77764025 case kista ovarium
TRANSCRIPT
-
CASE REPORT KISTA OVARIUM BILLATERAL
I. IDENTITAS PASIEN
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah
Anamnesis Khusus :
Pasien P2A0 datang ke rumah sakit mengeluh nyeri perut kanan bawah seperti
tertusuk tusuk sejak 6 jam sebelum SMRS . Nyeri tekan pada perut bagian
bawah dirasakan pasien. Selain itu demam juga dirasakan pasien sejak 3 hari
1
Nama : Ny. YUmur : 35 tahunAlamat : BanjarwangiPendidikan : SDPekerjaan : IRTAgama : Islam
Suami : Tn. AUsia : 40 tahun
Pendidikan ; SMP
Pekerjaan : BuruhTanggal Masuk RS : 25 September 2011No. CM : 01435815
-
SMRS, demam dirasakan sepanjang hari. Mual dan muntah dirasakan pasien sejak
1 hari SMRS. Sebelumnya pasien pernah mengalami gejala yang sama dan pasien
berobat, dikatakan menderita radang usus. Pasien merasakan adanya benjolan di
perut sejak 6 bulan SMRS, akhir akhir ini pasien juga merasakan nyeri saat
menstruasi sejak 6 bulan SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi
yang tidak teratur sejak 1 tahun SMRS. Nyeri saat berkemih dirasakan pasien
sejak 3 bulan SMRS. Nyeri saat bersenggama tidak dirasakan pasien. Dikeluarga
pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
III. RIWAYAT OBSTETRI
IV. KETERANGAN TAMBAHAN
Menikah yang pertama
Usia saat menikah : Perempuan : menikah pertama : 19 tahun, SD, IRT
Laki-laki : menikah petama : 24 tahun,SD, Buruh
Riwayat menstruasi :
menarche : umur 14 tahun.
siklus : teratur 30 hari sekali.
banyaknya : biasa (2- 3 pembalut/ hari)
lamanya : 7 hari
Nyeri haid : tidak
HPHT : 15 September 2011
2
Kehamilan
ke
Tempat Penolong Cara
Kehamilan
Cara
Persalinan
BB
lahir
Jenis
kelamin
Usia Keadaan
Hidup/MatiI Rumah Paraji 9 bulan Spontan 2800 gr 15 thn HII Rumah Paraji 9 bulan Spontan 3000 gr 11thn H
-
V. PEMERIKSAAN FISIK (269-2011)
Keadaan Umum : ComposmentisTekanan Darah : 100/70 mmHgNadi : 92 x/menitPernafasan : 24 x/menitSuhu : 36,5 Konjungtiva : Tidak Anemis
Sclera : Tidak Ikterik
Leher : Tiroid: t.a.k
KGB : Tidak teraba membesarJantung : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop(-)Paru-paru : Sonor, VBS kiri = kananAbdomen : Datar tegang , Teraba massa pada abdomen bawah.
Hepar : sulit dinilai
Lien : sulit dinilaiExtremitas : Oedem : -/-
Varises : -/-
Status Ginekologik
Pemeriksaan Luar
Inspeksi : Datar tegang
Palpasi :
Fundus Uteri : tidak teraba
3
-
Massa tumor: teraba massa pada abdomen bawah, permukaan rata, mobile,
konsistensi kistik.
Inspekulo : Tidak Dilakukan
Pemeriksaan Dalam
Vulva : t.a.k
Vagina : t.a.k
Portio : tebal lunak
Osteum Uteri Eksternum : tertutup
Corpus Uteri : bentuk dan konsistesi normal
Parametrium kanan-kiri : NT ( +), teraba massa kistik
Cavum douglas : Tidak menonjol, tidak teraba massa, NT(+), nyeri
goyang (+)
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG:
Massa 6, 25 x 4,9 cm
I Kista ovarium 5,51 x 4,9 cm
II Kista ovarium 5,20 x 4, 55 cm
Kesan: Kista Ovarium Bilateral
4
-
Laboratorium: 26-09-2011
1. HEMATOLOGI
Nama Test Hasil Unit Nilai Normal Darah Rutin Hemoglobin 11,2 g/dl 12 - 15Hematokrit 37 % 35 - 47Leukosit 15.800 /mm3 3.800 -10.600Trombosit 286.000 /mm3 150.000 440.000Eritrosit 4,34 juta/mm3 3,6 5, 8
VIII. DIAGNOSIS KERJA
- Kista ovarium billateral
IX. RENCANA PENGELOLAAN
Observasi keadaan umum; nadi, tekanan darah, respirasi, suhu
Infus, cross match, sedia darah
Rencana Kistektomi dan Appendiktomi
Informed Consent
X. LAPORAN OPERASI
Tanggal Operasi : 27 -09 - 11
Operator : dr. Fahdi dan dr. Denok
Asisten I : Zr. Acep
Ahli Anestesi : dr.Hj Hayati Usman, Sp.An.
Asisten Anestesi : Zr. Nenden, Fitri
Diagnosa Pra Bedah : Kista ovarium billateral
Diagnosa Pasca Bedah : Post kistektomi a.i ruptur kista ovarium kanan & kista
5
-
ovarium kiri
Appendiktomi a.i appendisitis akut
Indikasi Operasi : Kista ovarium billateral + appendisitis akut
Jenis Operasi : Kistektomi billateral + appendiktomi
Jenis Anestesi : Narkose umum
Kategori Operasi : Terencana
Desinfeksi kulit : Betadine 10 %
XI. PROSEDUR OPERASI:
Laporan Operasi Bedah
DO 1 : Obgyn : Kistektomi
DO 2: Bedah : appendix letak anterocaecal, diameter 1 cm, panjang 5 cm
1. Dilakukan tindakan a dan antiseptik daerah abdomen dan sekitarnya.
2. Insisi pada mediana pfanennstiel 10 cm
3. Pasien dikonsulkan dorante ops dari bedah
4. Setelah peritoneum dibuka tampak massa 1 berukuran 10x10x10 cm berwarna
putih kebiruan, mengeluarkan cairan berwarna kecokelatan, konsistensi kenyal.
5. Massa 2 berukuran 10x10x10 cm berwarna putih kebiruan, konsistensi kenyal
yang mengadakan perlengketan pada omentum dan dinding posterior uterus.
6. Kesan : ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri
7. Diputuskan untuk dilakukan kistektomi bilateral
8. Kista pecah keluar cairan kecokelatan dan dibebaskan dari perlengketan dan
jaringan yang sehat
9. Perdarahan dirawat
10. Luka dicuci dengn Nacl 0,9 %
11. Operasi dilanjutkan oleh bagian bedah
12. Dilakukan identifikasi caekum dan appendiks dan dilakukan appendiktomi
13. Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah. Dilakukan
pembilasan rongga abdomen dengan Nacl 0,9 %. Kassa perut diangkat.
14. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no.1.0. Kulit
dijahit secara subkutikuler.
15. Perdarahan selama operasi 500 cc
16. Diuresis selama operasi 300cc
6
-
Terapi : Cefotaxim 2x1gr (iv)
Metronidazol 2x500mg (iv)
Kaltropene supp 2 x 1
Tindakan Post operasi : Observasi tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu tiap 15 menit. Sampai pulih sadar.
Puasa sampai bising usus (+).
XII. DIAGNOSIS KERJA AKHIR
Post appendiktomi perlaparotomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i
ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri
XIII. FOLLOW UP
PRE OPERASI
T anggal 26 09 - 11
S : Kel : Nyeri perut, Nyeri saat BAK dan sakit kepala
O : KU : CM
TD : 110/80
N : 82x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5
Konjungtiva anemis -/-
Sclera ikterik -/-
Abdomen : Datar tegang
NT(+), DM (-), PS/PP (-),
PP : -
Bab/Bak : -/ +
A: Appendicitis akut
P: Konsul obgyn :
7
-
Jawaban konsul : Kista ovarium billateral
Appendiktomi
POST OPERASI
POD I tanggal 28 09 - 11
S : Kel : -
O : KU : CM
TD : 110/70
N : 88x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5 C
Konjungtiva anemis -/-
Sclera ikterik -/-
Abdomen : datar lembut. NT(-), DM (-), PS/PP (-), BU (+)
Luka Op : tertutup verband, nyeri
Bab/Bak : -/ terpasang kateter.
A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur
kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri
P ; Observasi KU, TNRS, perdarahan
Test feeding
Lepas kateter
Mobilisasi
Cefotaxime 2x1gr (iv)
Metronidazol 3x500mg (iv)
Kaltropene Supp 2x1
8
-
POD II tanggal 29 -09 - 11
S : Kel -
O : KU : CM
TD : 100/70
N : 92 x/menit
R : 20x/menit
S : 36 C
Konjungtiva anemis -/- Sclera ikterik -/-
Abdomen : datar lembut.
Luka Op : Tertutup verban , pus (-). NT -/-, PP/PS -/-
Bab/Bak : - / +
A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur
kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri
P ; Cefadroxyl 2x500mg
Asam mefenamat 3x500mg
POD III tanggal 30 09 -11
S : Kel -
O : KU : CM
TD : 110/60
N : 80x/menit
R : 20 x/menit
S : 36 C
Konjungtiva anemis -/-
Sclera ikterik -/-
Abdomen : datar lembut.
Luka Op : Kering terawat, pus (-), NT -/-, DM -/-, PS/PP -/-
Bab/Bak : +/ +
A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur
kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri
P ; GV
Cefadroxyl 2x500mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Boleh Pulang
9
-
PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosis dan prosedur diagnostik pasien pada kasus ini sudah benar ?
2. Apakah tindakan yang dilakukan pada pasien ini sudah benar ?
3. Bagaimana prognosis pasien ini ?
PEMBAHASAN KASUS
1. APAKAH DIAGNOSIS DAN PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA KASUS INI
SUDAH BENAR?
Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung yang tumbuh abnormal
dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan
lainnya. Sedangkan kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi
semisolid yang tumbuh dalam indung telur (ovarium).
Gambar 1. Kista Ovarium
Kista ovarium biasanya terjadi pada wanita premenopause, paling seringterdapat
pada wanita berusia 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. Pada
wanita yang siklus haidnya teratur angka kejadiannya 30% sedangkan yang tidak
teratur 50%.
10
-
A. Klasifikasi
Klasifikasi tumor ovarium dibagi menjadi :
Tumor ovarium jinak
a. Kistik
Tumor ovarium non neoplastik:
Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang
setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia
yang lazim, melainkan memebesar menjadi kista.
Kista Korpus luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albukans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahan diri, perdarahan yang
sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang
berwarna merah cokelat karena darah tua
Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium.
Kista teka lutein
Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
Gambar 2 . Kista endometriosis
11
-
Kista stein leventhal
Disebabkan karena peningkatan kadar LH yangmenyebabkan hiperstimuli
ovarium.
Tumor ovarium neoplastik :
Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunya permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
billateral, dan dapat menjadi besar
Kistadenoma musinosum
Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu
teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-
elemen lain.
Kistadenoma serosum
Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium
( germinal epithelium)
Kista endometroid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
Kista dermoid
Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di mana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempyrna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi, dan produk glandula sebasea.
b. Solid
Berupa fibroma, lymfangioma, mesothelioma, osteokondroma, tumor Brenner.
Tumor ovarium ganas
a. Kistik
Kistadenokarsinoma musinosum, kistadenokarsinoma serosum, dan epidermoid
karsinoma
b. Solid
Karsinoma endometroid dan mesonefroma.
12
-
B. Etiologi
Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap gonadotropin:
Gestational tropoblastic neoplasma ( molahidatidosa dan khoriokarsinoma)
Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan
ovarium mengalami perubahan neoplastik.
Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik.
Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadiinduksi
ovulasi melalui manipulasi hormonal.
Faktor resiko:
Riwayat kista ovarium sebelumya
Siklus menstruasi yang tidak teratur
Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
Menstruasi dini ( usia 11 tahun atau lebih muda)
Tingkat kesuburan
Hormon yang tidak seimbang
Pembahasan
Berdasarkan anamnesa didapatkan data pasien berusia 35 tahun, hal ini sesuai
dengan predisposisi penderita kista ovarium dengan 50% penderitanya berusia antara 30
50 tahun. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak 1 tahun
SMRS.
C . GEJALA KLINIS
Sebagian kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahya.
Gejala klinis kista ovarium adalah sebagai berikut:
Perut terasa penuh, berat dan kembung
Tekanan pada kandung kemih dan rektum
Haid tidak teratur
Nyeri panggul yang menetap atu kambuhan yang dapat menyebar ke pinggang
bawah
Nyeri senggama
Mual, muntah atau pengerasan payudara mirip pada saat hamil
13
-
Pembahasan
Gejala klinis pada pasien ini antara lain Pasien merasakan adanya benjolan di perut
sejak
6 bulan SMRS, akhir-akhir ini pasien merasakan nyeri saat menstruasi sejak 6 bulan
SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak 1 tahun
SMRS, hak ini mungkin diakibatkan karena ketidakseimbangan hormonal.. Nyeri saat
berkemih dirasakan pasien sejak 3 bulan SMRS, hal ini mungkin disebabkan karena
penekanan kista terhadap kandung kemih.
D. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor
resiko serta kemungkinan komplikasi yang terjadi.
Timbulnya benjolan di perut dalam waktu yang relatif lama, ditentukan sifatnya
( besar, lokasi, permukaan, konsistensi, mobilitas)
Gangguan buang air kecil/besar
Mual dan muntah
Perdarahan pervaginam
Nyeri perut
2. Pemeriksaan fisik
a. Ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dengan ukuran > 5 cm
b. Letak tumor diparametrium kiri/kanan atau mengisi cavum Daughlas
c. Konsistensi kistik, mobile dan permukaan tumor umumnya rata
3. USG
USG merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium. Dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor bersal dari
uterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak. Dapat membantu
mengidentifikasi karakteristik kista ovarium .
14
-
4. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks. Pemeriksaan
pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk
menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan
dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolong sigmoid
5. Pengukuran serum CA-125
Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125
diasosiasikan dengan kan ker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak
atau ganas.
6. Laparoskopi
Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan laparoskop.
Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista untuk
pemeriksaan PA.
Pembahasan
Pada kasus ini, pasien didiagnosis sebagai kista ovarium. Berdasarkan anamnesis
diketahui bahwa terdapat keluhan adanya Pasien merasakan adanya benjolan di perut sejak
6 bulan SMRS, akhir akhir ini pasien juga merasakan nyeri saat menstruasi sejak 6
bulan SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak 1
tahun SMRS. Nyeri saat berkemih dirasakan pasien sejak 3 bulan SMRS. Nyeri saat
bersenggama tidak dirasakan pasien. Dikeluarga os tidak ada yang menderita penyakit
yang sama
Kista ovarium adalah tmor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang
normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel
embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama
pembedahan yang mengandung material sebasea kenta berwarna kuning yang timbul
dilapisan kulit.
Kista ovarium biasanya tanpa gejala, biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada
pemeriksaan dengan USG untuk penyakit lain. Adanya nyeri di perut bawah merupakan
15
-
gejala yang paling sering dilaporkan. Nyeri dapat bersifat menusuk, hilang timbul, onsetnya
cepat tapi menyeluruh . Mual dan muntah bukangejala yang spesifik. Perdarahan pervaginam atau
spotting dapat terjadi karenaadanya penurunan tingkat estrogen dan terjadinya
ketidakseimbangan hormonal, perubahan frekuensi buang air kecil, gangguan defekasi,
badan terasa letih,kembung dan dispareunia.
Pada kasus ini gejala yang dominan adalah nyeri perut yang dirasakan sejak 6 jam
SMRS disertai benjolan di perut pasienyang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Sebagian
besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista, sehingga sering kista ovarium
ditemukan saat ukurankista sudah membesar. Nyeri hanya terjadi ketika pasien mengalami
menstruasi. Rasa nyeri ini timbul akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista
yang terlampau cepat sehingga organ disekitarnya menjaditeregang, perdarahan yang
terjadi di dalam kista dan tangkai kista yang terpeluntir.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan,dengan
tanda vital dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan kepala, leher, thorak dan ekstremitas
tidak dijumpai adanya kelainan. Pada pemeriksaan ginekologiditemukan perut tampak
datar tegang , pada palpasi teraba massa pada abdomen bagian bawah , permukaan rata,
permukaan rata, mobile, konsistensi kistik. Pada pemeriksaan dalam adanya nyeri tekan , teraba
massa kistik, cavum douglas tidak menonjol, tidak teraba massa disertai nyeri tekan dan
nyeri goyang .
USG merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium dan dapat
membantu mengidentifikasi karakteristik kista ovarium . Dari hasil USG didapatkan massa
6, 25 x 4,9 cm, kista ovarium kiri berukuran 5,51 x 4,9 cm dan kista ovarium kanan
berukuran 5,20 x 4, 55 cm.
Kesan: Kista Ovarium Bilateral .
16
-
E. KOMPLIKASI
1. Torsi
Torsi terjadi hanya jika pedikel sangat panjang dan tumor tidak terfiksasi pada
struktur yang lain. Tumor yang besar jarang terjadi pemutaran karena tidak memiliki
ruang untuk melakukan pergerakan secara bebas. Komplikasi ini biasanya khusus
terjadi pada kista dermoid dan fibroma, tetapi beberapa ukuran tumor yang moderate
yang tidak mengalami fiksasi dapat juga terjadi torsi. Ketika terjadi torsi, lilitan
timbul pertama kali pada vena , suplai darah pada arteri tetap berlanjut, dan tumor
akan berisi darah yang kemudian akan menjadi kemerahan dan kadang terjadi
perdarahan intraperitoneal.
2. Ruptur
Ruptur spontan dari ovarium dapat timbul. Hal ini disebabkan suplai darah yang
tidak adekuat pada dinding tumor. Kalau ruptur tumor terjadi pada tumor yang kecil
maka nyeri yang ditimbulkan minimal atau tidak ada, tetapi pada tumor yang besar ,
maka dapat ditemukan nyeri yang berat disertai dengan muntah dan lebih lanjut
dapat terjadi syok. Pada pemeriksaan abdominal dapat dirasakan nyeri tekan
rigiditas, pada pemeriksaan pelvis akan ditemukan adanya nyeri tekan, tetapi kista
yang mengalami kolaps tidak dapat dirasakan adanya nyeri tekan.
Gambar 3. Ruptur Kista
17
-
3. Perdarahan
Perdarahan dapat menyebabkan pembesaran tumor (distensi) sehingga menyebabkan
nyeri perut, kadang perdarahan masif timbul pada tumor ovarium, terutama pada
kasus keganasan, ini menyebabkan nyeri yang serupa dengan torsi.
4. Penekanan
Penekanan pada bagian dalam pelvic akan menyebabkan retensio urin, tumor
biasanya akan selalu naik dari rongga pelvic ke rongga abdomen.
5. Infeksi
Infeksi jarang terjadi dimana tumor terlibat pada proses inflamasi lokal seperti
appendicitis, divertikulitis atau penyebaran luas setelah abortus atau partus.
6. Perubahan ke arah keganasan,
Setelah tumor diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang
seksama. Adanya ascites mencurigakan adanya anak sebar, memperkuat diagnosa
keganasan.
Pembahasan
Komplikasi yang terjadipada pasien ini adalah adanya infeksi dan terjadi ruptur
kista ovarium kanan. Infeksi terjdi akibat terlibatnya pada proses inflamasi lokal pada
appendiks dan pada pasien ini dilakukan juga appendiktomi. Ruptur kista ovarium kanan
pada pasien ini disebabkan suplai darah yang tidak adekuat pada dinding tumor. Kalau
ruptur tumor terjadi pada tumor yang kecil maka nyeri yang ditimbulkan minimal atau
tidak ada, tetapi pada tumor yang besar , maka dapat ditemukan nyeri yang berat disertai
dengan muntah dan lebih lanjut dapat terjadi syok. Pada pemeriksaan abdominal dapat
dirasakan nyeri tekan rigiditas, pada pemeriksaan pelvis akan ditemukan adanya nyeri
tekan, tetapi kista yang mengalami kolaps tidak dapat dirasakan adanya nyeri tekan. Pasien
ini merasakan adanya nyeri tekan sekitar daerah abdomen disertai mual dan muntah sejak
1 hari SMRS.
18
-
F. DIAGNOSIS BANDING
Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo
yang rendah sehingga memberikan kesan padat
Kehamilan Ektopik
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba,
dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada
pembuahan intrauterine.
Kanker Ovarium
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound didapatkan dinding tebal dan ireguler.
G . PENATALAKSANAAN
Tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tuomor ovarium nonneoplastik
tidak. Jika tumor ovarium tidak memberikan gejala atau keluhan pada penderita dengan
diameter kurang dari 5 cm kemungkinan besar adalah tumor non neoplastik. Tidak jarang
tumor tersebut mengalami pengecilan spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan
ulang setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal.
Oleh sebab itu sebaiknya ditunggu 2-3 bulan sementara mengadakan pemeriksaan
ginekologi berulang. Jika selama kurun waktu observasi dilihat peningkatan pertumbuhan
tumor tersebut, kemungkinan besar tumor tersebut bersifat neoplastik dan dapat
dipertimbangkan pengobatan operatif. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan
aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
Penatalaksanaan kista ovarium tergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran,
jenis kista, usia, kondisi kesehatan umum, rencana kehamilan, gejala yang dialami, masih
menstruasi atau tidak. Biasanya dapat diberikan terapi hormon untuk mengecilkan kista
ovarium. Tetapi hormon juga memberikan perlindungan terhadap kista ovarium maligna.
Kista ovarium dapat dihilangkan dengan memanipulasi tubuh seakan-akan terjadi
kehamilan. Ketika hamil tidak terjadi ovulasi, tidak ada folikel dan tidak ada kista ovarium.
Dengan menggunakan progesteron alami pasien dapat memanipulasi tubuh seakan-akan
terjadi kehamilan dan mencegah kista oavarium berkembang.
19
-
Progesteron merupakan hormon yang di produksi tubuh selama pertengahan siklus
haid. Progesteron alami secara tidak langsung memberikan sinyal kepada ovarium untuk
berhenti bertelur, yang mana sama halnya bahwa progesteron alami memerintahkan
ovarium untuk memberikan sinyal kepada kista ovarium untuk berhenti berkembang.
Mekanisme sinyal yang menghentikan ovulasipada satu ovarium setiap siklus adalah
produksi progesteron pada ovarium yang lain. Jika progesteron dalam jumlah cukup
diberikan pada saat ovulasi, kadar LH akan terhambat dan kedua ovarium akan
menganggap bahwa ovarium yang lain telah berovulasi sehingga ovulasi tidak muncul.
Demikian pula halnya bahwa kadar tinggi estriol dan progesteron pada kehamilan secara
sukses menghambat aktivitas ovarium selama 9 bulan. Oleh sebab itu, pemberian
progesteron dari hari ke 10 ke 26 pada siklus akan menekan LH dan efek luteinisasinya
sehingga kista ovarium tidak akan terstimulasi dan akan mengecil kemudian menghlang
tanpa penanganan lebih lanjut.
Adapun indikasi operasi pada kista ovarium adalah :
1. Kista berdiameter lebih dari 5 cm, dan telah diobbservasi selama 6 8 minggu
tanpa ada pengecilan tumor.
2. Ada bagian padat dari dinding tumor.
3. Dinding tumor bagian dalam berjonjot.
4. Kista lebih besar dari 10 cm disertai ascites
5. Adanya kista torsi atau ruptur kista
Tindakan operatif pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan kistektomi bila masih ada jaringan ovarium yang sehat. Akan
tetapi jika tumornya besar atau terdapat komplikasi dapat dilakukan tindakan ovarektomi
atau pengangkatan ovarium, biasanya disertai pengangkatan tuba ( salphingo-ooforektomi).
Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah terdapat
keganasan atau tidak. Jika terdapat keganasan dan ditemukan tumor pada usia lebih 50
tahun operasi yang tepat adalah histerektomi dan salpingo-ooforektomi billateral. Akan
tetapi untuk wanita muda yang masih ingin mendapatkan keturunan dan dengan tingkat
keganassan yang rendah dapat dipertimbangkan untuk dilakukan operasi yang tidak
seberapa radikal.
20
-
Pembahasan
Pada pasien ini saat dilakukan operasi tampak massa pada ovarium kanan berukuran
10x10x10 cm berwarna putih kebiruan, mengeluarkan cairan berwarna kecokelatan,
konsistensi kenyal. Pada ovarium kiri tampak massa berukuran 10x10x10 cm berwarna
putih kebiruan, konsistensi kenyal yang mengadakan perlengketan pada omentum dan
dinding posterior uterus. Kesan : ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri.
Sehingga diputuskan untuk dilakukan kistektomi bilateral. Dilakukan kistektomi billateral
karena masih tampak jaringan ovarium yang masih sehat dan usia pasien 35 tahun. Tidak
dilakukan salpingo-ooforektomi karena kita masih memikirkan fungsi menstruasi dan
fungsi reproduksi pada pasien ini. Selain itu pada pasien ini terjadi infeksi pada appendiks
sehingga dilakukan pula tindakan appendiktomi.
3. Bagaimana prognosis pada pasien ini ?
William Helm, C 2005 dkk mengatakan bahwa : Prognosis dari kista jinak sangat
baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau ovarium
kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan
sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41,6 %,
bervariasi antara 86,9% untuk stadium FIGO Ia dan 11,1% stadium IV.
Pembahasan:
Prognosis pada pasien ini adalah :
Quo ad vitam : ad bonam, kondisi os setelah dilakukan histerektomi keadaan
tanda vital os baik T: 110/60 mmHg, N : 80 x/menit R: 20 x/menit,
S: 36 C
Qoo ad functionam :
Fungsi menstruasi :
dubia ad bonam , karena ovarium masih dapat berfungsi dengan baik
sehingga pasien ini masih bisa menstruasi.
Fungsi reproduksi : dubia ad bonam , karena pasien masih memilik ovarium.
Fungsi sexual : ad bonam, karena tidak ada intervensi pada genitalia
eksterna.
Quo ad sanationam : ad bonam , karena os dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan
baik.
21
-
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, S. Tumor Jinak pada Alat-alat genital. Ilmu Kandungan. Edisi
Kedua 2009 . Jakarta . P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 351 365
2. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. Tumor Ovarium . Ginekologi edisi 2 ,
2010 . Bandung : Elstar Offset. Hal : 176 195
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS Bagian II
Ginekologi, Tumor ovarium . Edisi 2. Tahun 2005. Bandung Hal 107 - 108
4. Tumor ovarium diunduh dari :
http:www . digilib.unsri.ac.id/download/Ca%20 Ovarium %20Germ%20Sel.pdf
5. Tumor-tumor ovarium
http:www . jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/112962124.pdf
22
-
CASE REPORT
KISTA OVARIUM BILLATERAL
Disusun Oleh :
Dara Deanita Ayunis
1102007072
Pembimbing :
Dr. Rizki S. Nurahim . SpOG
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN
KLINIK
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSU Dr. SLAMET GARUT
2011
23
CASE REPORT KISTA OVARIUM BILLATERALI. IDENTITAS PASIENII. ANAMNESISIII. RIWAYAT OBSTETRIV. PEMERIKSAAN FISIK (269-2011)IX. RENCANA PENGELOLAAN