acara 1

53
I. PENGAMATAN UNSUR – UNSUR CUACA SECARA MANUAL A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Cuaca adalah kondisi rata-rata udara pada suatu tempat. Sedangkan iklim adalah kondisi rata- rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim merupakan faktor yang dinamis yang sangat berpengaruh dalam proses kehidupan. Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dengan dunia pertanian adalah agroklimatologi. Iklim dan cuaca merupakan merupakan faktor yang tak dapat dipisahkan dari dinamisnya kehidupan pertanianan di seluruh dunia. Pengetahuan tentang iklim sangat diperlukan dalam pertanian karena saat ini manusia belum seluruhnya dapat merekayasa iklim secara luas. Manusia hanya dapat mencari jalan keluar dari keadaan iklim yang ada, kalaupun bisa maka yang dilakukan hanya berpengaruh terbatas pada wilayah tertentu. Cuaca dan iklim mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Cuaca dan iklim di suatu wilayah atau daerah dapat menentukan kegiatan dari penduduk yang tinggal di wilayah atau daerah tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama dalam kebutuhan pangan. Cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat 1

Upload: annisa-indah-setyawati

Post on 25-Jul-2015

390 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 1

I. PENGAMATAN UNSUR – UNSUR CUACA SECARA MANUAL

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Cuaca adalah kondisi rata-rata udara pada suatu tempat. Sedangkan

iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim

merupakan faktor yang dinamis yang sangat berpengaruh dalam proses

kehidupan. Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dengan dunia

pertanian adalah agroklimatologi.

Iklim dan cuaca merupakan merupakan faktor yang tak dapat

dipisahkan dari dinamisnya kehidupan pertanianan di seluruh dunia.

Pengetahuan tentang iklim sangat diperlukan dalam pertanian karena saat ini

manusia belum seluruhnya dapat merekayasa iklim secara luas. Manusia

hanya dapat mencari jalan keluar dari keadaan iklim yang ada, kalaupun

bisa maka yang dilakukan hanya berpengaruh terbatas pada wilayah

tertentu. Cuaca dan iklim mempunyai peranan yang penting dalam

kehidupan sehari-hari. Cuaca dan iklim di suatu wilayah atau daerah dapat

menentukan kegiatan dari penduduk yang tinggal di wilayah atau daerah

tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama dalam kebutuhan

pangan. Cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat

penting dalam pengelolaan, tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan

cuaca yang buruk, seandainya tanaman dapat bertahan dalam keadaan cuaca

dan iklim yang buruk maka hasil akan rendah sekali bahkan tidak panen.

Kemampuan manusia dalam beradaptasi terhadap perubahan unsur-

unsur iklim relatif terbatas. Kelebihan manusia dari hewan dan tumbuhan

adalah bahwa manusia dengan akalnya mampu untuk memodifikasi iklim

mikro sehingga lebih sesuai untuk kebutuhan hidupnya. Memodifikasi iklim

mikro di sekitar tanaman merupakan suatu usaha yang telah banyak

dilakukan agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik. Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi

tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka

1

Page 2: ACARA 1

2

produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Mempelajari cuaca dan iklim kita juga dapat melakukan kegiatan

pemanfaatan sebaik-baiknya cuaca mikro, karena dengan pengontrolan

cuaca ini maka akan diharapkan hasil pertanian yang dikehendaki. Oleh

sebab itu pengetahuan tentang iklim dan cuaca mengingat Indonesia daerah

agraris maka perlu betul-betul diperhatikan. Karena itu dalam usaha

pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya perlu

memahami serta memperhatikan faktor cuaca dan iklim.

2. Tujuan Praktikum

Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan :

a. Mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat – alat manual.

b. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur tersebut dan cara

pengunaanya.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur cuaca dan alatnya

ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2012. Bertempat di Stasiun

Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten

Karanganyar.

Page 3: ACARA 1

3

B. Tinjauan Pustaka

1. Radiasi Surya

Radiasi matahari, yakni sumber utama energi bumi menentukan cuaca

dan iklim. Baik bumi maupun matahari, pada dasarnya beradiasi sebagai

blackbodies, yakni benda-benda yang memancarkan panjang gelombang

yang hampir sama dengan jumlah radiasi maksimum teoritis dari

temperatur-temperaturnya. Energi maksimum radiasi matahari berupa

gelombang pendek dalam rentang-nilai-tampak (visible range) adalah dari

0,4 sampai 0,8 µm (Linsley, 1996).

Radiasi surya terdiri dari spektra ultraviolet dengan panjang

gelombang kurang dari 0,38 mikronyang berpengaruh merusak karena

daya bakarnya sangat tinggi, spektrum Photosynthetically Active Radiation

yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spektra inframerah

dengan lebih dari 0.74 mikronyang merupakan pengatur suhu udara.

Spektra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spektrum

yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spektrum

biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis

(Yulipriana, 2009).

Matahari merupakan sumber energi bagi proses-proses juga seluruh

aktifitas yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber

kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab pokok dari perubahan-

perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam atmosfer sehingga dapat

dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca. Bagian dari radiasi surya

yang sampai ke permukaan bumi disebut insolasi. Intensitas Radiasi

Matahari merupakan absorbasi energi matahari dalam satuan per

cm2/menit. Intensitas Radiasi Matahari merupakan fungsi dari sudut sinar

matahari yang mencapai bagian yang lengkung dari permukaan bumi

(Sugito, 2003).

Distribusi radiasi surya yang tidak merata di muka bumi adalah

penyebab utama timbulnya cuaca dan iklim. Tidak saja distribusi energi

surya itu yang mengandalkan iklim, tetapi energi surya itu sendiri

Page 4: ACARA 1

4

merupakan suatu unsur vital iklim. Energi itu secara langsung bertanggung

jawab atas berlangsungnya proses fotosintesis; periode siang dan malam

yang panjangnya bervariasi mempunyai pengaruh besar terhadap

pertumbuhan tanaman. Energi surya juga penting pengaruhnya dalam

evapotranspirasi (pelepasan air) dan terhadap jumlah kebutuhan tanaman

akan air (Trewartha dan Horn, 1999).

2. Tekanan Udara

Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain

lintang bumi, lautan dan daratan untuk menggambarkan tekanan udara

suatu daerah, ditarik garis-garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran

tekanan udara pada suatu pereode tertentu. Tekanan udara selalu turun

dengan naiknya ketinggian (Syaiful, 2008).

Tipe tekanan udara sangat bervariasi dalam lama dan ukurannya. Tipe

sistem tekanan udara yang pelu kita ketahui adalah tekanan rendah dan

tekanan tinggi. Tekanan rendah yaitu untuk daerah-daeah yang

mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dai tekanan udara di daerah

sekelilingnya. Ada suatu daerah yang mempunyai tekanan yang rendah

dan memanjang disebut palung. Sedangkan tekanan tinggi yaitu daerah –

daerah yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari daerah

sekelilingnya (Lyle, 1995).

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena

beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan

bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah

mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang

dibawah keadaan tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara

yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah

panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu

itu (Kensaku, 2002).

3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)

Suhu tanah sebagai sifat tanah yang penting, digunakan untuk

mengklasifikasikan tanah. Kelas suhu tanah didefinisikan menurut suhu

Page 5: ACARA 1

5

tanah tahunan rata-rata pada minimum perakaran, ini ditentukan pada 5

sampai 100 sentimeter. Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan

berhubungan penting dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan

terhadap suhu yang khas (Foth, 1991).

Suhu di permukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang

seperti halnya penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada

penyebaran suhu secara vetikal permukaan bumi merupakan sumber

pemanasan sehingga makin tinggi tempat makin rendah suhunya

(troposfer). Sedangkan penyebaran suhu menurut letak lintang, sumber

energi utama berasal dai daerah tropika (antara 30° LU-30° LS) yang

merupakan penerima energi radiasi surya terbanyak. Sebagian energi

tersebut dipindahkan ke daerah lintang tinggi untuk menjaga

keseimbangan energi secara global (Ansar, 2006).

Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran

udara. Dalam keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan

oleh panas yang dipancarkan dari tanah. Udara itu kemudian naik sambil

membawa zat pencemar keatas kemudian dihembuskan oleh angin di

udara bagian atas. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang pembentukan Co

dan O. Jika campuran ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan,

Co akan tetap berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut

karena dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang

baru pada suhu rendah (Kensaku, Kristanto, 2002).

Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu

sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya

dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor

pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud

dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin,

kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda,

kadar iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin tinggi

suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman

(Kartasapoetra, 2005).

Page 6: ACARA 1

6

4. Kelembaban Udara

Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air

dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Kelembaban relatif udara dapat diukur langsung dengan alat hygrometer

yang sensornya berupa higroskopis. Kelembapan mutlak adalah

kandungan uap air yang dapat dinyatakan dengan massa uap air atau

tekanannyaper satuan volume (Foth, 1991).

Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.

Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air.

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air

selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara

hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin.

Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun

dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah

menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang

dapat dikandungnya disebut udara jenuh (Siswoyo, 2010).

Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara

adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer.

Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari

kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari

sampai menjelang pagi bertambah besar (BMKG, 2009).Kapasitas udara

untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu

udara. Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap air jenuh

dengan tekanan uap aktual. Pengembunan akan terjadi bila kelembaban

nisbi mencapai 100 % (Ansar, 2006).

Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin

lebih besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan

uap. Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh

uap air sebagai bagian dari udara pada temperatur yang tertentu. Tekanan

uap itu adalah juga bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur

dengan milimeter air raksa atau milibar. Jika udara pada suatu temperatur

Page 7: ACARA 1

7

sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur tersebut

mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap

maksimum (Zailani, 1996).

5. Curah Hujan

Presipitasi adalah pembentukan hujan, salju dan hujan batu yang

berasal dari kumpulan awan. Awan–awan tersebut akan bergerak

mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika

awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut

menjadi dingin dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian

jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu, tergantung pada suhu di

sekitarnya (Warsito, 2007).

Pencatat hujan atau disebut juga recording garage biasanya dibuat

sedemikian, sehingga dapat bekerja secara otomatis. Alat ini

dimungkinkan pencatatan tinggi hujan setiap saat, sehingga intensitas

hujan pada saat tertentu dapat diketahui pula. Di pasaran telah terdapat

beberapa tipe yang diproduksi antara lain pencatat jungkit dan pencatat

pelampung (Soemarto, 1997).

Curah hujan dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau unsur-

unsur presipitasi yakni pertama,hujan. Hujan adalah butir-butir air yang

jatuh ke bumi dalam bentuk cair. Butir-butir hujan mempunyai garis

tengah 0,08 – 6 mm. Macam hujan yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik

dan hujan lebat. Perbedaan terutama pada besarnya butir-butir. Hujan lebat

biasanya turun sebentar saja dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini

dapat amat kuat dengan intensitas yang besar. Kedua salju, terjadi karena

sublimasi uap air pada suhu dibawah titik beku. Bentuk dasar dari slju

adalah hexagonal akan tetapi hal ini tergantung dari suhu dan cepatnya

sublimasi dan yang ketiga hujan es. Hujan es jatuh pada waktu hujan

guntur dari awan cumulonimbus. Didalam awan terdapat konveksi dari

udara panas dan lembab. Dalam udara panas dan lembab yang naik secara

konvektif, dan terjadilah sublimasi. Bilamana aliran menjadi lemah, butir-

butir air akan turun sehingga sampai pada bahagian bawah, disini

Page 8: ACARA 1

8

mengisap air sehingga sebagian membeku oleh inti yang sangat dingin itu

(Handoko, 1996).

Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis

atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada

daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat

mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang

paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut

ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air

hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini

merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang

dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah

(Jumin, 2002).

6. Angin

Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu massa udara,

dari suatu tempat ke tempat yang lain secara horizontal. Gerakan angin

biasanya berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah,

selain itu angin juga mempunyai arah dan kecepatan.Udara yang bergerak

yang merupakan elemen penting bagi iklim dan cuaca, juga memilik

fungsi kendali karena perannya sebagai pengangkut panas dari satu

kawasan yang memiliki kelebihan panas ke kawasan yang kekurangan

panas (Kartasapoetra, 1991).

Kecepatan angin penting karena dapat menentukan besarnya

kehilangan air melalui proses evapotranspirasi dan mempengaruhi

kejadian-kejadian hujan. Terjadinya hujan, diperlukan adanya gerakan

udara lembab yang berlangsung terus menerus. Dalam hal ini, angin

berfungsi sebagai tenaga penggerak terjadinya gerakan udara lembab

tersebut. Peralatan yang digunakan untuk menentukan besarnya kecepatan

angina dinamakan anemometer (Karmini, 2008).

Seperti diketahui bahwa energi yang dimiliki oleh angin bergantung

pada kecepatannya, dilain pihak kecepatan angin disuatu tempat

merupakan variabel random sehimgga sulit diprediksi secara akurat. Oleh

Page 9: ACARA 1

9

karena itu diperlukan penggambaran secara statistik yakni dengan

distribusi probabilitasnya. Data angin yang diperlukan untuk memprediksi

potensi angin disuatu tempat dapat berupa distribusi kecepatan dan

distribusi frekuensi kecepatan angin. Kedua data tersebut masing-masing

menggambarkan kecepatan angin rata-rata dan frekuensi atau lamanya

angin bertiup dalam periode tertentu (Steiner,1999).

Pada hari panas pengamatan menunjukkan bahwa angin berhembus

melewati suatu lintasan dari laut ke darat pada siang hari, dan sebaliknya

pada malam hari. Pada pagi hari terdapat perbedaan kecil pada temperatur

laut dan daratan, sehingga keberadaan angin tidak begitu tampak. Namun,

ketika matahari meninggi maka pemanasan daratan lebih cepat daripada

permukaan laut, sehingga ketebalan dari lapisan isobar meningkat. Hal

inilah yang menyebabkan terjadi pergerakan angin laut (Pettersen,1998).

7. Evaporasi

Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi

bentuk gas. Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi yaitu penguapan

air secara langsung dari lautan, danau, sungai dan transpirasi merupakan

penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan yang lainya. Gabungan antara

evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto, 2000).

Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap, yang merupakan

suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam

pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Uap ini kemudian

bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara.

Evapotranspirasi merupakan ukuran total kehilangan air untuk suatu

luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman. Secara potensial

evapotranspirasi ditentukan hanya oleh unsur-unsur iklim, sedangkan

secara aktual evapotranspirasi juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat

tanaman (Karmini, 2008).

Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini berjalan

terus hampir tanpa berhenti disiang hari dan kerap kali dimalam hari,

perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan energi berupa

Page 10: ACARA 1

10

panas laten untuk evaporasi, proses tersebut akan sangat aktif  jika ada

penyinaran matahari langsung, awan merupakan penghalangan radiasi

matahari dan penghambat proses evaporasi. Jika uap air menguap ke

atmosfer maka lapisan batas antara permukaan tanah dan udara  menjadi

jenuh oleh uap air sehingga proses penguapan berhenti agar proses tersebut

berjalan terus, lapisan jenuh harus diganti dengan udara kering, pergantian

itu hanya mungkin jika ada angin yang akan menggeser komponen uap air,

kecepatan angin memegang peranan penting dalam proses evaporasi

(Wahyuningsih, 2004).

Evaporasi yang terus menerus memerlukan pemindahan uap air dari

permukaan sedikit ke atas tanpa memindahkan udara dekat bumi, udara itu

akan jenuh dengan uap air dan evaporasi akan berhenti. Molekul air terus

menerus bergerak melewati permukaan air ke atmosfer bumi. Bila jumlah

molekul-molekul yang keluar dari permukaan lebih besar dari pada jumlah

yang kembali ke permukaan air maka terjadi evaporasi. Pergantian secara

netto hanya merupakan sebagian kecil dari jumlahnya (AAK, 1997).

8. Awan

Awan adalah suspensi koloida udara atau aerosol. Selama butir-butir

belum bersatu akan tetap melayang-layang di udara. Ini menyebabkan

awan itu kekal dan tidak terjadi presipitasi. Jika butir-butir cenderung

bersatu hingga lebih besar dan berat maka awan menjadi tidak kekal dan

akan terjadi presipitasi (Daljuni, 1986).

Jika udara naik ke atmosfir yang lebih tinggi, udara tersebut akan

mengembang dan mendingin. Seterusnya, udara tersebut makin

mendingin dan tidak dapat lebih lama lagi menampung uap air. Beberapa

uap air berkondensasi pada partikel-partikel di atmosfer dan terbentuklah

titik air. Titik-titik ini mengambang (melayang-layang) di udara. Gerakan

udara ke atas (atau aliran udara) akan menahan turunnya titik-titik air

tersebut. Jutaan butir-butiran air yang melayang-layang tersebut satu

dengan lainnya akan membentuk awan (Syaiful, 2008)

Page 11: ACARA 1

11

Pembentukan awan berlaku hampir keseluruhannya pada bagian

bawah atmosfer yang dikenal sebagai troposfer. Awan terbagi menjadu

dua kumpulan besar : yaitu cumulus dan yang berbentuk berlapis-lapis

(stratus). Jadi, bentuk dan warna awan berubah mengikuti kandungan

kelembaban dan kestabilan atmosfer. Penyebaran keawanan hampir sama

dengan penyebaran hujan jadi pada lintang ekuator dimana banyak terjadi

konvergensi horizontal besar, terdapat keawanan maksimum. Tidak sejelas

seperti maksimum hujan di ekuator, sebab daerah tropis lebih banyak awan

konektif atau tipe cumulus awan-awan tebal ini (Anonima, 2008).

Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika

suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi

relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan

kemampuan awan menyerap panas matahari. Apabila udara pada siang

hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan

semakin dingin. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat

pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat

menerima panas dan lambat pula melepaskan panas (Anonimb, 2012).

Page 12: ACARA 1

12

C. Hasil Pengamatan

1. Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes

Gambar 1.1 Sunshine Recorder Tipe Campbell Stokes

a. Bagian – bagian utama

1. Kertas pias

2. Bola kaca

3. Busur meridian

b. Prinsip Kerja

1. Memasang kertas pias yang telah disediakan, kertas pias akan terbakar

jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola, bola kaca disni berfungsi

memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar

kertas pias yang berada di bawahnya.

2. Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar

3. Menggambar kertas pias yang digunakan.

4. Menentukan lama penyinaran dalam satu hari tersebut.

2. Barometer

Gambar 1.2 Barometer

a. Bagian – bagian utama

1

2

3

2

1

3

Page 13: ACARA 1

13

1. Jarum penunjuk skala

2. Kotak berventilasi

3. Skala kelembaban udara

b. Cara Kerja

1. Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah

angka yang berada di barus kedua dari pinggir, yang paling dalam

(berwarna merah).

2. Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk satu

tersebut.

3. Termometer Maximum dan Minimun

Gambar 1.3 Termometer Maximum dan Minimum

a. Bagian – bagian utama

1. Termometer bola basah

2. Termometer bola kering

3. Termometer maksimum

4. Termometer minimum

b. Cara Kerja

1. Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu

(term.minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala

yang bertepatan dengan ujung kanan petunjuk.

2. Untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode tertentu

(term.maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala

yang bertepatan dengan air raksa.

4

3

2

1

Page 14: ACARA 1

14

4. Termometer Tanah bengkok

Gambar 1.4 Termometer Tanah Bengkok

a. Bagian – bagian utama

1. Termometer tanah bengkok kedalaman 0 cm

2. Termoeter tanah bengkok kedalaman 5 cm

3. Termoeter tanah bengkok kedalaman 10 cm

4. Termometer tanah bengkok kedalaman 20 cm

5. Termometer tanah bengkok kedalaman 50 cm

b. Cara Kerja

1. Untuk mengetahui suhu tanah (term. Tanah bengkok) dapat dilakukan

dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa

pada setiap kedalaman tanah.

5. Termometer maksimum dan minimum tipe six

Gambar 1.5 Termometer maksimum dan minimum tipe six

a. Bagian – bagian utama

1. Reservoir

2. Pipa kapiler berisi air raksa

1

2

3

4

5

1

2

3

Page 15: ACARA 1

6

5

7

2

15

3. Pipa kapiler berisi alkokol

c. Cara Kerja

2. Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu

(term.minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala

yang bertepatan dengan ujung kanan petunjuk.

3. Untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode tertentu

(term.maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala

yang bertepatan dengan air raksa.

6. Termohigrograf

Gambar 1.6 Termohigrograf

a. Bagian – bagian utama

1. Tabung termohidrograf

2. Tangkai petunjuk kelembaban udara

3. Skala termohirograph

4. Kawat higroskopis

5. Tangkai penunjuk suhu udara

6. Skala kelembaban udara

7. Suhu udara

b. Cara Kerja

1. Membaca skala pada termohidrograf. Skala bagian atas untuk suhu

udara dan skala bagian bawah untuk kelembaban udara.

7. Ombrometer

14

3

1

Page 16: ACARA 1

16

Gambar 1.7 Ombrometer

a. Bagian – bagian utama

1. Corong penampung air hujan

2. Dasar corong terdapat pipa sempit yang menjulur kedalam tabung

kolektor dan dilengkapi dengan kran.

b. Cara Kerja

1. Air yang ditampung dalam tabung kolektor dapat diketahui bila kran

dibuka kemudian air diukur dengan gelas ukur ada gelas ukur yang

mempunyai skala khusus yaitu dapat menunjukkan jumlah ukur

curah hujan yang terjadi.

8. Ombrograf

Gambar 1.8 Ombrograf

a. Bagian – bagian utama

1. Corong penampung air hujan

2. Pelampung yang terdapat dalam corong

3. Pada bagian ujung sebelah atas pelampung dilengkapi dengan pena

yang bisa bergerak bila pelampung bergerak

b. Cara Kerja

1. Curah hujan yang jatuh pada corong mengtalir ke tabung penampung

sehingga permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana

2

1

2

3

Page 17: ACARA 1

17

sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai pena bertinta ikut

naik dan memberi bekas garis pada kertas yang berskala,

bergeraknya kertas searah putaran jam dan sesuai dengan waktu

yang ada.

9. Wind Vane

Gambar 1.9 Wind Vane

a. Bagian – bagian utama

1. Sebuah jarum penunjuk berbentuk anak panah yang dapat bergerak

bebas sesuai dengan arah atau hembusan angin.

2. Penunjuk arah mata angin: utara, timur, selatan dan barat.

b. Cara Kerja

1. Cara pengematan arah angin dengan melihat kemana arah jarum

yang berbentuk panah itu menunjukkan posisinya.

2. Pengukuran arah angin dinyatakan dengan istilah mata angin atau

derajat yaitu 00-3600. Pengukurannya disesuaikan dengan arah jarum

jam, yaitu dimulai dari sudut 00 atau arah utara, selanjutnya 900

menunjuk arah timur, 1800 menunjuk arah selatan, 2700 menunjuk

arah barat dan 3600 menunjuk arah utara kembali.

10. Anemometer

1

2

1

Page 18: ACARA 1

18

Gambar 1.10 anemometer

a. Bagian – bagian utama

1. Alat ini terdiri dari baling - baling yang berbentuk mangkok dengan

jari - jari yang sama dan berpusat pada sumbu vertikal (mangkok

anemometer).

2. Pencatat jarak.

3. Tiang penyangga.

b. Cara Kerja

1. Mangkok menghadap satu arah melingkar sehingga bila angin

bertiup dari satu arah, baling-baling akan berputar. Semakin kuat

angin bertiup, perputaran mangkok akan semakin cepat. Kecepatan

angin dibaca pada speedometer yang terpasang pada alat tersebut.

11. Panci Evaporimeter

Gambar 1.11 Panci evaporimeter

a. Bagian-bagian utama :

1. Panci atau tangki berdiameter 120,7 cm dan tinggi 25 cm berisi air

bersih.

2

3

2

3

1

4

Page 19: ACARA 1

19

2. Dinding bejana berwarna putih atau putih metalik.

3. Paku penunjuk dalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder).

4. Bagian dasar terdapat kerangka kayu bercat putih dengan rongga

yang cukup pada bagian bawahnya.

b. Cara kerja :

1. Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang

di dalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder). Still Well

Cylinder merupakan silinder yang berfungsi untuk mencegah

terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing

pengukur mikrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi

permukaan air pada panci evaporimeter. Membaca skala yang

tertera pada alat tersebut.

2. Keuntungan penggunaan batang pancing berskala (mikrometer) ini

adalah pengukuran dapat dilakukan lebih cepat dan mudah, dapat

digeser turun atau naik dengan memutar sekrupnya. Batang

pancing pengukur ini terletak menggantung di tabung peredam

riak. Sebagai penunjuk tinggi permukaan air adalah ujung pancing

yang dibuat runcing. Kelemahannya kadang-kadang pengamat

tidak mengembalikan tinggi permukaan air dengan cermat sesuai

ketentuannya sehingga proses penguapan berlangsung pada volume

air tidak tetap.

12. Soil Moisture Tester

Gambar 1.12 Soil Tester

a. Bagian-bagian utama :

1. Pada bagian atas berbentuk lingkaran dan terdapat jarum penunjuk

pH.

2

1

Page 20: ACARA 1

20

2. Bagian bawahnya meruncing, terdapat lempengan logam yang

berfungsi sebagai elektroda.

b. Cara Kerja

1. Menentukan titik-titik tempat pengukuran pH pada suatu area

pembuatan bokasi. Titik-titik tersebut harus mewakili area bokasi.

Semakin luas area yang ingin diketahui pH-nya, semakin banyak

titik yangharus dibuat.

2. Menancapkan bagian yang runcing ke dalam bokasi, sehingga

logam yang ada pada sisinya masuk ke dalam tanah sampai

kedalaman 12-15 cm. Jika lokasi tempat menancapkan soil tester

terlalu kering, sebelum ditancapkan, siram tanah terlebih dahulu

dengan aquadest. Sebelum ditancapkan, jarum harus menunjuk

pada pH 7.

3. Memperhatikan jarum penunjuk pH yang mulai bergerak, biarkan

beberapa saat hingga jarum berhenti bergerak. Angka berwarna

merah yang ditunjukkan oleh jarum adalah nilai pH tanah tempat

soil tester ditancapkan.

4. Sebelum mencoba pada titik yang lain, soil tester harus dicuci

terlebih dahulu dengan aquades dari sisa-sisa pupuk lokasi yang

masih melekat. Semakin banyak titik yang diambil, semakin

akurat hasil pengukuran pH.

13. Awan

Page 21: ACARA 1

21

Gambar 1.13 Awan

Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak

compang-camping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan

gerimis hingga agak deras yang biasanya jatuh terus menerus.

a. Prinsip kerja :

1) Mengamati awan berserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama

sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya.

2) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali.

D. Pembahasan

1. Radiasi surya

Alat yang digunakan adalah Sunshine recorder tipe Campbell stokes

Radiasi surya berperan penting bagi pertumbuhan tanaman, khususnya

dalam fotosintesis dan fotostimulus. Energi yang diperlukan untuk respirasi

diperoleh dari cahaya matahari, begitu juga dengan fotostimulus yang

rangsangan utamanya adalah cahaya. Jika intensitas radiasi yang diterima

daun meningkat maka laju fotosintesis meningkat pula sampai pada batas

kejenuhan dimana laju fotosintesis tidak lagi dipengaruhi intensitas cahaya.

Lama penyinaran matahari berkaitan dengan suhu udara dan tingkat

kelembaban udara pada suatu daerah, karena itu lama penyinaran matahari

perlu diketahui juga untuk kepentingan kegiatan pertanian yang dipengaruhi

oleh suhu dan kelembaban. Terutama suhu tanah yang akan meningkat jika

disinari matahari lebih lama, dengan kenaikan suhu maka kelembaban tanah

tersebut akan menurun.

Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya secara makro

antara lain adalah jarak antara matahari dan bumi, panjang hari dan sudut

Page 22: ACARA 1

22

datang, dan pengaruh atmosfer bumi. Radiasi langsung adalah radiasi

yangmencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh

bumi dalam arah sejajar sinar datang. Besarnya radiasi matahari yang jatuh

secara normal ke permukaan bumi mengalami variasi yang disebabkan oleh

berbagai faktor antara lain : perubahan jarak matahari, perubahan hamburan

di atmosfir oleh molekul udara, uap air dan debu dan juga variasi dari

absorpsi atmosfer oleh O2 , O3, H2O dan CO2.

2. Tekanan Udara

Alat yang digunakan adalah Barometer Tekanan udara adalah tekanan

yang diberikan oleh udara karena beratnya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari

permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuanya itu 1 atm= 76 cmHg= 760

mmHg. Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan berkurang, sebagai

ketentuan dapat dikemukakan bahwa setiap naik 300 m maka tekanan udara

akan turun 1/30 x. Tekanan udara ini bekerja ke segala jurusan dan tidak

tetap. Jika berada di permukaan atas maka tekanannya semakin rendah. Hal

ini disebabkan karena kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin

pendek. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah

Barometer. Cara kerja barometer sendiri adalah membaca angka yang ada

pada barometer, yang di baca adalah angka yang berada di baris kedua dari

pinggir, yang paling dalam (berwarna merah). Untuk pengukuran tekanan

udara per hari dapat dilakukan dengan mencatat angka tiap 20 menit dan

menghitung rerata data yang didapat selama sehari tersebut.Untuk

mengetahui tekanan udara pada suatu tempat juga bias dilakukan dengan

melihat table tekanan udara yang berdasarkan ketinggian tempat dari

permukaan laut. Dimana garis yang menghubungkan tempat-tempat yang

mempunyai tekanan udara yang sama disebut isobar.

Tekanan udara berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain,

hal tersebut karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi variasi dari

tekanan udara, diantaranya adalah :(1) Altitude, besarnya tekanan udara

berbanding terbalik dengan tinggi tempat artinya semakin tinggi suatu

tempat maka semakin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena

Page 23: ACARA 1

23

kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin pendek; (2) Lattitude,

akibat adanya gravitasi bumi di khatulistiwa kecil dan pada kutub besar,

sehingga tekanan udara di sekitar katulistiwa lebih tinggi; (3) Suhu, suhu

mempengaruhi pemuaian dan penyusutan volume udara. Jika udara memuai

maka volume udara renggang sehingga tekanannya menurun dan

sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa daerah yang suhunya tinggi mempunyai

tekanan udara rendah sedangkan daerah yang suhunya rendah mempunyai

tekanan udara tinggi; (4) Komponen penyusun gas, penyusun udara yang

utama adalah uap air.Penambahan uap air ke udara menyebabkan tekanan

udara meningkat.

Tekanan udara berpengaruh terhadap kegiatan pertanian, karena ada

beberapa jenis tanaman yang hanya cocok tumbuh di daerah yang

bertekanan rendah dan ada pula tanaman yang cocok tumbuh di daerah

bertekanan udara tinggi. Contoh tanaman yang cocok di daerah bertekanan

udara rendah adalah strawberry, cengkeh dan lainnya. Sedangkan padi dan

jagung cocok di daerah bertekanan udara yang sedang yang biasanya

tumbuh di daerah dataran rendah.

3. Suhu Tanah dan Suhu Udara

Alat yang digunakan adalah Thermometer maximum dan minimum

type six, Termohigrograf, Thermometer tanah bengko. Pada praktikum ini

pengamatan suhu udara dapat dilakukan dengan menggunakan termometer

maximum dan minimum serta termometer maximum dan minimum tipe six.

Bagian dalam termometer diisi dengan air raksa, dimana cairan ini akan

bergerak naik ke atas jika suhu naik. Untuk mengetahui suhu terendah

dalam suatu periode tertentu (dengan thermometer minimum) dapat

diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan ujung kanan

penunjuk. Sedangkan untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode

tertentu (thermometer maximum) dapat diketahui dengan membaca angka

pada skala yang bertepatan dengan air raksa.

Suhu udara mempengaruhi kegiatan pertanian khususnya kegiatan

pertanaman, tanaman dapat tumbuh pada suhu yang optimal. Suhu yang

Page 24: ACARA 1

24

baik bagi tumbuhan adalah antara 22oC sampai dengan 37oC. Suhu

mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting seperti bukaan stomata,

laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.

Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan

proses tersebut. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai

dihambat baik secara fisik maupun kimia dan menurunnya aktifitas enzim.

Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat,

suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya

ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0,6oC setiap

100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar

kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu

udara yang mungkin timbul.

Suhu tanah lain halnya dengan suhu udara.Suhu tanah memberikan

pengaruh yang lebih baik dalam hal pertumbuhan tanaman. Sedangkan suhu

udara memberikan pengaruh terhadap fase reproduksi. Untuk mengetahui

suhu tanah (dengan menggunakan thermometer tanah bengkok) dapat

dilakukan dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air

raksa pada setiap kedalaman tanah. Termometer ini ditanam di dalam tanah

dengan kedalaman tertentu. Termometer bengkok yang ada di Stasiun

Klimatologi, Jumantono ini ada 7 macam, yaitu termometer bengkok yang

ditanam pada kedalaman 0 cm; 2 cm; 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 1 m.

Pada termometer bengkok yang ditanam dengan kedalaman 50 cm dan

1 m, bagian dalam termometer terdapat lapisan lilin yang berwarna oranye

berfungsi agar termometer yang ditanam dalam tanah bisa tegak dan tidak

mudah goyah dalam kedudukannya.Untuk pengukuran suhu tanah semakin

dalam maka suhu tanah akan semakin rendah atau kedalaman tanah

berbanding terbalik dengan suhu tanah tersebut. Termometer bengkok ini

diletakkan dengan kondisi sekitar tidak ada vegetasi. Hal itu dikarenakan

tumbuhan mempengaruhi suhu tanah. Di dalam tanah tumbuhan melakukan

aktivitas perakaran, dimana aktivitas ini menghasilkan panas. Sehingga

semakin banyak vegetasi semakin tinggi suhu tanahnya.

Page 25: ACARA 1

25

Suhu tanah berperan penting dalam proses pelapukan. Suhu yang tinggi

dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan

yang lebih kecil lagi. Fluktuasi suhu dalam tanah juga berpengaruh langsung

terhadap aktivitas pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam

tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kandungan air

dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap tanaman., sebaliknya jika

suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan air dalam

tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya

aktivitas akar/respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam

tubuh tanaman jadi lambat sehingga proses distribusi unsur hara jadi lambat

dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat. Demikian pula dengan

suhu yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti terjadi

pembongkaran/perusakan organ. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu

tanah meliputi; (1) faktor iklim / cuaca yaitu radiasi surya, keawanan, hujan,

suhu udara, angin, kelembaban udara; (2) Keadaan tanah yaitu tekstur tanah,

kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah, struktur tanah

(pengolahan ddan kepadatan tanah); (3) Kondisi topografi yaitu kemiringasn

lereng, arah lereng, tinggi permukaan tanah, vegetasi.

4. Kelembaban Tanah dan Udara

Alat yang digunakan adalah Termohigrograf. Untuk menggambarkan

keadaan kelembaban di suatu daerah pada suatu waktu dipakai istilah

kelembaban relatif yang merupakan perbandingan antara banyaknya uap air

saat itu dan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara saat itu

pula. Kelembaban relatif udara dapat di ukur langsung dengan alat

hygrometer yang sensornya berupa benda higroskopis. Untuk mengetahui

kelembaban dan suhu udara menggunakan alat termohygrograf. Dengan

cara membaca skala pada termohygrograf, skala atas untuk suhu udara dan

skala bagian bawah untuk kelembaban udara.

Salah satu fungsi dari kelembapan udara adalah sebagai pelindung

permukaan bumi. Kelembapan tanah merupakan keadaan keseimbangan

kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh

Page 26: ACARA 1

26

lingkungan sekitar. Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu.

Kelembaban tanah diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan

moisture tester.

Faktor yang mempengaruhi kelembaban antara lain tajuk tanaman, sinar

matahari, curah hujan, suhu udara dan tanah dan kandungan air. Dalam

bidang pertanian kelembaban besar peranannya antara lain: jika kelembaban

tinggi maka jamur dan penyulut tumbuh-tumbuhan akan menjadi subur yang

dapat menyerang tanaman, serta akan mengakibatkan hasil sayuran dan

buah-buahan cepat membusuk.Pada umumnya kelembaban berlawanan

dengan suhu, kelembaban maksimum pada pagi hari dan minimum pada

sore hari secara harian. Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi

pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab

menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air

lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada

pembentukan sel yang lebih cepat. Namun, kelembaban yang tinggi dapat

membuat kepala putik dapat busuk. Selain itu, aktivitas serangga penyerbuk

juga berkurang saat kelembaban tinggi.

5. Curah Hujan

Alat yang digunakan adalah Ombrometer dan Ombrograf. Curah hujan

adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode

tertentu di atas permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh

proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Satuannya adalah mm (apabila

tidak ada infiltrasi dan evaporasi). Curah hujan 1 mm artinya banyaknya

hujan yang jatuh pada sebidang tanah seluas 1 m2, yaitu : 1mm x 1m2 =

0,01dm x 100 dm2 = 1dm3 = 1 liter.

Pengamatan curah hujan pada praktikum kali ini menggunakan dua

alat, yaitu ombrometer dan ombrograf. Ombrometer adalah alat penakar

hujan secara manual. Air hujan yang turun akan masuk ke tabung yang ada

di dalam ombrometer. Mengukur air yang ada dalam tabung dikeluarkan

dengan membuka kran. Kemudian air tersebut dimasukkan ke dalam bejana.

Setelah air keluar semua, maka kita dapat melihat angka pada bejana. Angka

Page 27: ACARA 1

27

tersebut menunjukkan jumlah curah hujan. Bila hujan turun sangat lebat alat

ini diberi payung, supaya air hujan tidak masuk ke dalam corong, karena

bila masuk maka air tidak terhitung.

Sedangkan ombrograf merupakan alat pengukur curah hujan yang

bekerja secara otomatis. Bila hujan turun air akan masuk ke cerobong

kemudian mengalir ke tabung, dalam tabung terdapat sebuah pelampug.

Pelampung ini akan terangkat ke atas bila air masuk ke tabung. Pelambung

ini dapat menggerakkan pena, dimana pena ini kemudian akan menggambar

sebuah grafik pada kertas grafik yang mempunyai skala tiap kenaikan 1

angka menunjukkan waktu 1 jam. Grafik tidak akan turun sebelum sampai

ke titik teratas yang berarti menunjukkan tabung sudah terisi penuh air, bila

air sudah penuh maka akan keluar melewati sebuah selang. Beriringan

dengan ini pena akan menggambar grafik turun ke bawah. Perhitungan

dilakukan dengan cara mencari selisih titik tertinggi dengan titik terendah

dan seterusnya. Pada pengamatan grafik menunjukkan garis lurus yang

berarti bahwa tidak ada hujan yang turun.Curah hujan yang terjadi

mempengaruhi tingkat kandungan air dalam tanah yang juga mempengaruhi

tingkat kelembaban tanah, jika tanah terlalu jenuh air maka tanah kurang

cocok untuk pertanaman.

6. Angin

Alat yang digunakan adalah Wind vane dan Anemometer. Pengamatan

kecepatan dan arah angin digunakan alat yang dinamakan Anemometer dan

Wind Vane. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada

jangka waktu tertentu, menghitung kecepatan angin diperoleh dengan

mengamati skala awal dan skala akhir kemudian menghitung selisihnya.

Arah angin adalah dimana angin itu bertiup dan dinyatakan dengan

sudut kompas atau sebutan nama penjuru angin. Sudut 0o atau 360o

menunjukkan arah utara, 90o menunjukkan timur, 180o arah selatan dan 270o

arah barat. Pembagian arah angin selanjutnya dengan sebutan arah timur

laut, tenggara, barat daya dan barat laut. Menentukan arah angin di perlukan

alat penunjuk angin yang disebut wind vane. Posisi wind vane yang

Page 28: ACARA 1

28

menunjukkan arah angin dapat dilihat dengan mudah dan sekaligus dapat

diicatat arah angin pada waktu itu. Kecepatan angin dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain gradien tekanan horizontal, latitude, altitude,

dan waktu untuk gradien tekanan yang sama. Angin selalu bertiup dari

tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang

lebih rendah.

Angin berfungsi dalam mempercepat pendinginan dari benda yang

panas. Fungsi lain yaitu sebagai pencampur lapisan udara, antara udara

panas dan udara dingin, udara lembab dan udara kering, udara yang kaya

dengan CO2 dan udara yang CO2 rendah. Kecepatan angin sangat

berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah di sekitarnya. Kecepatan

angin yang besar dapat mengakibatkan pohon-pohon bergerak sehingga

bunga-bunga akan rontok dan tidak terjadi pembuahan, atau bahkan angin

dapat merobohkan pohon-pohon serta rumah-rumah dan yang paling parah

angin dengan kecepatan yang kuat akan mengakibatkan kehancuran. Untuk

mengatasi kerusakan pertanian akibat angin biasanya petani menanam

tanaman pematah angin, seperti lamtoro, sengon, dan lain-lain.

7. Evaporasi

Alat yang digunakan adalah Panci evaporimeter, pengamatan unsur ini

menggunakan evaporimeter yang merupakan bejana penguapan panci atau

tangki yang berisi air. Evaporimeter berada di sebuah panci yang berisi air,

dimana kenaikan suhu menyebabkan air dalam panci semakin berkurang.

Bagian ujung evaporimeter terdapat kait yang merupakan dasar dari

pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan memutar-mutar evaporimeter

sampai ujung kait setara dengan permukaan air, setelah itu lihat angka pada

evaporimeter. Pada evaporimeter terdapat dua skala yaitu skala utama dan

skala nonius. Nilai evaporasi merupakan selisih permukaan atau tinggi dari

dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan apabila terjadi hujan.

Laju evaporasi bergantung masukan energi matahari yang diterima.

Semakin besar jumlah energi matahari yang diterima, maka semakin banyak

molekul air yang diuapkan. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari,

Page 29: ACARA 1

29

permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan

ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai

uap air yang tidak terlihat di atmosfer.

Terdapat berbagai faktor yang menghambat dan mempercepat

kecepatan dan jumlah penguapan diantaranya adalah: (1) Suhu, dengan

kenaikan suhu air dan tekanan uap air, kemampuan titik-titik air untuk

menguap ke udara mengalami kenaikan dengan cepat; (2) Kelembaban

udara, dipengaruhi oleh jumlah uap air di udara. Penguapan akan lebih besar

apabila kelembaban nisbi rendah; (3) Angin, angin sangat mempercepat

terjadinya penguapan, karena angin mengganti udara basah dekat

permukaan air dengan udara kering; (4) Susunan air, penguapan lebih tinggi

pada air tawar dari pada air asin; (5) luas permukaan, penguapan akan lebih

besar pada daerah yang memiliki permukaan yang luas; (6) Tekanan Udara,

pada umumnya jika tekanan udara lebih rendah di atas permukaan air,

penguapannya lebih besar; (7) Panas laten penguapan.

8. Awan

Alat yang digunakan adalah indera penglihatan dan camera digital.

Dalam praktikum dilakukan pendiskripsian ciri-ciri awan, setelah diketahui

dari ciri-ciri awan yang diamati kemudian mencocokkan dengan gambar

sampel. Awan yang diamati pada praktikum agroklimatologi acara

pengamatan unsur-unsur cuaca hari minggu tanggal 17 April 2011 adalah

termasuk awan strato cumulus family awan rendah (0-3 km). Strato cumulus

berbentuk seperti gelombang lautan. Langit yang berwarna biru sering

masih tampak di antara awan ini. Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang

sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang. Lapisan

awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan. Awan ini berwarna

kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil.

Proses pembentukan awan terjadi bila udara panas, lebih banyak uap

terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyengat. Udara panas

yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan

Page 30: ACARA 1

30

suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan,

molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi

semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan daya

tarik bumi menariknya ke bawah hingga sampai satu titik di mana titik-titik

air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun, jika titik - titik

air tersebut bertemu udara panas, akan menguap dan awan itu akan lenyap.

Inilah yang menyebabkan awan selalu berubah bentuknya. Air yang

terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga

yang menyebabkan kadang - kadang ada awan yang tidak membawa hujan.

Page 31: ACARA 1

31

D. Komprehensif

Proses budidaya pertanian tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain tanah, varietas tanaman, teknik budidaya, unsur

iklim/cuaca dan interaksi diantara faktor-faktor tersebut. Unsur iklim/cuaca

mempunyai peran yang sangat penting dalam proses budidaya tersebut, baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Unsur iklim/cuaca yang sangat

penting pengaruhnya terhadap keberhasilan sistem budidaya di daerah tropis

(indonesia khususnya) adalah curah hujan sebagai sumber air utama. Tetapi

pada keadaan ekstrim, curah hujan yang sangat berlebihan pada musim hujan

dapat menimbulkan bencana alam banjir, dan sebaliknya jumlah curah hujan

yang sangat kurang pada musim kemarau dapat menimbulkan bencana alam

kekeringan. Kedua jenis bencana alam tersebut, dapat menimbulkan penurunan

produksi dengan intensitas dan luasan yang berbeda-beda pada setiap tahunnya.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan praktikum pengamatan unsur-unsur cuaca, maka

dapat disimpulkan bahwa :

a. Unsur- unsur cuaca terdiri dari:

1. Radiasi surya

2. Tekanan Udara

3. Suhu (suhu tanah dan suhu udara)

4. Kelembaban udara

5. Curah hujan

6. Angin

7. Evaporasi, dan

8. Awan

b. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur cuaca :

1. Sunshine Recorder merupakan alat untuk mengetahui lamanya

penyinaran.

2. Barometer digunakan untuk mengukur tekanan udara

Page 32: ACARA 1

32

3. Termometer minimum digunakan untuk mengetahui suhu terendah

dalam suatu periode.

4. Termometer maximum digunakan untuk mengetahui suhu tertinggi

dalam suatu periode.

5. Termohigrograf untuk mengetahui kelembaban udara dan suhu udara

6. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin

7. Evaporimeter untuk mengetahui besarnya evapotranspirasi

8. Termometer bola basah dan bola kering untuk mengetahui

kelembaban relative.

9. Termometer tanah bengkok untuk mengukur suhu tanah.

10. Ombrometer untuk mengetahui curah hujan secara manual.

11. Ombrogarf untuk mengetahui curah hujan secara otomatis.

12. Wind vane untuk mengetahui arah angin.

2. Saran

a. Penggunaan alat unsur-unsur cuaca lebih diperhatikan lagi agar tidak

rusak.

b. Perawatan terhadap alat-alat tersebut agar dapat digunakan dalam

pengamatan cuaca dan dapat digunakan untuk praktikum

Agroklimatologi.

c. Sarana dan prasarana untuk praktikum dapat diperbaiki sehingga pada

praktikum selanjutnya alat-alat tersebut dapat berfungsi sebagaimana

mestinya.

Page 33: ACARA 1

33

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2003. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. PT Kanisius. Yogyakarta

Anonima. 2012. Radiasi Surya. Dikutip dari http://www.wikipedia.com. Diakses

tanggal 03 Mei 2012.

Anonimb. 2008. Klimatologi Terapan. http://www.fpk.unair.ac.id. Diakses tanggal

03 Mei 2012.

Ansar , 2006. Temperatur dan Kelembaban Udara Pada Permukaan Bumi. Jurnal

Agromet Indonesia, Vol. 17 (2), Hal: 63-68

Daljuni, 1986. Pokok-Pokok Klimatologi. Alumni Bandung. Bandung.

Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-7. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.

Jumin dan Basri,Hasan. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Kadir Zailani, 2006, Klimatologi dasar, Fakultas Pertanian Universitas Syiah

Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

Karmini. 2008. Validasi Model Pendugaan Evapotranspirasi : Upaya Melengkapi

Sistem Database Iklim Nasional. Jurnal Tanah dan Iklim. No. 27 (3),

Hal: 51-63.

Kartasapoetra, A.G. 1991. Agroklimatologi. Jakarta. Bina Aksara.

Kartasapoetra, ddk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah. Rineka jaya. Jakarta.

Kristanto, Kensaku. 2002. Hidrologi Untuk Pertanian. PT. Pradya Paramita.

Jakarta.

Linsley, 1996. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta.

Petterssen, S. 1980. Introduction to Meteorology. Mcgraw-Hill Book Company,

Inc, Tokyo.

Siswoyo,P.N. 2010. Kelembaban Udara. http://siswoyo.wordpress.com. Diakses

tanggal 06 Mei 2012 pada pukul 13.55 WIB.

Soemarto, S.D. 1987. Hidrolisa Teknik. Usaha Nasional. Surabaya

Page 34: ACARA 1

34

Steiner, 1999. Angin. http://nizcha0804.blogspot.com/2010/02/tinjauan-pustaka-

dinamika-diakses pada tanggal 04 Mei 2012.

Sugito. 2003. Pengaruh Intensitas Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan

Tanaman.Jurnal Penelitian Agronomi, Vol. 3 (1), Hal: 57-63.

Syaiful. 2008. Pengamatan Unsur-Unsur Cuaca Di Stasiun Klimatologi

Pertanian.Jurnal Inovasi Pertanian. Vol. 7 (1), Hal: 51-55.

Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.

TT. Glen & HH. Lyle. 1995. Pengantar Iklim. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Trewartha, G. T. dan L. H. Horn, 1999. Pengantar Iklim. Edisi Kelima.

Utami,Wahyuningsih. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta.

Wuryatno, Indro. 1999. Klimatologi Dasar. UNS Press. Surakarta.

Yulipriana, 2009. Radiasi Surya .http://yulipriyana.wordpress.com. Diakses

tanggal 03 Mei 2012.

.