documenta

69
A. KONSEP DASAR MEDIS 1. Pengertian a. DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tanda kegagalan sirkulasi sampai timbul renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian. (Soegeng Soegijanto, 2002) b. DHF (Dengue Haemorragic Fever) adalah merupakan penyakit anak yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty betina.(A.Aziz alimul hidayat,2005). c. DHF (Dengue Haemorragic Fever) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty. (DR. Nursalam, 2005) d. Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi dan biasanya memburuk setelah 2 hari pertama. (Arif Mansjoer, 2000). e. Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepti dan Aedes albopictus. (Soegeng Soegijanto, 2002) 2. Fisiologi Sistem Hematologi

Upload: dezttie-idess-ndess

Post on 18-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

abcdefghijkkmnopqrstuvwxyj

TRANSCRIPT

A. KONSEP DASAR MEDIS1. Pengertiana. DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tanda kegagalan sirkulasi sampai timbul renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian. (Soegeng Soegijanto, 2002)b. DHF (Dengue Haemorragic Fever) adalah merupakan penyakit anak yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty betina.(A.Aziz alimul hidayat,2005).c. DHF (Dengue Haemorragic Fever) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty.(DR. Nursalam, 2005)d. Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi dan biasanya memburuk setelah 2 hari pertama. (Arif Mansjoer, 2000).e. Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepti dan Aedes albopictus. (Soegeng Soegijanto, 2002)

2. Fisiologi Sistem HematologiDarah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan CO2 didalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas, dan zat ini berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. ( Syarifuddin, 2006).Darah terdiri dari elemen-elemen dan plasma dalam jumlah setara. Elemen-elemen yang tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).(Elizabeth J. Corwin, 2001)

FUNGSI DARAHFungsi darah terdiri atas :1) Sebagai alat pengangkut yaitu :a) Mengambil oksigen/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.b) Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.c) Mengambil zat-zat makanan dari usus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh jaringan/otot tubuh.d) Mengangkat/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantasan leukosit dan antibodi/zat-zat anti racun.3) Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

BAGIAN-BAGIAN DARAHJika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair yang warnanya merah, tetapi apabila dilihat dibawah mikroskop maka nyatakah bahwa dalam darah terdapat benda-benda kecil bundar yang disebut sel-sel darah, sedang cairan berwarna kekuning-kuningan disebut plasma.Jadi nyatalah bahwa darah terdiri dari dua bagian yaitu :1) Sel-sel daraha) Eritrosit (sel darah merah)b) Leukosit (sel darah putih)c) Trombosit (sel pembeku darah)2) Plasma daraha) Air:91%b) Protein:3% (albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)c) Mineral:0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium), kalsium, dan zat besi).d) Bahan organik:0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino).Eritrosit 9sel darah merah) kalau kita periksa dan lihat dibawah miskroskop maka nyatalah bahwa eritrosit dapat diterangkan sebagai berikut : Bentuknya seperti cakram/bikonkaf dan tidak mempunyai inti, ukuran diam eter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm) tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm3 (4 juta) warna kuning kemerah-merahan, karean didalam mengandung zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika didalamnya banyak mengandung oksigen, fungsinya mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida (CO2) dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.Leukosit (sel darah putih), bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan eritrosit apabila kita lihat dibawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia) mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna, banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6.000 9.000. Funsginya : sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri yang masuk kedalam jaringan RES (sistem retikuloendotelial) tempat pembiakannya di dalam limpe dan kelenjar limpe ; sebagai pengakut yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpe terus kepembuluh darah. Sel leukosit disamping beredar dipembuluh darah juga terdapat diseluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman/infeksi maka jumlah leukosit yang ada didalam daerah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal didalam kelenjar limpe, sekarang beredar didalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10.000/mm3 disebut leukostosis dan kurang dari 6.000/mm3 disebut leukopenia. Macam-macam leukosit, meliputi :a) Agranulosit(1) Limfosit(2) Monositb) Granulosit(1) Neutrofil atau polimorfonukleat leukosit(2) Basofil(3) EusonofilTrombosit (sel pembeku) merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat ada yang lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000 300.000/mm3, fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyak kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak cepat membeku sehingga timbul perdarahan terus menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Tetapi jika kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Didalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2t dan fibrinogen. Fbrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka.Plasma darah merupakan bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dan suatu organ atau jaringan. Hampir 90% dari plasma terdiri dari air, disamping itu terdapat pula zat-zat yang larut didalamnya. Untuk mendapatkan plasma darah jika harus mencampurkan dulu sedikit sitras natrikus kedalam darahm, supaya darah tidak membeku sesudah itu dipasang suatu alat dan dibiarkan beberapa lama, maka akan kelihatan beberapa sel-sel darah turun atau mengendap dan bagian diatasnya tinggal cairan bening yaitu plasma darah yang didalamnya terdapat serum darah.Kalau darah yang keluar dari tubuh kita dibiarkan membeku maka bagian bawah bekuan tadi terdapat cairan yang juga warnanya bening, yang disebut serum darah. Jadi serum merupakan plasma tanpa fibrinogen yang didapat dengan membekukan darah.Zat-zat dalam plasma darah :a) Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.b) Garam-garam mineral (kalsium, kalium, natrium dan lain-lain) yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik.c) Protein darah (albumin, globulin) meningkatkan viskositas darah dan juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.d) Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral dan vitamin).e) Hormon yaitu : suatu zat yang dihasilkan dan kelenjar tubuh.f) Antibodi/antitoksin.Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah, plasma darah sebagian besar terdiri dari air dan zat-zat yang larut didalamnya (misalnya zat makanan, hormon, antibodi dan lain-lain) sel-sel leukosit merupakan pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. ( Syarifuddin, 2006)3. EtiologiPenyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic fever (DHF) adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah diisolasi menjadi 4 serompe virus dengue yang termasuk dalam grup B. Dari arthopedi borne virus (arbovirus) yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang menjadi penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan bahwa serotipe DEN-2 adalah dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan adalah DEN-3 tapi akhir-akhir ini adalah kecenderungan dominan DEN-2.( Nursalam, 2005)4. PatofisiologiHal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali). Peningkatan dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (Syok).Hemokontrasi (peningkatan hematokrit 32%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma (plasma leakage) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu ada penderita Demam Berdarah Dengue (DHF) sangat dianjurkan untuk memantau hematokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen hemokonsentrasi yang terjadi.Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. (Christantie Effendy,1995).5. Manifestasi KlinikBentuk ringan demam dengue menyerang semua golongan umur dan bermanivestasi lebih berat pada orang dewasa. Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan yang disertai dengan timbulnya ruam makulopapular. Pada anak besar dan dewasa, penyakit ini dikenal dengan sindrom triase dengue yang berupa demam tinggi dan mendadak yang dapat mencapai 40C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang demam, sakit kepala, anoreksia, muntah-muntah (vomiting), epigastrik discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan perdarahan, terutama perdarahan kulit, walaupun hanya berupa uji tourniguet positif. Selain itu, perdarahan kulit dapat berwujud memar atau juga berupa perdarahan spontan mulai dari petechiae (muncul pada hari-hari pertama demam dan berlangsung selama 3-6 hari) pada ekstremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan perdarahan gusi, sementara perdarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya terjadi pada kasus syok yang berkepanjangan. Pada masa konvalesens seringkali ditemukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan hepatomegali. Nyeri tekan sering kali ditemukan tanpa ikterus maupun kegagalan peredaran darah.Patokan World Health Organization (WHO, 1975) untuk menegaskan diagnosa Dengue Haemorragic Fever (DHF) adalah sebagai berikut :a. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.b. Manifestasi perdarahan, termasuk paling tidak uji tourniguet positif dan bentuk lain perdarahan/perdarahan spontan (Patechia, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi) dan hematemesis melena.c. Pembesaran hati.d. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi yang menurun (20 mmHg atau kurang) tekanan darah yang menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) dan kulit yang teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki penderita gelisah serta timbul sianosis disekitar mulut. ( Nursalam, 2005).6. Klasifikasi Dengue Haemorragic Fever (DHF)Dengue Haemorragic Fever (DHF) diklasifikasikan menjadi 4 kategori penderita menurut derajat beratnya sebagai berikut :Derajat I:Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa touniket tes yang positif.Derajat II:Gejala demam diikuti dengan perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan dibawah kulit dan atau berupa perdarahan lainnya.Derajat III:Adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah penyempitan tekanan nadi (< 20 mmHg) atau hipotensi dengan disertai akral yang dingin dan gelisah.Derajat IV:Adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak terukur.( Soegeng Soegijanto, 2005)7. Test DiagnostikPemeriksaan darah rutin dilakukan untuk menskrining penderita demam dengue adalah melalui uji rumpel leede, pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit dan hapus darah tepi untuk melihat adanya limpositosis relatif disertai gambar limfosit plasma biru. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (metode cell culture) atau pun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcriptosi Polymerase Chain Reachon). Namun ketika teknik yang rumit yang berkembang saat ini adalah uji serologi (adanya antibodi spesifik terhadap antibodi total, IgM maupun IgG).Pemeriksaan serologi ditujukan untuk deteksi antibodi spesifik terhadap virus dengue. Pemeriksaan yang banyak digunakan adalah berupa uji HI (Haemoglobin Inhibition test : uji hambatan hemaglutinasi) yang merupakan standar WHO, kemudian uji indirect ELica, uji captured Elisa untuk dengue baik IgM captured-Elisa (MAC-ELISA) maupun IgG captured-ELISA. dnegue blot/dengue stick/dot imunosial dengue dan uji SCT (immuno-enromotographie test) antara lain dengue rapid test, sedangkan uji fiksasi komplemen dan uji netralisasi sudah lama ditinggalkan karena rumit dan tidak praktis.Uji HI yang merupakan uji serologis yang dianjurkan menurut standar WHO, dapat mendeteksi antibody anti-dengue, dimana infeksi virus dengue akut ditandai dengan terdapatnya peningkatan titer empat kali atau lebih antara sepasang sera yaitu serum akut dan serum konvalesens, disamping itu 1 : 2.560 menunjukkan interpretasi infeksi flovivirus skondes. (Soegeng Soegianto, 2006).8. Penatalaksanaan MedikBerdasarkan kenyataan dimasyarakat penatalaksanaan kasus Dengue Haemorragic Fever (DBD) dibagi sebagai berikut :a. Kasus Dengue Haemorragic Fever (DBD) yang diperkenakan berobat jalanBila penderita mengeluh panas, tetapi keinginan makan dan minum masih baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak diperkenankan memberi obat panas paracetamol 10-15 mg/kg BB setiap 3-4 jam diulang jika gejala panas masih nyata diatas 38,5C. Obat panas salisilat tidak dianjurkan karena mempunyai resiko terjadinya penyulit perdarahan dan asidosis. Sebagian besar kasus Dengue Haemorragic Fever (DHF) yang berobat jalan ini adalah kasus Dengue Haemorragic Fever (DHF) yang menunjukkan manifestasi panas hari pertama dan hari kedua tanpa menunjukkan penyulit lainnya.Apabila penderita Dengue Haemorragic Fever (DHF) ini menunjukkan manifestasi penyulit hipertermi dan konvalesens sebaiknya kasus ini dianjurkan untuk dirawat inap.b. Kasus Dengue Haemorragic Fever (DHF) derajat I dan IIPada hari ke 3, 4, dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena penderita ini mempunyai resiko terjadinya syok. Untuk mengantisipasi kejadian tetesan berdasarkan tatanan 7,5%. Pada saat fase panas penderita dianjurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa dipakai untuk mengatasi diare. Apabila hematokrit meningkat lebih dari 20% dan harga normal merupakan indikator adanya kebocoran plasma dan sebaiknya penderita dirawat diruang observasi dipusat rehidrasi selama kurun waktu 12-14 jam.c. Penatalaksanaan Dengue Haemorragic Fever (DHF) derajat III , IVDengue Shock Syndrome (sindrome renjatan dengue) termasuk kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu memperoleh cairan pengganti secara tepat. Biasanya dijumpai kelainan asam basa dan elektrolit (hiponatremi). dalam hal ini perlu dipikirkan kemungkinan dapat terjadi DIC. Terkumpulnya asam dalam darah mendorong terjadinya DIC yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan hebat dan renjatan yang sukar diatasi.Penggantian secara cepat plasma yang hilang digunakan larutan garam isotonik (ringer laktat, 5% dekstrose, larutan ringer asetat dan larutan normal garam faali) dengan jumlah 10-20 ml/kg/1 jam.d. Obat penenangPada beberapa kasus obat penenang dibutuhkan terutama pada kasus yang sangat gelisah. Obat yang hipatoksik sebaiknya dihindari, chloral hidrat oral atau rektal dianjurkan dengan dosis 12,5-50 mm/kg (tetapi jangan lebih 1 jam) digunakan sebagai satu macam obat hipnotik.e. Terapi oksigenf. Transfusi darah.g. Kelainan ginjalDalam keadaan syok, harus yakin benar bahwa penggantian volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila diuresis belum mencukup 2 ml/kg BB/jam sedangkan cairan yang diberikan sudah sesuai kebutuhan, maka selanjutnya furosemid 1 mg/BB dapat diberikan pemantauan tetap dilakukan untuk jumlah diuresis, kadar ureum dan kreatinin. Tetapi apabila diuresis tetap belum mencukupi, pada umumnya syok juga belum dapat dikoreksi dengan baik maka pemasangan Centrol Venous Pressure (CVP) perlu dilakukan untuk pedoman pemberian cairan selanjutnya.

h. MonitoringTanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi secara teratur untuk menilai hasil pengobatan.i. Kriteria memulangkan pasienPasien dapat dipulangkan apabila :1) Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik.2) Nafsu makan membaik.3) Tampak perbaikan secara klinis.4) Hematokrit stabil.5) Tiga hari setelah syok teratasi.6) Jumlah trombosit 200.000-300.000 /mm37) Tidak disertai distress pernapasan.8) Ruang khusus darurat penderita Dengue Haemorragic Fever (DHF)(Soegijanto Soegeng.2002)B. Konsep Keperawatan1. Pengkajiana. Pengumpulan Data1. BiodataBiodata terdiri dari identitas klien, orang tua dan saudara kandung. Identitas klien meliputi : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register dan diagnosa medik. Identitas orang tua meliputi : alamat, usia, jenis kelamin, pendidikan agama, pekerjaan, alamat. Sedangkan identitas saudara kandung meliputi nama dan usia.2. Keluhan utamaKeluhan utama meliputi alasan klien di bawah ke rumah sakit seperti demam, nyeri otot, mual,muntah, nyeri kepala, perut dan sendi disertai perdarahan.3. Riwayat kesehatana. Riwayat kesehatan sekarangKlien menderita nyeri kepala, nyeri perut disertai mual dan muntah.b. Riwayat kesehatan masa laluPenyakit yang pernah dialami klien seperti demam, tidak ada riwayat alergi, tidak ada ketergantungan terhadap makanan/ minuman dan obat-obatan.c. Riwayat kesehatan keluargaApakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.4. Riwayat imunisasiRiwayat imunisasi meliputi kelengkapan imunisasi seperti BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis.5. Riwayat tumbuh kembang meliputi : a. Pertumbuhan fisik terdiri dari: Berat badan BBL: 2500 gr 4000 gr 3 - 12 bulan: umur (bulan) + 9 2 1 - 6 tahun: umur (tahun) x 2 + 8 Tinggi Badan Tinggi badan lahir: 50 cm Umur 1 tahun: 75 cm 1 tahun: 1,5 x TB lahir 4 tahun: 2 x TB lahir 6 tahun: 1,5 x TB setahun 9 tahun: 2,1 x TB lahirb. Perkembangan tiap tahap usia Berguling : 3-6 bulan Duduk: 6-9 bulan Merangkak: 9-10 bulan Berdiri: 9-12 bulan Jalan: 12-18 bulan Senyum pertama kali dengan orang lain : 2-3 bulan Bicara: 2-3 tahun Berpakaian tanpa dibantu: 3-4 tahun 6. Riwayat nutrisi meliputi :a. Pemberian ASI pertama kali disusui, lama pemberian, waktu dan cara pemberian.b. Pemberian susu formula terdiri dari alasan pemberian, jumlah pemberian.c. Pemberian makanan tambahan terdiri atas usia pertama kali diberikan jenis dan cara pemberian.d. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutris saat : usia 0 6 bulan, 6 12 bulan dan saat ini.7. Riwayat psikososialBagaimana kehidupan sosial dan lingkungannya, apakah keadaan tempat tinggalnya memenuhi syarat kesehatan.8. Riwayat spiritualApakah anggota keluarga rajin beribadah dan sering mengikuti kegiatan keagamaan.9. Reaksi hospitalisasia. Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi Stress Kecemasan meningkat: kurang informasi tentang prosedur dan pengobatan anak serta dampaknya terhadap masa depan anak. Takut dan cemas : seriusnya penyakit dan tipe dari prosedur medis.b. Reaksi anak terhadap hospitalisasi Perpisahan : berpisah dengan teman sebaya. Kehilangan kontrol :- Kelemahan fisik- Takut mati Reaksi perlukaan dan rasa sakit : Mengkomunikasikan tentang rasa sakit. Mampu mengontrol rasa sakit (gigit bibir dan menggenggan).10. Aktivitas sehari-harib. Nutrisi terdiri dari frekuensi makan, waktu makan, makanan yang dikonsumsi, porsi makan, makanan yang disukai, nafsu makan. Jumlah yang dapat dihabiskan dan cara makan klien sebelum sakit dan saat sakit.c. Istirahat, tidur terdiri dari waktu tidur malam dan siang, apakah mudah terbangun, kesulitan tidur, bagaimana pola tidur, ada perubahan atau tidak sebelum sakit dan saat sakit.d. Personal hygiene terdiri dari mandi, sikat gigi, kebersihan kuku, genetalia, dan penampilan umum klien sebelum sakit dan saat sakit.11. Pemeriksaan fisik Head To toa. Keadaan umum : klien baik atau tidak.b. Tanda-tanda vital- Tekanan darah menurun > 80 mmHg- Nadi cepat dan lemah > 100x/menit- Suhu meningkat sampai 38C- Pernafasan meningkat > 40x/menitc. Antropometri :LLA: 14cmLK: 40 cmLD: 54 cmLP: 52 cmd. Sistem pernafasanTidak terdapat batuk, pernafasan cuping hidung, batuk dada normal (Normal Chest), tidak ada retraksi, dan tidak ada suara nafas tambahan.

e. Sistem kardiovaskulerKonjungtiva tidak anemis, bibir pucat dan kering, arteri karotis tidak teraba, vena jugularis tidak tampak, tidak ada pembesaran jantung, suara jantung S1, S2 kesan murni.f. Sistem pencernaanBibir kering sering merasa mual dan muntah terdapat nyeri tekan pada daerah epigastrium.g. Sistem indera1. Mata : kelopak mata, lapang pandang dan visus baik.2. Hidung : penciuman baik, tidak ada secret dan tidak terdapat perdarahan pada hidung.3. Telinga : membran timpani baik fungsi pendengaran baik.h. Sistem neurosensorikBerdasarkan tingkat grade Dengue Haemorragic Fever (DHF) I,II: kesadaran kompos mentis, Dengue Haemorragic Fever (DHF) III :kesedaran apatis, samnolen, Dengue Haemorragic Fever (DHF) IV :kesadaran koma.i. Sistem moskuloskeletalAkral dingin,serta terjadi nyeri otot,serta tulang.j. Sistem integumen1. Adanya petechia pada kulit, turgir kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab.2. Kuku sianosis/tidak3. Kepala dan leherKepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam, mata anemia, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis), pada grade II, III, IV mulut di dapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi,dan nyeri tekan. Sementara tenggorokan mengalamin hiperemi pharing dan terjadi perdarahan telinga.k. Sistem endokrin Pembesaran kelenjar tiroid dan limpa tidak ada.l. Sistem perkemihanOdema palpebra tidak ada, distensi kandung kemih tidak ada.m. Sistem reproduksiKeadaan labia minora dan mayora bersih dan tidak ada bau serta pertumbuhan dada belum ada dan perubahan suara.n. Sistem immuneTidak ada alergi terhadap cuaca, bulu binatang dan zat kimia.o. Pemeriksaan tingkat perkembangan Dengan menggunakan DDST 0-6 tahun meliputi : - Motorik kasar, aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.- Motorik halus, aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memiliki koordinasi yang cermat.- Bahasa, kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.- Personal sosial, aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya2. Diagnosa KeperawatanAdapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien dengan Dengue Hemorhagic Fevera. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.b. Deficit volume cairan tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.d. Resiko tinggi terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat, penurunan tekanan osmotik.e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisikf. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.g. Kecemasan orang tua/keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, dan kurang informasi.( sumber : perawatan pasien DHF, Christiantie efendy )3. Rencana Keperawatana. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.Tujuan keperawatan :Peningkatan suhu tubuh dapat teratasi, dengan criteria : - Suhu tubuh normal (35 C- 37,5 C)- Pasien bebas dari demam Rencana intervensi :INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji saat timbulnya demam.

2. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.

3. Beri kompres hangat pada dahi.

4. Beri banyak minum ( 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering

5. Ganti pakaian klien dengan bahan tipis menyerap keringat.

6. Beripenjelasanpada keluarga klien tentang penyebab meningkatnya suhu tubuh.

7. Kolaborasi pemberian obat anti piretik.1. Untuk mengidentifikasi pola demam pasien.2. Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.3. Kompres hangat dapat mengembalikan suhu normal memperlancar sirkulasi.4. Mengurangi panas secara konveksi (panas terbuang bersama urine dan keringat sekaligus mengganti cairan tubuh karena penguapan).5. Pakaian yang tipis menyerap keringat dan membantu mengurangi penguapan tubuh akibat dari peningkatan suhu dan dapat terjadi konduksi.6. Penjelasan yang diberikan pada keluarga klien bisa mengerti dan kooperatif dalam memberikan tindakan keperawatan.7. Dapat menurunkan demam

b. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan) tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.Tujuan intervensi :Volume cairan tubuh seimbang, dengan criteria : - Turgor kulit baik- Tanda-tanda vital dalam batas normal

Rencana intervensi :INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji keadaan umum klien dan tanda-tanda vital.

2. Kaji input dan output cairan.

3. Observasi adanya tanda-tanda syok.4. Anjurkan klien untuk banyak minum.

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan I.V.1. Mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.2. Mengetahui balance cairan dan elektrolit dalam tubuh/homeostatis. 3. Agar dapat segera dilakukan tindakan jika terjadi syok.4. Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.5. Pemberian cairan I.V sangat penting bagi klien yang mengalami deficit volume cairan untuk memenuhi kebutuhan cairan klien.

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.Tujuan intervensi :Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, dengan criteria :- Porsi makan yang disajikan dihabiskan. Rencana intervensi :INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji keadaan umum klien

2. Beri makanan sesuai kebutuhan tubuh klien.

3. Anjurkan orang tua klien untuk memberi makanan sedikit tapi sering.

4. Anjurkan orang tua klien memberi makanan TKTP dalam bentuk lunak

5. Timbang berat badan klien tiap hari.

6. Kolaborasi pemberian obat reborantia.1. Memudahkan untuk intervensi selanjutnya2. Merangsang nafsu makan klien sehingga klien mau makan. 3. Makanan dalam porsi kecil tapi sering memudahkan organ pencernaan dalam metabolisme. 4. Makanan dengan komposisi TKTP berfungsi membantu mempercepat proses penyembuhan.

5. Berat badan merupakan salah satu indicator pemenuhan nutrisi berhasil.6. Menambah nafsu makan

d. Resiko tinggi terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat, penurunan tekanan osmotic.Tujuan :Tidak terjadi syok hipovolemik, dengan criteria : - Keadaan umum membaik- Tanda-tanda vital dalam batas normal Rencana intervensi :INTERVENSIRASIONAL

1. Monitor keadaan umum klien

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Monitor tanda-tanda perdarahan

4. Anjurkan pada pasien/ keluarga untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan.

5. Cek hemoglobin, hematokrit, trombosit1. Memantau kondisi klien selama masa perawatan terutama saat terjadi perdarahan sehingga tanda pra syok, syok dapat ditangani.2. Tanda vital dalam batas normal menandakan keadaan umum klien baik3. Perdarahan yang cepat diketahui dapat teratasi sehingga klien tidak sampai pada tahap syok hipovolemik akibat perdarahan yang hebat.4. Keterlibatan keluarga untuk segera melaporkan jika terjadi perdarahan terhadap pasien sangat membantu tim perawatan untuk segera melakukan tindakan yang tepat.5. Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami klien dan untuk acuan melakukan tindak lanjut terhadap perdarahan.

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik Tujuan :Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari, dengan criteria : - Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi.- Klien mampu mandiri setelah bebas demamRencana intervensi :INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji hal-hal yang mampu dilakukan klien.

2. Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sesuai dengan tingkat keterbatasan klien.

3. Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu dan meningkatkan kekuatan fisik klien.

4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien5. Jelaskan pada keluarga dan klien tentang pentingnya bedrest ditempat tidur.1. Mengetahui tingkat ketergantungan klien dalam memenuhi kebutuhannya.2. Bantuan sangat diperlukan klien pada saat kondisinya lemah dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari tanpa mengalami ketergantungan pada orang lain.3. Dengan penjelasan, pasien termotivasi untuk kooperatif selama perawatan terutama terhadap tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan fisiknya.4. Keluarga merupakan orang terdekat dengan klien5. Untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih parah

f. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.Tujuan :Tidak terjadi perdarahan intra abdominal, dengan criteria : - Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan- Jumlah trombosit meningkat Rencana intervensi :INTERVENSIRASIONAL

1. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda-tanda klinis.

2. Beri penjelasan tentang pengaruh trombositopenia (pada keluarga.

3. Monitor jumlah trombosit setiap hari.

4. Anjurkan klien untuk banyak istirahat.

5. Beri penjelasan pada pasien/ keluarga untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut seperti: hematemesis, melena, epistaksis.1. Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang dapat menimbulkan tanda klinis berupa perdarahan nyata, seperti epistaksis, petechiae.2. Agar pasien/ keluarga mengetahui hal-hal yang mungkin terjadi pada pasien dan dapat membantu mengantisipasi terjadinya perdarahan karena trombositopenia3. Dengan jumlah trombosit yang dipantau setiap hari dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami oleh klien4. Aktivitas klien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.5. Keterlibatan keluarga dengan segera melaporkan terjadinya perdarahan (nyata) akan membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.

g. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kurang informasi.Tujuan :Kecemasan keluarga teratasi, dengan criteria :- Orang tua tidak bertanya lagi tentang penyakit anaknya - Ekspresi wajah ceriaRencana intervensi :INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji tingkat kecemasan orang tua

2. Jelaskan prosedur pengobatan perawatan anaknya.

3. Beri kesempatan pada orang tua untuk bertanya tentang kondisi anaknya.

4. Beri penjelasan tiap prosedur/ tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien dan manfaatnya bagi pasien

5. Beri dorongan spiritual. 1. Mengetahui kecemasan orang tua klien dan memudahkan menentukan intervensi selanjutnya.2. Untuk menambah pengetahuan dan informasi kepada klien yang dapat mengurangi kecemasan orang tua.3. Untuk memperoleh informasi yang lebih banyak dan meningkatkan pengetahuan dan mengurangi stress.4. Memberikan penjelasan tentang proses penyakit, menjelaskan tentang kemungkinan pemberian perawatan intensif jika memang diperlukan oleh pasien untuk mendapatkan perawatan yang lebih optimal5. Memberi ketenangan kepada klien dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

C. ImplementasiMelakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah direncanakan sebelumnya.D. EvaluasiEvaluasi keperawatan DHF adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan pasien penderita DHF. Diagnosa yang akan di evaluasi diantaranya yaitu :a. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus Dengue, teratasi dengan suhu tubuh normal (36-37 oC), klien tidak demam lagi b. Defisit volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan akan teratasi.c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, anoreksia. teratasi dengan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan porsi yang diberikan.d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik teratasi dengan: klien mampu beraktifitas mandiri dan mampu memenuhi aktivtasnya sendiri.e. Kecemasan orang tua/keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kurang informasi.teratasif. Reaksi hospitalisasi berhubungan dengan Lingkungan baru dan jauh dari orang terdekat1. ImplementasiFase implementasi dari proses keperawatan mengikuti rumusan dari rencana keperawatan. Implementasi mengacu pada pelaksanaan intervensi keperawatan yang sudah disusun. Perawat memikul tanggung jawab untuk implementasi tetapi melibatkan pasien dan keluarga serta anggota tim keparawatan dan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kebutuhan.2. Evaluasi 1. Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh dengan kriteria :a.Suhu tubuh normal (36 - 37 C).b.Pasien bebas dari demam.2. Nyeri teratsi dengan kriteria :a. Rasa nyaman terpenuhi.b. Nyeri berkurang atau hilang.3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria : Pasien mampu menghabiskan porsi makan yang diberikan / dibutuhkan.

4. Tidak terjadi perdarahan intra abdomen dengan kriteria :a. Tidak ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.b. Jumlah trombosit meningkat.5. Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi dengan kriteria : klien / keluarga mengetahui tentang proses penyakit, diet dan perawatannya.6. Klien mengetahui tentang proses penyakit diet dan perawatannya dengan kriteria : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakit.7. Klien mampu beraktifitas dengan kriteria : a. Kebutuhan aktifitas sehari-hari terpenuhi.b. Klien mampu mandiri setelah bebas dari demam.

Read more: Asuhan Keperawatan DBD http://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-dbd_1194.html#ixzz340gErZNu Under Creative Commons License: Attribution Follow us: nHandar on FacebookDoenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. JakartaHerdman, T. Heather. 2009. Diagnosa Keperawatan Nanda Internasional. EGC. JakartaPerry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. JakartaAgustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. SamarindaM. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba Medika. JakartaSuriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi 2. Sagung Seto. JakartaASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUEA. Pengkajian 1. Identitas KlienNama :T.SUmur :12 TahunTTL:Tondano 3 oktober 1999Jenis kelamin :PerempuanAgama :Kristen ProtestanAlamat :Tondano Roong ling ISuku/ Bangsa:Minahasa/ IndonesiaAnak Ke :SatuTanggal MRS:Kamis, 06-Mei-2010, Jam 10:14 WitaTanggal Pengkajian:Jumat, 07-Mei-2010, Jam 14.00 WitaRuangan :Debora, kamar 2, bed 2No RM:6424No Reg:502233Diagnosa Medik: Demam Berdarah Dengue2. Identitas Orang TuaNama Ayah:Tn M.SUmur:37 TahunPendidikan :Sarjana Strata IPekerjaan :Swasta Alamat:Tondano Roong IAgama:Kristen ProtestanSuku/ Bangsa:Minahasa/ IndonesiaNama Ibu:Ny M.PUmur:32 TahunPendidikan:SMAPekerjaan :Wiraswasta3. Identitas Saudara KandungNoNamaUsiaHubunganStatus Kesehatan

1F.S5 TahunAdikSehat

4. Riwayat Kesehatana. Keluhan Utama :Panasb. Riwayat Kesehatan Sekarang Sejak 4 hari yang lalu tanggal 02-05-2010 sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh panas, batuk-batuk, sakit kepala. Klien diberi minum obat parasetamol, panas turun tapi tak lama kemudian naik lagi sampai sampai 40 0C. tanggal 06-05-2010 keluarga membawa klien ke UGD RSU Bethesda GMIM Tomohon untuk mendapatkan perawatan. Dan dokter menganjurkan untuk rawat inap di ruangan Debora. Saat pengkajian tanggal 07-05-2010 jam 14.00 klien mengatakan badan masih terasa panas dengan suhu tubuh 380C dan telah mendapat perawatan selama 1 hari. Klien mengatakan terdapat bintik-bintik merah ditangan dan kaki, napsu makan menurun ada mual dan muntah 2x, klien tampak lemah, c. Riwayat Kesehatan LaluSebelumnya Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.d. Riwayat Kesehatan KeluargaKeluarga mengatakan dalam keluarga hanya klien yang mengalami sakit seperti ini.e. Kondisi LingkunganKlien tinggal bersama orang tua dan adik klien, tempat tersebut beratap genteng, dinding beton, lantai flur, terdiri dari 4 kamar klien dan adik klien tidur dalam satu kamar, WC dan kamar mandi berada di dalam rumah, sumber air minum air mineral isi ulang, penerangan listrik dan penanganan sampah di kumpul lalu di buang di tong sampah. Jenis rumah petak dan berdekatan dengan rumah tetangga.

f. Riwayat PsikososialHubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul, akrab dengan teman-teman sebaya khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan lingkungan sekitar termasuk tim medis baik, jika klien marah klien mengekspresikan perasaan dengan menangis atau mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien mengekspresikan perasaan dengan tertawa.g. Riwayat SpritualKlien menganut agama Kristen protestan. Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari minggu, dan kegiatan-kegiatan ibadah anak lainnya. Klien juga diajar orang tua untuk selalu berdoa sebelum makan, sebelum tidur dan bangun tidur.h. Reaksi Hospitalisasi1) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inapPada saat pengkajian klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan karena apabila sakit sudah tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti hari-hari biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dalam proses penyembuhan.2) Pemahaman Orang tua tentang sakit dan rawat inapPada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan yang mencemaskan bagi setiap Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua merasa terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya, tampak gelisah dan mondar-mandir diruangan karena pertama kali anaknya dirawat di rumah sakit5. Aktivitas Hidup Sehari-haria. NutrisiSebelum sakit:Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan dihabiskan. Tidak ada pantangan atau alergi dalam makanan.Saat di kaji:Porsi makan tidak dihabiskan (hanya 5-6 sendok makan).Klien makan 3x sehari, jenis makanan; bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah 2xb. Cairan Sebelum sakit:Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang.Saat dikaji:Minum 10 gelas/ hariJenis air putih, dan dianjurkan ditambah minum jus buahc. Eliminasi Sebelum sakit:BAB 1-2x/hariKonsistensi lembekWarna coklatBAK 4-5/hariWarna kuning jernihSaat dikaji:Klien belum BABBAK 6-7x/hariWarna kuning jernihd. Istirahat/tidurSebelum sakit :Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena bermainTidur malan 8-9 jam/hariSaat dikaji:Tidur siang 1 jam/hariTidur malam 10 jam/harie. Personal hygieneSebelum sakit :Mandi 2x/hari, memakai sabun mandi, cuci rambut memakai shampoo, menggosok gigi 2x/hari dengan sikat dan pasta gigiSaat dikaji:Klien hanya dimandikan dengan menggunakan waslap setiap pagi. f. AktivitasSebelum sakit :Aktivitas klien ke sekolah dan bermain dengan teman sebaya klien di rumah setelah pulang sekolahSaat dikaji : Klien tidak beraktivitas, klien hanya beristirahat karena sakit.6. Pemeriksaaan Fisika. Keadaan umumKlien tampak lemah, klien berpakaian sesuai dengan usia, bersihb. KesadaranComposmentisc. Tanda-Tanda vitalTD :110/70 mmHgN:92 x/mR:22x/mSb: 38 0Cd. AntropometriTB : 135 cm BB sebelum sakit : 28 kgBB saat sakit : 25 kg7. Pemerikasaan Head to toea. KepalaInspeksi :Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit kepala,Palpasi :tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekanb. Mata Inspeksi :Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus.Palpasi :Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolanc. HidungInspeksi :Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan.Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya polipd. TelingaInspeksi :Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.Palpasi:Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

e. MulutInspeksi:Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak ada perdarahan.f. Leher Inspeksi :Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroidPalpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.g. DadaInspeksi :Pergerakan dada simetris.Palpasi :Tidak ada nyeri tekan Auskulatasi :Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau ronchiPerkusi :Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung.h. AbdomenInspeksi :Perut datar , tidak ada asites, Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar Auskultasi :Terdengar peristaltic ususPerkusi : Bunyi timpani.i. Ekstremitas atasInspeksi :Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik, kekuatan otot 5Palpasi :Tidak ada adema, akral teraba panas.j. Ekstemitas bawah Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik, kekuatan otot 5 Palpasi :Tidak ada adema, akral teraba panask. Genetalia Inspeksi : bersihl. AnusInspeksi :Tidak ada haemoroidm. KulitInspeksi :Warna kuning langsat, terdapat bintik-bintik merah, Palpasi:Turgor kulit baik, teraba panas.8. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan LaboratoriumTanggal 06-05-2010 Nilai Normal pada anakLED 10 0 -20Hemoglobin 15,3 gr/dl 11,0-14,8 gr/dlLeukosit 1000/dl 6000-12.000/dlHematokrit 44 % 34-45%Trombosit 88.000/dl 150.000-450.000/dl Tanggal 07-05-2010 jam 05.30Hemoglobin 15.7gr/dlHematokrit 45 %Leukosit 1000/dlTrombosit 73.000/dl9. Terapi MedisRL 30 tts/mntSanmol 3 x tabCefarox 2 x 100 mgOcuson 3 x tabStarmuno 2 x 1 Trolit 5 sact/hari10. Pengelompokkan DataData subjektifa. Klien mengatakan badan terasa panasb. Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x.c. Klien mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangand. Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.Data Objektifa. Klien tampak lemahb. Sb 380C, N 92x/mc. Akral teraba panasd. Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)e. BB sekarang 25 kgf. Bibir tampak keringg. Tampak bintik merah di kulith. Trombosit 73.000/dli. Leukosit 1000/dlj. Orang tua gelisah, mondar-mandir diruangan.

11. Tabel 1 Analisa Data NO DATAPENYEBABMASALAH

1.DS :- Klien mengatakan badan terasa panasDO :- Klien tampak lemah- Sb 380C, N 92x/m- Akral teraba panasVirus Dengue (arbovirus)

Melalui gigitan nyamuk

Masuk kedalam tubuh

Re infection oleh virus dengue dengan serotip berbeda

Berekasi dengan antibodyMeninbulkan respon peradangan

Hipertemi

2DS :- Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2xDO :- Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)- BB sekarang 25 kg- Bibir tampak keringMenimbulkan respon peradangan

Menstimulasi medulla vomiting center

Mual dan muntah

Intake nutrisi kurangGangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3Faktor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut:- Klien mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan- Tampak bintik merah di kulit- Trombosit 73.000/dl- Leukosit 1000/dl

Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi darah

Pengaktifan system complement dan dilepaskannya anvilaktosin C3a dan C5a

Lepaskan histamine yang besifat vasoaktif

Permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat

Kebocoran plasma di intertisium

Penurunan jumlah cairan intravaskuler

Trombositopenia

Potensial terjadi perdarahan

4 DS :- Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.DO :- Orang tua gelisah dan mondar-mandir diruangan.Perubahan status kesehatan anak

Anak harus dihospitalisai

Timbul kekwatiran orang tua terhadap penyakit anak

Perubahan peran keluarga

B. Diagnosa Keperawatan 1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan DS :- Klien mengatakan badan terasa panasDO :- Klien tampak lemah- Sb 380C, N 92x/m- Akral teraba panas2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan DS :- Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2xDO :- Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)- BB sekarang 25 kg- Bibir tampak kering

3. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut:- Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan- Tampak bintik merah di kulit- Trombosit 73.000/dl- Leukosit 1000/dl- Terpasang IVFD RL 30 tts di tangan kiri.4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai denganDS :- Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.DO :- Orang tua gelisah, dan mondar-mandir diruangan.

C. Tabel 2 Perencanaan Asuhan KeperawatanASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK T.S DENGAN PENYAKIT INFEKSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI PAVILIUN DEBORA RSU BETHESDA GMIM TOMOHONNama : T.SUmur :12 TahunJenis kelamin:Perempuan Paviliun :Debora

No Hari/ TanggalDiagnosa KeperawatanPerencanaan KeperawatanImplementasi KeperawatanEvaluasi Keperawatan

Tujuan /Kriteria hasilIntervensiRasional

1Jumat07/05/2010Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai denganDS :- Klien mengatakan badan terasa panasDO :- Klien tampak lemah- Sb 380C, N 92x/m- Akral teraba panas

Anak menunjukan tanda-tanda vital dalam batas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan criteria hasil :- Badan tak terasa panas- Suhu dan nadi dalam batas normal 36,50c-37,20c dan 50-90 x/m

1. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam 2. Berikan kompres air hangat3. Anjurkan orang tua untuk memberikan air banyak paling tidak 8-9 gelas /hari

4. Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal

5. Anjurkan orang tua untuk segera mengganti pakaian klien jika sudah basah oleh keringat6. Berikan terapi intravena dan obat-obatan sesuai dengan progam dokter1. Suhu 38,9-41,10c menunjukkan proses penyakit infeksi akut.2. Pemberian kompres membuat vasodilatasi3. Mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat selain itu untuk mengganti cairan tubuh yang hilang 4. Untuk memudahkan dalam proses penguapan

5. Memberikan rasa kenyamanan bagi tubuh klien.

6. Pemberian terapi intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai preparat yang diformulasikan untuk penurunan panasJam 14.001. Mengobservasi tanda-tanda vital Sb : 380cN : 92x/mntR : 22x/mTD: 110/70 mmHgJam 14.152. Memberikan kompres air hangat pada dahi3. Menganjurkan anak untuk minum banyak air/jus jambu 8-9 gelas/hariJam 14.304. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian tipis yang mudah menyerap keringatJam 18.005. Membantu menggati pakaian anak karena sudah basah oleh keringat

Jam 14.006. Memberikan obat sanmol tabOcuson tabMengganti cairan IVFD RL 30 tts/mntJam 22.00S:- Klien mengatakan badan masih terasa panasO:- Akral teraba panas- Sb : 37,80c- N : 92x/mA:Masalah peningkatan suhu tubuh belum teratasiP:Lanjutkan tindakan keperawatan

2Jumat07/05/2010Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan

DS :- Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2xDO :- Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)- BB sekarang 25 kg- Bibir tampak kering

Anak menunjukan kebutuhan nutrisi yang adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil:- Anak tidak merasa mual dan muntah- Nafsu makan meningkat- Porsi makan dihabiskan- BB kembali bertambah kg1. Sajikan makan yang mudah ditelan, seperti bubur, serta dihidangkan selagi masih hangat

2. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering 3. Catat jumlah porsi makanan yang dihabiskan oleh klien tiap hari

4. Pertahankan kebersihan mulut pasien5. Timbang berat badan tiap hari6. Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/nutrisi bagi anak terutama saat sakit1. Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja lambung untuk mencerna makanan dan menghindari rasa mual2. Karena porsi kecil biasanya ditoleransi dengan baik.

3. Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan penentuan dalam pemberian diet yang selanjutnya.4. Untuk merangsang napsu makan5. Untuk membantu status nutrisi6. Makanan merupakan penambahan makanan bagi anak sakit

Jam 17.001. Menyajikan makanan bubur, ikan, sayur, dalam keadaan hangat2. Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makan sedikit-sedikit tapi seringJam 17.303. Mencatat jumlah porsi makanan yang dihabiskan porsi Jam 19.004. Menganjurkan pada klien dan orang tua untuk mempertahankan kebersihan mulut dengan menggosok gigi.

Jam 21.005. Menimbang berat badan BB 25 kg6. Menjelaskan kepada orang tua manfaat nutisi bagi anak terutama saat sakit. harus menkonsumsi makanan yang bergizi untuk menambah stamina dan mempercepat proses penyembuhan Jam 18.00Melayani obat cefarox dan starmuno

Jam 22.00S:- Klien mengatakan mulai ada napsu makan O:- Makanan yang disajikan habis porsi- BB 25 kg- Bibir tampak kering A:Masalah nutrisi belum teratasiP:Lanjutkan intevensi keperawatan

3.Jumat 07/05/2010Potensial terjadi perdarhan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan lebih lanjut- Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan- Tampak bintik merah di kulit- Trombosit 73.000/dl- Leukosit 1000/dl

Tidak terjadi perdarahan lanjut setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil:- Tidak ada bintik-bintik merah di kulit- Trombosit kembali nnnormalnormanormal 150.000-normal 450.000/dl- Leukosit normal 6000-12000/dl

1. Monitor tanda-tanda perdarahan

2. Monitor penurunan trombosit

3. Anjurkan anak untuk banyak istirahat

4. Anjurkan anak untuk banyak minum

5. Anjurkan agar anak tidak menggosok gigi dengan keras

6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan trombosit dan pemberian terapi1. Untuk mengetahui apabila ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut2. Untuk mengetahui perkembangan penyakit3. Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam proses penyembuhan4. Membantu meningkatkan jumlah trombosit dalam tubuh5. Merangsang terjadinya perdarahan dengan kadar trombosit turun6. Indentifikasi kadar trombosit dan memberikan tindakan secara tepat sehingga tanda-tanda perdarahan dapat diantisipasi lebih lanjutJam 15.001. Memonitor tanda-tanda perdarahan yaitu bintik-bintik merah, yang timbul dikulit 2. Memonitor jumlah penurunan trombosit 73.000/dlJam 15.303. Menganjurkan kepada anak untuk beristirahat banyak dan mengurangi aktivitas yang berlebihan karena akan membutuhkan energi lebihJam 16.004. Menganjurkan kepada orang tua untuk lebih sering memberikan anak minum air/jus jambu yang banyak I gelas /jam 5. Menganjurkan kepada anak untuk tidak menggosok gigi dengan keras karena akan merangsang terjadinya perdarahan.Jam 18.006. Mengambil darah untuk pemeriksaan Ht,Hb,trombosit sebanyak 2 cc7. Melayani trolit 1 sachet

Jam 22.00S:Klien mengatakan masih ada bintik merah di kedua kaki dan tanganO:- Tampak bintik merah dikaki dan tangan- Trombosit 61.000/dl- Hb : 15 gr%- Ht : 43%

P:Masalah potensial terjadi perdarahan belum teratasiP:Lanjutkan tindakan keperawatan

4Jumat07/05/2010Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai denganDS :- Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.DO :- Orang tua gelisah, dan mondar-mandir di ruangan

Keluarga menunjukkan perilaku koping posistif tentang anaknya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam dengan kriteria hasil :Orang tua klien tenang dan memahami tentang penyakit anak dan terapinya.1. Kaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stres2. Ijinkan orang tua untuk ungkapkan perasaan dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan

3. Identifikasi koping yang bisa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan.4. Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat anak atau keluarga menjadi lebih baik.

1. Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian dan untuk menguatkan pemahaman keluarga2. Agar keluarga mendapat dukungan yang dibutuhkan sehingga kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dapat dimaksimalkan3. Untuk memberikan dukungan dan ketenangan sesuai kebutuhan

4. Untuk memberikan perawatan yang optimal terhadap intervensi lanjut

Jam 20.001. Menanyakan dan mengetahui kemampuan keluarga terhadap ambang stress karena klien baru pertama kali di rawat di RS2. Mengijinkan kesempatan kepada orang tua untuk mengekspresikan perasaan dimana orang tua cemas karena anak mereka belum sembuh sudah berapa kali diperiksa darahnya3. Mengetahui koping orang tua dalam menghadapi masalah sehingga dapat mengantisipasi keadaan dengan mendengarkan keluhan orang tua dan memberi penjelasan sehingga orang tua merasa dihargai dan rasa cemas dapat berkurang atau hilang.Jam 22.00S:- Orang tua memahami dan mengertiO:- Orang tua tampak tenang

A: Masalah teratasiP:Pertahankan tindakan keperawatan

D. Tabel 3 CATATAN PERKEMBANGANRSU BETHESDA GMIM TOMOHON

Nama : T.S Paviliun : DeboraUmur : 12 Tahun

Hari/ tanggal Diagnosa KeperawatanImplementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan

Sabtu 08/05/2010Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virusJam 14.001. Mengontrol keadaan umum klien tampak sakit sedang kesadaran composmentis masih terpasang IVFD RL 30 tts/m2. Mengobservasi vital sign:Sb : 37,60cN : 90x/mntR: 20x/mntTD: 110/70 mmHg3. Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus jambu sebanyak 8-9 gelas/hariJam 16.004. mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat5. Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat 6. Menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat.Jam 17.007. Megobservasi vital sign :Sb : 37,60cN : 95 x/mntR : 22x/mntTD: 100/70 mmHgJam 22.008. Melayani obat sanmol dan ocuson 1 tabJam 22.00S:- Klien mengatakan badan terasa hangatO :- Akral hangat- Sb : 37,60cA:Masalah peningkatan suhu tubuh mulai teratasiP:Lanjutkan tindakan keperawatan

Sabtu 08/05/2010Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makanJam 15.001. Menimbang berat badan klien BB 25,5 kg2. Menganjurkan kepada klien makan sedikit-sedikit tapi sering 3. Menganjurkan kepada klien untuk makan makanan selagi masih hangat.Jam 18.004. Melayani makan malam bubur, ikan sayur, ikan, makanan di habiskan porsi

Jam 22.00S:Klien mengatakan sudah mulai banyak makan, O:- Makanan yang disajikan habis porsi- BB 25 kgA:Masalah nutrisi mulai teratasiP:Lanjutkan intervensi keperawatan

Sabtu 08/05/2010Potensial terjadi perdarahanJam 16.001. Mengobservasi tanda-tanda perdarahan, perdarahan spontan tidak ada2. Menganjurkan pada klien untuk minum air dan jus jambu 8-9 gelas/ hari agar trombosit cepat naikJam 19.003. Mengambil darah untuk kontrol Hb, Ht, Tombosit.4. Mengatur tetesan cairan infus 30 tts/mnt5. Melayani obat trolit I sachet

Jam 22.00S:Orang tua mengatakn bintik merah sudah mulai bekurangA:- Bintik merah di tangan dan kaki mulai berkurang- Trombosit 85.000/dl- Hb : 13,3 gr%- Ht : 41 %A:Masalah potensial terjadi perdarahan lanjut mulai teratasiP: Lanjutkan intervensi keperawatan.