79302776-metode-pelaksanaan-pekerjaan

25
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Nama Pekerjaan : Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura – Lima Puluh B Nama Penawar : PT. SENECA INDONESIA I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam dokumen lelang dan uraian Yang diberikan saat rapat penjelasan pada tanggal 15 Juli 2011 yang telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi didalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Peningkatan kapasitas Jalan Indrapura – Lima Puluh B. I.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan – pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing – masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lalulintas. I.3 Lokasi Pekerjaan dan Lingkup Pekerjaan Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara, dengan lingkup pekerjaan antara lain : Pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan mobilisasi, persiapan fasilitas penunjang, pengukuran,pengujian bahan, dll. Pekerjaan tanah yang akan meliputi pekerjaan pembersihan / pengupasan top soil, galian dan timbunan tanah untuk pekerjaan pelebaran jalan dan bahu jalan. Pekerjaan lapisan kontruksi perkerasan pada pelebaran jalan yang terdiri dari timbunan pilihan, lapis pondasi Agregat B, Agregat A, AC Base, AC Blinder dan AC WC.

Upload: tiyo-iyo

Post on 09-Aug-2015

371 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Nama Pekerjaan : Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura – Lima Puluh B

Nama Penawar : PT. SENECA INDONESIA

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam dokumen lelang dan uraian

Yang diberikan saat rapat penjelasan pada tanggal 15 Juli 2011 yang telah didokumentasikan dalam bentuk Berita

Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

yang harus dipenuhi didalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Peningkatan kapasitas Jalan Indrapura – Lima

Puluh B.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan

pelaksanaan dari pekerjaan – pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari

masing – masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini

juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lalulintas.

I.3 Lokasi Pekerjaan dan Lingkup Pekerjaan

Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara, dengan lingkup pekerjaan antara lain :

Pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan mobilisasi, persiapan fasilitas penunjang, pengukuran,pengujian

bahan, dll.

Pekerjaan tanah yang akan meliputi pekerjaan pembersihan / pengupasan top soil, galian dan timbunan tanah

untuk pekerjaan pelebaran jalan dan bahu jalan.

Pekerjaan lapisan kontruksi perkerasan pada pelebaran jalan yang terdiri dari timbunan pilihan, lapis pondasi

Agregat B, Agregat A, AC Base, AC Blinder dan AC WC.

Pekerjaan drainase yang meliputi pekerjaan galian untuk saluran drainase

Pekerjaan Overlay diatas existing jalan berupa AC BC dan AC WC, dimana pada beberapa bagian jalan

sebelum dihampar AC-BC akan diratakan dengan menggunakan AC BC Leveling.

Pekerjaan bahu jalan yaitu menggunakan Aggregat S dan Latasir kelas A.

Pekerjaan Minor.

Page 2: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan tata cara

pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdasarkan dokumen

lelang, gambar teknis, dan spesifikasi. Penjelasan ini akan meliputi :

Program Mobilisasi

Pengendalian Mutu Pekerjaan

Uraian Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

II.1 Program Mobilisasi

Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan penjabaran

mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT. Seneca Indonesia didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini

meliputi :

1. Lokasi dan Lahan untuk Base camp

Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura – Lima Puluh B ini PT. Seneca Indonesia

akan menggunakan base camp PT. Seneca Indonesia yang terletak di Sumatera Utara, Kp. Yaman, Labuhan Batu.

Lokasi base camp terletak di Km. 225+000 dan lokasi ini berjarak ± 6.9 jam dengan kecepatan rata-rata

40km/jam. Untuk menunjang pekerjaan dilapangan, PT. Seneca Indonesia akan menyewa lahan dekat dengan

lokasi pekerjaan. Pada lokasi base camp ini telah tersedia fasilitas dan peralatan sebagai berikut :

a. Kantor Unit Produksi

b. Gudang

c. Laboratorium

d. Workshop / bengkel

e. Asphalt Mixing Plant

f. Stone Crusher

g. Truck Scale

h. Generator Set

i. Dll

Sedangkan untuk kantor proyek / kantor lapangan yang akan memonitor jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka

PT. Seneca Indonesia akan mengadakan (penyewaan) lahan tambahan yang akan dicari didekati lokasi proyek.

Page 3: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

2. Laboratorium

Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan paket proyek ini, maka PT. Seneca

Indonesia akan menggunakan laboratorium utama yang telah dimiliki yang berlokasi di Base camp PT. Seneca

Indonesia di Sumatera Utara , Kp. Yaman Labuhan Batu Km 255+000. Pada Laboratorium tersebut telah

tersedia peralatan untuk pengujian tanah, pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian beton. Untuk

menunjang kecepatan didalam memonitor mutu hasil pekerjaan di lapangan, maka PT. Seneca Indonesia

akan mengadakan laboratorium tambahan yang akan berlokasi di lahan kantor proyek. Pada laboratorium ke

dua ini akan dilengkapi dengan beberapa peralatan laboratorium untuk pengujian tanah dan pengujian

beton, termasuk peralatan untuk pengujian kepadatan tanah / lapis pondasi agregat di lapangan dengan

sand cone.

3. Daftar Mobilisasi Personil

Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :

1. General Super Intendent

2. Highway Engineer

3. Material Engineer

4. Quantity enginner

5. Petugas K3

Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksankan pekerjaan paket pyoyek ini,

akan terdiri dari :

a. Mandor

b. Pekerja terlatih

c. Pekerja Biasa

Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur Organisasi Kerja,

akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai

Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari

Rencana Kerja/Schedule.

4. Mobilisasi Peralatan

Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan utama

pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan.

Page 4: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

5. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing

Dalam periode mobilisasi ini, PT. Seneca Indonesia akan melakukan pengukuran berdasarkan data titik

dasar dan titik tetap ( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench

Mark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari

Pengukuran ini akan disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi

teknis, yang akan menghasilkan gambar kerja ( shop drawings ) berupa gambar situasi, potongan memanjang

dan usulan potongan melintang ( profil desain ). Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari

Pengawas Proyek / Direksi. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar

pelaksanaan pekerjaan dilapangan ( Site Execution ).

6. Analisa Sumber Material (Quarry)

Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran secara rinci bagaimana

bahan dan material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini diperoleh, bagaimana dan dimana

proses pengelolahanpencampuran akan dilakukan serta bagaimana proses pengangkutan material tersebut

ke lokasi proyek yang dikaitkan dengan pengendalian lalu lintas (traffic management).

Pembahasan analisa sumber bahan ini akan dibatasi pada beberapa bahan/ material dasar utamayang

diperlukan antara lain :

1. Boulder

Boulder yang akan digunakan diambil dari quarry silumajang dengan jarak rata-rata sekitar ± 24 km dari

Base camp. Boulder / Batu Belah yang sudah terseleksi kualitasnya tersebut akan diproses untuk dijadikan

batu pecah (agregat kasar, agregat halus dan abu batu) yang kemudian akan digunakan sebagai campuran :

1. AC – WC

2. AC – BC / AC – BC Leveling

3. AC Base

4. Agregat Kelas A

5. Agregat Kelas B

6. Agregat Kelas S

Pemecahan boulder menjadi batu pecah akan menggunakan mesin pemecah batu (Stone crusher) sedangkan

untuk pencampuran menjadi aspal panas (hotmix) adalah menggunakan Asphalt Mixing Plant.

2. Batu untuk pekerjaan pasangan

Material batu yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar (saluran) dan

pasangan batu (tembok penahan tanah) akan diambil dari lokasi quarry didaerah Kulu Serono. Material yang

telah terseleksi sesuai persyaratan spesifikasi akan diangkat ke lokasi proyek dengan menggunakan angkutan

dari suplier (diterima ditempat).

Page 5: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

3. Pasir pasang

Material pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu akan diambil dari quarry di daerah

Tanjung Balai yang berjarak sekitar ± 79 km ke lokasi pekerjaan. Material tersebut akan diangkut dengan

angkutan dari suplier ( diterima ditempat ).

4. Timbunan biasa dan timbunan pilihan

Material timbunan biasa diambil dari lokasi quarry dengan jarak angkut 15 km ke lokasi pekerjaan.

Sedangkan untuk material timbunan pilihan akan diambil dari quarry yang berjarak 60 km ke lokasi

pekerjaan.

5. Aspal

Aspal yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan campuran aspal adalah dari jenis aspal minyak

yang mempunyai titik lembek ≥ 48°C. Aspal Minyak tersebut akan diangkut dengan menggunakan tangki

aspal langsung dari lokasi gudang supplier ke lokasi base camp utama PT. Seneca Indonesia. Pengujian awal

terhadap penetrasi dan titik lembek aspal akan selalu dilakukan sebelum aspal tersebut dibongkar di base

camp, kemudian pemeriksaan kedua akan dilakukan lebih detail di laboratorium, sebelum aspal tersebut

dapat diterima.

6. Bahan Aditif Anti Pengelupasan

Bahan Aditif Anti Pengelupasan yang akan digunakan untuk campuran aspal panas akan diangkut

langsung dari lokasi gudang supplier ke lokasi base camp utama PT. Seneca Indonesia (diterima ditempat).

7. Baja Tulangan

Baja tulangan akan didatangkan da di stock oleh supplier kelikasi penyimpanan bahan dekat lokasi

kantor lapangan, yaitu setelah hasil pemeriksaan kwalitas baja tulangan tersebut lolo uji.

II.2 Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan

Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan, maka PT. Seneca Indonesia akan mengusulkan

laboratorium utama di base camp Kp. Yaman Labuhan Batu dan laboratorium penunjang yang akan diadakan di lokasi

proyek. Laboratorium ini dilengkapi dengan minimal uji, antara lain :

a. Pemeriksaan / pengujian tanah

Kepadatan laboratorium

CBR Laboratorium

Berat jenis tanah

Batas – batas Atterberg

Analisa saringan

Kadar air

Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand come)

Page 6: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

b. Pemeriksaan / pengujian beton

Slump test

Cube/cylinder moulds

C. Untuk pemeriksaan / uji aspal

Pengujian metode Marshall

Ekstraksi dengan metode sentrifugal

Ekstraksi dengan metode Refluks

Berat jenis agregat kasar

Berat jenis agregat halus

Pengeboran benda uji inti (core drill)

Termometer logam

Penetrometer

Titik lembek

Dan perlengkapan / peralatan lain.

Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan dengan berpedoman pada beberapa

referensi (standar rujukan) sebagai berikut :

Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)

Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca Indonesia sesuai ISO 9001 – 2008

Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.

Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam

pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahan

tersebut akan dilakukan secara intern PT. Seneca Indonesia dengan melibatkan Quality Control (Material Engineer)

tingkat pusat dan di lapangan. Hasil pengendalian mutu secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara extern

dengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal ini adalah dari konsultan supervise dan

Direksi Pekerjaan.

Untuk gambaran lebih jelas mengenai pengendalian mutu ini, dapat di lihat dalam flow chart yang melampiri dokumen

ini.

II.3 Uraian Metode Kerja

1. Pekerjaan Umum ( Persiapan )

a. Memobilisasi GS, staf inti dan pelaksana serta peralatan konstruksi .

b. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait didaerah dimana lokasi proyek berada, khususnya

dengan pihak kepolisian untuk menentukan waktu / jam kerja yang diijinkan dan yang terbaik ditinjau

dari segi kepadatan lalu lintas.

Page 7: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

c. Menyiapkan peralatan komunikasi untuk petugas lapangan, agar dapat berkomunikasi dengan base camp

sehingga selalu terpantau kondisi kepadatan lalu lintas dilapangan.

d. Menyiapkan kantor lapangan dan fasilitas penunjang.

e. Melakukan pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawings.

f. Melakukan dokumentasi (photo) pada kondisi progres nol persen.

g. Bila diperlukan, melakukan pengujian tanah (soil investigations) untuk mengetahui secara teliti kondisi

tanah yang sebenarnya , khususnya didalam mengantisipasi pelaksanaan pekerjaan peebaran jalan.

h. Melakukan pengujian bahan dasar yang akan digunakan termasuk pembuatan job mix formula.

i. Menentukan tempat pembuangan hasil pembersihan dan tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk

konstruksi.

2. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

Pelaksanaan pekerjaan pengembalian kondisi jalan (minor) akan dimulai dengan menginventariskan kondisi

permukaan existing jalan saat dilakukan Field Engineering. Dari hasil FE (field engineering) tersebut akan

didapat lokasi-lokasi yang mengalami kerusakan yang perlu dikembalikan kondisinya dengan menggunakan

campuran aspal panas. Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan dalam periode mobilisasi.

3. Pekerjaan Tanah

a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk didalamnya

sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi

pelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasan

top soils.

b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.

c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang kelokasi

pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, maka

akan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian tersebut.

e. Pada lokasi pelebaran jalan dimana terdapat pekerjaan timbunan pilihan, maka sebelum pekerjaan

penimbunan dengan timbunan pilihan dimulai, akan dilakukan trial section (penghamparan dan

pemadatan) untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penumbunan yang akan

dilaksanakan. Bahan timbunan pilihan yang digunakan akan diangkut dengan dump truck dari Quarry.

f. Bila diperlukan maka pada lokasi pekerjaan timbunan biasa juga akan dilakukan trial section untuk

mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penimbunan yang akan dilaksanakan, sebelum pekerjaan

penimbunan biasa tersebut dilakukan. Bahan timbunan biasa yang digunakan akan diangkut dengan dump

truk dari lokasi pekerjaan.

g. Semua pekerjaan penimbunan akan dilakukan dengan penghamparan dan pemadatan lapis per lapis,

dengan ketebalan gembur setiap lapisan tidak lebih dari 20 cm.

h. Lapisan terkhir dari timbunan pilihan maupun timbunan biasa akan dilakukan uji kepadatan dengan

menggunakan alat Sand cone.

Page 8: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

4. Pekerjaan Drainase

a. Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar saluran,

khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian) saluran

rencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok serta profil

kemiringan galian.

b. Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum pekerjaan drainase

yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air disekitar lokasi

proyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering kemudian akan dilakukan terhadap saluran

drainase lama yang dipindahkan, sebelum pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas saluran drainase

tersebut dilaksanakan.

c. Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan penimbunan

untuk membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan progres

pekerjaan tersebut diatas.

d. Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran telah sesuai dengan

dimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai lokasi yang direncanakan

akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan mortar.

e. Untuk daerah saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan batu kali akan

dikerjakan apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan sesetabilan.

5. Pekerjaan Struktur Perkerasan Pelebaran Jalan,

a. Lapisan strukur perkerasan pada pelebaran jalan, akan dimulai dari urutan pekerjaan penghamparan

timbunan pilihan, agregat kelas B, agregat kelas A, pekerjaan pengaspalan yang terdiri dari lapis AC

Base, AC Binder dan AC WC.

b. Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah dasar sebelum timbunan pilihan,

penyiapan badan jalan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis dan

perapihannyadibantu dengan tenaga manusia.

c. Pekerjaan penghamparan lapis material timbunan pilihan, lapis pondasi bawah (agregat kelas B) dan

lapis pondasi atas (agregat kelas A), pada pekerjaan pelebaran akan dilakukan dengan menggunakan

motor grader dan dipadatkan lapis per lapis dengan menggunakan Tandem Roller. Untuk mendapatkan

kepadatan yang maksimum pada kadar air optimum yang direncanakan, maka dilapangan akan

ditempatkan satu unit water tank untuk sewaktu waktu akan diperlakukan dalam mengendalikan kadar

air saat proses pemadatan.

d. Pekerjaan penghamparan dan pemadatan aspal panas (hotmix) diatas permukaan agregat A yang telah

diprime coat akan dilaksanakan / dimulai dengan lapisan AC Base, dilanjutkan dengan AC Binder dan

ACWC.

e. Tack coat sebagai bonding akan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan untul ACBC dan ACWC.

Page 9: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

6. Pekerjaan Beton K-250

a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-250 akan digunakan sesuai

gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah

disetujui Direksi Pekerjaan.

b. Beton K-250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregat

kasar diterima dilokasi pekerjaan.

c. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas (butir a ) dapat

diuraikan secara berikut :

Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan

persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa kelokasi

pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikat

dengan menggunakan kawat beton.

Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu

dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.

Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting akan

dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoran

beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.

Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan terhadap

beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan menggunakan

concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.

Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akan

dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.

Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan sesuai engan

persyaratan Spesifikasi.

7. Pekerjaan Beton K-175

a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-175 akan digunakan sesuai

gambar atau petunjuk Direksi dan tau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah

disetujui Direksi Pekerjaan.

b. Beton K-175 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregat

kasar diterima dilokasi pekerjaan.

c. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas (butir a ) dapat

diuraikan secara berikut :

Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan

persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu

dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.

Page 10: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakian bekisting akan dibersihkan

terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Deraksi Pekerjaan.

Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoran

beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.

Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan terhadap

beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan menggunakan

concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.

Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akan

dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.

Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan sesuai engan

persyaratan Spesifikasi.

8. Pekerjaan Baja Tulangan U-24,

a. Material baja tulangan U-24 yang telah disetujui berdasarkan hasil uji / sertifikat mutu, akan disupply

oleh suplier dan diterima dilokasi basecamp pendukung PT. Seneca Indonesia.

b. Baja tulangan U-24 akan distock dan dipisahkan sesuai ukuran diameternya.

c. Perakitan ( cuting dan bending ) akan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong (bar cutting) dan

alat pembengkok (bar bending) sesuai dengan ukuran yang ada didalam shop drawing yang disetujui.

d. Baja tulangan yang telah dipotong dan dibentuk, kemudian diangkut kelokasi pekerjaan dengan

menggunakan Dump truck akan dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (manual)

e. Untuk tetap menjaga mutu baja tulangan sebelum digunakan dilapangan, maka semua stock yang ada

di base camp ataupun yang belum terpasang dilokasi pekerjaan akan dilindungi dengan penutup agar

terhindar dari pengkaratan.

9. Pekerjaan Bahu Jalan,

Perkerjaan bahu jalan akan dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal panas (ACWC).

Pekerjaan bahu jalan tersebut akan menggunakan material aggregat kelas S, untuk Aggregat S penghamparan

akan menggunakan motor grader dan dipadatkan lapis per lapis dengan menggunakan vibro Roller. Untuk

mendapatkan kepadatan maksimum pada kadar air optimum yang direncanakan, maka dilapangan akan

ditempatkan satu unit water tank untuk sewaktu waktu akan diperlukan dalam mengendalikan kadar air saat

proses pemadatan, sedangkan untuk lapis Latasir kelas A, penghamparan akan menggunakan asphal finisher

dan dipadatkan dengan menggunakan Tendem dan PTR.

10. Pekerjaan Minor,

Pekerjaan minor lainnya seperti Pohon dan Marka Jalan, akan dilaksanakan pada akhir pekerjaan setelah

pekerjaan pelebaran dan overlay dilaksanakan.

11. Pelaksanaan pembersihan akhir akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai, sebelum dilakukan

Profesional Handling Over.

Page 11: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode pelaksanaan yang telah diuraikan diatas

makadilampirkan Diagram Metode Pelaksanaan Pekerjaan awal pelaksanaan pekerjaan sampai akhir pekerjaan.

III. URAIAN PEKERJAAN UTAMA

Pekerjaan Utama pada Paket Peningkatan kapasitas Jalan Indrapura – Lima Puluh B, adalah sebagai berikut :

Lapis Pondasi Agregat, terdiri dari : Lapis Agregat B, Lapis Pondasi Agregat A, Lapis Pondasi Agregat S

Pekerjaan Aspal, terdiri dari : Aspal Minyak, Laston lapis aus (ACWC) dan Laston Lapis antara (ACBC)

Pekerjaan Tanah, terdiri dari : Biasa dan Timbunan Pilihan

Tahapan pelaksanaan fisik pekerjaan utama dilapangan akan diuraikan sebagai berikut :

A. LAPIS PONDASI AGREGAT

Secara umum methode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat A, B dan S adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Pelaksanaan

a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan dan pemadatan

lapis pondasi aggregate base.

b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar aggregate base. Lokasi tersebut harus sudah

mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

c) Lokasi pekerjaan merupakan daerah pelebaran yang sebelum nya telah digali dan dihampar timbunan

pilihan dan sudah berada pada elevasi sesuai gambar kerja serta telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d) Pencampuran untuk aggregat A, aggregat B dan aggregat S dilakukan di base camp dan setelah disetujui

direksi, lalu material tersebut di angkut kelokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.

e) Melakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat yang digunakan dan

disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Proses Pelaksanaan

a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas

b) Material pondasi agregat diproduksi di base camp sesuai JMF yang disetujui diangkut ke lokasi

penghamparan dengan menggunakan Dump Truck.

c) Material dihampar sesuai tebal dan elevasi rencana yang terlihat didalam shop drawing.

d) Material dihampar dengan menggunakan Motor grader kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro

roller dengan berat alat dan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui oleh

pihak Direksi pekerjaan.

e) Water tanker disediakan untuk menjaga kadar air agar pemadatan dialkukan pada kadar air optimum.

3. Pengendalian Kualitas

Page 12: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai kepadatan

lapangan, dimana nilai kepadatan lapangan harus ≥ 100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.

b) Proof rolling test akan dilakukan terlebih dahulu terhadap lapisan agregat A sebelum pengujian density

test.

B. PEKERJAAN ASPAL

Secara umum metode pelaksanaan penghamparan dan pemadatan pekerjaan aspal akan dilakukan sebagai

berikut

1. Persiapan Pelaksanaan

a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan untuk penghamparan dan pemadatan lapisan aspal baru.

b) Lokasi pekerjaan terdiri dari pelapisan (overlay) di atas permukaan aspal lama, dimana pada lokasi

tertentu terdapat pekerjaan Leveling, dan sepanjang lokasi pelebaran jalan.

c) Bahan campuran berupa agregat halus dan agregat kasar untuk hotmix dihasilkan dari produksi stone

crusher dengan material dasar batu boulder yang didapat dari Quarry Silumajang yang berjarak 24 km dari

base camp.

d) Filler berupa semen didatangkan dari Suplier terdekat.

e) Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjut nya diuji kualitasnya (penetrasi dan titik lembek)

sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.

f) Pembuatan JMF hotmix AC Base, ACBC dan ACWC di labolarotium dengan pengawasan dan persetujuan

Direksi pekerjaan.

g) Pengajuan shop drawing dan persetujuan Direksi Pekerjaan.

h) Hotmix diproduksi di base camp dengan alat AMP (asphalt mixing plant) dan diangkut dengan dump truck

ke lokasi pekerjaan dengan jarak 138 km.

i) Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial compaction untuk mengetahui

jumlah lintasan alat pemadat, pengujian ini disaksikan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

j) Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary marking diatas lokasi permukaan yang

telah direncanakan untuk diberi lapisan aspal baru. Pengukuran disaksikan dan disetujui oleh Direksi

pekerjaan.

k) Melakukan proses pembersihan terhadap permukaan aspal yang akan dilakukan pelapisan ulang

(Overlay). Pembersihan ini dilakukan sebelum permukaan aspal diberi lapisan pengikat tack coat untuk

mendapatkan kondisi bonding yang terbaik anatar lapisan aspal yang lama dan lapisan baru.

2. Proses Produksi

a) Dimulai dengan pemanasan aspal ( Aspal Minyak ) di dalam aspal storage sampai temperatur yang

disyaratkan.

b) Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan dan tetapkan ukuran bukaan cold

bin untu masing-masing fraksi aggregat sesuai hasil percobaan bukaan / gate cold bin (kalibrasi bukaan

cild bin).

c) Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan aggregat dan aspal sesuai job mix formula.

Page 13: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

d) Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke dryer untuk dikeringkan dengan

suhu pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian dinaikkan dengan hot elevator menuju ke penimbangan

material di hot bin.

e) Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke penimbangan aspal.

f) Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur dalam pugmill dengan wakru

pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.

g) Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke aras Dump Truck dan diperiksa

temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.

3. Proses Pelaksanaan

a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.

b) Apabila semua mobilisasi peralatan serta pembuatabn temporary marking telah dilaksanakan dan

disetujui dilapangan, maka pekerjaan akan dimulai dengan pelaksanaan tack coating.

c) Tack coating akan dilakukan bertahap lajur per lajur sesuai dengan metode kerja dan rencanapelaksanaan

yang disetujui. Penyemprotan tack coat secara bertahap ini dilakukan untuk mempertimbangkan apabila

terjadi kerusakan peralatan produksi (AMP), paving set dan kondisi hujan yang tidak memungkinkan

pekerjaan dilanjutkan.

d) Kerataan dan setting time terhadap hasil tack coat tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Deraksi

Teknis dan Direksi Pekerjaan yang bertugas dilapangan.

e) Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang diproduksi di AMP akan dimulai

dengan pemeriksaan temperatur ampuran aspal panas tersebut sesaat sebelum ditumpahkan ke dalam

hopper finisher, yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa temperature campuran yang akan berkaitan

dengan viskositas aspal masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis.

f) Setelah dihamparperiksa kelurusan tepi dengan menggunakan tali.

g) Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapihan permukaan dan tepi hamparan.

h) Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai dengan trial

compaction)

i) Pemadatan intermidiate dengan menggunakan Pneumatic Tyre Roller (jumlah lintasan sesuai dengann

trial compaction)

j) Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai dengan trial

compaction)

4. Pengendalian Kualitas

Pengujian di laboratorium terhadap campuran aspal, antara lain :

Marshal test

Stability

Density, dan properties lainnya.

Page 14: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

Pengujian dilapangan/setelah pengharapan

Pemeriksaan suhu campuran, saat proses pemadatan

Core drill test

Density test

C. PEKERJAAN TANAH

Secara umun metode pelaksanaan pekerjaan timbunan biasa dan timbunan pilihan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan pelaksanaan

a) Mobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan dan pemadatan

timbunan

b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar material timbunan. Lokasi tersebut harus sudah

mendapat persetujuan dari Dereksi Pekerjaan.

c) Lokasi pekerjaan timbunan biasa merupakan bahu sedangkan lokasi pekerjaan timbunan pilihan

merupakan daerah pelebaran dimana pekerjaan pennyiapan badan jalan sudah dilaksanakan dan

elevasi sudah sesuai gambar kerja dan telah di setujui oleh Direksi Pekerjaan.

d) Material timbunan diambil dari lokasi quarry terdekat dan material sudah diperiksa kualitasnya di

laboratorium dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

e) Pengajuan shop drawing dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

f) Material timbunan di angkut dari quarry ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.

g) Untuk pekerjaan timbunan pilihan terlebih dahulu dilakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah

lintasan alat pemadat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Proses pelaksanaan

a) Pemsangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.

b) Material dihampar sesuai elevasi rencana shop drawing.

c) Material timbunan biasa atau timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan motor grader kemudian

dipadatkan menggunakan vibratory roller, dengan alat berat dan jumlah lintasan sesuai dengan trial

compaction yang telah disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan.

d) Water tangker disediakan untuk menjaga kadar air untuk pemadatan dilakukan pada kadar air optimum.

3. Pengendalian kualitas

a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai kepadatan

lapangan harus >100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode pelaksanaan yang telah diuraikan diatas,

maka akan dilampirkan :

a. Peta yang menggambarkan lokassi proyek, usulan lokasi base camp dan lokasi sumber material yang

digunakan.

Page 15: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

b. Beberapa diagram alir (flow chart) yang menggambarkan usulan pelaksanaan pemeriksaan bahan dasar dan

metode kerja dari beberapa pekerjaan utama.

IV. PEKERJAAN PENUNJANG

Pekerjaan penunjang merupakan pekerjaan sementara yangmempengaruhi kelancaran / keberhasilan

pennyelesaian pekerjaan dan salah satunya adalah Manajemen Pengaturan Lalu Lintas.

IV. 1. Manajemen Pengaturan Lalu Lintas

Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan

pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak

mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas di

lokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai

aspek, safety bagi para pengguna jalan perlun mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi

seluruh pihak.

Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan dengan

bewrbagai cara antara lain:

1. memasang berbagai jenis rambu – rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara tepat dan

benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.

2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan

mengerahkan arus lalu lintas yang ada.

3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan – pekerjaan

yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya

sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada

dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.

4. Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan tertentu seperti

overlay, akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak

mengganggu arus lalu lintas.

teknik pengaturan lalu lintas selama pekerjaan diperlihatkan didalam gambar terlampir.

V. SISTEM MANAJEMEN

V.1. pengendalian Aspek Lingkungan

Rencana pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura – Limapuluh B, akan menimbulkan

dampak positifberupa peningkatan kualitas pelayanan lalu lintas, khususnyha pada ruas jalan tersebut.

Pekerjaan ruas jalan ini juga akan member peningkata pada tarap perekonomian pada masyarakat sekitarnya.

Page 16: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

Namun yang perlu di cermati bahwa pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jalan Kapasitas Indrapura –

Limapuluh B ini juga akan menimbulkan dampak negative terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat

pelaksanaan pekerjaan ruas jalan tersebut.

Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan pelebaran jalan pada ruas jalan Peningkatan

Kapasitas Jalan Indrapura – Limapuluh B, dalam pembahasan ini terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu:

Tahap Pra Konstruksi

Komponen lingkungan yang di perkirakan akan terkena dampak dari proyek pekerjaan jalan ini antara

lain, yaitu:

a. Masyarakat pengguna jalur jalan angkuta material, khususnya tanah urug dan material lainnya dari

sumber material dan base camp dari lokasi pekerjaan.

b. Masyarakat yang menggunakan Ruang Milik Jalan (Rumija) untuk kegiatan mereka, misalnya :

untuk tempat tinggal, berjualan, dll, terkena pembebasan lahan untuk konstruksi pelebaran jalan.

c. Berkurangnya lahan tempat pemberhentian kenderaan umum dan tempat parker.

Tahap Konstruksi

Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap konstruksi

antara lain :

a. Adanya kegiatan mobilisasi alat – alat berat untuk konstruksi, sehingga menimbulkkan dampak

kemacetan lalu lintas.

b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi, misalnya : tanah urug, agregat, batu

kali, pasir, dll.

c. Kegiatan angkuta untuk pembuangan material : material bekas galian

d. Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat.

e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena adanya operasi pengangkutan

tanah ex galian tanah dan utntuk tibunan, serta gas buang dari alat-alat konstruksi dan alat-alat

pengangkutan.

Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka PT. Seneca Indonesia akan melakukan

upaya-upaya antara lain :

a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi jalur angkutan material untuk

proyek dengan melibatkan penduduk dan pejabat setempat (Camat), lurah, RW, RT) setempat, pemilik

proyek (Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana proyek (Kontraktor), kegiatan penyuluhan ini harus

menjelaskan mengenai rencana/jadwal kegiatan pelaksanaan dan member gambaran bagaimana

tipikal proyek tersebut setelah ditangani. Pada kesempatan ini, pihak proyek juga harus dapat akibat

menampung aspirasi/kemarau, masyarakat sekitarnya yang terkena dampak lingkungan lainnya baik

masa pra maupun pasca konstruksi.

Page 17: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan

b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka terutama pada musim

kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga gangguan debu dapat

diminimalkan.

c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua kendaraan proyek yang

membawa material keluar dan masuk kelokasi proyek harus tertutup dengan terpal penutup.

d. Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan dengan cara menggunakan

peralatan yang jalan yang membatasi kecepatan laju kenderaan saat melewati lokasi proyek, sehingga

intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot kenderaan angkutan dan alat berat dapat dikurangi.

e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi proyek, maka akan dilakukan

hal-hal sebagai berikut:

Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepoisian, khususnya yang berkaitan dengan

pengaturan lalu lintas.

Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat jam yang tidak sibuk, yaitu

dengan terlebih dahulu mensurvey kondisi volume lalu lintas harian rata-rata setiap jamnya.

Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat waktu

Mengusakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan dilokasi proyek sedemikian rupa

sehingga tidak akan menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar muat bahan.

f. Terhadap dampak yang timbul karena adanya kemungkinan pembongkaran/pemindahan utilitas

umum, maka akan dilakukan koordinasi dengan pihak terkait menyangkut pemberitahuan kapan

kegiatan dimulai, prosedur dan pengamanan pelaksanaan.

Uraian mngenai pelaksanaan Sisitem Manajemenpekerjaan Paket Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura –

Limapuluh B, khususnya yang berkaitan dengan Sistem Manajemen K3 telah disusun dan merupakan lampiran

dari dokumen usaha metode pelaksanaan.

IV. PENUTUP

Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di dalamnya, semoga uraian diatas

dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kelengkapan Dokumen Penawaran Paket Peningkatan

Kapasitas Jalan Indrapura – Limapuluh B.

Bandung, 27 juli 2011

PT. SENECA INDONESIA

I skak E fferin Direktur Utama

Page 18: 79302776-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan