abc untuk pertumbuhan kristen untuk pertumbuhan kristen.docx

180
Kepastian Mengenai Injil Pendahuluan Oleh karena menyaksikan iman kepada orang lain merupakan tanggung jawab utama setiap orang percaya maka sebagai orang beriman kita memerlukan pemahaman yang jelas tentang rencana keselamatan. Terlebih bagi setiap orang yang baru percaya kepada Kristus. Penyajian singkat mengenai Injil berikut ini bertujuan untuk memperjelas inti Injil itu dan sekaligus berfungsi sebagai metode efektif dalam penyajian Injil kepada orang-orang lain, terutama bagi orang-orang Kristen yang baru mulai menempuh perjalanan sebagai orang-orang Kristen. Rencana Allah tentang Keselamatan 1 Yohanes 5:11-12 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Meskipun 1 Yohanes 5:11-12 ditujukan kepada orang-orang Kristen guna memberikan kepastian tentang keselamatan mereka berdasarkan kesaksian Firman Allah, ayat-ayat ini juga menyoroti pokok-pokok utama tentang keselamatan. Deklarasi Allah kepada Manusia: “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.” (ayat 11). Pokok Utama : “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.” (ayat 12). Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa:

Upload: flydeed

Post on 11-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Kepastian Mengenai Injil

Pendahuluan

Oleh karena menyaksikan iman kepada orang lain merupakan tanggung

jawab utama setiap orang percaya maka sebagai orang beriman kita

memerlukan pemahaman yang jelas tentang rencana keselamatan.

Terlebih bagi setiap orang yang baru percaya kepada Kristus.

Penyajian singkat mengenai Injil berikut ini bertujuan untuk memperjelas

inti Injil itu dan sekaligus berfungsi sebagai metode efektif dalam

penyajian Injil kepada orang-orang lain, terutama bagi orang-orang

Kristen yang baru mulai menempuh perjalanan sebagai orang-orang

Kristen.

Rencana Allah tentang Keselamatan

1 Yohanes 5:11-12 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan

hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.

Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki

Anak, ia tidak memiliki hidup.

Meskipun 1 Yohanes 5:11-12 ditujukan kepada orang-orang Kristen guna

memberikan kepastian tentang keselamatan mereka berdasarkan

kesaksian Firman Allah, ayat-ayat ini juga menyoroti pokok-pokok utama

tentang keselamatan.

Deklarasi Allah kepada Manusia: “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah

mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam

Anak-Nya.” (ayat 11).

Pokok Utama : “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup;

barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.” (ayat 12).

Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa:

o Allah telah mengaruniakan kita kehidupan kekal dan kehidupan ini

diperolah di dalam AnakNya, Yesus Kristus.

o Jalan beroleh kehidupan kekal adalah dengan memiliki Anak Allah.

Dua pertanyaan penting yang harus muncul dan perlu dijawab adalah:

o Mengapa memiliki Anak Allah mutlak perlu untuk dapat beroleh kehidupan

kekal?

o Bagaimana seseorang dapat memiliki Anak Allah?

Problema Terpisahnya Manusia Dari Allah

Menurut Roma 5:8, Allah menyatakan kasihNya kepada kita melalui

kematian AnakNya. Mengapa Kristus harus mati untuk kita? Karena Kitab

Suci menyatakan bahwa semua manusia telah berdosa. Kita semua tanpa

kecuali adalah orang-orang berdosa. “Berdosa” berarti tidak mengenai

sasaran. Alkitab menyatakan kita semua telah berdosa dan tidak

mencapai sasaran kemuliaan (kekudusan sempurna) Allah. Dengan kata

lain, dosa telah memisahkan kita dari Allah yang memiliki kekudusan

sempurna (kebenaran dan keadilan), karena itu Allah harus menghukum

manusia yang telah berdosa.

Roma 5:8 Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus

telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa..

Roma 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa …

Habakkuk 1:13a Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau

tidak dapat memandang kelaliman.

Yesaya 59:2 Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu

ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri

terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Problema tentang Kesia-siaan Usaha Manusia

Kitab Suci juga mengajarkan bahwa kebaikan manusia, usaha manusia,

moralitas manusia ataupun tingkat keagamaan seseorang tak dapat

memperkenankan Allah ataupun membawanya masuk surga. Baik

manusia yang bermoral tinggi, manusia yang beragama, maupun manusia

tak bermoral atau tak beragama sekalipun sama-sama berada di dalam

satu perahu. Semuanya tidak mencapai sasaran kemuliaan Allah

(kebenaran Allah yang sempurna). Setelah berbicara tentang manusia

yang tak bermoral, yang bermoral, dan yang beragama dalam Roma 1:18-

3:8, Rasul Paulus menegaskan bahwa baik orang-orang Yahudi maupun

orang Yunani sama-sama telah berdosa, “tidak ada yang benar,

seorangpun tidak.” (Rom. 3:9-10), “semua orang telah berbuat dosa dan

telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rom. 3:23).

Coba simak pernyataan-pernyataan lain dalam beberapa ayat Kitab Suci

berikut:

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;

itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil

pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena

perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh

permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan

oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus

Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan

oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai

dengan pengharapan kita.

Roma 4:1-5 Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur

jasmani kita? Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya,

maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.

Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? Lalu percayalah Abraham kepada

Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai

kebenaran. Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan

sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak

bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka,

imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.

Kebaikan manusia, betapa banyak dan tinggi sekalipun tidak akan dapat

menyamai kebaikan Allah. Kebenaran Allah itu tak terbatas dan

sempurna. Karena itu Habakuk 1:13 menegaskan bahwa Allah tak dapat

bersekutu dengan seseorang yang tidak memiliki kebenaran yang

sempurna. Untuk dapat diterima dan berkenan kepada Allah, kita harus

menjadi baik dan benar seperti Allah. Di hadapan Allah semua manusia

berdiri dalam keadaan telanjang, tak berdaya dan tak berpengharapan.

Tak ada sesuatu jasa atau perbuatan manusia yang dapat membawanya

ke surga atau membuatnya beroleh kehidupan yang kekal. Jika demikian,

bagaimanakah solusi atau pemecahannya?

Solusi Allah terhadap Problema Manusia

Allah tidak hanya memiliki kesucian yang sempurna (tak dapat dijangkau

dengan usaha atau perbuatan manusia) melainkan Ia juga memiliki sifat

kasih dan kemurahan yang sempurna. Karena sifat kemahakasihanNya

dan kemurahanNya yang tak terbatas itu maka manusia tidak dibiarkan

tanpa pengharapan dan solusi bagi permasalahannya.

Roma 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh

karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Inilah kabar menggembirakan bagi kita. Juga inilah inti dari berita Injil

(Kabar Baik) yaitu tentang pengutusan Anak Tunggal Allah ke dunia ini

menjadi manusia (Allah-Manusia), hidup tanpa dosa, mati di salib, karena

dan untuk dosa kita, kemudian bangkit dari kematian. KebangkitanNya ini

merupakan bukti bahwa Ia adalah Anak Allah dan sekaligus membuktikan

betapa berharga karyaNya bagi kita yang telah menggantikan kita.

Roma 1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya

dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus

Kristus Tuhan kita.

Roma 4:25 Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan

dibangkitkan karena pembenaran kita.

2 Korintus 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi

dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

1 Petrus 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita,

Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa

kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai

manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh.

Pertanyaan Terpenting

Jika demikian, bagaimanakah kita dapat memiliki Anak Allah itu agar kita

dapat melintasi jurang pemisah yang sangat lebar dan dalam dan beroleh

kehidupan kekal yang telah dijanjikan Allah untuk kita?

Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa

supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam

nama-Nya.

Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga

Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang

yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang

kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk

menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa

tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya

dalam nama Anak Tunggal Allah.

Berdasarkan karya Yesus Kristus yang telah dikerjakanNya di atas salib

untuk kita maka Kita Suci menyatakan “Barangsiapa memiliki Anak, ia

memiliki hidup.” Kita dapat memiliki Anak itu, yaitu Yesus Kristus, satu-

satunya Penyelamat kita melalui iman secara pribadi, yakni dengan

percaya kepada Kristus dan mengakui serta menerima karya

kematianNya di salib untuk dosa-dosa kita.

Ini berarti setiap orang dapat datang kepada Allah dengan cara yang

sama – yaitu datang kepadaNya sebagai orang berdosa yang menyadari

keberdosaan kita, menolak segala bentuk usaha dan cara manusia dalam

menyelamatkan dirinya sendiri dan berserah dan beriman penuh hanya

kepada Kristus untuk keselamatan kita.

Apabila anda ingin memiliki Kristus dan percaya kepadaNya sebagai

Juruselamat pribadi anda, anda dapat menyatakan iman anda kepadaNya

dengan mengucapkan doa ini :

Ya Allah, saya menyadari bahwa saya adalah orang berdosa, dan tak ada

sesuatupun yang dapat saya perbuat untuk mendapatkan surga atau

kehidupan kekal. Saya percaya Yesus Kristus telah mati untuk saya dan

telah bangkit dari kematian. Sekarang saya mau menerima Dia sebagai

Juruselamat saya dan berserah penuh hanya kepada Dia sebagai satu-

satunya jalan ke surga. Terima kasih karena Engkau telah mengaruniakan

saya hidup kekal melalui iman kepada Putra Allah yang tunggal. Di dalam

nama Yesus Kristus, Amin.

1. Pendahuluan

Materi pelajaran-pelajaran ini merupakan rangkaian pelajaran doktrinal

yang bertujuan meletakkan doktrin-doktrin mendasar yang sangat penting

bagi orang-orang Kristen yang baru percaya atau yang baru masuk dalam

iman Kristen agar mereka dapat mulai menjalani kehidupan yang baru

dan bertumbuh dalam Kristus.

Banyak orang–orang yang baru masuk iman maupun yang telah sekian

lama menjadi orang Kristen terhambat dalam pertumbuhan rohani

mereka karena mereka tidak memahami kebenaran-kebenaran mendasar

tentang hal berjalan dengan Kristus dengan kuasa Roh Allah berdasarkan

terang FirmanNya. Tujuan pelajaran ini adalah meletakkan dasar

perjalanan iman mereka yang telah percaya kepada Kristus agar mereka

mulai mengalami kuasa kehidupan Kristus yang mengubah dengan

pertolongan Roh Kudus. Pelajaran-pelajaran ini akan khusus menyoroti

keadaan orang-orang percaya di dalam Kristus, kedudukan dan identitas

mereka yang baru, dan bagaimana kebenaran-kebenaran ini membentuk

dasar iman yang kokoh, pertumbuhan, dan transformasi rohani yang

terjadi sehingga kehidupan Kristus itu akan terlihat nyata dalam dan

melalui kehidupan mereka.

Pelajaran- pelajaran dalam Bagian Pertama: Kehidupan Yang Pasti

Terjamin, bertujuan meletakkan dasar yang kuat bagi pertumbuhan

rohani dalam Kristus, yang akan menjadi landasan bagi pembahasan

dalam Bagian Kedua dan Bagian Ketiga.

Pelajaran-pelajaran dalam Bagian Kedua: Kehidupan Yang Mengalami

Transformasi, akan mengupas kebenaran-kebenaran Kitab Suci yang

khusus berhubungan dengan kehidupan yang telah diubah oleh Kristus.

Kehidupan ini akan terbentuk oleh pekerjaan Allah dalam kehidupan

orang percaya melalui pemahaman kebenaran-kebenaran Kitab Suci dan

kesediaan menerapkannya dengan iman dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajaran-pelajaran dalam Bagian Ketiga: Kehidupan Yang Berlipatganda,

bertujuan untuk mengefektifkan kehidupan orang-orang percaya sebagai

abdi-abdi yang baik terhadap kasih karunia Allah yang diuraikan dalam

bagian yang membahas tentang pengabdian talenta, kebenaran, harta

dan waktu. Meskipun Allah adalah sumber penghiburan, damai, sukacita,

namun tujuan akhirnya adalah menjadikan kita pelayan-pelayan seperti

Kristus, yang datang ke dunia ini bukan untuk dilayani melainkan untuk

melayani, yang menolong orang lain memahami kecukupan Kristus bagi

setiap kebutuhan.

Rangkaian pelajaran ini dapat digunakan untuk pertumbuhan rohani

setiap individu, khususnya dapat berfungsi sebagai pedoman dalam

pemuridan. Kendati pelajaran-pelajaran ini cukap memadai dalam

penguraiannya, namun ini bukanlah pembahasan yang lengkap untuk

setiap pokok yang dikemukakan di sini.

Ayat-ayat yang dikutip tidak dapat dijadikan hanya sebagai ayat-ayat

pembukti, melainkan sebagai acuan untuk penggalian lanjutan terhadap

kebenaran yang diajarkan berdasarkan konteks ayat-ayat itu.

Pelajaran-pelajaran ini juga tidak dimaksudkan sebagai pegangan satu-

satunya untuk setiap pokok yang dibahas dan juga saya sendiri tak

menganggap diri saya sebagai sumber primer atau satu-satunya untuk

setiap pokok bahasan karena saya sendiri banyak dipengaruhi dan

ditolong oleh orang-orang lain yang telah mengajar saya. Doa saya

kiranya TUHAN, oleh kasih karuniaNya yang besar dan tak terbatas itu,

akan menggunakan pelajaran-pelajaran ini untuk hormat dan

kemuliaanNya, dan untuk membangun iman orang-orang kudus. Saya

mempersembahkan pelajaran-pelajaran ini kepada Allah dan

mengandalkan Firman kasih karuniaNya yang mampu dan berkuasa

membangun iman kita.

Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala

macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air

susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan

beroleh keselamatan

1 Petrus 2:1-2

1.1. Kepastian Tentang Keselamatan

Pendahuluan

Orang-orang Kristen yang baru percaya maupun yang telah lama percaya

memerlukan kepastian mengenai hidup baru yang mereka telah terima di

dalam Kristus. Akibat munculnya berbagai angin pengajaran, orang-orang

Kristen sering dilanda keraguan dan kekuatiran mengenai keputusan yang

mereka telah ambil untuk percaya kepada Kristus. Mereka sering

mempertanyakan apa sebenarnya makna keputusan untuk percaya

kepada Kristus di dalam kehidupan mereka. Apakah pengaruh dan akibat-

akibatnya? Dapatkah keselamatan itu hilang atau menjadi batal? Apabila

saya berbuat sesuatu dosa, apakah itu berarti bahwa saya belum

selamat?

Tujuan pelajaran ini adalah:

1. Untuk memberikan kepastian mengenai akibat dari mempercayai Yesus

Kristus.

2. Membahas janji-janji dalam Kitab Suci yang dapat memberikan

kepastian mengenai apa yang orang percaya telah peroleh atau terima di

dalam Kristus.

3. Memampukan orang percaya dalam mengatasi kebimbangan yang

terkadang muncul mengenai jalan kelepasan dan kemenangan yang Allah

telah sediakan bagi setiap orang percaya.

Aspek-Aspek Yang Membutuhkan Kepastian

Oleh karena kepastian terkait erat dengan kesadaran akan apa yang telah

dimiliki orang percaya di dalam Kristus dan keberadaan mereka di dalam

Kristus, maka bagian ini akan membahas mengenai aspek-aspek

keselamatan yang telah Allah berikan kepada orang percaya. Untuk itu

pelajaran-pelajaran ini akan menyoroti aspek-aspek berikut ini:

o Kepastian mengenai Keselamatan

o Kepastian mengenai Jaminan Kekal

o Kepastian mengenai Pemeliharaan Allah Setiap Hari

o Kepastian mengenai Jalan Kelepasan dari Dosa

o Kepastian mengenai Pimpinan Allah

o Kepastian mengenai Mahkota Kekal

Kepastian Versus Jaminan

JAMINAN

Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus, terlepas dari apakah kita

memahaminya atau tidak, jaminan kekal bagi mereka yang berada di

dalam Kristus sudah merupakan suatu realitarohani yang pasti.

Kepercayaan seseorang terhadap jaminan di dalam Kristus ini tak akan

dapat mengubah atau membatalkannya. Apabila kita telah sungguh-

sungguh percaya kepada Kristus dan telah mengakui serta menerima

karyaNya untuk keselamatan kita, apapun dan bagaimanapun perasaan

dan pikiran kita, jaminan itu sudah merupakan realita yang pasti.

KEPASTIAN

Kepastian adalah realisasi dari jaminan tersebut. Ini merupakan wujud

dari apa yang kita telah terima dan miliki di dalam Kristus, seperti

kehidupan kekal, pengampunan dosa, pemeliharaan Allah bagi kita

sebagai anak-anakNya. Kepastian ini terkait erat

denganpemahaman kita terhadap fakta-fakta dan pemberian

keselamatan yang diterima melalui iman kepada Kristus. Ini merupakan

doktrin yang amat sangat penting karena apabila dipahami secara benar

akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan orang percaya. Ini tidak

hanya memberikan kepastian mengenai keselamatan melainkan juga

memberikan kepastian mengenai pemeliharaan Allah bagi kehidupan

orang percaya.

Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang

menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak

mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Apabila seseorang belum memiliki kepastian keselamatan, itu berarti kita

harus mulai dengan terlebih dahulu menyampaikan Injil untuk

memastikan bahwa mereka telah benar-benar percaya kepada Kristus.

Sesudah itu barulah kita beralih kepada aspek-aspek kehidupan lainnya

yang membutuhkan kepastian.

Alasan Mengapa Orang Tidak Memiliki Kepastian

(1) Sering seseorang tidak memiliki kepastian karena ia tidak dapat

mengingat atau menunjukkan kapan ia menerima Kristus. Akibatnya ia

meragukan keselamatannya. Keselamatan memang memiliki waktu hal

itu terjadi – saat peristiwa kelahiran baru terjadi. Untuk membantu orang

yang dilanda keraguan ini, kita perlu menunjukkan kepadanya apakah

ia sekarang benar-benar telah percaya kepada Kristus dan mengakui

karyaNya yang telah dikerjakanNya baginya.

(2) Sering seseorang tidak memiliki kepastian karena meragukan

prosedur yang ia jalani ketika menerima Kristus. Bila ia telah menerima

Kristus secara pribadi, ia ingin tahu apakah prosedurnya telah benar yakni

dengan mengadakan pengakuan atau kesaksian di hadapan orang lain

tentang imannya atau dengan mengucapkan sesuatu doa.

(3) Sering seseorang tak memiliki kepastian karena ia masih

diperhadapkan dengan dosa-dosa tertentu yang terus menghantui

kehidupannya. Ia ingin tahu apakah seorang yang telah benar-benar

percaya masih harus menghadapi permasalahan ini. Problema

sebenarnya yang dihadapinya adalah kurangnya pemahaman tentang

sifat dosa, peperangan rohani, jalan kelepasan yang telah disediakan

Allah, dan pentingnya bertumbuh menjadi dewasa di dalam Kristus.

(4) Alasan utama dibalik ketidakpastian ini adalah kekeliruan pengertian

doktrin dan ketidakpercayaan terhadap karya Kristus bagi kita. Hal ini

juga terkait dengan kekurangpahamannya akan Firman dan ajaran Kitab

Suci tentang manusia, dosa, ketidakmampuan manusia untuk

memperoleh dan memelihara keselamatan, kekudusan Allah yang

sempurna, dan kecukupan karya Kristus yang telah selesai dikerjakanNya

di atas salib.

(5) Seseorang sering tak memiliki kepastian karena ia telah menerima

pengajaran yang keliru bahwa seseorang melihat dan menyelidiki dirinya

sendiri dan perbuatan-perbuatannya sebagai bukti utama mengenai

keselamatan. Inilah permasalahan yang hangat dibicarakan pada masa

kini. Robert Lightner menulis:

Mereka yang berpendapat bahwa seorang berdosa harus menjadikan

Kristus sebagai Tuhan atas kehidupannya, atau paling tidak, berjanji mau

melakukan hal ini untuk dapat diselamatkan, menjadikan kepastian

keselamatan itu bergantung kepada penyerahan hidup. MacArthur

menyatakan hal ini sebagai satu-satunya jalan bagi seorang percaya

untuk mendapatkan kepastian keselamatan. ‘Kepastian yang sejati

dengan sendirinya muncul dengan melihat kuasa Roh Kudus yang bekerja

dalam kehidupan seseorang, bukannya karena mendasarkannya kepada

sesuatu pengalaman khusus.’1

Dasar-Dasar Kepastian

FIRMAN ALLAH

Firman Allah adalah kesaksian Allah kepada orang percaya (1 Yohanes

5:11-13). Dalam teks Yunani menambahkan article di depan kata

“kehidupan.” Ini menunjukkan bahwa keselamatan dalam Kristus bukan

sekedar pemberian kehidupan belaka melainkan merupakan “kehidupan”

itu sendiri yang dikaruniakan kepada seseorang yang beriman kepada

Kristus. Pernyataan yang jelas dalam Kitab Suci adalah bahwa seseorang

yang percaya kepada Kristus dan mengakui karyaNya di salib sebagai

jalan kelepasan dosa menerima :

(1) Kehidupan kekal.

Yohanes 3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang

kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat

hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.

1 Yohanes 5:11-13 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan

hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.

Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki

Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu,

supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu

memiliki hidup yang kekal.

(2) Pengampunan dosa.

Kisah 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa

percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena

nama-Nya.

Kolose 2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan

oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-

sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita.

(3) Kelepasan dari hukuman.

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa

mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia

mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah

pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Roma 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka

yang ada di dalam Kristus Yesus.

(4) Pembenaran Allah.

Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam

damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Jadi

apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?

Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh

dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab apakah

dikatakan nas Kitab Suci? Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan

Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kalau ada

orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi

sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun

percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya

diperhitungkan menjadi kebenaran. Seperti juga Daud menyebut

berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan

perbuatannya.

Roma 4:25 Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan

dibangkitkan karena pembenaran kita.

(5) Keselamatan.

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;

itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil

pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

(6) Kedudukan sebagai Anak Allah melalui Iman.

Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa

supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam

nama-Nya.

Roma 8:14-17 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu

menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan

kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa! Roh itu

bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak

Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,

maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang

akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita

menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan

bersama-sama dengan Dia.

John Calvin memperingatkan akan bahayanya memandang kepada diri

kita sendiri, yaitu kepada perbuatan-perbuatan kita bahkan kepada buah

Roh untuk mendapatkan kepastian keselamatan kita. Memandang kepada

diri sendiri hanya akan membawa keraguan dan akan mengalihkan fokus

perhatian kita dari karya penyelamatan yang telah dikerjakan Kristus bagi

kita. Karena itu Calvin tak setuju dengan ajakan untuk menyelidiki diri

sendiri dan menganggapnya sebagai dogma yang berbahaya.2

Berbeda dengan kutipan komentar MacArthur di atas, kepastian

keselamatan ini tidak diperoleh dengan berpegang kepada sesuatu

pengalaman tertentu, melainkan dengan mendasarkannya kepada

kesaksian Firman Allah itu sendiri. Earl Radmacher menulis:

Banyak pendeta sering mengemukakan bahwa dasar untuk mengetahui

bahwa saya adalah seorang Kristen bukanlah pada apa yang saya

kerjakan atau perbuat melainkan pada apa yang dikatakan oleh Firman

Allah mengenai apa yang Kristus telah kerjakan dan terus kerjakan bagi

orang percaya (Yohanes 1:12; 1 Yohanes 5:13). Saya tahu pasti bahwa

saya telah menjadi milik Kristus karena saya telah percaya kepada Yesus

Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat pribadi saya dan Penebus saya

dari kebinasaan kekal. Bukanlah bukti-bukti dalam kehidupan saya yang

menjadi dasar saya mengetahui hal ini, melainkan Firman Allah. Allah

telah mengatakannya dan itu cukup bagi saya. Saya sungguh kuatir

terhadap banyak orang masa kini, yang karena melihat minimnya

pertumbuhan dan ketiadaan sifat-sifat Kristen dalam kehidupan sehingga

berusaha mengubah Injil dengan menambahkan sesuatu kepada Injil itu.3

KARYA KRISTUS

Memahami karya Kristus secara benar (kematianNya yang menggantikan

kita dan menanggung dosa-dosa kita di salib) sangatlah penting dalam

memperoleh kepastian. Tentu saja hal ini harus didasarkan pada

pernyataan atau kesaksian Kitab Suci, namun tekanan harus diberikan

kepada pemahaman tentang kecukupan karya Kristus yang telah selesai

dan apa yang dicapai melalui kematian Kristus itu. Ada dua aspek penting

yang terlihat jelas di sini:

Keselamatan itu diperoleh bukan melalui hasil pekerjaan atau

usaha kita (bandingkan.Rom. 4:1-7 di atas).

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;

itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil

pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena

perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh

permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan

oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus

Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan

oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai

dengan pengharapan kita.

Keselamatan adalah pemberian Allah yang diperoleh hanya

melalui pribadi dan karya Kristus.

1 Yohanes 5:5-12 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia

yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? Inilah Dia yang telah

datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air,

tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi

kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi

kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya

adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air

dan darah dan ketiganya adalah satu. Kita menerima kesaksian manusia,

tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang

diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak

Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak

percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak

percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan

inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada

kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia

memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.

Kisah 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di

dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang

diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;

itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil

pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Filipi 3:8-9 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan

akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh

karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya

sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan

dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan

dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran

yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

KESAKSIAN ROH KUDUS

(1) Roh Kudus disebut Roh Kebenaran.

Yohanes 14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia,

sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu

mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Yohanes 15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang,

yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

Yohanes 16:8-13 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan

dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak

percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan

kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia

ini telah dihukum. Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,

tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia

datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh

kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi

segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia

akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

1 Yohanes 4:6 Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia

mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak

mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang

menyesatkan.

(2) Roh Kudus disebut urapan.

Ini menggambarkan pelayanan Roh Kudus dalam mengajar Firman Allah

kepada orang-orang percaya.

1 Yohanes 2:20, 27 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang

Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.… Sebab di

dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-

Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi

sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--

dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu

telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di

dalam Dia.

(3) Roh Kudus menerangkan Firman ke dalam hati kita.

Kisah 16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia

turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang

beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia

memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.

(4) Roh Kudus memberikan pengertian tentang hal-hal rohani dari

Kristus.

1 Korintus 2:12-16 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal

dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan

karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai

Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan

yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.

Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,

karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat

memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi

manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh

orang lain. Sebab: Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia

dapat menasihati Dia? Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.

Efesus 3:15-19 yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga

dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut

kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-

Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam

hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa,

supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat

memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya

kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui

segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh

kepenuhan Allah.

(5) Roh Kudus bersaksi dalam hati kita melalui Firman bahwa kita

adalah anak-anak Allah.

Kesaksian mengenai kehidupan dalam Anak Allah yang diterima melalui

percaya kepada Anak Allah itu sebagaimana dijanjikan dalam 1 Yohanes

5:11 merupakan berita yang disaksikan oleh Roh Kudus dalam Fiman.

Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang

membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang

menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa!

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-

anak Allah.

1 Yohanes 5:7-11 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam

sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada

tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan

ketiganya adalah satu. Kita menerima kesaksian manusia, tetapi

kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan

Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia

mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya

kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya

akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah

kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita

dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.

Prinsip-prinsip Untuk Beroleh Kepastian

Prinsip 1: Kita harus mendasarkan kepastian kita kepada fakta-fakta

yang dinyatakan dalam Kitab Suci, bukan kepada perasaan-perasaan kita.

Iman kita dan kepastian kita harus diletakkan di atas janji-janji yang pasti

dalam Alkitab, bukan pada perasaan-perasaan kita. Urutan yang diajarkan

dalam Alkitab adalah: FAKTA-FAKTA ——>IMAN ——>PERASAAN. Perasaan

adalah penanggap jiwa atau hati. Perasaan ini merupakan akibat dari

pemahaman kita terhadap Kitab Suci, namun tak dapat dijadikan patokan

kepercayaan kita maupun status keselamatan kita. Ini mengantar kita

kepada point berikutnya.

Prinsip 2: Kita harus mendasarkan kepastian kita kepada fakta-fakta

yang dinyatakan dalam Kitab Suci, bukan kepada usaha-usaha atau

perbuatan-perbuatan kita. Perbuatan-perbuatan atau perubahan-

perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita karena kasih karunia Allah

ini dapat mengkonfirmasikan tentang realita kehidupan kita dengan Allah.

Namun kita harus berhati-hati agar tindak menjadikan landasan subjektif

sebagai dasar kepastian, karena bila persekutuan orang percaya dengan

Tuhan menjadi terganggu akibat sesuatu dosa yang diperbuatnya, ia bisa

saja kelihatan atau bertingkah seperti orang yang tidak percaya, terlebih

bila keadaan ini berlangsung agak lama.

1 Korintus 3:1-4 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat

berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya

dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah

yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum

dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya.

Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri

hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu

manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika

yang seorang berkata: Aku dari golongan Paulus, dan yang lain berkata:

Aku dari golongan Apolos, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu

manusia duniawi yang bukan rohani?

Apabila kita menjadikan perbuatan atau ketaatan sebagai bukti atau

dasar keselamatan maka kita akan diperhadapkan pada dilemma ini:

Apabila kita hidup dalam ketaatan sekarang (andaikata ini menjadi bukti

atau dasar keselamatan), bisa saja keadaan ini berubah. Karena

andaikata kita kemudian hidup dalam ketidaktaatan, maka ini akan

membuktikan (berdasarkan dasar pemikiran tadi) bahwa kita sekarang

tidak lagi sebagai orang Kristen yang sejati meskipun bisa saja kita akan

kembali hidup dalam ketaatan. Ketaatan sekarang ini tak dapat dijadikan

sebagai bukti kesejatian iman Kekristenan kita, karena bila itu yang

dijadikan pegangan atau landasan maka kita tidak akan pernah memiliki

kepastian mengenai keselamatan kita.

Perbuatan seseorang pasca-keselamatan tak bisa dijadikani dasar untuk

kepastian keselamatan. Kitab Suci memperingatkan kita tentang

bahayanya mendasarkan kepastian atau hubungan seseorang dengan

Allah kepada perbuatan orang itu. Sebagai contoh, perhatikan Matius

7:13-23. Nabi-nabi palsu biasanya datang dengan berbulu domba. Pasti

mereka akan kelihatan orang baik, bukan? Mereka akan tampak sebagai

‘orang-orang Kristen yang patut diteladani’ atau tiang-tiang jemaat. Buah

di sini menunjukkan perilaku mereka bukan ajaran mereka —lihat Mat.

12:31-37.) Namun Kitab Suci menegaskan bahwa mereka tidak pernah

percaya kepada Kristus; mereka tidak memiliki hubungan yang sejati

dengan Dia (ay. 23). Sebaliknya ternyata mereka hanya mempercayai diri

mereka sendiri (ay. 22). Perbuatan mereka tampak baik. Bahkan mereka

pun menganggap diri mereka memiliki hubungan yang benar dengan

Allah. Namun mereka pun telah tertipu. Mereka tidak memahami bahwa

kepastian keselamatan itu tak dapat didasarkan kepada perbuatan.4

Perilaku Kristen tak boleh dijadikan dasar bagi kepastian keselamatan,

melainkan kepastian keselamatan itu harus didasarkan kepada karya dan

kecukupan Kristus Sang Juruselamat dan kehidupan baru yang telah

diperolehnya di dalam Kristus itu harus menjadi dasar dari perilaku

kehidupan Kristen sehari-hari.

Kolose 3:1-4 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan

Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di

sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di

bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan

Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita,

menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan

Dia dalam kemuliaan.

Sebagaimana ditunjukkan Yohanes dalam 1 Yohanes 1:6-7, perilaku dan

kehidupan seperti Kristus merupakan bukti persekutuan sejati dan juga

membuktikan bahwa orang itu benar-benar berjalan dengan Tuhan dalam

terang.

1 Yohanes 1:6-7 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan

dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita

tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama

seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang

dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari

pada segala dosa.

Namun perilaku kehidupan Kristen tak membuktikan adanya hubungan

yang sejati dengan Tuhan karena ketika seorang percaya hidup dalam

dosa untuk suatu jangka waktu tertentu, akan tampak perbuatan-

perbuatan daging, sehingga orang percaya itu akan kelihatan seperti

orang yang tidak percaya. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,

Rasul Paulus membicarakan tentang keadaan ini ketika ia menyebut

orang-orang Kristen karnal (dikuasai sifat kedagingan) sebagai “manusia

duniawi” dalam 1 Korintus 3:3-4.

Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri

hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu

manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika

yang seorang berkata: Aku dari golongan Paulus, dan yang lain berkata:

Aku dari golongan Apolos, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu

manusia duniawi yang bukan rohani?

Berjalan atau hidup seperti manusia duniawi sama dengan berjalan atau

hidup seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Rasul Paulus tidak

mempersoalkan atau meragukan keselamatan mereka. Ia mengakui akan

keselamatan mereka namun mereka ternyata hidup menurut daging dan

bukan menurut Roh. Keadaan ini membuat mereka terlihat seperti orang-

orang duniawi, yang belum mengalami kuasa penyelamatan Kristus

meskipun seebnarnya mereka telah berada di dalam Kristus dan Roh Allah

telah berdiam di dalam mereka.

1 Korintus 1:2-9, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang

dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang

kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama

Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih

karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus

Kristus menyertai kamu. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku

karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada

kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya

dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam

pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah

diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam

suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita

Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada

kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus

Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-

Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. 1 Korintus 3:1 Dan aku,

saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu

seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi,

yang belum dewasa dalam Kristus.

1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait

Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari

Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah

dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah

dengan tubuhmu!

Terkadang ayat seperti 2 Korintus 13:5 digunakan untuk mendukung

perlunya menyelidiki perbuatan-perbuatan kita untuk membuktikan

keselamatan kita. Hal ini sungguh disesalkan karena cara seperti ini

hanya menjadikan ayat ini sekedar ayat pembukti tanpa memperhatikan

konteks, arti sebenarnya dan tujuan penulisan ayat ini sebagaimana

dikemukakan Paulus dalam 2 Korintus.

2 Korintus 13:5 Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam

iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa

Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu

tidak tahan uji.

MacArthur menjadi contoh tentang kasus ini. Ia menulis: “Keraguan

terhadap keselamatan seseorang tidaklah salah sepanjang keraguan itu

tidak dibiarkan terus menerus bercokol. Kitab Suci mengajak untuk

menyelidiki diri kita. Keraguan harus dihadapi dan diselesaikan secara

jujur dan secara alkitabiah.” Kemudian, setelah mengutip 2 Korintus 13:5,

ia mengakhirinya dengan perkataan ini, “Nasihat ini banyak kali diabaikan

—bahkan tak pernah digubris—dalam gereja masa kini.”5

Namun pertanyaannya adalah apakah hal ini merupakan penafsiran yang

tepat dari ayat ini? Apakah Paulus menyuruh orang-orang percaya

menyelidiki diri mereka untuk mendapatkan kepastian keselamatan?

Konteksnya tidak demikian! Coba simak alasannya berikut ini:

(1) Sekali lagi, seperti halnya dalam 1 Korintus, Paulus tidak meragukan

keselamatan mereka. Ia sama sekali yakin bahwa mereka telah

diselamatkan dan hal ini nyata dalam ayat-ayat yang telah disebutkan di

atas tadi.

(2) Kalaupun Paulus menyuruh mereka menyelidiki diri untuk

mendapatkan kepastian, ia tidak menyuruh mereka agar menyelidiki

perbuatan-perbuatan untuk mendapatkan kepastian keselamatan.

Menurut Kitab Suci, apabila ada sesuatu yang perlu diselidiki, maka hal itu

adalah mengenai objek dari iman mereka. Apakah mereka telah benar-

benar percaya kepada Kristus dan bukan kepada sesuatu sistim

perbuatan?

(3) Ia tidak menyuruh mereka menyelidiki diri mereka sendiri melainkan

menurut konteksnya dalam ayat 3-7, Paulus mempunyai tujuan lain.

Tampaknya sebagian orang mempermasalahkan keabsahan pelayanan

Paulus akibat pengaruh guru-guru palsu. Bandingkan dengan 2 Korintus

11:1-12:21 yang berisi pembelaan Paulus terhadap berbagai tuduhan tak

berdasar tentang pelayanannya. Dalam ayat 3, mereka menuntut bukti

bahwa Kristus berbicara melalui Paulus. Dalam ayat 5 Paulus

menunjukkan bahwa bukti yang mereka cari itu ada di dalam diri mereka

sendiri karena ia telah menjadi bapa iman mereka.

1 Korintus 4:15 Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik

dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang

dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan

kepadamu.

Cara terbaik untuk membuktikan pelayanan Paulus ialah dengan

menyelidiki iman mereka sendiri karena kesejatian iman mereka juga

membuktikan kesejatian pelayanan Paulus sebagai jurubicara Kristus.

Apakah mereka mengenal Sang Juruselamat? Ya. Bagaimana cara mereka

mengenal Juruselamat itu? Melalui pelayanan Paulus. Ia tidak

menganggap iman mereka palsu. Karena itu, kesejatian iman mereka

membuktikan bahwa Paulus dan pelayanannya juga lulus dari ujian ini.

Inilah maksud dari perkataannya dalam 2 Korintus 13:6 yang

mengatakan, “Tetapi aku harap, bahwa kamu tahu, bahwa bukan kami

yang tidak tahan uji.”

Ingatlah bahwa dasar untuk mendapatkan kepastian keselamatan adalah

kesaksian FirmanNya sebagaimana dinyatakan dalam 1 Yohanes 5:11-13:

Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal

kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki

Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak

memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu

yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup

yang kekal.

The Bema (Takhta Pengadilan Kristus)

Apakah kepastian keselamatan yang kita peroleh berdasarkan karya

Kristus yang telah selesai Ia kerjakan untuk kita berarti kita bisa berbuat

apa saja dan tidak perlu risau dengan perbuatan-perbuatan kita? Apakah

kepastian keselamatan itu membolehkan kita berbuat apa saja yang kita

inginkan dalam kehidupan kita? Tidak, sama sekali tidak, apabila kita

memahami Firman Allah secara menyeluruh.

Setiap orang percaya atau setiap anak Allah adalah abdi (pelayan) yang

baik terhadap waktu, talenta (termasuk karunia rohani), kebenaran Allah,

dan harta yang telah Allah percayakan kepada kita. Seorang abdi atau

pelayan adalah seorang yang dipercayakan untuk mengelola milik atau

kepunyaan orang lain. Apakah artinya? Rasul Paulus mengajarkan bahwa

“yang dituntut dari setiap pelayan adalah agar didapati setia.” Allah akan

menuntut pertanggungjawaban kita terhadap apa yang Ia telah

percayakan kepada kita. Saatnya akan datang di mana kita akan

mempertanggungjawabkan kehidupan yang Ia telah karuniakan kepada

kita. Inilah maksud atau arti firman dalam 1 Korintus 3:12-15:

Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu

permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-

masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya,

sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-

masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun

seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar,

ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi

seperti dari dalam api.

Perhatikan perbedaan di sini. Orang percaya berada di sorga berdasarkan

apa yang telah dikerjakan oleh Kristus, namun untuk setiap pekerjaan

yang kita lakukan dan kesetiaan kita dalam mengelola karunia-

karuniaNya kepada kita, Ia akan membalasnya dengan pemberian pahala.

Sekali lagi, coba simak dengan baik komentar Radmacher tentang ini:

Ketika saya menulis perkataan-perkataan ini, saya ada di hadapan Allah

dalam keadaan tanpa cacat-cela dan sempurna karena Allah melihat saya

melalui Yesus Kristus. Fakta ini tak dapat diganggu gugat. Tak seorangpun

yang telah mengenal Yesus Kristus akan menghadap pengadilan Takhta

Putih dalam Wahyu 20. Namun setiap orang percaya akan menghadap

Takhta Pengadilan Kristus (Bema) dan seluruh pekerjaan (perbuatan) kita

akan diadili (2 Kor. 5:10). Penting diperhatikan bahwa baik orang yang

tidak bertobat maupun yang sudah bertobat akan diadili menurut

pekerjaan-pekerjaan mereka. Orang yang tidak bertobat akan dihukum

menurut perbuatan mereka pada Pengadilan Takhta Putih dan dalam

pengadilan itu akan ditentukan tingkat hukuman kekal yang menimpanya

di neraka. Demikian pulaOrang yang bertobat akan dihakimi menurut

pekerjaannya (perbuatannya) pada pengadilan Bema dan hasil dari

pengadilan itu akan menentukan pahala yang akan diberikan kepadanya.6

Dalam Pelajaran 7 nanti, kita akan membicarakan Takhta Pengadilan

Kristus lebih mendetail, namun untuk saat ini cukup bagi kita untuk

mengetahui bahwa meskipun kita terjamin aman di dalam Kristus

Juruselamat kita dan sorga telah menjadi bagian kita yang pasti, kita

masih diberikan kesempatan untuk mengabdi dengan sebaik-baiknya dan

dengan penuh rasa tanggung jawab. Yang dituntut dari kita sekarang

adalah sikap kedisiplinan berdasarkan kasih karunia Allah dalam mengejar

kesalehan yang mengandung janji bagi kehidupan sekarang maupun

hidup yang akan datang.

1 Timotius 4:7-8 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua.

Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah

itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup

ini maupun untuk hidup yang akan datang.

1 Robert Lightner, Sin, The Savior, and Salvation, Thomas Nelson,

Nashville, 1991, hal. 246 mengutip John MacArthur, The Gospel According

to Jesus, hal. 23.

2 Charles Bell, Calvin and Scottish Theology: The Doctrine of

Assurance, Handsel, Edinburg, 1985, hal. 28.

3 Earl Radmacher, The Grace Evangelical Society News, Vol. 10, No. 3,

May-June 1995, hal. 1.

4 Rich Christianson, The Grace Evangelical Society News, Vol. 9, No. 1,

January-February 1994, hal. 4.

5 John F. MacArthur, Jr., The Gospel According to Jesus, Zondervan, Grand

Rapids, 1988, hal. 190.

6 Radmacher, Vol. 10, No. 3, hal. 1, 4.

1.2. Kepastian mengenai Jaminan Kekal

PendahuluanMeskipun orang percaya sudah memperoleh kepastian mengenai

keselamatannya dan tak meragukannya lagi, pertanyaan yang masih

muncul adalah mengenai ketetapan atau keabadian keselamatannya.

Setelah orang percaya itu beroleh keselamatan karena percaya Kristus

dan kematianNya di salib untuk menebus dosa-dosanya, dapatkah orang

percaya itu kehilangan keselamatannya? Adakah sesuatu yang kita

lakukan yang berakibat hilangnya keselamatan kita? Jawabannya adalah

TIDAK! Mengapa? Karena Kitab Suci menegaskan bahwa dengan iman kita

dilindungi oleh kuasa Allah. Dengan iman kita telah dibawa masuk ke

dalam suatu hubungan kasih karunia dengan Allah, sebagai pemberian

Allah melalui AnakNya yang dikasihi. Kita selamat berdasarkan

kesaksianNya bukan kesaksian kita.

1 Petrus 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena

imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia

untuk dinyatakan pada zaman akhir.

Efesus 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang

dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;

itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil

pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Ketujuh pendekatan berikut ini membahas mengenai jaminan kekal orang

percaya. Keselamatan itu tak akan hilang karena terjamin oleh kuasa

Allah yang melindunginya dan kecukupan Pribadi dan Karya Kristus bagi

kita.

Pendekatan TrinitasArgumentasi pertama mengenai jaminan kekal keselamatan orang

percaya berlandaskan peran ketiga pribadi dalam Trinitas yang

melindungi sehingga kita tetap aman di dalam Kristus.

PERAN ANAK

Roma 8:31-39 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang

semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang

menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak

mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang

membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus

Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga

duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau

kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau

bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: Oleh karena Engkau kami ada

dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-

domba sembelihan. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-

orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin,

bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun

pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan

datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah,

ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari

kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Pernyataan dalam Roma 8:34, “Kristus Yesus, yang telah mati,” diberikan

sebagai jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan dalam ayat 31-33, dan

juga mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan serta pernyataan-pernyataan

dalam ayat 35-39. Namun tujuan dari ayat 34 adalah untuk menunjukkan

terjaminnya keselamatan kekal orang percaya. Ada dua alasan yang

dikemukakan yang berkaitan dengan Kristus, Allah Anak:

(1) Kristus Mati sebagai Penebus dan Pengganti kita: Melalui

kematian Kristus, tirai yang memisahkan manusia dari Allah dihilangkan.

Dosa manusia dan kesucian Allah yang telah memisahkannya dari Allah

telah dibereskan di atas salib sehingga Allah menyatakan kita benar

melalui iman kepada Yesus Kristus. Kebenaran yang sama ini juga

ditegaskan dalam beberapa ayat berikut.

Roma 3:23-28 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah

kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan

dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus

telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam

darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia

telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa

kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada

masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang

yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah dasarnya untuk

bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak,

melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia

dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Roma 5:1,8 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup

dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus

Kristus. … Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh

karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Kitab Ibrani mengemukakan bahwa kematian Kristus merupakan satu-

satunya pengorbanan yang berkenan yang dilaksanakan hanya sekali

untuk selama-lamanya.

Ibrani 9:11-14 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-

hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih

besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia,

--artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali

untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan

membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan

membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat

kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu

jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis,

sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus,

yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri

kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan

hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat

beribadah kepada Allah yang hidup.

Ibrani 9:26-28 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita

sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja

menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh

korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu

kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali

saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang.

Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung

dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang

menantikan Dia.

Ibrani 10:12-14 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban

saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,

dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya

akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia telah

menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.

(2) Kristus Bangkit dan Duduk di sebelah Kanan Allah. Argumentasi

kedua dalam Roma 8:34 adalah mengenai kebangkitan dan kedudukan

Kristus di sebelah kanan Allah Bapa. Ia duduk di sebelah kanan Allah

sebagai perantara dan pembela kita ketika kita berbuat dosa atau dituduh

berbuat dosa, dan Ia mendoakan kita. Semunya ini dilakukanNya bagi kita

berdasarkan karyaNya yang telah dikerjakanNya di atas salib untuk

mendamaikan kita dengan Allah.

Wahyu 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:

Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita,

dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah

pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan

malam di hadapan Allah kita.”

Roma 5:10-11 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan

dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang

telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan

hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus,

Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Ibrani 7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna

semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup

senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.

Yohanes 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka

masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang

kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah

Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti

Kita.

PERAN BAPA

Karena tuntutan kesucianNya telah terpenuhi lewat kematian AnakNya,

maka perlindungan Allah terhadap keselamatan kita terjamin

berdasarkan:

Tujuan dan rencanaNya yang kekal

Keselamatan itu adalah pekerjaan Allah semata. Tak ada sesuatu,

termasuk dosa kita, yang dapat menggagalkan tujuan dan rencana Allah

yang kekal yang telah merancang penyelamatan kita berdasarkan kasih

karuniaNya melalui iman kepada Kristus, AnakNya. Oleh karena tuntutan

kesucianNya telah terpenuhi melalui kematian Kristus maka Ia

membenarkan setiap orang yang telah menerima dan berimankan Kristus,

AnakNya itu.

Efesus 1:3-6 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang

dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di

dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia

dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam

kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk

menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya

terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada

kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.

Kasih terhadap AnakNya

Keselamatan kita juga terjamin dan aman melalui Pribadi AnakNya dan

karyaNya yang sempurna untuk penebusan dosa-dosa kita. Setiap orang

yang telah percaya kepadaNya berada “di dalam Dia, yang dikasihiNya,”

suatu tempat di mana kasih Allah berdiam, sehingga tak ada sesuatupun

yang dapat memisahkan kita lagi dari kasih Allah itu (lihat Ef. 1:3-6 di

atas).

Roma 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah,

ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari

kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Yohanes 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka

masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang

kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah

Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti

Kita.

PekerjaanNya dalam Mendisiplin Kita

Peran Allah dalam mendisiplin kita ketika kita berbuat dosa membuktikan

bahwa kita tetap menjadi anakNya. Ketika kita jatuh ke dalam dosa Ia

tidak membuang kita melainkan Ia akan mendisplin kita.

Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara

kepada kamu seperti kepada anak-anak: Hai anakku, janganlah anggap

enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau

diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan

Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus

menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di

manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau

kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu

bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita

yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau

demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya

kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek

sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita

untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan

sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah

kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

1 Korintus 5:1-5 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di

antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak

terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,

yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun

demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan

menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?

Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani

hadir, aku--sama seperti aku hadir--telah menjatuhkan hukuman atas dia,

yang telah melakukan hal yang semacam itu. Bilamana kita berkumpul

dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan

kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis,

sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.

1 Korintus 11:30-32 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan

sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita

sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima

hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum

bersama-sama dengan dunia.

Dosa tidak dapat mengubah atau membatalkan hubungan kita dengan

Allah sebagai anak-anakNya. Namun perbuatan dosa itu pasti akan

berpengaruh terhadap persekutuan kita dengan Dia, keakraban kita

dengan Dia, pelayanan kita kepadaNya dan mahkota yang kita akan

terima dalam kerajaanNya di masa yang akan datang.

1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan

emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak

pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan

menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana

pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan

yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika

pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan

diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

KuasaNya

Tak ada sesuatu atau seorangpun yang lebih besar dan lebih berkuasa

dari Allah Bapa. Ini pula berarti tak ada sesuatu dan seorangpun yang

dapat menggagalkan tujuan Allah dalam menyelamatkan kita atau dapat

mengeluarkan kita dari lingkup kasih dan pemeliharaanNya (lihat Rom.

8:31-39).

1 Petrus 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena

imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia

untuk dinyatakan pada zaman akhir.

Yudas 24 Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu

tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh

kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.

2 Korintus 5:17-19 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan

baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah

mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan

pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia

dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran

mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

PERAN ROH KUDUS

PekerjaanNya dalam Membaptiskan Kita dengan Roh

Baptisan Roh Kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang bertujuan

mempersatukan kita ke dalam tubuh Kristus dan pekerjaan Kristus. Ini

juga berarti, apabila orang percaya kehilangan keselamatan berarti tubuh

Kristus itu menjadi cacat. Tentu saja ini tidak sesuai dengan ajaran Kitab

Suci. Kepada jemaat Korintus yang karnal (duniawi), karena diwarnai

dengan berbagai perselisihan, dengki, percabulan, dan mabuk, Paulus

menyatakan, “bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia

duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (1 Kor. 3:3). Namun

Paulus tak meragukan keselamatan mereka dan kehadiran Roh Kudus

dalam kehidupan mereka.

1 Korintus 12:12-13 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-

anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak,

merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita

semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun

orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi

minum dari satu Roh.

1 Korintus 3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat

berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya

dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.

1 Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang

dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang

kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama

Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.

1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait

Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari

Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah

dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah

dengan tubuhmu!

PekerjaanNya dalam Kelahiran Baru

Peristiwa kelahiran baru merupakan pemberian kehidupan kekal, yang

menjadikan orang percaya sebagai ciptaan baru dalam Kristus. Ini tak

pernah akan berubah atau menjadi batal. Pertama, karena ini didasarkan

pada pekerjaan Kristus, Anak Allah, bukan pada usaha atau pekerjaan

kita. Dan kedua, sebagaimana kelahiran jasmani menjadikan kita anak

dari orang tua kita sekali untuk selama-lamanya, demikian pula dengan

kelahiran rohani.

2 Korintus 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan

baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena

perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh

permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan

oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus

Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan

oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai

dengan pengharapan kita.

Yohanes 3:3-8 Yesus menjawab, kata-Nya: Aku berkata kepadamu,

sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat

melihat Kerajaan Allah. Kata Nikodemus kepada-Nya: Bagaimanakah

mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk

kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi? Jawab Yesus: Aku

berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air

dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang

dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh,

adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu:

Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan

engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia

datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang

yang lahir dari Roh.

Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga

Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang

yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang

kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk

menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa

tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya

dalam nama Anak Tunggal Allah.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, Allah tidak membuang anakNya

yang tidak taat melainkan Ia mendisiplin anak-anakNya yang berbuat

dosa. Bisa saja disiplinNya itu berbentuk kematian jasmani, namun orang

percaya yang dikenai disiplin itu tetap sebagai anakNya (lihat Ibr. 12:5-12

di atas).

PekerjaanNya dalam Mendiami Orang Percaya

Ini menunjukkan pengaruniaan Roh Kudus untuk mendiami orang percaya

sebagaimana telah dijanjikan Kristus. Berdiamnya Roh di dalam kita itu

bersifat permanen. Roh Kudus diberikan kepada kita untuk selama-

lamanya dan diberikan tanpa syarat lain kecuali percaya (beriman)

kepada Kristus.

Yohanes 7:37-39 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu,

Yesus berdiri dan berseru: Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku

dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh

Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang

dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang

percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum

dimuliakan.

Yohanes 14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan

kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu

selama-lamanya.

1 Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait

Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari

Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Yakobus 4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan

berkata: Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya

dengan cemburu!

Roh Kudus sebagai Meterai

Meterai merupakan gambaran mengenai peran Roh Kudus yang datang

untuk mendiami orang percaya. Fungsi meterai pada masa itu merupakan

lambang atau bukti : (a) pengesahan sesuatu transaksi, yakni

keselamatan kita, (b) kepemilikan sah, bahwa kita telah menjadi milik

Allah, dan (c) jaminan sah, bahwa hanya yang memiliki kewenangan yang

dapat membatalkan sesuatu yang telah dimeteraikan. Dalam hal ini yang

memiliki kewenangan itu tak lain adalah Allah . Namun Ia telah berjanji

untuk tidak akan melakukannya.

Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang

telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

2 Korintus 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang

memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua

yang telah disediakan untuk kita.

Karena itu Paulus menyatakan bahwa orang-orang percaya di Korintus

yang karnal (duniawi) sekalipun telah menjadi milik Allah berdasarkan

transaksi keselamatan yang telah dikerjakanNya di dalam Kristus untuk

mereka.

1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait

Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari

Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah

dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah

dengan tubuhmu!

Roh Kudus sebagai Jaminan

Hal ini sekali lagi merupakan gambaran mengenai peran Roh Kudus

terhadap orang-orang percaya. Seperti halnya uang jaminan (uang muka)

yang dibayarkan oleh pembeli dalam sebuah transaksi pembelian rumah.

Uang muka ini menjadi jaminan akan diadakannya pembayaran penuh

oleh sang pembeli pada waktu yang telah ditetapkan. Demikian pula

dengan pemberian Roh Kudus kepada orang percaya oleh Allah.

Pemberian Roh KudusNya itu menjadi jaminan dari Allah tentang

pemenuhan janji-janjiNya di masa yang akan datang. Yakni bahwa kita

pada akhirnya akan menerima segala berkat yang terkait dengan

keselamatan itu. Istilah “jaminan” dalam ayat-ayat berikut ini menunjuk

kepada kepastian pemenuhan janji dalam sesuatu transaksi.

Efesus 1:14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita

memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik

Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

2 Korintus 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang

memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua

yang telah disediakan untuk kita.

Pendekatan PosisionalBaptisan Roh Kudus berfungsi mempersatukan orang percaya dengan

Kristus. Hal ini merupakan posisi rohani yang baru yang diterima oleh

setiap orang percaya. Perkataan seperti “di dalam Kristus,” “di dalam Dia,

yang dikasihiNya,” yang digunakan berulang kali dalam surat-surat

Paulus, menunjuk kepada konsep pemikiran ini. Ini menegaskan bahwa

kita telah diselamatkan dan diterima oleh Allah berdasarkan posisi kita

atau persatuan kita dengan Kristus.

Efesus 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam

Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam

sorga.

Efesus 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang

dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.

Efesus 2:5-6 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus,

sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih

karunia kamu diselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah

membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan

Dia di sorga.

Kolose 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua

pemerintah dan penguasa.

2 Timotius 2:11-13 Benarlah perkataan ini: Jika kita mati dengan Dia,

kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut

memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan

menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak

dapat menyangkal diri-Nya.

Perkataan dalam ayat berikut ini bukan sekedar jaminan saja, melainkan

jaminan ganda! Persatuan kita dengan Kristus sekaligus merupakan

jaminan terhadap kemuliaan yang pasti akan menjadi bagian kita.

Kolose 3:3-4 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama

dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita,

menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan

Dia dalam kemuliaan.

Pendekatan LogikaApabila sebelum kita bertobat, Allah telah melakukan hal yang

sedemikian besar bagi kita ketika kita masih sebagai orang-orang berdosa

yang terpisah dari Dia, ketika kita masih sebagai musuh Allah, apalagi

sekarang ini ketika kita telah diperdamaikan dan dipersatukan dengan

Dia, yang telah dibenarkan di dalam Kristus. Pasti Ia akan melakukan hal-

hal yang lebih besar dan lebih banyak lagi bagi kita yang telah menjadi

anak-anakNya.

Roma 5:8-10 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh

karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-

lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti

akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih

seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih

kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh

hidup-Nya!

Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang

menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak

mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Pendekatan Tangan AllahAda janji khusus yang amat indah dari Tuhan yakni bahwa tak seorangpun

(termasuk Setan dan diri kita sendiri) dapat merebut atau merampas kita

dari tangan Anak atau Bapa. Kitab Suci menyatakan bahwa kita sekarang

berada dalam genggaman tangan Allah yang penuh kuasa Didalam

tangan Allah merupakan tempat yang paling aman karena Ia lebih besar

dan lebih berkuasa dari siapapun di dunia ini.

Yohanes 10:28-29 an Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka

dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan

seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang

memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan

seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

Pendekatan Tata BahasaPenggunaan bentuk waktu lampau (perfect tense) dalam beberapa ayat

dalam Perjanjian Baru juga menunjukkan terjaminnya dan amannya

keselamatan orang percaya. Makna dari bentuk waktu lampau (perfect

tense) dalam bahasa Yunani ditambah dengan konteks dan analogi yang

digunakan dalam Kitab Suci juga merupakan argumentasi mengenai

terjaminnya keselamatan orang percaya. Bentuk lampau dari kata kerja

(perfect tense) menunjukkan suatu tindakan atau peristiwa yang telah

selesai dikerjakan pada masa lampau, namun efek dari tindakanNya itu

berpengaruh pada masa sekarang, yakni pada saat pembicara

mengucapkannya. Jadi hal ini ada kaitannya dengan keadaan sekarang.

Kata kerja dalam ayat-ayat berikut yang menggunakan bentuk lampau

(perfect tense) menegaskan terjaminnya keselamatan orang percaya.

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa

mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia

mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah

pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Roma 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih

karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah

dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

1 Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang

dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang

kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama

Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.

Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu

bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.

Pendekatan Kasih Karunia

Argumentasinya adalah ini. Perjanjian Baru jelas menyatakan bahwa kita

diselamatkan karena kasih karunia melalui iman, dan keselamatan

bukanlah hasil pekerjaan atau perbuatan amal kita. Namun andaikata

setelah kita percaya kepada Kristus dan menerima karyaNya, lalu kita

kehilangan keselamatan akibat sesuatu perbuatan yang kita lakukan atau

tidak lakukan, maka itu sama dengan mengatakan bahwa kita

diselamatkan oleh perbuatan-perbuatan kita. Tentu saja hal ini sangat

bertentangan dengan ajaran Perjanjian Baru (lihat juga Rom. 4:1-5; 11:6).

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;

itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil

pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Titus 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena

perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh

permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan

oleh Roh Kudus.

Pendekatan Mengenai Dosa ApaPendekatan yang dimaksudkan di sini adalah mengenai pertanyaan, Dosa

apa yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan

keselamatannya? Setiap dosa pasti tidak mencapai sasaran kekudusan

Allah yang sempurna yang telah ditetapkanNya. Terlepas dari tingkat

kedewasaan rohani atau hubungan seseorang dengan Tuhan, tak ada

yang sempurna menurut ukuran Allah. Kita semua, tanpa kecuali, sadar

atau tidak, pasti ada kekurangan dankelemahan (istilah-istilah yang

digunakan manusia untuk memperhalus dosa). Dan setiap dosa, besar

atau kecil, menurut definisi Kitab Suci, tidak mencapai sasaran kemuliaan

Allah.

1 Yohanes 1:8-10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita

menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita

mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan

mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat

Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Jika demikian, di mana kita harus menarik garisnya? Dengan kata lain,

dosa apa yang menghilangkan keselamatan dan dosa apa yang tidak

menghilangkan keselamatan? Mereka yang berpendapat bahwa orang

percaya dapat kehilangan keselamatan cenderung memilah-milah dosa,

seolah-olah Allah membiarkan dosa-dosa yang satu dan menghukum

dosa-dosa yang lain. Akhirnya yang dipermasalahkan adalah mengenai

tingkat dosa, sehingga pertanyaan yang muncul adalah dosa yang

bagaimana yang menyebabkan seseorang kehilangan keselamatan?

Manusia sering membeda-bedakan dosa menurut tingkatannya, namun

pembedaan itu sama sekali tidak sesuai dengan cara pandang Allah

mengenai dosa. Bagi Allah dosa, besar atau kecil, tetap dosa.

Amsal 6:16-19 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh

perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta,

tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang

membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju

kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan

kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Ayat-ayat ProblematikBagaimana dengan ayat-ayat yang sering dianggap mengajarkan

mengenai kehilangan keselamatan? Pelajaran ini tak bermaksud

membahas semua ayat-ayat itu. Namun bila dicermati dengan saksama,

dengan memperhatikan konteks dekat maupun konteks seluruh Perjanjian

Baru, dan memperhatikan analogi iman, sesungguhnya tak ada dari ayat-

ayat itu yang mengajarkan bahwa orang percaya dapat kehilangan

keselamatan.

ANALOGI IMAN

Analogi iman merupakan prinsip hermeneutika (ilmu penafsiran) yang

mengajarkan bahwa ayat-ayat yang kurang jelas harus diartikan

berdasarkan ayat-ayat yang jelas, bukan sebaliknya. Saya yakin mereka

yang mempercayai keselamatan bisa hilang, atau yang mengajarkan

keselamatan KeTuhanan (Lordsship salvation), telah mengabaikan prinsip

ini.

Ada dua cara mereka mengabaikan prinsip ini :

(1) Mereka mendasarkan pemahaman akan Injil pada ayat-ayat yang

kurang jelas, bukannya kepada ayat-ayat jelas yang jumlahnya sangat

banyak.

(2) Mereka tidak mau menggunakan prinsip-prinsip penafsiran yang benar

terhadap ayat-ayat yang jelas dengan mengartikannya menurut

pandangan keliru tentang ayat-ayat yang tak jelas atau sulit.

KATEGORI-KATEGORI AYAT-AYAT SULIT

Ayat-ayat problematik (ayat-ayat yang dianggap mengajarkan bahwa

orang-orang percaya bisa kehilangan keselamatan, atau yang dianggap

mengajarkan bahwa orang-orang seperti itu sama sekali belum selamat

atau dianggap mengajarkan bahwa orang percaya tak boleh melakukan

perbuatan-perbuatan tertentu) sebenarnya dapat dikategorikan pada

salah satu kategori di bawah ini. Juga sebenarnya ayat-ayat itu sama

sekali tidak bersangkut paut dengan keselamatan kekal:

(1) Ayat-ayat yang berkaitan dengan Bema (Takhta Pengadilan Kristus)

yang memperingatkan orang percaya mengenai kemungkinan kehilangan

pahala, bukan kehilangan keselamatan.

1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan

emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak

pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan

menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana

pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan

yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika

pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan

diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

1 Korintus 9:25-27 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam

pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat

demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk

memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa

tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi

aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah

memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

(2) Ayat-ayat yang memperingatkan tentang dahsyatnya disiplin dari Allah

terhadap orang-orang yang melalaikan kasih karunia (anugerah) Allah.

1 Korintus 3:16-17 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah

dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang

membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait

Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Ibrani 6:1-6 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari

ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.

Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-

perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, yaitu ajaran

tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-

orang mati dan hukuman kekal. Dan itulah yang akan kita perbuat, jika

Allah mengizinkannya. Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang

pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian

dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan

karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak

mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab

mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya

di muka umum.

Ibrani 10:23-31 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang

pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita

saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan

dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-

pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi

marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya

menjelang hari Tuhan yang mendekat. Sebab jika kita sengaja berbuat

dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak

ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah

kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat

yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang

menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas

keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman

yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang

menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang

menghina Roh kasih karunia? Sebab kita mengenal Dia yang berkata:

Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan. Dan

lagi: Tuhan akan menghakimi umat-Nya. Ngeri benar, kalau jatuh ke

dalam tangan Allah yang hidup.

(3) Ayat-ayat yang menggambarkan perilaku anak-anak Allah, yang

seharusnya mewarnai kehidupan anak-anak Allah. Termasuk di dalamnya

adalah ayat-ayat yang menggambarkan sifat dan kondisi orang-orang

yang tidak percaya sebagai pendorong untuk mengejar kesalehan atau

kekudusan dan menjalani kehidupan sesuai dengan posisi kita di dalam

Kristus. Ayat-ayat ini tidak mengancam hilangnya keselamatan dan juga

tidak mengajak kita untuk meragukan atau mempertanyakan

keselamatan kita, melainkan mengajak kita untuk hidup sebagaimana

layaknya orang-orang yang berada di dalam Kristus. Misalnya, bandingkan

dengan Efesus 5:1-12.

Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah

mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai

persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Tetapi percabulan dan

rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara

kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga

perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal

ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena ingatlah ini

baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah,

artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan

Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata

yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah

atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan

mereka. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu

adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak

terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan

kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut

mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak

berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan

itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-

tempat yang tersembunyi telah memalukan.

ARGUMENTASI 1 YOHANES 3:6 DST.

1 Yohanes 3:6-10 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia,

tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak

melihat dan tidak mengenal Dia. Anak-anakku, janganlah membiarkan

seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran

adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap

berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya.

Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia

membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari

Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia

dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya

anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat

kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak

mengasihi saudaranya.

Konteks I Yohanes 3:6 berbicara tentang alasan mengapa orang-orang

percaya tidak boleh berbuat dosa. Dalam ayat ini Yohanes

mengemukakan beberapa alasan namun tidak mempersoalkan

keselamatan orang percaya melainkan memotivasi atau mendorong

orang-orang percaya agar berjalan dalam terang. Namun pertanyaan

yang muncul adalah apakah 1 Yohanes 3:6b mengindikasikan bahwa

orang yang di dalam Dia, orang beriman kepada Kristus, tak pernah akan

berbuat dosa lagi? Pemikiran ini seperti ini tentu saja bertentangan

dengan 1 Yohanes 1:8 dan 10 dan 5:16. Sebagai manusia yang lemah dan

tidak sempurna tentu saja orang percaya pun tak lepas dari perbuatan

dosa. Jika demikian apa maksud Yohanes dalam ayat ini?

Sebagai ilustrasi, andaikata seorang anak mencuri permen di sebuah

supermarket. Kemudian ibunya mendapatinya berbuat hal itu, lalu ia

mengatakan kepada anaknya, “anggota keluarga kita tidak biasa mencuri,

ngerti?” Masuk akalkah ucapan ibu itu? Namun ternyata anaknya sebagai

salah satu anggota keluarga telah melakukan perbuatan itu. Apa

sebenarnya maksud ibu itu? Maksudnya ialah bahwa mencuri adalah

perbuatan yang bertentangan dengan standard moral yang berlaku dalam

keluarga, karena itu anak itu harus menyadarinya dan tidak boleh

melakukan perbuatan seperti itu. Ibu itu tidak mengatakan bahwa ia telah

berkeliling dan menanyakan satu per satu anggota keluarganya dan

mendapati bahwa tak seorangpun dari mereka yang pernah mencuri.

Tidak. Namun yang ia ingin tunjukkan dalam kasus ini adalah

mengenai standard moral yang berlaku dalam keluarga mereka sebagai

dorongan atau motivasi bagi anaknya.

Yohanes di sini mengemukakan hal yang sama. Inilah standardnya,

sebagai anggota keluarga Allah, kita tidak berbuat dosa, dan kita harus

ingat akan standard ini. Ia tidak menyangkal fakta bahwa orang-orang

percaya masih berbuat dosa atau bisa jatuh ke dalam dosa. Untuk lebih

memperjelas kebenaran ini maka ayat ini diikuti dengan beberapa alasan

dan ilustrasi mengenai dosa yang terjadi di dalam kehidupan orang-orang

percaya.

Motivasi atau dorongan lain yang dikemukakan Yohanes terdapat dalam

ayat 9: “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab

benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena

ia lahir dari Allah.” Ayat ini tidak berarti bahwa orang-orang percaya tidak

dapat berbuat dosa lagi. Pemikiran ini sekali lagi bertentangan dengan

ayat-ayat di atas tadi.

Ada yang mengartikan ayat ini bahwa Yohanes bermaksud mengatakan

bahwa orang-orang Kristen tak dapat berbuat dosa atau tidak biasa

berbuat dosa. Apakah ini yang dimaksudkan Yohanes? Saya yakin bukan

itu maksudnya. Pengertian “berbuat” sebagai kebiasaan (present tense)

merupakan pengertian yang keliru. Apabila ini yang dimaksudkan

Yohanes, maka bagaimana istilah Yunani prass, yang digunakan Yohanes

dalam ayat-ayat berikut ini.

Yohanes 3:20 Sebab barangsiapa berbuat jahat (prasso), membenci

terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-

perbuatannya yang jahat itu tidak nampak.

Yohanes 5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan

bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah

berbuat jahat (prasso) akan bangkit untuk dihukum.

Kalau begitu apa yang dimaksud Yohanes dalam ayat ini? Istilah “tidak

dapat berbuat dosa” tidak berarti tak mampu berbuat (melakukan).

Perkataan ini dapat juga berarti tidak mau. Ayat-ayat lain dalam Perjanjian

Baru berikut ini menjelaskannya:

Lukas 11:5-7 Lalu kata-Nya kepada mereka: Jika seorang di antara kamu

pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata

kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang

sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku

dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;

masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan

mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah

tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.

Lukas 14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku

tidak dapat datang.

Markus 1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan

menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-

terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang

sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Markus 6:3-5 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus,

Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang

perempuan ada bersama kita? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

Maka Yesus berkata kepada mereka: Seorang nabi dihormati di mana-

mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan

di rumahnya. Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali

menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya

atas mereka.

1 Korintus 10:21 Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari

cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam

perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.

I Yohanes 3 bermaksud menyatakan bahwa kita tidak mau berbuat dosa

lagi karena kita telah lahir dari Allah dan memiliki sifat Allah. Ini pulalah

arti yang terdapat dalam Roma 6:1-10 yang ditulis setelah Paulus menulis

5:20-21.

Sebagai contoh, andaikata dokter memberitahu seorang perokok yang

telah terkena gangguan tenggorokan, “Anda tidak dapat merokok lagi.”

Ini bukan berarti orang itu tak dapat merokok lagi melainkan ia tidak mau

merokok lagi karena merokok itu akan mengakibatkan gangguan yang

lebih parah lagi terhadap kesehatannya.

Jelas terlihat dalam kehidupan Raja Daud, yang dijuluki orang yang sangat

dekat dengan Allah, bahwa orang percaya masih dapat jatuh atau

terjerumus ke dalam dosa untuk jangka waktu yang lama. Demikian pula

orang-orang percaya di dalam Kristus pun (dengan segala hal yang

mereka telah miliki di dalam Kristus), yang hidup dalam dosa sehingga

perilaku hidupnya menyerupai orang-orang yang tidak percaya, perilaku

seperti ini merupakan hal yang aneh dan tidak masuk akal lagi karena

bertentangan dengan posisinya yang sebenarnya di dalam Kristus. Hidup

dalam dosa bagi orang percaya akan membawa konsekuensi yang

dahsyat, bahkan bisa membawanya kepada perbuatan dosa yang

mendatangkan maut, sebagai bentuk disiplin Allah untuk

menghentikannya dari berbuat dosa terus menerus.

1 Korintus 11:27-32 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan

roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah

Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan

baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena

barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia

mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu

yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita

menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita

menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan

dihukum bersama-sama dengan dunia.

1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,

yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada

Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang

berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang

mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.

Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan

maut.

Konsekuensi Hidup dalam Dosa

Ayat-ayat kunci:

Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan

tidak mau mendengar.

Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu

karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu

menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh

teriknya musim panas.

1 Yohanes 1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan

Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak

melakukan kebenaran.

(1) Kehilangan persekutuan dengan Tuhan plus kehilangan

kontrol Roh Kudus dan buah Roh dalam kehidupannya (lihat 1 Yoh.

1:5-7). Dosa selalu mendukakan dan memadamkan Roh (Ef. 4:30; 1 Tes.

5:19). Dosa juga akan mempengaruhi kehidupan doa kita (Maz. 66:18),

kesaksian kita (Kisah 1:8), semangat mempelajari Firman Allah (1 Kor.

2:10-16; Ef. 3:16 dst.). Semua hal ini merupakan pelayanan Roh Kudus

dalam kehidupan orang percaya. Jika orang percaya berbuat dosa terus

maka pelayanan Roh Kudus pada akhirnya akan berubah dari pelayanan

yang memberdayakan menjadi pelayanan menginsafkan.

1 Yohanes 1:5-7 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan

yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia

sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh

persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita

berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di

dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh

persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu,

menyucikan kita dari pada segala dosa.

Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang

telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

1 Tesalonika 5:19 Janganlah padamkan Roh.

Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan

tidak mau mendengar.

Kisah 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke

atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh

Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.

1 Korintus 2:10-16 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh

Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang

tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang

tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri

yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa

yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh

dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang

dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal

rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang

karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada

kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak

menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah

suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya

dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu,

tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: Siapakah yang

mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia? Tetapi kami

memiliki pikiran Kristus.

Efesus 3:16-19 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya,

menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,

sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar

serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama

dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan

panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat

mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku

berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

(2) Kekecewaan, kehilangan sukacita, karena kita dikendalikan

oleh sifat lama (dosa).

Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu

karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu

menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh

teriknya musim panas.

(3) Menyia-nyiakan sumber-sumber spiritual, mental, dan fisikal.

Efesus 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur

menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,

(4) Munculnya dan meningkatnya perbuatan-perbuatan daging

dengan segala akibatnya yang dahsyat.

Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,

kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,

perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh

pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap

semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--

bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan

mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Galatia 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling

menantang dan saling mendengki.

(5) Disiplin ilahi, ganjaran Allah ditimpakan untuk menyadarkan

kita.

Ibrani 12:5-10 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara

kepada kamu seperti kepada anak-anak: Hai anakku, janganlah anggap

enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau

diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan

Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus

menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di

manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau

kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu

bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita

yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau

demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya

kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek

sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita

untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

1 Korintus 11:29-32 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa

mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab

itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang

meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa

kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya

kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

Mazmur 32:4 Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,

sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.

(6) Hubungan-hubungan yang rusak dengan segala efek

negatifnya terhadap orang-orang di sekitar kita, khususnya

keluarga kita.

Galatia 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan,

awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

Ibrani 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari

kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang

menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

(7) Pudarnya kesaksian kepada dunia dan perbuatan-perbuatan

yang mempermalukan Tuhan.

1 Petrus 2:12-15 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-

bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai

orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu

yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada

raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-

wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat

dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak

Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan

kepicikan orang-orang yang bodoh.

1 Petrus 3:15-17 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai

Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi

pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta

pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu,

tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani

yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang

saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab

lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah,

dari pada menderita karena berbuat jahat.

1 Petrus 4:15-16 Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita

sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi,

jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu,

melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

(8) Kehilangan pahala ketika menghadap Bema (Takhta

Pengadilan Kristus).

1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan

emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak

pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan

menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana

pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan

yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika

pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan

diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan

Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,

sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Konsekuensi-konsekuensi Lain

Selain akibat-akibat yang telah disebutkan di atas adalah:

(1) Penimpaan disiplin Allah yang menjadi semakin dahsyat.

Mazmur 32:4 Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,

sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.

Ibrani 12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia

menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.

(2) Terus hidup dalam dosa dapat menyebabkan gereja

mengambil tindakan pemecatan dari persekutuan jemaat (1 Kor.

5).

2 Tesalonika 3:6-15 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara,

dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari

setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak

menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri

tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak

lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma,

tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan

menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak

berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami

teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di

antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang

tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami

dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja,

melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang

demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya

mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian

makan makanannya sendiri. Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-

jemu berbuat apa yang baik. Jika ada orang yang tidak mau

mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan

jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah

anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.

Matius 18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah

soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat,

pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang

pemungut cukai.

(3) Displin yang ditimpakan Allah pada akhirnya bisa berbentuk

kematian jasmani.

1 Korintus 11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit,

dan tidak sedikit yang meninggal.

1 Yohanes 5:16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,

yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada

Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang

berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang

mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.

Memang keselamatan orang-orang percaya aman dan terjamin dalam

Kristus dan orang percaya tak akan kehilangan keselamatan, yang telah

dikerjakan oleh Kristus, Juruselamat kita, yang sekarang duduk dalam

kemuliaan di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Pembela kita. Namun

realita kehidupan dan Kitab Suci menyatakan dengan jelas bahwa apabila

orang percaya tidak tinggal dalam persekutuan dan tidak menyelesaikan

dosa dalam kehidupannya, ia dapat saja terjerumus ke dalam keadaan

berdosa yang semakin dalam dan dahsyat sebagaimana dialami Daud.

Keadaan seperti ini dapat terjadi mungkin saja karena ia sebenarnya

belum benar-benar diselamatkan, namun penyebab utama yang sering

terjadi adalah karena kegagalan orang percaya untuk tinggal dalam

lingkup kehidupan dan kuasa Roh Allah.

Harapan kami kiranya pelajaran mengenai terjaminnya keselamatan

orang percaya ini akan menolong orang percaya yang sedang berada

dalam permasalahan ini. Tujuan pelajaran tentang jaminan keselamatan

ini adalah agar setiap orang percaya beroleh kepastian keselamatan. Dan

berbekal kepastian ini akan memotivasinya kepada suatu kehidupan yang

saleh, menjauhi dosa, dan terhindar dari sikap menyia-nyiakan

keselamatan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Ingatlah, tujuan

Allah Bapa kita dalam mendisiplin anak-anakNya dengan penuh kasih

adalah untuk memperbaiki kita dan mengembalikan kita kepadaNya.

Rasul Paulus telah mempertaruhkan imannya di atas anugerah Allah yang

pasti dan dapat dipercaya (2 Tim. 1:12b). Meskipun sebagian orang

mengartikan ini sebagai karunia-karunia rohani yang telah dipercayakan

Allah kepada Rasul Paulus, namun sebenarnya “apa yang dipercayakan

Allah” ini adalah mengenai iman kepada Pribadi dan Karya Kristus sebagai

dasar keselamatan. Paulus meyakini bahwa iman ini akan tetap

terpelihara sampai segala ancaman, tantangan, bahaya dan kegagalan

mewarnai kehidupan di dunia ini berlalu, yaitu pada saat kedatangan

Kristus kedua kali.

Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan

yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya

pada hari Kristus Yesus (Filipi 1:6)

1.5. Kepastian Mengenai Pemeliharaan

Allah Setiap Hari

Pendahuluan

Pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, kita dilahirkan

kembali dan menjadi anak dalam keluarga Allah. Sejak saat itu kita

pemeliharaan Allah, sebagai Bapa kita yang mengasihi, menjadi bagian

kita.

Yohanes 1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya

kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam

nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari

daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,

melainkan dari Allah.

Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang

membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang

menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya

Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita

adalah anak-anak Allah.

Galatia 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di

dalam Yesus Kristus.

Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka

kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang

mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu

dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada

anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada

anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang

baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Karena Allah kita adalah sempurna maka demikian pula pemeliharaanNya

terhadap kita adalah sempurna dan lengkap. Pelajaran berikut ini akan

menyoroti aspek pemeliharaan Allah terhadap orang-orang percaya, yang

telah menjadi anak-anakNya yang dikasihi. Kebenaran-kebenaran yang

kita akan selidiki berikut ini sangat penting dipahami oleh setiap orang

yang percaya.

Janji Pemeliharaan Allah

Sebagai anak Allah, setiap orang percaya berada dalam tanggung jawab

pemeliharaan Allah yang penuh hikmat dan kuasa. Janji dalam 1 Petrus

5:7 merupakan akibat dari nasihat atau perintah dalam ayat 6. Janji ini

harus dipahami dan diterapkan berdasarkan konteks ini. Marilah kita

memperhatikan tiga aspek yang terkandung dalam janji ini: tanggung

jawab, akarnya, dan alasannya.

1 Petrus 5:6-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan

yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah

segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

TANGGUNG JAWAB ATAU NASIHAT

Janji tentang pemeliharaan Allah muncul sebagai akibat dari ayat

sebelumnya yang berisikan perintah ini, “Rendahkanlah dirimu di bawah

tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”

Kita diperintahkan untuk merendahkan diri di bawah kekuasaan Allah

yang penuh hikmat. Sebenarnya dalam bahasa Yunani, kata kerjanya

berbentuk perintah pasif. Artinya, kita tidak disuruh agar “merendahkan

diri kita,” melainkan “membiarkan diri kita menjadi rendah” Konteks

dalam 1 Petrus ini adalah mengenai penganiayaan dan penderitaan

karena nama Kristus. Penderitaan merupakan proses yang digunakan

Allah untuk melatih kita, seperti halnya api yang digunakan untuk

memurnikan logam. Dalam hal ini penderitaan digunakan Allah untuk

memurnikan dan menumbuhkan iman kita. Tentu saja hal ini merupakan

proses perendahan karena proses ini akan menjadikan kita semakin

bergantung kepada Allah. Mengenai konsep pemurnian ini, perhatikan

pula 1 Petrus 1:6-9.

Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus

berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah

untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya

dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga

kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari

Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat

Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun

kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita

yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai

tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Kesombongan seseorang akan nyata melalui berbagai usaha yang

dilakukannya menurut pemikirannya sendiri tanpa mau bergantung atau

berserah kepada Allah. Sebagai ilustrasi, ketika seseorang mengalami

penganiayaan atau penderitaan, biasanya ia cenderung membalas atau

mencari jalan sendiri dalam mengatasinya, tanpa mau berserah kepada

pertolongan Tuhan. Petrus menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai

teladan kerendahan dan ketaatan sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus

2:21-25. Perintah dalam ayat 6 ini mengajak kita untuk membiarkan Allah

mengajar kita tentang kerendahan melalui penderitaan-penderitaan yang

dialami dalam kehidupan ini:

1 Petrus 2:21-25 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun

telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu,

supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak

ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan

mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia

menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri

telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita,

yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-

Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi

sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

AKAR ATAU LANDASANNYA

Akar atau landasan dari ketaatan dan kerendahan di bawah tangan Allah

yang berkuasa tersirat dalam perkataan, “Serahkanlah segala

kekuatiranmu kepada-Nya.” Dengan kata lain ayat ini mengajak kita,

“jadilah rendah hati ......dengan menyerahkan segala kekuatiranmu

kepada Tuhan.” Pengertian ini tampak lebih jelas dalam susunan kalimat

bahasa Yunaninya. Menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan

merupakan landasan dan sarana bagi proses perendahan.

Selain itu dalam teks bahasa Yunani, “segala kekuatiranmu” menunjuk

kepada “kekuatiran atau kesusahan secara menyeluruh dan utuh.”

Maksudnya kita tidak disuruh untuk menyerahkan setiap kekuatiran

kepada Tuhan, melainkan kita harus datang kepada suatu titik di mana

kita harus meletakkan seluruh kehidupan dengan segala beban,

permasalahan, ketakutan, kesusahannya di bawah tangan Allah yang

penuh kasih dan kuasa. Kita diajak bukan menyelesaikan permasalahan

kita sendiri, dengan berusaha memanipulasi atau menaklukkan orang-

orang lain dan berusaha mengatasi keadaan di sekitar kita dengan

kemampuan kita sendiri, melainkan kita diperintahkan agar menyerahkan

seluruh kehidupan kita dengan segala permasalahannya di bawah

pemeliharaan, tujuan-tujuan dan waktu Allah. Pada saat kita

melakukannya, kita akan dimampukan untuk merendahkan diri di bawah

tangan Allah yang berkuasa sehingga tujuan-tujuanNya akan dapat

terlaksana di dalam dan melalui kehidupan kita. Sebaliknya apabila kita

tidak mau merendahkan diri, kita akan menjadi sombong dan angkuh,

karena kita selalu berusaha mengatasi setiap keadaan dengan cara dan

kemampuan kita sendiri, khususnya ketika mengalami penderitaan atau

penganiayaan.

Dalam 1 Samuel menceritakan bahwa Allah mengangkat Daud menjadi

raja menggantikan Saul karena ketidaktaatannya (lihat 1 Sam. 15-16).

Saul adalah orang yang tidak rela menyerahkan kehidupannya di bawah

kekuasaan tangan Allah melainkan selalu berupaya menyelesaikan

permasalahannya sendiri. Ia adalah seorang yang cenderung senang

menaklukkan atau mengatasi sendiri. Kita patut mengakui bahwa sering

sifat seperti ini ada di dalam kita. Namun Allah tidak ingin Daud menjadi

seperti Saul, karena itu Allah menggunakan Saul dan penganiayaannya

terhadap Daud untuk memberantas sifat-sifat Saul ini yang ada di dalam

diri Daud. Dalam dua peristiwa yang berbeda, Saul pernah melemparkan

tombak kepada Daud dengan maksud mau membunuhnya. Apa

sebenarnya maksud Saul ini? Ia berusaha mau mengatasinya sendiri. Ia

tak rela berserah kepada kehendak Allah. Lalu apa yang Daud lakukan?

Apakah ia memungut kembali tombak itu dan menusukkannya kepada

Saul? Tidak. Ia menyerahkan semua permasalahannya itu kepada Tuhan.

Dengan berbuat demikian ia merendahkan dirinya di bawah tangan Allah

yang berkuasa. Kemudian ia pergi.

1 Samuel 18:10-20 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu

berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah,

sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di

tangannya. Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku

menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai

dua kali. Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai

Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur. Sebab itu Saul menjauhkan

Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu,

sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara. Daud berhasil

di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia. Ketika dilihat Saul,

bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya; tetapi seluruh

orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin

segala gerakan mereka. Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia anakku

perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi

isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan

lakukanlah perang TUHAN." Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku

memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin." Tetapi

Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku,

kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu

raja?" Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul

itu, kepada Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel,

orang Mehola, menjadi isterinya. Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul,

jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka

iapun menyetujuinya.

ALASAN ATAU PENJELASAN

Alasan kita harus merendahkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan

segala kekuatiran kita kepadaNya tampak dalam perkataan, “sebab Ia

yang memelihara kamu.” Arti literalnya dalam bahasa Yunani adalah,

“sebab Ia menaruh perhatian kepadamu.” Ini berarti anda dan saya

menjadi objek perhatianNya. Dengan kata lain kita sangat berharga

kepada Allah karena kita menjadi pusat perhatianNya. Apabila Allah

memperhatikan kita, mengapa kita harus kuatir? Sikap tidak

mempercayai pemeliharaan Allah pada dasarnya merupakan keangkuhan.

Ini sama dengan bertindak seolah-olah kita lebih tahu dari pada Allah dan

kita berusaha melakukan apa yang kita anggap Allah tak dapat lakukan.

Atau sama dengan mengatakan, kita kuatir dengan apa yang Allah akan

lakukan sehingga kita tak mau mempercayakan kehidupan kita

kepadaNya. Mungkin kita berpikir Ia akan mengambil sesuatu yang kita

sangat butuhkan. Namun apabila Allah sendiri telah berbuat hal yang

terbesar bagi kita, sehingga Ia rela memberikan AnakNyayang tunggal

bagi kita, masakan Ia tidak akan memelihara kita sebagai anak-anakNya.

Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang

menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak

mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Roma 5:8-11 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh

karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-

lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti

akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih

seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih

kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh

hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah

oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima

pendamaian itu.

Janji Pemenuhan Segala kebutuhan Kita

Oleh karena Allah sangat menaruh perhatian kepada kita sebagai anak-

anakNya yang telah mengalami penebusanNya, Rasul Paulus mengajak

kita untuk melihat bahwa perhatianNya itu juga mencakup kebutuhan-

kebutuhan kita sehari-hari (bukan keserakahan kita). Paulus menulis,

“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan

kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19). Janji ini disampaikan

dalam dalam konteks bantuan keuangan yang telah diberikan oleh jemaat

Filipi kepada Paulus untuk pelayanan penginjilan. Paulus ingin

meyakinkan mereka bahwa pemberian mereka itu tidak akan membuat

mereka berkekurangan. Allah berjanji akan memenuhi kebutuhan-

kebutuhan mereka, dan dasar pemenuhanNya itu adalah “menurut

kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Pemenuhan

kebutuhan oleh Allah ini adalah berdasarkan kekayaan Allah yang telah

diberikanNya kepada kita dalam Kristus. Hal ini mengingatkan kita

tentang Roma 8:32.

Tuhan Yesus memperingatkan kita tentang kekuatiran akan kebutuhan

kita sehari-hari. Untuk itu Ia ingatkan kita akan pemeliharaan Allah, dan

janji pemenuhan setiap kebutuhan pokok kita dalam Matius 6:25-34. Tiga

kali Ia menasihatkan kita agar “Jangan kuatir” (6:25, 31 dan 34). Agar hal

ini menjadi lebih jelas maka ada lima pertanyaan yang diajukan dalam

ayat-ayat ini yang menunjukkan bahwa kuatir itu tak ada gunanya dan

sia-sia.

Matius 6:25-34 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan

hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah

kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah

hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari

pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur

dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun

diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi

burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya

dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa

kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang

tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata

kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian

seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani

rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,

tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang

percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan

kami makan; Apakah yang akan kami minum; Apakah yang akan kami

pakai; Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan

tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya

itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka

semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu

kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya

sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Mengapa kuatir itu adalahsikap yang bodoh? Kuatir itu adalah sikap yang

bodoh dan tak ada gunanya, bila kita menyadari akan pemeliharaan Allah

dan perhatianNya terhadap setiap kebutuhan kita (lihat 6:25, 26, 27, 28,

30). Ia menyatakan bahwa kekuatiran merupakan sifat yang mewarnai

orang-orang yang “kurang percaya.” Kekuatiran adalah akibat kegagalan

memahami pemeliharaan Allah terhadap kita sebagai umat

kepunyaanNya. Yesus di sini juga menunjukkan bahwa apabila burung di

udara dan bunga di padang dipelihara Allah, masakan kita sebagai anak-

anakNya tidak dipeliharaNya. Akhirnya, Ia menunjukkan bahwa

berdasarkan pemeliharaan Allah yang penuh kasih dan keadaan dunia

yang jahat dan bersifat sementara ini maka prioritas dan perhatian utama

kita haruslah kepada hal-hal rohani yang menyangkut kerajaan Allah

(6:33-34).

Janji Pemenuhan Melalui Doa

Sebagai anggota-anggota keluarga Allah, kita bisa langsung berhubungan

dengan Allah sebagai Bapa sorgawi kita melalui Imam Besar kita, Tuhan

Yesus Kristus. Meskipun Allah telah mengetahui setiap kebutuhan kita

sebelum kita memintanya (Mat. 6:32), dan Ia menaruh perhatian yang

sangat besar terhadap kita, namun kita diajak untuk menyampaikan

setiap kebutuhan kita dan orang-orang lain kepada Allah dalam doa kita.

Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri

takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan

kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

1 Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang

memelihara kamu.

Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka

kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang

mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu

dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada

anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada

anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang

baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

1 Yohanes 5:14-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu

bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya

menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa

saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh

segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.

Filipi 4:6-8 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi

nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang

melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam

Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua

yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis,

semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut

dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Apabila Allah telah mengetahui setiap kebutuhan kita dan memperhatikan

kita, mengapa berdoa? Jawabannya ialah karena Ia ingin bekerja dalam

kehidupan kita melalui doa. Yakobus 5:16 menyatakan bahwa doa orang

benar itu besar kuasanya. Doa adalah sarana persekutuan dan

merupakan bukti iman dan penyerahan kita. Juga doa merupakan sarana

untuk memfokuskan hati kita kepada Tuhan dan kepada tujuan-tujuan

serta pemeliharaanNya terhadap kita.

Kebanyakan fasal dalam kitab Mazmur merupakan ratapan atau

permohonan. Biasanya dalam fasal-fasal itu menyoroti sesuatu kesulitan

atau kekecewaan terhadap permasalahan yang menerpa pemazmur.

Namun dalam doa pemazmur, ketika ia mencurahkan isi hatinya kepada

Tuhan, ia menatap kepada Pribadi Allah, ajaran-ajaranNya, dan janji-

janjiNya. Hasilnya, ia mendapatkan pandangan yang segar dan baru.

Kemudian dalam mazmur-mazmur ituberakhir dengan ungkapan

keyakinan dan pengharapan serta sukacita dalam Tuhan. Allah memang

tidak pernah berubah, namun yang berubah adalah pribadi dan sikap

pemazmur itu setelah melalui proses (lihat Maz. 3:1-8; 5:1-12; 6:1-10;

7:10, 13). Bila kita sungguh-sungguh ingin mencari wajah Allah, doa

merupakan tempatnya dan melalui doa Allah menempa, mengubah dan

membentuk kita menurut kehendakNya.

Doa juga merupakan sarana kita mengakui dosa-dosa, menyampaikan

ucapan syukur kita kepada Allah, dan menyampaikan setiap kebutuhan

kita. Namun kebutuhan terbesar kita adalah pembentukan untuk menjadi

serupa dengan gambar Yesus Kristus, AnakNya. Tuhan berjanji bahwa

Allah sebagai Bapa kita, tidak akan memberikan batu apabila kita

meminta roti, atau memberikan ular bila kita meminta ikan. Berdasarkan

kasih dan hikmatNya yang sempurna, Ia hanya akan memberikan apa

yang terbaik bagi kita. Namun kita harus sadar pula bahwa apa yang

sering kita anggap sebagai roti atau ikan, mungkin itu sebenarnya akan

menjadi batu atau ular bagi kita. Itulah sebabnya Allah sering tidak

menjawab permintaan kita. Itulah sebabnya juga doa kita harus sesuai

dengan kehendakNya.

Matius 7:9-11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada

anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada

anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang

baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-

apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu

habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

Dalam doa sering butuh waktu menanti jawabannya. Mungkin itulah

sebabnya Allah memberikan tiga gambaran tentang doa, meminta,

mencari dan mengetuk, dalam Matius 7:7-8.

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan

mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap

orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,

mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Doa bukan sekedar meminta-minta saja, melainkan dalam doa kita

memohon pimpinan dan kehendak Allah. Dalam menantikan jawaban dari

Dia digambarkan seperti seorang yang mengetuk pintu dan menanti

seseorang mendengar ketukan kita dan membukakan pintu. karena itu

kita dinasihatkan untuk teruslah meminta, dan bersabar, serta pastikan

bahwa apa yang anda minta itu sesuai dengan kehendakNya. Jadi

persoalan penting dalam doa ini adalah apakah hal yang saya mintakan

itu adalah yang terbaik dan sesuai dengan maksud dan kehendak Allah

yang mengetahui segala-galanya?

Halangan-Halangan Terhadap Doa

Berikut ini beberapa hal yang menghalangi kehidupan doa kita:

(1) Tidak Sesuai dengan pimpinan Roh Kudus.

Yohanes 4:22-23 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami

menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa

Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa

penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan

kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

Yudas 20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah

dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam

Roh Kudus.

Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu

di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan

permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.

Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan

tidak mau mendengar.

Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang

telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,

sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari

segala kejahatan.

(2) Tidak sesuai dengan Firman Allah (lihat juga Maz. 119)

Amsal 28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan

hukum, juga doanya adalah kekejian.

Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di

dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan

menerimanya.

(3) Tidak berdoa dengan iman.

Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh

kepercayaan, kamu akan menerimanya.

1 Yohanes 5:14-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu

bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya

menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa

saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh

segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.

Yakobus 1:5-7 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan

hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan

kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-

bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia

memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang

yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan

kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa

ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada

Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa

Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-

sungguh mencari Dia.

(4) Kegagalan doa karena sikap kita yang tak mau berserah

(angkuh).

Yakobus 4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak

memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak

mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu

tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.

(5) Tidak berdoa dengan motif yang benar, dan tak sesuai dengan

kehendak Allah.

Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-

apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu

habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan

menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

1 Korintus 4:19 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan

menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-

orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.

Matius 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti

di sorga.

Matius 26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya

Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku

meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

(6) Tidak tekun, cepat kecewa, putus asa.

Lukas 18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk

menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-

jemu.

1 Samuel 27:1-3 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: "Bagaimanapun juga

pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang

lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang

Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di

seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya." Bersiaplah

Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-

sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. Daud dan

semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan

rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam,

perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel.

Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN

mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang

dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu,

mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

(7) Menyimpan dendam, tak mau mengampuni.

Markus 11:25-26 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu

sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya

juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

(Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga

tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)

(8) Kemunafikan, berpura-pura, untuk mencari pujian orang lain.

Matius 6:5-8 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang

munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-

rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka

dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah

mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam

kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di

tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan

membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu

bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka

menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa

yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

(9) Doa yang hanya diulang-ulang, memperbagus kata-kata,

sekedar memenuhi tuntutan upacara keagamaan.

Matius 6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti

kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa

karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

1 Raja-Raja 18:26-29 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada

mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai

tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara,

tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di

sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia

mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia

allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia

bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka

memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan

tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh

mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu

mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang

menjawab, tidak ada tanda perhatian.

Roma 10:2-3 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka,

bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian

yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah

dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka

sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

(10) Ketidakharmonisan dalam keluarga.

1 Petrus 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana

dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka

sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya

doamu jangan terhalang.

Kesimpulan

Di akhir kehidupan George McCluskey, ia sangat terbeban untuk anak-

anaknya. Karena itu setiap hari ia meluangkan sejam berdoa dari jam 11

sampai 12 mendoakan mereka satu demi satu. Ia berdoa bukan hanya

untuk anak-anaknya, tetapi juga untuk cucu-cucunya, dan buyut-buyutnya

yang belum lahir pada saat itu. Ia berdoa agar mereka akan mengenal

Allah yang benar di dalam Yesus, AnakNya, dan sungguh-sungguh

menyerahkan hidup mereka bagi pelayananNya. Dari keempat generasi

keturunannya, ternyata setiap anaknya menjadi pendeta atau kawin

dengan seorang pendeta, terkecuali satu. Orang itu adalah Dr. James

Dobson, yang terkenal dan mungkin tak asing lagi bagi kita. Tak banyak

yang mengenal George McCluskey, namun karena doanya ribuan bahkan

jutaan orang dalam generasi sekarang ini mendapat berkat yang besar.

1.6. Kepastian Mengenai Jalan Kelepasan

dari Dosa

Pendahuluan

Banyak pertanyaan muncul mengenai permasalahan dosa dalam

kehidupan orang percaya. Mengapa saya sebagai orang percaya masih

berbuat dosa? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa

memperoleh pengampunan atas dosa saya? Bagaimana saya dapat

mengatasi dan menaklukkan sifat-sifat lama saya? Orang percaya akan

diperhadapkan dengan dilemma (permasalahan) seperti yang dinyatakan

dalam Roma 7:15-18 dan Galatia 5:17. Itulah sebabnya orang-orang

Kristen masa kini perlu arahan dan petunjuk Kitab Suci dalam menghadapi

permasalahan ini.

Roma 7:15-18 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan

apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci,

itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku

kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian

bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.

Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai

manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di

dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.

Galatia 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh

dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena

keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa

yang kamu kehendaki.

Definisi Dosa

Dosa adalah segala sesuatu yang tidak sesuai atau mencapai standar

(sasaran) yang telah ditetapkan Allah. Segala hal yang tidak sesuai

dengan hukum moral Allah dalam bentuk tindakan, perbuatan atau

keadaan adalah dosa. Singkatnya, setiap hal yang bertentangan dengan

karakter Allah yang kudus adalah dosa.7

Kategori-Kategori Dosa

Ayat-ayat Kunci:

Amsal 6:16-19 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh

perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta,

tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang

membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju

kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan

kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Efesus 5:19-22 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam

mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan

bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa

atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah

dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di

dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti

kepada Tuhan.

Untuk dapat lebih mendalami sifat dosa itu, kita dapat mengelompokkan

dosa itu ke dalam empat kategori:

TIDAK MENGHARGAI KASIH KARUNIA ALLAH

Tidak menghargai kasih karunia Allah berarti sengaja melalaikan atau

menyia-nyiakan kasih karunia Allah dengan selalu berusaha

mengandalkan kekuatan diri sendiri dalam menghadapi setiap hal.

Termasuk dalamnya adalah melalaikan Firman Allah, tak mau bersekutu

untuk mendapatkan kekuatan rohani, dan tak mau berdoa atau membawa

setiap kebutuhan kita kepadaNya.

Ibrani 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari

kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang

menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

Yesaya 50:11 Sesungguhnya, kamu semua yang menyalakan api dan

yang memasang panah-panah api, masuklah ke dalam nyala apimu, dan

ke tengah-tengah panah-panah api yang telah kamu pasang! Oleh

tangan-Kulah hal itu akan terjadi atasmu; kamu akan berbaring di tempat

siksaan.

Yeremia 2:13 Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka

meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi

mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.

Yeremia 17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang

mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan

yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Pada hakekatnya sikap tak menghargai atau menyia-nyiakan kasih

karunia Allah adalah berusaha menjalani kehidupan ini dengan

mengandalkan kemampuan, kekuatan dan kepintaran sendiri tanpa mau

berserah kepada kekuatan dan kuasa Allah.

Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri

takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan

kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Ibrani 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan

ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita

saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan

yang mendekat.

Galatia 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran

yang kita harapkan.

Galatia 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan

menuruti keinginan daging.

Efesus 6:10-18 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam

kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,

supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena

perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan

pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan

penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu

dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri,

sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap,

berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu

berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam

segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu

kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan

terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh

dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak

putus-putusnya untuk segala orang kudus.

DOSA-DOSA PIKIRAN ATAU YANG BERKENAAN DENGAN SIKAP

Dosa-dosa ini termasuk kepahitan, kebencian, kekuatiran, iri, tamak,

dengki, selalu tak merasa puas dan kebencian.

Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,

kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,

perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh

pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap

semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--

bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan

mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,

perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

DOSA-DOSA YANG BERKENAAN DENGAN LIDAH

Dosa-dosa lidah termasuk berbohong, bersaksi dusta, fitnah, berkata

kotor, gosip, menyebar permusuhan (provokator) dan luapan amarah.

Amsal 6:17-19 mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan

darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana

yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta

yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan

pertengkaran saudara.

Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,

perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Efesus 5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang

sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah

syukur.

Efesus 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi

pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya

mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

DOSA-DOSA YANG BERKENAAN DENGAN PERBUATAN

Termasuk dalam kategori ini adalah perbuatan amoral (zinah,

percabulan), mencuri, menipu, membunuh, dan merampok.

Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,

perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,

kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,

perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh

pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap

semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--

bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan

mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Dalam upaya memahami keempat kategori dosa ini, penting sekali kita

menyorotinya dari perspektif hubungan sebab

akibat atau akar/buah busuk. Setiap perbuatan dosa pasti ada akar

permasalahannya. Tuhan Yesus berbicara tentang hal ini dalam ayat-ayat:

Matius 12:34-37 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu

dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat?

Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik

mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan

orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari

perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap

kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada

hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan,

dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.

Matius 15:18-19 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan

itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat,

pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan

hujat.

Apa yang keluar dari mulut kita mencerminkan atau menggambarkan apa

yang ada dalam hati. Dalam Alkitab, hati itu menggambarkan keadaan

batiniah seseorang, termasuk di dalamnya adalah pikiran, perasaan dan

kehendak orang itu. Apabila kita memikirkan atau merancang-rancang

hal-hal yang jahat, yang tidak sesuai dengan pikiran Kristus, pasti itulah

yang akan keluar dari mulut kita. Dosa-dosa lidah merupakan produk

dosa-dosa dalam hati atau dosa-dosa mental seseorang. Apabila kita

menyimpan pikiran-pikiran jahat seperti dengki, iri, amarah ataupun

ketakutan, ini akan membuahkan memfitnah orang lain, menyombongkan

diri, berupaya menjatuhkan orang lain dengan berbagai cara licik, seperti

melancarkan kritik-kritik negatif dan menyebar gosip atau mengeluarkan

kata-kata yang tidak mencerminkan iman, kasih dan pengharapan.

Namun pikiran-pikiran jahat inipun memiliki akar atau sumbernya. Dalam

Matius 15:19 “pikiran jahat” didaftarkan bersama dengan membunuh,

berzinah, percabulan, mencuri, berdusta, dan fitnah. Memang dosa-dosa

tersebut bersumber dari pikiran jahat, tetapi dari manakah pikiran jahat

itu bersumber? Perhatikan dalam Matius 12:34-35, Tuhan Yesus

melukiskan apa yang ada dalam hati seseorang ibarat perbendaharaan

harta. Perbendaharaan harta itu bisa baik atau jahat. Harta tentu saja

adalah sesuatu yang kita sangat hargai, mengapa? Karena dengan harta

kita dapat membeli apa saja yang kita inginkan atau yang kita anggap

menjadi kebutuhan kita.

Saya ingin menegaskan di sini bahwa pikiran jahat itu bersumber pada

kepercayaan-kepercayaan yang keliru atau kebohongan-kebohongan

(dusta) yang kita percayai. Misalnya, apabila kita iri atau menginginkan

milik orang lain, seebnarnya kita menaruh pemikiran atau kepercayaan

yang keliru bahwa dengan mendapatkan milik orang lain itu, kita akan

menjadi senang atau bahagia. Bila kita menaruh pemikiran semacam itu

berarti kita telah mempercayai kebohongan (dusta) yang disodorkan oleh

Setan dan dunia ini, bahwa kebahagiaan itu dengan sendirinya akan

datang bila kita memiliki harta atau kekayaan yang banyak, apakah itu

dalam bentuk popularitas, plesir, jabatan, kepintaran atau hal-hal

material.

Aplikasi sederhana dari pelajaran ini adalah bahwa dalam menghadapi

dosa dalam kehidupan kita, kita harus belajar melihat apa yang ada

dibalik sesuatu perbuatan dosa, yakni langsung kepada akar

permasalahannya. Jika tidak, maka kita tak akan pernah mengalami

perubahan yang sejati dan abadi, yang sebenarnya harus terjadi atau

terbentuk di dalam bagian yang paling dalam, yakni dalam batin atau hati

seseorang. Ini tentu saja hanya bisa terjadi melalui iman. Kita akan

membahasnya lebih lanjut dan lebih mendalam, dalam pelajaran-

pelajaran berikut.

Jalan Keampunan Dosa

Ayat-ayat Kunci:

1 Yohanes 1:8-10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita

menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita

mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan

mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat

Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Roma 8:31-34 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang

semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang

menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak

mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang

membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus

Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga

duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Yohanes 13:1-10 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus

telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada

Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah

sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka

sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati

Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa

Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia

datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan

menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan

mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke

dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu

menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka

sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan,

Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang

Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya

kelak." Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku

sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh

engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus

kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan

kepalaku!" Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak

usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah

bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."

Mazmur 32:1-5 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang

yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah

manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak

berjiwa penipu! Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu

karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu

menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh

teriknya musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan

kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku

kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni

kesalahan karena dosaku. Sela.

Mazmur 51:1-13 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, ketika nabi

Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. Kasihanilah

aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku

menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari

kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar

akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap

Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa

yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,

bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku

diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Sesungguhnya, Engkau

berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau

memberitahukan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dari pada dosaku

dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi

lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,

biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala

kesalahanku! Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku

dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan

janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah

kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan

lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-

Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-

orang berdosa berbalik kepada-Mu.

Keselamatan dalam Kristus memberikan dan menjamin jalan kemenangan

atas dosa, namun hal itu tidak membebaskan kita dari godaan berbuat

dosa. Setiap orang percaya harus berusaha (a) agar tidak berbuat dosa (1

Yohanes 2:1), dan (b) menjauhkan pemikiran boleh terus hidup dalam

dosa agar kasih karunia semakin nyata dalam kehidupannya (Rom.

6:1dst.). Namun sebagai manusia biasa, kita tak lepas dari dosa selama

kita masih dalam dunia ini. Ini dijelaskan dalam 1 Yohanes 1:8-2:2.

Jika demikian, apakah jalan kelepasan yang telah disediakan Allah ketika

kita berbuat dosa? Untuk mendapatkan jawabannya, coba simak ayat-

ayat dibawah ini:

1 Yohanes 1:8-2:2 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita

menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita

mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan

mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat

Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-

anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat

dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang

pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah

pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja,

tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Roma 6:1-8 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah

kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?

Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita

masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita

semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-

Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia

oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah

dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga

kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu

dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi

satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu,

bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita

hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah

mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan

Dia.

Janiji Keampunan Melalui Pengakuan

I Yohanes 1:8-10 mengajak kita untuk memperhatikan tiga aspek dalam

pengakuan dosa: (a) Pengakuan akan adanya prinsip dosa; (b)

pengakuan dosa-dosa khusus atau dosa-dosa tertentu; dan (c)

pengakuan akan adanya perbuatan dosa. Ketiga aspek ini akan dibahas

di bawah ini.

Karena kata kunci di sini adalah pengakuan, pertanyaan yang muncul

adalah apakah arti mengakuii dosa? Istilah Yunani untuk mengaku dalam

1 Yohanes 1:9 adalah homologeo yang berarti “berbicara bahasa yang

sama,” “mengakui, setuju dengan.” Kata ini berasal darihomologos, yang

berarti “berpikir sama.” Jadi mengaku dosa dalam ayat ini berarti kita

setuju dengan pikiran Allah dan FirmanNya mengenai dosa itu. Mari kita

simak dua hal mengenai maknanya:

(1) Pengakuan merupakan keharusan memandang dosa itu

menurut keadaannya yang sebenarnya. Dosa itu selalu

mencelakakan kita dan orang-orang lain. Dosa itu selalu mempermalukan

Allah. Dosa itu selalu jelek dan buruk. Dosa itu bukan hanya

membutuhkan pengampunan Allah untuk pemulihan persekutuan orang

percaya melainkan juga perlu dibuang jauh-jauh dari kehidupan kita

dengan pertolonganNya. Kita tak boleh bersikap meringankan atau

pandang enteng terhadap dosa. Kita harus membenci dosa sebagaimana

Allah memandangnya sebagai sesuatu yang keji dan jijik.

Amsal 28:13-14 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci

kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut

penuh tipu muslihat. Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah

pengertian, padakulah kekuatan.

(2) Pengakuan menuntut kejujuran dari pihak kita terhadap dosa

itu. Kita sering cenderung mau menghindar dari realita dosa yang kita

perbuat. Kita selalu berusaha berdalih, menyangkalinya, atau

menyalahkan orang lain seperti yang diperbuat Adam dan Hawa ketika

diperhadapkan dengan pelanggaran mereka dalam Kejadian 3:7-13.

Kecenderungan manusia sejak mulanya untuk berdalih atau melemparkan

kesalahannya diperjelas dalam dalam 1Yohanes 1:6-10 dengan kata “jika”

yang disebutkan lima kali. Perhatikan ketiga hal dalam 1 Yohanes 1:8-10

yang perlu diakui. Dua dari antaranya dikemukakan sebagai pernyataan

palsu melalui perkataan “Jika kita mengatakan” (ayat 8 dan 10). Namun

ingat bahwa lawan atau kebalikan dari pernyataan palsu adalah

pengakuan yang jujur mengenai dosa kita. Inilah yang dituntut Allah dari

pihak kita.

PENGAKUAN AKAN ADANYA PRINSIP DOSA (1 YOHANES 1:8)

Yohanes mengalamatkan tulisannya kepada orang-orang percaya dengan

maksud menasihatkan mengenai persekutuan mereka dengan Tuhan.

Istilah Yunani koinonia, berarti “partisipasi, keikutsertaan,” dan yang

kemudian diartikan “persekutuan, hubungan dekat atau akrab.” Dengan

iman, orang-orang percaya mengambil bagian dalam kehidupanNya dan

sifatNya untuk menjadi seperti Kristus. Dalam 1 Yohanes 2:1, 7 dan 12,

Yohanes menyapa para pembacanya dengan sebutan, “anak-anakku,”

dan “saudara-saudara yang kekasih.” Ia yakin mereka telah mengenal

Tuhan dan dosa-dosa mereka telah diampuni, namun ia prihatin dengan

persekutuan dan perjalanan hidup mereka sehari-hari dengan Tuhan.

Orang-orang percaya mungkin saja mengatakan memiliki persekutuan

dengan Tuhan (1 Yohanes 1:6), namun kenyataannya mereka berjalan

dalam kegelapan karena mereka tidak mau mengakui dan membereskan

dosa mereka. Karena itu Yohanes ingin menunjukkan prinsip penting

dalam memelihara persekutuan dan mengemukakan bukti-bukti adanya

persekutuan yang sejati dengan Tuhan.

Mazmur 51:5 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam

dosa aku dikandung ibuku.

Mazmur 58:3 Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari

kandungan pendusta-pendusta telah sesat.

Namun kita perlu memahami adanya perbedaan antara hubungan, yakni

perihal menjadi anak Allah oleh kelahiran baru melalui iman kepada

Kristus, dan persekutuan, kedekatan dengan Tuhan melalui iman.

Dengan munculnya berbagai angin pengajaran menyesatkan yang

memutarbalikkan Firman Tuhan, muncul pula orang-orang yang

mengajarkan bahwa sebagai orang percaya, mereka tidak memiliki dosa

lagi. Mereka bahkan mengatakan tidak memiliki lagi kecenderungan

berbuat dosa dan sifat (kapasitas) berbuat dosa di dalam diri mereka.

Dosa di sini berbentuk tunggal (singular) yang menunjukkan prinsip dosa

warisan yang selalu cenderung terpusat kepada diri sendiri.8 Yohanes

berkata bahwa orang-orang seperti itu hanya menipu diri mereka sendiri,

namun pasti mereka tak dapat menipu Dia yang benar-benar mengenal

keadaan mereka yang sebenarnya.

Kebalikan dari pandangan seperti ini adalah mengakui bahwa kita masih

memiliki sifat dosa atau prinsip dosa di dalam diri kita. Memang kelahiran

baru memberikan kita sifat baru, namun tidak membasmi sifat lama atau

prinsip dosa yang masih bercokol di dalam kita. Kuasa dosa di dalam kita

memang telah lumpuh sehingga kita tak harus diperhamba lagi olehnya.,

namun sifat dosa itu masih tetap ada. Memahami kebenaran ini dan

mengakui kenyataan ini akan menolong kita untuk tetap waspada dan

siuman sehingga kita akan termotivasi secara aktif untuk berupaya

mengatasinya melalui iman kepada Kristus dan kasih karuniaNya.

Mustahil kita dapat menaklukkan musuh kita apabila kita tidak

mengetahui bahwa musuh itu ada.

Roma 6:4-11 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama

dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus

telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian

juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi

satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan

menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena

kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh

dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi

kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi

jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup

juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari

antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.

Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk

selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati

bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus

Roma 7:14-21 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi

aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku

perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku

perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku

perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum

Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya,

tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku,

yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab

kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang

baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku

perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang

aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka

bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam

aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat

apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.

Galatia 5:17-21 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan

Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena

keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa

yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin

oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan

daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,

penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,

kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,

kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu

kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa

barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat

bagian dalam Kerajaan Allah.

PENGAKUAN DOSA-DOSA KHUSUS ATAU DOSA-DOSA TERTENTU (1 YOHANES 1:9)

Dengan menyadari keberadaan sifat dosa ini dalam diri kita, akan

mendorong kita untuk lebih siap dan waspada terhadap perbuatan dosa

khusus atau tertentu yang kita harus akui kepada Allah dan berupaya

membereskannya. Yohanes mengatakan, “Jika kita mengaku dosa kita,

maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa

kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).

“Dosa” dalam ayat 9 ini berbentuk jamak (plural) – “dosa-dosa” dengan

dibubuhi kata penunjuk artikel dalam bahasa Yunani, sedangkan dosa

dalam ayat 8 berbentuk tunggal (singular) tanpa penunjuk artikel.

Yohanes di sini menulis tentang perbuatan-perbuatan dosa tertentu.

Karena itu kita tak boleh hanya sekedar meminta agar Tuhan

mengampuni segala dosa kita. Mengucapkan doa pengakuan yang sangat

umum seperti ini akan mengakibatkan tiga hal:

(1) Hal ini akan menggabungkan dosa-dosa secara umum sehingga kita

tak perlu lagi menggubris dosa-dosa khusus dalam kehidupan kita.

(2) Hal ini merupakan cara menyembunyikan atau membiarkan dosa-dosa

kita.

(3) Hal ini akan menghambat upaya penyelesaian dosa-dosa khusus dan

akar penyebabnya berdasarkan ajaran-ajaran Kitab Suci.

Dalam bahasa Yunani istilah “mengakui” adalah kata kerja berbentuk

sekarang yang berlangsung terus (present continuous tense) yang dikenal

dengan sebutan “iterative present.” Mengaku di sini merupakan suatu

tindakan yang harus terjadi terus-menerus dan berulang kali. Setiap kali

kita menyadari akan sesuatu perbuatan dosa, pada saat itulah kita

langsung mengakuinya sambil berserah kepada Roh Allah dan FirmanNya

untuk memperoleh kuasa dalam menyelesaikan dosa itu dan berpegang

teguh kepada pengampunan Allah.

Firman Tuhan berjanji bahwa Allah itu setia dan adil sehingga mau

mengampuni dan menyucikan kita. Apabila kita dengan jujur mengakui

dosa-dosa kita, Allah selalu setia mengampuni kita. Ia akan memulihkan

persekutuan kita. Dosa memang selalu mendukakan Roh (Ef. 4:30) dan

memadamkan kuasaNya (1 Tes. 5:19). Dosa itu mencerminkan

ketidakrelaan kita untuk hidup dibawah kontrol Allah, merusak

persekutuan dan menghambat perjalanan kita dengan Tuhan (bandingkan

Yes. 59:1-2).

Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang

telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

1 Tesalonika 5:19 Janganlah padamkan Roh.

Yesaya 59:1-2 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk

menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk

mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu

ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri

terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Meskipun Allah memiliki kesucian yang sempurna, namun Ia adalah adil

dan selalu rela mengampuni dan memulihkan persekutuan berdasarkan

Karya Kristus, Pembela kita, di atas salib, apabila kita mau mengakui

dosa-dosa kita.

1 Yohanes 2:1-2 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya

kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita

mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang

adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk

dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Kita tentu saja hanya dapat mengakui dosa-dosa yang kita ketahui atau

sadari, namun seperti dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:8 dan 10 bahwa

selama kita berada dalam kehidupan di dunia ini, kita tak pernah akan

mencapai kesempurnaan atau hidup tanpa dosa. Selalu akan ada bidang

dalam kehidupan kita yang memerlukan perubahan atau perbaikan.

Dengan kata lain, akan selalu ada dosa-dosa yang tidak disadari. Namun

janji Tuhan menyatakan bahwa sepanjang kita mau mengakui dosa-dosa

yang kita ketahui atau sadari dan benar-benar bertekad untuk mau

berjalan bersama Tuhan, Ia tidak hanya mengampuni dosa-dosa yang kita

akui melainkan juga Ia akan menyucikan kita dari segala dosa (termasuk

dosa-dosa yang tak disadari) sehingga persekutuan kita dengan Dia

menjadi pulih.

Menyucikan dalam ayat ini menunjuk kepada proses transformasi

(perubahan) yang terjadi melalui pengakuan itu karena melalui

pengakuan itu menandakan kita mau mengupayakan penyelesaian dosa

dan pemulihan.

Mazmur 32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah

kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN

pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena

dosaku. Sela.

PENGAKUAN AKAN ADANYA DOSA (1 YOHANES 1:10)

Berjalan dalam persekutuan dengan Allah sama dengan berjalan dalam

terang (1 Yohanes 1:7) dan hal ini juga berarti berjalan dalam terang

Firman Allah. Alkitab diibaratkan seperti pedang dan pelita yang

menerangi perjalanan kita (lihat Ibr. 4:12; Maz. 119:105, 130). Kedua

gambaran ini (pedang dan pelita) menunjuk kepada kemampuan (kuasa)

Kitab Suci dalam menyatakan dan mengekspos dosa dan perilaku kita

yang telah mengecewakan Tuhan dan orang-orang lain.

Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada

pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai

memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup

membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Mazmur 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Mazmur 119:130 Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang,

memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

2 Timotius 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat

untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki

kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Efesus 5:8-17 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang

kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-

anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan

kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut

mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak

berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan

itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-

tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang

sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang

nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu

yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan

bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan saksama,

bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti

orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah

jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu

mengerti kehendak Tuhan.

Namun ternyata sebagian orang menganggap diri mereka tidak pernah

berbuat dosa lagi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah ayat ini berarti

mereka tidak pernah berbuat dosa lagi ataukah mereka telah berhenti

dari kebiasaan berbuat dosa dan tidak lagi menjadikan perbuatan dosa

sebagai perilaku kehidupan mereka. Menurut bentuk waktu (tense) 1

Yohanes 1:10 dalam bahasa Yunani (perfect tense yang menunjukkan

tindakan lampau yang berakibat sekarang bagi pembicara) tampaknya

mendukung pandangan kedua. Efek dari pandangan pertama hanya akan

menjadikan peran Firman dan Roh Kudus dalam proses pengudusan orang

percaya menjadi sesuatu yang tidak berguna.

Tujuan Pengakuan

Ayat-ayat Kunci:

1 Yohanes 2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya

kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita

mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang

adil.

Amsal 28:13-14 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan

beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan

disayangi. Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi

orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.

I Yohanes 2:1 memperjelas tujuan yang ada dalam pikiran Yohanes.

Sebagaimana telah disebutkan, pengakuan itu bertujuan untuk

menghentikan proses berbuat dosa. Pengakuan bermaksud agar kita

membereskan dosa sehingga persekutuan kita dengan Tuhan menjadi

pulih. Kesempatan untuk mengadakan pengakuan ini tak boleh dijadikan

dalih untuk terus dapat berbuat dosa, misalnya dengan mengatakan,

“Saya dapat berbuat dosa semau saya karena saya selalu dapat

mengakui dosa itu.” Sikap seperti ini akan membawa beberapa akibat

buruk bagi kita:

(1) Membuat kita memandang ringan dosa. Akibatnya kita sulit

melihat konsekuensi-konsekuensinya yang jelek dan dahsyat terhadap

kemuliaan Allah, terhadap kesaksian kita kepada orang-orang lain,

terhadap pribadi kita sendiri, dan terhadap pahala-pahala kekal yang

telah disediakan Allah bagi kita.

(2) Membuat kita tak melihat alasan perlunya pengakuan. Kita

mengakui dosa untuk menghentikan perilaku berdosa dan untuk

memulihkan kembali persekutuan dan kuasa Allah dalam diri kita. Dosa

selalu mendukacitakan dan memadamkan kuasa Roh; namun pengakuan

akan memulihkan persekutuan sehingga kita dapat berjalan dengan iman

dalam kuasaNya.

(3) Membuat kita melalaikan tujuan Allah dalam merubah kita

untuk menjadi serupa dengan gambar AnakNya. Kebahagiaan dan

damai sejati tidak diperoleh melalui perilaku hidup berdosa, melainkan

diperoleh melalui mengenal Kristus dan persekutuan yang akrab dengan

Dia.

(4) Membuat kita melalaikan dan melupakan disiplin Allah.

Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara

kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap

enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau

diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan

Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus

menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di

manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau

kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu

bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita

yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau

demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya

kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek

sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita

untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan

sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah

kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya

Mazmur 32:1-5 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang

yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah

manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak

berjiwa penipu! Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu

karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu

menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh

teriknya musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan

kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku

kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni

kesalahan karena dosaku. Sela.

Jalan Pendamaian bagi Dosa Kita

Ayat-ayat Kunci:

1 Yohanes 2:1-2 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya

kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita

mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang

adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk

dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia

Roma 8:31-34 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang

semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang

menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak

mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang

membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus

Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga

duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita

Kendati tujuan pengajaran dalam 1 Yohanes ini adalah agar kita tidak

berbuat dosa, namun pada kenyataannya kita masih berbuat dosa.

Namun ketika kita berbuat dosa kita memiliki Yesus Kristus yang duduk di

sebelah kanan Allah Bapa yang menjadi solusi sempurna bagi dosa kita.

Perihal Kristus sebagai solusi sempurna kita dijelaskan melalui tiga

gambaran berikut.

KRISTUS ADALAH PEMBELA KITA

Istilah parakletos dalam bahasa Yunani berarti “seseorang yang berdiri di

sisi kita sebagai penolong, atau pendoa.” Meskipun ide “pembela” seperti

halnya dalam sebuah pengadilan agak jarang digunakan,9 namun inilah

makna yang terkandung dalam istilah ini, khususnya bila melihat ajaran

Paulus dalam Roma 8:34. Sebagai pembela kita, apabila kita dituduh

seseorang atau Setan (Wah. 12:10), Kristus akan membela kita dengan

mempertegas pengampunan dan kedudukan kita sebagai orang yang

telah dibenarkan di hadapan Allah berdasarkan kematianNya yang

menggantikan kita dan menebus dosa kita (Rom. 8:34). Lukas 22:31-32

juga menggambarkan bagaimana kepembelaan Kristus ini berfungsi.

Roma 8:34 Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang

telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di

sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Wahyu 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:

"Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita,

dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah

pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan

malam di hadapan Allah kita.”

Lukas 22:31-32 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi

kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya

imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf,

kuatkanlah saudara-saudaramu.

KRISTUS ADALAH BENAR DAN ADIL

Ini menegaskan tentang kualifikasi Kristus sebagai Penyelamat. Bahwa

Kristus adalah Allah-Manusia (Allah sejati dan manusia sejati tanpa dosa)

yang menggantikan kita, pembela kita, pendoa dan penolong kita.

KRISTUS ADALAH JALAN PENDAMAIAN BAGI DOSA-DOSA KITA

Apabila orang percaya yang telah berbuat dosa ingin mengetahui dasar

pengampunan Allah atau berpikir dosanya sudah terlalu besar dan terlalu

buruk untuk mendapatkan pengampunan dari Allah, coba simak dengan

baik pernyataan di bawah ini:

Sebegitu cukup pengorbanan Yesus Kristus bagi penebusan dosa kita

sehingga khasiat karyaNya di atas salib itu menjangkau bukan hanya

dosa-dosa orang-orang percaya, melainkan juga dosa-dosa seluruh dunia.

Maksudnya Yohanes ingin menegaskan bahwa Kristus telah mati bagi

semua manusia (lihat 2 Kor. 5:14-15, 19; Ibr. 2:9). Tentu saja ini tak

berarti bahwa setiap orang pada akhirnya akan selamat, melainkan

bahwa setiap orang yang mendengar Injil itu berkesempatan untuk

menerima keselamatan bila ia menginginkannya (Wah. 22:17). Namun

menurut konteksnya, tujuan Yohanes di sini ingin mengingatkan para

pembacanya tentang jangkauan “korban penebusan” Kristus agar mereka

tahu bahwa kepembelaanNya sebagai Pribadi yang Benar itu, konsisten

dan telah menggenapi kekudusan Allah.10

Jalan Kelepasan atas Dosa

Ayat-ayat Kunci:

1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah

pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.

Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan

kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Mazmur 32:6-7 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-

Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar

terjadi, itu tidak melandanya. Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap

kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku

luput dan bersorak. Sela

Roma 6:1-14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah

kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?

Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita

masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita

semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-

Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia

oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah

dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga

kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu

dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi

satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu,

bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita

hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah

mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan

Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang

mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-

Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya,

dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya

kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu

hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan

berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi

menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-

anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman,

tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu

mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota

tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab

kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di

bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia..

Lihat juga Galatia 5:16-26; Efesus 5:15-20; Kolose 3:1-16.

Apabila kerinduan dan tujuan Allah dalam hal ini adalah agar orang

percaya tidak berbuat dosa, bagaimanakah kita, sebagai orang-orang

percaya, bisa menang atas dosa? Di sini kita akan menyimak perihal

mengalami kemenangan Allah atas godaan, atas perilaku berdosa atau

kebiasaan-kebiasaan berbuat dosa yang mendominasi yang sering

menerpa kehidupan Kekristenan kita. Dengan munculnya berbagai

godaan berbuat dosa, tentu kita ingin tahu bagaimana kita dapat

menghadapi godaan-godaan dan menang atasnya. Dengan melihat

banyaknya kegagalan yang dialami orang-orang percaya dalam

menghadapi dosa, muncul pertanyaan apakah kita benar-benar dapat

mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang sering mencengkeram kehidupan

kita? Berdasarkan kasih dan anugerah Allah, persatuan kita dengan

Kristus, dan kuasa Roh Kudus, kita bisa mengatakan YA, kita bisa menang.

I Korintus 10:13 adalah ayat yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

menghantui ini. Di dalamnya berisi janji yang amat indah bagi kita. Ayat

ini mengajarkan tiga unsur penting mengenai pencobaan (godaan) dan

jalan dari Allah untuk beroleh kemenangan.

PENCOBAAN YANG BIASA

Perkataan Paulus, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah

pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia,”

tidak boleh diartikan bahwa karena kita hanyalah manusia biasa yang tak

lepas dari pencobaan, maka sebaiknya kita menyerah saja. Terkadang

orang berdalih dengan mengatakan, ya, itulah keadaan saya yang

sebenarnya sehingga ia tidak bisa menghindar dari pencobaan itu lalu

jatuh ke dalam dosa. Ingat, Allah sedang bekerja untuk merubah kita dan

perubahan itu adalah demi kebaikan kita. Allah sungguh sangat

memperhatikan kita dan sedang bekerja demi kesejahteraan kita.

Namun juga di sini Rasul Paulus menegaskan bahwa bukan hanya kita

yang menghadapi pencobaan. Kita tidak sendirian dalam peperangan

melawan godaan dan dosa. Orang-orang lain juga mengalami hal yang

sama dan telah berhasil dalam peperangan. Pencobaan merupakan hal

yang biasa bagi semua manusia sehingga kita tidak berdalih dengan

berkata bahwa problema atau pergumulan kita berbeda dengan orang

lain. Kita akan terhibur bila kita sadar bahwa orang-orang lain juga

menghadapi ujian dan pencobaan yang sama bahkan mungkin lebih berat

dari kita dan mereka ternyata berhasil melewatinya dengan pertolongan

kuasa Allah.

Ibrani 11:2-12 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada

nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta

telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi

dari apa yang tidak dapat kita lihat. Karena iman Habel telah

mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban

Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia

benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman

ia masih berbicara, sesudah ia mati. Karena iman Henokh terangkat,

supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena

Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh

kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak

mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling

kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah

memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena

iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum

kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan

keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan

untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. Karena iman

Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan

diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak

mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang

dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di

kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang

satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang

direncanakan dan dibangun oleh Allah. Karena iman ia juga dan Sara

beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah

lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. Itulah

sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk,

terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di

tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.

Jadi di sini Paulus memperingatkan kita bahwa menghadapi pencobaan

merupakan hal yang biasa. Kemudian Paulus menunjukkan dua hal lagi

mengenai kesetiaan dan kemurahanNya bagi kita dalam menghadapi

setiap pencobaan.

ALLAH MENGENDALIKAN SUASANA PENCOBAAN

Allah tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui batas kemampuan

kita (1 Kor. 10:13-14). Ia mengetahui kelemahan, tingkat kedewasaan dan

seluk beluk kehidupan kita setiap saat. Ia berjanji akan menolong kita

dalam pencobaan yang melampaui kesanggupan kita. Di saat pencobaan

menerpa, mungkin kita merasa tak sanggup menanggungnya lalu kita

jatuh. Namun ingatlah, bila itu yang terjadi, penyebabnya bukan karena

kita tidak dapatmenanggungnya melainkan karena kita tidak mau. Ini

terjadi mungkin karena kita meragukan pertolonganNya dan kuasaNya

atau karena kita tak waspada atau tak berhati-hati dalam perjalanan kita

dengan Allah setiap hari.

1 Korintus 10:13-14 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah

pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.

Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan

kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Karena

itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!

Ayat ini juga mengajarkan bahwa ketika pencobaan atau ujian datang,

asalkan kita tak meragukan pertolongan dan kuasa Tuhan, (a) kita akan

dapat menanggungnya oleh kasih karunia Allah, dan (b) Allah, meskipun

Ia tak pernah mencobai kita dengan dosa, mungkin mengizinkan itu

terjadi menurut maksudNya sendiri. Dengan kata lain bahwa Allah

mengendalikan pencobaan-pencobaan yang datang ke dalam kehidupan

kita atas izinNya.

Yakobus 1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan

ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat,

dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.

Ini tidak bermaksud agar kita menyerah saja dan melalaikan tanggung

jawab kita dalam menghadapi pencobaan itu. Kitab Suci menunjukkan apa

tugas kita ketika menghadapi pencobaan :

(1) Menjauhkan diri dari pencobaan. Perhatikan sikap Yusuf ketika

digoda oleh istri Potifar sebagaimana dikisahkan dalam Kejadian 39:1-12.

1 Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu,

kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

2 Timotius 2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,

kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru

kepada Tuhan dengan hati yang murni.

(2) Berdoa ketika dicobai.

Matius 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi

lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya

Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

(3) Kita tak boleh mencobai Tuhan. Kita mencobai Tuhan melalui

ketidak percayaan kita, yaitu dengan tidak mempercayai kuasa dan

pertolonganNya, dan dengan bersikap tak berjaga-jaga, tak waspada,

atau tak mengindahkan nasihat dan peringatan Tuhan.

Ulangan 6:16 Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu

mencobai Dia di Masa.

Matius 4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah

diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan

memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang

Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

(4) Jangan coba bermain-main dengan pencobaan. Kita tak boleh

mencobai Tuhan dengan nyerempet-nyerempet bahaya atau bermain-

main dengan api. Kita bisa terbakar.

Amsal 5:8 Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan janganlah menghampiri

pintu rumahnya,

Amsal 7:6-20 Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku,

dari jendela rumahku, kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati

di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, yang

menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah

perempuan semacam itu, pada waktu senja, pada petang hari, di malam

yang gelap. Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan,

berpakaian sundal dengan hati licik; cerewet dan liat perempuan ini,

kakinya tak dapat tenang di rumah, sebentar ia di jalan dan sebentar di

lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang. Lalu dipegangnyalah

orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia

kepadanya: "Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan

pada hari ini telah kubayar nazarku itu. Itulah sebabnya aku keluar

menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan

engkau. Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain

lenan beraneka warna dari Mesir. Pembaringanku telah kutaburi dengan

mur, gaharu dan kayu manis. Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi

hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di

rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, sekantong uang dibawanya, ia

baru pulang menjelang bulan purnama."

ALLAH MENYEDIAKAN JALAN KELUAR DARI PENCOBAAN

1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah

pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.

Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan

kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Ayat ini mengajarkan bahwa ketika kita berjalan dengan Tuhan dan

mempercayai jalan keluar yang telah disediakanNya bagi kita, dan tidak

mencobaiNya, Ia akan menyediakan jalan kelepasan bagi kita. Setiap

pencobaan pasti ada jalan keluarnya. Tak ada pencobaan yang tidak

dapat di atasi, kecuali bila kita sengaja menjerumuskan diri ke dalamnya

atau tidak mau menjauhinya.

Perhatikan pula bahwa ayat ini menegaskan tentang adanya “jalan

keluar” (kelepasan). Saya berpendapat bahwa ini merupakan peringatan

tentang kecenderungan mencari solusi yang tidak alkitabiah dalam

menghadapi pencobaan. Jalan keluar yang dimaksud di sini adalah melalui

petunjuk-petunjuk Allah dalam FirmanNya dalam menghadapi setiap

permasalahan hidup.

Mazmur 119:45 Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari

titah-titah-Mu.

Mazmur 119:133 Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah

segala kejahatan berkuasa atasku.

Mazmur 119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang

mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.

Amsal 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan

janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam

segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

Amsal 14:12 Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju

maut.

Istilah Yunani untuk “kelepasan” dalam ayat ini adalah ekbasis yang

berarti “jalan keluar.” Istilah ini digunakan dua kali dalam Perjanjian Baru,

yaitu dalam ayat ini dan Ibrani 13:5-7. Dalam surat Ibrani (khususnya ay.

7), istilah ini lebih terfokus kepada “hasil atau akibatnya.” Penggunaan

atau makna ini juga ditemukan dalam tulisan-tulisan ekstra biblikal (di

luar Alkitab). Hasilnya adalah perilaku yang saleh – keakraban

persekutuan dengan Allah. Hal ini akan dialami seseorang yang

mengutamakan Firman dan berjalan dengan iman bersama dengan

Tuhan.

Sedangkan istilah ekbasis dalam 1 Korintus 10:13 agak lain maknanya.

Dalam ayat ini, jalan kelepasan atau jalan keluar dari pencobaan bukan

kelepasan tiba-tiba yang diperbuat Tuhan bagi kita, ibarat seseorang yang

ditarik atau disentak keluar dari nyala api yang sedang membakarnya.

Meskipun cara seperti ini bisa saja terjadi namun ini bukan arti utamanya.

Pengertiannya tampak dalam perkataan “menanggung.” Yang dijanjikan

Tuhan di sini bukan kelepasan tiba-tiba dari sesuatu pencobaan

melainkan kemampuan dalam menanggungnya. Maksudnya, kemampuan

menghadapi pencobaan itu tanpa berbuat dosa.

Sebagai kesimpulan, ada dua hal yang dikemukakan mengenai

pencobaan yang menimpa kita:

(1) “Jalan keluar” menunjukkan sesuatu akibat atau hasil dari

sesuatu tindakan. Yaitu akibat dari menerapkan prinsip-prinsip Firman

Allah setiap hari. Tentu saja semakin kita bertumbuh dan lebih dekat

dengan Tuhan, kemampuan kita dalam menghadapi ujian atau pencobaan

akan semakin besar.

(2) “Jalan keluar” berarti kemampuan menghadapi atau

menanggung pencobaan. Ini tak harus diartikan sebagai kelepasan

total, meskipun kemampuan menghadapi pencobaan dapat berarti

kemampuan untuk menghindari pencobaan secara bijaksana. Dan bila

kita tak mampu menghadapinya maka sebaiknya kita menjauh dari

pencobaan itu.

Pengertian ini dikuatkan oleh kata-kata terakhir dalam ayat ini yang

menjelaskan arti dariekbasis “jalan keluar” itu. Ayat ini diakhiri dengan

perkataan “sehingga kamu dapat menanggungnya.” Kata-kata ini

menunjukkan tujuan atau akibat. Jalan keluar disediakan Allah bagi kita

akan memampukan kita menanggung pencobaan atau ujian tanpa

berbuat dosa. Mungkin lebih tepat kata-kata ini menunjukkan pengertian

jalan keluar itu, yaitu “kemampuan untuk menanggungnya.”11

Kita dapat mengartikannya sebagai “jalan menuju kelepasan, kemampuan

untuk menanggungnya.” Pada akhirnya “jalan keluar” itu merupakan hasil

atau akibat dari tindakan berjalan dengan Allah yang juga berarti

kemampuan untuk menanggung atau mengatasi ujian atau pencobaan.

Allah, berdasarkan kasih karuniaNya yang telah memungkinkan kita

masuk ke dalam persekutuan denganNya, memberikan kita kemampuan

dalam menghadapi pencobaan. Tugas kita adalah memanfaatkannya atau

menerapkannya ke dalam kehidupan kita.

Kesimpulan Mengenai Jalan Keluar dari Allah

(1) Hidup berserah kepada kuasa Roh Kudus.

Galatia 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan

menuruti keinginan daging.

Roma 8:2-10 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam

Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin

dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan

oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang

serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah

menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan

hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging,

tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging,

memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh,

memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut,

tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan

daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada

hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup

dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak

hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam

di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik

Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati

karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.

(2) Hidup dalam FirmanNya.

Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan

kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

2 Timotius 2:16-17 Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak

suci yang hanya menambah kefasikan. Perkataan mereka menjalar

seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan

Filetus,

Ibrani 3:7-12 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini,

jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti

dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana

nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun

mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.

Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu

mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku

bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-

Ku." Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan

terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena

ia murtad dari Allah yang hidup.

Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada

pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai

memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup

membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

(3) Memahami dan menerapkan kedudukan kita dalam Kristus.

Roma 6:1-14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah

kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?

Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita

masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita

semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-

Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia

oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah

dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga

kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu

dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi

satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu,

bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita

hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah

mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan

Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang

mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-

Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya,

dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya

kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu

hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan

berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi

menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-

anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman,

tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu

mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota

tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak

berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia..

(4) Menjauhi pencobaan.

1 Korintus 10:14 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah

penyembahan berhala!.

1 Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu,

kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

2 Timotius 2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,

kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru

kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Amsal 7:6-15 Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku,

dari jendela rumahku, kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati

di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, yang

menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah

perempuan semacam itu, pada waktu senja, pada petang hari, di malam

yang gelap. Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan,

berpakaian sundal dengan hati licik; cerewet dan liat perempuan ini,

kakinya tak dapat tenang di rumah, sebentar ia di jalan dan sebentar di

lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang. Lalu dipegangnyalah

orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia

kepadanya: "Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan

pada hari ini telah kubayar nazarku itu. Itulah sebabnya aku keluar

menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan

engkau

(5) Tekun berdoa dengan iman.

Matius 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi

lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya

Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu

di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan

permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.

Mazmur 119:33-38 Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk

ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat

terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu;

aku hendak memeliharanya dengan segenap hati. Biarlah aku hidup

menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.

Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan

kepada laba. Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa,

hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan! Teguhkanlah

pada hamba-Mu ini janji-Mu, yang berlaku bagi orang yang takut kepada-

Mu.

(6) Mengendalikan pikiran — memperhatikan dan mengendalikan

sikap dan cara berpikir kita berdasarkan terang Kitab Suci.

2 Korintus 10:3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak

berjuang secara duniawi,

Filipi 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang

mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua

yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,

pikirkanlah semuanya itu.

(7) Berjalan dengan siuman, sadar dan waspada.

1 Petrus 1:13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan

letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang

dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.

1 Petrus 4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah

dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan

keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang

dapat ditelannya.

(8) Hidup oleh iman.

2 Korintus 5:7 --sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan

karena melihat--

Galatia 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran

yang kita harapkan..

Ibrani 4:1-2 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang

di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke

dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga

kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan

itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama

oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.

Ibrani 11:1-6 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan

dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah

telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita

mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah,

sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita

lihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban

yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh

kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan

persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia

mati. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami

kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya.

Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia

berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan

kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus

percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang

yang sungguh-sungguh mencari Dia..

(9) Mengutamakan pergaulan yang benar.

Ibrani 10:24-25 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling

mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita

menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti

dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,

dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat..

1 Korintus 15:33-34 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk

merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan

jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah.

Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu

Mazmur 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat

orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak

duduk dalam kumpulan pencemooh!

Mazmur 119:63 Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-

Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu.

(10) Menaruh pikiran Kristus: Pandangan, penilaian, prioritas dan

upaya yang benar.

Matius 6:21-33 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu

berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh

tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang

yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun

dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan

membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia

kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak

dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku

berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang

hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan

tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih

penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada

pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan

tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun

diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi

burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya

dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa

kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang

tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata

kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian

seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani

rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,

tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang

percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan

kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami

pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan

tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya

itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka

semuanya itu akan ditambahkan kepadamu..

2 Korintus 10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan

setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang

pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan

menaklukkannya kepada Kristus.

1 Timotius 6:6-12 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi

keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam

dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada

makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh

ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu

yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke

dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah

cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah

menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai

duka. Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah

keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup

yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan

ikrar yang benar di depan banyak saksi..

(11) Senantiasa mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi:

dosa selalu ada akibatnya – kita menuai apa yang kita tabur.

Galatia 6:6-7 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman,

membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang

memberikan pengajaran itu. Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-

Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan

dituainya..

Beberapa akibat dosa adalah: hilangnya persekutuan, mengakibatkan

displin Allah, hilangnya pelayanan yang efektif, rusaknya hubungan,

hilangnya pahala, dan yang terutama adalah mempermalukan nama

Tuhan.

7 Charles C. Ryrie, Basic Theology, Victor Books, Wheaton, 1986, hal. 212.

8 J. R. W. Stott, The Epistles of John, An Introduction and

Commentary, Eerdmans, Grand Rapids, 1964, hal. 76-77.

9 William F. Arndt dan F. Wilbur Gingrich, A Greek-English Lexicon of the

New Testament and Other Early Christian Literature, Cambridge,

University Press, 1960, hal. 623.

10 Zane Hodges, “1 John,” The Bible Knowledge Commentary, the New

Testament Edition, Editor, John F. Walvoord dan Roy B. Zuck, Victor Books,

Wheaton, 1983, hal. 887.

11 A. T. Robertson, A Grammar of the Greek New Testament in the Light of

Historical Research,Broadman Press, Nashville, 1934, hal. 1087; James

Hope Moulton, A Grammar of the New Testament Greek, Vol. 1, T. & T.

Clark, Edinburgh, Third Ed., 1967, hal. 167.

1.7. Kepastian Mengenai Pimpinan Allah

Tujuan pelajaran ini adalah untuk meletakkan dasar-dasar alkitabiah

mengenai pimpinan Allah bagi orang-orang percaya. Ini tentu saja

bukanlah kupasan atau uraian selengkap-lengkapnya mengenai kehendak

Allah.

Problema Yang Dihadapi Manusia

Amsal 14:12 memperingatkan mengenai jalan yang disangka orang benar

namun berakhir pada kebinasaan. Yeremia dengan jelas menyatakan

tentang ketidakmampuan manusia menentukan jalan kehidupannya.

Yeremia 10:23, mengatakan, “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak

berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak

berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” Karena ketidakmampuan dan

keterbatasan hikmat dan pemahaman manusia karena keberdosaannya

sehingga manusia tak dapat menetapkan langkah kehidupannya. Apa

yang mungkin kelihatan benar baginya pada akhirnya membawa

kebinasaan dan maut. Karena pikiran manusia bukanlah pikiran Allah

sehingga rencana-rencananya tidak mencapai sasaran atau tak sesuai

dengan rencana Allah yang sempurna.

Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu

bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit

dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku

dari rancanganmu

1 Korintus 1:25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari

pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.

Ilustrasi:

(1) Pada tahun 1940an, manusia merancang bom atom karena berpikir

bahwa bom atom akan mengakhiri seluruh perang dan akan menciptakan

perdamaian dunia. Namun ternyata perkiraan itu meleset.

(2) Ketika muncul masaalah dalam perkawinan, sering orang berpikir

perceraian sebagai solusinya, bukannya berusaha mengatasi

permasalahannya. Menurut Kitab Suci, berupaya mengatasi problema

dalam perkawinan adalah kehendak Allah. Hal ini merupakan jalan terbaik

bagi keluarga itu maupun masyarakat secara keseluruhan. Penelitian

menunjukkan bahwa ajaran Kitab Suci dalam hal ini adalah benar. Karena

pada akhirnya perceraian menimbulkan lebih banyak penderitaan dan

kesulitan, bukan hanya bagi mereka yang terlibat dalam perceraian

melainkan juga dalam kehidupan bermasyarakat secara umum.

Hanyalah Allah, Alfa dan Omega, yang memiliki hikmat dan kuasa, serta

kasih dan kemurahan yang tak terbatas yang dapat membereskan

permasalahan kehidupan manusia. Siapakah yang lebih mengetahui

keadaan kita, kemampuan kita, kelemahan kita dan seluk beluk

kehidupan kita, melebihi Allah Pencipta, yang telah membentuk kita sejak

dalam kandungan?

Mazmur 139:13-14 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,

menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh

karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku

benar-benar menyadarinya.

Janji dari Allah

Kitab Suci menyatakan bahwa Allah peduli akan kita dan Ia ingin

memimpin kehidupan kita kepada tujuan yang terbaik menurut

rencanaNya. Betapa mulia rencanaNya bagi kehidupan kita karena Ia

memiliki hikmat serta pengetahuan yang sempurna atas kehidupan kita

masa lampau, sekarang dan yang akan datang. Ia memiliki segala kuasa

atas dunia dan makhluk ciptaanNya. Bukti terbesar tentang kerinduan

Allah untuk menuntun kehidupan kita jelas terlihat dalam ayat-ayat Kitab

Suci. Ia telah memberikan Kitab Suci agar melaluinya kita dapat

mengetahui kehendak dan tujuanNya dalam kehidupan kita. Karena itu

penting sekali kita mengenaliNya dan petunjuk-petunjukNya dalam

menjalani kehidupan ini. Tugas kita sekarang adalah mempercayakan

kehidupan kita kepadaNya dan biarkanlah Ia yang menuntun atau

membimbing kehidupan kita.

Amsal 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan

janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam

segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu..

Amsal 16:1-4 Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi

jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. Segala jalan orang adalah bersih

menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.

Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala

rencanamu. TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-

masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka..

Amsal 16:9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang

menentukan arah langkahnya.

Yakobus 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,

hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada

semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-

bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.

1 Petrus 5:6-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan

yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah

segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu..

Ayat-Ayat Mengenai Kehendak Allah

Bila berbicara tentang kehendak Allah itu, apa yang muncul dalam pikiran

kita? Pengamatan saya kebanyakan orang lebih terfokus kepada hal-hal

lain tetapi melalaikan hal-hal utama yang mendasar dalam kehidupan ini.

Misalnya, bagi kebanyakan orang mencari pimpinan atau kehendak Allah

sering hanya terbatas pada hal-hal seperti berikut ini:

o Siapa yang akan menjadi pasangan hidup saya? (seseorang yang akan membuat

saya bahagia dan tentu saja sempurna).

o Di mana saya akan bekerja? (tempat yang enak, cukup menantang dan gaji yang

besar).

o Apa mobil yang harus saya beli? (yang bagus dan tak mudah rusak).

o Rumah yang bagaimana yang harus saya beli? (yang bertetangga dengan orang-

orang Kristen supaya saya tak perlu bersaksi lagi).

o Haruskah saya menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan di mana? (sekolah di

mana saya dapat beroleh pendidikan dan nilai terbaik, teman-teman yang

menyenangkan, sekolah yang jauh sehingga saya terlepas dari campur tangan

orang tua).

o Pendeta yang bagaimana baik bagi gereja kami ? (seseorang yang serba bisa

dalam segala bidang pekerjaan).

Jelas terlihat bahwa hal-hal di atas ini merupakan fokus perhatian utama

manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Manusia

berharap kehidupannya akan berjalan mulus, ibarat jalan raya bebas

hambatan. Pada hal mereka lupa bahwa nasihat Firman Tuhan tentang

pentingnya mencari pimpinan dan kehendak Tuhan dan perlunya

membawa semua persoalan hidup kita dalam doa, sebagaimana nasihat

Yakobus yang mengatakan, “Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan

menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yakobus

4:15). Demikian pula Paulus menasihatkan hal serupa, “Aku berdoa,

semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk

mengunjungi kamu” (Rom. 1:10), dan Amsal 16:3, “Serahkanlah

perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.”

Bila kita menyimak dengan baik ayat-ayat di atas, menunjukkan bahwa

kebahagiaan kita dan segala hal yang menjadi fokus perhatian utama kita

itu sebenarnya merupakan hal-hal sekunder, bukan yang terutama. Sikap

dan obsesi sedemikian menggambarkan cara berpikir manusiawi yang

sangat dangkal yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan Allah dan cara Ia

bekerja. Manusia masa kini cenderung sangat terobsesi kepada pola pikir

konsumtif yang hanya mengejar kesenangan hidup dan sikap berfoya-

foya, sedangkan Allah merancang tujuan-tujuan yang lebih besar dan

mulia untuk kehidupan manusia.

Pengamatan sekilas ayat-ayat yang berbicara tentang perihal mencari

“kehendak Allah” ini menunjukkan bahwa perhatian utama Allah adalah

hal-hal moral dan spiritual yang sesuai dengan kehendakNya dan

perubahan perilaku kita agar menjadi seperti gambar Kristus.

1 Korintus 1:1-2 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi

rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah

di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang

dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala

tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan

mereka dan Tuhan kita.

2 Korintus 1:1 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus

Yesus, dan dari Timotius saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus

dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya.

Efesus 6:6 angan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan

hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap

hati melakukan kehendak Allah.

Kolose 4:12 Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu,

hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu,

supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang

berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.

1 Tesalonika 4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu

supaya kamu menjauhi percabulan.

1 Petrus 2:15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat

baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.

1 Petrus 4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut

keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

1 Petrus 5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,

jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak

Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan

pengabdian diri.

Prinsip-Prinsip Yang Kita Harus Terapkan

KESETIAAN DAN TEKAD

Fondasi utama dalam mencari dan melaksanakan kehendak Allah adalah

kesetiaan kepada Allah dan tekad untuk melaksanakan kehendakNya –

atau menjadi berkenan kepadaNya dan memuliakanNya.

Mazmur 25:12 Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya

TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.

2 Korintus 5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam

tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-

Nya

Mazmur 37:4-5 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan

memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah

hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan

bertindak;.

1 Tesalonika 4:1 Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan

kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana

kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah

kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-

sungguh lagi.

Yakobus 4:3-4 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-

apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu

habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang

tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia

adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi

sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Efesus 6:6 jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan

hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap

hati melakukan kehendak Allah,

2 Timotius 2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan

dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia

berkenan kepada komandannya.

KITA MEMERLUKAN FAKTA-FAKTA DAN DATA

DATA DARI FIRMAN ALLAH

Ajaran atau perintah: Ini menunjuk kepada perintah-perintah

mendetil dari FirmanNya yang diberikan untuk menuntun perilaku

kehidupan kita. Tuhan menghendaki agar kita berdoa, membaca

FirmanNya, bersekutu secara teratur, untuk para suami agar mengasihi

istri mereka dll. Kita dinasihatkan agar tidak mencuri, berbuat zinah,

berdusta, membunuh, menyebarkan gosip, bersungut dan mengeritik.

Seluruh perintah ini mengekspresikan kehendak Allah.

Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan

kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi

berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat

membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan

kepada Allah dan yang sempurna.

Ilustrasi: Apabila di jalan raya tampak rambu-rambu batas kecepatan “30

km per jam,” maka rambu-rambu itu merupakan petunjuk atau perintah

untuk ditaati. Salah satu contoh petunjuk atau perintah dalam Alkitab

adalah “saling mengampuni satu dengan yang lain.” Ini harus ditaati.

Prinsip-Prinsip atau Petunjuk-Petunjuk: Petunjuk yang sangat

umum memiliki banyak penerapan. Ini dapat dijadikan pedoman,

khususnya apabila Kitab Suci tidak jelas memberikan perintah-perintah

langsung.

Ilustrasi: Apabila rambu lalu lintas mengatakan, “Berhati-hati.” Ini dapat

diterapkan ke dalam berbagai situasi dan kondisi. Dalam Alkitab ada

nasihat yang mengatakan “Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi

bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar,

tetapi bukan segala sesuatu membangun” (1 Kor. 10:23). Ayat ini

mengajarkan bahwa di dalam Kristus kita bebas melakukan hal-hal yang

tidak dilarang Kitab Suci, namun pertanyaannya adalah apakah hal-hal itu

bermanfaat untuk saya dan kesaksian saya kepada orang-orang lain atau

tidak?

DATA DARI DUNIA

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam memproses atau mengolah data

dari dunia:

(1) Orang-orang percaya tidak berasal dari dunia namun berada

di dalamnya sehingga perlu menggunakan data-data dari dunia

ini secara bijaksana bukan hanya untuk menunjang kehidupan

dan keluarga melainkan juga untuk pelayanan atau pekerjaan

kita.

Yohanes 17:14-18 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan

dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti

Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil

mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada

yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula

Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.

1 Korintus 7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-

barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab

dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.

Efesus 4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah

ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya

sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang

berkekurangan.

Efesus 5:10-18 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah

turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang

tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-

perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka

di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala

sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab

semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan:

"Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati

dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan

saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi

seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini

adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya

kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh

anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu

penuh dengan Roh.

(2) Allah itu bersifat transenden, berdaulat dan imanen. Ia aktif

bekerja di dunia dan dalam kehidupan kita. Karena itu kita memiliki

sumber data atau fakta mengenai cara Allah bekerja dalam melaksanakan

maksud-maksudNya yang kita akan jadikan sebagai pedoman dalam

melakukan kehendakNya di dunia ini.

Roma 1:10 Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya

beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.

Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala

sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,

yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Roma 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan

kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Roma 15:32 agar aku yang dengan sukacita datang kepadamu oleh

kehendak Allah, beroleh kesegaran bersama-sama dengan kamu.

Pengkhotbah 7:13-14 Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat

meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya? Pada hari mujur

bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang

inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat

menemukan sesuatu mengenai masa depannya..

(3) Namun Setan juga aktif bekerja sehingga kita harus waspada

dalam menggunakan data-data yang ada. Untuk dapat

membedakan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah,

kita perlu menggunakan Firman Allah sebagai filternya.

2 Timotius 2:26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali,

karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada

kehendaknya.

Efesus 5:15-16 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana

kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan

pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan

kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

DATA PRIBADI

Prinsip-prinsip yang dapat kita gunakan dalam mengolah data mengenai

diri kita sendiri:

(1) Allah telah membentuk kita dan mengangkat kita sesuai

dengan tujuan-tujuanNya.Tujuan Allah ini mencakup setiap aspek

kehidupan dan keberadaan kita – termasuk aspek seksualitas, talenta, IQ,

fisik, orang tua, latar belakang, waktu dan usia, dll., terkecuali dosa.

Mazmur 139:13-16 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,

menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh

karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku

benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu,

ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di

bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal

anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk,

sebelum ada satupun dari padanya.

Yeremia 1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku

telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku

telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi

bagi bangsa-bangsa."

Yesaya 43:7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang

Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga

Kujadikan!"

Yesaya 54:16 Sesungguhnya, Akulah yang menciptakan tukang besi yang

menghembus api dan menghasilkan senjata menurut kecakapannya,

tetapi Akulah juga yang menciptakan pemusnah untuk merusakkannya.

Keluaran 9:16 akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup,

yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-

Ku dimasyhurkan di seluruh bumi.

(2) Sebagai orang-orang orang percaya, Allah juga

mengaruniakan kita karunia-karunia rohani agar kita mampu

melaksanakan pelayanan membangun tubuh Kristus dan tugas

kita di dalam dunia (lihat juga 1 Kor. 12:3-12).

Roma 12:3-8 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku,

aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu

memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan,

tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai

diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-

masing. Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak

anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus;

tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang

lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut

kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah

untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika

karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk

mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah

kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia

melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,

hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan

kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

1 Petrus 4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia

yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari

kasih karunia Allah.

(3) Setiap orang adalah penting dan unik karena Allah

mempunyai rencana dan tujuan khusus bagi kehidupannya sesuai

panggilan dan pimpinan Allah.

Mazmur 119:73 Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku,

berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.

Mazmur 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku

dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar

menyadarinya.

Roma 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku

berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan

hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi

hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri

menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-

masing.

Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus

untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia

mau, supaya kita hidup di dalamnya.

DATA LAIN YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

(1) Situasi-situasi, pintu-pintu yang terbuka dan tertutup.

1 Korintus 7:20-21 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti

waktu ia dipanggil Allah. Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil?

Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk

dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.

Filipi 1:12-18 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu,

bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan

Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa

aku dipenjarakan karena Kristus. Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan

telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah

berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. Ada orang

yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada

pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini

memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada

di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri

dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian

mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa,

sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu

maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan

tetap bersukacita.

Roma 15:32 agar aku yang dengan sukacita datang kepadamu oleh

kehendak Allah, beroleh kesegaran bersama-sama dengan kamu.

(2) Fakta-fakta atau data-data ekonomi, politik, geografi dan sosial.

(3) Minat seseorang dalam menyenangi maupun tidak menyenangi

sesuatu, karakter dan kepribadian seseorang.

(4) Karunia-karunia, talenta-talenta, keahlian, kemampuan, ketrampilan,

pengalaman dan kesiapan seseorang.

(5) Kondisi fisik atau kesehatan, usia seseorang.

(6) Jenis kelamin (pria atau wanita).

Ilustrasi: Misalnya, ada lowongan yang terbuka untuk menjadi pemain

dalam tim basket nasional, namun saya tahu pasti hal ini bukanlah

kehendak Allah bagi saya. Alasannya karena mempertimbangkan faktor

usia saya yang sudah tua, kelambanan saya, dan fisik saya yang

terlampau pendek. Kita harus belajar melihat bahwa Allah bekerja melalui

situasi atau keadaan dalam menyatakan kehendak atau pimpinanNya

bagi kita. Segala sesuatu dan setiap keadaan tidak terjadi secara

kebetulan atau di luar rencana. Setiap faktor harus dipertimbangkan

dalam mencari pimpian Tuhan.

Kesimpulan Prinsip-Prinsip

(1) Kita harus belajar mempertimbangkan data dan fakta apa saja yang

kita peroleh dari dunia kita (kesehatan, kemampuan, pendidikan,

keuangan, sakit-penyakit dan kondisi-kondisi lainnya).

(2) Kita harus mempelajari fakta-fakta ini dan belajar menerima keadaan

kita dan meyakini bahwa Allah memegang kendali dan menggunakan

setiap keadaan sesuai rencanaNya . Ia aktif bekerja dalam setiap hal dan

kondisi.

(3) Dalam mempertimbangkan data-data dan fakta-fakta ini, kita harus

mengingat peran Firman Allah sebagai pedoman dalam menentukan apa

yang benar dan salah.

Ibrani 5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang

karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang

baik dari pada yang jahat.

Yesaya 55:7-9 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat

meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka

Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi

pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah

rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman

TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku

dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu

Amsal 2:9 Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan

kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.

Allah tidak pernah akan mengizinkan kita melakukan sesuatu yang

bertentangan dengan FirmanNya. Setan selalu melakukannya, demikian

pula dunia ini melakukannya, namun tidak demikian dengan Tuhan kita.

Sebagai contoh, seorang gadis Kristen ingin kawin dengan pria yang

bernama Charlie, namun apabila Charlie bukan seorang yang percaya

kepada Tuhan, ia harus menyadari bahwa Allah pasti tidak berkenan atau

merestui keinginannya itu berdasarkan Firman Allah yang

mengungkapkan kehendakNya.

1 Korintus 7:39 Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya

telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang

dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.

2 Korintus 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak

seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan

apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah

terang dapat bersatu dengan gelap?

(4) Mengenal kehendak Allah bukan sekedar hal mengenal apa yang

benar dan salah melainkan mengenai apa yang terbaik dan sesuai dengan

ajaran FirmanNya bagi kita.

Filipi 1:10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci

dan tak bercacat menjelang hari Kristus.

Filipi 1:20-21 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa

aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti

sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di

dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku

hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

Matius 6:19-20 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi

ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta

mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga

ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar

serta mencurinya;

(5) Juga sebagai pedoman. Kita harus ingat bahwa Allah juga tidak

memberikan kita keinginan-keinginan yang bertentangan dengan akal

sehat. Seorang gadis mungkin saja ingin langsung kawin dengan seorang

lelaki ganteng yang baru saja dikenalnya. Ini tentu saja tak masuk akal.

Karena anda mustahil dapat mengenal seseorang dengan baik hanya

dalam waktu yang sangat singkat. Atau misalnya, seseorang yang telah

berkeluarga ingin berhenti dari sesuatu pekerjaan dan beralih ke suatu

usaha atau pekerjaan baru. Namun apabila ada bayi yang baru lahir di

dalam keluarganya, tanpa punya uang tabungan, dan punya setumpuk

hutang, pastilah keputusan untuk pindah pekerjaan merupakan hal yang

tidak masuk akal untuk dilakukan.

(6) Demikian pula perlu diingat bahwa Allah tidak memberikan keinginan-

keinginan dalam hati kita yang bertentangan dengan data–data atau

fakta-fakta lain yang masuk akal yang bersumber dari dunia ini. Misalnya,

seseorang mungkin punya ambisi menjadi seorang seniman atau arsitek.

Namun pertanyaannya, apakah orang itu memiliki talenta sebagai

seniman atau ketrampilan menggambar? Jika tidak, pasti keinginan itu

bukan berasal dari Allah.

(7) Sebagaimana telah dinyatakan, bahwa setiap keinginan untuk

melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Kitab Suci pasti bukan

berasal dari Allah. Firman Allah adalah kuncinya. Karena itu

pertimbangkan dan ujilah setiap keinginan anda berdasarkan ajaran dan

prinsip Firman. Apabila cocok dengan Firman, itu pasti dari Allah. Namun

kalaupun cocok, kita masih harus mengujinya dengan waktu dan dengan

data-data lainnya. Untuk itu kita harus membawa setiap hal dalam doa

sambil memohon hikmat daripadaNya.

Yakobus 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,

hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada

semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-

bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.

(8) Kunci terutama di sini adalah persekutuan pribadi dengan Tuhan.

Lukas 16:10 mencatat prinsip yang dapat digunakan. Ayat ini

mengatakan, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia

juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam

perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

Prinsip yang diajarkan dalam ayat ini yang harus melandasi keputusan-

keputusan besar– misalnya, sekolah, perkawinan, pekerjaan, membeli

mobil, rumah, dsb. – adalah kesetiaan kita dalam pelaksanaan dan

komitmen kita kepada Tuhan dalam melaksanakan rutinitas kehidupan

kita sehari-hari. Kita tak hanya diberikan kemampuan membedakan apa

yang benar dan apa yang salah melainkan juga kemampuan menentukan

pilihan dengan memprioritaskan kehendak Allah di atas kehendak kita.

(lihat juga Ef. 5:9-18; Lukas 14:25-27).

Mazmur 119:133 Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah

segala kejahatan berkuasa atasku.

Roma 12:1-2 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku

menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai

persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:

itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan

dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu

dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang

berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Matius 16:23-24 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus:

"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau

bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang

dipikirkan manusia." Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap

orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul

salibnya dan mengikut Aku

Meskipun pimpinan Allah pada akhirnya akan menghindarkan kita dari

kebuntuan dan memberikan kita ketenangan dan kebahagiaan, namun

tujuan utamanya bukan menjadikan hidup ini ibarat jalan raya yang bebas

hambatan, mulus tanpa lobang dan hambatan yang membahayakan.

Pimpinan Allah dalam hal ini bertujuan memampukan kita dalam

memuliakan Allah dan melaksanakan kehendakNya dalam keadaan dan

situasi apapun.

1.8. Kepastian Mengenai Pahala Kekal

Pengajaran tentang Bema

Pelajaran berikut ini yang akan membahas mengenai Pahala dan Takhta

Pengadilan Kristus merupakan doktrin utama dalam Perjanjian Baru.

Ajaran ini sering diabaikan, atau kalaupun diajarkan sering disalahartikan

karena menyebut tentang “pengadilan” yang meruakan terjemahan dari

bahasa Yunaninya. Mengenai hal ini, Samuel Hoyt berkomentar:

Di kalangan gereja masa kini tampak adanya silang pendapat mengenai

sifat pengadilan atau pemeriksaan yang dilakukan ketika seseorang

menghadap takhta pengadilan Kristus. Perkataan “takhta pengadilan

Kristus” bisa mengakibatkan kesimpulan keliru mengenai sifat dan tujuan

pemeriksaan yang dilakukan. Kekeliruan yang biasa muncul adalah bahwa

Allah akan menjatuhkan ganjaran yang setimpal dengan dosa-dosa yang

dilakukan oleh orang-orang percaya, yang berakibat penjatuhan hukuman

sebagai pembalasan atas dosa-dosa mereka.12

Kita akan melihat nanti bahwa meskipun dalam Pengadilan akan

membawa akibat-akibat serius, namun Takhta Pengadilan Kristus itu

bukanlah tempat penjatuhan hukuman terhadap dosa-dosa orang-orang

percaya, melainkan pemberian pahala bagi orang-orang percaya yang

ditentukan berdasarkan kesetiaan dan amal baktinya.

Dalam 1 Tesalonika 2:19-20, Rasul Paulus mengakui bahwa ia termotivasi

oleh fakta tentang pemberian pahala-pahala pada kedatangan Kristus

bagi orang-orang percaya. Hal ini selalu disinggungnya dalam setiap fasal

suratnya ini dan juga menjadi pokok bahasan utama dalam 2 Tesalonika.

Memang peristiwa kedatangan Kristus kedua kali dan maknanya bagi

dunia dan diri kita secara pribadi merupakan pokok penting dalam

Perjanjian Baru.

1 Tesalonika 2:19-20 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita

kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada

waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan

kami dan sukacita kami.

Juga penting diperhatikan dalam ayat-ayat terakhir Kitab Wahyu, sebagai

kitab terakhir, kita menemukan perkataan ini dari Tuhan kita:

“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk

membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya” (Wah. 22:12).

Kendati keselamatan merupakan pemberian Allah, namun tersedia pula

pahala-pahala yang akan diberikan karena kesetiaan kita kepada Tuhan

atau hilang karena ketidaksetiaan kita. Pemberian pahala merupakan

faktor pendorong bagi kehidupan Kristen. Namun kita perlu memahami

sifat pahala-pahala dengan benar agar kita pun termotivasi secara benar.

Sebagian orang menjadi agak risih bila membicarakan tentang pahala-

pahala karena pokok ini seakan lebih menekankan “jasa” kita manusia

dari pada “kasih karunia” Allah, dan juga mereka berpendapat bahwa

melayani Tuhan itu harus dilakukan berdasarkan kasih dan untuk

kemuliaan Allah.

Memang kita harus melayani Tuhan berdasarkan kasih kepadaNya dan

untuk kemuliaan Allah. Pemahaman mengenai sifat pahala-pahala itu

akan membantu kita ke arah itu. Namun demikian kita tidak bisa

menghindar dari kenyataan bahwa Alkitab menjanjikan pahala bagi kita.

Allah mengaruniakan keselamatan untuk kita. Itu merupakan pemberian

Allah melalui iman, namun juga Ia memberikan pahala untuk setiap

perbuatan baik kita. Allah, berdasarkan kemurahanNya, telah

memberikan sarana bagi kita untuk melayani Dia. Allah jugalah yang

mengerjakan di dalam kita kemauan maupun pekerjaan berdasarkan

kasih karuniaNya, namun keputusan untuk mau melayani, dan ketekunan

kita dalam melakukannya merupakan tanggung jawab dan peran kita.

Allah melihat hal-hal ini sebagai perbuatan yang patut diberi pahala. Coba

simak ayat-ayat berikut ini:

Filipi 2:12-13 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat;

karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,

bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang

waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu

baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

1 Korintus 3:11-15 Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan

dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu

permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-

masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya,

sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-

masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun

seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar,

ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi

seperti dari dalam api.

1 Korintus 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah

sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-

Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari

pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah

yang menyertai aku.

Kolose 1:29 Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala

tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.

Roma 14:10-11 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi

saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita

semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis:

"Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk

lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."

2 Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam

tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-

Nya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus,

supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai

dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus,

supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya

dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

Wahyu 3:11-12 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu,

supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu. Barangsiapa menang,

ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan

keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama

kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku,

dan nama-Ku yang baru.

Pengertian Tentang Pengadilan Bema

Roma 14:10 dan 2 Korintus 5:10 berbicara tentang “takhta pengadilan.”

Ini adalah terjemahan dari istilah Yunani, Bema. Meskipun

istilah Bema digunakan dan Injil-Injil dan Kisah Para Rasul tentang sebuah

panggung tempat penguasa Romawi duduk untuk menjatuhkan vonis,

namun penggunaannya dalam surat-surat Paulus lebih tepat

menggambarkan penggunaan aslinya. Orang-orang Yunani menggunakan

Bema sebagai tempat pemberian medali (piala) dalam sebuah

perlombaan atau pertandingan olah raga.

Roma 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi

saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita

semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.

2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan

Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,

sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Istilah Bema diambil dari pertandingan-pertandingan Isthmian di mana

para kontestan olah raga bertanding untuk mendapatkan piala. Piala atau

medali diberikan menurut penilaian atau pengawasan para hakim yang

mengamati apakah setiap peraturan pertandingan telah dipatuhi dengan

baik. Pemenang yang telah bertanding sesuai aturan akan dipanggil naik

ke atas panggung yang disebut Bema. Di atas panggung itu, hakimnya

akan mengalungkan kalung yang terbuat dari dedaunan ke atas

kepalanya sebagai tanda kemenangan.

2 Timotius 2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota

sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan

olahraga.

1 Korintus 9:24-25 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang

pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang

saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga

kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian

dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat

demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk

memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Dalam ayat-ayat ini Paulus menggambarkan orang percaya sebagai atlit

yang bertanding dalam sebuah perlombaan rohani. Seorang atlit Yunani

yang menang akan menghadap Bema untuk menerima piala atau medali

yang akan layu. Demikian pula orang Kristen akan menghadap Bema

Kristus untuk menerima pahala yang tidak akan layu. Hakim yang berdiri

di Bema itu akan memberikan mahkota kepada para pemenang. Namun

Hakim itu tidak mencambuk mereka yang kalah.13

Juga ia tidak akan menghukum mereka, misalnya, dengan kerja paksa.

Dengan kata lain, Bema itu merupakan tempat pemberian mahkota atau

pahala. Di tempat itu akan ditetapkan apakah pelomba itu akan menerima

mahkota atau akan kehilangan mahkota lewat proses penilaian. Bema

bukan tempat penghukuman atas dosa-dosa yang dilakukan orang-orang

percaya. Pandangan ini tidak konsisten dengan karya Kristus di salib yang

telah selesai dikerjakanNya untuk membayar hukuman atas dosa-dosa

mereka. Chafer dan Walvoord mengomentari hal ini dengan sangat jelas:

Mengenai dosa, Kitab Suci mengajarkan bahwa seorang anak Tuhan,

berdasarkan kasih karuniaNya, telah terlepas dari hukuman (Yoh.3:18;

5:24; 6:37; Rom. 5:1; 8:1; 1 Kor. 11:32); juga karena kedudukannya di

hadapan Allah, dan karena hukuman atas seluruh dosa-dosanya – masa

lampau, sekarang, dan yang akan datang (Kol. 2:13) telah ditanggung

oleh Kristus, Pengganti kta yang sempurna, maka orang percaya tidak

hanya terlepas dari hukuman melainkan juga diterima dalam

kesempurnaan Kristus berdasarkan keberadaannya di dalam Kristus (1

Kor. 1:30; Ef. 1:6; Kol. 2:10; Ibr. 10:14) serta dikasihi oleh Allah

sebagaimana Kristus dikasihi (Yohanes 17:23).14

Selain itu, mengenai Bema, Chafer menulis, “Dapat dikatakan bahwa

pengadilan itu sama sekali tak berkaitan dengan permasalahan dosa,

melainkan lebih berkaitan dengan pemberian pahala (mahkota) dari pada

penolakan karena kegagalan.”15

Kapan Pengadilan Bema Dilaksanakan?

Pelaksanaan Bema terjadi segera setelah rapture (pengangkatan orang

percaya) atau kebangkitan orang percaya, sebagaimana dinyatakan

dalam 1 Tesalonika 4:13-18:

Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak

mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan

berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.

Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit,

maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus

akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan

kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal

sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka

yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu

penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan

sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan

lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal,

akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong

Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama

dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan

perkataan-perkataan ini.

Argumentasi atau Alasan-Alasan Yang Mendukung Pandangan Ini:

(1) Dalam Lukas 14:12-14, pahala itu dikaitkan dengan kebangkitan dan

pengangkatan orang percaya.

Lukas 14:12-14 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang

Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan

malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau

saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu

yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang

engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi

apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin,

orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan

engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk

membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada

hari kebangkitan orang-orang benar."

(2) Dalam Wahyu 19:8, ketika Tuhan datang kembali bersama dengan

mempelaiNya di akhir masa Tribulasi, tampak mempelai wanita telah

diberi pahala atau mahkota. Pahalanya digambarkan sebagai kain lenan

halus, perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.

Perkataan ini menunjukkan akibat dari pemberian pahala.

Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan

halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu

adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.).

(3) Dalam 2 Timotius 4:8 dan 1 Korintus 4:5, pahala itu berkaitan dengan

“hariNya” atau hari kedatangan Tuhan. Sekali lagi hal ini menunjuk

kepada peristiwa yang disebutkan dalam 1 Tesalonika 4:13-18.

2 Timotius 4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang

akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;

tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang

merindukan kedatangan-Nya.

1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu

sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi

dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di

dalam hati.

Jadi urutan peristiwanya adalah (a) pengangkatan, termasuk pemuliaan

atau kebangkitan tubuh kita, (b) pengangkatan ke angkasa untuk pergi

bersama-sama dengan Tuhan, (c) menghadap pengadilan Bema dan (d)

pemberian kompensasi atau pahala.

Dimana Pengadilan Bema Dilaksanakan?

Bema itu akan terjadi di angkasa di hadapan hadirat Tuhan. Hal ini

dinyatakan dalam ayat-ayat berikut:

1 Tesalonika 4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan

diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong

Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama

dengan Tuhan

Wahyu 4:2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta

terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.

Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan

halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu

adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.).

Siapa Yang Akan Menghadap Pengadilan Bema?

Setiap ayat yang berbicara tentang Bema selalu terkait dengan orang-

orang percaya atau jemaat Tuhan. Perhatikan penekanan tentang

perbuatan-perbuatan baik.

Roma 14:10-12 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi

saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita

semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis:

"Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk

lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."

Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan

jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah..

1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan

emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak

pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan

menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana

pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan

yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika

pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan

diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

2 Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam

tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-

Nya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus,

supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai

dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus,

supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya

dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

1 Tesalonika 2:19-20 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita

kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada

waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan

kami dan sukacita kami.

1 Timotius 6:18-19 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi

kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian

mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu

yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.

Titus 2:12-14 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan

keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan

beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan

pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah

yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah

menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala

kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-

Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Peristiwa kebangkitan yang berkaitan dengan pemberian pahala kepada

orang-orang kudus masa Perjanjian Lama akan terjadi setelah masa

Tribulasi, yakni setelah orang-orang kudus masa gereja berada di surga,

kemudian diberikan pahala, dan kembali bersama dengan Tuhan untuk

menghakimi isi bumi ini (lihat juga Mat. 24).

Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan

halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu

adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.).

Daniel 12:1-2 Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar

itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu

waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada

bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu

akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam

Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam

debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal,

sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.

Semua orang percaya, tanpa melihat tingkat kerohanian mereka, akan

diangkat dan menghadap pengadilan Bema untuk mempertanggung-

jawabkan kehidupan mereka. Pada saat itu akan ditentukan apakah

mereka akan menerima pahala atau kehilangan pahala. Sebagian

menganut pandangan partial rapture (pengangkatan parsial) mengajarkan

bahwa hanyalah mereka yang memiliki tingkat kerohanian tertentu yang

berlayak mengalami pengangkatan. Ini terjadi sebagai hukuman bagi

orang-orang percaya yang berbuat dosa. Sebagaimana telah dinyatakan

sebelumnya, pandangan ini tidak hanya bertentangan dengan karya

Kristus yang telah selesai dikerjakanNya untuk membayar hukuman bagi

dosa-dosa, melainkan juga bertentangan dengan ajaran dalam 1

Tesalonika 5:8-17:

Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar,

berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan

keselamatan. Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka,

tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang

sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur,

kita hidup bersama-sama dengan Dia. Karena itu nasihatilah seorang akan

yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu

lakukan. Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu

menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin

kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-

sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.

Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Kami juga

menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan

tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah,

sabarlah terhadap semua orang. Perhatikanlah, supaya jangan ada orang

yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang

baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa.

Perhatikan ayat 9 dan 10. Konteksnya berbicara tentang kembalinya

Kristus bagi jemaatNya —peristiwa pengangkatan (1 Tes. 4:13-18).

Pengangkatan merupakan sarana kelepasan kita dari murka yang

dinyatakan dalam fasal 5:1-3. Selain itu, perkataan “berjaga-jaga atau

tidur” dalam ayat 10 menunjuk kepada kondisi spiritual atau moral, bukan

apakah orang itu hidup atau mati pada saat Kristus datang, seperti

dijelaskan dalam 4:13-14. Ini jelas terlihat dalam konteks 5:4-8 dan

perubahan istilah dalam bahasa Yunani yang digunakan Paulus untuk

istilah “tidur.” Dalam 5:10, Paulus menggunakan istilah

Yunani katheudo, bukan koimao, yang bermakna metaforis dalam 4:13-14

mengenai kematian jasmani. Meskipun istilahkatheudo digunakan untuk

tidur secara jasmani atau kematian, istilah ini juga biasa digunakan untuk

menggambarkan sikap apathi spiritual atau kelalaian terhadap perkara-

perkara rohani. Ini jelas terlihat dalam konteks fasal 5. Jadi kesimpulannya

adalah ini: Berdasarkan karya Kristus yang telah selesai dikerjakanNya

secara sempurna di atas salib (perhatikan perkataan “yang sudah mati

untuk kita” dalam ayat 10), entah kita berjaga-jaga secara rohani atau

tidak, kita akan hidup bersama-sama dengan Dia melalui pengangkatan

untuk menghadap pengadilan Bema.

Siapa Hakim Dalam Pengadilan Bema?

Hakimnya tak lain adalah Tuhan Yesus Kristus yang pada masa sekarang

pun sedang mengamati kehidupan kita. Ia jugalah yang akan

mengadakan penilaian terhadap setiap perbuatan kita dan kehidupan kita

secara keseluruhan ketika kita menghadap Pengadilan Bema. Dalam

Roma 14:10, Rasul Paulus menyebut penilaian ini sebagai saat Bema Allah

sedangkan dalam 2 Korintus 5:10, Paulus menyebutnya sebagai Bema

Kristus. Kesimpulannya adalah Yesus yang adalah Allah akan menjadi

hakim kita dan pemberi pahala bagi kita.

1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu

sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi

dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di

dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.

2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan

Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,

sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus,

supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya

dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

Roma 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi

saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita

semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.

Tujuan dan Alasan Pengadilan Bema

Tujuan dan alasan pengadilan Bema ini merupakan pokok yang paling

santer dibicarakan, khususnya karena pembahasannya akan mengarah

kepada aspek-aspek praktis pengadilan Bema ini. Pertanyaan-pertanyaan

penting yang biasanya muncul adalah: Mengapa kita harus menghadap

Bema? Apakah hanya untuk penerimaan pahala atau kehilangan pahala?

Apakah ada hukuman yang dijatuhkan? Akan adakah dukacita yang

dialami? Apakah dasar pelaksanaan Bema itu? Apakah karena dosa,

perbuatan-perbuatan baik atau apa?

Di kalangan gereja masa kini, muncul silang pendapat mengenai sifat dari

pengadilan Bema itu. Penggunaan istilah “takhta pengadilan,” kurangnya

pemahaman latar belakang historis dan kulturis mengenai Bema dan

teologia yang kabur mengenai karya Kristus di salib merupakan faktor-

faktor penyebab perbedaan-perbedaan pendapat ini. Dalam hal ini Allah

hanya dipandang sebagai pemberi pembalasan terhadap dosa-dosa orang

percaya atau dosa yang tidak diakui.

TIGA PANDANGAN MENGENAI BEMA

Sebagai tinjauan singkat ketiga pandangan ini, saya ingin mengutip

tulisan Samuel L. Hoyt dalam Bibliotheca Sacra.

Sebagian sarjana Alkitab melihat takhta pengadilan ini sebagai tempat

yang diwarnai dukacita mendalam, ketakutan, dan tempat Kristus akan

membeberkan seluruh dosa-dosa orang percaya ( dosa-dosa yang tidak

diakui) di hadapan orang-orang kudus yang telah dibangkitkan dan

mengalami pengangkatan. Sebagian lagi malah mengemukakan bahwa

orang-orang Kristen harus mengalami semacam penderitaan karena dosa-

dosa mereka pada saat menghadapi pengadilan ini.

Di pihak lain, sebagian lagi yang menganut kronologi eskatologis yang

sama berpendapat bahwa peristiwa ini merupakan semacam upacara

pemberian penghargaan. Mahkota akan diberikan kepada setiap orang

percaya. Akibatnya setiap orang Kristen akan dipenuhi rasa syukur untuk

mahkota yang diterimanya, sehingga ia tidak akan berasa malu.

Para sarjana Alkitab lainnya mengemukakan pandangan tengah. Mereka

mengakui adanya pengadilan atau pemeriksaan namun hal yang lebih

ditekankan adalah aspek penghargaan dalam pengadilan tersebut.

Mereka menekankan pentingnya kesetiaan dan ketekunan dalam

kehidupan Kristen sekarang ini namun menolak konsep adanya

penjatuhan hukuman jasmaniah dalam pengadilan Bema. Yang

ditekankan adalah bahwa setiap orang Kristen harus mempertanggung-

jawabkan kehidupannya di hadapan Kristus yang mahatahu dan kudus.

Segala perbuatan yang dilakukan menurut kekuatan daging ini tidak akan

mendapatkan pahala, namun segala perbuatan yang dilakukan dalam

kuasa Roh Kudus akan mendapatkan pahala. Mereka yang menganut

pandangan ini percaya bahwa orang-orang Kristen akan dimuliakan di

hadapan Kristus tanpa sifat berdosa. Demikian pula setiap orang percaya

akan berdiri tanpa rasa bersalah karena ia telah dibenarkan dalam

Kristus. Tak perlu ada lagi hukuman jasmani karena Kristus telah

menanggung seluruh murka Allah terhadap dosa-dosa orang-orang

percaya selama-lamanya.16

Saya percaya pandangan yang terakhir ini lebih sesuai dengan ajaran

Kitab Suci. Alasan-alasannya akan dibahas ketika kita mempelajari

tentang sifat, tujuan dan dasar pengadilan Bema. Namun untuk saat ini,

agar kita tidak menarik kesimpulan yang keliru, kita perlu selalu ingat

bahwa Firman Allah mengajarkan adanya konsekuensi-konsekuensi

temporal (sekarang) dan futural (akan datang) terhadap dosa atau

ketidaktaatan kita. Meskipun dosa kita tidak akan dihukum ketika

menghadap Bema karena Kristus telah menanggungnya bagi kita, namun

kita tak boleh meremehkan dosa, mengingat konsekuensi-konsekuensinya

yang serius.

KONSEKUENSI-KONSEKUENSI DOSA SEKARANG

Uraian berikut ini tidaklah mendalam, karena hanya bertujuan untuk

menunjukkan bahwa dosa dalam kehidupan orang percaya bukanlah hal

yang kecil.

1. HILANGNYA PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN

Dosa yang diperbuat orang percaya akan mengakibatkan hilangnya

persekutuan yang akrab dengan Tuhan dan hilangnya sukacita dan

damai.

Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu

karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu

menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh

teriknya musim panas. Sela.

2. DISIPLIN DARI TUHAN

Kita tidak boleh memandang disiplin dari Tuhan sebagai hukuman. Disiplin

dari Allah sebagai Bapa kita bertujuan mendidik dan memperbaiki anak-

anakNya. Terkadang disiplin ini datang dalam bentuk ujian, pencobaan,

kegagalan, dan kesusahan, yang Ia gunakan untuk memperbaiki dan

melatih kita. Namun apabila kita tetap terus berbuat dosa, itu akan

menambah kemalangan kita. Namun tujuan disiplinNya selalu untuk

mengembalikan kita kepadaNya. Apabila orang percaya tidak mau

bertobat, ini dapat saja meningkat menjadi dosa yang membawa maut

(kematian) seperti yang dialami Ananias dan Safira (Kisah 5), dan

beberapa orang percaya di Korintus yang tidak mau mengakui dosa

mereka dan membereskannya dengan Tuhan.

Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara

kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap

enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau

diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan

Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus

menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di

manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau

kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu

bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita

yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau

demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya

kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek

sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita

untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan

sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah

kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

1 Korintus 11:28-30 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya

sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia

mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu

yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.

1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,

yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada

Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang

berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang

mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.

Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan

maut.

3. HILANGNYA KUASA DAN KEBERBUAHAN

Bila kita tak mau menyelesaikan dosa kita melalui pengakuan yang jujur,

kita mendukakan Roh Kudus dan memadamkan kuasaNya di dalam

kehidupan kita. Selain itu, akibatnya kita akan menjalani kehidupan ini

dalam kekuatan dan keinginan daging, bukannya dengan iman kepada

Allah. Kita akan mengandalkan cara kita sendiri dalam mengahadapi

setiap permasalahan hidup. Tentu saja sikap dan cara seperti ini hanya

akan menghasilkan perbuatan-perbuatan daging dengan segala akibatnya

yang dahsyat dan sia-sia. Firman Tuhan mengajarkan bahwa apabila kita

tidak tinggal di dalam Dia, yakni hidup dalam iman dan ketaatan kepada

Tuhan, kita tak akan dapat berbuat apa-apa dan hidup kita akan hampa.

Galatia 3:1-5 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah

mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah

dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui

dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan

hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah

kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu

sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah

kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia! Jadi bagaimana sekarang,

apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-

limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian

karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada

pemberitaan Injil?

Galatia 5:1-5 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah

memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi

dikenakan kuk perhambaan. Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata

kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak

akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang

menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.

Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh

hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. Sebab oleh Roh, dan

karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.

Galatia 5:19-21, 26 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,

kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,

perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh

pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap

semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--

bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan

mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.… . dan janganlah kita gila

hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.

Yeremia 2:12-13 Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigil dan

gemetarlah dengan sangat, demikianlah firman TUHAN. Sebab dua kali

umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang

hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang

bocor, yang tidak dapat menahan air.

Yohanes 15:1-7 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah

pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya

dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak

berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah

Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia

tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,

jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan

kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di

dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat

berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke

luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan

dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku

dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu

kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

4. HILANGNYA KESEMPATAN-KESEMPATAN

Bila keinginan kita sendiri yang mengendalikan kehidupan kita, bukannya

Tuhan, kita akan menjadi tidak sensitif terhadap orang lain sehingga

hilang kesempatan untuk melayani. Dengan kata lain, kita kehilangan visi.

Orang-orang Kristen duniawi tidak memiliki visi selain hanya mengejar

ambisi atau urusan pribadi mereka sendiri.

Yohanes 4:34-38 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah

melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan

pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah

musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan

pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk

dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia

mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan

penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa:

Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk

menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan

kamu datang memetik hasil usaha mereka."

5. HILANGNYA KEINGINAN DAN MOTIVASI PELAYANAN

Orang-orang percaya yang duniawi dan dikuasai keinginan daging (karnal)

biasanya hanya dikendalikan oleh keinginan-keinginan diri mereka sendiri.

Mungkin tepat dan cocok sekali topik tentang hal mementingkan diri

sendiri dan pahala-pahala dibahas di sini karena sebagian orang

memandang pahala sebagai hal yang mengarah kepada kepentingan diri

sendiri dan bersifat karnal.

Galatia 5:16-17 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak

akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan

dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan

daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak

melakukan apa yang kamu kehendaki.

Zane Hodges memiliki pemikiran yang baik mengenai konsep ini:

Kitab Suci tidak mengajar kita untuk tidak tertarik kepada kebahagiaan

atau kesenangan diri kita. Keinginan untuk melepaskan diri dari hukuman

kekal itu sendiri merupakan minat pribadi yang sah dan penting. Naluri

untuk menjaga dan memelihara kehidupan kita pun demikian. Juga

kesenangan dan penikmatan bukanlah pengalaman-pengalaman yang

haram.

Ketika Allah menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, Ia

menyediakan bagi mereka “berbagai-bagai pohon dari bumi, yang

menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya” (Kej. 2:9). Mereka dapat

menikmatinya dengan leluasa asalakan mereka tidak memakan buah dari

pohon yang dilarang. Demikian pula, Paulus meberkata kepada orang-

orang kaya bahwa “Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada

kita segala sesuatu untuk dinikmati.” (1 Tim. 6:17).

Mementingkan atau mengasihi diri sendiri tak boleh diartikan hanya

sebagai pengejaran kepentingan diri kita sendiri. Hal ini harus diartikan

sebagai pengejaran kepentingan diri sendiri menurut cara kita

sendiri, bukannya menurut cara Allah. Oleh karena “kasih” merupakan

sifat yang baik yang merupakan bagian dari iman Kristen, sering kali hal

mementingkan diri sendiri diartikan sebagai pengejaran kepentingan diri

sendiri yang melanggar hukum kasih.17

Mengejar kepentingan (keinginan) diri sendiri menurut cara atau petunjuk

Allah adalah hal yang sah. Namun orang yang hanya bersikap

mementingkan diri sendiri biasanya terlalu dikuasai oleh keinginan dirinya

sendiri dengan mengorbankan orang-orang lain dan kehendak Allah. Paad

saat Adam dan Hawa makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat,

tindakan mereka itu mencerminkan keterpusatan kepada keinginan diri

sendiri. Sikap tersebut adalah dosa dan dapat disamakan dengan

penyembahan berhala. Ketika mereka ditempatkan di taman yang indah

itu dan menikmati buah pohon-pohon dengan segala keindahan dan

kenyamanan taman itu, mereka bertindak menuruti keinginan (selera) diri

mereka sendiri namun mereka melakukannya dengan bergantung kepada

Tuhan dan dalam ketaatan kepadaNya.

6. HUBUNGAN-HUBUNGAN YANG RUSAK DAN KETIDAKHARMONISAN

Perilaku duniawi akan berakibat rusaknya hubungan-hubungan dan

membawa penderitaan terhadap orang-orang di sekitar kita – keluarga

kita, sahabat-sahabat kita, teman-teman sekerja kita, dan teman-teman

seiman kita dalam tubuh Kristus.

Galatia 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan,

awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

Ibrani 12:15-17 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri

dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang

menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu

yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk

sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak

menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk

memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan

mencucurkan air mata.

7. HILANGNYA KESEHATAN JASMANI DAN VITALITAS

Tentu saja tidak semua sakit penyakit, kelemahan, atau penderitaan

selalu disebabkan oleh perbuatan dosa, namun hal itu bisa saja terjadi

dan bahkan sering kali terjadi.

1 Korintus 11:29-30 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa

mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab

itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang

meninggal.

1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,

yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada

Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang

berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang

mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.

Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan

maut.

Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi

semangat yang patah mengeringkan tulang.

Amsal 14:30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati

membusukkan tulang.

8. HILANGNYA MAHKOTA KETIKA MENGHADAP BEMA

Akan ada orang percaya yang kehilangan pahala sebagaimana dinyatakan

dalam ayat-ayat berikut:

1 Korintus 3:13-15 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan

nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak

dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji

oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan

mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,

tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Tujuan Bema (Lanjutan)

Pengadilan Bema itu tidak bersifat menghukum. Bema bukan

penghakiman orang percaya karena sesuatu perbuatan dosa yang

dilakukannya.

Kitab Suci mengajar bahwa bagi orang percaya, keadilan Allah terhadap

dosa orang percaya, telah digenapi Kristus secara sempurna untuk

selama-lamanya di atas salib. Apabila Allah harus menghukum lagi orang

percaya untuk dosa-dosanya yang telah dibayar oleh Kristus, berarti Allah

menuntut dua pembayaran untuk dosa sehingga hal ini akan

bertentangan dengan keadilanNya. Konsep tentang penghukuman dosa

orang percaya mengaburkan kecukupan dan khasiat kematian Kristus di

atas salib.18

Kristus telah membayar hukuman bagi dosa-dosa orang percaya pra dan

pasca pertobatan. Orang percaya dapat kehilangan pahala yang

seharusnya ia terima, namun ia tidak tidak harus menjalani hukuman lagi

untuik “membayar” dosa-dosanya.

Kitab Suci mengajar bahwa setiapdosa, yang diakui maupun tidak diakui,

telah diampuni dan dibereskan melalui karya Kristus di salib, sehingga

orang percaya tidak perlu diperhadapkan lagi dengan dosa-dosanya pada

pengadilan Bema. Ayat-ayat berikut menjelaskan prinsip mendasar

mengenai sifat dari Karya Kristus yang sempurna dan lengkap itu.

Ibrani 10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk

selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.

Roma 5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang

telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang

semua orang menjadi orang benar.

Kolose 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua

pemerintah dan penguasa.

Ibrani 8:12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan

mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.".

Ibrani 10:17-18 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan

mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu

lagi dipersembahkan korban karena dosa.

Yesaya 38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi

keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang

kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari

hadapan-Mu.

Yesaya 44:22 Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu

seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang

tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau!

Mazmur 103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada

kita pelanggaran kita.

Kita tidak akan mengalami hukuman lagi. Mengapa? Karena Kristus telah

menanggung hukuman kita dengan menanggung kutuk karena kita.

Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam

damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

Yohanes 3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;

barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia

tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa

mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia

mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah

pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Jika demikian mengapa kita harus mengakui dosa kita? Dan mengapa

Allah harus menghukum orang-orang percaya karena dosa yang tidak

diakui seperti halnya Ananias dan Safira dalam Kisah 5 dan beberapa

orang percaya di Korintus dalam 1 Korintus 11:28? Pertanyaan-

pertanyaan ini merupakan permasalahan yang sama sekali lain atau

berbeda.

Dosa yang tidak diakui ada kaitannya dengan persekutuan kita dengan

Tuhan selama kita berada dalam kehidupan di dunia ini, tidak berkaitan

dengan kedudukan kita di hadapan Allah. Dosa yang tidak diakui akan

menghambat persekutuan dan pengendalianNya atas kehidupan kita.

Sebagaimana Amos 3:3 mengatakan, “Berjalankah dua orang bersama-

sama, jika mereka belum berjanji?” Jelas jawabannya adalah tidak.

Pengakuan berarti kita setuju dengan Allah mengenai dosa kita dan dalam

pengakuan ini kita mau menunjukkan keinginan kita untuk kembali

berada di bawah kontrol Allah. “Pengampunan sehari-hari bagi mereka

yang termasuk dalam keluarga Allah harus dibedakan dengan

pengampunan yudisial dam posisional terhadap dosa-dosa seseorang

yang terjadi pada saat ia percaya kepada Tuhan Yesus Kristus” (Hoyt,

hal.38). Kita perlu membedakan antara pengampunan horisontal dan

pengampunan vertikal ketika Allah membenarkan kita dan memberikan

kita kedudukan karena Kristus.

Ayat-ayat Kunci:

Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara

kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap

enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau

diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan

Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus

menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di

manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau

kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu

bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita

yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau

demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya

kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek

sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita

untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan

sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah

kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

1 Korintus 11:28-32 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya

sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia

mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu

yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita

menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita

menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan

dihukum bersama-sama dengan dunia.

Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai sifat hukuman atas orang-orang

percaya selama dalam kehidupan ini. Ini berupa pengenaan disiplin yang

bertujuan memperbaiki dan mengembalikan kita kepada persekutuan

yang akrab dengan Allah. Ayat-ayat ini juga penyebab utama pengenaan

disiplin itu yakni karena kegagalan kita dalam membereskan dan

mengakui dosa. Dosa selalu menghalangi persekutuan kita dengan Allah.

Perkataan dalam 1 Korintus 11:32, “dihukum bersama-sama dengan

dunia” kemungkinan besar menunjuk kepada penghukuman yang disebut

dalam Roma 1:24 dst., yakni kebobrokan moral dan semakin hancurnya

nilai-nilai moral manusia ketika mereka menjauh bahkan menentang

Tuhan. Demikian juga yang terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya,

namun melalui disiplin, Allah berupaya menghentikan prosesnya.

1 Korintus 11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita

dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

Roma 1:24-32 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan

hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan

tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan

dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan

Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. Karena itu Allah

menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-

isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak

wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang

wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka

seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman,

laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri

mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. Dan karena

mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah

menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga

mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan rupa-rupa

kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki,

pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah

pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong,

pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak

setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. Sebab walaupun

mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap

orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka

bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan

mereka yang melakukannya.

Allah tidak menghukum dosa-dosa kita dalam arti mengharuskan kita

membayar hukuman bagi dosa itu.

Kitab Suci mengajar bahwa kematian Kristus sudah cukup dan telah

memenuhi secara sempurna murka Allah terhadap dosa orang percaya.

Permasalahan dosa dalam kaitannya dengan keadilan Allah telah

terpenuhi selama-lamanya melalui pengorbanan AnakNya. Hukuman

terhadap dosa-dosa orang percaya telah dibayar penuh oleh Kristus,

sebagai pengganti orang percaya. Orang percaya telah menjalani

pengadilan, dan telah dijatuhi hukuman melalui penggantinya yaitu Yesus

Kristus. Allah tak mengharuskan lagi pembayaran hukuman untuk dosa

untuk kedua kalinya karena pembayarannya telah lunas dibayar oleh

Kristus. Orang percaya dipandang oleh Bapa sebagai orang yang telah

mengenakan pakaian kebenaran Kristus. Karena itu Allah tak melihat

alasan lagi untuk mendakwa orang Kristen secara hukum karena

semuanya telah digenapi di dalam kematian Yesus Kristus. Karena itu

ketika orang percaya menghadap takhta pengadilan Kristus, hukuman

untuk dosa-dosa orang percaya tak perlu dijatuhkan lagi.19

Namun Allah mendisplin kita seperti halnya seorang bapa mendisiplin

anak-anaknya, dengan maksud mengembalikan kita kepada persekutuan

dan membentuk kita menjadi serupa dengan gambaran AnakNya. Jadi ini

merupakan persoalan keluarga.

ASPEK-ASPEK POSITIF DARI BEMA

UNTUK MENILAI PEKERJAAN ORANG-ORANG PERCAYA

Bema merupakan tempat penilaian kualitas dari setiap pekerjaan orang

percaya apakah baik atau buruk. Setiap pekerjaan kita akan dinilai apakah

berkenan sehingga patut diberi imbalan pahala, atau tak berkenan,

sehingga tak patut mendapatkan pahala. Sebenarnya proses penilaian itu

sudah sedang berlangsung sekarang ini oleh Tuhan (Lihat Wah. 2-3).

UNTUK MENGHILANGKAN BUAH YANG TAK BERKENAN

Bema juga adalah tempat penghilangan atau penghancuran buah-buah

yang tak berkenan yang digambarkan dengan simbol kayu, rumput

kering, dan jerami. Setiap perbuatan, pikiran, dan motif yang jahat,

maupun setiap perbuatan baik yang dikerjakan berdasarkan kekuatan

daging akan hangus terbakar seperti halnya kayu, rumput kering dan

jerami dalam api, karena semuanya tak berlayak untuk diberi pahala.

Mengapa? Kita akan menemukan jawabannya ketika kita menyelidiki

tentang dasar penerimaan atau hilangnya pahala.

UNTUK MEMBERIKAN PAHALA KEPADA ORANG PERCAYA

Pengadilan Bema juga merupakan tempat pemberian imbalan pahala

kepada orang-orang percaya untuk setiap perbuatan baik yang telah

mereka kerjakan. Hal ini terlihat dalam simbol emas, perak dan batu

permata yang sangat berharga dan dapat bertahan dalam ujian api tanpa

hangus terbakar. Jenis pekerjaan dalam kategori ini adalah pekerjaan-

pekerjaan itu dilakukan di bawah pimpinan dan kendali Roh Kudus.

1 Korintus 3:13-15 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan

nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak

dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji

oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan

mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,

tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Perkataan “nampak” dalam bahasa Yunani adalah phaneros yang berarti

“dikenal, kelihatan, dinyatakan.” Perkataan “hari itu” menunjuk kepada

hari pelaksaaan Bema yakni setelah pengangkatan jemaat atau orang-

orang percaya. Perkataan “menyatakannya” adalah delooyang berarti

“memperjelas, membuatnya menjadi nyata atau jelas.” Istilah Yunani lain

untuk “nampak” yang digunakan di sini adalah apokalupto yang berarti

“membukakan.” “Ujiaan” adalah dokimazo yang berarti “menguji untuk

diadakan penilaian.” “Kualitas” adalahhopoion, suatu keterangan tentang

mutu untuk mengetahui “apa jenisnya.”

1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu

sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi

dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di

dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.

“Menerangi” dalam bahasa Yunani adalah photizo, yang berarti

“membawa sesuatu kepada terang, membuatnya kelihatan.” Istilah

“memperlihatkan” adalah phaneroo, berarti “menyatakan, membukakan.”

Pokok utama di sini sangat jelas terlihat dalam dua ayat berikut ini yaitu:

Bahwa Tuhan akan menilai kualitas dan sifat dari setiap pekerjaan kita.

2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan

Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,

sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Wahyu 22:12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa

upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut

perbuatannya.”

ASPEK-ASPEK NEGATIF DARI BEMA

Ada beberapa ayat yang menunjukkan aspek negatif dari Bema yang

perlu penjelasan. Dalam ayat-ayat ini ada pernyataan seperti “memberi

pertanggungan jawab bagi dirinya,” “menderita kerugian,” “malu” dan

“mendapat pembalasan untuk setiap perbuatan .... baik atau jahat.”

Akankah orang-orang percaya mengalami rasa malu, sedih, menyesal

ketika menghadap Bema? Jika demikian, bagaimana kita menyesuaikan

pernyataan-pernyataan ini dengan ayat seperti Wahyu 7:17, “Allah akan

menghapus segala air mata dari mata mereka”, dan Wahyu 21:4, “Dan Ia

akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan

ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau

dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu,” atau dengan

Yesaya 65:17, "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru

dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak

akan timbul lagi dalam hati.”?

Efek-efek negatif pengadilan Bema adalah sebagai berikut:

HILANGNYA PAHALA

Kerugian yang disebutkan dalam 1 Korintus 3:15 menunjukkan hilangnya

pahala bukan keselamatan karena ayat berikutnya menjelaskan tentang

hal ini. Perhatikan bahwa perkataan “ia akan menderita kerugian” lebih

tepat diartikan “rugi dalam arti tidak menerima pahala.”

1 Korintus 3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,

tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

DISKUALIFIKASI

Diskualifikasi yang disebutkan dalam 1 Korintus 9:27 berarti

didiskualifikasi dari pahala, bukan kehilangan keselamatan. Ini tampak

lebih jelas dalam konteks dan analogi yang digunakan mengenai

pertandingan olahraga Yunani.

1 Korintus 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya

seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan

aku sendiri ditolak.

PEMBALASAN (IMBALAN) SETIMPAL

Perkataan “apa yang patur diterimanya” dalam 2 Korintus 5:10

menunjukkan penerimaan pahala atau hilangnya pahala. Kata kerja yang

digunakan di sini adalah komizo yang berarti “memikul dengan selamat,”

“memikulnya sebagai barang rampasan.” Dalam bentuk middle voice

seperti dalam ayat ini, istilah ini berarti “memikul untuk diri

sendiri,”20 atau “menerima kembali apa yang menjadi miliknya.”21

2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan

Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,

sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Matius 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan

kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku

menerimanya serta dengan bunganya.

Efesus 6:8 Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang

merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima

balasannya dari Tuhan.

Makna pemberian pahala ini juga jelas terlihat dalam istilah-istilah Yunani

yang digunakan dalam 2 Korintus 5:10. Istilah “baik”, agathos artinya

berharga seperti buah yang baik sedangkan istilah “jahat” – phaulos —

artinya buruk (busuk), seperti buah busuk yang tak dapat dimakan.

Maknanya istilah-istilah inii bukan baik dalam pengertian benar lawan

jahat karena berdosa. Bila arti ini yang dimaksudkan oleh Paulus maka

lebih tepat menggunakan istilah kalos, “baik” dan kakos, “jahat.” Untuk

perbuatan-perbuatan baik, yang berharga, ibarat buah yang baik, kita

akan menerima imbalan pahala (mahkota), sedangkan untuk perbuatan-

perbuatan jahat, busuk dan tak berharga, tidak akan mendapat imbalan

pahala.

Pengertian ini mungkin dapat dilukiskan seperti seorang siswa yang

mengerjakan tugas pelajaran yang buruk sehingga mendapat nilai yang

buruk. Hasil pekerjaannya yang jelek atau buruk itu mendapatkan imbalan

yang sesuai dengan kualitas pekerjaannya. Jika buruk, nilainya juga buruk,

jika baik, nilainya baik. Ketika saya belajar di Seminari Theologia Dallas,

ada sebuah tulisan di kantor bagian akademik yang mengatakan,

“Keselamatan adalah oleh anugerah ...... Penamatan adalah oleh

pekerjaan.”

MERASA MALU

Istilah lain yang menunjukkan aspek negatif dari Bema terdapat dalam 1

Yohanes 2:28. Ayat ini pasti menunjuk kepada Bema. Dalam ayat ini

dikemukakan kita beroleh keberanian karena kita tinggal di dalam Kristus.

Sedangkan rasa malu di hadapan Tuhan merupakan akibat kegagalan

untuk tetap tinggal di dalam Dia.

1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus,

supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya

dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

“Anak-anakku” merupakan perkataan kasih sayang yang diucapkan

Yohanes tentang para pembacanya dan panggilan ini mengartikan bahwa

mereka adalah orang-orang yang sudah mengalami kelahiran baru.

Perkataan “tinggal di dalam Dia” sinonim dengan bersekutu dengan Dia.

Ini yang menjadi pokok pembicaraan utama dalam suratnya ini (1:3-7).

Tinggal di dalam Dia berarti menjadikan kehidupan Kristus sebagai

sumber kehidupan kita dan mentaatiNya sebagai akibat penyerahan kita

kepadaNya. Inilah dasar pemberian pahala. Bila kita tidak tinggal di dalam

Dia maka kita akan kehilangan pahala. Perihal tinggal di dalam Kristus

atau berserah penuh kepadaNya merupakan pokok yang penting kita

ingat.

Kata “supaya” menunjukkan tujuan, yaitu kedatangan Kristus dengan

segala maknanya bagi kita.

Kemudian perkataan “apabila Ia menyatakan diriNya.” Kata “apabila”

menunjuk kepada saat kedatangan Tuhan yang dapat saja terjadi

sewaktu-waktu. Aspek kondisional dari pernyataan dalam ayat ini tak

meragukan realita kedatangan Kristus, melainkan aspek waktunya

(kapan) yang bisa terjadi setiap saat. Istilah “menyatakan” menunjuk

kepada peristiwa pengangkatan yang akan membawa kita untuk

menghadap Bema.

“Kita beroleh keberanian percaya.” Istilah Yunani untuk “keberanian”

adalah parresia yang berarti “keberanian berbicara.” Meskipun tak ada

dari kita yang sempurna namun kesetiaan atau ketekunan untuk tetap

tinggal dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan memberikan kepastian

(jaminan) penerimaan pahala.

“Dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya

(kehadiranNya).” Perhatikan beberapa hal dalam kalimat ini. Menurut kata

kerjanya dalam bahasa Yunani yang berbentuk aorist subjunctive, serta

arti dari kata kerjanya sesuai tata bahasanya, ini menunjuk kepada

perbuatan (tindakan) pada masa yang akan datang, bukan tindakan yang

sedang berlangsung. Bentuk kata kerjanya adalah pasif. Artinya orang

yang disebut di sini akan menjadi objek penerima tindakan, yaitu orang

itu akan dipermalukan. Namun bagaimana caranya? Ada dua pandangan

yang dikemukakan:

(1) Orang percaya yang tidak tinggal di dalam Dia akan malu di hadapan

Tuhan, atau Ia akan dipermalukan oleh Tuhan. Pandangan ini agak

bersifat punitif (menghukum) dan kurang cocok dengan tujuan Bema itu

dan juga tidak sesuai dengan janji Tuhan bahwa orang percaya tidak akan

mengalami hukuman.

(2) Orang percaya yang tidak tinggal di dalam Dia akan dipermalukan

melalui pembeberan perbuatannya di hadapan pengadilan Bema. Namun

perasaan malu ini muncul oleh kesadarannya sendiri akan kegagalan dan

dosanya yang telah mengakibatkan hilangnya pahala. Namun semuanya

ini hanya berlangsung sementara berdasarkan ayat-ayat berikut:

Wahyu 7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan

menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air

kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata

mereka."

Wahyu 21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka,

dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau

ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah

berlalu."

Yesaya 56:12 "Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur,

baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini,

dan lebih hebat lagi!"

Hoyt menyimpulkan dengan baik ayat-ayat ini sebagai berikut:

Alkitab mengemukakan bahwa akan ada tingkat perasaan malu yang

bervariasi ketika menghadap pengadilan Bema. Ini bergantung kepada

tingkat ketidaksetiaan setiap orang percaya. Karena itu setiap orang

percaya harus berupaya hidup berkenan kepada Tuhan dalam segala hal.

Meskipun perasaan malu ini telah dialami orang-orang percaya selama di

dunia ini, namun mereka juga perlu menyadari apa yang akan terjadi

pada masa yang akan datang. Pemahaman tentang apa yang akan terjadi

pada masa yang akan datang ini menjadi sumber sukacita yang luar biasa

bagi orang-orang percaya. English mengemukakan penjelasan yang

seimbang tentang pokok ini sebagai berikut.

Sukacita pasti akan menjadi perasaan yang mendominasi kehidupan

bersama dengan Tuhan; namun saya percaya ketika perbuatan-perbuatan

kita menjadi nyata pada pengadilan Bema itu, akan ada dukacita yang

bercampur dengan sukacita. Kita akan merasa malu ketika kita menderita

kerugian. Namun kita juga akan bersukacita ketika menyadari bahwa

pahala-pahala yang diberikan juga merupakan bentuk ekspresi lain dari

kasih karunia (anugerah) Tuhan kita; karena pada hakekatnya kita

sebenarnya adalah hamba-hamba (pelayan-pelayan) yang tidak

berguna.22

Unsur-unsur penyesalan, dukacita, rasa malu memang tak dapat dihindari

ketika kita menghadap Hakim kita pada pengadilan Bema. Namun

dukacita ini bersifat relatif karena orang-orang Kristen yang paling saleh

sekalipun sadar bahwa pasti akan ada sesuatu dalam kehidupannya yang

menyebabkan ia berdukacita atau menyesal ketika berhadapan dengan

terang kekudusan Allah yang tak terhampiri. Jika demikian, ini berarti

bahwa orang Kristen yang paling saleh sekalipun juga akan mengalami

dukacita. Namun ini bukanlah gambaran Perjanjian Baru mengenai surga.

Perasaan yang mendominasi surga adalah sukacita dan syukur. Meskipun

tak dapat disangkal bahwa akan ada tingkat dukacita dan penyesalan,

namun ini bukanlah perasaan yang mendominasi dalam sepanjang

kekekalan.

Kondisi emosional orang-orang percaya adalah kebahagiaan yang

sempurna dan kekal. Perasaan ini terbit dari kesadaran akan fakta-fakta

yang terjadi yang dialami secara pribadi. Pengharapan akhirnya akan

berubah menjadi realita bagi mereka yang telah ditebus dari perhambaan

dosa dan kebinasaan dan memasuki terang kemuliaan anak-anak Allah

(Rom. 8:18-25). Penghapusan kutuk, penderitaan dan kematian (maut)

juga akan menghapus dukacita, air mata dan ratap tangis (Wah. 21:4).

Takhta Pengadilan Kristus dapat disamakan dengan acara wisuda. Pada

hari wisuda itu akan ada tingkat perasaan kecewa dan penyesalan karena

seorang mahasiswa mungkin tidak belajar baik atau bekerja lebih keras.

Namun pada hari wisuda itu, perasaan yang mendominasi adalah

sukacita, kesenangan, bukan penyesalan atau kekecewaan. Para

wisudawan tidak meninggalkan ruangan dengan menangis karena tidak

mendapatkan nilai yang lebih baik. Sebaliknya mereka diliputi rasa syukur

karena mereka telah berhasil tamat, dan mereka senang dengan apa

yang mereka telah capai. Terlalu menekankan aspek dukacita dan

penyesalan ketika menghadap Takhta Pengadilan Kristus sama dengan

menjadikan surga itu neraka. Terlalu menekankan aspek dukacita sama

dengan menjadikan makna kesetiaan itu menjadi kabur atau hampa.23

Sifat dari Mahkota

Apakah yang dimaksud dengan pahala-pahala? Apa penjelasan Alkitab

tentang pahala-pahala ini? Hal yang kita pelajari tentang pahala-pahala

dalam Kitab Suci agak bersifat umum:

(1) Janji tentang mahkota. Mahkota biasanya digunakan sebagai

simbol kemenangan, kekuasaan dan tanggungjawab.

(2) Janji tentang harta surgawi. Ini menekankan nilai dan jaminan

kekal mahkota itu.

Matius 6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat

dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta

mencurinya.

1 Petrus 1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang

tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga

bagi kamu.

(3) Janji tentang penghargaan atau pujian. Ini nyata dalam ayat-ayat

yang menjelaskan tentang pemberian pahala dalam bentuk ucapan pujian

seperti “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia …”

Matius 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu

itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara

kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara

yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lukas 19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai

hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu

terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.

1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu

sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi

dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di

dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.

(4) Janji-janji kepada mereka yang menang. Ini menunjukkan pahala-

pahala khusus bagi orang-orang percaya yang menang atas berbagai

pencobaan dan ujian dari pada sekedar janji umum bagi seluruh orang

percaya.

Wahyu 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang

dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan

Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Wahyu 2:11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang

dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan

menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."

Wahyu 2:17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang

dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya

akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan

mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama

baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya."

Wahyu 2:26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku

sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-

bangsa;

(5) Janji tentang tanggung jawab dan kekuasaan atas milik Tuhan.

Matius 19:28 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,

sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia

bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku,

akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas

suku Israel.

Matius 24:45-47 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang

diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka

makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya

melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata

kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi

pengawas segala miliknya.

Matius 25:21, 23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali

perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia

dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab

dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan

tuanmu....... Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu

itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul

tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan

kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan

turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lukas 19:17-19 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu,

hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu

terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan

berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada

orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.

Lukas 22:29-30 Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama

seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan

minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di

atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Wahyu 2:26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku

sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-

bangsa.

ANALOGI-ANALOGI YANG PATUT DIRENUNGKAN

(1) Pesta Perjamuan. Dalam sebuah pesta, setiap orang yang diundang

menyantap makanan dengan porsi yang berbeda-beda, namun setiap

orang puas dan kenyang. Setelah mengalami pemuliaan, kita tak lagi

memiliki sifat berdosa yang biasanya memproduksi perasaan dengki, atau

iri, atau kemarahan, atau kepahitan, atau ketidakpuasan. Semua orang

percaya akan diliputi perasaan kagum akan Allah dan keadaan kita yang

telah mengalami pemuliaan.

(2) Seorang anak lelaki pada pertandingan baseball. Setiap anak

lelaki yang menyenangi olah raga baseball mengidamkan untuk menjadi

pemain dalam suatu turnamen baseball, dan ia tak akan iri atau marah

apabila ia tidak menjadi bintang lapangan. Ia pasti akan merasa puas

hanya dengan bisa masuk sebagai salah satu pemain dan ia akan senang

dengan peran apa saja yang diberikan kepadanya.

(3) Acara wisuda. Semua wisudawan akan hadir dan diliputi perasaan

bahagia karena dapat mengikuti penamatan. Namun ketika ijazah

diberikan, mungkin ada dukacita yang dialami, namun dukacita itu akan

dengan sendirinya tenggelam oleh sukacita yang menguasai acara itu.

(4) Karunia-karunia rohani kita. Pahala-pahala yang akan kita terima

dapat disamakan dengan karunia-karunia rohani yang kita terima. Pahala-

pahala itu akan dipandang lebih sebagai tanggung jawab atau sebagai

kesempatan dari pada sekedar sebagai tanda penghargaan atau medali

yang dikenakan kepada tentara yang telah berjasa. Ingatlah bahwa

seluruh mahkota kita akan diserahkan di bawah kaki Kristus, karena

hanya Dia yang berlayak menerimanya. Dalam Matius 25:21, 23 dan

Lukas 19:17-19 menyatakan bahwa pahala itu bisa berupa kekuasaan

atas banyak kota. Mungkin pula kekuasaan atas suatu kawasan di jagat

raya ini. Semua orang percaya akan mendiami kerajaan millenium dan

mewarisi kekekalan bersama dengan Tuhan. Sebagian akan memerintah

dengan Dia, namun sebagian tidak karena kehilangan pahala.

Wahyu 4:10-11 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di

hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia

yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan

mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah

kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab

Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu

semuanya itu ada dan diciptakan."

Matius 25:21-23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali

perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia

dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab

dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan

tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya:

Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba

dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu

itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul

tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan

kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan

turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lukas 19:17-19 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu,

hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu

terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan

berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada

orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.

(5) Dalam Kitab Suci, jemaat Tuhan disebut sebagai imamat yang

rajani. Ini mungkin menunjukkan tentang kekuasaan kita. Kita mungkin

akan memerintah bersama Kristus atas suatu galaxi, benda angkasa di

langit, dan yang pasti atas malaikat-malaikat, dan dunia.

1 Korintus 6:2-3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan

menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan

kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang

tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi

malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita

sehari-hari

1 Korintus 4:8 Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami

kamu telah menjadi raja. Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian,

bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kamipun turut menjadi raja

dengan kamu.

Tak diragukan bahwa kita akan memerintah atas sesuatu bagian dalam

kerajaan millenium dan kerajaan kekal sebagaimana dinyatakan dalam

Matius 25:21; Lukas 19:17-19 (lihat di atas).

Daniel 7:18, 22, 27 sesudah itu orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi

akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang

pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya.

… 22 sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan

kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang

orang-orang kudus itu memegang pemerintahan.… . 27 Maka

pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah

semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang

Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan

segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka.

Mahkota Dalam Perjanjian Baru

ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK MAHKOTA

STEPHANOS

Ini adalah mahkota seorang pemenang, yang berbentuk kalung dari

dedaunan yang dikenakan oleh Hakim pada Pengadilan Bema kepada

seorang atlit yang menang. Istilah ini digunakan untuk mahkota yang

dijanjikan bagi orang-orang percaya karena kesetiaan mereka dalam

kehidupan Kristen.

DIADEMA

Ini adalah mahkota seorang raja. Istilah ini digunakan untuk ketujuh

diadema yang dikenakan oleh Binatang dalam Wahyu 12:3 dan 13:1.

Sebagai bukti bahwa Kristus adalah Raja di atas segala raja, Ia

mengenakan diadema pada waktu kedatanganNya kembali ke dunia.

Wahyu 19:21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar

dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging

mereka.

Tuhan Yesus adalah Pemenang, dan kemenangan kita sebenarnya adalah

kemenanganNya yang kita peroleh melalui iman. Mahkota diberikan

sebagai pahala atas kesetiaan kita dalam memanfaatkan anugerah Allah

dan kemenangan Kristus dalam kehidupan kita. Mahkota-mahkota ini

mengingatkan kita tentang tanggung jawab kita agar tetap tinggal di

dalam pokok anggur.

PENTINGNYA MAHKOTA

MAHKOTA DURI

Mahkota duri ini berbicara tentang karya Kristus di salib yang sekaligus

mengartikan kemenanganNya atas dosa, Setan, dan maut.

Matius 27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya

di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-

Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan

Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!"

Markus 15:17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam

sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya.

Yohanes 19:2, 5, 2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan

menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu; …

5 Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata

Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!"

MAHKOTA YANG TIDAK AKAN BINASA

Ini menjelaskan tentang sifat seluruh mahkota. Ini berbeda dengan

mahkota-mahkota di dunia ini yang hanya bersifat sementara. Mahkota ini

khusus diberikan bagi mereka setia dan tekun dalam perlombaan iman

dan menunjukkan pengendalian diri dalam melayani Tuhan.

1 Korintus 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam

pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat

demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk

memperoleh suatu mahkota yang abadi.

MAHKOTA KEMEGAHAN

Mahkota ini diberikan kepada mereka yang giat bersaksi dan melayani. Di

satu sisi jemaat di Tesalonika merupakan mahkota Paulus, dan ketika

menghadap Bema akan ada sukacita serta kebanggaan atas kehadiran

mereka di surga.

1 Tesalonika 2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami

atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu

kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?

Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan,

sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan,

hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Namun apakah yang dimaksudkan Paulus ketika ia menyebut jemaat

Tesalonika sebagai mahkotanya? Berdasarkan penggunaan istilah

“mahkota” (stephanos, mahkota pemenang) dalam ayat-ayat lain, dan

fakta bahwa orang-orang percaya akan meletakkan mahkota-mahkota

mereka di hadapan Tuhan, Paulus mungkin memikirkan tentang sebuah

mahkota pribadi yang ia akan terima karena keberhasilannya dalam

mengantar orang kepada Kristus. Meskipun dalam ayat ini Paulus tidak

mengatakan bahwa ia akan menerima mahkota, namun pemikiran ini

tersirat dalam ayat ini dan juga dalam ayat-ayat lain. Meskipun mereka

yang telah dihentarnya kepada Kristus mungkin belum hidup sesuai yang

diinginkan Tuhan, namun menyaksikan keberadaan dan kehadiran

mereka di surga membawa sukacita yang sangat besar.

Wahyu 4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di

hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia

yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan

mahkotanya di hadapan takhta itu,

MAHKOTA KEHIDUPAN

Mahkota ini diberikan kepada mereka yang sabar menanggung ujian

(pencobaan) dan godaan (Yak. 1:12; Wah. 2:10). Mahkota yang dimaksud

di sini bukan kehidupan kekal karena kehidupan kekal diberikan melalui

iman kepada Kristus. Mahkota ini merupakan pahala yang mereka terima

karena kesabaran dalam menanggung pencobaan dan kemenangan atas

godaan.

Yakobus 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan,

sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan

yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Wahyu 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!

Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke

dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan

selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan

mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang

karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku

minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah

memberikan kepadamu air hidup."

Roma 3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma

karena penebusan dalam Kristus Yesus;

Roma 5:15-17 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran

Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah

jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan

karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang,

yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa

satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah

mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas

banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh

dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih

benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan

anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang

itu, yaitu Yesus Kristus.

Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup

yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu

bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,

MAHKOTA KEBENARAN

Mahkota ini merupakan pahala yang diberikan kepada mereka yang setia

dan giat menggunakan karunia-karunia dan memanfaatkan kesempatan-

kesempatan dalam melayani pekerjaan Tuhan. Dan juga mahkota ini

diberikan kepada mereka yang merindukan kedatanganNya. Perhatikan

bahwa kedua hal ini tak dapat dipisahkan. Merindukan kedatanganNya

sama dengan hidup dalam terang kedatanganNya.

2 Timotius 4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang

akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;

tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang

merindukan kedatangan-Nya.

MAHKOTA KEMULIAAN

Mahkota kemuliaan dijanjikan kepada para penatua atas kesetiaan

mereka dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab menggembalakan

jemaat.

1 Petrus 5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan

menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

PELETAKKAN MAHKOTA-MAHKOTA

Oleh karena hanya Kristus yang berlayak dan karena kita hanya dapat

berbuah apabila kita tinggal di dalam Dia dan membiarkan kehidupanNya

mengisi kehidupan kita, maka setiap orang percaya akan meletakkan

seluruh mahkotanya dihadapan Kristus sebagai pengakuan bahwa semua

perbuatan dan pelayanan kita adalah karena kasih karuniaNya semata.

Wahyu 4:10-11 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di

hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia

yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan

mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah

kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab

Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu

semuanya itu ada dan diciptakan."

BANYAK MAHKOTA (DIADEMA-DIADEMA)

Ini adalah mahkota-mahkota kerajaan yang menunjukkan Yesus Kristus

sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan atas segala yang dipertuan,

yang satu-satunya berlayak dan berhak memerintah dan menghakimi

dunia.

Wahyu 19:12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya

terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang

tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.

Kesimpulan

Bagian ini mengakhiri pelajaran kita tentang berbagai cara Allah dalam

memberikan kita jaminan kepastian tentang pemeliharaan dan kasihNya

yang sempurna. Kita telah mempelajari bahwa jaminan kepastian dari

Allah ini mencakup masa lampau keselamatan kita, masa sekarang

dengan berbagai jenis kebutuhan hidup kita – misalnya, perlindungan,

pemeliharaan setiap hari, keampunan, kemenangan atas dosa, dan

tuntunan melintasi badai-badai kehidupan. Namun tidak berhenti di sini

saja karena dalam pelajaran terakhir ini kita telah belajar bahwa jaminan

kepastian dari Allah ini juga menembusi kekekalan masa yang akan

datang. Melalui pelajaran ini kita juga mendapatkan kepastian bahwa

segala jerih payah kita tidak sia-sia di dalam Tuhan. Allah mempunyai

program untuk memberikan pahala kepada orang-orang percaya yang

setia dalam pelayananNya dan menang karena iman kepada

anugerahNya yang tak terbatas itu.

Tidaklah heran apabila penulis Ibrani menyebut keselamatan kita dalam

Kristus sebagai “keselamatan yang sebesar” itu (Ibr. 2:3). Namun tepat

pula apabila kita mengakhiri pelajaran ini dengan merenungkan

peringatannya mengenai “keselamatan yang sebesar itu” yang telah kita

peroleh. Ia mengatakan:

Ibrani 2:1-4 Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang

telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau

firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap

berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan

yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan

keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan

dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara

yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka

oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan

kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut

kehendak-Nya.

Kitab Suci, dengan perantaran malaikat, telah menyatakan mengenai

umat Allah pada masa Perjanjian Lama bahwa mereka telah menerima

pembalasan yang setimpal dari Allah karena ketidaktaatan mereka,

namun janganlah kita berpikir bahwa sebagai umat masa Perjanjian Baru

bahwa kita akan luput dari akibat-akibat seperti itu bila kita menyia-

nyiakan keselamatan yang sebegitu besar yang telah dikerjakan Kristus di

atas salib bagi kita. Selain kita beroleh keselamatan, Allah juga

memberikan kita kepastian kepastian mengenai pemeliharaanNya baik

masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang. Sebagai abdi-abdi

atau pelayan-pelayan yang baik dari berkat-berkat yang Allah, kita

diberikan suatu tanggung jawab yang besar dan mulia untuk bertindak

berdasarkan kehidupan baru yang telah kita terima dalam Kristus. Allah

telah berkenan menjadikan kita resipien (penerima) keselamatan yang

sebegitu besar itu.

Dalam kaitan dengan peringatan ini, Zane Hodges menjelaskan:

Apabila para pembaca tidak memandang kepada kemenangan akhir dan

kelepasan yang telah dijanjikan yang adalah kemenangan akhir dari Anak

Allah itu sendiri, mereka dapat mengharapkan pembalasan yang setimpal.

Namun tentang sifat dari pembalasan itu tidak dijelaskan oleh penulis,

namun agak sulit untuk mengatakan bahwa penulis berbicara tentang

neraka dalam hal ini. Perkataan “kita” yang sering ditemukan dalam ayat-

ayat ini menunjukkan bahwa penulis pun memasukkan dirinya sendiri di

antara mereka yang harus memperhatikan peringatan ini.

Tentu saja “keselamatan” yang disebutkan dalam ayat ini sama dengan

dalam 1:14, yang mengindikasikan keikutsertaan para pembaca dalam

kemenangan Putra Allah, karena adanya sebutan Ia memiliki “teman-

teman sekutu” (lihat 1:9). Tuhan Yesus Kristus sendiri, ketika berada di

bumi, banyak berbicara tentang kerajaanNya yang akan datang dan

keikutsertaan para pengikutNya yang setia dalam pemerintahanNya

dalam kerajaan itu (lihat, misalnya, Lukas 12:31-32; 22:29-30). Namun

pengalaman keselamatan ini, yang pertama diberitakan oleh

Tuhan, juga diteguhkan melalui berbagai mujizat dan tanda ajaib yang

dikerjakan oleh mereka yang mendengarkanNya, yaitu murid-

muridNya yang pertama. Dalam membicarakan hal ini, penulis Ibrani

menganggap mujizat-mujizat ini sebagai kuasa-kuasa Zaman yang akan

datang (lihat Ibr. 6:5) dan, tak berbeda dengan orang-orang Kristen

pertama dalam Kitab Kisah para Rasul, mereka melihat mujizat-mujizat ini

sebagai pekerjaan dari Dia yang berkuasa yang telah naik dan duduk di

sebelah kanan Allah (lihat “tanda-tanda,” atau “mujizat-mujizat” dalam

Kisah 2:43; 4:30; 5:12; 6:8; 8:6, 13; 14:3; 15:12; juga lihat 2 Kor. 12:12).

Bahwa penulis berpikir tentang “dunia yang akan datang” juga dijelaskan

dalam Ibrani 2:5.24

Pokok pembahasan di sini bukan mengenai hilangnya keselamatan, yang

telah terjamin kekal dalam Kristus, melainkan penulis menyampaikan

peringatan tentang kegagalan hidup oleh iman, kegagalan untuk ikut

serta dalam kuasa dan kehidupanNya yang penuh kemuliaan, dan

kegagalan dalam memandang kepada pahala-pahala kekal yang akan

diterima dalam kerajaanNya yang akan datang.

12 Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective,

Part 1,” Bibliotheca Sacra, January-March, 1980, electronic media, hal. 32.

13 Hoyt, 37.

14 Lewis Sperry Chafer, Major Bible Themes: 52 Vital Doctrines of the

Scripture Simplified and Explained, direvisi oleh John F. Walvoord,

Zondervan, Grand Rapids, 1974, hal. 282.

15 Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology, Vol. 4: Ecclesiology-

Eschatology, Dallas Seminary Press, Dallas, TX, 1948, hal. 406.

16 Hoyt, hal. 32-33.

17 Zane C. Hodges, “We Believe in: Rewards,” Journal of the Grace

Evangelical Society, Vol. 4, No. 2, Autumn 1991, hal. 7.

18 Hoyt, hal. 33-34.

19 Hoyt, hal. 38.

20 G. Abott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament, 3rd ed.,

T. & T. Clark, Edinburgh, 1937, hal. 252.

21 Fritz Rienecker, A Linguistic Key to the Greek New Testament, ed. Cleon

L. Rogers, Jr., Regency, Grand Rapids, 1976, hal. 468.

22 E. Schuyler English, “The Church At the Tribunal,” dalam Prophetic

Truth Unfolding Today, ed. Charles Lee Feinberg, Fleming H. Revell Co.,

Old Tappan, NJ, 1968, hal. 29.

23 Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective,”

Bagian 2,Bibliotheca Sacra, electronic media, hal. 131.

24 Zane Hodges, The Bible Knowledge Commentary, editor John F.

Walvoord dan Roy B. Zuck, Scripture Press, Wheaton, Illinois, 1983, 1985

hal. 783.