a. alasan pemilihan judul - institutional...
TRANSCRIPT
1
A. Alasan Pemilihan Judul
Kemajuan teknologi di berbagai bidang saat ini telah
mempengaruhi kehidupan di seluruh dunia, termasuk mempengaruhi
kehidupan masyarakat di Indonesia, karena dengan teknologi yang ada
saat ini telah memudahkan manusia untuk memenuhi baik yang terkait
dengan kebutuhan primer maupun kebutuhan sekundernya.
Salah satu kemajuan di bidang teknologi yang sangat dirasakan
begitu besar dampaknya dalam kehidupan manusia adalah kemajuan
teknologi di bidang telekomunikasi, dimana kemajuan di bidang ini
seolah-olah kehidupan manusia ini tidak dipisahkan oleh ruang dan
waktu, karena apabila setiap saat orang membutuhkan komunikasi satu
dengan yang lainnya tinggal mempergunakan perangkat yang mereka
miliki, yang dinamakan sarana telekomunikasi.
Sarana telekomunikasi saat ini terus berkembang seiring
dengan perkembangan pola berpikir umat manusia sebagai mahluk
sosial yang mempunyai naluri ingin tahu, ingin mengenal, ataupun
berkomunikasi. Inovasi dibidang telekomunikasi telah berhasil
menemukan dan menciptakan antara lain telepon yang dulunya harus
menggunakan kabel, tetapi saat ini perangkat telepon yang ada sudah
tidak menggunakan kabel atau nirkabel yang dikenal dengan nama
Hand Phone atau disingkat HP. Perangkat telekomunikasi HP dapat
memudahkan manusia berkomunikasi dan mengenal orang dari segala
penjuru dunia tanpa harus berjalan jauh dan dapat bertatap muka
secara langsung.
2
Perkembangan sarana telekomunikasi ini banyak memberikan
manfaat positif dalam memudahkan umat manusia untuk melakukan
kegiatan-kegiatan dalam berkomunikasi, tetapi dilain sisi juga sering
dimanfaatkan secara negatif oleh mereka yang mempunyai niat jahat.
Kejahatan yang dilakukan menggunakan sarana telekomunikasi pada
umumnya korbannya adalah sesame pengguna sarana telekomunikasi
tersebut, baik dilakukan secara lisan maupun secara tertulis yaitu
dengan cara mengirimkan Short Message Service atau yang dikenal
dengan SMS.
Dampak negative yang nyata dan banyak terjadi atas
penggunaan HP/telepon seluler adalah bahwa ternyata komunikasi HP
dapat dimanfaatkan pula untuk sarana bisnis illegal dan ironisnya HP
juga dijadikan alat untuk melakukan penipuan melalui SMS untuk
mengeruk keuntungan dengan dalih atau beralasan menang dalam
suatu undian. Banyak kasus penipuan mengenai undian berhadiah yang
dikirimkan melalui SMS serta praktik bisnis illegal yang tujuannya
mengeruk keuntungan dari si korban dengan cara mentransfer
sejumlah uang ke rekening pelaku.
Berkaitan dengan HP yang digunakan sebagai alat untuk
melakukan penipuan, hal ini telah terjadi dimana-mana, diantaranya di
Wonogiri, dimana perkara tersebut telah diadili di Perngadilan Negeri
Wonogiri dengan Putusan No.82/Pid. B/2011/PN.WNG,
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG, No.85/Pid. B/2011/PN.WNG, dan
3
Putusan No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG. Modus operandi dalam
putusan tersebut yaitu memanfaatkan HP untuk melakukan tindak
pidana penipuan kepada seseorang. Modus operandi tersebut
merupakan modus operandi baru dalam tindak pidana penipuan,
dimana sebelum adanya HP untuk menyampaikan maksud biasanya
pelaku harus bertemu langsung atau bertatap muka langsung dengan
calon korbannya, tetapi setelah adanya HP pelaku tindak pidana
penipuan tidak perlu bertemu langsung dengan calon korbannya
melainkan cukup dengan cara mengirimkan SMS kepada calon
korbannya, sehingga calon korban menjadi terpengaruh dengan SMS
tersebut dan kemudian korban menuruti apa yang menjadi kehendak
dari si pelaku yang kemudian calon korban baru menyadari bahwa
dirinya menjadi korban penipuan.
Berbekal HP milik korban yang di dalamnya berisi SMS dari
pelaku dan kemudian mengakibatkan korban menyerahkan barang
sesuatu kepada pelaku pada saat itu juga, setelah terjadi peristiwa
tersebut kemudian korban melaporkan peristiwa itu kepada pihak
Kepolisian, yang selanjutnya oleh Kepolisian dilakukan penyidikan,
setelah penyidik selesai Kepolisian melimpahkan berkas perkara,
tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum untuk dilakukan
proses selanjutnya yaitu penuntutan.
Penuntut Umum menindak lanjuti penyidikan dengan membuat
surat dakwaan dan oleh Penuntut Umum kemudian dilimpahkan ke
4
Pengadilan Negeri Wonogiri, oleh Pengadilan Negeri Wonogiri
perkara tersebut di proses lebih lanjut dan telah diputus dimana
terdakwa dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana
penipuan dan dijatuhi pidana.
Ketertarikan penulis untuk menulis topik ini, bahwa di fakultas
hukum UKSW khususnya belum ada mahasiswa yang mengambil
topik ini dijadikan karya tulis ilmiah dalam rangka memenuhi
persyaratan untuk memenuhi gelar sarjana hukum. Memang ada
beberapa topik yang sejenis diantaranya berkaitan dengan
pertimbangan hakim dalam perkara pidana, perbedaannya adalah
dalam skripsi seperti :
Made Wedayana Ambara
(312009022)
Vilda Mandayaningrum
Harahap
(312007029)
Rumusan
Masalah
Bagaimana hakim
mempertimbangkan SMS
dikaitkan dengan barang bukti
dan alat-alat bukti menurut
KUHAP dalam putusan
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.85/Pid. B/2011/PN.WNG,
Bagaimana hakim
mempertimbangkan
barang bukti pengganti
dalam putusan
Pengadilan Negeri
Umgaran No
82/Pid/B/2009/PN.Ung
tanggal 4 Juni 2009,
5
No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG,
serta perkara
No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS
?
putusan Pengadilan
Negeru No
83/Pid/B/2009/PN.Ung
tanggal 4 Juni 2009, dan
putusan Pengadilan
Negeri Semarang No
818/Pid/B/2009/PN.SMG
tanggal 10 Agustus 2009
?
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menulis
skripsi dengan judul : “Pertimbangan Hakim Terkait Barang Bukti
Dalam Tindak Pidana Dengan Menggunakan SMS (Studi Kasus
Putusan No.82/Pid.B/2011/PN.WNG, No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.85/Pid. B/2011/PN.WNG , No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, dan
putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS)”.
B. Latar Belakang Masalah
Kecanggihan teknologi dewasa ini cukup memudahkan setiap
orang melakukan berbagai komunikasi satu dengan yang lain. Seiring
dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat, orang-
orang tertentu dapat juga menyalahgunakan sarana komunikasi itu
6
dengan memanfaatkan teknologi seluler untuk melakukan suatu
kejahatan. Dan salah satu dampak negative dari teknologi seluler ini
adalah munculnya kasus-kasus penipuan melalui seluler yang sering
terjadi di masyarakat. Perkembangan teknologi informasi yang pada
awalnya hanya terbatas pada alat penghitung kemudian berevolusi dari
waktu ke waktu dengan adanya penemuan dan penciptaan telepon oleh
Alexander Graham Bell yang menjadi sarana telekomunikasi pertama
yang tidak memerlukan keahlian khusus untuk menggunakannya.
Namun dengan kabel-kabel dan satelit-satelit telepon menjadi
sarana telekomunikasi yang murah dan berhasil digunakan di seluruh
dunia sehingga diyakini akan menjadi alternatif utama bagi
penyelenggaraan seluruh aspek kehidupan manusia, dan cara baru ini
dipilih karena teknologi informatika yang berkarakteristik lintas-
batas di tingkat nasional maupun global akan dapat meningkatkan
efesiensi dan kecepatan penyelenggaraan kehidupan manusia.
Semua kemajuan teknologi adalah pedang bermata dua, ia
dapat digunakan untuk tujuan baik dan jahat sekaligus.1
Tetapi
teknologi mutakhir menimbulkan manfaat yang banyak, dan aspek
kerusakan yang jauh lebih banyak juga. Kemajuan teknologi yang
merupakan hasil dari budaya manusia di samping membawa dampak
positif, dalam arti dapat didayagunakan untuk kepentingan umat
manusia juga membawa dampak negatif terhadap perkembangan dan
1 Abdul Wahid , Mohammad Labib, Kejahatan Mayantara ( Cyber
Crime). Refika Aditama, Bandung, 2010. Hal 16.
7
peradaban manusia. Dampak negatif yang dimaksud adalah yang
berkaitan dengan dunia kejahatan
Penipuan dengan menggunakan layanan SMS telah banyak
memakan korban, pada umumnya yaitu masyarakat pengguna telepon
seluler itu sendiri. Sebagai contoh:
Menurut data PT.Excelmindo Pratama yang disampaikan
pada pelaksanaan dialog tanggal 20 Agustus 2002 tentang penipuan
melalui telepon selular di Jakarta, Dyah Tari dari yayasan lembaga
Konsumen (YLKI) mengungkapkan bahwa pada periode Januari
sampai dengan Juli 2002 saja, atau dalam kurun waktu 6 bulan, telah
terdapat 3.000 pengguna telepon seluler yang mengadukan aksi
penipuan, dengan grafik kecenderungan meningkat dari waktu ke
waktu.2
Dalam hal melakukan penipuan, jarak sudahlah tidak menjadi
masalah untuk dapat saling berkomunikasi. Teknologi sudah maju
pesat, tercipta sebuah alat canggih untuk membuat jarak yang jauh
menjadi dekat. Telepon genggam atau lebih dikenal HP membuat jarak
menjadi tidak masalah. Di jaman modern ini, HP sudah bisa dinikmati
dari kalangan bawah sampai kalangan atas, hanya dengan membeli
pulsa kita dapat berhubungan langsung dengan orang yang posisinya
jauh dari kita. Terlebih lagi HP memiliki fasilitas SMS yang
memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menyampaikan pesan
dengan tarif yang relatif murah. Kehadiran teknologi ini telah
membantu semua orang tanpa terkecuali. Dengan kehebatannya yang
membuat kita bisa berkomunikasi jarak jauh tanpa tatap muka,
2 Theodorus JB . Rumampuk, “Pembuktian dalam Tindak Pidana Penipuan
Seluler” www.hukumonline.com.
8
teknologi HP ini juga membuka peluang bagi terjadinya kejahatan, di
mana para pelaku melakukan berbagai modus kejahatan untuk
menjebak korbannya, tanpa menatap batang hidung si korban. Dan
salah satu cara yang digunakan dalam tindakan kejahatan itu adalah
penipuan melalui SMS. HP milik korban yang berisi SMS dari pelaku
tersebut kemudian oleh penyidik disita untuk dijadikan barang bukti
dalam proses peradilan pidana.
Dalam pembuktian perkara pidana, Kitab Undang Undang
Hukum Acara Pidana atau yang disebut KUHAP mengenal apa yang
disebut dengan barang bukti dan alat bukti. Terkait alat bukti secara
limitatif KUHAP sudah ditentukan di dalam Pasal 184 yang
menegaskan :
(1) Alat bukti yang sah ialah:
a. keterangan saksi
b. keterangan ahli
c. surat
d. petunjuk
e. keterangan terdakwa
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Apa yang dimaksud dengan alat bukti dalam pasal 184 ayat
(1) KUHAP tersebut, masing-masing telah diuraikan dalam Pasal 185
s/d Pasal 189 KUHAP dan berdasarkan rumusan tersebut berarti,
tidak ada alat bukti lain yang dapat dipergunakan untuk membuktikan
perkara pidana yang diajukan ke sidang pengadilan.
9
Disamping KUHAP sudah mengatur alat bukti, KUHAP secara
emplisit mengenal apa yang disebut barang bukti, sebagaimana dalam
Pasal 40 yang menegaskan:
Dalam hal tertangkap tangan penyidik dapat menyita benda
dan alat yang ternyata atau yang patut diduga telah dipergunakan
untuk melakukan tindak pidana atau benda lain yang dapat dipakai
sebagai barang bukti.
Tetapi tentang barang bukti tersebut tidak secara spesifik diatur
didalam KUHAP hanya saja Pasal 39 telah mengatur tentang barang-
barang yang dapat disita dimana didalam Pasal tersebut menegaskan
sebagai berikut :
(1) Yang dapat dikenakan penyitaan adalah:
a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang
seluruh atau sebagian diduga diperoleh dan tindak
pidana atau sebagai hasil dan tindak pidana
b. benda yang telah dipergunakan secara Iangsung
untuk melakukan tindak pidana atau untuk
mempersiapkannya
c. benda yang dipergunakan untuk menghalang-
halangi penyidikan tindak pidana
d. benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan
melakukan tindak pidana
e. benda lain yang mempunyai hubungan langsung
dengan tindak pidana yang dilakukan.
(2) Benda yang berada dalam sitaan karena perkara
perdata atau karena pailit dapat juga disita untuk
kepentingan penyidikan, penuntutan dan mengadili
perkara pidana, sepanjang memenuhi ketentuan ayat
(1).
Jika apa yang dirumuskan Pasal 39 Ayat (1) tersebut dikaitkan
dengan pasal lain dalam hal ini adalah Pasal 40 dan Pasal 181 Ayat (1)
maka barang-barang yang disita tersebut dalam proses peradilan
10
pidana disebut sebagai barang bukti, termasuk HP yang berisi SMS
yang disita dalam putusan No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG, No.85/Pid. B/2011/PN.WNG,
No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, dan Putusan
No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS.
Secara eksplisit Pasal 39 memang tidak pernah menyebutkan
bahwa SMS yang tercantum dalam alat telekomunikasi tersebut
termasuk didalam ketentuan Pasal 39 Ayat (1) KUHAP, namun
didalam putusan No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG, No.85/Pid. B/2011/PN.WNG ,
No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, dan putusan
No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS telah di sita barang bukti HP yang berisi
SMS (Short Message Service) dalam pembuktian perkara penipuan.
Berikut merupakan dakwaan, tuntutan, dan putusan mengenai
beberapa perkara yang penulis ambil :
Dalam Putusan No. 82/Pid.B/2011/PN.WNG
Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan Pasal 378 KUHP jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dalam perkara ini terdakwa di tuntut
sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa DEWA SATRIA NUR PRATAMA
Bin NUR ALAMSYAH bersalah telah melakukan tindak
pidana “ BERSAMA-SAMA MELAKUKAN PENIPUAN”
11
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan
Tunggal Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa DEWA SATRIA
NUR PRATAMA Bin NUR ALAMSYAH dengan pidana
penjara selama 5 (lima) bulan dikurangkan seluruhnya
selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan
perintah terdakwa tetap ditahan
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 buah HP Blackberry Jefelin 8900 warna casing
hitam kombinasi silver dan nomor HP 08562508933
dirampas untuk dimusnahkan
4. Meyatakan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara
sebesar Rp.2000,- (dua ribu rupiah).
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim
dan terbukti secara sah melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHP sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa DEWA SATRIA NUR PRATAMA
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “ bersama-sama melakukan
penipuan”
2. Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 3 (tiga) bulan 7 hari
12
3. Menetapkan masa penahanan yang telah di jalani oleh
terdakwa di kurangkan seluruhnya dari pidana yang di
jatuhkan
4. Mmerintahkan supaya terdakwa tetap di tahan
5. Menetapkan barang bukti berupa
- 1 buah HP Blackberry Jefelin 8900 warna casing
hitam kombinasi silver beserta nomor SIM card di
rampas untuk dimusnahkan
6. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar
Rp.2000,- (dua ribu rupiah)
Dalam Putusan No.84/Pid.B/2011/PN.WNG
Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal
378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo
Pasal 56 ke-1 KUHP. Dan dalam perkara ini terdakwa telah di tuntut
sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa PRAMUDYA RENDY HERMANTO
Bin FAHYANTO terbukti bersalah melakukan tindak pidana
“telah membantu atau / turut serta melakukan penipuan”.
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PRAMUDYA RENDY
HERMANTO Bin FAHYANTO dengan pidana penjara selama
5 (lima) bulan dikurangi selama ditahan, dengan perintah tetap
ditahan
13
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia seri 5130 warna Casing
Merah dirampas untuk dimusnahkan
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp.2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah).
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim
dan terbukti secara sah melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHP sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa PRAMUDYA RENDY HERMANTO
Bin FAHYANTO terbukti bersalah melakukan tindak pidana
“turut serta melakukan penipuan”.
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PRAMUDYA RENDY
HERMANTO Bin FAHYANTO dengan pidana penjara selama
3 (tiga) bulan 7 hari
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa
di kurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan
5. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia seri 5130 warna Casing
Merah dirampas untuk dimusnahkan
6. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara
sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
14
Dalam Putusan No.85/Pid.B/2011/PN.WNG
Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal
378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo
Pasal 56 ke-1 KUHP. Dan dalam perkara ini terdakwa telah di tuntut
sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa CHANDRA GUNAWAN
CHARIESMA AJI als. SIDUL Bin SUPRAYITNO terbukti
bersalah melakukan tindak pidana “sebagai orang yang
menyuruh melakukan penipuan atau turut serta melakukan
dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau
martabat palsu dengan tipu muslihat ataupun rangkaian
kebohongan menggerakkan maupun menghapus piutang”
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa CHANDRA
GUNAWAN CHARIESMA AJI als. SIDUL Bin
SUPRAYITNO dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan
dikurangi selama ditahan dengan perintah tetap ditahan
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 unit sepeda motor vario warna pink Nopol AD-
2547-ER dan STNK, 1 unit sepeda motor Supra X
Nopol AD-6745-NB warna hitam silver dan STNK
kembali kepada terdakwa
15
- 1 buah HP Nokia 6070 warna abu-abu silver dengan
nomor 085725313338, 1 buah HP Nexian NX G 900
warna hitam, 2 buah kartu HP XL, simcard/nomor
kartu : 087836463110 dan simcard/nomor kartu :
087836448993, 1 sobekan kertas yang tertulis 19
tulisan inisial nama-nama berikut nomor HP di
rampas untuk di musnahkan
- Uang tunai sejumlah Rp.75.000 di rampas untuk
negara
- 1 buah HP Nokia N 73 warna hitam dan
simcard/nomor kartu : 087736060556 dan 1 buah HP
Nokia 1202 warna biru kombinasi putih dan
simcard/nomor kartu : 085227992727 dirampas
untuk dimusnahkan
- Uang sejumlah Rp.925.000 di rampas untuk negara
- 1 buah HP Nokia 5310 XM warna hitam dan
simcard/nomor kartu : 082134432605 dirampas
untuk dimusnahkan
- 1 buah HP Nokia 1650 warna hitam kombinasi putih
dan simcard/nomor kartu : 082136753606 di rampas
untuk dimusnahkan
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp.2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah).
16
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim
dan terbukti secara sah melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa CHANDRA GUNAWAN
CHARIESMA AJI telah terbukti secara sah dan menyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “sebagai orang yang
menyuruh melakukan penipuan”
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara
selama 3 (tiga) bulan 7 hari
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa
di kurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
4. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan
5. Menetapkan barang bukti berupa :
- 1 unit sepeda motor vario warna pink Nopol AD-
2547-ER dan STNK, 1 unit sepeda motor Supra X
Nopol AD-6745-NB warna hitam silver dan STNK
kembali kepada terdakwa
- 1 buah HP Nokia 6070 warna abu-abu silver dengan
nomor 085725313338, 1 buah HP Nexian NX G 900
warna hitam, 2 buah kartu HP XL, simcard/nomor
kartu : 087836463110 dan simcard/nomor kartu :
087836448993, 1 sobekan kertas yang tertulis 19
17
tulisan inisial nama-nama berikut nomor HP di
rampas untuk di musnahkan
- Uang tunai sejumlah Rp.75.000 di rampas untuk
negara
- 1 buah HP Nokia N 73 warna hitam dan
simcard/nomor kartu : 087736060556 dan 1 buah HP
Nokia 1202 warna biru kombinasi putih dan
simcard/nomor kartu : 085227992727 dirampas
untuk dimusnahkan
- Uang sejumlah Rp.925.000 di rampas untuk negara
- 1 buah HP Nokia 5310 XM warna hitam dan
simcard/nomor kartu : 082134432605 dirampas
untuk dimusnahkan
- 1 buah HP Nokia 1650 warna hitam kombinasi putih
dan simcard/nomor kartu : 082136753606 di rampas
untuk dimusnahkan
6. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara
sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
Dalam Putusan No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG
Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal
378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo
18
Pasal 56 KUHP. Dan dalam perkara ini terdakwa telah di tuntut
sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa ADITYA KURNIAWAN Bin
FAHYANTO bersalah telah melakukan tindak pidana
“BERSAMA-SAMA MELAKUKAN PENIPUAN”
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan
Kesatu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ADITYA
KURNIAWAN Bin FAHYANTO dengan pidana penjara
selama 2 (dua) bulan 15 (lima belas) hari dikurangkan
seluruhnya selama terdakwa berada dalam tahanan sementara
dengan perintah terdakwa tetap ditahan
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia 1661 warna hitam
nomor 085647010110 dirampas untuk dimusnahkan
4. Menyatakan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim
dan terbukti secara sah melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP sebagai berikut:
19
1. Menyatakan terdakwa ADITYA KURNIAWAN terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “turut
serta melakukan penipuan”.
2. Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 2 bulan 3 hari
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa
di kurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan
5. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia 1661 waena hitam
dirampas untuk dimusnahkan dan 1 unit sepeda
motor Honda Vario warna pink Nopol AD-2547-ER
di kembalikan kepada penuntut umum untuk barang
bukti di perkara lain
6. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara
sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
Dalam Putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS
Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal
303 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 tentang
Penertiban Perjudian atau Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP jo Pasal 2
UU No.7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Dan dalam
perkara ini terdakwa telah di tuntut sebagai berikut :
20
1. Menyatakan terdakwa I WAYAN SUATARNA terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“PERJUDIAN” sebagaimana diatur dalam Pasal 303 ayat (1)
ke-2 KUHP jo UU RI No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban
Perjudian sebagaimana dalam dakwaan Kedua
2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa I WAYAN SUATARNA
oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan
dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia berisi SMS, 2 buah
bolpoin, 1 buah kalkulator, 1 buah buku catatan bon
togel dirampas untuk dimusnahkan
- Uang tunai sebesar Rp.149.000,- dirampas untuk
negara
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim
dan terbukti secara sah melanggar Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP
jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa I WAYAN SUATARNA terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “tanpa
21
ijin dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan
kepada khalayak umum untuk bermain judi”.
2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 2 bulan
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa
di kurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan
5. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia berisi SMS, 2 buah
bolpoin, 1 buah kalkulator, 1 buah buku catatan bom
togel dirampas untuk dimusnahkan
- Uang tunai sebesar Rp.149.000,- dirampas untuk
negara
6. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara
sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dalam penelitian ini
secara khusus, pokok permasalahan yang ingin dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana hakim mempertimbangkan SMS dikaitkan dengan
barang bukti dan alat-alat bukti menurut KUHAP dalam putusan
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85/Pi
22
d.B/2011/PN.WNG,No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, serta putusan
No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS ?.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui atau menggambarkan pertimbangan hakim
tentang SMS dikaitkan barang bukti dan alat-alat bukti yang dikaitkan
KUHAP dalam putusan No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85/Pid.B/2011/PN.WNG,No.62/Pid.
Sus/2011/PN.WNG, serta putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut
:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan,
mencatat, analisis dan mengintreprestasikan kondisi-kondisi yang
sekarang ini terjadi atau ada.
2. Jenis pendekatan
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan
kasus (case approach).3 Pendekatan tersebut melakukan pengkajian
3 Johny Ibrahim, Teori & metodologi penelitian Hukum Normatif,
23
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apa yang
akan penulis teliti. Menurut Peter Mahmud marzuki :
Pendekatan perundang-undangan adalah pendekatan yang
menggunakan legislasi dan regulasi, dilakukan dengan menelaah
semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan
isu hukum yang sedang ditangani.4
Sedangkan pendekatan kasus bertujuan untuk mempelajari
penerapan norma-norma atau kaidah-kaidah hukum yang dilakukan
dalam praktik hukum.
3. Metode pengumpulan bahan hukum
Metode pengumpulan bahan hukum yang digunakan penulis adalah
:
a. Bahan hukum primer, yaitu : Undang-undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), PP
No 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana, Undang-undang No 7 Tahun 1974
tentang Penertiban Perjudian, dan Undang-undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang No 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
b. Bahan hukum sekunder yang berupa : Putusan perkara
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85
/Pid.B/2011/PN.WNG, No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, serta
Bayumedia, Malang, 2007. Hal 295.
4 Peter Mahmud marzuki, penelitian hukum, Prenada media, Jakarta,2005.
Hal 97.
24
perkara No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS, literatur hukum acara
pidana, pendapat para ahli, doktrin-doktrin, ajaran-ajaran / asas-
asas hukum yang sesuai dengan topik kajian.
c. Bahan hukum tersier yang berupa : kamus hukum, ensiklopedia.
4. Metode penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah penulisan secara
deskriptif yaitu penggambaran lebih mengutamakan uraian-uraian
yang bersifat menjelaskan dan dengan mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam peraturan perundang-undangan dan di
dalam KUHAP dan undang-undang lain yang bersangkutan yang
diperhadapkan dengan kenyataan dalam penerapannya.
5. Unit amatan ini adalah :
- Putusan
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85/
Pid.B/2011/PN.WNG, No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, serta
peutusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS
- Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
- Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
- PP No 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana
- Undang-undang No 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian
25
- dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas Undang-undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
6. Unit analisis ini adalah :
Unit analisis penelitian ini adalah bagaimana hakim
mempertimbangkan SMS dikaitkan dengan barang bukti dan alat-
alat bukti menurut KUHAP dalam putusan
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85/Pi
d.B/2011/PN.WNG,No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, serta putusan
No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS.