94513768 pengukuran level di industri 1
DESCRIPTION
levelTRANSCRIPT
PENGUKURAN LEVEL DI INDUSTRI
Beberapa metode yang telah dikembangkan untuk pengukuran level yang kontinu
secara otomatis antara lain adalah :
1. Float dan Cable
Instrumen Float dan Cable adalahh mengukur ketinggian level dengan alat yang
menggunakan metode naik dan jatuh dari pelampung pada permukaan level. Mekanisme ini
digunakan untuk menghitung variasi level dengan range antara beberapa inci sampai ukuran
feet. Float dan cable biasanya digunakan pada tangki terbuka, karena perubahan ketinggian
pelampung ini didesain untuk tangki yang bertekanan. Pelampung ini mempunyai
keuntungan sebagai simple dan sensitive terhadap perubahan densitas. Turbulance juga dapat
menimbulkan masalah pada pengukuran. Teknik float dan cable tidak memberi kemungkinan
pada konsep transmitter yang dapat dilakukan oleh teknik lainnya.
Float diklasifikasikan dengan tipe dari posisi sensor (reed switch, cable, pot,
magnetostrictive dan radar). Keuntungan menggunakan float tidak ada batasan ketinggian
tangki, akurasi yang bagus dan harganya relatif murah. Prinsip float dari pengukuran level ini
adalah displacer. Teknologi displacer didasarkan pada hukum archimedes. Displacer secara
berkala ditempatkan di external cages yang dapt mempengaruhi akurasi jika level pada vessel
tidak lurus.
2. Perpindahan
Pokok dari teknik perpindahan adalah transmitter gaya yang seimbang. Biasanya
digunakan untuk mengukur ketinggian material antara permukaan adatu densitas denagn
menggunakan gaya buoyancy pada sebuah displacer di bawah permukaan level. Gaya
buoyancy terkonversi dengan adanya gaya seimbang pneumatic atau mekanisme mekanik
yang profesional 3-15 Psi, 20-100 kPa, 4-20 mA/dc atau 10-50 mA/dc signal.
3. Head atau Pressure
Pengukuran dari kepala atau tekanan untulk menghitung ketinggian merupakan salah
satu cara yang banyak digunakan, dimana ketinggian dihitung dengan mengukur tekanan
yang banyak dan bervariasi yang merupakan satu dari berbagai teknik yang dipakai saat ini.
4. Capasitance atau Kapasitansi
Jika sebuah alat penguji dimasukkan ke dalam sebuah tangki dan pengukur kapasitansi
diletakkan diantara alat dan tangki perubahan ukuran dalam tangki akan terjadi kapasitansi
dengan level material. Kejadian ini terlihat perbedaan yang jelas antara konstanta dielektrik
udara dan material di dalam tangki.
5. Konduktansi
Sensor level konduktivitas terdiri dari dua elektroda yang dimasukkan kedalam vessel
atau tangki untuk diukur. Ketika level meningkat cukup tinggi untuk memberikan sebuah
garis konduksi dari satu elektroda ke elektroda yang lain secara berantai (padatan atau coil)
yang berisi energi. Sevcara berantai dapat digunakan untuk alarm atau kontrol, kemudian
konduktivitas ada diantara poin kontrol atau alarm control. Material tersebut dapat menjadi
konduktor dan tidak akan berbahaya jika terjadi percikan. Level dengan konduktivitas sekali-
kali dapat ditemukan pada aplikasi proses di pabrik.
PENGUKURAN LEVEL DI INDUSTRI
Konsep Dasar Sistem Satuan Dan Penskalaan Temperatur
Pengukuran temperatur dapat dilakukan menggunakan termometer modern dengan
penskalaan satuan mengikuti salah satu dari tiga sistem yang paling populer yaitu sistem
Fahrenheit, Celsius, dan Kelvin. Kelvin merupakan satuan dasar temperatur yang disepakati
sebagai satuan Sistem Internasional dan lazim digunakan dalam pemodelan dan kalkulasi
proses industri, sementara Fahrenheit dan Celsius merupakan satuan yang banyak digunakan
dalam masalah kesehatan dan lingkungan.
Dalam aplikasi sehari-hari, penggunaan sistem skala Celsius sering digunakan. Dalam
skala Celsius, 0°C menunjuk pada temperatur dimana air membeku dan 100°C menunjuk
pada temperatur dimana air mulai mendidih pada tekanan permukaan laut. Perbedaan 1
(satu) derajat pada skala Celsius adalah sama dengan perbedaan derajat 1 (satu) skala Kelvin.
Yang membedakan keduanya adalah start awal (offset) dari temperatur air membeku, yaitu
0°C pada skala Celsius dan 273,15 K pada skala Kelvin. Formula konversi Kelvin dari
Celsius adalah sebagai berikut:
Sistem Fahrenheit banyak digunakan di Amerika Serikat. Pada skala Fahrenheit, titik
beku air menunjuk pada 32°F dan titik didih air pada 212°F. Berikut adalah formula untuk
konversi dari Fahrenheit ke Celsius :
Selain menggunakan termometer standard, pengukuran temperatur dapat dilakukan
menggunakan sistem yang berbasis sensor untuk mendeteksi panas.
Peneraan Temperatur Dan Kesalahan Pengukuran
Dalam dunia industri, pengendalian temperatur proses merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan dan kualitas proses. Pengendalian temperatur di industri berkaitan
dengan range temperatur dalam proses industri yang bisa sangat tinggi atau ekstrim rendah
yang seringkali tidak bisa terukur menggunakan termometer yang biasa digunakan untuk
pengukuran sehari-hari atau pada skala laboratorium. Masalah lain yang muncul adalah
masalah penempatan termometer yang biasanya tidak begitu diperhatikan serta masalah
waktu pengukuran yang relatif singkat dengan frekuensi pengukuran yang cukup tinggi.
Dengan demikian, maka diperlukan teknik dan model-model pengukuran khusus yang
disesuaikan dengan kebutuhan industri.
Ada beberapa jenis alat pengukur suhu yang bisa dipergunakan dalam industri, yaitu
thermocouple, pyrometer, bimetal, platinum resistance, dan thermistor. Masing-masing alat
ukur suhu tersebut memiliki prinsip kerja, ketelitian, dan interval suhu yang berbeda.
Pengetahuan tentang sifat-sifat serta kinerja suatu alat sangat diperlukan agar hasil
pengukuran akurat dan memiliki ketelitian sesuai kebutuhan. Berkaitan dengan ketelitian
pengukuran ini, pengurangan kesalahan dalam kalibrasi alat pengukur temperatur memiliki
peran yang sangat penting untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi.
Peneraan temperatur memungkinkan dilakukannya pengukuran ketidakpastian dalam
pengukuran temperatur dalam rangka mengoptimalkan sensor dan ketelitian sistem.
Ketidakpastian ini bersumber dari berbagai faktor diantaranya toleransi sensor yang biasanya
memiliki nilai tertentu tergantung pada spesifikasi pembuat, ketidakakuratan dari pengukuran
itu sendiri, dan pengaruh panas yang dihasilkan dari instalasi peralatan.
Prosedur peneraan dapat diterapkan pada sensor atau peralatan pengukur secara
terpisah atau dengan kombinasi. Dengan peneraan ini, maka standar pengukuran baik
nasional maupun internasional dapat diperoleh. Prinsip peneraan adalah dengan cara
menaikkan atau menurunkan skala dari sensor temperatur peralatan ke suatu temperatur
referensi yang telah diketahui dengan pasti.
Beberapa karakteristik yang penting untuk diperhitungkan dalam peneraan pengukuran
adalah kesalahan pengukuran yang mengambarkan perbedaan antara nilai sebenarnya dengan
nilai terukur, ketidakpastian yang menggambarkan interval penerimaan dari sistem akibat
dari kesalahan komponen, histeresis yang menggambarkan perbedaan resistansi pada
temperatur yang sama tergantung dari arah pencapaian temperatur tersebut, yaitu pengukuran
naik dan pengukuran turun yang dapat menyebabkan respon temperatur 5 terukur bisa
berbeda untuk temperatur aktual yang sama; dan waktu tanggap (respon) yang
menggambarkan waktu yang diperlukan oleh detektor untuk mengirimkan sinyal dalam setiap
level perubahan temperatur. Karakteristik yang terakhir ini sangat penting dalam pengukuran
dimana proses perubahan temperatur berlangsung sangat singkat namun memerlukan
pencatatan historis perubahan yang cukup panjang.
Gambar 1 Kesalahan histeresis pada pengukuran temperatur menggunakan prinsip resistansi
bahan.
Sementara itu pengaruh dari waktu respon dalam pengukuran temperatur terhadap hasil
pengukuran ditunjukkan dalam Gambar 2. Semakin lambat respon sistem pengukur maka
akan berakibat pada semakin besar perbedaan antara temperatur terukur dengan temperatur
aktual.
Gambar 2 Pengaruh waktu tanggap yang berbeda terhadap hasil pengukuran temperatur.
Dari gambaran tentang peranan temperatur dan pentingnya pengukuran temperatur
dalam proses industri seperti disebutkan di atas, maka studi tentang teknik dan model
pengukuran temperatur merupakan hal yang sangat penting dalam rangka mendapatkan hasil
pengukuran yang akurat serta untuk menjamin kualitas produk industri melalui proses yang
terkendali. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeksplorasi teknik dan model
pengukuran temperatur menggunakan termometer zat alir, bimetal, thermocouple, 6 platinum
resistance thermometer (PRT), thermistor, dan pyrometer. Tak kalah pentingnya adalah
peningkatan pemahaman mengenai beberapa sifat statis pengukuran temperatur seperti
keseksamaan, linieritas, dan histeresis; serta sifat dinamis pengukuran temperatur.