a. aspek geografis dan demografis 1. karakteristik lokasi …eplanningkabgor.id/rpjmd/2. bab ii...

76
A. ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS 1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Gorontalo, daerah di episentrum Propinsi Gorontalo memiliki luas 2.125,47 Km² atau 17,24 % dari total luas wilayah Provinsi Gorontalo. Daerah yang telah mekar 4 kali ini secara administratif memiliki batas wilayah sebagai berikut: Gambar 2.1 Letak Posisi Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terdiri dari 19 (Sembilan belas ) kecamatan, 191 desa dan 14 kelurahan. Rincian Kecamatan berikut luas wilayahnya dapat di sajikan pada tabel berikut. Tabel 2.1 Luas Wilayah, Ibukota Kecamatan, dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah Ibukota Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan * Km ² % 1 Batudaa Pantai 63,13 2,97 Kayubulan 9 2 Biluhu 79,20 3,73 Lobuto Timur 8 3 Batudaa 32,86 1,55 Payunga 8 4 Bongomeme 144,16 6,78 Dulamayo 15 5 Dungaliyo 46,62 2,19 Dungaliyo 10 6 Tabongo 54,80 2,58 Tabongo Timur 9 7 Tibawa 145,34 6,84 Isimu Selatan 16 8 Pulubala 240,57 11,32 Pulubala 11 9 Boliyohuto 60,59 2,85 Sidomulyo 13 10 Bilato 112,34 5,29 Totopo 10 11 Mootilango 211,49 9,95 Paris 10 12 Tolangohula 171,75 8,08 Sukamakmur 15

Upload: others

Post on 20-Feb-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Gorontalo, daerah di episentrum Propinsi Gorontalo memiliki

luas 2.125,47 Km² atau 17,24 % dari total luas wilayah Provinsi Gorontalo. Daerah

yang telah mekar 4 kali ini secara administratif memiliki batas wilayah sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Letak Posisi Kabupaten Gorontalo

Kabupaten Gorontalo terdiri dari 19 (Sembilan belas ) kecamatan, 191 desa

dan 14 kelurahan. Rincian Kecamatan berikut luas wilayahnya dapat di sajikan pada

tabel berikut.

Tabel 2.1

Luas Wilayah, Ibukota Kecamatan, dan Jumlah Desa/Kelurahan

Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas Wilayah Ibukota

Kecamatan

Jumlah Desa/

Kelurahan * Km ² %

1 Batudaa Pantai 63,13 2,97 Kayubulan 9

2 Biluhu 79,20 3,73 Lobuto Timur 8

3 Batudaa 32,86 1,55 Payunga 8

4 Bongomeme 144,16 6,78 Dulamayo 15

5 Dungaliyo 46,62 2,19 Dungaliyo 10

6 Tabongo 54,80 2,58 Tabongo Timur 9

7 Tibawa 145,34 6,84 Isimu Selatan 16

8 Pulubala 240,57 11,32 Pulubala 11

9 Boliyohuto 60,59 2,85 Sidomulyo 13

10 Bilato 112,34 5,29 Totopo 10

11 Mootilango 211,49 9,95 Paris 10

12 Tolangohula 171,75 8,08 Sukamakmur 15

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

10

No Kecamatan Luas Wilayah Ibukota

Kecamatan

Jumlah Desa/

Kelurahan * Km ² %

13 Asparaga 430,51 20,25 Karya Indah 10

14 Limboto 103,32 4,86 Kayubulan 14 *

15 Limboto barat 79,61 3,75 Huidi 10

16 Telaga 28,16 1,32 Luhu 9

17 Telaga Biru 108,84 5,12 Tuladenggi 15

18 Talaga Jaya 6,41 0,30 Luwoo 5

19 Tilango 5,79 0,27 Tilote 8

Kabupaten Gorontalo 2.125,47 100,00 Kec. Limboto 205

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

b. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 30'– 0 54' LU dan 122 07' – 123 44'

Bujur Timur. Letak ini secara langsung menempatkan geostrategi wilayah sebagai

melting pot,karena tepat diepisentrum Propinsi Gorontalo dan tepianya berbatasan

langsung dengan 4 (empat) Kabupaten/Kota. Disinilah transit area antar Provinsi di

jagat utara Sulawesi, yakni antara Provinsi Sulawesi Utara dengan Provinsi

Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Posisi strategis ini

kemudian didukung dengan Pelabuhan Udara yang berada di Kecamatan Tibawa

yakni Bandara Jalaludin Gorontalo sebagai gerbang utama menuju jazirah

Gorontalo.

c. Kondisi Topografi

Topografi Kabupaten Gorontalo sebagian besar terdiri dari gugusan

perbukitan dan gunung yang didominasi oleh kemiringan sekitar 15 – 40º (45 –

46%) dengan jenis tanah yang sering mengalami erosi. Ketinggian dari permukaan

laut berada pada 0 – 50 meterDPL kurang lebih 7,9 %, ketinggian 50 – 100 meter

kurang lebih 21,26 % dan sebagian besar Wilayah berada pada ketinggian 100 –

500 meterDPL kurang lebih 51,08 %, sisanya berada pada ketinggian 500 – 1000

meterDPL kurang lebih 15,68 %, dan > 1000 m DPL kurang lebih 4.49 %.

Persentase ketinggian dari permukaan laut dan kemiringan lahan di

Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2

Persentase Luas Ketinggian Dari Permukaan Laut

dan Kemiringan Lereng Lahan di Kabupaten Gorontalo

KETINGGIAN DPL (M) LUAS( %)

0 – 50 M 7,49

50 – 100 M 21,26

100 - 500 M 51,08

500 – 1000 M 15,68

> 1000 M 4,49

KEMIRINGAN (%) LUAS (%)

0 – 2 % 20,12

2 – 15 % 8,08

15– 40 % 34,34

> 40 % 37,49

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

11

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

wilayah Kabupaten Gorontalo merupakan perbukitan yakni 71,83 %. Kabupaten

Gorontalo mempunyai gunung denganketinggian yang berbeda–beda. Gunung yang

tertinggi adalah gunung Boliyohuto dengan ketinggian 2.065 m terletak di

Kecamatan Tolangohula.

d. Kondisi Geologi

Geologi Kabupaten Gorontalo terdiri darilitologi (jenis batuan) yang relatif

belum terkompaksi kuat. Umumnya batuan penyusun berjenis vulkanik muda,

terdapat pula endapan danau, batu gamping, deorit bone, dan batu gunung api

dengan litologi terdiri atas granosdisrite, rhiolite, andesit, basalt, recent alluvium,

istuarinemarine dan fandeposite. Lapisan-lapisan bebatuan tersebut umumnya di

bagian selatan Kabupaten Gorontalo.

Peta geologi dari Direktorat Geologi (Tjetje Appandi, 1977) menyebutkan

bahwa di Kabupaten Gorontalo dijumpai batuan gunung api (berupa breksi gunung

api, tufa dan lava yang mengandung batu apung warna kuning); batuan gamping

koral berwarna putih, pejal pada perbukitan; batuan beku terobosan granodiorit,

dijumpai menerobos batuan gunung api maupun batu gamping terjal di wilayah

bagian selatan; dan alluvium berupa lumpur, pasir dan kerikil pada satuan morfologi

daratan.

Formasi batuan menyebar di beberapa daerah di Kabupaten Gorontalo

meliputi: batuan gunung api (breksi, gunung api,tufa dan lava); batu gamping

kalkarenit, kalsirudit, batu gamping koral); endapan danau (batulempung, batupasir,

dan kerikil); diorit bone(diorit, dioritkuarsa, granodiorite dan adamelit) Satuan

batuan ini diduga berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir.

Pembagian zona bentang alam yang merupakan representasi batuan dan

struktur geologinya, Kabupaten Gorontalo termasuk pada zona fisiografis utama,

yaitu Zona Pegunungan Utara Tilongkabila-Boliohuto, dan Zona Dataran Interior

Paguyaman-Limboto. Zona Pegunungan Utara Tilongkabila-Boliohuto umumnya

terdiri dari formasi-formasi batuan gunung api berumur Miosen – Pliosen (kira-kira

23 juta hingga 2 juta tahun yang lalu). Umumnya terdiri dari batuan beku

intermedier hingga asam, yaitu batuan-batuan intrusif berupa diorit, granodiorit,

dan beberapa granit. Batuan lainnya merupakan batuan sedimenter bersumber dari

gunung api terdiri dari lava, tuf, breksi, atau konglomerat. Asosiasi batuan-batuan

tersebut membawa pada kandungan mineral logam yang berharga, khususnya emas.

Tambang-tambang emas rakyat tersebar di zona ini, seperti di Dutula Nantu, sungai

yang berasal dari Pegunungan Boliohuto (+ 2065).

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

12

e. Kondisi Hidrologi

Satu lagi kekayaan Kabupaten Gorontalo, memiliki 55 buah sungai besar

dan kecil dengan total panjang sungai dan anak sungai tersebut sebesar 1.007,65

Km yang bermura pada 1 titik yakni danau (Danau Limboto). Terdapat dua daerah

aliran sungai (DAS) utama mengalir di wilayah ini yaitu DAS Paguyaman dan DAS

Bone – Bolango yang bermuara di Teluk Tomini. Sumber air untuk keperluan

penduduk disuplai melalui PDAM, namun sebagian besar masyarakat masih

menggunakan air tanah dangkal dan sumur serta sebagian yang lainnya masih

menggunakan air sungai. Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain

ditentukan oleh tinggi wilayah dari permukaan laut, jenis batuan induk dan

sebagainya.

Dari total luas wilayah Kabupaten Gorontalo, 22.748 Ha (sesuai SK Menteri

Kehutanan Nomor : 452/KPTS-II/1999) diarahkan untuk peruntukan kawasan hutan

lindung yang dalam kenyataannya juga merupakan kawasan resapan air. Curah

hujan wilayah kabupaten pada umumnya tergolong cukup rendah, Sebagai faktor

fisik bersifat dinamis karena di pengaruhi oleh waktu, maka besar kecilnya curah

hujan akan mempengaruhi factor fisik lain, seperti menyebabkan terjadinya erosi,

adanya genangan air pada daerah-daerah tertentu. Kedua faktor fisik tersebut akan

mempengaruhi kawasan resapan air yang diperlukan untuk mendukung budidaya

baik terhadap teknik pengolahan tanah maupun pemilihan jenis komoditi pertanian.

Berikut Nama-nama sungai dan lokasi kecamatan.

Tabel 2.3

Nama Sungai dan Lokasi di Kabupaten Gorontalo

No Nama Sungai Lokasi (Kecamatan)

1 Tohupo

Batudaa 2 Alopohu

3 Limehe

4 Biyabo

Tibawa 5 Alo

6 Molalahu

7 Dutulanaa

Limboto

8 Biyonga

9 Bulia

10 Hutuo

11 Molanggata

12 Nanati

Telaga 13 Tapodu

14 Mahti

15 Paguyaman

Boliyohuto 16 Bongo

17 Tombiu

18 Mohiyolo

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

13

f. Kondisi Klimatologi

Curah hujan tertinggi di tahun 2014 terjadi pada bulan November yaitu

mencapai berkisar 321 mm dan jumlah hari hujan. Suhu udara rata-rata berkisar

24,2° C sampai 27,2°C.

Tabel 2.4

Keadaan Suhu Udara, Kelembaban Udara, Tekanan Udara, Kecepatan Angin,

Jumlah Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Gorontalo Tahun 2014

Bulan RerataSuhuUdara (°C)

&Kelembaban (%)

Rerata Tekanan

KecepatanUdara

(mb)&Kecepatan

Angin (knot)

Jumlah Hari Hujan

&CurahHujan (mm)

Rata–Rata

Penyinaran

Matahari(%)

Januari 26,0 84 1.009,6 1,7 18 146 59,4

Februari 24,2 72 1.010,0 1,8 16 15 66,3

Maret 27,2 80 1.010,7 2,0 12 107,5 71,4

April 26,5 82 1.009,9 1,0 14 124 70,0

Mei 27,4 84 1.010,3 1,4 18 135,8 64,1

Juni 26,2 82 1.009,3 1,6 15 112 57,1

Juli 27,0 80 1.010,5 3,3 10 45 77,3

Agustus 26,5 81 1.011,2 3,1 15 54 64,7

September 27,1 73 1.011,3 3,2 2 6 82,5

Oktober 27,7 70 1.010,8 2,8 6 72 86,8

November 27,3 84 1.009,9 1,9 20 321 61,8

Desember 27,1 85 1.009,1 2,4 16 266 66,0

Sumber :Kabupaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Gorontalo 2015

g. Penggunaan Lahan (Land Use)

Penggunaan lahan di Kabupaten Gorontalo diatur dalam Rencana Pola

Ruang Wilayah yang meliputi Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Tujuan

kebijakan pengembangan pola ruang adalah untuk mewujudkan pola penggunaan

ruang yang seimbang antara daya lindung kawasan lindung dengan kapasitas

produksi dan pemanfaatan kawasan budidaya.Kawasan Lindung Kabupaten

Gorontalo meliputi :

a) Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya;

b) Kawasan perlindungan setempat;

c) Kawasan rawan bencana alam.

Kawasan budi daya diusahakan untuk menumbuh kembangkan dan

melestarikan kawasan lindung setempat baik ruang darat, laut maupun udara untuk

menjaga keasrian dan kelestarian ragam hayati, yang juga merupakan mata rantai

sistem ekologi wilayah, seperti ruang terbuka hijau, baik berupa hutan kota, jalur

hijau di sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan danau, sempadan jalan luar

kota dan atau sempadan jalan bebas hambatan.

Dalam skala lingkungan mikro terutama di daerah perdesaan diarahkan

tumbuh berkembangnya tatanan desa mandiri pangan dan energi yang didukung

alam yang asri dan lestari. Mayoritas dari kegiatan masyarakat perdesaan di

Kabupaten Gorontalo adalah di bidang pertanian, melalui pengusahaan tanaman

pangan, perkebunan, hortikultura, maupun kehutanan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

14

2. Potensi Pengembangan Wilayah

Hasil identifikasi wilayah yang memiliki potensi dikembangkan sebagai

kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan

sesuai rencana tata ruang wilayah adalah sebagai berikut.

a. Potensi Pengembangan Kawasan Perikanan

Kawasan perikanan di Kabupaten Gorontalo dikembangkan di perairan

darat atau perairan umum dan di perairan pesisir dan laut. Di perairan darat, potensi

kawasan berupa danau dan kolam-kolam. Danau Limboto merupakan potensi

kawasan perikanan penting, baik untuk pengembangan perikanan tangkap maupun

perikanan budidaya. Demikian halnya kawasan sekitar-sungai (DAS) dapat

dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan budidaya-kolam menggunakan air

sungai sebagai media pemeliharaan.

Di kawasan pesisir dan laut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

perikanan budidaya (pertambakan dan marikultur), disamping perikanan tangkap

(coastal fisheries). Pengembangan kawasan perikanan di pesisir selatan Kabupaten

Gorontalo dapat dilakukan pada bentangan pantai sepanjang 79,4 km. Potensi ini

dapat dimanfaatkan terutama sebagai lokasi marinecultur, baik untuk areal

budidaya rumput laut maupun budidaya ikan-ikan laut (kakap, baronang, kerapu).

Pengembangan kawasan perikanan tangkap lebih diarahkan pada penata-kelolaan

daerah penangkapan di wilayah perairan pantai (coastal waters).

Berdasarkan kategori ruang,wilayah perikanan pantai untuk daerah

penangkapan terbentang dari garis pantai ke arah luar hingga kedalam ± 200 m (flat

continent). Berdasarkan kondisi topografi dan bathimetrik, pesisir selatan memiliki

flat kontinen relatif sempit, diperkirakann kurang 4 mil-laut. Kawasan flat kontinen

merupakan lokasi ’hunting’ bagi nelayan, khususnya nelayan tradisional.

Kawasan perikanan tangkap di bagian luar perairan pantai dikategorikan

sebagai kawasan pengembangan perikanan oseanic. Kawasan perairan sebelah

selatan Kabupaten Gorontalo (Teluk Tomini) memiliki potensi stok ikan yang

diperkirakan sebesar 32.560 ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis sebesar 19.536

ton/tahun dan ikan demersal 13.024 ton/tahun. Potensi stok ini merupakan ’stok-

bersama’ bagi seluruh pemerintah daerah yang memiliki akses terhadap perairan

Teluk Tomini.

Kegiatan usaha pertanian di subsektor perikanan terdiri dari kegiatan

budidaya ikan dan kegiatanpenangkapan ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil

ST2013 mencatat bahwa terdapat 3.302 rumah tangga yang berusaha di subsektor

perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan

hampir sama dengan usaha rumah tangga budidaya ikan. Berdasarkan hasil

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

15

ST2013, terdapat sebanyak 2.467 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan

penangkapan ikan danjumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan budidaya

ikan adalah sebanyak 835 rumah tangga

Gambar 2.2

Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Gorontalo

Peta berwarna Unggu menrupakan konsentrasi wilayah dengan rumah

tangga yang berusaha di sector perikanan tangkap. Sebaran rumah tangga dengan

kegiatan usaha budidaya ikan dapat dilihat pada peta berikut.

Gambar 2.3

Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Gorontalo

Warna hitam pada peta menunjukan lokasi rumah tangga dengan kegiatan

usaha budidaya perikanan. Nampak warna hitam tersebut merupakan lokasi

kecamatan Batuda’a dan Tolangohula.

b. Potensi Pengembangan Kawasan Pertanian

Keragaman sifat lahan merupakan modal yang dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam menentukan pewilayahan komoditas (zonasi ruang) pertanian.

Perencanaan pembangunan pertanian yang berdasarkan pewilayahan dapat

meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang, serta menjamin efektifitas perencanaan

yang sinergis dan berkelanjutan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

16

1) Menurut Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dan Sub Sektor

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Kabupaten

Gorontalo didominasi oleh rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya

jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan

pertanian berbadan hukum atau pelaku usaha lainnya yaitu selain rumah

tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gorontalo Tahun

2013 tercatat sebanyak 43.966 rumah tangga, menurun sebesar 16,68 persen

dari tahun 2003 yang tercatat sebanyak 52.766 rumah tangga. Sedangkan

jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Tahun 2013 tercatat sebanyak 5

perusahaan dan pelaku usaha lainnya sebanyak 5 unit. Kecamatan Bongomeme

tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian

terbanyak di tahun 2013, yaitu sebanyak 5.119 rumah tangga.

Gambar 2.4

Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Warna biru pada peta di atas menunjukan konsentrasi rumah tangga

dengan kegiatan usaha pertanian.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

17

Tabel 2.5

Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kecamatan dan Jenis Usaha,

ST2003 dan ST2013

No Kecamatan

Rt Usaha Pertanian Perusahaan

pertanian

berbadan

hukum

Usaha

pertanian

lainnya ST 2003 ST 2013 Pertumbuhan

Absolut %

1 BATUDAA PANTAI 1.896 1.582 -314 (16,56)

2 BILUHU 1.729 1.522 -207 (11,97)

3 BATUDAA 1.675 1.122 -553 (33,01)

4 BONGOMEME 5.979 5.119 -860 (14,38)

5 TABONGO 2.537 2.327 -210 (8,28) 1

6 TIBAWA 5.132 4591 -541 (10,54) 1

7 PULUBALA 4.644 3.750 -894 (19,25) 1

8 BOLIYOHUTO 2.219 2.520 301 13,56

9 MOOTILANGO 3.079 3.256 177 5,75 1

10 TOLANGOHULA 3.079 3.245 166 5,39 1

11 ASPARAGA 1.926 1.847 -79 (4,10)

12 BILATO 1.565 1.448 -117 (7,48) 1

13 LIMBOTO 4.170 2.943 -1.227 (29,42)

14 LIMBOTO BARAT 4.582 3.482 -1.100 (24,01) 4

15 TELAGA 2.479 1.478 -1.001 (40,38)

16 TELAGA BIRU 3.319 2.595 -724 (21,81)

17 TILANGO 1.859 617 -1.242 (66,81)

18 TALAGA JAYA 897 522 -375 58,19398

KABUPATEN GORONTALO 52.766 43.966 -8.880 -12,51 5 5

Keterangan : Data Kecamatan Bongomeme termasuk Kecamatan Dungaliyo

Subsektor tanaman pangan masih mendominasi usaha pertanian di

Kabupaten Gorontalo. ST2013mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha

pertanian terbanyak di Kabupaten Gorontalo adalah di subsektor tanaman

pangan dan subsektor peternakan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian

subsektor tanaman pangan sebanyak 28.011 rumah tangga dan jumlah rumah

tangga usaha pertanian subsektor peternakan sebanyak 28.797 rumah tangga

Tabel 2.6

Jumlah Usaha Pertanian Menurut Sub sektor dan Jenis Usaha,

ST2003 dan ST2013

No RTUP Menurut Sub

Sektor

RT Usaha Pertanian Perusahaan Usaha

Pertanian

Lainnya

ST

2003 ST 2013

Perumbuhan

ST

2003

ST

2013 Perumbuhan

Absolut % Absolut %

I SEKTOR

PERTANIAN 52.766 43.966 (8.800) (16,68)

Sub Sektor

A TANAMAN

PANGAN 35.021 28.011 (7.010) (20,02)

1

1. Padi 11.838 12.845 1.007 8,51

1

2. Palawija 26.283 17.191 (9.092) (34,59)

B HOLTIKULTURA 18.480 15.744 (2.736) (14,81)

C. PERKEBUNAN 17.029 17.422 393 2,31 18 4 -16 -77,88 1

D. PETERNAKAN 18.648 28.797 10.149 54,42 0 1

2

E. PERIKANAN 4.368 3.206 (1.162) (26,60)

4

1. Budidaya ikan 575 843 268 46,61

4

2. Penangkapan ikan 3.959 2.467 (1.492) (37,69)

F KEHUTANAN 4.541 4.898 357 7,86 2

-2 - 100

G JASA PERTANIAN 8.937 2.056 (6.881) (76,99)

1

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Peningkatan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian

tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di subsektor peternakan.

Sub sector ini mengalami pertumbuhan sebesar 54,42 persen. Sedangkan pada

periode yang sama, subsektor jasa pertanian mengalami penurunan jumlah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

18

rumah tangga usaha pertanian paling tinggi, yaitu tercatat turun sebesar 6.881

rumah tangga.

a) Sub Sektor Tanaman Pangan

Rumah tangga tanaman pangan di Kabupaten Gorontalo didominasi oleh

rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Berikut daftar kecamatan

dengan penduduk yang berkegiatan usaha tanaman padai dan jagung.

Tabel 2.7

Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kecamatan

dan Jenis Tanaman, ST2013

No Kecamatan

Padi * Palawija *

Padi sawah Padi

ladang Jagung Kedelai

1 BATUDAA PANTAI 1 382

2 BILUHU 3 422

3 BATUDAA 12 438 3

4 BONGOMEME 656 3 2.265 4

5 TABONGO 944 1 533 2

6 TIBAWA 925 18 2.332 58

7 PULUBALA 389 1 1.892 32

8 BOLIYOHUTO 1.425 5 437 6

9 MOOTILANGO 1.488 15 751 16

10 TOLANGOHULA 2.078 30 770 29

11 ASPARAGA 627 26 877 6

12 BILATO 53 1 828 3

13 LIMBOTO 1.133 5 662 4

14 LIMBOTO BARAT 1.756 912

15 TELAGA 460 152 1

16 TELAGA BIRU 580 10 627 1

17 TILANGO 4 `72

18 TALAGA JAYA 200 35

KABUPATEN GORONTALO 12.731 118 14.487 165

Keterangan : Data Kecamatan Bongomeme termasuk Kecamatan Dungaliyo

*Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija,

sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga

komoditasnya.

Kegiatan usaha budidaya padi dan palawija sangat tergantung pada daya

dukung ketersediaan lahan. Berikut data ketersediaan sawah di Kabupaten

Gorontalo berdasarkan kecamatan.

Tabel 2.8

Luas lahan Sawah di Rinci Menurut Jenis Pengairan(Ha)

Dan Kecamatan Di Kabupaten Gorontalo, Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

19

Kecamatan Tolangohula masih mendominasi lahan padi sawah yang luas,

disusul oleh Kecamatan Mootilango. Produksi padi sawah dan jagung di

Kabupaten Gorontalo berdasarkan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2.9

Produksi Padi Sawah Dan Jagung(Ton) Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Gorontalo, Tahun 2014

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Produksi Padi terbesar terdapat di daerah Kecamatan Tolangohula, disusul

oleh kecamatan Mootilango. Jumlah produksi tersebut linier dengan

ketersediaan lahan yang luas.

b) Sub Sektor Holtikultura

Delapan jenis tanaman hortikultura strategis di Kabupaten Gorontalo

antaralin cabe rawit, pisang, danmangga merupakan jenis tanaman dengan

jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu

masing-masing sebesar 7.397, 7.345, dan 1.909 rumah tangga.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

20

Gambar 2.5

Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Penyebaran pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Gorontalo, usaha

tanaman cabe rawit terpusat diKecamatan Bongomeme dengan jumlah

rumah tangga pengelola (1.071 rumah tangga). Rumah tangga usaha

tanaman pisang paling banyak berada di Kecamatan Tibawa. Jumlah

rumah tangga tersebut mencapai 1.266 rumah tangga.Termasuk di Tibawa,

rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai.

Tabel 2.10

Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Holtikultura

Menurut Kecamatandan Jenis Tanaman, ST2013

NO KECAMATAN

Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura

Dominan

Pis

an

g

Ma

ngg

a

Du

ku

/

La

ng

sat

Na

ng

ka

Ca

bai

Raw

it

To

mat

Ku

ny

it

Ja

he

1 BATUDAA PANTAI 366 54 3 11 550

2 BILUHU 340 166 4 11 880 2 3

3 BATUDAA 334 53 1 41 89 12 2 2

4 BONGOMEME 950 51 3 14 1.061 27 10 25

5 TABONGO 141 28 1 8 59 41

6 TIBAWA 1.266 627 45 97 855 55 79 83

7 PULUBALA 611 44 3 58 950 9 180 121

8 BOLIYOHUTO 50 7 3 115 27 1

9 MOOTILANGO 464 121 1 66 638 117 27 49

10 TOLANGOHULA 500 163 4 48 358 25 5 2

11 ASPARAGA 6 2 396 2 3 5

12 BILATO 103 84 1 33 542 7 5

13 LIMBOTO 697 118 37 65 385 56 3

14 LIMBOTO BARAT 555 12 7 164 112 2

15 TELAGA 300 99 405 20 66 29 72 77

16 TELAGA BIRU 507 242 145 80 324 49 117 85

17 TILANGO 14 1 25 36

18 TALAGA JAYA 141 99 1 20 20 6 5 3

KABUPATEN GORONTALO 7.345 1.909 654 84 7.397 603 513 462

Keterangan : Data Kecamatan Bongomeme termasuk Kecamatan Dungaliyo

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

21

Nampak bahwa produksi Pisang dan cabe rawit sangat dominan di

Kabupaten Gorontalo.

Tabel 2.11

Luas Panen dan Produksi Tanaman Holtikultura, tahun 2014

No Kecamatan

Σ Rumah Tangga /Jenis Hortikultura

Pis

an

g

Ma

ngg

a

Pep

ay

a

Na

ng

ka

Ca

bai

Raw

it

To

mat

Ka

nk

un

g

Ka

can

g

Pa

nja

ng

Ba

wa

ng

Mer

ah

1 Luas Panen (Ha) 2.548 478 56 63 16

2 Jumlah Pohon 257.681 38.824 13.807 14.512

3 Produksi (Ton) 1.106,6 217,7 117,3 776,7 27.054 8.335 390 825 160

Sumber Data : Kabupaten Dalam Angka, BPS 2015

Data di atas menunjukan bahwa pisang dan cabe rawit mendominasi,

dibandingkan dengan komoditi lainya.

c) Sub Sektor Perkebunan

Jumlah rumah tangga usahapertanian subsektor perkebunan di Kabupaten

Gorontalo sebanyak 14.422 RT. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan

tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan yang mengusahakan

tanaman semusim.

Gambar 2.6

Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST201

Subsektor perkebunan terbanyak di Kabupaten Gorontalo berada di

Kecamatan Bongomeme, yaitu sebanyak 2.485 rumah tangga. Kecamatan

dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perkebunan

terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Pulubala (1.953 rumah

tangga) dan Tibawa (1.941 rumah tangga).

Sebanyak 17.281 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan (kelapa,

kakao, cengkih, kopi, kelapa, aren/enau, kopi, pala) sementara jumlah

rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim (tebu, tembakau,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

22

nilam, kapas, sereh wangi) sebanyak 323 rumah tangga usaha pertanian.

Rumah tangga paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di

Bongomeme (2.484 rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim

paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Tolangohula (145 rumah

tangga).

Tabel 2.12

Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan Dominan, tahun 2014

No Kecamatan

Kelapa Kakao Kopi Kapuk

Luas

Tan

am

(Ha)

Pro

duks

i (Ton)

Luas

Tan

am

(Ha)

Pro

duks

i (Ton)

Luas

Tan

am

(Ha)

Pro

duks

i (Ton)

Luas

Tan

am

(Ha)

Pro

duks

i (Ton)

1 BATUDAA PANTAI 293,64 422,84 148 57,04 18,85 10

2 BILUHU 164,53 236,92

3 BATUDAA 116,83 240,23

4 BONGOMEME 544 783,36 106 36,56 11,50 8 11 2,19

5 TABONGO 1 146,80 1 146,80 64,20 21,76 22,80 17 20 3,65

6 DUNGALIYO 1 462,50 2 106 68,42 21,22 5,40 3 19,90 4,84

7 TIBAWA 1 016,38 1 463,58 31

8 PULUBALA 594,25 855,72 75 20,00 1,80 1

9 BOLIYOHUTO 423,25 42,32 22 14,40 2,50 1

10 MOOTILANGO 852,75 1 227,96 130,76 50,61

11 TOLANGOHULA 4 341,24 6 251,38 178,80 26,40 119 52 21,10 4,64

12 ASPARAGA 3 105,03 4 471,24 52 20,00

13 BILATO 3 575,17 5 148,24 260,50 32,10 34,85 7

14 LIMBOTO 675,18 972,25 120 76,24 19,30 10 49 11,42

15 LIMBOTO BARAT 463 666,72 45

16 TELAGA 884,43 1 273,57 180,70 47,24 6 1

17 TELAGA BIRU 1 177,27 1 695,26 184 36,00 26 3

18 TILANGO 896,50 1 290,96 320,62 84,50

19 TALAGA JAYA 269,05 387,43

KABUPATEN

GORONTALO 22. 001,8 30.682,78 22.001,8 544,07 268 113

Sumber Data : Kabupaten Dalam Angka, BPS 2015

Tabel di atas menggambarkan bahwa Produksi Luas lahan tanaman kelapa

dominan dibandingkan dengan komoditi lainya.

d) Sub Sektor Peternakan

Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh 28.797 RTUP dibedakan menjadi

empat kelompok, yaitu: kelompok ternak ruminansia terdiri dari sapi

potong, sapi perah, kerbau, dan kuda; kelompok ternak kecil teridiri dari

kambing; kelompok unggas terdiri dari ayam lokal (ayam kampung dan

ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik

manila, serta kelompok ternak lainnya terdiri dari angsa, kalkun, burung

merpati, burung puyuh, dan kelinci.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

23

Tabel 2.13

Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan dan Populasi Ternak

Menurut Jenis Ternak, ST2013

Uraian

Jenis Ternak

Sa

pi

Po

ton

g

Ka

mb

ing

Ker

ba

u

Ku

da

Aya

m

Lo

ka

l

Aya

m R

as

Pet

elu

r

Aya

m R

as

Ped

ag

ing

Itik

RTUP, ST2013 25.155 2.056 5 68 7.847 17 50 482

Populasi Ternak Berdasarkan

ST2013 (Ekor), 69.671 7.794 16 115 114.333 130.123 536.892 13.912

Populasi Ternak s/d 2015 (Ekor) * 78.451 44.370 15.895

* Sumber Data : DKPP, 2016

Potensi ternak yang terbesar adalah unggas, disusul oleh ternak ruminansia

khususnya kambing dan sapi. Diferensial dari potensi ternak di atas adalah

produksi daging dan telur. Data terkait dengan hal itu Nampak pada tabel

berikut.

Gambar 2.7

Produksi Daging dan Telur Tahun 2011-2015

Sumber : DKPP 2016

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir terjadi peningkatan produk daging

dan telur di Kabupaten Gorontalo. Hal ini terjadi karena potensi ternak di

Kabupaten Gorontalo sangat besar dan sangat layak dikembangkan pada

masa-masa akan dating.

Gambar 2.8

Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

1.711.644,00

610.981,00

1.979.800,45

1.653.701,00

2.311.129,00

1.540.969,00

2.337.434,00

1.882.155,00

2.928.136,03

- 500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00 3.000.000,00 3.500.000,00

Daging(Kg)

Telur(Butir)

2015

2014

2013

2012

2011

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

24

Berdasarkan sebaran populasi ternak berdasarkan wilayah, yang menjadi

sentra ternak sapi potong berada di Kecamatan Bongomeme; untuk sentra

ternak ayam lokal dan ayam ras petelur berada di Kecamatan Pulubala;

untuk sentra ternak ayam pedaging berada di Kecamatan Telaga Biru;

untuk sentra ternak itik berada di Kecamatan Telaga, sebagaimana rincian

dalam tabel berikut :

Tabel 2.14

Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan

Menurut Kecamatandan Jenis Ternak, ST2013

NO KECAMATAN

Jenis Ternak

Sapi

Potong Kerbau Kambing

Ayam

Lokal

Ayam

Ras

Petelur

Ayam Ras

Pedaging Itik Kuda

1 BATUDAA PANTAI 783 1.698 3.370 49

2 BILUHU 523 246 1.523 2

3 BATUDAA 1. 125 199 2.626 17.000 98 1

4 BONGOMEME 9.654 592 14.318 470 548 10

5 TABONGO 3.618 232 2.066 45.510 184 2

6 TIBAWA 7.853 708 9.234 1.351 682 297 9

7 PULUBALA 7.840 545 22.091 80.050 357 1

8 BOLIYOHUTO 5.564 111 3.421 425

9 MOOTILANGO 7.472 110 7.402 350 1.729

10 TOLANGOHULA 5.581 387 7.256 2.512 2.231 4

11 ASPARAGA 3.284 27 318 10

12 BILATO 1.140 21 388

13 LIMBOTO 3.799 12 627 15.703 120 126.400 1.015

14 LIMBOTO BARAT 5.425 438 3.736 1.000 52.200 675

15 TELAGA 1.673 433 3.032 390 78.240 2.624

16 TELAGA BIRU 2.879 4 1.204 15.374 44.700 161.590 469

17 TILANGO 568 181 1.070 24.000 1.043

18 TALAGA JAYA 620 35 1.105 30.450 2.249

KABUPATEN

GORONTALO 69.671 16 7.794 114.333 130.123 536.892 12935

Sumber : DPPK Kab. Gorontalo

2) Menurut Luas Lahan

Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003

menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan

lebih dari 5.000 m2 mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di

Kabupaten Gorontalo. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada tahun 2013,

menunjukkan bahwa golongan luas lahan antara 5.000–9.999 m2 merupakan

golongan luas lahan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di

tahun 2013.

Tabel 2.15

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian

Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, ST2003 dan ST2013

No Golongan Luas

Lahan (m2) ST 2003 ST 2013

Perumbuhan

Absolut %

1 < 1.000 11.088 7.448 (3.640) (32,83)

2 1.000 - 1,999 3.090 2.292 (798) (25,83)

3 2.000 - 4.999 10.059 8.477 (1.582) (15,73)

4 5.000 - 9.999 11.001 10.295 (706) (6,42)

5 10.000 - 19.999 11.295 10.167 (1.128) (9,99)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

25

No Golongan Luas

Lahan (m2) ST 2003 ST 2013

Perumbuhan

Absolut %

6 20.000 - 29.999 3.761 3.048 (713) (18,96)

7 > 30.000 2.472 2.239 (233) (9,43)

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi

rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gorontalo. Dari sebanyak 43.966

rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gorontalo, sebesar 97 %

merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (42.536 rumah

tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan

hanya sebesar 3%, atau sebanyak 1.430rumah tangga.

Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam

dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha

pertanian yang menguasai kurang dari 5.000 m2 lahan) danrumah tangga

petani nongurem (rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lebih dari

atau sama dengan 5.000 m2 lahan).

Tabel 2.16

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan

dan Rumah Tangga Petani Gurem MenurutKecamatan, ST2003 dan ST2013

No Kecamatan

RT Usaha Pertanian Pengguna Lahan RT Petani Gurem

ST 2003 ST 2013 Perumbuhan

ST 2003 ST 2013 Perumbuhan

Absolut % Absolut %

1 BATUDAA

PANTAI 1.091 1.239 148 13,57 496 804 308 (62,10)

2 BILUHU 1.380 1.382 2 0,14 410 439 29 (7,07)

3 BATUDAA 1.182 882 (300) (25,38) 780 346 (434) 55,64

4 BONGOMEME 5.886 5.114 (772) (13,12) 1.756 1.817 61 (3,47)

5 TABONGO 2.312 2.309 (3) (0,13) 1.436 1.564 128 (8,91)

6 TIBAWA 5.081 4.588 (493) (9,70) 1.843 1.697 (146) 7,92

7 PULUBALA 4.633 3.747 (886) (19,12) 969 883 (86) 8,88

8 BOLIYOHUTO 2.159 2.519 360 16,67 476 657 181 (38,03)

9 MOOTILANGO 3.007 3.249 242 8,05 701 860 159 (22,68)

10 TOLANGOHULA 3.060 3.245 185 6,05 768 755 (13) 1,69

11 ASPARAGA 1.884 1.843 (41) (2,18) 440 277 (163) 37,05

12 BILATO 1.274 1.268 (6) (0,47) 298 215 (83) 27,85

13 LIMBOTO 3.742 2.830 (912) (16,37) 2.419 1.588 (831) 34,35

14 LIMBOTO

BARAT 4.147 3.468 (679) (29,07) 2.161 2.042 (119) 5,51

15 TELAGA 2.078 1.474 (604) (29,07) 1.293 784 (509) 39,37

16 TELAGA BIRU 3.183 2.495 (688) (21,61) 1.647 1.365 (282) 17,12

17 TILANGO 1.067 439 (628) (58,86) 976 354 (622) 63,73

18 TALAGA JAYA 715 445 (270) (37,76) 627 345 (282) 44,98

KABUPATEN

GORONTALO 47.881 42.536 (5.345) (12,13) 19.496 16.792 (2.704) (11,21)

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Hasil ST2013 sebagaimana pada tabel di atas menunjukkan bahwa

rumah tangga usaha pertanian pengguna lahanmasih didominasi oleh rumah

tangga petani non gurem.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

26

3) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Tabel 2.17

Jumlah Petani Menurut Subsektor, Jenis Kelamin

Dan Kelompok Umur, ST2013

N

o Uraian

Laki – Laki Perempuan Jumlah

Absolut % Absolut % Absolut %

1 SUBSEKTOR

a. Tanaman Pangan 27.539 86,30 4.370 13,7 31.909 100

b. Hortikultura 15.044 80.87 3.559 19,13 18.603 100

c. Perkebunan 16.502 84,49 3.030 15,51 19.532 100

d. Peternakan 27.639 85,86 4.551 14,14 32.190 100

2 KELOMPOK UMUR

PETANI UTAMA*)

a. 15–24 644 98,32 11 1,68 655 100

b. 25–34 6.520 98,83 77 1,17 6.597 100

c. 35–44 13.143 97,24 373 2,76 13.516 100

d. 45–54 11.027 93,99 705 6,01 11.732 100

e. 55–64 6.696 88,38 880 11,62 7.576 100

f. ≥65 3.234 83,14 656 16,86 3.890 100

*) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah

tangga usaha pertanian

4) Menurut Sumber Pendapatan

Sebagian besar (53 persen) rumah tangga pertanian (yang mempunyai

sumber pendapatan utama dari usaha pertanian) memiliki pendapatan utama

yang berasal dari usaha tanaman padi dan palawija.Sementara itu, sebanyak 17

persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha

tanaman perkebunan. Adapun rincian Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang

Mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian,

sebagaimana berikut :

Tabel 2.18

Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan,ST2013

N

o

Sumber Pendapatan Usaha di

Sektor Pertanian

Jumlah Rumah Tangga

Pertanian

Rata-Rata

Pendapatan

Setahun ( Rp)

1 Tanaman Padi dan Palawija 15.701 2.998.810

2 Tanaman Hortikultura 3.770 1.048.250

3 Tanaman Perkebunan 5.164 1.358.000

4 Peternakan 2.462 2.110.510

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

c. Potensi Pengembangan Kawasan Pariwisata

Potensi wisata di Kabupaten Gorontalo memiliki daya tarikdengan

keunikannya tersendiri. Obyek wisata yang dapat dikembangkan di wilayah

Kabupaten Gorontalo meliputi:

1) Wisata alam bahari

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

27

Kabupaten Gorontalo memiliki arena luas untuk wisata bahari. Kawasan

wisata bahari ditetapkan di Teluk Paguyaman, dan sepanjang pesisir Batudaa

Pantai;

2) Wisata alam hutan dan gua

Kawasan wisata alam hutan marga satwa terdapat di Hutan Suaka Margasatwa

Nantu (Kecamatan Tolangohula), Cagar Alam Tangale di Kecamatan Tibawa.

Disamping itu terdapat Gua Ular Batudaa di Kecamatan Batudaa. Selain itu

ada Bukit PPN 32, yang terdapat di Kelurahan Bongohulawa, Kecamatan

Limboto;

3) Wisata alam danau

Danau Limboto dapat dikembangkan menjadi lokasi eksotik sebagai area

wisata danau. Perencanaan fasilitas penunjang wisata di sekitar danau sangat

diperlukan untuk meningkatkan daya tarik wisata di kawasan ini;

4) Wisata alam air panas

Pemandian Air Panas Pentadio, terdapat di Desa Pentadio Barat, Kecamatan

Telaga;

5) Wisata sejarah dan budaya

Obyek wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Gorontalo adalah Rumah adat

Gorontalo dan Menara Keagungan di Kecamatan Limboto. Selain itu juga

terdapat obyek wisata Bekas Pendaratan Pesawat Udara Catalina, Desa Iluta,

Kecamatan Batudaa. Untuk mempertahankan keutuhan bangunan dan kawasan

sejarah seperti ini, sangat penting untuk terus dilakukan upaya-upaya

revitalisasi dan preservasi kawasan, sehingga menjadi wahana proses belajar

mengajar seni dan budaya daerah untuk menghidupkan wisata sejarah dan

budaya di Kabupaten Gorontalo.

d. Potensi Pengembangan Kawasan Industri

Kegiatan industri di Kabupaten Gorontalo menyebar dalam bentuk kegiatan

home industri. Berdasarkan jenisnya, unit usaha industri di Kabupaten Gorontalo

dapat dibagi atas: (i) industri pengolahan hasil pertanian (agro-industri); (ii)

industri aneka; dan (iii) industri logam, mesin, dan kimia; dan (iv) industri

perikanan.

Tiga jenis industri tersebut dijumpai di semua kecamatan. Namun, untuk

keperluan jangka panjang diperlukan penetapan wilayah dengan fungsi utama

pengembangan industri. Karena skalanya masih kecil yang dalam rencana ini

digunakan istilah kawasan industri terbatas atau sentra industri kecil. Sentra

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

28

industri kecil merupakan suatu area/lahan peruntukkan dimana terdapat berbagai

kegiatan usaha industri kecil sejenis, yang tumbuh dan berkembang dalam suatu

lokasi tertentu.

Berdasarkan jumlah, sebaran, kecenderungan perkembangan industri kecil,

dan proksimitas dengan bahan baku, alokasi ruang bagi pengembangan kawasan

industri terbatas (sentra industri kecil) di Kabupaten Gorontalo adalah sebagai

berikut :

1) Agro-industri di Kecamatan Tibawa dan Kecamatan Bongomeme

2) Sentra Industri Kecil Aneka di Kecamatan Telaga dan Kecamatan Telaga Biru

3) Sentra Industri Kecil logam, mesin, dan kimia di Kecamatan Telaga dan

Kecamatan Limboto Barat.

4) Industri perikanan terbatas di Kecamatan Batudaa Pantai, Kecamatan

Boliyohuto.

e. Potensi Pengembangan Kawasan Pertambangan

Berdasarkan hasil penelitian Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral

(2004) di Kabupaten Gorontalo ditemukan wilayah indikasi logam emas di

Kecamatan Boliyohuto. Sedangkan wilayah dengan potensi mineral non-logam

tersebar diberbagai wilayah kecamatan :

1) Granit, terbesar di Kecamatan Batudaa.

2) Batu Gamping, yang sangat melimpah yang penyebarannya meliputi daerah

perbukitan dengan bentuk morfologi yang khas yaitu di Kecamatan Tibawa,

Kecamaan Batudaa.

3) Lempung dengan penyebarannya di Kecamatan Tibawa dan Kecamatan

Limboto

4) Sirtu dengan penyebarannya berada di Kecamatan Telaga, Kecamatan

Batudaa, dan Kecamatan Limboto.

f. Telaahan RTRW Kabupaten Gorontalo

BerdasarkanUU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa

kegiatan penataan ruang meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian ruang. Oleh karena itu setiap proses penataan ruang akan mencakup

kegiatan sebagai satu kesatuan, sehingga dalam kegiatan perencanaan harus

memperhatikan aspek pelaksanaan dari rencana tersebut.

Rencana Tata Rang Wilayah Kabupaten Gorontalo yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Gorontalo

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

29

Tahun 2012 – 2032, memuat kebijakan penataan ruang wilayah di Kabupaten

Gorontalo dilakukan dalam bentuk :

1) Kebijakan pengembangan struktur ruang, meliputi :

a) Peningkataan akses perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah

secara merata dan hierarkis;

b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan

merata di seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo

Tabel 2.19

Rencana Pengembangan Kawasan Andalan Kabupaten Gorontalo

2) Kebijakan pengembangan pola ruang, meliputi :

a) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;

b) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya; dan

c) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis kabupaten

Dalam dokumen RTRW Kabupaten Gorontalo juga ditetapkan Pusat

Kegiatan dan Kawasan Strategis Kabupaten Gorontalo, meliputi :

1) Untuk kepentingan ketahanan pangan

a) Kawasan lumbung padi sawah irigasi teknis: (1) Asparaga dan Tolangohula

dalam DAS Paguyaman; (2) Motilango dalam DAS Paguyaman; (3) Tibawa

dalam DAS Limboto; (4) Telaga dalam DAS Limboto;

b) Agropolitan Asparaga Tolangohula

2) Untuk pertumbuhan ekonomi

a) PKW Isimu sebagai simpul transportasi intermoda (Bandara Djalaluddin,

Terminal Bis Tipe A, Setasiun KA) dan pusat pelayanan agrobisnis dan

agroindustry, transit seperti perhotelan, restauran, dan pelayanan jasa lainnya.

b) Kawasan potensial Blok tambang emas Boliyohuto

3) Untuk kepentingan sosial budaya dan pariwisata

a) Kawasan penanganan khusus Danau Limboto Pusat, Kegiatan Lokal Kota

Limboto yang sekaligus sebagai pusat tumbuh berkembangnya sosial budaya

KAWASAN ANDALAN SEKTOR UNGGULAN PUSAT KEGIATAN

Pemerintahan

Perkembangan Sosial Budaya

Pariwisata

Pertanian

Perkebunan

Perikanan

Simpul transportasi intermoda

Kota transit

Pusat pelayanan agrobisnis

agroindustri

Pertanian

Perkebunan

Pertanian

Perkebunan

Pusat agrobisnis dan agroindustri

BLOK TAMBANG EMAS

BOLIYOHUTO Potensi tambang emasSPKL Boliyohuto

LIMBOTO

ISIMU

AGROPOLITAN

BOLIYOHUTO

PKL Kota Limboto, SPKL

Telaga Biru, SPKL Telaga,

SPKL Telaga Jaya, SPKL

Tilango, SPKL Batudaa,

SPKL Tabongo

PKW Isimu, SPKL Limboto

Barat, SPKL Bongomeme,

SPKL Pulubala

SPKL Tolangohula, SPKL

Asparaga, SPKL Motilango,

SPKL Boliyohuto

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

30

b) Kawasan ekowisata Danau Limboto

4) Untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

a) Suaka Marga Satwa Nantu

b) Hutan lindung Asparaga, Tolangohula, Pulubala, Limboto, Telaga Biru,

Telaga, Batudaa Pantai dan Biluhu

c) Kawasan wisata alam cagar alam Tanggale, Tibawa

3. Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Gorontalo termasuk kategori wilayah dengan kejadian bencana

besar, mulai dari bencana geologi, klimatologi, dan lingkungan, akibatnya penggunaan

ruang yang cenderung semakin intensif menjadikan kondisi fisik kawasan terbangun

dan kawasan budidaya semakin rentan terhadap bencana banjir. Selain kondisi fisik

yang rentan, struktur bangunan rumah, gedung, maupun infrastruktur juga

memperparah keadaan karena cenderung tidak tahan gempa dan tidak tahan gerakan

tanah, serta konstruksinya tidak ramah banjir.

Kondisi daerah berbukit sampai pegunungan turut mengkontribusi wilayah

Kabupaten Gorontalo rawan terhadap bencana gerakan tanah/batuan. Gempa di darat

dapat dihasilkan dari patahan geser yang berarah utara barat laut – tenggara dan

melewati Danau Limboto. Patahan ini merupakan patahan aktif yang ditimbulkan oleh

kedua pusat pergeseran kulit bumi (gempa) di atasnya. Patahan yang melewati Danau

Limboto adalah patahan akibat pergeseran kulit bumi yang disebabkan bergeraknya

mikrokontinen Filipina ke selatan dan mikrokontinen di sebelah timur Sulawesi ke arah

relatif barat. Khusus Kabupaten Gorontalo dan Provinsi Gorontalo pada umumnya,

terdapat dua Kawasan pusat gempa di laut dan satu di darat.Di daerah laut terdapat

kawasan laut pantai selatan. Sedangkan di darat terdapat di sekitar Danau

Limboto.Dengan demikian potensi Tsunami dapat terjadi dari wilayah pantai utara dan

pantai selatan.

Kawasan rawan banjir di Kabupaten Gorontalo umumnya tersebut terdapat di

beberapa lokasi sebagai berikut: (i) wilayah sekitar sungai-sungai besar yaitu Asparaga,

Tolangohula, Mootilango dan (ii) wilayah sekitar danau yaitu Limboto Barat, Limboto,

Telaga, Telaga Jaya, Telaga Biru, Tilango, Batudaa, Tabango, Bongomeme, dan

Tibawa.

4. Kondisi Demografi

a. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo pada akhir tahun 2015sebanyak

388.014 jiwa. Perbandingankomposisi penduduk menurut jenis kelamin

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

31

sebesar50,15% penduduk laki-laki dan 49,84% penduduk perempuan, sehingga sex

ratio penduduk sebesar 100,62. Penduduk di Kabupaten Gorontalo tersebar di 19

Kecamatan sebagaimana rincian dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.20

Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin dan

KK menurut Kecamatan Tahun 2015

No Kecamatan Laki – Laki Perempuan Jumlah KK

1 Limboto 25.090 25.469 50.559 15.438

2 Telaga 11.334 11.550 22.884 6.911

3 Batudaa 7.126 7.164 14.290 4.320

4 Tibawa 20.544 20.603 41.147 12.972

5 Batudaa Pantai 6.018 5.889 11.907 3.559

6 Boliyohuto 8.406 8.257 16.663 5.218

7 Telaga Biru 14.155 14.240 28.395 8.664

8 Bongomeme 9.807 9.581 19.388 6.040

9 Tolangohula 11.330 10.989 22.319 6.935

10 Mootilango 9.629 9.321 18.950 5.699

11 Pulubala 12.335 12.193 24.528 7.839

12 Limboto Barat 12.318 12.556 24.874 7.933

13 Tilango 7.123 7.063 14.186 4.254

14 Tabongo 9.161 9.006 18.167 5.692

15 Biluhu 4.348 4.005 8.353 2.467

16 Asparaga 6.620 6.264 12.884 3.910

17 Talaga Jaya 5.736 5.806 11.542 3.481

18 Bilato 4.778 4.716 9.494 2.874

19 Dungaliyo 8.744 8.740 17.484 5.461

JUMLAH 194.602 193.412 388.014 119.667

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo per 31

Desember 2015

b. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia

Berdasarkan struktur usia, terendah pada struktur usia diatas 74 tahun dengan

persentase 1,28% dan yang tertinggi adalah jumlah penduduk dengan usia 10-14 tahun

sebesar 10.54% sebagaimana tabel 1.6 sebagai berikut:

Tabel 2.21

Penduduk Menurut Struktur Usia

Klasifikasi

Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah

0 – 4 11.207 10.743 21.950

5 – 9 18.316 17.585 35.901

10 – 14 20.983 19.910 40.893

15 – 19 19.742 19.142 38.884

20 – 24 18.721 18.559 37.280

25 – 29 14.997 14.533 29.530

30 – 34 16.123 15.786 31.909

35 – 39 15.569 15.448 31.017

40 – 44 14.916 14.994 29.910

45 – 49 12.568 12.495 25.063

50 – 54 9.867 10.215 20.082

55 – 59 7.684 7.931 15.615

60 – 64 5.778 5.992 11.770

65 – 69 3.619 4.210 7.829

70 – 74 2.487 2.900 5.387

>= 75 2.024 2.960 4.984

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

32

Klasifikasi

Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah

JUMLAH 194.601 193.403 388.014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo per 31 Desember 2015

c. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

Penduduk Kabupaten Gorontalo yang bekerja berdasarkan lapangan usaha dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.22

Penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan Usaha Tahun 2015

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Belum/Tidak Bekerja 51.233 46.483 97.716

2 Mengurus Rumah Tangga 0 89.964 89.964

3 Pelajar/Mahasiswa 40.285 40.279 80.564

4 Pensiunan 765 884 1.649

5 Pegawai Negeri Sipil 3.504 5.184 8.688

6 Tentara Nasional Indonesia 430 1 431

7 Kepolisian RI 1.204 58 1.262

8 Perdagangan 926 311 1.237

9 Petani/Pekebun 53.187 896 54.083

10 Peternak 43 7 50

11 Nelayan/Perikanan 4.762 11 4.773

12 Industri 92 188 280

13 Konstruksi 57 4 61

14 Transportasi 4.890 14 4.904

15 Karyawan Swasta 4.485 1.417 5.902

16 Karyawan BUMN 145 55 200

17 Karyawan BUMD 44 25 69

18 Karyawan Honorer 1.045 1.780 2.825

19 Buruh Harian Lepas 2.974 29 3.003

20 Buruh Tani/Perkebunan 2.012 46 2.058

21 Buruh Nelayan/Perikanan 67 1 68

22 Buruh Peternakan 11 - 11

23 Pembantu Rumah Tangga 4 94 98

24 Tukang Cukur 11 - 11

25 Tukang Listrik 13 - 13

26 Tukang Batu 826 2 828

27 Tukang Kayu 1.167 - 1.167

28 Tukang Sol Sepatu 8 - 8

29 Tukang Las/Pandai Besi 44 - 44

30 Tukang Jahit 354 225 579

31 Tukang Gigi 3 - 3

32 Penata Rias 28 5 33

33 Penata Busana - - -

34 Penata Rambut 18 9 27

35 Mekanik 353 - 353

36 Seniman 7 1 8

37 Tabib 2 4 6

38 Paraji 4 10 14

39 Perancang Busana - 4 4

40 Penterjemah - - -

41 Imam Mesjid 77 - 77

42 Pendeta 8 - 8

43 Pastor - - -

Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo

Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk yang belum bekerja masih tinggi

baik perempuan maupun laki-laki. Sedangkan jumlah terbesar terdapat pada penduduk

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

33

bekerja pada lapangan usaha pertanian dan pekebun. Data ini juga menunjukan bahwa

sebagian besar ibu rumah tangga masih melaksanakan pekerjaan domestic di banding

dengan pekerjaan lain yang bersifat profetik.

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo berdasarkan tingkat pendidikan

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.22

Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat

Pendidikan Laki-laki Perempuan

Jumlah

Penduduk

1 Belum Sekolah 34.845 32.741 67.586

2 Tidak Tamat SD 52.223 47.439 99.662

3 Tamat SD 63.239 63.227 126.466

4 SLTP 16.873 18.307 35.180

5 SLTA 22.721 24.124 46.845

6 Dipl I-II 511 1.376 1.887

7 Dipl III 653 1.291 1.944

8 S1 3.160 4.686 7.846

9 S2 347 216 563

10 S3 30 5 35

Jumlah 194.602 193.412 388.014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo

Tabel di atas menunjukan bahwa penduduk dengan kualifikasi tamat SD lebih

tinggi, disbanding dengan tidak tamat dijenjang yang sama. Sementara yang belum

sekolah tergolong tinggi karena ada kelompok umur usian non sekolah didalamnya.

B. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kinerja aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2014, dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan

terhadap pertumbuhan PDRB pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita,

dan pendapatan regional perkapita.

a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel Pertumbuhan ekonomi sebagaimana di bawah menunjukan

perkembangan hasil-hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama ini.

Selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

34

Tabel 2.23

Pertumbuhan Ekonomi

LAPANGAN USAHA KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015*

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 5.78 8.35 8.16 7.84 7.27 5.75 7.00 6.93 6.44 4.26

Pertambangan dan Penggalian 8.68 7.27 5.38 4.66 4.46 6.92 4.83 2.98 3.36 3.95

Industri Pengolahan 9.50 9.98 10.15 6.24 5.87 7.77 8.18 7.99 5.99 4.66

Pengadaan Listrik dan Gas 11.54 9.49 6.86 9.78 8.91 10.70 11.56 7.70 11.61 1.72

Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 9.59 10.20 9.07 10.65 9.62 6.55 7.43 6.78 7.34 2.46

Konstruksi 5.65 4.85 4.97 7.78 7.22 9.41 7.55 7.20 7.85 9.77

Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 9.04 9.93 8.94 6.45 6.06 10.20 11.26 10.26 8.05 5.75

Transportasi dan Pergudangan 10.87 9.32 9.67 8.50 7.83 9.14 8.68 8.76 8.57 9.67

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.89 3.36 8.97 5.62 5.32 7.77 6.31 8.96 6.93 8.05

Informasi dan Komunikasi 9.07 8.98 8.07 8.14 7.53 8.33 8.35 8.67 9.02 9.80

Jasa Keuangan dan Asuransi 16.48 9.74 3.90 5.06 4.82 15.03 11.60 5.09 4.54 10.15

Real Estate 10.04 12.08 11.18 7.74 7.18 8.18 9.18 8.84 7.85 8.22

Jasa Perusahaan 5.93 5.10 6.01 3.85 3.71 5.57 6.79 7.48 5.96 5.57

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan

Jaminan Sosial Wajib 8.98 3.84 5.74 8.22 7.60 6.87 4.70 5.83 6.92 3.76

Jasa Pendidikan 15.55 8.95 11.49 13.58 11.95 12.74 14.42 13.73 13.55 7.14

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10.87 7.17 10.75 11.34 10.19 5.88 8.44 9.27 8.84 10.64

Jasa Lainnya 4.07 6.24 6.79 6.21 5.85 5.00 6.30 6.48 5.28 4.92

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 7.72 7.74 7.75 7.77 7.21 7.71 7.91 7.67 7.27 6.23

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Selama kurun waktu 4 tahun dari 2011-2014 menunjukan peningkatan

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gorontalo, sedangkan propinsi Gorontalo

dalam kurun waktu lima tahun mengalami penurunan. Penurunan yang sangat

signifikan untuk propinsi terjada pada tahun 2015, sedangkan Kabupaten Gorontalo

mengalami penurunan pada tahun yang sama. Gejala penurunan yang signifikan

pada tahun 2015 baik di tingkat Kabupaten maupun Propinsi terjadi karena

perlambatan ekonomi Indonesia yang diterpa oleh badai krisis ekonomi global.

Karena system ekonomi saat ini menganut ekonomi terbuka maka efek domino dari

peristiwa perkembangan ekonomi di satu kawasan akan mempengaruhi

perkembangan di kawasan-kawasan lainya. Seluruh sector di Kabupaten Gorontalo

tidak ada yang terkecuali mengalami penurunan pertumbuhan. Sedangkan di

propinsi terdapat beberapa sector yang mengalami peningkatan ditengah gejolak

ekonomi global yakni sector Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, Jasa keuangan

dan asuransi, Jasa konstruksi, dan Pertambangan dan penggalian. Rincian

perkembangan ekonomi selengkapnya dapat dilihat pada Angka PDRB berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

35

Tabel 2.24

PDRB ADHB dan PDRB ADHK

Kabupaten GorontaloTahun 2010 -2015 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015**

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1,919,819.27 2,117,485.35 2,353,830.79 2,655,081.10 3,042,513.34 3,429,945.58

1,919,819.27 2,030,849.58 2,200,514.55 2,380,144.78 2,566,720.91 2,753,297.04

Pertambangan dan Penggalian 103,598.49 117,171.78 128,788.80 139,581.97 154,638.47 169,694.97

103,598.49 112,588.20 120,769.80 127,261.59 133,195.90 139,130.21

Industri Pengolahan 195,617.25 225,586.64 254,844.63 300,240.01 357,085.19 413,930.37

195,617.25 214,201.78 235,569.73 259,474.78 275,661.61 291,848.44

Pengadaan Listrik dan Gas 4,959.32 5,002.99 5,145.96 5,042.17 5,419.64 5,797.11

4,959.32 5,531.86 6,056.76 6,472.47 7,105.28 7,738.09

Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

940.02 1,038.36 1,195.72 1,349.80 1,630.47 1,911.14

940.02 1,030.16 1,135.21 1,238.15 1,369.98 1,501.81

Konstruksi 786,945.80 902,232.70 989,384.07 1,104,234.56 1,245,349.96 1,386,465.36

786,945.80 831,384.64 871,666.02 914,945.55 986,133.04 1,057,320.53

Perdagangan Besar dan Eceran ;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

371,380.16 432,548.74 494,379.21 577,642.73 673,029.08 768,415.43

371,380.16 404,947.80 445,174.93 484,953.94 516,242.80 547,531.66

Transportasi dan Pergudangan 359,765.32 417,950.52 484,632.55 602,230.30 714,194.74 826,159.18

359,765.32 398,858.12 436,020.49 478,193.47 518,829.35 559,465.23

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

96,887.57 107,063.88 117,436.38 136,744.61 152,626.76 168,508.91

96,887.57 103,563.53 107,043.99 116,650.35 123,205.69 129,761.03

Informasi dan Komunikasi 140,370.96 158,034.37 174,070.62 187,643.49 204,397.22 221,150.95

140,370.96 153,104.87 166,849.14 180,313.72 194,999.50 209,685.28

Jasa Keuangan dan Asuransi 174,976.13 212,872.05 252,699.91 276,208.38 308,882.90 341,557.42

174,976.13 203,809.31 223,669.63 232,385.34 244,144.52 255,903.70

Real Estate 46,561.19 53,480.21 63,536.74 72,897.19 81,304.89 89,712.59

46,561.19 51,237.47 57,427.44 63,845.12 68,785.22 73,725.32

Jasa Perusahaan 3,744.35 4,155.58 4,617.63 5,090.82 5,661.81 6,232.80

3,744.35 3,966.31 4,168.71 4,419.14 4,589.32 4,759.50

Administrasi Pemerintahan,

Pertanahan dan Jaminan Sosial

Wajib

274,724.85 316,578.69 347,506.00 374,805.62 412,569.49 450,333.36

274,724.85 299,401.11 310,895.43 328,754.76 355,776.77 382,798.78

Jasa Pendidikan 136,956.31 161,149.00 188,299.92 221,537.26 256,863.06 292,188.86

136,956.31 158,253.25 172,424.72 192,237.00 218,335.03 244,433.06

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 126,073.98 144,784.36 163,513.11 191,678.04 219,927.13 248,176.22

126,073.98 139,782.72 149,802.72 165,910.01 184,727.27 203,544.53

Jasa Lainnya 77,420.64 84,480.34 90,582.90 98,429.13 109,354.73 120,280.33

77,420.64 80,574.97 85,603.33 91,415.01 97,090.46 102,765.91

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

4,820,741.61 5,461,615.56 6,114,464.94 6,950,437.18 7,945,448.88 8,940,460.58

4,820,741.61 5,193,085.68 5,594,792.60 6,028,615.18 6,496,912.65 6,965,210.12

Sumber : PDRB Menurut Pengeluaran, BPS 2015

Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

Tabel di atas, cukup menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan Produk Domestic

Regional Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun constant.

Untuk melihat dinamika ekonomi Kabupaten Gorontalo terhadap perekonomian

Propinsi Gorontalo dapat ditunjukan dengan hasil analisis share PDRB Kabupaten

sebagai daerah studi terhadap daerah referensi yakni Propinsi Gorontalo. Berikut

dapat disajikan pada tabel di bawah ini :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

36

Tabel 2.25

Share Pdrb Kabupaten Gorontalo Terhadap PDRB Provinsi Gorontalo

LAPANGAN USAHA TERHADAP PDRB

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 39.82 39.11 39.33 39.48 39.51 39.53 32.12 32.13 32.53 32.91 33.34 34.30

Pertambangan dan Penggalian 2.15 2.17 2.16 2.11 2.05 2.00

43.66 44.38 45.41 46.46 47.05 47.27

Industri Pengolahan 4.06 4.12 4.21 4.30 4.24 4.19

30.94 31.44 31.96 32.60 32.67 33.05

Pengadaan Listrik dan Gas 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11

48.16 48.53 47.62 47.25 46.48 49.76

Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

12.04 12.38 12.70 12.97 13.37 14.31

Konstruksi 16.32 16.01 15.58 15.18 15.18 15.18 43.34 41.85 40.80 39.95 39.92 38.99

Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

7.70 7.80 7.96 8.04 7.95 7.86 25.21 24.94 24.65 24.35 23.99 24.06

Transportasi dan Pergudangan 7.46 7.68 7.79 7.93 7.99 8.03

41.72 42.38 42.63 42.98 42.95 42.23

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.01 1.99 1.91 1.93 1.90 1.86

28.94 28.70 27.91 27.91 27.57 26.87

Informasi dan Komunikasi 2.91 2.95 2.98 2.99 3.00 3.01

33.24 33.47 33.66 33.48 33.21 32.52

Jasa Keuangan dan Asuransi 3.63 3.92 4.00 3.85 3.76 3.67

33.23 33.65 33.09 32.72 32.88 31.29

Real Estate 0.97 0.99 1.03 1.06 1.06 1.06

16.29 16.57 17.01 17.38 17.36 17.19

Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07

23.81 23.89 23.52 23.19 22.73 22.33 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

5.70 5.77 5.56 5.45 5.48 5.50 18.24 18.60 18.45 18.44 18.66 19.35

Jasa Pendidikan 2.84 3.05 3.08 3.19 3.36 3.51

25.50 26.13 24.89 24.40 24.40 25.50

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.62 2.69 2.68 2.75 2.84 2.92

23.70 24.82 24.53 24.86 25.43 25.33

Jasa Lainnya 1.61 1.55 1.53 1.52 1.49 1.48

25.89 25.66 25.65 25.72 25.95 26.18

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

31.15 31.15 31.10 31.13 31.27 31.56

Keterangan:

= Kabupaten Gorontalo = Propinsi Gorontalo

Tabel di atas menunjukan hasil analisis pertumbuhan sektor-sektor di Kabupaten

Gorontalo, dibandingkan dengan perkembangan sektor yang sama di tingkat

Propinsi Gorontalo. Hasil perhitungan ini menggambarkan kinerja dari 17 sektor di

Kabupaten Gorontalo, dibandingkan dengan kinerja perekonomian Propinsi

khususnya pergeseran hasil dari pembangunan perekonomian kabupaten. Hasil di

atas menunjukan bahwa sektor yang dominan adalah sektor pertanian dimana share

terhadap perekonomian kabupaten sebesar 39.53%. Angka ini jika di dilihat dari

share sektor pertanian kabupaten terhadap perekonomian Propinsi Gorontalo hanya

mampu mengkontribusi sebesar 34.30%. Artinya bahwa meskipun share internal

kabupaten, sektor pertanian berada pada urutan teratas, namun di tingkat propinsi

share sektor tersebut hanya mampu berada diangka 34.30, urutan kelima diantara

sektor yang memberi share terbesar di tingkat propinsi. Berbeda halnya dengan

sektor-sektor lainya di luar sektor pertanian yang memberi share internal Kabupaten

Gorontalo pada angka yang kecil, namun justeru memberi kontribusi share pada

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

37

tingkat Propinsi dengan prosentase yang besar. Fakta ini menunjukan bahwa

determinan faktor perekonomian Propinsi sebagian besar berada pada dinamika

ekonomi yang terjadi di Kabupaten Gorontalo.

Kenyataan bahwa Perekonomian Kabupaten Gorontalo sangat menentukan

perekonomian Propinsi diperkuat dengan hasil analisis tentang pergerakan harga-

harga bahan konsumsi yang terdapat dalam kelompok sektor PDRB. Informasi

tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.26

PDRB DEFLATOR

LAPANGAN USAHA

KABUPATEN GORONTALO

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 100 104.27 106.97 111.55 118.54 125.52

100 104.93 109.45 114.37 123.55 131.89

Pertambangan dan Penggalian 100 104.07 106.64 109.68 116.1 122.52

100 104.22 107.87 111.52 117.06 127.66

Industri Pengolahan 100 105.32 108.18 115.71 129.54 143.36

100 104.52 108.22 111.53 124.63 134.95

Pengadaan Listrik dan Gas 100 90.44 84.96 77.9 76.28 74.65

100 90.61 85.23 78.28 76.58 64.81

Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

100 100.8 105.33 109.02 119.01 129.01

100 104.12 110.09 115.2 124.53 133.49

Konstruksi 100 108.52 113.5 120.69 126.29 131.88

100 103.31 108.5 113.87 120.29 130.03

Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor

100 106.82 111.05 119.11 130.37 141.63

100 104.07 108.2 114.04 121.98 131.75

Transportasi dan Pergudangan 100 104.79 111.15 125.94 137.66 149.37

100 105.2 110.71 119.36 127.12 135.17

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100 103.38 109.71 117.23 123.88 130.53

100 104.46 110.49 115.87 120.92 132.45

Informasi dan Komunikasi 100 103.22 104.33 104.07 104.82 105.57

100 103.5 106.66 105.87 107.47 111.94

Jasa Keuangan dan Asuransi 100 104.45 112.98 118.86 126.52 134.17

100 104.95 113.46 119.26 125.34 131.68

Real Estate 100 104.38 110.64 114.18 118.2 122.22

100 103.95 107.81 112.42 117.08 126.37

Jasa Perusahaan 100 104.77 110.77 115.2 123.37 131.54

100 103.8 108.92 113.3 120.36 131.7

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

100 105.74 111.78 114.01 115.96 117.92

100 105.71 111.91 114.15 116.12 119.23

Jasa Pendidikan 100 101.83 109.21 115.24 117.65 120.05

100 101.69 109.06 115.17 117.57 123.77

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100 103.58 109.15 115.53 119.06 122.58

100 103.35 109.04 115.28 118.78 126.21

Jasa Lainnya 100 104.85 105.82 107.67 112.63 117.59

100 102.62 103.87 108.76 113.23 121.92

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100 105.17 109.29 115.29 122.3 129.3

100 104.42 109.35 114.26 121.26 129.31

Keterangan:

= Kabupaten Gorontalo = Propinsi Gorontalo

Tabel di atas menjelaskan Indeks harga yang diturunkan dari perhitungan PDRB

yang disebut sebagai "PDRB deflator" atau yang dikenal dengan indeks implisit.

Perubahan Indeks Harga Implisit sebagaimana pada tabel di atas mencerminkan

tingkat inflasi yang tejadi selama dalam suatu periode kepemimpinan atau selama 5

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

38

tahun terakhir. Perubahan Indeks Harga Implisit menggambarkan tingkat inflasi

menyeluruh dibandingkan dengan indikator inflasi lainnya seperti Indeks Harga

Konsumen (IHK) atau Indeks Sembilan Bahan Pokok. Hal ini disebabkan Indeks

Harga Implisit sudah mewakili semua jenis harga yaitu harga konsumen, harga

produsen,harga perdagangan besar, harga eceran dan harga lainnya yang sesuai

dengan berbagai jenis harga yang dipergunakan dalam penghitungan nilai produksi

setiap sektor.

Indeks implisit terbesar sebagaimana pada tabel di atas, terdapat pada sector

transportasi dan pergudangan, baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat

propinsi. Fenomena ini menunjukan bahwa sector tersebut paling besar

mengkontribusi perubahan indeks harga. Secara total perubahan harga kabupaten

Gorontalo berada pada angka 1 di atas basis point dengan perubahan total harga di

Propinsi Gorontalo. Perubahan indeks harga tertinggi pada Sektor transportasi dan

pergudangan menjelaskan bahwa kenaikan harga barang-barang dominan di gerek

oleh perubahan harga di sector tersebut. Sebagai contoh di Gorontalo yang

umumnya memanfaatkan moda transportasi bentor, maka kenaikan harga-harga

dipengaruhi oleh biaya traif moda transportasi ini. Perlu kebijakan pemerintah

secara tersendiri untuk mengatur hal ini. Jika tidak ditata melalui kebijakan maka

akan menimbulkan dampak yang negative terhadap perkembangan indeks harga

implicit yang dirasakan oleh masyarakat. Untuk melihat lebih nyata perubahan

indeks harga tersebut dapat mempengaruhi inflasi, selengkapnya dijelaskan pada

point di bawah.

b. Tingkat Inflasi

Sebagai konsekwensi dari pergerakan harga sebagaimana tergambarkan pada

indeks implicit di atas, maka berikut disajikan hasil perhitungan inflasiKabupaten

Gorontalo terhadap propinsi Gorontalo.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

39

Tabel 2.27

PDRB DEFLATOR (PERBANDINGAN DENGAN PROVINSI)

LAPANGAN USAHA KABUPATEN GORONTALO

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.0000 0.9936 0.9773 0.9754 0.9594 0.9517

Pertambangan dan Penggalian 1.0000 0.9986 0.9886 0.9835 0.9918 0.9597

Industri Pengolahan 1.0000 1.0076 0.9997 1.0374 1.0394 1.0624

Pengadaan Listrik dan Gas 1.0000 0.9981 0.9969 0.9952 0.9960 1.1518

Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.0000 0.9681 0.9567 0.9463 0.9557 0.9664

Konstruksi 1.0000 1.0505 1.0461 1.0599 1.0498 1.0142

Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 1.0000 1.0264 1.0264 1.0445 1.0688 1.0750

Transportasi dan Pergudangan 1.0000 0.9960 1.0039 1.0552 1.0829 1.1050

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.0000 0.9897 0.9929 1.0117 1.0244 0.9856

Informasi dan Komunikasi 1.0000 0.9973 0.9782 0.9829 0.9753 0.9431

Jasa Keuangan dan Asuransi 1.0000 0.9952 0.9958 0.9967 1.0094 1.0189

Real Estate 1.0000 1.0041 1.0263 1.0156 1.0096 0.9672

Jasa Perusahaan 1.0000 1.0093 1.0170 1.0168 1.0250 0.9988

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan

Jaminan Sosial Wajib 1.0000 1.0003 0.9988 0.9987 0.9986 0.9890

Jasa Pendidikan 1.0000 1.0014 1.0013 1.0006 1.0007 0.9699

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0000 1.0022 1.0010 1.0022 1.0023 0.9712

Jasa Lainnya 1.0000 1.0217 1.0188 0.9900 0.9947 0.9645

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1.0000 1.0072 0.9994 1.0090 1.0085 1.0000

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Tabel di atas menunjukan perkembangan inflasi yang dipicu oleh kabupaten

terhadap Propinsi yang terjadi pada 17 sektor. Inflasi yang tertinggi pada tahun

terakhir pengamatan (2015) terjadi pada sector Pengadaan Listrik dan gas mencapai

1.15, disusul oleh sector Transportasi dan Pergudangan sebesar 1.10. Selanjutnya

inflasi tinggi terjadi pada sector-sektor Industri Pengolahan, Konstruksi,

Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, serta sector

Jasa Keuangan dan Asuransi. Dengan menggunakan asumsi bahwa penggolongan

Inflasi kedalam tiga kategori, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi,

maka sector-sektor yang angka di atas 100 menunjukan hiper inflasi. Karena Inflasi

ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi

sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan

hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi kenaikan harga berada di atas 100%

setahun.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

40

c. PDRB Perkapita

Perkembangan PDRB Perkapita dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.28

Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB per Kapita

Kabupaten Gorontalo, Tahun 2010-2014

Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013* 2014**

Nilai PDRB (Miliar Rp)

a. ADHB 4.820,74 5.461,62 6.114,46 6.950,44 7.945,45

b. ADHK 2010 4.820,74 5.193,09 5.594,79 6.028,62 6.496,91

PDRB per Kapita (Ribu Rp)

a. ADHB 13.496,60 15.154,32 16.837,48 19.001,64 21.582,16

b. ADHK 2010 13.496,60 14.409,23 15.406,46 16.481,49 17.647,51

Jumlah Penduduk (Orang) 357.182 360.400 363.146 365.781 368.149

Pertumbuhan (%) 0,90 0,76 0,73 0,65

Sumber : PDRB Kabupaten Gorontalo 2014, BPS 2015

Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

Pertumbuhan per kapita secara “riil” Nampak meningkat di kisaran 6-7

persen. Pertumbuhan tersebut diikuti pula oleh penambahan jumlah penduduk, yang

meningkat rata-rata pada kisaran 0,76 persen setiap tahunnya selama periode 2011

s.d. 2014.

d. Hasil Analisa Location Quotient (LQ) dalam Penentuan Sektor Unggulan

Analisis Location Quotient menjelaskan perbandingan Sektor pada tingkat

Kabupaten Gorontalo dengan sector-sektor yang sama pada daerah lebih tinggi

yakni Propinsi. Lebih jelasnya LQ menyajikan Rasio persentase dari total aktivitas

seluruh sector pada wilayah kabupaten terhadap persentase aktivitas total diwilayah

Propinsi.Berikut hasil perhitungan LQ Kabupaten Gorontalo.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

41

Tabel 2.28

LQ KABUPATEN GORONTALO

LAPANGAN USAHA KABUPATEN GORONTALO

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2.3032 3.2671 3.2107 3.0948 2.8718

2.2195 2.6553 2.606 2.4047 1.5781

Pertambangan dan Penggalian 0.1865 0.1575 0.116 0.0984 0.0913

0.1061 0.0735 0.0441 0.0475 0.0539

Industri Pengolahan 0.3855 0.4115 0.4273 0.2685 0.2491

0.3176 0.3346 0.3274 0.2462 0.1893

Pengadaan Listrik dan Gas 0.0119 0.0101 0.0074 0.0105 0.0097

0.0071 0.0079 0.0054 0.0082 0.0013

Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang

0.0019 0.002 0.0018 0.0022 0.002

0.0033 0.0037 0.0034 0.0036 0.0012

Konstruksi 0.9218 0.7757 0.7736 1.1808 1.0957

1.1038 0.9001 0.8558 0.9279 1.1616

Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

0.6963 0.7746 0.711 0.519 0.4816

0.971 1.0966 1.0299 0.828 0.5956

Transportasi dan Pergudangan 0.8109 0.7156 0.7538 0.674 0.6255

0.5096 0.4899 0.498 0.4925 0.5625

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.1385 0.067 0.1717 0.1087 0.1009

0.168 0.1366 0.1911 0.1496 0.1732

Informasi dan Komunikasi 0.2641 0.2647 0.2407 0.2436 0.226

0.2272 0.229 0.239 0.2509 0.277

Jasa Keuangan dan Asuransi 0.5981 0.3824 0.1558 0.1951 0.181

0.5113 0.4215 0.1912 0.1666 0.3626

Real Estate 0.097 0.1192 0.1147 0.0819 0.076

0.151 0.1703 0.1658 0.1489 0.1568

Jasa Perusahaan 0.0046 0.0039 0.0045 0.0028 0.0026

0.0057 0.0068 0.0074 0.0059 0.0054

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan

Sosial Wajib

0.5119 0.2213 0.3192 0.4482 0.4159

0.6689 0.4533 0.5463 0.6373 0.3454

Jasa Pendidikan 0.4418 0.2729 0.3541 0.4329 0.4017

0.4422 0.5237 0.5289 0.5512 0.3075

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.2844 0.1929 0.2879 0.3121 0.2896

0.2022 0.2852 0.3149 0.3047 0.3721

Jasa Lainnya 0.0654 0.0968 0.1039 0.0941 0.0874

0.0966 0.1187 0.1203 0.097 0.0886

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 7.7238 7.7354 7.754 7.7679 7.208

7.7111 7.9068 7.6749 7.2705 6.232

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Nilai LQ di sector Pertanian dan sector Konstruksi > 1. Ini berarti bahwa laju

pertumbuhan sektor Pertanian dan konstruksi di daerah Kabupaten Gorontalo

adalah sama dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian

daerah referensi yakni Propinsi Gorontalo. Nilai LQ di sector > 1 menjelaskan

bahwa laju pertumbuhan sektor Pertanian dan Konstruksi di Kabupaten Gorontalo

lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam

perekonomian daerah referensi Propinsi. Dengan demikian, kedua sektor tersebut

merupakan sector yang menonjol di daerah Kabupaten Gorontalo sekaligus

merupakan basis ekonomi. Sebaliknya Nilai LQ di sector < 1 menjelaskan bahwa

laju pertumbuhan sektor 12 sektor lainya di kabupaten lebih kecil dibandingkan

dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah referensi

yakni Propinsi Gorontalo. Dengan demikian, sector-sektor tersebut belum

merupakan sektor unggulan kabupaten dan belum menjadi basis ekonomi. Maka,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

42

kedepanya 12 sektor tersebut perlu didongkrak melalui kebijakan-kebijakan

pemerintah daerah yang relevan.Pada akhirnya untuk melihat dinamika sector

dalam perkembangan ekonomi Kabupaten Gorontalo terhadap perkembangan

Ekonomi Propinsi Gorontalo dapat dilihat dari hasil perhitungan LQ shift, LQ

Share, dan LQ Trend, peran Growth Parsial, Share internal dan eksternal, serta

PDRB Deflator. Lebih jelasnya dapat disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.29

LQ KABUPATEN GORONTALO

LAPANGAN USAHA

Harga Berlaku Harga Konstan Peran g

parsial Share

PDRB

Deflator LQ

Shift

LQ

Share

LQT

rend LQ Shift

LQ

Share LQTrend

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0.99 1.02 0.97 1.24 1.06 1.17 + + +

Pertambangan dan Penggalian 1.69 1.45 1.17 2.04 1.48 1.38 + +

Industri Pengolahan 1.20 1.05 1.15 1.26 1.03 1.22 +

Pengadaan Listrik dan Gas 1.02 1.50 0.68 1.61 1.55 1.04 +

Pengadaan Air, Pengolhan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0.43 0.40 1.09 0.63 0.42 1.50 + +

Konstruksi 1.23 1.35 0.91 0.87 1.30 0.67 +

Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 0.81 0.81 1.00 0.71 0.79 0.90

Transportasi dan Pergudangan 1.64 1.43 1.15 1.35 1.33 1.02 +

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 0.84 0.91 0.93 0.70 0.89 0.78

Informasi dan Komunikasi 0.95 1.04 0.91 0.97 1.04 0.93 +

Jasa Keuangan dan Asuransi 1.03 1.06 0.97 0.93 1.03 0.90

Real Estate 0.61 0.54 1.12 0.61 0.54 1.14 +

Jasa Perusahaan 0.70 0.75 0.93 0.59 0.75 0.80

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan

dan Jaminan Sosial Wajib 0.61 0.59 1.03 0.67 0.60 1.12 + +

Jasa Pendidikan 0.72 0.79 0.92 0.76 0.79 0.96 +

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.88 0.79 1.12 0.85 0.77 1.10 + +

Jasa Lainnya 0.80 0.82 0.97 0.83 0.84 0.99 + + +

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) +

Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, khususnya kolom Harga Konstan,

nampak bahwa sektor-sektor seperti : (1) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; (2)

Pertambangan dan Penggalian; (3) Industri Pengolahan; (4) Pengadaan Listrik dan

Gas; dan (5) Transportasi dan Pergudangan memiliki keunggulan kompetitif dan

komparatif. Hal ini ditunjukan oleh LQ Shift dan LQ Share yang berada di level >

1. Demikian halnya dengan hasil perhitungan LQ Trend Nampak bahwa kelima

sector tersebut memiliki trend perkembangan sector yang baik dari rata-rata sector

di tingkat propinsi. Hal ini ditunjukkan oleh angka LQ Trend > 1.

Sektor-sektor yang memiliki LQ Shift < 1 mengartikan bahwa sector-sektor tersebut

perlu ditingkatkan oleh pemerintah dan masyarakat serta dunia usaha, agar

kedepanya memiliki keunggulan kompetetif dan komparatif yang baik pada tingkat

kabupaten maupun tingkat propinsi. Dilihat dari tabel tersebut ada 12 sektor yang

hanya memiliki LQ Trend < 1, sehingga dengan demikian pemerintah daerah

memiliki tugas yang besar untuk mendorong sector-sektor tersebut mencapai

keunggulan kompetitif.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

43

Berbeda halnya dengan keunggulan komparatif, nampak bahwa hanya ada 9 sektor

yang memperoleh angka LQshare < 1, sedangkan 3 diantaranya meskipun tidak

memiliki keunggulan kompetitif, namun memiliki keunggulan komparatif yang

ditunjukan oleh angka LQshare > 1. Sektor-sektor tersebut adalah (1) Kontruksi; (2)

Informasi dan Komunikasi; dan sector (3) Jasa Keuangan dan Asuransi. Sementara

itu, berdasarkan tabel di atas, Nampak bahwa masih ada 8 sektor yang memiliki

perkembangan yang kurang baik, sebagaimana ditunjukan oleh angka LQtrend < 1.

Selebihnya sector-sektor tersebut berada pada kategori perkembangan yang baik

Karen LQtrend-nya >1.

Dilihat dari peran pertumbuhan parsial (partial growth), Nampak bahwa hanya ada

4 sektor yang memiliki pertumbuhan lebih baik, sebagaimana ditunjukan dengan

notasi biner + di atas. Keempat sector tersebut adalah: (1) Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan; (2) Konstruksi; (3) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan (4) Jasa

Lainnya. Ini berarti bahwa 13 sektor lainya belum baik, dan masih membutuhkan

peran pemerintah, masyarakat, dunia usaha bahwa kan perguruan tinggi untuk

meningkatkanya. Dari perspektif kewenangan pemerintah daerah Kabupaten,

sector-sektor yang belum memiliki growth parsial yang baik harus diintervensi

melalui anggaran yang dimiliki untuk menstimulasi pertumbuhan. Pada konteks ini,

maka alokasi angaran APBD menjadi determinan factor, maka harus lebih efektif

menjadi stimulus perkembangan sector-sektor yang belum memiliki growth parsial

yang baik.

Dilihat dari perspektif sumbangan sektoral baik terhadap internal kabupaten

maupun sector yang sama di tingkat propinsi Nampak bahwa tedapat 9 sektor yang

menunjukan share yang baik. Kesembilan sector tersebut yakni: (1) Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan; (2) Pertambangan dan Penggalian; (3) Industri

Pengolahan; (4) Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; (5)

Transportasi dan Pergudangan; (6) Real Estate; (7) Administrasi Pemerintahan,

Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib; (8) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; (9)

Jasa Lainnya. Artinya ada 8 sektor yang perlu tingkatkan oleh pemerintah daerah di

tingkat Kabupaten agar memberi share yang lebih signifikan pada sector yang sama

di tingkat propinsi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

44

2. Fokus Kesejahteraan Sosial

a. Pendidikan

Ukuran perkembangan pembangunan pendidikan diuraikan sebagai berikut :

1) Angka Melek Huruf

Jika dibandingkan tahun 2010, Angka Melek Huruf Kabupaten

Gorontalo tahun 2014 mengalami kecenderungan peningkatan sejak dari

tahun 2010. Capaian ini menunjukkanbahwa program keaksaraan yang

dijalankan sudah memungkinkan sebagian besar penduduk memperoleh

kemampuan literal dalam kehidupan sehari-hari

Grafik 2.1

Angka Melek Huruf Tahun 2009 – 2014

Sumber: LKPJ AMJ 2010-2015; Diknas Kab.Gorontalo, 2015

2) Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Berdasarkan model perhitungan terbaru IPM, menunjukan Angka Rata

– Rata Lama Sekolah Kabupaten Gorontalo dari tahun 2010 sampai dengan

tahun 2014 menunjukkan perkembangan positif. Pada tahun 2014 rata-rata

lama bersekolah penduduk Kabupaten Gorontalo mencapai 6,53 tahun naik

hanya 0,40 point dari kondisi tahun 2010 yang besarnya 6,13 tahun.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

45

Grafik 2.2

Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Gorontalo

Tahun 2010 - 2014 (Persen)

Sumber : Pubilkasi IPM, BPSProvinsi Gorontalo 2015

3) Angka Partisipasi Murni

Sampai Tahun 2014, capaian kinerja capaian angka partisipasi murni

Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.30

Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan

Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 – 2015

APM Menurut Jenjang

Pendidikan

Capaian

2013 2014 2015

APM SD/MI (%) 98,73 99,36 99,57

APM SMP/MTS (%) 68,63 72,45 72,69

APM SMA/Sederajat (%) 52,39 61,03 62,29

APM Perguruan Tinggi * 22,01 29,60 Sumber : SUSENAS 2014, BPS. *) DIKBUD 2015

4) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Untuk melihat besarnya partisipasi penduduk yang bersekolahmenurut

jenjang pendidikan, selengkapnya dapat disajikan pada Angka Partisipasi

Kasar (APK) berikut ini.

Tabel 2.31

APK Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah

Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 – 2015

Indikator-Indikator Capaian (%)

2013 2014 2015

APK SD/MI/Paket A 111,89 111,94 116,36

APK SMP/MTS/Paket B 88,41 101,83 107,01

APK SMA/SMK/MA/Paket C 69,81 75,85 83,48

APK Perguruan Tinggi * 27,77 30,20 - Sumber : * SUSENAS 2014, BPS ** DIKBUD, 2016.

5) Angka Pendidikan yang ditamatkan

Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo berdasarkan angka pendidikan

yang ditamatkan dapat dilihat pada tabel berikut:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

46

Tabel 2.32

Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat

Pendidikan Laki-laki Perempuan

Jumlah

Penduduk

1 Belum Sekolah 34.845 32.741 67.586

2 Tidak Tamat SD 52.223 47.439 99.662

3 Tamat SD 63.239 63.227 126.466

4 SLTP 16.873 18.307 35.180

5 SLTA 22.721 24.124 46.845

6 Dipl I-II 511 1.376 1.887

7 Dipl III 653 1.291 1.944

8 S1 3.160 4.686 7.846

9 S2 347 216 563

10 S3 30 5 35

Jumlah 194.602 193.412 388.014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo

b. Kesehatan

Perkembangan pembangunan kesehatan dapat dilihat pada indikator yang

diuraikan sebagai berikut :

1) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)

Kondisi AKHB Kabupaten Gorontalo selama 5 tahun terakhir adalah:

Tabel 2.33

AKHB Kabupaten Gorontalo Tahun 2010-2014

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Angka kematian bayi per 1.000

lahir hidup

17/

1.000 LH

17/

1.000 LH

13/

1.000 LH

11/

1.000 LH

11/

1.000 LH

AngkaKelangsungan Hidup

Bayi (AKHB) 983 983 987 989 989

Sumber : Dinas Kesehatan, 2015

Tabel di atas menunjukan bahwa angka kematian mengalami penurunan,

sedangkan angka kelangsungan hidup meningkat.

2) Umur Harapan Hidup (UHH)

Kondisi UHH berdasarkan metode perhitungan baru dapat dilihat pada grafik

berikut.

Grafik 2.3

Umur Harapan Hidup Tahun 2010 – 2014

Sumber : Pubilkasi IPM, BPSProvinsi Gorontalo 2015

64,80

64,82

64,84

64,85

65,44

64,00 64,50 65,00 65,50

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

Umur HarapanHidup

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

47

Berdasarkan Grafik di atas nampak UHH Kabupaten Gorontalo dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan perkembangan yang positif

walaupun belum signifikan. Pada tahun 2014, UHH penduduk Kabupaten

Gorontalo mencapai 65,44 tahun naik 0,64 point dari kondisi tahun 2010 yang

besarnya 64,80 tahun sebagaimana tergambar pada grafik .

c. Kemiskinan

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Gorontalo hingga tahun 2014berada pada angka

21,05 persen. Meskipun cenderung mengalami fluktuatif selama empat tahun

terakhir. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Gorontalo tinggi jika dibandingkan

dengan kemiskinan kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo dan Nasional. Berikut

gambaran perkembangan penduduk miskin Kabupaten Gorontalo selama 4 tahun

(2010 - 2014) :

Tabel 2.34

Persentase Penduduk Miskin

di Kabupaten Gorontalo Tahun 2010 – 2015

NO URAIAN TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

1 Prosentase Penduduk Miskin (%) 18,87 21,31 20,79 21,57 21,05

2 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 67.100 77.860 76.008 79,037 77.495

3 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) 225.732 249.151 275.000 295.852 323. 578 Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2011-2015, BPS Kabupaten Gorontalo

Tabel di atas menunjukan bahwa baik secara absolute maupun relative tingkat

kemiskinan di Kabupaten Goontalo tinggi. Karena jumlah penduduk di Kabupaten

Gorontalo terbesar di seluruh Kabupaten Kota di Propinsi Gorontalo.

d. Kesempatan Kerja

Indikator yang digunakan untuk mengukur kesempatan kerja adalah rasio

penduduk yang berkerja usia di atas 15 tahun dengan total jumlah penduduk usia

di atas 15 tahun ke atas (angkatan kerja). Rasio penduduk bekerja pada tahun 2014

mencapai 96,11 %. Hal tersebut berarti di setiap 100 angkatan kerja terdapat 96

orang yang bekerja.

Tabel 2.35 Rasio Penduduk Yang Bekerja

di Kabupaten Goorntalo Tahun 2010 – 2014

No

Tahun

Angkatan Kerja Rasio Penduduk Yang

Bekerja (%) Bekerja Pengangguran Terbuka Jumlah

1 2010 156.432 7.155 163.587 95,63

2 2011 152.582 6.204 158.768 96,10

3 2012 148.705 5.024 153.729 96,73

4 2013 141.271 7.376 148.647 95,04

5 2014 156.738 6.338 163.076 96,11

Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2011-2015, BPS Kabupaten Gorontalo

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

48

e. Kriminalitas

Perbandingan jumlah tindak kriminal yang tertangani dengan total jumlah

penduduk dikali 10.000 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.36

Tingkat Kriminalitas Tahun 2010 - 2014

No Tahun Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka Kriminalitas Yang Tertangani 10,82 9,72 8,8 11,4 16,37 Sumber : POLRES Limboto, 2016

Tabel di atas mengambarkan bahwa tiga tahun terakhir angka kriminalitas di

Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan dan kasus yang dominan adalah

penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan.

3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

a. Fokus Seni Budaya

Potensi seni yang berkembang di daerah ini diantaranya adalah seni musik daerah,

nyanyian daerah, tarian daerah, kesenian bernuansa islami dan berbagai bentuk

seni tradisional lainnya.

Tabel 2.37

Perkembangan Seni, Budaya Tahun 2011 s.d 2015

Kabupaten Gorontalo

No Capaian Pembangunan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah grup kesenian 25 28 28 28

2 Jumlah gedung kesenian 20 22 22 22

Sumber : Disparbud Kominfo

b. Fokus Bidang Olahraga

Pemerintah Kabupaten Gorontalo meningkatkan prestasi olahraga, melalui

berbagai terobosan, antara lain melalui : (i) peningkatan prasarana dan sarana

olahraga (ii) pembibitan atlet unggulan; dan (iii) peningkatan jumlah dan kualitas

tenaga dan pembina keolahragaan.

Tabel 2.38

Capaian Bidang Olahraga s/d Tahun 2010 – 2015

No Capaian Pembangunan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah klub olah raga 25 70 74 82 87

2 Jumlah gedung olah raga 3 3 3 3 3

Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, 2016

Tabel di atas menggambarkan bahwa ada peningkatan dalam capaian prestasi olah

raga di Kabupaten Gorontalo dan program pembinaan dan pemasyarakatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

49

olahraga lebih diarahkan pada lima cabang olahraga unggulan yakni cabang

olahraga sepak bola, sepak takraw, bulutangkis, tenis meja dan bela diri.

C. ASPEK PELAYANAN UMUM

Pelayanan publik merupakan jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik

maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Provinsi dan

kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai denganketentuan

perundang-undangan.

1. Fokus Layanan Urusan Wajib

a. Bidang Pendidikan

Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Pendidikan berdasarkan

Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.39

Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Pendidikan s/d Tahun 2014

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo Target

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

APK Pra Sekolah (%) 85,47 34,66 39,96 57,94 58,45 58,71

APM SD/MI (%) 100 98,17 98,73 98,73 99,36 99,57

APM SMP/MTS (%) 100 55 59,05 68,63 72,45 72,69

APM SMA/Sederajat (%) 50 40,3 46,57 52,39 61,03 62,29

Pendanaan pendidikan

minimal 25 % dari APBD 25 36,2 37,2 45,57 43,11 34,09

Sumber : DIKNAS Kab. Gorontalo

Pencapaian kinerja bidang pendidikan di Kabupaten Gorontalo, berdasarkan

indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015 pada tabel 2.39 diatas, dapat diuraikan

sebagaimana berikut :

1) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pra Sekolah

Capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) pada pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) pada Tahun 2015 sebesar 58,71 % dan angka ini hanya mengalami

peningkatan sebesar 0,26 point dari capaian pada tahun 2014 sebesar 58,45 %.

Capaian APK Pra Sekolah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang

berarti bahwa meningkatnya jumlah anak yang terlayani oleh PAUD baik

melalui jenjang Formal (TK) maupun Non Formal (KB, TPA, SPS).

Peningkatan angka partisipasi pra sekolah tersebut dikontribusi oleh program

mengangkat bunda PAUD di Kabupaten Gorontalo dengan tujuan untuk

mensosialisasikan PAUD. Bunda PAUD dijadikan motor penggerak dalam

pelaksanaan PAUD dan mendorong pembinaan PAUD di daerah. Peningkatan

capaian APK PAUD ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya lembaga-

lembaga PAUD yang diselenggarakan oleh masyarakat, yaitu Tempat Penitipan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

50

Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), dan Tempat

Pendidikan Al-qur’an (TPQ).

2) Angka Partisipasi Murni (APM)

a) APM SD/MI tahun 2015 sebesar 99,57%, naik 0,21 poin dibanding capaian

tahun 2014 sebesar 99,36%. Capaian APM SD/MI pada Tahun 2015

didasarkan pada data siswa usia 7-12 tahun dijenjang SD/MI/Paket A

sejumlah 43.562 jiwa sementara jumlah penduduk kelompok usia 7-12

tahun sebanyak 43.748 jiwa.

b) APM SMP/MT sebesar 72,69%, naik 0,24% point jika dibandingkan

dengan realisasi tahun 2014 yaitu 72,45%. Capaian SMP/MTs pada Tahun

2015 didasarkan pada data siswa usia 13-15 tahun dijenjang

SMP/MTs/Paket B sejumlah 13.688 jiwa sementara jumlah penduduk

kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 19.030 jiwa.

c) APM SMA/SMK/MA sebesar 62,29%, naik 1,26 point jika dibandingkan

dengan realisasi tahun 2014 yaitu 61,03 %. Capaian SMP/MTs pada Tahun

2015 didasarkan pada data siswa usia 16-18 tahun dijenjang

SMA/SMK/MA sejumlah 12.384 jiwa sementara jumlah penduduk

kelompok usia 16-18 tahun sebanyak 19.881 jiwa.

Peningkatan capaian APM SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA pada Tahun

2015 tersebut diatas menunjukkan bahwa semakin banyak anak yang bersekolah

dijenjang pendidikan dasar memenuhi syarat tepat usia.

Capaian APM yang meningkat setiap tahunnya didorong oleh upaya

Pemerintah Daerah yang telah melaksanakan program yang bertujuan

meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi masyarakat.Salah satunya

berupa pembangunan gedung sekolah pada wilayah relatif terpencil dan

memiliki tingkat kesulitan geografis cukup tinggi dan meningkatkan mutu

pendidikan pada semua jenjang, jalur dan jenis pendidikan.

3) Persentase Anggaran Pendidikan Minimal 25 % dari APBD

Pasal 31 ayat (4) UUD 1945 mengamanatkan bahwa, negara memprioritaskan

anggaran pendidikan sekurang - kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan

belanja negara (APBN) serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah

(APBD).Pada Tahun 2015, Pemerintah Pusat melalui DAK mengalokasikan

anggaran sangat besar untuk pendidikan Dasar sebagai bentuk komitmen

pelaksaan UUD 1945, sedangkan Kabupaten Gorontalo mengalokasikan dana

pendamping sebesar 10% dari total DAK untuk pendidikan.. .

Aggaran pendidikan tahun 2015 mengalami penurunan karena disebabkan 3

(tiga) hal mendasar, yakni :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

51

a) Pelaksanaan kurikulum di tahun 2015 banyak mengalami perubahan, dimana

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan untuk

menjalankan kurikulum 2013.

b) Pada Tahun 2015 sebagian SKPD (kecamatan, DISPORA) sudah tidak

menganggarkan kegiatan pada bidang pendidikan, sementara pada tahun

sebelumnya SKPD tersebut menganggarkan kegiatan pendidikan

c) Adanya penambahan alokasi anggaran pada beberapa sektor yang menjadi

prioritas pembangunan lainnya, contohnya meningkatnya alokasi belanja

langsung pada urusan bidangkesehatan sekitar 6,9 % dibandingkan tahun

sebelumnya

Capaian Indikator Pendidikan Lainnya

Capaian bidang pendidikan lainnya berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK)

meliputi Angka Putus Sekolah, Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan dan

kualifikasi guru,sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.40

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pendidikan

No Indikator-Indikator Realisasi (%)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka Putus Sekolah SD/MI 0,70 0,26 0,3 0,24 0,43

2 Angka Putus Sekolah SMP/MTS 1,13 1,92 0,74 0,71 0,19

3 Angka Putus Sekolah SMA/MA 1,13 1,92 0,74 0,71 0,62

4 Angka Kelulusan SD/MI (%) 100 100 100,50 97,74 94,71

5 Angka Kelulusan SMP/MTs (%) 100 87,42 81,62 96,91 86,61

6 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%) 100 83,43 84,84 74,59 82,50

7 Angka melanjutkan SD/MI/Paket A ke

SMP/MTS/Paket B 95 95 98,55 98,78 95,35

8 Angka melanjutkan SMP/MTS/Paket B

Ke SMA/SMK/MA/Paket C 73 74 97,34 97,98 94,23

9 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-

IV (%) 39,65 45,90 64,45 62,90 68,19

Sumber : DIKNAS Kab. Gorontalo

Berdasarkan data diatas, beberapa capaian indikator yang mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan Tahun 2014, yakni Angka Putus Sekolah SD/MI, Angka

Kelulusan SD/MI dan SMP/MTs serta Angka Melanjutkan ke SMP / MTS / Paket B

dan ke SMA / SMK / Paket C. Penurunan capaian tersebut diatas, lebih disebabkan

oleh beberapa hal, sebagai berikut :

1) anak usia sekolah SD/MI di beberapa kecamatan terdampak dengan

ketergantungan pekerjaan orang tua yang sering berpindah-pindah lokasi

(tempat bekerja/pekerja musiman), sehingga fokus pembelajaran anak menjadi

berkurang.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

52

2) peserta didik yang telah menamatkan dari SMP/MTS sudah tidak mau

bersekolah disebabkan faktor kebutuhan ekonomi orang tua. Mereka cenderung

untuk membantu orang tua dengan cara bekerja.

b. Bidang Kesehatan

Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Kesehatan berdasarkan

Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.41

Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Kesehatan

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo Target

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

Umur Harapan Hidup (Tahun) 69,5 68,63 68,63 69,57 66,53*

Angka kematian ibu Per 10.000 Lahir

Hidup 110 259 244 136 235 7,75

Angka kematian bayi Per 1.000 Lahir

Hidup 5 17 17 13 11 297

Prevalensi HIV AIDS dan penyakit

menular lainnya (%) 0,5 0,3 0,4 0,49 0,31 0,2

* Keterangan : Berdasarkan Perhitungan IPM Baru

Pencapaian kinerja bidang kesehatan di Kabupaten Gorontalo, berdasarkan

indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015 pada tabel 2.41 diatas, dapat diuraikan

sebagaimana berikut :

1) Umur Harapan Hidup (UHH)

Pada tahun 2015, berdasarkan pola perhitungan baru,Usia Harapan Hidup

penduduk Kabupaten Gorontalo telah mencapai 66,53 tahun naik 1,71 point

dari kondisi tahun 2011 yang besarnya 64,82 tahun. Berbedadengan model

perhitungan lama sebagai dasar penetapan indikator RPJMD 2011 – 2015, Usia

Harapan Hidup di Kabupaten Gorontalo pada Tahun 2013 telah melampaui

target RPJMD (69,55 Tahun) dengan capaian 69,57 Tahun. Perbandingan Usia

Harapan Hidup di Kabupaten Gorontalo berdasarkan perhitungan IPM yang

baru dan perhitungan IPM yang lama, sebagaimana tergambar pda grafik

berikut ini :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

53

Grafik 2.5

Umur Harapan Hidup Tahun 2011 – 2014

Sumber : BPS, 2015

Konsistensi pencapaian target Umur Harapan Hidup juga turut memberi

andil ataupun berdampak positif pada peningkatan Indeks Pembangunan

Manusia di Kabupaten Gorontalo, yang sejak tahun 2011 hingga 2014 berada

pada trend meningkat. Pada Tahun 2011, IPM Kabupaten Gorontalo berada

pada angka 61,04, tahun 2012 dicapai 61,87, tahun 2013 berada pada angka

62,22, dan tahun 2014 berada pada angka 62,90. Hal ini mengindikasikan

bahwa dengan adanya peningkatan Umur Harapan Hidup, akan menjadi salah

satu faktor yang bisa memberi dampak bagi peningkatan Indeks Pembangunan

Manusia di Kabupaten Gorontalo.

2) Angka Kematian Bayi (AKB)

Pada tahun 2015 tercatat jumlah kematian 52 bayi dari 6.714 Lahir Hidup (LH)

atau 7,75/1.000 LH. Berdasarkan data pada tabel ... diatas menunjukkan bahwa

target Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 dari target 5/1.000 LH,

terealisasi menjadi 7,75/1.000 LH.Jika dibandingkan dengan capaian realisasi

Tahun 2014 yaitu 11 /1.000 LH, maka terjadi penurunan Angka Kematian

Bayi atau dengan kata lain capaian kinerja pada Tahun 2015 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014.

Dibandingkan dengan Target MDG,s sebesar 23/1.000 LH, Angka Kematian

Bayi di Kabupaten Gorontalo melampaui target nasional.

3) Angka Kematian Ibu (AKI)

Target RPJMD 2011 – 2015 yaitu 110/100.000 LH. Capaian kinerja tahun 2013

sebesar 236/100.000 LH dan capaian tahun 2014 sebesar 235/100.000 LH,

sebagaimana terlihat dalam grafik berikut :

64,82 64,84 64,8565,44

66,53

67,9

68,63

69,55 69,57

62

63

64

65

66

67

68

69

70

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Umur Harapan

Hidup (Perhitungan

IPM Baru)

Umur Harapan

Hidup (Perhitungan

IPM Lama)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

54

Grafik 2.6

Jumlah Kematian Maternal di Kabupaten Gorontalo

Tahun 2011 - 20115

Sumber : Dinas Kesehatan, 2015

Grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa pada tiga tahun sebelumnya yaitu

tahun 2011 s/d 2013 terjadi trend penurunan kasus kematian ibu, namun dua

tahun kemudian menjelang berakhir masa berlakunya RPJMD terjadi

peningkatan kasus kematian ibu secara drastis. Peningkatan tersebut erat

kaitannya dengan kualitas pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung

dengan sumber daya ketenagaan, sarana prasarana dan pembiayaan, faktor

sosial budaya masyarakat dan partisipasi keluarga untuk

mempersiapkan/merencanakan kehamilan dan persalinan yang belum memadai.

Akibatnya terjadi 3T, yiatu : Terlambat dalam pengambilan keputusan;

Terlambat mencapai tempat persalinan (puskesmas, rumah bersalin, rumah

sakit); dan Terlambat mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan.

4) Penurunan Prevalensi HIV/AIDS dan Penyakit Menular Lainnya :

a) Penurunan Prevalensi HIV/AIDS

Sampai tahun 2015 tercatat 36 orang mengidap HIV/AIDS, 10 orang

diantaranya meninggal dunia. Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Gorontalo

merupakan masalah serius karena berdasarkan data yang tercatat selama 3

tahun terakhir terjadi peningkatan secara signifikan yaitu tahun 2013

tercatat 14 kasus, tahun 2014 tercatat 21 kasus dan tahun 2015 tercatat 36

kasus.

Meningkatnya angka prevalensi HIV/AIDS disebabkan beberapa hal,

diantaranya belum optimalnya dukungan dan keterlibatan anggota Komisi

Penanggulangan HIV dan AIDS (KPA), belum optimalnya peran instansi /

lembaga yang terkait. Anggapan bahwa masalah HIV AIDS masih

1615

9

15

20

0

5

10

15

20

25

2011 2012 2013 2014 2015

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

55

merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan, belum terbentuknya POKJA

penanggulangan HIV AIDS dan belum adanya dukungan dan keterlibatan

masyarakat melalui Warga Peduli AIDS (WPA).

b) Penurunan TB

Tahun 2015 estimasi suspect TB sebesar 7.870 kasus dan estimasi BTA+

sebesar 10% yakni 787 kasus. Dari data tersebut tercatat capaian untuk

suspect 6.837 kasus atau 86,87% dan BTA+ 571 kasus atau 72,55%. Jika

dibandingkan dengan capaian tahun 2014 tercatat 532 kasus atau 67,7%,

maka kinerja penatalaksanaan kasus TB mengalami penurunan.

Dibandingkan dengan target nasional sebesar 70%, capaian penatalaksanaan

kasus TB di Kabupaten Gorontalo belum mencapai target. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain petugas kesehatan menangani

program TB sering berpindah tempat dari puskesmas yang satu ke

puskesmas yang lain, demikian juga masalah pembiayaan yang selama lima

tahun ini hanya mengandalkan bantuan bank dunia melalui Global Fund

(GF) setiap tahun berkurang bahkan memasuki tahun 2016 tidak ada lagi

bantuan biaya tersebut. Faktor lain yang turut berpengaruh adalah perilaku

hidup masyarakat yang kurang peduli terhadap masalah kesehatan.

c) Prevalensi Penurunan Malaria

Daerah endemis malaria di Kabupaten Gorontalo terdapat di 7 (tujuh)

Kecamatan dan 12 (dua belas) Desa/Kelurahan yaitu : Kecamatan Limboto

(Kelurahan Hutuo, Dutulanaa, Kayubulan, Bongohulawa dan Kayumerah),

Kecamatan Telaga Biru (Desa Ulapato B), Kec. Telaga (Desa Dulohupa),

Kecamatan Biluhu (Desa Biluhu Barat), Kec. Dungaliyo (Desa Dungaliyo),

Kecamatan Bilato (Desa Taula’a), dan Kec. Asparaga (Desa Mohiyolo dan

Pangahu). Tahun 2015 terdapat 302 kasus atau API (Anual Paracide

Incidence) sebesar 0,84 per 1.000 penduduk, tahun 2014 terdapat 617 kasus

atau API sebesar 1,6 % per 1.000 penduduk, tahun 2013 ditemukan 845

kasus positif Malaria atau API sebesar 1,85 % per 1.000 penduduk. Data

tersebut di atas menunjukkan kinerja penatalaksanaan kasus malaria di

Kabupaten Gorontalo setiap tahun cenderung meningkat. Untuk lebih jelas

capaian kinerja tersebut selama 5 tahun terakhir dapat di lihat pada grafik

berikut:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

56

Grafik 2.7

Prevalansi Penurunan Malaria Tahun 2011-2015

Sumber : Dinas Kesehatan, 2016

Capaian Indikator Kesehatan Lainnya

Capaian bidang kesehatan lainnya selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.42

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kesehatan

N

o Indikator

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%) 75,01 77,12 81,28 55,10 93,40

2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)

86,99 85,14 89,55 87,41 92,53

3. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child

Immunization (UCI) (%) 68,78 63,90 74 83,90 97,07

4. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan (%)

100 100 100 100 100

5. Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit TBC BTA (%) 10,24 63,14 61,50 78,78 79,34

6. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD (%)

100 100 99,18 38,18 100

7. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin (%) 65,02 73,37 40,74 33,59 51,92

8. Cakupan kunjungan bayi (%) 74,99 91,22 76,75 67,64 93,73

Sumber : DIKES Kab. Gorontalo

Tabeltersebut menunjukan bahwa dari 8 (delapan) Indikator Kinerja Kunci bidang

kesehatan, keseluruhannya mengalami peningkatan signifikan terutama pada

beberapa indikator, yakni :

1) Cakupan komplikasi kebidanan ditangani

Data tahun 2015, menunjukan bahwa adanya penanganan definitif sejumlah

1.402 ibu dari 1.501ibu dengan komplikasi kebidanan. Hal ini mengindikasikan

meningkatnya penanganan terhadap ibu dengan komplikasi kebidanan.

2) Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

4,3

2,5

1,851,6

0,84

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

57

Dari 205 desa/kelurahan, hingga Tahun 2015 terdapat 199 desa/kelurahan yang

sudah termasuk Universal Child Immunization (UCI)

3) Cakupan kunjungan bayi

Dari jumlah seluruh bayi lahir hidup pada Tahun 2015 sebanyak 6.714 bayi,

yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar dalam tiap kunjungan

sebanyak 6.293 bayi. Hal ini mengindikasikan semakin membaiknya standar

pelayanan kesehatan terhadap bayi yang melakukan kunjungan pada fasilitas

kesehatan yang tersedia

c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang berdasarkan indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 -

2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.43

Capaian Kinerja Bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo Target

Realisasi Capaian

s/d 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah panjang jalan yang

terbangun dari panjang jalan

kabupaten (Km)

223,21 51,25 34,315 50,83 52,680 84,4 223.21

Jumlah jembatan yang terbangun

dari yang terbangun (Buah) 27 10 57 6 21 7 101

Jumlah panjang sungai yang

dinormalisasi (Meter) 50 39,450 980 2.750 665 43,845

Jumlah sarana sanitasi MCK

yang terbangun panjang

jembatan yang terbangun (Buah)

225 272 71 150 81 20 594

Panjang drainase yang terbangun

(Meter) 7.000 15.981 16,707

13.807,2

1 11.531 7.650 48.986

Jumlah Dokumen Tata Ruang

(RTRW, RDTRK dan RTBL)

Yang ditetapkan (Dokumen)

5 1 1 2

Sumber : LKPJ dan Lakip Kab. Gorontalo

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 1 indikator yang tidak mencapai target

yakni penyusunan dokumen tata ruang, hal ini disebabkan hal – hal sebagai berikut :

1) Indikator sasaran RTBL Isimu : dalam hieraki tata ruang, penyusunan suatu

RTBL didahului dengan penyusunan RDTR, sementara RDTR Tibawa yang

mencakup kawasan RTBL Isimu dokumennya masih perlu direvisi mengingat

dokumen RDTR tersebut tidak sesuai lagi dengan kaidah-kaidah terbaru dalam

penyusunan RDTR. Hal inilah yang menyebabkan RTBL Isimu tidak terlaksana

karena dokumen RDTR Tibawa yang ada masih harus direvisi terlebih dahulu.

2) Indikator sasaran RTBL Telaga : penyusunan RTBL Telaga belum dapat

dilaksanakan karena harus menunggu selesainya dokumen RDTRK Telaga,

karena secara hieraki penyusunan dokumen tata ruang bahwa penyusunan RTBL

harus didahului dengan penyusunan RDTR.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

58

3) Indikator sasaran RTRW Danau Limboto : kegiatan tersebut tidak dilaksanakan

karena kawasan tersebut melintasi 2 (dua) wilayah kab/kota sehingga

kewenangan penyusunannya merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi dan

ditetapkan menjadi kawasan strategis.

Capaian Indikator Bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang Lainnya

Capaian bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruanglainnya selang Tahun 2011

sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK),

sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.44

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi

baik (Km) 627,75 671,08

2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik (%) 20,67 30,97 34,20

3 Luas Kawasan Kumuh (Km2) 1,11 0,23

4 Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah

ber HPL/HGB (Ha) 98,87

Sumber : Dinas PU Kab. Gorontalo

d. Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Perumahan Rakyat dan

Kawasan Pemukiman berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun

2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.45

Capaian Kinerja Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo Target

Realiasi Capaian s/d

2015 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah MAHYANI yang

terbangun (Buah) 500 431 4.534 1.265 1.302 819 8.411

Sumber : Bappppeda Kab. Gorontalo

Capaian ini melampaui target disebabkan Kabupaten Gorontalo memperoleh

bantuan dari Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kemenpera)

berupa bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)

Capaian Indikator Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Lainnya

Capaian bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman lainnya selang Tahun

2011 sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK),

sebagaimana rincian tabel berikut :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

59

Tabel 2.46

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Rumah tangga pengguna air bersih (%) 68,83 56,07 68,29

2 Lingkungan pemukiman kumuh (Km2) 1,11 0,23

3 Rumah layak huni (%) 55,77 57,23 72,45 75,40

Sumber : Dinas PU Kab. Gorontalo

e. Ketentraman Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

Capaian bidang Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat selang

Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci

(IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.47

Indikator Kinerja Kunci (IKK)

Bidang Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Kegiatan pembinaan politik daerah (kali) 3 2 4 5 6

2 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan

OKP (Kali) 1 1 7 6

7

Sumber : Badan Kesbangpolinmas Kab. Gorontalo

f. Bidang Sosial

Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Sosial berdasarkan

Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.48

Capaian Kinerja Bidang Sosial Berdasarkan Indikator RPJMD

Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target

RPJMD

Realisasi Capaian

s/d 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Tersalurnya bantuan modal

usaha KUBE bagi KK

Miskin 2.100 KK 1.640 750 450 350 229 3.419

Tersalurnya UEP bagi

Korban Tindak Kekerasan

(KTK) dan Pekerja Migran

Terlantar (PMT)

150 Orang 16 26 - 90 50 181

Tersalurnya UEP bagi

Kelompok Keluarga Muda

Mandiri 25 Kelompok 213 164 181 10 8 576

Tersalurnya UEP bagi wanita

rawan sosial ekonomi 50 Orang - - 25 60 85

Tersalurnya Bantuan

Program Keluarga Harapan

bagi KK Miskin 500 KK - 5.911 5.934 5.859 5.244 5.244

Tersalurnya Jaminan Sosial

bagi orang LANSIA yang

terlantar 100 Orang 90 90 100 90 90 90

Pemenuhan Bantuan dan

jaminan hidup bagi

komunitas adat terpencil

(KAT)

60 KK 53 - 76 48 50 227

Sumber : DINSOS Kab. Gorontalo

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

60

Capaian kinerja berdasarkan tabel diatas terkait pelayanan kesejahteraan

sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Masyarakat (PMKS) baik

perorangan, keluarga, kelompok, komunitas masyarakat yang mengalami dan rentan

masalah kesejahteraan sosial mencakup kemiskinan, keterlantaran, keterpencilan,

korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskrimanasisebagaimana uraian berikut :

1) Jumlah KK miskin penerima bantuan modal usaha KUBE

Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) diarahkan bagi Fakir Miskin yakni

seseorang atau kepala keluarga yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata

pencaharian dan atau tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan

pokok atau orang mempunyai sumber mata pencaharianakan tetapi tidak dapat

memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan

2) Jumlah RTSM yang mendapat Bantuan Program Keluarga Harapan

Program Keluarga Harapan diarahkan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin

(RTSM) dan alokasi kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran

tersebut berasal dari sumber dana dari APBN melalui Kementerian Sosial RI

3) Jumlah Korban Tindak Kekerasan (KTK) dan Pekerja Migran Terlantar yang

mendapatkan UEP

KTK adalah orang (baik individu, keluarga maupun kelompok) yang mengalami

tindak kekerasan baik sebagai akibat dari penelantaran, perlakuan alah,

eksploitasi, diskriminasi dan bentuk kekerasan lainnya.Sementara itu Pekerja

Migran Bermasalah adalah pekerja migran internal dan lintas negara yang

mengalami masalah sosial seperti kekerasan, eksploitasi, penelantaran,

pengusiran (deportasi), ketidakmampuan menyesuaikan diri ditempat kerja baru

atau dinegara tempatnya bekerja sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi

sosial.

4) Jumlah kelompok Keluarga Muda Mandiri penerima UEP

Keluarga Muda Mandiri adalah keluarga muda yang baru menikah dan tidak

mempunyai pekerjaan sehinggan memiliki kerentanan sosial dari pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasarnyadan alokasi kegiatan yang mendukung

pencapaian indikator sasaran tersebut berasal dari pendanaan PNPM

5) Jumlah LANSIA yang terlantar di luar Panti penerima Jaminan Sosial

Lanjut Usia Terlantar adalah seseorang berusia 60 tahun atau lebih yang tidak

dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani dan rohani maupun

sosial.

6) Jumlah Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang memperoleh Bantuan dan

Jaminan Hidup

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

61

Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok orang atau masyarakat yang hidup

dalam kesatuan – kesatuan sosial kecil dan bersifat lokal dan terpencil dan

masih sangat terikat pada SDA dan habitatnya secara sosial budaya terasing dan

terbelakang dibandingkan dengan masyarakat lainnya sehingga memerlukan

pemberdayaan.

Capaian Indikator Bidang Sosial Lainnya

Capaian bidang sosial lainnya selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.49

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Sosial

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1

Sarana sosial seperti panti

asuhan, panti jompo dan

panti rehabilitasi (buah)

13 13 14 14 14

2

Persentase penyandang cacat

baik fisik dan mental, serta

lanjut usia yang tidak

potensial yang telah

menerima jaminan sosial

15 3,15 64,09 56,03 24,03

3 PMKS yang memperoleh

bantuan sosial (%) 15 9,69 87,84 87,75 94,54

Sumber : Dinas Sosial Kab. Gorontalo

Berdasarkantabel diatas bahwa untuk indikator persentase penyandang cacat baik

fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan

sosial mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Hal ini

disebabkan dukungan alokasi anggaran melalui pendanaan APBN yang terkait

dengan indikator tersebut pada Tahun 2015 mengalami penurunan sehingga

berdampak pada cakupan pelayanan terhadap sasaran program. Sementara itu untuk

indikator sarana prasarana sosial mengalami peningkatan berupa 13 Panti Asuhan

dan 1 Panti Jompo dan cakupan pelayanan untuk PMKS pada Tahun 2015 juga

mengalami peningkatan dimana dari sejumlah PMKS 181.309 jiwa yang tertangani

sejumlah 171.411 jiwa

g. Bidang Ketenagakerjaan

Capaian bidang ketenagakerjaan selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun

2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

62

Tabel 2.50

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Ketenagakerjaan

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 63,68 60,70 59,16 62,20

2 Pelayanan kepersertaan jaminan sosial

para pekerja/buruh (%) 60,43 71,72 43,02 60,37

3 Pencari kerja yang ditempatkan (%) 8,80 6,80 2,91 4,43 23,72

Sumber : Dinas Nakertrans Kab. Gorontalo

Capaian kinerja berdasarkan tabel diatas terkait dengan bidang

ketenagakerjaan sebagaimana uraian berikut :

1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Pada tahun 2014, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas)

Kabupaten Gorontalo pada tahun 2014 adalah sebanyak 262.197 jiwa dan

termasuk angkatan kerja sejumlah 163.076 atau 62,20 persen. Nilai TPAK

sebesar 62,20 memiliki arti bahwa dari 100 orang usia kerja terdapat sekitar 62

atau 63 orang yang termasuk angkatan kerja.

2) Pelayanan kepersertaan jaminan sosial para pekerja/buruh (%)

Pada Tahun 2015 dari 5.319 pekerja/buruh yang sudah mengikuti program

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sejumlah 3.211 pekerja/buruh

3) Pencari Kerja Yang Ditempatkan

Pada Tahun 2015 terdapat sejumalh 194 orang pencari kerja yang ditempatkan

dari 818 pencari kerja yang mendaftar

h. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Sampai Tahun 2014, capaian kinerja Bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun

2011 - 2015, dapat diuraikan sebagaimana berikut :

1) Indikator terbentuknya Kecamatan Layak Anak

Secara bertahap, 19 kecamatan telah melakukan pembentukan Kecamatan Layak

Anak melalui penetapan Surat Keptusan Bupati Gorontalo. Pencapaian ini

memperoleh respon yang positif dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan dengan menetapkan Kabupaten Gorontalo sebagai salah satu

Kota Layak Anak. Adapaun gambaran tahapan pembentukan Kecamatan Layak

Anak , sebagaimana terlihat pada grafik berikut ini :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

63

Grafik 2.8 Jumlah Kecamatan Layak Anak yang Terbentuk

2) Indikator penurunan angka kekerasan terhadap anak

Dalam menekan angka kekerasan terhadap anak selain melalui kegiatan

sosialisasi, Pemerintah Kabupaten Gorontalo telah membentuk Pusat Pelayanan

Terpadu Perlindungan Perempuan Dan Anak (P2TPA) yang melaksanakan

pelayanan konseling terhadap korban tindak kekerasan terhadap anak. Pelayanan

dilaksanakan oleh P2TPA, sebagaimana terlihat dalam grafik berikut :

Sumber : BPP-KB Kabupaten Gorontalo

Grafik 2.9 Jumlah Penanganan KDRT Terhadap Anak

Meningkatnya layanan penanganan kasus kekerasan terhadap anak hendaknya

bukanlah dimaknai suatu kinerja yang kurang, tapi seharusnya lebih dimaknai

sebagai bentuk respon pemerintah dalam menangani laporan dan aduan

masyarakat serta tumbuhnya kesadaran masyarakat khususnya korban dalam

melaporkan kasus-kasus tindak kekerasan.

3) Tersedianya infrastruktur Kota Layak Anak di Kecamatan

Salah satu indikator dalam Kota Layak Anak adalah tersedianya infrastruktur

yang mendukung tumbuh kembangnya anak. Sampai dengan Tahun 2015, telah

tersedia sejumlah fasilitas berupa :

- Rumah Aman sejumlah 1 Buah

- Tempat Bermain Anak, yang terdiri dari TK sejumlah 220 buah, Kelompok

Bermain sejumlah 267 buah, PAUD sejenis sejumlah 63 buah dan Tempat

Penitipan Anak sejumlah 15 buah

5

14 14

19

02468

101214161820

2011 2012 2013 2014

Kecamatan Layak Anak Yang Terbentuk

0 20 40 60

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

16

27

29

21

46

Jumlah KasusYang Ditangani

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

64

Capaian Indikator Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak Lainnya

Capaian bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak lainnya selang

Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci

(IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.51

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Lainnya

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Partisipasi perempuan di

lembaga pemerintah 15,88 16,69 45,83 32,70 53,52

2 Angka melek huruf

perempuan usia 15tahun

keatas

94,87 94,23 99,25 98,16 99,91

(98.378 jiwa)

3 Partisipasi angkatan kerja

perempuan 44,04 38,55 37,95 42,66

Sumber : BPPKB kab. Gorontalo

Berdasarkan tabel diatas keseluruhan IKK pemberdayaan perempuan dan

perlindungan hingga Tahun 2015 mengalami peningkatanterutama pada indikator

partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan.Pada pada Tahun 2015 terdapat

15.802 pekerja perempuan, di pemerintahan sejumlah 8.458 mulai tingkat

kabupaten hingga desa/kelurahan.Sementara indikator partisipasi angkatan kerja

perempuan masih lebih rendah angka partisipasi angkatan kerja laki – laki,

salahsatunya disebabkan karena masih banyakperempuan berperan sebagai

pengurus rumah tangga

i. Bidang Pangan

Capaian bidang pangan selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana uraian berikut :

1) Regulasi ketahanan pangan

Sejak Tahun 2010 telah ditetapkan Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2010

tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

2) Ketersediaan pangan utama

Pada Tahun 2015, berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan bahwa rata - rata

jumlah ketersediaan pangan utama per tahun (kg) sejumlah 214.277 kg

j. Bidang Pertanahan

Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang

Pertanahan dapat disampaikan capaian kinerja sebagaimana tabel berikut :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

65

Tabel 2.52

Indikator Kinerja Kunci Bidang Pertanahan

Indikator Capaian

2011 2012 2013 2014 2015 Luas Lahan yang bersertifikat

(Ha) 18.059,75 30.499,867

Penyelesaian kasus tanah

negara (Kasus) 2 5 7 3 6

Penyelesaian izin lokasi (Izin) 37 29 15 36 34

Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kab. Gorontalo

Tahun 2015 menunjukan terdapat luas lahan yang harus bersertifikat sebanyak

114.236,38 Ha dan lahan sudah bersertifikat sebanyak 30.499,87 Ha. Sementara

untuk cakupan penyelesaian kasus tanah negara yang terdaftar sebanyak 6 kasus

pada Tahun 2015 dan permohonan izin lokasi sejumlah 34 permohonan izin,

keseluruhannya telah tertangani.

k. Bidang Lingkungan Hidup

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Lingkungan Hidup berdasarkan

Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.53

Capaian Kinerja Bidang Lingkungan Hidup

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo Target

Realisasi Capaian

s/d 2015

2011 2012 2013 2014 2015

Sampah yang dapat dikelola

sesuai persyaratan teknis dan

lingkungan

50.000 M3

23.0

40

24.0

90

24.7

03,0

3

22.0

58.3

0

11.9

96,3

0

105.8

87,6

0

Penghargaan Kota Bersih

”ADIPURA”

Meraih

Adipura Meraih Adipura -

- 3 Kali

Jumlah Taman Kota 5 Buah 1 1 1 1 1 5

Sumber : BLH Kab. Gorontalo

Walaupun capaian kinerjanya melampaui target, namun terjadi penurunan capaian kinerja

pada Tahun 2015 dibandingkan capaian Tahun 2014 yakni sebesar 22.058 M3. Hal ini

disebabkan : 1) perubahan musim dari musim kemarau ke musim penghujan yang tidak bisa

diprediksi sehingga rotasi pengangkutan sampah berkurang, 2) adanya sampah tebangan

yang dibuang setelah armada pengangkutan telah mengangkut sampah dan 3) tumbuhnya

kesadaran masyarakat yang mengelola sampah secara mandiri dengan Pola 3R

Tahun 2015 untuk target pencapaian indikator kinerja ADIPURA kategori Kota Kecil,

belum dapat tercapai disebabkan oleh beberapa hal : 1) adanya penebangan pohon di

sepanjang jalan protokol sebagai imbas kegiatan pelebaran jalan oleh Dinas Pekerjaan

Umum Provinsi Gorontalo; 2) naiknya passing grade penilaian ADIPURA sehingga

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

66

beberapa persyaratan tidak terpenuhi, namun secara nilai absolut, Kabupaten Gorontalo

mengalami kenaikan hingga > 72 mendekati pemenuhan nilai disyaratkan

Capaian Indikator Bidang Lingkungan Hidup Lainnya

Capaian bidang lingkungan hidup lainnya selang Tahun 2011 sampai Tahun 2015

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.54

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Lingkungan Hidup

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pasar tradisional tergolong baik (%) 100 100 100 100 100

2 Tempat pembuangan sampah (TPS)

per satuan penduduk (M3/1.000

penduduk)

154,32 156,38 146,81 156,73 154,63

3 Penegakan hukum lingkungan 100 100 100 100 100

Sumber : BLH Kab. Gorontalo

l. Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

SampaiTahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci Bidang

Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil yang telah dilaksanakan, dapat

disampaikan capaian kinerja sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.55

Indikator Kinerja Kunci

Bidang Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Indikator Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

Kepemilikan KTP 78,75 78,9 82,55

Kepemilikan akta kelahiran per 1000

penduduk 98,23 160,60 150,98 228,28 317,35

Penerapan KTP Nasional berbasis

NIK Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah

Sumber : DKCS Kab. Gorontalo

Hingga Tahun 2015, cakupan pemilikan KTP sebesar 82,55 % atau 223. 701 jiwa

dari 270.989penduduk wajib KTP (>17 dan atau Pernah/sudah menikah).

Indikator kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk sebesar 317,35, terdapat

317 atau 318 penduduk telah memiliki akta kelahiran. Sementara indikator

penerapan KTP nasional berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK), telah

diterapkan sejak tahun 2011

m. Bidang Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana

Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang telah dilaksanakan, dapat

disampaikan pencapaian kinerja sebagaimana tabel berikut :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

67

Tabel 2.56

Indikator Kinerja Kunci (IKK)

Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Indikator

Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

Prevalensi KB aktif (%) 77,28 84,99 83,96

Rasio Petugas Lapangan KB/Penyuluh KB

(PLKB/PKB) di setiap desa / kelurahan 1 : 4,88 1 : 4,88 1 : 5 1 : 5,12 1,512

Sumber : BPPKB Kab. Gorontalo

Rasio petugas lapangan terhadap jumlah desa/kelurahan cenderung naik, karena

berkurangnya jumlah petugas dari 42 orang pada Tahun 2011 menjadi 40 orang

pada Tahun 2014. Pengurangan terjadi karena pindah tugas sementara untuk

perekrutan baru tidak dapat dilaksanakan mengingat adanya moratorium

pengangkatan PNS

n. Bidang Perhubungan

Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang

Perhubungan yang telah dilaksanakan, dapat disampaikan pencapaian kinerja

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.57

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Perhubungan

Indikator

Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

Rasio angkutan darat (km/unit

kenderaan) 0,008 0,014 0,08

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Gorontalo

Peningkatan rasio angkutan darat menunjukan adanya peningkatan jumlah angkutan

darat setiap tahunnya. Pada Tahun 2015 tercatat 129.706 unit kenderaan sementara

pada Tahun 2014 tercatat 124.730 unit kenderaan.

o. Bidang Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Wajib Bidang Koperasi Usaha

Kecil dan Menengah berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun

2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.58

Capaian Kinerja Bidang Koperasi dan UKM

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target

RPJMD

Realisasi Capaian s/d

2015 2011 2012 2013 2014

Fasilitasi modal usaha

UMKM

1.108

UMKM 4.777 5.150 3.655 4.331 181 17.913

Prosentase koperasi yang

sehat dan berkembang 75 % 79,50 84,23 91,16 58,04 77,31 77,31

Penguatan modal simpan

pinjam koperasi/UKM

(Koperasi/UKM)

50 15 5 24 9 53

Sumber : Dinas Koperindag UKM Kab. Gorontalo

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

68

Indikator kinerja yang sangat signifikan capaian kinerjanya adalah fasilitasi modal

usaha bagi UMKM.Capaian tersebut dikontribusi oleh dukungan pendanaan melalui

kegiatan Kredit Usaha Rakyat pada beberapa bank nasional. Sementara capaian

kinerja indikator jumlah koperasi sehat dan berkembang sebesar 77,31 %.Dari

jumlah koperasi 238 koperasi, yang aktif sejumlah 184 koperasi

Capaian Indikator Bidang Koperasi dan UKM Lainnya

Capaian bidang koperasi dan UKM lainnya selang Tahun 2011 sampai Tahun 2015

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.59

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Koperasi dan UKM

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Usaha Mikro dan Kecil 16.874 30.389 32.867

Sumber : Dinas Koperindag UKM Kab. Gorontalo

Jumlah Usaha kecil dan Menengah (UKM) hingga Tahun 2015 sebanyak 32.867

unit usaha dan mengalami peningkatan bila dibandingakan dengan Tahun 2014

yang hanya sejumlah 30.389 unit usaha

p. Penanaman Modal

Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci Urusan Wajib

Bidang Penanaman Modal yang telah dilaksanakan, dapat disampaikan capaian

kinerja sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.60

Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Penanaman Modal

Indikator Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

Nilai realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (Rp. Milyar) 56,48 212 217 109.74 195.89

Sumber : Bagian ekonomi dan PM

Peningkatan nilai realisasi penanaman modal di Kabupaten Gorontalo menunjukan

tingginya minat investasi di Kabupaten Gorontalo yang memiliki potensi

sumberdaya alam yang dapat dikembangkan serta dukungan fasilitasi Pemerintah

Daerah terhadap investor yang melakukan kegiatan usahanya di Kabupaten

Gorontalo

q. Bidang Kebudayaan

Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci Urusan Wajib

Bidang Kebudayaan yang telah dilaksanakan, dapat disampaikan capaian kinerja

sebagaimana tabel berikut :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

69

Tabel 2.61

Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Kebudayaan

Indikator Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

Penyelenggaraan festival seni dan budaya 24 kali 29 kali 41 Kali 13 kali 13 kali

Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 6 buah 7 buah 7 buah 11

buah

11

buah

Sumber : Dinas Pariwisata Kominfo Kab. Gorontalo

Penyelenggaraan festival seni dan budaya difasilitasi melalui Dinas Pariwisata

Budaya Komunikasi dan Informatika dan Bagian Kesejahteraan berupa Festival

Danau Limboto, Festival Hadra. Keduanya di anggap memberikan kontribusi

terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisata

r. Bidang Kepemudaan dan Olahraga

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Wajib Bidang Kepemudaan

dan Olahraga berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 -

2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.62

Capaian Kinerja Urusan Wajib Bidang Kepemudaan dan Olahraga

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Sumber : Dinas Pemuda Olahraga

Upaya Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam menumbuhkan jiwa wirausaha bagi

kelompok pemuda berupa pemberian modal usaha bagi Kelompok Usaha Pemuda

Produktif melalui Dinas Pemuda dan Olahraga, fasilitasi usaha bagi Karang Taruna

maupun melalui pemberian peralatan kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi.

Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga lebih diarahkan pada lima

cabang olahraga unggulan yakni cabang olahraga sepak bola, sepak takraw,

bulutangkis, tenis meja dan bela diri. Pada tahun 2011 atlit Kabupaten Gorontalo

membawa nama Provinsi Gorontalo berhasil menyumbangkan 2 medali emas di

cabang olah raga Karate dan Anggar, dan medali perak pada cabang olahraga sepak

takraw. Disamping capaian prestasi diatas, Pemerintah Kabupaten Gorontalo pada

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target

RPJMD

Kondisi

Awal

(2010)

Realisasi Capaian

s/d 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Terwujudnya Sumber Daya

Pemuda Yang Mandiri dan

Berkualitas

100

Kelompok 50 53 7 6 39 18 123

Jumlah sarana dan prasarana

serta fasilitas olahraga yang

representative

29 Buah 14 2 10 2 6 4 38

Jumlah atlit-atlit yang

berprestasi ditingkat nasional

dan internasional

125 Atlit 97 47 71 5 11 26 160

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

70

Tahun 2015 mengirimkan atlit Sepak Takraw mewakili Indonesia Ke Thailand, dan

atlit Tennis Meja mewakili Indonesia ke China.

Capaian Indikator Bidang Kepemudaan dan Olahraga Lainnya

Capaian bidang kepemudaan dan olahraga lainnya selang Tahun 2011 sampai

dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana

rincian tabel berikut :

Tabel 2.63

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kepemudaan dan Olahraga

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah lapangan olahraga 266 465 472

Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Kab. Gorontalo

Fasilitas lapangan olahraga sejumlah 472 buah tersebar di 19 kecamatan dan desa

yang didominasi lapangan sepak bola, bulutangkis dan takraw yang merupakan

cabang olahraga unggulan di Kabupaten Gorontalo

s. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan desa

Capaian bidang pemberdayaan masyarakat dan desa selang Tahun 2011

sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK),

sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.64

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan desa

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 PKK aktif (%) 100 100 100 100 100

2 Posyandu aktif (%) 100 100 100 100 100

Sumber : BPM-PEMDES Kab. Gorontalo

Jumlah kelembagaan PKK mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan hinggga desa

dan kelurahan sebanyak 225 lembaga yang melaksanakan program kesejahteraan

keluarga. Sementara itu kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

berupa POSYANDU hingga Tahun 2015 berjumlah 472 buah.

t. Bidang Kearsipan

Capaian bidang kearsipan selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.65

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kearsipan

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Penerapan pengelolaan arsip

secara baku(%) 60,61 16,3 56,90 57,7 57,7

2 Kegiatan peningkatan SDM

pengelola kearsipan 1 kali 4 kali 3 Kali 2 Kali 2 Kali

Sumber : Kantor Perpustakaan Kab. Gorontalo

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

71

Hingga Tahun 2015, dari 52 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada

Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang sudah sudah menerapkan pengelolaan arsip

secara baku berjumlah 30 SKPD

u. Bidang Komunikasi dan Informatika

Capaian kinerja bidang komunikasi dan informatika selang Tahun 2011

sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK),

sebagaimana rincian tabel berikut :

Tabel 2.66

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Komunikasi dan Informatika

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Web site milik

pemerintah daerah

Ada www.gorontaloka

b.go.id

Ada www.gorontaloka

b.go.id

Ada

www.goro

ntalokab.g

o.id

Ada www.gorontalo

kab.go.id

Ada www.gorontalo

kab.go.id

2 Pameran/expo 3 Kali 3 Kali 3 kali 6 Kali

Sumber : Dinas Pariwisata, Bagian Ekonomi Kab. Gorontalo

Pada Tahun 2015, pameran/expo yang diikuti oleh Pemerintah Kabupaten

Gorontalo baik skala nasional dan regional sejumlah 6 kali, dan hal ini dilakukan

dalam rangka mempromosikan potensi dan peluang pengembangan invenstasi di

Kabupaten Gorontalo

v. Bidang Statistik

Capaian kinerja bidang statistik selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun

2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel berikut

:

Tabel 2.67

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Statistik

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Buku ”kabupaten dalam angka” Ada Ada Ada Ada Ada

2 Buku ”PDRB kabupaten” Ada Ada Ada Ada Ada

Sumber : Bappppeda Kab. Gorontalo

Data dan informasi statistik berkualitas tidak saja menjadi tujuan pemerintah tetapi

juga dibutuhkan oleh kalangan swasta, perguruan tinggi dan masyarakat untuk

pengembangan usaha dan kebutuhan lainnya. Oleh sebab itu ketersediaan data dan

informasi statistik yang handal merupakan salah satu kunci keberhasilan

perencanaan. Dokumen Kabupaten Dalam Angka dan PDRB Kabupaten yang

dihasilkan oleh BPS menjadi referensi dalam tahapan perencanaan baik pada

tahapan penyusunan dan pelaksanaan evaluasiprogram pembangunan di Kabupaten

Gorontalo.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

72

w. Bidang Perpustakaan

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Bidang Perpustakaan berdasarkan

Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.68

Capaian Kinerja Bidang Perpustakaan

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo Target

Realisasi Capaian

s/d 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Prosentase minat baca penduduk

usia sekolah dan usia produktif

(%)

30% 11,03 14,26 25,14 29,68 34,09 34,09

Sumber : Kantor Perpustakaan Kab. Gorontalo

Tahun 2015, persentase minat baca penduduk di Kabupaten Gorontalo sebesar

34,90 %, dan angka ini mengalami kenaikan sebesar5,22 point dari capaian tahun

2014 yang hanya sebesar 29,68. Berdasarkan data Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah hingga akhir Tahun 2015 tercatat sejumlah 109.031 kunjungan ke

perpustakaan daerah

Capaian Indikator Bidang Perpustakaan Lainnya

Capaian bidang perpustakaan lainnya selang Tahun 2011 sampai dengan Tahun

2015 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK), sebagaimana rincian tabel

berikut:

Tabel 2.69

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Perpustakaan

No Indikator Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

1 Koleksi buku yang tersedia di

perpustakaan daerah (%) 12,05 58,83 58,83 472

2 Jumlah kunjungan ke perpustakaan 26.595 22.645 1.257 19,89 109.031

Sumber : Kantor Perpustakaan Kab. Gorontalo

Beberapa faktor pendukung yang menunjang dalam peningkatan minat baca

penduduk, adalah sebagai berikut :

1) Penyediaan koleksi bahan pustaka tahun 2015 meningkat sebesar 181,65% dari

target 70% dari SNI sebesar (12.500 judul) untuk jumlah koleksi bahan pustaka

kantor perpustakaan s.d tahun 2015 sebesar 8.980 judul

2) Penganekaragaman bahan pustaka melalui penambahan koleksi bahan pustaka

sebanyak 1.095 judul buku yang terdiri dari buku Ilmu pengetahuan umum

(fisik dan non fisik) dan koleksi terbitan berkala sebanyak 409 judul yang terdiri

dari majalah anak, majalah dewasa dan majalah Iptek.

3) Meningkatkan promosi minat baca, terbitan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat pedesaan dan tenaga teknis perpustakaan (pustakawan)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

73

2. Fokus Layanan Urusan Pilihan

Capaian kinerja urusan pilihan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD)Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 – 2015, sebagaiamana uraian

berikut :

a. Bidang Kelautan Perikanan

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Kelautan dan Perikanan berdasarkan Indikator

RPJMD 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.70

Capaian Kinerja Bidang Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Sumber : DKPP Kab. Gorontalo

Produksi perikanan tangkap pada tahun 2015 adalah sebesar 17.259,2 Ton/Tahun

dan angka menurun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016. Kondisi ini

diakibatkan sebagian armada penangkapan ikan (> 5 GT) beroperasi di Kota Bitung

sehingga hasil produksinya tidak tercatat akibat kapal – kapal tersebut melakukan

kegiatan bongkar muat ikan di Bitung.

Produksi perikanan budidaya di pada Tahun 2015 mencapai 5.923,85 Ton/Tahun

dan capain produksi ini tidak memenuhi target RPJMD yakni 15.073 Ton/Tahun

sehingga capain kinerja indikator ini hanya 39,30 %. Tidak tercapainya target ini

disebabkan oleh beberapa hal utama :

1) Degaradasi lingkungan di Danau Limboto akibat sedimentasi, blooming gulma,

reklamasi pemukiman penduduk yang menyebabkan menurunnya kualitas

lingkungan yang berdampak terhadap penurunan produksi ikan yang

menggunakan metode KJA yang berada di Danau Limboto

2) Imbas anomali cuaca yang berimplikasi terjadinya musim kemarau sangat

panjang sehingga sangat berdampak pada kegiatan budidaya ikan di kolam

3) Adanya serangan bakteri menyerang ikan dibudidayakan di KJA akibat dari

menurunnya kualitas lingkungan di Danau Limboto

4) Minimnya dukungan alokasi anggaran untuk pengembangan budidaya

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target RPJMD Kondisi

Awal

(2010)

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan produksi perikanan

tangkap

22.421 Ton/Tahun 12.110

10,89

9 16,904.7 20,309.8 26,579.2

17.25

9,2

Peningkatan produksi hasil budidaya

perikanan

15.073 Ton/Tahun 5.803 5,083 6,221.80 5,665.11 5,814 5.923,

85

Pembentukan POKWASMAS 6 Kelompok 1 1 1 2 1

Penurunan kasus ilegal fishing 0 kasus 2 0 2 1 0 0

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

74

b. Bidang Pertanian

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang Pertanian berdasarkan

Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.71

Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Pertanian

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Sumber : Dinas Pertanian, BKP, BP4K

Tahun 2015 tercatat produksi padi sejumlah 166.680 Ton/Tahun sementara pada

Tahun 2014 produksi padi sejumlah 163.910 Ton/Tahun sehingga terjadi

peningkatan produksi sebesar 1,69 % dari target yang ditetapkan sebesar 5 %

pertahun. Kondisi ini disebabkan adanya musim kemarau sepanjang Tahun 2015

yang mengakibatkan sebagian besar aktifitas pertanian tanaman pangan khususnya

padi yang mengandalkan irigasi tidak bisa melakukan penanaman dan sebagian

lainnya mengalami gagal

c. Bidang Kehutanan

Sampai dengan Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang Kehutanan

berdasarkan Indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 - 2015, dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.72

Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Kehutanan

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target

RPJMD

Kondisi

Awal (2010)

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan produksi pertanian

5.0 Ton/Tahun < 5 7.5 7.5 5.7 6.8 1,69

Pembuatan jalan usaha tani 121 Km 72,1 7,765 25,039 43,526 59,659 5,58

Peningkatan jalan usaha tani 60 Km 26,5 44,977 24,666 29,389 29,546 10,4

Pembuatan JITUT 18,626 Meter 7.478 3,184.57 2,154 2,069 4,811.80 276

Pembuatan JIDES 14,400 Meter 7.200 8.209,9 9.959 3.197 12.964 6.723

Percetakan sawah 500 Ha 353,68 300 250 100

Pembangunan embung 5 Buah 5 6 5 4 12

Jumlah Desa Mandiri Pangan 25 Desa 3 3 4 6 8 4

Peningkatan produksi

- Daging (Kg) 2,127,375 1.711.644 1.979.800,45 2,311,129 2,337,434.80 2.928.136

- Telur (Butir) 762,120 610.981 1.653.701,17 1,540,969 1,882,155.22 1.900.898

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target

RPJMD

Kondisi

Awal

(2010)

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

Peningkatan jumlah lahan,

hutan dan daya dukung DAS

yang direhabilitasi (Ha)

27,400 5.000 3,700 5,625 3,927 3,228 450

Optimalisasi peran masyarakat

dalam penghijauan

lingkungan (Pohon)

135,000 25.000 1.990.17

4

2.679.33

5

1.734.00

0 513.000 1.760

Penertiban kasus ilegal

loging (Titik Rawan) 36 11 9 7 17 7

Penertiban kasus

perambahan Hutan (Titik

Rawan)

42 6 6 8 19 10

Penertiban kasus kebakaran 42 5 5 9 9 15

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

75

Sumber : Dishutamben Kab. Gorontalo

Pencapaian kinerja untuk indikator optimalisasi peran masyarakat dalam

penghijauan lingkungan,selain dukungan masyarakat, swasta dan stakeholder

lainnya juga dikontribusi melalui berupa kegiatan “One Billion Indonesian Tress

(OBIT) juga karena dukungan alokasi anggaran baik melalui APBD Kabupaten

Gorontalo, dukungan penganggaran APBN melalui DIPA BPDAS Bone Bolango.

d. Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang Energi dan

Sumberdaya Mineral berdasarkan indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun

2011 - 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.73

Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Sumber : Dishutamben Kab. Gorontalo

Penyediaan sarana prasarana berupa listrik tenaga surya diarahkan untuk

meningkatkan ketersediaan khususnya listrik terhadap daerah yang secara geografis

berada di wilayah terpencil dan belum tersedia jaringan listrik melalui PLN.

e. Bidang Perdagangan

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang

Perdaganganberdasarkan indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 -

2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

hutan(Titik Rawan)

Penertiban kasus

pertambangan tanpa izin (Titik

Rawan)

27 6 6 6 14 6

Pembuatan Hutan Tanaman

Rakyat (Ha) 11,290 480.5 637.5 637.5

Jumlah kelompok tani lebah

madu yang dibina

(Kelompok)

5 2 2 2

Pemanfaatan hasil hutan

- Kayu (Ton) 1,160 2,702.60 1,464.45 868.84 582.01 71,18

- Rotan (Ton) 7,500 480 460 460 180 180

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target

RPJMD

Kondisi

Awal

(2010)

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah sarana dan prasarana di

bidang energi yang dibutuhkan

masyarakat

- PLTS (Unit) 1.000 35 15 276 6 593

- PLTMH (Unit) 2 1 1 1

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

76

Tabel 2.74

Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Perdagangan

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

Sumber : Dinas Koperindag UKM Kab. Gorontalo

Seiring hadirnya pusat perbelanjaan berskala menengah dan modern di Kabupaten

Gorontalo, membuat kondisi pasar tradisional terancam. Untuk mempertahankan

eksistensi pasar tradisional, maka Pemerintah Kabupaten Gorontalo membenahi dan

memperbaiki pelayanan, kebersihan dan penataan pasar agar tetap diminati oleh

para konsumen atau pembeli.

f. Bidang Perindustrian

Sampai Tahun 2015, capaian kinerja Urusan Pilihan Bidang

Perindustrianberdasarkan indikator RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 -

2015, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.75

Capaian Kinerja Urusan Pilihan Bidang Perindustrian

Berdasarkan Indikator RPJMD Tahun 2011 – 2015

S

u

Sumber : Koperindang UKM Kab. Gorontalo

Industri kecil menengah atau biasa disingkat IKM adalah jenis usaha sangat

berkembang pada tahun-tahun terakhir. Industri kecil menengah adalah jenis

industri bertahan pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia, karena menyerap

tenaga kerja dalam jumlah besar. Belum tercapainya indikator pembentukan sentra-

sentra industri di kecamatan, disebabkan karena minimnya alokasi anggaran APBD

untuk intervensi program

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target

RPJMD

Kondisi

Awal

(2010)

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

Pembangunan / Penataan Pasar 10 Buah 12

Buah 6 4 11 8 5

Indikator RPJMD

Kabupaten Gorontalo

Target

RPJMD

Kondisi

Awal

(2010)

Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah kelompok IKM (Pisang,

kacang dan produk lokal lainnya)

yang dikembangkan

50 IKM 10 IKM 30 12 12 5 19

Jumlah sentra-sentra industry kecil

dan menengah yang berbasis

teknologi

17 Sentra 7 Sentra 2 4 3 5 1

Jumlah IKM yang dibina dan

difasilitasi 125 IKM 75 IKM 18 16 30 10 32

Jumlah kecamatan yang membentuk

Sentra-sentra Industry Kecamatan 18 Kec. 2 Kec. 2 2 10

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

77

Capaian Indikator Kinerja Urusan Pilihan Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci

(IKK)

Sampai Tahun 2015, berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) untuk Urusan Pilihan

selang Tahun 2011 – 2015, adalah sebagaimana uraian berikut :

Tabel 2.76

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Pilihan URUSAN 2011 2012 2013 2014 2015

Kelautan dan Perikanan

Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) 34 33,6 34,74 40,07 42,00

Pertanian

Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya

per hektar (Ton/Ha) 3,67 4,01 3,84 3,81 4,37

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (%) 38,77 38,50 38,20 38,29

Kehutanan

Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%) 8,9 10,69 12,87 17,97 20,17

Kerusakan Kawasan Hutan (%) 89,11 79,93 79,93 79,93 58,40

Energi dan SDM

Penambangan Liar yang ditertibkan (%) 19,26 37,82 32,51 87,15 87,15

Pariwisata

Kunjungan wisata (orang) 40.204 24.909 117.262 110,270 133.976

Industri

Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB (%)* 4,13 % 4,17 4,32 4,49

Pertumbuhan Industri (%) 39,65 8,18 10,15 6,24

Perdagangan

Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB (%) 7,92 8,09 8,31 8,47

Ekspor Bersih Perdagangan NA

$

5.583.115,

00

Transmigrasi

Transmigran swakarsa 0 0 0 0

Sumber : LPPD Kab. Gorontalo

Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Urusan Pilihan yang

diukur dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) menujukan peningkatan cukup

signifikan dari tahun ke tahun. Khususnya pada indikator kunjungan wisata. Hal ini

bisa menjadi peluang bagi Pemerintah Daerah serangkaian kebijakan Pemerintah Pusat

yang menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta wisatawan nusantara

Untuk bidang transmigrasi perlu dilakukan upaya – upaya untuk mendorong

pelaksanaan transmigrasi swakarsa,mengingat transmigrasi jenis inilah diharapkan

pemerintah. Transmigrasi swakarsa/spontan adalah transmigrasi yang diselenggarakan

atas biaya sendiri dengan bimbingan dan fasilitas dari pemerintah. Upaya ini bisa

menjadi alternatif solusi dalam penanggulangan kemiskinan. KK Miskin yang akan

menjadi transmigrasi swakarsa kedepannya diharapakan akan mampu memanfaatkan

sumberdaya yang telah difasilitasi oleh pemerintah berupa fasiltas rumah, lahan

pertanian, layanan dasar (sarana pendidikan dan kesehatan) sebagai modal untuk

meningkatkan kesejahteraannya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

78

D. ASPEK DAYA SAING DAERAH

Daya saing daerah dilihat dari capaian indikator kemampuan ekonomi daerah,

fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.

1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Angka konsumsi RT per kapita adalah rata-rata pengeluaran konsumsi

rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk

untuk makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Makanan mencakup

seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, dan rokok. Bukan

makanan mencakup pakaian dan alas kaki; perumahan, perkakas, perlengkapan,

dan penyelenggaraan rumah tangga; kesehatan dan pendidikan; transportasi,

komunikasi, rekreasi, dan budaya; hotel dan restoran; dan lainnya..

Rata-rata konsumsi per kapita terus meningkat dari tahun ke tahun, baik

atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010. Melimpahnya

penawaran dan persediaan berbagai jenis barang dan jasa di pasar domestik

(termasuk yang berasal dari impor) turut menjadi pemicu meningkatnya belanja

untuk konsumsi, termasuk konsumsi rumah tangga.

Tabel 2.77

Pengeluaran Konsumsi RT Per Kapita Tahun 2010 - 2014

Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga Perkapita (Ribu Rp)

a. ADHB

b. ADHK

8.738,67

8.738,67

9.708,04

9.231,61

10.770,42

9.733,75

11.934,84

10.293,21

13.303,59

10.912,46

Sumber : PDRB Menurut Pengeluaran, BPS Kabupaten Gorontalo 2015

b. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) menggambarkan tingkat kesejahteraan petani,

karena mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual

petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses

produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. Jika NTP lebih besar dari

100 maka periode tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun

dasar.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

79

Tabel 2.78

Nilai Tukar Petani Tahun 2010 – 2014 (Proxi Provinsi)

NTP Per Sub Sektor Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Nilai Tukar Petani (NTP)

a. Pertanian Tanaman Pangan

b. Holtikultura

c. Tanaman Perkebunan Rakyat

c. Peternakan

d. Perikanan

- Perikanan Tangkap

- Perikanan Budidaya

104,08

93,35

114,16

130,88

93,34

106,79

105,11

113,56

102,34

91,77

110,33

129,87

91,37

105,73

104,69

110,10

110,72

88,58

113,60

123,96

88,64

107,73

108,46

104,48

101,33

96,43

113,82

97,71

102,47

100,11

102,84

92,08

102,43

98,30

123,60

94,10

101,09

99,64

103,09

90,03

Sumber : Nilai Tukar Petani BPS Prov. Gorontalo 2011;2012;2013;2014;2015

Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa rata – rata Nilai Tukar Petani

(NTP) pada Tahun 2015berada di angka 102,43, hal mengindikasikan bahwa nilai

yang diterima oleh petani lebih besar dari nilai yang diterima. Jika dilihat dari NTP

berdasarkan sub sektor terlihat bahwa NTP sub sektor

holtikultura(123,60),peternakan (101,09) dan perikanan untuk perikanan

tangkap(103,09) berada pada nilai > 100, hal mengindikasikan tingkat

kesejahteraan petani pada sub sektor tersebut lebih tinggi dari sub sektor lainnya.

c. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita

Berdasarkan PDRB menurut pengeluaran tahun 2010 s.d. 2014,pada

struktur konsumsi akhir rumah tangga Kabupaten Gorontalo, terlihat bahwa

konsumsi bukan makanan lebih tinggi dibandingkan konsumsi makanan,

sebagaimana terinci dalam tabel berikut:

Tabel 2.79

Persentase Konsumsi RT untuk Non Pangan (%) Tahun 2010 - 2014

Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Persentase Konsumsi RT untuk pangan

(%)

a. ADHB

b. ADHK

30,52

30,52

29,73

29,66

29,53

28,83

28,67

28,09

27,73

27,52

Persentase Konsumsi RT untuk non

pangan (%)

a. ADHB

b. ADHK

34,23

34,23

34,34

34,41

34,44

34,35

34,14

34,35

33,19

34,32

Sumber : PDRB Menurut Pengeluaran 2014.BPS, 2015

Proporsi konsumsi di atas, menunjukkan tarik-menarik antara kebutuhan

rumah tangga atas makanan dan non-makanan masih kuat. Pengeluaran untuk

kebutuhan non-makanan menjadi semakin penting sebagai akibat dari perubahan

dan pengaruh tatanan ekonomi sosial dalam masyarakat. Pengeluaran tersebut

diantaranya meliputi: biaya untuk pendidikan, pembelian alat dan perlengkapan

elektronik, pembelian alat transportasi, jasa komunikasi, jasa transportasi, jasa

kesehatan, perjalanan wisata, restoran, sewa bangunan tempat tinggal, jasa hiburan,

dan sebagainya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

80

Sementara itu dari rata - rata pengeluaranper bulan pendudukKabupaten

Gorontalo di tahun 2014masih didominasioleh pengeluaran makanansebesar Rp

302.419 perkapita per bulan dan pengeluaran non makanansebesar Rp 268.469

perkapitaperbulan sebagaimana tergambar dalam grafik berikut :

Grafik 2.10

Pengeluaran Rata-rata Perkapita Per Bulan Menurut Komoditas

di Kabupaten Gorontalo (Rupiah), 2012 - 2014

Sumber : Kabupaten Dalam Angka. BPS Kabupaten Gorontalo, 2015

d. Produktivitas Total Daerah

Produktivitas total Kabupaten Gorontalo selama tahun 2010 - 2014

menunjukkan kenaikan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.80

Produktivitas Total Daerah Kabupaten Gorontalo, Tahun 2010-2014

Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013* 2014**

Nilai PDRB (Miliar Rp)

a. Atas Dasar Harga Berlaku 4.820,74 5.461,62 6.114,46 6.950,44 7.945,45

b. Atas Dasar Harga Konstan 2010 4.820,74 5.193,09 5.594,79 6.028,62 6.496,91

Angkatan Kerja (Orang) 163.587 158.768 153.729 148.647 163.076

a. Bekerja 156.432 152.582 148.705 141.271 156.738

b. Pengangguran Terbuka 7.155 6.204 5.024 7.376 6.338

Produktivitas Total Daerah (Juta Rp)

a. Atas Dasar Harga Berlaku 30,817 34,400 39,774 46,758 48,722

b. Atas Dasar Harga Konstan 2010 30,817 32,709 36,394 40,557 39,840 Sumber : PDRB Kabupaten Gorontalo 2014, BPS 2015 * angka semntara; ** angka sangat sementara

Struktur perekonomian Kabupaten Gorontalo masih didominasi oleh

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal ini ditunjukkan peranan sekto tersebut

mencapai hingga lebih dari 30 persen dari total PDRB Kabupaten Gorontalo.

Sumbangan terbesar kedua memberi peran perekonomian Kabupaten Gorontalo

adalah kategori Konstruksi. Posisi berikutnya diduduki oleh kategori Transportasi

dan Pergudangan, kemudian kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor, kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib. Sementara, peran kategori lainnya di bawah 5 persen

42

1.3

52

50

9.8

28

57

0.8

88

22

1.8

82

25

1.1

32

30

2.4

19

19

9.4

70

25

8.6

96

26

8.4

69

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Pengeluaran PerKapita Sebulan

Konsumsi Makanan

Konsumsi NonMakanan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

81

Tabel 2.81

Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), 2010─2014, BPS 2015

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 39,82 38,77 38,50 38,20 38,29

B Pertambangan dan Penggalian 2,15 2,15 2,11 2,01 1,95

C Industri Pengolahan 4,06 4,13 4,17 4,32 4,49

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,10 0,09 0,08 0,07 0,07

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

F Konstruksi 16,32 16,52 16,18 15,89 15,6

G Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,70 7,92 8,09 8,31 8,47

H Transportasi dan Pergudangan 7,46 7,65 7,93 8,66 8,99

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 2,01 1,96 1,92 1,97 1,92

J Informasi dan Komunikasi 2,91 2,89 2,85 2,70 2,57

K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,63 3,90 4,13 3,97 3,89

L Real Estate 0,97 0,98 1,04 1,05 1,02

M,N Jasa Perusahaan 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07

0 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,70 5,80 5,68 5,39 5,19

P Jasa Pendidikan/Education 2,84 2,95 3,08 3,19 3,23

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,62 2,65 2,67 2,76 2,77

R,S,T,U Jasa lainnya 1,61 1,55 1,48 1,42 1,38

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

2. Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur

Kondisi sarana dan prasarana/infrastruktur, dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2.82

Indikator Fasilitas Wilayah Tahun 2010 – 2015

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1

Rasio panjangjalan per jumlah

kendaraan a. Panjang jalan (negara,

provinsi dan kabupaten)

b. Jumlah kenderaan

c. Rasio

1.566,76

202.432

0,007

1.701,84

202,227

0,008

1.740,14

202,227

0,008

1 799.02

124.730

0,014

1 799.02

129.706

0,08

2 Jumlah orang yang terangkut

angkutan umum 1.950.640 1,950,732 1,152,184 1.626.696 1.671.444

9 Jenis dan jumlah bank dan cabang-

cabangnya NA NA NA 7 8

10 Jenis dan jumlah perusahaan

asuransi 0 0 0 0 0

12

Ketersediaan daya listrik

a. Jumlah pelanggan b. Daya tersambung (KVA)

c. Listrik terjual (MWh)

NA NA

NA

NA NA

NA

50.068 41.325,45

5.582

56.109 45.546

6.777

13 Persentase rumah tangga yang

menggunakan listrik NA NA 88,05 91,59

14

Persentase penduduk yang

menggunakan:

a. Hand Phone (%) b. Telepon (%)

NA NA

NA NA

74,97 1,24

NA NA

15 Jumlah restoran 61 61 65 65 65

16 Jumlah penginapan/ hotel 10 12 14 14 14

Sumber : Data diolah dari berbagai sumber, (*LPPD; ** KDA, INKSESRA BPS, ***Laporan MDGs)

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk

memperlancar kegiatan perekonomian. Status jalan menurut kewenangan dan

sumber pembiayaan dibedakan dalam 3 (tiga) kelompok, jalan negara, jalan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

82

provinsi, dan jalan kabupaten/kota. Pada tahun 2014 total Jalan Kabuaten di

Kabupaten Gorontalo sepanjang 1.595,61 km.

Tabel 2.83

Data Kondisi Jalan di Kabupaten Gorontalo

No Indikator Tahun

2010 2015

1 Panjang Jalan di Kabupaten Gorontalo Menurut Pemerintahan yang Berwenang (Km)

a. Jalan Negara 75,42 75,42

b. Jalan Provinsi 127,99 127,99

c. Jalan Kabupaten 1.498,43 1.595,61

2 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan (Km)

a. Aspal 621,76 556.5

b. Kerikil 200,85 267.69

c. Tanah 726,99 760,99

d. Lainnya 10,44

3. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan (Km)

a. Baik 649,83 627,75

b. Rusak Sedang 127,82 198,53

c. Rusak Berat 771,95 769,33

Sumber :Kabupaten Dalam Angka, BPS 2015; Dinas PU, 2016

Sebagai akomodasi dalam dunia pariwisata, peran hotel, penginapan,

restoran dan rumah makan sangatlah besar. Di tahun 2014 jumlah hotel/penginapan

di Kabupaten Gorontalo sebanyak 14 buah.

Tabel 2.84

Jumlah Pesawat dan Penumpang melalui Bandar Udara

No

Tahun

Pesawat Penumpang

Berangkat Tiba Berangkat Tiba

1 2010 1.311 1.311 142.510 140.44

2 2014 1.900 1.900 202.451 201.950

Sumber :Provinsi Dalam Angka, BPS Provinsi Gorontalo, BPS 2010; 2015

Tabel 2.85

Arus Lalu Lintas Barang melalui Bandar Udara Jalaludin

No

Tahun

Kargo (Kg) Bagasi (Kg)

Bongkar Muat Bongkar Muat

1 2010 1.730.682 798.849 2.537.734 1.638.303

2 2014 1.004.340 900.411 1.687.059 1.372.329

Sumber :Provinsi Dalam Angka, BPS Provinsi Gorontalo, BPS 2010; 2015

Keberadaaan Bandar Udara Djalaludin sebagai satu – satunya Bandara di

Provinsi Gorontalo dari tahun ketahun menunjukan pertumbuhan yang cukup

signifikan baik dari peningkatan jumlah penumpang maupun arus barang baik yang

masuk maupun keluar Gorontalo

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sudah menjadi

keniscayaan dalam kehidupan sehari – hari masyarakat telah mendorong hadirnya

beberapa provider nasional seperti Telkomsel, untuk menawarkan layanan internet.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

83

Tabel 2.86

Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Internet Broadband (Speedy)

No

Tahun

Tahun

2013 2014

1 Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Internet

Broadband (Speedy) 3.157 4.150

Sumber :Provinsi Dalam Angka, BPS Provinsi Gorontalo, BPS 2010; 2015

3. Fokus Iklim Berinvestasi

Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu

prioritas untuk mewujudkan stabilitas penyelenggaraaan pemerintahan terutama di

daerah. Pemerintahan Daerah dapat terselengggara dengan baik apabila pemerintah

dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan

masyarakat serta menanggulangi kriminalitas.

Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan

tantangan berat bagi Pemerintah Kabupaten Gorontalo, karena menyangkut beberapa

peraturan baik di tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim, investasi dilakukan

pemerintah daerah untuk menyikapi perbaikan di bidang peraturan perundang-

undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan birokrasi. Kondisi

iklim investasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.87

Indikator Iklim Investasi

Tahun 20011 - 2015 Kabupaten Gorontalo

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka kriminalitas 19,25 18,9 19,02 21,67 29,2

2 Jumlah demo (kali) 5 6 8 11 9

3 Jumlah dan macampajak dan

retribusidaerah 6 9 10 10 10

Sumber : data diolah dari berbagai sumber, 2015

4. Fokus Sumber Daya Manusia

a. Kualitas Tenaga Kerja

Jumlah penduduk usia kerja termasuk angkatan kerja di kabupaten

Gorontalo pada Tahun 2014 adalah sebesar 163.076 jiwa. Menurut pendidikan

tertinggi yang ditamatkan, angkatan kerja di kabupaten Gorontalo pada tahun

2014 sebagian besar adalah tamatan SD kebawah. Angkatan kerja yang

pendidikan tertingginya tamat SD mencapai 28,47 % sedangkan yang tidak /

belum pernah sekolah dan tidak tamat SD tercatat masih cukup besar mencapai

45,07 % dari total angkatan kerja, sebagaiama terlihat dalam gambar berikut :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

84

Gambar 2.4

Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Kabupaten Gorontalo, Agustus, 2014 (Persen)

Sumber : Sakernas 2014, BPS Kabupaten Gorontalo

b. Ratio Ketergantungan (Dependency Ratio)

Rasio ketergantungan atau angka beban tanggungan penduduk Kabupaten

Gorontalo tahun 2015 mencapai angka 49,28%, ini berarti bahwa setiap 100

orang yang berusia produktif harus menanggung kurang lebih 49 orang usia

belum produktif (usia 0-14 tahun) dan usia tidak produktif (65 keatas). Kondisi

struktur umur penduduk dan rasio ketergantungan, dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.5 : Struktur Umur dan Rasio Ketergantungan

Kabupaten Gorontalo, 2010 – 2015