834

17
ISSN 0215 - 8250 MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP, TUGAS BERUMPAN BALIK, DAN MUSIK MOZART Oleh Srini M. Iskandar Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang ABSTRAK Sampai saat ini materi kuliah Kimia Organik dianggap sulit oleh para mahasiswa. Dari jumlah peserta perkuliahan ini yang tidak lulus dari tahun ke tahun dapat disimpulkan bahwa mahasiswa menemui kesulitan dalam memahami konsep-konsep dalam materi Kimia Organik, terutama dalam memahami banyaknya senyawa, nama, dan reaksi yang mereka hadapi. Kesulitan- kesulitan tersebut diduga dapat diatasi dengan pemberian tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang salah satu indikatornya adalah peningkatan hasil pembelajaran. Pokok-pokok bahasan dalam Kimia Organik III adalah senyawa-senyawa karbonil tak jenuh , ; aromatik poliinti; aromatik heterosiklik; garam diazonium; stereokimia; karbohidrat; asam-asam amino dan protein; lipida. Subjek penelitian adalah mahasiswa peserta perkuliahan Kimia Organik III pada semester gasal Tahun Akademik 2001/2002 di Jurusan Kimia FMIPA Universitas ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004 58

Upload: meno-triono

Post on 30-Oct-2014

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 834

ISSN 0215 - 8250

MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP, TUGAS BERUMPAN

BALIK, DAN MUSIK MOZART

Oleh Srini M. Iskandar

Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang

ABSTRAK

Sampai saat ini materi kuliah Kimia Organik dianggap sulit oleh para mahasiswa. Dari jumlah peserta perkuliahan ini yang tidak lulus dari tahun ke tahun dapat disimpulkan bahwa mahasiswa menemui kesulitan dalam memahami konsep-konsep dalam materi Kimia Organik, terutama dalam memahami banyaknya senyawa, nama, dan reaksi yang mereka hadapi. Kesulitan-kesulitan tersebut diduga dapat diatasi dengan pemberian tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang salah satu indikatornya adalah peningkatan hasil pembelajaran. Pokok-pokok bahasan dalam Kimia Organik III adalah senyawa-senyawa karbonil tak jenuh , ; aromatik poliinti; aromatik heterosiklik; garam diazonium; stereokimia; karbohidrat; asam-asam amino dan protein; lipida. Subjek penelitian adalah mahasiswa peserta perkuliahan Kimia Organik III pada semester gasal Tahun Akademik 2001/2002 di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang yang berjumlah 42 orang. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dirancang menggunakan 2 (dua) siklus yang mengacu kepada rancangan penelitian tindakan kelas McTaggart (1993). Stimulasi struktur kognitif dalam penelitian ini adalah pemberian tugas membuat peta konsep, penguatan positif, dan pemutaran musik Mozart selama pembelajaran. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan kualitas peta konsep bentukan mahasiswa dan peningkatan rerata skor tes bagian sebanyak 9,79 dalam interval waktu siklus I dan II.

Kata kunci : peta konsep, hasil pembelajaran Kimia Organik, musik Mozart.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

58

Page 2: 834

ISSN 0215 - 8250

ABSTRACT

Organic chemistry students are often overwhelmed by the number of compounds, names, and reactions that confront them and they wonder whether they can learn all these material in a single semester. By observing the number of students who failed the above mentioned course it can be concluded that many students faced difficulties in attending the course. The objective of this classroom action research was to improve the quality of the Organic Chemistry III (KIB 410) teaching learning process during the odd semester in the 2001/2002 academic year. The improvement of the teaching learning process was indicated by the increase of students’ learning achievement. The topics which were discussed in the mentioned course are as follows; , -unsaturated carbonyl compounds; aromatic polynuclear and heterocyclic compounds; diazonium salt; stereochemistry; carbohydrates; amino acids and proteins; lipids. The subjects of this research were 42 students who enrolled in the above mentioned course. The design of this research was a – two – cycled classroom action research modified from Mc Taggart’s (1993) The treatment administered in the research were: concept map construction, problem set with feedback, and Mozart music. The result of this research: there was improvement in terms of qualification of the concept maps constructed by the students and an increase of 9,79 mean score during the first and the second cycle time interval.

Key word : concept map, Organic Chemistry learning achievement, Mozart music.

1. Pendahuluan

A. Peta Konsep

Peta konsep adalah diagram yang disusun untuk menunjukkan pemahaman

seseorang tentang suatu konsep atau gagasan. Peta semacam ini mempunyai

struktur berjenjang, yaitu dari yang bersifat umum menuju yang bersifat khusus,

dilengkapi dengan garis-garis penghubung yang sesuai. Peta konsep

dikembangkan sebagai suatu strategi untuk mengakses struktur pengetahuan

pebelajar, dan akhir-akhir ini juga dipakai sebagai alat untuk mengakses

perubahan dalam pemahaman pebelajar tentang sains (Novak dan Horton et al

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

59

Page 3: 834

ISSN 0215 - 8250

dalam Dorough dan Rye, 1997). Strategi Peta Konsep termasuk dalam

pembelajaran konstruktivistik (Carin, 1993).

Proses penyusunan peta konsep merupakan strategi belajar yang baik sekali

sebab memaksa pebelajar untuk secara aktif memikirkan hubungan-hubungan di

antara konsep-konsep atau faktor-faktor sains. Dengan perkataan lain, proses

penyusunan peta konsep dapat menfasilitasi pemahaman pebelajar mengenai sains;

temasuk di dalamnya Kimia Organik. Di samping merupakan strategi belajar, peta

konsep dapat dipakai untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk mengetahui

pengetahuan terdahulu yang dimiliki pebelajar sebelum pembelajaran dimulai,

juga dapat dipakai penata awal (advance organizer). Bagi pebelajar, peta konsep

dapat bermanfaat sebagai alat bantu belajar sebab dengan peta konsep mereka

dapat menilai dirinya sendiri dengan kritis, dan penyusunannya dapat mendorong

terjadinya pembelajaran kooperatif (Dorough and Rye, 1997).

Adapun sebagai rambu-rambu untuk menilai suatu peta konsep dapat

dikemukakan parameter-parameter berikut.

a. Banyaknya konsep yang relevan yang dikembangkan oleh pebelajar.

b. Banyaknya proposisi yang benar. Parameter ini penting bila peta konsep

hendak dipakai sebagai alat asesmen dan pengajar harus meneliti setiap

proposisi yang menunjukkan hubungan antarkonsep, apakah menunjukkan

suatu miskonsepsi atau kesalahan biasa.

c. Banyaknya cabang. Parameter ini menunjukkan sejauh manakah pebelajar

mengetahui diferensiasi konsep-konsep dalam arti memahami jenjang dari

konsep-konsep.

d. Banyaknya hubungan silang antarkonsep, misalnya antara konsep kiral dan

keaktifan optik atau konsep pemurnian zat organik dengan kristalisasi,

destilasi, dan sublimasi.

e. Banyaknya contoh konsep spesifik. Pebelajar dapat menambahkan contoh-

contoh konsep khusus untuk menfasilitasi mengendapnya konsep-konsep di

dalam pemahaman konseptual mereka.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

60

Page 4: 834

ISSN 0215 - 8250

B. Penguatan Positif (Positive Reinforcement)

Menurut Dworetzky (1988), penguatan positif adalah sesuatu, baik berupa

ucapan, sikap, maupun perlakuan, yang diberikan kepada individu agar tingkah

laku yang menjadi sasaran perhatian menjadi lebih kuat. Sebaliknya, penguatan

negatif adalah sesuatu, baik berupa ucapan, sikap, maupun perlakuan, yang

diberikan kepada individu agar tingkah laku yang menjadi sasaran perhatian

menjadi lebih lemah atau bahkan hilang. Contoh yang paling umum untuk

penguatan positif adalah pujian atau hadiah, sedangkan untuk penguatan negatif

adalah larangan atau hukuman.

Biehler (dalam Dembo, 1977) menunjukkan bahwa ada banyak cara bagi

pengajar untuk memberi penguatan positif di dalam pembelajaran, misalnya

mengembalikan hasil ulangan/ tes tepat waktu dan membahasnya, memberi tugas

mengerjakan soal-soal secara teratur dan memberi penguatan positif untuk

jawaban yang baik. Dalam hal ini, pengajar perlu secara terus menerus mengecek

tugas-tugas yang diberikannya kepada pebelajar, dan berusaha memberi penguatan

positif untuk hal-hal yang baik kepada pebelajar.

C. Musik Mozart di dalam Pembelajaran

Selain dapat mempengaruhi suasana hati, musik ternyata terbukti dapat

mempengaruhi manusia secara fisik, emosi, dan spiritual. Komposisi dari bunyi,

nada, dan irama dari berbagai jenis musik, misalnya musik klasik, jazz, pop, dan

Latin, serta gamelan, dapat mempertajam pikiran dan meningkatkan kreativitas.

Efek yang mengherankan yang berlaku untuk segala usia ini disebut efek Mozart.

Campbell (2001) memperhatikan bukti pemanfaatan musik untuk

menangani berbagai masalah dan kecemasan hingga penyakit kanker, tekanan

darah tinggi, nyeri kronis, bahkan penyakit mental. Di Amerika Serikat, murid-

murid yang menyanyi atau memainkan alat musik, skor Standard Achievement

Test (S. A. T. )-nya 50 poin lebih tinggi daripada rata-rata skor nasional.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

61

Page 5: 834

ISSN 0215 - 8250

Lozanov (dalam Campbell, 2001) mengadakan penelitian tentang

penggunaan musik untuk mempercepat proses belajar. Teknik yang disusunnya

dikenal sebagai Sugestopedia. Temuannya antara lain adalah musik yang terbaik

untuk proses pembelajaran adalah musik biola dan instrumen-instrumen gesek

lainnya yang kaya akan nada-nada harmonis tinggi dengan denyut pada enam

puluh empat ketukan per menit.

Rauscher (dalam Campbell, 2001) menemukan dalam penelitiannya

tentang pengaruh musik terhadap kapasitas otak manusia. Di antara gubahan-

gubahan musik klasik, misalnya Bach, Handel, Hayden, dan Mozart, ternyata

musik Mozartlah yang paling berpengaruh terhadap perkembangan otak manusia.

Sejak itu, kaset atau disket musik Mozart yang telah diseleksi untuk berbagai

keperluan banyak ditemukan di pasaran. Sebagai contoh, The Mozart Effect -

Music for Babies Volume I - From Time to Sleeping Time, Volume II – Music for

Newborns, Volume III – Nighty Night Mozart; Music for The Mozart Effect

Volume I: Strengthen the Mind, Music for Intelligence and Learning; Volume II –

Heall The Body; Music for Rest and Relaxation; Volume III – Unlock The Creative

Spirit; Music for Creativity and Imagination; Volume IV – Music for Stress

Reduction, Volume V – Music for Study.

“Tune Your Brains with Mozart” yang dipakai dalam PTK ini tersusun

atas: Side one: 1) The Marriage of Figaro Overture; 2) Horn Concerto No. 2 in E-

flat Major, K.417; 3) Eine Kleine Nachtmusick in G - Major, K.525; 4) Symphony

No. 40 in G - Minor, K.550; 5) Symphony No. 39 in E - flat Major, K.543; 6)

Flute Quartet in D Major, K.285; 7) Symphony No. 41 in C Major, K.551; side

two: 1) Symphony No. 35 in D Major, K.285; 2) Disertimento in D Major, K.251;

3) Sympony No. 35 in D Major, K.385; 4) String Quintet in D Major, K.593; 5)

Posthorn Serenade in D Major, K.318; 6) Concerto in Piano and Orchestra No. 21

in C Major; 7) Symphony No. 35 in D Major, K.504.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Kimia

Organik. Utamanya meningkatkan hasil pembelajaran/ prestasi belajar pada

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

62

Page 6: 834

ISSN 0215 - 8250

semester Gasal 2001/2002 dengan rumusan masalah sebagai berikut. “Apakah

tindakan berupa pemberian tugas membuat peta konsep, soal-soal latihan yang

disertai umpan balik, serta pemutaran musik gubahan Mozart dapat meningkatkan

hasil pembelajaran Kimia Organik”?

2. Metoda Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) bersiklus 2 (dua).

Subjek penelitian adalah mahasiswa peserta Kimia Organik di Jurusan Kimia,

FMIPA Universitas Negeri Malang pada semester Gasal 2001/2002 berjumlah 42

orang. Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2001 sampai dengan bulan

Desember 2001.

Diagram alir untuk penelitian ini adalah seperti berikut.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

63

Ide Awal :Meningkatkan kualitas pembelajaran KIB 410

Analisis Situasi :Mahasiswa mengalami

kesulitan dalam mengikuti perkuliahan KIB 410

Perencanaan TindakanSiklus 1Kegiatan 1 : mahasiswa ditugasi membuat peta konsep untuk pokok-pokok bahasan : senyawa karbonil tak jenuh , ; aromatik poliinti; heterosiklik; garam diazonium.Kegiatan 2 : dosen mengajar menggunakan metode ceramah dan tanya jawab untuk pokok-pokok bahasan : senyawa karbonil tak jenuh , ; aromatik poliinti; heterosiklik; garam diazonium.Kegiatan 3 : dosen memeriksa peta konsep dan soal-soal latihan dan memberi umpan balik.

Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Pelaksanaan dan Observasi Siklus I (sesuai rencana)

Perencanaan Tindakan Siklus 2 (Revisi Tindakan Siklus I)

Page 7: 834

ISSN 0215 - 8250

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

64

Page 8: 834

ISSN 0215 - 8250

Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa pengaruh perlakuan yang

digunakan memberikan sinergi terhadap hasil pembelajaran, dan bila hasil

pembelajaran mencapai di atas atau minimal 55, maka tujuan penelitian telah

tercapai. Adapun instrumen yang dipakai untuk menjaring data adalah peta konsep

bentukan mahasiswa. Indikator keberhasilan dalam menyusun peta konsep adalah

sesuai dengan rambu-rambu pembuatan peta konsep yaitu banyaknya konsep yang

relevan yang dikembangkan, banyaknya proposisi yang benar, banyaknya cabang,

banyaknya hubungan silang antarkonsep, dan banyaknya contoh spesifik yang

dikemukakan. Hasil evaluasi pembuatan peta konsep dicatat dengan kualifikasi

a = baik sekali, b = baik, c = cukup.

Untuk mengukur keberhasilan tindakan secara kuantitatif, dipakai

instrumen dalam bentuk soal-soal tes bagian I dan II. Adapun tes bagian I terdiri

atas tes sub bagian A yang meliputi pokok bahasan Senyawa Karbonil Tak Jenuh

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

65

Perencanaan Tindakan Siklus II (revisi Tindakan Siklus 1)Kegiatan 1: dosen mengajar menggunakan metode ceramah dan tanya jawab untuk pokok-pokok bahasan: stereokimia; karbohidrat; asam-asam amino dan protein; lipida. Setelah mengajar dosen memberi soal-soal latihan.Kegiatan 2: mahasiswa ditugasi membuat peta konsep setelah perkuliahan pokok-pokok bahasan: stereokimia, karbohidrat; asam-asam amino dan protein; lipida.Kegiatan 3: dosen memeriksa peta konsep dan soal-soal latihan serta memberi umpan balik. Kegiatan 4: Selama pembelajaran dosen memutar kaset Mozart: Tune Your Brains with Mozart.

Pelaksaan dan Observasi Siklus II (sesuai dengan rencana)

Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Simpulan

Page 9: 834

ISSN 0215 - 8250

, dan Senyawa Aromatik Poliinti, serta tes bagian B yang meliputi Senyawa

Heterosiklik Aromatik dan Garam Diazonium. Sedangkan tes bagian II terdiri atas

tes subbagian A yang meliputi pokok bahasan Stereokimia dan Karbohidrat, tes

subbagian B yang meliputi pokok bahasan Asam-asam Amino dan Protein, tes

subbagian C yang meliputi pokok bahasan Lipida.

Skor tes bagian I merupakan rerata dari skor tes subbagian IA dan IB, dan

skor tes bagian II merupakan rerata dari skor tes sub bagian IIA, IIB dan IIC.

Ragam soal dalam tes meliputi penguasaan tata nama dan struktur senyawa, sifat

fisika dan kimia. Aplikasi pemahaman sifat-sifat kimia zat adalah reaksi-reaksi

kimia, baik reaksi indentifikasi maupun reaksi pembuatan zat. Menurut buku

Pedoman Akademik FMIPA batas kelulusan adalah nilai sama dengan atau lebih

dari 55, oleh karena itu dalam penelitian ini juga dipakai sebagai indikator

keberhasilan (Pedoman Akademik, 2000).

3. Hasil dan Pembahasan

Skenario pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut. Sebelum

pembelajaran mahasiswa diberi tugas membaca dan membuat peta konsep untuk

pokok-pokok bahasan Senyawa Karbonil Tak Jenuh , ; Senyawa Aromatik

Poliinti; Senyawa Aromatik Heterosiklik; Garam Diazonium. Kemudian pengajar

mengajarkan pokok-pokok bahasan tersebut di atas dengan penggunaan metoda

ceramah dan tanya jawab serta pemberian tugas soal-soal latihan yang disertai

umpan balik.

Peta konsep dikumpulkan dan dievaluasi. Tes-tes subbagian diberikan

setelah satu pokok selesai disajikan. Rerata skor tes bagian I merupakan rerata

skor subbagian IA dan IB. Hasil evaluasi peta konsep menunjukkan bahwa

16,67% (7 orang) mendapat nilai a (baik sekali), 11,90% (6 orang) mendapai nilai

b (baik) dan 71,43% (29 orang). Rerata skor tes bagian I adalah 48,63. Karena

angka ini masih di bawah nilai 55, maka dipandang perlu dilakukan Siklus II yang

tindakannya merupakan revisi tindakan Siklus I. Skenario pembelajaran dalam

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

66

Page 10: 834

ISSN 0215 - 8250

Siklus II bertolak dari revisi tindakan pada Siklus I, yaitu pengajar mengajar lebih

dahulu pokok-pokok bahasan Stereokimia, Karbohidrat, Asam-asam Amino dan

Protein, Lipida. Metoda yang dipakai adalah metode ceramah dan tanya jawab

serta pemberian tugas soal-soal latihan yang diberi umpan balik. Kaset Tune Your

Brains with Mozart diputar selama pembelajaran berlangsung. Setelah

pembelajaran pokok-pokok bahasan tersebut selesai, pengajar memberi tugas

membuat peta konsep yang kemudian dikumpulkan dan dievaluasi. Tes subbagian

diberikan setelah penyajian pokok-pokok bahasan selesai.

Rerata skor tes bagian II merupakan rerata skor tes subbagian IIA, IIB, dan

IIC. Rerata skor tes bagian II adalah 58,42. Hasil evaluasi peta konsep pada Siklus

II menunjukkan 23,80% (10 orang) mendapat nilai a (baik sekali), 38,10% (16

orang) mendapat nilai b (baik), dan 38,10% (16 orang) mendapai nilai c (cukup).

Karena itu, dari rerata skor tes bagian maupun dari hasil evaluasi peta

konsep terdapat kenaikan. Untuk skor tes bagian ada kenaikan sebesar (58,42 –

48,63) = 9,79. Dan kenaikan kualifikasi peta konsep rinciannya sebagai berikut.

Kualifikasi a = 23,81% - 16,67% = 7,14%

Kualifikasi b = 38,10% - 11,90% = 26,20%

4. Penutup

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian

telah tercapai. Saran pertama yang dapat diajukan adalah penggunaan musik lokal

misalnya gamelan atau kolintang yang cukup dikenal oleh mahasiswa dengan

catatan bahwa musik lokal tersebut mempunyai kualifikasi sama dengan Mozart

dalam hal merangsang struktur kognitif pebelajar. Saran yang kedua bagi peneliti

lain yang hendak menyelidiki pengaruh tindakan-tindakan terhadap kualitas secara

terpisah.

DAFTAR PUSTAKA

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

67

Page 11: 834

ISSN 0215 - 8250

Campbell, Don. 2000. Efek Mozart. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Carin, A.A. 1993. Teaching Modern Science, Sixth Edition. New York, N.Y.: MacMillan Publishing Company, Inc.

Dembo, M. 1977. Teaching for Learning, Applying Educational Psychology in The Classroom. Santa Monica, CA: Goodyear Publishing Company, Inc.

Dorough, and Rye. Mapping for Understanding. The Science Teacher. (January 1977. p.374)

Dworetsky, J.P. 1988. Psychology. Third Edition. St. Paul, MN: West Publishing Company.

Joyce, B., and Weill, M. 1980. Models of Teaching. Second Edition. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.

Loudon, G.M. 1988. Organic Chemistry. Menlo Park, CA: The Benjamin/ Cummings Publishing Company, Inc.

Mc Taggart. 1993. Action Research A short Modern History. Geelong, Australia: Deakin University Press.

Wade, Jr. 1987. Organic Chemistry. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

68