8 etnis propinsi sumatera utara lengkap

16
8 Etnis Propinsi Sumatera Utara Propinsi Sumatera Utara dihuni oleh berbagai ragam etnis / suku bangsa, baik sebagai etnis asli, maupun etnis pendatang. Etnis asli Sumatera Utara terdiri dari 8 (delapan) etnis yaitu : 1. Melayu suku melayu adalah nama yang menunjuk pada suatu kelompok yang ciri utamanya adalah penuturan bahasa Melayu. Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, serta pulau- pulau kecil yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. Di Indonesia, jumlah suku Melayu sekitar 15% dari seluruh populasi, yang sebagian besar mendiami propinsi Sumatera Utara,Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,dan Kalimantan Barat. Meskipun begitu, banyak pula masyarakat Minangkabau, Mandailing, dan Dayak yang berpindah ke wilayah pesisir timur Sumatra dan pantai barat Kalimantan, mengaku sebagai orang Melayu. Di Sumatera Utara suku Melayu terdapat di Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat. Tari Campak Bunga

Upload: teguh-sandi-asmoara

Post on 26-Dec-2015

811 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

ohh

TRANSCRIPT

8 Etnis Propinsi Sumatera Utara

Propinsi Sumatera Utara dihuni oleh berbagai ragam etnis / suku bangsa, baik sebagai etnis asli, maupun etnis pendatang. Etnis asli Sumatera Utara terdiri dari 8 (delapan) etnis yaitu :

1. Melayu  

 suku melayu adalah nama yang menunjuk pada suatu kelompok yang ciri utamanya adalah penuturan bahasa Melayu. Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, serta pulau-pulau kecil yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. Di Indonesia, jumlah suku Melayu sekitar 15% dari seluruh populasi, yang sebagian besar mendiami propinsi Sumatera Utara,Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,dan Kalimantan Barat. Meskipun begitu, banyak pula masyarakat Minangkabau, Mandailing, dan Dayak yang berpindah ke wilayah pesisir timur Sumatra dan pantai barat Kalimantan, mengaku sebagai orang Melayu.

Di Sumatera Utara suku Melayu terdapat di Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat.

Tari Campak Bunga

Tari Campak Bunga merupakan tarian yang menggambarkan ejekan, sindiran, atau pun kelakar masyarakat dalam mempergunjingkan tingkah laku anak-anak muda yang sedang dilanda asmara. Tarian ini berhubungan dengan Tari Lenggok Mak Inang, sebuah tarian yang menggambarkan kisah cinta sepasang kekasih sejak mereka bertemu hingga ke pelaminan. Hubungan tema antara Tari Campak Bunga dengan Tari Lenggok Mak Inang membuat kedua tarian ini mempunyai bentuk gerak dan pola edar yang serupa. Hanya saja, pada saat lagu pengiring sampai pada refrein, gerakan Tari Campak Bunga merupakan kebalikan dari gerakan pada Tari Lenggok Mak Inang.

2. Batak Karo

Suku Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Tanah Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau Cakap Karo.

Tari Piso Surit

Piso Surit adalah salah satu tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang gadis sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil. Piso dalam bahasa Batak Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit merupakan nama sejenis pisau khas orang karo. Sebenarnya Piso Surit adalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Karo Djaga Depari dari Desat Desa dan penyelenggaraan pesta adat di Desa Seberaya diberi nama Jambur Piso Serit.

Berkat kepiawaian Djaga Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo, Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan zaman, adat-istiadat Karo, romantisme sampai kehidupan perjuangan masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia, dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa beliau, maka dibangun sebuah monumen Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting

3. Batak Toba  

Batak Toba merupakan sub atau bagian dari suku bangsa Batak. Suku Batak Tobameliputi Kabupaten Toba Samosir sekarang yang wilayahnya meliputi Balige, Laguboti, Parsoburan, dan sekitarnya.

Arti Tari Tortor

Menurut sejarah, tari tortor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan masuk ke patung-patung batu yang merupakan simbol leluhur. Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki jinjit-jinjit

4. Batak Mandailing /Angkola

Suku Mandailing merupakan nama suku bangsa yang mendiami Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan sebagian Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sebagian pihak mengatakan bahwa Mandailing merupakan bagian dari Suku Batak. Namun pihak lainnya berpendapat bahwa Mandailing merupakan kelompok masyarakat yang berbeda. Hal ini terlihat dari perbedaan sistem sosial, asal usul, dan kepercayaan.

Tari Endeng-Endeng

 Endeng-endeng dapat dikategorikan sebuah perpaduan tarian dan pencak silat. Tradisi

ini lazimnya dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesat khitanan (sunat rasul) atau malam pesta perkawinan oleh masyarakat.Tari ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat sehari- hari. Tari endeng-endeng merupan tari tradisi yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Dalam penampilannya, endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan.

5. Batak Pesisir 

Suku Batak Pesisir disebut juga sebagai suku Pasisi atau suku Pesisi, adalah salah satu suku yang terdapat di kota Sibolga dan Tapanuli Tengah. Masyarakat suku Batak Pesisir ini, hidup di sepanjang pesisir pantai sebelah barat Sibolga dan Tapanuli Tengah.

Suku Batak Pesisir ini sebenarnya berawal dari suku Batak Toba, Mandailing dan Angkola yang telah menetap di Sibolga dan Tapanuli Tengah, sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Setelah sekian lama terjadi pembauran dari ketiga suku Batak ini, maka datanglah imigran lain yang berasal dari Minangkabau dan Melayu dari pesisir Timur Sumatra, lalu terjadi perkawinan-campur di antara ke 5 suku bangsa ini.  Dari percampuran ke 5 suku bangsa ini lah terbentuk suatu komunitas yang disebut sebagai suku Pesisir. Pada awalnya mereka berbicara menggunakan bahasa Batak, tetapi setelah berabad-abad tercampur dengan budaya Minang dan Melayu, maka akhirnya bahasa merekapun berubah dan berganti menjadi bahasa Pesisir, seperti yang mereka ucapkan sehari-hari saat ini.

Adat dan kebudayaan yang diamalkan oleh suku Batak Pesisir ini, lebih banyak dipengaruh oleh budaya Melayu. Pada awalnya suku Batak Pesisir ini lebih suka kalau disebut sebagai orang Melayu Pesisir saja, tetapi belakangan ini, tidak sedikit dari mereka yang tidak menolak disebut sebagai suku Batak Pesisir. Bahkan belakangan ini sebagian dari masyarakat

suku Pesisir ini mulai mencantumkan kembali marga-marga lamanya seperti Pohan, Siregar, Sitompul, Tanjung, Pasaribu dan lain-lain. 

Tari profan

Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhususan.

6. Simalungun

Suku Simalungun atau juga disebut Batak Simalungun adalah salah satu suku asli dari provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yang menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerahIndia Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun.

Orang Batak menyebut suku ini sebagai suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Karo menyebutnya Timur karena bertempat di sebelah timur mereka.

Tari Manduda

Tari ini berasal dari daerah Simalungun, menggambarkan kehidupan petani yang sedang turun kesawah dengan suasana gembira, mulai menanam padi hingga sampai kepada suasana menuai padi. Gerak memotong padi, mengirik dan menampis padi tergambar melaui motif-motif gerakannya yang lemah gemulai dan lincah.

7.Pakpak

Suku Pakpak adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Pulau Sumatera Indonesia dan tersebar di beberapa kabupaten/kota diSumatera Utara dan Aceh, yakni di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah (Sumatera Utara), Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam (Provinsi Aceh).

Suku Pakpak terdiri atas 5 subsuku, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima suak yang terdiri dari :

-Pakpak Klasen (Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara)

-Pakpak Simsim (Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara)

-Pakpak Boang (Kabupaten Singil dan kota Sabulusalam-Aceh)

-Pakpak Pegagan (Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

-Pakpak Keppas (Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

Tari Tak-Tak Garo-Garo

Tari ini menggambarkan kehidupan burung, terbang kesana kemari mencari makan dan bersendau gurau dengan kawan-kawanya. Tari ini berasal dari Phakpak, Dairi, Sumatera Utara.

8.Nias 

Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah).

Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias mengenal sistem kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.

Tari Baluse

  Tari baluse merupakan tari perang ala masyarakat Nias. Tarian ini berasal dari Nias

Selatan. Sekarang ini, tari baluse biasanya digunakan untuk penyambutan tamu atau wisatawan.

beberapa etnis pendatang seperti Jawa, Aceh, Minangkabau, Tamil, Arab dan Tionghoa.

Jawa

Suku Jawa, adalah salah satu suku yang terdapat di Indonesia, dan merupakan suku yang memiliki populasi terbesar di pulau Jawa, bahkan di Indonesia. Populasi suku Jawa diperkirakan lebih dari 40% dari total jumlah penduduk Indonesia, yaitu sekitar 100 juta orang.

Suku Jawa hampir ada di segala penjuru Indonesia, mulai dari daerah provinsi Sumatra Utara hingga ke wilayah paling timur Indonesia, yaitu provinsi Papua.

Suku Jawa pada awalnya bukanlah suku perantau, tapi sejak masa penjajahan Belanda, banyak orang Jawa yang dipindahkan sebagai buruh yang ditempatkan di beberapa daerah, seperti pertama kali di Sumatra Utara, sebagai buruh-buruh kontrak di perkebunan, yang dilanjutkan ke daerah-daerah lain. Selain itu pada zaman Suharto, banyak orang Jawa yang dipindahkan dari tempat asalnya, ke daerah-daerah lain di Indonesia, seperti ke Lampung-Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain. Populasi orang Jawa yang begitu besar, membuat banyak orang Jawa yang berada di bawah garis kemiskinan.

Tari Serimpi

Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan menawan.

ACEH

Aceh merupakan salah satu kawasan di Asia, terkenal dengan konflik yang berkepanjangan. Sejak 1976, Pemerintah Indonesia menghadapi permasalahan internal yang dilakukan oleh Gerakan Aceh Merdeka. Ketidakadilan dan penyalahgunaan HAM menjadi sumber utama terjadinya konflik dan berakhir dengan perdamaian.Dengan jumlah penduduk sekitar 4.2 juta jiwa (2008), Aceh adalah wilayah teritorial Indonesia. Hampir semua masyarakat Aceh beragama Islam dan hidup di sektor pertanian (60%), walaupun Aceh kaya dengan sumber minyak dan gas.Berbagai upaya damai belum memberi hasil yang maksimal. Dua upaya damai yang pernah dibangun: "Jeda Kemanusiaan” atau “Humanitarian Pause" tahun 2000, hanya menghentikan konflik sementara, dan “Penghentian Permusuhan” atau "Cessation of Hostilities Agreement" (COHA) pada December 2002, tetapi berakhir dengan pelaksanaan Darurat Militer oleh Pemerintah Indonesian pada May 2003.

Tari Saman MeuseukatTari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam

Minangkabau

Suku Minangkabau atau Minang (seringkali disebut Orang Padang) adalah suku yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Suku ini terkenal karena adatnya yang matrilineal, walau orang-orang Minang sangat kuat memeluk agama Islam. Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al Qur'an) merupakan cerminan adat Minang yang berlandaskan Islam.

Suku Minang terutama menonjol dalam bidang pendidikan dan perdagangan. Lebih dari separuh jumlah keseluruhan anggota suku ini berada dalam perantauan. Minang perantauan pada umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, dan Surabaya. Untuk di luar wilayah Indonesia, suku Minang banyak terdapat di Malaysia (terutama Negeri Sembilan) dan Singapura. Di seluruh Indonesia dan bahkan di mancanegara, masakan khas suku ini yang populer dengan sebutan masakan Padang, sangatlah digemari.

Minangkabau merupakan tempat berlangsungnya perang Paderi yang terjadi pada tahun 1804 - 1837. Kekalahan dalam perang tersebut menyebabkan suku ini berada dibawah kekuasaan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Mengakibatkan banyak tinggal di luar seperti Sumatera Utara, Indonesia: 306.550.

Tari Piring Minangkabau

Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria bersama-sama.

Tamil

Suku Tamil adalah sebuah kelompok etnis yang berasal dari Asia Selatan. Komunitas Tamil yang paling tua berasal dari India bagian selatan dan Sri Lanka bagian timur laut. Di Indonesia, komunitas Tamil dalam jumlah signifikan dapat ditemukan di Sumatera Utara.

Orang-orang India yang Tinggal di Indonesia sesungguhnya dapat dilacak hingga periode non sejarah Indonesia (sebelum ditemukan bukti tertulis). Kini, orang India merupakan etnis imigran kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Cina.[1] Istilah imigran pada tulisan ini mengacu pada generasi pertama India yang menetap di Indonesia setelah meninggalkan tempat asalnya.

                                            

Pakaian adat India

Pakaian Tradisional berbeda-beda menurut daerahnya di India. Warna-warni dan gaya pakaian tradisional bergantung pada berbagai faktor, terutama iklim. Pakaian berupa kain yang disampirkan merupakan gaya busana yang populer di India. Wanita mengenakan pakaian yang disebut sari, dan pria mengenakan pakaian yang disebut dhoti atau lungi. Pakaian dari kain yang dijahit juga populer, seperti salwar kameez yang dikenakan wanita. Pria mengenakan kurta berikut piyama, selain celana panjang dan kemeja gaya Eropa yang juga populer.

TARIAN BHARATA NATYAM

Tarian Bharata Natyam merupakan salah satu gaya tarian klassik India. Tarian klassik Bharata Natyam merupakan salah satu tarian yang penuh dengan tradisi, yang mana untuk menguasainya perlu mengambil masa bertahun-tahun kerana terdapat pelbagai gerakan tangan, kaki dan mata yang harus dipelajari demi untuk mempersembahkan tarian warisan lama yang dihormati ini secara lengkap, penuh dengan kegemilangan.Tarian ini berasal daripada wilayah Tamil Naidu di bahagian Selatan India. Secara tradisionalnya, tarian ini di persembahkan secara solo oleh seorang penari wanita.Suatu persembahan yang lengkap dalam tarian ini merangkumi enam peringkat di kenali sebagai Alarippu, Jatiswaram, Sabdam, Varnam, Padam dan Thillana. Peringkat-peringkat ini menggabungkan elemen Nritta atau tarian tulen dan Nritya ( Tarian Ekspressi ).

Tionghoa

Tionghoa-Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia yang asal usul mereka dari Tiongkok. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin (Hakka). Dalam bahasa Mandarin mereka disebut Tangren (Hanzi: 唐人, "orang Tang") atau lazim disebut Huaren (Hanzi Tradisional: 華人 ; Hanzi Sederhana : 华人) . Disebut Tangren dikarenakan sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa-Indonesia mayoritas berasal dari Tiongkok selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara orang Tiongkok utara menyebut diri mereka sebagai orang Han (Hanzi: 漢人, Hanyu Pinyin: Hanren, "orang Han").

Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya.

Tari Kipas

Tari Kipas. Di daerah Yunnan tarian terkenal memiliki semangat dan kerap menghiasi festival-festival.

Tarian Kipas khas negeri Tiongkok yang telah diubah menjadi lebih menarik

Suku-suku minoritas pun memiliki ciri khasnya masing-masing. Suku Tibet memiliki sebuah tarian dimana para pria memakai pakaian dengan buntut lembu dan lonceng sedangkan para wanita menabuh genderang kulit lembu. Bunyi-bunyian harus seirama untuk menghasilkan kesempurnaan dalam tarian ini.