a r b i t r a s i

Upload: said-muchsin-alattas

Post on 08-Apr-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 A R B I T R A S I

    1/3

  • 8/7/2019 A R B I T R A S I

    2/3

    Kelemahan bentuk arbitrasi ini adalah bahwa sudah biasa bagi arbitrator yang

    berkuasa penuh untuk menjawab pertanyaan dengan tanpa alasan yang jelas.

    Seleksi Abitrator

    Keanggotaan pengadilan college, sebagaimana penunjukan arbitrator

    tunggal, merupakan persoalan perundingan para pihak, di mana tiap pihak

    umumnya menunjuk satu atau lebih arbitrator nasional dan selebihnya

    anggota netral yang disetujui mereka. Untuk alasan yang jelas hasil arbitrasi

    college sering memberi keputusan terhadap anggota atau anggota-anggota yang

    netral. Oleh karenannya adalah sangat penting bagi pemerintah yang

    bersangkutan untuk menentukan siapa yang akan jadi anggota netral, yangkadang-kadang sukar untuk menyetujui calon yang sesuai. Untuk

    mepertimbangkan hal ini perjanjian arbitrasi sering mengatakan bahwa dalam

    hal tidak terjadi persetujuan anggota netral dapat ditunjuk oleh Presiden

    Mahkamah Internasional atau oleh pihak yang tidak berkepentingan. Perjanjian

    seperti ini terbukti bermanfaat dalam beberapa kesempatan. Dalam arbitrasi

    Lake Lanoux, misalnya, pemerintah Prancis dan Spanyol menyerahkan pemilihan

    ketua pengadilan kepada Raja Swedia dan dalam kasus Rann of kutch,

    sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa Bangsa melakukan fungsi yang sama

    untuk India dan Pakistan.

    Memberikan kewenangan pada pihak ketiga untuk mengambil langkah-

    langkah yang perlu untuk melengkapi anggota pengadilan merupakan

    keuntungan dalam arti ganda. Dalam kasus diatas hal ini memungkinkan negara-

    negara yang memang mengalami kesulitan guna menghindari jalan buntu, tapi

    ini juga mencegah suatu negara yang memperlihatkan keberatan terhadap

    seluruh ide arbitrasi dari menghalangi proses melalui penolakan kosong untuk

    bekerja sama dalam anggota netral.

    Perjanjian perdamaian dengan Bulgaria, Hungaria dan Rumania

    membuktikan bahwa sengketa yang timbul dari interpretasi atau eksekusimereka harus diserahkan pada komisi arbitrasi. Sesuai dengan praktek umum

    komisi ini terdiri dari anggota nasional yang ditunjuk oleh masing masing pihak

    dan seorang anggota ketiga yang ditunjuk melalui persetujuan, atau jika gagal,

    melalui Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa Bangsa.

    Ketika dilakukan usaha membuat prosedur arbitrasi mulai bekerja, negara

    negara tergugat tersebut menolak untuk menunjuk wakil mereka untuk komisi

    itu. Pada tahun 1950 semua masalah itu diserahkan pada Mahkamah

    Internasional, ketika Majelis Umum meminta pendapat yang bersifat nasehat

    (advisory opinion) tentang akibat hukum tindakan ini. Pertama tama Mahkamah

    Internasional menolak argumen negara tergugat itu bahwa tidak ada sengketayang dapat dikenai ketentuan penyelesaian dari Perjanjian Perdamain, dan

  • 8/7/2019 A R B I T R A S I

    3/3

    mengatakan bahwa Bulgaria, Hungaria dan Rumania mempunyai kewajiban

    untuk menunjukan anggota komisi mereka. Tapi hal ini dipakai untuk bacaan

    teks yang meragukan, menurut Mahkamah Internasional, harus ditafsirkan

    hanya untuk meliputi keadaan dimana pihak-pihak gagal mencapai persetujuan.

    akibatnya, meskipun kegagalan responden untuk membuat penunjukan mereka

    melibatkan tanggung jawab internasional, kegagalan itu sendiri tidak dapat

    mebenarkan pembentukan komisi melalui cara yang diusulkan.

    Kasus Perjanjian Perdamaian adalah sebuah ilustrasi menarik dari kendala

    yang negara yang segan bisa mendapatkan tempat di jalan arbitrase dan

    perawatan yangharus diambil untuk menutup semua kontinjensi ketika merancang

    ketentuan berurusan

    dengan penunjukan arbiter.

    Seperti dalam kasus perselisihan anggota netral, solusi yang paling

    sederhana adalah ketentuan yang menyatakan bahwa

    setelah tiga bulan, atau beberapa periode yang cocok lainnya,penunjukan yang

    diperlukan mungkin dapat

    dilakukan oleh pihak luar. Meskipun tidak selalu disertakanbahkan hari

    ini, ketentuan tersebut telah menjadi ciri dari perjanjianbilateral lebih dari lima

    puluh tahun dan telah disahkan oleh Komisi Hukum Internasional

    dan Pengadilan Tetap Arbitrase.

    *Internasional Dispute settlement J. G. Merrills