a. aspek geografis dan demografis 1. karakteristik lokasi …eplanningkabgor.id/rpjmd/2. bab ii...
TRANSCRIPT
A. ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Gorontalo, daerah di episentrum Propinsi Gorontalo memiliki
luas 2.125,47 Km² atau 17,24 % dari total luas wilayah Provinsi Gorontalo. Daerah
yang telah mekar 4 kali ini secara administratif memiliki batas wilayah sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Letak Posisi Kabupaten Gorontalo
Kabupaten Gorontalo terdiri dari 19 (Sembilan belas ) kecamatan, 191 desa
dan 14 kelurahan. Rincian Kecamatan berikut luas wilayahnya dapat di sajikan pada
tabel berikut.
Tabel 2.1
Luas Wilayah, Ibukota Kecamatan, dan Jumlah Desa/Kelurahan
Menurut Kecamatan
No Kecamatan Luas Wilayah Ibukota
Kecamatan
Jumlah Desa/
Kelurahan * Km ² %
1 Batudaa Pantai 63,13 2,97 Kayubulan 9
2 Biluhu 79,20 3,73 Lobuto Timur 8
3 Batudaa 32,86 1,55 Payunga 8
4 Bongomeme 144,16 6,78 Dulamayo 15
5 Dungaliyo 46,62 2,19 Dungaliyo 10
6 Tabongo 54,80 2,58 Tabongo Timur 9
7 Tibawa 145,34 6,84 Isimu Selatan 16
8 Pulubala 240,57 11,32 Pulubala 11
9 Boliyohuto 60,59 2,85 Sidomulyo 13
10 Bilato 112,34 5,29 Totopo 10
11 Mootilango 211,49 9,95 Paris 10
12 Tolangohula 171,75 8,08 Sukamakmur 15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
10
No Kecamatan Luas Wilayah Ibukota
Kecamatan
Jumlah Desa/
Kelurahan * Km ² %
13 Asparaga 430,51 20,25 Karya Indah 10
14 Limboto 103,32 4,86 Kayubulan 14 *
15 Limboto barat 79,61 3,75 Huidi 10
16 Telaga 28,16 1,32 Luhu 9
17 Telaga Biru 108,84 5,12 Tuladenggi 15
18 Talaga Jaya 6,41 0,30 Luwoo 5
19 Tilango 5,79 0,27 Tilote 8
Kabupaten Gorontalo 2.125,47 100,00 Kec. Limboto 205
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo
b. Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 30'– 0 54' LU dan 122 07' – 123 44'
Bujur Timur. Letak ini secara langsung menempatkan geostrategi wilayah sebagai
melting pot,karena tepat diepisentrum Propinsi Gorontalo dan tepianya berbatasan
langsung dengan 4 (empat) Kabupaten/Kota. Disinilah transit area antar Provinsi di
jagat utara Sulawesi, yakni antara Provinsi Sulawesi Utara dengan Provinsi
Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Posisi strategis ini
kemudian didukung dengan Pelabuhan Udara yang berada di Kecamatan Tibawa
yakni Bandara Jalaludin Gorontalo sebagai gerbang utama menuju jazirah
Gorontalo.
c. Kondisi Topografi
Topografi Kabupaten Gorontalo sebagian besar terdiri dari gugusan
perbukitan dan gunung yang didominasi oleh kemiringan sekitar 15 – 40º (45 –
46%) dengan jenis tanah yang sering mengalami erosi. Ketinggian dari permukaan
laut berada pada 0 – 50 meterDPL kurang lebih 7,9 %, ketinggian 50 – 100 meter
kurang lebih 21,26 % dan sebagian besar Wilayah berada pada ketinggian 100 –
500 meterDPL kurang lebih 51,08 %, sisanya berada pada ketinggian 500 – 1000
meterDPL kurang lebih 15,68 %, dan > 1000 m DPL kurang lebih 4.49 %.
Persentase ketinggian dari permukaan laut dan kemiringan lahan di
Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2
Persentase Luas Ketinggian Dari Permukaan Laut
dan Kemiringan Lereng Lahan di Kabupaten Gorontalo
KETINGGIAN DPL (M) LUAS( %)
0 – 50 M 7,49
50 – 100 M 21,26
100 - 500 M 51,08
500 – 1000 M 15,68
> 1000 M 4,49
KEMIRINGAN (%) LUAS (%)
0 – 2 % 20,12
2 – 15 % 8,08
15– 40 % 34,34
> 40 % 37,49
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
11
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
wilayah Kabupaten Gorontalo merupakan perbukitan yakni 71,83 %. Kabupaten
Gorontalo mempunyai gunung denganketinggian yang berbeda–beda. Gunung yang
tertinggi adalah gunung Boliyohuto dengan ketinggian 2.065 m terletak di
Kecamatan Tolangohula.
d. Kondisi Geologi
Geologi Kabupaten Gorontalo terdiri darilitologi (jenis batuan) yang relatif
belum terkompaksi kuat. Umumnya batuan penyusun berjenis vulkanik muda,
terdapat pula endapan danau, batu gamping, deorit bone, dan batu gunung api
dengan litologi terdiri atas granosdisrite, rhiolite, andesit, basalt, recent alluvium,
istuarinemarine dan fandeposite. Lapisan-lapisan bebatuan tersebut umumnya di
bagian selatan Kabupaten Gorontalo.
Peta geologi dari Direktorat Geologi (Tjetje Appandi, 1977) menyebutkan
bahwa di Kabupaten Gorontalo dijumpai batuan gunung api (berupa breksi gunung
api, tufa dan lava yang mengandung batu apung warna kuning); batuan gamping
koral berwarna putih, pejal pada perbukitan; batuan beku terobosan granodiorit,
dijumpai menerobos batuan gunung api maupun batu gamping terjal di wilayah
bagian selatan; dan alluvium berupa lumpur, pasir dan kerikil pada satuan morfologi
daratan.
Formasi batuan menyebar di beberapa daerah di Kabupaten Gorontalo
meliputi: batuan gunung api (breksi, gunung api,tufa dan lava); batu gamping
kalkarenit, kalsirudit, batu gamping koral); endapan danau (batulempung, batupasir,
dan kerikil); diorit bone(diorit, dioritkuarsa, granodiorite dan adamelit) Satuan
batuan ini diduga berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir.
Pembagian zona bentang alam yang merupakan representasi batuan dan
struktur geologinya, Kabupaten Gorontalo termasuk pada zona fisiografis utama,
yaitu Zona Pegunungan Utara Tilongkabila-Boliohuto, dan Zona Dataran Interior
Paguyaman-Limboto. Zona Pegunungan Utara Tilongkabila-Boliohuto umumnya
terdiri dari formasi-formasi batuan gunung api berumur Miosen – Pliosen (kira-kira
23 juta hingga 2 juta tahun yang lalu). Umumnya terdiri dari batuan beku
intermedier hingga asam, yaitu batuan-batuan intrusif berupa diorit, granodiorit,
dan beberapa granit. Batuan lainnya merupakan batuan sedimenter bersumber dari
gunung api terdiri dari lava, tuf, breksi, atau konglomerat. Asosiasi batuan-batuan
tersebut membawa pada kandungan mineral logam yang berharga, khususnya emas.
Tambang-tambang emas rakyat tersebar di zona ini, seperti di Dutula Nantu, sungai
yang berasal dari Pegunungan Boliohuto (+ 2065).
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
12
e. Kondisi Hidrologi
Satu lagi kekayaan Kabupaten Gorontalo, memiliki 55 buah sungai besar
dan kecil dengan total panjang sungai dan anak sungai tersebut sebesar 1.007,65
Km yang bermura pada 1 titik yakni danau (Danau Limboto). Terdapat dua daerah
aliran sungai (DAS) utama mengalir di wilayah ini yaitu DAS Paguyaman dan DAS
Bone – Bolango yang bermuara di Teluk Tomini. Sumber air untuk keperluan
penduduk disuplai melalui PDAM, namun sebagian besar masyarakat masih
menggunakan air tanah dangkal dan sumur serta sebagian yang lainnya masih
menggunakan air sungai. Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain
ditentukan oleh tinggi wilayah dari permukaan laut, jenis batuan induk dan
sebagainya.
Dari total luas wilayah Kabupaten Gorontalo, 22.748 Ha (sesuai SK Menteri
Kehutanan Nomor : 452/KPTS-II/1999) diarahkan untuk peruntukan kawasan hutan
lindung yang dalam kenyataannya juga merupakan kawasan resapan air. Curah
hujan wilayah kabupaten pada umumnya tergolong cukup rendah, Sebagai faktor
fisik bersifat dinamis karena di pengaruhi oleh waktu, maka besar kecilnya curah
hujan akan mempengaruhi factor fisik lain, seperti menyebabkan terjadinya erosi,
adanya genangan air pada daerah-daerah tertentu. Kedua faktor fisik tersebut akan
mempengaruhi kawasan resapan air yang diperlukan untuk mendukung budidaya
baik terhadap teknik pengolahan tanah maupun pemilihan jenis komoditi pertanian.
Berikut Nama-nama sungai dan lokasi kecamatan.
Tabel 2.3
Nama Sungai dan Lokasi di Kabupaten Gorontalo
No Nama Sungai Lokasi (Kecamatan)
1 Tohupo
Batudaa 2 Alopohu
3 Limehe
4 Biyabo
Tibawa 5 Alo
6 Molalahu
7 Dutulanaa
Limboto
8 Biyonga
9 Bulia
10 Hutuo
11 Molanggata
12 Nanati
Telaga 13 Tapodu
14 Mahti
15 Paguyaman
Boliyohuto 16 Bongo
17 Tombiu
18 Mohiyolo
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
13
f. Kondisi Klimatologi
Curah hujan tertinggi di tahun 2014 terjadi pada bulan November yaitu
mencapai berkisar 321 mm dan jumlah hari hujan. Suhu udara rata-rata berkisar
24,2° C sampai 27,2°C.
Tabel 2.4
Keadaan Suhu Udara, Kelembaban Udara, Tekanan Udara, Kecepatan Angin,
Jumlah Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
Bulan RerataSuhuUdara (°C)
&Kelembaban (%)
Rerata Tekanan
KecepatanUdara
(mb)&Kecepatan
Angin (knot)
Jumlah Hari Hujan
&CurahHujan (mm)
Rata–Rata
Penyinaran
Matahari(%)
Januari 26,0 84 1.009,6 1,7 18 146 59,4
Februari 24,2 72 1.010,0 1,8 16 15 66,3
Maret 27,2 80 1.010,7 2,0 12 107,5 71,4
April 26,5 82 1.009,9 1,0 14 124 70,0
Mei 27,4 84 1.010,3 1,4 18 135,8 64,1
Juni 26,2 82 1.009,3 1,6 15 112 57,1
Juli 27,0 80 1.010,5 3,3 10 45 77,3
Agustus 26,5 81 1.011,2 3,1 15 54 64,7
September 27,1 73 1.011,3 3,2 2 6 82,5
Oktober 27,7 70 1.010,8 2,8 6 72 86,8
November 27,3 84 1.009,9 1,9 20 321 61,8
Desember 27,1 85 1.009,1 2,4 16 266 66,0
Sumber :Kabupaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Gorontalo 2015
g. Penggunaan Lahan (Land Use)
Penggunaan lahan di Kabupaten Gorontalo diatur dalam Rencana Pola
Ruang Wilayah yang meliputi Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Tujuan
kebijakan pengembangan pola ruang adalah untuk mewujudkan pola penggunaan
ruang yang seimbang antara daya lindung kawasan lindung dengan kapasitas
produksi dan pemanfaatan kawasan budidaya.Kawasan Lindung Kabupaten
Gorontalo meliputi :
a) Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya;
b) Kawasan perlindungan setempat;
c) Kawasan rawan bencana alam.
Kawasan budi daya diusahakan untuk menumbuh kembangkan dan
melestarikan kawasan lindung setempat baik ruang darat, laut maupun udara untuk
menjaga keasrian dan kelestarian ragam hayati, yang juga merupakan mata rantai
sistem ekologi wilayah, seperti ruang terbuka hijau, baik berupa hutan kota, jalur
hijau di sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan danau, sempadan jalan luar
kota dan atau sempadan jalan bebas hambatan.
Dalam skala lingkungan mikro terutama di daerah perdesaan diarahkan
tumbuh berkembangnya tatanan desa mandiri pangan dan energi yang didukung
alam yang asri dan lestari. Mayoritas dari kegiatan masyarakat perdesaan di
Kabupaten Gorontalo adalah di bidang pertanian, melalui pengusahaan tanaman
pangan, perkebunan, hortikultura, maupun kehutanan.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
14
2. Potensi Pengembangan Wilayah
Hasil identifikasi wilayah yang memiliki potensi dikembangkan sebagai
kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan
sesuai rencana tata ruang wilayah adalah sebagai berikut.
a. Potensi Pengembangan Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan di Kabupaten Gorontalo dikembangkan di perairan
darat atau perairan umum dan di perairan pesisir dan laut. Di perairan darat, potensi
kawasan berupa danau dan kolam-kolam. Danau Limboto merupakan potensi
kawasan perikanan penting, baik untuk pengembangan perikanan tangkap maupun
perikanan budidaya. Demikian halnya kawasan sekitar-sungai (DAS) dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan budidaya-kolam menggunakan air
sungai sebagai media pemeliharaan.
Di kawasan pesisir dan laut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
perikanan budidaya (pertambakan dan marikultur), disamping perikanan tangkap
(coastal fisheries). Pengembangan kawasan perikanan di pesisir selatan Kabupaten
Gorontalo dapat dilakukan pada bentangan pantai sepanjang 79,4 km. Potensi ini
dapat dimanfaatkan terutama sebagai lokasi marinecultur, baik untuk areal
budidaya rumput laut maupun budidaya ikan-ikan laut (kakap, baronang, kerapu).
Pengembangan kawasan perikanan tangkap lebih diarahkan pada penata-kelolaan
daerah penangkapan di wilayah perairan pantai (coastal waters).
Berdasarkan kategori ruang,wilayah perikanan pantai untuk daerah
penangkapan terbentang dari garis pantai ke arah luar hingga kedalam ± 200 m (flat
continent). Berdasarkan kondisi topografi dan bathimetrik, pesisir selatan memiliki
flat kontinen relatif sempit, diperkirakann kurang 4 mil-laut. Kawasan flat kontinen
merupakan lokasi ’hunting’ bagi nelayan, khususnya nelayan tradisional.
Kawasan perikanan tangkap di bagian luar perairan pantai dikategorikan
sebagai kawasan pengembangan perikanan oseanic. Kawasan perairan sebelah
selatan Kabupaten Gorontalo (Teluk Tomini) memiliki potensi stok ikan yang
diperkirakan sebesar 32.560 ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis sebesar 19.536
ton/tahun dan ikan demersal 13.024 ton/tahun. Potensi stok ini merupakan ’stok-
bersama’ bagi seluruh pemerintah daerah yang memiliki akses terhadap perairan
Teluk Tomini.
Kegiatan usaha pertanian di subsektor perikanan terdiri dari kegiatan
budidaya ikan dan kegiatanpenangkapan ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil
ST2013 mencatat bahwa terdapat 3.302 rumah tangga yang berusaha di subsektor
perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan
hampir sama dengan usaha rumah tangga budidaya ikan. Berdasarkan hasil
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
15
ST2013, terdapat sebanyak 2.467 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan
penangkapan ikan danjumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan budidaya
ikan adalah sebanyak 835 rumah tangga
Gambar 2.2
Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Gorontalo
Peta berwarna Unggu menrupakan konsentrasi wilayah dengan rumah
tangga yang berusaha di sector perikanan tangkap. Sebaran rumah tangga dengan
kegiatan usaha budidaya ikan dapat dilihat pada peta berikut.
Gambar 2.3
Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Gorontalo
Warna hitam pada peta menunjukan lokasi rumah tangga dengan kegiatan
usaha budidaya perikanan. Nampak warna hitam tersebut merupakan lokasi
kecamatan Batuda’a dan Tolangohula.
b. Potensi Pengembangan Kawasan Pertanian
Keragaman sifat lahan merupakan modal yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam menentukan pewilayahan komoditas (zonasi ruang) pertanian.
Perencanaan pembangunan pertanian yang berdasarkan pewilayahan dapat
meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang, serta menjamin efektifitas perencanaan
yang sinergis dan berkelanjutan.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
16
1) Menurut Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dan Sub Sektor
Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Kabupaten
Gorontalo didominasi oleh rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya
jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan
pertanian berbadan hukum atau pelaku usaha lainnya yaitu selain rumah
tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum.
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gorontalo Tahun
2013 tercatat sebanyak 43.966 rumah tangga, menurun sebesar 16,68 persen
dari tahun 2003 yang tercatat sebanyak 52.766 rumah tangga. Sedangkan
jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Tahun 2013 tercatat sebanyak 5
perusahaan dan pelaku usaha lainnya sebanyak 5 unit. Kecamatan Bongomeme
tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian
terbanyak di tahun 2013, yaitu sebanyak 5.119 rumah tangga.
Gambar 2.4
Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Warna biru pada peta di atas menunjukan konsentrasi rumah tangga
dengan kegiatan usaha pertanian.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
17
Tabel 2.5
Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kecamatan dan Jenis Usaha,
ST2003 dan ST2013
No Kecamatan
Rt Usaha Pertanian Perusahaan
pertanian
berbadan
hukum
Usaha
pertanian
lainnya ST 2003 ST 2013 Pertumbuhan
Absolut %
1 BATUDAA PANTAI 1.896 1.582 -314 (16,56)
2 BILUHU 1.729 1.522 -207 (11,97)
3 BATUDAA 1.675 1.122 -553 (33,01)
4 BONGOMEME 5.979 5.119 -860 (14,38)
5 TABONGO 2.537 2.327 -210 (8,28) 1
6 TIBAWA 5.132 4591 -541 (10,54) 1
7 PULUBALA 4.644 3.750 -894 (19,25) 1
8 BOLIYOHUTO 2.219 2.520 301 13,56
9 MOOTILANGO 3.079 3.256 177 5,75 1
10 TOLANGOHULA 3.079 3.245 166 5,39 1
11 ASPARAGA 1.926 1.847 -79 (4,10)
12 BILATO 1.565 1.448 -117 (7,48) 1
13 LIMBOTO 4.170 2.943 -1.227 (29,42)
14 LIMBOTO BARAT 4.582 3.482 -1.100 (24,01) 4
15 TELAGA 2.479 1.478 -1.001 (40,38)
16 TELAGA BIRU 3.319 2.595 -724 (21,81)
17 TILANGO 1.859 617 -1.242 (66,81)
18 TALAGA JAYA 897 522 -375 58,19398
KABUPATEN GORONTALO 52.766 43.966 -8.880 -12,51 5 5
Keterangan : Data Kecamatan Bongomeme termasuk Kecamatan Dungaliyo
Subsektor tanaman pangan masih mendominasi usaha pertanian di
Kabupaten Gorontalo. ST2013mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha
pertanian terbanyak di Kabupaten Gorontalo adalah di subsektor tanaman
pangan dan subsektor peternakan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian
subsektor tanaman pangan sebanyak 28.011 rumah tangga dan jumlah rumah
tangga usaha pertanian subsektor peternakan sebanyak 28.797 rumah tangga
Tabel 2.6
Jumlah Usaha Pertanian Menurut Sub sektor dan Jenis Usaha,
ST2003 dan ST2013
No RTUP Menurut Sub
Sektor
RT Usaha Pertanian Perusahaan Usaha
Pertanian
Lainnya
ST
2003 ST 2013
Perumbuhan
ST
2003
ST
2013 Perumbuhan
Absolut % Absolut %
I SEKTOR
PERTANIAN 52.766 43.966 (8.800) (16,68)
Sub Sektor
A TANAMAN
PANGAN 35.021 28.011 (7.010) (20,02)
1
1. Padi 11.838 12.845 1.007 8,51
1
2. Palawija 26.283 17.191 (9.092) (34,59)
B HOLTIKULTURA 18.480 15.744 (2.736) (14,81)
C. PERKEBUNAN 17.029 17.422 393 2,31 18 4 -16 -77,88 1
D. PETERNAKAN 18.648 28.797 10.149 54,42 0 1
2
E. PERIKANAN 4.368 3.206 (1.162) (26,60)
4
1. Budidaya ikan 575 843 268 46,61
4
2. Penangkapan ikan 3.959 2.467 (1.492) (37,69)
F KEHUTANAN 4.541 4.898 357 7,86 2
-2 - 100
G JASA PERTANIAN 8.937 2.056 (6.881) (76,99)
1
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Peningkatan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian
tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di subsektor peternakan.
Sub sector ini mengalami pertumbuhan sebesar 54,42 persen. Sedangkan pada
periode yang sama, subsektor jasa pertanian mengalami penurunan jumlah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
18
rumah tangga usaha pertanian paling tinggi, yaitu tercatat turun sebesar 6.881
rumah tangga.
a) Sub Sektor Tanaman Pangan
Rumah tangga tanaman pangan di Kabupaten Gorontalo didominasi oleh
rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Berikut daftar kecamatan
dengan penduduk yang berkegiatan usaha tanaman padai dan jagung.
Tabel 2.7
Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kecamatan
dan Jenis Tanaman, ST2013
No Kecamatan
Padi * Palawija *
Padi sawah Padi
ladang Jagung Kedelai
1 BATUDAA PANTAI 1 382
2 BILUHU 3 422
3 BATUDAA 12 438 3
4 BONGOMEME 656 3 2.265 4
5 TABONGO 944 1 533 2
6 TIBAWA 925 18 2.332 58
7 PULUBALA 389 1 1.892 32
8 BOLIYOHUTO 1.425 5 437 6
9 MOOTILANGO 1.488 15 751 16
10 TOLANGOHULA 2.078 30 770 29
11 ASPARAGA 627 26 877 6
12 BILATO 53 1 828 3
13 LIMBOTO 1.133 5 662 4
14 LIMBOTO BARAT 1.756 912
15 TELAGA 460 152 1
16 TELAGA BIRU 580 10 627 1
17 TILANGO 4 `72
18 TALAGA JAYA 200 35
KABUPATEN GORONTALO 12.731 118 14.487 165
Keterangan : Data Kecamatan Bongomeme termasuk Kecamatan Dungaliyo
*Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija,
sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga
komoditasnya.
Kegiatan usaha budidaya padi dan palawija sangat tergantung pada daya
dukung ketersediaan lahan. Berikut data ketersediaan sawah di Kabupaten
Gorontalo berdasarkan kecamatan.
Tabel 2.8
Luas lahan Sawah di Rinci Menurut Jenis Pengairan(Ha)
Dan Kecamatan Di Kabupaten Gorontalo, Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
19
Kecamatan Tolangohula masih mendominasi lahan padi sawah yang luas,
disusul oleh Kecamatan Mootilango. Produksi padi sawah dan jagung di
Kabupaten Gorontalo berdasarkan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.9
Produksi Padi Sawah Dan Jagung(Ton) Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Gorontalo, Tahun 2014
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Produksi Padi terbesar terdapat di daerah Kecamatan Tolangohula, disusul
oleh kecamatan Mootilango. Jumlah produksi tersebut linier dengan
ketersediaan lahan yang luas.
b) Sub Sektor Holtikultura
Delapan jenis tanaman hortikultura strategis di Kabupaten Gorontalo
antaralin cabe rawit, pisang, danmangga merupakan jenis tanaman dengan
jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu
masing-masing sebesar 7.397, 7.345, dan 1.909 rumah tangga.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
20
Gambar 2.5
Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Penyebaran pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Gorontalo, usaha
tanaman cabe rawit terpusat diKecamatan Bongomeme dengan jumlah
rumah tangga pengelola (1.071 rumah tangga). Rumah tangga usaha
tanaman pisang paling banyak berada di Kecamatan Tibawa. Jumlah
rumah tangga tersebut mencapai 1.266 rumah tangga.Termasuk di Tibawa,
rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai.
Tabel 2.10
Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Holtikultura
Menurut Kecamatandan Jenis Tanaman, ST2013
NO KECAMATAN
Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura
Dominan
Pis
an
g
Ma
ngg
a
Du
ku
/
La
ng
sat
Na
ng
ka
Ca
bai
Raw
it
To
mat
Ku
ny
it
Ja
he
1 BATUDAA PANTAI 366 54 3 11 550
2 BILUHU 340 166 4 11 880 2 3
3 BATUDAA 334 53 1 41 89 12 2 2
4 BONGOMEME 950 51 3 14 1.061 27 10 25
5 TABONGO 141 28 1 8 59 41
6 TIBAWA 1.266 627 45 97 855 55 79 83
7 PULUBALA 611 44 3 58 950 9 180 121
8 BOLIYOHUTO 50 7 3 115 27 1
9 MOOTILANGO 464 121 1 66 638 117 27 49
10 TOLANGOHULA 500 163 4 48 358 25 5 2
11 ASPARAGA 6 2 396 2 3 5
12 BILATO 103 84 1 33 542 7 5
13 LIMBOTO 697 118 37 65 385 56 3
14 LIMBOTO BARAT 555 12 7 164 112 2
15 TELAGA 300 99 405 20 66 29 72 77
16 TELAGA BIRU 507 242 145 80 324 49 117 85
17 TILANGO 14 1 25 36
18 TALAGA JAYA 141 99 1 20 20 6 5 3
KABUPATEN GORONTALO 7.345 1.909 654 84 7.397 603 513 462
Keterangan : Data Kecamatan Bongomeme termasuk Kecamatan Dungaliyo
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
21
Nampak bahwa produksi Pisang dan cabe rawit sangat dominan di
Kabupaten Gorontalo.
Tabel 2.11
Luas Panen dan Produksi Tanaman Holtikultura, tahun 2014
No Kecamatan
Σ Rumah Tangga /Jenis Hortikultura
Pis
an
g
Ma
ngg
a
Pep
ay
a
Na
ng
ka
Ca
bai
Raw
it
To
mat
Ka
nk
un
g
Ka
can
g
Pa
nja
ng
Ba
wa
ng
Mer
ah
1 Luas Panen (Ha) 2.548 478 56 63 16
2 Jumlah Pohon 257.681 38.824 13.807 14.512
3 Produksi (Ton) 1.106,6 217,7 117,3 776,7 27.054 8.335 390 825 160
Sumber Data : Kabupaten Dalam Angka, BPS 2015
Data di atas menunjukan bahwa pisang dan cabe rawit mendominasi,
dibandingkan dengan komoditi lainya.
c) Sub Sektor Perkebunan
Jumlah rumah tangga usahapertanian subsektor perkebunan di Kabupaten
Gorontalo sebanyak 14.422 RT. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan
tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan yang mengusahakan
tanaman semusim.
Gambar 2.6
Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST201
Subsektor perkebunan terbanyak di Kabupaten Gorontalo berada di
Kecamatan Bongomeme, yaitu sebanyak 2.485 rumah tangga. Kecamatan
dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perkebunan
terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Pulubala (1.953 rumah
tangga) dan Tibawa (1.941 rumah tangga).
Sebanyak 17.281 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan (kelapa,
kakao, cengkih, kopi, kelapa, aren/enau, kopi, pala) sementara jumlah
rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim (tebu, tembakau,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
22
nilam, kapas, sereh wangi) sebanyak 323 rumah tangga usaha pertanian.
Rumah tangga paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di
Bongomeme (2.484 rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim
paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Tolangohula (145 rumah
tangga).
Tabel 2.12
Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan Dominan, tahun 2014
No Kecamatan
Kelapa Kakao Kopi Kapuk
Luas
Tan
am
(Ha)
Pro
duks
i (Ton)
Luas
Tan
am
(Ha)
Pro
duks
i (Ton)
Luas
Tan
am
(Ha)
Pro
duks
i (Ton)
Luas
Tan
am
(Ha)
Pro
duks
i (Ton)
1 BATUDAA PANTAI 293,64 422,84 148 57,04 18,85 10
2 BILUHU 164,53 236,92
3 BATUDAA 116,83 240,23
4 BONGOMEME 544 783,36 106 36,56 11,50 8 11 2,19
5 TABONGO 1 146,80 1 146,80 64,20 21,76 22,80 17 20 3,65
6 DUNGALIYO 1 462,50 2 106 68,42 21,22 5,40 3 19,90 4,84
7 TIBAWA 1 016,38 1 463,58 31
8 PULUBALA 594,25 855,72 75 20,00 1,80 1
9 BOLIYOHUTO 423,25 42,32 22 14,40 2,50 1
10 MOOTILANGO 852,75 1 227,96 130,76 50,61
11 TOLANGOHULA 4 341,24 6 251,38 178,80 26,40 119 52 21,10 4,64
12 ASPARAGA 3 105,03 4 471,24 52 20,00
13 BILATO 3 575,17 5 148,24 260,50 32,10 34,85 7
14 LIMBOTO 675,18 972,25 120 76,24 19,30 10 49 11,42
15 LIMBOTO BARAT 463 666,72 45
16 TELAGA 884,43 1 273,57 180,70 47,24 6 1
17 TELAGA BIRU 1 177,27 1 695,26 184 36,00 26 3
18 TILANGO 896,50 1 290,96 320,62 84,50
19 TALAGA JAYA 269,05 387,43
KABUPATEN
GORONTALO 22. 001,8 30.682,78 22.001,8 544,07 268 113
Sumber Data : Kabupaten Dalam Angka, BPS 2015
Tabel di atas menggambarkan bahwa Produksi Luas lahan tanaman kelapa
dominan dibandingkan dengan komoditi lainya.
d) Sub Sektor Peternakan
Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh 28.797 RTUP dibedakan menjadi
empat kelompok, yaitu: kelompok ternak ruminansia terdiri dari sapi
potong, sapi perah, kerbau, dan kuda; kelompok ternak kecil teridiri dari
kambing; kelompok unggas terdiri dari ayam lokal (ayam kampung dan
ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik
manila, serta kelompok ternak lainnya terdiri dari angsa, kalkun, burung
merpati, burung puyuh, dan kelinci.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
23
Tabel 2.13
Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan dan Populasi Ternak
Menurut Jenis Ternak, ST2013
Uraian
Jenis Ternak
Sa
pi
Po
ton
g
Ka
mb
ing
Ker
ba
u
Ku
da
Aya
m
Lo
ka
l
Aya
m R
as
Pet
elu
r
Aya
m R
as
Ped
ag
ing
Itik
RTUP, ST2013 25.155 2.056 5 68 7.847 17 50 482
Populasi Ternak Berdasarkan
ST2013 (Ekor), 69.671 7.794 16 115 114.333 130.123 536.892 13.912
Populasi Ternak s/d 2015 (Ekor) * 78.451 44.370 15.895
* Sumber Data : DKPP, 2016
Potensi ternak yang terbesar adalah unggas, disusul oleh ternak ruminansia
khususnya kambing dan sapi. Diferensial dari potensi ternak di atas adalah
produksi daging dan telur. Data terkait dengan hal itu Nampak pada tabel
berikut.
Gambar 2.7
Produksi Daging dan Telur Tahun 2011-2015
Sumber : DKPP 2016
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir terjadi peningkatan produk daging
dan telur di Kabupaten Gorontalo. Hal ini terjadi karena potensi ternak di
Kabupaten Gorontalo sangat besar dan sangat layak dikembangkan pada
masa-masa akan dating.
Gambar 2.8
Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013
1.711.644,00
610.981,00
1.979.800,45
1.653.701,00
2.311.129,00
1.540.969,00
2.337.434,00
1.882.155,00
2.928.136,03
- 500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00 3.000.000,00 3.500.000,00
Daging(Kg)
Telur(Butir)
2015
2014
2013
2012
2011
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
24
Berdasarkan sebaran populasi ternak berdasarkan wilayah, yang menjadi
sentra ternak sapi potong berada di Kecamatan Bongomeme; untuk sentra
ternak ayam lokal dan ayam ras petelur berada di Kecamatan Pulubala;
untuk sentra ternak ayam pedaging berada di Kecamatan Telaga Biru;
untuk sentra ternak itik berada di Kecamatan Telaga, sebagaimana rincian
dalam tabel berikut :
Tabel 2.14
Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan
Menurut Kecamatandan Jenis Ternak, ST2013
NO KECAMATAN
Jenis Ternak
Sapi
Potong Kerbau Kambing
Ayam
Lokal
Ayam
Ras
Petelur
Ayam Ras
Pedaging Itik Kuda
1 BATUDAA PANTAI 783 1.698 3.370 49
2 BILUHU 523 246 1.523 2
3 BATUDAA 1. 125 199 2.626 17.000 98 1
4 BONGOMEME 9.654 592 14.318 470 548 10
5 TABONGO 3.618 232 2.066 45.510 184 2
6 TIBAWA 7.853 708 9.234 1.351 682 297 9
7 PULUBALA 7.840 545 22.091 80.050 357 1
8 BOLIYOHUTO 5.564 111 3.421 425
9 MOOTILANGO 7.472 110 7.402 350 1.729
10 TOLANGOHULA 5.581 387 7.256 2.512 2.231 4
11 ASPARAGA 3.284 27 318 10
12 BILATO 1.140 21 388
13 LIMBOTO 3.799 12 627 15.703 120 126.400 1.015
14 LIMBOTO BARAT 5.425 438 3.736 1.000 52.200 675
15 TELAGA 1.673 433 3.032 390 78.240 2.624
16 TELAGA BIRU 2.879 4 1.204 15.374 44.700 161.590 469
17 TILANGO 568 181 1.070 24.000 1.043
18 TALAGA JAYA 620 35 1.105 30.450 2.249
KABUPATEN
GORONTALO 69.671 16 7.794 114.333 130.123 536.892 12935
Sumber : DPPK Kab. Gorontalo
2) Menurut Luas Lahan
Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003
menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan
lebih dari 5.000 m2 mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di
Kabupaten Gorontalo. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada tahun 2013,
menunjukkan bahwa golongan luas lahan antara 5.000–9.999 m2 merupakan
golongan luas lahan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di
tahun 2013.
Tabel 2.15
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian
Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, ST2003 dan ST2013
No Golongan Luas
Lahan (m2) ST 2003 ST 2013
Perumbuhan
Absolut %
1 < 1.000 11.088 7.448 (3.640) (32,83)
2 1.000 - 1,999 3.090 2.292 (798) (25,83)
3 2.000 - 4.999 10.059 8.477 (1.582) (15,73)
4 5.000 - 9.999 11.001 10.295 (706) (6,42)
5 10.000 - 19.999 11.295 10.167 (1.128) (9,99)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
25
No Golongan Luas
Lahan (m2) ST 2003 ST 2013
Perumbuhan
Absolut %
6 20.000 - 29.999 3.761 3.048 (713) (18,96)
7 > 30.000 2.472 2.239 (233) (9,43)
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi
rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gorontalo. Dari sebanyak 43.966
rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gorontalo, sebesar 97 %
merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (42.536 rumah
tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan
hanya sebesar 3%, atau sebanyak 1.430rumah tangga.
Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam
dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha
pertanian yang menguasai kurang dari 5.000 m2 lahan) danrumah tangga
petani nongurem (rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lebih dari
atau sama dengan 5.000 m2 lahan).
Tabel 2.16
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan
dan Rumah Tangga Petani Gurem MenurutKecamatan, ST2003 dan ST2013
No Kecamatan
RT Usaha Pertanian Pengguna Lahan RT Petani Gurem
ST 2003 ST 2013 Perumbuhan
ST 2003 ST 2013 Perumbuhan
Absolut % Absolut %
1 BATUDAA
PANTAI 1.091 1.239 148 13,57 496 804 308 (62,10)
2 BILUHU 1.380 1.382 2 0,14 410 439 29 (7,07)
3 BATUDAA 1.182 882 (300) (25,38) 780 346 (434) 55,64
4 BONGOMEME 5.886 5.114 (772) (13,12) 1.756 1.817 61 (3,47)
5 TABONGO 2.312 2.309 (3) (0,13) 1.436 1.564 128 (8,91)
6 TIBAWA 5.081 4.588 (493) (9,70) 1.843 1.697 (146) 7,92
7 PULUBALA 4.633 3.747 (886) (19,12) 969 883 (86) 8,88
8 BOLIYOHUTO 2.159 2.519 360 16,67 476 657 181 (38,03)
9 MOOTILANGO 3.007 3.249 242 8,05 701 860 159 (22,68)
10 TOLANGOHULA 3.060 3.245 185 6,05 768 755 (13) 1,69
11 ASPARAGA 1.884 1.843 (41) (2,18) 440 277 (163) 37,05
12 BILATO 1.274 1.268 (6) (0,47) 298 215 (83) 27,85
13 LIMBOTO 3.742 2.830 (912) (16,37) 2.419 1.588 (831) 34,35
14 LIMBOTO
BARAT 4.147 3.468 (679) (29,07) 2.161 2.042 (119) 5,51
15 TELAGA 2.078 1.474 (604) (29,07) 1.293 784 (509) 39,37
16 TELAGA BIRU 3.183 2.495 (688) (21,61) 1.647 1.365 (282) 17,12
17 TILANGO 1.067 439 (628) (58,86) 976 354 (622) 63,73
18 TALAGA JAYA 715 445 (270) (37,76) 627 345 (282) 44,98
KABUPATEN
GORONTALO 47.881 42.536 (5.345) (12,13) 19.496 16.792 (2.704) (11,21)
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Hasil ST2013 sebagaimana pada tabel di atas menunjukkan bahwa
rumah tangga usaha pertanian pengguna lahanmasih didominasi oleh rumah
tangga petani non gurem.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
26
3) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Tabel 2.17
Jumlah Petani Menurut Subsektor, Jenis Kelamin
Dan Kelompok Umur, ST2013
N
o Uraian
Laki – Laki Perempuan Jumlah
Absolut % Absolut % Absolut %
1 SUBSEKTOR
a. Tanaman Pangan 27.539 86,30 4.370 13,7 31.909 100
b. Hortikultura 15.044 80.87 3.559 19,13 18.603 100
c. Perkebunan 16.502 84,49 3.030 15,51 19.532 100
d. Peternakan 27.639 85,86 4.551 14,14 32.190 100
2 KELOMPOK UMUR
PETANI UTAMA*)
a. 15–24 644 98,32 11 1,68 655 100
b. 25–34 6.520 98,83 77 1,17 6.597 100
c. 35–44 13.143 97,24 373 2,76 13.516 100
d. 45–54 11.027 93,99 705 6,01 11.732 100
e. 55–64 6.696 88,38 880 11,62 7.576 100
f. ≥65 3.234 83,14 656 16,86 3.890 100
*) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah
tangga usaha pertanian
4) Menurut Sumber Pendapatan
Sebagian besar (53 persen) rumah tangga pertanian (yang mempunyai
sumber pendapatan utama dari usaha pertanian) memiliki pendapatan utama
yang berasal dari usaha tanaman padi dan palawija.Sementara itu, sebanyak 17
persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha
tanaman perkebunan. Adapun rincian Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang
Mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian,
sebagaimana berikut :
Tabel 2.18
Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan,ST2013
N
o
Sumber Pendapatan Usaha di
Sektor Pertanian
Jumlah Rumah Tangga
Pertanian
Rata-Rata
Pendapatan
Setahun ( Rp)
1 Tanaman Padi dan Palawija 15.701 2.998.810
2 Tanaman Hortikultura 3.770 1.048.250
3 Tanaman Perkebunan 5.164 1.358.000
4 Peternakan 2.462 2.110.510
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
c. Potensi Pengembangan Kawasan Pariwisata
Potensi wisata di Kabupaten Gorontalo memiliki daya tarikdengan
keunikannya tersendiri. Obyek wisata yang dapat dikembangkan di wilayah
Kabupaten Gorontalo meliputi:
1) Wisata alam bahari
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
27
Kabupaten Gorontalo memiliki arena luas untuk wisata bahari. Kawasan
wisata bahari ditetapkan di Teluk Paguyaman, dan sepanjang pesisir Batudaa
Pantai;
2) Wisata alam hutan dan gua
Kawasan wisata alam hutan marga satwa terdapat di Hutan Suaka Margasatwa
Nantu (Kecamatan Tolangohula), Cagar Alam Tangale di Kecamatan Tibawa.
Disamping itu terdapat Gua Ular Batudaa di Kecamatan Batudaa. Selain itu
ada Bukit PPN 32, yang terdapat di Kelurahan Bongohulawa, Kecamatan
Limboto;
3) Wisata alam danau
Danau Limboto dapat dikembangkan menjadi lokasi eksotik sebagai area
wisata danau. Perencanaan fasilitas penunjang wisata di sekitar danau sangat
diperlukan untuk meningkatkan daya tarik wisata di kawasan ini;
4) Wisata alam air panas
Pemandian Air Panas Pentadio, terdapat di Desa Pentadio Barat, Kecamatan
Telaga;
5) Wisata sejarah dan budaya
Obyek wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Gorontalo adalah Rumah adat
Gorontalo dan Menara Keagungan di Kecamatan Limboto. Selain itu juga
terdapat obyek wisata Bekas Pendaratan Pesawat Udara Catalina, Desa Iluta,
Kecamatan Batudaa. Untuk mempertahankan keutuhan bangunan dan kawasan
sejarah seperti ini, sangat penting untuk terus dilakukan upaya-upaya
revitalisasi dan preservasi kawasan, sehingga menjadi wahana proses belajar
mengajar seni dan budaya daerah untuk menghidupkan wisata sejarah dan
budaya di Kabupaten Gorontalo.
d. Potensi Pengembangan Kawasan Industri
Kegiatan industri di Kabupaten Gorontalo menyebar dalam bentuk kegiatan
home industri. Berdasarkan jenisnya, unit usaha industri di Kabupaten Gorontalo
dapat dibagi atas: (i) industri pengolahan hasil pertanian (agro-industri); (ii)
industri aneka; dan (iii) industri logam, mesin, dan kimia; dan (iv) industri
perikanan.
Tiga jenis industri tersebut dijumpai di semua kecamatan. Namun, untuk
keperluan jangka panjang diperlukan penetapan wilayah dengan fungsi utama
pengembangan industri. Karena skalanya masih kecil yang dalam rencana ini
digunakan istilah kawasan industri terbatas atau sentra industri kecil. Sentra
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
28
industri kecil merupakan suatu area/lahan peruntukkan dimana terdapat berbagai
kegiatan usaha industri kecil sejenis, yang tumbuh dan berkembang dalam suatu
lokasi tertentu.
Berdasarkan jumlah, sebaran, kecenderungan perkembangan industri kecil,
dan proksimitas dengan bahan baku, alokasi ruang bagi pengembangan kawasan
industri terbatas (sentra industri kecil) di Kabupaten Gorontalo adalah sebagai
berikut :
1) Agro-industri di Kecamatan Tibawa dan Kecamatan Bongomeme
2) Sentra Industri Kecil Aneka di Kecamatan Telaga dan Kecamatan Telaga Biru
3) Sentra Industri Kecil logam, mesin, dan kimia di Kecamatan Telaga dan
Kecamatan Limboto Barat.
4) Industri perikanan terbatas di Kecamatan Batudaa Pantai, Kecamatan
Boliyohuto.
e. Potensi Pengembangan Kawasan Pertambangan
Berdasarkan hasil penelitian Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral
(2004) di Kabupaten Gorontalo ditemukan wilayah indikasi logam emas di
Kecamatan Boliyohuto. Sedangkan wilayah dengan potensi mineral non-logam
tersebar diberbagai wilayah kecamatan :
1) Granit, terbesar di Kecamatan Batudaa.
2) Batu Gamping, yang sangat melimpah yang penyebarannya meliputi daerah
perbukitan dengan bentuk morfologi yang khas yaitu di Kecamatan Tibawa,
Kecamaan Batudaa.
3) Lempung dengan penyebarannya di Kecamatan Tibawa dan Kecamatan
Limboto
4) Sirtu dengan penyebarannya berada di Kecamatan Telaga, Kecamatan
Batudaa, dan Kecamatan Limboto.
f. Telaahan RTRW Kabupaten Gorontalo
BerdasarkanUU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa
kegiatan penataan ruang meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian ruang. Oleh karena itu setiap proses penataan ruang akan mencakup
kegiatan sebagai satu kesatuan, sehingga dalam kegiatan perencanaan harus
memperhatikan aspek pelaksanaan dari rencana tersebut.
Rencana Tata Rang Wilayah Kabupaten Gorontalo yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Gorontalo
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
29
Tahun 2012 – 2032, memuat kebijakan penataan ruang wilayah di Kabupaten
Gorontalo dilakukan dalam bentuk :
1) Kebijakan pengembangan struktur ruang, meliputi :
a) Peningkataan akses perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
secara merata dan hierarkis;
b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan
merata di seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo
Tabel 2.19
Rencana Pengembangan Kawasan Andalan Kabupaten Gorontalo
2) Kebijakan pengembangan pola ruang, meliputi :
a) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;
b) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya; dan
c) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis kabupaten
Dalam dokumen RTRW Kabupaten Gorontalo juga ditetapkan Pusat
Kegiatan dan Kawasan Strategis Kabupaten Gorontalo, meliputi :
1) Untuk kepentingan ketahanan pangan
a) Kawasan lumbung padi sawah irigasi teknis: (1) Asparaga dan Tolangohula
dalam DAS Paguyaman; (2) Motilango dalam DAS Paguyaman; (3) Tibawa
dalam DAS Limboto; (4) Telaga dalam DAS Limboto;
b) Agropolitan Asparaga Tolangohula
2) Untuk pertumbuhan ekonomi
a) PKW Isimu sebagai simpul transportasi intermoda (Bandara Djalaluddin,
Terminal Bis Tipe A, Setasiun KA) dan pusat pelayanan agrobisnis dan
agroindustry, transit seperti perhotelan, restauran, dan pelayanan jasa lainnya.
b) Kawasan potensial Blok tambang emas Boliyohuto
3) Untuk kepentingan sosial budaya dan pariwisata
a) Kawasan penanganan khusus Danau Limboto Pusat, Kegiatan Lokal Kota
Limboto yang sekaligus sebagai pusat tumbuh berkembangnya sosial budaya
KAWASAN ANDALAN SEKTOR UNGGULAN PUSAT KEGIATAN
Pemerintahan
Perkembangan Sosial Budaya
Pariwisata
Pertanian
Perkebunan
Perikanan
Simpul transportasi intermoda
Kota transit
Pusat pelayanan agrobisnis
agroindustri
Pertanian
Perkebunan
Pertanian
Perkebunan
Pusat agrobisnis dan agroindustri
BLOK TAMBANG EMAS
BOLIYOHUTO Potensi tambang emasSPKL Boliyohuto
LIMBOTO
ISIMU
AGROPOLITAN
BOLIYOHUTO
PKL Kota Limboto, SPKL
Telaga Biru, SPKL Telaga,
SPKL Telaga Jaya, SPKL
Tilango, SPKL Batudaa,
SPKL Tabongo
PKW Isimu, SPKL Limboto
Barat, SPKL Bongomeme,
SPKL Pulubala
SPKL Tolangohula, SPKL
Asparaga, SPKL Motilango,
SPKL Boliyohuto
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
30
b) Kawasan ekowisata Danau Limboto
4) Untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
a) Suaka Marga Satwa Nantu
b) Hutan lindung Asparaga, Tolangohula, Pulubala, Limboto, Telaga Biru,
Telaga, Batudaa Pantai dan Biluhu
c) Kawasan wisata alam cagar alam Tanggale, Tibawa
3. Wilayah Rawan Bencana
Kabupaten Gorontalo termasuk kategori wilayah dengan kejadian bencana
besar, mulai dari bencana geologi, klimatologi, dan lingkungan, akibatnya penggunaan
ruang yang cenderung semakin intensif menjadikan kondisi fisik kawasan terbangun
dan kawasan budidaya semakin rentan terhadap bencana banjir. Selain kondisi fisik
yang rentan, struktur bangunan rumah, gedung, maupun infrastruktur juga
memperparah keadaan karena cenderung tidak tahan gempa dan tidak tahan gerakan
tanah, serta konstruksinya tidak ramah banjir.
Kondisi daerah berbukit sampai pegunungan turut mengkontribusi wilayah
Kabupaten Gorontalo rawan terhadap bencana gerakan tanah/batuan. Gempa di darat
dapat dihasilkan dari patahan geser yang berarah utara barat laut – tenggara dan
melewati Danau Limboto. Patahan ini merupakan patahan aktif yang ditimbulkan oleh
kedua pusat pergeseran kulit bumi (gempa) di atasnya. Patahan yang melewati Danau
Limboto adalah patahan akibat pergeseran kulit bumi yang disebabkan bergeraknya
mikrokontinen Filipina ke selatan dan mikrokontinen di sebelah timur Sulawesi ke arah
relatif barat. Khusus Kabupaten Gorontalo dan Provinsi Gorontalo pada umumnya,
terdapat dua Kawasan pusat gempa di laut dan satu di darat.Di daerah laut terdapat
kawasan laut pantai selatan. Sedangkan di darat terdapat di sekitar Danau
Limboto.Dengan demikian potensi Tsunami dapat terjadi dari wilayah pantai utara dan
pantai selatan.
Kawasan rawan banjir di Kabupaten Gorontalo umumnya tersebut terdapat di
beberapa lokasi sebagai berikut: (i) wilayah sekitar sungai-sungai besar yaitu Asparaga,
Tolangohula, Mootilango dan (ii) wilayah sekitar danau yaitu Limboto Barat, Limboto,
Telaga, Telaga Jaya, Telaga Biru, Tilango, Batudaa, Tabango, Bongomeme, dan
Tibawa.
4. Kondisi Demografi
a. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo pada akhir tahun 2015sebanyak
388.014 jiwa. Perbandingankomposisi penduduk menurut jenis kelamin
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
31
sebesar50,15% penduduk laki-laki dan 49,84% penduduk perempuan, sehingga sex
ratio penduduk sebesar 100,62. Penduduk di Kabupaten Gorontalo tersebar di 19
Kecamatan sebagaimana rincian dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.20
Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin dan
KK menurut Kecamatan Tahun 2015
No Kecamatan Laki – Laki Perempuan Jumlah KK
1 Limboto 25.090 25.469 50.559 15.438
2 Telaga 11.334 11.550 22.884 6.911
3 Batudaa 7.126 7.164 14.290 4.320
4 Tibawa 20.544 20.603 41.147 12.972
5 Batudaa Pantai 6.018 5.889 11.907 3.559
6 Boliyohuto 8.406 8.257 16.663 5.218
7 Telaga Biru 14.155 14.240 28.395 8.664
8 Bongomeme 9.807 9.581 19.388 6.040
9 Tolangohula 11.330 10.989 22.319 6.935
10 Mootilango 9.629 9.321 18.950 5.699
11 Pulubala 12.335 12.193 24.528 7.839
12 Limboto Barat 12.318 12.556 24.874 7.933
13 Tilango 7.123 7.063 14.186 4.254
14 Tabongo 9.161 9.006 18.167 5.692
15 Biluhu 4.348 4.005 8.353 2.467
16 Asparaga 6.620 6.264 12.884 3.910
17 Talaga Jaya 5.736 5.806 11.542 3.481
18 Bilato 4.778 4.716 9.494 2.874
19 Dungaliyo 8.744 8.740 17.484 5.461
JUMLAH 194.602 193.412 388.014 119.667
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo per 31
Desember 2015
b. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia
Berdasarkan struktur usia, terendah pada struktur usia diatas 74 tahun dengan
persentase 1,28% dan yang tertinggi adalah jumlah penduduk dengan usia 10-14 tahun
sebesar 10.54% sebagaimana tabel 1.6 sebagai berikut:
Tabel 2.21
Penduduk Menurut Struktur Usia
Klasifikasi
Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah
0 – 4 11.207 10.743 21.950
5 – 9 18.316 17.585 35.901
10 – 14 20.983 19.910 40.893
15 – 19 19.742 19.142 38.884
20 – 24 18.721 18.559 37.280
25 – 29 14.997 14.533 29.530
30 – 34 16.123 15.786 31.909
35 – 39 15.569 15.448 31.017
40 – 44 14.916 14.994 29.910
45 – 49 12.568 12.495 25.063
50 – 54 9.867 10.215 20.082
55 – 59 7.684 7.931 15.615
60 – 64 5.778 5.992 11.770
65 – 69 3.619 4.210 7.829
70 – 74 2.487 2.900 5.387
>= 75 2.024 2.960 4.984
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
32
Klasifikasi
Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah
JUMLAH 194.601 193.403 388.014
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo per 31 Desember 2015
c. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
Penduduk Kabupaten Gorontalo yang bekerja berdasarkan lapangan usaha dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.22
Penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan Usaha Tahun 2015
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Belum/Tidak Bekerja 51.233 46.483 97.716
2 Mengurus Rumah Tangga 0 89.964 89.964
3 Pelajar/Mahasiswa 40.285 40.279 80.564
4 Pensiunan 765 884 1.649
5 Pegawai Negeri Sipil 3.504 5.184 8.688
6 Tentara Nasional Indonesia 430 1 431
7 Kepolisian RI 1.204 58 1.262
8 Perdagangan 926 311 1.237
9 Petani/Pekebun 53.187 896 54.083
10 Peternak 43 7 50
11 Nelayan/Perikanan 4.762 11 4.773
12 Industri 92 188 280
13 Konstruksi 57 4 61
14 Transportasi 4.890 14 4.904
15 Karyawan Swasta 4.485 1.417 5.902
16 Karyawan BUMN 145 55 200
17 Karyawan BUMD 44 25 69
18 Karyawan Honorer 1.045 1.780 2.825
19 Buruh Harian Lepas 2.974 29 3.003
20 Buruh Tani/Perkebunan 2.012 46 2.058
21 Buruh Nelayan/Perikanan 67 1 68
22 Buruh Peternakan 11 - 11
23 Pembantu Rumah Tangga 4 94 98
24 Tukang Cukur 11 - 11
25 Tukang Listrik 13 - 13
26 Tukang Batu 826 2 828
27 Tukang Kayu 1.167 - 1.167
28 Tukang Sol Sepatu 8 - 8
29 Tukang Las/Pandai Besi 44 - 44
30 Tukang Jahit 354 225 579
31 Tukang Gigi 3 - 3
32 Penata Rias 28 5 33
33 Penata Busana - - -
34 Penata Rambut 18 9 27
35 Mekanik 353 - 353
36 Seniman 7 1 8
37 Tabib 2 4 6
38 Paraji 4 10 14
39 Perancang Busana - 4 4
40 Penterjemah - - -
41 Imam Mesjid 77 - 77
42 Pendeta 8 - 8
43 Pastor - - -
Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo
Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk yang belum bekerja masih tinggi
baik perempuan maupun laki-laki. Sedangkan jumlah terbesar terdapat pada penduduk
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
33
bekerja pada lapangan usaha pertanian dan pekebun. Data ini juga menunjukan bahwa
sebagian besar ibu rumah tangga masih melaksanakan pekerjaan domestic di banding
dengan pekerjaan lain yang bersifat profetik.
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.22
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat
Pendidikan Laki-laki Perempuan
Jumlah
Penduduk
1 Belum Sekolah 34.845 32.741 67.586
2 Tidak Tamat SD 52.223 47.439 99.662
3 Tamat SD 63.239 63.227 126.466
4 SLTP 16.873 18.307 35.180
5 SLTA 22.721 24.124 46.845
6 Dipl I-II 511 1.376 1.887
7 Dipl III 653 1.291 1.944
8 S1 3.160 4.686 7.846
9 S2 347 216 563
10 S3 30 5 35
Jumlah 194.602 193.412 388.014
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo
Tabel di atas menunjukan bahwa penduduk dengan kualifikasi tamat SD lebih
tinggi, disbanding dengan tidak tamat dijenjang yang sama. Sementara yang belum
sekolah tergolong tinggi karena ada kelompok umur usian non sekolah didalamnya.
B. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kinerja aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2014, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan
terhadap pertumbuhan PDRB pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita,
dan pendapatan regional perkapita.
a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Tabel Pertumbuhan ekonomi sebagaimana di bawah menunjukan
perkembangan hasil-hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama ini.
Selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
34
Tabel 2.23
Pertumbuhan Ekonomi
LAPANGAN USAHA KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015*
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 5.78 8.35 8.16 7.84 7.27 5.75 7.00 6.93 6.44 4.26
Pertambangan dan Penggalian 8.68 7.27 5.38 4.66 4.46 6.92 4.83 2.98 3.36 3.95
Industri Pengolahan 9.50 9.98 10.15 6.24 5.87 7.77 8.18 7.99 5.99 4.66
Pengadaan Listrik dan Gas 11.54 9.49 6.86 9.78 8.91 10.70 11.56 7.70 11.61 1.72
Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang 9.59 10.20 9.07 10.65 9.62 6.55 7.43 6.78 7.34 2.46
Konstruksi 5.65 4.85 4.97 7.78 7.22 9.41 7.55 7.20 7.85 9.77
Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 9.04 9.93 8.94 6.45 6.06 10.20 11.26 10.26 8.05 5.75
Transportasi dan Pergudangan 10.87 9.32 9.67 8.50 7.83 9.14 8.68 8.76 8.57 9.67
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.89 3.36 8.97 5.62 5.32 7.77 6.31 8.96 6.93 8.05
Informasi dan Komunikasi 9.07 8.98 8.07 8.14 7.53 8.33 8.35 8.67 9.02 9.80
Jasa Keuangan dan Asuransi 16.48 9.74 3.90 5.06 4.82 15.03 11.60 5.09 4.54 10.15
Real Estate 10.04 12.08 11.18 7.74 7.18 8.18 9.18 8.84 7.85 8.22
Jasa Perusahaan 5.93 5.10 6.01 3.85 3.71 5.57 6.79 7.48 5.96 5.57
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan
Jaminan Sosial Wajib 8.98 3.84 5.74 8.22 7.60 6.87 4.70 5.83 6.92 3.76
Jasa Pendidikan 15.55 8.95 11.49 13.58 11.95 12.74 14.42 13.73 13.55 7.14
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10.87 7.17 10.75 11.34 10.19 5.88 8.44 9.27 8.84 10.64
Jasa Lainnya 4.07 6.24 6.79 6.21 5.85 5.00 6.30 6.48 5.28 4.92
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 7.72 7.74 7.75 7.77 7.21 7.71 7.91 7.67 7.27 6.23
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Selama kurun waktu 4 tahun dari 2011-2014 menunjukan peningkatan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gorontalo, sedangkan propinsi Gorontalo
dalam kurun waktu lima tahun mengalami penurunan. Penurunan yang sangat
signifikan untuk propinsi terjada pada tahun 2015, sedangkan Kabupaten Gorontalo
mengalami penurunan pada tahun yang sama. Gejala penurunan yang signifikan
pada tahun 2015 baik di tingkat Kabupaten maupun Propinsi terjadi karena
perlambatan ekonomi Indonesia yang diterpa oleh badai krisis ekonomi global.
Karena system ekonomi saat ini menganut ekonomi terbuka maka efek domino dari
peristiwa perkembangan ekonomi di satu kawasan akan mempengaruhi
perkembangan di kawasan-kawasan lainya. Seluruh sector di Kabupaten Gorontalo
tidak ada yang terkecuali mengalami penurunan pertumbuhan. Sedangkan di
propinsi terdapat beberapa sector yang mengalami peningkatan ditengah gejolak
ekonomi global yakni sector Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, Jasa keuangan
dan asuransi, Jasa konstruksi, dan Pertambangan dan penggalian. Rincian
perkembangan ekonomi selengkapnya dapat dilihat pada Angka PDRB berikut.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
35
Tabel 2.24
PDRB ADHB dan PDRB ADHK
Kabupaten GorontaloTahun 2010 -2015 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015**
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1,919,819.27 2,117,485.35 2,353,830.79 2,655,081.10 3,042,513.34 3,429,945.58
1,919,819.27 2,030,849.58 2,200,514.55 2,380,144.78 2,566,720.91 2,753,297.04
Pertambangan dan Penggalian 103,598.49 117,171.78 128,788.80 139,581.97 154,638.47 169,694.97
103,598.49 112,588.20 120,769.80 127,261.59 133,195.90 139,130.21
Industri Pengolahan 195,617.25 225,586.64 254,844.63 300,240.01 357,085.19 413,930.37
195,617.25 214,201.78 235,569.73 259,474.78 275,661.61 291,848.44
Pengadaan Listrik dan Gas 4,959.32 5,002.99 5,145.96 5,042.17 5,419.64 5,797.11
4,959.32 5,531.86 6,056.76 6,472.47 7,105.28 7,738.09
Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
940.02 1,038.36 1,195.72 1,349.80 1,630.47 1,911.14
940.02 1,030.16 1,135.21 1,238.15 1,369.98 1,501.81
Konstruksi 786,945.80 902,232.70 989,384.07 1,104,234.56 1,245,349.96 1,386,465.36
786,945.80 831,384.64 871,666.02 914,945.55 986,133.04 1,057,320.53
Perdagangan Besar dan Eceran ;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
371,380.16 432,548.74 494,379.21 577,642.73 673,029.08 768,415.43
371,380.16 404,947.80 445,174.93 484,953.94 516,242.80 547,531.66
Transportasi dan Pergudangan 359,765.32 417,950.52 484,632.55 602,230.30 714,194.74 826,159.18
359,765.32 398,858.12 436,020.49 478,193.47 518,829.35 559,465.23
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
96,887.57 107,063.88 117,436.38 136,744.61 152,626.76 168,508.91
96,887.57 103,563.53 107,043.99 116,650.35 123,205.69 129,761.03
Informasi dan Komunikasi 140,370.96 158,034.37 174,070.62 187,643.49 204,397.22 221,150.95
140,370.96 153,104.87 166,849.14 180,313.72 194,999.50 209,685.28
Jasa Keuangan dan Asuransi 174,976.13 212,872.05 252,699.91 276,208.38 308,882.90 341,557.42
174,976.13 203,809.31 223,669.63 232,385.34 244,144.52 255,903.70
Real Estate 46,561.19 53,480.21 63,536.74 72,897.19 81,304.89 89,712.59
46,561.19 51,237.47 57,427.44 63,845.12 68,785.22 73,725.32
Jasa Perusahaan 3,744.35 4,155.58 4,617.63 5,090.82 5,661.81 6,232.80
3,744.35 3,966.31 4,168.71 4,419.14 4,589.32 4,759.50
Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial
Wajib
274,724.85 316,578.69 347,506.00 374,805.62 412,569.49 450,333.36
274,724.85 299,401.11 310,895.43 328,754.76 355,776.77 382,798.78
Jasa Pendidikan 136,956.31 161,149.00 188,299.92 221,537.26 256,863.06 292,188.86
136,956.31 158,253.25 172,424.72 192,237.00 218,335.03 244,433.06
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 126,073.98 144,784.36 163,513.11 191,678.04 219,927.13 248,176.22
126,073.98 139,782.72 149,802.72 165,910.01 184,727.27 203,544.53
Jasa Lainnya 77,420.64 84,480.34 90,582.90 98,429.13 109,354.73 120,280.33
77,420.64 80,574.97 85,603.33 91,415.01 97,090.46 102,765.91
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
4,820,741.61 5,461,615.56 6,114,464.94 6,950,437.18 7,945,448.88 8,940,460.58
4,820,741.61 5,193,085.68 5,594,792.60 6,028,615.18 6,496,912.65 6,965,210.12
Sumber : PDRB Menurut Pengeluaran, BPS 2015
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
Tabel di atas, cukup menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan Produk Domestic
Regional Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun constant.
Untuk melihat dinamika ekonomi Kabupaten Gorontalo terhadap perekonomian
Propinsi Gorontalo dapat ditunjukan dengan hasil analisis share PDRB Kabupaten
sebagai daerah studi terhadap daerah referensi yakni Propinsi Gorontalo. Berikut
dapat disajikan pada tabel di bawah ini :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
36
Tabel 2.25
Share Pdrb Kabupaten Gorontalo Terhadap PDRB Provinsi Gorontalo
LAPANGAN USAHA TERHADAP PDRB
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 39.82 39.11 39.33 39.48 39.51 39.53 32.12 32.13 32.53 32.91 33.34 34.30
Pertambangan dan Penggalian 2.15 2.17 2.16 2.11 2.05 2.00
43.66 44.38 45.41 46.46 47.05 47.27
Industri Pengolahan 4.06 4.12 4.21 4.30 4.24 4.19
30.94 31.44 31.96 32.60 32.67 33.05
Pengadaan Listrik dan Gas 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
48.16 48.53 47.62 47.25 46.48 49.76
Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
12.04 12.38 12.70 12.97 13.37 14.31
Konstruksi 16.32 16.01 15.58 15.18 15.18 15.18 43.34 41.85 40.80 39.95 39.92 38.99
Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
7.70 7.80 7.96 8.04 7.95 7.86 25.21 24.94 24.65 24.35 23.99 24.06
Transportasi dan Pergudangan 7.46 7.68 7.79 7.93 7.99 8.03
41.72 42.38 42.63 42.98 42.95 42.23
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.01 1.99 1.91 1.93 1.90 1.86
28.94 28.70 27.91 27.91 27.57 26.87
Informasi dan Komunikasi 2.91 2.95 2.98 2.99 3.00 3.01
33.24 33.47 33.66 33.48 33.21 32.52
Jasa Keuangan dan Asuransi 3.63 3.92 4.00 3.85 3.76 3.67
33.23 33.65 33.09 32.72 32.88 31.29
Real Estate 0.97 0.99 1.03 1.06 1.06 1.06
16.29 16.57 17.01 17.38 17.36 17.19
Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07
23.81 23.89 23.52 23.19 22.73 22.33 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib
5.70 5.77 5.56 5.45 5.48 5.50 18.24 18.60 18.45 18.44 18.66 19.35
Jasa Pendidikan 2.84 3.05 3.08 3.19 3.36 3.51
25.50 26.13 24.89 24.40 24.40 25.50
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.62 2.69 2.68 2.75 2.84 2.92
23.70 24.82 24.53 24.86 25.43 25.33
Jasa Lainnya 1.61 1.55 1.53 1.52 1.49 1.48
25.89 25.66 25.65 25.72 25.95 26.18
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
31.15 31.15 31.10 31.13 31.27 31.56
Keterangan:
= Kabupaten Gorontalo = Propinsi Gorontalo
Tabel di atas menunjukan hasil analisis pertumbuhan sektor-sektor di Kabupaten
Gorontalo, dibandingkan dengan perkembangan sektor yang sama di tingkat
Propinsi Gorontalo. Hasil perhitungan ini menggambarkan kinerja dari 17 sektor di
Kabupaten Gorontalo, dibandingkan dengan kinerja perekonomian Propinsi
khususnya pergeseran hasil dari pembangunan perekonomian kabupaten. Hasil di
atas menunjukan bahwa sektor yang dominan adalah sektor pertanian dimana share
terhadap perekonomian kabupaten sebesar 39.53%. Angka ini jika di dilihat dari
share sektor pertanian kabupaten terhadap perekonomian Propinsi Gorontalo hanya
mampu mengkontribusi sebesar 34.30%. Artinya bahwa meskipun share internal
kabupaten, sektor pertanian berada pada urutan teratas, namun di tingkat propinsi
share sektor tersebut hanya mampu berada diangka 34.30, urutan kelima diantara
sektor yang memberi share terbesar di tingkat propinsi. Berbeda halnya dengan
sektor-sektor lainya di luar sektor pertanian yang memberi share internal Kabupaten
Gorontalo pada angka yang kecil, namun justeru memberi kontribusi share pada
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
37
tingkat Propinsi dengan prosentase yang besar. Fakta ini menunjukan bahwa
determinan faktor perekonomian Propinsi sebagian besar berada pada dinamika
ekonomi yang terjadi di Kabupaten Gorontalo.
Kenyataan bahwa Perekonomian Kabupaten Gorontalo sangat menentukan
perekonomian Propinsi diperkuat dengan hasil analisis tentang pergerakan harga-
harga bahan konsumsi yang terdapat dalam kelompok sektor PDRB. Informasi
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 2.26
PDRB DEFLATOR
LAPANGAN USAHA
KABUPATEN GORONTALO
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 100 104.27 106.97 111.55 118.54 125.52
100 104.93 109.45 114.37 123.55 131.89
Pertambangan dan Penggalian 100 104.07 106.64 109.68 116.1 122.52
100 104.22 107.87 111.52 117.06 127.66
Industri Pengolahan 100 105.32 108.18 115.71 129.54 143.36
100 104.52 108.22 111.53 124.63 134.95
Pengadaan Listrik dan Gas 100 90.44 84.96 77.9 76.28 74.65
100 90.61 85.23 78.28 76.58 64.81
Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
100 100.8 105.33 109.02 119.01 129.01
100 104.12 110.09 115.2 124.53 133.49
Konstruksi 100 108.52 113.5 120.69 126.29 131.88
100 103.31 108.5 113.87 120.29 130.03
Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
100 106.82 111.05 119.11 130.37 141.63
100 104.07 108.2 114.04 121.98 131.75
Transportasi dan Pergudangan 100 104.79 111.15 125.94 137.66 149.37
100 105.2 110.71 119.36 127.12 135.17
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100 103.38 109.71 117.23 123.88 130.53
100 104.46 110.49 115.87 120.92 132.45
Informasi dan Komunikasi 100 103.22 104.33 104.07 104.82 105.57
100 103.5 106.66 105.87 107.47 111.94
Jasa Keuangan dan Asuransi 100 104.45 112.98 118.86 126.52 134.17
100 104.95 113.46 119.26 125.34 131.68
Real Estate 100 104.38 110.64 114.18 118.2 122.22
100 103.95 107.81 112.42 117.08 126.37
Jasa Perusahaan 100 104.77 110.77 115.2 123.37 131.54
100 103.8 108.92 113.3 120.36 131.7
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib
100 105.74 111.78 114.01 115.96 117.92
100 105.71 111.91 114.15 116.12 119.23
Jasa Pendidikan 100 101.83 109.21 115.24 117.65 120.05
100 101.69 109.06 115.17 117.57 123.77
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100 103.58 109.15 115.53 119.06 122.58
100 103.35 109.04 115.28 118.78 126.21
Jasa Lainnya 100 104.85 105.82 107.67 112.63 117.59
100 102.62 103.87 108.76 113.23 121.92
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100 105.17 109.29 115.29 122.3 129.3
100 104.42 109.35 114.26 121.26 129.31
Keterangan:
= Kabupaten Gorontalo = Propinsi Gorontalo
Tabel di atas menjelaskan Indeks harga yang diturunkan dari perhitungan PDRB
yang disebut sebagai "PDRB deflator" atau yang dikenal dengan indeks implisit.
Perubahan Indeks Harga Implisit sebagaimana pada tabel di atas mencerminkan
tingkat inflasi yang tejadi selama dalam suatu periode kepemimpinan atau selama 5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
38
tahun terakhir. Perubahan Indeks Harga Implisit menggambarkan tingkat inflasi
menyeluruh dibandingkan dengan indikator inflasi lainnya seperti Indeks Harga
Konsumen (IHK) atau Indeks Sembilan Bahan Pokok. Hal ini disebabkan Indeks
Harga Implisit sudah mewakili semua jenis harga yaitu harga konsumen, harga
produsen,harga perdagangan besar, harga eceran dan harga lainnya yang sesuai
dengan berbagai jenis harga yang dipergunakan dalam penghitungan nilai produksi
setiap sektor.
Indeks implisit terbesar sebagaimana pada tabel di atas, terdapat pada sector
transportasi dan pergudangan, baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat
propinsi. Fenomena ini menunjukan bahwa sector tersebut paling besar
mengkontribusi perubahan indeks harga. Secara total perubahan harga kabupaten
Gorontalo berada pada angka 1 di atas basis point dengan perubahan total harga di
Propinsi Gorontalo. Perubahan indeks harga tertinggi pada Sektor transportasi dan
pergudangan menjelaskan bahwa kenaikan harga barang-barang dominan di gerek
oleh perubahan harga di sector tersebut. Sebagai contoh di Gorontalo yang
umumnya memanfaatkan moda transportasi bentor, maka kenaikan harga-harga
dipengaruhi oleh biaya traif moda transportasi ini. Perlu kebijakan pemerintah
secara tersendiri untuk mengatur hal ini. Jika tidak ditata melalui kebijakan maka
akan menimbulkan dampak yang negative terhadap perkembangan indeks harga
implicit yang dirasakan oleh masyarakat. Untuk melihat lebih nyata perubahan
indeks harga tersebut dapat mempengaruhi inflasi, selengkapnya dijelaskan pada
point di bawah.
b. Tingkat Inflasi
Sebagai konsekwensi dari pergerakan harga sebagaimana tergambarkan pada
indeks implicit di atas, maka berikut disajikan hasil perhitungan inflasiKabupaten
Gorontalo terhadap propinsi Gorontalo.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
39
Tabel 2.27
PDRB DEFLATOR (PERBANDINGAN DENGAN PROVINSI)
LAPANGAN USAHA KABUPATEN GORONTALO
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.0000 0.9936 0.9773 0.9754 0.9594 0.9517
Pertambangan dan Penggalian 1.0000 0.9986 0.9886 0.9835 0.9918 0.9597
Industri Pengolahan 1.0000 1.0076 0.9997 1.0374 1.0394 1.0624
Pengadaan Listrik dan Gas 1.0000 0.9981 0.9969 0.9952 0.9960 1.1518
Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.0000 0.9681 0.9567 0.9463 0.9557 0.9664
Konstruksi 1.0000 1.0505 1.0461 1.0599 1.0498 1.0142
Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 1.0000 1.0264 1.0264 1.0445 1.0688 1.0750
Transportasi dan Pergudangan 1.0000 0.9960 1.0039 1.0552 1.0829 1.1050
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.0000 0.9897 0.9929 1.0117 1.0244 0.9856
Informasi dan Komunikasi 1.0000 0.9973 0.9782 0.9829 0.9753 0.9431
Jasa Keuangan dan Asuransi 1.0000 0.9952 0.9958 0.9967 1.0094 1.0189
Real Estate 1.0000 1.0041 1.0263 1.0156 1.0096 0.9672
Jasa Perusahaan 1.0000 1.0093 1.0170 1.0168 1.0250 0.9988
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan
Jaminan Sosial Wajib 1.0000 1.0003 0.9988 0.9987 0.9986 0.9890
Jasa Pendidikan 1.0000 1.0014 1.0013 1.0006 1.0007 0.9699
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0000 1.0022 1.0010 1.0022 1.0023 0.9712
Jasa Lainnya 1.0000 1.0217 1.0188 0.9900 0.9947 0.9645
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1.0000 1.0072 0.9994 1.0090 1.0085 1.0000
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Tabel di atas menunjukan perkembangan inflasi yang dipicu oleh kabupaten
terhadap Propinsi yang terjadi pada 17 sektor. Inflasi yang tertinggi pada tahun
terakhir pengamatan (2015) terjadi pada sector Pengadaan Listrik dan gas mencapai
1.15, disusul oleh sector Transportasi dan Pergudangan sebesar 1.10. Selanjutnya
inflasi tinggi terjadi pada sector-sektor Industri Pengolahan, Konstruksi,
Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, serta sector
Jasa Keuangan dan Asuransi. Dengan menggunakan asumsi bahwa penggolongan
Inflasi kedalam tiga kategori, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi,
maka sector-sektor yang angka di atas 100 menunjukan hiper inflasi. Karena Inflasi
ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi
sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
40
c. PDRB Perkapita
Perkembangan PDRB Perkapita dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 2.28
Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB per Kapita
Kabupaten Gorontalo, Tahun 2010-2014
Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**
Nilai PDRB (Miliar Rp)
a. ADHB 4.820,74 5.461,62 6.114,46 6.950,44 7.945,45
b. ADHK 2010 4.820,74 5.193,09 5.594,79 6.028,62 6.496,91
PDRB per Kapita (Ribu Rp)
a. ADHB 13.496,60 15.154,32 16.837,48 19.001,64 21.582,16
b. ADHK 2010 13.496,60 14.409,23 15.406,46 16.481,49 17.647,51
Jumlah Penduduk (Orang) 357.182 360.400 363.146 365.781 368.149
Pertumbuhan (%) 0,90 0,76 0,73 0,65
Sumber : PDRB Kabupaten Gorontalo 2014, BPS 2015
Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara
Pertumbuhan per kapita secara “riil” Nampak meningkat di kisaran 6-7
persen. Pertumbuhan tersebut diikuti pula oleh penambahan jumlah penduduk, yang
meningkat rata-rata pada kisaran 0,76 persen setiap tahunnya selama periode 2011
s.d. 2014.
d. Hasil Analisa Location Quotient (LQ) dalam Penentuan Sektor Unggulan
Analisis Location Quotient menjelaskan perbandingan Sektor pada tingkat
Kabupaten Gorontalo dengan sector-sektor yang sama pada daerah lebih tinggi
yakni Propinsi. Lebih jelasnya LQ menyajikan Rasio persentase dari total aktivitas
seluruh sector pada wilayah kabupaten terhadap persentase aktivitas total diwilayah
Propinsi.Berikut hasil perhitungan LQ Kabupaten Gorontalo.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
41
Tabel 2.28
LQ KABUPATEN GORONTALO
LAPANGAN USAHA KABUPATEN GORONTALO
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2.3032 3.2671 3.2107 3.0948 2.8718
2.2195 2.6553 2.606 2.4047 1.5781
Pertambangan dan Penggalian 0.1865 0.1575 0.116 0.0984 0.0913
0.1061 0.0735 0.0441 0.0475 0.0539
Industri Pengolahan 0.3855 0.4115 0.4273 0.2685 0.2491
0.3176 0.3346 0.3274 0.2462 0.1893
Pengadaan Listrik dan Gas 0.0119 0.0101 0.0074 0.0105 0.0097
0.0071 0.0079 0.0054 0.0082 0.0013
Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang
0.0019 0.002 0.0018 0.0022 0.002
0.0033 0.0037 0.0034 0.0036 0.0012
Konstruksi 0.9218 0.7757 0.7736 1.1808 1.0957
1.1038 0.9001 0.8558 0.9279 1.1616
Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
0.6963 0.7746 0.711 0.519 0.4816
0.971 1.0966 1.0299 0.828 0.5956
Transportasi dan Pergudangan 0.8109 0.7156 0.7538 0.674 0.6255
0.5096 0.4899 0.498 0.4925 0.5625
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.1385 0.067 0.1717 0.1087 0.1009
0.168 0.1366 0.1911 0.1496 0.1732
Informasi dan Komunikasi 0.2641 0.2647 0.2407 0.2436 0.226
0.2272 0.229 0.239 0.2509 0.277
Jasa Keuangan dan Asuransi 0.5981 0.3824 0.1558 0.1951 0.181
0.5113 0.4215 0.1912 0.1666 0.3626
Real Estate 0.097 0.1192 0.1147 0.0819 0.076
0.151 0.1703 0.1658 0.1489 0.1568
Jasa Perusahaan 0.0046 0.0039 0.0045 0.0028 0.0026
0.0057 0.0068 0.0074 0.0059 0.0054
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan
Sosial Wajib
0.5119 0.2213 0.3192 0.4482 0.4159
0.6689 0.4533 0.5463 0.6373 0.3454
Jasa Pendidikan 0.4418 0.2729 0.3541 0.4329 0.4017
0.4422 0.5237 0.5289 0.5512 0.3075
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.2844 0.1929 0.2879 0.3121 0.2896
0.2022 0.2852 0.3149 0.3047 0.3721
Jasa Lainnya 0.0654 0.0968 0.1039 0.0941 0.0874
0.0966 0.1187 0.1203 0.097 0.0886
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 7.7238 7.7354 7.754 7.7679 7.208
7.7111 7.9068 7.6749 7.2705 6.232
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Nilai LQ di sector Pertanian dan sector Konstruksi > 1. Ini berarti bahwa laju
pertumbuhan sektor Pertanian dan konstruksi di daerah Kabupaten Gorontalo
adalah sama dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian
daerah referensi yakni Propinsi Gorontalo. Nilai LQ di sector > 1 menjelaskan
bahwa laju pertumbuhan sektor Pertanian dan Konstruksi di Kabupaten Gorontalo
lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam
perekonomian daerah referensi Propinsi. Dengan demikian, kedua sektor tersebut
merupakan sector yang menonjol di daerah Kabupaten Gorontalo sekaligus
merupakan basis ekonomi. Sebaliknya Nilai LQ di sector < 1 menjelaskan bahwa
laju pertumbuhan sektor 12 sektor lainya di kabupaten lebih kecil dibandingkan
dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah referensi
yakni Propinsi Gorontalo. Dengan demikian, sector-sektor tersebut belum
merupakan sektor unggulan kabupaten dan belum menjadi basis ekonomi. Maka,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
42
kedepanya 12 sektor tersebut perlu didongkrak melalui kebijakan-kebijakan
pemerintah daerah yang relevan.Pada akhirnya untuk melihat dinamika sector
dalam perkembangan ekonomi Kabupaten Gorontalo terhadap perkembangan
Ekonomi Propinsi Gorontalo dapat dilihat dari hasil perhitungan LQ shift, LQ
Share, dan LQ Trend, peran Growth Parsial, Share internal dan eksternal, serta
PDRB Deflator. Lebih jelasnya dapat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.29
LQ KABUPATEN GORONTALO
LAPANGAN USAHA
Harga Berlaku Harga Konstan Peran g
parsial Share
PDRB
Deflator LQ
Shift
LQ
Share
LQT
rend LQ Shift
LQ
Share LQTrend
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0.99 1.02 0.97 1.24 1.06 1.17 + + +
Pertambangan dan Penggalian 1.69 1.45 1.17 2.04 1.48 1.38 + +
Industri Pengolahan 1.20 1.05 1.15 1.26 1.03 1.22 +
Pengadaan Listrik dan Gas 1.02 1.50 0.68 1.61 1.55 1.04 +
Pengadaan Air, Pengolhan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0.43 0.40 1.09 0.63 0.42 1.50 + +
Konstruksi 1.23 1.35 0.91 0.87 1.30 0.67 +
Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 0.81 0.81 1.00 0.71 0.79 0.90
Transportasi dan Pergudangan 1.64 1.43 1.15 1.35 1.33 1.02 +
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 0.84 0.91 0.93 0.70 0.89 0.78
Informasi dan Komunikasi 0.95 1.04 0.91 0.97 1.04 0.93 +
Jasa Keuangan dan Asuransi 1.03 1.06 0.97 0.93 1.03 0.90
Real Estate 0.61 0.54 1.12 0.61 0.54 1.14 +
Jasa Perusahaan 0.70 0.75 0.93 0.59 0.75 0.80
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan
dan Jaminan Sosial Wajib 0.61 0.59 1.03 0.67 0.60 1.12 + +
Jasa Pendidikan 0.72 0.79 0.92 0.76 0.79 0.96 +
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.88 0.79 1.12 0.85 0.77 1.10 + +
Jasa Lainnya 0.80 0.82 0.97 0.83 0.84 0.99 + + +
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) +
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, khususnya kolom Harga Konstan,
nampak bahwa sektor-sektor seperti : (1) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; (2)
Pertambangan dan Penggalian; (3) Industri Pengolahan; (4) Pengadaan Listrik dan
Gas; dan (5) Transportasi dan Pergudangan memiliki keunggulan kompetitif dan
komparatif. Hal ini ditunjukan oleh LQ Shift dan LQ Share yang berada di level >
1. Demikian halnya dengan hasil perhitungan LQ Trend Nampak bahwa kelima
sector tersebut memiliki trend perkembangan sector yang baik dari rata-rata sector
di tingkat propinsi. Hal ini ditunjukkan oleh angka LQ Trend > 1.
Sektor-sektor yang memiliki LQ Shift < 1 mengartikan bahwa sector-sektor tersebut
perlu ditingkatkan oleh pemerintah dan masyarakat serta dunia usaha, agar
kedepanya memiliki keunggulan kompetetif dan komparatif yang baik pada tingkat
kabupaten maupun tingkat propinsi. Dilihat dari tabel tersebut ada 12 sektor yang
hanya memiliki LQ Trend < 1, sehingga dengan demikian pemerintah daerah
memiliki tugas yang besar untuk mendorong sector-sektor tersebut mencapai
keunggulan kompetitif.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
43
Berbeda halnya dengan keunggulan komparatif, nampak bahwa hanya ada 9 sektor
yang memperoleh angka LQshare < 1, sedangkan 3 diantaranya meskipun tidak
memiliki keunggulan kompetitif, namun memiliki keunggulan komparatif yang
ditunjukan oleh angka LQshare > 1. Sektor-sektor tersebut adalah (1) Kontruksi; (2)
Informasi dan Komunikasi; dan sector (3) Jasa Keuangan dan Asuransi. Sementara
itu, berdasarkan tabel di atas, Nampak bahwa masih ada 8 sektor yang memiliki
perkembangan yang kurang baik, sebagaimana ditunjukan oleh angka LQtrend < 1.
Selebihnya sector-sektor tersebut berada pada kategori perkembangan yang baik
Karen LQtrend-nya >1.
Dilihat dari peran pertumbuhan parsial (partial growth), Nampak bahwa hanya ada
4 sektor yang memiliki pertumbuhan lebih baik, sebagaimana ditunjukan dengan
notasi biner + di atas. Keempat sector tersebut adalah: (1) Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan; (2) Konstruksi; (3) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan (4) Jasa
Lainnya. Ini berarti bahwa 13 sektor lainya belum baik, dan masih membutuhkan
peran pemerintah, masyarakat, dunia usaha bahwa kan perguruan tinggi untuk
meningkatkanya. Dari perspektif kewenangan pemerintah daerah Kabupaten,
sector-sektor yang belum memiliki growth parsial yang baik harus diintervensi
melalui anggaran yang dimiliki untuk menstimulasi pertumbuhan. Pada konteks ini,
maka alokasi angaran APBD menjadi determinan factor, maka harus lebih efektif
menjadi stimulus perkembangan sector-sektor yang belum memiliki growth parsial
yang baik.
Dilihat dari perspektif sumbangan sektoral baik terhadap internal kabupaten
maupun sector yang sama di tingkat propinsi Nampak bahwa tedapat 9 sektor yang
menunjukan share yang baik. Kesembilan sector tersebut yakni: (1) Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan; (2) Pertambangan dan Penggalian; (3) Industri
Pengolahan; (4) Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; (5)
Transportasi dan Pergudangan; (6) Real Estate; (7) Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib; (8) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; (9)
Jasa Lainnya. Artinya ada 8 sektor yang perlu tingkatkan oleh pemerintah daerah di
tingkat Kabupaten agar memberi share yang lebih signifikan pada sector yang sama
di tingkat propinsi.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
44
2. Fokus Kesejahteraan Sosial
a. Pendidikan
Ukuran perkembangan pembangunan pendidikan diuraikan sebagai berikut :
1) Angka Melek Huruf
Jika dibandingkan tahun 2010, Angka Melek Huruf Kabupaten
Gorontalo tahun 2014 mengalami kecenderungan peningkatan sejak dari
tahun 2010. Capaian ini menunjukkanbahwa program keaksaraan yang
dijalankan sudah memungkinkan sebagian besar penduduk memperoleh
kemampuan literal dalam kehidupan sehari-hari
Grafik 2.1
Angka Melek Huruf Tahun 2009 – 2014
Sumber: LKPJ AMJ 2010-2015; Diknas Kab.Gorontalo, 2015
2) Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Berdasarkan model perhitungan terbaru IPM, menunjukan Angka Rata
– Rata Lama Sekolah Kabupaten Gorontalo dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014 menunjukkan perkembangan positif. Pada tahun 2014 rata-rata
lama bersekolah penduduk Kabupaten Gorontalo mencapai 6,53 tahun naik
hanya 0,40 point dari kondisi tahun 2010 yang besarnya 6,13 tahun.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
45
Grafik 2.2
Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Gorontalo
Tahun 2010 - 2014 (Persen)
Sumber : Pubilkasi IPM, BPSProvinsi Gorontalo 2015
3) Angka Partisipasi Murni
Sampai Tahun 2014, capaian kinerja capaian angka partisipasi murni
Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.30
Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 – 2015
APM Menurut Jenjang
Pendidikan
Capaian
2013 2014 2015
APM SD/MI (%) 98,73 99,36 99,57
APM SMP/MTS (%) 68,63 72,45 72,69
APM SMA/Sederajat (%) 52,39 61,03 62,29
APM Perguruan Tinggi * 22,01 29,60 Sumber : SUSENAS 2014, BPS. *) DIKBUD 2015
4) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Untuk melihat besarnya partisipasi penduduk yang bersekolahmenurut
jenjang pendidikan, selengkapnya dapat disajikan pada Angka Partisipasi
Kasar (APK) berikut ini.
Tabel 2.31
APK Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah
Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 – 2015
Indikator-Indikator Capaian (%)
2013 2014 2015
APK SD/MI/Paket A 111,89 111,94 116,36
APK SMP/MTS/Paket B 88,41 101,83 107,01
APK SMA/SMK/MA/Paket C 69,81 75,85 83,48
APK Perguruan Tinggi * 27,77 30,20 - Sumber : * SUSENAS 2014, BPS ** DIKBUD, 2016.
5) Angka Pendidikan yang ditamatkan
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo berdasarkan angka pendidikan
yang ditamatkan dapat dilihat pada tabel berikut:
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
46
Tabel 2.32
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat
Pendidikan Laki-laki Perempuan
Jumlah
Penduduk
1 Belum Sekolah 34.845 32.741 67.586
2 Tidak Tamat SD 52.223 47.439 99.662
3 Tamat SD 63.239 63.227 126.466
4 SLTP 16.873 18.307 35.180
5 SLTA 22.721 24.124 46.845
6 Dipl I-II 511 1.376 1.887
7 Dipl III 653 1.291 1.944
8 S1 3.160 4.686 7.846
9 S2 347 216 563
10 S3 30 5 35
Jumlah 194.602 193.412 388.014
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo
b. Kesehatan
Perkembangan pembangunan kesehatan dapat dilihat pada indikator yang
diuraikan sebagai berikut :
1) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Kondisi AKHB Kabupaten Gorontalo selama 5 tahun terakhir adalah:
Tabel 2.33
AKHB Kabupaten Gorontalo Tahun 2010-2014
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Angka kematian bayi per 1.000
lahir hidup
17/
1.000 LH
17/
1.000 LH
13/
1.000 LH
11/
1.000 LH
11/
1.000 LH
AngkaKelangsungan Hidup
Bayi (AKHB) 983 983 987 989 989
Sumber : Dinas Kesehatan, 2015
Tabel di atas menunjukan bahwa angka kematian mengalami penurunan,
sedangkan angka kelangsungan hidup meningkat.
2) Umur Harapan Hidup (UHH)
Kondisi UHH berdasarkan metode perhitungan baru dapat dilihat pada grafik
berikut.
Grafik 2.3
Umur Harapan Hidup Tahun 2010 – 2014
Sumber : Pubilkasi IPM, BPSProvinsi Gorontalo 2015
64,80
64,82
64,84
64,85
65,44
64,00 64,50 65,00 65,50
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Umur HarapanHidup
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
47
Berdasarkan Grafik di atas nampak UHH Kabupaten Gorontalo dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan perkembangan yang positif
walaupun belum signifikan. Pada tahun 2014, UHH penduduk Kabupaten
Gorontalo mencapai 65,44 tahun naik 0,64 point dari kondisi tahun 2010 yang
besarnya 64,80 tahun sebagaimana tergambar pada grafik .
c. Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Gorontalo hingga tahun 2014berada pada angka
21,05 persen. Meskipun cenderung mengalami fluktuatif selama empat tahun
terakhir. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Gorontalo tinggi jika dibandingkan
dengan kemiskinan kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo dan Nasional. Berikut
gambaran perkembangan penduduk miskin Kabupaten Gorontalo selama 4 tahun
(2010 - 2014) :
Tabel 2.34
Persentase Penduduk Miskin
di Kabupaten Gorontalo Tahun 2010 – 2015
NO URAIAN TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
1 Prosentase Penduduk Miskin (%) 18,87 21,31 20,79 21,57 21,05
2 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 67.100 77.860 76.008 79,037 77.495
3 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) 225.732 249.151 275.000 295.852 323. 578 Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2011-2015, BPS Kabupaten Gorontalo
Tabel di atas menunjukan bahwa baik secara absolute maupun relative tingkat
kemiskinan di Kabupaten Goontalo tinggi. Karena jumlah penduduk di Kabupaten
Gorontalo terbesar di seluruh Kabupaten Kota di Propinsi Gorontalo.
d. Kesempatan Kerja
Indikator yang digunakan untuk mengukur kesempatan kerja adalah rasio
penduduk yang berkerja usia di atas 15 tahun dengan total jumlah penduduk usia
di atas 15 tahun ke atas (angkatan kerja). Rasio penduduk bekerja pada tahun 2014
mencapai 96,11 %. Hal tersebut berarti di setiap 100 angkatan kerja terdapat 96
orang yang bekerja.
Tabel 2.35 Rasio Penduduk Yang Bekerja
di Kabupaten Goorntalo Tahun 2010 – 2014
No
Tahun
Angkatan Kerja Rasio Penduduk Yang
Bekerja (%) Bekerja Pengangguran Terbuka Jumlah
1 2010 156.432 7.155 163.587 95,63
2 2011 152.582 6.204 158.768 96,10
3 2012 148.705 5.024 153.729 96,73
4 2013 141.271 7.376 148.647 95,04
5 2014 156.738 6.338 163.076 96,11
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2011-2015, BPS Kabupaten Gorontalo
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
48
e. Kriminalitas
Perbandingan jumlah tindak kriminal yang tertangani dengan total jumlah
penduduk dikali 10.000 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.36
Tingkat Kriminalitas Tahun 2010 - 2014
No Tahun Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 Angka Kriminalitas Yang Tertangani 10,82 9,72 8,8 11,4 16,37 Sumber : POLRES Limboto, 2016
Tabel di atas mengambarkan bahwa tiga tahun terakhir angka kriminalitas di
Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan dan kasus yang dominan adalah
penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan.
3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
a. Fokus Seni Budaya
Potensi seni yang berkembang di daerah ini diantaranya adalah seni musik daerah,
nyanyian daerah, tarian daerah, kesenian bernuansa islami dan berbagai bentuk
seni tradisional lainnya.
Tabel 2.37
Perkembangan Seni, Budaya Tahun 2011 s.d 2015
Kabupaten Gorontalo
No Capaian Pembangunan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah grup kesenian 25 28 28 28
2 Jumlah gedung kesenian 20 22 22 22
Sumber : Disparbud Kominfo
b. Fokus Bidang Olahraga
Pemerintah Kabupaten Gorontalo meningkatkan prestasi olahraga, melalui
berbagai terobosan, antara lain melalui : (i) peningkatan prasarana dan sarana
olahraga (ii) pembibitan atlet unggulan; dan (iii) peningkatan jumlah dan kualitas
tenaga dan pembina keolahragaan.
Tabel 2.38
Capaian Bidang Olahraga s/d Tahun 2010 – 2015
No Capaian Pembangunan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah klub olah raga 25 70 74 82 87
2 Jumlah gedung olah raga 3 3 3 3 3
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, 2016
Tabel di atas menggambarkan bahwa ada peningkatan dalam capaian prestasi olah
raga di Kabupaten Gorontalo dan program pembinaan dan pemasyarakatan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
49
olahraga lebih diarahkan pada lima cabang olahraga unggulan yakni cabang
olahraga sepak bola, sepak takraw, bulutangkis, tenis meja dan bela diri.
C. ASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan publik merupakan jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik
maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Provinsi dan
kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai denganketentuan
perundang-undangan.
1. Fokus Layanan Urusan Wajib
a. Bidang Pendidikan
Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Pendidikan berdasarkan
Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.39
Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Pendidikan s/d Tahun 2014
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo Target
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
APK Pra Sekolah (%) 85,47 34,66 39,96 57,94 58,45 58,71
APM SD/MI (%) 100 98,17 98,73 98,73 99,36 99,57
APM SMP/MTS (%) 100 55 59,05 68,63 72,45 72,69
APM SMA/Sederajat (%) 50 40,3 46,57 52,39 61,03 62,29
Pendanaan pendidikan
minimal 25 % dari APBD 25 36,2 37,2 45,57 43,11 34,09
Sumber : DIKNAS Kab. Gorontalo
Pencapaian kinerja bidang pendidikan di Kabupaten Gorontalo, berdasarkan
indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015 pada tabel 2.39 diatas, dapat diuraikan
sebagaimana berikut :
1) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pra Sekolah
Capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) pada pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) pada Tahun 2015 sebesar 58,71 % dan angka ini hanya mengalami
peningkatan sebesar 0,26 point dari capaian pada tahun 2014 sebesar 58,45 %.
Capaian APK Pra Sekolah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
berarti bahwa meningkatnya jumlah anak yang terlayani oleh PAUD baik
melalui jenjang Formal (TK) maupun Non Formal (KB, TPA, SPS).
Peningkatan angka partisipasi pra sekolah tersebut dikontribusi oleh program
mengangkat bunda PAUD di Kabupaten Gorontalo dengan tujuan untuk
mensosialisasikan PAUD. Bunda PAUD dijadikan motor penggerak dalam
pelaksanaan PAUD dan mendorong pembinaan PAUD di daerah. Peningkatan
capaian APK PAUD ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya lembaga-
lembaga PAUD yang diselenggarakan oleh masyarakat, yaitu Tempat Penitipan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
50
Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), dan Tempat
Pendidikan Al-qur’an (TPQ).
2) Angka Partisipasi Murni (APM)
a) APM SD/MI tahun 2015 sebesar 99,57%, naik 0,21 poin dibanding capaian
tahun 2014 sebesar 99,36%. Capaian APM SD/MI pada Tahun 2015
didasarkan pada data siswa usia 7-12 tahun dijenjang SD/MI/Paket A
sejumlah 43.562 jiwa sementara jumlah penduduk kelompok usia 7-12
tahun sebanyak 43.748 jiwa.
b) APM SMP/MT sebesar 72,69%, naik 0,24% point jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2014 yaitu 72,45%. Capaian SMP/MTs pada Tahun
2015 didasarkan pada data siswa usia 13-15 tahun dijenjang
SMP/MTs/Paket B sejumlah 13.688 jiwa sementara jumlah penduduk
kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 19.030 jiwa.
c) APM SMA/SMK/MA sebesar 62,29%, naik 1,26 point jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2014 yaitu 61,03 %. Capaian SMP/MTs pada Tahun
2015 didasarkan pada data siswa usia 16-18 tahun dijenjang
SMA/SMK/MA sejumlah 12.384 jiwa sementara jumlah penduduk
kelompok usia 16-18 tahun sebanyak 19.881 jiwa.
Peningkatan capaian APM SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA pada Tahun
2015 tersebut diatas menunjukkan bahwa semakin banyak anak yang bersekolah
dijenjang pendidikan dasar memenuhi syarat tepat usia.
Capaian APM yang meningkat setiap tahunnya didorong oleh upaya
Pemerintah Daerah yang telah melaksanakan program yang bertujuan
meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi masyarakat.Salah satunya
berupa pembangunan gedung sekolah pada wilayah relatif terpencil dan
memiliki tingkat kesulitan geografis cukup tinggi dan meningkatkan mutu
pendidikan pada semua jenjang, jalur dan jenis pendidikan.
3) Persentase Anggaran Pendidikan Minimal 25 % dari APBD
Pasal 31 ayat (4) UUD 1945 mengamanatkan bahwa, negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang - kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN) serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD).Pada Tahun 2015, Pemerintah Pusat melalui DAK mengalokasikan
anggaran sangat besar untuk pendidikan Dasar sebagai bentuk komitmen
pelaksaan UUD 1945, sedangkan Kabupaten Gorontalo mengalokasikan dana
pendamping sebesar 10% dari total DAK untuk pendidikan.. .
Aggaran pendidikan tahun 2015 mengalami penurunan karena disebabkan 3
(tiga) hal mendasar, yakni :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
51
a) Pelaksanaan kurikulum di tahun 2015 banyak mengalami perubahan, dimana
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan untuk
menjalankan kurikulum 2013.
b) Pada Tahun 2015 sebagian SKPD (kecamatan, DISPORA) sudah tidak
menganggarkan kegiatan pada bidang pendidikan, sementara pada tahun
sebelumnya SKPD tersebut menganggarkan kegiatan pendidikan
c) Adanya penambahan alokasi anggaran pada beberapa sektor yang menjadi
prioritas pembangunan lainnya, contohnya meningkatnya alokasi belanja
langsung pada urusan bidangkesehatan sekitar 6,9 % dibandingkan tahun
sebelumnya
Capaian Indikator Pendidikan Lainnya
Capaian bidang pendidikan lainnya berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK)
meliputi Angka Putus Sekolah, Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan dan
kualifikasi guru,sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.40
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pendidikan
No Indikator-Indikator Realisasi (%)
2011 2012 2013 2014 2015
1 Angka Putus Sekolah SD/MI 0,70 0,26 0,3 0,24 0,43
2 Angka Putus Sekolah SMP/MTS 1,13 1,92 0,74 0,71 0,19
3 Angka Putus Sekolah SMA/MA 1,13 1,92 0,74 0,71 0,62
4 Angka Kelulusan SD/MI (%) 100 100 100,50 97,74 94,71
5 Angka Kelulusan SMP/MTs (%) 100 87,42 81,62 96,91 86,61
6 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%) 100 83,43 84,84 74,59 82,50
7 Angka melanjutkan SD/MI/Paket A ke
SMP/MTS/Paket B 95 95 98,55 98,78 95,35
8 Angka melanjutkan SMP/MTS/Paket B
Ke SMA/SMK/MA/Paket C 73 74 97,34 97,98 94,23
9 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-
IV (%) 39,65 45,90 64,45 62,90 68,19
Sumber : DIKNAS Kab. Gorontalo
Berdasarkan data diatas, beberapa capaian indikator yang mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan Tahun 2014, yakni Angka Putus Sekolah SD/MI, Angka
Kelulusan SD/MI dan SMP/MTs serta Angka Melanjutkan ke SMP / MTS / Paket B
dan ke SMA / SMK / Paket C. Penurunan capaian tersebut diatas, lebih disebabkan
oleh beberapa hal, sebagai berikut :
1) anak usia sekolah SD/MI di beberapa kecamatan terdampak dengan
ketergantungan pekerjaan orang tua yang sering berpindah-pindah lokasi
(tempat bekerja/pekerja musiman), sehingga fokus pembelajaran anak menjadi
berkurang.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
52
2) peserta didik yang telah menamatkan dari SMP/MTS sudah tidak mau
bersekolah disebabkan faktor kebutuhan ekonomi orang tua. Mereka cenderung
untuk membantu orang tua dengan cara bekerja.
b. Bidang Kesehatan
Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Kesehatan berdasarkan
Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.41
Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Kesehatan
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo Target
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Umur Harapan Hidup (Tahun) 69,5 68,63 68,63 69,57 66,53*
Angka kematian ibu Per 10.000 Lahir
Hidup 110 259 244 136 235 7,75
Angka kematian bayi Per 1.000 Lahir
Hidup 5 17 17 13 11 297
Prevalensi HIV AIDS dan penyakit
menular lainnya (%) 0,5 0,3 0,4 0,49 0,31 0,2
* Keterangan : Berdasarkan Perhitungan IPM Baru
Pencapaian kinerja bidang kesehatan di Kabupaten Gorontalo, berdasarkan
indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015 pada tabel 2.41 diatas, dapat diuraikan
sebagaimana berikut :
1) Umur Harapan Hidup (UHH)
Pada tahun 2015, berdasarkan pola perhitungan baru,Usia Harapan Hidup
penduduk Kabupaten Gorontalo telah mencapai 66,53 tahun naik 1,71 point
dari kondisi tahun 2011 yang besarnya 64,82 tahun. Berbedadengan model
perhitungan lama sebagai dasar penetapan indikator RPJMD 2011 – 2015, Usia
Harapan Hidup di Kabupaten Gorontalo pada Tahun 2013 telah melampaui
target RPJMD (69,55 Tahun) dengan capaian 69,57 Tahun. Perbandingan Usia
Harapan Hidup di Kabupaten Gorontalo berdasarkan perhitungan IPM yang
baru dan perhitungan IPM yang lama, sebagaimana tergambar pda grafik
berikut ini :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
53
Grafik 2.5
Umur Harapan Hidup Tahun 2011 – 2014
Sumber : BPS, 2015
Konsistensi pencapaian target Umur Harapan Hidup juga turut memberi
andil ataupun berdampak positif pada peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia di Kabupaten Gorontalo, yang sejak tahun 2011 hingga 2014 berada
pada trend meningkat. Pada Tahun 2011, IPM Kabupaten Gorontalo berada
pada angka 61,04, tahun 2012 dicapai 61,87, tahun 2013 berada pada angka
62,22, dan tahun 2014 berada pada angka 62,90. Hal ini mengindikasikan
bahwa dengan adanya peningkatan Umur Harapan Hidup, akan menjadi salah
satu faktor yang bisa memberi dampak bagi peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia di Kabupaten Gorontalo.
2) Angka Kematian Bayi (AKB)
Pada tahun 2015 tercatat jumlah kematian 52 bayi dari 6.714 Lahir Hidup (LH)
atau 7,75/1.000 LH. Berdasarkan data pada tabel ... diatas menunjukkan bahwa
target Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 dari target 5/1.000 LH,
terealisasi menjadi 7,75/1.000 LH.Jika dibandingkan dengan capaian realisasi
Tahun 2014 yaitu 11 /1.000 LH, maka terjadi penurunan Angka Kematian
Bayi atau dengan kata lain capaian kinerja pada Tahun 2015 mengalami
peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014.
Dibandingkan dengan Target MDG,s sebesar 23/1.000 LH, Angka Kematian
Bayi di Kabupaten Gorontalo melampaui target nasional.
3) Angka Kematian Ibu (AKI)
Target RPJMD 2011 – 2015 yaitu 110/100.000 LH. Capaian kinerja tahun 2013
sebesar 236/100.000 LH dan capaian tahun 2014 sebesar 235/100.000 LH,
sebagaimana terlihat dalam grafik berikut :
64,82 64,84 64,8565,44
66,53
67,9
68,63
69,55 69,57
62
63
64
65
66
67
68
69
70
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Umur Harapan
Hidup (Perhitungan
IPM Baru)
Umur Harapan
Hidup (Perhitungan
IPM Lama)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
54
Grafik 2.6
Jumlah Kematian Maternal di Kabupaten Gorontalo
Tahun 2011 - 20115
Sumber : Dinas Kesehatan, 2015
Grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa pada tiga tahun sebelumnya yaitu
tahun 2011 s/d 2013 terjadi trend penurunan kasus kematian ibu, namun dua
tahun kemudian menjelang berakhir masa berlakunya RPJMD terjadi
peningkatan kasus kematian ibu secara drastis. Peningkatan tersebut erat
kaitannya dengan kualitas pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung
dengan sumber daya ketenagaan, sarana prasarana dan pembiayaan, faktor
sosial budaya masyarakat dan partisipasi keluarga untuk
mempersiapkan/merencanakan kehamilan dan persalinan yang belum memadai.
Akibatnya terjadi 3T, yiatu : Terlambat dalam pengambilan keputusan;
Terlambat mencapai tempat persalinan (puskesmas, rumah bersalin, rumah
sakit); dan Terlambat mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan.
4) Penurunan Prevalensi HIV/AIDS dan Penyakit Menular Lainnya :
a) Penurunan Prevalensi HIV/AIDS
Sampai tahun 2015 tercatat 36 orang mengidap HIV/AIDS, 10 orang
diantaranya meninggal dunia. Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Gorontalo
merupakan masalah serius karena berdasarkan data yang tercatat selama 3
tahun terakhir terjadi peningkatan secara signifikan yaitu tahun 2013
tercatat 14 kasus, tahun 2014 tercatat 21 kasus dan tahun 2015 tercatat 36
kasus.
Meningkatnya angka prevalensi HIV/AIDS disebabkan beberapa hal,
diantaranya belum optimalnya dukungan dan keterlibatan anggota Komisi
Penanggulangan HIV dan AIDS (KPA), belum optimalnya peran instansi /
lembaga yang terkait. Anggapan bahwa masalah HIV AIDS masih
1615
9
15
20
0
5
10
15
20
25
2011 2012 2013 2014 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
55
merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan, belum terbentuknya POKJA
penanggulangan HIV AIDS dan belum adanya dukungan dan keterlibatan
masyarakat melalui Warga Peduli AIDS (WPA).
b) Penurunan TB
Tahun 2015 estimasi suspect TB sebesar 7.870 kasus dan estimasi BTA+
sebesar 10% yakni 787 kasus. Dari data tersebut tercatat capaian untuk
suspect 6.837 kasus atau 86,87% dan BTA+ 571 kasus atau 72,55%. Jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2014 tercatat 532 kasus atau 67,7%,
maka kinerja penatalaksanaan kasus TB mengalami penurunan.
Dibandingkan dengan target nasional sebesar 70%, capaian penatalaksanaan
kasus TB di Kabupaten Gorontalo belum mencapai target. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain petugas kesehatan menangani
program TB sering berpindah tempat dari puskesmas yang satu ke
puskesmas yang lain, demikian juga masalah pembiayaan yang selama lima
tahun ini hanya mengandalkan bantuan bank dunia melalui Global Fund
(GF) setiap tahun berkurang bahkan memasuki tahun 2016 tidak ada lagi
bantuan biaya tersebut. Faktor lain yang turut berpengaruh adalah perilaku
hidup masyarakat yang kurang peduli terhadap masalah kesehatan.
c) Prevalensi Penurunan Malaria
Daerah endemis malaria di Kabupaten Gorontalo terdapat di 7 (tujuh)
Kecamatan dan 12 (dua belas) Desa/Kelurahan yaitu : Kecamatan Limboto
(Kelurahan Hutuo, Dutulanaa, Kayubulan, Bongohulawa dan Kayumerah),
Kecamatan Telaga Biru (Desa Ulapato B), Kec. Telaga (Desa Dulohupa),
Kecamatan Biluhu (Desa Biluhu Barat), Kec. Dungaliyo (Desa Dungaliyo),
Kecamatan Bilato (Desa Taula’a), dan Kec. Asparaga (Desa Mohiyolo dan
Pangahu). Tahun 2015 terdapat 302 kasus atau API (Anual Paracide
Incidence) sebesar 0,84 per 1.000 penduduk, tahun 2014 terdapat 617 kasus
atau API sebesar 1,6 % per 1.000 penduduk, tahun 2013 ditemukan 845
kasus positif Malaria atau API sebesar 1,85 % per 1.000 penduduk. Data
tersebut di atas menunjukkan kinerja penatalaksanaan kasus malaria di
Kabupaten Gorontalo setiap tahun cenderung meningkat. Untuk lebih jelas
capaian kinerja tersebut selama 5 tahun terakhir dapat di lihat pada grafik
berikut:
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
56
Grafik 2.7
Prevalansi Penurunan Malaria Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Kesehatan, 2016
Capaian Indikator Kesehatan Lainnya
Capaian bidang kesehatan lainnya selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015
berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.42
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kesehatan
N
o Indikator
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%) 75,01 77,12 81,28 55,10 93,40
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)
86,99 85,14 89,55 87,41 92,53
3. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) (%) 68,78 63,90 74 83,90 97,07
4. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan (%)
100 100 100 100 100
5. Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC BTA (%) 10,24 63,14 61,50 78,78 79,34
6. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD (%)
100 100 99,18 38,18 100
7. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin (%) 65,02 73,37 40,74 33,59 51,92
8. Cakupan kunjungan bayi (%) 74,99 91,22 76,75 67,64 93,73
Sumber : DIKES Kab. Gorontalo
Tabeltersebut menunjukan bahwa dari 8 (delapan) Indikator Kinerja Kunci bidang
kesehatan, keseluruhannya mengalami peningkatan signifikan terutama pada
beberapa indikator, yakni :
1) Cakupan komplikasi kebidanan ditangani
Data tahun 2015, menunjukan bahwa adanya penanganan definitif sejumlah
1.402 ibu dari 1.501ibu dengan komplikasi kebidanan. Hal ini mengindikasikan
meningkatnya penanganan terhadap ibu dengan komplikasi kebidanan.
2) Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
4,3
2,5
1,851,6
0,84
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
57
Dari 205 desa/kelurahan, hingga Tahun 2015 terdapat 199 desa/kelurahan yang
sudah termasuk Universal Child Immunization (UCI)
3) Cakupan kunjungan bayi
Dari jumlah seluruh bayi lahir hidup pada Tahun 2015 sebanyak 6.714 bayi,
yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar dalam tiap kunjungan
sebanyak 6.293 bayi. Hal ini mengindikasikan semakin membaiknya standar
pelayanan kesehatan terhadap bayi yang melakukan kunjungan pada fasilitas
kesehatan yang tersedia
c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang berdasarkan indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 -
2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.43
Capaian Kinerja Bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo Target
Realisasi Capaian
s/d 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah panjang jalan yang
terbangun dari panjang jalan
kabupaten (Km)
223,21 51,25 34,315 50,83 52,680 84,4 223.21
Jumlah jembatan yang terbangun
dari yang terbangun (Buah) 27 10 57 6 21 7 101
Jumlah panjang sungai yang
dinormalisasi (Meter) 50 39,450 980 2.750 665 43,845
Jumlah sarana sanitasi MCK
yang terbangun panjang
jembatan yang terbangun (Buah)
225 272 71 150 81 20 594
Panjang drainase yang terbangun
(Meter) 7.000 15.981 16,707
13.807,2
1 11.531 7.650 48.986
Jumlah Dokumen Tata Ruang
(RTRW, RDTRK dan RTBL)
Yang ditetapkan (Dokumen)
5 1 1 2
Sumber : LKPJ dan Lakip Kab. Gorontalo
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 1 indikator yang tidak mencapai target
yakni penyusunan dokumen tata ruang, hal ini disebabkan hal – hal sebagai berikut :
1) Indikator sasaran RTBL Isimu : dalam hieraki tata ruang, penyusunan suatu
RTBL didahului dengan penyusunan RDTR, sementara RDTR Tibawa yang
mencakup kawasan RTBL Isimu dokumennya masih perlu direvisi mengingat
dokumen RDTR tersebut tidak sesuai lagi dengan kaidah-kaidah terbaru dalam
penyusunan RDTR. Hal inilah yang menyebabkan RTBL Isimu tidak terlaksana
karena dokumen RDTR Tibawa yang ada masih harus direvisi terlebih dahulu.
2) Indikator sasaran RTBL Telaga : penyusunan RTBL Telaga belum dapat
dilaksanakan karena harus menunggu selesainya dokumen RDTRK Telaga,
karena secara hieraki penyusunan dokumen tata ruang bahwa penyusunan RTBL
harus didahului dengan penyusunan RDTR.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
58
3) Indikator sasaran RTRW Danau Limboto : kegiatan tersebut tidak dilaksanakan
karena kawasan tersebut melintasi 2 (dua) wilayah kab/kota sehingga
kewenangan penyusunannya merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi dan
ditetapkan menjadi kawasan strategis.
Capaian Indikator Bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang Lainnya
Capaian bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruanglainnya selang Tahun 2011
sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK),
sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.44
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi
baik (Km) 627,75 671,08
2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik (%) 20,67 30,97 34,20
3 Luas Kawasan Kumuh (Km2) 1,11 0,23
4 Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah
ber HPL/HGB (Ha) 98,87
Sumber : Dinas PU Kab. Gorontalo
d. Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Perumahan Rakyat dan
Kawasan Pemukiman berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun
2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.45
Capaian Kinerja Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo Target
Realiasi Capaian s/d
2015 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah MAHYANI yang
terbangun (Buah) 500 431 4.534 1.265 1.302 819 8.411
Sumber : Bappppeda Kab. Gorontalo
Capaian ini melampaui target disebabkan Kabupaten Gorontalo memperoleh
bantuan dari Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kemenpera)
berupa bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Capaian Indikator Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Lainnya
Capaian bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman lainnya selang Tahun
2011 sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK),
sebagaimana rincian tabel berikut :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
59
Tabel 2.46
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Rumah tangga pengguna air bersih (%) 68,83 56,07 68,29
2 Lingkungan pemukiman kumuh (Km2) 1,11 0,23
3 Rumah layak huni (%) 55,77 57,23 72,45 75,40
Sumber : Dinas PU Kab. Gorontalo
e. Ketentraman Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
Capaian bidang Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat selang
Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci
(IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.47
Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Bidang Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Kegiatan pembinaan politik daerah (kali) 3 2 4 5 6
2 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan
OKP (Kali) 1 1 7 6
7
Sumber : Badan Kesbangpolinmas Kab. Gorontalo
f. Bidang Sosial
Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Sosial berdasarkan
Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.48
Capaian Kinerja Bidang Sosial Berdasarkan Indikator RPJMD
Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target
RPJMD
Realisasi Capaian
s/d 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Tersalurnya bantuan modal
usaha KUBE bagi KK
Miskin 2.100 KK 1.640 750 450 350 229 3.419
Tersalurnya UEP bagi
Korban Tindak Kekerasan
(KTK) dan Pekerja Migran
Terlantar (PMT)
150 Orang 16 26 - 90 50 181
Tersalurnya UEP bagi
Kelompok Keluarga Muda
Mandiri 25 Kelompok 213 164 181 10 8 576
Tersalurnya UEP bagi wanita
rawan sosial ekonomi 50 Orang - - 25 60 85
Tersalurnya Bantuan
Program Keluarga Harapan
bagi KK Miskin 500 KK - 5.911 5.934 5.859 5.244 5.244
Tersalurnya Jaminan Sosial
bagi orang LANSIA yang
terlantar 100 Orang 90 90 100 90 90 90
Pemenuhan Bantuan dan
jaminan hidup bagi
komunitas adat terpencil
(KAT)
60 KK 53 - 76 48 50 227
Sumber : DINSOS Kab. Gorontalo
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
60
Capaian kinerja berdasarkan tabel diatas terkait pelayanan kesejahteraan
sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Masyarakat (PMKS) baik
perorangan, keluarga, kelompok, komunitas masyarakat yang mengalami dan rentan
masalah kesejahteraan sosial mencakup kemiskinan, keterlantaran, keterpencilan,
korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskrimanasisebagaimana uraian berikut :
1) Jumlah KK miskin penerima bantuan modal usaha KUBE
Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) diarahkan bagi Fakir Miskin yakni
seseorang atau kepala keluarga yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan atau tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan
pokok atau orang mempunyai sumber mata pencaharianakan tetapi tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan
2) Jumlah RTSM yang mendapat Bantuan Program Keluarga Harapan
Program Keluarga Harapan diarahkan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin
(RTSM) dan alokasi kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran
tersebut berasal dari sumber dana dari APBN melalui Kementerian Sosial RI
3) Jumlah Korban Tindak Kekerasan (KTK) dan Pekerja Migran Terlantar yang
mendapatkan UEP
KTK adalah orang (baik individu, keluarga maupun kelompok) yang mengalami
tindak kekerasan baik sebagai akibat dari penelantaran, perlakuan alah,
eksploitasi, diskriminasi dan bentuk kekerasan lainnya.Sementara itu Pekerja
Migran Bermasalah adalah pekerja migran internal dan lintas negara yang
mengalami masalah sosial seperti kekerasan, eksploitasi, penelantaran,
pengusiran (deportasi), ketidakmampuan menyesuaikan diri ditempat kerja baru
atau dinegara tempatnya bekerja sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi
sosial.
4) Jumlah kelompok Keluarga Muda Mandiri penerima UEP
Keluarga Muda Mandiri adalah keluarga muda yang baru menikah dan tidak
mempunyai pekerjaan sehinggan memiliki kerentanan sosial dari pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnyadan alokasi kegiatan yang mendukung
pencapaian indikator sasaran tersebut berasal dari pendanaan PNPM
5) Jumlah LANSIA yang terlantar di luar Panti penerima Jaminan Sosial
Lanjut Usia Terlantar adalah seseorang berusia 60 tahun atau lebih yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani dan rohani maupun
sosial.
6) Jumlah Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang memperoleh Bantuan dan
Jaminan Hidup
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
61
Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok orang atau masyarakat yang hidup
dalam kesatuan – kesatuan sosial kecil dan bersifat lokal dan terpencil dan
masih sangat terikat pada SDA dan habitatnya secara sosial budaya terasing dan
terbelakang dibandingkan dengan masyarakat lainnya sehingga memerlukan
pemberdayaan.
Capaian Indikator Bidang Sosial Lainnya
Capaian bidang sosial lainnya selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015
berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.49
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Sosial
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1
Sarana sosial seperti panti
asuhan, panti jompo dan
panti rehabilitasi (buah)
13 13 14 14 14
2
Persentase penyandang cacat
baik fisik dan mental, serta
lanjut usia yang tidak
potensial yang telah
menerima jaminan sosial
15 3,15 64,09 56,03 24,03
3 PMKS yang memperoleh
bantuan sosial (%) 15 9,69 87,84 87,75 94,54
Sumber : Dinas Sosial Kab. Gorontalo
Berdasarkantabel diatas bahwa untuk indikator persentase penyandang cacat baik
fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan
sosial mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Hal ini
disebabkan dukungan alokasi anggaran melalui pendanaan APBN yang terkait
dengan indikator tersebut pada Tahun 2015 mengalami penurunan sehingga
berdampak pada cakupan pelayanan terhadap sasaran program. Sementara itu untuk
indikator sarana prasarana sosial mengalami peningkatan berupa 13 Panti Asuhan
dan 1 Panti Jompo dan cakupan pelayanan untuk PMKS pada Tahun 2015 juga
mengalami peningkatan dimana dari sejumlah PMKS 181.309 jiwa yang tertangani
sejumlah 171.411 jiwa
g. Bidang Ketenagakerjaan
Capaian bidang ketenagakerjaan selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun
2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
62
Tabel 2.50
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Ketenagakerjaan
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 63,68 60,70 59,16 62,20
2 Pelayanan kepersertaan jaminan sosial
para pekerja/buruh (%) 60,43 71,72 43,02 60,37
3 Pencari kerja yang ditempatkan (%) 8,80 6,80 2,91 4,43 23,72
Sumber : Dinas Nakertrans Kab. Gorontalo
Capaian kinerja berdasarkan tabel diatas terkait dengan bidang
ketenagakerjaan sebagaimana uraian berikut :
1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Pada tahun 2014, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas)
Kabupaten Gorontalo pada tahun 2014 adalah sebanyak 262.197 jiwa dan
termasuk angkatan kerja sejumlah 163.076 atau 62,20 persen. Nilai TPAK
sebesar 62,20 memiliki arti bahwa dari 100 orang usia kerja terdapat sekitar 62
atau 63 orang yang termasuk angkatan kerja.
2) Pelayanan kepersertaan jaminan sosial para pekerja/buruh (%)
Pada Tahun 2015 dari 5.319 pekerja/buruh yang sudah mengikuti program
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sejumlah 3.211 pekerja/buruh
3) Pencari Kerja Yang Ditempatkan
Pada Tahun 2015 terdapat sejumalh 194 orang pencari kerja yang ditempatkan
dari 818 pencari kerja yang mendaftar
h. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Sampai Tahun 2014, capaian kinerja Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun
2011 - 2015, dapat diuraikan sebagaimana berikut :
1) Indikator terbentuknya Kecamatan Layak Anak
Secara bertahap, 19 kecamatan telah melakukan pembentukan Kecamatan Layak
Anak melalui penetapan Surat Keptusan Bupati Gorontalo. Pencapaian ini
memperoleh respon yang positif dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan dengan menetapkan Kabupaten Gorontalo sebagai salah satu
Kota Layak Anak. Adapaun gambaran tahapan pembentukan Kecamatan Layak
Anak , sebagaimana terlihat pada grafik berikut ini :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
63
Grafik 2.8 Jumlah Kecamatan Layak Anak yang Terbentuk
2) Indikator penurunan angka kekerasan terhadap anak
Dalam menekan angka kekerasan terhadap anak selain melalui kegiatan
sosialisasi, Pemerintah Kabupaten Gorontalo telah membentuk Pusat Pelayanan
Terpadu Perlindungan Perempuan Dan Anak (P2TPA) yang melaksanakan
pelayanan konseling terhadap korban tindak kekerasan terhadap anak. Pelayanan
dilaksanakan oleh P2TPA, sebagaimana terlihat dalam grafik berikut :
Sumber : BPP-KB Kabupaten Gorontalo
Grafik 2.9 Jumlah Penanganan KDRT Terhadap Anak
Meningkatnya layanan penanganan kasus kekerasan terhadap anak hendaknya
bukanlah dimaknai suatu kinerja yang kurang, tapi seharusnya lebih dimaknai
sebagai bentuk respon pemerintah dalam menangani laporan dan aduan
masyarakat serta tumbuhnya kesadaran masyarakat khususnya korban dalam
melaporkan kasus-kasus tindak kekerasan.
3) Tersedianya infrastruktur Kota Layak Anak di Kecamatan
Salah satu indikator dalam Kota Layak Anak adalah tersedianya infrastruktur
yang mendukung tumbuh kembangnya anak. Sampai dengan Tahun 2015, telah
tersedia sejumlah fasilitas berupa :
- Rumah Aman sejumlah 1 Buah
- Tempat Bermain Anak, yang terdiri dari TK sejumlah 220 buah, Kelompok
Bermain sejumlah 267 buah, PAUD sejenis sejumlah 63 buah dan Tempat
Penitipan Anak sejumlah 15 buah
5
14 14
19
02468
101214161820
2011 2012 2013 2014
Kecamatan Layak Anak Yang Terbentuk
0 20 40 60
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
16
27
29
21
46
Jumlah KasusYang Ditangani
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
64
Capaian Indikator Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Lainnya
Capaian bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak lainnya selang
Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci
(IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.51
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Lainnya
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Partisipasi perempuan di
lembaga pemerintah 15,88 16,69 45,83 32,70 53,52
2 Angka melek huruf
perempuan usia 15tahun
keatas
94,87 94,23 99,25 98,16 99,91
(98.378 jiwa)
3 Partisipasi angkatan kerja
perempuan 44,04 38,55 37,95 42,66
Sumber : BPPKB kab. Gorontalo
Berdasarkan tabel diatas keseluruhan IKK pemberdayaan perempuan dan
perlindungan hingga Tahun 2015 mengalami peningkatanterutama pada indikator
partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan.Pada pada Tahun 2015 terdapat
15.802 pekerja perempuan, di pemerintahan sejumlah 8.458 mulai tingkat
kabupaten hingga desa/kelurahan.Sementara indikator partisipasi angkatan kerja
perempuan masih lebih rendah angka partisipasi angkatan kerja laki – laki,
salahsatunya disebabkan karena masih banyakperempuan berperan sebagai
pengurus rumah tangga
i. Bidang Pangan
Capaian bidang pangan selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015
berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana uraian berikut :
1) Regulasi ketahanan pangan
Sejak Tahun 2010 telah ditetapkan Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2010
tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.
2) Ketersediaan pangan utama
Pada Tahun 2015, berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan bahwa rata - rata
jumlah ketersediaan pangan utama per tahun (kg) sejumlah 214.277 kg
j. Bidang Pertanahan
Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang
Pertanahan dapat disampaikan capaian kinerja sebagaimana tabel berikut :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
65
Tabel 2.52
Indikator Kinerja Kunci Bidang Pertanahan
Indikator Capaian
2011 2012 2013 2014 2015 Luas Lahan yang bersertifikat
(Ha) 18.059,75 30.499,867
Penyelesaian kasus tanah
negara (Kasus) 2 5 7 3 6
Penyelesaian izin lokasi (Izin) 37 29 15 36 34
Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kab. Gorontalo
Tahun 2015 menunjukan terdapat luas lahan yang harus bersertifikat sebanyak
114.236,38 Ha dan lahan sudah bersertifikat sebanyak 30.499,87 Ha. Sementara
untuk cakupan penyelesaian kasus tanah negara yang terdaftar sebanyak 6 kasus
pada Tahun 2015 dan permohonan izin lokasi sejumlah 34 permohonan izin,
keseluruhannya telah tertangani.
k. Bidang Lingkungan Hidup
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Lingkungan Hidup berdasarkan
Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.53
Capaian Kinerja Bidang Lingkungan Hidup
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo Target
Realisasi Capaian
s/d 2015
2011 2012 2013 2014 2015
Sampah yang dapat dikelola
sesuai persyaratan teknis dan
lingkungan
50.000 M3
23.0
40
24.0
90
24.7
03,0
3
22.0
58.3
0
11.9
96,3
0
105.8
87,6
0
Penghargaan Kota Bersih
”ADIPURA”
Meraih
Adipura Meraih Adipura -
- 3 Kali
Jumlah Taman Kota 5 Buah 1 1 1 1 1 5
Sumber : BLH Kab. Gorontalo
Walaupun capaian kinerjanya melampaui target, namun terjadi penurunan capaian kinerja
pada Tahun 2015 dibandingkan capaian Tahun 2014 yakni sebesar 22.058 M3. Hal ini
disebabkan : 1) perubahan musim dari musim kemarau ke musim penghujan yang tidak bisa
diprediksi sehingga rotasi pengangkutan sampah berkurang, 2) adanya sampah tebangan
yang dibuang setelah armada pengangkutan telah mengangkut sampah dan 3) tumbuhnya
kesadaran masyarakat yang mengelola sampah secara mandiri dengan Pola 3R
Tahun 2015 untuk target pencapaian indikator kinerja ADIPURA kategori Kota Kecil,
belum dapat tercapai disebabkan oleh beberapa hal : 1) adanya penebangan pohon di
sepanjang jalan protokol sebagai imbas kegiatan pelebaran jalan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Gorontalo; 2) naiknya passing grade penilaian ADIPURA sehingga
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
66
beberapa persyaratan tidak terpenuhi, namun secara nilai absolut, Kabupaten Gorontalo
mengalami kenaikan hingga > 72 mendekati pemenuhan nilai disyaratkan
Capaian Indikator Bidang Lingkungan Hidup Lainnya
Capaian bidang lingkungan hidup lainnya selang Tahun 2011 sampai Tahun 2015
berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.54
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Lingkungan Hidup
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Pasar tradisional tergolong baik (%) 100 100 100 100 100
2 Tempat pembuangan sampah (TPS)
per satuan penduduk (M3/1.000
penduduk)
154,32 156,38 146,81 156,73 154,63
3 Penegakan hukum lingkungan 100 100 100 100 100
Sumber : BLH Kab. Gorontalo
l. Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
SampaiTahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci Bidang
Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil yang telah dilaksanakan, dapat
disampaikan capaian kinerja sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.55
Indikator Kinerja Kunci
Bidang Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Indikator Capaian
2011 2012 2013 2014 2015
Kepemilikan KTP 78,75 78,9 82,55
Kepemilikan akta kelahiran per 1000
penduduk 98,23 160,60 150,98 228,28 317,35
Penerapan KTP Nasional berbasis
NIK Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
Sumber : DKCS Kab. Gorontalo
Hingga Tahun 2015, cakupan pemilikan KTP sebesar 82,55 % atau 223. 701 jiwa
dari 270.989penduduk wajib KTP (>17 dan atau Pernah/sudah menikah).
Indikator kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk sebesar 317,35, terdapat
317 atau 318 penduduk telah memiliki akta kelahiran. Sementara indikator
penerapan KTP nasional berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK), telah
diterapkan sejak tahun 2011
m. Bidang Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana
Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang telah dilaksanakan, dapat
disampaikan pencapaian kinerja sebagaimana tabel berikut :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
67
Tabel 2.56
Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Indikator
Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014 2015
Prevalensi KB aktif (%) 77,28 84,99 83,96
Rasio Petugas Lapangan KB/Penyuluh KB
(PLKB/PKB) di setiap desa / kelurahan 1 : 4,88 1 : 4,88 1 : 5 1 : 5,12 1,512
Sumber : BPPKB Kab. Gorontalo
Rasio petugas lapangan terhadap jumlah desa/kelurahan cenderung naik, karena
berkurangnya jumlah petugas dari 42 orang pada Tahun 2011 menjadi 40 orang
pada Tahun 2014. Pengurangan terjadi karena pindah tugas sementara untuk
perekrutan baru tidak dapat dilaksanakan mengingat adanya moratorium
pengangkatan PNS
n. Bidang Perhubungan
Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang
Perhubungan yang telah dilaksanakan, dapat disampaikan pencapaian kinerja
sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.57
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Perhubungan
Indikator
Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014 2015
Rasio angkutan darat (km/unit
kenderaan) 0,008 0,014 0,08
Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Gorontalo
Peningkatan rasio angkutan darat menunjukan adanya peningkatan jumlah angkutan
darat setiap tahunnya. Pada Tahun 2015 tercatat 129.706 unit kenderaan sementara
pada Tahun 2014 tercatat 124.730 unit kenderaan.
o. Bidang Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Wajib Bidang Koperasi Usaha
Kecil dan Menengah berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun
2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.58
Capaian Kinerja Bidang Koperasi dan UKM
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target
RPJMD
Realisasi Capaian s/d
2015 2011 2012 2013 2014
Fasilitasi modal usaha
UMKM
1.108
UMKM 4.777 5.150 3.655 4.331 181 17.913
Prosentase koperasi yang
sehat dan berkembang 75 % 79,50 84,23 91,16 58,04 77,31 77,31
Penguatan modal simpan
pinjam koperasi/UKM
(Koperasi/UKM)
50 15 5 24 9 53
Sumber : Dinas Koperindag UKM Kab. Gorontalo
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
68
Indikator kinerja yang sangat signifikan capaian kinerjanya adalah fasilitasi modal
usaha bagi UMKM.Capaian tersebut dikontribusi oleh dukungan pendanaan melalui
kegiatan Kredit Usaha Rakyat pada beberapa bank nasional. Sementara capaian
kinerja indikator jumlah koperasi sehat dan berkembang sebesar 77,31 %.Dari
jumlah koperasi 238 koperasi, yang aktif sejumlah 184 koperasi
Capaian Indikator Bidang Koperasi dan UKM Lainnya
Capaian bidang koperasi dan UKM lainnya selang Tahun 2011 sampai Tahun 2015
berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.59
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Koperasi dan UKM
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Usaha Mikro dan Kecil 16.874 30.389 32.867
Sumber : Dinas Koperindag UKM Kab. Gorontalo
Jumlah Usaha kecil dan Menengah (UKM) hingga Tahun 2015 sebanyak 32.867
unit usaha dan mengalami peningkatan bila dibandingakan dengan Tahun 2014
yang hanya sejumlah 30.389 unit usaha
p. Penanaman Modal
Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci Urusan Wajib
Bidang Penanaman Modal yang telah dilaksanakan, dapat disampaikan capaian
kinerja sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.60
Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Penanaman Modal
Indikator Capaian
2011 2012 2013 2014 2015
Nilai realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (Rp. Milyar) 56,48 212 217 109.74 195.89
Sumber : Bagian ekonomi dan PM
Peningkatan nilai realisasi penanaman modal di Kabupaten Gorontalo menunjukan
tingginya minat investasi di Kabupaten Gorontalo yang memiliki potensi
sumberdaya alam yang dapat dikembangkan serta dukungan fasilitasi Pemerintah
Daerah terhadap investor yang melakukan kegiatan usahanya di Kabupaten
Gorontalo
q. Bidang Kebudayaan
Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci Urusan Wajib
Bidang Kebudayaan yang telah dilaksanakan, dapat disampaikan capaian kinerja
sebagaimana tabel berikut :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
69
Tabel 2.61
Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Kebudayaan
Indikator Capaian
2011 2012 2013 2014 2015
Penyelenggaraan festival seni dan budaya 24 kali 29 kali 41 Kali 13 kali 13 kali
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 6 buah 7 buah 7 buah 11
buah
11
buah
Sumber : Dinas Pariwisata Kominfo Kab. Gorontalo
Penyelenggaraan festival seni dan budaya difasilitasi melalui Dinas Pariwisata
Budaya Komunikasi dan Informatika dan Bagian Kesejahteraan berupa Festival
Danau Limboto, Festival Hadra. Keduanya di anggap memberikan kontribusi
terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisata
r. Bidang Kepemudaan dan Olahraga
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Wajib Bidang Kepemudaan
dan Olahraga berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 -
2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.62
Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Kepemudaan dan Olahraga
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga
Upaya Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam menumbuhkan jiwa wirausaha bagi
kelompok pemuda berupa pemberian modal usaha bagi Kelompok Usaha Pemuda
Produktif melalui Dinas Pemuda dan Olahraga, fasilitasi usaha bagi Karang Taruna
maupun melalui pemberian peralatan kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga lebih diarahkan pada lima
cabang olahraga unggulan yakni cabang olahraga sepak bola, sepak takraw,
bulutangkis, tenis meja dan bela diri. Pada tahun 2011 atlit Kabupaten Gorontalo
membawa nama Provinsi Gorontalo berhasil menyumbangkan 2 medali emas di
cabang olah raga Karate dan Anggar, dan medali perak pada cabang olahraga sepak
takraw. Disamping capaian prestasi diatas, Pemerintah Kabupaten Gorontalo pada
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target
RPJMD
Kondisi
Awal
(2010)
Realisasi Capaian
s/d 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Terwujudnya Sumber Daya
Pemuda Yang Mandiri dan
Berkualitas
100
Kelompok 50 53 7 6 39 18 123
Jumlah sarana dan prasarana
serta fasilitas olahraga yang
representative
29 Buah 14 2 10 2 6 4 38
Jumlah atlit-atlit yang
berprestasi ditingkat nasional
dan internasional
125 Atlit 97 47 71 5 11 26 160
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
70
Tahun 2015 mengirimkan atlit Sepak Takraw mewakili Indonesia Ke Thailand, dan
atlit Tennis Meja mewakili Indonesia ke China.
Capaian Indikator Bidang Kepemudaan dan Olahraga Lainnya
Capaian bidang kepemudaan dan olahraga lainnya selang Tahun 2011 sampai
dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana
rincian tabel berikut :
Tabel 2.63
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kepemudaan dan Olahraga
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah lapangan olahraga 266 465 472
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Kab. Gorontalo
Fasilitas lapangan olahraga sejumlah 472 buah tersebar di 19 kecamatan dan desa
yang didominasi lapangan sepak bola, bulutangkis dan takraw yang merupakan
cabang olahraga unggulan di Kabupaten Gorontalo
s. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan desa
Capaian bidang pemberdayaan masyarakat dan desa selang Tahun 2011
sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK),
sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.64
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan desa
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 PKK aktif (%) 100 100 100 100 100
2 Posyandu aktif (%) 100 100 100 100 100
Sumber : BPM-PEMDES Kab. Gorontalo
Jumlah kelembagaan PKK mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan hinggga desa
dan kelurahan sebanyak 225 lembaga yang melaksanakan program kesejahteraan
keluarga. Sementara itu kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
berupa POSYANDU hingga Tahun 2015 berjumlah 472 buah.
t. Bidang Kearsipan
Capaian bidang kearsipan selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015
berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.65
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kearsipan
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Penerapan pengelolaan arsip
secara baku(%) 60,61 16,3 56,90 57,7 57,7
2 Kegiatan peningkatan SDM
pengelola kearsipan 1 kali 4 kali 3 Kali 2 Kali 2 Kali
Sumber : Kantor Perpustakaan Kab. Gorontalo
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
71
Hingga Tahun 2015, dari 52 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada
Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang sudah sudah menerapkan pengelolaan arsip
secara baku berjumlah 30 SKPD
u. Bidang Komunikasi dan Informatika
Capaian kinerja bidang komunikasi dan informatika selang Tahun 2011
sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK),
sebagaimana rincian tabel berikut :
Tabel 2.66
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Komunikasi dan Informatika
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Web site milik
pemerintah daerah
Ada www.gorontaloka
b.go.id
Ada www.gorontaloka
b.go.id
Ada
www.goro
ntalokab.g
o.id
Ada www.gorontalo
kab.go.id
Ada www.gorontalo
kab.go.id
2 Pameran/expo 3 Kali 3 Kali 3 kali 6 Kali
Sumber : Dinas Pariwisata, Bagian Ekonomi Kab. Gorontalo
Pada Tahun 2015, pameran/expo yang diikuti oleh Pemerintah Kabupaten
Gorontalo baik skala nasional dan regional sejumlah 6 kali, dan hal ini dilakukan
dalam rangka mempromosikan potensi dan peluang pengembangan invenstasi di
Kabupaten Gorontalo
v. Bidang Statistik
Capaian kinerja bidang statistik selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun
2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut
:
Tabel 2.67
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Statistik
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Buku ”kabupaten dalam angka” Ada Ada Ada Ada Ada
2 Buku ”PDRB kabupaten” Ada Ada Ada Ada Ada
Sumber : Bappppeda Kab. Gorontalo
Data dan informasi statistik berkualitas tidak saja menjadi tujuan pemerintah tetapi
juga dibutuhkan oleh kalangan swasta, perguruan tinggi dan masyarakat untuk
pengembangan usaha dan kebutuhan lainnya. Oleh sebab itu ketersediaan data dan
informasi statistik yang handal merupakan salah satu kunci keberhasilan
perencanaan. Dokumen Kabupaten Dalam Angka dan PDRB Kabupaten yang
dihasilkan oleh BPS menjadi referensi dalam tahapan perencanaan baik pada
tahapan penyusunan dan pelaksanaan evaluasiprogram pembangunan di Kabupaten
Gorontalo.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
72
w. Bidang Perpustakaan
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Perpustakaan berdasarkan
Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.68
Capaian Kinerja Bidang Perpustakaan
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo Target
Realisasi Capaian
s/d 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Prosentase minat baca penduduk
usia sekolah dan usia produktif
(%)
30% 11,03 14,26 25,14 29,68 34,09 34,09
Sumber : Kantor Perpustakaan Kab. Gorontalo
Tahun 2015, persentase minat baca penduduk di Kabupaten Gorontalo sebesar
34,90 %, dan angka ini mengalami kenaikan sebesar5,22 point dari capaian tahun
2014 yang hanya sebesar 29,68. Berdasarkan data Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah hingga akhir Tahun 2015 tercatat sejumlah 109.031 kunjungan ke
perpustakaan daerah
Capaian Indikator Bidang Perpustakaan Lainnya
Capaian bidang perpustakaan lainnya selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun
2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel
berikut:
Tabel 2.69
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Perpustakaan
No Indikator Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Koleksi buku yang tersedia di
perpustakaan daerah (%) 12,05 58,83 58,83 472
2 Jumlah kunjungan ke perpustakaan 26.595 22.645 1.257 19,89 109.031
Sumber : Kantor Perpustakaan Kab. Gorontalo
Beberapa faktor pendukung yang menunjang dalam peningkatan minat baca
penduduk, adalah sebagai berikut :
1) Penyediaan koleksi bahan pustaka tahun 2015 meningkat sebesar 181,65% dari
target 70% dari SNI sebesar (12.500 judul) untuk jumlah koleksi bahan pustaka
kantor perpustakaan s.d tahun 2015 sebesar 8.980 judul
2) Penganekaragaman bahan pustaka melalui penambahan koleksi bahan pustaka
sebanyak 1.095 judul buku yang terdiri dari buku Ilmu pengetahuan umum
(fisik dan non fisik) dan koleksi terbitan berkala sebanyak 409 judul yang terdiri
dari majalah anak, majalah dewasa dan majalah Iptek.
3) Meningkatkan promosi minat baca, terbitan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pedesaan dan tenaga teknis perpustakaan (pustakawan)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
73
2. Fokus Layanan Urusan Pilihan
Capaian kinerja urusan pilihan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD)Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 – 2015, sebagaiamana uraian
berikut :
a. Bidang Kelautan Perikanan
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Kelautan dan Perikanan berdasarkan Indikator
RPJMD 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.70
Capaian Kinerja Bidang Kelautan dan Perikanan
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Sumber : DKPP Kab. Gorontalo
Produksi perikanan tangkap pada tahun 2015 adalah sebesar 17.259,2 Ton/Tahun
dan angka menurun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016. Kondisi ini
diakibatkan sebagian armada penangkapan ikan (> 5 GT) beroperasi di Kota Bitung
sehingga hasil produksinya tidak tercatat akibat kapal – kapal tersebut melakukan
kegiatan bongkar muat ikan di Bitung.
Produksi perikanan budidaya di pada Tahun 2015 mencapai 5.923,85 Ton/Tahun
dan capain produksi ini tidak memenuhi target RPJMD yakni 15.073 Ton/Tahun
sehingga capain kinerja indikator ini hanya 39,30 %. Tidak tercapainya target ini
disebabkan oleh beberapa hal utama :
1) Degaradasi lingkungan di Danau Limboto akibat sedimentasi, blooming gulma,
reklamasi pemukiman penduduk yang menyebabkan menurunnya kualitas
lingkungan yang berdampak terhadap penurunan produksi ikan yang
menggunakan metode KJA yang berada di Danau Limboto
2) Imbas anomali cuaca yang berimplikasi terjadinya musim kemarau sangat
panjang sehingga sangat berdampak pada kegiatan budidaya ikan di kolam
3) Adanya serangan bakteri menyerang ikan dibudidayakan di KJA akibat dari
menurunnya kualitas lingkungan di Danau Limboto
4) Minimnya dukungan alokasi anggaran untuk pengembangan budidaya
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target RPJMD Kondisi
Awal
(2010)
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan produksi perikanan
tangkap
22.421 Ton/Tahun 12.110
10,89
9 16,904.7 20,309.8 26,579.2
17.25
9,2
Peningkatan produksi hasil budidaya
perikanan
15.073 Ton/Tahun 5.803 5,083 6,221.80 5,665.11 5,814 5.923,
85
Pembentukan POKWASMAS 6 Kelompok 1 1 1 2 1
Penurunan kasus ilegal fishing 0 kasus 2 0 2 1 0 0
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
74
b. Bidang Pertanian
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang Pertanian berdasarkan
Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.71
Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Pertanian
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Sumber : Dinas Pertanian, BKP, BP4K
Tahun 2015 tercatat produksi padi sejumlah 166.680 Ton/Tahun sementara pada
Tahun 2014 produksi padi sejumlah 163.910 Ton/Tahun sehingga terjadi
peningkatan produksi sebesar 1,69 % dari target yang ditetapkan sebesar 5 %
pertahun. Kondisi ini disebabkan adanya musim kemarau sepanjang Tahun 2015
yang mengakibatkan sebagian besar aktifitas pertanian tanaman pangan khususnya
padi yang mengandalkan irigasi tidak bisa melakukan penanaman dan sebagian
lainnya mengalami gagal
c. Bidang Kehutanan
Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang Kehutanan
berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.72
Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Kehutanan
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target
RPJMD
Kondisi
Awal (2010)
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan produksi pertanian
5.0 Ton/Tahun < 5 7.5 7.5 5.7 6.8 1,69
Pembuatan jalan usaha tani 121 Km 72,1 7,765 25,039 43,526 59,659 5,58
Peningkatan jalan usaha tani 60 Km 26,5 44,977 24,666 29,389 29,546 10,4
Pembuatan JITUT 18,626 Meter 7.478 3,184.57 2,154 2,069 4,811.80 276
Pembuatan JIDES 14,400 Meter 7.200 8.209,9 9.959 3.197 12.964 6.723
Percetakan sawah 500 Ha 353,68 300 250 100
Pembangunan embung 5 Buah 5 6 5 4 12
Jumlah Desa Mandiri Pangan 25 Desa 3 3 4 6 8 4
Peningkatan produksi
- Daging (Kg) 2,127,375 1.711.644 1.979.800,45 2,311,129 2,337,434.80 2.928.136
- Telur (Butir) 762,120 610.981 1.653.701,17 1,540,969 1,882,155.22 1.900.898
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target
RPJMD
Kondisi
Awal
(2010)
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan jumlah lahan,
hutan dan daya dukung DAS
yang direhabilitasi (Ha)
27,400 5.000 3,700 5,625 3,927 3,228 450
Optimalisasi peran masyarakat
dalam penghijauan
lingkungan (Pohon)
135,000 25.000 1.990.17
4
2.679.33
5
1.734.00
0 513.000 1.760
Penertiban kasus ilegal
loging (Titik Rawan) 36 11 9 7 17 7
Penertiban kasus
perambahan Hutan (Titik
Rawan)
42 6 6 8 19 10
Penertiban kasus kebakaran 42 5 5 9 9 15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
75
Sumber : Dishutamben Kab. Gorontalo
Pencapaian kinerja untuk indikator optimalisasi peran masyarakat dalam
penghijauan lingkungan,selain dukungan masyarakat, swasta dan stakeholder
lainnya juga dikontribusi melalui berupa kegiatan “One Billion Indonesian Tress
(OBIT) juga karena dukungan alokasi anggaran baik melalui APBD Kabupaten
Gorontalo, dukungan penganggaran APBN melalui DIPA BPDAS Bone Bolango.
d. Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang Energi dan
Sumberdaya Mineral berdasarkan indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun
2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.73
Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Sumber : Dishutamben Kab. Gorontalo
Penyediaan sarana prasarana berupa listrik tenaga surya diarahkan untuk
meningkatkan ketersediaan khususnya listrik terhadap daerah yang secara geografis
berada di wilayah terpencil dan belum tersedia jaringan listrik melalui PLN.
e. Bidang Perdagangan
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang
Perdaganganberdasarkan indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 -
2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
hutan(Titik Rawan)
Penertiban kasus
pertambangan tanpa izin (Titik
Rawan)
27 6 6 6 14 6
Pembuatan Hutan Tanaman
Rakyat (Ha) 11,290 480.5 637.5 637.5
Jumlah kelompok tani lebah
madu yang dibina
(Kelompok)
5 2 2 2
Pemanfaatan hasil hutan
- Kayu (Ton) 1,160 2,702.60 1,464.45 868.84 582.01 71,18
- Rotan (Ton) 7,500 480 460 460 180 180
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target
RPJMD
Kondisi
Awal
(2010)
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah sarana dan prasarana di
bidang energi yang dibutuhkan
masyarakat
- PLTS (Unit) 1.000 35 15 276 6 593
- PLTMH (Unit) 2 1 1 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
76
Tabel 2.74
Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Perdagangan
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
Sumber : Dinas Koperindag UKM Kab. Gorontalo
Seiring hadirnya pusat perbelanjaan berskala menengah dan modern di Kabupaten
Gorontalo, membuat kondisi pasar tradisional terancam. Untuk mempertahankan
eksistensi pasar tradisional, maka Pemerintah Kabupaten Gorontalo membenahi dan
memperbaiki pelayanan, kebersihan dan penataan pasar agar tetap diminati oleh
para konsumen atau pembeli.
f. Bidang Perindustrian
Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang
Perindustrianberdasarkan indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 -
2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.75
Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Perindustrian
Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015
S
u
Sumber : Koperindang UKM Kab. Gorontalo
Industri kecil menengah atau biasa disingkat IKM adalah jenis usaha sangat
berkembang pada tahun-tahun terakhir. Industri kecil menengah adalah jenis
industri bertahan pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia, karena menyerap
tenaga kerja dalam jumlah besar. Belum tercapainya indikator pembentukan sentra-
sentra industri di kecamatan, disebabkan karena minimnya alokasi anggaran APBD
untuk intervensi program
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target
RPJMD
Kondisi
Awal
(2010)
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Pembangunan / Penataan Pasar 10 Buah 12
Buah 6 4 11 8 5
Indikator RPJMD
Kabupaten Gorontalo
Target
RPJMD
Kondisi
Awal
(2010)
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah kelompok IKM (Pisang,
kacang dan produk lokal lainnya)
yang dikembangkan
50 IKM 10 IKM 30 12 12 5 19
Jumlah sentra-sentra industry kecil
dan menengah yang berbasis
teknologi
17 Sentra 7 Sentra 2 4 3 5 1
Jumlah IKM yang dibina dan
difasilitasi 125 IKM 75 IKM 18 16 30 10 32
Jumlah kecamatan yang membentuk
Sentra-sentra Industry Kecamatan 18 Kec. 2 Kec. 2 2 10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
77
Capaian Indikator Kinerja Urusan Pilihan Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci
(IKK)
Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) untuk Urusan Pilihan
selang Tahun 2011 – 2015, adalah sebagaimana uraian berikut :
Tabel 2.76
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Pilihan URUSAN 2011 2012 2013 2014 2015
Kelautan dan Perikanan
Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) 34 33,6 34,74 40,07 42,00
Pertanian
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
per hektar (Ton/Ha) 3,67 4,01 3,84 3,81 4,37
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (%) 38,77 38,50 38,20 38,29
Kehutanan
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%) 8,9 10,69 12,87 17,97 20,17
Kerusakan Kawasan Hutan (%) 89,11 79,93 79,93 79,93 58,40
Energi dan SDM
Penambangan Liar yang ditertibkan (%) 19,26 37,82 32,51 87,15 87,15
Pariwisata
Kunjungan wisata (orang) 40.204 24.909 117.262 110,270 133.976
Industri
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB (%)* 4,13 % 4,17 4,32 4,49
Pertumbuhan Industri (%) 39,65 8,18 10,15 6,24
Perdagangan
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB (%) 7,92 8,09 8,31 8,47
Ekspor Bersih Perdagangan NA
$
5.583.115,
00
Transmigrasi
Transmigran swakarsa 0 0 0 0
Sumber : LPPD Kab. Gorontalo
Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Urusan Pilihan yang
diukur dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) menujukan peningkatan cukup
signifikan dari tahun ke tahun. Khususnya pada indikator kunjungan wisata. Hal ini
bisa menjadi peluang bagi Pemerintah Daerah serangkaian kebijakan Pemerintah Pusat
yang menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta wisatawan nusantara
Untuk bidang transmigrasi perlu dilakukan upaya – upaya untuk mendorong
pelaksanaan transmigrasi swakarsa,mengingat transmigrasi jenis inilah diharapkan
pemerintah. Transmigrasi swakarsa/spontan adalah transmigrasi yang diselenggarakan
atas biaya sendiri dengan bimbingan dan fasilitas dari pemerintah. Upaya ini bisa
menjadi alternatif solusi dalam penanggulangan kemiskinan. KK Miskin yang akan
menjadi transmigrasi swakarsa kedepannya diharapakan akan mampu memanfaatkan
sumberdaya yang telah difasilitasi oleh pemerintah berupa fasiltas rumah, lahan
pertanian, layanan dasar (sarana pendidikan dan kesehatan) sebagai modal untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
78
D. ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah dilihat dari capaian indikator kemampuan ekonomi daerah,
fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.
1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Angka konsumsi RT per kapita adalah rata-rata pengeluaran konsumsi
rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk
untuk makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Makanan mencakup
seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, dan rokok. Bukan
makanan mencakup pakaian dan alas kaki; perumahan, perkakas, perlengkapan,
dan penyelenggaraan rumah tangga; kesehatan dan pendidikan; transportasi,
komunikasi, rekreasi, dan budaya; hotel dan restoran; dan lainnya..
Rata-rata konsumsi per kapita terus meningkat dari tahun ke tahun, baik
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010. Melimpahnya
penawaran dan persediaan berbagai jenis barang dan jasa di pasar domestik
(termasuk yang berasal dari impor) turut menjadi pemicu meningkatnya belanja
untuk konsumsi, termasuk konsumsi rumah tangga.
Tabel 2.77
Pengeluaran Konsumsi RT Per Kapita Tahun 2010 - 2014
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga Perkapita (Ribu Rp)
a. ADHB
b. ADHK
8.738,67
8.738,67
9.708,04
9.231,61
10.770,42
9.733,75
11.934,84
10.293,21
13.303,59
10.912,46
Sumber : PDRB Menurut Pengeluaran, BPS Kabupaten Gorontalo 2015
b. Nilai Tukar Petani (NTP)
Nilai Tukar Petani (NTP) menggambarkan tingkat kesejahteraan petani,
karena mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual
petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses
produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. Jika NTP lebih besar dari
100 maka periode tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun
dasar.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
79
Tabel 2.78
Nilai Tukar Petani Tahun 2010 – 2014 (Proxi Provinsi)
NTP Per Sub Sektor Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Nilai Tukar Petani (NTP)
a. Pertanian Tanaman Pangan
b. Holtikultura
c. Tanaman Perkebunan Rakyat
c. Peternakan
d. Perikanan
- Perikanan Tangkap
- Perikanan Budidaya
104,08
93,35
114,16
130,88
93,34
106,79
105,11
113,56
102,34
91,77
110,33
129,87
91,37
105,73
104,69
110,10
110,72
88,58
113,60
123,96
88,64
107,73
108,46
104,48
101,33
96,43
113,82
97,71
102,47
100,11
102,84
92,08
102,43
98,30
123,60
94,10
101,09
99,64
103,09
90,03
Sumber : Nilai Tukar Petani BPS Prov. Gorontalo 2011;2012;2013;2014;2015
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa rata – rata Nilai Tukar Petani
(NTP) pada Tahun 2015berada di angka 102,43, hal mengindikasikan bahwa nilai
yang diterima oleh petani lebih besar dari nilai yang diterima. Jika dilihat dari NTP
berdasarkan sub sektor terlihat bahwa NTP sub sektor
holtikultura(123,60),peternakan (101,09) dan perikanan untuk perikanan
tangkap(103,09) berada pada nilai > 100, hal mengindikasikan tingkat
kesejahteraan petani pada sub sektor tersebut lebih tinggi dari sub sektor lainnya.
c. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita
Berdasarkan PDRB menurut pengeluaran tahun 2010 s.d. 2014,pada
struktur konsumsi akhir rumah tangga Kabupaten Gorontalo, terlihat bahwa
konsumsi bukan makanan lebih tinggi dibandingkan konsumsi makanan,
sebagaimana terinci dalam tabel berikut:
Tabel 2.79
Persentase Konsumsi RT untuk Non Pangan (%) Tahun 2010 - 2014
Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Persentase Konsumsi RT untuk pangan
(%)
a. ADHB
b. ADHK
30,52
30,52
29,73
29,66
29,53
28,83
28,67
28,09
27,73
27,52
Persentase Konsumsi RT untuk non
pangan (%)
a. ADHB
b. ADHK
34,23
34,23
34,34
34,41
34,44
34,35
34,14
34,35
33,19
34,32
Sumber : PDRB Menurut Pengeluaran 2014.BPS, 2015
Proporsi konsumsi di atas, menunjukkan tarik-menarik antara kebutuhan
rumah tangga atas makanan dan non-makanan masih kuat. Pengeluaran untuk
kebutuhan non-makanan menjadi semakin penting sebagai akibat dari perubahan
dan pengaruh tatanan ekonomi sosial dalam masyarakat. Pengeluaran tersebut
diantaranya meliputi: biaya untuk pendidikan, pembelian alat dan perlengkapan
elektronik, pembelian alat transportasi, jasa komunikasi, jasa transportasi, jasa
kesehatan, perjalanan wisata, restoran, sewa bangunan tempat tinggal, jasa hiburan,
dan sebagainya
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
80
Sementara itu dari rata - rata pengeluaranper bulan pendudukKabupaten
Gorontalo di tahun 2014masih didominasioleh pengeluaran makanansebesar Rp
302.419 perkapita per bulan dan pengeluaran non makanansebesar Rp 268.469
perkapitaperbulan sebagaimana tergambar dalam grafik berikut :
Grafik 2.10
Pengeluaran Rata-rata Perkapita Per Bulan Menurut Komoditas
di Kabupaten Gorontalo (Rupiah), 2012 - 2014
Sumber : Kabupaten Dalam Angka. BPS Kabupaten Gorontalo, 2015
d. Produktivitas Total Daerah
Produktivitas total Kabupaten Gorontalo selama tahun 2010 - 2014
menunjukkan kenaikan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.80
Produktivitas Total Daerah Kabupaten Gorontalo, Tahun 2010-2014
Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**
Nilai PDRB (Miliar Rp)
a. Atas Dasar Harga Berlaku 4.820,74 5.461,62 6.114,46 6.950,44 7.945,45
b. Atas Dasar Harga Konstan 2010 4.820,74 5.193,09 5.594,79 6.028,62 6.496,91
Angkatan Kerja (Orang) 163.587 158.768 153.729 148.647 163.076
a. Bekerja 156.432 152.582 148.705 141.271 156.738
b. Pengangguran Terbuka 7.155 6.204 5.024 7.376 6.338
Produktivitas Total Daerah (Juta Rp)
a. Atas Dasar Harga Berlaku 30,817 34,400 39,774 46,758 48,722
b. Atas Dasar Harga Konstan 2010 30,817 32,709 36,394 40,557 39,840 Sumber : PDRB Kabupaten Gorontalo 2014, BPS 2015 * angka semntara; ** angka sangat sementara
Struktur perekonomian Kabupaten Gorontalo masih didominasi oleh
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal ini ditunjukkan peranan sekto tersebut
mencapai hingga lebih dari 30 persen dari total PDRB Kabupaten Gorontalo.
Sumbangan terbesar kedua memberi peran perekonomian Kabupaten Gorontalo
adalah kategori Konstruksi. Posisi berikutnya diduduki oleh kategori Transportasi
dan Pergudangan, kemudian kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor, kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib. Sementara, peran kategori lainnya di bawah 5 persen
42
1.3
52
50
9.8
28
57
0.8
88
22
1.8
82
25
1.1
32
30
2.4
19
19
9.4
70
25
8.6
96
26
8.4
69
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Pengeluaran PerKapita Sebulan
Konsumsi Makanan
Konsumsi NonMakanan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
81
Tabel 2.81
Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), 2010─2014, BPS 2015
Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 39,82 38,77 38,50 38,20 38,29
B Pertambangan dan Penggalian 2,15 2,15 2,11 2,01 1,95
C Industri Pengolahan 4,06 4,13 4,17 4,32 4,49
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,10 0,09 0,08 0,07 0,07
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
F Konstruksi 16,32 16,52 16,18 15,89 15,6
G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,70 7,92 8,09 8,31 8,47
H Transportasi dan Pergudangan 7,46 7,65 7,93 8,66 8,99
I Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 2,01 1,96 1,92 1,97 1,92
J Informasi dan Komunikasi 2,91 2,89 2,85 2,70 2,57
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,63 3,90 4,13 3,97 3,89
L Real Estate 0,97 0,98 1,04 1,05 1,02
M,N Jasa Perusahaan 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07
0 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,70 5,80 5,68 5,39 5,19
P Jasa Pendidikan/Education 2,84 2,95 3,08 3,19 3,23
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,62 2,65 2,67 2,76 2,77
R,S,T,U Jasa lainnya 1,61 1,55 1,48 1,42 1,38
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
2. Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur
Kondisi sarana dan prasarana/infrastruktur, dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.82
Indikator Fasilitas Wilayah Tahun 2010 – 2015
No Indikator Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1
Rasio panjangjalan per jumlah
kendaraan a. Panjang jalan (negara,
provinsi dan kabupaten)
b. Jumlah kenderaan
c. Rasio
1.566,76
202.432
0,007
1.701,84
202,227
0,008
1.740,14
202,227
0,008
1 799.02
124.730
0,014
1 799.02
129.706
0,08
2 Jumlah orang yang terangkut
angkutan umum 1.950.640 1,950,732 1,152,184 1.626.696 1.671.444
9 Jenis dan jumlah bank dan cabang-
cabangnya NA NA NA 7 8
10 Jenis dan jumlah perusahaan
asuransi 0 0 0 0 0
12
Ketersediaan daya listrik
a. Jumlah pelanggan b. Daya tersambung (KVA)
c. Listrik terjual (MWh)
NA NA
NA
NA NA
NA
50.068 41.325,45
5.582
56.109 45.546
6.777
13 Persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik NA NA 88,05 91,59
14
Persentase penduduk yang
menggunakan:
a. Hand Phone (%) b. Telepon (%)
NA NA
NA NA
74,97 1,24
NA NA
15 Jumlah restoran 61 61 65 65 65
16 Jumlah penginapan/ hotel 10 12 14 14 14
Sumber : Data diolah dari berbagai sumber, (*LPPD; ** KDA, INKSESRA BPS, ***Laporan MDGs)
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Status jalan menurut kewenangan dan
sumber pembiayaan dibedakan dalam 3 (tiga) kelompok, jalan negara, jalan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
82
provinsi, dan jalan kabupaten/kota. Pada tahun 2014 total Jalan Kabuaten di
Kabupaten Gorontalo sepanjang 1.595,61 km.
Tabel 2.83
Data Kondisi Jalan di Kabupaten Gorontalo
No Indikator Tahun
2010 2015
1 Panjang Jalan di Kabupaten Gorontalo Menurut Pemerintahan yang Berwenang (Km)
a. Jalan Negara 75,42 75,42
b. Jalan Provinsi 127,99 127,99
c. Jalan Kabupaten 1.498,43 1.595,61
2 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan (Km)
a. Aspal 621,76 556.5
b. Kerikil 200,85 267.69
c. Tanah 726,99 760,99
d. Lainnya 10,44
3. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan (Km)
a. Baik 649,83 627,75
b. Rusak Sedang 127,82 198,53
c. Rusak Berat 771,95 769,33
Sumber :Kabupaten Dalam Angka, BPS 2015; Dinas PU, 2016
Sebagai akomodasi dalam dunia pariwisata, peran hotel, penginapan,
restoran dan rumah makan sangatlah besar. Di tahun 2014 jumlah hotel/penginapan
di Kabupaten Gorontalo sebanyak 14 buah.
Tabel 2.84
Jumlah Pesawat dan Penumpang melalui Bandar Udara
No
Tahun
Pesawat Penumpang
Berangkat Tiba Berangkat Tiba
1 2010 1.311 1.311 142.510 140.44
2 2014 1.900 1.900 202.451 201.950
Sumber :Provinsi Dalam Angka, BPS Provinsi Gorontalo, BPS 2010; 2015
Tabel 2.85
Arus Lalu Lintas Barang melalui Bandar Udara Jalaludin
No
Tahun
Kargo (Kg) Bagasi (Kg)
Bongkar Muat Bongkar Muat
1 2010 1.730.682 798.849 2.537.734 1.638.303
2 2014 1.004.340 900.411 1.687.059 1.372.329
Sumber :Provinsi Dalam Angka, BPS Provinsi Gorontalo, BPS 2010; 2015
Keberadaaan Bandar Udara Djalaludin sebagai satu – satunya Bandara di
Provinsi Gorontalo dari tahun ketahun menunjukan pertumbuhan yang cukup
signifikan baik dari peningkatan jumlah penumpang maupun arus barang baik yang
masuk maupun keluar Gorontalo
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sudah menjadi
keniscayaan dalam kehidupan sehari – hari masyarakat telah mendorong hadirnya
beberapa provider nasional seperti Telkomsel, untuk menawarkan layanan internet.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
83
Tabel 2.86
Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Internet Broadband (Speedy)
No
Tahun
Tahun
2013 2014
1 Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Internet
Broadband (Speedy) 3.157 4.150
Sumber :Provinsi Dalam Angka, BPS Provinsi Gorontalo, BPS 2010; 2015
3. Fokus Iklim Berinvestasi
Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu
prioritas untuk mewujudkan stabilitas penyelenggaraaan pemerintahan terutama di
daerah. Pemerintahan Daerah dapat terselengggara dengan baik apabila pemerintah
dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan
masyarakat serta menanggulangi kriminalitas.
Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan
tantangan berat bagi Pemerintah Kabupaten Gorontalo, karena menyangkut beberapa
peraturan baik di tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim, investasi dilakukan
pemerintah daerah untuk menyikapi perbaikan di bidang peraturan perundang-
undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan birokrasi. Kondisi
iklim investasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.87
Indikator Iklim Investasi
Tahun 20011 - 2015 Kabupaten Gorontalo
No Indikator Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 Angka kriminalitas 19,25 18,9 19,02 21,67 29,2
2 Jumlah demo (kali) 5 6 8 11 9
3 Jumlah dan macampajak dan
retribusidaerah 6 9 10 10 10
Sumber : data diolah dari berbagai sumber, 2015
4. Fokus Sumber Daya Manusia
a. Kualitas Tenaga Kerja
Jumlah penduduk usia kerja termasuk angkatan kerja di kabupaten
Gorontalo pada Tahun 2014 adalah sebesar 163.076 jiwa. Menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan, angkatan kerja di kabupaten Gorontalo pada tahun
2014 sebagian besar adalah tamatan SD kebawah. Angkatan kerja yang
pendidikan tertingginya tamat SD mencapai 28,47 % sedangkan yang tidak /
belum pernah sekolah dan tidak tamat SD tercatat masih cukup besar mencapai
45,07 % dari total angkatan kerja, sebagaiama terlihat dalam gambar berikut :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
84
Gambar 2.4
Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Kabupaten Gorontalo, Agustus, 2014 (Persen)
Sumber : Sakernas 2014, BPS Kabupaten Gorontalo
b. Ratio Ketergantungan (Dependency Ratio)
Rasio ketergantungan atau angka beban tanggungan penduduk Kabupaten
Gorontalo tahun 2015 mencapai angka 49,28%, ini berarti bahwa setiap 100
orang yang berusia produktif harus menanggung kurang lebih 49 orang usia
belum produktif (usia 0-14 tahun) dan usia tidak produktif (65 keatas). Kondisi
struktur umur penduduk dan rasio ketergantungan, dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.5 : Struktur Umur dan Rasio Ketergantungan
Kabupaten Gorontalo, 2010 – 2015