› uploads › file › perkara_perdata › ... · p u t u s a ntujuh puluh lima juta rupiah)...
TRANSCRIPT
Hal 1 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
P U T U S A N
NOMOR :140/PDT/2015/PT. BDG
“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”,
Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara :
PT. BANK UOB INDONESIA (dahulu UOB BUANA), Perseroan Terbatas
berkedudukan di Gedung UOB PLAZA Jalan M.H. Thamrin No.
10 Jakarta Pusat, cq. PT. BANK UOB INDONESIA (Dahulu UOB
BUANA) Cab. Wahid Hasyim berkedudukan di Jalan K.H. Wahid
Hasyim No. 89 Jakarta (10350), Tergugat III dalam perkara ini
hadir di wakili dan telah menunjuk Kuasa Hukum bernama :
UUNG GUNAWAN, SH. MH., HANS YANUAR GUNAWAN, SH.,
YUDI RHISNANDI, SH., Para Advokat pada Kantor Hukum Uung
Gunawan & Rekan, beralamat di KH. Hasyim Ashari No. 4-6,
Gedung Hin An Hwee Koan Lantai 3A Suite, Jakarta Pusat , dan
telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Depok
tanggal, 04 November 2014 Nomor : 365/SK/PDT/ 2014/PN Dpk,
selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula TERGUGAT
III ;---------------------------------------------------------------------------------
LAWAN
DOY AHMAD SOEKARNA, beralamat Jalan Kelapa Gading E.70, RT.001
RW. 017,Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo,Depok, Penggugat
dalam perkara ini telah menunjuk dan diwakili oleh Kuasa
Hukumnya bernama : HERY SUSANTO, S.H. dan FAJAR
HERUMURTY, S.H. Advokat pada Kantor HERY SUSANTO &
Partner yang yang beralamat di Jalan Melati 3 No. 92, Pondok
Labu, Jakarta Selatan (12450), berdasarkan Surat Kuasa
tertanggal 16 Februari 2015 telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Depok,tanggal 18 Februari 2015 Nomor
73/SK/PDT/2015/PN Dpk., selanjutnya disebut sebagai
TERBANDING semula PENGGUGAT;-----------------------------------
DAN
Hal 2 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
1. RIKI LEO NARDY, diketahui terakhir berkedudukan di Jalan Karya
Utama No. 28 RT.002 RW.003,Srengseng, Kembangan,
Jakarta Barat. selanjutnya disebut sebagai TURUT
TERBANDING I semula TERGUGAT I ; ---------------------------
2. ERIKA FENI MASYITHO, SH., Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) berkedudukan di Jalan Ir. H. Juanda No. 28, Depok,
Tergugat II dalam perkara ini telah menunjuk dan diwakili
Kuasa Hukumnya bernama: Prof. DR. SUHANDI
CAHAYA,SH.MH. MBA, H. WIMOKO, SH., VIOLEN HELEN
PIRSOUW,SH.,STEFEN C. CAHAYA,SH.LLM.MCR.,
RAINALDI,SH.,VIOLITA NANCI PIRSOUW,SH., CHAIRIJAH,
SH., MH., Ph.D., MICHAEL KANTA GERMANSA, SH. dan
VICTOR CHRISTIAN, SH. Para Advokad & Para Assisten
Advokat yang berkantor pada Law Office SUHANDI CAHAYA
& PARTNERS, beralamat di Jalan Gajahmada No. 10 Lt. 2
Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 09
September 2013 telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Depok tanggal, 10 September 2013
Nomor: 297/SK/PDT/2013/PN Dpk. selanjutnya disebut
sebagai TURUT TERBANDING II semula TERGUGAT II ; ---
4. BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) KANTOR PERTANAHAN
DEPOK berkedudukan di Sub Perkantoran Kota Depok Jalan
Boulevard Sektor Anggrek, Kota Kembang, Depok,
selanjutnya disebut sebagai TURUT TERBANDING III
semula TERGUGAT IV; -----------------------------------------------
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;----------------------------------------------------
Telah membaca:-------------------------------------------------------------------------------
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 06 April
2015 Nomor: 140/ Pen /Pdt/ 2015/ PT. Bdg, tentang penunjukan
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini ;---------------
2. Berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta turunan resmi
putusan Pengadilan Negeri Depok tanggal 17 September 2014
Nomor : 139/Pdt. G/2013 /PN. DPK, dalam perkara para pihak tersebut
di atas;------------------------------------------------------------------------------------
Hal 3 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
TENTANG DUDUK PERKARA :
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan surat gugatannya
tertanggal 15 Agustus 2013, yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Depok di bawah Register Perkara No. 139/Pdt.G/2013/PN.Dpk.
tanggal 16 Agustus 2013, yang pada pokoknya menerangkan hal-hal sebagai
berikut :
- Bahwa, sebelum memasuki pokok perkara perlu disampaikan terkait
kedudukan Tergugat I yang hingga sampai saat ini tidak mempunyai
tempat tinggal yang dikenal maupun tempat tinggal yang nyata, maka
berdasarkan Pasal 118 ayat (3) HIR gugatan diajukan pada Pengadilan
Negeri Depok di mana domisili Penggugat dan obyek sengketa berada.
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa, pada tanggal 05 Maret 2004 Penggugat adalah selaku adalah
selaku pemilik sah atas sebidang tanah yang terletak di Jalan Kelapa
Gading E-70 RT. 001 RW.017, Cinere, Limo, Kota Depok 16514
berdasarkan Akta Jual Beli Nomor : 19 Tahun 2004 Notaris NY. THILMA
DJOHAN, SH. berkedudukan di Depok, dengan batas-batas sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Rumah Blok E No. 71
Sebelah Selatan : Rumah Blok E No. 69
Sebelah Timur : Kali / Tanah Kebon
Sebelah Utara : Jalan Kelapa Gading .
2. Bahwa pada kurun waktu Januari sampai dengan Pebruari 2006
Penggugat dalam usahanya mencari tambahan modal kerja dengan
berniat mencari investor dan akhirnya bertemu dengan ibu Maura
sehingga diperkenalkan dengan Tergugat I ;---------------------------------------
3. Bahwa dari pertemuan antara Penggugat dengan Tergugat I tersebut di
atas nilai pijaman yang ditetapkan sebesar Rp. 175.000.000,- (seratus
tujuh puluh lima juta rupiah) dengan Jaminan Asli Sertifikat Hak Milik
Nomor : 2505 atas obyek yang terletak di Jalan Kepala Gading E-70 RT.
001 RW. 017, Cinere. Limo, Depok 16514, beserta turunannya Surat Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) asli ;---------------------------------------
4. Bahwa pada Maret 2006 dari kesepakatan Perjanjian Penggugat dan
Tergugat I sebesar Rp. 175.000.000,- (seratus tujuh puluh lima juta rupiah)
Hal 4 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
tersebut, Penggugat baru menerima Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta
rupiah) sebagai tanda jadi, dimana atas pinjam meminjam tersebut akan
dituangkan dalam Akta Notaris, namun diketahui kemudian berdasarkan
Draft Akta Pengakuan Hutang yang diterima oleh Penggugat isinya tidak
sesuai dengan apa yang telah disepakati oleh Penggugat dan Tergugat I,
dan oleh karenanya Penggugat keberatan dan meminta kembali atas
Jaminan yang telah diberikan, yaitu Sertifikat Hak Milik Nomor : 2505
beserta turunannya kepada Tergugat I berikut uang tanda jadi yang telah
diterima sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) ;-------------------
5. Bahwa, setelah Penggugat menerima dan mempelajari Draft Akta
Pengakuan Hutang yang isinya ternyata tidak sesuai dengan apa yang
telah disepakati oleh Penggugat dan Tergugat I, maka Penggugat
mencoba untuk menghubungi Tergugat I dengan maksud untuk
membatalkan serta mengambil jaminan dan pengembalian tanda jadi
yang telah diterima oleh Penggugat, namun upaya yang telah dilakukan
oleh Penggugat dengan berbagai cara menghubungi Tergugat I akan
tetapi tidak diindahkan oleh Tergugat I dan akhirnya Tergugat I tidak dapat
dihubungi sama sekali ;-------------------------------------------------------------------
6. Bahwa pada tanggal 26 April 2006, Penggugat mengetahui adanya Akta
Jual Beli No. 35 Tahun 2006 yang mengatas namakan Penggugat dangn
Tergugat I dihadapan Notaris ERIKA FENI MASYITHO, SH. (Tergugat II)
di mana Penggugat dan istri Penggugat tidak pernah sama sekali
menandatangani, menghadiri, mengetahui terjadinya penandatangan Akta
Jual Beli tersebut ;-------------------------------------------------------------------------
7. Bahwa, karena telah terbitnya Akta Jual Beli No. 35 Tahun 2006 tersebut,
Tergugat II harus turut bertanggungjawab atas adanya suatu Perbuatan
Melawan Hukum (Onrechmatige Daad) dari perbuatan yang dilakukan
oleh Tergugat I yang dilanjutkan oleh Tergugat II dengan membuat dan
mengesahkan serta mendaftarkan Akta Jual Beli a quo dan membuat
Pengikatan dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) sehingga
diterbitkan Sertifikat Hak Tanggungan No.1501/2006 kepada PT. Bank
UOB Buana Tbk. Cab. Wahid Hasyim, Jakarta (Tergugat III) ;------------------
8. Bahwa, pada tanggal 08 September 2008, Tergugat III mengirimkan surat
ke Alamat Jalan Kelapa Gading E-70, RT. 001 RW. 017 Cinere, Limo,
Depok yang diterima oleh istri Penggugat, di mana atas surat tersebut
berisikan tentang peringatan pertama yang ditujukan kepada Tergugat I
Hal 5 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
atas tunggakan kredit Pemilikan rumah dengan objek rumah tinggal
Penggugat. Bahwa, setelah menerima surat tersebutlah Penggugat baru
mengetahui bahwa rumah tinggal keluarganya telah dibalik nama dan
menjadi objek jaminan pada Tergugat III oleh Tergugat I ;----------------------
9. Bahwa pada tanggal 27 Desember 2008 setelah Penggugat terus
berupaya mencoba menghubungi Tergugat I terkait upaya pembatalah
pinjaman modal, dan telah mengetahui rumah tinggal Penggugat telah
dibalik nama dan dijaminkan kepada Tergugat III, maka Penggugat
melakukan upaya hukum yaitu dengan Laporan Polisi di Kepolisian Daerah
Metro Jaya dan diterima dengan laporan Polisi Nomor :
LP/3219/K/XII/2008/SPK Unit III ;----------------------------------------------------
10. Bahwa, pada tanggal 14 Januari 2009 dengan dasar Laporan Polisi
Nomor : LP/3219/K/XII/2008/SPK Unit III, dinyatakan ditindaklanjuti
dengan dugaan Tindak Pidana Penggelapan yang dilakukan oleh Tergugat
I ;------------------------------------------------------------------------------------------------
11. Bahwa, pada tanggal 03 Juni 2009 Tergugat III melalui Kuasa Hukumnya
mengajukan Permohonan Sita Eksekusi terhadap Barang Jaminan
Termohon Eksekusi, yang didalam jaminan a quo terdapat unsur
Perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatige Daad);-------------------------------
12. Bahwa, pada tanggal 16 Juni 2009 atas permohonan Tergugat III terkait
Pemohonan Sita Eksekusi terhadap Barang Jaminan Termohon Eksekusi
tersebut diterbitkanlah Penetapan Sita Eksekusi Nomor :
05/Pen.Pdt/Sita.Eks. HT/2009/PN.Dpk.;----------------------------------------------
13. Bahwa pada tanggal 22 Juni 2009 telah dilaksanakan Sita Eksekusi
berdasarkan Berita Acara Pelaksanaan Sita Eksekusi Nomor
:05/Pen.Pdt/Sita.Eks.Ht/ 2009/PN.Dpk. terhadap asset milik Penggugat
sebagaimana Akta Jual Beli Nomor : 19/2004 tanggal 5 Maret 2004, antara
Ir. SURANTO dengan DOY AHMAD SOEKARNA (Penggugat), Notaris
dan PPAT NY. Thilma Djohan, SH. Sertifikat Hak Milik Nomor : 2505 atas
nama DOY AHMAD SOEKARNA, terdaftar pada tanggal 6 April 2004
Nomor : 2118/2004 ;-----------------------------------------------------------------------
14. Bahwa, atas terjadinya permasalahan hukum terkait obyek asset milik dari
Penggugat, maka pada tanggal 19 Oktober 2009 Penggugat mengajukan
Permohonan Pemblokiran atas obyek milik Penggugat kepada Badan
Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Depok (Tergugat IV) ;---------------
Hal 6 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
15. Bahwa, pada tanggal 22 Oktober 2009 telah dicatatkan atas permohonan
Pemblokiran atas obyek a quo yang diajukan oleh Penggugat ;--------------
16. Bahwa, atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III serta Tergugat IV tersebut, Penggugat telah
dibuat bekerja keras untuk melakukan upaya-upaya yang telah menyita
waktu, biaya dan pikiran dari Penggugat ;------------------------------------------
17. Bahwa, atas Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III serta Tergugat IV, maka Penggugat
mengalami kerugian materiil dan Immateriil dimana atas kerugian tersebut
yaitu :
- Kerugian Materiil yang dialami Penggugat adalah :
Menanggung Biaya Operasional Penggugat untuk mengurus
permasalahan asset Penggugat sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus
lima puluh juta rupiah) ;-------------------------------------------------------------
- Dan Kerugian Immateriil yang dialami Penggugat adalah :
Akibat tindakan-tindakan yang dilakukan Tergugat I, Trgugat II dan
Tergugat III serta Tergugat IV sehingga mengakibatkan Penggugat
harus menguras tenaga dan pikiran untuk mengurus asset Penggugat
dimana proses yang perkirakan memakan waktu yang cukup panjang
dan belum lagi Penggugat harus bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang terkait dengan asset obyek a quo Penggugat, sehingga
sangatlah patut jika Penggugat sangatlah patut jika Penggugat
menuntut ganti rugi secara immaterial sebesar Rp. 1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah) ; ---------------------------------------------------------------
18. Bahwa, Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
menyatakan hal sebagai berikut : “Tiap perbuatan melawan hukum yang
membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang kerena
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”
19. Bahwa, Pasal 1365 KUHPerdata mensyaratkan lima syarat yaitu : (1)
Adanya suatu perbuatan, (2) Perbuatan tersebut melawan hukum, (3)
Adanya kesalahan pelaku, (4) Adanya kerugian, (5) adanya hubungan
UNSUR-UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata
Hal 7 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
sebab akibat (kausalitas) antara perbuatan melawan hukum dengan akibat
yang ditimbulkan ;------------------------------------------------------------------------
20. Bahwa, karena peralihan hak atas obyek pemilikan asset milik dari
Penggugat terbukti dilakukan atas dasar Perbuatan Melawan Hukum
(Onrechmatige daad) yang dilakukan oleh Terguat I yang ditindak lanjuti
oleh Tergugat II serta dipergunakan oleh Tergugat III dan dicatatkan oleh
Tergugat IV, maka Penggugat memohon terkait kepemilikan Hak atas
Asset Penggugat yang telah dialihkan dan dipergunakan oleh Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III dengan cara melawan hukum (Onrechmatige
Daad) dinyatakan tidak sah harus dibatalkan demi hukum ;------------------
21. Bahwa suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai suatu unsur
Perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatige Daad), apabila memenuhi
unsur-unsur :
a. Adanya Perbuatan Melawan Hukum, memang benar bahwa sejak
Lindenbaum vs Cohen Arrest (1919) terdapat criteria baru mengenai
perbuatan melawan hukum yaitu suatu perbuatan yang walaupun tidak
bertentangan dengan Undang-Undang sudah dianggap melawan
hukum apabila ternyata bertentangan dengan kepatutan dalam
pergaulan masyarakat ;-------------------------------------------------------------
b. Adanya kesalahan, kesalahan yang timbul harus dapat diukur secara
obyektif dan subyektif. Secara obyektif harus dibuktikan bahwa
manusia bias dapat menduga kemungkinan timbulnya akibat dan
kemungkinan ini akan mencegah seseorang untuk berbuat atau tidak
berbuat. Sedangkan secara subyektif harus dibuktikan bahwa pelaku
memiliki keahlian untuk berbuat dan dapat menduga akibat
perbuatannya ;-------------------------------------------------------------------------
c. Adanya kerugian yang ditimbulkan. Kerugian yang disebabkan oleh
perbuatan melawan hukum dapat berupa kerugian materiil maupun
kerugian non-materiil yang nyata-nyata diderita dan keuntungan yang
seharusnya dapat diperoleh. Kerugian non-materiil merupakan
kerugian yang bersifat psikologis, misalnya ketakutan, sakit ataupun
kehilangan kesengan hidup ;--------------------------------------------------------
d. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan dan kerugian, dalam
hubungan ini terdapat 2 (dua) teori :
Teori Pertama, menyatakan bahwa orang yang melakukan perbuatan
melawan hukum selalu bertanggung jawab, jika perbuatannya
menimbulkan kerugian, sedangkan menurut Teori kedua, bahwa orang
Hal 8 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
yang melakukan perbuatan melawan hukum hanya bertanggung jawab
untuk kerugian yang selayaknya dapat diharapkan sebagai akibat dari
keterlambatan membayar, dihitung sejak putusan Pengadilan Negeri
diucapkan ; -------------------------------------------------------------------------
22. Bahwa, oleh karena Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III serta
Tergugat IV telah melakukan tindakan Perbuatan Melawan Hukum
(Onrechmatige Daad) maka sudah sepantasnya dapat dinyatakan
bersalah dan harus bertanggung jawab atas kesalahan yang
diperbuatnya ;----------------------------------------------------------------------------
23. Bahwa, dikhawatirkan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III serta
Tergugat IV tidak dapat melaksanakan isi putusan atau ada kesengajaan
tidak melaksanakan ini putusan, maka diperintahkan kepada Terugugat I,
Tergugat II dan Tergugat III untuk membayar uang paksa sebesar Rp.
Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupuah) setiap hari
keterlambatan membayar, dihitung sejak putusan Pengadilan Negeri
diucapkan ;-------------------------------------------------------------------------------
24. Bahwa, terkait asset obyek a quo milik Penggugat yang telah diletakkan
sita eksekusi berdasarkan Penetapan Sita Eksekusi No.
05/Pen.Pdt./Sita.Eks.HT/ 2009/PN.Dpk.tanggal 16 Juni 2009 dianggap
Cacat Hukum karena mengandung unsur Perbuatan Melawan Hukum
(Onrechmatige Daad) dan oleh karenanya harus batal demi hukum atau
setidak-tidaknya menjadi batal hukum ;----------------------------------------------
25. Bahwa mengingat ini didasarkan pada akta autentiek sudah sepatutnya
putusannya dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij vooraad) ;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon
kepada Ketua Pengadilan Depok berkenan memutuskan dan menetapkan :
DALAM PROVISI :
- Membatalkan Penetapan Sita Eksekusi Nomor : 05/Pen.Pdt./Sita.Eks.
HT/2009/PN. Dpk. tanggal 16 Juni 2009 terhadap sebidang tanah berikut
bangunan rumah tinggal sebagaimana dalam Sertifikat Nomor :
2505/Desa Cinere tertanggal 27-06-1995 seluas 234 m² sebagaimana
terurai dalam Gambar Situasi Nomor : 3902/1987 tertanggal 18-05-1987
setempat dan dikenal di Jalan Kelapa Gading E-70 Kelurahan Cinere (dh.
Desa Cinere), Kecamatan Limo, Kota Depok (dh.Kab Bogor) atas nama
RIKI LEO NARDY, sebagaimana yang sekarang ada dan/atau kemudian
hari mungkin akan didirikan di atas tanah tersebut berserta turunan-
Hal 9 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
turunannya serta segala yang terdapat dan/atau tertanam di atas tanah
tersebut yang menurut sifat peruntukannya ataupun Undang-Undang ,
disebut benda tidak bergerak, dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Rumah Blok E No. 71
Sebelah Timur : Kali/Tanah Kebon
Sebelah Selatan : Rumah Blok E No. 69
Sebelah Barat : Jalan Kelapa Gading.
DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan sah dan berharga semua bukti-bukti yang diajukan oleh
Penggugat;
3. Menyatakan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III serta Tergugat IV
terbukti telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatige
Daad) karena bertindak secara bersama-sama sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing mengalihkan hak kepemilikan asset
Penggugat dengan suatu perbuatan yang tidak patut ;
4. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 2505 /Desa Cinere tertanggal 27-06-
1995 , seluas 234 m² sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi
Nomor : 3902/1987 tertanggal 18-05-1987 setempat dan dikenal di Jalan
Kelapa Gading E-70 Kelurahan Cinere (dh. Desa Cinere), Kecamatan
Limo, Kota Depok (dh.Kab Bogor) terdaftar atas nama RIKI LEO NARDY,
berdasarkan Akta Jual Beli tertanggal, 26-04-2006 Nomor : 35/2006,
Notaris ERIKA FENI MASYITHO, SH. PPAT Kota Depok , adalah
BATAL DEMI HUKUM ;--------------------------------------------------------------
5. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 2505/Desa Cinere tertanggal 27-
06-1995, seluas 234 m² sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi
Nomor : 3902/1987 tertanggal 18-05-1987 setempat dan dikenal di Jalan
Kelapa Gading E-70 Kelurahan Cinere(dh.Desa Cinere) Kecamatan
Limo, Kota Depok (dh.Kab Bogor) terdaftar atas nama DOY AHMAD
SOEKARNA adalah Sertifikat yang SAH MENURUT HUKUM,
berdasarkan Akta Jual Beli tertanggal, 5-3-2004 Nomor : 19/2004
Notaris Ny. Thilma Djohan, SH. PPAT Kota Depok;------------------------------
6. Menetapkan Penggugat adalah Pemilik yang sah dari Sertifikat Hak
Milik No. 2505/Desa Cinere tertanggal 27-06-1995, seluas 234 m²
sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi Nomor : 3902/1987
tertanggal 18-05-1987 setempat dan dikenal di Jalan Kelapa Gading E-70
Hal 10 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
Kelurahan Cinere (dh. Desa Cinere) Kecamatan Limo, Kota Depok
(dh.Kab. Bogor) terdaftar atas nama DOY AHMAD SOEKARNA ;
7. Memerintahkan kepada Tergugat IV untuk membatalkan Sertifikat Hak
Milik No. 2505/Desa Cinere tertanggal 27-06-1995, seluas 234 m²
sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi Nomor : 3902/1987
tertanggal 18-05-1987 setempat dan dikenal di Jalan Kelapa Gading E-70
Kelurahan Cinere (dh. Desa Cinere) Kecamatan Limo, Kota Depok (dh.
Kab. Bogor)terdaftar atas nama RIKI LEO NARDY , berdasarkan Akta
Jual Beli tertanggal, 26-04-2006 Nomor : 35/2006 Notaris ERIKA FENI
MASYITHO, SH. PPAT Kota Depok, serta turutannya yaitu Hak
Tanggungan tanggal 16 Mei 2006 Nomor : 1501/2006 atas nama PT.
BANK BUANA INDONESIA, Tbk. dan mengembalikannya kepada
keadaan semula ;----------------------------------------------------------------------
8. Menyatakan putusan perkara ini dapat serta merta dijalankan
(uitvoerbaar bij vooraad) walau ada verzet, banding atau kasasi dari
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III serta Tergugat IV ;-------------------
9. Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III untuk membayar
kerugian materiil sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta
rupiah) dan membayar kerugian Immateriil sebersar Rp. 1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah) dibayar segera setelah putusan ini dibacakan ;------
10. Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III untuk membayar
uang paksa sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah)
setiap hari keterlambatan membayar, melaksanakan keputusan ini
dihitung sejak putusan Pengadilan Negeri diucapkan ;-----------------------
11. Membebankan biaya dalam perkara ini menurut hukum, kepada Tergugat
I, Tergugat II dan Tergugat III , secara tanggung renteng ;-------------------
Atau : bilamana Pengadilan berpendapat lain, mohon kiranya
memberikan putusan dengan seadil-adilnya (et a quo et bono) ;
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat maka Tergugat II
telah mengajukan jawaban secara tertulis tertanggal 24 Desember 2013
sebagai berikut:
EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT (Kewenangan Mengadili).
Bahwa Pengadilan Negeri Depok TIDAK BERWENANG untuk
mengadili gugatan dalam perkara a quo yang diajukan oleh PENGGUGAT
Hal 11 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
terdaftar dengan register Nomor :139/Pdt.G/2013/PN.Dpk, karena ABSOLUT
KOMPETENSI merupakan kewenangan PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA;
Hal tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut : -
1. Bahwa di dalam Petitum Gugatan PENGGUGAT, DALAM POKOK
PERKARA angka 4, PENGGUGAT memohon kepada Pengadilan Negeri
Depok untuk memutuskan :
“ Menyatakan Sertifikat Hak Milik Nomor :2505/Desa Cinere tertanggal 27-
06-1995 seluas 234 M2, sebagaimana terurai dalam gambar Situasi
Nomor: 3902/1987 tertanggal 18-05-1987 setempat dan dikenal di Jalan
Kelapa gading E-70, Kelurahan Cinere (dr.desa Cinere) Kecamatan Limo
Kota Depok (dh.Kab.Bogor) , terdaftar atas nama RIKI LEO NARDI
berdasarkan Akta Jual Beli Tanggal 26-04-2006, Nomor:35/2006, Notaris
ERIKA FENI MASYITHO, SH, PPAT Kota Depok adalah “BATAL DEMI
HUKUM”;
Bahwa jelas dalam Petitum 4 gugatan PENGGUGAT tersebut
PENGGUGAT meminta agar Sertifikat Hak Milik Nomor :2505/Desa Cinere
tertanggal 27-06-1995 seluas 234 M2, sebagaimana terurai dalam Gambar
Situasi Nomor : 3902/1987 tertanggal 18-05-1987 untuk dinyatakan BATAL
DEMI HUKUM;
2. Bahwa Sertifikat Hak Milik Nomor: 2505/Desa Cinere tertanggal 27-06-
1995 seluas 234 M2, sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi Nomor:
3902/1987 tertanggal 18-05-1987 atas nama RIKI LEO NARDY,
merupakan PRODUK TATA USAHA NEGARA yang merupakan
KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA ;
3. Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor:5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara jo Undang-Undang Nomor :9 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor :5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara jo Undang-Undang Nomor: 51 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor:5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan:
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu Penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi
Tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual
Hal 12 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau Badan
Hukum Perdata’;
4. Pasal 53 Ayat(1) Undang-Undang Nomor:5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara Jo Undang-Undang Nomor :9 tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor :55 Tahun 1986 tentang
Pearadilan Tata Usaha Negara Jo Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor :5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan:
“Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya
dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha negara dapat mengajukan
gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan
agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah , dengan atau tanpa disertai tuntutan
ganti rugi dan/atau rehabilitasi”. ;
5. Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 5 Tahun
1986 Tentang PERADILAN TATA USAHA NEGARA, Pasal 53 Ayat (1),
dijelaskan:
“Berbeda dengan gugatan di muka Pengadilan Perdata, maka apa
yang dapat dituntut di muka Pengadilan Tata Usaha Negara ini
terbatas pada satu macam tuntutan pokok yang berupa tuntutan agar
Keputusan Tata Usaha Negara yang telah merugikan kepentingan
Penggugat itu dinyatakan BATAL atau TIDAK SAH”;
6. Bahwa dari uraian dan dalil-dalil di atas yang disertai dasar hukum
sebagaimana tersebut diatas dapat disimpulkan :
6.1. Bahwa Sertifikat Hak Milik Nomor :2505/Desa Cinere tertanggal 27-
06-1995 seluas 234 m², sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi
Nomor:3902/1987 tertanggal 18-05-1987 atas nama RIKI LEO
NARDI yang dimohonkan oleh PENGGUGAT untuk dinyatakan
BATAL DEMI HUKUM merupakan PRODUK TATA USAHA
NEGARA yang merupakan KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA;
6.2. Bahwa untuk menyatakan BATAL atau TIDAK SAHnya suatu
Keputusan Tata Usaha Negara (In casu Sertifikat Hak Milik
Nomor:2505/Desa Cinere tertanggal 27-06-1995 seluas 234 m²,
sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi Nomor : 3902/1987
tertnggal 18-05-1987 atas nama RIKI LEO NARDI),merupakan
KEWENANGAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA bukan
Hal 13 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
KEWENANGAN PERADILAN UMUM (In Casu Pengadilan Negeri
Depok);
7. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor :383K/Sip/1971 tanggal 3
November 1971 abstrak hukumnya :
“Menyatakan Batal Surat Hak Milik, yang dikeluarkan oleh
Instansi Agraria karena secara Sah tidak termasuk wewenang
Pengadilan melainkan semata-mata termasuk wewenang
administrasi”;
“Pembatalan harus dimintakan pihak yang dimenangkan
Pengadilan kepada Instansi Agraria berdasarkan putusan Pengadilan
yang diperolehnya”;
Dari putusan Mahkamah Agung RI tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Untuk menyatakan batal Surat Bukti Hak Milik/serifikat Hak Milik
yang dikeluarkan oleh instansi Agraria (sekarang Badan
Pertanahan Nasional/Kantor Pertanahan) merupakan kewenangan
administrasi, karena Sertifikat Hak Milik yang dikeluarkan oleh
Instansi Agraria (Sekarang Badan Pertanahan Nasional/Kantor
Pertanahan) merupakan produk Administrasi atau produk Tata
Usaha Negara (TUN) yang merupakan Keputusan Tata Usaha
Negara;
Putusan Pengadilan yang mengadili permasalahan Administrasi In
Casu Pengadilan TUN yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap dan pasti ini disampaikan kepada Badan Pertanahan
Nasional /Kantor Pertanahan;
Bahwa kemudian Badan Pertanahan Nasional/Kantor Pertanahan
yang melakukan eksekusi untuk MEMBATALKAN SERTIFIKAT
HAK MILIK yang dimohonkan pembatalannya itu berdasarkan
Putusan Pengadilan.
Berdasarkan dalil-dalil dan uraian dengan dasar hukum tersebut
TERGUGAT II memohon kepada Yth Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara gugatan aquo untuk memberikan PUTUSAN
SELA dengan amar:
Menerima dan mengabulkan EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT
yang diajukan oleh TERGUGAT II;
Hal 14 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
Menyatakan menurut hukum Pengadilan Negeri Depok TIDAK
BERWENANG untuk mengadili perkara ini;
Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ;
Menimbang, bahwa untuk selanjutnya Tergugat II tertanggal 13
Februari 2014 juga telah mengajukan Surat jawaban tentang Pokok
Perkaranya, dengan mengemukakan jawaban sebagai berikut :
A. EKSEPSI TERHADAP SURAT KUASA
1. Bahwa didalam Surat Kuasa PENGGUGAT tertanggal 24 Juli 2013
kepada Kuasa Hukumnya adalah cacat formil sehingga harus
dinyatakan Gugatan PENGGUGAT dinyatakan tidak dapat terima,
mengingat Surat Kuasa Khusus PENGGUGAT tersebut hanya sebagai
Surat Kuasa Biasa dan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi;
2. Bahwa Surat Kuasa PENGGUGAT sama sekali tidak menjabarkan
Identitas maupun kedudukan dari PARA TERGUGAT, melainkan
hanya menjelaskan tentang identitas dan kedudukan dari
PENGGUGAT semata;
3. Bahwa Surat Kuasa Khusus diatur dalam Pasal 123 HIR/147 RBg
yang lazim disebut BIJZONDERE SCHRIFTELIJKE MACHTIGING.
Formulasi Surat Kuasa Khusus dipertegas lagi dalam SEMA RI
tanggal 23 Januari 1971 yang menentukan Syarat-Syarat Sahnya
Surat Kuasa Khusus diantaranya:
“ HARUS TEGAS MENYEBUTKAN IDENTITAS PARA PIHAK YANG
BERPERKARA BAIK PENGGUGAT MAUPUN PARA TERGUGAT
DAN/ATAU PARA TURUT TERGUGAT."
4. Bahwa pada butir a dan b Surat Edaran Mahkamah Agung Republik
Indonesia No.6 Tahun 1994 jelas menyatakan kalau didalam Surat
Kuasa harus terdapat Identitas Para Pihak disebutkan secara jelas,
SURAT KUASA PENGGUGAT TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN DAN
BERTENTANGAN DENGAN SEMA NOMOR 2 TAHUN 1959, TANGGAL 19
JANUARI 1959 Jo SEMA NOMOR 5 TAHUN 1962, TANGGAL 30 JULI 1962
Jo. SEMA NOMOR 01 TAHUN 1971, TANGGAL 23 JANUARI 1971 Jo SEMA
NOMOR 6 TAHUN 1994 TANGGAL 14 OKTOBER 1994.
Hal 15 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
juga Pokok Soal harus disebut secara Singkat yang akan diajukannya
sebagai gugatan dan hal tersebut didalam Surat Kuasa
PENGGUGAT tidak dicantumkan secara rinci;
5. Bahwa disamping itu pula PENGGUGAT di dalam Surat Kuasanya
juga sama sekali tidak menjelaskan secara Ringkas dan Konkrit Pokok
dan Obyek Sengketa yang diperkarakan antara pihak yang
berperkara, mengingat perbuatan Melawan Hukum apa yang telah
dilakukan PARA TERGUGAT. Hal ini sama sekali tidak ada;
6. Bahwa Pasal 123 ayat (1) HIR memang hanya menyebutkan tentang
Syarat Pokok saja, yaitu Kuasa khusus berbentuk Tertulis atau Akta
yang biasa disebut Surat Kuasa Khusus. Hal inilah yang mungkin
digunakan oleh PENGGUGAT didalam membuat Surat Kuasanya
dibuat sangat sederhana sekali karena cukup berisi pernyataan
Penunjukan Kuasa dari Pemberi Kuasa.
7. Bahwa oleh karenanya, dengan berjalannya waktu diperlukan
penyempurnaan yang benar-benar berciri Surat Kuasa Khusus, yang
dapat membedakannya dengan Surat Kuasa Umum. Penyempurnaan
dan perbaikan itu, dilakukan Mahkamah Agung melalui Surat Edaran
Mahkamah Agung ("SEMA''), yaitu diantaranya : SEMA Nomor 2
Tahun 1959 tanggal 19 Januari 1959, SEMA Nomor 5 Tahun 1962
tanggal 30 Juli 1962, SEMA Nomor 01 Tahun 1971 tanggal 23 Januari
1971 dan SEMA Nomor 6 Tahun 1994 tanggal 14 Oktober 1994;
8. Berdasarkan ke-4 (empat) SEMA tersebut di atas, maka secara garis
besar syarat-syarat dan formulasi Surat Kuasa Khusus adalah :
1. Menyebutkan dengan jelas dan spesifik Surat kuasa, untuk
berperan di Pengadilan;
2. Menyebutkan Kompetensi Relatif, pada Pengadilan Negeri mana
kuasa itu dipergunakan mewakili kepentingan Pemberi Kuasa;
3. Menyebutkan Identitas dan Kedudukan Para Pihak (sebagai
PENGGUGAT dan TERGUGAT);
4. Menyebutkan secara ringkas dan konkrit pokok dan obyek
sengketa yang diperkarakan atara pihak yang berperkara;
9. Bahwa Syarat Formil Surat Kuasa Khusus menurut M. YAHYA
HARAHAP, dalam bukunya HUKUM ACARA PERDATA hal. 14 dan 15
adalah sebagai berikut:
Hal 16 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
a. SEMA No. 2 Tahun 1959 tertanggal 19 Januari 1959. Berdasarkan
SEMA ini, digariskan Syarat Kuasa Khusus yang dianggap
memenuhi ketentuan Pasal 123 ayat (1) HIR yaitu :
i. Menyebutkan Kompetensi Relatif di Pengadilan Negeri dimana
Kuasa itu dipergunakan mewakili kepentingan Pemberi Kuasa;
ii. MENYEBUTKAN IDENTITAS DAN KEDUDUKAN PARA PIHAK
(SEBAGAI PENGGUGAT DAN TERGUGAT);
iii. Menyebutkan secara Ringkas dan Konkret Pokok dan Objek
Sengketa yang diperkarakan antara pihak yang berperkara.
Paling tidak, menyebut jenis atau masalah perkaranya.
Misalnya, perkara Warisan atau Transaksi Jual Beli.Itulah
Syarat Formil Surat Kuasa Khusus yang disadur dari huruf (a)
SEMA dimaksud. Syarat itu bersifat kumulatif. salah satu
syarat tidak dipenuhi mengakibatkan :
Surat Kuasa Khusus Cacat Formil;
Dengan sendirinya Kedudukan Kuasa sebagai pihak formil
mewakili Pemberi Kuasa, Tidak Sah, sehingga gugatan yang
ditandatangani Kuasa tidak sah. Bahkan semua tindakan
yang dilakukannya Tidak Sah dan tidak mengikat, dan
gugatan yang di ajukan tidak dapat diterima.
b. SEMA No.6 Tahun 1994 tertanggal 14 Oktober Tahun 1994. Pada
dasarnya substansi dan jiwa SEMA ini sama dengan SEMA No.2
Tahun 1959 dan SEMA No. 01 tahun 1971. Oleh karena itu
persyaratan yang disebut didalamnya sama dengan SEMA No.2
Tahun 1959 sebagaimana yang telah diuraikan diatas. dengan
demikian, syarat Kuasa yang Khusus, adalah syarat yang telah
dideskripsi dengan pembahasan SEMA No.2 Tahun 1959 yaitu :
i. Menyebut dengan jelas dan spesifik surat kuasa untuk berperan
di Pengadilan;
ii. Menyebutkan Kompetansi relative;
iii. MENYEBUT IDENTITAS DAN KEDUDUKAN PARA PIHAK. DAN
MENYEBUTKAN SECARA RINGKAS DAN KONKRET POKOK
DAN OBJEK SENGKETA YANG DIPERKARAKAN.
Seperti telah dijelaskan, syarat ini bersifat kumulatif. Tidak
dipenuhinya salah satu syarat, mengakibatkan kuasa tidak sah."
Hal 17 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
10. Bahwa syarat syarat tersebut bersifat kumulatif jika didalam suatu
Surat Kuasa salah satu syarat yang tidak terpenuhi, makaakan
mengakibatkan:
Surat Kuasa Cacat;
Dan dengan sendirinya "kedudukan kuasa sebagai PIHAK
FORMIL mewakili Pemberi Kuasa TlDAK SAH;
Sehingga gugatan harus dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA;
Atau semua tindakan hukum yang dilakukan kuasa TlDAK SAH
dan TIDAK MENGIKAT.
(M.YAHYA HARAHAP, BERBAGAI PERMASALAHAN FORMIL
DALAM GUGATAN PERDATA, VARIA PERADILAN EDISI 99 HAL
:129-:130).
11. Bahwa bukan hanya hal yang dikemukakan diatas, akan tetapi ada
beberapa kaidah hukum Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia yang mendukung pernyataan PARA TERGUGAT tersebut
yaitu :
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam
Putusannya Nomor : 116 K/Sip/1973 tanggal 16 September 1975
Jo Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 6
Tahun 1994 tangal 14 Oktober 1994 yang menyebutkan sebagal
berikut:
“Surat kuasa khusus harus memuat secara jelas Para Pihak,
Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa, Perbuatan hukum yang
dikuasakan serta klausula-klausula khusus lainnya".
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 551
K/Sip/1976 tanggal 22 Mei 1978 yang menyebutkan sebagai
berikut :
''Karena surat kuasa PENGGUGAT tidak memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan oleh Undang-Undang sehingga formalitas dalam
mengajukan gugatan tidak terpenuhi maka gugatan haruslah
dinyatakan tidak dapat diterima;
12. Bahwa dengan tidak disebutkannya IDENTITAS Para pihak
(khususnya TERGUGAT) secara jelas dan tegas didalam Surat Kuasa
PARA PENGGUGAT, sehingga mengakibatkan Surat Kuasa PARA
PENGGUGAT menjadi Cacat, maka adalah sangat tepat jika gugatan
PARA PENGGUGAT dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA.
Hal 18 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
13. Bahwa didalam Surat Kuasa PENGGUGAT kepada Kuasa Hukumnya
secara prinsipil yaitu tertanggal 24 Juli 2013, tidak menjelaskan secara
rinci tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang dibarengi
dengan adanya permohonan Pembatalan Sertifikat Hak Milik Nomor
2505/Desa Cinere tertanggal 27 Juni 1995 berdasarkan Akta Jual Beli
No.35/2006 tanggal 26 April 2006 serta turunannya yaitu hak
Tanggung tanggal 16 Mei 2006 No.1501/2006 atas nama
TERGUGAT III seperti apa yang diajukan oleh Kuasa Hukumnya.
14. Bahwa antara didalam Gugatan yang diajukan oleh PENGGUGAT
ternyata ada permohonan Pembatalan Sertifikat Hak Milik tersebut
ternyata didalam Surat Kuasanya sama sekali tidak ada kalimat yang
menyatakan adanya Permohonan Pembatalan Sertifikat Hak Milik
Nomor 2505/Desa Cinere tertanggal 27 Juni 1995 berdasarkan Akta
Jual Beli No.35/2006 tanggal 26 April 2006 serta turunannya yaitu
Hak Tanggungan tanggal 16 Mei 2006 No.1501/2006 atas nama
TERGUGAT III;
15. Bahwa bukan hanya hal tersebut, terlebih lagi didalam Surat Kuasa
PENGGUGAT sama sekali tidak ada perihal adanya Uang Paksa
sebesar Rp.2.500.000,- (Dua juta lima ratus ribu rupiah) sebagaimana
hal-hal yang tertuang didalam gugatannya. Hal ini terlihat dari
pengaturan secara Khusus, dimana tidak terdapat pernyataan
melakukan segala sesuatu yang dianggap penting dan berguna bagi
Pemberi Kuasa. Perihal Khusus didalam Surat Kuasa jelas berbeda
dengan pernyataan-pernyataan umum yang diatur sesudahnya,
mengingat sesudah pengaturan perihal Khusus tersebut, hanya
merupakan pernyataan baku semata;
16. Bahwa dengan demikian Surat Kuasa PENGGUGAT bukanlah Surat
Kuasa Khusus akan tetapi Surat Kuasa Umum yang diberi tambahan
kata "KHUSUS". Sehingga seharusnya Kuasa Hukum PENGGUGAT
tidak telah bertindak melebihi, kewenangannya dengan mengajukan
EKSEPSI TERHADAP SURAT KUASA :
PENERIMA KUASA DARI PENGGUGAT PRINSIPAL TELAH MELAMPAUI
KUASA YANG DIBERIKAN.
Hal 19 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
gugatan tersebut, mengingat tidak dijabarkan dengan jelas gugatan
yang dimaksudkan atau dengan kata lain:
Kuasa telah bertindak melampaui kuasa yang diberikan kepadanya
(melanggar Pasal 1797 KUHPerdata)
Segala perbuatan hukum , tindakan hukum yang dilakukan oleh
kuasa yang telah melebihi kuasa yang diberikan kepadanya oleh
Pemberi Kuasa adalah TIDAK SAH karena over bodecht;
17. Bahwa didalam Bab Ke-16 (enam belas) KUHPerdata/BW telah diatur
secara jelas dan tegas tentang Pemberian Kuasa yaitu sebagai.berikut
:
"Pasal 1796 :
Pemberian kuasa yang dirumuskan dalam kata-kata umum, hanya
meliputi perbuatan-perbuatan pengurusan. Untuk memindah
tangankan benda-benda atau untuk meletakkan hipotik diatasnya atau
lagi untuk membuat suatu perdamaian, ataupun sesuatu perbuatan
lain yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pemilik, diperlukan
suatu pemberian kuasa denaan kata-kata yang tegas.
Pasal 1797 :
Si kuasa tidak diperbolehkan melakukan sesuatu apapun yang
melampaui kuasanya: kekuasaan yang diberikan untuk menyelesaikan
suatu urusan dengan jalan perdamaian, sekali-kali tidak mengandung
kekuasaan untuk menyerahkan perkaranya kepada putusan wasit."
EKSEPSI TERHADAP SURAT GUGATAN GUGATAN PENGGUGAT
SEHARUSNYA DIAJUKAN DALAM BENTUK PERLAWANAN/VERZET.
18. Bahwa gugatan PENGGUGAT haruslah ditolak dan atau setidak-
tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara gugatan a quo karena ;
18.1 Bahwa gugatan PENGGUGAT ditujukan terhadap Penetapan
Sita Eksekusi Hak Tanggungan yang dilaksanakan oleh
Pengadilan Negeri Depok sebagaimana dimaksud dalam
register nomor : O5/Pen.Pdt/sita eks.HT/2009/PN.Dpk tanggal
Hal 20 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
16 Juni 2009 jo Berita Acara Pelaksanaan Sita Eksekusi Nomor:
05/Pen.Pdt/sita eks.HT/2009/PN.Dpk, tanggal 22 Juni 2009 ;
18.2 Bahwa Permohonan Eksekusi Hak Tangungan tersebut masih
dalam proses dan belum selesai dilaksanakan ;
18.3 Bahwa oleh karena itu SANGATLAH KELIRU, karena
PENGGUGAT a quo mengajukan gugatan biasa, KARENA
SEHARUSNYA DIAJUKAN DALAM BENTUK
PERLAWANAN/VERZET;
GUGATAN WANPRESTASI PENGGUGAT KURANG PIHAK
(EXCEPTIO)
19. Bahwa gugatan PENGGUGAT haruslah ditolak dan atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim yang
memeriksa dan Kurang mengadili perkara gugatan a quo karena
gugatan PENGGUGAT Pihak;
20. Bahwa didalam angka 6 (enam) halaman 3 gugatan PENGGUGAT
jelas PENGGUGAT menjelaskan kalau telah terjadi Penandatanganan
Akta Jual Beli No.35 Tahun 2006 yang mengatas namakan
PENGGUGAT dengan TERGUGAT I dihadapan TERGUGAT II,
dimana PENGGUGAT dan Istri PENGGUGAT tidak pernah sama
sekali menandatangani, menghadiri, mengetahui tentang
penandatanganan Akta Jual Beli tersebut.
21. Bahwa dari hal diatas sangatlah jelas, ketika PENGGUGAT dan
istrinya tidak pernah hadir dalam proses penandatanganan Akta Jual
Beli, maka PENGGUGAT menduga kalau ada pihak-pihak lain yang
hadir seolah-olah menjadi pihak yang diaklli sebagai PENGGUGATdan
istri PENGGUGAT;
22. Bahwa dalam hal ini juga PENGGUGAT mengakui kalau
PENGGUGAT mengetahui adanya Akta Jual Beli tersebut, sehingga
PENGGUGAT langsung mengajukan upaya hukum yaitu gugatan
dalam perkara aquo, berarti PENGGUGAT mengetahui identitas pihak
yang hadir dihadapan TERGUGAT II sebagai PENGGUGAT dan istri
PENGGUGAT apakah sama atau tidak;
23. Bahwa namun dalam perkara ini Juga ternyata PENGGUGAT sama
sekati tidak memasukkan pihak-pihak yaitu PENGGUGAT dan istri
PENGGUGAT yang hadir pada saat penandatangan Akta Jual Beli
Hal 21 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
No.35 tahun 2006 tersebut, agar ketika ada proses pemeriksaan
lebih lanjut terlihat dengan nyata dan jelas kalau benar ada pihak-
pihak yang seolah-olah menjadi PENGGUGAT dan istrinya;
24. Bahwa didalam gugatannya tersebut telah nyata dan jelas dalil
PENGGUGAT yang menyebutkan kalau ada Proses Sita Eksekusi
yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Depok, dimana didalam
Penetapan Pengadilan Negeri Depok tersebut diakui adanya
istri PENGGUGAT sebagai pihak yang masuk dalam Akta Jual Beli
No.35 Tahun 2006, dimana dalam hal ini istri PENGGUGAT tidak
dimasuk sebagai pihak PENGGUGAT dalam perkara a quo;
25. Bahwa kembali lagi didalam gugatannya PENGGUGAT mendalilkan
tentang adanya Akta Jual Beli No.19/2004 tanggal 5 Maret 2004
antara Ir. SURANTO dengan PENGGUGAT dihadapan Notaris/PPAT
Ny. THILMA DJOHAN,S.H, dimana dalam perkara aquo PENGGUGAT
sama sekali tidak memasukkan Ir. SURANTO dan Notaris/PPAT Ny.
THILMA DJOHAN, S.H, sebagai pihak didalam gugatannya, padahal
proses terjadinya Sita Eksekusi oleh Pengadilan Negeri Depok
mempunyai dasar hukum dari adanya Perjanjian tersebut diatas;
26. Bahwa sebagalmana sudah TERGUGAT II jabarkan diatas, maka
gugatan PENGGUGAT terbukti kurang pihak yaitu dengan tidak
memasukkan pihak-pihak sebagai berikut :
Pihak-pihak yang seolah-olah menjadi PENGGUGAT dari
istrinya dalam penandatanganan Akta Jual beli No.35 tahun
2006, karena diduga oleh PENGGUGAT ada pihak-pihak yang
hadir seolah-olah sebagai PENGGUGAT dan istri
PENGGUGAT;
Istri PENGGUGAT karena didalilkan dalam proses Sita
Eksekusi yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Depok,
dimana didalam Penetapan Pengadilan Negeri Depok tersebut
diakui adanya istri PENGGUGAT sebagai pihak yang masuk
dalam Akta Jual Beli No.35 tahun 2006;
Ir. SURANTO dan Notaris/PPAT Ny.THILMA DJOHAN, SH,
karena didalam gugatannya PENGGUGAT mendalilkan tentang
adanya Akta Jual beli No.19/2004 tanggal 5 Maret 2004 antara
Ir.SURANTO dengan PENGGUGAT, dihadapan Notaris/PPAT
Ny. THILMA DJOHAN, SH.
Hal 22 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
27. Bahwa sehingga dengan demikian gugatan PENGGUGAT kurang
pihak, sebagaimana tertuang dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung
R.I dalam putusannya Nomor: 938 K/Sip/1971 tanggal 30 September
1971 Jo 457K/Sip/1975 tanggal 18 November 1975 Jo 1424
K/Sip/1975 tanggal 01 Juni 1976 Jo 151 K/Sip/1975 tanggal : 13 Mei
1975 Jo 2872 K/Pdt/1998 tanggal 29 Desember 1998 menyebutkan:
"GUGATAN HARUSLAH DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA
KARENA PIHAK YANG SEHARUSNYA DIGUGAT TIDAK IKUT
DIGUGAT".
DUGAAN PENGGUGAT TENTANG PIHAK-PIHAK YANG HADIR
DALAM PENANDATANGANAN AKTA JUAL BELI NO.35 TAHUN
2006 MAUPUN ADANYA AKTA JUAL BELI LAIN YANG DILAKUKAN
PIHAK-PIHAK LAIN YANG TIDAK DIMASUKKAN SEBAGAI PIHAK
MENGAKIBATKAN GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS ATAU
KABUR(OBSCURE LIBEL).
28. Bahwa gugatan PENGGUGAT haruslah ditolak dan atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara gugatan a quo karena gugatan
PENGGUGAT tidak jelas atau kabur;
29. Bahwa PENGGUGAT didalam gugatannya seolah-olah menyatakan
adanya pihak lain yang bukan PENGGUGAT dan istrinya hadir
didalam penandatangan Akta Jual Beli No.35 Tahun 2006 dihadapan
TERGUGAT III akan tetapi dalam hal ini sangatlah tidak jelas
mengingat dalam hal ini TERGUGAT II sendiri berhadapan langsung
dengan DOY AHMAD SOEKARNA dan istrinya, pada saat
penandatanganan tersebut;
30. Bahwa dengan tidak dimasukkannya pihak-pihak tersebut oleh
PENGGUGAT dan dengan tidak adanya penjelasan tentang
ketidakbenaran para pihak yang hadir dihadapan TERGUGAT III,
bahkan PENGGUGAT hanya mendalilkan tidak pernah hadir pada
saat penandatanganan Akta Jual Beli No.35 Tahun 2006 semakin
membuat gugatan PENGGUGAT menjadi tidak jelas dan kabur;
31. Bahwa disamping itu pula terhadap dalil adanya Proses Sita Eksekusi
pada Pengadilan Negeri Depok dimana ada pula Akta Jual Beli
No.19/2004 tanggal 5 Maret 2004 antara Ir.SURANTO dengan
Hal 23 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
PENGGUGAT dihadapan Notaris/PPAT Ny. THILMA DJOHAN, SH,
dimana dalam perkara a quo selain PENGGUGAT sama sekali tidak
memasukkan Ir.SURANTO dan Notaris/PPAT Ny THILMA DJOHAN,
SH, sebagai pihak di dalam gugatannya, PENGGUGAT juga tidak
menjelaskan secara jelas/rinci dan terpapar dengan nyata seluruh
kronologis yang ada sesungguhnya menjadi hubungan diantara kedua
fakta hukum tersebut diatas, sehingga gugatan PENGGUGAT benar-
benar menjadi tidak jelas atau kabur;
32. Bahwa didalam amar gugatannya PENGGUGAT meminta Pembatalan
Sertifikat Hak Milik Nomor 2505/Desa Cinere tertanggal 27 Juni 1995
berdasarkan Akta Jual Beli No.35/2006 tanggal 26 April 2006 serta
turunannya yaitu Hak Tanggungan tanggal 16 Mei 2006 No.1501/2006
atas nama TERGUGAT III, dimana dalam hal ini proses Hak
Tanggungan yang diberikan pastinya tidak terlepas dari adanya Akta
Jual Beli No.19/2004 tanggal 5 Maret 2004 antara Ir. SURANTO
dengan PENGGUGAT , dihadapan Notaris/PPAT Ny. THILMA
DJOHAN, S.H, yang mana terhadap Akta Jual Beli No.19/2004
tersebut sama sekali tidak dimintakan pembatalannya;
33. Bahwa dengan, tidak adanya Pembatalan terhadap Akta Jual Beli
No.19/2004 tersebut, maka terhadap Pembatalan yang dimintakan
PENGGUGAT Tidaklah Dapat Dikabulkan;
34. Bahwa dengan tidak adanya kejelasan perihal hal tersebut diatas dan
apabila PENGGUGAT tidak mampu membuktikan hal tersebut, maka
terhadap gugatan PENGGUGAT haruslah dinyatakan Ditolak atau
setidak-tidaknya dinyatakan Tidak Dapat Diterima;
35. Bahwa gugatan PENGGUGAT haruslah Ditolak dan atau setidak-
tidaknya dinyatakan Tidak Dapat Diterima oleh Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo karena isi gugatan
PENGGUGAT SALING BERTENTANGAN SATU DENGAN YANG
LAINNYA SEHINGGA MENJADIKAN GUGATAN TIDAK JELAS;
ANTARA POSITA GUGATAN SATU DENGAN PETITUM GUGATAN SALING
BERTENTANGAN SATU DENGAN YANG LAIN SEHINGGA MENGAKIBATKAN
GUGATAN PENGGUGAT MENJADI TIDAK JELAS ATAU KABUR.
Hal 24 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
36. Bahwa didalam angka 7 (tujuh) halaman 5 petitum gugatannya
PENGGUGAT menyatakan memerintahkan TERGUGAT IV untuk
membatalkan Sertifikat Hak Milik No.2505/Desa Cinere yang terdaftar
atas nama TERGUGAT I berdasarkan Akta Jual Beli No.35/2006
tanggal 26 Juni 2006 di hadapan TERGUGAT II serta turunannya yaitu
Hak Tanggungan tanggal 16 Mei 2006 No.1501/2006 atas nama
TERGUGAT III, dan Mengembalikannya pada keadaan semula;
37. Bahwa sedangkan didalam angka 13 (tiga belas) posita gugatannya
PENGGUGAT mendalilkan kalau pada tanggal 22 Juni 2009 telah
dilaksanakan Sita Eksekusi oleh Pengadilan Negeri Depok
sebagaimana adanya Akta Jual Beli No.19/2004 tanggal 5 Maret 2004
antara Ir. SURANTO dengan PENGGUGAT, dihadapan
Notaris/PPAT Ny. Thilma Djohan, SH;
38. Bahwa terhadap kedua hal tersebut sangatlah bertentangan satu
dengan yang lain, mengingat PENGGUGAT masih menyatakan kalau
Sertifikat Hak Milik No.2505/Desa Cinere adalah atas nama
TERGUGAT I sehingga harus dibatalkan, namun didalam positanya
PENGGUGAT mencantumkan adanya Akta Jual Beli lain selain Akta
Jual Beli yang dibuat dihadapan TERGUGAT II yaitu Akta Jual Beli
No.19/2004 tanggal 5 Maret 2004 yang mungkin sudah bukan atas
nama PENGGUGAT;
39. Bahwa hal-hal yang dijabarkan PENGGUGAT dalam posita
gugatannya sungguh amat tidak nyata dan jelas serta terperinci,
sehingga menjadi sangat berbahaya kalau sampai pembatalan
tersebut dikabulkan, karena dasar-dasar fakta hukum yang dijabarkan
PENGGUGAT didalam gugatannya sangat kacau dan
membingungkan;
40. Bahwa sudah sangat jelas gugatan PENGGUGAT saling
bertentangan satu dengan yang lain, sehingga gugatan PENGGUGAT
haruslah dinyatakan tidak dapat diterima, dimana hal ini diatur didalam
Yurisprudensi MARl Nomor 582 K/Sip/1973 tanggal 18 Desember
1975 yaitu :
"Bahwa oleh karena Petitum gugatan tidak didukung oleh Posita maka
mengakibatkan Petitum gugatan menjadi tidak jelas dan oleh karena
Hal 25 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
itu gugatan dari PENGGUGAT haruslah ditolak dan atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;
41. Bahwa dalil TERGUGAT II didukung dengan adanya kaidah hukum
yang sampai dengan detik ini masih berlaku yaitu Yurisprudensi
Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam putusannya Nomor : 565
K/SlP/1973 tanggal 21 Agustus 1974 menyebutkan :
"Karena dasar gugatan tidak jelas, tidak sempuma dan PARA PIHAK
TIDAK JELAS, maka gugatan haruslah dinyatakan TIDAK DAPAT
DITERIMA/NIET ONTVANKELIKE VERKLAARD ".
M A K A:
DENGAN DEMIKIAN ADALAH SANGAT TEPAT BAGI MAJELIS HAKIM
YANG MEMERIKSA PERKARA INI UNTUK MENYATAKAN BAHWA
GUGATAN PENGGUGAT HARUSLAH DITOLAK ATAU SETIDAK-
TIDAKNYA DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA KARENA TELAH
TERBUKTI DASAR GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS DAN
TIDAK SEMPURNA.
B. DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa dali-dalil dalam eksepsi mohon diberlakukan pula dan termasuk
dalam satu kesatuan dengan dalil-dalil dalam konpensi ini sebagai
bagian yang tidak terpisah;
2. Bahwa TERGUGAT II dengan tegas menolak dalil-dalil yang
dikemukakan oleh kecuali yang secara tegas diakui akan
kebenarannya dan relevan PENGGUGAT dengan perkara a quo;
3. Bahwa TERGUGAT II menolak seluruh dalil PENGGUGAT yang
disusun dalam gugatan yang tidak jelas atau kabur sepanjang
mengenai kedudukan TERGUGAT sebagai Notaris;
4. Bahwa TERGUGAT II sebagai Notaris telah melakukan pemeriksaan
terhadap kepemilikan tanah dan bangunan yang disengketakan telah
sesuai menurut prosedur hukum;
5. Bahwa keberadaan dari Akta tersebut telah Sah secara hukum
sehingga Mohon Kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara a
quo memerintahkan PENGGUGAT agar membuktikannya
dipersidangan yang menyatakan bahwa akta tersebut adalah cacat
hukum sebab terhadap tanah tersebut telah tertulis bukan atas nama
Hal 26 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
PENGGUGAT maupun atas nama TERGUGAT I sehingga Sita
Eksekusi pada akhirnya bisa dilakukan semata-mata karena Akta Jual
Beli lain selain, Akta Jual Beli. Yang dibuat dihadapan TERGUGAT II
yaitu Akta Jual Beli No.19/2004 tanggal 5 Maret 2004 yang dibuat
dihadapan Ny.THILMA DJOHAN,SH;
6. Bahwa terhadap pihak yang ada pada Akta Jual Beli No.19/2004
tanggal 5 Maret 2004 tidak dimasukkan sebagai pihak sehingga
menunjukkan kalau TERGUGAT II hanya ingin dijadikan kambing
hitam namun dengan menggunakan dasar hukum yang tidak kuat;
7. Bahwa dengan demikian sudah selayaknya terhadap gugatan dalam
perkara ini dinyatakan di tolak oleh Majelis Hakim yang memeriksa
perkara a quo;
Berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas maka TERGUGAT II memohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Depok yang memeriksadan
mengadili perkara a quo untuk memberikan putusan dengan amar :
DALAM EKSEPSI:
1. MENERIMA DAN MENGABULKAN EKSEPSI TERGUGAT II UNTUK
SELURUHNYA;
2. MENOLAK GUGATAN PENGGUGAT UNTUK SELURUHNYA;
3. DAN/ATAU SETIDAK-TIDAKNYA MENYATAKAN GUGATAN
PENGGUGAT TIDAK DAPAT DITERIMA NlET ONTVANTKELIJKE
VERKLAARD;
DALAM POKOK PERKARA :
1. MENERIMA DAN MENGABULKAN SELURUH DALIL-DALIL
JAWABAN TERGUGAT II;
2. MENOLAK GUGATAN PENGGUGAT TERHADAP TERGUGAT II
UNTUK SELURUHNYA;
3. DAN ATAU SETIDAK-TIDAKNYA MENYATAKAN GUGATAN PARA
PENGGUGAT TERHADAP TERGUGAT II TIDAK DAPAT DITERIMA
NIET ONTVANKELIJKE VERKLAARD;
SUBSIDAIR :
Bahwa bilamana Majelis Hakim Pengadilan Negeri Depok yang
memeriksa dan mengadili serta memutus perkara a quo mempunyai
Hal 27 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
pandangan hukum dan atau pemikiran lain maka mohon diberikan putusan
yang seadil-adilnya, ex ae quo et bono;
Menimbang, bahwa Tergugat III telah mengajukan jawaban secara
tertulis atas gugatan Penggugat dengan suratnya tertanggal 08 Mei 2014,
dengan mengemukakan jawaban sebagai berikut :
I. Bahwa Tergugat III menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat,
kecuali yang diakui secara tegas-tegas.
1. TENTANG EKSEPSI :
a. Bahwa gugatan aquo sebagaimana ternyata pada petitum gugatan
Penggugat ditujukan terhadap :
Penetapan Sita Eksekusi Hak Tanggungan yang dilaksanakan
oleh Pengadilan Negeri Depok, Register Nomor 05/Pen.Pdt/sita
eks.HT/2009/PN.Dpk. tertanggal 16 Juni 2009 juncto Berita Acara
Pelaksanaan Sita Eksekusi Nomor 05/Pen.Pdt/Sita Eks.HT/2009/
PN.Dpk. tertanggal 22 Juni 2009.
Penetapan Sita Eksekusi dan Pelaksanaan Sita Eksekusi mana
dilakukan terhadap :
Sebidang tanah berikut bangunan sebagaimana Sertifikat Hak
Milik Nomor 2505/Desa Cinere, tertanggal 27 Juni 1995, seluas
234m2, sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi Nomor
3902/1987 tertanggal 18 Mei 1987, Desa Cinere, Kecamatan
Limo, Kota Depok (d/h Kabupaten Bogor) tertulis atas nama Riki
Leo Nardy, selanjutnya disebut OBJEK SENGKETA.
b. Bahwa permohonan Eksekusi Hak Tanggungan Nomor 05/Pen.
Pdt/Aanm.Eks.HT/2009/PN.Dpk., antara : PT Bank UOB Indonesia
(d/h PT Bank UOB Buana) (Pemohon Eksekusi) lawan Riki Leo
Nardy (Termohon Eksekusi) sampai kini masih dalam proses dan
belum selesai dilaksanakan, sehingga karenanya gugatan
Penggugat aquo harus diajukan dalam bentuk Perlawanan/Verzet,
karena diajukan terhadap suatu perbuatan yang tengah
berlangsung.
c. Bahwa gugatan aquo, yang seharusnya diajukan dalam bentuk
Perlawanan/Verzet, pada hakekatnya diajukan untuk
membatalkan Permohonan Eksekusi yang diajukan oleh
Hal 28 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
TERGUGAT III, dalam perkara
Nomor:05/Pen.Pdt/Aanm.Eks.HT/2009/PN.Dpk., pada hal terlepas
dari bentuk perlawanan yang diajukan apakah merupakan partij
verzet maupun darden verzet haruslah dikesampingkan karena
sesuai dengan asas hukum : “suatu perlawanan tidak dapat
menangguhkan eksekusi”.
Bertitik tolak dari hal-hal terurai di atas maka gugatan Penggugat
tersebut secara prosesual harus dinyatakan tidak dapat diterima.
2. DALAM POKOK PERKARA :
a. Bahwa apa yang Tergugat III ajukan pada bagian eksepsi tersebut di
atas, mohon dianggap pula sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari jawaban dalam pokok perkara di bawah ini , baik secara eksplisit
maupun implisit.
b. Bahwa yang menjadi pokok persengketaan :
Bahwa objek sengketa adalah milik Penggugat ;
Bahwa Penggugat tidak pernah menandatangani, atau membuat
akta jual beli dihadapan Tergugat II ;
Bahwa memang benar Kesepakatan Jual Beli telah tercapai,
namun Penggugat baru menerima Down Payment (DP) sebesar
Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah);
Untuk mengomentari dalil-dalil Penggugat yang menjadi pokok
persengketaan tersebut diatas, Tergugat III mohon perkenan untuk
menyampaikan komentar/tanggapan atas hal-hal sebagai berikut :
Bahwa benar objek sengketa semula adalah milik Penggugat,
akan tetapi berdasarkan Akta Jual Beli yang dibuat oleh Tergugat
II tertanggal 26-04-2006 Nomor 35/2006 objek sengketa telah
dijual kepada dan menjadi milik TERGUGAT I, dan selanjutnya
objek sengketa telah dipasang HAK TANGGUNGAN berdasarkan
AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN (APHT) tertanggal 26-
04-2006 Nomor 36/2006, yang dibuat dihadapan/oleh ERIKA FENI
MASYITHO, SH., Notaris/PPAT Kota Depok, karena Perolehan
fasilitas kredit TERGUGAT I dari TERGUGAT III.
Bahwa oleh karena fasilitas kredit yang diberikan TERGUGAT III
kepada TERGUGAT I tersebut gagal bayar/macet, maka
TERGUGAT III terpaksa mengajukan Permohonan Eksekusi Hak
Hal 29 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
Tanggungan ke Pengadilan Negeri Depok dibawah Register
Nomor 05/Pen.Pdt/Aanm. Eks.HT/2009/ PN.Dpk tersebut.
Bahwa ketika proses lelang akan dilaksanakan Pejabat Lelang
(KPKNL) menangguhkan pelelangan tersebut karena adanya
laporan pidana berupa Laporan Polisi yang melaporkan
TERGUGAT I telah melakukan Tindak Pidana PENGGELAPAN ex
Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), laporan
mana dibuat dan diajukan oleh Penggugat.
c. Bahwa Bank sebagai pelaku pembangunan khususnya di bidang
ekonomi dan lebih khususnya mempunyai visi dan misi dalam bentuk
penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
dalam bentuk kredit kepada masyarakat tentunya harus
mendapatkan perlindungan hukum yang layak.
Bahwa pada kenyataannya dalam praktek perbankan sering
menemui hal-hal yang dibuat secara sengaja dan malafide dengan
persekongkolan Pihak Ketiga oleh Debiturnya sendiri, dengan
melakukan penyelundupan hukum (wets ant duiking), dan apabila hal
tersebut dibiarkan akan membahayakan dunia perbankan itu sendiri,
sehingga tupoksi perbankan sebagai katalisator dalam pembangunan
ekonomi menjadi terganggu karenanya.
Namun badan peradilan telah mewaspadai adanya fenomena-
fenomena tersebut diatas, terbukti adanya Putusan-Putusan Badan
Peradilan sebagai berikut :
Perkara di Pengadilan Negeri Malang, antara : Eddy Soeroso Abi
Chuezen lawan R. Tony Prasetyo, PT Bank UOB Indonesia dkk.,
yang putusannya sebagai berikut :
Putusan Pengadilan Negeri Nomor 138/Pdt.Plw/2009/PN.Mlg. jo.
Putusan Pengadilan Tinggi Nomor 122/PDT/2010/PT.SBY. jo.
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No 2939
K/PDT/2011.
II. Bahwa Tergugat III menolak dalil-dalil gugatan Penggugat untuk selain dan
selebihnya karena seandainya pun –quod non – benar adalah irrelevant.
Bertitik tolak dari hal-hal terurai di atas maka karena gugatan Penggugat
aquo telah diformulasi tanpa dasar hukum sama sekali, maka terhadap
Hal 30 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
gugatan demikian -tidak lain tidak- harus dinyatakan ditolak, setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima : cum expensis.
Demikian Jawaban Tergugat III, atas keadilan yang diberikan secara
limpah, disampaikan terima kasih.;--------------------------------------------------
Memperhatikan, mengutip dan menerima keadaan-keadaan
sebagaimana tercantum dalam putusan Pengadilan Negeri Depok tanggal
17 September 2014 Nomor :139/Pdt.G/2013/PN.DPK, yang amarnya
berbunyi sebagai berikut :---------------------------------------------------------------------
Dalam Provisi:
- Menolak Tuntutan Provisi Penggugat untuk seluruhnya;---------------------
Dalam Eksepsi:
- Menolak Eksepsi Tergugat II dan Tergugat III untuk seluruhnya ;------------
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk SEBAGIAN ;---------------------
2. Menyatakan SAH dan BERHARGA semua bukti-bukti yang diajukan
oleh PENGGUGAT;-------------------------------------------------------------------------
3. Menyatakan bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III
serta TERGUGAT IV telah terbukti melakukan Perbuatan Melawan
Hukum (Onrechmatige Daad), karena bertindak Secara Bersama-Sama
sesuai dengan Kapasitasnya masing-masing dalam Hal Mengalihkan Hak
Kepemilikan atas Asset milik PENGGUGAT dengan Suatu Perbuatan
Yang Tidak mempunyai Alas Hak Secara Hukum dan Tidak Patut Menurut
Hukum ;---------------------------------------------------------------------------------------
4. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 2505/Desa Cinere tertanggal 27 Juni
1995, atas tanah dan bangunan seluas 234 m² sebagaimana terurai dalam
Gambar Situasi Nomor : 3902/1987 tertanggal 18-05-1987, setempat dan
dikenal di Jalan Kelapa Gading E-70 Kelurahan Cinere (dh Desa Cinere)
Kecamatan Limo, Kota Depok (dh. Kabupaten. Bogor), atas nama
TERGUGAT I/ RIKI LEO NARDY, berdasarkan Akta Jual Beli tertanggal,
26 April 2006 Nomor : 35/2006 dibuat dan dihadapan TERGUGAT II/
Hal 31 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
ERIKA FENI MASYITHO, SH. Notaris/ PPAT, Kota Depok, terbukti
CACAD HUKUM/ TIDAK SAH;----------------------------------------------------------
5. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No.2505/Desa Cinere tertanggal 27 Juni
1995, atas tanah dan bangunan seluas 234 m² sebagaimana terurai
dalam Gambar Situasi Nomor : 3902/1987 tertanggal 18 Mei 1987,
setempat dan dikenal di Jalan Kelapa Gading E-70 Kelurahan Cinere (dh
Desa Cinere) , Kecamatan Limo, Kota Depok (dh. Kabupaten Bogor) atas
nama PENGGGUGAT/ DOY AHMAD SOEKARNA, berdasarkan Akta Jual
Beli tertanggal, 5 Maret 2004 Nomor : 19/2004, dibuat dan dihadapan Ny.
THILMA DJOHAN, SH. Notaris/PPAT Kota Depok, Terbukti SAH
MENURUT HUKUM;-----------------------------------------------------------------------
6. Menetapkan PENGGUGAT/ DOY AHMAD SOEKARNA adalah PEMILIK
YANG SAH dari Sertifikat Hak Milik Nomor. 2505/ Desa Cinere tertanggal
27 Juni 1995, atas tanah dan bangunan seluas 234 m² dengan batas-
batas:
- Sebelah Utara : Rumah Blok E No. 71,
- Sebelah Selatan : Rumah Blok E No. 69,
- Sebelah Timur : Kali / Tanah Kebon,
- Sebelah Utara : Jalan Kelapa Gading,
Sebagaimana terurai dalam Gambar Situasi Nomor : 3902/1987
tertanggal 18 Mei 1987, setempat dan dikenal di Jalan Kelapa Gading E-
70 Kelurahan Cinere(dh. Desa Cinere), Kecamatan Limo, Kota Depok
(dh.Kabupaten Bogor);---------------------------------------------------------------
7. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk selain dan selebihnya ;
8. Menghukum kepada TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III dan
TERGUGAT IV untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini
secara tanggung renteng, sebesar Rp.3.666.000,- (tiga juta enam ratus
enam puluh enam ribu rupiah).;--------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Pembanding semula Tergugat III melalui Kuasa
Hukumnya telah menyatakan permohonan pemeriksaan tingkat banding
terhadap putusan tersebut di atas yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Depok pada tanggal 04 Nopember 2014, permohonan banding mana
telah diberitahukan dengan patut dan seksama kepada Terbanding semula
Penggugat tanggal 06 Februari 2015 dan kepada Para Terbanding masing-
Hal 32 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
masing pada tanggal 15, 30 Januari 2015 dan tanggal 18 Februari 2015,
dengan seksama ; -----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Pembanding semula Tergugat III untuk
kepentingan pemeriksaan tingkat banding melaui kuasa hukumnya telah
mengirimkan memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Depok tanggal10 Desember 2014 dan telah diberitahukan kepada
Terbanding dan kepada Turut Terbanding masing-masing pada tanggal 15,30
Januari 2015 dan tanggal 06,18 Februari 2015, dengan seksama ;---------------
Menimbang, bahwa Terbanding semula Penggugat melalui Kuasa
Hukumnya telah mengirimkan kontra memori banding yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Depok tanggal 18 Februari 2015 dan telah
diberi tahukan kepada Pembanding semula Tergugat III pada tanggal 11
Maret 2015 ;--------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa kepada para pihak masing-masing pada
tanggal 30, 15 Januari 2015, dan 06, 18 Februari 2015, , telah diberi
kesempatan untuk mempelajari berkas perkara sebelum dikirim ke
Pengadilan Tingkat Banding, dengan seksama ;--------------------------------------
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Kuasa Hukum
Pembanding semula Tergugat III telah diajukan dalam tenggang waktu dan
menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
Undang-undang oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal
dapat diterima ;----------------------------------------------------------------------------------
Menimbang , bahwa setelah memeriksa dan meneliti dengan
seksama berkas perkara beserta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri
Depok tanggal 17 September 2014 No.139/Pdt.G/2013/PN.DPK, dan telah
pula membaca serta memperhatikan memori banding serta kontra memori
banding yang diajukan oleh kedua belah pihak, Pengadilan Tinggi
berpendapat bahwa semuanya telah diuraikandan dan dipertimbangkan
dalam putusan Pengadilan tingkat pertama, dan Pengadilan Tinggi tidak
menemukan hal-hal yang perlu dipertimbangkan yang dapat mempengaruhi
putusan tersebut di atas oleh karenanya memori banding tersebut patut
Hal 33 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
dikesampingkan, berdasarkan hal tersebut menurut Pengadilan Tinggi
bahwa putusan Pengadilan tingkat pertama tersebut sudah tepat dan benar
berdasarkan rasa keadilan oleh karena itu Pertimbangan Hakim Tingkat
Pertama diambil alih dan dijadikan sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi
sendiri dalam memeriksa perkara ini pada Pengadilan Tingkat Banding,
sehingga putusan Hakim Tingkat pertama dapat dikuatkan ;------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Tergugat III
tetap sebagai pihak yang kalah, maka ia harus dihukum untuk membayar
biaya perkara pada kedua tingkat peradilan ;-------------------------------------------
Mengingat Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947, Undang-undang
Darurat Tahun 1951 dan Undang-undang Nomor 49 Tahun 2009 serta pasal-
pasal dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan ;-----------------------------
----------------------------------------- M E N G A D I L I ------------------------------------
Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat
III ;-------------------------------------------------------------------------------------
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Depok tanggal 17
September 2014 Nomor : 139/ Pdt. G / 2013 / PN.DPK, yang
dimohonkan banding tersebut ;------------------------------------------------
Menghukum Pembanding semula Tergugat III membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat pengadilan yang dalam tingkat
banding sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah),
secara tanggung renteng ;----------------------------------------------------
Demikianlah diputus dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Bandung pada hari Senin tanggal 27 April 2015 oleh
Kami H. EDWARMAN, SH, selaku Hakim Ketua Majelis, KAREL TUPPU,
SH.MH danH. LEXSY MAMONTO, SH.MH masing-masing selaku Hakim
anggota untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut, putusan mana
Hal 34 put No.140/Pdt/2015/PT.Bdg
diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Selasa
tanggal 28 April 2015, oleh Hakim Ketua Majelis didampingi Hakim anggota
dengan dibantu oleh BAMBANG BELARDAYA, SH Panitera Pengganti,
tanpa hadirnya para pihak yang berperkara ;------------------------------------------
Hakim Anggota
TTD
KAREL TUPPU, SH.MH
TTD
LEXSY MAMONTO, SH.MH.
Hakim Ketua Majelis
TTD
H. EDWARMAN, SH.
Panitera Pengganti
TTD
BAMBANG BELARDAYA, SH.
Rincian Biaya :
Redaksi ------------------------ Rp. 5.000,-
Materai----- --------------------Rp. 6.000,-
Pemberkasan------------- --- Rp. 139.000,-
Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah)