89844258 dermatitis kontak iritan

Upload: firdaus-saputra

Post on 04-Jun-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    1/20

    DERMATITIS KONTAK IRITAN

    Dr. Donna Partogi, SpKKNIP. 132 308 883

    DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINFK.USU/RSUP H.ADAM MALIK/RS.Dr.PIRNGADIMEDAN2008

    Donna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009DERMATITIS KONTAK IRITAN

    PENDAHULUANDermatitis Kontak Iritan (DKI) adalah suatu proses inflamasi local pada

    kulitjika berkontak dengan zat yang bersifat iritan.1,2,3

    Secara umum, terdapat dua macam DKIyang bergantung dari jenis bahan iritannya, yaitu DKI akut dan akumulatif.1,3

    Pada DKI akut,, kerusakan kulit oleh bahan iritan terjadi hanya dalam satukalipajanan.1,3Zat yang menyebabkan DKI akut adalah zat yang cukup iritan untukmenyebabkan kerusakan kulit bahkan dalam satu pajanan. Mencakup di dalamnyaadalahasam pekat, basa pekat, cairan pelarut kuat, zat oksidator dan reduktorkuat.4

    Sedangkan pada DKI kumulatif (DKIK) kerusakan terjadi setelah beberapakalipajanan pada lokasi kulit yang sama , yaitu terhadap zat ? zat iritan lemahseperti : air,deterjen, zat pe;arut lemah, minyak dan pelumas.1,3-8

    Zat ? zat ini tidak cukup toksikuntuk mneimbulkan kerusakan kulit pada satu kali pajanan, melainkan secaraperlahan ?

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    2/20

    lahan hingga pada sutau saat kerusakannya , mampu menimbulka\n inflamsi.PenyebabDKI kumulatif biasanya bersifat multifaktorial.4,9

    EPIDEMIOLOGI

    Priatna B ( 1997 ) dari Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa hampir90% penyakit kulit akibat kerja di Indonesia adalah dermatitis kontak yangmeliputiDKI, dermatitis Kontak Alergi (DKA) dan dermatitis kontak foto.10Hasil survei pusatHiperkes mengumpukan bahwa bahan ? bahan yang menimbulkan kontak iritasiadalahsabun, deterjen, bahan pembersih, pelarut ( solvent ) dan pewarna. MenurutKurniati SCdi RSUD Tangerang ( dari Oktiober 1996 sampai Oktober 1997 ), ditemukan 51kasuspenderita , 41,17% DKI dan 5,88% berupa dermatitis akinat kerja. Kasus

    ?kasus tersebutdisebabkan pekerjaan mencuci , yakni kontak langsung dengan sabun dandeterjen.Sedangkan dari tahun 1999 ? 2001 di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo kasusDKIKakibat deterjen pertahun berkisar 9.09% hingga 20.95% daris eluruhdermatitis kontak.11

    Donna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009PATOGENESIS

    Mekanisme patogenesis DKIK dapat terjadi melalui dua cara yaitu melaluimekanisme kerusakan fungsi sawar kulit yang diperankan oleh stratumkorneum danpelepasan mediator akibat kerusakan keratinosit.9

    Stratum korneum memiliki banyak fungsi, salah satunya adalahs ebagailapisansawar pelindung yang mnecegah pelepasan cairan berlebih dari kulit. Fungsiintegritaskulit bergantung pada kadar kelembaban stratum korneum.12

    Kerusakan akibat pajanan zat iritan dimulai dengan kerusakan lapisan lipiddanNatural Moisturizing Factor ( NMF) sehingga terjadi kekeringan kulit (desikasi ),kemudian kelainan stratum korneum ini akan mnegakibatkan kulit kehilanganfungsisawarnya.13

    Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya pajanan langsung sel kulit yangmasih hidup ( viable ) terhadap zat iriutan tersebut. Jika zat iritan telahdapat mencapaimembran lipid keratinosit, maka zat tersebut dapat berdifusi melaluimembran untukmerusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti.9

    Aktivasi enzim fosfolipase oleh kerusakan keranitosit memicu pelepasan AA(

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    3/20

    arachidonic acid ), DAG (diacylglyceride ), IP3 (inositides ) dan PAF (palted activatingfactor ). AA akan mengalami peruabhan menjadi PGs (prostaglandin) dan LTs(leukotrin). DAG akan merangsang ekspresi gen sehingga terjadi sintesisprotein berupa IL ? 1(interleukin ? 1 ) an GMCSF (granulocyte ?macrophagecolony stimulating factor ). IL -1 akan mnegaktifkan sel Th ( T helper )

    untuk memproduksi IL-2 dan mengekspresikan reseptor IL-2 , terjadoperangsangan autokrin, di samping merangsang proliferasi sel ? seltersebut. Keratinosit juga mengekspresikan molekul permukaan HLA ?DR (humanleukocyte antigen DR ) dan ICAM -1 (intercellular adhesion molecule 1 ).Prostaglandin dan LTs akan merangsang dilatasi pembuluh darah ,menyebabkan terjadinya trandsuikomplemen, dan aktivasi system kinin.Prostaglandin dan LTs berperan pula sebagai chemoairactans bagi neutrofildan limfosiy serta mengaktiovasi sel mast untuk melepaskan histamin, LTsdan PGs lain.Seluruh proses tersebut di atas menyebabkan perubahan seluler.14

    Faktor ? faktor pencetus terjadinya DKIK berhubungan dengan zat iritan,pajanan

    ( waktu dan frekeunsi ) lingkungan ( tekanan mekanis, suhu dan kelembaban )sertabergantung pada faktor predisposisi yaitu karakteristik individu ( umur,jenis kelamin,Donna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009etnis, penyakit kulit yang telah ada, atopi, lokasi anatomis yang terpajandan profesi).3,4,5,9

    Faktor zat iritan mencakup sifat disik dan kimia zat tersebut seperti :ukuranmolekul, ionisasi, polarisasi, PH dan kelarutan.Sedangkan faktor pajananmeliputi :konsentrasi , volum, waktu aplikasi serta durasi pajanan. Umumnya , waktupajanan yanglama dan volum yang besar meningkatkan penetrasi.12

    Pengaruh lingkungan , seperti kelembaban yang rendah dan suhu yang dingin,merupakan faktor penting dalam menurunkan kadar air stratum korneum. Suhuyangdingin saja dapat menurunkan kelenturan lapisan tanduk, sehinggamenyebabkanretaknya stratum korneum

    3.Oklusi meningktkan kadar air strtaum korneum sehingga

    menurunkan fungsi efisiensi sawarnya.15

    Hal ini mengakibatkan peningkatkan absorpiperkutan zat ? zat yang larut dalam air.3

    Penderita atopi rentan terhadap efek iritasi zat iritan. Kandungan zatiritan jugapenting dalam meningkatkan iritasi. Kebanyakn produk pemersih kulit dipasaran dapatmneyebabkan efek iritasi primer jika digunakan berulang ?ulang atauberlebihan, akantetapi jika digunakan sesuai aturan, kulit normal tidak akan teriritasi.16

    Kulit normal memiliki PH berkisar sekitar 5,5 meski beberapa peneliti

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    4/20

    berpendapat bahwa PH kulit berkisar antara 6 -7. Kisaran PH kulit nataralain ditentukanoleh adanya mantel asam yaitu lapisan tipis yang ditinggalkan oleh keringatdan bersifatasam. Bakteri anggota mikroflora kulit memerlukan PH tertentu untuk dapatmelaksanakan pertumbuhan optimum. Terdapat perbedaan PH untuk pertumbuhans

    etiapjenis bakteri, misalnya S.aureus membutuhkan PH 7,5 untuk pertumbuhannya,sedangkanP.aureus memerlukan PH antara 6 ? 6.5

    17Larutan deterjen memiliki PH 9,5 dan jika digunakan berulang ?ulang selama

    beberapa hari PH kulit akan naik menjadi 8. Kondisi kulit yangd emikiantidak menjadisarana yang baik bagi pertumbuhan mikroflora yang penting untuk menjagalapisan matelasam

    11Saat terpajan dengan iritan yang sama dengan kondisi yang sama pula,

    perkembangan tingkat iritasi tiap individu berbeda ?beda. Faktor ? faktoryangberpengaruh terhadap kerentanan individu meliputi :

    3- Umur dan lokasiDonna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009Kerentanan kulit terhadap efek iritasi zat iritan menurun seiriing denganusia.3Hal inidisebabkan oleh penurunan fungsi sawar.18

    Penelitian menunjukkan bahwairitabilitas kulit terhadap sodium lauril sulfat mencapai puncaknya selamamasakanak ? kanak dan menurun selama dewasa, mencapai tingkat terendah saatdekadekeenam. Lokasi dengan rekativitas tertinggi adalah paha, punggung atas danlenganbawah.19- RasIndividu berkulit gelap seperti orang Afrikan dan Hispanik, memperlihatkanresponiritasi yang lebih besar terhadap surfaktan, sodium lauril sulfat, begitupula terhadapzat kimia dan sinar ultra violet.4

    Dikatakan bahwa kulit berwarna ( Afrika, Asia,Hispanik ) memiliki fungsi sawar yang lebih rentan dibandingkan dengankulitputih.20- Jenis KelaminKerentanan kulit terhadap iritasi tidak berbeda antar jenis kelamin. Akantetapipenelitina menunjukkan bahwa kulit wanita cenderung lebih mudah terkenairitasiselama periode prementruasi.6- Dermatitis yang telah ada dan dermatitis atopi

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    5/20

    Penderita atopi rentan terhadap efek iritasi5,7

    Trans-epidermal water loss ( TEWL )lebih tinggi pada subjek dengan riwayat dermatitis setelah terpajandeterjen.Abnormalitas sawar kulit atopi dari menurunnya ambang iritasi merupakan

    faktorpenyebab kerentananya terhadap iritasi5- ProfesiDeterjen merupakan pembersih kulit yang seting digunakan oleh seluruhpekerjaindustri , dan bersifat iritan lemah. Pembersihan kulit yang berlebihandengandeterjen dapat meneybabkan DKI kumulatif pada iundividu yang memilikifaktorpredisposisi kelompok beresiko ini yaitu para petugas kebersihan, catering,konstruksi, penata rambut, petugas rumahs akit, pekerja industri kimia,petugas dry

    cleaning dan pekerja logam Secara umum, aktivitas wet work mudah memicuterjadinya DKI.3,5,6

    Donna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009Selain faktor ? faktor di atas, air ternyata merupakan faktor iritastersendiri sehinggamempermudah terjadinya DKIK.7Bahkan air dalam keadaan oklusif mampumenimbulkan kelainan pada lapisan lipid dan merusak stratum korneum

    .21

    MANIFESTASI KLINISPenyebab kerusakan stratum korneum pada DKI kumulatif adalah penurunan

    ambnag kulit terhadap kerusakan berulang yang terjadi lebih cepat daripadawaktuuntuk penyembuhan sempurna fungsi sawar kulit. Gejala klinis baru terlihatjikakerusakan yang terjadi melebihi ?ambang manifestasi? tertentu , yang aknaberbedauntuks etiap individu.3,9Nilai ambang bukan angka yang tetap bagi individu , tetapidapat menurun jika ada suatu penyakit.3

    Dikatakan bahwa sebelum efek inflamasi dan kulit kering terlihat olehmata,secara histopataologik pada kulit sudah terjadi kerusakan. Karena DKIkumulatifdisebabkan oleh zat iritan lemah, maka kelainian kulit yang diakibatkannyabersifatkronis. Efek iritasi yang terjadi dapat merupakan gejala yang dapatdiobservasi olehpenglihatan dan berupa keluhan subjektif. Lesi kulitnya berupa eritematosa,likenifikasi, ekskoriasi, skuama, hiperkeratosis, dan kulit pecah denganbatas yangtidak tegas.

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    6/20

    3Sedangkan keluhan yang timbul dapat berupa gatal, panas, dan nyeriakibat pecahnya kulit yang hiperkeratotik. Lokasi kulit mana saja yangdapat terkena,akan tetapi yang terbanyak adalah tangan, ?alat? manusia yangs eringberinteraksi

    dengan lingkungan.3

    HISTOPATOLOGISDermatitis kontak iritan tidak dapat dikarakteristik berdasarkan atas

    gambaranhistologi yang didapatkan. Gambaran histologinya dapat berbeda tergantungdari tipe,onset, umur, beratnya dan kronisitas dari dermatitis. Dimulai dengan adanyainfiltrasidari vena plexus superfisilis yang diatasi kesekitarnya. Selanjutnya sel ?sel tersebutmasuk ke epidermis dan menimbulkan spongiosis dan Balloning ( intra seluler

    oederma ). Iritan juga menyebabkan nekrosis dan keratinosit pada fase akutataurelaps terbentuk vesikel intra epiderma di mana vesikel ini dibentuk olehSpongiosisDonna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009dan balloning. Nekrosis sel sel keratinosit akhirnta menyebabkan nekrosisdanepidermis

    22

    DIAGNOSISDiagnosis DKIK dapat ditegakkan jika ada riwayat pajanan terhadap zat

    iritan,manifestasi klinis menggambarkan morfologi DKIK dan dengan menyingkirkanDKA.3Untuk membedakannya dengan DKA , maka dilakukan tes tempel (patch test ).Test inidilakukan untuk membuktikan adanya DKA dan menemukan alergen penyebabnya ,bukan untuk mendiagnosis pasti DKI.

    Berbagai macam parameter dengan metode non invasif dapat diapaki untukmenetapkan daya iritasi zat iritan pada kuliut yaitu morfologis klinisberupa eritema,skuama, fisura, likenfikasi dan hiperkeratosis, pengkuran PH kulit ,kanduingan air dipermukaan kulit, trans ?epidermal water loss, serta konduksi listrik.Parameter lain yangdapat digunakan untuk melihat fungsi kulit pada kasus DKIK adalah ;

    3

    Fungsi Kulit Parameter Prinsip AlamFungsi sawar SC TEWL (Transepidermalwater loss )mengukur gradienkelembaban udarapada jarak tertentudengann kuliyEvaporineterTewameterKelembaban kulit Daya konduksi Mengukur konduksi

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    7/20

    antara duaeleektrodaSkiconMantel Asam Kulit PH permukaan kulit Aktivitas ionhidrogen pada pHElektroda

    PH meterAliran darah kulit Capilarryerythrocite flowPerubahan panjanggelombang sinarrefleksi akibat efekdopplerLaser DoppleryelocimeterKekasaran kulit Adhesional and Mengukur kekuatan FrionmeterDonna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009glide fraction

    Deviasi evalasi dancekungan kulit darirata ratayang dieprlukanuntuk memindahkansuatu objek dipermukaan kulitProfilometerimekanis ataudengan laser padareplika permukaankulit

    ProfilometervisiometerKohesi stratumkorneumKohesi korneosit Mengukur kekuatan KohesiometerWarna Kulit Refleksi cahaya Mengukur refleksikilatan cahayaelemen fotoKolorimetertristimulus,spektrofotometerKetebalan kulit Jarak antarapermukaan kulit danbataskoriumusubkutrisRefleksi sinyalultrasonik padafrekeunsi tinggip[ada permukaankulit dan batasakustik antarakorium dan subkutisA atau C scanultrasonik

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    8/20

    Trans ? epidermal water loss sebagai indikator fungsi sawar epidermissesuai digunakanuntuk mendeteksi kelainan fungsi sawar secara seksama lebih awal daripadapemeriksaan

    klinis dan untuk mengetahui derajat kelainan secara kuantitatif. Juga dapatdigunakansebagai indikator perbaikan fungsi sawar.3

    PENCEGAHAN DAN PENGOBATANDasar penatalaksanaan adsalah dengan menghindari pajanan terhadap zat

    iritan.Hal ini dilakukan dengan bertukar lingkungan kerja, proteksi kulitindividual sepertiDonna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009dengan penggunaan sarung tangan, baju dan krim pelindung dan jika

    diperlukan cutisakit hingga regenrasi sempurna fungsi sawar kulit tercapai.3

    A. PencegahanDKIK dapat diceagh. Pekerja harus diberi pengarahan atau edukasi tentangberabgaimacam cara pencegahan sebelum mulai bekerja , dapat juga dilakukan skriningsebelum bekerja ( pre-employment screening ). Pada screening i9ni parapekerjadengan faktor predisposisi sebaiknya menghindari aktivitas yangberhubungandengan air dan zat ? zat iritan.7

    1. Krim pelembabUmumnya pelembab mengandung humectant dengan berat molekul rendah danlipid.Humectants seperti urea , gliserin, asam laktat, pyrroledone carboxylicacid (PCA )dan garan, diabosrpsi ke dalam stratum kornemum dan meningktkan hidrasidengancara menarik air. Lipid, seperti petrolatum, lilin lebah, lanolin dnabermacam ?macam minyak dalam pelembab, memiliki efek sebagai membran oklusif padakulit232. Barrier creamsKrim ini digunakan unmtuk mencegah atau mengurangi penetrasi dan abrobsizatiritan ke ke kulit , mencegah terjadinya lesi kulit atau efek pajanan kedermis. Biasadipakai untuk mnecegah dan mengobati dermatitis kontak di lingkunganindustri danrumah.23Menurut penelitian dikatakan bahwa mekanisme kerja BC melalui bahan ? bahanaktif yang terkandung di dalamnya mengikat atau merubah zat iritan.Sebagahagianbesar menerima bahwa BC mempengaruhi absobsi dan penetrasi iritand enganmbloikfisik, yaitu membentuk lapisan tipis film yang melindungi kulit.

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    9/20

    233. Baju dan sarung tangan pelindungSarung tangam memiliki efek protektif terhadap pajanan deterjen. Bajupelindungjuga mempunyai peranan pentings ebagi pelindung tubuh di lingkunganindustri.

    Akan tetapi perlu juga diingat bahwa baju ini dapat memerangkap kelembabandanzat kimia yang kemungkinan membahayakan kulit untuk jangka waktu yang lebihDonna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009lama dan meningkatkan kemungkinan timbulnya dermatitis. Juga perludiperhatikanbahwa zat kimia dengan berat molekul rendah tetap dapat berpenetrasimenembussarung tangan.23B. PengobatanPenggunaan kortikosteroid topikal tetrap meruapakn pilihan untuk DKIK.

    Golongankortikosteroid disesuaikan dengan kondisi les kulit. Jika terdapat infeskisekunder dapatdiatasi dengan pemberian antibiotika oral maupun topikal.3Perlu diperhatikan dalampenggunaan jangka lama dapat menyebabkan atrofi yang makin meningktkankepekaanterhadp iritasi. Pilihan terapi yang lain meliputi tertopikal danfototerapi UVB/PUVA.Pada kasus kronik yang sulit, dapat diindikasikan tindakan radiasi.3

    PROGNOSISDKIK mempunyai prognosis yang meragukan, karena sering terjadi rekurensiakinatkesulitan untuk menghindari pajanan terhadap zat iritan sehari hari dirumah maupun dilingkungan kerja. Resolusi lesi kulit berjalan lambat dan terkadang tidkasempurna.Untuk itus elain pengobatan perlu diperhatikan cara untuk menjaga agarfungsi sawarkulit berjalan dnegan baik. Faktor yang turut memperburuk prognmosis adalahjikaterdapat dermatitis atopi.3

    Donna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    10/20

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ng.SK, Goh CL. Irritant Contact Dermatitis and Allergic ContactDermatitis. In: Ng. SK, Go CL. The principles and practice of Contact and OccupationalDermatology in the Asia ? Pacific Region , Singapore 2001 : 1 ? 13

    2. Tan SH. The Histrology of Contact Dermatitis. In : Ng.SK, Goh CL. ThePrinciples and Practice of Contact and Occupational Dermatology in theAsia ?Pacific. Singapore 2001 : 17 ? 213. Wigger ? Albert W, Live D, Elsner P. Contact Dermatitis Due toIrritation In :Adams RM Occupational Skin Diseases 3 rd Ed. Philadelphia 1999 : 1 ? 94. Rietschel RL, Fowler JF. Hands Dermatitis Due to Contacts : Specialconsiderations In : Fischer?s Contact Dermatitis 5th +Ed. Philapdelphia2001 :269 ? 76.5. Lammintausta K, Maibach HI. Irritant Contact dermatitis. 425 ? 96. Diepgen TL, Cocnrads PJ. The Epidemiology of Occupatioanl Contact

    DermatitisIn : Kanerva E, Elsner P. Wahlberg, Maibach HI. Handbook of OccupationalDermatology, Berlin Heidelberg 2000 : 3 -1 47. Elston CDM, Ahmed DDF, Watsky KL, Schwarzeberger K. Hand Dermatitis J.Am Acad dermatol 2002; 47:291 ? 98. Nettis E, Colanardi MC, Soccio AL. Ferrannimi A, Tursi A. OccupationalIrritantand Allergic Contact Dermatitis Among Healthcare Workers. ContactDermatitis2002 : 46 : 101 ? 79. Irritant Contact Dermatitis Enviroderm Services October 200010. Priatna B Peraturan Pemerintah tentang Dermatosis Akibat Kerja. PITIVPERDOSKI Samarinda : 1997 ; 21 ? 8.11. Data mnorbilitas Subbagian Alergi dan Immunologi. Bagian /SMF IlmuPenyakitKulit dan Kelamin FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo jakarta. 1998 ?200212. Zienicke H. Skin Hydration ( Transsepidermal water loss ). MeasuringMethodsand Dependence on washing Procedure. In : Barun ? Falco O, Korting HC, Eds.Donna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009Skin Cleansing With Synthetic Detergents. Berlin Heidelberg : Springer ?Verdag1990; 130 -713. Seidebari S. Evaluation of Barrier Function and Skin Reactivity inOccupationalDermatoses. In : Kanerva E, Elsner P, wahlberg, Maibach HI. Handbook ofOccupational Dermatology. Berlin Heideberg 2000 ; 64 ? 73.14. Marks JG, Elsner P, Deleo VA, Allergic and Irrirant ContactDermatitis In :Contact and Occupational Dermatology, 3 rd Ed. Missouri 2002 ; 3 ? 1515. Zhai H, Maibach HI. Skin Occlusion and Irritant and Allergic ContactDermatitis: an Overview. Contact Dermatitis 2001; 44: 201 ? 6.16. Mathias CGT. Soaps and Detergents in : Adams RM. Occupational SkinDisesase3rd

    Ed. Philadephia 1999 : 353 ? 367

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    11/20

    17. Soebaryo RW. Prediksi Klinis Dermatitis Kontak ? Tangan Pada PekerjaDenganKondisi Diatesis Atopi-Kulit. Program Pasca sarjana Universitas IndonesiaJakarta , 1999 ; 10 -3918. Wigger ? Aloberti W, Elsner P. Contact Dermatitis Due to Irritation .In :

    Kanerva E, Elsner P, Whalberg , Maibach HI. Handbook of OccupationalDermatologfy. Berlin Heidelberg 2000 : 99 -10819. Potts Ro, Bommannan B. Guy RH. Percutaneous Absorp[tion In : Mukhtar HPharmacology of the Skin. New York 1992 ; 13 -27.20. Taylor SC. Skin of Color : Biology, Structure, Functiuon andImplications forDermatologic Diseases21. Zhai Hingbo, Miabcah HI. Occulsion vs Skin Barrier Function. SkinResearch andTechnology 2002 ; 8 : 1 ? 622. Lever WF, Schaumberg ? Lever G ; Hispathology of the skin .Philadelphia ; JB.Lippincott Company, 1983

    23. Zhai H, Anigbogu A, Maibach HI. Treatment of Irritant and AllergicContactDermatitis. In : Kanerva L.Elsner P. Wahlberg JE, Maibach HI, Eds handbookofOccupational Dermatoilogy. Berlin Heidelberg : Springere ?Verlag, 2000 :402 -9

    Donna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009Donna Partogi : Dermatitis Kontak Iritan, 2008USU e-Repository ? 2009

    LAPORAN KASUS DERMATITIS KONTAK IRITAN

    BAB IPENDAHULUAN

    Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruhfaktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    12/20

    polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.1Dermatitis kontak adalah reaksi fisiologik yang terjadi pada kulit karena kontak dengansubstansi tertentu, dimana sebagian besar reaksi ini disebabkan oleh iritan kulit dan sisanyadisebabkan oleh alergen yang merangsang reaksi alergi.1, 2, 3 Dermatitis kontak merupakansuatu respon inflamasi dari kulit terhadap antigen atau iritan yang bisa menyebabkan

    ketidaknyamanan dan rasa malu dan merupakan kelainan kulit yang paling sering pada para pekerja.4, 5Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan inflamasi pada kulit yang bermanifestasi sebagaieritema, edema ringan dan pecah-pecah. DKI merupakan respon non spesifik kulit terhadapkerusakan kimia langsung yang melepaskan mediator-mediator inflamasi yang sebagian besar

    berasal dari sel epidermis.6 DKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golonganumur, ras dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak terutama yang

    berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja), namun dikatakan angkanya secara tepatsulit diketahui.1DKI merupakan hasil klinik dari inflamasi yang berasal dari pelepasan sitokin-sitokin

    proinflamasi dari sel-sel kulit (prinsipnya kerartinosit), biasanya sebagai respon terhadaprangsangan kimia. Bentuk klinik yang berbeda-beda bisa terjadi. Tiga perubahan

    patofosiologi utama adalah disrupsi sawar kulit, perubahan seluler epidermis dan pelepasansitokin.6 Iritan pada DKI meliputi yang ditemui sehari-hari seperti air, deterjen, berbagai

    pelarut, asam, bassa, bahan adhesi, cairan bercampur logam dan friksi. Sering bahan-bahanini bekerja bersama untuk merusak kulit. Iritan merusak kulit dengan cara memindahkanminyak dan pelembab dari lapisan terluar, membiarkan iritan masuk lebih dalam danmenyebabkan kerusakan lebih lanjut dengan memicu inlamasi.7

    DKI masih belum banyak diketahui bila dibandingkan dengan dermatitis kontak alergi(DKA). Kebanyakan artikel tentang dermatitis kontak konsern pada DKA. Tidak ada ujidiagnostik untuk DKI. Diagnosis adalah berdasarkan ekslusi penyakit kutan lainnya(khususnya DKA) dan pada penampakan klinis dermatitis pada tempat yang terpapar dengancukup terhadap iritan yang diketahui.6 Terkadang penampakan klinis DKI kronik miripdengan DKA. Beberapa sumber menyatakan DKI kronik pada telapak tangan dan telapakkaki sulit dibedakan dengan DKA.1,8 Dalam penatalaksanaan DKI, penting bagi penderitadan dokter untuk mengetahui substansi yang menyebabkan penyakitnya tersebut sehinggadapat diberikan terapi yang lebih efisien dan efektif.7Makalah ini membahas kasus DKI yang mengenai seorang penderita pada daerah telapaktangan dan telapak kakinya setelah terpapar substansi deterjen.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 DefinisiDKI merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, dimana kerusakan kulit terjadilangsung tanpa didahului proses sensitisasi.1 Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakaninflamasi pada kulit yang bermanifestasi sebagai eritema, edema ringan dan pecah-pecah.DKI merupakan respon non spesifik kulit terhadap kerusakan kimia langsung yangmelepaskan mediator-mediator inflamasi yang sebagian besar berasal dari sel epidermis.6

    2.2 EpidemiologiDKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras dan jenis kelamin.

    Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak terutama yang berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja), namun dikatakan angkanya secara tepat sulit diketahui.1 Hal ini

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    13/20

    disebabkan antara lain oleh banyaknya penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh.Di Amerika, DKI sering terjadi di pekerjaan yang melibatkan kegiatan mencuci tangan atau

    paparan berulang kulit terhadap air, bahan makanan atau iritan lainnya. Pekerjaan yang berisiko tinggi meliputi bersih-bersih, pelayanan rumah sakit, tukang masak, dan penata

    rambut. 80% Dermatitis tangan okupasional karena iritan, lebih sering mengenai tukang bersih-bersih, penata rambut dan tukang masak. Prevalensi dermatitis tangan karena pekerjaan ditemukan sebesar 55,6% di ICU dan 69,7% pada pekerja yang sering terpapar(dilaporkan dengan frekuensi mencuci tangan >35 kali setiap pergantian). Penelitianmenyebutkan frekuensi mencuci tangan >35x tiap pergantian memiliki hubungan kuatdengan dermatitis tangan karena pekerjaan (OR=4,13). Di Jerman, angka insiden DKI adalah4,5 setiap 10.000 pekerja, dimana insiden tertinggi ditemukan pada penata rambut (46,9 kasus

    per 10.000 pekerja setiap tahunnya), tukang roti dan tukang masak.6,7Berdasarkan jenis kelamin, DKI secara signifikan lebih banyak pada perempuan dibandinglaki-laki. Tingginya frekuensi ekzem tangan pada wanita dibanding pria karena faktorlingkungan, bukan genetik. Berdasarkan usia, DKI bisa muncul pada berbagai usia. Banyakkasus karena dermatitis diaper (popok) terjadi karena iritan kulit langsung pada urine danfeses. Seorang yang lebih tua memiliki kulit lebih kering dan tipis yang tidak toleran terhadapsabun dan pelarut. DKI bisa mengenai siapa saja, yang terpapar iritan dengan jumlah yangsufisien, tetapi individu dengan dengan riwayat dermatitis atopi lebih mudah terserang.6,7

    2.3 EtiologiPenyebab munculnya DKI adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut,deterjen, minyak pelumas, asam alkali, serbuk kayu, bahan abrasif, enzim, minyak, larutangaram konsentrat, plastik berat molekul rendah atau bahan kimia higroskopik. 1, 2, 6, 9, 10,11 Kelainan kulit yang muncul bergantung pada beberapa faktor, meliputi faktor dari iritanitu sendiri, faktor lingkungan dan faktor individu penderita. Dapat dilihat pada tabel berikut.

    Iritan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada setiap orang jika terpapar padakulit: dalam konsentrasi yang cukup, pada waktu yang sufisien dengan frekuensi yangsufisien. Masing-masing individu memiliki predisposisi yang berbeda terhadap berbagaiiritan, tetapi jumlah yang rendah dari iritan menurunkan dan secara bertahap mencegahkecenderungan untuk meninduksi dermatitis.10 Fungsi pertahanan dari kulit akan rusak baikdengan peningkatan hidrasi dari stratum korneum (oklusi, suhu dan kelembaban tinggi,

    bilasan air yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi (suhu dan kelembaban rendah).Tidak semua pekerja di area yang sama akan terkena. Siapa yang terkena tergantung pada

    predisposisi individu (rowayat atopi misalnya), personal hygiene dan luas dari paparan. Iritan

    biasanya mengenai tangan atau lengan. Efek dari iritan merupakan concentration-dependent,sehingga hanya mengenai tempat primer kontak.10

    2.4 PatogenesisKelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerjakimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkanlemak lapisan tanduk dan mengubah daya ikat air kulit.Kebanyak bahan iritan (toksin) merusak membran lemak keratinosit tetapi sebagian dapatmenembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria atau komplemen inti. Kerisakanmembran mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida(DAG), platelet actifating factor (PAF) dan inositida (IP3). AA dirubah menjadi

    prostaglandin (PG) dan leukotrin (LT). PG dan LT menginduksi vasodilatasi, danmeningkatkan permeabilitas vaskuler sehingga mempermudah transudasi komplemen dan

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    14/20

    kinin. PG dan LT juga bertindak sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, sertamengaktifasi sel mas melepaskan histamin, LT dan PG lain, dan PAF, sehingga memperkuat

    perubahan vaskuler.DAG dan second messenger lain mengstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein, misalnyainterleukin-1 (IL-1) dan granulocyt-macrophage colony stimulating factor (GMCSF). IL-1

    mengaktifkan sel T-penolong mengeluarkan IL-2 an mengekspresi reseptor IL-2 yangmenimbulkan stimulasi autokrin dan proliferasi sel tersebut.Keratinosit juga membuatmolekul permukaan HLA-DR dan adesi intrasel- (ICAM-1). Padakontak dengan iritan, keratinosit juga melepaskan TNF, suatu sitokin proinflamasi yangdapat mengaktifasi sel T, makrofag dan granulosit, menginduksi ekspresi molekul adesi seldan pelepasan sitokin.Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik di tempat terjadinyakontak di kulit berupa eritema, edema, panas, nyeri, bila iritan kuat. Bahan iritan lemah akanmenimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratumkorneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya,sehingga mempermudah kerusakan sel dibawahnya oleh iritan.1

    2.5 Klinisa.Riwayat PenyakitRiwayat yang terperinci sangat dibutuhkan karena diagnosis dari DKI tergantung padaadanya riwayat paparan iritan kutaneus yang mengenai tempat-tempat pada tubuh. Tes tempel

    juga digunakan pada kasus yang berat atau persisten untuk menyingkirkan DKA. Gejalasubjektif primer biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut6:Riwayat paparan yang cukup terhadap iritan kulitOnset gejala muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam pada DKI akut. Pada DKIsubakut merupakan ciri iritan tertentu seperti benzalkonium klorida (ada pada disinfektak)yang mendatangkan reaksi radang 8-24 jam setelah paparan. Onset dan gejala bisa tertunda

    beberapa minggu pada DKI kumulatif. Nyeri, rasa terbakar, rasa tersengat atau tidak nyaman pada fase awal.Gejala subjektif lainnya meliputi: onset dalam 2 minggu paparan dan adalanya keluhan yangsama pada rekan kerja atau anggota keluarga lainnya. DKI okupasional biasanya terjadi padakaryawan baru atau mereka yang belum belajar untuk melindungi kulitnya dari iritan.Individu dengan dermatitis atopik (khususnya pada tangan) rentan terhadap DKI tangan.6

    b.Pemeriksaan FisikKriteria diagnostik primer DKI menurut Rietschel meliputi:6Makula eritema, hiperkeratosis atau fisura yang menonjol.

    Kulit epidermis seperti terbakarProses penyembuhan dimulai segera setelah menghindari paparan bahan iritanTes tempel negatif dan meliputi semua alergen yang mungkinKriteria objektif minor meliputi:Batas tegas pada dermatitisBukti pengaruh gravitasi seperti efek menetesKecenderungan untuk menyebar lebih rendah dibanding DKAUntuk kepentingan pengobatan, berdasarkan perjalanan penyakit dan gejala klinis DKIdikelompokkan menjadi DKI akut, lambat akut dan kumulatif. Ada pula bentuk DKI lainnyayaitu: reaksi iritan, DKI traumatik, DKI noneritematosa dan DKI subyektif.

    Tabel 2. Perbedaan DKI Akut, Lambat Akut dan Kumulatif 1, 6

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    15/20

    2.6 HistopatologikGambaran histtopatologik DKI tidak karakteristik. Pada DKI akut (oleh iritan primer), dalam

    dermis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel mononuklear di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas. Eksositosis di epidermis diikuti spongiosis dan edema intrasel dan akhirnyamenjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan epidermis dapat menimbulkanvesikel atau bila. Di dalam vesikel atau bula ditemukan limfosit atau neutrofil.1, 6 Pada DKIkronis adalah hiperkeratosis dengan area parakeratosis, akantosis dan perpanjangan reteridges.6

    2.6DiagnosisDiagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis. DKIakut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih cepat sehingga penderita pada umumnyamasih ingat apa yang menjadi penyebabnya. Sebaliknya DKI kronis timbul lambat serta

    mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga kadang sulit dibedakan denganDKA. Untuk ini diperlukan uji tempel dengan bahan yang dicurigai.1

    2.8 Pemeriksaan Laboratorium6Pemeriksaan kultur bakteri bisa dilakukan apabila ada komplikasi infeksi sekunder bakteri.Pemeriksaan KOH bisa dilakukan dan sampel mikologi bisa diambil untuk menyingkirkaninfeksi tinea superficial atau kandida, bergantung pada tempat dan bentuk lesi.Uji tempel dilakukan untuk mendiagnosis DKA, tetapi bukan untuk membuktikan adanyairitan penyebab munculnya DKI. Diagnosis adalah berdasarkan eksklusi DKA dan riwayat

    paparan iritan yang cukupBiopsi kulit bisa membantu menyingkirkan kelainan lain seperti tinea, psoriasis atau limfomasel T

    2.9 PenatalaksanaanUpaya pengobatan DKI yang terpenting adalah menghindari pajanan bahan iritan, baik yang

    bersifat mekanik, fisis atau kimiawi serta menyingkirkan faktor yang memperberat. Biladapat dilakukan dengan sempurna dan tanpa komplikasi, maka tidak perlu pengobatan topikaldan cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering.Apabila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal.Pemakaian alat perlindungan yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan

    bahan iritan sebagai upaya pencegahan.a.Dermatitis akutUntuk dermatitis akut, secara lokal diberikan kompres larutan garam fisiologis atau larutan

    http://2.bp.blogspot.com/_JDl3ts-PVRw/SLuKs51N1vI/AAAAAAAAAA0/wnmUvvRn1Us/s1600-h/tabel.bmp
  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    16/20

    kalium permanganas 1/10.000 selama 2-3 hari dan setelah mengering diberi krim yangmengandung hidrokortison 1-2,5%.Secara sistemik diberikan antihistamin (CTM 3x1 tablet.hari) untuk menghilangkan rasagatal. Bila berat/luas dapat diberikan prednison 30 mg/hari dan bila sudah ada perbaikandilakukan tapering. Bila terdapat infrksi sekunder diberikan antibiotik dengan dosis 3x500

    mg selama 5-7 hari.12 b.Dermatitis kronikTopikal diberikan salep mengandung steroid yang lebih poten seperti hidrokortison yangmengalami fluorinasi seperti desoksimetason, diflokortolon. Sistemik diberikan antihistamin(CTM 3x1 tablet.hari) untuk menghilangkan rasa gatal.12

    2.10 Komplikasi6Adapun komplikasi DKI adalah sebagai berikut:DKI meningkatkan risiko sensitisasi pengobatan topikalLesi kulit bisa mengalami infeksi sekunder, khususnya oleh Stafilokokus aureus

    Neurodermatitis sekunder (liken simpleks kronis) bisa terjadi terutapa pada pekerja yangterpapar iritan di tempat kerjanya atau dengan stres psikologikHiperpigmentasi atau hipopignemtasi post inflamasi pada area terkena DKIJaringan parut muncul pada paparan bahan korosif, ekskoriasi atau artifak.

    2.11PrognosisPrognosis baik pada individu non atopi dimana DKI didiagnosis dan diobati dengan baik.Individu dengan dermatitis atopi rentan terhadap DKI. Bila bahan iritan tidak dapatdisingkirkan sempurna, prognosisnya kurang baik, dimana kondisi ini sering terjadi DKIkronis yang penyebabnya multifaktor.1,6

    BAB IIIKASUS

    3.1 Identitas Penderita Nama : KNYJenis Kelamin : PerempuanUmur : 19 tahunSuku : BaliAgama : HinduAlamat : Jl. P. Riau 24 Aspol Sanglah Denpasar

    Pekerjaan : Pegawai swasta

    3.2 AnamnesisKeluhan utama: Kulit mengelupasRiwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang dengan keluhan kulit mengelupas di ujung jari-jari kedua tangan dan telapakkaki. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya kulit dikatakan terlihatkemerahan dan bintik-bintik merah, kemudian kulit pasien seperti bersisik dan mengelupas.Keluhan ini dikatakan muncul setelah pasien mencuci dengan detergen attack. Keluhandikatakan sempat berkurang setelah pasien berhenti mencuci dengan tangan, namunkemudian muncul kembali beberapa minggu setelah pasien kembali mencuci menggunakan

    detergen dengan tangannya. Dikatakan kaki pasien juga terkena air cucian yang mengandungdetergen.

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    17/20

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    18/20

    mesin cuci atau minta tolong anggota keluarga lain atau bila terpaksa tidak mencuci setiaphari untuk menghindari frekunsi paparan yang sering. Bila terpaksa harus mencuci,hendaknya memakai sarung tangan. Setelah mencuci, pasien disarankan membersihkantangan dari iritan menggunakan pembersih yang ringan. Pasien disarankan secara teraturmemakai pelembab kulit.

    BAB IVPEMBAHASAN

    DKI merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, dimana kerusakan kulit terjadilangsung tanpa didahului proses sensitisasi.1 DKI sering terjadi di pekerjaan yang melibatkankegiatan mencuci tangan atau paparan berulang kulit terhadap air, bahan makanan atau iritanlainnya. Pekerjaan yang berisiko tinggi meliputi bersih-bersih, pelayanan rumah sakit, tukangmasak, dan penata rambut. 80% Dermatitis tangan okupasional karena iritan, lebih seringmengenai tukang bersih-bersih, penata rambut dan tukang masak. Berdasarkan jenis kelamin,DKI secara signifikan lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki.6,7 Secaraepidemiologis, hal-hal tersebut di atas dapat ditemukan pada kasus ini. Pasien pada kasus iniadalah seorang wanita dimana dari hasil anamnesis pasien sehari-hari sering melakukanaktivitas mencuci yang melibatkan tangan dengan menggunakan detergen.Iritan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada setiap orang jika terpapar padakulit: dalam konsentrasi yang cukup, pada waktu yang cukup dengan frekuensi yang adekuat.Masing-masing individu memiliki predisposisi yang berbeda terhadap berbagai iritan.10 Pada

    pasien ini, lesi yang dialaminya tidak hanya diakibatkan oleh iritan yang terkandung dalamdetergen, namun juga terdapat faktor lingkungan dan faktor individu yang ikut berperandalam terjadinya lesi pada pasien.Dari faktor iritannya, dari anamnesis dikatakan keluhan muncul sejak 3 bulan yang lalu, dan

    pasien sempat keluhannya berkurang ketika berupaya untuk menghindari mencuci dengandetergen, namun keluhan bertambah ketika setelah beberapa minggu pasien kembali mencucidengan tangan menggunakan detergen. Dari kondisi tersebut dapat dilihat adanya faktor lamadan frekuensi paparan yakni adanya paparan yang berulang tapi ringan pada pasien. Darifaktor lingkungan, aktivitas mencuci menggunakan tangan yang sering setiap harinya pada

    pasien merupakan aktivitas yang melibatkan gesekan dan berisiko terjadinya trauma mikroserta kelembaban rendah. Dari faktor individu, keluhan yang muncul kembali dan makin

    bertambah berat ketika pasien kembali mencuci dengan tangan menggunakan detergen,terjadi akibat belum pulihnya sawar kulit dengan baik namun sudah disusul oleh kontak iritan

    berikutnya sehingga menimbulkan kelainan kulit.1,6 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padagambar 1.

    Gambar 2. Diagram Ilustrasi Hubungan Frekuensi dan Lama Pajanan pada DKIKumulatif/Kronis. Kiri: Bila jarak waktu iritasi pertama dan berikutnya cukup lama sehinggaterjadi perbaikan fungsi sawar kulit, maka tidak menimbulkan kelainan. Kanan: Bilakerusakan sawar kulit belum pulih benar sudah disusul oleh kontak iritan berikutnya, makakelainan kulti akan timbul.(K:kerusakan; t: waktu; pk: penampilan klinis).1

    Secara klinis pada kasus dapat digolongkan menjadi DKI kumulatif/kronis. Hal ini sesuaidengan hal-hal yang tercakup didalamnya yakni penyebabnya adalah iritan lemah, onset

    berminggu-minggu/bulan/tahun, kulit tampak kering, eritema, skuama, hiperkeratosis &

    likenifikasi, difus, bila terus-terusan dapat retak, fisura; adanya riwayat kontak berulang-ulang dan berhubungan dengan pekerjaan.1 Pada pasien dari anamnesis diketahui pasien

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    19/20

    mengeluh kulit mengelupas, tebal dan perih dengan onset 3 bulan yang lalu, dengan paparandetergen (iritan lemah), dan aktivitas sehari-hari sering mencuci dengan tangan menggunakandetergen. Dari pemeriksaan fisik ditemukan plak dengan skuama dan pada telapak kaki telahterdapat fisura dan tidak ditemukan kelainan di daerah fleksura.Pada DKI, riwayat yang terperinci sangat dibutuhkan karena diagnosis dari DKI tergantung

    pada adanya riwayat paparan iritan kutaneus yang mengenai tempat-tempat pada tubuh.Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis. Darianamnesis dan pemeriksaan fisik telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, pada penderitaini termasuk dalam DKI kronis.Upaya pengobatan DKI yang terpenting adalah menghindari pajanan bahan iritan, baik yang

    bersifat mekanik, fisis atau kimiawi serta menyingkirkan faktor yang memperberat.1 Biladapat dilakukan dengan sempurna dan tanpa komplikasi, maka tidak perlu pengobatan topikaldan cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apabila diperlukan untukmengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal. Pemakaian alat perlindunganyang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan sebagai upaya

    pencegahan.1Untuk DKI kronis, secara topikal diberikan salep mengandung steroid yang lebih potenseperti hidrokortison yang mengalami fluorinasi seperti desoksimetason, diflokortolon.Sistemik diberikan antihistamin (CTM 3x1 tablet.hari) untuk menghilangkan rasa gatal.12Pada pasien ini obat yang diberikan adalah kortikosteroid topikal desoximetasone 2,5mg%.Hal ini sesuai untuk DKI kronis, karena desoximetasone 2,5mg% merupakan kortikosteroid

    potensi tinggi yang memiliki efek anti inflamasi kuat. Pasien tidak diberikan antihistaminkarena pasien tidak mengalami keluhan gatal.1, 12Pasien juga diberikan KIE untuk menghindari kontak dengan detergen, bila ingin mencuciuntuk sementara menggunakan mesin cuci atau minta tolong anggota keluarga lain atau bilaterpaksa tidak mencuci setiap hari untuk menghindari frekunsi paparan yang sering. Bilaterpaksa harus mencuci, hendaknya memakai sarung tangan. Setelah mencuci, pasiendisarankan membersihkan tangan dari iritan menggunakan pembersih yang ringan. Pasiendisarankan secara teratur memakai pelembab kulit.Adapun KIE ini bertujuan untuk menghindari pajanan iritan (detergen) dan menyingkirkanfaktor yang memperberat (kekerapan, kelembaban, trauma fisik). Penggunaan pelembab kulitsecara teratur dikatakan dapat mencegah DKI karena deterjen. Pemakaian pembersih yangringan seusai melakukan aktivitas mencuci bertujuan untuk meningkatkan kebersihan pribadidan untuk membiasakan bekerja secara hati-hati.1, 6, 7, 10BAB VRINGKASAN

    Telah dilaporkan kasus dengan Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Kronis pada penderita perempuan 19 tahun. DKI merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, dimanakerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. DKI merupakan responnon spesifik kulit terhadap kerusakan kimia langsung yang melepaskan mediator-mediatorinflamasi yang sebagian besar berasal dari sel epidermis. DKI sering terjadi di pekerjaan yangmelibatkan kegiatan mencuci tangan atau paparan berulang kulit terhadap air, bahan makananatau iritan lainnya. Penyebab munculnya DKI adalah bahan yang bersifat iritan. Kelainankulit yang muncul bergantung pada beberapa faktor, meliputi faktor dari iritan itu sendiri,faktor lingkungan dan faktor individu penderita. Untuk kepentingan pengobatan, berdasarkan

    perjalanan penyakit dan gejala klinis DKI dapat dikelompokkan menjadi DKI akut, lambatakut dan kumulatif. Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat khususnya adanya

    riwayat paparan iritan dan pengamatan gambaran klinis. Upaya pengobatan DKI yangterpenting adalah menghindari pajanan bahan iritan dan menyingkirkan faktor yang

  • 8/13/2019 89844258 Dermatitis Kontak Iritan

    20/20

    memperberat. Apabila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroidtopikal.Pada penderita ini telah digali riwayat adanya pengelupasan pada ujung jari kedua tangan dankedua telapak kaki sejak 3 bulan, penebalan kulit, rasa perih, riwayat paparan deterjen dalamaktivitas sehari-hari. Dari pemeriksaan fisik ditemukan plak berbatas tidak tegas dengan

    skuama kasar putih serta pada telapak kaki juga terdapat fisura. Pada penderita ini telahdiberikan pengobatan desoximetasone 2,5mg% serta KIE mengenai DKI, upaya menghindari

    paparan dan mencegah timbulnya kembali DKI.

    DAFTAR PUSTAKA

    1.Sularsito, S. A., dan Djuanda, S. Dermatitis. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2005. hal:129-153.2.Contact Dermatitis. University of Virginia Health System; 2005. Available at:http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd3.Lehrer, M. S. Contact dermatitis. Medline Plus Medical Encyclopedia; 2006. Available at:http://www.nlm.nih.gov/medlineplus.html4.Michael, J. A. Dermatitis, Contact. Emedicine; 2005. Available at:http://www.emedicine.com/specialties.htm5.Schalock, P. C. Dermatitis. Merck Manual Home Edition; 2006. Available at:http://www.merck.com6.Hogan, D. Contact Dermatitis, Irritant. Emedicine; 2006. Available at:http://www.emedicine.com/specialties.htm7.Irritant Contact Dermatitis. DermsnetMZ; 2007. Available at: http://dermnetnz.org8.Jovanovi, D. L. et al. Chronic Contact Allergic And Irritant Dermatitis Of Palms AndSoles: Routine Histopathology Not Suitable For Differentiation. Acta Dermatoven APA Vol12, No 4; 2003.p:127-99.Dermatitis, Irritant Contact. VisualDxHealth; 2007. Available at: http://visualdxhealth.com10.A Guide To Occupational Skin Disease. In: Occupational Safety and Health InformationSeries. Occupational Safety and Health Service. Department of Labour Wellington. NewZealand; 199511.What is occupational irritant contact dermatitis? Canadas National Occupational Healthand Safety Resources; Available at: http://www.ccohs.ca

    12.Dermatitis. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin RSUPSanglah Denpasar. Lab/SMF. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unud/RSUP Sanglah.Denpasar. Bali; 2000.