85346911-etika-pelayanan-kefarmasian

4
ETIKA PELAYANAN KEFARMASIAN I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Etika dan Hukum Kata etik atau etika berasal dari kata Yunani yaitu 1) Ethos yang berarti kebiasaan atau adat 2) Ethicos yang berarti perasaan batin atau kecenderungan batin yang mendorong manusia dalam berperilaku. Dengan demikian, kode etik (ethics code) adalah tanda “tanggung jawab moralitas”, sopan santun dalam melaksanakan suatu profesi, sesuai dengan keahlian (wewenang) yang dimiliki oleh seseorang. Hukum dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan bersama tentang hak dan kewajiban, yang apabila dilanggar akan memperoleh suatu sanksi yang tegas dan konkret. Jadi fungsi hukum adalah mengatur tatanan kehidupan dalam melaksanakan hak dan kewajiban di masyarakat. Oleh sebab itu, untuk melindungi kepentingan masyarakat, maka perilaku seseorang dalam menjalankan profesinya tidak cukup hanya diatur oleh kaidah etika, tetapi juga perlu adanya kaidah hukum, agar kepentingan yang diatur dan dilindungi oleh kaidah etika dapat berlaku secara efektif. 2. Tujuan Tujuannya adalah agar APA dapat memahami dan mengerti mengenai: 1. Apa yang menjadi perbedaan antara kaidah etika dan hukum dalam menjalankan profesi apoteker di apotek? 2. Bagaimana cara seorang apoteker melaksanakan etika pelayanan kefarmasian di apotek, baik kepada konsumen ataupun kepada dokter?

Upload: nadia-fahmi-silabi

Post on 14-Dec-2014

25 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 85346911-ETIKA-PELAYANAN-KEFARMASIAN

ETIKA PELAYANAN KEFARMASIAN

I. PENDAHULUAN

1. Pengertian Etika dan Hukum

Kata etik atau etika berasal dari kata Yunani yaitu 1) Ethos yang berarti

kebiasaan atau adat 2) Ethicos yang berarti perasaan batin atau

kecenderungan batin yang mendorong manusia dalam berperilaku. Dengan

demikian, kode etik (ethics code) adalah tanda “tanggung jawab moralitas”,

sopan santun dalam melaksanakan suatu profesi, sesuai dengan keahlian

(wewenang) yang dimiliki oleh seseorang.

Hukum dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan

bersama tentang hak dan kewajiban, yang apabila dilanggar akan

memperoleh suatu sanksi yang tegas dan konkret. Jadi fungsi hukum adalah

mengatur tatanan kehidupan dalam melaksanakan hak dan kewajiban di

masyarakat.

Oleh sebab itu, untuk melindungi kepentingan masyarakat, maka perilaku

seseorang dalam menjalankan profesinya tidak cukup hanya diatur oleh

kaidah etika, tetapi juga perlu adanya kaidah hukum, agar kepentingan yang

diatur dan dilindungi oleh kaidah etika dapat berlaku secara efektif.

2. Tujuan

Tujuannya adalah agar APA dapat memahami dan mengerti mengenai:

1. Apa yang menjadi perbedaan antara kaidah etika dan hukum dalam

menjalankan profesi apoteker di apotek?

2. Bagaimana cara seorang apoteker melaksanakan etika pelayanan

kefarmasian di apotek, baik kepada konsumen ataupun kepada dokter?

Page 2: 85346911-ETIKA-PELAYANAN-KEFARMASIAN

II. KAIDAH ETIKA DAN HUKUM

Dalam melakukan penyerahan perbekalan farmasi (obat) kepada konsumen

di apotek diatur oleh 2 macam kaidah yaitu kaidah etika dan kaidah hukum,

sehingga seorang apoteker dapat mengetahui wewenang dan tanggung

jawab apa saja yang dapat dilimpahkan kepadanya dalam pelayanan

kefarmasian kepada masyarakat. Bagaimana seorang apoteker (APA)

melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaan kefarmasian di apotek

sesuai dengan kode etik kefarmasian baik kepada konsumen ataupun kepada

profesi lain? Apakah bila seorang apoteker melanggar kode etik pelayanan

kefarmasian akan ada sanksi pidananya?

A.Kode Etik Pelayanan Kefarmasian

Yang menjadi dasar kode etik pelayanan kefarmasian bagi apoteker

dalam melaksanakan fungsinya di apotek dapat dilihat dari dua sudut

yaitu :

1) Batas keilmuan dan wewenang apoteker yaitu hanya sebatas :

membuat, mengolah, meracik, mengubah bentuk, mencampur,

menyimpan dan menyerahkan obat atau bahan obat kepada

konsumen.

2) Tugas dan tanggung jawab moral apoteker yaitu:

a) Menghormati hak-hak konsumen seperti :

• Wajib melayani permintaan obat dari dokter, dokter gigi,

dokter hewan sesuai dengan peraturan yang berlaku

• Tidak mengurangi jumlah obat artinya bahwa apoteker itu

dilarang untuk menyerahkan jumlah obat yang tidak sesuai

Page 3: 85346911-ETIKA-PELAYANAN-KEFARMASIAN

dengan yang diminta di resep tanpa adanya persetujuan dari

dokter atau konsumennya

• Tidak menyerahkan obat yang sudah rusak atau melampaui

batas kadaluarsa (expired) artinya bahwa apoteker dilarang

untuk menyerahkan obat yang tidak lagi memenuhi syarat

baku yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia.

• Tidak menggan jenis obat artinya bahwa apoteker dilarang

untuk menyerahkan obat yang tidak sesuai dengan yang

diminta di resep atau mengganti dengan obat lain yang

fungsi dan isinya sama (lain merk) tanpa adanya persetujuan

dokter atau dari konsumennya.

• Wajib menyimpan resep minimal selama 3 tahun, dan dapat

memberikan informasi kembali tentang resep tersebut,

apabila konsumen atau dokter penulis resep tersebut

memerlukannya.

• Wajib memberikan informasi tentang cara dan waktu pakai,

jumlah pemakaian dalam sehari, cara menyimpan obat di

rumah, efek samping yang mungkin akan terjadi dan cara

mengatasinya.

b) Menghormati hak-hak profesi lain (dokter) yaitu :

• Tidak melakukan diagnosis penyakit, pengobatan dan

perawatan artinya bahwa apoteker dan petugas apotek

lainnya tidak melakukan suatu diagnosis dan pengobatan

terhadap (gejala) suatu penyakit yang dialami konsumen.

Akan tetapi apabila apoteker memberikan informasi sesuai

dengan keilmuan tentang fungsi obat dan konsumen

Page 4: 85346911-ETIKA-PELAYANAN-KEFARMASIAN

menetapkan untuk membeli obat dan mengobati sendiri

penyakitnya (self medication), maka apoteker dan petugas

apotek dapat menyerahkan obat tersebut sesuai dengan etika

dan peraturan yang berlaku.

• Tidak mengganti jenis obat artinya bahwa apoteker dan

petugas apotek lainnya dilarang mengganti obat yang

diminta di resep dengan obat lain yang fungsi dan isinya

sama (lain merk) tanpa adanya persetujuan dokternya.

• Bial dokter menuylis dosis obat yang melebihi dosis

maksimal, maka apoteker dan petugas apotek lainnya harus

meminta “paraf dokter” dan :tanda seru” dibelakang jumlah

obatnya sebelum obat tersebut diserahkan kepada

konsumen.

• Tidak menangani efek samping obat yang dialami oleh

konsumen artinya bahwa apoteker dan petugas apotek

lainnya dilarang mengobati (memberi obat) untuk

mengatasi efek samping yang dialami oleh konsumen tanpa

persetujuan dokter.