eprints.umm.ac.id › 37757 › 4 › jiptummpp-gdl-widyaayuna-50052... bab iii hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
63
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Tentang PT. Multi Terminal Indonesia
1. Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia II
Sejarah PT Pelabuhan Indonesia II bermula dari keputusan pemerintah
Republik Indonesia pada tahun 1960 untuk membentuk Perusahaan
Negara (PN) Pelabuhan I hingga Pelabuhan VIII sebagai pengelola
pelabuhan laut di seluruh Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 1960 tentang pengelolaan pelabuhan umum yang
dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP).33
Pada tahun 1964, pemerintah menata kembali pengelolaan pelabuhan
umum dengan memisahkan aspek operasional dan komersial dalam
pengelolaan pelabuhan. BPP yang terdiri dari PN Pelabuhan I hingga
Pelabuhan VIII bertanggung jawab terhadap pengelolaan aspek komersial,
sementara aspek operasional dikoordinasikan oleh Lembaga Administrator
Pelabuhan (Adpel).
Sementara pada periode 1969-1983 pengelolaan masing-masing
pelabuhan umum dilakukan Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP)
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1969. PN Pelabuhan
33IPC Logistic Service, Sejarah dan Profil Perusahaan PT Multi Terminal Indonesia ,
http://ipclogistic.co.id, Diakses tanggal 13 Juni 2017.
64
dibubarkanoleh Lembaga Pemerintah Port Authority dan diganti menjadi
BPP.
Pada tahun 1983, pemerintah mengubah status BPP menjadi
Perusahaan Umum (Perum). Dalam pasal 1 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara “Perusahaan
Umum, yang selanjutnya disebut Perum adalah BUMN yang seluruh
modalnya dimiliki Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan
untuk kemanfataan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.”34 Dengan status tersebut, BPP hanya mengelola
pelabuhan umum yang diusahakan saja. Sedangkan pengelolaan
pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan langsung oleh Unit
Pelaksanaan Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen
Perhubungan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983 juncto PP
No 5 tanggal 5 Februari 1985, Perum Pelabuhan dilebur dan dibagi
menjadi empat wilayah operasi, dengan nama Perum Pelabuhan I sampai
IV. Keempat Perum itu merupakan BUMN yang berada di bawah
pembinaan Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Bentuk Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) berdasarkan PP No.57 tahun 1991 yang sahamnya 34 Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
65
sepenuhnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya
berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia
II, sebagaimana termuat dalam Akta Pendirian Nomor 3 tanggal 1
Desember 1992.35
Pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 tentang Badan Usaha
Milik Negara menegaskan bahwa Perusahaan Persero, yang selanjutnya
disebut Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi menjadi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit
51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.36
Selanjutnya bentuk Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan PP No.57 tahun 1991 yang
sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sehingga
namanya berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan
Indonesia II, sebagaimana termuat dalam Akta Pendirian Nomor 3 tanggal
1 Desember 1992, sebagaimana diubah dengan Akta Nomor 4 tanggal 5
Mei 1998 yang keduanya dibuat oleh Imas Fatimah, SH., Notaris di
Jakarta serta telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat
Keputusan Nomor C2-17612-HTO1O1TH.98 tanggal 6 Oktober 1998.
35 IPC Logistic Service, Ibid. 36 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
66
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan dalam Akta
Notaris No. 2 dari Notaris Agus Sudiono Kuntjoro, SH., tanggal 15
Agustus 2008 jo. Akta Nomor 3 tanggal 30 Juli 2009. Perubahan
Anggaran Dasar tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
80894.AH.01.02.2008 tanggal 3 November 2008. Dasar hukum bagi PT
Pelabuhan Indonesia II sebagai BUMN penyelenggara usaha pelabuhan
adalah Undang-Undang No.19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayanan
serta Peraturan Pemerintah No.61 tahun 2009.
Pada tanggal 22 Februari 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
atau Pelindo II meluncurkan identitas baru Pelindo II dan bertransformasi
menjadi IPC (Indonesia Port Corporation) sesuai dengan RUPS.
Berdasarkan pasal 1 ayat (13) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara “Rapat Umum Pemegang Saham,
yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ persero yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala wewenang yang
tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris”.37
37 Pasal 1 ayat (13) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
67
Jadi, IPC (Indonesia Port Corporation) ini adalah pemilik saham
mayoritas yaitu sebesar 99% dan disebut sebagai subjek hukum,
sedangkan PT Pelabuhan Indonesia II disini sebagai pemilik saham
minoritas sebesar 1% dan disebut sebagai organ hukum. Bertransformasi
disini adalah merubah logo. Pada perusahaan ini menyediakan layanan
kepelabuhanan di Indonesia yang lebih efisien dan modern dalam berbagai
aspek operasinya guna mencapai tujuan menjadi operator pelabuhan
berkelas dunia.
Nilai‐nilai yang terkandung di dalam warna jingga di logo baru ini
adalah semangat perubahan, kekuatan, optimisme, serta kebanggaan setiap
karyawan, untuk bersama-sama berdiri di garis terdepan dalam mencapai
tujuan organisasi. Sisi biru pada logo menggambarkan kesiapan memasuki
era baru yang dinamis dan fleksibilitas setiap komponen dalam
perusahaan menghadapi berbagai tantangan guna mencapai tujuan
perusahaan, sebagai a world-class port operator.
68
Logo baru IPC mewakili semangat transformasi, serta harapan akan
awal yang baru demi menyongsong masa depan yang lebih cerah. Untuk
mencapai goal kami, kami percaya perubahan dan kemajuan yang konstan,
penuh dengan kejenakaan dan energi, agresif tetapi tetap ramah,
memberikan semangat yang unik untuk Indonesia. Logo IPC juga
merupakan simbol kebanggaan bagi semua pihak di dalam organisasi saat
akan membawa IPC ke depannya.38
2. Profil Perusahaan PT. Multi Terminal Indonesia Cabang Surabaya
PT Multi Terminal Indonesia (MTI) yang juga dikenal sebagai IPC
Logistic adalah anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (IPC)
Indonesia Port Corporation. PT Multi Terminal Indonesia didirikan pada
tanggal 15 Februari 2002 dengan komposisi kepemilikan saham adalah
99% milik IPC. Pada PT Multi Terminal Indonesia ini dijlelaskan bahwa
pemilik saham terbesar adalah IPC dan disebut sebagai Subjek Hukum.
PT Multi Terminal Indonesia melakukan transformasi dikarenakan PT
38 IPC Logistic Service, Ibid.
69
Pelabuhan Indonesia II juga bertransformasi menjadi IPC. PT Multi
Terminal Indonesia merupakan member of grup dari IPC Logistic.
Bertransformasi disini maksutnya, adalah mengganti nama dan logo
namun tidak mengganti secara keseluruhan.
Pada tahun 2015, IPC melakukan restrukturisasi bisnis di lingkungan
anak perusahaan dan PT Multi Terminal Indonesia difokuskan untuk
bisnis logistik. Dalam pasal 1 ayat (11) Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara “Restrukturisasi adalah upaya
yang dilakukan dalam rangka penyehatan BUMN yang merupakan salah
satu langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan
guna memperbaiki kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan”.39
Sejalan dengan perubahan arah bisnis perusahaan tersebut, PT Multi
Terminal Indonesia telah melakukan perubahan logo serta visi, misi, dan
value perusahaan.Setelah bertransformasi menjadi IPC kemudian
dilakukan pemetaan-pemetaan di pelabuhan. Semua anak perusahaan
contohnya, seperti PT Multi Terminal Indonesia berubah sesuai dengan
kebutuhan dan keahliannya. IPC merupakan badan usaha milik negara
(BUMN) memiliki 12 kantorcabang pelabuhan yang tersebar di 10
propinsi dan 15 anak perusahaan termasuk PT Multi Terminal Indonesia.40
39Pasal 1 ayat (11) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara 40 PT Pelabuhan Indonesia II, Cabang dan Anak Perusahaan PT MTI, http://indonesiaport.co.id ,
Diakses tanggal 13 Juni 2017
70
Saat ini MTI mengoperasikan beberapa kantor cabang yang tersebar
diantaranya yaitu di Jakarta, Bandung, Banten, Cirebon, Semarang, dan
Surabaya.Sedangkan layanan yang disediakan yaitu jasa Freight
Forwading (Domestik & Internasional), Customs Clearance, Lapangan
Penumpukan, Cargo Courier, Pergudangan & Distribusi, Armada
Trucking & Mobil Box, Bongkar Muat Via Kereta Api di Stasiun Pasoso,
dan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) CDC Banda. Selain itu
MTI mengoperasikan Unit Halal Logistic & Cold Storage yang meliputi
kegiatan penangan barang, penyimpanan, dan distribusi produk Halal.
a. Visi dan Misi PT. Multi Terminal Indonesia Cabang Surabaya
1) Visi Perusahaan:
Menjadi perusahaan logistik nasional yang terpercaya.
2) Misi Perusahaan:
a) Mewujudkan visi shareholder dalam menurunkan biaya
logistik nasional.
b) Memberikan nilai tambah bagi pelanggan dengan harga yang
kompetitif serta pelayanan yang lebih cepat dan lebih aman.
c) Menciptakan tempat bekerja yang nyaman bagi seluruh pekerja
perusahaan.
3) Value Perusahaan:
a) Honest
b) Trusty
71
c) Smart.41
b. Struktur Organisasi PT Multi Terminal Indonesia Cabang
Surabaya
BAGAN I
STRUKTUR ORGANISASI
PT. MULTI TERMINAL INDONESIA
CABANG SURABAYA
41 Ibid
Operasional 1. Sasongko 2. Hery 3. Sodiqin 4. Ferdi
Gudang 1.Dany 2. Sukartono
Admin Operasional 1. Mita 2. Wirda 3. Dita 4. Hariyono 5. Arif
PPJK 1. Ririt 2. Sri
Tracking 1. Fitri 2. Florensia
SPV SDM & Umum ( Ryan Aulia)
1. Ofuna (Umum) 2. Dian (Sekertaris) 3. Nuradiono
(Security)
SPV Keuangan (Poniman)
1. Siti ( Kasit) 2. Anggi (Piutang) 3. Erick (Jurnal) 4. Faisal (Pajak &
Akuntansi) 5. Dewi
(Mesengger)
SPV Sales (Agung)
1. Debby 2. Kiki 3. Ian Ardita
KCP Bali 1. Gama
(Koordinator) 2. Yuan
(Marketing)
Manager (Rahmat)
General Manager (Fuad Firdaus)
72
TABEL DAFTAR PEKERJA
PT. MULTI TERMINAL INDONESIA
CABANG SURABAYA
No. Nama Pekerja Jabatan Masa Kerja
Status
PKWT Pekerja Tetap
1 Fuad Firdaus General Manager 12Tahun 2 Rahmat Solikin Manager 9 Tahun 3 Poniman SPV Keuangan 7 Tahun 4 Agung Herwanto SPV Sales 8 Tahun 5 Rian Aulia SPV SDM dan Umum 7 Tahun 6 Gama Nurdianto Koordinator KCP Bali 8 Tahun 7 Yuan Setiawan Marketing 5 Tahun 8 Siti Maisaroh Kasit 5 Tahun 9 Anggi Novelanda Piutang 6 Tahun 10 Eric Putra Jurnal 3 Tahun 11 Faisal Ashar Pajak 7 Tahun 12 Dewi Maida Akuntansi 5 Tahun 13 Debbi Putri Sales 4 Tahun 14 Kiki Febrian Sales 3 Tahun 15 Ian Ardita Sales 4 Tahun 16 Ofuna Umum 6 Tahun 17 Dian Suciati Sekretaris 7 Tahun 18 Nurdiyono Security 9 Tahun 19 Fitri Hajar Tracking 5 Tahun 20 Florensia Sukma Tracking 5 Tahun 21 Dani Martha Penyimpanan 6 Tahun 22 Sukartono Penyimpanan 10 Tahun
73
23 Ririt Putri PPJK 4 Tahun 24 Sri Nuraini PPJK 7 Tahun 25 Mita Prawesti Admin Operasional 4 Tahun 26 Wirda Puspita Admin Operasional 5 Tahun 27 Dita Yuliantini Admin Operasional 6 Tahun 28 Haryono Admin Operasional 6 Tahun 29 Sasongko Putro Operasional 5 Tahun 30 Heri Sutanto Operasional 5 Tahun 31 Sodikin Operasional 4 Tahun 32 Ferdi Akbar Operasional 3 Tahun 33 Wawan Aldian Operasional 3 Tahun 34 Nurul Maghfiroh Operasional 5 Tahun
c. Bidang Usaha yang dihasilkan Oleh PT Multi Terminal Indonesia
:
Sejak berdirinya perusahaan, PT Multi Terminal Indonesiaatau
yang juga dikenal dengan IPC Logistic ini memiliki bidang usaha
berupa 3 unit bisnis yaitu :
1) Terminal Multipurpose
Adalah segala macam atau barang di dalam terminal atau
pelabuhan dengan bermacam-macam komoditi barang impor dan
ekspor dalam suatu kegiatan.
2) Terminal Petikemas
Adalah terminal penyimpananatau penumpukan dimana
dilakukan pengumpulan petikemas dari hinterland ataupun
pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan
ataupun terminal petikemas.
74
3) Logistik.
Adalah proses pengelolaan dari pada pemindahan
danpenyimpanan barang dan infomasi terkait dai sumber
pengadaaan ke konsumen akhir secara efektif dan efisien.
Dari unit bisnis 3 tersebut diatas terbagi lagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Bidang Jasa
a) Bidang Bongkar Muat
Adalah kegiatan usaha yang bergerak di dalam bidang
bongkar muat barang dari kapal dan ke kapal di pelabuhan
atau dermaga. Dalam bidang bongkar muat pada PT Multi
Terminal Indonesia antara lain yaitu :
(1) Dry Bulk Cargo
Bulk disini dapat diartikan sebagai barang atau
kargo yang diangkut tanpa menggunakan bungkus
(unpackaged) dengan jumlah banyak dan dengan jenis
yang sama. Bulk ini sering disebut sebagai barang
curah. Ada dua jenis bulk cargo, yaitu dry bulk atau
bulk dalam bentuk kering seperti batu bara, semen
curah, palm kernel expeler (PKE), grain (seperti beras
curah, tapioka, dll.) dan lain-lain.
(2) Liquid Cargo
75
Liquid disini diartikan cair. Jadi liquid cargo
disini memuat barang berupa minyak dan bahan-bahan
kimia lainnya.
(3) General Cargo
General Cargo adalah barang-barang kiriman
biasa sehingga tidak perlu memerlukan penanganan
secara khusus, namun tetap harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan aspek safety. Contoh
barang yang dikategorikan general cargo antara lain:
barang-barang keperluan rumah tangga, peralatan
kantor, peralatan olahraga, pakaian (garmen, tekstil)
dan lain-lain.
b) Bidang Petikemas
(1) Bongkar Muat Petikemas Domestik
(2) Bongkar Peti Kemas Ocean Going
2) Bidang Logistik
a) Freight Forwading
IPC Logistic menyediakan jasa distribusi dan
konsolidasi barang secara regular untuk kegiatan ekspor,
impor, dan domestic baik melalui darat,laut maupun udara.
Kami merupakan mitra terbaik bagi pelanggan dalam
pengiriman barang. Kami menyediakan moda transportasi,
76
rute, angkutan, dan tarif yang terbaik sesuai dengan
kebutuhan dan pilihan pelanggan. Disamping itu, kami
senantiasa memonitor pergerakan barang dan
menginformasikannya kepada pelanggan secara berkala.
Dengan didukung oleh pengalaman serta teknologi
informasi yang handal dan modern, kami menawarkan
solusi untuk logistic dan distribusi barang pelanggan
dengan aman, cepat, dan tepat.
IPC Logistic memiliki jaringan freight forwarding yang
luas di seluruh dunia untuk memberikan pelayanan terbaik
bagi pelanggan dan meyakinkan barang pelanggan tiba di
tujuan dengan aman, cepat, dan tepat. Kami memiliki
kantor operasional di Jakarta untuk melayani kegiatan
freight forwarding di wilayah Indonesia bagian barat dan
kantor operasional di Surabaya untuk melayani kegiatan
freight forwarding di daerah Indonesia bagian timur. Kami
juga telah memiliki kantor perwakilan di beberapa daerah
di Indonesia untuk mendukung kegiatan operasional
Jakarta & Surabaya.
b) Warehouse and Distribution
IPC Logistic mengoperasikan gudang dan lapangan di
dalam area Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan
77
Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. CDC Banda yang
berada di Pelabuhan Tanjung Priok memiliki luas gudang
10.000 M2 dengan lapangan seluas 4 hektar, digunakan
untuk menangani distribusi barang dan sebagai tempat
pemeriksaan fisik terpadu (TPFT) antara Bea Cukai dan
Karantina.
Lokasi merupakan elemen kunci dalam distribusi
barang sehingga dengan keberadaan gudang kami di dalam
pelabuhan, distribusi barang dari pelabuhan ke gudang
consignee akan lebih mudah dan efisien.Gudang kami telah
dilengkapi dengan racking system, warehouse management
system, dan peralatan bongkar muat yang modern untuk
menunjang kegiatan penumpukan dan distribusi barang
yang lebih efisien sehingga diharapkan dapat berdampak
pada penurunan biaya logistic dan pemenuhan kepuasan
pelanggan.
c) Cargo Courier
IPC Logistic juga mengoperasikan unit usaha baru
yaitu MKE (Multi Kargo Ekspres). MKE berpusat di
Jakarta dan akan mengawali kegiatan usahanya langsung di
tiga kota besar yaitu Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Dan
pada tahapan selanjutnya, MKE akan memperluas wilayah
78
operasinya hingga Sumatera dan Bali. Sebagai penyedia
jasa kurir, ketepatan jadwal pengiriman dan keamanan
barang tentusaja merupakan prioritas layanan. Pelanggan
dapat secara langsung mengakses data (informasi mengenai
barang) melalui apliksi web yang telah kami sediakan.
d) Custom Clearance
IPC Logistic membantu pelanggan untuk memenuhi
ketentuan kepabeanan dan instansi pemerintah lainnya
yang terkait dengan kegiatan ekspor impor dan
menginformasikan tahapan prosedur yang sedang berjalan
dalam proses clearance barang dan dokumen. Kami telah
berpengalaman dan menguasai peraturan kepabeanan
sehingga bisa lebih efektif dan efisien dalam penanganan
customs clearance.
e) Land Transportation
Sistem transportasi darat merupakan salah satu isu
penting dalam pergerakan barang. Oleh karenanya, kami
telah melengkapi seluruh armada truck dengan GPS dan
Transportation Management System untuk memonitor
setiap pergerakan truck sehingga pelanggan dapat lebih
mudah mengetahui posisi barangnya setiap saat. Dengan
armada baru dan supir yang berpengalaman, kami siap
79
mengantarkan barang pelanggan ke tujuan dengan aman.
Kualitas pelayanan dan keamanan merupakan komitmen
kami dalam melayani pelanggan
f) Pasoso Railway Station
IPC Logistic mengoperasikan Pasoso Railway Station
yang berlokasi di sebelah barat CDC Banda dengan luas
14.383 M2. Pasoso Railway Station dilengkapi dengan
emplasemen untuk menangani angkutan petikemas via
kereta api dari Jakarta – Surabaya atau sebaliknya dan dari
Jakarta – Bandung atau sebaliknya. Pengiriman barang
melalui kereta api lebih cepat dan lebih aman dibandingkan
dengan angkutan darat lainnya. Waktu pengangkutan
dengan kereta api dari Jakarta – Surabaya sekitar 15 jam.
Kami memiliki prosedur operasi standar yang membuat
system angkutan petikemas via kereta api lebih aman
dengan harga yang kompetitif dan tiba di tujuan lebih
cepat.
g) Project Cargo
IPC Logistic menangani barang-barang berukuran besar
dan bernilai bagi pelanggan. Kami melayani kegiatan
project cargo yang dilaksanakan secara terpadu sehingga
barang dapat sampai di tujuan sesuai dengan perencanaan.
80
h) Tracking
Sistem transportasi darat merupakan salah satu isu
penting dalam pergerakan barang. Oleh karenanya, kami
telah melengkapi seluruh armada truck dengan GPS dan
Transportation Management System untuk memonitor
setiap pergerakan truck sehingga pelanggan dapat lebih
mudah mengetahui posisi barangnya setiap saat. Dengan
armada baru dan supir yang berpengalaman, kami siap
mengantarkan barang pelanggan ke tujuan dengan aman.
Kualitas pelayanan dan keamanan merupakan komitmen
kami dalam melayani pelanggan.
d. Jenis / Status Pekerja
Pekerja di PT Multi Terminal Indonesia Cabang Surabaya
berjumlah 34 orang yang terdiri dari :
1) 5 orang ( Pekerja Tetap atau disebut dengan organik)
2) 28orang (Pekerja dengan status personal contract)
3) Kualifikasi level karyawan ini meliputi :
a) General Manager
b) Sekretaris
c) Manager
d) Staff
e) Koordinator/operator/admin.
81
Pada Jenis/ Status Pekerja di PT Multi Terminal Indonesia
pada dasarnya terdapat 2 (dua) jenis pekerja yaitu pekerja waktu tidak
tertentu dan pekerja waktu tidak tertentu (pekerja tetap).Adapun hak
dan kewajiban dari pekerja kontrak dan pekerja tetap diantaranya ,
yaitu :
Hak bagi Pekerja Tetap dan Pekerja Kontrak di PT. Multi Terminal
Indonesia :
1. Menerima arahan pelaksanaan pekerjaan dari Pengusaha,
pengusaha disini yang dimaksud adalah GM (General
Manager).
2. Menggunakan ruangan kerja dan fasilitas kantor yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
3. Memperoleh data dan informasi dari GM (General Manager)
tentang hal-hal yang diperlukan untuk kepentingan
pelaksanaan pekerjaan.
4. Menerima pembayaran upah dari GM sebagaimana yang diatur
dalam pasal 6 perjanjan kerja kontrak.
5. Memperoleh cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja
dengan persetujuan atasan langsung setelah pekerja tersebut
bekerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut.
82
6. Mendapat kepesertaan dalam program jaminan social
kesehatan dan ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Kewajiban bagi Para Pekerja Tetap dan Pekerja Kontrak di PT. Multi
Terminal Indonesia :
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan ruang lingkup.
2. Berkoordinasi dengan General Manager untuk memperoleh
dan mendapatkan arahan terkait dengan pelaksanaan tugas.
3. Melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan kepada General
Manager secara berkala.
4. Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen perusahaan.
5. Bersedia ditempatkan sesuai dengan kebutuhan.
6. Mematuhi peraturan dan menjaga image perusahaan.
Untuk Hak dan kewajiban pada pekerja kontrak dan pekerja
tetap pada PT. Multi Terminal Indonesia ini tidaklah berbeda. Hal
tersebut sesuai pada perjanjian kontrak kerja. Di dalam sebuah dunia
usaha, perjanjian antara pekerja dan pengusaha sangat dibutuhkan, hal
ini guna mengetahui dan memahami apa saja hak-hak para tenaga
kerja dan pengusaha serta kewajiban apa saja yang harus dilakukan
oleh tenaga kerja maupun pengusaha. Hak pengusaha adalah sesuatu
83
yang harus diberikan pengusaha sebagai konsekuensi adanya buruh
yang bekerja padanya atau karena kedudukannya sebagai pengusaha
Hak bagi Pengusaha sebagai pihak pertama dalam perjanjian kerja
kontrak maupun perjanjian kerja tetap :
1. Memerintahkan pekerja untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan ruang lingkup perusahaan.
2. Mengawasi pelaksanaan tugas para pekerja.
3. Menerima laporan pelaksanaan tugas dari para pekerja.
4. Melakukan evaluasi terhadap hasil tugas para pekerja.
5. Memberikan teguran/peringatan kepada pekerja apabila
dalam pelaksanaan tugas tersebut tidak sesuai atau
menyimpang dari ketentuan yang terdapat dalam perjanjian
kerja.
Kewajiban bagi Pengusaha sebagai pihak pertama dalam perjanjian
kerja kontrak maupun perjanjian kerja tetap :
1. Menyediakan ruang kerja,fasilitas dan perlengkapan
kantor.
2. Memberi data/ dokumen dan informasi yang diperlukan
para pekerja untuk pelaksanaan tugas.
84
3. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada para
pekerja.
4. Membayar upah kepada para pekerja sebagaimana yang
telah diatur dalam surat perjanjian kerja
5. Mengikutsertakan para pekerja dalam program jaminan
social kesehatan dan ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Dalam pembahasan diatas dapat diketahui bahwa kewajiban
pengusaha, dapat dibagi dalam beberapa bagian. Dimana kewajiban
tersebut meliputi dari kewajiban membayar upah, kewajiban
memberikan istirahat/cuti, kewajiban mengurus perawatan dan
pengobatan, kewajiban memberikan surat keterangan dan juga
kewajiban dalam memberikan kesejahteraan atas prestasi pekerjanya.
Bagi ketentuan mendapatkan upah antara pekerja kontrak dan
pekerja tetap tidaklah jauh berbeda. Karena para pekerja disini pada
dasarnya memang bekerja untuk mendapatkan upah/bayaran dari
pengusaha. Dalam hal pengupahan juga dijelaskan sesuai dengan :
a. Penyesuaian upah dan penyesuaian pangkat, penyesuaian
ini telah diatur dan telah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang mengatur upah para pekerja dan telah disetujui
85
oleh GM. Dalam hal ini para pekerja kontrak dan pekerja
tetap akan mendapatkan gaji pada tiap bulan.
b. Tunjangan hari raya, untuk tunjangan hari raya para pekerja
juga mendapatkan sejumlah honorarium yang diterima per
bulan yang dikaitkan dengan masa kerja para pekerja
kontrak maupun tetap dengan perhitungan sesuai dengan
jumlah masa kerja dalam tiap bulan dan dikalikan dengan
besaran tunjangan hari raya keagamaan.
c. Dispensasi ijin meninggalkan pekerjaan, apabila ada
pekerja yang meninggalkan pekerjaan dan pekerja tersebut
mendapatkan tugas untuk keluar dari kantor maka pekerja
mendapatkan uang dengan nominal yang sesuai dengan
kebutuhan.
d. Pemotongan upah, dalam hal ini pemotongan upah yang
dimaksud adalah pemotongan untuk membayar jaminan
sosial yang setiap bulannya secara otomatis sudah
terpotong. Namun ada juga pemotongan upah terkait jam
kerja para pekerja. Apabila pekerja datang ke kantor
terlambat itu sudah mempengaruhi upah yang didapat. Hal
tersebut tidak semata-mata dilakukan oleh pihak
perusahaan namun apabila para pekerja saja datang tidak
tepat waktu maka tidak ada salahnya perusahaan
86
melakukan hal tersebut. Di PT Multi Terminal Indonesia
penilaian dan evaluasi tugas dengan cara melakukan
penilaian dan evaluasi terhadap hasil pekerjaan dari para
pekerja secara periodik setiap bulannya.
e. Lembur dan perhitungan upah lembur, apabila para pekerja
mendapatkan lembur kerja secara otomatis upah yang
didapatkan pada saat gajian akan bertambah. Hal tersebut
juga sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pihak
perusahaan.
Selain itu, penilaian atas hasil kerja yang cukup memuaskan
dari para pekerja, General Manager memberikan sebuah apresiasi
dengan melakukan acara berlibur bersama dengan para pekerja yang
bekerja di PT. Multi Terminal Indonesia dan tanpa dipungut biaya
sepeserpun.
Bagi tempat dan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang
dimaksud yaitu adalah Kantor Cabang PT Multi Terminal Indonesia
yang berlokasi di Jalan Perak Barat Nomor 323 A Surabaya, Jawa
Timur ataupun wilayah lainnya yang sewaktu-waktu dapat dirubah
ataupun ditetapkan oleh General Manager. Sebagai contoh seperti
pekerja kontrak yang berada dibagian operasional mereka, mereka
87
bekerja tidak setiap waktu berada di kantor. Mereka juga sewaktu-
waktu ditugaskan untuk keluar kantor demi tuntutan tugas kerja.
Waktu pelaksanaan kerja dilakukan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku pada peraturan perusahaan yaitu pukul 08.00-
17.00 WIB. Jadi, apabila pekerja yang sedang bekerja mendapatkan
tugas dari perusahaan untuk bekerja diluar maka jam kerja mereka
menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan kerja yang telah ditetapkan
oleh General Manager. Selain itu aturan tata tertib berlaku dan
dijalankan pada PT. Multi Terminal Indonesia. Jadi, para pekerja
kontrak, pekerja tetap maupun General Manager juga harus di patuhi.
Aturan tata tertib yang dimaksud adalah :
a. Hari Kerja , disini maksudnya adalah para pekerja harus
bekerja sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati
yaitu bekerja dari hari Senin-Sabtu.
b. Jam kerja dan waktu Istirahat , pada jam kerja telah
ditentukan dari pihak perusahaan yaitu pada pukul hari
senin (08.00-17.00) – hari Sabtu (08.00-10.00), sedangkan
untuk waktu istirahat yaitu pada pukul 12.00-13.00.
c. Hari Libur, untuk hari libur disini ditentukan sesuai
calendar yaitu hari minggu dan hari-hari besar keagamaan.
88
d. Peraturan dan tata tertib perusahaan, maksudnya dalah
semua para pekerja harus mematuhi semua peraturan dan
tata tertib yang telah ditetapkan tidak hanya untuk pekerja
kontrak saja namun para pekerja seniorpun khususnya
pekerja tetap juga harus mematuhinya.
e. Kehadiran di Perusahaan, dalam kehadiran di perusahaan
ini maksudnya adalah absensi dari para pekerja. Adanya
daftar kehadiran inilah yang selalu diperhitungkan oleh
General Manager karena dari situlah bisa diketahui apakah
pekerja tersebut memang hadir di hari dimana ia bekerja
ataukah malah sebaliknya.
f. Datang Terlambat dan Pulang Cepat, meskipun terdapat
absensi dan jadwal yang telah dibuat dan ditetapkan namun
masih saja ada pekerja yang sering kali datang terlambat
dan pulang lebih awal. Dalam hal ini, General Manager
memang benar-benar harus memperhitungkan apakah
memang dari sekian banyak pekerja masih saja ada yang
datang tidak tepat waktu dan pulangnya juga mendahului
dari jam kerja yang telah ditetapkan.
g. Tidak Masuk Kerja, apabila para pekerja yang sedang
berhalangan hadir untuk melakukan pekerjaan di
perusahaan maka pekerja tersebut harus melapor pada
89
pihak-pihak yang terkait untuk berhalangan hadir karena
sedang sakit. Berhalangan hadir disini juga bisa disebabkan
karena memang harus bertugas di luar kota namun hal
tersebut tidak semata-mata langsung dilakukan oleh pekerja
kecuali memang ada surat perintah tugas dari atasan.
B. Syarat dan Prosedur Pengangkatan Pekerja Waktu Tertentu Menjadi
Pekerja Tetap di PT. Multi Terminal Indonesia
Sumber Daya Manusia didalam PT Multi Terminal Indonesia atau yang
biasa disebut dengan IPC Logistic dibagi menjadi 2 yaitu Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu / Pekerja kontrak dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu/
pekerja tetap. Perjanjian kerja dibagi dalam dua bentuk, yaitu dari bentuk
perjanjian secara lisan dan perjanjian secara tertulis dalam pasal 51 ayat 1
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Secara
normatif tertulis menjamin kepastian hak dan kewajiban para pihak, sehingga
jika terjadi perselisihanakan sangat membantu proses pembuktian dan
penyelesaian perselisihan.
Dalam Pasal 54 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa perjanjian kerja yang dibuat secara
tertulis sekurang-kurangnya memuat keterangan antara lain :
a. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
b. Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja/buruh;
90
c. Jabatan atau jenis pekerjaan;
d. Tempat pekerjaan;
e. Besarnya upah dan cara pembayaran;
f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban
pengusaha;
g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h. Tempat dan tanggal perjanjian dibuat;
i. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja
Jangka waktu perjanjian kerja dapat dibuat untuk waktu tertentu bagi
hubungan kerja yang dibatasi jangka waktu berlakunya dan waktu tidak
tertentu bagi hubungan kerja yang tidak dibatasi jangka waktu berlakunya
atau selesainya pekerjaan tertentu.
Ketentuan yang ada di dalam PT Multi Terminal Indonesia dapat
dijelaskan melalui :
1. Syarat Pengangkatan Pekerja kontrak (PKWT) menjadi Pekerja Tetap
(PKWTT)
Di PT Multi Terminal Indonesia Cabang Surabaya tersebut dijelaskan
berdasarkan Nota Dinas Nomor: KP.340 / 12 /5 / 1 / MTI-2017 :42
42 Page I PT Multi Terminal Indonesia-Surabaya, Rekruitmen Pekerja PKWTT-Pekerja Tetap,
http://ipclogistic.co.id/pdf/SK, Diakses tanggal 15 Juni 2017
91
1) Bahwa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya
Manusia, Perusahaan akan melakukan rekruitmen Pekerja dengan
status PKWTT/ Pekerja Tetap. Pelaksanaan rekruitmen dimaksud akan
dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu untuk golongan Teknikal dan
golongan staff.
2) Tersebut butir 1 (satu) diatas, disampaikan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa dalam tahap pertama, rekruitmen akan dilaksanakan untuk
golongan Teknikal.
b. Bahwa calon pelamar adalah pekerja outsourcing dan personal
kontrak dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Telah memiliki masa kerja selama 3 (tiga) tahun sampai
dengan tanggal 30 Juni 2017.
2) Usia maksimal 55 (lima puluh lima) tahun sampai dengan
tanggal 30 Juni 2017.
3) Mendapatkan surat rekomendasi dari 2 (dua) atasan masing-
masing dari Devisi/Cabang/Unit di lingkungan PT MTI.
3) Suhubungan butir 1 dan 2 tersebut, diminta kepada para Executive
Vice President, Senior Vice President dan General Manager di
lingkungan PT MTI untuk segera mensosialisasikan kepada para
pekerja outsourcing dan personal kontrak terkait rencana pelaksanaan
rekruitmen dimaksud.
92
4) Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dan atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.
Pada point 1 yang menjelaskan tentang golongan Teknikal adalah
golongan yang rangkingnya berada dipaling bawah seperti OB, dan
Operator. Dan maksud dari golongan staff adalah tenaga ahli. Mengacu
pada pasal 51 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan :
(1) Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan.
(2) Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Bahwasannya dalam persyaratan tersebut PT Multi Terminal
Indonesia telah sesuai dengan apa yang telah tertuang di dalam Undang-
Undang-Undang Ketenagakerjaan. Hal ini berlaku umum dalam
pembentukan suatu perjanjian kerja di berbagai negara. Walaupun
demikian, banyak manfaatnya jika perjanjian kerja dibuat secara tertulis
dibandingkan dengan secara lisan karena apa-apa perselisihan tentang hak
dan kewajiban dalam hubungan kerja dapat diselesaikan dengan lebih
mudah.
Menurut hasil wawancara yang saya dapat dari Bapak Ryan Aulia
selaku SPV SDM & Umum PT Multi Terminal Indonesia, jadi PT Pelindo
93
II itu sendiri berubah menjadi IPC logistic kemudian IPC Logistic tersebut
memiliki 12 kantor cabang pelabuhan yang tersebar di 10 provinsi dan 15
anak perusahaan termasuk PT MTI. Salah satunya adalah PT Multi
Terminal Indonesia yang juga bertransformasi menjadi IPC Logistic
Service sesuai dengan RUPS. Mengenai syarat dan prosedur tentang
pengangkatan pekerja waktu tertentu (pekerja kontrak) menjadi pekerja
waktu tidak tertentu juga diatur oleh IPC Logistic. Jadi, tidak semena-
mena PT Multi Terminal Indonesia membuat syarat dan prosedur
pengangkatan pekerja kontrak menjadi pekerja tetap harus terkoneksi
dengan IPC, sekalipun ada remonisasi untuk pengangkatan status pegawai
PT MTI tidak bisa menetapkannya, mengapa demikian? Karena IPC
merupakan salah satu pemegang saham di PT Multi Terminal Indonesia
sebesar 99 % dan 1 % dipegang oleh Kopermar (Koperasi Pegawai
Maritim). Kopermar atau Koperasi Pegawai Maritim itu sendiri
lingkungannya adalah koperasi yang diciptakan untuk pegawai-pegawai
yang bekerja di pelabuhan. 43
Dalam hal perekrutan pekerja itu sendiri diadakan setiap 2 sampai 3
tahun sekali dan juga melihat dari sisi perekonomian perusahaan. Di PT
Multi Terminal Indonesia Cabang Surabaya ini terakhir kali melakukan
perekrutan pekerja 4 atau 5 tahun yang lalu. Dan mengapa di tahun 2012
43 Hasil wawancara pada tanggal 15 Mei 2017 dengan SPV SDM & UMUM PT Multi Terminal
Indonesia Cabang Surabaya Bapak Ryan Aulia
94
yang lalu tidak melakukan perekrutan alasannya adalah di tahun tersebut
perusahan PT Multi Terminal Indonesia sedang bertransformasi menjadi
IPC Logistic Service. Di tahun ini khususnya tahun 2017 perusahaan akan
membuka perekrutan untuk calon pegawai kontrak maupun perekrutan
calon pegawai tetap.
2. Prosedur pengangkatan Pekerja Waktu Tertentu (PKWT) menjadi Pekerja
Tetap (PKWTT)
Pada Prosedur pengangkatan pekerja di PT Multi Terminal Indonesia
fakta dilapangan telah dijelaskan didalam Nota Dinas seperti halnya diatas
bahwasannya yang dijelaskan di dalam point :
a. Seluruh berkas lamaran dan surat rekomendasi dikumpulkan di
Divisi/Cabang/Unit secara kolektif untuk diserahkan kepada Divisi
SDM & Umum Kantor Pusat paling lambat tanggl 19 Mei 2017
b. Pelamar yang memenuhi persyaratan akan diikutsertakan dalam tes
kesehatan (narkoba) dan tes psikologi (psikotest) dengan jadwal
yang akan diumumkan kemudian.
c. Adapun rencana pelaksanaan rekruitmen tahap kedua untuk
golongan staff akan diumumkan lebih lanjut
d. Tata kala rekruitmen pekerja tahun 2017 sebagaimana lampiran II
Proses pengangkatan Pekerja Waktu Tertentu (PKWT) menjadi
Pekerja Waktu Tidak Tertentu atau pegawai tetap secara normatif yang
95
tertulis berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 5944 menyatakan bahwa:
“(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk
pekerjaan tertentu yang menurutjenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya
akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak terlalu lama danpaling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,
atau produk tambahanyang masih dalam percobaan atau
penjajakan.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk
pekerjaan yang bersifat tetap.
(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau
diperbaharui.
(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu
tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya
boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu palinglama 1
(satu) tahun.
44 Pasal 59 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
96
(5) Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu
tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja
waktu tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara
tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan.
(6) Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan
setelah melebihi masa tenggangwaktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya
perjanjian kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja
waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama
2 (dua) tahun.
(7) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4),
ayat (5), dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja
waktu tidak tertentu.
(8) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pasal ini akan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Menteri.”
C. Permasalahan dari pihak PT Multi Terminal Indonesia dan PKWT
dalam memenuhi prosedur sebagai PKWTT
Permasalahan yang terjadi di PT. Multi Terminal Indonesia (IPC
Logistic) terdapat pekerja kontrak yang masih belum diangkat menjadi
pegawai tetap.Dari hasil wawancara yang saya dapatkan dari Bapak Ryan
Aulia mengenai permasalahan dari pihak PT Multi Terminal Indonesia dan
Pekerja Waktu Tertentu dalam memenuhi prosedur sebagai Pekerja Waktu
97
Tidak Tertentu yaitu bermula dari SK atau Surat Keputusan yang dibuat oleh
Direksi serta dari penyaringan peserta. Dalam pasal 5 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
menjelaskan “Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN
untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik dalam
maupun di luar pengadilan”.45
Penyaringan yang di maksut disini adalah kita sebagai salah satu pihak
perusahaan tidak membeda-bedakan pekerja yang sudah dikontrak lama
maupun yang baru di kontrak bisa mengikuti perekrutan pegawai tetap ini
memang sudah layak untuk mengikuti seleksi perekrutan untuk menjadi
pegawai tetap. Jadi, apabila para pekerja kontrak yang sudah di kontrak 3
sampai 5 tahun juga bisa mendaftar berkali-kali dengan catatan seperti yang
sudah saya jelaskan.
Disamping itu, para pekerja yang mendaftar selain mendapatkan surat
rekomendasi dari pimpinan maupun dari SK perusahaan dia juga harus lolos
dalam berbagai macam seleksi yang diadakan oleh perusahaan seperti tes
psikologi , tes kesehatan . Didalam tes kesehatan ini pekerja tersebut harus
benar-benar tidak boleh buta warna , sehat jasmani dan rohani juga termasuk
syarat di dalam tes kesehatan ini. Selain itu para calon pegawai tetap juga
45Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
98
harus melengkapi persyaratan-persyaratan seperti yang sudah di umumkan di
tiap-tiap perusahaan.
Ada hal yang sangat penting selain persyaratan diatas salah satunya
adalah penilaian dari pihak atasan perusahaan itu sendiri karena para pekerja
itu sejatinya selalu di perhatikan dengan benar dan sungguh-sungguh oleh
General Manager. Yang dimaksud disini salah satunya adalah tentang attitude
para pekerja. Secara tidak langsung para pekerja benar-benar di nilai
bagaimana dia bersosialisasi dengan rekan kerja , bagaimana cara dia
berkomunikasi dengan pihak atasan maupun cara berkomunikasi dengan
rekan kerja apakah memang dia benar-benar membawa nama baik perushaan
atau bahkan sebaliknya. Itu merupakan nilai plus yang akan diberikan dan
menjadi pertimbangan untuk General Manager dalam menilai para pekerjanya
tersebut.46
Namun demikian, Undang-undangKetenagakerjaan mengatur bahwa
untuk jenisperjanjian kerja waktu tertentu haruslah dibuatsecara tertulis. Jika
jenis perjanjian kerja tersebuttidak dibuat secara tertulis, maka perjanjian
kerjatersebut demi hukum berubah menjadi jenisperjanjian kerja waktu tidak
tertentu. Hal inisebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 57 ayat(1) dan ayat
(2) Undang-undang Ketenagakerjaan:
46 Hasil wawancara pada tanggal 15 Mei 2017 dengan SPV SDM & UMUM PT Multi Terminal
Indonesia Cabang Surabaya Bapak Ryan Aulia
99
(1) Perjanjian kerja waktu tertentu dibuat secaratertulis dan harus
menggunakan bahasaIndonesia dan huruf latin.
(2) Perjanjian kerja waktu tertentu yang dibuattidak secara tertulis
bertentangan denganketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) dan
dinyatakan sebagai perjanjian kerjawaktu tidak tertentu.
Dalam Pasal 56 ayat (1) Undang-undang Ketenagakerjaan diatur
tentang lamanya waktu perjanjian kerja boleh dibuat baik untuk waktu
tertentu atau waktu tidak tertentu. Walaupun demikian, Undang-undang
Ketenagakerjaan membuat batasan untuk pembentukan perjanjian kerja waktu
tertentu. Tidak semua jenis pekerjaan boleh dibuat dalam perjanjian kerja
waktu tertentu.
Pasal 59 ayat (1) Undang-undang Ketenagakerjaan mengatur bahwa
perjanjian kerja waktu tertentu hanya boleh dibuat untuk pekerjaan tertentu
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan berakhir dalam
waktu tertentu, yaitu: pekerjaan yang sekali selesai atau pekerjaan yang
sementara sifatnya; pekerjaan yang diperkirakan selesainya dalam waktu yang
tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun; pekerjaan yang bersifat
musiman; atau pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan
baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan. Oleh karena itu,
Pasal 59 ayat (2) Undang-undang Ketenagakerjaan menegaskan bahwa
100
perjanjian kerja waktu tertentu tidak boleh dibuat untuk pekerjaan yang
bersifat tetap. Pembaruan PKWT hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali
maksimal 2 (dua) tahun.
Berdasarkan aturan hukum secara normatif tersebut maka jika ada
pekerja yang dikontrak 5 (lima) tahun maka pekerja secara otomatis hukum,
setelah 3 (tiga) bulan waktu ia bekerja menjadi pekerja tetap. Jadi PT Multi
Terminal Indonesia secara tidak langsung telah melanggar hukum karena
pekerja personal kontrak jika dilihat dari peraturan perundang – undangan
tersebut maka harusnya pekerja tersebut sudah diangkat menjadi pekerja tetap.
Namun fakta yang terjadi dilapangan tidaklah demikian.
Secara hukum dimana pekerja tidak tetap menjadi pekerja tetap secara
otomatis dalam kurun waktu selama ia bekerja menjadi pekerja tetap itu
menurut pendapat saya personal contract yang digunakan itu memungkinkan
bahwa baik disisi pekerjanya karena para pekerja disini dianggap diuntungkan
namun, disisi lain di bagian perusahaannya sendiri itu tidak menguntungkan
karena setiap sumber daya yang mereka serap itu kinerjanya semakin lama itu
belum tentu semakin baik. Ada beberapa pekerja yang secara fakta di
lapangan itu tidak bekerja secara baik karena terlalu terlena dengan kondisi
perusahaan yang ada dan sistem keuangan yang ada. Dan untuk itu, untuk
mengatasi hal-hal yang semacam itu dari pada perusahaan tersebut mengalami
pailit antara debit-kredit perusahaan untuk membayar pekerja itu kurang
101
maksimal maka, harus adanya prosedur untuk menyaring sumber daya
manusia yang berkualitas dan berkemampuan lebih untuk ditempatkan
dibidangnya sesuai dengan kapasitas yang dia miliki.