90474483 gizi buruk rvisii

28
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi merupakan salah satu faktor penting, bahkan merupakan penentu keberhasilan upaya pembangunan manusia Indonesia. Kondisi kesehatan yang baik dan optimal akan memungkinkan seseorang untuk memiliki kesempatan dan kemampuan yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan ekonomi (Atmaja, 2010). Anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan perhatian khusus untuk kecukupan status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Setelah lahir, asupan makanan untuk bayi sejak usia dini merupakan fondasi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Balita akan sehat jika sejak awal kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas SDM yang dihasilkan optimal (Baskoro, 2008). Gambaran status gizi buruk balita di Indonesia menurut BB/U berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 4,9%. Sedangkan persentase gizi buruh ruk balita menurut BB/U di daerah Jawa Tengah sebesar 3,3%. Jumlah persentase status gizi balita berdasarkan TB/U untuk Indonesia balita dengan status sangat pendek sebesar 18,5% dan untuk Jawa tengah sebesar 16,9% (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Persentase gizi buruk pada balita di kabupaten Banyumas meningkat dari 0,05% pada tahun 2009 menjadi 0,16% pada tahun 2010. Dengan jumlah tertinggi terdapat di tiga wilayah kerja puskesmas. Daerah wilayah kerja puskesmas dengan jumlah balita gizi buruk adalah Puskesmas Kembaran I jumlah 12 balita dengan persentase 0.56%, Puskesmas Sumbang I jumlah 12 balita dengan persentase 0,46% dan puskesmas Sokaraja I jumlah 12 balita dengan persentase 0,43%. Desa Karangsari Kecamatan Kembaran memiliki angka gizi buruk...... (Profil Kesehatan Banyumas, 2010). Pengetahuan serta pendapatan yang kurang dari masyarakat merupakan faktor tidak langsung di gizi buruk. Karena faktor pngetahuan dan pendapatan yang kurang tersebut maka dalam muncul persepsi bahwa makanan yang sehat

Upload: koidana

Post on 21-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi merupakan salah satu faktor penting, bahkan merupakan

penentu keberhasilan upaya pembangunan manusia Indonesia. Kondisi

kesehatan yang baik dan optimal akan memungkinkan seseorang untuk

memiliki kesempatan dan kemampuan yang lebih besar dalam memenuhi

kebutuhan pendidikan dan ekonomi (Atmaja, 2010). Anak merupakan

investasi sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan perhatian khusus

untuk kecukupan status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kandungan.

Setelah lahir, asupan makanan untuk bayi sejak usia dini merupakan

fondasi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan.

Balita akan sehat jika sejak awal kehidupannya sudah diberi makanan sehat

dan seimbang sehingga kualitas SDM yang dihasilkan optimal (Baskoro,

2008).

Gambaran status gizi buruk balita di Indonesia menurut BB/U

berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 4,9%. Sedangkan persentase

gizi buruh ruk balita menurut BB/U di daerah Jawa Tengah sebesar 3,3%.

Jumlah persentase status gizi balita berdasarkan TB/U untuk Indonesia balita

dengan status sangat pendek sebesar 18,5% dan untuk Jawa tengah sebesar

16,9% (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).

Persentase gizi buruk pada balita di kabupaten Banyumas meningkat dari

0,05% pada tahun 2009 menjadi 0,16% pada tahun 2010. Dengan jumlah

tertinggi terdapat di tiga wilayah kerja puskesmas. Daerah wilayah kerja

puskesmas dengan jumlah balita gizi buruk adalah Puskesmas Kembaran I

jumlah 12 balita dengan persentase 0.56%, Puskesmas Sumbang I jumlah 12

balita dengan persentase 0,46% dan puskesmas Sokaraja I jumlah 12 balita

dengan persentase 0,43%. Desa Karangsari Kecamatan Kembaran memiliki

angka gizi buruk...... (Profil Kesehatan Banyumas, 2010).

Pengetahuan serta pendapatan yang kurang dari masyarakat merupakan

faktor tidak langsung di gizi buruk. Karena faktor pngetahuan dan pendapatan

yang kurang tersebut maka dalam muncul persepsi bahwa makanan yang sehat

Page 2: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

2

merupakan makanan yang mahal. Guna menghilangkan pesepsi tersebut

perlunya pendidikan kesehatan guna memberikan persepsi bahwa makanan

tidak harus mahal.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat diketahui bahwa di desa

Karangsari mempunyai angka prevalensi gizi buruk yang cukup besar sehingga

diperlukan adanya upaya mengenai peningkatan pengetahuan dan sikap

masyarakat tentang makanann sehat agar prevalensi kejadian gizi buruk dapat

menurun.

C. Tujuan

1. Umum

Meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya makanan

sehat dan bergizi pada ibu rumah tangga di desa.... Sebagai upaya

pencegahan gizi buruk

2. Khusus

a. Mengenalkan makanan yang mengandung protein, lemak, karbohidrat.

b. Memberikan contoh tentang menu seimbang untuk konsumsi rumah

tangga sehari-hari

D. Keluaran yang Diharapkan

1. Adanya kesadaran dari masyarakat desa ..... untuk mengaplikasikan menu

makanan sehat dan bergizi untuk kebutuhan sehari-hari.

2. Penerapan pola makan sehat dan bergizi di desa......

3. Menghidangkan menu sehat dan bergizi dengan biaya yang murah.

Page 3: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

3

E. Manfaat

1. Mahasiswa

a. Menumbuhkan sikap peduli terhadap masyarakat.

b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan kegiatan.

c. Media pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan.

d. Mendorong mahasiswa untuk berfikir kreatif, inovativ dan dinamis.

2. Perguruan Tinggi

a. Perwujudan tri darma perguruan tinggi

b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh

perguruan tinggi

c. Meningkatkan citra positiv perguruan tinggi sebagai salah satu pencetak

generasi perubah yang positiv bagi bangsa.

3. Lingkungan Masyarakat

a. Membangun kesadaran seluruh masyarakat tentang makanan sehat dan

bergizi serta tidak mahal

b. Penerapan pola makan sehat dan bergizi untuk menu keluarga sehari-

hari.

Page 4: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Status Gizi

Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara

konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau

keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh

(Supariasa, 2002). Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat

konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi

buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih (Almatsier, 2006 yang

dikutip oleh Simarmata, 2009).

Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level

individu (level yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara

langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung

dari status gizi ada tiga faktor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola

pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses

terhadap pelayanan kesehatan (Riyadi, 2001 yang dikutip oleh

Simarmata, 2009).

B. Gizi Buruk

a. Pengertian Gizi Buruk

Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan

nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk

dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk karena kekurangan protein

(disebut kwashiorkor), karena kekurangan karbohidrat atau kalori

(disebut marasmus), dan kekurangan kedua-duanya. Gizi buruk ini

biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan

ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk

adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan zat gizi,

atau dengan ungkapan lain status gizinya berada di bawah standar

rata-rata. Zat gizi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan

kalori. Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang

umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi

Page 5: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

5

buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi

menahun (Nency, 2005).

Anak balita (bawah lima tahun) sehat atau kurang gizi dapat

diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia

minimal 2 tahun (baduta). Apabila pertambahan berat badan sesuai

dengan pertambahan umur menurut suatu standar organisasi kesehatan

dunia, dia bergizi baik. Jika sedikit dibawah standar disebut bergizi

kurang yang bersifat kronis. Apabila jauh dibawah standar dikatakan gizi

buruk. Sehingga istilah gizi buruk adalah salah satu bentuk kekurangan

gizi tingkat berat atau akut (Pardede, J, 2006).

b. Klasifikasi Gizi Buruk

Departemen Kesehatan (2000) mengklasifikasi Gizi buruk menjadi

3 jenis menurut ciri-ciri atau tanda klinis dari masing-masing klasifikasi.

3 klasifikasi tersebut yaitu:

1) Marasmus

Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat.

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut),

tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di

bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit,

gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya.

Anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah

makan, karena masih merasa lapar. Gejala marasmus adalah :

a) Penderita tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar

lemak dan otot-ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit.

b) Wajah seperti orang tua

c) Iga gambang dan perut cekung

d) Otot paha mengendor (baggy pant)

e) Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa

lapar

Page 6: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

6

2) Kwarshiorkhor

Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger

baby), bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping

kekurangan protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama pada

bagian pantat terlihat adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan atau

edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh. Berikut ini

merupakan ciri dari penderita kwarhiorkor yaitu:

a) Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis

b) Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah

dicabut, pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat

rambut kepala kusam.

c) Wajah membulat dan sembab

d) Pandangan mata anak sayu

e) Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba

dan terasa kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir

yang tajam.

f) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan

berubah menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.

3) Marasmic-kwarsiorkhor atau kekurangan energi protein (KEP)

Gambaran klinis dari Marasmic-kwarsiorkhor merupakan

campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus.

Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein dan juga

energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian

disamping menurunnya berat badan < 60% dari normal

memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan

rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi juga dapat

diamati. (Depkes RI, 2000).

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Gizi Buruk

1) Faktor Langsung

a) Konsumsi Makanan

Faktor makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

langsung terhadap keadaan gizi seseorang karena konsumsi makan

Page 7: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

7

yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, baik kualitas maupun

kuantitas dapat menimbulkan masalah gizi.

b) Infeksi

Timbulnya KEP tidak hanya karena makanan yang kurang, tetapi juga

karena penyakit. Anak mendapatkan makanan cukup baik tetapi sering

diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita KEP.

Sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuh

dapat melemah. Dalam keadaan demikian mudah diserang infeksi,

kurang nafsu makan, dan akhirnya mudah terserang KEP (Soekirman,

2002).

2) Faktor tidak langsung

a) Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Pendapatan keluarga merupakan penghasilan

dalam jumlah uang yang akan dibelanjakan oleh keluarga dalam

bentuk makanan. Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang

menduduki posisi pertama pada kondisi yang umum. Hal ini harus

mendapat perhatian serius karena keadaan ekonomi ini relatif mudah

diukur dan berpengaruh besar terhadap konsumen pangan. Golongan

miskin menggunakan bagian terbesar dari pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan makanan, dimana untuk keluarga di negara

berkembang sekitar dua pertiganya. (Sokirman, 2002)

b) Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi ibu merupakan proses untuk merubah sikap dan

perilaku masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang sehat jasmani

dan rohani. Pengetahuan ibu yang ada kaitannya dengan kesehatan

dan gizi erat hubungannya dengan pendidikan ibu. Semakin tinggi

pendidikan akan semakin tinggi pula pengetahuan akan kesehatan dan

gizi keluarganya. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas

zat gizi yang dikonsumsi oleh anggota keluarga ( Soekirman, 2002)

c) Sanitasi Lingkungan

Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan

terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare,kecacingan,dan

Page 8: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

8

infeksi saluran pencernaan. Apabila anak menderita infeksi saluran

pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang

menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi.Seseorang kekurangan

zat gizi akan mudah terserang penyakit,dan pertumbuhan akan

terganggu (Supariasa, 2002)

D. Pencegahan Gizi Buruk

Pengendalian Gizi buruk dan gizi kurang melalui pemberian PMT

siap saji 4 sehat 5 sempurna, tiga kali seminggu. Pemberian Vitamin

untuk meningkatkan nafsu makan anak dan pemberian meal time. Meal

time dibawa pulang ke rumah masing masing untuk disajikan kepada

balita selama 4 hari kosong. Sehingga dalam 7 hari seminggu balita gizi

kurang dan gizi buruk betul-betul mendapat perhatian yang serius.

Kegiatan PMT ini khusus untuk Balita gizi kurang & gizi buruk, dengan

tujuan untuk pemulihan status gizi balita. (Khomsan, 2004)

Kegiatan penanganan kasus gizi buruk adalah sebagai berikut :

a. Penyuluhan kepada masyarakat tentang tanda-tanda Gizi buruk dan

cara merujuk sebagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh

masyarakat

b. Mendekatkan pelayanan dengan cara menyiapkan pos baru atau

therapeutic feeding centre (bila memungkinkan)

c. Melakukan pelayanan gizi dan pengobatan berdasarkan SOP

(pedoman tatalaksanan penanganan gizi buruk rawat inap atau rawat

jalan)

d. Menyediakan sarana, suplementasi gizi dan makanan formula

e. Upaya pencegahan meningkatnya jumlah kasus gizi buruk dengan

meningkatkan daya tahan tubuh dengan imunisasi, makanan

tambahan, perbaikan kondisi lingkungan,dll (Khomsan, 2004).

Upaya pencegahan gizi buruk dilakukan untuk melindungi

penduduk yang beresiko menderita gizi buruk, upaya ini dilakukan secara

lintas program atau sector seperti :

a. Pemberian imunisasi

Page 9: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

9

b. Peningkatan cakupan kapsul vitamin A terutama pada daerah ada

kasus campak

c. Peningkatan cakupan pemantauan pertumbuhan

d. Penyuluhan kepada masyarakat dan konseling pada anak – anak yang

mengalami gagal tumbuh

e. Manajement faktor resiko gizi buruk dan koordinasi dengan program

terkait. Jika faktor resikonya diluar kemampuan (resource) sector

kesehatan, maka dikoordinasikan dengan sector lain

f. Memperhatikan kondisi lingkungan, kondisi ekonomi

E. Kandungan Gizi dalam makanan

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber enegi utama dalam tubuh.

Karbohidrat juga merupakan bagian dari stuktur sel dalam bentuk

glikoprotein. Simpanan energi dalam otot dan hati terdapat dalam

bentuk glikogen, salah satu bentuk karbohidrat yang mudah

dimobilisasikan bila badan memerlukan banyak energi (Sudiarti dan

Indrawani, 2007)

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat diantaranya adalah

beras, singkong, gaplek, ubi rambat, jagung, kentang, gandum dan

sagu. Makanan yang berasal dari hewan yang mengandung

karbohidrat dalam jumlah cukup banyak adalah susu, tiram, dan hati

(Sudiarti dan Indrawani, 2007).

Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:

1) Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat

menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.

Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk

aktifitas tubuh, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen

di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem

syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang berasal

dari karbohidrat saja.

Page 10: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

10

2) Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.

Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama; bila

karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan

energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan

atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein

akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi.

Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya

sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus

menerus, maka keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tidak

dapat dihindari lagi.

3) Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat

mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang

berlebihan.

4) Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik

tertentu.

5) Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam

tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium.

Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam

nukleat.

6) Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,

mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan,

memperlancar defekasi (Sudiarti dan Indrawani, 2007).

Karbohidrat sangat berguna bagi tubuh maka dari jika kekurangan

karbohidrat dapat berakibat gangguna dalam tubuh seperti :

1) Kekurangan karbohidrat akan mengakibatkan cadangan lemak

dalam jaringan adiposa akan dimobilisasi sedemikian cepatnya,

sehingga tubuh tidak dapat mengoksidasi karbohidrat seluruhnya

menjadi CO2 dan H2O. Sebagian dari hasil pemecahan lemak itu

akan diubah menjadi substansi yang disebut dengan keton bodies.

Yang dapat beresiko pada ketosis.

Page 11: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

11

2) Tidak adanya cadangan energi dalam tubuh sehingga untuk

menggantikan karbohidrat tubuh menggunakan protein sebagai

pengganti cadangan energi oleh karena itu protein tubuh menjadi

hilang.

3) Meneyebabkan fatique, dehidrasi, mual, nafsu makan berkurang,

dan tekanan darah kadang-kadang turun dengan mendadak sewaktu

bangkit dari posisi berbaring (hipotensi ortostatik) (Sudiarti dan

Indrawani, 2007).

Karbohidrat banyak terdapat dalam berbagai bahan

makanan yang dikonsumsi, terutama pada bahan makanan yang

banyak mengandung zat tepung/pati dan gula. Bahan pangan yang

dikonsumsi rakyat Indonesia kandungan karbohidratnya cukup

tinggi, yaitu sekitar 70% sampai 80%, terutama pada serealia

(padi-padian), umbi-umbian, dan bahan pangan lainnya. Tidak ada

ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia.

Untuk memelihara kesehatan, Almatsier (2004) mengutip data

WHO (1990), menganjurkan agar 55% sampai 75% konsumsi

energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak

hanya 10% berasal dari gula sederhana.

b. Protein

Protein adalah suatu jaringan panjang yang terdiri atas beberapa

molekul asam amino yang terikat mirip kereta api. Asam amino

marupakan bahan dasar protein. Terdapat 9 macam asam amino yang

dinyatkan penting yaitu Histidine, isolucine, lucine, lysine,

Methionine, phenylalanine, threonine, tryptophan, dan valine. Protein

memiliki beberapa fungsi yang penting untuk tubuh, seperti :

1) Menjadi komponen bentuk struktur tubuh

2) Membangun dan mempertahankan struktur tubuh

3) Membantu proses pembekuan darah

4) Sebagai cadangan sumber energi terakhir

5) Menyebarkan zat besi, lemak, mineral, dan oksigen dalam tubuh

Page 12: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

12

6) Menjadi bagian dari berbagaienzim dan hormon serta antibodi

dalam tubuh. (Lau, 2009)

Sumber makanan yang mengandung banyak protein dapat

diperoleh dari sumber makanan hewani maupun nabati. Namun untuk

sumber protein dai makanan hewani memiliki kandungan protein yang

lebih melimpah dibandingkan dengan sumber protein dari makanan

nabati. Sumber protein dari makanan hewani seperti daging, ikan,

makanan laut, unggas dan susu. Sumber protein nabati dapat diperoleh

dari kacang-kacangan, biji-bijian dan produk gandum. Sumber protein

tersebut dibedakan menjadi sumber protein lengkap (complete protein

) dan protein tak lengkap (incomplete protein) (Lau, 2009)

Dampak dari kekuarangan protein terutama terjadi dalam jangka

panjang adalah kwasiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang

meliputi kegagalan pertumbuhan, penurunan fungsi mental, dan

edema (pengumpulan cairan). Pada banyak kasus kekuran protein

yang parah dapat menyebabkan gangguan sistem kardovaskular, aliran

filtrasi urin (proses penyaringan yang dilakukan di ginjal untuk

menghasilkan urin) berkurang,penurunan sistem imun, gangguan

elektrolit dan masalah gangguan cerna. (Muhammad dan oktaviani,

2010)

Protein merupakan zat yang penting bagi tubuh namun jika

mengkonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan gangguan

dalam tubuh seperti :

1) Mengkonsumsi makanan tinggi protein cenderung meningkatkan

kadar kolesterol darah dan resiko terkena penyakit jantung serta

kanker usus

2) Meningkatkan pelepasan kalsium dalam tubuh

3) Peningkatan protein menyebabkan kerja ginjal lebih berat

Peningkatan resiko berat badan dan obesitas, mengingat sumber

protein berupa sumber lemak jika tidak diiringi denganaktivitas

fisik maka resiko akan meningkat. (Lau, 2009)

Page 13: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

13

Rekomendasi konsumsi protein ditentukan menurut tingkat

usia dan berat badan. Berikut ini rekomendasi protein menurut usia

dan berat badan:

0-6 bulan 9,1 g/hari

7-12 bulan 1,5 g/hari

1-3 tahun 1,1 g/hari

4-8 tahun 0,95 g/hari

9-13 tahun 0.95 g/ hari

14-18 tahun 0,85 g/hari

Misalnya :

Berat badab seseorang yang berusia 18 tahun adalah 70 kg makan

protein yang dibutuhkan adalah 70x0,85= 56 g. Maka, protein yang

dibutukan adalah 56 gr dalam sehari. (Lau, 2009)

c. Lemak

Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan

oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein,

vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang

memberikan kalori paling tinggi.Satu gram minyak atau lemak dapat

menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya

menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak nabati mengandung

asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, linolenat, dan

arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat

penumpukan kolesterol.

Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990)

menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi

total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan

akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin

larut lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling

banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan

3-7% dari lemak tidak jenuh ganda.konsumsi kolesterol yang

dianjurkan adalah ≤ 300 mg per hari (Yuniastuti,2008).

Page 14: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

14

Fungsi lemak bagi tubuh adalah:

1) Sebagai komponen dasar dalam membran sel.

2) Sebagai sumber energi yang lebih efektif dibanding karbohidrat

dan protein.

3) Menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi.

4) Berperan sebagai sumber sekaligus pelarut bagi vitamin A, D, E

dan K.

5) Sebagai cadangan energi.

Fungsi lemak tidak hanya untuk kebutuhan tubuh tetapi juga untuk

pangan seperti:

1) Sebagai media penghantar panas, seperti: minyak goreng, mentega

putih, lemak, dan margarin.

2) Menambah kalori (energi).

3) Memperbaiki testur dan cita rasa.

4) Selama proses pencernaan, lemak meninggalkan perut lebih lambat

dibanding karbohidrat dan protein sehingga menangguhkan rasa

lapar dan menyebabkan rasa puas pada seseorang.

Lemak terdiri dari lemak nabati dan lemak hewani. Lemak

nabati adalah lemak yang berasal dari tumbuhan, contohnya kelapa,

kacang tanah, kemiri, margarin dan alpukat. Lemak hewani adalah

lemak yang berasal dari hewan, contohnya daging, gajih, mimyak

ikan, dan mentega. Lemak yang tidak digunakan oleh tubuh disimpan

dalam jaringan bawah kulit, sehingga tubuh yang berlebihan lemak

menjadi gemuk. Kelebihan lemak dapat menyebabkan penyakit

kolesterol, yaitu kelebihan lemak dalam jaringan pembuluh darah,

sehingga menimbulkan gangguan pada peredaran darah (Lau, 2009).

d. Vitamin

Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat diperlukan

oleh tubuh dalam jumlah sedikit, tidak menghasilkan energi dan

berperan sebagai zat pengatur dalam tubuh. Bahan makanan yang

merupakan sumber utama vitamin, antara lain buah buahan. Menurut

Lau (2009) fungsi vitamin dalam tubuh :

Page 15: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

15

1) Vitamin A

Fungsi Vitamin A adalah:

a) Memelihara jaringan epitel

b) Regenerasi rodopsin di retina

c) Pertumbuhan tulang dan gigi

d) Proses oksidasi dalam tubuh

Akibat Kekurangan vitamin A :

a) Hemeralopia yang timbul karena menurunnya kemampuan sel

basilus pada waktu senja

b) Bintik bitot (kerusakan pada retina)

c) Seroftalmia (kornea mata mengering karena terganggunya

kelenjar air mata)

d) Keratomalasi (kornea mata rusak sama sekali karena

berkurangnya produksi minyak meibom)

e) Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan

epitel kulit terganggu)

f) Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena

rusaknya epitel organ

g) Proses pertumbuhan terhenti

Akibat Kelebihan Vitamin A :

a) Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan

pada tubuh, antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit

kering bersisik, dan pingsan

b) Dapat menyebabkan kerabunan

c) Terhambatnya pertumbuhan tubuh

d) Pembengkakan hati, dan iritasi kulit

2) Vitamin B1

Fungsi Vitamin B1:

a) Pembuatan neurotransmitter

b) Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat

c) Keseimbangan air di dalam tubuh

d) Penyerapan lemak oleh jonjot usus

Page 16: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

16

Akibat Kekurangan Vitamin B1 :

a) Beri-beri

b) Selera makan hilang

c) Pertumbuhan terhenti

d) Transpor cairan tubuh terganggu

e) Metabolisme karbohidrat terganggu sehingga terjadi timbunan

asam piruvat dalam sel, yang akan menjadi racun dalam sel

e) Kontraksi otot jantung dan sistem saraf pusat melemah

3) Vitamin B2

Fungsi Vitamin B2:

a) Metabolisme gula dan protein

b) Rangsang saraf mata

c) Pertumbuhan

d) Pemeliharaan jaringan kulit sekitar mulut

e) Merupakan enzim pada oksidasi dalam sel

f) Menghasilkan energi dalam sel

Akibat Kekurangan Vitamin B2:

a) Keilosis (luka pada sudut mulut)

b) Katarak (lensa mata menjadi keruh)

c) Pertumbuhan terhenti

d) Peradangan pada kornea mata sehingga pandangan kabur

4) Vitamin B3

Fungsi Vitamin B3:

a) Membentuk koenzim A

b) Sintesis hormone

c) Kestabilan gula darah

Akibat Kekurangan Vitamin B3 :

a) Dermatitis

b) Insomnia

c) Internitis

d) Gangguan fungsi saraf

e) Kelelahan

Page 17: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

17

5) Vitamin B6

Fungsi Vitammin B6:

a) Metabolisme lemak

b) Pembuatan sel darah merah dan kulit

c) Penyusun enzim dekarboksilase dan transaminase

d) Pertumbuhan

e) Aktivitas urat saraf

Akibat Kekurangan Vitamin B6 :

a) Pelagra

b) Anemia

c) Obstipasi

d) Kejang-kejang dan amat peka terhadap rangsang

e) Pertumbuhan terhambat

6) Vitamin B7

Sumber : Hati, susu, kedelai, ragi, bayam, ikan, daging, dan tomat.

Fungsi Vitamin B7:

a) Pertumbuhan

b) Metabolisme sel

c) Pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein

d) Koenzim

Akibat kekurangan Vitamin B7:

a) Pelagra

b) Dermatitis: kulit pecah-pecah, eksim, dan mengelupas

c) Diare

d) Dimensia: kekacauan mental, pelupa, letih, dan suka melamun

e) Pendarahan usus dan gusi

7) Vitamin B11

Sumber : Hati, ginjal, sayuran, daging sapi, pisang, polongan, biji

gandum, dan ragi.

Fungsi Vitamin B11:

a) Pembentukan sel darah merah

b) Metabolisme kelompok metal

Page 18: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

18

c) Sintesis DNA dan RNA yang berperan dalam pembelahan sel

Akibat kekurangan Vitamin B11:

a) Anemia pernisiosa

b) Peradangan lidah

c) Diare

8) Vitamin B12

Sumber : Hati, ikan, susu, telur, udang, kerang, dan keju. Fungsi

Vitamin B12:

a) Sintesis asam amino

b) Pembentukan sel darah

c) Metabolisme sel dalam pertumbuhan

Akibat kekurangan Vitamin B12:

a) Anemia pernisiosa

b) mudah lelah lesu

c) iritasi kulit

9) Vitamin C

Sumber : Sayur, buah segar, hati, dan ginjal. Fungsi Vitamin C :

a) Metabolisme lemak

b) Pembentukan jaringan ikat (kolagen)

c) Kesehatan gusi

d) Aktivator enzim (koenzim)

e) Oksidasi dan dehidrasi dalam sel

f) Pembentukan trombosit

Akibat Kekurangan Vitamin C :

a) Skorbut, pendarahan gusi

b) Pendarahan kulit

c) Kerusakan sendi

d) Menurunnya permeabilitas sel kapiler darah

e) Pendarahan dalam sumsum tulang

Akibat Kelebihan Vitamin C :

a) Dapat menyebabkan batu ginjal

b) Gangguan saluran pencernaan dan

Page 19: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

19

c) Rusaknya sel darah merah

10) Vitamin D

Merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada

makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk

olahannya, seperti keju.

Fungsi Vitamin D :

a) Sebagai penghancur dan pembunuh segala macam virus maupun

bakteri yang merugikan tubuh

b) Memberikan kekuatan terhadap tubuh dari serangan penyakit

c) Memperlancar proses pertumbuhan tulang dan gigi serta

menjaganya dari kerapuhan

Akibat Kekurangan Vitamin D :

a) Tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal,

dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X

b) Gigi akan mudah mengalami kerusakan

c) Otot pun akan mengalami kekejangan

d) Penyakit osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor

secara berlebihan di dalam tulang

e) Penyakit osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya

berkurangnya kepadatan tulang

Akibat Kelebihan Vitamin D :

a) menyebabkan tubuh mengalami diare,

b) berkurangnya berat badan,

c) muntah-muntah, dan

d) dehidrasi berlebihan

11) Vitamin E

Sumber vitamin E : ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak

tumbuh-tumbuhan.

Fungsi Vitamin E :

a) menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari

jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati

b) melindungi paru-paru manusia dari polusi udara

Page 20: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

20

Akibat Kekurangan Vitamin E :

a) menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara

lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita

b) saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan

12) Vitamin K

Sumber Vitamin K : susu, kuning telur, dan sayuran segar

Fungsi Vitamin K :

a) Pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan

luka

b) Sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi

asam amino asam glutamat

Akibat Kekurangan Vitamin K :

a) Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam

tubuh

b) Kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan

F. Metode Diskusi Kelompok

Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang

peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat dan atau saling

mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan

kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode

diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif. Jumlah anggota

diskusi kelompok biasanya terdiri dari 5 (lima) sampai 20 (dua puluh) orang.

Jumlah ini memudahkan anggota untuk berinteraksi dan memudahkan

penyuluh untuk mengkoordinasi jalannya diskusi. (Notoatmojo, 2005)

Keunggulan metode diskusi terletak pada efektivitasnya untuk mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran tingkat tinggi dan tujuan pembelajaran ranah

afektif. Karena itu, ada tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui

penggunaan metode diskusi: Penguasaan bahan pelajaran, Pembentukkan

dan modifikasi sikap, serta pemecahan masalah (Notoatmojo, 2005)

Page 21: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

21

a. Keuntungan dan Kekurangan Metode Diskusi Kelompok

Sebagai metode partisipatif, penggunaan metode diskusi memiliki

banyak keuntungan. Berikut ini adalah kelebihan-kelebihan yang

diperoleh dari metode diskusi:

1) Aspek yang didiskusikan oleh peserta bisa berkembang bahkan

melebihi aspek-aspek yang dikemukakan oleh penyuluh.

2) Peserta adalah pengamat yang lebih baik daripada penyuluh dalam

penyelesaian praktis. Hal ini terjadi karena peserta adalah orang yang

merasakan langsung masalah-masalah yang mereka hadapi.

3) Dalam diskusi kelompok ada hubungan yang kuat antara pengetahuan

dengan praktek sehari-hari, yang biasanya tidak terdapat dalam

metode lain seperti ceramah atau media massa.

4) Bahasa yang digunakan dalam diskusi lebih akrab bagi peserta,

sehingga memungkinkan peserta tidak malu untuk berbicara.

5) Peserta dapat memberikan pertanyaan, menyampaikan gagasan atau

memperbaiki pernyataan yang pernah diungkapkannya terdahulu.

6) Diskusi kelompok lebih banyak mendorong kegiatan peserta apabila

divariasikan dengan metode lain seperti bermain peran atau permainan

kartu.

7) Peserta diskusi berkesempatan untuk menemukan aspek masalah yang

tidak diketahuinya. Hal ini akan memungkinkan peserta untuk

mengadopsi pemecahan masalah yang dibicarakan dalam kelompok.

8) Peserta biasanya lebih tertarik karena dapat memberikan kontribusi

pada penentuan masalah yang akan didiskusikannya.

9) Norma kelompok dapat dilihat dan dipertimbangkan oleh penyuluh

dan secara perlahan dapat diubah jika memang diperlukan.

(Notoatmojo, 2005)

Diskusi juga memiliki kelemahan, diantaranya:

1) Alih informasi akan memerlukan waktu yang relatif lebih lama

dibandingkan dengan demonstrasi atau metode ceramah, karena jumlah

sasaran yang terlibat dalam diskusi terbatas.

Page 22: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

22

2) Terdapat peserta yang dominan berbicara atau bahkan kurang berbicara

sama sekali, sehingga ketangkasan penyuluh sangat diperlukan untuk

menghindarkan masalah seperti ini.(Notoatmojo, 2005)

G. Promosi Kesehatan

Menurut Green dan Ottoson (Maulana,2009), promosi kesehatan adalah

kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan,

dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku

yang menguntungkan kesehatan.

Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu

meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan mereka. Termasuk

didalamnya upaya memperbaiki, memajukan, mendorong, dan menempatkan

kesehatan lebih tinggi dari pada kebutuhan perorangan ataupun masyarakat

pada umumnya. Selanjutnya aspek promosi kesehatan ini bertujuan untuk

melakukan pemberdayaan, sehingga orang mempunyai kepedulian terhadap

pola perilaku maupun pola hidup mereka yang mempengaruhi kesehatan

(Emilia, 2008).

Dalam konsepsi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan merupakan

faktor yang sangat penting. Pendidikan kesehatan mengacu pada setiap

gabungan pengalaman belajar yang dipolakan untuk memudahkan

penyesuaian-penyesuaian perilaku secara sukarela yang memperbaiki

kesehatan individu. Menurut Nyswander Pendidikan kesehatan adalah proses

perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi

dari individu ke orang lain dan buka seperangkat prosedur yang akan

dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai (Maulana, 2009).

H. Media Promosi

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan

pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran

dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah

perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Media elektronik, yaitu suatu

media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan

pesannya melalui alat bantu elektronika. Salah satu dari media elektronik

Page 23: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

23

adalah media film, yaitu gambar hidup yang dihasilkan dengan rekaman dari

orang dan benda dengan kamera, dan atau oleh animasi (Santyasa, 2007).

Jenis media promosi dapat dibagi dalam 4 kelompok besar, sebagai berikut :

1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.

Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat

dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini

kelemahannya tidak selalu mudah dinawa kemana- mana sebagai alat

bantu mengajar. Alat peraga ini antara lain :

a. Benda sesungguhnya, misalnya tinja dikebun, lalat diatas tinja dsb.

b. Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti

cacing dalam botol pengawet, dll.

c. Sample, yaitu contoh benda sesunguhnya untuk diperdagangkan

seperti oralit, dll.

2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.

Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam

promosi kesehatan. Hal ini dikarenakan menggunakan benda asli tidak

memungkinkan, misal ukuran benda asli terlalu besar, terlalu berat, dll.

Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam – macam bahan seperti tanah,

kayu, semen, plastik dll.

3. Gambar / media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan,

dll.

a. Poster

Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar –

gambar dengan sedikit kata – kata. Kata – kata dalam poster harus

jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca dengan

jarak ± 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang

mudah dilihat dan banyak dilalui orang, misalnya di dinding balai

desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dll.

Poster dibuat untuk mempengruhi orang banyak, memberikan pesan

singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik.

Page 24: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

24

b. Leaflet

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat –

kalimat singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar – gambar yang

sederhana. Leaflet digunakan untuk memberikan suatu masalah,

misallnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi

tentang diare dan pencegahannya, dll.

4. Gambar alat optic, seperti photo, slide, film, dll.

a. Photo

Photo yaitu bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :

1) Album, yaitu merupakan foto – foto yang isinya beruntutan,

menggambarkan suatu cerita, kegiatan dll.

2) Dokumentasi lepasan, yaitu photo – photo yang berdiri sendiri dan

tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok

persoalan atau titik perhatian.

b. Slide

Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau group.

Slide ini sangat efektif untuk membahas suatu topic tertentu dan

peserta data mencermati setiap materi dengan cara seksama. Karena

slide sifatnya dapat diulang – ulang.

c. Film

Film lebih kearah sasaran secara massal, sifatnya menghibur namun

bernuansa edukatif (Departemen Kesehatan RI, 2004).

Page 25: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

25

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Nama Kegiatan

Promosi kesehatan dengan tema Makanan Sehat tidak Harus Mahal

B. Bentuk kegiatan

1. Diskusi Kelompok

Kegiatan ini dilakukan dengan cara membagi peserta yang datng menjadi

3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri 10 peserta ibu rumah

tangga dan 2 tentor dari mahasiswa.

2. Lomba Membuat menu

Peserta akan diberikan uang belanja masing kelompok sebesar .....

kemudian dari pserta harus membelanjakan yang tersebut seminimal

mungkin dengan kandungan gizi yang lengkap. Kemudian peserta

membuat menu dalam sehari menggunakan bahan makanan yang telah

diberi.

C. Media Promosi

1. Penayangan Film berkaitan dengan cara memasak yang baik

Media ini digunakan untuk membantu proses pelaksanaan lebih menarik

sehingga lebih mudah dimengerti oleh sasaran.

2. Food Model

Food model makanan sehat digunakan dalam demonstrasi materi

penyuluhan. Sebagai contoh makanan sehat sesuai ukuran rumah tangga.

D. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan promosi kesehatan tentang makanan sehat adalah ibu rumah

tangga desa Karangsari kecamatan Kembaran sebanyak 30 orang dari RT ......

dengan kontrol sebanyak 30 orang dari RT.......

E. Evaluasi Kegiatan

1. Input

Input dari kegiatan ini terdiri dari:

a. Man : Sumber daya manusia yang ada untuk kegiatan ini

sebanyak 7 orang dan peserta kegiatan minimal 75% dari target.

Page 26: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

26

b. Money : Sumber dana yang ada untuk kegiatan ini sebesar 585.000

rupiah.

c. Material : peralatan yang digunaka untuk kegiatan ini adalah, LCD,

proyektor.

d. Metode : Metode dalam kegiatan ini adalah dengan diskusi

kelompok, penayangan film, dan perlombaan membuat menu.

e. Media : Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah food

model dan Film tentang makanan sehat

2. Proses

a. Penyusunan Proposal Kegiatan

b. Presentasi Proposal Pelaksanaan

c. Pelaksanaan Kegiatan

d. Penyusunan Laporan Kegiatan

e. Presentasi Laporan Kegiatan

f. Pengumpulan Laporan

3. Output

a. Pembagian kuisioner Pre test sebelum diskusi kelompok

b. Pembagian kuisioner Post test sesudah diskusi kelompok

F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan penyluhan dengan tema “Asupan Gizi Seimbang Tidak harus Mahal”

ini akan dilaksanakan:

Hari, tanggal : Sabtu, 19 Mei 2012

Waktu : 08.00 s/d Selesai

Tempat : Balai Desa Karangsari

G. Kemitraan

a. Pemerintah Desa Karangsari

b. Dinas kesehatan Kabupaten Banyumas

c. Sponsor

H. Analisis Data

Analisis data menggunakan metode kuantitatif untuk melihat pengetahuan

sebelum dan sesudah pelaksanaan diskusi kelompok dengan menggunakan uji

pair t test apabila data IID (Independent, Identik, distribusi Normal) atau

Page 27: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

27

menggunakan uji wilcoxon jika data tidak memenuhi IID. Analisis yang

digunakan untuk membedakan efektivitas metode pembelajaran dengan data

berdistribusi normal menggunakan uji t dua sampel independen, jika data tidak

berdistribusi normal menggunakan uji U Mann Whitney.

I. Susunan Panitia

(Terlampir)

J. Susunan Acara

(Terlampir)

K. Anggaran Kegiatan

(Terlampir)

PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini kami buat, semoga rencana pelaksanaan kegiatan

ini dapat berjalan dengan lancar. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Page 28: 90474483 Gizi Buruk Rvisii

28

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia; Jakarta

Almatsier, Sunita. 2006. Hidup Sehat dalam Siklus Kehidupan Manusia.

Gramedia; Jakarta

Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Banyu Media. Cipta;

Jakarta.

Depkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Depkes

DKK Banyumas. 2010. Profil Kesehatan Banyumas Tahun 2010. Banyumas.

Kemenkes RI. 2010. Profil kesehatan RI Tahun 2010. Jakarta

Khomsan. A 2004. Peranan Pangan Dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. PT.

Grasindo: Jakarta

Lau, Edwin. 2009. Healthy Express : Super Sehat dalam 2 Minggu. Gramedia

Pustaka Utama : Jakarta

Muhammad, Harry Freitag dan Prima Oktaviani. 2010. Bebas Kanker Tanpa

Daging. Jogja Great Publisher: Yogjakarta

Nancy, Y and Thohar. 2006. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang.

Wahlquist ML, et. Al. Food Based Dietary Guidelines. Paper Presented at

Proposed Joint WHO/FAO Consultation On Preparation And Use Of Food

Based Dietary guidelines, Cyprus, Maret 1995

Notoatmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Penerbit Rineka:

Jakarta

Soekirman. 2002. Ilmu Gizi Dan Aplikasinya Untuk Keluarga Dan Masyarakat.

Direktorat Jenderal: Jakarta

Sudiarti dan Indrawani. 2007. Bahan Makanan dan Zat Gizi. Penerbit PT Raja

Grafindo Persada: Jakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman, Ibnu Fajar dan Bachyar Bakri. 2002. Penilaian Status

Gizi. EGC, Jakarta.

Yuniastuti A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.