abstrak - azizahazro.files.wordpress.com · web viewassalammualaikum wr. wb. pertama- tama...
TRANSCRIPT
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
KONDISI CATAT FUNGSI AKUSTIK DALAM RUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP
LINGKUNGAN
Disusun Oleh :Aisyah Arimurti Affandi 3213100014Dinda Miftakhul Roisyah 3213100049
Dosen :Drs. Marsudi, M. Pd
UNIT PENGELOLA MATAKULIAH BERSAMA (UPMB)INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2014
ABSTRAK
Faktor akustik dalam perancangan dan pembangunan sebuah ruangan merupakan faktor penentu kenyamanan suatu ruang. Karena akustik dirasa mampu membantu kejelasan fungsi ruang, menjaga kesehatan pendengaran, memperjelas sistem komunikasi antar pengguna ruang dan pengaturannya ikut menentukan kenyamanan suasana ruang.
Sedangkan fungsi akustik dalam ruangan akan sangat mempengaruhi baik buruknya nilai guna sebuah bangunan. Tapi fungsi akustik ini tidak hanya berdampak bagi manusia yang merupakan sasaran utama dari pembangunan ruangan tetapi juga mellibatkan lingkungan sekitarnya. Seperti misalnya pada lingkungan fisik, susunan organisasi ruang, material bangunan, dan juga bangunan itu sendiri.
Apabila suatu fungsi dari akustik dinilai cacat atau rusak, maka bisa dipastikan daya guna dan kenyamanan dari ruangan tersebut akan menurun dan pastinya dibutuhkan perbaikan yang memadai. Dampaknya akan mudah kita kenali melalui pendengaran karena telinga akan sangat peka terhadap suara yang masuk melaluinya. Ada juga beberapa dampak lain yang memperkuat kondisi cacat fungsi akustik suatu ruanngan terhadapa lingkungan sekitarnya termasuk manusia sebagai penghuninya.
Kata kunci: Cacat, Fungsi, Ruang, dan Akustik.
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Pertama- tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat, taufuk, dan hidayah- Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah berjudul “Kondisi Cacat Akustik dalam Ruangan
dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan” ini degan tujuan memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan Bapak Drs. Marsudi, M.Pd selaku dosen.
Makalah ini bisa kami selesaikan dengan bantuan beberapa pihak yang
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengerjaan
makalah. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada beliau-
beliau yang telah rela meluangkan waktunya untuk membantu kami
menyelesaikan tugas makalah ini. Tak lupa pula kami ucapkan mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam makalah ini. Karena sesungguhnya, “Tak ada gading
yang tak retak”, sesuai dengan perumpamaan ini bahwa sesuatu hal pasti memiliki
kesalahan. Kami sebagai tim penulis sudah memberikan yang terbaik dalam tugas
ini. Maka dari itu, mohon maklum adanya.
Sekian yang dapat kami sampaikan dalam kata pengantar ini. Terima kasih
atas perhatiannya.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Surabaya, Maret 2014
Tim Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................................vi
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2
1.3 TUJUAN..................................................................................................................2
1.4 MANFAAT..............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................3
2.1 AKUSTIK................................................................................................................3
2.1.1 PENGERTIAN AKUSTIK...............................................................................3
2.1.2 AKUSTIK RUANG..........................................................................................3
2.1.3 TUJUAN AKUSTIK.........................................................................................4
2.1.4 SIFAT AKUSTIK.............................................................................................5
2.2 DAMPAK PADA LINGKUNGAN.........................................................................8
2.2.1 ASPEK AKUSTIK PADA LINGKUNGAN FISIK..........................................8
2.2.2 ASPEK AKUSTIK PADA MANUSIA.............................................................8
2.2.3 ASPEK MANUSIA PADA BANGUNAN.......................................................9
2.2.4 ASPEK AKUSTIK PADA ORGANISASI RUANG......................................10
2.2.5 ASPEK AKUSTIK PADA MATERIAL BANGUNAN.................................10
BAB III............................................................................................................................12
PEMBAHASAN..............................................................................................................12
3.1 LINGKUNGAN FISIK..............................................................................................12
3.2 MANUSIA.................................................................................................................13
3.4 ORGANISASI RUANG............................................................................................14
3.5 MATERIAL BANGUNAN.......................................................................................14
BAB IV............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
4.1 KESIMPULAN......................................................................................................15
4.2 SARAN..................................................................................................................15
KATA PENUTUP............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Akustik Ruang Pertunjukan...............................................................................5Gambar 2. Akustik Stage Konser........................................................................................6Gambar 3. Pantulan Suara Gedung Opera.........................................................................8Gambar 4. Distribusi Sistem Pantulan Suara......................................................................8
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Satuan bunyi.........................................................................................................3Tabel 2. Problem Akustik....................................................................................................5Tabel 3. Faktor Kejelasan Pendengaran.............................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Dalam menyusun konsep perancangan sebuah gedung atau bangunan,
diperlukan pemahaman mengenai beberapa faktor yang mendasari pembangunan.
Faktor- faktor ini meliputi kekokohan (firmnitas), keindahan (estetika), dan daya
guna (utilitas). Pada faktor daya guna atau yang lebih sering disebut utilitas, ada
faktor yang sangat penting yakni akustik. Faktor akustik dalam perancangan dan
pembangunan sebuah ruangan merupakan faktor penentu kenyamanan suatu
ruang. Karena akustik dirasa mampu membantu kejelasan fungsi ruang, menjaga
kesehatan pendengaran, memperjelas sistem komunikasi antar pengguna ruang
dan pengaturannya ikut menentukan kenyamanan suasana ruang. Oleh sebab itu
faktor akustik tidak boleh disepelekan.
Akustik tentunya memilik beberapa fungsi yang menjadi tolak ukur dalam
merancang sebuah bangunan. Fungsi akustik ini akan sangat mempengaruhi baik
buruknya nilai guna sebuah bangunan. Tapi fungsi akustik ini tidak hanya
berdampak bagi manusia yang merupakan sasaran utama dari pembangunan
ruangan tetapi juga melibatkan lingkungan sekitarnya. Seperti misalnya pada
lingkungan fisik, susunan organisasi ruang, material bangunan, dan juga bangunan
itu sendiri.
Akan tetapi belakangan ini fungsi akustik dalam perancangan sedikit
diabaikan oleh perancang. Sebagian perancang lebih memilih untuk meningkatkan
sisi keindahan atau kekuatan dari suatu bangunan dengan mengesampingkan
fungsi akustik dari sebuah ruangan. Tak bisa dipungkiri bila kini akustik menjadi
masalah yang paling sering dihadapi ketika pembangunan selesai. Para teknisi
sering menyebutnya dengan kondisi cacat fungsi akustik.
Apabila suatu fungsi dari akustik dinilai cacat atau rusak, maka bisa
dipastikan daya guna dan kenyamanan dari ruangan tersebut akan menurun dan
1
pastinya dibutuhkan perbaikan yang memadai. Perbaikan ini tentunya
membutuhkan usaha biaya yang tidak sedikit. Bagaimana dengan dampaknya?
Dampaknya akan mudah kita kenali melalui pendengaran karena telinga akan
sangat peka terhadap suara yang ada di sekitarnya. Ada juga beberapa dampak
lain yang memperkuat kondisi cacat fungsi akustik suatu ruanngan terhadap
lingkungan sekitarnya termasuk manusia sebagai penghuninya.
Mengetahui bahwa fungsi akustik kini menjadi isu yang sering dibicarakan
kami mengambil isu ini sebagai pokok bahasan dalam makalah ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
i. Bagaimana pengaruh atau dampak dari adanya kondisi cacat fungsi akustik
pada suatu ruangan terhadap lingkungan?
ii. Bagaimana cara mengatasi dan juga menantisipasi terjadinya cacat fungsi
akustik?
1.3 TUJUAN i. Mengetahui dan mengerti pengaruh atau dampak dari adanya kondisi cacat
fungsi akustik pada suatu ruangan terhadap lingkungan.
ii. Mengerti cara- cara mengatasi dan mengantisipasi terjadinya cacat fungsi
akustik.
1.4 MANFAATi. Menjadi salah satu bahan referensi dalam merancang bangunan yang
memperhatikan dan memprioritaskan sisi fungsi akustik.
ii. Mahasiswa menjadi mengerti akan pentingnya akustik dan pendengaran
dalam kehidupan sehari- hari.
iii. Memberi pengetahuan baru mengenai akustik beserta fungsinya.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 AKUSTIK
2.1.1 PENGERTIAN AKUSTIK
Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos, artinya segala sesuatu
yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat
mempergaruhi mutu bunyi. Akustik dipelajari pada berbagai bidang ilmu seperti
pada berbagai ilmu seperti : akustik fisika, psiko akustik, dan lain- lain, sedangkan
akustik arsitektur diterapkan untuk perencanaan gedung- gedung pertunjukan,
ruang sidang, dan rumah tinggal. (Suptandar 2004)
Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara
yang diproduksi/dihasilkan, perambatnya, dan dampaknya, serta mempelajari
tentang ruang / medium yang merespon suara dan karakteristik dari suara itu
sendiri. (Tizna9 2007)
2.1.2 AKUSTIK RUANG
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan
yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri
berati gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam.
Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam
gedung rapat akan sangat mempengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara.
Tabel 1. Satuan bunyi
No. nama simbol
1 gigahertz GHz
2 kilohertz kHz
3
3 hertz Hz
Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu :
Perubahan suara karena pemantulan dan
Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.
Dibutuhkan seorang ahli yang berlandaskan teori perhitungan dan
pengalaman lapangan untuk mewujudkan sebuah ruang yang ideal, seperti home
theatre, ruangan karaoke, raung rekaman , ruang pertemuan dan sejenisnya
termasuk ruang tempat ibadah.
Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapat dilakukan dengan
bantuan sebuah RTA (Real Time Analyzer) untuk mengetahui dan menentukan
frekuensi pantulan atau ketembusan, sehingga dapat ditentukan jenis material
penyerap suara yang digunakan.
Banyak material penyerap yang sangat efektif untuk digunakan, misalnya
TraFlex. Mempunyai banyak variant produk yang memungkinkan untuk membuat
hasil yang optimal. Tipe TraFlex 10.15, dengan spesifikasi alfa=0,7 pada 300Hz-
16KHz, sangat efektif jika digunakan untuk memperjelas suara. (Wikipedia 2001).
2.1.3 TUJUAN AKUSTIK
Akustik bertujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang
sempurna yaitu murni, merata, jelas, dan tidak berdengung sehingga sama seperti
aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan. Untuk mencapai kondisi tersebut sangat
4
bergantung dari faktor keberhasilan perancangan akustik ruang, konstruksi, dan
material yang digunakan. (Suptandar 2004).
Problem- problem akustik dianalisa dengan mendasarkan pada 5 faktor
yaitu :
Tabel 2. Problem Akustik
No Problem akustik
1 Sumber suara
2 Perambatan suara
3 Penerimaan suara
4 Intensitas suara
5 Frekuensi suara
2.1.4 SIFAT AKUSTIK
Akustik dalam mendesain sebuah ruangan sangat tergantung pada kondisi
lingkungan, hal tersebut dikarenakan reaksi manusia terhadap suara dalam
berbagai lingkungan akustik bangunan lebih bersifat subjektif dan kualitatif.
Memperlihatkan rambatan dan sifat gelombang suara daam ruang tertutup lebih
sulit dan memerlukan studi khusus untuk menentukan jenis, jumlah dan
pengunaan bahan- bahan penyerap. (Suptandar 2004).
Pengertian akustik sangat luas dan beragam, meliputi hampir pada semua
segi kehidupan manusia, sejak bangun tidur,bekerja, beristirahat, berekreasi
sampai kembali tidur akan terus brhubungan dengan aspek akustik. Hubungan
antara ruangan dengan akustik ternyata tidak sebatas hanya perhatian penataan
ruang dan perhitungan bagi pengguna ruang tetapi juga terhadap penyimpangan
termal, atmosfir, cahaya dan bunyi- bunyian yang ditimbulkan kondisi luar
maupun berasal dari dalam gedung itu sendiri. Pertimbangan akustikal dimaksud
guna menciptakan kejelasan suara dalam berkomunikasi dan mencegah gangguan-
gangguan yang bisa menimbulkan suasana di dalam ruangan.
5
Faktor- faktor eksternal yang
langsung mengganggu sistem
pendengaran di dalam ruang antara
lain berasal dari laju transportasi,
pesawat terbang, bunyi petasan,
ledakan, dan lain- lain. Faktor
internal berupa pembicaraan yang
keras, benturan, dan lain- lain
peralatan yang semuanya perlu
diatur guna mendapatkan
kenyamanan berkomunikasi antarsesama. Faktor lain yang juga ikut
memperngaruhi keberhasilan fungsi akustik di dalam ruang antara lain faktor
konstruksi dan sifat bahan serta kondisi lingkungan.
Kejelasan pendengaran pada hakekatnya ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
Tabel 3. Faktor Kejelasan Pendengaran
No Faktor Kejelasan Pendengaran
1 Sumber bunyi
2 Jejak perambatan bunyi
3 Kondisi penerima
Ketiga faktor terssebut saling berkaitan dan harus diaga keharmonisannya
guna mendapatkan kenyamanan dalam berkomunikasi. Akustik mengajarkan pada
kita bagaimana mengatur dan mengendalikan ketinggian sumber suara, peredman
kebisingan sehingga manusia dengan leluasa bisa mendengar dan mengerti pesan-
pesan yang disampaikan padanya. Komunikasi di luar ruang penaturan akustik
akan lebih sulit lagi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang ikut
mengganggu kejelasan pendengaran, seperti energi bunyi berpa gelombang yang
erambt di udara terbuka, banyaknya sumber penyerapan bunyi dan gangguan
kebisingan yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan.
6
Gambar 1.Akustik Ruang Pertunjukan
Kekuatan bunyi dan kekuatan
pendengaran manusia pada umumnya
sama, tergantung dari jenis kelamin,
usia dan kondisi sekitar. Bunyi terdiri
dari banyak komponen frekuensi,
yaitu komponen frekuensi rendah,
medium dan tinggi dinyatakan dalam
spektrum yaitu bunyi yang bisa
ditangkap oleh telinga sebagai
pendengaran. Bunyi yang selalu merambat melalui berbagai media dan rambatan
disebut panjang gelombang. Tekanan atmosfir terhadap panjang gelombang yang
berupa getaran yang sangat lebar dan sangat sempit sehingga sensasi pendengaran
pada telinga tidak mampu menangkap berbagai intensitas. Kondisi tekanan bunyi
diukur dengan skala logaritmik dan disebut Skala Decibel (dB) yang berasal dari
penemunya yaitu Alexander Graham Bell.
Tingkat tekanan bunyi diukur dengan meter tingkat bunyi (sound level
meter) yang terdiri dari mikrofon, versterker (penguat) dan instrumen keluaran
(output) yang mengukur tingkat tekanan bunyi efektif dinyatakan dalam dB.
Sekarang alat tersebut mampu mengendalikan kebisingan dan getaran. Kekerasan
bunyi pada hakekatnya sama dengan sifat sensasi pendengaran subjektif dan
dinyatakan dalam satuan Phone. Pesawat jet memiliki phone sampai tingkat 130
dB yang pada pendengaran bisa menyebabkan ketulian. Tiap alat memberi
dampak pada manusia dengan tingkat atau ambang pendengaran terbatas,
misalnya : nafas manusia 10 – 20 dB, radio/ tv 60 – 80 dB, percakapan sehari-
hari 20 – 40 dB, dan seterusnya.
Kondisi bunyi di dalam ruangan tertutup bisa dianalisa dalam beberapa
sifat, yaitu :
a. bunyi langsung
b. bunyi pantulan
c. bunyi yang diserap oleh lapisan permukaan
d. bunyi yang disebar (differs)
7
Gambar 2. Akustik Stage Konser
e. bunyi yang dibelokkan (difraksi)
f. bunyi yang ditransmisi
g. bunyi yang diabsorpsi oleh struktur bangunan
h. bunyi yang merambat pada konstruksi atau struktur bangunan
2.2 DAMPAK PADA LINGKUNGAN
2.2.1 ASPEK AKUSTIK PADA LINGKUNGAN FISIK
Suatu lokasi perlu mengikuti kriteria- kriteria dengan memperhatikan
perhitungan kondisi akustik sebagai daerah peruntukan, dengan luas yang
memadai dan pencapaian lingkungan yang menunjang sifat kegiatan yang terjadi
di dalam lokasi tersebut.
2.2.2 ASPEK AKUSTIK PADA MANUSIA
Guna penentuan aktivitas dam sirkulasi dalam ruang kerja, kebutuhan ruang
gerak dan fasilitas perabot.
Menganalisa tingkat kebutuhan tersebut untuk setiap jenis kegiatan dalam
ruang guna dijadikan sebagai dasar penyusunan ruang yang lebih akustikal.
Dengan memperhatikan faktor tersebut maka kebisingan dari luar seperti
ramainya suara kendaraan, bunyi- bunyian dan kegaduhan dari tetangga atau
lingkungan bisa dicegah semaksimal mungkin. Adapun gangguan dalam ruangan,
misalnya injakan kaki yang keras, suara AC, percakapan, bisik- bisik, suara
decitan spidol ketika bertemu dengan papan, benturan alat- alat dan derit bunyi
meja kursi serta sentakan pintu yang kesemuanya perlu dicegah. Kegaduhan suara
menurut Grandjean (1973) tidak boleh melebihi ambang pendengaran 40 – 50
dB pada siang hari dan 35 – 80 di malam hari.
8
Gambar 3. Pantulan Suara Gedung Opera
Menentukan kapasitas penggunaan ruang melalui pertimbangan akustik,
standar perhitungan ruang dan kebutuhan aspek- aspek lain yang bersangkutan
dengan sifat- sifat dan pola tingkah laku manusia (human behavior and human
attitude).
Pengelompokan kegiatan didasarkan pada ketentuan jenis penghuni serta
tingkat keterbatasan kebisingan setiap ruangan.
9
2.2.3 ASPEK MANUSIA PADA BANGUNAN
10
Memahami kebutuhan akustik pada tiap jenis ruangan guna menentukan
penyusunan massa dalam bangunan.
Menentukan titik letak perabot dan konstruksi material yang ikut mendukung
kondisi akustik ruang guna mereduksi suara yang berasal dari dalam mauoun
dari luar bangunan.
Menentukan jenis struktur bangunan yang memenuhi syarat kekuatan,
kelembutan dan kestabilan sebagai dasar pertimbangan dalam memenuhi
kebutuhan fungsi ruang.
Bagaimana cara menghindari dan menanggulangi gangguan yang terjadi pada
ruang- ruang yang berbeda fungsi dengan kebutuhan akustik dilakukan melalui
penyusunan tata ruang dan pemecahan konstruksi bangunan.
Menentukan bentuk dasar massa yang memenuhi kriteria terhadap hubungan
antar- ruang dan penempatan dalam tapak guna mendukung pengendalian
kebisingan.
Menentukan bentuk massa yang mendukung fungsi suara dalam ruang beserta
tuntutan kondisi akustik.
2.2.4 ASPEK AKUSTIK PADA ORGANISASI RUANG
Penyusunan organisasi ruang di dalam gedung dimaksud untuk mendukug
perwujudan kondisi akustik yang baik maka segala aspek suara atau bunyi perlu
dianalisa terlebih dahulu dan kesimpulannya dijadikan sebagai dasar perhitungan
perencanaan akustik.
Organisasi ruang disusun berurutan mulai dari jenis kegiatan yang
berkesinambungan, kepentingan penghuni, fungsi, keamanan, dan kerahasiaan
dari tiap gedung berbeda. Menurut FDK. Ching, hubungan tata susunan ruang bisa
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ruang di dalam ruang
b. Ruang- ruang yang saling berkesinambungan
c. Ruang- ruang yang saling bersebelahan
d. Dua ruang atau lebih yang dihubungkan dengan ruang yang lebih besar
11
Gambar 4. Distribusi Sistem Pantulan Suara
2.2.5 ASPEK AKUSTIK PADA MATERIAL BANGUNAN
Setiap material banguan dan perabot ruang memiliki kondisi akustik yang
berkemampuan sebagai penyerap dan pemantul suara pada derajat tertentu,
tergantung dari tipisnya bahan, porositas, konstruksi serta frekuensi. Faktor
tersebut tergantung dari sifat akustik setiap jenis material.
a. Bata. Merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat dan bersifat
sebagai pereduksi udara yang sangat baik.
b. Beton, material hasil campuran dari bahan semen, pasir, batu, besi tulangan,
dan air mempunyai daya kuat terhadap gaya tekan, digunakan untuk
mereduksi kebisingan udara dengan maksimal, namun tidak bersifat
menyerap.
c. Unit- unit blok beton, digunakan sebagai modular bangunan, bersifat
mereduksi suara dengan sangat baik dan berfungsi memantulkn semua
fekuensi.
d. Kaca, merupakan bahan transparan dari silikat yang ringan dan bersifat sebagi
pereduksi yang sangat baik bagi frekuensi menengah.
e. Rangka baja, merupakan material dengan banyak kemungkinan untuk
mengurangi kebisingan dan dengung.
f. Karpet, adalah jenis material yang berfungsi sebagai alat absorbsi ruang
dalam bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi.
Gangguan akustikal sangat berpengaruh pada kerja yang mbutuhkan
konsentrasi. Semakin keras dan tinggi nada yang tidak beraturan akan
menimbulkan kekacauan kerja. Akibat dari suara yang tidak teratur dan
membahana bisa mengakibatkan :
1. Menaikkan tekanan darah lebih tinggi
2. Mempercepat denyut nadi
3. Mempengaruhi butir darah pada permukaan kulit
4. Menaikkan tegangan otot
Semua faktor yang ditimbulkan oleh kegaduhan akan mengganggu secara
langsung ketentraman saat beristirahat, mengganggu ketenangan tidur terutama
12
bagi mereka yang sedang sakit. Rambatan suara yang bisa mengganggu
ketenangan hidup di dalam ruangan bisa terjadi lewat jendela atau pintu yang
terbuka, lubang ventilasi, dinding, lantai dan sebagainya.
13
BAB III
PEMBAHASAN
Melihat dari banyaknya dampak dari tiap aspek akustik pada lingkungan
menunjukkan bahwa dibutuhkan perhatian eksra atau lebih dalam
mengkondisikan sisi akustik agar berfungsi dengan maksimal. Sehingga utilitas
atau daya guna dari suatu ruang, ruangan, bahkan bangunan bisa dirasakan dan
dinikmati dengan maksimal pula maka kenyamanan dan tingkat kepuasan akan
kembali meningkat. Beberapa hal yang bisa dijadikan solusi atau minimal langkah
pengantisipasian dalam merancang dengan memperhatikan sisi fungsi akustiknya
yaitu sebagai berikut.
3.1 LINGKUNGAN FISIK
Seperti yang sudah dipaparkan dalam BAB II bahwa dibutuhkan perhatian
dan perhitungan kondisi akustik dengan luas memadai dan lingkungan yang
menunjang maka di sini akan kami bahas mengenai hal- hal yang bisa dijadikan
sebagai solusi. Misalnya di daerah perkotaan dengan banyak banyak bangunan
industri atau pabrik, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangkal suara
bising dari frekuensi yang ditimbulkan oleh kepadatan lalu lintas yang tinggi dan
bunyi pabrik di sekitar permukiman yakni dengan memberi elemen hijau sebagai
alternatif pilihan untuk mengurangi kebisingan dengan menanam pohon- pohon di
sepanjang jalan raya.
Pohon yang terdiri dari dedaunan dan batang- batang yang kokoh
berfungsi ganda dalam menyalurkan suara. Batang- batang pohon berfungsi
sebagai pemantul suara yang nantinya diteruskan pada daun- daun yang menyerap
suara dengan baik. Hal ini akan mengurangi suara- suara bising yang berlebihan.
14
3.2 MANUSIA
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kebisingan dari luar
seperti kendaraan di jalan raya dan juga kegaduhan dari orang- orang di
lingkungan sekitar yakni :
Mengatur ulang (tata ulang) ruangan beserta perabot- perabotnya. Misalnya
meletakkan lemari di bagian dinding yang menghadap langsung pada sumber
bising tanpa harus menghalangi laju cahaya dan udara. Lemari yang terbuat
dari kayu akan menyerap lebih banyak suara setelah melalui dinding yang
juga menyerap suara.
Selain itu, tata ruangan dengan benar. Misalnya dengan menjauhkan ruang
tidur dengan garasi atau jalan raya. Hal ini akan menghindarkan dari suara
bising akibat deru mesin kendaraan dan juga menghindari polusi dari sisa
pembakaran knalpot kendaraan.
Membuat konstruksi peredaman yang baik dan tepat guna sehingga suara
gemuruh merambat melalui lantai, dinding dan udara juga langit- langit-
langit bisa tereduksi.
Bisa juga dengan menggunakan topografi (ketinggian) sebagai barrier dan
pemantul kebisingan suara. Hal ini akan memantulkan suara kembali ke
sumber suara dan tidak menyebar sampai ke pendengaran.
3.3 BANGUNAN
Dalam hal ini yang paling berperan adalah perancang itu sendiri karena
mencakup bangunan dengan skala besar. Hal hal yang bisa dilakukan yaitu
dengan mengutamakan penataan ruang dengan pintu yang didesain selang- seling/
tidak berhadapan. Ini akan mengurangi kebisingan dari ruang lain yang ada di
sekitarnya. Bisa juga dengan mengurangi elemen bukaan seperti pintu dan jendela
yang berlebihan. Hal ini perlu diimbangi dengan mengarahkan pandangan ke arah
pemandangan hijau untuk mengurangi kesan besar (massive). Pemilihan material
juga penting. Usahakan memilih material yang mudah dan sederhana namun
mampu mereduksi kebisingan dengan baik.
15
Pengaturan interior ruang juga bisa membantu mengurangi gangguan
kebisingan. Seperti memberi lapisan penyerap suara disekitar sumber kebisingan
yang mampu menghambat gelombang noise melalui pintu dan ruang.
3.4 ORGANISASI RUANG
Penyediaan sarana untuk kapasitas pemakai dalam ruang juga perlu
diperhatikan dalam mengorganisir ruang (an). Misalnya untuk jenis ruang yang
berkapasitas sangat besar, hendaknya mengindari ketidaksesuaian antara kapasitas
ruang dengan jumlah pengunjung. Hal ini akan mengakibatkan kualitas dengung
akustik akan berubah. Dan kualitas suara yang sampai di telinga akan semakin
menurun.
3.5 MATERIAL BANGUNAN
Kita misalkan pada bangunan pertunjukan musik atau bioskop, dibutuhkan
sistem akustik khusus untuk penyesuaian pengaruh pantulan , penyerapan,
transmisi dan defraksi (penyebaran) bunyi- bunyian agar mencapai kualitas ruang
yang memadai. Perhatian pada bentuk dan hubungan antar ruang yang
kesemuanya untuk mendukung keberhasilan akustikal.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara
yang diproduksi/dihasilkan, perambatnya, dan dampaknya, serta mempelajari
tentang ruang / medium yang merespon suara dan karakteristik dari suara itu
sendiri. Akustik tentunya memilik beberapa fungsi yang menjadi tolak ukur dalam
merancang sebuah bangunan. Fungsi akustik ini akan sangat mempengaruhi baik
buruknya nilai guna sebuah bangunan. Tapi fungsi akustik ini tidak hanya
berdampak bagi manusia yang merupakan sasaran utama dari pembangunan
ruangan tetapi juga melibatkan lingkungan sekitarnya. Seperti misalnya pada
lingkungan fisik, susunan organisasi ruang, material bangunan, dan juga bangunan
itu sendiri. Mengatur ulang (tata ulang) ruangan beserta perabot- perabotnya bisa
menjadi alternatif dalam mencegah tejadinya cacat fungsi akustik.
4.2 SARAN
Pendapat anda baik berupa kritik, saran, ataupun masukan berupa respon
akan kami terima. Kami harap makalah ini akan berguna bagi orang lain.
17
KATA PENUTUP
Sekian yang dapat kami sampaikan dalam makalah ‘Kondisi Cacat
Akustik dalam Ruangan dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan’ ini. Harapan
kami semoga makalah ini mendapat respon yang baik dari Dosen maupun dari
pihak lain dan bisa brmanfaat bagi mahasiswa lainnya. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
makalah ini. Selain itu, kami mohon maaf sebesar- besarnya bila ada kesalahan
dalam makalah ini.
Akhir kata,
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Surabaya,
Maret 2014
Tim
Penulis
18
DAFTAR PUSTAKA
07 March 2007. http://tizna-putra9.blogspot.com/2012/03/pengertian-akustik.html
(diakses February 25, 2014).
03 September 2009. http://accoustical.blogspot.com/2011/11/pengertian-
akustik.html (diakses February 25, 2014).
UNY. 18 January 2005. http://staff.uny.ac.id/system/files/dwi-retno-sri-
ambarwati-ssn-msn/imaji-akustik1.doc (diakses February 25, 2014).
23 Descember 2001. http://id.wikipedia.org/wiki/Akustik_ruang (diakses
February 25, 2014).
Suptandar, J. Pamudji. Faktor Akustik dalam Perancangan Disain Interior.
Jakarta: PT Penerbit Djambatan, 2004.
19