abortus imminens

40
Presentasi Kasus SEORANG PEREMPUAN USIA 32 TAHUN DENGAN ABORTUS IMMINENS Disusun Oleh : Ekkim Al Kindi G99141057 Gresmita Rindi W G99141060 Icha Dithyana G99141115 Firza Fatchya G99141117 Ginanjar Tenri S G 99141121 Pembimbing : Dr. Eriana Melinawati, Sp. OG (K)

Upload: gresmita-rindi

Post on 10-Nov-2015

67 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ABORTUS IMMINENS

TRANSCRIPT

Presentasi Kasus

SEORANG PEREMPUAN USIA 32 TAHUN DENGAN ABORTUS IMMINENS

Disusun Oleh :Ekkim Al Kindi G99141057Gresmita Rindi WG99141060Icha DithyanaG99141115Firza Fatchya G99141117Ginanjar Tenri SG 99141121

Pembimbing :Dr. Eriana Melinawati, Sp. OG (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2014

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, dan nifas. World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin.5 Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu menurut provinsi di Indonesia diperkirakan mencapai 11.534 pada tahun 2010.6Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin mampu bertahan hidup pada usia kehamilan sebelum 20 minggu didasarkan pada tanggal hari pertama haid normal terakhir atau berat janin kurang dari 500 gram.1Abortus (keguguran) merupakan salah satu penyebab perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Perdarahan ini dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan atau kehamilan terus berlanjut.3Kejadian abortus di Indonesia masih cukup tinggi dibanding dengan negara lain, yakni mencapai 2,3 juta abortus per tahun5. Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Hal ini dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi.3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiAbortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin berkembang sepenuhnya dan dapat hidup di luar kandungan dan sebagai ukuran digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.1,3,4Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu menurut terjadinya abortus dan menurut gambaran klinis. Menurut terjadinya dibedakan atas abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja dan tanpa menggunakan tindakan apa-apa sedangkan abortus provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.Abortus provokatus dibagikan lagi menjadi abortus medisinalis atau abortus therapeutica dan abortus kriminalis.Pada abortus medisinalis, abortus yang terjadi adalah karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional.

Menurut gambaran klinis abortus dapat dibedakan menjadi:1. Abortus imminens yaitu abortus tingkat permulaan (threatened abortion) dimana terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.2. Abortus insipiens (inevitable abortion) yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.3. Abortus inkomplit (incomplete abortion) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.4. Abortus komplit (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.5. Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.6. Abortus habitualis (recurrent abortion) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.7. Abortus infeksius (infectious abortion) adalah abortus yang disertai infeksi genital.8. Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium.

B. EtiologiAda beberapa faktor penyebab terjadinya abortus yaitu :1. Faktor genetikAda banyak sebab genetik yang berhubungan dengan abortus. Sebagian besar abortus spontan disebabkan oleh kelainan kariotip dari embrio.3Data ini berdasarkan pada 50% kejadian abortus pada trimester pertama merupakan kelainan sitogenetik yang berupa aneuploidi yang bisa disebabkan oleh kejadian nondisjuction meiosis atau poliploidi dari fertilas abnormal dan separuh dari abortus kerana kelainan sitogenetik pada trimester pertama berupa trisomi autosom.3 2. Faktor anatomiPenyebab terbanyak abortus kerana kelainan anatomik uterus adalah septum uterus akibat daripada kelainan duktus Mulleri (40-80%), dan uterus bicornis atau uterus unicornis (10-30%).3 Selain itu, kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterin (synechia), leimioma, dan endometriosis mengakibatkan komplikasi anomali pada uterus dan dapat mengakibatkan abortus.3. Faktor endokrinPada diabetes mellitus, perempuan dengan kadar HbA1c yang tinggi pada trimester yang pertama akan berisiko untuk mengalami abortus dan malformasi janin. IDDM dengan kontrol yang tidak adekuat berisiko 2-3 kali lipat untuk abortus.3 Kadar progesteron yang rendah juga mempengaruhi resptivitas endometrium terhadap implantasi embrio.Kadar progenteron yang rendah diketahui dapat mengakibatkan abortus terutamanya pada kehamilan 7 minggu di mana trofoblast harus menghasilkan cukup steroid untuk menunjang kehamilan. Pengangkatan korpus luteum pada usia 7 minggu akan berakibat abortus dan jika diberikan progesteron pada pada pasien ini, maka kehamilan dapat diselamatkan.34. Faktor infeksiInfeksi plasenta akan berakibat insufisiensi plasenta dan bisa berlanjut kematian janin.3 Infeksi kronis endometrium dari penyebaran kuman genetalia bawah yang bisa mengganggu proses implantasi. Amnionitis oleh kuman gram positif dan gram negatif juga bisa mengakibatkan abortus.3 Infeki virus pada kehamilan awal dapat mengakibatkan perubahan genetik dan anatomik embrio misalnya pada infeksi rubela, parvovirus, CMV, HSV, koksakie virus, dan varisella zoster.35. Faktor imunologiBeberapa penyakit berhubungan erat dengan kejadian abortus. Antaranya adalah SLE dan Antiphospholipid Antibodies (aPA).3 ApA adalah antibodi spesifik yang ditemukan pada ibu yang menderita SLE.3 Peluang terjadinya pengakhiran kehamilan pada trimester 2 dan 3 pada SLE adalah 75%.3 Menurut penelitian, sebagian besar abortus berhubungan dengan adanya aPA yang merupakan antibodi yang akan berikatan dengan sisi negatif dari phosfolipid.3 Selain SLE, antiphosfolipid syndrome (APS) dapat ditemukan pada preemklamsia, IUGR, dan prematuritas.3 Dari international consensus workshop pada tahun 1998, klasifikasi APS adalah:3

C. PatogenesisAbortus dimulai dari perdarahan ke dalam decidua basalis yang diikuti dengan nekrosis jaringan disekitar perdarahan.1 Jika terjadi lebih awal, maka ovum akan tertinggal dan mengakibatkan kontraksi uterin yang akan berakir dengan ekpulsi karena dianggap sebagai benda asing oleh tubuh.1 Apabila kandung gestasi dibuka, biasanya ditemukan fetus maserasi yang kecil atau tidak adanya fetus sama sekali dan hal ini disebut blighted ovum.1Pada abortus yang terjadi lama, beberapa kemungkinan boleh terjadi. Jika fetus yang tertinggal mengalami maserasi, yang mana tulang kranial kolaps, abdomen dipenuhi dengan cairan yang mengandung darah, dan degenarasi organ internal.1 Kulit akan tertanggal di dalam uterus atau dengan sentuhan yang sangat minimal.1 Bisa juga apabila cairan amniotik diserap, fetus akan dikompress dan mengalami desikasi, yang akan membentuk fetus compressus.1 Kadang-kadang, fetus boleh juga menjadi sangat kering dan dikompres sehingga menyerupai kertas yang disebut fetus papyraceous.1 Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, vili korialis telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal. Perdarahan yang banyak terjadi karena hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi miometrium.

D. Gambaran klinisGejala abortus berupa amenorea, sakit perut kram, dan mules-mules.1,2,3,4 Perdarahan pervaginam bisa sedikit atau banyak dilihat dari pads atau tampon yang telah dipakai, dan biasanya berupa darah beku tanpa atau desertai dengan keluarnya fetus atau jaringan. Ini penting untuk melihat progress abortus. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus sering terjadi infeksi yang dilihat dari demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan,dan luekositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya. Pada pemeriksaan USG, ditemukan kantung gestasional yang tidak utuh lagi dan tiada tanda-tanda kehidupan dari janin.

E. Diagnosis banding.1. kehamilan ektopik tertanggu2. perdarahan anovular pada wanita yang tidak hamil3. abortus mola hidatidosa4. polip endoserviks5. karsinoma serviks2

F. Penatalaksanaan1. Abortus Imminens.Pada abortus imminens, tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total dan pasien dilarang melakukan aktivitas fisik berlebihan. Jika terjadi perdarahan berhenti, asuhan antenatal diteruskan seperti biasa dan penilaian lanjutan dilakukan jika perdarahan terjadi lagi.4 2. Abortus insipiens.Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi uterus dilakukan dengan aspirasi vakum manual. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan maka, Ergometrin 0,2 mg IM atau Misopristol 400mcg per oral dapat diberikan. Kemudian persediaan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus dilakukan dengan segera.4 Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, ekpulsi spontan hasil konsepsi ditunggu, kemudian sisa-sisa hasil konsepsi dievakuasi. Jika perlu, infus 20 unit oxytoxin dalam 500cc cairan IV (garam fisiologik atau larutan Ringer Laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit diberikan untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi. Setelah penanganan, kondisi ibu tetap dipantau.4 3. Abortus inkomplit.Jika perdarahan tidak beberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, Ergometrin 0,2 mg IV atau misoprostol 400mcg per oral diberikan.Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung, dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, hasil konsepsi dievakuasi dengan aspirasi vakum manual. Evakuasi vakum tajam hanya digunakan jika tidak tersedia aspirasi vakum manual (AVM). Jika evakuasi belum dapat dilakukan dengan segera, Ergometrin 0,2mg IM atau Misoprostol 400mcg per oral dapat diberikan.Jika kehamilan lebih dari 16 minggu, infus oksitosin 20 unit diberikan dalam 500ml cairan IV (garam fisiologik atau RL) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Jika perlu Misoprostol 200mcg pervaginam diberikan setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus segera dievakuasi.4 4. Abortus komplit.Evakuasi tidak perlu dilakukan lagi. Observasi untuk melihat adanya perdarahan yang banyak perlu diteruskan dan kondisi ibu setelah penanganan tetap dibuat. Apabila terdapat anemia sedang, tablet sulfas ferrosus 600mg/hari selama 2 minggu diberikan, jika anemia berat diberikan transfusi darah.4 5. Abortus septik/infeksius.Untuk tahap pertama dapat diberikan Penisillin 4 x 1000000 unit atau ampicillin 4 x 1gram ditambah gentamisin 2 x 80mg dan metronidazol 2 x 1gram. Selanjutnya, antibiotik dilanjutkan dengan hasil kultur. Tindakan kuretase dilaksanakan bila tubuh dalam keadaan membaik minimal 6 jam setelah antibiotika adekuat telah diberikan. Pada saat tindakan, uterus harus dilindungi dengan uterotonik untuk mengelakkan komplikasi. Antibiotik harus dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam dan bila dalam waktu 2 hari pemberian tidak memberikan respons harus diganti dengan antibiotik yang lebih sesuai dah kuat.3

G. Komplikasi.1. Perdarahan.2. Perforasi.3. Syok.4. Infeksi.5. Disseminated Intravascular Coagulopathy

H. Prognosis.Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan sebelumnya. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus yang rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.

BAB IIISTATUS PASIEN

A. IdentitasNama:Ny. HUmur:32 tahunJenis kelamin:PerempuanStatus paritas:G3P1A1Alamat:Barongan, Kudus, Jawa TengahStatus:KawinSuku:JawaAgama:IslamTgl masuk:20 April 2015No. RM:01298183

B. Anamnesis1. Keluhan utamaPasien rujukan dari RS Oen Surakarta dengan diagnosis hemoragik G3P1A1 usia kehamilan 8 minggu suspek KET2. Riwayat penyakit sekarangDatang seorang G3P1A1, 32 tahun, datang dengan rujukan dari RS Oen Surakarta dengan diagnosis hemoragik G3P1A1 usia kehamilan 8 minggu suspek KET. Pasien mengeluhkan keluar flek dan mules-mules. Nyeri perut yang dirasakan sejak awal hamil. Dan riwayat keluar flek bewarna coklat sejak 1 bulan yang lalu selama 3 hari lalu psien berobat dan diberi pengkuat kandungan. Setelah itu 1 hari SMRS pasien merasakan flek keluar lagi. Keluhan BAK dan BAB disangkal. Riwayat jatuh disangkal. Riwayat berhubungan degan suami 1 minggu yang lalu. HPMT pasien 18/2/2015. HPL: 25/11/2015Riwayat menstruasi lancar 1x/bulan, 3-4 hari/siklus, ganti pembalut 3-4x/hari. 3. Riwayat MenstruasiMenarche:14 tahunSiklus menstruasi:30 hariLama menstruasi:3-4 hariDarah haid: 70 cc (3-4x kali ganti pembalut)Dismenorea: (+)Perdarahan di luar siklus: disangkal4. Riwayat PerkawinanMenikah 2 kali. Pernikahan pertama saat pasien berusia 21 tahun. Pernikahan kedua saat pasien berusia 31 tahun.5. Riwayat FertilitasRiwayat fertilitas dinilai baik6. Riwayat ObstetrikI. Laki-laki, 7 tahun, 3200 gram, partus dengan VE di RS PKU riwayat obstetrik dinilai baikII. Abortus kuret usia kehamilan 10 minggu tahun 2009III. sekarang7. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit jantung: disangkalRiwayat diabetes mellitus: (-)Riwayat asma: disangkal Riwayat alergi obat : disangkalRiwayat alergi makanan : disangkalRiwayat mondok: disangkal8. Penyakit dan Operasi yang Pernah DialamiTidak ada9. Riwayat KontrasepsiMenggunakan kondom selama 6 bulan sebelum hamil. Dan sebelumnya juga pernah menggunakan spiral.10. Riwayat kebiasaanPasien bekerja dipabrik cola-cola. Makan pasien teratur, tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan jangka panjang, merokok dan alkohol. Suami pasien juga tidak merokok.

C. Pemeriksaan Fisik1. KU:Nyeri ringan2. Kesadaran:Kompos mentis3. Vital Sign:TD:120/70 mmHg Nadi: 80x/ menitRR: 20x/ menit Suhu: 36,70C4. TB/BB:158 cm / 50 kg5. Gizi:Nornal (BMI = 22,22)6. Kepala:Bentuk mesocephal7. Mata: Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)8. Leher: Tidak ada pembesaran limfonodi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, JVP tidak meningkat9. ThoraxJantungInspeksi: Ictus cordis tidak terlihatPalpasi: Ictus cordis tidak kuat angkatPerkusi: Batas jantung kesan tidak melebarAuskultasi: Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)Paru-paruInspeksi: Retraksi dada (-), pengembangan dinding dada kanan = dada kiri, simetris kanan dan kiriPalpasi: Fremitus taktil kanan = kiriPerkusi: Sonor/sonorAuskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)10. AbdomenHati:Tidak terabaLien: Tidak teraba

++----11. Anggota gerak:Odema akral dingin refleks

++----

STATUS OBSTETRI 1. Inspeksi Kepala: MesocephalMata: Conjungtiva anemis (-/-) sclera ikterik (-/-)Thorax: Glandula mammae hipertrofi (-), aerola mammae hiperpigmentasiAbdomen: Dinding perut sejajar dinding dada, tidak nampak adanya penonjolan, sikatrik (-)2. Palpasi Supel, nyeri tekan (-) di perut kanan bawah3. Auskultasi: Bising usus (+) normal reguler4. Perkusi: Timpani (+), pekak alih (-), pekak sisi (-)5. Genitalia eksternaV/U tidak ada kelainan, dinding vagina dbn, flek darah (+), discharge (-)6. Pemeriksaan DalamVT:VU tenang, dinding vagina dbn, portio licin, OUE tertutup, cavum uteri sebesar telur ayam, nyeri (+), A/P kiri dbn, darah (-), discharge (-), STLD (+), sling pain (-).

D. Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium darahPemeriksaanTgl 20/4/15HasilSatuan

Hemoglobin12,2g/dl

Hematokrit37%

Eritrosit4,34Juta/ul

Leukosit12,7Ribu/ul

Trombosit197Ribu/ul

HbA1c4,5%

Gula darah swaktu180mg/dl

Natrium darah134mmol/L

Urine

Leukosit25/ul

Berat jenis1.010

2. USGa. VU kesan terisi cukupb. Tampak uterus membesarc. Tampak gestasional sae intrauteri ukuran 3,5x3,5x3 cmd. Tampak CRL ukuran 1,83 cm pada usia kehamilan 8+2 minggu e. Pulsasi (+).f. Kesan: menyokong gambaran os intra uterus

E. KesimpulanDatang seorang G3P1A1, 32 tahun, datang dengan rujukan dari RS Oen Surakarta dengan diagnosis hemoragik G3P1A1 usia kehamilan 8 minggu suspek KET. Pasien mengeluhkan keluar flek dan mules-mules. Nyeri perut yang dirasakan sejak awal hamil. Dan riwayat keluar flek sejak 1 bulan yang lalu selama 3 hari lalu psien berobat dan diberi pengikat kandungan. Setelah itu 1 hari SMRS pasien merasakan flek keluar lagi. HPMT pasien 18/2/2015. HPL: 25/11/2015 Riwayat menstruasi lancar 1x/bulan, 4-5 hari/siklus, ganti pembalut 4-5x/hari. DM (+)

F. Diagnosis SementaraAbortus iminensKehamilan ektopik

G. PrognosisIbu Dubia at bonamJanin Dubia ad malam

H. Penatalaksanaan Mondok bangsal konservatif pertahankan kehamilan Bedrest total Didrogesteron 10 mg 1x1 Asam folat 1x400 mcg Cek lab lengkap

FOLLOW UP PASIEN

Follow up20 April 201521 April 201522 April 2015

SFlek (+) mules-mules (+)Flek (-) mules-mule (-)Flek (-) mules-mules (-)

Okompos mentis, sakit ringankompos mentiskompos mentis

Tanda VitalTD : 120/80 mmHgHR : 80 x/menitRR : 20 x/menitS : 36,7oC (per axiler)TD : 120/70 mmHgHR : 80 x/menitRR : 22 x/menitS : 36,8oC (per axiler)TD : 110/80 mmHgHR : 80 x/menitRR : 20 x/menitS : 36,5oC (per axiler)

Kepala mikrocefal, CA (-/-), SI (-/-)mikrocefal, CA (-/-), SI (-/-)mikrocefal, CA (-/-), SI (-/-)

ThoraxRetraksi (-)Cor : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)Pulmo: SD vesikuler (+/+), ST (-/-)Retraksi (-)Cor : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)Pulmo: SD vesikuler (+/+), ST (-/-)Retraksi (-)Cor : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)Pulmo: SD vesikuler (+/+), ST (-/-)

AbdomenSupel, Dinding perut // dinding dada, nyeri tekan (-) di perut kanan bawah, TFU tidak teraba, massa tidak teraba, tympani, bising usus (+) normalSupel, Dinding perut // dinding dada, nyeri tekan (-) di perut kanan bawah, TFU tidak teraba, massa tidak teraba, tympani, bising usus (+) normalSupel, Dinding perut // dinding dada, nyeri tekan (-) di perut kanan bawah, TFU tidak teraba, massa tidak teraba, tympani, bising usus (+) normal

GenitalDarah (+), discharge (-)Darah (-), discharge (-)Darah (-), discharge (-)

Ekstremitas Akral dingin (-)sianosis (-)CRT < 2 detikAkral dingin (-)sianosis (-)CRT < 2 detikAkral dingin (-)sianosis (-)CRT < 2 detik

AsessmentAbortus iminens

Abortus iminensAbortus iminens

Terapi-Mondok bangsal konservatif pertahankan kehamilan-Bedrest total-Didrogesteron 10 mg 1x1-Asam folat 1x400 mcg-Bedrest total-Didrogesteron 10 mg 1x1-Asam folat 1x400 mcg -Bedrest total-Didrogesteron 10 mg 1x1-Asam folat 1x400 mcg -pasien minta APS

Plan-Cek lab lengkapCek GDP, glukosa 2 jam PPBlpl

HasilHemoglobin12,2g/dlHematokrit37%Eritrosit4,34Juta/ulLeukosit12,7Ribu/ul Trombosit197Ribu/ulGula darah swaktu180mg/dlNatrium darah134mmol/LHbsAg Non reactiveHbA1c4,5 %GDP 68 mg/dlGlukosa 2 jam pp 95 mg/dl

USGVU kesan terisi cukupTampak uterus membesarTampak gest sac intrauteri ukuran 3,5x3,5x3 cmTampak CRL ukuran 1,83 cm pada usia kehamilan 8+2 minggu Pulsasi (+).Kesan: menyokong gambaran os intra uterus

BAB IVANALISIS KASUS

A. AnamnesisPasien adalah seorang wanita usia 32 tahun G3P1A1. Pasien menikah 2 kali, pernikahan pertama saat pasien berusia 21 tahun dan pernikahan kedua saat pasien berusia 31 tahun. Dari pernikahan pertama, pasien hamil dua kali. Saat usia pasien 22 tahun, kelahiran anak pertama ditolong dokter, lahir pervaginam dengan vacuum extraction, bayi lahir cukup bulan dengan berat badan 3200 gram, dengan penyulit Kala I lama. Saat kehamilan kedua, pasien mengalami abortus dan kemudian di kuret.Pasien mengaku mengalami menarche saat berusia 14 tahun, siklus menstruasi sekitar 28 hari dan lama menstruasi 7 hari. Pasien tidak pernah mengalami menstruasi dengan darah yang berlebihan, tidak merasa ada benjolan di perut, dan mengaku tidak pernah mengalami infeksi menular seksual.Saat ini pasien merasa hamil 2 bulan dengan HPMT 18 Februari 2015, pasien mengeluh mengeluarkan flek-flek, mules-mules, dan nyeri perut sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pasien juga mengeluh mengeluarkan flek 1 bulan yang lalu yang berlangsung selama 3 hari. Kemudian pasien periksa ke dokter dan diberi obat penguat kandungan. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan. Pasien melakukan hubungan dengan suami 1 minggu yang lalu. Riwayat jatuh disangkal. Riwayat penggunaan obat dan jamu-jamuan disangkalBerdasarkan anamnesis tersebut, didapatkan kesan bahwa pasien hamil dengan usia kehamilan 8+2 minggu dan sedang mengalami perdarahan.

B. Pemeriksaan FisikKondisi pasien secara umum baik, compos mentis, gizi normal dengan IMT 19,4 kg/mm3, dan tanda vital dalam batas normal yang menunjukkan bahwa pasien tidak sedang mengalami infeksi. Pada pemeriksaan fisik, conjungtiva tidak anemis, papil lidah tidak atrofi yang menunjukkan bahwa tidak nampak adanya tanda-tanda anemi. Pada pemeriksaan abdomen tidak ada nyeri tekan dan TFU tidak teraba. Pada pemeriksaan inspekulo, tampak vesica urinaria tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio livide, oue tertutup, cavum douglasi (-), bercak darah (+), dan discharge (-). Pada pemeriksaan VT, tidak ditemukan adanya slinger pijn (-)dan STLD (+).

C. Penegakan Diagnosis KehamilanDiagnosa kehamilan dapat ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda sebagai berikut: Gejala dan tanda tidak pasti kehamilana. Amenoreb. Mual-muntahc. Anoreksiad. Mengidame. Pingsanf. Pembesaran glandula mammaeg. Poliuriah. Obstipasi-konstipasii. Epulisj. Varisesk. Pigmentasi kulitl. Perut membesarm. Tanda Hegar: isthmus memanjang dan teraba lunakn. Tanda Chadwick: vulva-vagina-serviks berwarna livid karena pelebaran pembuluh daraho. Tanda Piscascek: uterus membesar ke salah satu jurusanp. Tanda Braxton Hicks: uterus berkontraksi jika dirangsang

Tanda pasti kehamilana. Terasa gerakan janin (primigravida 18 minggu, multigravida 16 minggu)b. Ballottement (+) pada kehamilan mudac. Teraba bagian janin (kepala, bokong, punggung, dan ekstremitas) pada kehamilan lanjutd. DJJ (USG: 12 minggu, Laenec: 16-20 minggu)e. Rontgen: gambaran (kerangka) janin, tidak boleh dilakukan pada trimester If. USG: gambaran janin, gerak janin, DJJ, plasentag. Tes kehamilan (+)/hCG urin (+)

Pasien ini didiagnosis hamil berdasarkan adanya tanda tidak pasti berupa gejala amenore dan mual, dan berdasarkan tanda pasti kehamilan yang didapat berupa tes kehamilan positif berdasarkan pemeriksaan ELISA. Usia kehamilan pasien adalah 8+2 minggu.

D. Differential DiagnosisPerdarahan yang terjadi pada usia kehamilan