abstrak- pendahuluan responsi obgin bagian gama

4
ABSTRAK Latar belakang : Partus prematurus imminens (PPI) merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas perinatal di seluruh dunia. PPI menyebabkan 70% kematian prenatal atau neonatal, serta menyebabkan morbiditas jangka panjang, yang meliputi retardasi mental, gangguan perkembangan, serebral palsi, seizure disorder, kebutaan, hilangnya pendengaran, dan gangguan non- neurologi seperti penyakit paru kronis, dan retinopati. Angka kejadian PPI pada umumnya bervariasi antara 6% sampai 15% dari seluruh persalinan. Keberhasilan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas perinatal yang berhubungan dengan PPI mungkin memerlukan identifikasi faktor risiko dan pelaksanaan program modifikasi perilaku yang efektif untuk mencegah PPI. Sehinggan diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor risiko psikososial, etiologi, dan mekanisme PPI, serta program yang akurat untuk mengidentifikasi wanita yang berisiko mengalami PPI. Metode : Datang seorang G 2 P 1 A 0 , 35 tahun, usia kehamilan 24 +3 minggu datang kiriman SpOG dengan keterangan Partus Prematurus Iminen suspect cervical incompetent, pasien merasa hamil 6 bulan. gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng teratur sudah dirasakan, air kawah belum dirasakan keluar, lendir darah sudah dirasakan keluar, riwayat keputihan sejak 1 tahun. Riwayat fertilitas baik, riwayat obstetri pasien pernah melahirkan bayi prematur dengan

Upload: saro

Post on 15-Apr-2016

230 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

abstrak

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK- Pendahuluan Responsi Obgin Bagian Gama

ABSTRAK

Latar belakang : Partus prematurus imminens (PPI) merupakan salah satu penyebab utama

mortalitas dan morbiditas perinatal di seluruh dunia. PPI menyebabkan 70% kematian prenatal

atau neonatal, serta menyebabkan morbiditas jangka panjang, yang meliputi retardasi mental,

gangguan perkembangan, serebral palsi, seizure disorder, kebutaan, hilangnya pendengaran, dan

gangguan non-neurologi seperti penyakit paru kronis, dan retinopati. Angka kejadian PPI pada

umumnya bervariasi antara 6% sampai 15% dari seluruh persalinan. Keberhasilan menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas perinatal yang berhubungan dengan PPI mungkin memerlukan

identifikasi faktor risiko dan pelaksanaan program modifikasi perilaku yang efektif untuk

mencegah PPI. Sehinggan diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor risiko

psikososial, etiologi, dan mekanisme PPI, serta program yang akurat untuk mengidentifikasi

wanita yang berisiko mengalami PPI.

Metode : Datang seorang G2P1A0, 35 tahun, usia kehamilan 24+3 minggu datang kiriman SpOG

dengan keterangan Partus Prematurus Iminen suspect cervical incompetent, pasien merasa hamil

6 bulan. gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng teratur sudah dirasakan, air kawah

belum dirasakan keluar, lendir darah sudah dirasakan keluar, riwayat keputihan sejak 1 tahun.

Riwayat fertilitas baik, riwayat obstetri pasien pernah melahirkan bayi prematur dengan berat

lahir 700 gr dan meninggal 1 hari setelah lahir, Pada pemeriksaan fisik, teraba janin tunggal,

intra uterin, punggung kanan, preskep, kepala masuk panggul < 1/3 bagian, his (+) 2x/10’/25’’

sedang. DJJ (+) 152x/menit/regular, portio lunak mendatar, : 1 cm, eff: 30%, kulit ketuban &

penunjuk belum dapat dinilai, AK (+), STLD (+).

Hasil: pada pasien dilakukan pemberian tokolitik dengan terabutalin sulfat 2 amp dalam 500 NaCl

0.9% serta pemeriksaan lab lengkap

Kesimpulan: Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang dapat ditegakkan diagnosis Partus prematurus iminens dengan suspect cervical incompeten

Kata kunci: PEB, Perdarahan post partum, laserasi jalan lahir

Page 2: ABSTRAK- Pendahuluan Responsi Obgin Bagian Gama

Pendahuluan

Partus prematurus imminens (PPI) merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan

morbiditas perinatal di seluruh dunia. PPI menyebabkan 70% kematian prenatal atau neonatal,

serta menyebabkan morbiditas jangka panjang, yang meliputi retardasi mental, gangguan

perkembangan, serebral palsi, seizure disorder, kebutaan, hilangnya pendengaran, dan gangguan

non-neurologi seperti penyakit paru kronis, dan retinopati. Hal ini berarti, morbiditas menjadi

Page 3: ABSTRAK- Pendahuluan Responsi Obgin Bagian Gama

masalah sosial dan ekonomi yang signifikan, baik bagi keluarga yang terlibat maupun negara

secara keseluruhan. Oleh karena itu, PPI bukan hanya menjadi komplikasi obstetri yang paling

umum, namun juga menjadi salah satu yang paling serius.

Angka kejadian PPI pada umumnya bervariasi antara 6% sampai 15% dari seluruh

persalinan. Di Amerika Serikat, sekitar 450.000 (11,5%) PPI terjadi setiap tahunnya, dan

menyebabkan 75% kematian neonatal dan 50% gangguan neurologis jangka panjang pada anak.

Selain itu juga menyebabkan pengeluaran biaya perawatan kesehatan sebesar 35% untuk bayi

dan 10% untuk anak. Di Indonesia belum ada angka yang secara nasional menunjukan kejadian

PPI, tetapi beberapa peneliti memberikan angka kejadian PPI di rumah sakit. Joesoef dkk.

melaporkan angka kejadian PPI di beberapa rumah sakit di Jakarta pada tahun 1991 sebesar

13,3%, sedangkan Usman dan Effendi di RS dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2001

sebesar 9,9%.

Keberhasilan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas perinatal yang berhubungan

dengan PPI mungkin memerlukan identifikasi faktor risiko dan pelaksanaan program modifikasi

perilaku yang efektif untuk mencegah PPI. Sehinggan diperlukan pemahaman yang lebih baik

mengenai faktor-faktor risiko psikososial, etiologi, dan mekanisme PPI, serta program yang

akurat untuk mengidentifikasi wanita yang berisiko mengalami PPI.