abs trak

2
Pre-Eklampsia Berat Partial Hellp Syndrome Pada Primigravida Hamil Preterm Belum Dalam Persalinan Abstrak Preeklampsia (PE) merupakan kumpulan gejala atau sindroma yang mengenai wanita hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu dengan tanda utama berupa adanya hipertensi dan proteinuria. Bila seorang wanita memenuhi kriteria preeklampsia dan disertai kejang yang bukan disebabkan oleh penyakit neurologis dan atau koma maka dikatakan eklampsia. Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia khususnya negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia preeklampsia berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu berkisar 1,5 % sampai 25 %, sedangkan kematian bayi antara 45 % sampai 50 %. Mortalitas maternal pada preeklampsia disebabkan oleh karena akibat komplikasi dari preeklampsia dan eklampsianya, seperti: Hellp syndrome, solusio plasenta, hipofibrigonemia, hemolisis, perdarahan otak, gagal ginjal, dekompensasi kordis dengan oedema pulmo dan nekrosis hati. Sindroma HELLP merupakan kumpulan gejala multi sistem pada penderita preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia yang terutama ditandai dengan adanya hemolisis, peningkatan kadar enzim hepar dan penurunan jumlah trombosit. Terjadinya Sindroma HELLP merupakan manifestasi akhir kerusakan endotel mikrovaskuler dan aktivasi platelet intravaskuler. Sebuah kasus seorang G 1 P 0 A 0 , 27 tahun, UK: 33 minggu, riwayat fertilitas baik, riwayat obstetri baik. IMT pasien 25,78 kg/cm 2 . Tekanan darah 200/120 mmHg. Pada pemeriksaan abdomen, teraba janin tunggal, intreuterin, memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, HIS (-), DJJ (+) 151x/menit/reguler. Pada pemeriksaan dalam VT didapatkan portio lunak mencucu di belalang, eff 0%, belum ada pembukaan, kulit ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai, air ketuban (-), STLD (-). Pada pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan edema pada kedua tungkai. Pemeriksaan penunjang didapatkan LDH: 604, AT: 329.10 3 /uL, SGOT: 21, SGPT: 18, albumin: 2.8, AL: 1

Upload: fernando-feliz-christian

Post on 06-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abstrak

TRANSCRIPT

Pre-Eklampsia Berat Partial Hellp Syndrome Pada Primigravida Hamil Preterm Belum Dalam Persalinan

Abstrak

Preeklampsia (PE) merupakan kumpulan gejala atau sindroma yang mengenai wanita hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu dengan tanda utama berupa adanya hipertensi dan proteinuria. Bila seorang wanita memenuhi kriteria preeklampsia dan disertai kejang yang bukan disebabkan oleh penyakit neurologis dan atau koma maka dikatakan eklampsia.Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia khususnya negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia preeklampsia berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu berkisar 1,5 % sampai 25 %, sedangkan kematian bayi antara 45 % sampai 50 %. Mortalitas maternal pada preeklampsia disebabkan oleh karena akibat komplikasi dari preeklampsia dan eklampsianya, seperti: Hellp syndrome, solusio plasenta, hipofibrigonemia, hemolisis, perdarahan otak, gagal ginjal, dekompensasi kordis dengan oedema pulmo dan nekrosis hati. Sindroma HELLP merupakan kumpulan gejala multi sistem pada penderita preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia yang terutama ditandai dengan adanya hemolisis, peningkatan kadar enzim hepar dan penurunan jumlah trombosit. Terjadinya Sindroma HELLP merupakan manifestasi akhir kerusakan endotel mikrovaskuler dan aktivasi platelet intravaskuler.Sebuah kasus seorang G1P0A0, 27 tahun, UK: 33 minggu, riwayat fertilitas baik, riwayat obstetri baik. IMT pasien 25,78 kg/cm2. Tekanan darah 200/120 mmHg. Pada pemeriksaan abdomen, teraba janin tunggal, intreuterin, memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, HIS (-), DJJ (+) 151x/menit/reguler. Pada pemeriksaan dalam VT didapatkan portio lunak mencucu di belalang, eff 0%, belum ada pembukaan, kulit ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai, air ketuban (-), STLD (-). Pada pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan edema pada kedua tungkai. Pemeriksaan penunjang didapatkan LDH: 604, AT: 329.103/uL, SGOT: 21, SGPT: 18, albumin: 2.8, AL: 29,3.103/uL, pada pemeriksaan protein kuantitatif +2. Penatalaksanaan yang dilakukan, yaitu dengan konservatif mempertahankan kehamilan, pemberian protap PEB, serta inj dexamethason 1 amp/12 jam selama 2 hari.Pasien menunjukkan respon terapi preeklampsia berat dalam perawatan hari kedua yang ditunjukkan dengan penurunan tekanan darah sebesar 25% dari mean arterial pressure (MAP). Kondisi pasien terus mengalami perbaikan dan dalam perawatan hari keenam pasien pulang. Preeklampsia berat dengan HELLP syndrome, maka penanganan terutama diprioritaskan untuk stabilisasi kondisi ibu, terutama tekanan darah, balance cairan dan abnormalitas pembekuan darah, serta memastikan kesejahteraan janin tetap baik dengan pengawasan DJJ berkala.

Kata Kunci: Preeklampsia Berat, HELLP syndrome, Hamil Preterm

1