a. konsep medik 1. - · pdf filelaporan pendahuluan “demensia ... agen anti hipertensi...
TRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan Demensia 1
LAPORAN PENDAHULUAN
“DEMENSIA”
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi
atau keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak,
penilaian, dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat
terganggu.
Demensia merupakan
sindrom yang ditandai oleh
berbagai gangguan fungsi
kognitif antara lain
intelegensi, belajar dan daya
ingat, bahasa, pemecahan
masalah, orientasi, persepsi,
perhatian dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan bersosialisasi
(Corwin, 2009).
2. Etiologi
Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan
menjadi 3 golongan besar yaitu :
a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak
dikenal kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara
biokimiawi pada system enzim, atau pada metabolism
b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat
diobati, penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :
1. Penyakit degenerasi spino - serebelar
2. Subakut leuko-esefalitis sklerotik fan bogaert
3. Khorea Hungtington
c. Sindrome demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati,
dalam golongan ini diantranya :
1. Penyakit cerrebro kardiovaskuler
2. penyakit
Asuhan Keperawatan Demensia 2
3. Klasifikasi
Klasifikasi demensia antara lain :
1. Demensia karena kerusakan struktur otak
Demensia ini ditandai dengan gejala :
1. Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif,
2. Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afasia, apraksia,
agnosia, gangguan fungsi eksekutif.
3. Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru,
4. Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, kecurigaan),
5. Kehilangan inisiatif.
2. Demensia Vascular
Demensia tipe vascular disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di
otak dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat
terjadinya demensia. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di
otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi dapat
diduga sebagai demensia vascular.
Tanda-tanda neurologis fokal seperti :
1. Peningkatan reflek tendon dalam
2. Kelainan gaya berjalan
3. Kelemahan anggota gerak
3. Demensia menurut umur:
1. Demensia senilis ( usia > 65 tahun)
2. Demensia prasenilis (usia < 65 tahun)
4. Demensia menurut perjalanan penyakit :
1. Reversibel (mengalami perbaikan)
2. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma,
vit.B, Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb)
Pada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan
meningkatnya cairan serebrospinalis, hal ini menyebabkan adanya
:
1. Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret).
2. Inkontinensia urin
Asuhan Keperawatan Demensia 3
3. Demensia.
5. Menurut menurut sifat klinis:
1. Demensia proprius
2. Pseudo-demensia
4. Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya
demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan
biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak
sekitar 10 % pada penuaan antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor
etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan kondisi-kondisi yang dapat
mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri.
Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit
lainnya, serta gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung
maupun tak langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan
melalui mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein abnormal
sehingga jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal
ataupun subkortikal.
Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk
proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan
gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan
sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood.
Fungsi yang mengalami gangguan tergantung lokasi area yang terkena
(kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya, karena manifestasinya dapat
berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan memicu keadaan konfusio
akut demensia (Boedhi-Darmojo, 2009).
5. Menifestasi Klinik
Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga
pasien dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya
penyakit. Gejala klinik dari dEmensia Nugroho (2009) menyatakan jika
dilihat secara umum tanda dan gejala demensia adalah :
1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa
menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
Asuhan Keperawatan Demensia 4
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,
bulan, tahun, tempat penderita demensia berada.
3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang
benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi,
mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali.
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan
orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia
kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.
5. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan
gelisah.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan demensia antara lain sebagai
berikut :
1. Farmakoterapi
Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan.
a. Untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat - obatan
antikoliesterase seperti Donepezil , Rivastigmine , Galantamine ,
Memantine
b. Dementia vaskuler membutuhkan obat -obatan anti platelet seperti
Aspirin , Ticlopidine , Clopidogrel untuk melancarkan aliran darah
ke otak sehingga memperbaiki gangguan kognitif.
c. Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati,
tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan
dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang
berhubungan dengan stroke.
d. Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat
anti-depresi seperti Sertraline dan Citalopram.
e. Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak,
yang bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering
digunakanobat anti-psikotik (misalnya Haloperidol , Quetiapine
dan Risperidone)
Asuhan Keperawatan Demensia 5
2. Dukungan atau Peran Keluarga
Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita
tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam
dinding dengan angka-angka yang
3. Terapi Simtomatik
Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik,
meliputi :
a. Diet
b. Latihan fisik yang sesuai
c. Terapi rekreasional dan aktifitas
d. Penanganan terhadap masalah-masalah
4. Pencegahan dan perawatan demensia
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya
demensia diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan
senantiasa mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
1. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak
seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan.
2. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya
dilakukan setiap hari.
3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan
aktif : Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
4. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman
yang memiliki persamaan minat atau hobi
5. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks
dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Beberapa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada pasien dengan
demensia antara lain :
1. Pemeriksaan laboratorium rutin
2. Imaging : Computed Tomography (CT) scan dan MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
3. Pemeriksaan EEG
Asuhan Keperawatan Demensia 6
4. Pemeriksaan cairan otak
5. Pemeriksaan genetika
6. Pemeriksaan neuropsikologis
8. Komplikasi
Kushariyadi (2010) menyatakan koplikasi yang sering terjadi pada
demensia adalah:
1) Peningkatan resiko infeksi di seluruh bagian tubuh.
a) Ulkus diabetikus
b) Infeksi saluran kencing
c) Pneumonia
2) Thromboemboli, infarkmiokardium
3) Kejang
4) Kontraktur sendi
5) Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
6) Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan
menggunakan peralatan.
Asuhan Keperawatan Demensia 7
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data subyektif :
1. Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja
terjadi.
2. Pasien mengatakan tidak mampu mengenali orang, tempat dan
waktu
. Data obyektif :
1. Pasien kehilangan kemampuannya untuk mengenali wajah, tempat
dan objek yang sudah dikenalnya dan kehilangan suasana
kekeluargaannya.
2. Pasien sering mengulang-ngulang cerita yang sama karena lupa
telah menceritakannya.
3. Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara; penderita
menggunakan kata-kata yang lebih sederhana, menggunakan kata-
kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-kata yang
tepat.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan Memori (00131)
2. Resiko Jatuh (00155)
3. Defisit Perawatan Diri
4. Hambatan Komunikasi Verbal ( 00051)
Asuhan Keperawatan Demensia 8
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteri Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1. Kerusakan Memori (00131)
Domain 5 ; Persepsi/Kognisi
Kelas 4 ; Kognisi
Definisi :
Ketidakmampuan mengingat beberapa
informasi atau keterampilan perilaku.
Batasan Karakteristik :
- Ketidakmampuan melakukan
keterampilan yang telah dipelajari
sebelumnya
- Ketidakmampuan mempelajari
informasi baru
- Ketidakmampuan mempelajari
keterampilan baru
- Ketidakmampuan mengingat
informasi aktual
- Keidakmampuan mengingat
perilaku tertentu yang pernah
dilakukan
- Ketidakmampuan mengingat
peristiwa
- Ketidakmampuan menyimpan
NOC
1. Orientasi Kognitif
Kriteria Hasil;
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam,
kesadaran klien terhadap identitas
personal, waktu dan tempat
meningkat/baik, dengan indikator/kriteria
hasil :
1. Mengenal kapan klien lahir
2. Mengenal orang atau hal penting
3. Mengenal hari, bulan, dan tahun
dengan benar
4. Klien mampu memperhatikan dan
mendengarkan dengan baik
5. Klien mampu melaksanakan
instruksi sederhana yang
diberikan.
6. Klien dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan dengan tepat.
7. Klien mampu mengenal identitas
dirinya dengan baik.
8. Klien mengenal identitas orang
disekitarnya dengan tepat/baik.
9. Klien mampu
NIC
Memori Taining (Pelatihan Memori)
1. Stimulasi memory dengan
mengulangi pembicaraan secara
jelas di akhir pertemuan dengan
pasien.
2. Mengenang pengalaman masa
lalu dengan pasien.
3. Menyediakan gambar untuk
mengenal ingatannya kembali
4. Monitor perilaku pasien selama
terapi
5. Monitor daya ingat klien.
6. Kaji kemampuan klien dalam
mengingat sesuatu.
7. Ingatkan kembali pengalaman
masa lalu klien
8. Implementasikan teknik
mengingat dengan cara yang tepat
9. Latih orientasi klien
10. Beri kesempatan kepada klien
untuk melatih, konsentrasinya
2. Stimulasi Kognitif (Cognitive
Stimulation)
1. Monitor interpretasi klien
terhadap lingkungan
Asuhan Keperawatan Demensia 9
informasi baru
- Lupa melakukan perilaku pada
waktu yang telah dijadwalkan
- Mudah lupa
Faktor Yang Berhubungan ;
- Anemia
- Distraksi lingkungan
- Gangguan neurologis
- Hipoksia
- Gangguan volume cairan
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Penurunan curah jantung
mengidentifikasikan tempat
dengan benar.
10. Klien mampu mengidentifikasi
waktu dengan benar.
2. Tempatkan objek/hal-hal yang
familiar di lingkungan/di kamar
klien
3. Observasi kemampuan klien
berkonsentrasi.
4. Kaji kemampuan klien memahami
dan memproses informasi
5. Berikan instruksi setelah klien
menunjukkan kesiapan untuk
belajar atau menerima informasi.
6. Atur instruksi sesuai tingkat
pemahaman klien
7. Gunakan bahasa yang familiar
dan mudah dipahami
8. Dorong klien menjawab
pertanyaan dengan singkat dan
jelas.
9. Koreksi interpretasi yang salah
10. Beri reinforcement pada setiap
kemajuan klien
2. Resiko Jatuh (00055)
Domain : 11 Kemanan
Kelas : 2 Cedera Fisik
Definisi
Peningkatan kerentanan untuk jatuh yang
dapat menyebabkan bahaya fisik
NOC
1. Trauma risk for
2. Injury risk for
Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam di harapkan klien
NIC
1. Mengidentifikasi defisit kognitif
atau fisik yang dapat
meningkatkan potensi jatuh dalam
lingkungan tertentu
2. Mengidentifikasi perilaku dan
faktor yang mempengaruhi resiko
jatuh
Asuhan Keperawatan Demensia 10
Faktor Resiko
1. Dewasa
Usia 65 tahun atau lebih
Riwayat jatuh
Tinggal sendiri
Prosthesis eksremitas bawah
Penggunaan alat bantu
( misalnya : walker,tongkat )
Penggunaan kursi roda
1. Anak
Usia dua tahun atau kurang
Tempat tidur yang terletak
didekat jendela
Kurangnya penahan /
pengekang kereta dorong
Kurangnya/longgarnya pagar
pada tangga
Kurangnya penghalang atau
tali pada jendela
Kurang pengawasan orang tua
Jenis kelamin laki-laki yang
berusia < 1 tahun
Bayi yang tidak diawasi saat
berada dipermukaan yang
tinggi ( misalnya: tempat
tidur/meja)
2. Kognitif
Penurunan status mental
mampu untuk :
1. Keseimbangan: kemampuan
untuk mempertahankan
ekuilibrium
2. Gerakan terkoordinasi :
kemampuan otot untuk bekerja
sama secara volunter untuk
melakukan gerakan yang
bertujuan
3. Perilaku pencegahan jatuh :
tindakan individu atau pemberi
asuhan untuk meminimalkan
faktor resiko yang dapat memicu
jatuh dilingkungan individu
4. Kejadian jatuh : tidak ada
kejadian jatuh
5. Pengetahuan : pemahaman
pencegahan jatuh pengetahuan :
keselamatan anak fisik,
6. Pengetahuan : keamanan pribadi
7. Pelanggaran perlindungan tingkat
kebingungan akut
8. Tingkat agitasi
9. Komunitas pengendalian resiko :
10. Gerakan terkoordinasi
3. Mengidentifikasi karakteristik
lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
( misalnya : lantai yang licin dan
tangga terbuka )
4. Mendorong pasien untuk
menggunakan tongkat atau alat
pembantu berjalan
5. Kunci roda dari kursi roda,tempat
tidur,atau brankar selama transfer
pasien
6. Tempat artikel mudah dijangkau
dari pasien
7. Ajarkan pasien bagaimana jatuh
untuk meminimalkan cedera
8. Menyediakan toilet ditinggikan
untuk memudahkan transfer
9. Membantu ke toilet
seringkali,interval dijadwalkan
10. Sarankan alas kaki yang aman
11. Mengembangkan cara untuk
pasien untuk berpartisipasi
keselamatan dalam kegiatan
rekreasi
12. Lembaga program latihan rutin
fisik yang meliputi berjalan
13. Tanda-tanda posting untuk
mengingatkan staf bahwa pasien
yang beresiko tinggi untuk jatuh
Asuhan Keperawatan Demensia 11
3. Lingkungan
Lingkungan yang tidak
terorganisasi
Ruang yang memiliki
pencahayaan yang redup
Tidak ada meteri yang antislip
di tempat mandi pancuran
Pengekangan
Karpet yang tidak rata/terlipat
Ruang yang tidak di kenal
Kondisi cuaca ( misalnya :
lantai basah,es)
4. Medifikasi
Penggunaan alcohol
Inhibitor enzyme pengubah
angiotensin
Agen anti ansietas
Agen anti hipertensi
Deuretik
Hipnotik
Narkotik/opiate
Obat penenang
Antidepresan trisiklik
5. Fisiologis
Sakit akut
Anemia
Arthritis
Penurunan kekuatan
ekstremitas bawah
Asuhan Keperawatan Demensia 12
Diare
Kesulitan gaya berjalan
Vertigo saat mengekstensikan
leher
Masaalah kaki
Kesulitan mendengar
Gangguan keseimbangan
Gangguan mobilitas fisik
Inkontinensia
Neoplasma ( misalnya :
letih,mobilitas terbatas )
Neuropati
Hipotensi ortostatisk
Kondisi postoperative
Perubahan gula darah
postprandial
Deficit proprioseptif
Ngantuk
Berkemih yang mendesak
Penyakit vaskuler
Kesulitan melihat
3. Defisit Perawatan Diri
Domain : 4 : Aktivitas/Istrahat
Kelas : Kelas 5 Perawatan Diri
Definisi
Hambatan kemampuan untuk melakukan
NOC :
1. Self care : Activity of Daily
2. Living (ADLs)
Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
NIC
Self Care assistane : ADLs
1. Monitor kemempuan klien untuk
perawatan diri yang mandiri.
2. Monitor kebutuhan klien untuk
alat-alat bantu untuk kebersihan
diri, berpakaian, berhias, toileting
Asuhan Keperawatan Demensia 13
atvitas atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian sendiri, eliminasi sendiri dan
makan sedndiri
Batasan Kharateristik
- Ketidakmampuan mengacingkan
pakaian
- Hambatan mengambil pakaian
- Hambatan mengenakan pakaian
- Ketidakmampuan menggunakan
higene eliminasi tepat
- Ketidakmampuan naik toilet
- Ketidakmampuan memanipulasi
pakaian untuk eliminasi.
- Ketidakmampuan untuk berdiri
dan duduk di toilet
- Ketidakmampuan mengambil
makanan dan memasukannya ke
mulut
- Ketidakmampuan mengunyah
makanan
- Ketidakmampuan menghabiskan
makanan
- Ketidakmampuan makan
makanan dalam jumlah memadai
- Ketidakmampuan memanipulasi
makanan dalam mulut
- Ketidakmampuan menyapakna
makanan untuk di makan
selama 3 x 24 jam Defisit perawatan diri
teratas dengan kriteria hasil:
- Klien dapat berdandan eliminasi
dan makan dengan mandiri
- Menyatakan kenyamanan
terhadap kemampuan untuk
melakukan ADLs
- Dapat melakukan ADLS dengan
bantuan
dan makan.
3. Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
4. Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki.
5. Dorong untuk melakukan secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya.
6. Ajarkan klien/ keluarga untuk
Mendorong kemandirian, untuk
Memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
7. Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
8. Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
Asuhan Keperawatan Demensia 14
- Ketidakmampuan untuk menelan
Faktor Yang Berhubungan
- Gangguan kognitif
- Penurunan motivasi
- Ketidaknyamanan
- Kendala lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan persepsi
- Ansietas berat
4. Hambatan Komunikasi Verbal (00051)
Domain : 5 Persepsi Kognisi
Kelas : 5 Komunikasi
Definisi
Penurunan, keterlambatan atau ketiadaan
kemampuan untuk menerima proses
mengirim dan atau menggunaka sistem
symbol
Batasan Kharateristik
- Tidak ada Kontak Mata
- Tidak Dapat Bicara
NOC
1. Ansiety
2. Coping
3. Sensori Funtion : hearing dan
vision
4. Fear self control
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam klien mampu :
1. Berkomunikasi : penerimaan
NIC
Communication Enhancement :
Speech Deficit
1. Gunakan penerjemah jika
diperlukan
2. Beri satu kalimat simple setiap
bertemu jika di perlukan
3. Konsultasikan dengan dokter
kebutuhan terapi wicara
4. Dorong pasien untuk
berkomunikasi secara perlahan
dan untuk mengulangi permintaan
5. Dengarkan dengan penuh
perhatian berdiri di depan pasien
Asuhan Keperawatan Demensia 15
- Kesulitan mengekspresikan
fikiran secara verbal
- Kesulitan menyusn kalinat
- Kesulitan menyusun kata-kata
- Kesuliatan memahami pola
komunikasi yang biasa
- Kesulitan dalam kehadiran
tertentu
- Kesulitan menggunakan ekspresi
wajah
- Disorientasi orang, ruang dan
waktu.
- Tidak bicara
- Dismpena ketidakmampuan
dalam bahasa pemberi asuhan
- Ketidakmampuan menggunakan
ekspresi tubuh
- Ketidak mampuan menggunakan
ekspresi wajah
- Ketidaktepatan verbalisasi
- Defisit visual parsial
- Pello
- Sulit bicara
- Gagap
- Defisit penglihatan total
- Bicara dengan kesulitan
- Menolak bicara
interpretasi dan ekspresi pesan
2. Lisan, tulisan dan non verbal
meningkat.
3. Komunikasi ekspresif : (kesulitan
berbicara ekspresi pesan verbal
atau non verbal yang bermakna)
4. Komunikasi reseptif (kesulitan
mendengar) : penerimaan
komunikasi dan interprestasi
pesan verbal atau non verbal
5. Gerakan terkoordinasi : mampu
mengkoordinasi gerakan dalam
menggunakan isyarat.
6. Pengolahan informasi : klien
mampu untuk memperoleh,
mengatur, dan menggunakan
informasi
7. Mampu mengontrol respon
ketakutan dan kecemasan
terhadap ketidak mampuan
berbicara
8. Mampu memanajemen
kemampuan fisik yang di miliki
9. Mampu mengkomunikasikan
kebutuhan dengan lingkungan
sosial
ketika berbicara.
6. Gunakan kertu baca, kertas,
pensil, bahasa tubuh, gambar,
daftar kosa kata, bahasa asing,
computer, dan lain-lain. Untuk
memfasilitasi komunikasi dua
arah yang optimal
7. Ajarkan bicara dari esophagus
jika diperlukan
8. Beri anjuran kepada pasien dan
keluarga tentang penggunaan alat
bantu bicara misalnya prostesi,
trakheoesofagus dan laring buatan
9. Berikan pujian positif jika
diperlukan
10. Anjurkan pada pertemuan
kelompok
11. Anjurkan kunjungan keluarga
secara teratur untuk member
stimulus komunikasi.
12. Anjurkan ekspresi diri dengan
cara lain dalam menyampaikna
informasi misalnya bahasa
isyarat.
Asuhan Keperawatan Demensia 16
Faktor Yang Berhubungan
- Ketiadaan Orang terdekat
- Perubahan Konsep Diri
- Perubahan sistem syaraf pusat
- Defek anatomis
- Tumor otak
- HDR kronik
- Perubahan harga diri
- Perbedaan Budaya
- Penurunan Sirkulasi ke otak
- Perbedaan yang berhubungan
dengan usia perkembangan
- Gangguan emosi
- Kurang informasi
- Hambatan fisik
- Kondisi psikologi
- HDR situasional
- Stress kendala lingkungan
- Efek samping obat jelemahan
sistem musculoskeletal
Asuhan Keperawatan Demensia 17
PATHWAY “DEMENSIA”
Faktor predisposisi : virus lambat, proses autoimun, keracunan alumunium dan genetic
Penurunan metabolism dan alran darah di korteks parietalis superior
Degenerasi neuron kolinergik
Kesulitan neurofibrilar Hilangnya serat saraf kolinergik di
yang difus korteks serebrum
Terjadi plak senilis Kelainan neurotransmiter Penurunan sel neuron kolinergik
yang berproyeksi ke hipokampus
dan amigdala
Asetilkolin menurun pada otak
DEMENSIA
Perubahan kemampuan merawat Kehilangan kemampuan Tingkah laku aneh dan kacau
diri sendiri menyelesaikan masalah dan cenderung mengembara
defisit perawatan diri Perubahan mengawasi keadaan
kompleks dan berfikir abstrak
Emosi, labil, pelupa, apatis
Loos deep memory
Perubahan proses fikir
Asuhan Keperawatan Demensia 18
DAFTAR PUSTAKA
Boedhi – Darmojo. 2009. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4. Jakarta:
FKUI.
Elizabeth.J.Corwin. 2009. Buku Saku : Patofisiologi. Ed.3. Jakarta : EGC
Kushariyadi.2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho, W.2009. Keperawatan Gerontik & Geriatric Edisi 3.Jakarta : EGC