784 artikel p margono edited-2
DESCRIPTION
784 Artikel p Margono Edited-2TRANSCRIPT
1
PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN PENJUALAN, TUKAR
MENUKAR SERTA HIBAH PADA KEMENTERIAN KEUANGAN
Oleh
Margono
WIDYAISWARA PADA PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Abstract
Tulisan berikut menguraikan hasil kajian penulis terkait dengan pemindahtanganan
Barang Milik Negara (BMN). Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik
negara sebagai tindak lanjut dari penghapusan. Pemindahtanganan BMN dapat dilakukan dengan
cara penjualan, tukar- menukar, hibah atau penyertaan modal pemerintah. Berdasarkan peraturan
yang ada, pemindahtangan BMN harus mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat,
Presiden atau Pengelola.
Uraian mengenai penghapusan BMN dengan tindak lanjut penjualan dalam tulisan ini
difokuskan pada penghapusan BMN selain tanah dan bangunan. Dari uraian berikut dapat
disarikan bahwa setelah mendapat persetujuan dari pengelola, Pengguna Barang menerbitkan
Surat Keputusan Penghapusan, dan selanjutnya BMN yang dihapuskan tersebut dijual secara
lelang dan untuk beberapa BMN dapat juga dijual tanpa melalui lelang.
Terkait dengan tukar menukar BMN, tukar menukar BMN tanah dan/atau bangunan
memerlukan ijin prinsip dari pengelola sedangkan tukar menukar BMN selain tanah dan
bangunan tidak memerlukan ijin prinsip dari pengelola. Dalam hal tukar menukar, setelah terjadi
serah terima barang yang dipertukarkan antara Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang
dengan mitra tukar menukar, selanjutnya diterbitkan SK Penghapusan oleh Pengguna Barang.
Demikian juga dengan prosedur hibah, setelah mendapat persetujuan hibah dari pengelola
barang, pengguna barang akan memproses naskah hibah dengan calon penerima hibah. Setelah
naskah hibah selesai diproses, Kuasa Pengguna Barang (Satuan Kerja)/Pengguna Barang
melakukan serah terima BMN dengan penerima hibah. Selanjutnya Pengguna Barang
menerbitkan SK Penghapusan BMN yang dihibahkan.
1. Persetujuan Pemindahtangan BMN
2
Pada hakekatnya pemindahtangan BMN berupa tanah dan/atau bangunan harus
mendapatkan persetujuan DPR kecuali : (1) sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau
penataan kota; (2) harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah
disediakan dalam dokumen anggaran; (3) diperuntukkan untuk pegawai negeri;(4) diperuntukan
bagi kepentingan umum; (5) dikuasai Negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
memilki kekuatan hukum tetap dan / atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang jika
status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomi. Pemindahtanganan BMN
tanah dan/atau bangunan yang dikecualikan tersebut di atas jika nilainya di atas
Rp10.000.000.000 harus mendapat persetujuan Presiden. Untuk BMN yang nilainya sampai
dengan Rp10.000.000.000,00 tidak memerlukan persetujuan Presiden. Nilai tanah dan atau
bangunan tersebut menurut PMK 96/PMK.06/2007 adalah nilai hasil penilaian (bukan nilai
perolehan)
BMN selain tanah dan atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp100.000.000.000,00 ( PP
6 tahun 2006 pasal 46 ayat 3 ) harus mendapat persetujuan DPR. Untuk BMN selain tanah dan
bangunan yang nilainya di atas Rp10.000.000.000,00 sampai dengan Rp100.000.000,00 harus
mendapat persetujuan Presiden. Selanjutnya menurut PMK 96/PMK.06/2007 pengertian nilai
BMN selain tanah dan bangunan adalah nilai perolehan.
Sesuai dengan UU 1 tahun 2004 pasal 48 ayat 1, Penjualan BMN/BMD dilakukan dengan
cara lelang, kecuali dalam hal-hal tertentu. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas diatur
dengan peraturan pemerintah (Lihat PP nomor 6 tahun 2006 dan PP 38 tahun 2008).
2. Prosedur penghapusan dengan tindak lanjut penjualan atas BMN selain tanah dan
Bangunan
Barang Milik Negara setelah memenuhi persyaratan tertentu dapat dilakukan penjualan.
Tulisan berikut mendeskripsikan prosedur penjualan BMN selain tanah dan bangunan yang telah
memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis untuk dihapuskan. Untuk lingkup kementerian
keuangan diatur dengan Surat Edaran Nomor SE-2/MK.1/2012 tentang Pedoman Penghapusan
Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Internal penghapusan Barang Milik Negara.
Dalam hal diperlukan, Tim Internal dapat melibatkan Penilai atau instansi teknis yang
berkompeten untuk melakukan penilaian Barang Milik Negara.
3
Tim Internal penghapusan Barang Milik Negara melakukan penelitian Barang Milik
Negara yang akan dihapuskan, meliputi antara lain penelitian data administratif, kondisi fisik,
dan aspek yuridis. Tim juga melakukan persiapan hal-hal yang bersifat teknis. Hasil penelitian
tim internal dituangkan dalam Berita Acara Penelitian dan Pemeriksaan. Selanjutnya tim
menyampaikan laporan kepada Kuasa Pengguna Barang dilampiri dengan Berita Acara
Penelitian dan Pemeriksaan.
Berdasarkan laporan dari Tim internal yang dilampiri Berita Acara Penelitian dan
Pemeriksaan tersebut, Kuasa Pengguna Barang mengusulkan penghapusan BMN kepada
Pengguna Barang secara berjenjang melalui Pembantu Pengguna Barang Eselon I disertai
dengan ('1). penjelasan dan pertimbangan penjualan; (2). data administratif, antara lain mengenai
tahun perolehan, spesifikasi/identitas teknis, keputusan penetapan status penggunaan, bukti
kepemilikan, nilai perolehan, dan nilai limit terendah penjualan; (3). kondisi fisik Barang Milik
Negara; (4). kajian yuridis; dan (5). dokumen pendukung.
Dokumen pendukung tersebut adalah :
a. Daftar Lampiran Barang Milik Negara yang diusulkan untuk dihapus;
b., Fotokopi salinan keputusan pembentukan Tim Internal Penghapusan;
c. Berita Acara Penelitian dan Pemeriksaan Barang Milik Negara;
d.. Surat Keterangan Penghentian Penggunaan Barang Milik Negara dari Kuasa Pengguna
Barang;
e. Foto berwarna Barang Milik Negara yang akan dihapuskan;
f. Fotokopi dokumen kepemilikan.-
g. KartuIndentitas Barang (KIB) untuk BMN berupa kendaraan bermotor, alat besar darat, alat
persenjataan.
h. Laporan Kondisi Barang;
i. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Nilai Limit;
j. Keterangan Penelitian/Pemeriksaan Teknis dari Dinas terkait (Dinas Perhubungan untuk
kendaraan bermotor , dan Dinas Pekerjaan Umum untuk tanah dan/atau bangunan).
k. Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomptabel dan Ekstrakomptabe1;
l. Fotokopi salinan keputusan penetapan status penggunaan.
Pengguna Barang melakukan kajian lebih Ianjut atas usulan yang disampaikan oleh
Pembantu Pengguna Barang Eseion 1.
4
Dalam hal usulan dimaksud dapat disetujui, Pengguna Barang menyampaikan usul
penghapusan Barang Milik Negara dengan tindak lanjut penjualan kepada Pengelola Barang
dengan disertai: penjelasan dan pertimbangan penjualan, data administratif antara lain
mengenai tahun perolehan, spesifikasi/identitas teknis, keputusan penetapan status penggunaan,
bukti kepemilikan, nilai perolehan, dan nilai limit terendah penjualan, dan dokumen pendukung
yang diterima dari Kuasa Pengguna Barang sebagaimana telah dijelaskan pada bagian di atas.
Apabila sudah diterima persetujuan penghapusan dari Pengelola Barang, selanjutnya
Pengguna Barang menerbitkan keputusan penghapusan Barang Milik Negara untuk menghapus
Barang Milik Negara dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna
paling Iambat 1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan penghapusan dari Pengelola Barang.
Setelah itu Kuasa Pengguna Barang menghapus Barang Milik Negara dari Daftar Barang Kuasa
Pengguna dan melaksanakan penjualan Barang Milik Negara secara lelang melalui Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang setempat. Penjualan dan pelaksanaan lelang ini
dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang.
Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan penghapusan Barang
Milik Negara tersebut kepada Pengguna Barang dan Pengelola Barang dengan melampirkan
Berita Acara Serah Terima Barang dan Risalah Lelang.
Dalam praktek kadangkala rentang waktu antara terbitnya SK Penghapusan dengan
terjualnya BMN yang dihapuskan bervariasi. Dalam satu situasi penjualan dapat dilakukan
segera setelah terbitnya Surat Keputusan Penghapusan. Pada situasi lain rentang waktu terbitnya
SK Penghapusan dengan realisasi penjualan BMN tersebut panjang, sehingga timbul persoalan
kapan BMN tersebut harus dikeluarkan dari daftar barang/pembukuan. Jika BMN sudah
dikeluarkan dari daftar barang segera setelah menerima SK Penghapusan tapi BMN tersebut
belum terjual, maka BMN tersebut sudah tidak tercatat dalam daftar tetapi fisik barangnya masih
ada. Dengan sudah tidak tercatat dalam pembukuan maka BMN tersebut sudah tidak akan tersaji
di laporan keuangan padahal fisik BMN tersebut masih ada. Penulis berpendapat bahwa
penghapusan dari daftar barang lebih tepat jika dilakukan setelah BMN tersebut berhasil dijual
3. Tukar menukar
Pada bagian ini hanya akan diuraikan tukar menukar BMN tanah dan bangunan yang
masih digunakan oleh Pengguna barang yang tidak sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR) dan penataan kota dan tukar menukar BMN selain tanah dan/atau bangunan.
5
Tukar menukar BMN sering memakan waktu yang panjang. Sebagai contoh tukar
menukar aset Pemda DKI (semula adalah BMN) memakan waktu puluhan tahun bahkan
berujung pada peradilan tatausaha Negara. Berikut ini diuraikan prosedur tukar menukar BMN
berupa tanah danatau bangunan dan prosedur tukar menukar BMN selain tanah dan/atau
bangunan. Jika dibandingkan antara prosedur tukar menukar BMN berupa tanah dan bangunan
dengan prosedur tukar menukar BMN selain tanah dan bangunan, hasilnya hanya ada perbedaan
sedikit. Perbedaan utamanya terletak pada diperlukannya ijin prinsip dari pengelola untuk tukar
menukar BMN berupa tanah dan/atau bangunan, sementara itu untuk tukar menukar BMN selain
tanah dan/atau bangunan tidak memerlukan ijin prinsip dari pengelola.
(a). Tukar menukar tanah dan atau bangunan yang tidak sesuai dengan RUTR dan penataan kota
Untuk tukar menukar BMN berupa tanah dan/atau bangunan apabila berdasarkan
penelitian, usulan tersebut sesuai dengan ketentuan, Pengguna Barang mengajukan permohonan
persetujuan tukar menukar Barang Milik Negara kepada Pengelola Barang untuk mendapatkan
izin prinsip dengan disertai: (1). Penjelasan / pertimbangan tukar-menukar; (2). Peraturan Daerah
tentang Tata Ruang Wilayah dan Penataan Kota; (3). data administratif Barang Milik Negara
yang akan dilepas; (4). rincian rencana kebutuhan barang pengganti; dan (5). dokumen
pendukung yang diperlukan.
Dalam hal usulan/permohonan tersebut disetujui maka Pengelola Barang menerbitkan
Ijin Prinsip tukar menukar yang diserahkan ke Pengguna Barang. Berdasarkan izin prinsip tukar-
menukar dari Pengelola Barang, Pengguna Barang membentuk Tim Internal (Tim antar
Departemen), yang anggotanya terdiri dari unsur Pengelola Barang, Pengguna Barang, unit kerja
terkait di lingkungan Kementerian Keuangan dan instansi teknis setempat yang kompeten, antara
lain Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Pertanahan Nasional.
Tim antar departemen melakukan tender pemilihan mitra (minimal 5 peserta tender) dan
membahas rincian barang pengganti dengan mitra terpilih. Kegiatan tim secara rinci adalah
melakukan pemilihan mitra tukar-menukar dengan tender yang diikuti minimal 5 peserta tender,
melakukan pembahasan dengan mitra mengenai rincian kebutuhan barang pengganti yang
dituangkan dalam lembar pembahasan, melakukan penelitian data administrasi dan fisik,
menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis. Selanjutnya tim menyampaikan laporan kepada
Pengguna Barang.
6
Pengguna Barang mengajukan permohonan izin pelaksanaan kepada Pengelola Barang
dengan melampirkan Berita Acara Hasil Penelitian Tim.
(b). Tukar menukar selain tanah dan atau bangunan
Setelah menerima usulan tukar menukar BMN selain tanah dan atau bangunan dari Kuasa
Pengguna Barang secara berjenjang, Pengguna Barang melakukan penelitian mengenai
kemungkinan pelaksanaan tukar menukar. Jika menurut penelitian Pengguna Barang, usulan
tersebut memenuhi ketentuan, Pengguna Barang membentuk Tim internal. Kegiatan tim internal
secara rinci adalah melakukan pemilihan mitra tukar-menukar dengan tender yang diikuti
minimal 5 peserta tender, melakukan pembahasan dengan mitra mengenai rincian kebutuhan
barang pengganti yang dituangkan dalam lembar pembahasan, melakukan penelitian data
administrasi dan fisik, menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis. Selanjutnya tim menyampaikan
laporan kepada Pengguna Barang.
Selanjutnya Pengguna barang mengajukan permohonan izin pelaksanaan kepada
Pengelola Barang dengan melampirkan Berita Acara Hasil Penelitian Tim.
Izin pelaksanaan yang diterbitkan oleh pengelola akan dijadikan dasar bagi pengguna
barang untuk membuat naskah dengan mitra tukar menukar. Isi naskah tersebut minimal meliputi
: para pihak, jenis dan nilai barang yang dipertukarkan, spesifikasi barang pengganti, klausul
bahwa dokumen kepemilikan barang pengganti diatasnamakan Pemerintah RepubIik Indonesia,
jangka waktu penyerahan objek tukar menukar, sanksi serta ketentuan dalam hal terjadi keadaan
kahar (force majeure).
Kuasa Pengguna Barang memantau pelaksanaan pengadaan pembangunan barang
pengganti berdasarkan laporan konsultan pengawas dan penelitian lapangan serta menyampaikan
laporan kepada Pengguna Barang secara berkala. Setelah pelaksanaan pengadaan/pembangunan
barang pengganti selesai, .Kuasa Pengguna Barang atas nama Pengguna Barang melaporkan
kepada Pengelola Barang.
Kuasa Pengguna Barang atas nama Pengguna Barang bersama mitra tukar menukar
menandatangani berita acara serah terima barang yang telah disiapkan oleh Tim. Berita acara
tersebut hanya dapat ditandatangani setelah mitra tukar menukar menyelesaikan segala
kewajibannya.
Berdasarkan berita acara serah terima tersebut, Pengguna Barang menerbitkan keputusan
penghapusan Barang Milik Negara dan melaporkan pelaksanaan serah terima barang dan
7
penghapusan kepada Pengelola Barang. Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang mencatat
barang pengganti sebagai Barang Milik Negara dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna
Barang/Pengguna Barang
4. Hibah atas sebagian tanah dan hibah atas BMN selain tanah dan/atau bangunan
Tatacara penghapusan BMN sebagian tanah dan bangunan untuk dihibahkan adalah sama
dengan tatacara penghapusan BMN selain tanah dan atau bangunan, kecuali tugas tim internal
terkait dengan penelitian administrasi. Administrasi BMN tanah dan bangunan tentunya berbeda
dengan adminsitrasi untuk BMN selain tanah dan bangunan.
Inti prosedur penghapusan tersebut adalah setelah Pengguna Barang menerima
permohonan hibah dari Pemda atau fihak lain, Pengguna Barang memerintahkan Kuasa
Pengguna Barang yang menatausahakan BMN tersebut untuk membentuk tim internal. Tim ini
bertugas untuk melakukan penelitian data administratif, melakukan penelitian fisik atas sebagian
tanah dan juga BMN selain tanah dan/atau bangunan yang akan dihibahkan untuk mencocokkan
dengan data administratif yang ada, melakukan penelitian dari aspek yuridis, menyampaikan
Berita Acara Hasil Penelitian data administratif, fisik, dan aspek yuridis kepada Kuasa Pengguna
Barang/Pengguna Barang. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian tim internal, Kuasa
Pengguna Barang mengusulkan hibah Barang Milik Negara kepada Pengguna Barang (secara
berjenjang) disertai dokumen pendukung. Jika dipandang perlu, Pengguna barang dapat
melakukan penelitian lapangan. Selanjutnya Pengguna Barang mengajukan permohonan
persetujuan hibah ke pengelola Barang. Dalam usulan tersebut harus terdapat data terkait yang
akan menerima hibah, rincian peruntukan, jenis/spesifikasi, status dan bukti kepemilikan dan
lokasi serta hal-hal yang yang dianggap perlu.
Berdasarkan persetujuan hibah dari Pengelola Barang (Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara), Pengguna Barang menindaklanjuti proses hibah dengan memproses naskah hibah
dengan penerima hibah. Berdasarkan naskah hibah tersebut Pengguna Barang memerintahkan
Kuasa Pengguna Barang untuk melakukan serah terima barang kepada penerima hibah yang
dituangkan dalam berita acara serah terima paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal naskah
hibah. Berita acara serah terima dimaksud selanjutnya disampaikan oleh Kuasa Pengguna
Barang kepada Pengguna Barang paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal berita acara
serah terima. Berdasarkan berita acara serah terima tersebut, Pengguna Barang menerbitkan
keputusan penghapusan Barang Milik Negara. Dan Pengguna Barang menyampaikan keputusan
8
penghapusan beserta berita acara serah terima Barang Milik Negara tersebut kepada Pengelola
Barang paling lama 1(satu) bulan sejak diterbitkannya keputusan penghapusan. Pengguna
Barang juga menyampaikan Surat Keputusan Penghapusan ke Kuasa Pengguna Barang.
Jika kita perhatikan uraian di atas, prosedur hibah dimulai dengan diterimanya
permohonan hibah dari Pemerintah Daerah atau fihak lain. Walaupun kadangkala dalam praktek
ada kendala, penulis sangat setuju dengan diperlukannya permohonan hibah oleh calon penerima
hibah karena langkah ini sangat diperlukan antara lain untuk pengelolaan keuangan Negara yang
lebih dapat dipertanggungjawabkan.
DARTAR PUSTAKA
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 merupakan
perubahan dari Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang
Penatausahaan BMN
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtangan
Barang Milik Negara.
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang
Penggolongan dan Kodefikasi BMN
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.06/2010 Tentang
Tata cara Penghapusan BMN pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan nomor 233/PMK.05/2011 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Keuangan nomor : PMK 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
9
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang
tatacara Pengelolaan BMN yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan
fungsi kementerian/lembaga
Kementerian Keuangan, Surat Edaran nomor SE-2/MK.1/2012 tentang Pedoman Penghapusan
Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan