abdul rachman bahan perkuliahan io, sut, dan neparnas sekolah tinggi ilmu statistik – jakarta

36
DATA MENCERDASKAN BANGSA Abdul Rachman Bahan Perkuliahan IO, SUT, dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN TABEL I-O

Upload: gates

Post on 19-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

TEKNIK PENYUSUNAN TABEL I-O. Abdul Rachman Bahan Perkuliahan IO, SUT, dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA. TAHAPAN PENYUSUNAN TABEL I-O INDONESIA. Penentuan Klasifikasi sektor  interpretasi data, sumberdata, Pengumpulan data dan informasi Penyusunan / estimasi - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA

Abdul Rachman

Bahan Perkuliahan IO, SUT, dan Neparnas

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

TEKNIK PENYUSUNANTABEL I-O

Page 2: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA2

TAHAPAN PENYUSUNAN TABEL I-O INDONESIA

I. Penentuan Klasifikasi sektor interpretasi data, sumberdata,

II. Pengumpulan data dan informasiIII. Penyusunan/estimasi

1. Output (control total/ CT)2. NTB sektoral dan penggunaan3. Struktur/koefisien input komponen permintaan

akhir

IV. Penyusunan matriks transaksi antar sektor V. Rekonsiliasi (baris dan kolom)

Page 3: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA3

KLASIFIKASI SEKTORTujuannya mengelompokkan seluruh kegiatan ekonomi yang beragam ke dalam sektor-sektor yang memiliki kesamaan proses produksi dan menghasilkan output yang homogenKlasifikasi tabel IO merujuk pada kriteria dasar yaitu:

Lengkap: mencakup seluruh komoditas/kegiatan baik domestik & impor, Jelas: tidak ada keraguan atas konsep, ruang lingkup & cakupan,Tanggap: alat yang komprehensif bagi perencana atau pembuat keputusan

2 kriteria pengelompokan:1. Horizontal: menurut kesamaan struktur input (misal usaha kecil, menengah, dan usaha

besar)2. Vertikal: menurut tahapan sekuensial dalam proses produksi (misal KLUI, KKI, ISIC)

Konsep satuan ekonomi:3. Komoditas : pada sektor pertanian & pertambangan4. Aktivitas : industri pengolahan, bangunan, jasa-jasa5. Kelembagaan : sektor pemerintahan (lembaga nonprofit, pemerintah, bank)

Intinya semua adalah menghasilkan barang dan jasa hanya berbeda penamaan, dr activity lalu dikelompokkan

Page 4: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA4

Tahun Tabel IO Jumlah Klasifikasi

1971 175 sektor

1975 179 sektor

1980 171 sektor

1985 169 sektor

1990 161 sektor

1995 172 sektor

2000 175 sektor

2005 175 sektor

PERKEMBANGAN KLASIFIKASI TABEL I-O INDONESIA

Page 5: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA5

Penyusunan Tabel IO Nasional dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung;

Pendekatan langsung atau metode survei digunakan apabila seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara langsung melalui survei atau penelitian lapangan, lebih baik, karena kita langsung mendapat data, tidak mengumpulkan dr org lain(utk mengisi kuadran 1,2,3)

Pendekatan tidak langsung atau metode non survei dan semi survei digunakan apabila seluruh atau sebagian data yang diperlukan diperoleh dari suatu tabel input-output lain yang sudah ada.

PENYUSUNAN TABEL I-O INDONESIA

Page 6: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA6

Pendekatan langsung atau metode survei Metode survei adalah suatu cara perolehan/ pengumpulan

data/informasi dari populasi yang ada kemudian diambil beberapa sampel untuk diamati;

Penyusunan tabel input-output biasanya digunakan metode non probability sampling atau dikenal sebagai "purposive sampling“, karena informasi yang ingin diperoleh adalah struktur input baik input antara maupun input primer dan indikator produksi guna estimasi output, tidak perlu pendugaan besarnya populasi;

Tabel IO Nasional yang disusun setiap lima tahun sekali menggunakan metode langsung.

PENDEKATAN LANGSUNG

Page 7: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA7

Metode Non Survei Digunakan dalam penyusunan tabel input-output up-dating

(pemutakhiran), di mana pengisian sel-sel tabel input-output tidak menggunakan metode survei.

Tujuannya adalah menaksir dan memperbaiki koefisien input antara atau koefisien teknis (A) pada tahun tabel input-output disusun.

Metode yang sering digunakan dalam penyusunan input-output up-dating adalah RAS

Metode Semi Survei Gabungan antara metode non-survei dengan survei, di mana

data/informasi yang diperoleh akan mengisi sel-sel tertentu dalam kuadran I tabel input-output.

PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG

Page 8: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA8

Tabel Input-Output (IO) Regional disusun untuk menyajikan gambaran hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar sektor dalam perekonomian di wilayah (propinsi/ kabupaten/kota tertentu;

Bentuk penyajian Tabel IO Regional adalah matriks;

Penyusunan Tabel IO Regional sebagai alat untuk analisis dan proyeksi perekonomian regional.

PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL

Page 9: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA9

Tahun penyusunan Tabel IO Regional antar propinsi berbeda-beda tergantung ketersediaan dana;

Model IO Regional terdiri dari: Model IO satu regional

Seperti Tabel IO Propinsi DKI Jakarta tahun 2005, Tabel IO Propinsi Jawa Barat 2005 dsb

Model IO antar regionalSeperti Tabel IO antar pulau (5 pulau).

PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL

Page 10: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA10

Penyusunan Tabel IO satu regional dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung;

Pendekatan langsung atau metode survei, digunakan apabila seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara langsung melalui survei atau penelitian lapangan,

Pendekatan tidak langsung atau metode non survei menggunakan 1) Metode persentase penyediaan regional atau 2) Metode analisis Location Quotient (LQ).

Penyusunan Tabel IO satu regional lebih banyak menggunakan pendekatan non-survei karena tidak membutuhkan banyak biaya dan mudah.

PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL

Page 11: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA11

Kode Jumlah Jumlah Jumlah Marjin JumlahI-O Pertanian Industri Jasa-jasa P. Antara P. Akhir Permintaan Perd & Pengk. Penyediaan

1 Pertanian 10 5 5 20 85 105 20 5 80 1052 Industri 5 10 15 30 170 200 50 15 135 2003 Jasa-jasa 5 15 10 30 115 145 10 -20 155 145

190 Biaya Input 20 30 30 80 370 450 80 0 370 450

201 Upah dan Gaji 10 20 40 70202 Surplus Usaha 40 60 60 160203 Penyusutan 10 15 15 40204 Pajak tak langsung 5 10 10 25205 Subsidi -5 0 0 -5

209 Nilai Tambah Bruto 60 105 125 290

210 Jumlah Input 80 135 155 370

SektorNama Sektor Impor Output

PDRB menurut

Lapangan Usaha

PDRB menurutPendapatan

PDRB Menurut Penggunaan = P.Akhir - Impor

Contoh: Tabel IO Regional Provinsi XTransaksi Total Atas Dasar Harga Pembeli

PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL

Page 12: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA12

Output

Input Sektor 1 Sektor 2 Sektor 1 Sektor 2

Sektor 1 X11AA

X12AA

X11AB

X12AB

F1AA

F1AB

E1A

X1A

Sektor 2 X21AA

X22AA

X21AB

X22AB

F2AA

F2AB

E2A

X2A

Sektor 1 X11BA

X12BA

X11BB

X12BB

F1BA

F1BB

E1B

X1B

Sektor 2 X21BA

X22BA

X21BB

X22BB

F2BA

F2BB

E2B

X2B

X1MA

X2MA

X1MB

X2MB

FMA

FMB

∑ Xi1A

∑ Xi2A

∑ Xi1B

∑ Xi2B

V1A

V2A

V1B

V2B

X1A

X2A

X1B

X2B

Input Primer (NTB)

Total Output

Inpu

t A

nta

ra

Ekspor ROR

Permintaan Antara Permintaan Akhir

Total Output

Total Input Antara

Impor ROR

Region A

Region B

Region A Region BRegion A Region B

PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL

Xii aa =Struktur input 1 berasal dr barat

Page 13: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA

TEKNIK ESTIMASI OUTPUT DAN STRUKTUR INPUT

SEKTORAL

Page 14: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA14

Pendekatan langsung atau metode survei:• Penyusunan tabel input-output dengan pendekatan

metode langsungditempuh dengan mempersiapkan data penunjang yang dikumpulkan melalui SKIO dan non-SKIO

• Kedua jenis kegiatan survei tersebut masih harus diikuti lagi dengan kegiatan pengumpulan data sekunder lainnya yang biasanya digunakan untuk mengestimasi output.

SURVEI YANG DIBUTUHKAN

Page 15: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA15

• Dalam penyusunan Tabel I-O 2005 kegiatan sektor pertanian terbagi dalam 34 sektor dengan pengelompokan sebagai berikut:• Tanaman Bahan Makanan mencakup 11 (sebelas) sektor;• Perkebunan mencakup 13 (tigabelas) sektor; • Peternakan mencakup 4 (empat) sektor; • Kehutanan mencakup 2 (dua) sektor; • Perikanan mencakup 3 (tiga) sektor dan • Jasa pertanian 1 (satu sektor)

• Secara umum output sektor pertanian diperoleh dengan mengalikan Produksi (Q) dengan Harga (P).

• Struktur input sektor pertanian diperoleh dari Struktur Ongkos Usaha Tani "Padi dan Palawija" (Survei Pertanian) BPS, serta survei khusus (SKIO) untuk komoditi selain padi dan palawija.

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR PERTANIAN

Page 16: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA16

• Dalam penyusunan Tabel I-O 2005 kegiatan sektor pertambangan terbagi dalam 14 sektor dengan pengelompokan sebagai berikut :• Batu Bara, Minyak Bumi, Gas dan Panas Bumi, Bijih Timah,

Bijih Nikel, Bijih Bauksit, Bijih Tembaga, Bijih Emas, Bijih Perak, Bijih dan Pasir Besi, Barang Tambang Logam lainnya, Barang Tambang Mineral Bukan Logam, Garam Kasar dan Barang Galian Segala Jenis.

• Secara umum output sektor pertambangan diperoleh dengan mengalikan Produksi (Q) dengan Harga (P).

• Struktur input sektor pertambangan diperoleh dari Survei Khusus Input-Output (SKIO) dan Survei Tahunan BPS.

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR PERTAMBANGAN

Page 17: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA17

• Dalam penyusunan Tabel I-O 2005 kegiatan sektor Industri dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok komoditi (dalam Tabel IO 2005 menjadi 92 sektor), dimana kilang minyak dan gas alam cair termasuk di dalamnya. tidak terbatas, karena industri pengolahan sll diturunkan dr SDA.

• Industri Non Migas • Sumber data utama adalah hasil survei tahunan industri BPS

baik untuk besar/sedang, kecil maupun kerajinan rumahtangga yang terdiri dari kelompok 5 digit KBLI

• Hasil pengolahan diperoleh output maupun inputnya, karena hasil survei tahunan Industri sudah dalam bentuk nilai rupiah.

Masalahnya dari hasil survei tersebut beberapa struktur inputnya masih dalam bentuk gabungan, tidak sesuai dengan klasifikasi sektor input-output perlu proses TITO. ) transfer in, transfer out

Saat mengambil output, inputnya juga dilibatkan juga

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Page 18: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA18

• Industri Non Migas • Industri migas dlam Tebal IO hanya terdiri dari industri

barang hasil kilang minyak bumi dan gas alam cair.• Sumber data yang digunakan diperoleh dari Departemen

Pertambangan & Energi, Pertamina dan Survei tahunan yang dilakukan oleh BPS.

• Output diperoleh dari perkalian antara kuantum produksi (Q) dengan harga (P) untuk masing-masing komoditi seperti: avtur, avigas, premium, minyak tanah, minyak diesel, minyak bakar, LPG, dan sebagainya untuk pengilangan minyak bumi serta gas alam cair (LNG) untuk pengilangan gas alam.

• Struktur input diperoleh dari pengolahan hasil survei tahunan yang dilakukan oleh BPS.

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Page 19: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA19

Latar Belakang Survei tahunan industri Besar/Sedang dg pendekatan establishment,

5 digit KBLI sesuai produk utamanya (main characteristic product). Pada kenyataannya satu establishment dapat menghasilkan beberapa jenis produk

disamping produk utama tersebut. perusahaan yang menghasilkan produk dan dibedakan menurut tempat, jika ditanya laporan keuangan merekan akan merujukkan ke enterprise (PT, CV adalah enterprise)

Tidak tertutup kemungkinan bahwa produk lainnya di luar produk utama tersebut mempunyai ciri produk yang tidak sesuai lagi dengan ciri produk utamanya.

Ada kemungkinan bahwa produk lainnya tersebut memiliki kode 5 digit KBLI yg berbeda dengan produk utama

Maka hasil survei industri besar/sedang belum secara murni memperlihatkan identitas dari 5 digit KBLI yang diinginkan.

Agar data hasil survei tahunan industri besar/sedang dapat digunakan untuk kebutuhan penyusunan PDB dan tabel input-output perlu dilakukan proses pengolahan lebih lanjut (TITO).

PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO)

Page 20: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA20

1. Coding Output dan Bahan Baku Tujuan : Memberikan kode KBLI untuk setiap komoditi yang

dihasilkan dan bahan baku yang digunakan Dikerjakan oleh Ditjen Bina Produksi Kehutanan (BPK), Dephut

dan Direktorat Neraca Produksi, BPS Komoditi yang dicoding sebanyak :

Tahun Produksi yang dihasilkan (Komoditi)

Bahan baku

(Komoditi)

2005 2.026 4.472

2006 2.892 6.722

2007 2.227 4.720

PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO)

Page 21: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA21

Contoh: LK 1. Industri Veneer (20214)

Input (000 Rp)Kode

Output Komoditi (000 Rp)Kode

KBLI KBLI(1) (2) (4) (5)

Input Antara: 16.424.481 1. Lamin board lainnya 419.278 20213

1. Kayu gelondongan 5.027.854 02020 2. Veneer kupasan 29.754.277 20214

2. Kayu log & gergajian diawetkan 7.752.328 20102 3. Veneer irisan 442.848 20214

3. Kertas untuk perekat 1.172 21015 4. Ubin lantai (parquet floor) 239.140 20220

4. Perekat lainnya 124.663 24291

5. Amplas kertas 36.847 26900 6. Bahan baku lainnya (DIBAI RATA UTK SEMUA BAHAN BAKU, MENURUT PROPORSI RATA)

487.103 -

7. Input antara non bahan baku 2.994.514 -

Komponen Biaya Primer (NTB) 14.431.062 -

Jumlah 30.855.543 XXXXXXX Jumlah 30.855.543 XXXXXXX

PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO)

Page 22: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA22

2. Destinasi Bahan Baku sesuai Output Tujuan: mendestinasikan atau meletakkan setiap komoditi bahan baku ke KBLI Output

yang sesuai Contoh: LK 2. Industri Veneer (20214)

Uraian 20214 20214 keluar ke: 20214 setelah

Data Asli 20213 20220 transfer-output(1) (2) (3) (4) (5)

Output:   1. Lamin board lainnya 419.278 419.278 2. Veneer kupasan 29.754.277 29.754.277 3. Veneer irisan 442.848 442.848 4. Ubin lantai (parquet floor) 239.140 239.140 Jumlah Output 30.855.543 419.278 239.140 30.197.125 Input: 1. Kayu gelondongan 5.027.854 5.027.854 2. Kayu log & gergajian diawetkan 7.752.328 105.342 60.083 7.586.903 3. Kertas untuk perekat 1.172 1.172 4. Perekat lainnya 124.663 124.663 5. Amplas kertas 36.847 501 286 36.061 6. Bahan baku lainnya 487.103 6.619 3.775 476.709 7. Input antara non bahan baku 2.994.514 40.691 23.208 2.930.615 8. Komponen Biaya Primer (NTB) 14.431.062 264.954 151.788 14.014.320 Jumlah Input 30.855.543 419.278 239.140 30.197.125

PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO)

Page 23: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA23

3. Rekonsiliasi dan Balancing Tujuan : merekonsiliasi dan menyeimbangkan antara biaya

antara dan biaya primer hingga diperoleh rasio nilai tambah yang layak

Contoh: LK 3. Industri Panel Kayu Lainnya (20213)

Uraian 2021320213 20213

terima dari setelahData Asli 20214 transfer-in

(1) (2) (3) (4) Output:   1. Lamin board lainnya 0 419.278 419.278 Jumlah Output 0 419.278 419.278 Input: 1. Kayu log & gergajian diawetkan 0 105.342 105.342 2. Kertas untuk perekat 0 1.172 1.172 3. Amplas kertas 0 501 501 4. Bahan baku lainnya 0 6.619 6.619 5. Input antara non bahan baku 0 40.691 40.691 6. Komponen Biaya Primer (NTB) 0 264.954 264.954 Jumlah Input 0 419.278 419.278

PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO)

Page 24: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA24

4. Penyusunan Neraca Produksi Tujuan : Menjumlahkan seluruh KBLI yang bersesuaian dan

menyusun Neraca produksi untuk setiap KBLI (setelah homogen) Contoh: LK 4. Neraca Produksi

Uraian20213 20214 20220

(Ind. Panel kayu Lainnya) (Ind. Veneer) (Ind. Moulding &

Komponen BB)

(1) (2) (3) (4)   Input Antara 154.324 16.182.805 87.352 Input Primer (NTB) 264.954 14.014.320 151.788 Output 419.278 30.197.125 239.140

PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO)

Page 25: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA25

• Listrik• Output listrik meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan yang

dicuri. • Estimasi output listrik dihitung berdasarkan perkalian produksi (Q) dan harga (P) per

satuan produksi untuk masingmasing listrik PLN dan Non-PLN. • Untuk listrik PLN, ke dalam nilai outputnya masih harus ditambahkan lagi dengan

pendapatan lainnya yang berupa margin yang diperoleh karena mendistribusikan listrik Non-PLN.

• Estimasi susunan input listrik PLN dan Non PLN dapat diperoleh langsung melalui SKIO.

• Gas• Output sektor gas mencakup kegiatan penyediaan serta penyaluran gas untuk keperluan

bahan bakar rumah tangga, industri, rumah sakit, hotel, dan sebagainya.(Karena PT GAS berdiri sendiri, shg distribusi dilakukan sendiri)

• Output Gas : perkalian produksi (Q) dan harga (P) dari survei tahunan BPS. • Estimasi susunan input gas dapat diperoleh dari survei tahunan BPS.

• Air Bersih• Output sektor air bersih meliputi kegiatan penjernihan, penampungan dan pendistribusian

air bersih secara langsung melalui pipa atau mobil tangki dengan tujuan untuk dijual. • Kegiatan ini dapat dilakukan oleh Perusahaan Air Bersih (PAM) maupun bukan PAM.• Output Air Bersih perkalian produksi (Q) & harga (P) survei tahunan BPS.• Estimasi susunan input Air Bersih dapat diperoleh dari SKIO dan hasil Survei Tahunan BPS,

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR LGA

Page 26: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA26

• Sektor konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lainnya.

• Kegiatan di sektor ini dapat dilakukan oleh kontraktor umum (General Contractor) dan kontraktor khusus (Special Contractor) termasuk pula kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh perseorangan/individu. Pada Tabel IO Indonesia, sektor konstruksi dibedakan menjadi 5 sektor utama yaitu • Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; • Prasarana pertanian; • Jalan/jembatan dan pelabuhan; • Bangunan instalasi listrik, gas, air bersih, dan komunikasi; serta Konstruksi

lainnya.

• Estimasi output dengan metode pendekatan arus barang (Commodity Flow Approach) yaitu suatu metode pendugaan output sektor konstruksi berdasarkan input yang diperoleh dari sektor lain.

• Susunan input dari Survei Tahunan Perusahaan Konstruksi AKI (Asosiasi Konstruksi Indonesia) dan Non AKI yang dilakukan BPS.

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR KONSTRUKSI

Page 27: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA27

• Sektor perdagangan mencakup kegiatan pengumpulan dan pendistribusian barang baru maupun bekas, oleh para pedagang. Pendistribusian tersebut dimulai dari tangan produsen (untuk produk dalam negeri) dan importir (untuk produk impor) sampai ke tangan konsumen tanpa merubah sifat dari barang tersebut.

• Menurut fungsi dan tujuannya perdagangan dibedakan ke dalam 2 jenis kegiatan, yaitu perdagangan besar dan perdagangan eceran.

• Estimasi output perdagangan merupakan jumlah margin dari nilai barang yang diperdagangkan.

• Perhitungan output ini dilakukan dengan melakukan pendekatan arus barang, yaitu total nilai barang yang diperdagangkan dikalikan dengan rasio margin perdagangan.

• Data mengenai total nilai barang diperdagangkan yang berasal dari produk domestik diperoleh dari hasil estimasi output masing-masing komoditi, sedangkan yang berasal dari produk impor diperoleh dari statistik impor (BPS).

• Sedangkan data mengenai rasio margin perdagangan baik untuk produk domestik maupun impor diperoleh dari survei khusus (SKIO).

• Struktur input perdagangan berasal dari SKIO.

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR PERDAGANGAN

Page 28: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA28

• Restoran• Kegiatan restoran mencakup kegiatan penyediaan makanan dan bersihan jadi

untuk dikonsumsi dengan jalan menghidangkan di tempat penjualan (dikonsumsi langsung) atau tidak di tempat (dibawa pergi). Cara penjualannya bisa dilakukan pada suatu tempat tertentu secara menetap maupun dijajakan secara berkeliling.

• Estimasi output restoran diperoleh dengan cara mengalikan tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja.

• Data tenaga kerja dari Sensus Penduduk atau Survei Angkatan Kerja Nasional, rata-rata output per tenaga kerjanya dari SKIO

• Struktur input restoran berasal dari SKIO.• Hotel

• Kegiatan hotel mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan satu atau sebagian dari bangunan sebagai tempat penginapan, atas dasar suatu pembayaran.

• Estimasi output perhotelan diperoleh dengan mengalikan jumlah kamar yang tersedia dikalikan dengan tingkat pengisian (load factor) dikali dengan ratarata output per kamar.

• Data jumlah kamar dari Publikasi Statistik Pariwisata (BPS) dan Dirjen Pariwisata. Rata-rata output per kamar diperoleh dari SKIO.

• Struktur input hotel berasal dari SKIO.

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR HOTEL DAN RESTORAN

Page 29: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA29

• Pada Tabel IO Indonesia, sektor pengangkutan dan komunikasi dibedakan menjadi 7 sektor yaitu • Angkutan rel; • Angkutan jalan raya; • Angkutan sungai danau dan penyebrangan• Angkutan laut• Angkutan udara• Jasa penunjang angkutan• Komunikasi

• Estimasi output dengan metode pendapatan dari laporan keuangan perusahaan terkait seperti PT. KAI, ASDP, garuda, Telkom, Indosat dan sebagainya.

• Susunan input dari laporan keuangan perusahaan terkait tersebut dan hasil SKIO.

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Page 30: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA30

• Pada Tabel IO Indonesia, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dibedakan menjadi 5 sektor yaitu • Bank; • Asuransi dan dana pensiun; • Lembaga keuangan lainnya• Real estate• Jasa perusahaan

• Estimasi output dengan metode pendapatan dari laporan keuangan perusahaan terkait seperti Bank Indonesia, Asosiasi Perasuransian, Dana Pensiun, Pegadaian dan sebagainya.

• Susunan input dari laporan keuangan perusahaan terkait tersebut dan hasil Survei Khusus Lembaga Keuangan Bukan Bank (SK-LKBB).

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR KEUANGAN, REAL ESTAT, DAN JASA PERUSAHAAN

Page 31: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA31

• Pada Tabel IO Indonesia, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dibedakan menjadi 11 sektor yaitu • Administrasi pemerintaahan• Jasa pendidikan pemerintah• Jasa pendidikan swasta• Jasa kesehatan pemerintah• Jasa kesehatan swasta• Jasa pemerintah lainnya• Jasa kemasyarakatan swasta lainnya• Jasa film dan distribusi film• Jasa hiburan dan rekreasi• Jasa perbengkelan• Jasa perorangan lainnya

• Estimasi output dengan metode pendapatan dari laporan data realisasi APBN diperoleh dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara (DPKN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DPbn) Departemen Keuangan dan pendekatan produksi (produksi dikali harga) untuk sektor jasa..

• Susunan input diperoleh dari laporan perusahaan dan hasil SKIO.

ESTIMASI OUTPUT SEKTOR JASA-JASA

Page 32: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA32

UPDATING TABEL I-O

Updating IO dilakukan dengan mendayagunakan data PDRB baik menurut lapangan usaha maupun penggunaan sebagai kontrol (Mangiri, 1999)

Sumber data yang dibutuhkan:Tabel I-O propinsi yang akan di-updatePDRB lapangan usahaPDRB penggunaanEkspor dan impor menurut sektorKonsumsi RT menurut sektor (Susenas )APBD menurut sektorTenaga kerja menurut sektor (Sakernas)Rasio NTB menurut sektor (survey sektoral)

Page 33: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA33

METODE RAS

Dikembangkan Richard Stone, Cambridge Univ., 1961Koefisien input tabel I-O dibuat berdasarkan koefisien input tahun sebelumnya ditambah dgn beberapa informasi tentang total penjualan output antarsektor, total input antarsektor, dan total output keseluruhan

A(t) = R*A(0)*SA(t )=matriks koef input pd thn-t A(0)=matriks koef input pd thn-0 R=efek substitusi teknologi (penambahan jml permintaan tiap ouput sektor)S= efek perubahan jml input pd tiap sektor

Page 34: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA34

PROSES UPDATING RAS

Matriks Permintaan Antara (Intermediate Consumption)

Matriks Permintaan Akhir

(Final Cons)

Matriks Balas Jasa Faktor Produksi (Gross Value Added)

Total Input

Dem

and

Impor

Output

SupplyIdentity

unbalance

Page 35: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA35

PROSES RAS UNBALANCE

Matriks Permintaan Antara (Intermediate Consumption)

Matriks Balas Jasa Faktor Produksi (Gross Value Added)

unbalance

Distribusi unbalance ke total kolom

Dist baris

Page 36: Abdul Rachman Bahan Perkuliahan  IO, SUT,  dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA

DATA MENCERDASKAN BANGSA

S E L E S A I