karakteristik perkembangan kognitif didasarkan pada usia

tertentu sesuai tahapannya. Tahapan tersebut yaitu:

1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)

Bayi menyusun pemahaman dunianya dengan mengkoordinasikan pengalaman indera

(sensori) dengan gerakan otot (motorik).

2. Tahap preoperasional (2-7 tahun)

Dibagi menjadi 2 yaitu:

- simbolis (2-4 tahun): Anak mampu mempresentasikan obyek yang tidak nampak dan

penggunaan bahasa mulai berkembang.

- intuitif (4-7 tahun): Anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu

jawaban dari semua pertanyaan.

Page 8: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

3. Tahap operasional kongkret (7-11 tahun)

Anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda

kongkret.

4. Tahap operasional formal (11-15 tahun)

Anak mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis.

PANDANGAN BRUNER TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF

Bruner menjabarkan 6 konsep pokok dalam perkembangan kognitif, yaitu:

- Perkembangan intelektual ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap

stimulus.

- Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual dan sistem pengolahan

informasi yang dapat menggambarkan realita.

- Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan kecakapan untuk mengatakan

pada dirinya sendiri dan orang lain melalui kata-kata atau simbol.

- Interaksi antara guru dengan siswa sangat penting bagi perkembangan kognitif.

- Bahasa menjadi kunci perkembangan kognitif.

- Pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan

menyelesaikan berbagai alternatif secara simultan.

Bruner dalam memahami karakteristik perkembangan kognitif didasarkan pada tingkah

lakunya sesuai tahapannya. Tahapan tersebut yaitu:

1. Tahap enaktif

Anak mulai memahami lingkungannya.

Page 9: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

2. Tahap ikonik

Anak membawa informasi yang didapatnya melalui imageri. Karakteristik tunggal

pada obyek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada akhirnya anak

mengembangkan memori visual.

3. Tahap simbolik

Anak berkembang pemahaman perseptualnya dan “tindakan tanpa pemikiran terlebih

dahulu” juga sudah berkembang. Anak mampu menyusun gagasannya secara padat.

PANDANGAN VIGOTSKY TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF

Vigotsky menjabarkan 3 konsep pokok dalam perkembangan kognitif, yaitu:

- Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara

developmental (dengan cara memeriksa asal-usul dan transformasinya dari bentuk

awal ke bentuk selanjutnya).

- Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus yang

berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransormasi aktivitas

mental.

- Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang

sosiokultural.

Vigotsky juga mengemukakan beberapa ide mengenai zone of proximal developmental

(ZPD) yaitu serangkaian tugas sulit yang dikuasai anak secara sendirian, tetapi dapat

dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau yang lebih mampu.

PANDANGAN CHOMSKY TENTANG PERKEMBANGAN BAHASA

Perkembangan bahasa merupakan proses untuk memperoleh bahasa, menyusun

tatabahasa dari ucapan-ucapan, memilih ukuran penilaian tatabahasa yang paling tepat

dan paling sederhana dari bahasa tersebut.

Page 10: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Perkembangan bahasa dapat dijelaskan melalui 2 pendekatan yaitu:

- Navistik: Menurut kaum navistik yang dipelopori oleh Chomsky, struktur bahasa telah

ditentukan secara biologis yang dibawa sejak lahir.

- Empiristik: Menurut kaum empiris, yang dipelopori kaum Behavioris, kemampuan

berbahasa merupakan hasil belajar individu dalam berinteraksi dengan

lingkungan. Penggunaan bahasa merupakan hasil dari penyatupaduan

peristiwa-peristiwa linguistik yang dialami selama masa perkembangannya.

Chomsky dalam memahami karakteristik perkembangan bahasa membagi beberapa

tahapan. Tahapan tersebut yaitu:

1. Tahap pralinguistik (0,3 - 1 tahun)

Anak mulai mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi

komunikatif.

2. Tahap halofrastik/kalimat satu kata (1 - 1,8 tahun)

Anak mulai mengucapkan kata-kata pertamanya.

3. Tahap kalimat dua kata (1,8 – 2 tahun)

Anak menyatakan maksud dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat dua kata.

4. Tahap perkembangan tatabahasa (2 – 5 tahun)

Anak mulai mengembangkan sejumlah sarana tatabahasa, panjang kalimat bertambah,

ucapannya semakin kompleks dan mulai menggunakan kata jamak dan tugas.

5. Tahap perkembangan tatabahasa menjelang dewasa (5 – 10 tahun)

Anak mulai mengembangkan struktur tatabahasa yang lebih rumit, melibatkan

gabungan kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjugasi.

Page 11: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

6. Tahap kompetensi lengkap (11 tahun sampai dewasa)

Pembendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan, semakin

lancar dan fasih berkomunikasi dengan bahasa.

Dalam aktivitas berpikir, di dalamnya melibatkan bahasa. Berpikir merupakan

percakapan dalam hati. Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan bahasa

mengekspresikan hasil pemikiran tersebut. Jadi berpikir dan berbahasa merupakan dua

aktivitas yang saling melengkapi dan terjadi dalam waktu yang relatif bersamaan.

Kemampuan berpikir seseorang menentukan kemampuan berbahasanya. Sebaliknya,

kemampuan berbahasa seseorang merupakan cerminan kemampuan berpikirnya.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 12: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 4

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DAN MORAL

PERKEMBANGAN PERSONAL DAN SOSIAL

Pakar psikologi yang mengembangkan teori perkembangan personal dan sosial adalah

Erik Erikson. Dia menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati

delapan tahap psikososial, yaitu:

1. Tahap kepercayaan VS ketidakpercayaan (0 – 1 tahun)

Jika pada tahap ini bayi diasuh dengan rasa nyaman maka akan timbul kepercayaan.

Apabila diasuh dengan negatif atau diabaikan akan menimbulkan rasa

ketidakpercayaan.

2. Tahap otonomi VS malu dan ragu (1 – 2 tahun)

Pada tahap ini jika bayi mempercayai pengasuhnya, mereka akan menegaskan

independensi dan menyadari kehendaknya sendiri. Jika bayi terlalu banyak dibatasi,

mereka akan mengembangkan sikap malu dan ragu.

3. Tahap inisiatif VS rasa bersalah (3 – 5 tahun)

Pada tahap ini anak akan mempunyai inisiatif apabila mengemban tanggung jawab.

Anak akan merasa bersalah bila tidak bertanggung jawab dan merasa cemas.

4. Tahap upaya VS inferioritas (6 – 10 tahun)

Saat imajinasi mereka berkembang, anak yang punya inisiatif akan bersemangat untuk

belajar. Bahayanya, anak menjadi rendah diri, tidak produktif dan inkompetensi.

5. Tahap identitas VS kebingungan (10 – 20 tahun)

Page 13: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Pada tahap ini, apabila remaja diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi guna

memahami identitasnya, remaja akan menemukan identitasnya. Bila tidak diberi

kesempatan remaja akan mengalami kebingungan mengenai identitas dirinya.

6. Tahap intimasi VS isolasi (20 – 40 tahun)

Pada tahap ini, setelah menemukan identitasnya, orang akan mulai membentuk

hubungan yang positif dengan orang lain. Bila tidak, orang akan terisolasi secara

sosial.

7. Tahap generativitas VS stagnasi (40 – 60 tahun)

Pada tahap ini orang dewasa akan membantu generasi muda untuk mengembangkan

hidup yang berguna. Di sisi lain ada pula orang dewasa yang tidak melakukan apapun

untuk membantu generasi muda.

8. Tahap integritas VS putus asa (60 tahun ke atas)

Pada tahap ini orang tua akan merenungi kembali hidupnya. Apabila evaluasinya

positif, mereka akan mengembangkan rasa integritas. Apabila evaluasinya negatif,

mereka akan putus asa.

Perkembangan sosial lebih diwarnai dengan dua aktivitas yang berlawanan yaitu otonomi

dan keterikatan. Di sisi lain remaja dapat mengatur diri sendiri dan mencapai kebebasan

(otonomi), di sisi lain remaja masih terikat hubungan dengan orang tua.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial antara lain:

- keluarga : Cara mendidik anak yang digunakan orang tua sangat berpengaruh

terhadap sikap dan perilaku anak.

- sekolah : Di sekolah, guru memasukkan pengaruhnya terhadap sosialisasi anak.

Page 14: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- masyarakat : Penerimaan dan penghargaan secara baik dari masyarakat terhadap diri

anak mendasari perkembangan sosial yang sehat, citra diri yang positif

dan rasa percaya diri yang mantap.

PERKEMBANGAN PERASAAN DAN EMOSI

Perasaan berkaitan dengan emosi. Emosi bersifat intens daripada perasaan, lebih

ekspresif dan ada kecenderungan untuk meletus. Emosi dapat timbul dari kombinasi

beberapa perasaan. Emosi juga mempengaruhi tingkah laku. Ada beberapa teori yang

membahas hubungan antara emosi dan tingkah laku.

1. Teori Sentral= Perubahan jasmani timbul akibat emosi.

2. Teori Perifir= Perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi disebabkan adanya

perubahan fisiologis.

3. Teori Kedaruratan Emosi= Emosi merupakan reaksi yang diberikan oleh organisme

dalam situasi darurat.

Emosi dipengaruhi oleh:

* Kondisi yang ikut mempengaruhi emosi dominan:

- kondisi kesehatan - hubungan dengan teman sebaya

- kondisi rumah - perlindungan yang berlebihan

- cara mendidik anak - aspirasi orang tua

- hubungan dengan para anggota keluarga - bimbingan

* Kondisi yang menunjang timbulnya emosionalitas yang menguat:

- kondisi fisik

- kondisi psikologis

Page 15: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- kondisi lingkungan

Ragam faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi seseorang menyebabkan reaksi

yang dimunculkan oleh individu-individu terhadap suatu keadaan tidaklah sama antara

individu yang satu dengan individu yang lain. Hal tersebut karena perasaan atau emosi

bersifat subjektif dibandingkan peristiwa psikis yang lain. Selain itu karena perasaan

berhubungan dengan pengenalan atau pengalaman seseorang.

PERKEMBANGAN MORAL

1. Pandangan Piaget

Piaget membagi 2 tahap perkembangan moral yaitu:

Tahap Heteronomous Tahap OtonomousPenalaran model didasarkan pada

hubungan keterpaksaan

Penalaran moral didasarkan pada hubungan

kerjasama, pengakuan bersama antar

kesamaan individu dan setiap individu

dianggap samaPenalaran moral didasarkan pada

realisme moral. Aturan dianggap

sebagai sesuatu yang kaku, berasal dari

luar dirinya dan dipegang oleh orang

yang berkuasa, tidak terbuka untuk

bernegosiasi, kebenaran berkaitan

dengan ketaatan pada orang dewasa dan

aturan.

Penalaran moral direfleksikan pada sikap

moral yang rasional. Aturan dianggap

sebagai produk dari kesepakatan bersama,

terbuka untuk negosiasi ulang, dilegitimasi

oleh setiap orang, kebenaran berkaitan

dengan kegiatan yang sesuai dengan

persyaratan kerjasama dan saling

menghormatiKejahatan dinilai dari konsekuensi atas

tindakan, keadilan disamakan dengan isi

keputusan orang dwasa, kesewenag-

wenangan dan hukuman dipandang

sebagai keadilan. Hukuman dipandang

sebagai konsekuensi dari pertahanan

Kejahatan dipandang sebatas perilaku yang

bersikap relatif, keadilan diperlakukan secara

sama atau memperhitungkan kebutuhan

individu. Kewajaran hukuman dimaknai

melalui kelayakan terhadap pertahanan.

Page 16: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

2. Pandangan Kolhberg

Kolhberg menyusun teori perkembangan moral terdiri dari 3 level utama dengan 2

tahap pada setiap levelnya. Konsep penting memahami perkembangan dari teori

Kolhberg adalah internalisasi, artinya perubahan perkembangan dari perilaku yang

dikontrol secara eksternal ke perilaku yang dikontrol secara internal.

LEVEL 1

Prakonvensional

Tidak ada internalisasi

LEVEL 2

Konvensional

Internalisasi pertengahan

LEVEL 3

Postkonvensional

Internalisasi penuhTahap 1

Heteronomou

s morality

Tahap 2

Individualisme,

tujuan dan

pertukaran

Tahap 3

Ekspetasi

interpersonal

mutual,

hubungan dan

konformitas

interpersonal

Tahap 4

Moralitas

sistem

sosial

Tahap 5

Kontrak

sosial/

utilitas dan

hak

individu

Tahap 6

Prinsip etika

universal

Anak patuh

karena orang

dewasa

menyuruh

mereka untuk

patuh. Orang

mendasarkan

pada

keputusan

moralnya

karena takut

hukuman.

Individu

mengejar

kepentingannya

sendiri, tetapi

membiarkan

orang lain

melakukan hal

yang sama. Apa

yang benar

melibatkan

pertukaran yang

seimbang.

Individu

menggunakan

rasa percaya,

perhatian, dan

loyalitas

kepada orang

lain sebagai

basis untuk

penilaian

moral.

Penilaian

moral

didasarkan

pada

pemahaman

dan aturan

sosial,

hukum,

keadilan dan

kewajiban.

Individu

memahami

bahwa nilai,

hak, dan

prinsip

mendasari

atau

mengatasi

hukum.

Orang telah

mengembangkan

penilaian moral

berdasarkan hak

asasi manusia

yang universal

ketika berhadapan

dengan dilema

antara hukum dan

kesadaran, yang

akan diikuti

adalah kesadaran

individual

Page 17: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

seseorang

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 18: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 5

KARAKTERISTIK DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

PERIODE PERKEMBANGAN

1. Masa Pranatal (0-9 bulan di dalam kandungan)

- Periode ini dimulai saat pembuahan sampai dengan kelahiran.

- Pembawaan lahir (fisik, mental dan kelamin) ditentukan.

- Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat.

- Kondisi dalam kandungan mempengaruhi potensi bawaan jabang bayi.

- Sikap orang dapat mempengaruhi jabang bayi.

2. Masa Neonatal (0-2 minggu setelah lahir)

- Periode yang tersingkat (periode Partunate= 0-30 menit setelah lahir) dan periode

Neonate= 0-2 minggu setelah lahir).

- Bayi menyesuaikan dengan lingkungan yang radikal (periode yang berbahaya).

- Terhentinya perkembangan untuk sementara.

- Memberi petunjuk tentang apa yang diharapkan akan terjadi pada perkembangan

selanjutnya.

3. Masa Bayi (0-2 tahun)

- Pola perilaku, sikap dan pola ekspresi terbentuk.

- Pertumbuhan dan perubahan berjalan cepat.

Page 19: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Berkurangnya ketergantungan.

- Meningkatnya individualitas.

- Permulaan sosialisasi.

- Permulaan berkembangnya penggolongan peran seks.

- Permulaan kreativitas.

4. Masa kanak-kanak awal (2-5 tahun)

- Bagi orang tua merupakan usia yang mengundang masalah, usia mainan.

- Bagi pendidik merupakan masa usia prasekolah.

- Bagi pakar psikologi merupakan usia kelompok, usia menjelajah, usia bertanya, usia

meniru, usia kreatif.

5. Masa kanak-kanak akhir (5-9 tahun)

- Bagi orang tua merupakan usia yang menyulitkan, usia tidak rapi, usia bertengkar.

- Bagi pendidik merupakan usia sekolah dasar, periode kritis dalam dorongan

berprestasi.

- Bagi pakar psikologi merpakan usia berkelompok, usia penyesuaian diri.

6. Masa puber (9-12 tahun)

- Periode tumpang tindih (di antara masa anak-anak akhir dan masa remaja awal).

- Periode yang singkat (2-4 tahun).

- Bukan lagi seorang anak-anak tapi juga belum remaja (=masa prapuber).

- Kematangan seksual muncul (= masa puber).

Page 20: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Ciri-ciri seks sekunder muncul (= masa prapuber).

7. Masa remaja (12-16 tahun)

- Periode yang penting karena berakibat langsung terhadap sikap dan perilaku.

- Periode peralihan sehingga terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.

- Periode perubahan (fisik dan perilaku).

- Usia bermasalah.

- Remaja mulai mencari identitasnya.

- Usia yang menimbulkan ketakutan.

- Masa yang tidak realistik.

- Ambang masa dewasa yang mengakibakan remaja mulai berperilaku seperti orang

dewasa.

8. Masa dewasa awal (16-30 tahun)

- Masa pengaturan yaitu mulai mengatur karir.

- Usia reproduktif yang ditandai dengan pernikahan.

- Masa bermasalah (mengenai perkawinan atau karier).

- Timbul ketegangan emosional.

- Mengalami keterasingan sosial.

- Masa komitmen untuk menentukan pola hidup baru.

- Masa ketergantungan (kadang masih bergantung kepada orang tua).

Page 21: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Pandangan yang berbeda akibat perubahan nilai.

- Menyesuaikan diri dengan cara hidup baru.

- Masa kreatif.

9. Masa dewasa paruh baya (30-60 tahun)

- Periode yang sangat ditakuti (karena kerusakan mental dan fisik dan berhentinya

reproduksi).

- Melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan jasmani yang mulai menurun.

- Masa stress.

- Usia yang berbahaya (karena fisik yang menurun).

- Usia canggung (tidak muda tapi juga tidak tua).

- Masa berprestasi (kebanyakan orang mencapai prestasinya pada masa ini).

- Mengevaluasi prestasi berdasarkan aspirasinya.

- Dievaluasi dengan standar ganda (bagi wanita dan bagi laki-laki).

- Masa sepi.

- Masa jenuh.

10. Masa lanjut usia (di atas 60 tahun)

- Periode kemunduran fisik dan mental.

- Adanya perbedaan individual pada efek menua.

- Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda (dari penampilan dan kegiatan fisik).

Page 22: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Adanya stereotipe orang lanjut usia yang berbeda-beda.

- Sikap sosial terhadap usia lanjut tidak menyenangkan.

- Orang usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas.

- Menua membutuhkan perubahan peran.

- Penyesuaian diri yang buruk.

- Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat.

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan pada setiap individu adalah:

1. Masa bayi dan masa kanak-kanak awal

- Belajar memakan makanan padat.

- Belajar berjalan.

- Belajar berbicara.

- Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.

- Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya.

- Mempersiapkan diri untuk membaca.

- Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.

2. Masa kanak-kanak akhir

- Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.

- Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri.

Page 23: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.

- Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita.

- Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.

- Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-

hari.

- Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tatakrama dan tingkatan nilai.

- Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.

- Mencapai kebebasan pribadi.

3. Masa remaja

- Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya.

- Mencapai peran sosial pria dan wanita.

- Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

- Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung sosial.

- Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

- Mempersiapkan karier ekonomi.

- Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

- Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika sebagai pegangan untuk berperilaku

mengembangkan ideologi.

4. Masa dewasa awal.

- Mulai bekerja.

Page 24: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Memilih pasangan.

- Belajar hidup dengan tunangan.

- Mulai membina keluarga.

- Mengasuh anak.

- Mengelola rumah tangga.

- Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.

- Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

5. Masa usia paruh baya

- Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara.

- Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab

dan bahagia.

- Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu luang.

- Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu.

- Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik.

- Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan.

- Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.

6. Masa tua

- Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

- Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.

Page 25: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.

- Membentuk hubungan orang-orang seusia.

- Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.

- Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 26: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 6

HAKEKAT BELAJAR

Gage dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses suatu organisme

mengubah perilakunya karena hasil pengalaman. Belajar mengandung 3 ciri, yaitu:

- Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.

- Perubahan perilaku tersebut terjadi karena didahului oleh pengalaman.

- Perubahan perilaku yang disebabkan belajar bersifat relatif permanen.

Unsur-unsur belajar: - peserta didik

- rangsangan (stimulus)

- memori

- respon

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah

mengalami kegiatan belajar.

Benyamin S. Bloom menyampaikan 3 taksonomi dalam ranah belajar yaitu:

1. Ranah kognitif (cognitive domain)= Berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan,

kemampuan dan kemakhiran intelektual.

Ranah kognitif mencakup:

- Pengetahuan => Mengingat atau mengenali informasi yang telah dipelajari

sebelumnya.

- Pemahaman => Memperoleh makna dari peserta didik.

Page 27: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Penerapan => Menggunakan materi peserta didik di dalam situasi baru dan

kongkrit.

- Analisis => Memecahkan material ke dalam bagian-bagian untuk memahami

struktur organisasinya.

- Sintesis => Menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur

baru.

- Penilaian => Membuat keputusan tentang nilai materi peserta didik untuk

tujuan tertentu.

2. Ranah afektif (affective domain)= berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai.

Ranah afektif mencakup:

- Penerimaan => Keinginan peserta didik untuk menghadirkan rangsangan atau

fenomena tertentu.

- Penanggapan => Partisipasi aktif pada diri peserta didik.

- Penilaian => Nilai yang melekat pada obyek, fenomena atau perilaku

tertentu pada peserta didik.

- Pengorganisasian => Perangkaian nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali

konflik-konflik antar nilai, dan mulai menciptakan sistem nilai

yang konsisten secara internal.

- Pembentukan pola hidup => Peserta didik memiliki sistem nilai yang telah

mengendalikan perilakunya dalam waktu yang

lamasehingga mampu mengembangkannya menjadi

karakteristik gaya hidupnya.

3. Ranah psikomotorik (psychomotoric domain)= Berkaitan dengan kemampuan fisik

seperti keterampilan motorik dan

Page 28: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

syaraf, manipulasi obyek, dan

koordinasi syaraf.

Ranah psikomotorik mencakup:

- Persepsi => Penggunaan organ penginderaan untuk memperoleh

petunjuk yang memandu kegiatan motorik.

- Kesiapan => Pengambilan tipe kegiatan tertentu.

- Gerakan terbimbing => Tahap-tahap awal di dalam belajar keterampilan kompleks.

- Gerakan terbiasa => Tindakan kerja di mana gerakan yang telah dipelajari itu

telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan

sangat meyakinkan dan mahir.

- Gerakan kompleks => Kemahiran kinerja dari tindakan motorik yang mencakup

pola-pola gerakan yang kompleks.

- Penyesuaian => Keterampilan yang dikembangkan dengan sangat baik

sehingga individu dapat memodifikasi pola-pola gerakan

sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika

menemui situasi masalah baru.

- Kreativitas => Penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan

dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu.

Gagne dan Briggs mengklasifikasikan tujuan peserta didik ke dalam 5 kategori yaitu:

a. Kemahiran intelektual: Kemampuan yang membuat individu kompeten.

b. Kemahiran Kognitif: Kemampuan yang mengatur perilaku belajar, mengingat dan

berpikir.

Page 29: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

c. Informasi verbal: Kemampuan yang diperoleh peserta didik dalam bentuk informasi

pengetahuan verbal.

d. Kemahiran motorik: Kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf dan otot.

e. Sikap: Kemampuan peserta didik untuk merespon sesuatu.

HIRARKI BELAJAR

Gagne menyusun Hirarki belajar yang merupakan tahap-tahap yang saling mendasari,

yang dimulai dari tahapan terendah.

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Ada 3 prinsip yang harus dimiliki oleh pembelajar sebelum melakukan kegiatan belajar

baru.

1. Informasi faktual

Informasi yang diperoleh dengan cara:

- Dikomunikasikan kepada pembelajar.

Page 30: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Dipelajari oleh pembelajar sebelum memulai belajar baru.

- Dilacak dari memori, karena informasi tersebut terpendam dalam memori pembelajar.

2. Kemahiran intelektual

Pembelajar harus memiliki berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu, terutama yang

berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan lainnya.

3. Strategi

Setiap aktivitas belajar memerlukan pengaktifan strategi belajar dan mengingat.

Pembelajar harus mampu menggunakan strategi untuk menghadirkan stimulus yang

kompleks, memilih dan membuat kode bagian-bagian stimulus, memecahkan masalah,

dan melacak kembali informasi yang telah dipelajari.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

1. Kondisi internal, meliputi: - kondisi fisik: kesehatan

- kondisi psikis: kemampuan intelektual, emosional

- kondisi sosial: kemampuan bersosialisasi dengan

lingkungan

2. kondisi eksternal, meliputi: - variasi dan tingkat kesulitan materi belajar

- tempat belajar

- iklim

- suasana lingkungan

- budaya belajar

Page 31: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 32: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Teori belajar menurut aliran ini adalah:

- Hasil belajar tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia tetapi karena faktor

stimulus yang menimbulkan respon.

- Agar hasil belajar optimal, maka stimulus harus dirancang sedemikian rupa sehinga

mudah direspon siswa.

- Siswa akan memperoleh hasil belajar apabila dapat mencari hubungan antara stimulus

dan respon tersebut.

Macam-macam teori belajar menurut aliran ini adalah:

1. Teori belajar Classical Conditioning

Teori ini dikembangkan oleh Ivan Pavlov. Dia mempelajari bagaimana anjing

percobaannya menjadi terkondisi untuk berliur walau tanpa makanan. Dari eksperimen

tersebut Pavlov menarik kesimpulan bahwa dalam diri anjing akan terjadi

pengkondisian selektif berdasar atas penguatan selektif. Anjing dapat membedakan

stimulus yang disertai dengan penguatan dan stimulus yang tidak disertai dengan

penguatan.

2. Teori Operant Conditioning

Teori ini dikembangkan oleh Burr Federic Skinner. Dia memandang bahwa manusia

sebagai mesin yang bertindak secara teratur dan dapat diramalkan responnya terhadap

stimulus yang datang dari luar. Skinne mengadakan eksperimen dengan menggunakan

kotak yang didalamnya terdapat pengungkit, pemampung makanan, lampu, lantai

dengan grill yang dialiri listrik (dikenal dengan nama Skinner box). Skinner

menggunakan tikus lapar sebagai hewan percobaannya. Berdasarkan eksperimen

tersebut dapat ditarik kesimpulan:

Page 33: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Setiap respon yang diikuti dengan penguatan (reward atau reinforcing stimuli)

cenderung akan diulang kembali.

- Reward atau reinforcing stimuli akan meningkatkan kecepatan terjadinya respon.

3. Modelling dan Observational Learning

Bandura mengembangkan 4 tahap melalui pengamatan atau modeling

- tahap perhatian => Individu memperhatikan model yang menarik, berhasil,

atraktif dan populer.

- tahap retensi => Bila guru telah mendapat perhatian dari siswa, guru

memodelkan perilaku yang akan ditiru oleh siswa dan

memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkannya

atau mengulangi model yang telah ditampilkan.

- tahap reproduksi => Siswa mencoba menyesuaikan diri dengan perilaku model.

- tahap motivasional => Siswa akan menirukan model karena merasakan bhwa

melakukan pekerjaan yang baik akan meningkatkan

kesempatan untuk memperoleh penguatan.

Konsep penting lainnya dari teori belajar ini adalah pengaturan diri (self-regulation).

Dalam kegiatan belajar ini, individu mengamati perilakunya sendiri, menilai

perilakunya sendiri dengan standar yang dibuat sendiri, dan memperkuat atau

menghukum diri sendiri apabila berhasil ataupun gagal dalam berperilaku.

4. Teori Koneksionisme

Teori ini dikembangkan oleh Edward Thorndike. Dia menggunakan kucing sebagai

hewan percobaan. dalam eksperimennya, dia menghitung waktu yang dibutuhkan

kucing untuk dapat keluar dari kandang pecobaan (puzzle box). Menurut Thorndike,

dasar dari belajar adalah trial dan error. Hewan percobaan itu menunjukkan adanya

Page 34: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

penyesuaian diri dengan lingkungannya sedemikian rupa sebelum hewan percobaan

tersebut dapat melepaskan diri dari kandang percobaan. Selanjutnya dikemukakan

bahwa perilaku dari semua hewan percobaan itu praktis sama.

Thorndike mengemukakan 3 macam hukum belajar, yaitu:

a. Hukum kesiapan

Agar proses belajar mencapai hasil yang baik, maka perlu kesiapan dalam belajar.

Ada 3 keadaan yang menunjukkan berlakunya hukum ini, yaitu:

- Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak atau berperilaku dan dapat

melaksanakannya, maka dia akan puas.

- Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak atau berperilaku tapi tidak

dapat melaksanakannya, maka dia akan kecewa.

- Apabila individu tidak memiliki kesiapan untuk bertindak atau berperilaku dan

dipaksa untuk melaksanakannya, maka akan menimbulkan keadaan yang tidak

memuaskan.

b. Hukum latihan

Hubungan antara stimulus dan respon akan menjadi kuat apabila sering dilakukan

latihan.

c. Hukum akibat

Apabila sesuatu memberikan hasil yang menyenangkan atau memuaskan, maka

hubungan antara stimulus dan respon akan menjadi semakin kuat.

5. Teori Modifikasi Perilaku Kognitif

Meichenbaum menyatakan bahwa individu dapat diajarkan untuk memantau dan

mengatur perilakunya sendiri. Cara yang digunakan yaitu melatih individu yang

Page 35: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

terganggu emosionalnya untuk membuat dan menjawab pertanyaannya sendiri. Ada 5

tahap kegiatan belajar mandiri yang dikembangkan Meichenbaum, yaitu:

a. Model orang dewasa melakukan tugas tertentu sambil berbicara dengan keras

(Modeling kognitif)

b. Anak melakukan tugas yang sama di bawah arahan pembelajaran dari model

(Bimbingan eksternal)

c. Anak melakukan tugas sambil membelajarkan diri sendiri.

d. Anak membelajarkan dirinya sendiri dengan cara berbicara pelan pada saat

melanjutkan tugas.

e. Anak melakukan tugas untuk mencari kinerja tertentu dengan melakukan

percakapan diri sendiri.

Teori belajar modifikasi perilaku koginitif ini menekankan pada modeling percakapan

diri sendiri secara meningkat berpindah dari perilaku yang dikendalikan oleh orang

lain kepada perilaku yang dikendalikan oleh diri sendiri, di mana individu

menggunakan percakapan diri sendiri pada waktu melaksanakan tugas.

6. Teori belajar Conditioning

Guthrie menyatakan bahwa semua belajar dapat diterangkan dengan satu prinsip, yaitu

prinsip asosiasi. Belajar merupakan suatu upaya untuk menentukan hukum-hukum,

bagaimana stimulus dan respon itu berasosiasi. Guthrie menyatakan bahwa respon

dapat menimbulkan stimuli untuk respon berikutnya. Perilaku manusia merupakan

deretan perilaku yang terdiri atas unit-unit reaksi atau respon dari stimulus berikutnya.

Konsekuensi yang menyenangkan pada umumnya disebut sebagai penguat

(reinforces), dan yang tidak menyenangkan disebut sebagai hukuman (punishers).

Page 36: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 37: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 8

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur

kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang

datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal

berfikir, yakni proses pengolahan informasi.

Yang termasuk teori belajar kognitif adalah:

1. Teori belajar Pengolahan Informasi

Gambar tersebut menunjukkan titik awal dan akhir dari peristiwa pengolahan

informasi. Garis putus-putus menunjukkan batas antara kognitif internal dan dunia

eksternal. Dalam model tersebut tampak bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas,

tekanan udara, ataupun suara ditangkap oleh seseorang dan disimpan secara cepat di

dalam sistem penampungan penginderaan jangka pendek. Apabila informasi itu

diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka pendek dan sistem

penampungan memori kerja. Apabila informasi di dalam kedua penampungan tersebut

diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan ke dalam memori jangka

panjang.

Page 38: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek

tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena

seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di

dalam memori jangka panjang. Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila

informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi lain.

Ada 2 bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan, yaitu:

- pelancaran proaktif = Seseorang mengingat informasi sebelumnya apabila

informasi yang baru dipelajari memiliki karakter yang

sama.

- pelancaran retroaktif = Seseorang mempelajari informasi baru akan

memantapkan ingatan informasi yang telah dipelajari.

2. Teori belajar Kontruktivisme

Teori belajar Kontruktivisme memandang bahwa:

- Belajar berarti mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk

ke dalam otak.

- Peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke

dalam dirinya sendiri.

- Peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi.

- Peserta didik mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan

lingkungannya.

Teori Kontruktivisme menetapkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:

Page 39: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik yang terkibat dalam

belajar aktif.

- Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik yang membuat

representasi atas kegiatannya sendiri.

- Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang

menyampaikan maknanya kepada orang lain.

- Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik yang mencoba

menjelaskan obyek yang tidak benar-benar dipahaminya.

Thomas dan Rohwer menyajikan beberapa prinsip belajar yang efektif, yaitu:

- Spesifikasi => Sesuai dengan tujuan belajar dan karakteristik peserta

didik.

- Pembuatan => Memungkinkan seseorang mengerjakan kembali

materi yang telah dipelajari, dan membuat sesuatu

menjadi baru.

- Pemantauan yang efektif => Peserta didik mengetahui kapan dan bagaimana cara

menerapkan strategi belajarnya dan bagaimana cara

menyatakannya bahwa strategi yang digunakan itu

bermanfaat.

- Kemujaraban personal => Belajar akan berhasil apabila dilakukan dengan

sungguh-sungguh.

Slavin menyarankan 3 strategi belajar efektif, yaitu:

- membuat catatan

- belajar kelompok

Page 40: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- menggunakan metode PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review)

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press

Page 41: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Teori belajar Humanistik memandang bahwa:

- Fokus utamanya adalah hasil pendidikan yang bersifat afektif, belajar tentang cara-

cara belajar dan meningkatkan kreativitas dan semua potensi peserta didik.

- Hasil belajarnya adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggung jawab dalam

menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri

sendiri dan mandiri.

- Pentingnya pendekatan pendidikan di bidang seni dan hasrat ingin tahu.

- Pendekatan humanistik kurang menekankan pada kurikulum standar, perencanaan

pembelajaran, ujian, sertifikasi pendidik dan kewajiban hadir di sekolah.

- Pendekatan humanistik mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan

kelompok. Pendidik memiliki status kesetaraan dengan peserta didik.

- Pendekatan humanistik memelihara kebebasan peserta didik untuk tumbuh dan

melindungi peserta didik dari tekanan keluarga dan masyarakat.

- Penggunaan pendekatan humanistik dalam pendidikan akan memungkinkan peserta

didik menjadi individu yang beraktualisasi diri.

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

1. Swa arah

Prinsip swa arah menyatakan bahwa sekolah hendaknya memberikan kesempatan bagi

peserta didik untuk memutuskan bahan belajar yang ingin dipelajari.

2. Belajar tentang cara-cara belajar

Page 42: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Sekolah hendaknya menghasilkan anak-anak yang secara terus menerus menumbuhkan

keinginannya untuk belajar dan mengetahui cara-cara belajar.

3. Evaluasi diri

Evaluasi yang dilakukan sekolah atau pendidik yang diakhiri dengan kenaikan kelas

dan kelulusan dipandang sebagai tindakan yang mengganggu aktivitas belajar peserta

didik. Instrumen evaluasi yang diwujudkan dalam bentuk tes dipandang tidak relevan

dengan pendekatan humanistik.

4. Pentingnya perasaan

Pendekatan humanistik tidak membedakan domain kognitif dan afektif dalam belajar.

Kedua domain itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

5. Bebas dari ancaman

Belajar akan jadi lebih mudah, lebih bermakna dan lebih diperkuat apabila belajar itu

terjadi dalam suasana yang bebas dari ancaman.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 43: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 10

MOTIVASI BELAJAR

Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah:

- Menentukan terjadinya kegiatan belajar atau tidak pada diri siswa.

- Memperlancar belajar dan hasil belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar: - sikap

- kebutuhan

- rangsangan

- afeksi (pengalaman emosional)

- kompetensi

- penguatan

TEORI MOTIVASI

1. Teori belajar Behaviorat

Motivasi merupakan produk dari sejarah penguatan. Peserta didik yang diperkuat

untuk belajar akan termotivasi dalam belajar.

2. Teori kebutuhan manusia

Abraham Maslow menyampaikan teori manusia berdasarkan pada hierarki kebutuhan.

Page 44: 73361988 Belajar Pembelajaran Book
Page 45: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

3. Teori Disonansi

Kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang

sangat kuat.

4. Teori Kepribadian

Page 46: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Motivasi yang stabil itu tidak dapat diubah, motivasi itu cenderung bersifat konstan

pada berbagai situasi dan dalam jangka waktu cepat sukar untuk berubah.

5. Teori Atribusi

Teori ini berupaya untuk memahami penjelasan dan alasan-alasan perilaku, terutama

apabila diterapkan pada keberhasilan atau kegagalan anak. Seperti halnya teori

Disonansi, asumsi utama teori ini adalah bahwa seseorang akan berupaya

mempertahankan citra diri yang positif.

Teori atribusi memegang peranan penting dalam memahami cara-cara peserta didik

menafsirkan dan menggunakan balikan atas kinerja akademiknya dan memberikan

saran kepada pendidik tentang cara-cara memberikan balikan sehingga memiliki nilai

motivasional tinggi.

Untuk mengatasi kurangnya motivasi peserta didik, caranya adalah:

- Mengkomunikasikan sisem penilaian yang akan diterapkan kepada peserta didik.

- Pendidik menyampaikan harapannya bahwa seluruh peserta didik dapat belajar

dengan baik, dan menyatakan pula bahwa keberhasilan yang akan dicapai oleh

peserta didik adalah tergantung pada usahanya sendiri.

- Menerapkan pembelajaran individualisasi agar peserta didik dapat menilai

kemajuannya sendiri.

6. Teori harapan

Motivasi anak untuk memperoleh sesuatu adalah tergantung dari produk dari

estimasinya terhadap peluang mencapai keberhasilan (peluang yang diyakini untuk

berhasil), dan nilai yang ditempatkan atas keberhasilan yang dicapai (nilai insentif

yang diperoleh peserta didik atas keberhasilan yang dicapai)

7. Teori motivasi berprestasi

Page 47: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Teori ini antara lain mengenai kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau

tujuan, dan melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan.

Ciri peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi:

- Cenderung memilih partner belajar yang cakap dalam menjalankan tugas.

- Akan belajar lebih lama dibandingkan dengan peserta didik yang bermotivasi

berprestasi rendah.

- Memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil, dan apabila gagal mereka akan

berusaha keras dalam mencapai keberhasilan.

Atkinson menyatakan bahwa individu dapat dimotivasi untuk berprestasi dengan cara

memperoleh keberhasilan atau menghindari kegagalan. Bentuk ekstrim dari motif

untuk menghindari kegagalan disebut ketidakberdayaan dalam belajar (learned

helplesness). Ketidakberdayaan timbul dari inkonsistensi konsistenan, penggunaan

penghargaan yang tidak dapat diprediksikan, dan hukuman yang diberikan oleh

pendidik, sehingga peserta didik merasa kecil peluangnya untuk berhasil.

Untuk membantu peserta didik yang mengalami ketidakberdayaan dalam belajar perlu

dilakukan:

- Penekanan pada tindakan positif.

- Pengurangan tindakan negatif.

- Berangkat dari pengenalan baru menggunakan kerangka cantolan atau diskoveri

terbimbing.

- Penciptaan tantangan dalam belajar.

STRATEGI MOTIVASI BELAJAR

Cara yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi intrinsik peserta didik adalah:

Page 48: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Membangkitkan minat belajar.

- Mendorong rasa ingin tahu.

- Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik.

- Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan belajar.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 49: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

AB 11

HAKEKAT PEMBELAJARAN

Pendidikan : Bantuan kepada anak didik terutama pada aspek moral atau budi pekerti.

Pengajaran : Bantuan kepada anak didik terutama pada aspek intelektual dan

keterampilan.

Pembelajaran : Seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian

rupa sehingga peserta didik tersebut memperoleh kemudahan.

Pendidikan, pengajaran dan pembelajaran mempunyai hubungan konseptual yang sama.

Perbedaannya, pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas yaitu mencakup pengajaran

dan pembelajaran. Dan pengajaran merupakan bagian dari pembelajaran.

Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan

telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Sedangkan teori pembelajaran merupakan

implementasi prinsip-prinsip teori belajar dan berfungsi untuk memecahkan masalah

praktis dalam pembelajaran.

KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN

1. Tujuan

2. Subyek belajar

3. Materi pelajaran

4. Strategi pembelajaran

5. Media pembelajaran

6. Penunjang (fasilitas belajar)

Page 50: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

1. Prinsip pembelajaran teori behavioristik (Hartley & Davies)

Pembelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar yang baik apabila:

- Peserta didik berpartisipasi secara aktif.

- Materi disusun dalam unit-unit kecil secara sistematis dan logis.

- Tiap respon peserta didik diberi balikan dan disertai penguatan.

2. Prinsip pembelajaran teori kognitif (Reilley & Lewis)

Pembelajaran akan lebih bermakna apabila:

- Menekankan makna dan pemahaman.

- Mempelajari materi tidak hanya proses pengulangan, tapi perlu disertai proses transfer secara lebih luas.

- Menekankan adanya pola hubungan.

- Menekankan pembelajaran prinsip dan konsep.

- Menekankan struktur disiplin ilmu dan struktur kognitif.

- Obyek pembelajaran seperti apa adanya.

- Menekankan pentingnya bahasa sebagai dasar pikiran dan komunikasi.

- Perlunya memanfaatkan pengajaran perbaikan yang lebih bermakna.

3. Prinsip pembelajaran teori humanisme

Page 51: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Belajar adalah memanusiakan manusia. Anak yang berhasil dalam belajar apabila

dapat mengaktualisasi dirinya dengan lingkungan. Pengalaman dan aktivitas peserta

didik merupakan prinsip penting.

4. Prinsip pembelajaran dalam rangka pencapaian ranah tujuan

* Prinsip pengaturan kegiatan kognitif

Pembelajaran hendaknya memperhatikan bagaimana mengatur kegiatan kognitif

yang efisien.

* Prinsip pengaturan kegiatan afektif

Pembelajaran hendaknya memperhatikan dan mengaplikasikan tiga pengaturan

kegiatan afektif, yaitu:

- Faktor conditioning=> perilaku pendidik yang berpengaruh terhadap rasa senang

atau benci peserta didik terhadap pendidik.

- Faktor behavior modification=> pemberian penguatan seketika.

- Faktor human model=> contoh berupa orang yang dikagumi atau dipercayai

peserta didik.

* Prinsip pengaturan kegiatan psikomotorik

Pembelajaran hendaknya memntingkan faktor latihan, penguasaan prosedur gerak-

gerik, dan prosedur koordinasi anggota badan.

5. Prinsip pembelajaran teori kontruktivisme

Belajar adalah proses aktif peserta didik dalam mengkontruksi arti, wacana, dialog,

pengalaman fisik. Dalam proses belajar tersebut terjadi proses asimilasi dan

menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari. Prinsip dalam

pembelajaran teori kontruktivisme adalah:

Page 52: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Pertanyaan dan konstruksi jawaban peserta didik adalah penting.

- Berlandaskan beragam sumber informasi materi dapat dimanipulasi peserta didik.

- Pendidik lebih bersikap interaktif dan berperan sebagai fasilitator dan mediator.

- Program pembelajaran dibuat bersama peserta didik.

- Strategi pembelajaran, student-centered learning, dilakukan dengan belajar aktif,

belajar mandiri, kooperatif dan kolaboratif.

6. Prinsip pembelajaran bersumber dari asas mengajar

* Mandigers

Agar anak mudah dan behasil dalam belajar pendidik perlu memperhatikan:

- Prinsip aktivitas mental=> Pembelajaran hendaknya menimbulkan aktivitas mental

bagi siswa.

- Prinsip menarik perhatian=> Pembelajaran hendaknya menimbulkan hal yang menarik perhatian siswa.

- Prinsip penyesuaian perkembangan=> Bahan pengajarannya disesuaikan dengan

perkembangan siswa.

- Prinsip appersepsi=> Mengkaitkan materi yang akan dipelajari dengan apa yang

sudah diketahui.

- Prinsip peragaan=> Pendidik menggunakan alat peraga dalam mengajar.

- Prinsip aktivitas motorik=> Pembelajaran hendaknya menimbulkan aktivitas

motorik bagi siswa.

- Prinsip motivasi=> Pendidik memberikan dorongan kepada siswa dalam

pembelajaran

Page 53: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

* Marsell

Pembelajaran yang sukses perlu memperhatikan:

- Prinsip konteks=> Pendidik menciptakan bermacam-macam hubungan dngan

bahan pengajaran.

- Prinsip fokus=> Dalam membahas materi perlu memakai pokok bahasan senagai

pusat bahasan.

- Prinsip sekuens=> Materi pengajaran disusun secara urut sistematis dan logis.

- Prinsip evaluasi=> Pendidik dalam mengajar tidak boleh meninggalkan kegiatan

evaluasi.

- Prinsip individualisasi=> Pendidik memperhatikan adanya individu dari diri

peserta didik.

- Prinsip sosialisasi=> Pendidik menciptakan suasana belajar yang menimbulkan

adanya saling kerjasama antara peserta didik.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 54: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 12

TEORI PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN BEHAVIORISTIK

Menurut aliran ini, pembelajaran adalah upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan

dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan dengan lingkungan dengan

tingkah laku pembelajar. Oleh karena itu disebut juga pembelajaran perilaku.

Teori pembelajaran perilaku:

- Perlu diberikan penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar.

- Pemberian penguatan bisa berupa penguat sosial (pujian), aktivitas (mainan) dan

simbolik (uang, nilai).

- Hukuman dapat digunakan sebagai alat pembelajaran tapi perlu hati-hati.

- Perilaku belajar yang segera diikuti konsekuensi akan lebih berpengaruh.

- Pendidik dikatakan telah melakukan pembentukan bila memberikan penguatan dalam

pengajarannya.

PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN KOGNITIF

1. Jean Piaget

Piaget mengemukakan 3 prinsip pembelajaran yaitu:

- Belajar aktif=> Menciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa belajar

sendiri.

- Belajar lewat interaksi sosial=> Menciptakan suasana yang memungkinkan adanya

interaksi antar siswa.

Page 55: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Belajar lewat pengalaman sendiri=> Didasarkan pada pengalaman nyata.

2. JA Brunner

Menurut Brunner dalam pengajaran di sekolah hendaknya mencakup:

- Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar.

Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik agar memperoleh pengalaman

optimal dalam proses belajar dan meningkatkan kemauan belajar.

- Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal.

Pembelajaran hendaknya dapat memberikan struktur yang jelas dari suatu

pengetahuan yang dipelajari anak-anak.

- Perincian urutan penyajian materi pelajaran.

Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan peserta didik dibimbing melalui urutan

masalah, sekumpulan materi pelajaran yang logis dan sistematis untuk

meningkatkan kemampuan dalam menerima, mengubah, dan menstranfer apa yang

telah dipelajari.

- Cara pemberian penguatan

Pujian atau hukuman perlu dipikirkan cara penggunaannya dalam proses belajar

mengajar.

3. David Ausubel

Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful learning). Belajar

bermakna adalah proses mengkaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang

relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Page 56: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Belajar bermakna timbul apabila: - Materi yang akan dipelajari bermakna secara

potensial.

- Anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar

bermakna.

Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran, yaitu:

- Kerangka cantolan=> pendidik menggunakan bahan pengait untuk mengkaitkan

konsep lama dengan konsep baru.

- Diferensiasi progresif=> proses pembelajaran dimulai dari hal umum ke hal

khusus.

- Belajar superordinat=> proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan ke

arah deferensiasi.

- Penyesuaian integratif=> Materi pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga

pendidik dapat menggunakan hierarki-hierarki

konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi

disajikan.

PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN HUMANISTIK

Pendidikan humanistik sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung

jawab. Aliran ini mempunyai tujuan pendidikan yaitu memanusiakan manusia agar

manusia mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya. Aliran humanistik tidak

mempunyai teori belajar khusus, tetapi hanya bersifat ekletik, dalam arti mengambil teori

yang sesuai (kognitif) asal tujuan pembelajaran tercapai. Peran pendidik dalam

pendekatan humanistik adalah sebagai fasilitator belajar, yang tugasnya:

- Menciptakan iklim belajar.

- Memenui kebutuhan belajar peserta didik.

Page 57: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Membantu mengungkapkan emosi peserta didik.

- Membantu belajar peserta didik.

Bentuk pembelajaran melalui pendekatan humanistik adalah bahwa peserta didik dituntut

untuk selalu memotivasi diri. Untuk mencapai ke arah itu kegiatan belajar hendaknya

mendorong peserta didik untuk belajar cara-cara belajar dan menilai belajarnya sendiri.

Program pembelajaran yang diterapkan dalam pendekatan humanistik umumnya

menggunakan kegiatan terbuka di mana peserta didik harus menemukan informasi,

membuat keputusan, memecahkan masalah dan membuat produk sendiri. Dalam

pendidikan humanistik, peserta didik tidak memiliki tempat duduk yang tetap seperti

halnya pendidikan konvensional. Peserta didik dapat belajar mandiri atau belajar dengan

kelompok.

PEMBELAJARAN MENURUT TEORI KONTEMPORER

Pembelajaran teori kontemporer yang dimaksudkan di sini adalah pembelajaran

berdasarkan teori belajar kontruktivisme. Peserta didik harus aktif dalam mengkontruksi

pengetahuan berdasarkan interaksinya dalam pengalaman belajar yang diperoleh. Dalam

pembelajaran model ini pendidik dan peserta didik sama-sama aktif. Strategi pembejaran

tersebut dinamakan student centered learning strategies, yang wujudnya bisa berupa

belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif & kolaboratif, generative learning dan

problem based learning.

Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori kontrukivisme yang terkenal

samapi sekarang adalah pembelajaran kuantum (Quantum learning) yaitu pembelajaran

yang mengorkestrasikan (mengubah, menyelaraskan, memberdayakan) berbagai interaksi

yang berada di dalam dan di sekitar momen belajar dengan cara menyingkirkan hambatan

belajar melalui cara dan alat yang tepat sehingga kemampuan dan bakat alamiah peserta

didik menjadi kemampuan aktual.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 58: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 13

PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME DAN KONTEKSTUAL

PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME

Kontruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa

manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Esensi

pembelajaran kontruktivistik adalah peserta didik secara individu menemukan dan

mentranfer informasi yang kompleks apabila menghendaki informasi itu menjadi

miliknya. Pembelajaran kontruktivistik memandang bahwa peserta didik secara terus-

menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan

merevisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi.

Untuk mendorong agar peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan belajar, maka:

- Suasana lingkungan belajar harus demokratis.

- Kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif dan berpusat pada peserta didik.

- Pendidik mendorong peserta didik agar belajar mandiri dan bertanggungjawab atas

kegiatan belajarnya.

Asumsi dalam pembelajaran kontruktivistik:

1. Mengenai peserta didik

- Peserta didik adalah individu yang bersifat unik. Mereka memiliki latar belakang dan

kebutuhan yang unik pula.

- Kontruktivisme sosial mendorong peserta didik menghadirkan versi kebenarannya

sendiri, hal ini karena dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan atau pandangan

tentang dunianya sendiri.

- Peserta didik perlu didorong untuk memiliki tanggung jawab belajarnya sendiri.

Page 59: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Motivasi belajar peserta didik tergantung pada keyakinan peserta didik terhadap

potensi belajarnya.

2. Mengenai pendidik

- Pendidik harus menyesuaikan diri dengan peran sebagai fasilitator dan bukan sebagai

pendidik.

- Tugas fasilitator adalah membantu peserta didik memperoleh pemahaman tentang isi

pembelajaran.

- Karena pendidik sebagai fasilitator, maka peserta didik yang berperan aktif dalam

pembelajaran.

3. Mengenai proses belajar

- Belajar merupakan proses aktif di mana peserta didik belajar menemukan prinsip,

konsep dan fakta untuk dirinya sendiri.

- Tercipta interaksi yang dinamik antara tugas-pendidik-peserta didik.

4. Mengenai kolaborasi peserta didik

- Peserta didik dengan perbedaan keterampilan dan latar belakangnya, hendaknya

berkolaborasi dalam melaksanakan tugas dan diskusi dalam rangka memperoleh

pemahaman tentang kebenaran.

- Konteks merupakan pusat belajar. Pengetahuan yang tidak sesuai konteks tidak

memberikan ketrampilan kepada peserta didik untuk menerapkan pemahamannya

pada tugas-tugas yang bersifat autentik.

5. Mengenai asesmen

Page 60: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Holt dan Willard-Holt menekankan konsep asesmen dinamik, yaitu cara menilai

peserta didik yang berbeda dari penilaian konvensional. Belajar interaktif diperluas

dengan proses asesmen.

- Pendidik hendaknya memandang asesmen sebagai proses interaksi dan kontinyu

untuk mengukur prestasi belajar dan kualitas pengalaman belajar. Balikan yang

dibuat melalui proses asesmen itu digunakan sebagai dasar pengembangan kegiatan

berikutnya.

6. Mengenai pemilihan, cakupan dan urutan materi pelajaran

- Pengetahuan dipandang sebagai keseluruhan yang terpadu.

- Agar peserta didik benar-benar terlibat dalam proses pembelajaran, maka tugas dan

lingkungan belajarnya hendaknya merefleksikan kompleksitas lingkungan, sehingga

peserta didik mampu memfungsikan diri sampai akhir kegiatan belajar.

- Semakin terstruktur lingkungan belajar, semakin tidak mampu peserta didik

membangun makna berdasarkan pemahaman konseptualnya. Fasilitator hendaknya

menstrukturkan pengalaman belajar cukup untuk memastikan bahwa peserta didik

memperoleh bimbingan yang jelas sehingga mampu mencapai tujuan belajar.

Pendekatan pembelajaran kontruktivistik menekankan pembelajaran dari atas ke bawah

(top-down intruction). Peserta didik mulai memecahkan masalah yang kompleks

kemudian menemukan keterampilan dasar yang diperlukan.

Pembelajaran yang memakai prinsip kontruktivisme adalah:

1. Diskaveri (discovery learning)

Dikembangkan oleh Jerome Brunner. Dalam pembelajaran diskaveri, pembelajaran

harus mampu mendorong peserta didik untuk mempelajari apa yang telah dimiliki.

Keuntungan pembelajaran ini adalah:

Page 61: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Mampu memunculkan hasrat ingin tahu peserta didik dan memotivasi peserta didik

untuk bekerja keras sampai menemukan jawaban atas pertanyaan yang muncul.

- Peserta didik belajar keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah karena

mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi.

2. Penangkapan (reception learning)

Dikembangkan oleh David Ausubel. Dalam pembelajaran penangkapan, peserta didik

tidak mengetahui apa yang penting atau relevan untuk dirinya sendiri, sehingga mereka

memerlukan motivasi eksternal untuk melakukan kerja kognitif dalam mempelajari apa

yang diajarkan di sekolah. Inti pendekatan belajar penangkapan adalah pengajaran

ekspositori, yakni pembelajaran sistematik yang direncanakan oleh pendidik mengenai

informasi yang bermakna (meaningful information). Pembelajaran ekspositori ini

terdiri atas tiga tahap, yaitu:

- Penyajian Advance organizer

Merupakan pernyataan umum yang memperkenalkan bagian-bagian utama yang

tercakup dalam urutan pengajaran.

- Penyajian materi atau tugas belajar

Merupakan penyajian materi pembelajaran baru dengan metode ceramah, diskusi,

film atau menyajikan tugas-tugas belajar kepada peserta didik.

- Memperkuat organisasi kognitif

Caranya dengan mengkaitkan informasi baru ke dalam struktur yang telah

direncanakan di dalam permulaan pelajaran, dengan cara mengingatkan peserta

didik bahwa rincian yang bersifat spesifik itu berkaitan dengan gambaran informasi

yang bersifat umum.

3. Belajar terbimbing (scaffolding)

Page 62: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Dikembangkan oleh Vgotsky. Scaffolding merupakan strategi pembelajaran yang

berkaitan dengan dukungan kepada peserta didik dengan cara membatasi kompleksitas

konteks dan secara perlahan-lahan mengurangi batas-batas tersebut karena peserta

didik telah memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri dalam

mengatasi kompleksitas konteks tersebut.

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar mengajar yang membantu peserta

didik menghubungkan isi materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata serta

memotivasi peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya

dengan kehidupan nyata. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan

yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi

pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga peserta

didik memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari

satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.

Karakteristik pembelajaran konstektual adalah sebagai berikut:

- Proses pembelajarannya mencakup berbagai disiplin pengetahuan sehingga peserta

didik memperoleh perspektif terhadap kehidupan nyata.

- Tujuan pembelajarannya berbasis pada:

* Standar disiplin pengetahuan yang ditetapkan secara nasional atau lokal oleh asosiasi

profesi.

* Pengetahuan & keterampilan yang ditetapkan dalam tujuan memiliki daya guna dan

kompetensi tertentu.

* Keterampilan berpikir tinggi seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan

pembuatan keputusan.

Page 63: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Pengalaman belajarnya mendorong peserta didik membuat hubungan konteks internal

dan eksternal.

- Integrasi pendidikan akademik dan karier akan membantu peserta didik memahami isi

materi pelajaran dan pemahaman tentang karier atau bidang kajian teknis tertentu.

Komponen pembelajaran kontekstual meliputi:

1. Kontruktivisme

2. Inkuiri (menemukan)

Menemukan merupakan bagian inti kegiatan pembelajaran berbasisi CTL (Contextual

Teaching and Learning). Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah: - merumuskan

masalah

- mengamati atau melakukan

observasi

- menganalisis

- mengkomunikasikan atau

menyajikan hasil

3. Questioning (bertanya)

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis CTL

4. Masyarakat belajar

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar

kelompok dan antar yang tahu ke yang belum tahu.

5. Modeling (pemodelan)

Page 64: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Pendidik memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Ada model yang bisa ditiru dan

diamati peserta didik sebelum mereka berlatih menemukan kata kunci.

6. Refleksi

Adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang

apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu.

7. Penilaian autentik

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran

perkembangan peserta didik. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh peserta didik.

Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi:

- Prinsip saling ketergantungan

Prinsip ini mengajak peserta didik mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lain,

peserta didik, masyarakat, dan lingkungan alam.

- Prinsip diferensiasi

Prinsip ini mengembangkan kreativitas dan mendorong keragaman dan keunikan

antara peserta didik untuk bekerjasama dalam bentuk yang disebut simbiosis.

- Prinsip pengaturan diri

Prinsip ini menyatakan bahwa kegiatan belajar diatur sendiri, dipertahankan sendiri

dan disadari sendiri oleh peserta didik.

Pendekatan pada pembelajaran kontekstual meliputi:

1. Pembelajaran berbasis masalah

Page 65: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Merupakan pendekatan yang melibatkan peserta didik dalam pengkajian pemecahan

masalah yang memadukan keterampilan dan konsep dari berbagai isi pelajaran.

2. Penggunaan keragaman konteks

Pengalaman pembelajaran kontekstual dapat diperkaya apabila peserta didik belajar

keterampilan di berbagai lingkungan .

3. Pengelompokan peserta didik

Tujuannya adalah agar mereka mapu berbagi pengalaman dan informasi. Dalam

pengelompokan peserta didik, anggotanya berasal dari berbagai macam konteks dan

latar belakang agar mereka memiliki berbagai sudut pandang terhadap suatu masalah.

4. Dukungan belajar peserta didik mengatur diri sendiri

Dalam pembelajaran kontekstual diharapkan dapat mendorong peserta didik menjadi

pembelajar sepanjang hayat. Dalam hal ini mereka mapu mencari, menganalisis, dan

menggunakan informasi dengan sedikit atau tanpa bimbingan dari orang lain.

5. Pembentukan kelompok belajar saling ketergantungan

Peserta didik akan dipengaruhi dan akan memberikan kontribusi terhadap pengetahuan

dan kepercayaan orang lain. Kelompok belajar dibangun untuk berbagi pengetahuan

dan memberikan peluang kepada peserta didik untuk saling membelajarkan.

6. Menggunakan asesmen autentik

Asesmen belajar hendaknya berkaitan dengan metode dan tujuan pembelajaran.

Asesmen autentik menunjukkan bahwa belajar terjadi, terpadu dengan proses belajar

mengajar, dan memberikan kesempatan dan arah perbaikan kepada peserta didik.

Asesmen autentik hendaknya digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dan

memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran.

Page 66: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 67: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

BAB 14

ASESMEN HASIL BELAJAR

Asesmen merupakan proses mendokumentasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan

keyakinan peserta didik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui,

dilakukan dan dikerjakan peserta didik. Metode dan alat asesmen meliputi:

- observasi - skala penilaian

- proyek - asesmen mandiri oleh peserta didik

- laporan tertulis - tes tertulis

- review kinerja - asesmen portofolio

Evaluasi memiliki kesamaan dengan asesmen, dan kadang-kadang kedua istilah itu

digunakan secara bergantian. Isi evaluasi dipandang lebih luas dibandingkan dengan

asesmen. Asesmen dipandang sebagai proses pengukuran terhadap suatu karakteristik

tertentu, seperti deskripsi tujuan. Sedangkan evaluasi dipandang sebagai proses

pengukuran terhadap suatu karakteristik dan penentuan nilai atau harga suatu obyek.

Kegiatan asesmen pertama kali muncul di China pada tahun 206 SM ketika dinasti Han

memperkenalkan ujian untuk membantu proses seleksi pegawai kerajaan.

Jenis-jenis asesmen, yaitu:

1. Asesmen formatif dan sumatif

Asesmen sumatif=> Dilaksanakan di akhir pembelajaran dan digunakan untuk

membuat keputusan tentang kenaikan kelas peserta didik.

Page 68: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Asesmen formatif=> Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

Wujudnya berupa pemberian balikan atas pekerjaan peserta

didik dan tidak dijadikan dasar penentuan kenaikan kelas.

Dalam konteks belajar asesmen sumatif dan normatif disebut dengan asesmen belajar.

2. Asesmen obyektif dan subyektif

Asesmen obyektif=> Bentuk pertanyaan yang memiliki satu jawaban benar.

Asesmen subyektif=> Bentuk pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban benar.

3. Asesmen acuan patokan dan acuan normatif

Asesmen acuan patokan=> Asesmen yang digunakan untuk mengukur kemampuan

peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya menggunakan tes acuan patokan.

Asesmen acuan normatif=> Asesmen yang menggunakan tes acuan normatif dan tidak

digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Asesmen ini dikenal dengan penentuan rangking

berdasarkan kurve normal.

4. Asesmen formal dan informal

Asesmen formal=> Diwujudkan dalam bentuk dokumen tertulis dan diberikan skor

dalam bentuk angka atau penentuan rangking berdasarkan kinerja

peserta didik.

Asesmen informal=> Dilakukan dengan cara yang lebih terbuka seperti observasi,

inventori, diskusi yang tidak dimaksudkan untuk menentukan

rangking.

5. Asesmen autentik (Asesmen kineja)

Page 69: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

Asesmen berbasis kinerja merupakan bentuk ujian di mana peserta didik menjawab

suatu pertanyaan atau membuat produk dan mendemonstrasikan ketrampilan atau

menampilkan kemampuan/pengetahuan. Wujudnya antara lain:

- tugas membuat proyek secara individual atau kelompok - eksperimen ilmiah

- contoh tulisan atau karangan - portofolio

- memecahkan masalah terbuka - simulasi komputer

- pertanyaan yang membutuhkan konstruksi jawaban - wawancara atau

presentasi lisan

Tahap-tahap asesmen kinerja adalah:

- Mengidentifikasi hasil pembelajaran.

- Mengembangkan tugas-tugas untuk menemukan tujuan pembelajaran.

- Mengidentifikasi hasil belajar tambahan yang di dukung oleh tugas.

- Merumuskan kriteria dan tingkat kinerja untuk mengevaluasi kinerja peserta didik.

6. Asesmen portofolio

Asesmen portofolio merupakan bentuk evaluasi kinerja yang paling populer. Biasanya

berbentuk file atau folder yang berisi koleksi karya peserta didik.

Tahap-tahap asesmen portofolio adalah:

a. Perencanaan dan pengorganisasian

- Mengembangkan perencanaan portofolio yang bersifat fleksibel.

- Merencanakan waktu secukupnya agar peserta didik mempersiapkan dan

mendiskusikan aspek-aspek portofolio.

Page 70: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Dimulai dengan satu aspek belajar dan hasil belajar peserta didik, kemudian

semakin meningkat sejalan dengan apa yang dipelajari peserta didik.

- Memilih aspek yang dimasukkan di dalam portofolio yang mampu menunjukkan

kemajuan peserta didik atau penguasaan tujuan pembelajaran.

- Memilih setidaknya dua aspek, yakni indikator yang diperlukan atau aspek-aspek

inti dan sampel pekerjaan yang dipilih.

- Menempatkan daftar tujuan di depan masing-masing portofolio. Bersamaan dengan

indikator yang dipersyaratkan dan tempat mencatat aspek-aspek pilihan.

b. Implementasi

- Melekatkan perkembangan aspek-aspek portofolio di dalam kegiatan kelas yang

sedang berlangsung.

- Memberikan tanggung jawab kepada peserta didik untuk mempersiapkan, memilih,

menilai dan menyimpan portofolionya sendiri.

- Membagi aspek-aspek portofolio yang telah dipilih.

- Mencatat komentar pendidik dan peserta didik dengan segera terhadap portofolio

tersebut.

c. Hasil

- Menganalisis aspek-aspek portofolio untuk memahami pengetahuan dan

keterampilan peserta didik.

- Menggunakan informasi portofolio itu untuk mendokumentasi kegiatan-kegiatan

belajar peserta didik, untuk disampaikan kepada orang tua dan memperbaiki

pembelajaran di kelas.

Prinsip-prinsip asesmen

Page 71: 73361988 Belajar Pembelajaran Book

- Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar peserta didik.

- Asesmen berujuan untuk mendukung belajar peserta didik.

- Obyektif bagi semua peserta didik

- Berkolaborasi secara profesional dengan sekelompok pendidik lain.

- Melibatkan partisipasi komite sekolah dalam pengembangan asesmen.

- Menjelaskan keteraturan dan kejelasan komunikasi mengenai peserta didik kepada

peserta didik, keluarga dan masyarakat.

- Meninjau dan memperbaiki asesmen.

Sumber: Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Page 72: 73361988 Belajar Pembelajaran Book