repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · web...

14
ANALISIS BIAYA PERJALANAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM KABUPATEN TAKALAR Sumarni Hamid Aly 1 , Muhammad Isran Ramli 2 , Salniwati Saliha 3 Abstrak Saat ini kenaikan harga-harga di berbagai sektor dialami pula oleh sektor transportasi dalam hal ini sektor angkutan umum, dimana kenaikan harga suku cadang sangat tinggi, kenaikan harga bahan bakar minyak serta barang-barang lain yang mendukung operasi kendaraan menyebabkan kenaikan pada biaya operasi kendaraan. Selain itu kemampuan masyarakat sebagai pengguna angkutan umum menurun sebagai akibat krisis ini, karena itu kenaikkan tarif angkutan umum juga berhubungan dengan kemampuan membayar masyarakat. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan bagi penumpang angkutan umum menjadi faktor penting bagi para penumpang karena berkaitan dengan kemampuan sosial ekonomi dan pertimbangan penumpang untuk menggunakan angkutan umum. Kabupaten Takalar sebagai salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan juga turut mengalami permasalahan klasik transportasi angkutan umum ini. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survei langsung ke responden dengan menggunakan kuisioner. Dari 5935 populasi pengguna jasa angkutan umum di kabupaten Takalar, 361 orang di antaranya menjadi responden dari penelitian ini. Data yang diperoleh dari survey antara lain karakteristik individu penumpang seperti nama, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan, penghasilan, status dalam keluarga, dan lainnya, serta karakteristik perjalanan penumpang seperti lamanya waktu untuk menunggu angkutan umum, lamanya waktu tempuh angkutan umum, jarak, waktu, biaya, dan moda yang digunakan ke/dari tempat menunggu angkutan umum, dan lainnya. Tarif angkutan umum sekali jalan adalah sebesar Rp4.000,00 untuk jarak perjalanan jauh maupun dekat. Sebelum dan setelah menggunakan angkutan umum, penumpang juga menggunakan moda lainnya ataupun berjalan kaki. Terdapat korelasi yang cukup tinggi antara jarak tempuh terhadap biaya perjalanan, waktu tempuh terhadap biaya perjalanan, serta jarak tempuh terhadap waktu tempuh perjalanan penumpang angkutan umum. Kata kunci : biaya perjalanan, waktu tempuh, jarak tempuh, Kendall’s Tau, Spearman’s Rho, Pearson. Abstract Currently, the rising prices in various sectors can be happened in the transportation sectors, in this case happened in public transportation, which the rising prices of spare parts very high, the rising prices of fuel and another stuff which support the transportation operational lead to price increases in the operational cost. Futhermore, the people capability as the transportation user decline as the effect of this crisis, so the increase travel cost closely related with the people payment capability. Travel cost is the important factor for people because it closely related with social economic and the people consideration to use public transportation. Takalar as one of distric in South Sulawesi also suffered this classic problem of public transportation. 1 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

ANALISIS BIAYA PERJALANAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM KABUPATEN TAKALAR

Sumarni Hamid Aly1, Muhammad Isran Ramli2, Salniwati Saliha3

Abstrak

Saat ini kenaikan harga-harga di berbagai sektor dialami pula oleh sektor transportasi dalam hal ini sektor angkutan umum, dimana kenaikan harga suku cadang sangat tinggi, kenaikan harga bahan bakar minyak serta barang-barang lain yang mendukung operasi kendaraan menyebabkan kenaikan pada biaya operasi kendaraan. Selain itu kemampuan masyarakat sebagai pengguna angkutan umum menurun sebagai akibat krisis ini, karena itu kenaikkan tarif angkutan umum juga berhubungan dengan kemampuan membayar masyarakat. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan bagi penumpang angkutan umum menjadi faktor penting bagi para penumpang karena berkaitan dengan kemampuan sosial ekonomi dan pertimbangan penumpang untuk menggunakan angkutan umum. Kabupaten Takalar sebagai salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan juga turut mengalami permasalahan klasik transportasi angkutan umum ini.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survei langsung ke responden dengan menggunakan kuisioner. Dari 5935 populasi pengguna jasa angkutan umum di kabupaten Takalar, 361 orang di antaranya menjadi responden dari penelitian ini. Data yang diperoleh dari survey antara lain karakteristik individu penumpang seperti nama, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan, penghasilan, status dalam keluarga, dan lainnya, serta karakteristik perjalanan penumpang seperti lamanya waktu untuk menunggu angkutan umum, lamanya waktu tempuh angkutan umum, jarak, waktu, biaya, dan moda yang digunakan ke/dari tempat menunggu angkutan umum, dan lainnya.

Tarif angkutan umum sekali jalan adalah sebesar Rp4.000,00 untuk jarak perjalanan jauh maupun dekat. Sebelum dan setelah menggunakan angkutan umum, penumpang juga menggunakan moda lainnya ataupun berjalan kaki. Terdapat korelasi yang cukup tinggi antara jarak tempuh terhadap biaya perjalanan, waktu tempuh terhadap biaya perjalanan, serta jarak tempuh terhadap waktu tempuh perjalanan penumpang angkutan umum.

Kata kunci : biaya perjalanan, waktu tempuh, jarak tempuh, Kendall’s Tau, Spearman’s Rho, Pearson.

Abstract

Currently, the rising prices in various sectors can be happened in the transportation sectors, in this case happened in public transportation, which the rising prices of spare parts very high, the rising prices of fuel and another stuff which support the transportation operational lead to price increases in the operational cost. Futhermore, the people capability as the transportation user decline as the effect of this crisis, so the increase travel cost closely related with the people payment capability. Travel cost is the important factor for people because it closely related with social economic and the people consideration to use public transportation. Takalar as one of distric in South Sulawesi also suffered this classic problem of public transportation.

The method used in this study was to directly survey respondent using a questionnaire. From 5935 population of users of public transportation services in the district Takalar, 361 of them were respondents of this study. Data obtained from the survey include the individu character such as name, address, sex, age, job, income, status in the family and other, and the travel characteristic such as duration to waiting public transportion, the travel time of public transportation, distance, time, fare, and another.

Public transportation fares in one-way about Rp4.000,00 for long or near distance. Before and after using public transportation, people use another transport or walk. There is a fairly high correlation between travel distance and travel cost, travel time and travel cost, and travel distance and travel time.

Key word : travel cost, travel time, travel distance, Kendall’s Tau, Spearman’s Rho, Pearson.

1 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

PENDAHULUAN

Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang/orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat, maka aktivitas transportasi pun juga meningkat. Salah satu dari moda transportasi yang di maksud adalah moda transportasi darat yang merupakan sarana angkutan barang dan jasa. Dari sini, dapat dilihat bahwa transportasi sangat penting dalam menunjang aktivitas masyarakat dan turut menentukan perkembangan suatu wilayah. Dengan adanya moda transportasi, tentunya akan menunjang kelancaran distribusi barang dan jasa akan menjadi semakin mudah.

Ditinjau dari konteks sistem transportasi, angkutan umum dalam suatu sistem transportasi kota atau kabupaten merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem transportasi dan merupakan komponen yang perannya sangat signifikan. Dikatakan signifikan karena kondisi sistem angkutan umum (sarana, prasarana dan sistem kelembagaan) yang jelek akan menyebabkan turunnya efektifitas maupun efisiensi dari sistem transportasi kota/kabupaten secara keseluruhan. Hal ini akan menyebabkan terganggunya sistem kota/kabupaten secara keseluruhan, baik ditinjau dari pemenuhan kebutuhan mobilitas masyarakat maupun ditinjau dari mutu kehidupan kota/kabupaten.

Saat ini kenaikan harga-harga di berbagai sektor dialami pula oleh sektor transportasi dalam hal ini sektor angkutan umum, dimana kenaikan harga suku cadang sangat tinggi, keikan harga bahan bakar minyak serta barang-barang lain yang mendukung operasi kendaraan menyebabkan kenaikan pada biaya operasi kendaraan. Selain itu kemampuan masyarakat sebagai pengguna angkutan umum menurun sebagai akibat krisis ini, karena itu kenaikkan tarif angkutan umum juga berhubungan dengan kemampuan membayar masyarakat. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan bagi penumpang angkutan umum menjadi faktor penting bagi para penumpang karena berkaitan dengan kemampuan sosial ekonomi dan pertimbangan penumpang untuk menggunakan angkutan umum.

Kondisi sistem angkutan umum perkotaan dan perdesaan tersebut di atas, tidak hanya melanda kota-kota besar di Indonesia, tetapi juga kota-kota kecil serta kabupaten yang memiliki potensi yang tinggi dalam pengembangan sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Dalam hal ini, Kabupaten Takalar, merupakan salah satu wilayah kabupaten yang sudah

mulai mengalami permasalahan klasik angkutan umum.

PERJALANAN PENUMPANG

Perjalanan merupakan pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk pergerakan jalan kaki. Berhenti, secara kebetulan tidak dianggap sebagai tujuan perjalanan, meskipun perubahan rute terpaksa dilakukan. Biaya perjalanan yaitu total biaya yang dikeluarkan penumpang untuk sampai ke tujuan perjalanan. Jarak tempuh perjalanan yaitu total jarak yang ditempuh oleh penumpang dari asal keberangkatan sampai ke tujuan perjalanan. Waktu tempuh perjalanan yaitu total waktu yang ditempuh oleh penumpang dari asal keberangkatan sampai ke tujuan perjalanan.

FAKTOR MUATAN

Faktor muatan adalah angka yang menunjukkan besarnya penggunaan tempat yang tersedia dalam suatu kendaraan terhadap kapasitas angkut kendaraan tersebut, biasanya dinyatakan dalam prosentase, atau perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dalam kendaraan terhadap suatu kapasitas tempat duduk penumpang yang tersedia dalam kendaraan tersebut (Arianto, 1999, h. 41-42).

Bagi penyedia jasa, faktor muatan yang besar/tinggi menunjukkan bahwa trayek yang dilayani menguntungkan, tetapi pengguna jasa atau penumpang faktor muatan yang besar/tinggi kurang menyenangkan, karena dipaksakan, sedang bagi pembina angkutan faktor muatan ini dapat dipakai sebagai indikator kondisi pelayanan angkutan suatu trayek. Dengan mengetahui besarnya faktor muatan dan fluktuasinya sepanjang hari selama satu minggu atau lebih, maka penyedia jasa transportasi dapat melakukan evaluasi keberhasilan pelayanan suatu trayek.

SISTEM PEMBENUKAN TARIF JASA TRANSPORTASI

Sistem pembentukan tarif jasa transportasi dapat didasarkan pada salah satu dari tiga cara berikut:1) Sistem pembentukan tarif atas dasar produksi jasa

transportasi (cost of service pricing). Dengan sistem ini tarif dibentuk atas dasar biaya

produksi jasa transportasi ditambah dengan keuntungan yang layak bagi kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan.

2) Sistem pembentukan tarif didasarkan atas dasar nilai jasa transportasi (value of service pricing).

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

Dengan sistem ini, tarif didasarkan atas nilai yang dapat diberikan terhadap jasa pelayanan transportasi. Besar kecilnya nilai tersebut tergantung kepada elastisitas permintaan jasa pelayanan transportasi. Tarif yang didasarkan atas nilai jasa transportasi biasanya dinyatakan sebagai tarif maksimum.

3) Sistem pembentukan tarif atas dasar “What the traffic will bear”. Sistem pembentukan tarif ini berada di antara tarif

minimum dan maksimum. Untuk itu dasar tarif ini berusaha dapat menutupi seluruh biaya variabel sebanyak mungkin dan bagian daripada biaya tetap (fixed cost). Dengan demikian untuk ketiga penetapan penentuan tarif yang dilakukan, perhitunghan biaya untuk membuat tarif angkutan umum dan pelayanannya menjadi sangat penting dan dibutuhkan.

SISTEM TARIF

Dalam menentukan kebijakan tarif angkutan umum perlu dipertimbangkan dua hal berikut:a. Tingkatan tarif atau besarnya tarif yang dikenakan

mempunyai rentang tarif bebas atau gratis sampai pada tingkatan tarif yang dikenakan akan menghasilkan keuntungan bagi penyedia jasa.

b. Mempertimbangkan sistem tarif yang merupakan cara bagaimana tarif tersebut dibayarkan.

Beberapa alternatif yang umum digunakan adalah tarif seragam (flat fares) dan tarif berdasarkan jarak (distance base fares).a. Tarif seragam

Pada sistem tarif ini, tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang ditempuh, dimana sistem tarif ini memberikan keuntungan antara lain kemudahan dalam pengumpulan ongkos di dalam kendaraan dan memudahkan pemeriksaan karcis.

b. Tarif berdasarkan jarakSistem tarif ini ditentukan berdasarkan jarak yang

ditempuh, yaitu besarnya tarif yang ditetapkan adalah perkalian besar tarif per kilometer dengan panjang perjalanan, dimana jarak minimum dan tarif minimum ditetapkan lebih dulu nilainya. Tarif dapat ditentukan berdasarkan tahapan tujuan yaitu suatu penggal dari rute yang dibatasi pemberhentian dan pembagian zona.

TIPE TARIF

Tipe tarif diklasifikasikan atas tiga bagian berikut ini:

a. Tarif yang dikurangi, yaitu tarif yang memberi potongan harga, misalnya potongan harga untuk pelajar atau untuk anak-anak.

b. Tarif yang mengalami tambahan,j yaitu tarif dasar ditambah dengan biaya ekstra, misalnya penambahan tarif pada perjalanan malam hari atau pelayanan yang cepat.

c. Tarif dasar atau biasa, yaitu tarif yang tidak memberi potongan harga atau mengadakan tambahan biaya.

Penetapan tarif ini juga dipengaruhi oleh pengguna jasa angkutan umum, apakah penggunanya menggunakan angkutan umum secara berkala (kadang-kadang), sering atau secara teratur. Berdasarkan hal ini dapat ditentukan tarif yang akan dilakukan apakah tarif sekali perjalanan atau tarif untuk periode tertentu.

PENETAPAN TARIF JASA TRANSPORTASI

Bagi tiga pihak yang berkepentingan dalam menentukan besar tarif mempunyai pandangan berbeda, yaitu : a. Operator (penyedia jasa angkutan umum),

memandang tarif sebagai harga dari jasa yang telah diberikan.

b. User (pengguna jasa angkutan umum), memandang sebagai tarif biaya yang harus dikeluarkan setiap kali menggunakan kendaraan tersebut baik untuk bepergian maupun mengirimkan barang dari suatu tempat ke tempat lain.

c. Regulator (pemerintah) sebagai pihak yang menentukan tarif resmi memandang tarif sebagai komponen utama dalam mempengaruhi besarnya pendapatan dan pengeluaran daerah pada sektor angkutan yang bersangkutan.

METODE PENELITIAN

Suatu penelitian harus melalui beberapa tahapan yang memiliki keterkaitan mulai dari tahapan yang paling awal sampai pada tahapan yang paling akhir. Setiap tahapan melalui tata cara yang telah ditentukan secara berurutan, selesainya tahapan yang paling awal merupakan awal dari tahapan selanjutnya. Sehingga setiap tahapan harus dilalui secara kritikal dan cermat.

KERANGKA KERJA PENELITIAN

Program kerja yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam diagram alir di bawah ini.

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Kerja

WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Survei dilakukan selama 5 hari yaitu dari Selasa 24 September 2013 sampai Sabtu 28 September 2013 pada pagi hari pukul 09.00-12.00 WITA dan siang hari 13.00-16.00 WITA.

Survei kuisioner dilakukan di Kabupaten Takalar yang beribukota di Pattallassang terletak antara 5°3’ - 5°38’ Lintang Selatan dan 119°22’ - 119°39’ Bujur Timur. Di sebelah timur secara administrasi berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Jeneponto. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa. Sedangkan di sebelah barat dan selatan dibatasi oleh Selat Makassar dan Laut Flores.

PENGAMBILAN DATA

Pada tahapan ini terdiri dari dua tahap yaitu pengambilan data sekunder dan pengambilan data primer.a. Data Sekunder

Pengambilan data sekunder ini diperoleh melalui database dari instansi-instansi seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar dan Dinas Perhubungan Kabupaten Takalar serta survey pendahuluan berupa pengambilan data jumlah penumpang angkutan umum per armada dan jumlah reet perhari. Sehingga dapat peroleh gambaran apa saja yang mejadi objek penelitian ini. Data-data yang diperoleh meliputi observasi lokasi penelitian, data load faktor dan data jumlah reet per hari sehingga bisa ditentukan jumlah populasi penelitian.

b. Data PrimerTahap-tahap dalam pengambilan data primer

yaitu :

1. Desain KuisionerKarena penelitian ini menggunakan metode

survey berbasis stated preference dari responden maka digunakan metode wawancara melalui

kuisioner. Agar informasi yang diperoleh dari responden sesuai dengan data variable yang diinginkan dalam penelitian ini maka terlebih dahulu dilakukan perancangan kuisioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang efektif dan jelas maksudnya. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner terdiri dari karakteristik individu responden (nama, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan, penghasilan, status dalam keluarga, dan lainnya) dan karakteristik perjalanan penumpang (lamanya waktu untuk menunggu angkutan umum, lamanya waktu tempuh angkutan umum, jarak, waktu, biaya, dan moda yang digunakan ke/dari tempat menunggu angkutan angkutan umum, dan lainnya).

2. Menentukan Jumlah PopulasPopulasi dalam penelitian adalah penumpang

angkutan umum mikrolet terdaftar pada dinas perhubungan Kabupaten Takalar per hari. Jumlah populasi didapatkan dari

Jp=Lf x K x Jumlah Armada xJumlah Rit

Perhitungan jumlah populasi sebagai berikut:

Load factor = 45,35%Kapasitas Angk. Umum = 11 orangJumlah Armada = 291Rata-rata rit per hari = 4,088

Jp=0,4535 x 11x 291 x 4,088=5934,34 orang

Jp=5935 oran g

3. Menentukan Jumlah SampelUntuk memperoleh data dengan tingkat ketelitian

95% dan tingkat kesalahan tidak lebih dari 5% dengan menentukan galat sampel yang dapat diterima dan galat standar, maka jumlah sampel yang dibutuhkan dihitung dengan rumus Isaac and Michael.

Perhitungan jumlah sampel sebagai berikut:

n= N . Z2 . P. Q( N−1 ) d2+Z2 . P .Q

n= 5935 . 1,962 .0,5 . 0,5(5935−1 ) 0,052+1,962.0,5 .0,5

n=360,86 ≈ 361orang

4. Survei Utama

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

Metode survei lapangan dilakukan secara dinamis dimana target data yang akan diambil adalah karakter individu, biaya, waktu tempuh dan jarak tempuh perjalanan. Setiap surveyor menggunakan jasa angkutan umum bersama-sama dengan responden kemudian memilih secara acak 2, 3, atau 4 orang responden yang berada di atas angkutan umum. Pengisian lembar kuisioner dengan dua cara yaitu metode wawancara langsung (surveyor yang mengisi kuisioner berdasarkan jawaban responden) dan responden yang mengisi langsung lembar kuisioner.

5. Mengumpulkan Data Hasil Survey untuk Selanjutnya DianalisisSetelah survey pengambilan data dilakukan,

kemudian data dikumpulkan dari semua tim surveyor, untuk selanjutnya diinput kedalam spreadsheet Ms. Excel agar mudah diolah dan dianalisis menggunakan Ms.Excel dan SPSS.

6. Pengolahan Data dan Analisis DataPengolahan data dilakukan untuk

mengelompokkan dan merekapitulasi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk selanjutnya dianalisis, sehingga rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini dapat dijawab. Hasil analisa data yang di peroleh dalam penelitian ini adalah karakteristik individu penumpang angkutan umum di Kabupaten Takalar, hubungan antara biaya perjalanan dan waktu tempuh perjalanan, hubungan antara biaya perjalanan dan jarak perjalanan, serta hubungan antara jarak perjalanan dan waktu tempuh perjalanan.

KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFI

Karakteristik demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, jenis keluarga, lokasi geografi, dan kelas sosial.  a. Jenis kelamin penumpang yang dominan adalah

perempuan sebesar 74,74%.

b. Usia penumpang yang dominan yaitu pada rentang usia 10-20 tahun sebesar 33,25%.

c. Pendidikan terakhir penumpang yang dominan yaitu tamat SLTA sebesar 40,72%.

d. Penghasilan rata-rata penumpang yang dominan adalah 0 atau tidak berpenghasilan sebesar 52,58%.

e. Pekerjaan penumpang yang dominan adalah pelajar sebesar 26,80%.

f. Jumlah anggota keluarga penumpang yang dominan yaitu 4 orang sebesar 26,29%.

g. Status penumpang dalam keluarga yang dominan adalah anak sebesar 49,23%.

KARAKTERISTIK PERJALANAN

Karakteristik perjalanan merupakan ciri yang membedakan responden berdasarkan asal perjalanan, tujuan perjalanan, moda yang digunakan, biaya perjalanan, waktu tempuh dan jarak tempuh.

a. Asal perjalanan penumpang yang dominan adalah dari rumah sebesar 65,46%.

b. Tujuan perjalanan penumpang yang dominan adalah ke rumah sebesar 37,89%.

c. Jarak dari lokasi asal ke tempat naik angkutan umum yang dominan adalah <50 m sebesar 67,27%.

d. Moda dominan yang digunakan dari lokasi asal ke tempat naik angkutan umum adalah berjalan kaki sebesar 78,35%.

e. Biaya dari lokasi asal ke tempat naik angkutan umum yang dominan adalah Rp 0 atau tidak ada biaya sebesar 78,09%.

f. Waktu dari lokasi asal ke tempat naik angkutan umum yang dominan adalah <5 menit sebesar 64,95%.

g. Waktu tempuh angkutan umum yang dominan adalah 15-30 menit sebesar 43,56%.

h. Jarak lokasi turun dari angkutan umum ke tempat tujuan yang dominan adalah <100 m sebesar 74,23%.

i. Moda dominan yang digunakan dari lokasi turun angkutan umum ke tempat tujuan adalah berjalan kaki sebesar 81,96%.

j. Biaya dari lokasi turun angkutan umum ke tempat tujuan yang dominan adalah Rp 0 atau tidak ada biaya sebesar 81,44%.

k. Waktu dari lokasi turun angkutan umum ke tempat tujuan yang dominan adalah <5 menit sebesar 47,16%.

l. Waktu dominan untuk menunggu angkutan umum datang adalah 1-5 menit sebesar 72,68%.

MODA PERJALANAN

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

Berdasarkan karakteristik penumpang di atas, dapat dikelompokkan pilihan moda sebelum menggunakan angkutan umum dan setelah menggunakan angkutan umum. Terdapat 15 macam moda perjalanan seperti yang tersaji pada Tabel 1 dan Gambar 2 berikut.

Tabel 1. Moda PerjalananNo Model Perjalanan Jumlah Prosentase

1 Jalan Kaki-Angk. Umum-Jalan Kaki 257 66.2%2 Jalan Kaki-Angk. Umum-Angk. Umum 3 0.8%3 Jalan Kaki-Angk. Umum-Ojek 27 7.0%4 Jalan Kaki-Angk. Umum-Becak/Bentor 17 4.4%5 Ojek-Angk. Umum-Jalan Kaki 19 4.9%6 Ojek-Angk. Umum-Angk.Umum 6 1.5%7 Ojek-Angk. Umum-Ojek 3 0.8%8 Ojek-Angk. Umum-Becak/Bentor 2 0.5%9 Becak-Angk. Umum-Jalan Kaki 29 7.5%

10 Becak-Angk. Umum-Ojek 2 0.5%11 Becak-Angk. Umum-Bentor 6 1.5%12 Bentor-Angk. Umum-Jalan Kaki 12 3.1%13 Bentor-Angk. Umum-Angk. Umum 2 0.5%14 Bentor-Angk. Umum-Becak/Bentor 2 0.5%15 Bentor-Angk. Umum-Lainnya 1 0.3%

388 100%Total

Gambar 2. Piechart Moda Perjalanan

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut, dimodelkan pilihan moda penumpang angkutan umum menjadi:

a. Pilihan Moda 1 (Jalan Kaki-Angkutan Umum-Jalan Kaki)Pada pilihan moda 1, penumpang berjalan kaki

sampai ke tempat naik angkutan umum, lalu naik angkutan umum, kemudian kembali berjalan kaki setelah turun dari angkutan umum.

b. Pilihan Moda 2 (Moda Lain-Angkutan Umum-Moda Lain)

Pada pilihan moda 2, penumpang menggunakan moda transportasi lainnya untuk sampai ke tempat naik angkutan umum, lalu naik angkutan umum, kemudian menggunakan moda lainnya lagi setelah turun dari angkutan umum.

JARAK TEMPUH PERJALANAN

Jarak tempuh perjalanan adalah jarak total dari tempat asal keberangkatan sampai ke tujuan. Jarak tempuh perjalanan merupakan hasil penjumlahan dari jarak asal-tempat naik angkutan umum, jarak tempuh angkutan umum, dan jarak tempat turun dari angkutan umum-tujuan. Histogram jarak tempuh perjalanan untuk Pilihan Moda 1 dan Pilihan Moda 2 sebagai berikut.

Gambar 3. Jarak Tempuh Perjalanan Pilihan Moda 1 (Jalan Kaki-Angk.Umum-Jalan Kaki)

Data di uji normalitasnya dengan menggunakan nilai rasio Skewness. Nilai rasio Skewness untuk jarak perjalanan pilihan moda 1 sebesar 4,046 tidak berada di antara -2 dan +2, maka data tidak terdistribusi normal.

Gambar 4. Jarak Tempuh Perjalanan Pilihan Moda 2(Moda Lain-Angk.Umum-Moda Lain)

Data di uji normalitasnya dengan menggunakan nilai rasio Skewness. Nilai rasio Skewness untuk jarak perjalanan pilihan moda 2 sebesar 0,651 berada di antara -2 dan +2, maka data terdistribusi normal.

WAKTU TEMPUH PERJALANAN

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

Waktu tempuh perjalanan adalah waktu total dari tempat asal keberangkatan sampai ke tujuan. Waktu tempuh perjalanan merupakan hasil penjumlahan dari waktu asal-tempat naik angkutan umum, waktu menunggu angkutan umum, waktu tempuh angkutan umum, dan waktu dari tempat turun angkutan umum-tujuan. Histogram waktu tempuh perjalanan untuk Pilihan Moda 1 dan Pilihan Moda 2 sebagai berikut.

Gambar 5. Waktu Tempuh Perjalanan Pilihan Moda 1(Jalan Kaki-Angk.Umum-Jalan Kaki)

Data di uji normalitasnya dengan menggunakan nilai rasio Skewness. Nilai rasio Skewness untuk waktu tempuh perjalanan pilihan moda 1 sebesar 3,667 tidak berada di antara -2 dan +2, maka data tidak terdistribusi normal.

Gambar 6. Waktu Tempuh Perjalanan Pilihan Moda 2 (Moda Lain-Angk.Umum-Moda Lain)

Data di uji normalitasnya dengan menggunakan nilai rasio Skewness. Nilai rasio Skewness untuk waktu tempuh perjalanan pilihan moda 2 sebesar 2,089 tidak berada di antara -2 dan +2, maka data tidak terdistribusi normal.

BIAYA PERJALANAN

Biaya perjalanan adalah biaya total dari tempat asal keberangkatan sampai ke tujuan. Biaya perjalanan merupakan hasil penjumlahan dari biaya asal-tempat naik angkutan umum, jarak tempuh angkutan umum, dan jarak tempat turun dari angkutan umum-tujuan. Histogram waktu tempuh perjalanan untuk Pilihan Moda 1 dan Pilihan Moda 2 sebagai berikut.

Gambar 7. Biaya Perjalanan Pilihan Moda 1(Moda Lain-Angk.Umum-Moda Lain)

Gambar 8. Biaya Perjalanan Pilihan Moda 2(Moda Lain-Angk.Umum-Moda Lain)

Data di uji normalitasnya dengan menggunakan nilai rasio Skewness. Nilai rasio Skewness untuk biaya perjalanan pilihan moda 2 sebesar 8,571 tidak berada di antara -2 dan +2, maka data tidak terdistribusi normal.

HUBUNGAN JARAK TEMPUH DENGAN BIAYA PERJALANAN

Hubungan antara jarak tempuh dan biaya perjalanan untuk pilihan moda 1 “Jalan Kaki-Angk. Umum-Jalan Kaki” tersaji pada Gambar 9 di bawah ini.

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

Gambar 9. Grafik Hubungan antara Jarak Tempuh dan Biaya Perjalanan untuk Pilihan Moda 1

Pada moda perjalanan ini, jarak tempuh bervariasi sedangkan biaya perjalanan konstan sebesar Rp4.000,00, sehingga tidak ada hubungan antara biaya perjalanan dan jarak tempuh perjalanan.

Gambar 10. Grafik Hubungan antara Jarak Tempuh dan Biaya Perjalanan untuk Pilihan Moda 2

Pada ini, biaya perjalanan tidak terdistribusi normal sedangkan jarak tempuh terdistribusi normal. Karena salah satu data tidak terdistribusi normal, maka digunakan uji korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau.

Tabel 2. Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau Jarak Tempuh dan Biaya Perjalanan

untuk Pilihan Moda 2

Berdasarkan hasil korelasi Kendall’s Tau, ada hubungan yang signifikan antara biaya perjalanan dan jarak tempuh, r(131) = 0,408; ρ<0,01. Begitu juga, berdasarkan hasil korelasi Spearman’s Rho, ada hubungan yang signifikan antara biaya perjalanan dan jarak tempuh, r(131) = 0,512; p<0,01. Artinya

semakin jauh jarak tempuh maka semakin mahal biaya perjalanan. Sebaliknya, semakin dekat jarak tempuh maka semakin murah biaya perjalanan.

HUBUNGAN BIAYA PERJALANAN DENGAN WAKTU TEMPUH

Hubungan antara biaya perjalanan dan waktu tempuh perjalanan untuk pilihan moda 1 “Jalan Kaki-Angk. Umum-Jalan Kaki” tersaji pada Gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10. Grafik Hubungan antara Waktu Tempuh dan Biaya Perjalanan untuk Pilihan Moda 1

Pada pilihan moda perjalanan ini, waktu tempuh bervariasi sedangkan biaya perjalanan konstan sebesar Rp4.000,00, sehingga tidak ada hubungan antara biaya perjalanan dan waktu tempuh perjalanan.

Gambar11. Grafik Hubungan antara Waktu Tempuh dan Biaya Perjalanan untuk Pilihan Moda 2

Untuk mengetahui nilai korelasi, digunakan uji korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau.

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

Tabel 3. Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau Biaya Perjalanan dan Waktu Tempuh

Perjalanan untuk Pilihan Moda 2

Berdasarkan hasil korelasi Kendall’s Tau, ada hubungan yang signifikan antara biaya perjalanan dan waktu tempuh, r(131) = 0,416; ρ<0,01. Begitu juga, berdasarkan hasil korelasi Spearman’s Rho, ada hubungan yang signifikan antara biaya perjalanan dan waktu tempuh, r(131) = 0,519; ρ <0,01. Artinya semakin lama waktu tempuh maka semakin mahal biaya perjalanan. Sebaliknya, semakin cepat waktu tempuh maka semakin murah biaya perjalanan.

HUBUNGAN JARAK PERJALANAN DENGAN WAKTU TEMPUH

Hubungan antara waktu tempuh dan jarak tempuh perjalanan untuk pilihan moda 1 “Jalan Kaki-Angk. Umum-Jalan Kaki” tersaji pada Gambar 12 berikut ini.

Gambar 12. Grafik Hubungan antara Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh Perjalanan untuk Pilihan Moda 1

Untuk mengetahui nilai korelasi, digunakan uji korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau.

Tabel 4. Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh

Perjalanan untuk Pilihan Moda 1

Berdasarkan hasil korelasi Kendall’s Tau, ada hubungan yang signifikan antara jarak tempuh dan waktu tempuh, r(257) = 0,863; ρ<0,01. Begitu juga, berdasarkan hasil korelasi Spearman’s Rho, ada hubungan yang signifikan antara jarak tempuh dan waktu tempuh, r(257) = 0,944; ρ <0,01. Artinya semakin jauh jarak tempuh maka semakin lama waktu tempuh perjalanan. Sebaliknya, semakin dekat jarak tempuh maka semakin cepat waktu tempuh perjalanan.

Gambar 12. Grafik Hubungan antara Jarak Tempuh dan Waktu Perjalanan untuk Pilihan Moda 2

Karena kedua data terdistribusi normal, maka digunakan uji korelasi Pearson.

Tabel 5. Output SPSS Uji Korelasi Pearson Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh untuk Pilihan Moda 2

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12557...  · Web viewrepository.unhas.ac.id2015-01-20 · Output Uji Korelasi Spearman’s Rho dan Kendall’s Tau

Berdasarkan hasil korelasi Pearson, ada hubungan yang signifikan antara jarak tempuh dan waktu tempuh, r(131) = 0,937; ρ<0,01. Artinya semakin jauh jarak tempuh maka semakin lama waktu tempuh perjalanan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah pelaksanaan penelitian dan pengolahan data, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Karakteristik penumpang angkutan umum Kabupaten Takalar sebagai berikut:

1. Penumpang angkutan umum dinominasi oleh perempuan.

2. Usia penumpang angkutan umum yang dominan adalah usia 10-20 tahun.

3. Pendidikan terakhir penumpang yang dominan adalah SLTA.

4. Sebagian besar penumpang angkutan umum tidak berpenghasilan.

5. Pekerjaan penumpang yang dominan adalah pelajar.

6. Jumlah anggota keluarga penumpang yang dominan adalah 4 orang.

7. Status dalam keluarga penumpang yang dominan adalah anak.

b. Ada hubungan yang sangat signifikan antara waktu dan jarak tempuh perjalanan penumpang. Semakin lama waktu perjalanan maka semakin jauh jarak tempuh perjalanan. Sebaliknya semakin cepat waktu perjalanan berarti semakin dekat jarak tempuh perjalanan.

c. Jika penumpang sebelum dan setelah menggunakan angkutan umum berjalan kaki, maka tidak ada hubungan antara biaya dan jarak tempuh perjalanan. Lain halnya apabila penumpang juga menggunakan moda lain sebelum dan setelah menggunakan angkutan umum, ada hubungan yang signifikan antara biaya dan jarak tempuh kendaraan.

d. Jika penumpang sebelum dan setelah menggunakan angkutan umum berjalan kaki, maka tidak ada hubungan antara biaya dan waktu

tempuh perjalanan. Lain halnya apabila penumpang juga menggunakan moda lain sebelum dan setelah menggunakan angkutan umum, ada hubungan yang signifikan antara biaya dan waktu tempuh kendaraan.

Saran

Saran yang dapat dianjurkan peneliti kepada pembaca dan peneliti lain antara lain:

1. Untuk penelitian selanjutnya yang sejenis, sebaiknya melakukan survey khusus mengenai jarak dan waktu tempuh untuk perjalanan dengan berjalan kaki.

2. Segala bentuk kekurangan yang ada pada penelitian ini dapat diperbaiki pada penelitian yang sejenis selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Database Dinas Perhubungan Kabupaten Takalar 2012, Dinas Perhubungan Kabupaten Takalar, Takalar (2012).

Dea, Natalia T., (2013), “ Model Waktu Tempuh Angkutan Umum dan Tingkat Penerimaan Rencana Monorail Di Makassar“, Universitas Hasanuddin. Makassar.

Takalar Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Takalar, Takalar (2012)

Tamin, Ofyar Z., (2000), “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, ITB, Bandung.

Pidekso, Ari dkk., (2009), “Panduan Praktis SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Staistik”, Andi, Yogyakarta.