abc.docx
TRANSCRIPT
Mahasiswa : M. Avicenna A.S (22010113210023)
Penguji : dr. Danu Soesilowati, SpAN KIC
Ringkasan Diskusi ABC
Airway
Sumbatan Jalan Napas
Kenali kelainan jalan napas dengan memahami LLF: look, listen, and feel.
Look
Perhatikan tanda-tanda kelainan berikut:
- Napas cuping hidung
- Penggunaan otot bantu napas: retraksi (cekung) pada interkosta, pada
infraklavikular, dan suprasternal.
- Pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi, dinilai ada atau tidak, dan
simetris atau asimetris saat inspirasi maupun ekspirasi.
- Sianosis (bibir dan jari membiru)
Listen
Terdapat beberapa jenis suara tambahan pada jalan napas seperti:
- Mengorok (snoring), airway tersumbat oleh lidah atau jaringan – jaringan
di tenggorokan. Perhatikan bahwa bunyi mengorok terutama terjadi saat
mengeluarkan nafas.
- Bunyi kumur – kumur (gurgling), disebabkan adanya muntahan isi
lambung, darah, atau cairan lain yang mungkin ada di airway. Bunyi ini
terjadi saat mengeluarkan dan menarik nafas.
- Stridor, suara yang keras selama menarik nafas (inspirasi) kemungkinan
karena laring yang membengkak dan menyumbat airway bagian atas. Bisa
juga karena tersumbat sebagian (parsial) oleh benda asing.
Feel
Rasakan apakah ada hembusan napas pada hidung/mulut
Cara Mengatasi
1. Benda Padat
Superfisial diambil langsung dengan alat / tangan
Dalam korban tak bisa bernapas dengan ekspresi seperti tercekik
Manuver Heimlich
Bila perlu, pertimbangkan tindakan operatif (cricotiroidotomi).
Gambar 1. Manuver Heimlich pada anak dan dewasa.
2. Benda Cair/Semi Solid
- Menggunakan suction
- Finger Swab: Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya
benda asing pada rongga mulut belakang atau hipofaring seperti
gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan
nafas hilang.
Gambar 2. Finger Swab
3. Lidah
Salah satu penyebab utama sumbatan jalan napas pada pasien dengan
penurunan kesadaran. Diatasi dengan:
a. Alat : pipa orofaring (GCS <9), pipa nasofaring (GCS >9), dan
pipa endotrakea (ET dipertimbangkan pada pasien gagal napas atau
yang memerlukan napas bertekanan positif)
b. Tanpa Alat: Membuka jalan nafas dengan proteksi cervikal (curiga
cedera servikal)
• Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)
• Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)
• Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)
Gambar 3. Head tilt (tangan kiri) dan chin lift (tangan kanan)
Gambar 4. Jaw Trust
Breathing
Berikut adalah beberapa tanda ancaman kegagalan napas
1. Peningkatan Work of Breathing
Kondisi ini ditandai dengan korban yang menggunakan otot bantu napas
dan tampak kelelehan ketika bernapas, laju pernapasan yang melebihi 30
atau kurang dari 10, dan peningkatan laju denyut nadi.
2. Penurunan Volume Tidal
Normalnya volume tidal normal berada pada angka 6-8 ml/kg BB. Dengan
konsekuensi dead space anatomis yang konstan (~150 cc), maka
penurunan volume tidal yang mendekati 150 cc merupakan tanda gagal
napas.
3. Perubahan pada parameter Analisa Gas Darah
Angka PCO2 melebihi 50 mmHg, PO2 kurang dari 60 mmHg, pH < 7.3
adalah angka yang menandakan ancaman kegawatan pada pernapasan.
Catatan pada pasien PPOK, terdapat kompensasi tubuh sehingga angka
PCO2 yang meningkat tidak perlu diperbaiki.
Pasien-pasien dengan ancaman gagal napas diatasi dengan
1. Pemberian ventilasi tekanan positif (bag, valve, mask) dan oksigenasi.
2. Pertimbangkan untuk mengelola pasien dengan ventilator mekanik.
Circulation
Kegagalan sirkulasi ditandai oleh beberapa temuan klinis seperti
1. Hipotensi
2. Laju denyut nadi meningkat
3. MAP kurang dari <75 mmHg
4. Oliguria <0.5 cc/kgBB/jam atau anuria
5. Akral dingin
6. Nadi tak teraba/teraba lemah
Sirkulasi ini dipengaruhi fungsi kardiovaskuler yang terdiri atas:
1. Jantung
Tiga aspek utama dari kerja jantung ini terdiri atas: preload, afterload, dan
kontraktilitas.
a. Preload dapat dinilai dengan pemasangan kateter CVP, masalah pada
preload diatasi dengan pemberian cairan yang tepat dan adekuat.
b. Afterload dapat dinilai dengan mengukur tekanan darah dan frekuensi
jantung serta menilai perfusi perifer. Masalah pada afterload dapat
diatasi dengan pemberian vasopresin seperti Vascon (norepinefrin) dan
efedrin.
c. Kontraktilitas jantung dapat dinilai dengan EKG (penilaian indirek)
atau ekokardiografi (direk). Perbaikan kontraktilitas dapat dilakukan
dengan pemberian agen-agen inotrop seperti dobutamin.
Gambar 4. Titik masalah sirkulasi dan urutan pengelolaannya.
2. Pembuluh darah dan isinya
Aspek pembuluh darah dan isinya dievaluasi dengan menilai
a. Bagaimana luas penampang pembuluh darah? Apakah dalam keadaan
vasodilasi atau vasokonstriksi? Pasien yang mengalami vasodilatasi
hebat akan memerlukan cairan lebih banyak, sehingga perlu diambil
langkah untuk menambah cairan atau memberikan vasokonstriktor.
b. Bagaimana permeabilitas pembuluh darah? Apakah terjadi ekstravasasi
masif seperti pada sepsis? Pasien sepsis mengalami peningkatan
permeabilitas membran sehingga cairan cenderung keluar dari
pembuluh darah.
c. Apakah terdapat perdarahan aktif akibat pembuluh darah yang
terputus? Perlu dicurigai pada korban dengan trauma dan curiga
perdarahan pembuluh darah besar.
d. Bagaimana kadar Hemoglobin darah dan saturasi oksigen darah?
Pertimbangkan transfusi pada pasien dengan kadar Hb rendah.
e. Bagaimana kadar glukosa pada darah? Kadar glukosa darah yang
rendah akan berdampak buruk bagi organ terutama otak yang sudah
terancam dengan adanya gangguan sirkulasi. Pada pasien hipoglikemi
dapat diberikan infus dengan tambahan dekstrosa misal D5%.