a. judul program - yeye.blog.uns.ac.idyeye.blog.uns.ac.id/files/2010/04/biduri-keong1.pdf · 3 d....
TRANSCRIPT
1
A. Judul Program
Uji Efektifitas Ekstrak Daun Biduri (Calotropis gigantea) sebagai
Antifertilitas pada Keong Emas (Pomacea canaliculata).
B. Latar Belakang Masalah
Peningkatan jumlah penduduk tiap tahun menjadi suatu pemikiran terkait
dengan masalah pangan. Adanya beberapa hama pertanian dan perkebunan
mempengaruhi produksi atau hasil panen tiap tahunnya. Fluktuasi hasil panen
terkadang menjadi suatu kendala dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
Kekurangan stok bahan ini diselesaikan dengan mengimpor dari luar negeri.
Salah satu contoh hama yang meresahkan para petani adalah siput
murbai/keong mas (Pomacea canaliculata). Hewan ini pertama kali diintroduksi
dari Argentina ke Taiwan sebagai produk komersial pada tahun 1980 (Mochida
1991). Kemudian tersebar luas di Asia sebagai pakan ternak sumber protein yang
murah (Matienzo 1984; Anderson 1993). Kurang adanya perhitungannya tentang
kehidupan ekologisnya menjadikan hewan ini berkembang pesat sebagai hama
pertanian, khususnya pada tanaman padi.
Beberapa cara pengendalian telah diterapakan, baik berupa tindakan
mekanis, pestisida, serta penggunaan tanaman varietas unggul dalam rangka
menanggulangi serangan hama ini. Pemakaian agen pestisida yang bersifat toksik
bisa saja mengurangi jumlah populasi dalam waktu sesaat. Namun ketika
penerapan agen pestisida ini tidak dilakukan secara tepat, efek yang dihasilkan
hanyalah sedikit bahkan bisa menimbulkan efek negatif terhadap komoditas
pertanian yang akan dipanen. Konsep pengendalian hayati perlu diterapkan, yaitu
dengan menekan perkembangbiakannya menggunakan agen antifertil sehingga
populasinya di lahan tidak meningkat dengan cepat.
Adanya senyawa produk alami dari bagian tubuh tanaman dapat dijadikan
sebagai alternatif bahan biopestisida (Rice, 1984). Senyawa alami ini mudah
terurai di alam, sehingga tidak bersifat sebagai bahan pencemar yang berbahaya
bagi manusia dan ternak. Diketahui sifat biopestisida dapat dapat menghambat
penetasan telur pada keong mas yang kerap menjadi hama tanaman padi. Selain
2
itu, penggunaan pestisida sintetis yang harganya lebih mahal, bisa membahayakan
tanaman serta kesehatan konsumen oleh adanya residu toksik (Arinefril, 2007).
Tumbuhan biduri (Calotropis gigantea) merupakan tanaman yang banyak
dimanfaatkan, baik dari bagian daun, batang, ataupun akarnya. Kandungan kimia
pada daun diantaranya flavonoid, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat serta
saponin (Kongkow, 2007). Adanya senyawa tersebut sebagian mempunyai sifat
toksik pada sel atau jaringan, diduga juga bersifat teratogenik untuk beberapa
embrio hewan uji.
Dari uji ekstrak dari bahan Calotropis gigantea yang digunakan,
mempunyai LC50 = 86,00 mg/L mampu mematikan lebih 90 % keong mas
berdiameter 3-5 mm setelah inkubasi 72 jam. Ekstrak air Calotropis gigantea
terbukti bersifat lebih toksik untuk keong mas berukuran diameter operculum 20-
30 mm dibandingkan dengan ekstrak etanol Calotropis gigantea
(Chobchuenchum et al, 2004b).
Mengingat adanya potensi toksisitas dari ekstrak air Calotropis gigantea,
berupa aktifitas moluskisida pada keong mas, perlu adanya penelitian untuk
menguji sifat antifertilitas ekstrak air bahan pada hewan hama pertanian . Sifat
antifertilitas ini bisa diuji pada keong emas yang dianggap sebagai hama pertanian
untuk menekan pertumbuhan populasinya tinggi. Berdasarkan uraian tersebut
maka penelitian ini dilakukan untuk menguji sifat antifertilitas ekstrak air daun
biduri (Calotropis gigantea) dengan variasi konsentrasi ekstrak pada keong mas
(Pomacea canaliculata). Ekstrak daun ini dikenakan pada hewan uji dalam bentuk
LC50-72 jam, kemudian dilakukan pengamatan struktur histologis organ
reproduksinya untuk menentukan keberhasilan uji perlakuan.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh ekstrak air daun biduri (C. gigantea) terhadap
fertilitas organ reproduksi keong mas (P. canaliculata)?
2. Berapakah besar konsentrasi efektif ekstrak air daun biduri (C. gigantea)
yang berpengaruh terhadap fertilitas organ reproduksi keong mas jantan
(P. canaliculata)?
3
D. Tujuan Program
1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun biduri (C. gigantea) terhadap
fertilitas organ reproduksi keong mas (P. canaliculata)?
2. Untuk mengetahui besar konsentrasi efektif ekstrak air daun biduri (C.
gigantea) yang berpengaruh terhadap fertilitas organ reproduksi keong mas
jantan (P. canaliculata)?
E. Luaran yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai informasi
tentang bahan alternatif biopestisida yang mudah didapatkan dan dipergunakan
sebagai agen pengendali hama dalam betuk publikasi ilmiah atau seminar.
F. Kegunaan Program
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Menjadi informasi yang berguna bagi masyarakat yaitu tentang potensi
daun biduri (C. gigantea) untuk menanggulangi pertumbuhan populasi
hama Keong Mas (P. canaliculata).
2. Bermanfaat bagi peneliti, yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman
dalam penanggulangan hama pertanian serta menjadi sumber motivasi
untuk melakukan penelitian lebih lanjut ataupun penelitian lain.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan dalam melakukan
penelitian lebih lanjut dalam hal penggunaan daun biduri (C. gigantea)
sebagai biomoluskisida yang aman dan ramah lingkungan.
4. Mendorong masyarakat agar senang membudidayakan daun biduri (C.
gigantea) di lingkungan rumah atau dalam skala perkebunan.
4
G. Tinjauan Pustaka
1. Keong Mas
a. Klasifikasi
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Subclass : Prosobranchia
Ordo : Megagastropoda
Familia : Ampullariidae
Genus : Pomacea
Species : Pomacea canaliculata L. (Cowie, 2006).
Pomacea canaliculata merupakan hewan asal Argentina yang
diintroduksi ke Asia (Mochida,1991 dalam Molluscan Research, 2004 ).
Hewan yang sering disebut sebagai keong mas ini dikenalkan di Indonesia
khususnya di daerah Yogyakarta sebagai hewan aquarium pada tahun
1981 (Wahyu, 1996 dalam Suharto, 2002).
b. Morfologi dan Anatomi
Hasil identifikasi dari Agricultural Development in American
Pacific Project (2003) menyebutkan bahwa keong emas mempunyai
bentuk cangkang yang bulat dan melingkar. Cangkangnya tidak
mengerucut dan berwarna cokelat keemasan dengan tubuh lunak berwarna
putih krem hingga coklat keemasan. Cangkang memiliki bagian suture
yang membentuk sudut 90° di ujung akhirannya. Whorl dihubungkan
dengan suture yang sangat dalam dan bagian ujung konde cangkang yang
tumpul (Ghesquiere,1998b). Bagian perut juga akan terjulur dari cangkang
yang digunakan sebagai alat gerak yang dikenal sebagai kaki perut
(gastropoda).
Bagian anterior tubuh terdapat mulut, tampak juga sepasang
tentakel kepala dan tentakel mulut. Sepasang mata terlihat dibelakang
tentakel yang dihubungkan dengan sistem syaraf (Ghesquire, 1998c).
Saluran pencernaan dengan bentuk mengikuti alur lingkaran cangkang,
mulut berhubungan langsung dengan esofagus menuju intestinum dan
berakhir pada kelenjar digestoria. Sistem ekskresi berupa ginjal yang
5
terbagi menjadi dua yaitu anterior dan posterior. Jantung terletak di
bagian anterior jantung ginjal posterior, sedang sisi anteriornya terdapat
palium (Pulmo) dan ctenidium (branchia) bagian dari sistem respirasinya.
Keong mas (Pomacea canaliculata) mengeluarkan telur dengan warna
merah jambu ini diketahui sebagai jenis yang berpotensi menjadi hama.
c. Reproduksi
Fox (1994) menyebutkan bahwa keong emas bersifat unisexual,
namun dari morfologi luarnya sulit dibedakan jenis kelaminnya. Menurut
Sabastian (2003), operculum pada individu jantan tampak cembung
dengan tepi mulut melengkung keluar dan yang betina tampak cekung
dengan tepi mulut melengkung kedalam.
Keong emas jantan mempunyai penis sebagai alat kopulasi, yang
terletak di bagian ujung kanan mantel (Andrews, 1964, dalam Riani,
1992). Sedangkan yang betina memiliki kantung kelenjar albumen tampak
membesar. Pada pernyataan Albrecht et al. (1996), peristiwa kopulasi
terjadi pada individu-individu dalam beberapa waktu, di dalam air. Waktu
yang dibutuhkan oleh beberapa pasangan yang sedang melakukan
kopulasi dapat mencapai 18 jam. Sekali mengeluarkan telur yang
dilaporkan Fujio et al. (1991), dapat mencapai 230 telur dalam
kelompokan telur.
Studi di Hawai pada spesies ini menyebutkan bahwa besarnya sex
rasionya 1:1 di lingkungan, tetapi populasi betina dapat tumbuh lebih
banyak dibanding populasi jantan (Cowie, 2006).
Dari sumber yang dilaporkan, spesies ini dapat berganti kelamin
yang terjadi selama periode aestivasi (Keawjam, 1987; Keawjam and
Upatham, 1990).
Keong mas dapat hidup hingga ± 3 tahun dengan siklus hidup ± 60
hari. Pada malam hari, telur diletakkan menempel pada tumbuhan, tepian
parit sawah dan benda-benda lain (ranting, bilah bambu, dan batu) diatas
permukaan air setelah telur dikeluarkan, dengan tujuan untuk menghindari
predator akuatik, atau sebagai respon dari rendahnya kadar oksigen di
habitat akuatiknya (Snyder and Snyder, 1971). Setelah inkubasi selama 7
6
– 14 hari telur menetas tumbuh menjadi keong muda setelah berumur 15-
25 hari. Umur 49 – 59 hari, keong telah dewasa dan telah siap untuk
menerima pasangan, dan menghasilkan keturunan dalam jumlah yang
relatif banyak. Waktu kawin terjadi siang hari dengan durasi 3 hingga 4
jam di tempat yang rimbun dan tergenang air sepanjang tahun.
Kemampuan reproduksinya yang tinggi, terlihat dari jumlah telur yang
dihasilkan mulai dari 1000-1200 perbulan (Sebastian, 2003).
Keong emas biasa hidup di kolam, sawah irigasi, rawa atau lahan
yang tergenang (Sebastian, 2003). Dalam penelitian Mochida (1991)
melaporkan bahwa hewan ini memiliki angka mortalitas tertinggi pada
suhu diatas 32° C. Pada suhu 0° C, keong ini mampu bertahan selama 15-
20 hari, suhu -3° C selama 2 hari, serta hanya bertahan 6 jam pada suhu -
6° C.
Faktor-faktor lingkungan seperti luasan habitat, variasi cuaca,
kondisi air, kepadatan populasi keong mempengaruhi kecepatan tumbuh
hewan ini (Cowie, 2006). Pada musim kemarau, keong emas mampu
mengubur diri dalam tanah lembab (aestivasi), bahkan dapat berdiapause
selama 6 bulan, dan aktif kembali pada tanah yang terairi saat musim
hujan lagi (Sebastian, 2003). Karena iklim di Asia Tenggara sangat
mendukung, ukuran keong dapat mencapai 65 mm (Schnorbach, 1995)
atau bahkan 90 mm (Heidenreigh et al., 1997).
d. Pengendalian
Setelah spesies ini diintroduksi secara non-alami di kawasan Asia
Tenggara menimbulkan kerusakan lahan pertanian (Halwart, 1994a;
Naylor, 1996). Pada lahan padi di Filipina, umumnya kepadatan populasi
(densitas) keong bisa mencapai 1-5 m2. Sedang di Jepang telah dilaporkan
dilaporkan 3-7 m2 (Okuma et al., 1994) dan 12-19 m2
(Litsinger and
Estano, 1993). Dalam sistem irigasi dengan jumlah air yang berlebih
mampu mempercepat periode kedewasaan hewan ini (Cowie, 2006).
Sehingga populasi keong mampu tumbuh dalam jumlah sangat besar,
menjadi hama yang merusak tanaman di lahan pertanian.
Pengendalian
7
Dalam Sebastian (2003) disebutkan bahwa pengendalian keong
dapat dilakukan pada saat pengolahan tanah, masa tanam, atau pasca
panen. Bentuk pengendalian bisa berupa perlakuan mekanis dan sistem
proteksi lapangan, penggunaan agen hayati sebagai pengendali populasi,
dan bahan herbal yang dapat mematikan keong atau yang bersifat
atraktan. Penggunaan bahan yang bersifat abortif dirasa belum pernah
dilakukan untuk pengendalian populasi hewan ini.
2. Tumbuhan Biduri (Calotropis gigantea)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divison : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Ordo : Gentianales
Familia : Asclepiadaceae
Genus : Calotropis
Species : Calotropis gigantea (L.)
(Integrated Taxonomic Information System, 2007 ).
b. Deskkripsi
Tanaman Biduri merupakan semak tegak yang umumnya tumbuh
di musim kemarau pada lahan-lahan kering. Tanaman termasuk tumbuhan
tahunan dengan tinggi bisa mencapai 0,5 – 3 m. Helaian daun memiliki
bentuk bulat telur atau bulat panjang, yang pertulangan daunnya menyirip.
Permukaan atas daun berambut putih tersusun rapat ketika muda,
sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal putih. Daunnya bertipe
tunggal dengan tangkai pendek menempel langsung pada batang tersusun
berseling (decusatus). Bunga bertipe majemuk dalam anak payung yang
menempel pada di ujung batang atau ketiak daun. Corona berdaging padat
dan seukuran atau lebih lebar dibanding tabung stamen (Ahmed et all,
2005) . Bunga akan berkembang menjadi buah tipe bumbung berbentuk
bulat telur atau bulat panjang. Buah memiliki ukuran 9 – 10 cm dan
berwarna hijau. Biji di dalam buah berbentuk lonjong pipih dan berwarna
8
cokelat. Permukaan biji terdapat rambut pendek yang menyelimuti, umbai
rambut ini panjang dan tampak seperti sutera. Tubuh akan mengeluarkan
getah putih encer dan kelat. Getah ini beracun dan baunya sangat
menyengat. Kulit batang mengandung serat yang bisa dimanfaatkan untuk
membuat jala (Direktorat Jendral Perkebunan, 2006)
Biduri dapat tumbuh dari biji di lahan yang relatif kering seperti
padang rumput kering, lereng-lereng gunung yang rendah, dan pantai
berpasir. Tanaman perenial ini mempunyai persebaran di wilayah tropis
dan subtropis, di benua Asia dan Afrika (Ahmed et all, 2005). Tanaman ini
cukup adaptif di lingkungan yang ekstrim kering dan panas. Di India
terwakilli oleh 2 spesies, yaitu Calotropis gigantea dan Calotropis
procera. Di beberapa negara, seperti India, Sri Lanka, Singapore,
Malaysia, Filipina, Cina Selatan dan Thailand umumnya digunakan
sebagai obat tradisional.
c. Kegunaan
Secara konvensional sering dimanfaatkan untuk keperluan
pengobatan tradisional. Bagian kulit akar bermanfaat memacu kerja enzim
pencernaan, peluruh kencing (diuretik), peluruh keringat (diaforetik), dan
perangsang muntah (emetik). Kulit batang yang diolah dahulu berguna
untuk perangsang muntah, sedang bunganya berkhasiat tonik, serta
menambah nafsu makan (stomakik). Daunnya berkhasiat rubifisien dan
menghilangkan gatal. Getah yang disekresikan bersifat racun, namun
berkhasiat sebagai obat pencahar.
Organ tumbuhan tersebut mengandung beberapa senyawa aktif
yang bisa dimanfaatkan dalam pengobatan beberapa penyakit luar atau
penyakit dalam (Kongkow, 2007). Beberapa pengguna juga sudah
memanfaatkan bahan tanaman ini untuk kepentingan pengendalian hama,
sebagai insektisida, antinematoda, serta antirayap (Jayashankar et all,
2002). Sedang penelitian yang telah Chobchuenchum dkk (2004),
menggunakan ekstrak Calotropis gigantea dengan beberapa pelarut
sebagai agen biomoluskisida pada keong mas (Pomacea canaliculata).
9
d. Kandungan Bahan Aktif
Hampir semua organ tubuh tanaman mengandung senyawa-
senyawa kimia bermanfaat. Secara umum, akar mengandung saponin,
sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa.
Organ daun mengandung bahan aktif seperti saponin, flavonoid, polifenol,
tanin, dan kalsium oksalat. Kandungan pada batang berupa tanin, saponin,
dan kalsium oksalat. Getah yang dihasilkan juga memuat senyawa racun
jantung yang menyerupai digitalis (Kongkow, 2007).
Bahan kimia khas yang terkandung yaitu calotropin dan
giganticine. Dari review yang dikemukakan oleh Ahmed et al (2005),
investigasi-investigasi telah menemukan senyawa dari kelompok
cardenolide dari getah dan daun. Kelompok cardiac glikoside yang telah
teridentifikasi yaitu calotropogenin, calotropin, uscharin, calotoxin, dan
calactin. Kelompok cardenolide glikoside meliputi coroglaucigenin,
frugoside dan 4’-o-beta-D-glukopyranosylfrugoside. Pada ekstrak alkohol
dari akar dan daun menghasilkan efek antikanker pada epidermal
carcinoma manusia serta kultur jaringan nasopharync. Dari uji coba
tertentu, campuran senyawa tersebut bersifat sitotoksik pada beberapa tipe
bentuk sel pada manusia dan mencit. Efek antiplasmodia juga dibuktikan
pada percobaan invitro menggunakan eritrosit. Adanya calotropin
menghambat spermatogenesis dan menimbulkan efek abortif pada tikus
dan kelinci. Getah campuran yang diramu khusus mengganggu siklus
uterus pada tikus. Lhinhatrakool dan Sutthivaiyakit (2006) mengemukakan
bahwa adanya kelompok senyawa cardenolids yang terkandung
memberikan efek sitotoksik pada siklus sel kanker.
e. Antifertilitas dan Toksisitas
Sifat antifertilitas bisa diartikan sebagai sifat penghambatan
kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan/anakan (Jujena,
2001). Kegagalan menghasilkan keturunan tersebut ditimbulkan oleh
beberapa sebab, seperti kegagalan spermatogenesis & oogenesis serta
kematian embrio postzigotik. Senyawa seperti calotropin yang diisolasi
dari spesies lain mampu menghambat spermatogenesis dan efek abortif
10
pada tikus dan kelinci. Getah campuran yang diramu khusus juga
menimbulkan aktifitas spontan pada percobaan yaitu ketidak matangan
uterus tikus (Ahmed et al., 2005). Screening yang dilakukan
Chobchuenchum et al., (2004), menyebutkan C. gigantea salah satu bahan
ekstrak yang digunakan, mempunyai LC50 = 86,00 mg/L mampu
mematikan lebih 90 % hewan uji setelah inkubasi 72 jam. Ekstrak etanol
C. gigantea terbukti bersifat toksik kuat untuk keong mas berukuran
diameter operkulum 3 – 5 mm yang dibandingkan dengan ekstrak airnya
pada percobaan. Adanya senyawa-senyawa aktif tersebut diduga dapat
menimbulkan efek abortif pada hewan uji. Oleh karena itu potensi tersebut
bisa diujikan pada hama pertanian dengan pertumbuhan populasi yang
pesat.
H. METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian di Sub Laboratorium Biologi dan Rumah Kaca (Green
House) Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret selama 4 bulan.
2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Bahan uji
1) Bahan ekstrak: daun biduri (Calotropis gigantea) dari tanaman2 di
waduk mulur ± 3 kg.
2) Hewan uji: keong mas (Pomacea canaliculata) dewasa berat 20-30g
(diameter 2-4 cm) berjumlah 6 keong x 6 perlakuan.
3) Bahan pakan keong mas
Daun kangkung secukupnya.
b. Bahan kimia
1) Inkubasi hewan uji: Air sumur
2) Larutan FAA
3) Kloroform ± 7 liter
11
4) CMC bubuk ± 10 ons
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Alat pembuatan ekstrak
Oven, blender, toples kaca, kertas saring, kertas alumunium, pengaduk
dan seperangkat alat rotari evaporator.
b. Alat uji bahan ekstrak
Ember, gayung, jaring ikan.
c. Alat analisis
1) Analisis kualitas air: satu set alat uji kualitas air ( DO-meter, pH-meter,
termometer)
2) Analisis organ reproduksi keong mas: dissecting kit, kertas label, botol
flakon,gelas arloji, mikroskop, kamera digital merek Casio dan alat tulis
3. Rancangan Percobaan
Penelitian dilakukan di luar ruangan dengan metode satu faktor yaitu
konsentrasi ekstrak daun biduri (C. gigantea) sebagai variabel bebas.
Perlakuan pada hewan uji dibagi menjadi beberapa konsentrasi. Konsentrasi
ekstrak yang dipaparkan pada hewan uji yaitu sebesar 0 mg/L; 17 mg/L; 34
mg/L; 51 mg/L; 68 mg/L. Penentuan konsentrasi perlakuan mengacu pada
penelitian Chobchuenchum dkk (2004) yaitu dengan nilai LC50 dari ekstrak
air daun biduri (Calotropis gigantea) = 86,00 mg/L. Sesuai dengan
konsentrasi ekstrak, hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-
masing 3 ulangan sehingga diperoleh 15 kali perlakuan. Hewan uji
ditempatkan dalam bak perlakuan, masing-masing diisi 1 ekor jantan.
Perlakuan hewan dilakukan selama 72 jam.
Tabel 1 Variasi konsentrasi pemberian ekstrak biduri (C. gigantea)
Perlakuan Konsentrasi (mg/L)
P1 0
P2 17
P3 34
P4 51
P5 68
12
4. Cara Kerja
a. Ekstraksi daun biduri:
1) Daun biduri yang masih segar dicuci bersih, kemudian dikeringk
angginkan.
2) Daun biduri di keringkan di dalam oven pada suhu 55 ° C selama 72
jam
3) Daun biduri dihaluskan dengan blender hingga terbentuk serbuk.
4) Serbuk daun direndam dalam toples kaca berisi kloroform sebagai
pelarut selama 24 jam, kemudian disaring dengan kertas saring dan
disimpan dalam botol kering yang steril dan tertutup rapat.
5) Hasil filtrasi yang berupa ekstrak cair diuapkan pelarutnya pada alat
rotari evaporator selama ± 2 jam.
b. Perlakuan hewan uji:
1) Aklimasi hewan uji
Keong diaklimasi selama ± 7 hari pada bak pemeliharaan dalam kondisi
laboratorium, diberi pakan 2 hari 1 kali, sehari sebelum perlakuan
hewan uji dipuasakan.
2) Inkubasi dan Pemaparan Bahan Ekstrak
i. Hewan uji diletakkan dalam ember dengan ketentuan 5 kelompok
perlakuan masing-masing kelompok terdapat 3 ulangan yang terdiri
dari masing-masing 1 ekor hewan uji.
ii. Konsentrasi perlakuan yang digunakan adalah 0 %, 15 %, 30 %, 45
%, 60%, dan 75%. Penentuan konsentrasi perlakuan mengacu pada
penelitian Chobchuenchum dkk (2004) yaitu dengan nilai LC50 dari
ekstrak air daun biduri (Calotropis gigantea) = 86,00 mg/L.
3) Pasca Inkubasi
i. Keong emas jantan dikeluarkan dari wadah perlakuan setelah waktu
pemaparan selesai. Hewan uji dibedah, organ testis difiksasi dengan
memotong bagian tubuh paling posterior dengan panjang ± 2,5 cm.
Bagian organ tersebut difiksasi dengan larutan FAA kemudian dibuat
preparat awetan dengan metode paraffin di BBV et Wates,
Kulonprogo, Yogyakarta.
13
ii. Karakter dan kenampakan mikroanatami testis dari perlakuan
dibandingkan dengan kontrol untuk mengetahui pengaruh perbedaan
konsentrasi perlakuan. Adanya efek perlakuan diketahui dengan
mengamati karakter dan kenampakan spermatozoa yang dihasilkan di
testis.
c. Pengukuran parameter abiotik:
Pengukuran suhu, DO, pH dilakukan tiap pagi hari dan siang hari
mulai dari awal inkubasi hingga hari terakhir pemaparan ekstrak.
Secara skematis kerangka pemikiran dapat ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran uji antifertilitas ekstrak daun biduri (C.
gigantea) pada keong mas (P. canaliculata).
Sifat toksik kelompok senyawa cardenolide terkandung
dalam daun (Lhinhatrakool dan Sutthivaiyakit, 2006)
Ekstrak daun biduri dengan berbagai
konsentrasi
Testis keong emas
Keong mas jantan
Berpengaruh pada proses
spermatogenesis
keong emas
Berpengaruh pada
perubahan anatomi organ
dan fisiologis organ
reproduksi keong emas
Pengamatan prosentase
viabilitas spermatozoa Pengamatan kenampakan
histologis testis
Sifat antifertil
14
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Paramater Abiotik
Pengamatan dan pengukuran parameter air dengan mengukur dan
mencatat kadar DO, pH, dan suhu 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan siang
hari. Perubahan kondisi air sebagai indikasi akan adanya pengaruh ekstrak
bahan di lingkungan perairan.
b. Keong Mas
Pengaruh ekstrak terhadap hewan uji ditentukan dengan melakukan
pengamatan preparat organ reproduksi keong emas jantan. Struktur
jaringan organ reproduksi diamati di bawah mikroskop dan dicatat
perubahan kenampakannya yang dibandingkan dengan kontrol.
6. Analisis data
Perubahan struktur histologis preparat organ reproduksi keong mas jantan
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap hewan
uji. Perbedaan konsentrasi perlakuan akan mempengaruhi prosentase viabilitas
spermatozoa. Untuk mengetahui adanya keterkaitan efek perlakuan terhadap
viabilitas spermatozoa dianalisis dengan uji chi-square menggunakan program
aplikasi SPSS 16.
15
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No.
Jenis Kegiatan
Jangka Waktu
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
Persiapan
a. Studi pustaka
b. Mengurus perijinan
laboratorium
c. Persiapan alat dan
bahan
a. Pelaksanaan
a. Aklimatisasi hewan
uji
b. Ekstraksi daun
biduri
c. Inkubasi dan
pemaparan bahan
ekstrak
d. Pengukuran faktor
abiotik
e. Pembuatan preparat
histologis organ
reproduksi hewan
uji
Analisis data
a. Pengamatan
preparat histologis
organ reproduksi
Laporan
a. Pembuatan laporan
hasil
b. Seminar
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
16
J. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana Program
a. Nama Lengkap : Yeni Indra Kumalasari
b. NIM : M0408038
c. Fakultas/Program Studi : MIPA/BIOLOGI
d. Perguruan Tinggi :Universitas Sebelas Maret Surakarta
e. Waktu untuk Kegiatan PKM :10 jam/ minggu
2. Anggota Pelaksana 1
a. Nama Lengkap : Muhammad Nur Kholis
b. NIM : M0407049
c. Fakultas / Program Studi : MIPA / Biologi
d. Perguruan Tinggi :Universitas Sebelas Maret Surakarta
e. Waktu kegiatan PKM : 10 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana 2
a. Nama Lengkap : Sri Purwanti
b. NIM : M0407066
c. Fakultas / Program Studi : MIPA / Biologi
d. Perguruan Tinggi :Universitas Sebelas Maret Surakarta
e. Waktu kegiatan PKM : 10 jam/minggu
4. Anggota Pelaksana 3
a. Nama Lengkap : Gina rizqy Adriani
b. NIM : M0407037
c. Fakultas / Program Studi : MIPA / Biologi
d. Perguruan Tinggi :Universitas Sebelas Maret Surakarta
e. Waktu kegiatan PKM : 10 jam/minggu
17
K. BIODATA DOSEN PEMBIMBING
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama lengkap : Dr. Sunarto, Drs., M.S.
N I P : 131 947 766
Tempat / tanggal lahir : Semarang, 5 Juni 1954
Agama : Islam
Pekerjaan : Dosen FMIPA, UNS. Surakarta.
Pangkat / Golongan : Pembina / IVA
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Alamat Rumah : Teguhan Rt 08 / Rw 02, Papringan, Kaliwungu,
Semarang 50777
Telp. Rumah : (0271) 9181333, (Hp : 0817250945)
Email : [email protected]
Alamat Kantor : Jurusan Biologi, FMIPA, UNS.,
Jl. Ir. Sutami no. 36A Surakarta. 57126
Telp. Kantor : (0271)663375 / (0271)669376
RIWAYAT PENDIDIKAN
No Asal Sekolah Jenjang Jurusan Tahun
Tamat
1
2
3
UGM
UGM
UNAIR
S-1
S-2
S-3
Biologi
Kesehatan masyarakat
Ekologi
1982
1991
2006
18
RIWAYAT PEKERJAAN DAN JABATAN
1. Guru SMA GAMA Yogyakarta tahun 1983
2. Ketua Yayasan Penjabar Ilmu Yogyakarta tahun 1984 - sekarang
3. Direktur Institut Pendidikan dan Ketrampilan Kerja INDIKKA
Yogyakarta tahun 1985 - 1987.
4. Kepala Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP) Yogyakarta tahun
1988 – 1990
5. Ketua Yayasan P I Ambarrukmo tahun 1997 - 1999
6. Dosen Ekologi, Ilmu Pengetahuan Lingkungan , Biologi Umum di
Program Studi Pendidikan Biologi, P.MIPA, UNS. Tahun 1991 s.d. 1997
7. Dosen Ekologi, Ilmu Pengetahuan Lingkungan, Kesehatan Lingkungan,
Limnologi, Ekologi Pariwisata, Hortikultura di F.MIPA, UNS, tahun 1997
sd. Sekarang
8. Dosen Ilmu Alamiah Dasar di FKIP, UNS tahun 2002 sd. Sekarang
9. Dosen Tamu Ekologi Pariwisata dan Ilmu Alamiah Dasar di Akademi
Pariwisata STIPARY yogyakarta.
10. Dosen Metodologi Penelitian Biologi, Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Biologi Lingkungan (Ekologi Manusia) di Fakultas Pascasarjana
UNS.
11. Ketua Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 1997 – 2001.
12. Ketua Yayasan Cahaya Timur Klaten Jawa Tengah tahun 1999 – 2003
13. Pembantu Dekan III, FMIPA mulai tahun 2007
PENGALAMAN MENGAJAR
1. Ekologi ( Biologi Lingkungan)
2. Ilmu Pengetahuan Lingkungan
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam
4. Limnologi ( Ekosistem Perairan Darat)
5. Pencemaran dan Toksikologi Lingkungan
6. Hortikultura
7. Ekologi Manusia
8. Kesehatan Lingkungan
9. Ecotourism (Ekologi/ Ekosistem Pariwisata)
10. Ilmu Alamiah Dasar
KARYA ILMIAH DAN PENELITIAN
1. Sunarto, 2000, Beberapa Aspek Biologi dan Fisiko-Kimia Perairan
Waduk Bade Boyolali, Surakarta, FMIPA, UNS, Surakarta.
2. Sunarto, 2001, Populasi Nucleus pada Zone Perifer Lien Cavia cobaya
dengan Berbagai Perlakuan, FMIPA, UNS, Surakarta.
3. Sunarto, 1994, Pengaruh Factor Fisiko-Kimia Perairan Rawa Pening
terhadap Densitas Plankton, FKIP, UNS, Surakarta.
4. Sunarto, 1995, Analisis Vegetasi di Daerah Sabuk Hijau Waduk Kedung
Ombo Jawa Tengah, FKIP, UNS, Surakarta.
5. Sunarto, 1996, Model Pembuatan Keramba dalam Rangka Peningkatan
Perikanan di Waduk Kedung Ombo Jawa tengah, FKIP, UNS, Surakarta.
19
6. Sunarto, 1999, Studi Komparasi Densitas Plankton antara Daerah
Perairan Umbul Tlatar dan Daerah Perairan Umbul Pengging di Kabupaten
Dati II Boyolali, FMIPA, UNS, Surakarta.
7. Sunarto, 1997, Peningkatan Produktivitas Budidaya Jamur Merang
(Volvariella volvaceae) dengan Pemberian Kapur dan Atonik, FKIP, UNS,
Surakarta.
8. Sunarto, 1999, Analisis Plankton Sebagai Indikator Kualitas Perairan
Rawapening Kabupaten Dati II Semarang, FMIPA, UNS, Surakarta.
9. Analisis Vegetasi di Sepanjang Gradient Pantai Samas dalam Rangka
Pembudidayaan Tanaman Pangan untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani
10. Sunarto, Marsusi, Sriwidoretno, Kusumo Winarno, Sugiyarto, 1996,
Analisis Vegetasi di Sepanjang Gradient Lingkungan Pantai Samas Dalam
Rangka Pengembangan Lahan Pantai Sebagai Lahan Agriculture, FKIP,
UNS, Surakarta.
11. Sunarto, Solichatun, Shanti Listyawati, Nita Etikawati, Ari Susilowati,
1998, Pengujian Aktivitas Antifungal Ekstrak Kasar Daun dan Bunga
Cengkeh (Syzigium aromaticum, L.,) Terhadap Pertumbuhan Cendawan
Perusak Kayu, FMIPA, UNS, Surakarta.
12. Sunarto, (1991),Pengaruh Pencemaran Udara Carbonmonoksida
Terhadap Kesehatan Polisi lalulintas di Daerah Istimewa Yogyakarta,
UGM.
13. Sunarto, 1994, Pengaruh Gas Karbonmonooksida (CO) Udara Terhadap
Status Kesehatan Polisi Yang bertugas di Jalan Raya, FMIPA, UNS,
Surakarta.
14. Sunarto, 2002, Pengaruh Karbonmonooksida (CO) Udara Terhadap
Status Kesehatan Polisi yang bertugas di Jalan Raya Yogyakarta, Biosmart
Journal of Biological Science, Volume 4 nomor 1 April 2002. Surakarta.
15. Sunarto, (1997), Peningkatan Produktivitas Budidaya Jamur Merang
(Volvariella volvacea) dengan pemberian kapur dan atonik, FKIP, UNS,
Surakarta.
16. EdwiMahajoeno, Sunarto, Partaya, 1999, Toksisitas Ekstra Tembakau
sisa Pabrik Rokok Terhadap Lipas Periplaneta Americana dan Blatta
Orientalis, FMIPA, UNS, Surakarta.
17. Endang Anggarwulan, Umuriyah, Sunarto, 1992, Pengaruh Lama
Perendaman Benih Dalam Air Terhadap Perkecambahan Benih Albizia sp
(Sengon laut), FKIP, UNS, Surakarta.
18. Suranto, Sunarto, Marsusi, 1992, Variasi Morphometrik pada Ipomea
pescaprae dari Pantai Tuban Jawa Timur dan pantai Glagah DIY, FKIP,
UNS, Surakarta.
19. Sunarto, 1999, Analisis Plankton Sebagai Indicator Kualitas Perairan
Rawa Pening Kabupaten Dati II Semarang, FMIPA, UNS, Surakarta.
20. Pengaruh Lama Perendaman Benih dalam Air Terhadap Perkecambahan
Benih Albizia sp (Sengon laut)
21. Sunarto, 1996, Peranan Perairan Rawa Pening Ditinjau dari Kandungan
Kadar O2, CO2 Terlarut dan Densitas Plankton, FKIP, UNS, Surakarta.
22. Sunarto, 1997, Peningkatan Produktivitas Budidaya Jamur Merang
(Volvariella volvacea), FKIP, UNS, Surakarta.
20
23. Hisyam SW, Sunarto, Iwan Yahya, Etik Zukhronah, Suharto, (1999),
Penelitian Efektivitas Pola Pembinaan Kesejawatan di Fakultas Mipa,
UNS
24. Sri Winarni, Sunarto, Kusumo Winarno, (2003), Studi Komparasi
Keanekaragaman dan Kemelimpahan Fitoplankton padsa Kawasan
Karamba dan Kawasan Bebas Karamba di Danau Rawa Pening, FMIPA,
UNS. Surakarta.
25. Analisis Vegetasi di Sepanjang Pantai Gradient Lingkungan Pantai Samas
dalam Rangka Pengembangan Lahan Pantai Sebagai Lahan Agriculture
26. Toksisitas Ekstrak Tembakau Sisa Pabrik Rokok Terhadap Lipas
Periplaneta Americana dan Blatta orientalis
27. Yanuaryani, Sunarto, Tetri Widiyani, 2004, Toksisitas Akut Limbah Cair
Pabrik Batik CV. Giyant Santoso Surakarta dan efek Subletalnya terhadap
Struktur Mikroanatomis Branchia dan Hepar Ikan Nila (Oreochromis
niloticus T), Biosmart Jurnal of Biological Scien, Volume 6, Nomor,
Oktober 2004, Surakarta.
28. Sukowindarti, Endang Anggarwulan, Sunarto, 2004, Pertumbuhan dan
Akumulasi Prolin Stum Jati Super (Tectona grandis L.f.) pada Cekaman
NaCl Selama Masa Pembibitan.
29. Sunarto 2006. Bioindikator Pencemar Logam Berat Kadmium (Cd)
Dengan Analisis Struktur Mikroanatomi, Efisiensi Fungsi Insang,
Morfologi dan Kondisi Cangkang Kerang Air Tawar (Anodonta
woodiana)
30. Sunarto, 2007. Karakteristik Pola pita Protein dan Kandungan Protein
Kerang air tawar (Anodonta woodiana Lea) yang berasal dari Waduk
Kedung Ombo, Jawa Tengah.
31. Sunarto, 2007. Karakteristik Ikan Munjair berdasarkan pola pita protein
dan Kandungan Protein di Lokasi Pemancingan Tlatar Boyolali, Surakarta.
32. Nina Astreani, Suranto, Sunarto, 2008. Karakteristik Padi Varietas
Unggulan di Daerah Magelang Berdasarkan pada Pola Pita dan
Kandungan Protein.
33. Kumalawati, Sunarto, Prabang S. 2008. Kandungan Logam Berat Timbal
(Pb), Karakteristik Pola Pita Protein Total dan Kandungan Protein Kerang
Air Tawar (Anodonta woodiana lea.) di Sungai Serang Hilir Waduk
Kedungombo.
21
L. RINCIAN BIAYA KEGIATAN
No. Jenis Pengeluaran Uang Harga Satuan Jumlah
1 Bahan
Hewan uji 100 ekor Rp 2.000 Rp 200.000
Daun biduri 25 kg Rp 7.500 Rp 87.500
Kloroform 10 liter Rp 30.000 Rp 300.000
Larutan FAA 5 liter Rp 50.000 Rp 250.000
CMC bubuk 5 kg Rp 25.000 Rp 125.000
2 Pemeliharran hewan uji :
Pakan 5 kg x 30 hari Rp. 5.000 Rp 750.000
Ember 30 buah Rp. 20000 Rp 600.000
Gayung 6 buah Rp 6.000 Rp 36.000
Jaring Ikan 10 buah Rp 5.000 Rp 50.000
3 Ekstraksi bahan :
Baskom 10 buah Rp 20.000 Rp 200.000
Oven Rp 475.000
Blender Rp 215.000
Toples kaca 10 buah Rp 10.000 Rp 100.000
Kertas saring Rp 55.000
Pengaduk Rp 20.000
Kertas aluminium Rp 60.000
Tissue 5 rol Rp 10.000 Rp 50.000
4 Peralatan Analisis :
Dissecting kit Rp 175.000
Kertas label Rp 20.000
Botol flakon Rp 45.000
Gelas arloji Rp 40.000
Termometer Rp 175.000
pH meter Rp 155.000
DO meter Rp 210.000
Gelas benda dan penutup Rp 55.000
5 Sewa laboratorium dan alat Rp 1.500.000
6 Penyusunan Laporan :
a. Kertas HVS 3 rim Rp 35.000 Rp 105.000
b. Tinta Print Rp 250.000
c. Flash Disk 2 buah Rp 150.000
d. Penggandaan Laporan Rp 100.000
e. Sewa computer Rp 130.000
f. Alat tulis Rp 50.000
g. CD kosong 6 buah Rp 5.000 Rp 30.000
5 Seminar Hasil
22
a. Perlengkapan Seminar Rp 250.000
b. Konsumsi Rp 150.000
c. Penggandaan Makalah Rp 500.000
d. Poster Publikasi Rp 225.000
e. Sewa LCD Rp 150.000
6 Lain-Lain:
a. Transportasi Rp 300.000
b. Dokumentasi Kegiatan Rp 200.000
c. Penelusuran pustaka Rp 350.000
d. Pembuatan Artikel Rp 175.000
e. Konsumsi Rp 250.000
TOTAL Rp 9.413.500
23
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, M. K. K, Rana A. C, Dixit V. K. 2005. Calotropis Species
(Asclepiadaceae) – A Comprehensif Review. Pharmacognosy Magazine
Vol 1, Issue 2.
Albrecht, E.A., N.B. Carreno, and A. Castro-Vasquez. 1996. A Quantitative Study
Of Copulation And Spawning In South American Apple-snail Pomacea
Canaliculata (prosobranchia: Ampullariidae). The Veliger 39(2):142-147.
Anderson, B. 1993. The Philippines Snails Disaster. The Ecological 23, 70-72.
Andrews, E. A. (1964). The Functional Anatomy and Histology of Reproductive
System of Some Other Pilids. Proccedings of the Zoological Society of
London 36, 121-139.
Arinefril. 2007. Ekstrak Tanaman Untuk Atasi Hama. Kompas, 26 September
2007, [18: 14: 37]
Chang, W. C. 1985. The Ecological Studies on The Ampullaria Snails
(Cyclophoracea: Ampullaridae [sic]). Bulletin of Ampullarium
canaliculatus. South Asian Journal of Trophycal Medecine and Public
Health 18, 248-252.
Chobchuenchum, W. Moungnoi, S. Inthorn, D. 2004a. Preliminary Screening of
Some Thai Indigenous Plants For Molluscicidal Activity Against
Pomacea canaliculata (Lamarck). Asian Journal of Microbial. Biotech &
Envi. Sc. 2004; 6: 1-6.
Chobchuenchum, W. Moungnoi, S. Inthorn, D. 2004b. Molluscicidal Activity of
Thai Indigenous Plants Extracts Against Pomacea canaliculata. Asian
Journal of Microbial. Biotech & Envi. Sc. 2004; 6: 143-149.
Cowie, R. H. 2006. Apples Snail as Agricultural Pests, their Biology, Impact, and
Management. Project Summary. USA: Bishop Museum.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2006. Daftar Komoditi Binaan. Jakarta: Dinas
Pertanian.
Fox. 1994. Invertebrata Anatomy. Dept. of Biology. Greenwood: Lander
University.
Fujio, Y., E. Von Brand, and M. Kobayashi. 1991. Apparent Differential
Hatchabilities Associated With Degrees Of Heterozygosity At Leucine
24
Aminopeptidase Isozyme Loci In The Applesnail Pomacea Canaliculata.
Nippon Suisan Gakkaishi 57:459-461.
Gunawan, S. 2000. “Kebutuhan Teknologi untuk Program Intensifikasi Tanaman
Pangan”. Simposium Penelitian Tanaman Pangan IV, Bogor 22-24
November 1999: Tonggak Kemajuan Teknologi Produksi Pangan, Konsep
dan Strategi Peningkatan Produksi Pangan. Hal: 24-27).
Halwart, M. 1994a. The Golden Apple Snail Pomacea canaliculata in Asian Rice
Farming System: Present Impact and Future Threat. International Journal
of Pest Management 40, 199-206.
Heidenreich, A., Poethke, H. J., Halwart, M and Seitz, A. 1997. Simulation der
Populationsdynamik von Pomacea canaliculata (Phosobranchia) zur
Bewertung von Managementmaßnahmen. Verhandlungen der Gesellscaft
fur Okologie 27, 441-446.
IPTEK net. 2005. Teknologi Budidaya Tanaman. BPPT. Jakarta.
Integrated Taxonomic Information System (IT IS). 2007. Plants Profile of
Calotropis gigantean (L.) Ait.f (giant milkweed).
http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=CAGI11.htm . (29 Agustus
2007).
ITIS Report. 2007. Integrated Taxonomic Information System (ITIS) No. 568121.
http://nis.gsmfc.org./nis_factsheet.php?toc_id=154. (22 Desember 2007).
Jayashankar, M, Arumugasami S, Saraswathy H, Vijayalakshmi K. 2002. Plant In
Pest Control. Chennai: Centre for Indian Knowledge System.
Kardinan, A dan Iskandar, M. 1997. Pengaruh Berbagai Jenis Ekstrak Tanaman
Sebagai Moluskisida Nabati Terhadap Keong Mas (Pomacea
canaliculata). Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 3 (2): 86-92.
Keawjam, R.S. 1987. The Apple Snails of Thailand: Aspect of Comparative
Anatomy. Malacological Review 20, 69-89.
Keawjam, R.S and Upatham, E.S. 1990. Shell Morphology, Reproductive
Anatomy and Genetic Patterns of Three Species of Apple Snails of Genus
Pomacea in Thailand. Jurnal of Medical and Applied Malacology 2, 49-
62.
Kongkow. 2007. Daftar Tanaman Obat. http://kongkow.info/index.php.htm [29
November 2007].
25
Kushlan, J. A. 1978. Predation on Apple Snail Eggs (Pomacea). The Nautilus 89,
21-23.
Lhinhatrakool, T and Sutthivaiyakit, S. 2006. 19-Nor- and 18,20-Epoxy-
cardenolides from the Leaves of Calotropis gigantean. J. Natural Product,
69 (8), 1249 -1251.
Litsinger, J.A. and Estano, D. B. 1993. Management of The Golden Apple Snail
Pomacea canaliculata (Lamarck) in Rice. Crop Protection 12, 363-370.
Matienzo, L. H. 1984. Wilson Ang’s Big Foot Snails. Greenfields 14, 24-19.
Mochida, O. 1991. Spread of Freshwater Pomacea snails (Pilidae, Mollusca) from
Argentina to Asia. Micronescia, Supplement 3, 51-62.
Okuma, M., Tanaka, K. and Sudo, S. 1994. Weed Control Methode Using Apple
Snail (Pomacea Canaliculata) in paddy fields. Weed Research, Japan 39,
114-119.
Riani, E. 1992. Aspek Biologi Keong Murbei (Pomacea sp.). Tesis. Bogor:
Fakultas Paskasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rice, E. L. 1984.Allelopaty. 2nd
Edition. New York. Academic Press.
Roychoudhury R, Saha C. 1995. Contraception. In: Principles of Phramacologi.
Munson PL, editor. New York: Chapman-Hall;843-50.
Santoso, S. 2004. SPSS Versi 10: Mengolah Data Secara Statistik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Schnorbach, H. J. 1995. The Golden Apple Snail (Pomacea canaliculata
Lamarck), an increasingly important pest in rice, and methods of control
with Bayluscid. Pflanzenschutz-Nachrichten Bayer 48, 313-346.
Sebastian, L.S. 2003. Management Options For The Golden Apple Snail.
http://www.applesnail.net/content/species/pomacea_canaliculata.htm.
[27 Agustus 2007).
Setyadarma, H. 2000. Buku Pegangan Kuliah Pengajaran Pendahuluan Patologi
Kemunduran dan Kematian Sel. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS
26
Snyder, N. F.R. and Snyder, H. A. 1971. Defenses of The Florida Apple Snail
Pomacea paludosa. Behavior 40, 175-215, 4 + 24 pp
Singh HP, Singh CK, Singh RR. 1998. Effect of Potash Alum (Alumunium
Potassium Sulphate) on Human Semen and Sperm. Indian J Physiol
Pharmacol, 42: 311-14.
Sugiyono. 1990. Stastistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: Penerbit
CV. Alfabeta.
Tompa, A. S. 1980. Studies on the Reproductive Biology of Gastropods: Part III.
Calcium Provision and Evolution of Terrestrial Eggs Among Gastropods.
Journal of Conchology 30, 145-154.
Turner, R. L. and McCabe, C. M. 1990. Calcium Source For Protoconch
Formation in The Florida Apples Snail, Pomacea paludosa (Posobranchia:
Pilidae): More Evidence for Physiology Plasticity in The Evolution of
Terretrial Eggs. The Veliger 33, 185-189.
Wahyu, A. 1996. Several methods to control siput murbai. Plant Protection
Center for Food Crops IV. West Java. Mimeograph 5pp (In Indonesian).
27
CURRICULUM VITAE
1. Ketua Pelaksana
Nama : Yeni Indra Kumalasari
NIM : M0408038
Tempat / Tanggal lahir : Kediri/ 9 September 1990
Alamat
Kos : Gendingan RT 16 RW 02 Gang Tejo III Surakarta
Rumah : Perum Bendo Permai Blok B6, Bendo, Pare Kediri
No Telepon : 085645720245
E-mail : [email protected]
Universitas : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan : Biologi
Pendidikan
1. SD Negeri Pare
2. SMP Negeri Pare
3. SMA Negeri 2 Pare
4. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pengalaman organisasi
1. Sekretaris OSIS SMAN 2 Pare 2006/2007
2. Sekretaris Departemen Kaderisasi HIMABIO periode 2009
28
2. Anggota Pelaksana 1
Nama : Muhammad Nur Kholis
NIM : M0407049
Tempat / Tanggal lahir : Boyolali / 5 September 1987
Alamat
Kos : Sukamulyo, Kadipiro, Banjarsari, Surakarta
Rumah : Pokoh RT 14 RW IV Walen Simo Boyolali
No Telepon : 085642482955
E-mail : [email protected]
Universitas : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan : Biologi
Pendidikan
1. MIM I Walen tahun ajaran 1994-2000
2. SMP MTA Gemolong Sragen tahun ajaran 2000-2003
3. SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2003-2006
4. LPK EL RAHMA Surakarta tahun ajaran 2006-2007
5. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pengalaman organisasi
1. Staff DKRH HIMABIO FMIPA UNS periode 2007/2008
2. Staff HUMAS Kelompok Studi Kepak Sayap FMIPA UNS periode 2008
3. Sekretaris Umum Kelompok Studi Kepak Sayap FMIPA UNS perode
2009 – sekarang
4. Ketua Umum HIMABIO FMIPA UNS periode 2009 - sekarang
Pengalaman penelitian
1. Optimasi Pemanfaatan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata l.) dalam
Pembuatan Tempe ( didanai DIKTI 2009)
29
3. Anggota Pelaksana 2
Nama : Sri Purwanti
NIM : M0407066
Tempat / Tanggal lahir : Wonogiri / 17 Desember 1987
Alamat
Kos : Gendingan RT 16 RW 02 Gang Tejo III Surakarta
Rumah : Ds. Kopen RT 01 RW 09 Kec. Jatipurno Kab.
Wonogiri
No Telepon : 02712007916
E-mail : [email protected]
Universitas : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan : Biologi
Pendidikan
5. SD Negeri Kopen
6. SLTP Negeri 2 Jatipurno
7. SMA Negeri 2 Wonogiri
8. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pengalaman organisasi
3. Bendahara OSIS SMAN 2 Wonogiri 2004/2005
4. Ketua Umum PMR SMAN 2 Wonogiri periode 2004/2005
5. Staff Keilmiahan HIMABIO periode 2007/2008
6. Koordinator Departemen Pendidikan dan Keilmiahan periode 2009 –
sekarang
Pengalaman penelitian
2. Optimasi Pemanfaatan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata l.) dalam
Pembuatan Tempe ( didanai DIKTI 2009)
Lain-lain
Juara Umum Siswa Teladan tingkat SMA
Juara Umum PMR Teladan tingkat Kabupaten Wonogiri
Peserta Seleksi Pertukaran Pelajar ASC, SYC tahun 2004
Peserta Seleksi Pertukaran Pelajar Australia tahun 2004
30
4. Anggota Pelaksana 3
Nama : Ghina Rizky
NIM : M0407049
Tempat / Tanggal lahir : Cilacap, 05 Juli 1989
Nama orang tua
Ayah : Drs. Damidi, H.S.
Ibu : Indra Hastuti Nuswantari
Alamat
Kos : Jl. K.H. Maskur 10 Jebres Kentingan
Rumah : Jl. Sakura blok D2 No. 146 Perumnas Majenang
Cilacap
No Telepon : 085223509507
E-mail : [email protected]
Universitas : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan : Biologi
Pendidikan
1. SDN 04 Jenang Majenang
2. SMPN 1 Majenang.
3. SMAN 1 Majenang
4. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pengalaman organisasi
1. Staff DPK HIMABIO FMIPA UNS periode 2007/2008
2. Sekertaris Umum HIMABIO FMIPA UNS periode 2009-sekarang
Pengalaman penelitian
1. Optimasi Pemanfaatan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata l.) dalam
Pembuatan Tempe ( didanai DIKTI 2009)
31