99277550 agama islam tkel hukum ham dan demokrasi dalam islam

34
Agama Islam Hukum, HAM dan Demokrasi dalam Islam UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Upload: sumardi-siregar

Post on 05-Feb-2016

266 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

islam

TRANSCRIPT

Page 1: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

Agama Islam

Hukum, HAM dan Demokrasi dalam

Islam

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

2009-2010

Page 2: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

i

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Puji dan Syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

“Agama Islam” Hukum, HAM, dan Demokrasi dalam Islam.

Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Hasanah, M.Ag. Selaku

dosen pembimbing mata kuliah “Agama Islam” yang telah memberikan materi-materi

untuk menyelesaikan makalah ini.

Pontianak, Oktober 2009

Penulis

Page 3: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................... ii

Pendahuluan .............................................................................................................. 1

A. Hukum Islam ........................................................................................... 2

B. Hak Asasi Manusia ................................................................................. 7

C. Demokrasi ............................................................................................... 9

Daftar Pustaka ........................................................................................................... iii

Page 4: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

1

A. PENDAHULUAN

Dewasa ini, globalisasi kian marak diperbincangkan ditengah masyarakat.

Permasalahan hukum, HAM, dan demokrasi pun tidak dapat dipisahkan dari topik

globalisasi. Namun, bagaimanakah hal tersebut menurut Islam?

Dari sudut pandang Islam, hal tersebut menyuguhkan sebuah tantangan yang

sangat berat. Para ahli hukum Islam berpendapat bahwa hukum yang dibuat oleh sistem

kerajaan dipandang tidak sah karena menggantikan kedaulatan Tuhan dengan otoritas

manusia. Tapi hukum yang dibuat oleh rakyat sebagai pemilik kedaulatan juga

mengandung hal serupa. Dalam agama Islam Tuhan adalah satu-satunya pemegang

kadaulatan dan sumber hukum tertinggi. Tapi Demokrasi dipahami sebagai warisan

kemanusiaan yang tiada ternilai harganya yang sampai sekarang belum ditemukan

alternatif yang lebih baik.

Walaupun ada perbedaan di beberapa nilai yang terkandung dalam hal-hal

tersebut dengan pandangan Islam, tetapi terdapat juga beberapa kesamaan. Dalam

makalah ini, akan dibahas seperti apa hukum Islam, dan apa saja yang menjadi perbedaan

serta kesamaan antara HAM dan demokrasi dengan pandangan Islam.

Page 5: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

2

B. HUKUM ISLAM

Definisi hukum secara bahasa adalah meletakkan sesuatu atas sesuatu. Hukum

dalam arti luas dapat disamakan dengan aturan, norma, kaidah baik tertulis maupun yang

tidak tertulis yang pada dasarnya berlaku dan diakui sebagai peraturan yang harus ditaati

dalam kehidupan bermasyarakat dan apabila dilanggar akan dikenakan sanksi. Hukum

juga dapat diartikan sebagai tolok ukur, ukuran atau kaidah mengenai perbuatan atau

sesuatu tertentu.

Hukum Islam adalah seperangkat peraturan-peraturan atau norma yang mengatur

tingkah laku manusia dan merupakan bagian dari ajaran Islam. Hukum Islam juga dapat

diartikan sebagai hukum yang bersumber dari agam Islam yang berasal dari Allah SWT.

sehingga agama Islam bukanlah agama yang didasarkan pribadi penyebaranya, tetapi dari

Allah SWT. itu sendiri. Oleh karena itu, dalam Islam tuhanlah yang menjadi pusat segala-

galanya.

Ajaran dan hukum Islam memiliki dua jenis sumber, yaitu :

- Sumber norma dan nilai yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah / Hadits

- Sumber operasional yaitu Ijtihad / Ro’yu

Hukum Islam yang semata-mata bersumber pada al-Qur’an disebut Syari’at

(Islamic Law), sedangkan hukum Islam yang telah dikembangkan melalui Ijtihad disebut

Fiqih (Islamic Jurispundence).

Firman Allah SWT. dalam QS An-Nisa’ 59

Page 6: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

3

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Muhammad), dan Ulil Amri (Pemegang kekuasaan) diatasmu. Kemudian jika berbeda

pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul

(Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu,

lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Syari’at atau Syari’ah adalah hukum-hukum / ajaran Islam yang terdapat di dalam

wahyu Allah SWT. yaitu yang termuat di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah / Hadits

Rasulullah SAW. Syari’at bersifat mendasar (fundamental), mempunyai ruang lingkup

yang luas (global dan Universal), berlaku abadi, dan menunjukkan kesatuan dalam Islam.

Ruang lingkup syari’at secara umum mencakup : ibadah khusus atau ibadah

mahdhah dan ibadah umum atau muamalah.

Ibadah khusus/mahdhah adalah tata hubungan langsung manusia dengan Allah

SWT. yang terdiri dari :

a. ibadat wajib/rukun Islam (syahadat, shalat, zakat, puasa, hajji)

b. ibadat lainnya yang berkenaan dengan ibadat ibadat wajib/rukun Islam:

- bersifat fisik (badani) seperti : bersuci (thaharah), azan, iqamat, do’a,

umrah, khitan, pengurusan jenazah, dll.

- bersifat materi (maliy) seperti : qurban, aqiqah, sedekah, wakaf, fidyah,

dll.

Ibadah umum atau muamalah (berasal dari akar kata ‘amila : berbuat, beramal)

adalah saling berbuat/beramal atau berinteraksi. Jelasnya mu’amalah ialah tata aturan

Page 7: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

4

yang Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan benda/alam

seluruhnya. Kandungan mu’amalah secara umum mencakup :

a. hukum perdata (al-Qanun al-Khas) meliputi :

- hukum perniagaan (muamalah dalam arti sempit)

- hukum pernikahan (munakahat)

- hukum pewarisan (waratsah), dll.

b. hukum publik (al-Qanun al-‘am) meliputi :

- hukum pidana (jinayah)

- hukum ketatanegaraan (khilafah/siyasah)

- hukum perang/damai (jihad), dll.

c. peraturan-peraturan umum lainnya seperti masalah makanan, minuman,

sembelihan, berburu, dakwah, dll. Termsuk juga akhlak.

Fiqih, Fiqah atau Fiqh menurut bahasa bermakna pemahaman, yaitu mengetahui

sesuatu dan memahaminya dengan baik. Fiqih adalah hukum-hukum dalam Islam hasil

pemahaman manusia tertentu dengan Syari’at. Fiqih bersifat pelengkap / pendukung

(instrumental), rinci namun terbatas (spesifik), bersifat sementara (temporer), dan

berbeda-beda hasil keentuannya.

Perbedaan Syari’at dan Fiqih antara lain :

a. Syari’at terdapat dalam al-Qur’an dan hadits, sedangkan fiqih terdapat

dalam kitab-kitab fiqih.

Page 8: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

5

b. Syari’at bersifat fundamental dan berlingkup lebih luas, sedangkan fiqih

bersifat instrumental, ruang lingkup terbatas pada hukum yang mengatur

perbuatan manusia.

c. Syari’at adalah ciptaan Allah dan ketentuan rasulNya, oleh karena itu

berlaku abadi (Qath’i), sedangkan fiqih karya manusia yan bersifat

sementara (Zanni), dapat berubah dari masa ke masa.

d. Syari’at hanya satu, sedangkan fiqih mungkin lebih dari satu.

e. Syari’at menunjukkan kesatuan dalam Islam sedangkan fiqih menunjukkan

keragaman.

Dasar-dasar hukum Islam yaitu :

- tidak memberatkan dan tidak banyaknya beban-beban

- berangsur-angsur dalam penentuan hukum

- sejalan dengan kebaikan orang banyak

- dasar persamaan dan keadilan

Ciri-ciri hukum Islam

a. kewahyuan dasarnya yang umum

b. merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam

c. mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman/aqidah

dan kesusilaan/akhlak Islam

d. mempunyai dua istilah kunci : Syari’at dan fiqih

e. terdiri dari dua bidang utama : Ibadat dan Muamalat

Page 9: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

6

Fungsi hukum Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia. Namun yang

paling utama diantaranya adalah :

1. fungsi ibadah, yaitu untuk mengabdi kepada Allah dan inilah fungsi yang

paling utama

2. fungsi amar ma’ruf nahi munkar, yaitu untuk membudayakan kebaikan dan

menghilangkan keburukan

3. fungsi zawajir, yaitu mencegah terjadinya kriminalitas

4. fungsi tanzhim wa ishlah al-Ummah, yaitu sebagai sarana untuk mengatur

ketertiban dan kebaikan interaksi sosial ummat manusia.

Tujuan hukum Islam ialah kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat kelak

dengan jalan mengambil yang bermafaat dan mencegah atau menolak yang mudharat

yaitu yang tidak berguna bagi hidup dah kehidupan. Dengan kata lain tujuan hukum

Islam adalah untuk kemaslahatan hidup manusia baik rohani dan jasmani serta individu

dan sosial. Menurut ulama atau pakar hukum Islam, terdapat lima hikmah diturunkannya,

yaitu :

1. untuk memelihara kelestarian agama (hifzud-din)

2. untuk menjaga kesucian rohani (hifzun-nafs)

3. untuk memelihara keselamatan akal (hifzul-’aql)

4. untuk memelihara keturunan dan kehormatan (hifzul-nasl wal-hurumat)

5. untuk memelihra kesucian harta (hifzul-mal)

Page 10: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

7

C. HAK ASASI MANUSIA

Hak asasi adalah hajat dasar dan martabat yang melekat pada setiap manusia baik

secara kodrati (alamiah), tradisi, maupu hukum.

Di dalam Mukaddimah Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia

ditegaskan tujuh pertimbangan dideklarasikannya HAM, yaitu :

1. Perlunya pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang

sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan,

keadilan dan perdamaian dunia.

2. Mengabaikan dan memandang rendah HAM telah mengakibatkan

perbuatan-perbuatan bengis.

3. Hak-hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum, supaya orang

tidak menjadikan pemberontakan sebagai pilihan terakhir guna menentang

kelaliman dari penjajahan.

Perbedaan yang mendasar antara HAM dengan ajaran Islam sebagai berikut :

a. HAM bersifat antropocentris (bersumber dari manusia, manusia tolok

ukurnya) sedangkan ajaran Islam bersifat teocentris (dari Allah SWT)

b. HAM mengutamakan hak asasi (cenderung kepada individualisme), adapun

ajaran Islam mengutamakan kewajiban asai.

c. Dalam HAM pemenuhan hak asasi adalah prinsip utama, sedangkan dalam

ajaran Islam melaksanakan kewajiban asasi adalah prinsip utama, hak asasi

hanyalah suatu konsekuensi yaitu akan diperoleh setelah kewajiban asasi di

laksanakan.

Page 11: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

8

Beberapa kedekatan antara HAM dan Islam :

- Ajaran tentang martabat manusia, yaitu manusia mempunyai kedudukan

atau martabat yang tinggi.

- Ajaran tentang prinsip persamaan

- Ajaran tentang kebebasan menyatakan pendapat

- Ajaran tentang kebebasan beragama

- Ajaran tentang jaminan sosial

- Ajaran hak atas benda

Firman Allah SWT. mengenai Hak Asasi Manusia

QS Al-Isra’ 33

“Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhny),

kecuali dengan satu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka

sungguh, kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu

melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat

pertolongan.

QS Al-Isra’ 70

Page 12: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

9

“Dan Sungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan kami angkut

mereka di darat dan di laut, dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami

lebihkan mereka atas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang

sempurna”

D. DEMOKRASI

Demokrasi adalah penerimaan dan pengamalan prinsip keseimbangan hak,

kesempatan dan perlakuan tanpa adanya diskriminasi (the acceptance and practice of the

principle of equality of rights, oppurtunity, and treatment) Konsep demokrasi adalah

bersifat politik, yaitu : sebuah bentuk kekuasaan atau pengaturan (Kratein)

dari/oleh/untuk rakyat (demos). Hukum, HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang

tidak dapat dipisahkan, karena demokrasi tidak akan terwujud tanpa adanya penegakkan

hukum dan perlindungan HAM. Demikian pula sebaliknya, perlindungan HAM tidak

akan terwujud tanpa adanya penegakkan hukum dan demokrasi.

Sebagaimana HAM, demokrasi juga konsep yang datang dari Barat. Oleh karena

itu, memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan ajaran Islam, yaitu :

- Demokrasi bersifat antropocentris yaitu menempatkan manusia (rakyat) di

atas segala-galanya (suara rakyat – suara tuhan). Islam mendudukan tuhan di

atas segala-galanya dan rakyat adalah pengemban amanah sebagai wakil-Nya

(teo-antropocentris, suara rakyat suara wakil tuhan)

Page 13: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

10

- Demokrasi menjadikan “suara mayoritas” sebagai alat pengambil keputusan,

sedangkan Islam menghendaki “suara/pendapat paling benar” sebagai rujukan

untuk mengambil keputusan.

- Demokrasi menundukkan rakyat sebagai penguasa dan pembuat keputusan

dan hukum, sedangkan penguasa adalah pelaksananya yang terikat dengan

perjanjian/kontrak sosial. Dalam Islam, Allah yang berhak menetapkan

hukum, adapun rakyat dan penguasa, penterjemah dan pemikul amanah

sebagai bagian dari ibadah kepadaNya.

Ada beberapa persamaan dan kedekatan antara ajaran demokrasi dengan Islam

sehingga dalam hal-hal tertentu keduanya dapat sejalan, diantaranya tentang :

a. Ajaran musyawarah atau syura. Islam mengajarkan : hendaknya dalam urusan

keduniaan dilaksanakan dengan prinsip musyawarah dan memegang tegus

hasil-hasilnya

b. Ajaran tentang konsensus (Ijmak). Islam mengajarkan, hendaknya senantiasa

adanya satu kesepahaman dalam kehidupan sehingga terjalin keterpaduan

yang kokoh laksana satu barisan yang rapi

c. Ajaran tentang bersikap kritis terhadap penguasa (amar Ma’ruf nahi munkar).

Hampir semua Nabi dan Rasul Allah adalah orang-orang yang tampil kritis

kepada penguasa demi untuk kemanusiaan

d. Ajaran tentang berpikit kreatif (ijtihad), dan lain-lain.

Page 14: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

11

Firman Allah SWT. mengenai demokrasi

QS. Ali Imran 159

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkalah ampun

untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian,

apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh,

Allah mencintai orang yang bertawakal”

Page 15: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

iii

Takhalli, Tahalli, dan Tajalli Ditulis oleh Dewan Asatidz    Manusia dilengkapi oleh Allah dua hal pokok, yaitu jasmani dan rohani. Dua hal ini memiliki keperluan masing-masing. Jasmani membutuhkan makan, minum, pelampiasan syahwat, keindahan, pakaian, perhiasan-perhiasan dan kemasyhuran. Rohani, pada sisi lain, membutuhkan kedamaian, ketenteraman, kasih-sayang dan cinta.

Para sufi menegaskan bahwa hakekat sesungguhnya manusia adalah rohaninya. Ia adalah muara segala kebajikan. Kebahagiaan badani sangat tergantung pada kebahagiaan rohani. Sedang, kebahagiaan rohani tidak terikat pada wujud luar jasmani manusia. Sebagai inti hidup, rohani harus ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi. Semakin tinggi rohani diletakkan, kedudukan manusia akan semakin agung. Jika rohani berada pada tempat rendah, hina pulalah hidup manusia. Fitrah rohani adalah kemuliaan, jasmani pada kerendahan. Badan yang tidak memiliki rohani tinggi, akan selalu menuntut pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rendah hewani. Rohani hendaknya dibebaskan dari ikatan keinginan hewani, yaitu kecintaan pada pemenuhan syahwat dan keduniaan. Hati manusia yang terpenuhi dengan cinta pada dunia, akan melahirkan kegelisahan dan kebimbangan yang tidak berujung. Hati adalah cerminan ruh. Kebutuhan ruh akan cinta bukan untuk dipenuhi dengan kesibukan pada dunia. Ia harus bersih.

Dalam rangkaian metode pembersihan hati, para sufi menetapkan dengan tiga tahap : Takhalli, Tahalli, dan Tajalli. Takhalli, sebagai tahap pertama dalam mengurus hati, adalah membersihkan hati dari keterikatan pada dunia. Hati, sebagai langkah pertama, harus dikosongkan. Ia disyaratkan terbebas dari kecintaan terhadap dunia, anak, istri, harta dan segala keinginan duniawi.

Dunia dan isinya, oleh para sufi, dipandang rendah. Ia bukan hakekat tujuan manusia. Manakala kita meninggalkan dunia ini, harta akan sirna dan lenyap. Hati yang sibuk pada dunia, saat ditinggalkannya, akan dihinggapi kesedihan, kekecewaan, kepedihan dan penderitaan. Untuk melepaskan diri dari segala bentuk kesedihan, lanjut para saleh sufi, seorang manusia harus terlebih dulu melepaskan hatinya dari kecintaan pada dunia.

Tahalli, sebagai tahap kedua berikutnya, adalah upaya pengisian hati yang telah dikosongkan dengan isi yang lain, yaitu Allah (swt). Pada tahap ini, hati harus selalu disibukkan dengan dzikir dan mengingat Allah. Dengan mengingat Allah, melepas selain-Nya, akan mendatangkan kedamaian. Tidak ada yang ditakutkan selain lepasnya Allah dari dalam hatinya. Hilangnya dunia, bagi hati yang telah tahalli, tidak akan mengecewakan. Waktunya sibuk hanya untuk Allah, bersenandung dalam dzikir. Pada saat tahalli, lantaran kesibukan dengan mengingat dan berdzikir kepada Allah dalam hatinya, anggota tubuh lainnya tergerak dengan sendirinya ikut bersenandung dzikir. Lidahnya basah dengan lafadz kebesaran Allah yang tidak henti-hentinya didengungkan setiap saat. Tangannya berdzikir untuk kebesaran Tuhannya dalam berbuat. Begitu pula, mata, kaki, dan anggota tubuh yang lain. Pada tahap ini, hati akan merasai ketenangan.

Page 16: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

Kegelisahannya bukan lagi pada dunia yang menipu. Kesedihannya bukan pada anak dan istri yang tidak akan menyertai kita saat maut menjemput. Kepedihannya bukan pada syahwat badani yang seringkali memperosokkan pada kebinatangan. Tapi hanya kepada Allah. Hatinya sedih jika tidak mengingat Allah dalam setiap detik.

Setelah tahap â€کpengosongan’ dan â€کpengisian’, sebagai tahap ketiga adalah Tajalli. Yaitu, tahapan dimana kebahagian sejati telah datang. Ia lenyap dalam wilayah Jalla Jalaluh, Allah subhanahu wata’ala. Ia lebur bersama Allah dalam kenikmatan yang tidak bisa dilukiskan. Ia bahagia dalam keridho’an-Nya. Pada tahap ini, para sufi menyebutnya sebagai ma’rifah, orang yang sempurna sebagai manusia luhur.

Syekh Abdul Qadir Jaelani menyebutnya sebagai insan kamil, manusia sempurna. Ia bukan lagi hewan, tapi seorang malaikat yang berbadan manusia. Rohaninya telah mencapai ketinggian kebahagiaan. Tradisi sufi menyebut orang yang telah masuk pada tahap ketiga ini sebagai waliyullah, kekasih Allah. Orang-orang yang telah memasuki tahapan Tajalli ini, ia telah mencapai derajat tertinggi kerohanian manusia. Derajat ini pernah dilalui oleh Hasan Basri, Imam Junaidi al-Baghdadi, Sirri Singkiti, Imam Ghazali, Rabiah al-Adawiyyah, Ma’ruf al-Karkhi, Imam Qusyairi, Ibrahim Ad-ham, Abu Nasr Sarraj, Abu Bakar Kalabadhi, Abu Talib Makki, Sayyid Ali Hujweri, Syekh Abdul Qadir Jaelani, dan lain sebagainya. Tahap inilah hakekat hidup dapat ditemui, yaitu kebahagiaan sejati.

Wallahu a’lam

A.QS. Al-Mujadalah, 58 : 11.قيل وإذا لكم، الله يفسخ فافسخوا المجالس في خوا تفس لكم قيل إذا أمنوا ذين هاال يايتعءملون بما والله درجات، أتواالعلم ذين وال منكم، أمنوا ذين ال الله يرفع فانشزوا انشزوا

: المجادله( )١١خبيرArtinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan keoadamu:”berlapang-lapanglah kamu dalam majelis”, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadalah, 58:11)Selanjutnya berkenaan dengan ayat tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:Kata tafassahu pada ayat tersebut maksudnya adalah tawassa’u yaitu saling meluaskan dan mempersilahkan.Kata yafsahillahu lakum maksudnya Allah akan melapangkan rahmat dan rizki bagi mereka.Kata unsuzyu maksudnya saling merendahkan hati untuk memberi kesempatan kepada setiap orang yang datang.Kata yarfa’illahu ladzina amanu maksudnya Allah akan mengangkat derajat mereka yang telah memuliakan dan memiliki ilmu di akhirat pada tempat yang khusus sesuai dengan kemuliaan dan ketinggian derajatnya.Dari ayat tersebut dapat diketahui, hal sebagai berikut:

Page 17: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

Pertama : Bahwa para sahabat berupaya ingin saling mendekat pada saat berada di majelis Rasulullah saw, dengan tujuan agar ia dapat mudah mendengar wejangan dari Rasulullah saw. Yang diyakini bahwa dalam wejangannya itu terdapat kebaikan yang amat dalam serta keistimewaan yang agung.Kedua : Bahwa perintah untuk saling meluangkan dan meluaskan tempat ketika berada di majelis, tidak saling berdesakan dan berhimpitan dapat dilakukan sepanjang dimungkinkan, karena cara demikian dapat menimbulkan keakraban diantara sesama orang yang berada di dalam majelis dan bersama-sama dapat mendengar wejangan Rasulullah saw.Ketiga : Bahwa pada setiap orang yang memberikan kemudahan kepada hamba Allah yang ingin menuju pintu kebaikan dan kedamaian, Allah akan memberikan keluasan kebaikan di dunia dan akhirat.2 Singkatnya ayat ini berisi perintah untuk memberikan kelapangan dalam mendatangkan setiap kebaikan dan memberikan rasa kebahagiaan kepada setiap orang Islam. Atas dasar inilah Rasulullah saw, menegaskan bahwa Allah akan selalu menolong hambanya, selama hamba tersebut selalu menolong sesama saudaranya.3Adapun arti potongan ayat dibawah ini adalah:

فافسخوا المجالس في خوا تفس لكم قيل إذاMaksudnya adalah apabila kamu diminta berdiri selama berada di majelis Rasulullah saw, maka segeralah berdiri, karena Rasulullah saw terkadang mengamati keadaan setiap individu, sehingga dapat diketahui setiap keadaan orang tersebut, atau karena Rasulullah saw, ingin menyerahkan suatu tugas khusus yang tidak mungkin tugas tersebut dapat dikerjakan oleh orang lain. Berhubungan dengan hal yang demikian, maka bagi orang yang datang terdahulu di majelis tersebut tidak boleh mempersilahkan orang yang datang belakangan untuk duduk di tempat duduknya.Imam Malik, Bukhari, Muslim dan Turmudzi meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw, bersabda: La yuqimu al-rajulu min majlisi walakin tafassakhu wa tawassa’u. Yang artinya: seorang tidak sepantasnya mempersilahkan tempat duduknya kepada orang lain (yang datang belakangan). Tetapi cukup dengan memberikan kelapangan dan mempersilahkan lewat.

درجات أتواالعلم ذين وال منكم، أمنوا ذين ال الله maksudnya adalah bahwa Allah akanيرفعmengangkat orang mukmin yang melaksanakan segala perintahnya dengan memberikan kedudukan yang khusus, baik dari pahala maupun keadilan-Nya. Singkatnya bahwa setiap orang mukmin dianjurkanagar memberikan kelapangan kepada sesama kawannyaitu datang belakangan, atau apabila dianjurkan agar keluar meninggalkan majelis, maka segera tinggalkanlah tempat itu, dan jangan ada prasangka bahwa perintah tersebut akan menghilanhkan haknya. Melainkan merupakan kesempatan yang dapat menambah kedekatan pada Tuhannya, karena Allah tidakakan menyia-nyiakan setiap perbuatan yang dilakukan hambanya. Melainkan akan diberikan balasan yang setimpal di dunia dan akhirat.Sedangkan potongan ayat خبير تعءملون بما maksudnya bahwa Allah mengetahui واللهsetiap perbuatan yang baik dan buruk yang dilakukan hamba-Nya, dan akan membalasnya amal tersebut. Orang yang baik akan di balas dengan kebaikan. Demikian pula orang yang berbuat buruk akan dibalas buruk atau diampuni-Nya.4Ayat tersebut diatas selanjutnya sering digunakan para ahli untuk mendorong diadakannya kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dengan cara menjunjung tinggi atau

Page 18: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

mengadakan dan menghadiri majelis ilmu. Orang yang mendapatkan ilmu itu selanjutnya akan mencapai derajat yang tinggi dari Allah.

B.QS. Al-Fathir, 35:27-28.بيض جدد الجبال ومن الوانها، مختلفا ثمرات به فأخرجنا ماء، ماء الس من انزل الله أن تر الم

) سود غرابيب و الونها مختلف كذلك،) ٢٧وحمر الوانه مختلف واألنعام والدواب اس الن ومن) غفور عزيز الله إن العلمائوا، عباده من الله يخشى ما )٢٨إن

Artinya: Tidaklah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Fathir, 35:27-28)Selanjutnya berkenaan dengan ayat tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:Alwanuha: warna-warnanya, seperti merah kuning, hijau dan lain sebagainya.Al-Judad: jamak dari juddah, artinya: jalan, yaitu jalan yang bermacam-macam warnanya, digunung dan semisalnya.Al-Gharabib: jamak dari ghirbib: hitam pekat. Orang mengatakan aswadu ghirbib (hitam pekat) abyadhu baqiq (putih cemerlang) asfaru faqi’ (kuning kemilau) dan ahmaru qanim (merah membara).5Pada ayat ini Allah menguraikan beberapa hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaannya yang oleh kaum musyrikin dapat dilihat setiap waktu yang kalau mereka menyadari pula ke-Esaan dan kekuasaan Allah yang Maha Sempurna itu. Allah menjadikan sesuatu yang beraneka ragam macamnya yang bersumber dari yang satu. Allah menurunkan buah-buahan yang beraneka ragam warna, rasa dan baunya. Sebagaimana yang kita saksikan buah-buahan itu warnanya ada yang kuning, ada yang merah dan sebagainya.Kemudian dalam ayat (28) Allah menjelaskan tentang hal-hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaanya. Allah SWT, menciptakan binatang-binatang melata dan binatang ternak, yang bermacam-macam warnanya, sekalipun dari jenis-jenis yang satu. Bahkan ada binatang yang satu sering terdapat warna yang bermacam-macam.Tentang ulama atau orang-orang yang berilmu pengetahuan, Ibnu Katsir telah menafsirkan “tidak lain orang yang akan merasa takut kepada Allah itu hanyalah ulama yang ma’rifat yaitu mengenal Tuhan menilik hasil kekuasaan dan kebesarannya yang mempunyai sekalian sifat kesempurnaannya dan yang mempunyai al-Asma’ul Husna apabila ma’rifat bertambah sempurna dan ilmu terhadap-Nya bertambah matang, ketakutan kepada-Nya pun bertambah besar dan bertambah banyak.6Dari ayat 27 dan 28 tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:71.Tanda-tanda kekuasaan Allah ialah diturunkannya hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan buah-buahan yang beraneka ragam.2.Demikian juga manusia, binatang-binatang diciptakan Allah bermacam-macam warna jenisnya sebagai tanda kekuasaanNya.3.Yang benar-benar mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah dan mentaatinya hanyalah ulama, yaitu orang-orang yang mengetahui secara mendalam kebesaran Allah. Dia Maha

Page 19: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

Perkasa menindak orang-orang kafir, Maha Pengampun kepada hamba-hambanya yang beriman dan taat.

C. QS. An-Nahl, 16:79 قوم ل أليت ذالك في ان الله، اال يمسكهن ما ماء، جوالس في الىالطيرمسخرات يروا الم

: النحل ( )٧٩يؤمنونArtinya: Tidaklah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.Al-jawwu : udara diantara bumi dan langit.Dalam ayat ini di jelaskan apa yang membuktikan kesempurnaan ilmu-Nya. Maka dijelaskan bahwa pengetahuan tentang perkara ghaib yang ada dilangit dan bumi hanya ada pada sisi-Nya. Dijelaskan pula apa yang membuktikan kesempurnaan kekuasaan-Nya. Maka dijelaskan bahwa kebangkitan kiamat secepat kerdipan mata atau lebih cepat daripada itu. Selanjutnya Allah kembali menjelaskan dalil-dalil tentang tauhid, dan bahwa Dialah yang berbuat dan berkuasa penuh diantara dalil-dalil itu. Disebutkan penciptaan manusia dalam berbagai perkembangannya kemudian burung yang ditundukkan untuk terbang diantara langit dan bumi, serta bagaimana Dia menjadikannya bisa terbang diangkasa tanpa ada yang menahannya selain Dia dengan kesempurnaan kekuasaan-Nya.Allah mengingatkan para hamba-Nya kepada dalil lain yang membuktikan kesempurnaan kekuasaan-Nya.

الله اال يمسكهن ما ماء، جوالس في الىالطيرمسخرات يروا المApakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang ditundukkan di udara antara langit dan bumi, tidak ada yang menahannya di angkasa dari jatuh ke bumi, kecuali Allah azza wajalla, dengan kekuasaannya yang luas. Padahal tubuhnya berat dan udara yang ringan tidak ada tiang dibawahnya. Sekiranya saja Allah mengambil kekuatan untuk terbang yang telah dia berikan kepadanya, niscaya tidakakan kuasa untuk terbang tinggi.Tafsirannya: Allah SWT berfirman memberitahu tentang kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaannya terhadap segala sesuatu, Dia mengetahui apa yang tersembunyi di langit maupun di bumi dan tiada seorang mengetahui hal-hal yang ghaib melainkan dengan petunjuk Allah dan jika ia diberitahu oleh-Nya , kekuasaan-Nya tak terbatas, tidak dapat ditentang, ditentang atau dilumpuhkan.Dengan firman kun (jadilah) maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya dalam sekejap mata atau bahkan lebih cepat.8

D. QS. Al-Mulk, 67:1-5) قدير شيئ كل على وهو الملك، بيده ذى ال كم) ١تبارك اي ليبلوكم والحيوة الموت خلق ذى ال

) العزيزالغفور وهو عمال، حمان) ٢احسن الر خلق فى ترى ما طباقا، سموت سبع خلق ذى الفطور ( من ترى هل البصر، فارجع تفوت، البصر) ٣من اليك ينقلب تين كر البصر ارجع ثم

حسير ( لهم) ٤خاسئاوهو واعتدنا يطين للش رجما وجعلنها بمصبيح ماءالدنيا الس ا ن زي ولقدعير ( الس )٥عذاب

Artinya:1.Maha Suci Allah di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Page 20: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

2.Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.3.Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekalian tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.4.Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.5.Sesungguhnya kami telah menghiasi langit yang indah dengan bintang-bintang dan kami jadikan bintang-bintang itu alat pelempar syaetan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk : 1-5)Tafsirannya Maha Agung Allah dengan sifat-sifat-Nya disegala makhluk dan segala sesuatu. Dia kuasa untuk bertindak dalam kerajaan-Nya menurut kehendak-Nya. Memberi nikmat dan menyiksa, mengangkat dan merendahkan, memberi dan menahan. Kemudian, Dia mulai merinci dari hukum-hukum kerajaan-Nya dan bekas-bekas kekuasaan-Nya, disamping menjelaskan bahwa keduanya itu dibangun menurut hukum dan maslahat, serta mengikuti tujuan-tujuan yang agung.Sesungguhnya bintang-bintang ini disamping merupakan hiasan bagi dunia, juga merupakan sebab-sebab rizki bagi orang-orang yang saleh seperti para Nabi, para ulama, dan para arif bijaksana. Bintang-bintang itu juga merupakan penyebab terbentuknya rizki yang menarik bagi syahwat setan-setan manusia dan jin didalam alam ini terkumpul yang bernbahaya dan yang bermanfaat, dan berikanlah kepada masing-masing apa yang telah disiapkan baginya. Jiwa yang baik dan yang jahat mengambil dari materi yang di tundukkan dan dipaksa ini, sehingga menjadi penyebab pahala bagi jiwa-jiwa yang baik dan penyebab azab bagi jiwa-jiwa yang jahat.Tentang hal itu mereka mempunyai perkiraan dan persangkaan, karena mengambil kejahatan mereka dari fenomena-fenomena alamiah yang tumbuh dari panas dan cahaya. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud ialah bintang-bintang yang dijadikan Allah sebagai hiasan langit dunia tidak akan berpindah dari tempatnya dan tidak dipergunakan untuk melempar. Akan tetapi dari bintang itu keluarlah cahaya yang membunuh jin atau melumpuhkannya.Berkatalah Qatadah, Sesungguhnya Allah menciptakan bintang-bintang itu untuk 3 perkara, hiasan bagi langit, pelontar setan dan tanda-tanda yang dapat dijadikan petunjuk didarat dan dilaut. Barang siapa yang membicarakannya tidak seperti itu, maka ia telah berbicara tentang yang tidak diketahuinya, malampaui batas dan zalim.9

Dalil (Ayat) al-Quran Tentang Menuntut Ilmu Pengetahuan

Surah al-Mujadilah ayat 11

واذا لكم الله يفسح فافسحوا المجلس فى حوا تفس لكم قيل اذا امنوآ ذين ال ها يآيالله و درجت العلم اوتوا ذين ال و منكم امنوا ذين ال الله يرفع فانشزوا انشزوا قيل

المجادلة ـ خبير تعملون بماArtinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi

Page 21: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11).Penjelasan AyatSurah al-Mujadilah ayat 11 menerangkan tentang etika (sopan santun) bila berada dalam suatu majlis dan kedudukan orang yang beriman, serta orang yang berilmu pengetahuan.Ayat ini turun berkenaan dengan suatu peristiwa, yaitu Rasulullah saw. pada suatu hari, yakni hari Jumat sedang beada di Shuffah (yaitu ruang tempat berkumpul dan sesekali dijadikan tempat tinggal sementara sahabat yang tidak mempunyai rumah tangga). Tempat itu agak sempit. Para sahabat baik dari kalangan Anshar maupun Muhajirin telah berkumpul mengelilingi Rasulullah saw. Beberapa orang sahabat yang mengikuti perang Badar telah hadir. Kemudian datang pula yang lain. Mereka yang baru datang memberi salam, dan Rasul pun serta sahabat menjawab salam tersebut. Tapi mereka yang datang lebih dahulu (yang sudah duduk) tidak bergeser sedikit pun dari tempat duduknya, sehingga mereka yang baru datang berdiri terus. Melihat hal itu, Rasulullah saw. merasakan kurang senang karena di antara yang baru datang itu ada sahabat-sahabat yang mendapat penghargaan istimewa dari Allah, mereka turut dalam perang Badar. Akhirnya Rasulullah saw. bersabda kepada sahabat yang bukan ahli Badar: “Hai Fulan! Berdirilah engkau! Hai Fulan! Berdirilah engkau!” Lalu beliau menyuruh duduk para ahli Badar itu. Tapi yang disuruh berdiri ada yang wajahnya menunjukkan ketidaksenangannya dan orang munafik yang turut hadir ada yang membisikkan celaannya seraya berkata: “Itu perbuatan yang tidak adil, demi Allah! Padahal ada orang yang dari semula sudah duduk karena ingin mendekat dan mendengar, tiba-tiba berdiri dan tempatnya diduduki orang yang baru datang.” Melihat yang demikian Rasulullah saw. bersabda:

حاتم ابى رواه ـ الخيه يفسح رجال الله رحمArtinya: “Dirahmati Allah seseorang yang melapangkan tempat buat saudaranya.” (H.R. Abu Hatim).Maka turunlah ayat di atas. Inilah sebab turunnya ayat di atas menurut Muqatil bin Hubban.Dalam suatu majlis tentu ada orang yang datang terlebih dahulu sehingga tempat duduk bersama itu sudah terisi dan kelihatan sempit, karena sempitnya orang yang datang kemudian tidak lagi mendapat tempat, lalu dianjurkan oleh Rasulullah agar yang duduk terlebih dahulu melapangkan tempat bagi yang datang kemudian. Sebenarnya yang sempit itu bukanlah tempatnya, melainkan hatinya. Tabiat manusia yang mementingkan diri sendiri membuatnya enggan memberikan tempat kepada orang yang baru datang. Jadi, dalam hal ini “hati” sangat berperan. Contoh: Ketika kita sedang berada di sebuah kendaraan umum dan mendapat tempat duduk; setelah itu banyak orang lain yang naik, mereka tidak dapat tempat duduk. Di antara mereka ada laki, wanita, tua, muda, hati kita iba melihat nenek tua berdiri bergelantungan di kendaraan. Untuk itu kita persilakan nenek tersebut duduk di tempat kita sementara kita ikhlas dan bersenang hati untuk berdiri. Atau di antara penumpang yang berdiri itu adalah kawan dekat kita maka dengan tulus kita ajak dia duduk bersama-sama. Karena hati lapang maka tempat duduk yang sempit itu pun terasa lapang, bahkan kita bangga dapat menolongnya. Lebih-lebih, jika yang kita lihat itu orang yang kita hormati dan segani. Jadi, jelaslah apabila hati sudah terbuka maka tidak ada lagi alasan sempit dan kita mengalah demi orang yang kita hormati dan segani.

Page 22: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

Illustration from image googleJadi, sangat wajar jika Nabi meminta orang lain berdiri atau bergantian untuk memberikan tempat duduk kepada para pahlawan perang Badar tersebut. Dan ternyata sikap Rasulullah saw. itu didukung langsung oleh Allah swt., terbukti dengan diturunkannya ayat tersebut di atas.Begitu juga dengan majlis pengajian di masjid atau surau, betapa pun sempitnya majlis, kenyataannya masih bisa diisi orang lagi. Oleh sebab itu, ayat ini diawali dengan panggilan orang yang beriman, sebab orang-orang yang beriman itu hatinya lapang dan mereka pun mencintai saudaranya yang terlambat datang, dan dipersilakannya duduk di dekatnya. Lanjutan ayat menjelaskan “niscaya Allah akan melapangkan bagi kamu.” Artinya, karena hati telah dilapangkan terlebih dahulu menerima teman, hati kedua belah pihak akan sama-sama terbuka. Hati yang terbuka akan memudahkan segala urusan berikutnya.Jika hati sudah lapang, pikiran pun lega, akal pun terbuka dan rezeki yang halal pun akan datang dari Allah dengan lancar. Kemudian kelanjutan ayat adalah “apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah!” Artinya apabila kamu diminta untuk berdiri dari majlis Rasulullah saw. maka berdirilah. Kemudian menjadi pedoman umum, apabila pemilik majlis mengatakan kepada siapa saja yang ada di majlisnya: “Berdirilah!” maka sebaiknya kata-kata itu diperhatikan. Sebab tidak selayaknya orang yang baru datang menyuruh berdiri kepada seseorang lalu duduk di tempat duduk orang itu. Sabda Rasulullah saw.:

عوا وتوس حوا تفس ولكن مجلسه من جل الر جل الر اليقمArtinya: “Janganlah seseorang menyuruh berdiri kepada orang lain dari tempat duduknya. Akan tetapi, lapangkanlah dan longgarkanlah.”Jadi, sekurang-kurangnya etika dalam suatu majlis adalah melapangkan tempat duduk kepada orang lain dan taat pada pemimpin majlis (pemimpin rapat). Imam ar-Razi mengatakan, ayat ini menunjukkan bahwa apabila seseorang berlapang hati kepada sesama hamba Allah dalam memasuki serba aneka pintu kebajikan dan dengan senang pikiran, niscaya Allah akan melapangkan pula baginya pintu-pintu kebajikan di dunia dan diakhirat.Mari kita perhatikan pula hadits Nabi saw.:

الترمذى و داود ابو و مسلم رواه ـ اخيه عون فى العبد مادام العبد عون فى الله وArtinya: “Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong sesama saudaranya.” (H.R. Muslim, Abu Daud, dan Turmuzi).Selanjutnya Allah menegaskan, “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Artinya ada orang yang akan diangkat derajatnya oleh Allah, yaitu orang yang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. Orang yang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan akan nampak arif bijaksana, jiwa dan matanya akan memancarkan cahaya. Iman dan ilmu akan membuat orang mantap dan agung. Orang yang beriman dan berilmu (tidak terbatas kepada ilmu yang berkaitan dengan ubudiyah tapi juga yang dapat memberi manfaat untuk kemaslahatan umat) akan memperoleh

Page 23: 99277550 Agama Islam Tkel Hukum Ham Dan Demokrasi Dalam Islam

derajat yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat. Kita bisa saksikan, orang-orang yang menguasai dunia ini adalah orang-orang yang berilmu. Mereka dengan mudah mengumpulkan harta benda, mempunyai kedudukan, dan dihormati orang. Ini satu petanda Allah meninggikan derajatnya.Jadi antara iman dan ilmu harus selaras dan seimbang sehingga jika menjadi ulama, ia menjadi ulama yang berpengetahuan luas. Jika ia menjadi dokter maka akan menjadi dokter yang beriman. Jika ia menjadi insinyur maka akan menjadi insinyur yang beriman dan sebagainya. Kemudian di akhir ayat dikatakan: “dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Allah mengetahui segala perbuatan manusia, tidak ada yang samar bagi-Nya. Siapa yang taat dan siapa yang durhaka, Dia akan membalas semua amal perbuatan manusia. Orang yang berbuat baik dibalas dengan akibat kebaikannya dan yang durhaka akan dibalas sesuai dengan kedurhakaannya.