84283_diagnosis asma didasarkan pada riwayat penyakit

4
Diagnosis asma didasarkan pada riwayat penyakit, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Pada riwayat penyakit akan dijumpai keluhan batuk, sesak, mengi, atau rasa berat di dada. Tetapi kadang-kadang pasien hanya mengeluh batuk-batuk saja yang umumnya timbul pada malam hari atau sewaktu kegiatan jasmani. Adanya penyakit alergi yang lain pada pasien maupun keluarganya seperti rhinitis alergi, dermatitis atopik membantu diagnotis asma. Gejala asma sering timbul pada malam hari, tetapi dapat pula muncul sembarang waktu. Adakalanya gejala lebih sering terjadi pada musim tertentu. Yang perlu diketahui adalah faktor-faktor pencetus serangan. Dengan mengetahui faktor pencetus, kemudian menghindarinya, maka diharapkan gejala asma dapat dicegah. Faktor-faktor pencetus pada asma yaitu: 1. Infeksi virus saluran napas: influenza 2. Pemajanan terhadap allergen tungau, debu rumah, bulu binatang. 3. Pemajanan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi 4. Kegiatan jasmani: lari 5. Ekspresi emosional takut, marah, frustasi 6. Obat-obat aspirin, penyebab beta, anti-inflamasi non- steroid 7. Lingkungan kerja: uap zat kimia 8. Polusi udara: asap rokok 9. Pengawet makanan: sulfit 10. Lain-lain, misalnya haid, kehamilan, sinusitis Yang membedakan asma dengan penyakit paru yang lain yaitu pada asma serangan dapat hilang dengan atau tanpa obat, artinya serangan asma tanpa diobati ada yang hilang sendiri. Tetapi membiarkan pasien asma dalam serangan tanpa obat selain tidak etis, juga dapat membahayakan nyawa pasien. Gejala asma juga sangat bervariasi dari satu individu ke individu lain, dan bahkan bervariasi pada individu sendiri misalnya gejala pada malam hari lebih sering muncul dibanding siang hari. PEMERIKSAAN FISIS Penemuan tanda pada pemeriksaan fisis pasien asma, tergantung dari derajat obstruksi saluran napas. Ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada, pernapasan

Upload: valentine-wijaya

Post on 16-Aug-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

lil

TRANSCRIPT

Diagnosis asma didasarkan pada riwayat penyakit, pemeriksaan fsis, dan pemeriksaan penunjang. Pada riwayat penyakit akan dijumpai keluhan batuk, sesak, mengi, atau rasa berat di dada. Tetapi kadang-kadang pasien hanya mengeluh batuk-batuk saja yang umumnya timbul pada malam hari atau sewaktu kegiatan jasmani. Adanya penyakit alergi yang lain pada pasien maupun keluarganya seperti rhinitis alergi, dermatitis atopik membantu diagnotis asma. Gejala asma sering timbul pada malam hari, tetapi dapat pula muncul sembarang waktu. Adakalanya gejala lebih sering terjadi pada musim tertentu. ang perlu diketahui adalah !aktor-!aktor pencetus serangan. Dengan mengetahui !aktor pencetus, kemudian menghindarinya, maka diharapkan gejala asmadapat dicegah."aktor-!aktor pencetus pada asma yaitu#$. %n!eksi &irus saluran napas# in'uen(a). Pemajanan terhadap allergen tungau, debu rumah, bulu binatang.*. Pemajanan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi+. ,egiatan jasmani# lari-. .kspresi emosional takut, marah, !rustasi/. 0bat-obat aspirin, penyebab beta, anti-in'amasi non-steroid1. 2ingkungan kerja# uap (at kimia3. Polusi udara# asap rokok4. Pengawet makanan# sulft$5. 2ain-lain, misalnya haid, kehamilan, sinusitisang membedakan asma dengan penyakit paru yang lain yaitu pada asma serangan dapat hilang dengan atau tanpa obat, artinya serangan asma tanpa diobati ada yang hilang sendiri. Tetapi membiarkan pasien asma dalam serangan tanpa obat selain tidak etis, juga dapat membahayakan nyawa pasien. Gejala asma juga sangat ber&ariasi dari satu indi&idu ke indi&idu lain, dan bahkan ber&ariasi pada indi&idu sendiri misalnya gejala pada malam hari lebih sering muncul dibanding siang hari.PEMERIKSAAN FISISPenemuan tanda pada pemeriksaan fsis pasien asma, tergantung dari derajat obstruksi saluran napas. .kspirasi memanjang, mengi, hiperin'asi dada, pernapasan cepat sampai sianosis dapat dijumpai pada pasien asma. Dalam praktek jarang dijumpai kesulitan dalam membuat diagnosis asma, tetapi sering pula dijumpai pasien bukan asma mempunyai mengi, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.PEMERIKSAAN PENUNJANGSpirometri6ara yang paling cepat dan sederhana untuk menegakkan diagnosisasma adalah melihat respons pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator hirup 7inhaler atau nebulizer) golongan adrenergic beta. Peningkatan 8.P% sebanyak $)9 atau 7 menunjukkan diagnosis asma. Tetapi respons yang kurang dari $)9 atau 7tidak berarti bukan asma. :al-hal tersebut dapat dijumpai pada pasien yang sudah normal atau mendekati normal. Demikian pula respons terhadap bronkodilator tidak dijumpai pada obstruksi saluran napas yang berat, oleh karena obat tunggal bronkodilator tidak cukup kuat memberikan e!ek yang diharapkan. ;ntuk melihat re&ersibilitas pada hal yang disebutkan diatas mungkin diperlukan kombinasi obat golongan adrenergik beta, teoflin dan bahkan kortikosteroid untuk jangka waktu pengobatan )-* minggu. ika pemeriksaan spirometri normal, untuk menunjukkan adanya hipereakti&itas bronkus dilakukan uji pro&okasi bronkus. Ada beberapa cara untuk melakukan uji pro&okasi bronkus seperti uji pro&okasi dengan histamine, metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam hipertonik, dan bahkan dengan a?ua destilata. Penurunan 8.P% sebesar )59 atau lebih dianggap bermakna. ;ji dengan kegiatan jasmani, dilakukan dengan menyuruh pasien berlari cepat selama / menit sehingga mencapai denyut jantung 35-459 dari maksimum. Dianggap bermakna bila menunjukkan penurunan AP. 7Arus Puncak .kspirasi@ paling sedikit $59. Akan halnya uji pro&okasi dengan allergen, hanya dilakukan pada pasien yang alergi terhadap allergen yang duji.Pemeriksaan sputumAputum eosinofl sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrophil sangat dominan pada bronchitis kronik. Aelain untuk melihat adanya eosinophil, kristal Charcot-Leyden, dan Spiral Curschmann, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium Aspergillus fumigatus.Pemeriksaan eosinofl total>umlah eosinofl total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan asma dan bronkitis kronik. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai sebagai patokanuntuk menentukan cukup tidaknya dosis kortikosteroid yang dibutuhkan pasien asma.Uji kulitTujuan uji kulit adalah untuk menunjukkan adanya antibody %g. spesifk dalam tubuh. ;ji ini hanya menyokong anamnesis, karena uji allergen yang positi! tidak selalu merupakan penyebab asma, demikian pula sebaliknya.Pemeriksaan kaar I!E total an I!E spesifk alam sputum ,egunaan pemeriksaan %g. total hanya untuk menyokong adanya atopi. Pemeriksaan %g. spesifk lebih bermakna dilakukan bila uji kulit tidak dapat dilakukan atau hasilnya kurang dapat dipercaya.Foto aaPemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran napas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, atelectasis, dan lain-lain.Analisis !as ara"Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada asma yang berat. Pada !ase awal serangan, terjadi hipoksemia dan hipokapnia 7Pa60) B *- mm:g@ kemudian pada stadium yang lebih berat Pa60) justru mendekati normal sampai normo-kapnia. Aelanjutnya pada asma yang sangat berat terjadinya hiperkapnia 7Pa60) +- mm:g@, hipoksemia, dan asidosis respiratorik.#IAGN$SIS %AN#ING #AN K$MP&IKASI ASMA#ia!nosis banin!%ronkitis kronik' =ronkitis kronik ditandai dengan batuk kronik yang mengeluarkan sputum * bulan dalam setahun untuk sedikitnya ) tahun. Penyebab batuk kronik seperti tuberculosis, bronkitis atau keganasan harus disingkirkan dahulu. Gejala utama batuk disertai sputum biasanya didapatkan pada pasien berumur lebih dari *- tahun dan perokok berat. Gejalanya dimulai dengan batuk pagi hari, lama kelamaan disertai mengi dan menurunnya kemampuan kegiatan jasmani. Pada stadium lanjut dapat ditemukansianosis dan tanda-tanda kor pulmonal.