88529784-esensialisme
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
1/11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSebagai hasil dari pemikiran para filosuf, filsafat telah melahirkan berbagai
macam pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filosuf
itu ada kalanya saling menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini
antara lain disebabkan oleh pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda
walaupun untuk objek dan masalah yang sama. Karena perbedaan dalam
pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan berbeda. Perbedaan
pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat pendidikan,
sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum, maka dalam
membahas filsafat pendidikan akamn berangkat dari filsafat. Dalam arti, filsafat
pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan
menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia
tentang realitas, pengetahuan, dan nilai.Dalam dunia pendidikan, manusia memiliki rasionalitas berpikir untuk
memecahkan masalahnya, baik berupa reaksi, aksi maupun keinginan (cita-cita).
Pengertian masing-masing suatu kesimpulan sebagai belum final, valid, tidak
mutlak dan lain sebagainya, memberi kebebasan untuk menganut atau menolak
suatu aliran. Sikap demikian pra kondisi bagi perkembangan aliran-aliran filsafat,
salah satunya adalah aliran filsafat pendidikan Esensialisme, banyak yang perlu
kita ketahui dalam aliran tersebut. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis
akan menguraikan bagaimana sebenarnya aliran filsafat pendidikan esensialisme
itu.
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
2/11
2
B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apakah pengertian dari filsafat pendidikan esensialisme?2. Bagaimanakah sejarah lahirnya ajaran esensialisme?3. Bagaimanakah dasar filosofis filsafat pendidikan esensialisme?4. Bagaimanakah karakteristik filsafat pendidikan esensialisme?5. Bagaimanakah teori pendidikan menurut esensialisme?6. Siapakah tokoh-tokoh filsafat pendidikan esensialisme?
C. TujuanAdapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk:
1. Mengetahui pengertian dari filsafat pendidikan esensialisme.2. Mengetahui sejarah lahirnya ajaran esensialisme.3. Mengetahui dasar filosofis filsafat pendidikan esensialisme.4. Mengetahui karakteristik filsafat pendidikan esensialisme.5. Mengetahui teori pendidikan menurut esensialisme.6. Mengetahui tokoh-tokoh filsafat pendidikan esensialisme.
D. ManfaatAdapun manfaat dari makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahui pengertian dari filsafat pendidikan esensialisme.2. Dapat mengetahui bagaimana sejarah lahirnya ajaran esensialisme.3. Dapat mengetahui dasar filosofis filsafat pendidikan esensialisme.4. Dapat mengetahui karakteristik filsafat pendidikan esensialisme.5. Dapat mengetahui teori pendidikan menurut esensialisme.6. Dapat mengetahui tokoh-tokoh filsafat pendidikan esensialisme.
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
3/11
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan EsensialismeEsensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat manusia. Aliran Filsafat
Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia
kembali kepada kebudayaan lama. Mereka beranggapan bahwa kebudayaan lama
itu telah banyak memperbuat kebaikan-kebaikan untuk umat manusia. Yang
mereka maksud dengan kebudayaan lama itu adalah yang telah ada semenjak
peradaban manusia yang pertama-tama dahulu.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-
nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan
nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Menurut esensialisme
pendidikan harus bertumpu pada nilai-nilai yang telah teruji ketangguhannya,
dan kekuatannya sepanjang masa sehingga nilai-nilai yang tertanam dalam
warisan budaya / sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang berbentuk secaraberangsur-angsur melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun, di
dalam telah teruji dalam gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam
perjalanan waktu.
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang
memprotes terhadap skeptisisme dan sinisme dari gerakan progrevisme terhadap
nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/ sosial.B. Sejarah Lahirnya Ajaran Esensialisme
Esensialisme muncul pada zaman Renaissance, ia memberikan dasar
berpijak pada pendidikan yang penuh flexibilitas dimana terbuka untuk
perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
4/11
4
Didalam zaman Renaissance itu telah berkembang dengan megahnya
usaha-usaha untuk menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan kesenian serta
kebudayaan purbakala, terutama dizaman Yunani dan Romawi purbakala.
Renaissance itu merupakan reaksi terhadap tradisi dan sebagai puncak timbulnya
individualisme dalam berpikir dan bertindak dalam semua cabang dari aktivitas
manusia. Sumber utama dari kebudayaan itu terletak dalam ajaran para ahli
filsafat, ahli-ahli pengetahuan yang telah mewariskan kepada umat manusia
segala macam ilmu pengetahuan yang telah mampu menembus lipatan qurun dan
waktu dan yang telah banyak menimbulkan kreasi-kreasi bermanfaat sepanjang
sejarah umat manusia.
Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-
konsep pikir esensialisme, karena timbul di zaman itu, esensialisme adalah
konsep meletakkan ciri modern. Aliran muncul sebagai reaksi terhadap
simbolisme mutlak dan dogmatis, abad pertengahan. Maka disusunlah konsep
yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang
memenuhi tuntutan zaman.
C. Dasar Filosofis Filsafat Pendidikan EsensialismeEsensialisme dalam melakukan gerakan pendidikan bertumpu pada
mazhab filsafat idealisme dan realisme, meskipun kaum idealisme dan kaum
realisme berbeda pandangan filsafatnya, mereka sepaham bahwa :
a. Hakikat yang mereka anut makna pendidikan bahwa anak harusmenggunakan kebebasannya, dan ia memerlukan disiplin orang dewasa
untuk membantu dirinya sebelum sendiri dapat mendisiplinkan dirinya.
b. Manusia dalam memilih suatu kebenaran untuk dirinya sendiri danlingkungan hidupnya mengandung makna pendidikan bahwa generasi perlu
belajar untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya dan kesejahteraan
sosial.
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
5/11
5
D. Karakteristik Filsafat Pendidikan EsensialismeCiri-ciri filsafat pendidikan esensialisme yang disarikan oleh
William.C.Bagley adalah sebagai berikut :
a. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upayabelajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan
dari dalam jiwa.
b. Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang yang belum dewasa adalahmelekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang
khusus pada spesies manusia.
c. Mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakkan disiplinadalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Di
kalangan individu maupun bangsa, kebebasan yang sesungguhnya selalu
merupakan sesuatu yang dicapai melalui perjuangan tidak pernah merupakan
pemberian.
d. Esensialisme menawarkan teori yang kokoh kuat tentang pendidikan,sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progressive) memberikan sebuah
teori yang lemah.
E. Teori Pendidikan Esensialisme1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan esensialisme adalah menyampaikan warisan
budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun,
dasar bertahan sepanjang waktu untuk diketahui oleh semua orang.
Pengetahuan ini diikuti oleh keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang tepat
untuk membentuk unsur-unsur yang inti (esensiliasme), sebuah pendidikan
sehingga pendidikan bertujuan mencapai standart akademik yang tinggi,
pengembangan intelek atau kecerdasan.
2. Metode pendidikana. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered)
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
6/11
6
b.Umumnya diyakini bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yangdiinginkan, dan mereka harus dipaksa belajar.
c. Metode utama adalah latihan mental, misalnya melalui diskusi danpemberian tugas, penguasaan pengetahuan, misalnya melalui penyampaian
informasi dan membaca.
3. PelajarSiswa adalah mahluk rasional dalam kekuasaan fakta & keterampilan-
keterampilan pokok yang siap melakukan latihan-latihan intelektif atau
berfikir.
4. Pengajara. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi & menguasai kegiatan kegiatan
di kelas.
b.Guru berperan sebagai sebuah contoh dalam pengawasan nilai-nilai danpenguasaan pengetahuan atau gagasan.
5. Pandangan Esensialisme Mengenai BelajarIdealisme, sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya mengenai
pribadi individu dengan menitik beratkan pada aku. Menurut idealisme, bila
seorang itu belajar pada taraf permulaan adalah memahami akunya sendiri,
terus bergerak keluar untuk memahami dunia obyektif. Dari mikrokosmos
menuju ke makrokosmos. belajar dapat didefinisikan sebagai jiwa yang
berkembang pada sendirinya sebagai substansi spiritual. Jiwa membina dan
menciptakan diri sendiri.
6. Pandangan Esensialisme Mengenai KurikulumBeberapa tokoh idealisme memandang bahwa kurikulum itu
hendaklah berpangkal pada landasan idiil dan organisasi yang kuat. Herman
Harrel Horne dalam bukunya mengatakan bahwa hendaknya kurikulum itu
bersendikan alas fundamen tunggal, yaitu watak manusia yang ideal dan ciri-
ciri masyarakat yang ideal. Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan
ditujukan kepada yang serba baik. Atas ketentuan ini kegiatan atau keaktifan
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
7/11
7
anak didik tidak terkekang, asalkan sejalan dengan fundamen-fundamen yang
telah ditentukan.
Bogoslousky mengutarakan di samping menegaskan supaya kurikulum
dapat terhindar dari adanya pemisahan mata pelajaran yang satu dengan yang
lain, kurikulum dapat diumpamakan sebagai sebuah rumah yang mempunyai
empat bagian:
1. Universum: Pengetahuan merupakan latar belakang adanya kekuatansegala manifestasi hidup manusia. Di antaranya adalah adanya kekuatan-
kekuatan alam, asal usul tata surya dan lain-Iainnya. Basis pengetahuan
ini adalah ilmu pengetahuan alam kodrat yang diperluas.
2. Sivilisasi: Karya yang dihasilkan manusia sebagai akibat hidupmasyarakat. Dengan sivilisasi manusia mampu mengadakan pengawasan
tcrhadap lingkungannya, mengejar kebutuhan, dan hidup aman dan
sejahtera .
3. Kebudayaan: Kebudayaan mempakan karya manusia yang mencakup diantaranya filsafat, kesenian, kesusasteraan, agama, penafsiran dan
penilaian mengenai lingkungan.
4. Kepribadian: Bagian yang bertujuan pembentukan kepribadian dalam artiriil yang tidak bertentangan dengan kepribadian yang ideal. Dalam
kurikulum hendaklah diusahakan agar faktor-faktor fisik, fisiologi,
emosional dan ientelektual sebagai keseluruhan, dapat berkembang
harmonis dan organis, sesuai dengan kemanusiaan ideal.
Robert Ulich berpendapat bahwa meskipun pada hakikatnya kurikulum
disusun secara fleksibel karena perlu mendasarkan atas pribadi anak,
fleksibilitas tidak tepat diterapkan pada pemahaman mengenai agama dan
alam semesta. Untuk ini perlu diadakan perencanaan dengan keseksamaan dan
kepastian. Butler mengemukakan bahwa sejumlah anak untuk tiap angkatan
baru haruslah dididik untuk mengetahui dan mengagumi Kitab Suci.
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
8/11
8
Sedangkan Demihkevich menghendaki agar kurikulum berisikan moralitas
yang tinggi .
Realisme mengumpamakan kurikulum sebagai balok-balok yang
disusun dengan teratur satu sama lain yaitu disusun dari paling sederhana
sampai kepada yang paling kompleks. Susunan ini dapat diutarakan ibarat
sebagai susunan dari alam, yang sederhana merupakan fundamen at au dasar
dari susunannya yang paling kompleks. Jadi bila kurikulum disusun atas dasar
pikiran yang demikian akan bersifat harmonis.
F. Tokoh-Tokoh Filsafat Pendidikan Esensialisme dan PandangannyaAdapun pandangan tentang pendidikan dari tokoh pendidikan Renaisans
yang pertama:
1. Johan Amos Cornenius (1592-1670) yaitu agar segala sesuatu diajarkanmelalui indra, karena indra adalah pintu gerbangnya jiwa.
2. Johan Frieddrich Herbart (1776-1841) mengatakan bahwa tujuan pendidikanadalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebijaksanaan Tuhan artinya
adanya penyesuaian dengan hukum kesusilaan. Proses untuk mencapai
tujuan pendidikan itu oleh Herbart disebut pengajaran.
3. William T. Harris (1835-1909) tugas pendidikan adalah menjadikanterbukanya realitas berdasarkan susunan yang tidak terelakkan dan
bersendikan ke kesatuan spiritual sekolah adalah lembaga yang memelihara
nilai-nilai yang turun menurut, dan menjadi penuntun penyesuaian orang
pada masyarakat.
Tokoh lainnya antara lain:
1. George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)Mengemukakan adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi
suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual.
2. George SantayanaDia memadukan antara aliran idealisme dan realisme dalam suatu sintesa
dengan mengatakan bahwa nilai tidak dapat ditandai dengan suatu konsep
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
9/11
9
tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan
adanya kualitas tertentu.
Tokoh-tokoh terkemuka yang berperan dalam penyebaran aliran esensialisme
diantaranya adalah Desidarius Erasmus, Johann Amos Comenius, John Locke,
Johann Henrich Pesta Lozzi, Johann Friederich Frobel, Johann Friedrich Herbart
dan William T. Harris.
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
10/11
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANAdapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Filsafat pendidikan esensialisme adalah suatu aliran filsafat yangmenginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama dan
menganggap bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang
memiliki kejelasan dan tahan lama yang mempunyai tata yang jelas.
2. Sejarah lahirnya ajaran esensialisme yaitu pada zaman Renaissance, iamemberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh flexibilitas dimana
terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin
tertentu.
3. Dasar filosofis filsafat pendidikan esensialisme bertumpu pada mazhabfilsafat idealisme dan realisme.
4. Karakteristik filsafat pendidikan esensialisme menurut William C. Bagleyterkait dengan minat belajar, pengawasan dan bimbingan, penegakan disiplin
serta teori yang kuat tentang pendidikan.
5. Teori pendidikan menurut esensialisme terkait dengan tujuan pendidikan,metode pendidikan, pelajar, pengajar, pandangan mengenai belajar dan
kurikulum.
6. Tokoh-tokoh filsafat pendidikan esensialisme antara lain: Johan AmosCornenius, Johan Frieddrich Herbart dan William T. Harris.
B.
SARANAdapun saran dari makalah ini yaitu dalam mempelajari paham filsafat pendidikan
esensialisme, pembaca sebaiknya melakukan perbandingan terhadap paham yang
lain sehingga tidak hanya terpaku pada satu paham saja dalam mempelajari ilmu
filsafat pendidikan.
-
7/28/2019 88529784-esensialisme
11/11
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Aliran Esensialisme Dalam Filsafat Pendidikan.
http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com/2011/01/aliran-
esensialisme-dalam-filsafat.html (Diakses pada tanggal: 27 Oktober 2011)
Caniago, Muchlis. Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme. Blog Mukhlis Berbagi
Ilmu. Diterbitkan pada tanggal: 02 Januari 2011.
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2011/01/02/aliran-filsafat-pendidikan-
esensialisme/ (Diakses pada tanggal: 27 Oktober 2011)
Harum, Akhmad. Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme . Blog Akhmad Harum
BK 09. Diterbitkan pada tanggal: 02 Maret 2011.
http://akhmadharumbko9unm.blogspot.com/2011/03/aliran-filsafat-
pendidikan-esensialisme.html (Diakses pada tanggal: 27 Oktober 2011)
Muttaqin, Imamul. Aliran-Aliran Pendidikan . Blog UIN Maliki Malang.
Diterbitkan pada tanggal: 13 Maret 2011. http://blog.uin-
malang.ac.id/muttaqin/2011/03/13/aliran-aliran-pendidikan/ (Diakses padatanggal: 27 Oktober 2011)
Rukkiyah, Hadi. Filsafat Pendidikan Esensialisme . Blog Hadi Rukkiyahs.
Diterbitkan pada tanggal: 25 Juli 2010.
http://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/filsafat-pendidikan-esensialisme
.html (Diakses pada tanggal: 27 Oktober 2011)
http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com/2011/01/aliran-esensialisme-dalam-filsafat.htmlhttp://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com/2011/01/aliran-esensialisme-dalam-filsafat.htmlhttp://mukhliscaniago.wordpress.com/2011/01/02/aliran-filsafat-pendidikan-esensialisme/http://mukhliscaniago.wordpress.com/2011/01/02/aliran-filsafat-pendidikan-esensialisme/http://akhmadharumbko9unm.blogspot.com/2011/03/aliran-filsafat-pendidikan-esensialisme.htmlhttp://akhmadharumbko9unm.blogspot.com/2011/03/aliran-filsafat-pendidikan-esensialisme.htmlhttp://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/2011/03/13/aliran-aliran-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/2011/03/13/aliran-aliran-pendidikan/http://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/filsafat-pendidikan-esensialisme.htmlhttp://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/filsafat-pendidikan-esensialisme.htmlhttp://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/filsafat-pendidikan-esensialisme.htmlhttp://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/filsafat-pendidikan-esensialisme.htmlhttp://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/2011/03/13/aliran-aliran-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/2011/03/13/aliran-aliran-pendidikan/http://akhmadharumbko9unm.blogspot.com/2011/03/aliran-filsafat-pendidikan-esensialisme.htmlhttp://akhmadharumbko9unm.blogspot.com/2011/03/aliran-filsafat-pendidikan-esensialisme.htmlhttp://mukhliscaniago.wordpress.com/2011/01/02/aliran-filsafat-pendidikan-esensialisme/http://mukhliscaniago.wordpress.com/2011/01/02/aliran-filsafat-pendidikan-esensialisme/http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com/2011/01/aliran-esensialisme-dalam-filsafat.htmlhttp://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com/2011/01/aliran-esensialisme-dalam-filsafat.html