a - pendahuluan.doc

Upload: pratista-highlander

Post on 19-Jul-2015

133 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA

USULAN TEKNIS

PENDAHULUANA.1 Latar Belakang

Gedung Sate merupakan landmark Kota Bandung dan sekaligus merupakan elemen utama (Primary Element) dalam perkotaan. Selain itu Kawasan Gedung Sate juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan Jawa Barat dan tempat aktivitas sosial masyarakat Kota Bandung. Kawasan Gedung Sate mempunyai nilai historis yang tinggi, sehingga keberadaan kawasan tersebut perlu dijaga. Kota Bandung sebagai wilayah eksternal Kawasan Gedung Sate telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dalam 2 (dua) dasawarsa terakhir. Laju pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan tersebut meningkatnya telah banyak kebutuhan sarana dan prasarana fisik kota. Faktor-faktor mempengaruhi kondisi bangunan dan lingkungan di wilayah Kota Bandung termasuk Kawasan Gedung Sate. dan Tumbuhnya outlet-outlet pusat-pusat yang teus perdagangan

menjamur di Kota Bandung juga telah merembes masuk ke dalam Kawasan Gedung Sate. Kawasan Gedung Sate selain sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat juga tempat bermukim, tempat rekreasi dan olahraga, tempat berbelanja dan tempat kerja, dalam perkembangannya senantiasa menghadapi masalah yang diakibatkan oleh unsur-unsur yang| PENDAHULUAN A-1

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA

USULAN TEKNIS

terkait. Antara lain adalah keterbatasan ruang untuk berlangsungnya kegiatan serta semakin menurunnya tingkat pelayanan yang diberikan baik pelayanan jalur maupun sarana prasarana serta kekurangmampuan institusi (organisasi) pemerintah dalam pengelolaannya. Mengingat Kawasan Gedung Sate sebagai kawasan yang strategis dan merupakan kebanggaan masyarakat Kota Bandung dan Jawa Barat secara umum kebutuhan akan pengelolaan (lingkungan) kawasan tersebut sangat penting untuk meningkatkan layanan dan pemeliharaan lingkungan kawasan. Kebutuhan pelayanan kawasan Gedung Sate atau pemeliharaan lingkungannnya saat ini dirasakan begitu meningkat. Tetapi disisi lain, institusi atau pemerintah sangat tidak mampu. Ada gap besar antara yang dibutuhkan dengan kemampuan untuk penyediaan layanan. Akibatnya jalan macet, sampah dimana-mana, dan lain-lain, Pertimbangan inilah yang mendasari kebutuhan penyusunan rancangan teknis dan fasilitasi alih kelola kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya). Pada Kawasan perencanaan, teridentifikasi perubahan-perubahan fungsi dari hunian menjadi komersil maupun jasa. Pada jalan Diponegoro misalnya, fungsi jasa dan mulai perkantoran terlihat lebih dominan dari fungsi hunian, bahkan fungsi komersil

tumbuh di jalan ini. Perubahan fungsi ini cenderung diikuti oleh perubahan fasade bahkan perubahan wujud bangunan secara keseluruhan. Umumnya hal ini terjadi pada bangunan bangunan dengan fungsi komersil (toko), sementara untuk fungsi jasa atau perkantoran, perubahan wujud bangunan relatif sedikit , bahkan tetap mempertahankan bentuk aslinya. Selain wujud bangunan, perubahan yang terjadi pada fungsi komersil adalah memanfaatkan lahan pekarangannya untuk sarana parkir seluas mungkin sehingga sedikit banyak mengurangi daerah resapan air hujan sebagaimana yang sudah ditetapkan pada Perda Bangunan Kotamadya Daerah Tingkat 2 Bandung, No 14 tahun 1998, Pasal 67 yaitu : Ruang terbuka diantara GSJ dan GSB harus digunakan sebagai ruang terbuka hijau dan/atau lahan peresapan air hujan. Permasalahan parkir ini juga sering kali timbul akibat meluapnya kendaraan pengunjung sehingga mengambil badan jalan dan keluar masuknya kendaraan yang sering kali mengambat arus lalu lintas kendaraan bermotor.

| PENDAHULUAN

A-2

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA

USULAN TEKNIS

Apabila fungsi fungsi yang ada pada kawasan perencanaan tidak dibatasi, diarahkan atau diatur dalam suatu peraturan yang tegas dan jelas, kecenderungan perubahan fungsi kearah fungsi komersil akan sangat cepat dan menimbulkan permasalahanpermasalahan pada keharmonisan lingkungan. Pemanfaatan fungsi ruang yang diarahkan dalam RTRW Kota Bandung 2003 2014 ini meliputi pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya. Sedangkan struktur jaringan jalan meliputi jalan arteri primer, aretri sekunder, kolektor primer, dan kolektor sekunder yang membentuk struktur tata ruang. Identifikasi bangunan bersejarah pada oleh kawasan perencanaan mengacu pada daftar

benda cagar budaya Klasifikasi Bangunan Bersejarah / berasitektur khas yang dikeluarkan Departemen Pendidikan nasional Kantor Wilayah Propinsi Jawa Barat Nomor 4714/102.14/SP/2000. Kebijakan tata ruang tersebut tentunya akan berimmplikasi terhadap penataan Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Gedung Sate sebagai bagian dari wilayah Kota Bandung untuk mewujudkan arahan pemanfaatan ruang Kota Bandung sampai dengan tahun 2014. A.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan penyusunan rancangan teknis dan fasilitasi alih kelola kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya) adalah menyusun suatu rancangan teknis dalam rangka pengelolaan kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat untuk memecahkan persoalan-persoalan saat ini dan membawa kawasan pada keadaan yang lebih baik di masa depan, dengan tersedianya peraturan/pedoman teknis penataan bangunan yang aplikatif di kawasan tersebut sehingga diharapkan dapat terwujudnya kawasan Gedung Sate yang tertib, aman, nyaman, serasi, dan seimbang serta berjati diri Jawa Barat. Manfaat kegiatan penyusunan rancangan teknis dan fasilitasi alih kelola kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya) adalah sebagai acuan/pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kota dalam : 1. Memberikan panduan wujud struktural pemanfaatan ruang kota, khususnya bangunan dan lingkungannya dalam matra tiga dimensi, sejalan dengan rencana penataan kota berikut panduan implementasinya untuk dapat dioperasionalkan.

| PENDAHULUAN

A-3

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA

USULAN TEKNIS

2. Sebagai pedoman perencanaan teknik bidang tata bangunan yang akan disusun, sekaligus sebagai pedoman pengendalian pembangunan yang berlandaskan pada persyaratan teknis keselamatan bangunan, tertib pembangunan dan persyaratan lingkungan lainnya. 3. Memberikan arahan arsitektural dalam perancangan bangunan (building design) yang akan dibangun pada kawasan yang bersangkutan terutama gambaran kebijaksanaan pembangunan yang berkaitan dengan pembangunan fisik untuk kepentingan umum. 4. Dapat memberikan arahan pada daerah tersebut yang dapat memenuhi kepentingan atau aspirasi masyarakat, pemanfaatan sumber daya dan daya dukung lahan yang optimal. 5. Panduan pelaksanaan kegiatan fisik penataan bangunan dan lingkungan. Sasaran dari kegiatan penyusunan rancangan teknis dan fasilitasi alih kelola kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya) adalah: 1. Meningkatnya tertib administrasi pendirian bangunan, 2. Meningkatnya pengawasan dan penegakan aturan/hukum mengenai pendirian bangunan, 3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur kebinamargaan, 4. Terwujudnya struktur jaringan jalan kota yang didukung dengan sistem drainase jalan yang baik, 5. Meningkatnya intensitas pemeliharaan alat-alat pengatur lalu-lintas, 6. Meningkatnya upaya pengaturan faktor-faktor penghambat kelancaran arus lalu-lintas, termasuk pengaturan parkir di badan jalan, 7. Tersedianya terminal penumpang umum, gedung-gedung dan fasilitas parkir umum,8.

Terwujudnya jaringan transportasi untuk pelayanan aksesibilitas yang merata di seluruh wilayah Kota Bandung dengan menggunakan sistem jaringan laba-laba (spider web).

9. Terpeliharanya patung, monumen, ornamen, gerbang kota, lampu hias jalan, dan komponen dekorasi kota lainnya. 10. Terlaksananya upaya pelestarian kawasan bangunan-bangunan bersejarah (heritage). 11. Meningkatnya intensitas pemeliharaan taman-taman kota dan hutan-hutan kota, 12. Meningkatnya upaya-upaya pencegahan pengalihan fungsi RTH, 13. Terwujudnya upaya-upaya proporsi RTH.

| PENDAHULUAN

A-4

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANA14. Terlaksananya mekanisme insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan ruang, 15. Meningkatnya pemanfaatan peta digital tematik kota, 16. Tersusunnya perangkat peraturan dan standar teknis penataan ruang kota,

USULAN TEKNIS

17. Terwujudnya lingkungan permukiman yang tertata secara serasi, dan permukiman yang sehat. 18. Terwujudnya pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukkannya, 19. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pertanahan. 20. Meningkatkan kapasitas dan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan, 21. Meningkatnya aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan. 22. Meningkatnya optimalisasi pelaksanaan kewenangan pemerintah kota dan provinsi,dan terbentuknya organisasi pemerintah kota sesuai dengan kewenangan. Dengan kata lain kegiatan penyusunan rancangan teknis dan fasilitasi alih kelola kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya) merupakan salah satu alat/perangkat pengendali dalam kegiatan pembangunan mengikuti perencanaan tata ruang yang tidak terpisahkan dalam manajemen pembangunan perkotaan.

A.3

Ruang Lingkup

A.3.1 Lingkup Kawasan Perencanaan Lingkup kawasan mencakup kawasan Gedung Sate dan sekitarnya (lihat Gambar A-1).

| PENDAHULUAN

A-5

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANAGAMBAR A-1 LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN

USULAN TEKNIS

K E C K E C . S U K A

.

C

ID

A D

A P

K A B U P A T E N

B A N

D

U N

G

S A R I

I

I

K E CI I I I I

.

S U K A J A K DE C I

.

C

O

B L O

N

G C IB E U N Y I N G G A D . A SK E C . U J U N G A R C A M A N IK K E C . C B E R U N I B IR U G

I

I

K E C . C K A L E RI I I

K E CI I I I I I

.

C

IC

E N

D

K A B U P A T E N

B A N

DI

U N.I

GI

OK E C . B A N W E T A NI I

D E CN .G C K U K ID U L B A N .I

IB E U N K E C U N NI I

Y I N C G IC

. G

K E C

A N

I

I

D

I

I

I IR

K E C I

.I

S U MI

U RI

D

G

K E C A L

I

K E C . A S T A N A N Y A R K E C K E C . B A N K U L O N D B O J O K A L E R G . N G

A

I

I

K I EI C I .

B A T UI I I I I

U NI

K L O EA C .

L E N O L

G

K O C N . G K I II A I R A C K E I II

OI I I

NI I

DI I

OI I

NI

G

U N

K E C

R E G

I

I

I

I

I

I

K E C . B A B A K A N C IP A R A Y K E C . B O K ID U L

I

K E C J O N G L O A K E C . B A N D U N G

.

M

A R G U L

A C K IE N C T .A R A N C

A S A IR I II

I

I

I

I

I

I

K ID

K A B U P A T E N

B A N

D

U N

G

1

5

2

31.

4

3 2

2. 3. 4. 5.

Monumen perjuangan dan sekitarnya. PUSDAI dan sekitarnya Simpul Jl. Diponegoro dan Jl. WR. Supratman Simpul JL. Citarum dan RE. Martadinata dan sekitarnya Simpul JL. Banda dan RE. Martadinata dan sekitarnya Simpul Jl. Diponegoro dan Jl. Trunojoyo dan sekitarnya

| PENDAHULUAN

A-6

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANAA.3.2 Lingkup Pekerjaan Lingkup kegiatan meliputi sebagai berikut :

USULAN TEKNIS

1. Kegiatan persiapan meliputi persiapan kegiatan, membuat metodologi penyusunan pekerjaan, penyusunan jadwal kerja, serta persiapan kegiatan survei lapangan.2. Kegiatan survei lapangan meliputi survey data sekunder dan survey primer (observasi,

perekaman data dilapangan, wawancara, focus discusion group, dll). 3. Kegiatan pemilahan/penyeleksian/pentabulasian/pendeskripsian data. 4. Kegiatan analisa data.5. Kegiatan perumusan konsep rancangan teknis dan fasilitasi alih kelola kawasan pusat

pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya). 6. Kegiatan diskusi/seminar/presentasi mencakup diskusi/seminar/presentasi laporan pendahuluan dan rancangan rencana.

A.3.2 Jangka Waktu Pelaksanaan Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan penyusunan rancangan teknis fasilitasi dan alih kelola kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya) adalah 180 hari kalender atau 6 bulan terhitung sejak diterbitkanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Konsultan agar mengajukan rencana kerja dan jadwal penugasan personil dengan waktu seperti tersebut diatas dengan disesuaikan dengan metodologi dan rencana kerja yang akan diajukan. A.4 Keluaran/Produk Hasil Pekerjaan

Keluaran atau output dari Kegiatan Penyusunan Rancangan Teknis dan Fasilitasi Alih Kelola Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya) adalah sebagai berikut : 1. Tersusunnya kerangka teknis dari unsur-unsur pokok pengelolaan kawasan mencakup : a) b) c) d) e) SDM atau institusi. Modal atau dana atau pembiayaan. Sumber daya alam atau sumber daya buatan. Metoda atau tata cara. Penetapan batas kawasan pusat pemerintahan propinsi Jawa Barat.

| PENDAHULUAN

A-7

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANAmeliputi : a) b) c) d) Institusi fungsi planning. Institusi fungsi organizing. Institusi fungsi Implementing. Institusi fungsi Controlling.

USULAN TEKNIS

2. Tersusunnya kerangka teknis dari institusi pelaksana fungsi-fungsi pokok manajemen

3. Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang pengelolaan kawasan Gedung Sate. 4. Rancangan Desain Bangunan. A.5 Sistematika Pembahasan

Berdasarkan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan, pihak konsultan merasa sanggup dan siap untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang ditawarkan. Untuk itu sebagai bahan pertimbangan kami menawarkan Dokumen Penawaran Teknis yang secara garis besar disusun berdasarkan sistematika pembahasan sebagai berikut : Bagian A Pendahuluan Berisi uraian singkat terhadap hal-hal yang melatarbelakangi pekerjaan sesuai penjelasan KAK mencakup latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup dan keluaran yang diinginkan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Bagian B Pengalaman Perusahaan Berisi uraian singkat terhadap profil perusahaan dan pengalaman-pengalaman sesuai bidang yang sejenis yang pernah dilakukan oleh perusahaan selama 7 (tujuh) tahun terakhir sebagai bahan pertimbangan penilaian. Bagian C Pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK) Berisi interpretasi pemahaman pihak konsultan terhadap penjelasan Kerangka Acuan Kerja (KAK). Bagian D Tanggapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Berisi beberapa tanggapan dari pihak konsultan terkait Kerangka Acuan Kerja (KAK).

| PENDAHULUAN

A-8

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANABagian E Apresiasi Inovasi

USULAN TEKNIS

Berisi apresiasi dari pihak konsultan terhadap pekerjaan atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran serta keluaran secara optimal. Bagian F Pendekatan dan Metodologi Berisi rumusan pendekatan yang akan dilakukan oleh pihak konsultan dalam melaksanakan pekerjaan/kegiatan serta metodologi atau langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pihak konsultan untuk mencapai hasil yang optimal. Bagian G Rencana Kerja Berisi rencana kerja pihak konsultan yang mencakup strategi kerja, tahapan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil pekerjaan yang optimal sesuai dengan tujuan, sasaran, dan keluaran yang diharapkan. Bagian H Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Berisi jadwal atau schedule pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Bagian I Tenaga Ahli dan Tanggungjawabnya Berisi uraian komposisi tugas dan tanggungjawab tenaga ahli dalam pelaksanaan pekerjaan. Bagian J Jadwal Penugasan Tenaga Ahli Berisi penjadwalan penugasan tenaga ahli sesuai dengan komposisi tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan pekerjaan. Bagian K Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Berisi struktur organisasi yang dibuat dalam bentuk bagan yang memperlihatkan alur koordinasi antara penanggungjawab perusahaan, tim ahli dan tenaga penunjang, pengguna jasa serta tim teknis.

| PENDAHULUAN

A-9

PT. DAYA CIPTA DIAN RANCANABagian L Laporan

USULAN TEKNIS

Berisi uraian mengenai sistematika pelaporan yang menjadi tanggungjawab pihak penyedia jasa dalam pekerjaan ini. Bagian M Staf Pendukung Berisi uraian mengenai staf pendukung yang akan dilibatkan untuk membantu tim ahli dalam pelaksanaan pekerjaan. Bagian N Fasilitas Pendukung Pada bagian ini akan diuraikan fasilitas pendukung yang dimiliki oleh pihak konsultan untuk membantu kelancaran pekerjaan. Bagian O Penutup Berisi uraian penutup dari pihak konsultan.

| PENDAHULUAN

A - 10