acara 1
TRANSCRIPT
I. PENGAMATAN UNSUR – UNSUR CUACA SECARA MANUAL
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Cuaca adalah kondisi rata-rata udara pada suatu tempat. Sedangkan
iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim
merupakan faktor yang dinamis yang sangat berpengaruh dalam proses
kehidupan. Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dengan dunia
pertanian adalah agroklimatologi.
Iklim dan cuaca merupakan merupakan faktor yang tak dapat
dipisahkan dari dinamisnya kehidupan pertanianan di seluruh dunia.
Pengetahuan tentang iklim sangat diperlukan dalam pertanian karena saat ini
manusia belum seluruhnya dapat merekayasa iklim secara luas. Manusia
hanya dapat mencari jalan keluar dari keadaan iklim yang ada, kalaupun
bisa maka yang dilakukan hanya berpengaruh terbatas pada wilayah
tertentu. Cuaca dan iklim mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Cuaca dan iklim di suatu wilayah atau daerah dapat
menentukan kegiatan dari penduduk yang tinggal di wilayah atau daerah
tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama dalam kebutuhan
pangan. Cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat
penting dalam pengelolaan, tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan
cuaca yang buruk, seandainya tanaman dapat bertahan dalam keadaan cuaca
dan iklim yang buruk maka hasil akan rendah sekali bahkan tidak panen.
Kemampuan manusia dalam beradaptasi terhadap perubahan unsur-
unsur iklim relatif terbatas. Kelebihan manusia dari hewan dan tumbuhan
adalah bahwa manusia dengan akalnya mampu untuk memodifikasi iklim
mikro sehingga lebih sesuai untuk kebutuhan hidupnya. Memodifikasi iklim
mikro di sekitar tanaman merupakan suatu usaha yang telah banyak
dilakukan agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka
1
2
produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Mempelajari cuaca dan iklim kita juga dapat melakukan kegiatan
pemanfaatan sebaik-baiknya cuaca mikro, karena dengan pengontrolan
cuaca ini maka akan diharapkan hasil pertanian yang dikehendaki. Oleh
sebab itu pengetahuan tentang iklim dan cuaca mengingat Indonesia daerah
agraris maka perlu betul-betul diperhatikan. Karena itu dalam usaha
pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya perlu
memahami serta memperhatikan faktor cuaca dan iklim.
2. Tujuan Praktikum
Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan :
a. Mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat – alat manual.
b. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur tersebut dan cara
pengunaanya.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur cuaca dan alatnya
ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2012. Bertempat di Stasiun
Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten
Karanganyar.
3
B. Tinjauan Pustaka
1. Radiasi Surya
Radiasi matahari, yakni sumber utama energi bumi menentukan cuaca
dan iklim. Baik bumi maupun matahari, pada dasarnya beradiasi sebagai
blackbodies, yakni benda-benda yang memancarkan panjang gelombang
yang hampir sama dengan jumlah radiasi maksimum teoritis dari
temperatur-temperaturnya. Energi maksimum radiasi matahari berupa
gelombang pendek dalam rentang-nilai-tampak (visible range) adalah dari
0,4 sampai 0,8 µm (Linsley, 1996).
Radiasi surya terdiri dari spektra ultraviolet dengan panjang
gelombang kurang dari 0,38 mikronyang berpengaruh merusak karena
daya bakarnya sangat tinggi, spektrum Photosynthetically Active Radiation
yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spektra inframerah
dengan lebih dari 0.74 mikronyang merupakan pengatur suhu udara.
Spektra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spektrum
yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spektrum
biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis
(Yulipriana, 2009).
Matahari merupakan sumber energi bagi proses-proses juga seluruh
aktifitas yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber
kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab pokok dari perubahan-
perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam atmosfer sehingga dapat
dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca. Bagian dari radiasi surya
yang sampai ke permukaan bumi disebut insolasi. Intensitas Radiasi
Matahari merupakan absorbasi energi matahari dalam satuan per
cm2/menit. Intensitas Radiasi Matahari merupakan fungsi dari sudut sinar
matahari yang mencapai bagian yang lengkung dari permukaan bumi
(Sugito, 2003).
Distribusi radiasi surya yang tidak merata di muka bumi adalah
penyebab utama timbulnya cuaca dan iklim. Tidak saja distribusi energi
surya itu yang mengandalkan iklim, tetapi energi surya itu sendiri
4
merupakan suatu unsur vital iklim. Energi itu secara langsung bertanggung
jawab atas berlangsungnya proses fotosintesis; periode siang dan malam
yang panjangnya bervariasi mempunyai pengaruh besar terhadap
pertumbuhan tanaman. Energi surya juga penting pengaruhnya dalam
evapotranspirasi (pelepasan air) dan terhadap jumlah kebutuhan tanaman
akan air (Trewartha dan Horn, 1999).
2. Tekanan Udara
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain
lintang bumi, lautan dan daratan untuk menggambarkan tekanan udara
suatu daerah, ditarik garis-garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran
tekanan udara pada suatu pereode tertentu. Tekanan udara selalu turun
dengan naiknya ketinggian (Syaiful, 2008).
Tipe tekanan udara sangat bervariasi dalam lama dan ukurannya. Tipe
sistem tekanan udara yang pelu kita ketahui adalah tekanan rendah dan
tekanan tinggi. Tekanan rendah yaitu untuk daerah-daeah yang
mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dai tekanan udara di daerah
sekelilingnya. Ada suatu daerah yang mempunyai tekanan yang rendah
dan memanjang disebut palung. Sedangkan tekanan tinggi yaitu daerah –
daerah yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari daerah
sekelilingnya (Lyle, 1995).
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena
beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan
bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah
mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang
dibawah keadaan tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara
yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah
panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu
itu (Kensaku, 2002).
3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)
Suhu tanah sebagai sifat tanah yang penting, digunakan untuk
mengklasifikasikan tanah. Kelas suhu tanah didefinisikan menurut suhu
5
tanah tahunan rata-rata pada minimum perakaran, ini ditentukan pada 5
sampai 100 sentimeter. Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan
berhubungan penting dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan
terhadap suhu yang khas (Foth, 1991).
Suhu di permukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang
seperti halnya penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada
penyebaran suhu secara vetikal permukaan bumi merupakan sumber
pemanasan sehingga makin tinggi tempat makin rendah suhunya
(troposfer). Sedangkan penyebaran suhu menurut letak lintang, sumber
energi utama berasal dai daerah tropika (antara 30° LU-30° LS) yang
merupakan penerima energi radiasi surya terbanyak. Sebagian energi
tersebut dipindahkan ke daerah lintang tinggi untuk menjaga
keseimbangan energi secara global (Ansar, 2006).
Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran
udara. Dalam keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan
oleh panas yang dipancarkan dari tanah. Udara itu kemudian naik sambil
membawa zat pencemar keatas kemudian dihembuskan oleh angin di
udara bagian atas. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang pembentukan Co
dan O. Jika campuran ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan,
Co akan tetap berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut
karena dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang
baru pada suhu rendah (Kensaku, Kristanto, 2002).
Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu
sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya
dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor
pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud
dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin,
kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda,
kadar iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin tinggi
suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman
(Kartasapoetra, 2005).
6
4. Kelembaban Udara
Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air
dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Kelembaban relatif udara dapat diukur langsung dengan alat hygrometer
yang sensornya berupa higroskopis. Kelembapan mutlak adalah
kandungan uap air yang dapat dinyatakan dengan massa uap air atau
tekanannyaper satuan volume (Foth, 1991).
Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.
Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air.
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air
selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara
hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin.
Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun
dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah
menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang
dapat dikandungnya disebut udara jenuh (Siswoyo, 2010).
Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara
adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer.
Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari
kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari
sampai menjelang pagi bertambah besar (BMKG, 2009).Kapasitas udara
untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu
udara. Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap air jenuh
dengan tekanan uap aktual. Pengembunan akan terjadi bila kelembaban
nisbi mencapai 100 % (Ansar, 2006).
Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin
lebih besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan
uap. Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh
uap air sebagai bagian dari udara pada temperatur yang tertentu. Tekanan
uap itu adalah juga bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur
dengan milimeter air raksa atau milibar. Jika udara pada suatu temperatur
7
sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur tersebut
mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap
maksimum (Zailani, 1996).
5. Curah Hujan
Presipitasi adalah pembentukan hujan, salju dan hujan batu yang
berasal dari kumpulan awan. Awan–awan tersebut akan bergerak
mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika
awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut
menjadi dingin dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian
jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu, tergantung pada suhu di
sekitarnya (Warsito, 2007).
Pencatat hujan atau disebut juga recording garage biasanya dibuat
sedemikian, sehingga dapat bekerja secara otomatis. Alat ini
dimungkinkan pencatatan tinggi hujan setiap saat, sehingga intensitas
hujan pada saat tertentu dapat diketahui pula. Di pasaran telah terdapat
beberapa tipe yang diproduksi antara lain pencatat jungkit dan pencatat
pelampung (Soemarto, 1997).
Curah hujan dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau unsur-
unsur presipitasi yakni pertama,hujan. Hujan adalah butir-butir air yang
jatuh ke bumi dalam bentuk cair. Butir-butir hujan mempunyai garis
tengah 0,08 – 6 mm. Macam hujan yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik
dan hujan lebat. Perbedaan terutama pada besarnya butir-butir. Hujan lebat
biasanya turun sebentar saja dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini
dapat amat kuat dengan intensitas yang besar. Kedua salju, terjadi karena
sublimasi uap air pada suhu dibawah titik beku. Bentuk dasar dari slju
adalah hexagonal akan tetapi hal ini tergantung dari suhu dan cepatnya
sublimasi dan yang ketiga hujan es. Hujan es jatuh pada waktu hujan
guntur dari awan cumulonimbus. Didalam awan terdapat konveksi dari
udara panas dan lembab. Dalam udara panas dan lembab yang naik secara
konvektif, dan terjadilah sublimasi. Bilamana aliran menjadi lemah, butir-
butir air akan turun sehingga sampai pada bahagian bawah, disini
8
mengisap air sehingga sebagian membeku oleh inti yang sangat dingin itu
(Handoko, 1996).
Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis
atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada
daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat
mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang
paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut
ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air
hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini
merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang
dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah
(Jumin, 2002).
6. Angin
Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu massa udara,
dari suatu tempat ke tempat yang lain secara horizontal. Gerakan angin
biasanya berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah,
selain itu angin juga mempunyai arah dan kecepatan.Udara yang bergerak
yang merupakan elemen penting bagi iklim dan cuaca, juga memilik
fungsi kendali karena perannya sebagai pengangkut panas dari satu
kawasan yang memiliki kelebihan panas ke kawasan yang kekurangan
panas (Kartasapoetra, 1991).
Kecepatan angin penting karena dapat menentukan besarnya
kehilangan air melalui proses evapotranspirasi dan mempengaruhi
kejadian-kejadian hujan. Terjadinya hujan, diperlukan adanya gerakan
udara lembab yang berlangsung terus menerus. Dalam hal ini, angin
berfungsi sebagai tenaga penggerak terjadinya gerakan udara lembab
tersebut. Peralatan yang digunakan untuk menentukan besarnya kecepatan
angina dinamakan anemometer (Karmini, 2008).
Seperti diketahui bahwa energi yang dimiliki oleh angin bergantung
pada kecepatannya, dilain pihak kecepatan angin disuatu tempat
merupakan variabel random sehimgga sulit diprediksi secara akurat. Oleh
9
karena itu diperlukan penggambaran secara statistik yakni dengan
distribusi probabilitasnya. Data angin yang diperlukan untuk memprediksi
potensi angin disuatu tempat dapat berupa distribusi kecepatan dan
distribusi frekuensi kecepatan angin. Kedua data tersebut masing-masing
menggambarkan kecepatan angin rata-rata dan frekuensi atau lamanya
angin bertiup dalam periode tertentu (Steiner,1999).
Pada hari panas pengamatan menunjukkan bahwa angin berhembus
melewati suatu lintasan dari laut ke darat pada siang hari, dan sebaliknya
pada malam hari. Pada pagi hari terdapat perbedaan kecil pada temperatur
laut dan daratan, sehingga keberadaan angin tidak begitu tampak. Namun,
ketika matahari meninggi maka pemanasan daratan lebih cepat daripada
permukaan laut, sehingga ketebalan dari lapisan isobar meningkat. Hal
inilah yang menyebabkan terjadi pergerakan angin laut (Pettersen,1998).
7. Evaporasi
Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi
bentuk gas. Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi yaitu penguapan
air secara langsung dari lautan, danau, sungai dan transpirasi merupakan
penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan yang lainya. Gabungan antara
evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto, 2000).
Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap, yang merupakan
suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam
pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Uap ini kemudian
bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara.
Evapotranspirasi merupakan ukuran total kehilangan air untuk suatu
luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman. Secara potensial
evapotranspirasi ditentukan hanya oleh unsur-unsur iklim, sedangkan
secara aktual evapotranspirasi juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat
tanaman (Karmini, 2008).
Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini berjalan
terus hampir tanpa berhenti disiang hari dan kerap kali dimalam hari,
perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan energi berupa
10
panas laten untuk evaporasi, proses tersebut akan sangat aktif jika ada
penyinaran matahari langsung, awan merupakan penghalangan radiasi
matahari dan penghambat proses evaporasi. Jika uap air menguap ke
atmosfer maka lapisan batas antara permukaan tanah dan udara menjadi
jenuh oleh uap air sehingga proses penguapan berhenti agar proses tersebut
berjalan terus, lapisan jenuh harus diganti dengan udara kering, pergantian
itu hanya mungkin jika ada angin yang akan menggeser komponen uap air,
kecepatan angin memegang peranan penting dalam proses evaporasi
(Wahyuningsih, 2004).
Evaporasi yang terus menerus memerlukan pemindahan uap air dari
permukaan sedikit ke atas tanpa memindahkan udara dekat bumi, udara itu
akan jenuh dengan uap air dan evaporasi akan berhenti. Molekul air terus
menerus bergerak melewati permukaan air ke atmosfer bumi. Bila jumlah
molekul-molekul yang keluar dari permukaan lebih besar dari pada jumlah
yang kembali ke permukaan air maka terjadi evaporasi. Pergantian secara
netto hanya merupakan sebagian kecil dari jumlahnya (AAK, 1997).
8. Awan
Awan adalah suspensi koloida udara atau aerosol. Selama butir-butir
belum bersatu akan tetap melayang-layang di udara. Ini menyebabkan
awan itu kekal dan tidak terjadi presipitasi. Jika butir-butir cenderung
bersatu hingga lebih besar dan berat maka awan menjadi tidak kekal dan
akan terjadi presipitasi (Daljuni, 1986).
Jika udara naik ke atmosfir yang lebih tinggi, udara tersebut akan
mengembang dan mendingin. Seterusnya, udara tersebut makin
mendingin dan tidak dapat lebih lama lagi menampung uap air. Beberapa
uap air berkondensasi pada partikel-partikel di atmosfer dan terbentuklah
titik air. Titik-titik ini mengambang (melayang-layang) di udara. Gerakan
udara ke atas (atau aliran udara) akan menahan turunnya titik-titik air
tersebut. Jutaan butir-butiran air yang melayang-layang tersebut satu
dengan lainnya akan membentuk awan (Syaiful, 2008)
11
Pembentukan awan berlaku hampir keseluruhannya pada bagian
bawah atmosfer yang dikenal sebagai troposfer. Awan terbagi menjadu
dua kumpulan besar : yaitu cumulus dan yang berbentuk berlapis-lapis
(stratus). Jadi, bentuk dan warna awan berubah mengikuti kandungan
kelembaban dan kestabilan atmosfer. Penyebaran keawanan hampir sama
dengan penyebaran hujan jadi pada lintang ekuator dimana banyak terjadi
konvergensi horizontal besar, terdapat keawanan maksimum. Tidak sejelas
seperti maksimum hujan di ekuator, sebab daerah tropis lebih banyak awan
konektif atau tipe cumulus awan-awan tebal ini (Anonima, 2008).
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika
suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi
relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan
kemampuan awan menyerap panas matahari. Apabila udara pada siang
hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan
semakin dingin. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat
pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat
menerima panas dan lambat pula melepaskan panas (Anonimb, 2012).
12
C. Hasil Pengamatan
1. Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes
Gambar 1.1 Sunshine Recorder Tipe Campbell Stokes
a. Bagian – bagian utama
1. Kertas pias
2. Bola kaca
3. Busur meridian
b. Prinsip Kerja
1. Memasang kertas pias yang telah disediakan, kertas pias akan terbakar
jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola, bola kaca disni berfungsi
memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar
kertas pias yang berada di bawahnya.
2. Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar
3. Menggambar kertas pias yang digunakan.
4. Menentukan lama penyinaran dalam satu hari tersebut.
2. Barometer
Gambar 1.2 Barometer
a. Bagian – bagian utama
1
2
3
2
1
3
13
1. Jarum penunjuk skala
2. Kotak berventilasi
3. Skala kelembaban udara
b. Cara Kerja
1. Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah
angka yang berada di barus kedua dari pinggir, yang paling dalam
(berwarna merah).
2. Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk satu
tersebut.
3. Termometer Maximum dan Minimun
Gambar 1.3 Termometer Maximum dan Minimum
a. Bagian – bagian utama
1. Termometer bola basah
2. Termometer bola kering
3. Termometer maksimum
4. Termometer minimum
b. Cara Kerja
1. Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu
(term.minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala
yang bertepatan dengan ujung kanan petunjuk.
2. Untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode tertentu
(term.maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala
yang bertepatan dengan air raksa.
4
3
2
1
14
4. Termometer Tanah bengkok
Gambar 1.4 Termometer Tanah Bengkok
a. Bagian – bagian utama
1. Termometer tanah bengkok kedalaman 0 cm
2. Termoeter tanah bengkok kedalaman 5 cm
3. Termoeter tanah bengkok kedalaman 10 cm
4. Termometer tanah bengkok kedalaman 20 cm
5. Termometer tanah bengkok kedalaman 50 cm
b. Cara Kerja
1. Untuk mengetahui suhu tanah (term. Tanah bengkok) dapat dilakukan
dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa
pada setiap kedalaman tanah.
5. Termometer maksimum dan minimum tipe six
Gambar 1.5 Termometer maksimum dan minimum tipe six
a. Bagian – bagian utama
1. Reservoir
2. Pipa kapiler berisi air raksa
1
2
3
4
5
1
2
3
6
5
7
2
15
3. Pipa kapiler berisi alkokol
c. Cara Kerja
2. Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu
(term.minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala
yang bertepatan dengan ujung kanan petunjuk.
3. Untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode tertentu
(term.maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala
yang bertepatan dengan air raksa.
6. Termohigrograf
Gambar 1.6 Termohigrograf
a. Bagian – bagian utama
1. Tabung termohidrograf
2. Tangkai petunjuk kelembaban udara
3. Skala termohirograph
4. Kawat higroskopis
5. Tangkai penunjuk suhu udara
6. Skala kelembaban udara
7. Suhu udara
b. Cara Kerja
1. Membaca skala pada termohidrograf. Skala bagian atas untuk suhu
udara dan skala bagian bawah untuk kelembaban udara.
7. Ombrometer
14
3
1
16
Gambar 1.7 Ombrometer
a. Bagian – bagian utama
1. Corong penampung air hujan
2. Dasar corong terdapat pipa sempit yang menjulur kedalam tabung
kolektor dan dilengkapi dengan kran.
b. Cara Kerja
1. Air yang ditampung dalam tabung kolektor dapat diketahui bila kran
dibuka kemudian air diukur dengan gelas ukur ada gelas ukur yang
mempunyai skala khusus yaitu dapat menunjukkan jumlah ukur
curah hujan yang terjadi.
8. Ombrograf
Gambar 1.8 Ombrograf
a. Bagian – bagian utama
1. Corong penampung air hujan
2. Pelampung yang terdapat dalam corong
3. Pada bagian ujung sebelah atas pelampung dilengkapi dengan pena
yang bisa bergerak bila pelampung bergerak
b. Cara Kerja
1. Curah hujan yang jatuh pada corong mengtalir ke tabung penampung
sehingga permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana
2
1
2
3
17
sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai pena bertinta ikut
naik dan memberi bekas garis pada kertas yang berskala,
bergeraknya kertas searah putaran jam dan sesuai dengan waktu
yang ada.
9. Wind Vane
Gambar 1.9 Wind Vane
a. Bagian – bagian utama
1. Sebuah jarum penunjuk berbentuk anak panah yang dapat bergerak
bebas sesuai dengan arah atau hembusan angin.
2. Penunjuk arah mata angin: utara, timur, selatan dan barat.
b. Cara Kerja
1. Cara pengematan arah angin dengan melihat kemana arah jarum
yang berbentuk panah itu menunjukkan posisinya.
2. Pengukuran arah angin dinyatakan dengan istilah mata angin atau
derajat yaitu 00-3600. Pengukurannya disesuaikan dengan arah jarum
jam, yaitu dimulai dari sudut 00 atau arah utara, selanjutnya 900
menunjuk arah timur, 1800 menunjuk arah selatan, 2700 menunjuk
arah barat dan 3600 menunjuk arah utara kembali.
10. Anemometer
1
2
1
18
Gambar 1.10 anemometer
a. Bagian – bagian utama
1. Alat ini terdiri dari baling - baling yang berbentuk mangkok dengan
jari - jari yang sama dan berpusat pada sumbu vertikal (mangkok
anemometer).
2. Pencatat jarak.
3. Tiang penyangga.
b. Cara Kerja
1. Mangkok menghadap satu arah melingkar sehingga bila angin
bertiup dari satu arah, baling-baling akan berputar. Semakin kuat
angin bertiup, perputaran mangkok akan semakin cepat. Kecepatan
angin dibaca pada speedometer yang terpasang pada alat tersebut.
11. Panci Evaporimeter
Gambar 1.11 Panci evaporimeter
a. Bagian-bagian utama :
1. Panci atau tangki berdiameter 120,7 cm dan tinggi 25 cm berisi air
bersih.
2
3
2
3
1
4
19
2. Dinding bejana berwarna putih atau putih metalik.
3. Paku penunjuk dalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder).
4. Bagian dasar terdapat kerangka kayu bercat putih dengan rongga
yang cukup pada bagian bawahnya.
b. Cara kerja :
1. Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang
di dalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder). Still Well
Cylinder merupakan silinder yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing
pengukur mikrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi
permukaan air pada panci evaporimeter. Membaca skala yang
tertera pada alat tersebut.
2. Keuntungan penggunaan batang pancing berskala (mikrometer) ini
adalah pengukuran dapat dilakukan lebih cepat dan mudah, dapat
digeser turun atau naik dengan memutar sekrupnya. Batang
pancing pengukur ini terletak menggantung di tabung peredam
riak. Sebagai penunjuk tinggi permukaan air adalah ujung pancing
yang dibuat runcing. Kelemahannya kadang-kadang pengamat
tidak mengembalikan tinggi permukaan air dengan cermat sesuai
ketentuannya sehingga proses penguapan berlangsung pada volume
air tidak tetap.
12. Soil Moisture Tester
Gambar 1.12 Soil Tester
a. Bagian-bagian utama :
1. Pada bagian atas berbentuk lingkaran dan terdapat jarum penunjuk
pH.
2
1
20
2. Bagian bawahnya meruncing, terdapat lempengan logam yang
berfungsi sebagai elektroda.
b. Cara Kerja
1. Menentukan titik-titik tempat pengukuran pH pada suatu area
pembuatan bokasi. Titik-titik tersebut harus mewakili area bokasi.
Semakin luas area yang ingin diketahui pH-nya, semakin banyak
titik yangharus dibuat.
2. Menancapkan bagian yang runcing ke dalam bokasi, sehingga
logam yang ada pada sisinya masuk ke dalam tanah sampai
kedalaman 12-15 cm. Jika lokasi tempat menancapkan soil tester
terlalu kering, sebelum ditancapkan, siram tanah terlebih dahulu
dengan aquadest. Sebelum ditancapkan, jarum harus menunjuk
pada pH 7.
3. Memperhatikan jarum penunjuk pH yang mulai bergerak, biarkan
beberapa saat hingga jarum berhenti bergerak. Angka berwarna
merah yang ditunjukkan oleh jarum adalah nilai pH tanah tempat
soil tester ditancapkan.
4. Sebelum mencoba pada titik yang lain, soil tester harus dicuci
terlebih dahulu dengan aquades dari sisa-sisa pupuk lokasi yang
masih melekat. Semakin banyak titik yang diambil, semakin
akurat hasil pengukuran pH.
13. Awan
21
Gambar 1.13 Awan
Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak
compang-camping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan
gerimis hingga agak deras yang biasanya jatuh terus menerus.
a. Prinsip kerja :
1) Mengamati awan berserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama
sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya.
2) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali.
D. Pembahasan
1. Radiasi surya
Alat yang digunakan adalah Sunshine recorder tipe Campbell stokes
Radiasi surya berperan penting bagi pertumbuhan tanaman, khususnya
dalam fotosintesis dan fotostimulus. Energi yang diperlukan untuk respirasi
diperoleh dari cahaya matahari, begitu juga dengan fotostimulus yang
rangsangan utamanya adalah cahaya. Jika intensitas radiasi yang diterima
daun meningkat maka laju fotosintesis meningkat pula sampai pada batas
kejenuhan dimana laju fotosintesis tidak lagi dipengaruhi intensitas cahaya.
Lama penyinaran matahari berkaitan dengan suhu udara dan tingkat
kelembaban udara pada suatu daerah, karena itu lama penyinaran matahari
perlu diketahui juga untuk kepentingan kegiatan pertanian yang dipengaruhi
oleh suhu dan kelembaban. Terutama suhu tanah yang akan meningkat jika
disinari matahari lebih lama, dengan kenaikan suhu maka kelembaban tanah
tersebut akan menurun.
Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya secara makro
antara lain adalah jarak antara matahari dan bumi, panjang hari dan sudut
22
datang, dan pengaruh atmosfer bumi. Radiasi langsung adalah radiasi
yangmencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh
bumi dalam arah sejajar sinar datang. Besarnya radiasi matahari yang jatuh
secara normal ke permukaan bumi mengalami variasi yang disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain : perubahan jarak matahari, perubahan hamburan
di atmosfir oleh molekul udara, uap air dan debu dan juga variasi dari
absorpsi atmosfer oleh O2 , O3, H2O dan CO2.
2. Tekanan Udara
Alat yang digunakan adalah Barometer Tekanan udara adalah tekanan
yang diberikan oleh udara karena beratnya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari
permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuanya itu 1 atm= 76 cmHg= 760
mmHg. Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan berkurang, sebagai
ketentuan dapat dikemukakan bahwa setiap naik 300 m maka tekanan udara
akan turun 1/30 x. Tekanan udara ini bekerja ke segala jurusan dan tidak
tetap. Jika berada di permukaan atas maka tekanannya semakin rendah. Hal
ini disebabkan karena kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin
pendek. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah
Barometer. Cara kerja barometer sendiri adalah membaca angka yang ada
pada barometer, yang di baca adalah angka yang berada di baris kedua dari
pinggir, yang paling dalam (berwarna merah). Untuk pengukuran tekanan
udara per hari dapat dilakukan dengan mencatat angka tiap 20 menit dan
menghitung rerata data yang didapat selama sehari tersebut.Untuk
mengetahui tekanan udara pada suatu tempat juga bias dilakukan dengan
melihat table tekanan udara yang berdasarkan ketinggian tempat dari
permukaan laut. Dimana garis yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai tekanan udara yang sama disebut isobar.
Tekanan udara berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain,
hal tersebut karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi variasi dari
tekanan udara, diantaranya adalah :(1) Altitude, besarnya tekanan udara
berbanding terbalik dengan tinggi tempat artinya semakin tinggi suatu
tempat maka semakin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena
23
kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin pendek; (2) Lattitude,
akibat adanya gravitasi bumi di khatulistiwa kecil dan pada kutub besar,
sehingga tekanan udara di sekitar katulistiwa lebih tinggi; (3) Suhu, suhu
mempengaruhi pemuaian dan penyusutan volume udara. Jika udara memuai
maka volume udara renggang sehingga tekanannya menurun dan
sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa daerah yang suhunya tinggi mempunyai
tekanan udara rendah sedangkan daerah yang suhunya rendah mempunyai
tekanan udara tinggi; (4) Komponen penyusun gas, penyusun udara yang
utama adalah uap air.Penambahan uap air ke udara menyebabkan tekanan
udara meningkat.
Tekanan udara berpengaruh terhadap kegiatan pertanian, karena ada
beberapa jenis tanaman yang hanya cocok tumbuh di daerah yang
bertekanan rendah dan ada pula tanaman yang cocok tumbuh di daerah
bertekanan udara tinggi. Contoh tanaman yang cocok di daerah bertekanan
udara rendah adalah strawberry, cengkeh dan lainnya. Sedangkan padi dan
jagung cocok di daerah bertekanan udara yang sedang yang biasanya
tumbuh di daerah dataran rendah.
3. Suhu Tanah dan Suhu Udara
Alat yang digunakan adalah Thermometer maximum dan minimum
type six, Termohigrograf, Thermometer tanah bengko. Pada praktikum ini
pengamatan suhu udara dapat dilakukan dengan menggunakan termometer
maximum dan minimum serta termometer maximum dan minimum tipe six.
Bagian dalam termometer diisi dengan air raksa, dimana cairan ini akan
bergerak naik ke atas jika suhu naik. Untuk mengetahui suhu terendah
dalam suatu periode tertentu (dengan thermometer minimum) dapat
diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan ujung kanan
penunjuk. Sedangkan untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode
tertentu (thermometer maximum) dapat diketahui dengan membaca angka
pada skala yang bertepatan dengan air raksa.
Suhu udara mempengaruhi kegiatan pertanian khususnya kegiatan
pertanaman, tanaman dapat tumbuh pada suhu yang optimal. Suhu yang
24
baik bagi tumbuhan adalah antara 22oC sampai dengan 37oC. Suhu
mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting seperti bukaan stomata,
laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan
proses tersebut. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai
dihambat baik secara fisik maupun kimia dan menurunnya aktifitas enzim.
Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat,
suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya
ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0,6oC setiap
100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar
kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu
udara yang mungkin timbul.
Suhu tanah lain halnya dengan suhu udara.Suhu tanah memberikan
pengaruh yang lebih baik dalam hal pertumbuhan tanaman. Sedangkan suhu
udara memberikan pengaruh terhadap fase reproduksi. Untuk mengetahui
suhu tanah (dengan menggunakan thermometer tanah bengkok) dapat
dilakukan dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air
raksa pada setiap kedalaman tanah. Termometer ini ditanam di dalam tanah
dengan kedalaman tertentu. Termometer bengkok yang ada di Stasiun
Klimatologi, Jumantono ini ada 7 macam, yaitu termometer bengkok yang
ditanam pada kedalaman 0 cm; 2 cm; 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 1 m.
Pada termometer bengkok yang ditanam dengan kedalaman 50 cm dan
1 m, bagian dalam termometer terdapat lapisan lilin yang berwarna oranye
berfungsi agar termometer yang ditanam dalam tanah bisa tegak dan tidak
mudah goyah dalam kedudukannya.Untuk pengukuran suhu tanah semakin
dalam maka suhu tanah akan semakin rendah atau kedalaman tanah
berbanding terbalik dengan suhu tanah tersebut. Termometer bengkok ini
diletakkan dengan kondisi sekitar tidak ada vegetasi. Hal itu dikarenakan
tumbuhan mempengaruhi suhu tanah. Di dalam tanah tumbuhan melakukan
aktivitas perakaran, dimana aktivitas ini menghasilkan panas. Sehingga
semakin banyak vegetasi semakin tinggi suhu tanahnya.
25
Suhu tanah berperan penting dalam proses pelapukan. Suhu yang tinggi
dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan
yang lebih kecil lagi. Fluktuasi suhu dalam tanah juga berpengaruh langsung
terhadap aktivitas pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam
tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kandungan air
dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap tanaman., sebaliknya jika
suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan air dalam
tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya
aktivitas akar/respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam
tubuh tanaman jadi lambat sehingga proses distribusi unsur hara jadi lambat
dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat. Demikian pula dengan
suhu yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti terjadi
pembongkaran/perusakan organ. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu
tanah meliputi; (1) faktor iklim / cuaca yaitu radiasi surya, keawanan, hujan,
suhu udara, angin, kelembaban udara; (2) Keadaan tanah yaitu tekstur tanah,
kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah, struktur tanah
(pengolahan ddan kepadatan tanah); (3) Kondisi topografi yaitu kemiringasn
lereng, arah lereng, tinggi permukaan tanah, vegetasi.
4. Kelembaban Tanah dan Udara
Alat yang digunakan adalah Termohigrograf. Untuk menggambarkan
keadaan kelembaban di suatu daerah pada suatu waktu dipakai istilah
kelembaban relatif yang merupakan perbandingan antara banyaknya uap air
saat itu dan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara saat itu
pula. Kelembaban relatif udara dapat di ukur langsung dengan alat
hygrometer yang sensornya berupa benda higroskopis. Untuk mengetahui
kelembaban dan suhu udara menggunakan alat termohygrograf. Dengan
cara membaca skala pada termohygrograf, skala atas untuk suhu udara dan
skala bagian bawah untuk kelembaban udara.
Salah satu fungsi dari kelembapan udara adalah sebagai pelindung
permukaan bumi. Kelembapan tanah merupakan keadaan keseimbangan
kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh
26
lingkungan sekitar. Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu.
Kelembaban tanah diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan
moisture tester.
Faktor yang mempengaruhi kelembaban antara lain tajuk tanaman, sinar
matahari, curah hujan, suhu udara dan tanah dan kandungan air. Dalam
bidang pertanian kelembaban besar peranannya antara lain: jika kelembaban
tinggi maka jamur dan penyulut tumbuh-tumbuhan akan menjadi subur yang
dapat menyerang tanaman, serta akan mengakibatkan hasil sayuran dan
buah-buahan cepat membusuk.Pada umumnya kelembaban berlawanan
dengan suhu, kelembaban maksimum pada pagi hari dan minimum pada
sore hari secara harian. Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi
pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab
menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air
lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada
pembentukan sel yang lebih cepat. Namun, kelembaban yang tinggi dapat
membuat kepala putik dapat busuk. Selain itu, aktivitas serangga penyerbuk
juga berkurang saat kelembaban tinggi.
5. Curah Hujan
Alat yang digunakan adalah Ombrometer dan Ombrograf. Curah hujan
adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode
tertentu di atas permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh
proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Satuannya adalah mm (apabila
tidak ada infiltrasi dan evaporasi). Curah hujan 1 mm artinya banyaknya
hujan yang jatuh pada sebidang tanah seluas 1 m2, yaitu : 1mm x 1m2 =
0,01dm x 100 dm2 = 1dm3 = 1 liter.
Pengamatan curah hujan pada praktikum kali ini menggunakan dua
alat, yaitu ombrometer dan ombrograf. Ombrometer adalah alat penakar
hujan secara manual. Air hujan yang turun akan masuk ke tabung yang ada
di dalam ombrometer. Mengukur air yang ada dalam tabung dikeluarkan
dengan membuka kran. Kemudian air tersebut dimasukkan ke dalam bejana.
Setelah air keluar semua, maka kita dapat melihat angka pada bejana. Angka
27
tersebut menunjukkan jumlah curah hujan. Bila hujan turun sangat lebat alat
ini diberi payung, supaya air hujan tidak masuk ke dalam corong, karena
bila masuk maka air tidak terhitung.
Sedangkan ombrograf merupakan alat pengukur curah hujan yang
bekerja secara otomatis. Bila hujan turun air akan masuk ke cerobong
kemudian mengalir ke tabung, dalam tabung terdapat sebuah pelampug.
Pelampung ini akan terangkat ke atas bila air masuk ke tabung. Pelambung
ini dapat menggerakkan pena, dimana pena ini kemudian akan menggambar
sebuah grafik pada kertas grafik yang mempunyai skala tiap kenaikan 1
angka menunjukkan waktu 1 jam. Grafik tidak akan turun sebelum sampai
ke titik teratas yang berarti menunjukkan tabung sudah terisi penuh air, bila
air sudah penuh maka akan keluar melewati sebuah selang. Beriringan
dengan ini pena akan menggambar grafik turun ke bawah. Perhitungan
dilakukan dengan cara mencari selisih titik tertinggi dengan titik terendah
dan seterusnya. Pada pengamatan grafik menunjukkan garis lurus yang
berarti bahwa tidak ada hujan yang turun.Curah hujan yang terjadi
mempengaruhi tingkat kandungan air dalam tanah yang juga mempengaruhi
tingkat kelembaban tanah, jika tanah terlalu jenuh air maka tanah kurang
cocok untuk pertanaman.
6. Angin
Alat yang digunakan adalah Wind vane dan Anemometer. Pengamatan
kecepatan dan arah angin digunakan alat yang dinamakan Anemometer dan
Wind Vane. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada
jangka waktu tertentu, menghitung kecepatan angin diperoleh dengan
mengamati skala awal dan skala akhir kemudian menghitung selisihnya.
Arah angin adalah dimana angin itu bertiup dan dinyatakan dengan
sudut kompas atau sebutan nama penjuru angin. Sudut 0o atau 360o
menunjukkan arah utara, 90o menunjukkan timur, 180o arah selatan dan 270o
arah barat. Pembagian arah angin selanjutnya dengan sebutan arah timur
laut, tenggara, barat daya dan barat laut. Menentukan arah angin di perlukan
alat penunjuk angin yang disebut wind vane. Posisi wind vane yang
28
menunjukkan arah angin dapat dilihat dengan mudah dan sekaligus dapat
diicatat arah angin pada waktu itu. Kecepatan angin dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain gradien tekanan horizontal, latitude, altitude,
dan waktu untuk gradien tekanan yang sama. Angin selalu bertiup dari
tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang
lebih rendah.
Angin berfungsi dalam mempercepat pendinginan dari benda yang
panas. Fungsi lain yaitu sebagai pencampur lapisan udara, antara udara
panas dan udara dingin, udara lembab dan udara kering, udara yang kaya
dengan CO2 dan udara yang CO2 rendah. Kecepatan angin sangat
berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah di sekitarnya. Kecepatan
angin yang besar dapat mengakibatkan pohon-pohon bergerak sehingga
bunga-bunga akan rontok dan tidak terjadi pembuahan, atau bahkan angin
dapat merobohkan pohon-pohon serta rumah-rumah dan yang paling parah
angin dengan kecepatan yang kuat akan mengakibatkan kehancuran. Untuk
mengatasi kerusakan pertanian akibat angin biasanya petani menanam
tanaman pematah angin, seperti lamtoro, sengon, dan lain-lain.
7. Evaporasi
Alat yang digunakan adalah Panci evaporimeter, pengamatan unsur ini
menggunakan evaporimeter yang merupakan bejana penguapan panci atau
tangki yang berisi air. Evaporimeter berada di sebuah panci yang berisi air,
dimana kenaikan suhu menyebabkan air dalam panci semakin berkurang.
Bagian ujung evaporimeter terdapat kait yang merupakan dasar dari
pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan memutar-mutar evaporimeter
sampai ujung kait setara dengan permukaan air, setelah itu lihat angka pada
evaporimeter. Pada evaporimeter terdapat dua skala yaitu skala utama dan
skala nonius. Nilai evaporasi merupakan selisih permukaan atau tinggi dari
dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan apabila terjadi hujan.
Laju evaporasi bergantung masukan energi matahari yang diterima.
Semakin besar jumlah energi matahari yang diterima, maka semakin banyak
molekul air yang diuapkan. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari,
29
permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan
ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai
uap air yang tidak terlihat di atmosfer.
Terdapat berbagai faktor yang menghambat dan mempercepat
kecepatan dan jumlah penguapan diantaranya adalah: (1) Suhu, dengan
kenaikan suhu air dan tekanan uap air, kemampuan titik-titik air untuk
menguap ke udara mengalami kenaikan dengan cepat; (2) Kelembaban
udara, dipengaruhi oleh jumlah uap air di udara. Penguapan akan lebih besar
apabila kelembaban nisbi rendah; (3) Angin, angin sangat mempercepat
terjadinya penguapan, karena angin mengganti udara basah dekat
permukaan air dengan udara kering; (4) Susunan air, penguapan lebih tinggi
pada air tawar dari pada air asin; (5) luas permukaan, penguapan akan lebih
besar pada daerah yang memiliki permukaan yang luas; (6) Tekanan Udara,
pada umumnya jika tekanan udara lebih rendah di atas permukaan air,
penguapannya lebih besar; (7) Panas laten penguapan.
8. Awan
Alat yang digunakan adalah indera penglihatan dan camera digital.
Dalam praktikum dilakukan pendiskripsian ciri-ciri awan, setelah diketahui
dari ciri-ciri awan yang diamati kemudian mencocokkan dengan gambar
sampel. Awan yang diamati pada praktikum agroklimatologi acara
pengamatan unsur-unsur cuaca hari minggu tanggal 17 April 2011 adalah
termasuk awan strato cumulus family awan rendah (0-3 km). Strato cumulus
berbentuk seperti gelombang lautan. Langit yang berwarna biru sering
masih tampak di antara awan ini. Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang
sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang. Lapisan
awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan. Awan ini berwarna
kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil.
Proses pembentukan awan terjadi bila udara panas, lebih banyak uap
terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyengat. Udara panas
yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan
30
suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan,
molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi
semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan daya
tarik bumi menariknya ke bawah hingga sampai satu titik di mana titik-titik
air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun, jika titik - titik
air tersebut bertemu udara panas, akan menguap dan awan itu akan lenyap.
Inilah yang menyebabkan awan selalu berubah bentuknya. Air yang
terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga
yang menyebabkan kadang - kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
31
D. Komprehensif
Proses budidaya pertanian tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain tanah, varietas tanaman, teknik budidaya, unsur
iklim/cuaca dan interaksi diantara faktor-faktor tersebut. Unsur iklim/cuaca
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses budidaya tersebut, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Unsur iklim/cuaca yang sangat
penting pengaruhnya terhadap keberhasilan sistem budidaya di daerah tropis
(indonesia khususnya) adalah curah hujan sebagai sumber air utama. Tetapi
pada keadaan ekstrim, curah hujan yang sangat berlebihan pada musim hujan
dapat menimbulkan bencana alam banjir, dan sebaliknya jumlah curah hujan
yang sangat kurang pada musim kemarau dapat menimbulkan bencana alam
kekeringan. Kedua jenis bencana alam tersebut, dapat menimbulkan penurunan
produksi dengan intensitas dan luasan yang berbeda-beda pada setiap tahunnya.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum pengamatan unsur-unsur cuaca, maka
dapat disimpulkan bahwa :
a. Unsur- unsur cuaca terdiri dari:
1. Radiasi surya
2. Tekanan Udara
3. Suhu (suhu tanah dan suhu udara)
4. Kelembaban udara
5. Curah hujan
6. Angin
7. Evaporasi, dan
8. Awan
b. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur cuaca :
1. Sunshine Recorder merupakan alat untuk mengetahui lamanya
penyinaran.
2. Barometer digunakan untuk mengukur tekanan udara
32
3. Termometer minimum digunakan untuk mengetahui suhu terendah
dalam suatu periode.
4. Termometer maximum digunakan untuk mengetahui suhu tertinggi
dalam suatu periode.
5. Termohigrograf untuk mengetahui kelembaban udara dan suhu udara
6. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin
7. Evaporimeter untuk mengetahui besarnya evapotranspirasi
8. Termometer bola basah dan bola kering untuk mengetahui
kelembaban relative.
9. Termometer tanah bengkok untuk mengukur suhu tanah.
10. Ombrometer untuk mengetahui curah hujan secara manual.
11. Ombrogarf untuk mengetahui curah hujan secara otomatis.
12. Wind vane untuk mengetahui arah angin.
2. Saran
a. Penggunaan alat unsur-unsur cuaca lebih diperhatikan lagi agar tidak
rusak.
b. Perawatan terhadap alat-alat tersebut agar dapat digunakan dalam
pengamatan cuaca dan dapat digunakan untuk praktikum
Agroklimatologi.
c. Sarana dan prasarana untuk praktikum dapat diperbaiki sehingga pada
praktikum selanjutnya alat-alat tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
33
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2003. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. PT Kanisius. Yogyakarta
Anonima. 2012. Radiasi Surya. Dikutip dari http://www.wikipedia.com. Diakses
tanggal 03 Mei 2012.
Anonimb. 2008. Klimatologi Terapan. http://www.fpk.unair.ac.id. Diakses tanggal
03 Mei 2012.
Ansar , 2006. Temperatur dan Kelembaban Udara Pada Permukaan Bumi. Jurnal
Agromet Indonesia, Vol. 17 (2), Hal: 63-68
Daljuni, 1986. Pokok-Pokok Klimatologi. Alumni Bandung. Bandung.
Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-7. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.
Jumin dan Basri,Hasan. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Kadir Zailani, 2006, Klimatologi dasar, Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Karmini. 2008. Validasi Model Pendugaan Evapotranspirasi : Upaya Melengkapi
Sistem Database Iklim Nasional. Jurnal Tanah dan Iklim. No. 27 (3),
Hal: 51-63.
Kartasapoetra, A.G. 1991. Agroklimatologi. Jakarta. Bina Aksara.
Kartasapoetra, ddk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah. Rineka jaya. Jakarta.
Kristanto, Kensaku. 2002. Hidrologi Untuk Pertanian. PT. Pradya Paramita.
Jakarta.
Linsley, 1996. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta.
Petterssen, S. 1980. Introduction to Meteorology. Mcgraw-Hill Book Company,
Inc, Tokyo.
Siswoyo,P.N. 2010. Kelembaban Udara. http://siswoyo.wordpress.com. Diakses
tanggal 06 Mei 2012 pada pukul 13.55 WIB.
Soemarto, S.D. 1987. Hidrolisa Teknik. Usaha Nasional. Surabaya
34
Steiner, 1999. Angin. http://nizcha0804.blogspot.com/2010/02/tinjauan-pustaka-
dinamika-diakses pada tanggal 04 Mei 2012.
Sugito. 2003. Pengaruh Intensitas Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan
Tanaman.Jurnal Penelitian Agronomi, Vol. 3 (1), Hal: 57-63.
Syaiful. 2008. Pengamatan Unsur-Unsur Cuaca Di Stasiun Klimatologi
Pertanian.Jurnal Inovasi Pertanian. Vol. 7 (1), Hal: 51-55.
Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.
TT. Glen & HH. Lyle. 1995. Pengantar Iklim. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Trewartha, G. T. dan L. H. Horn, 1999. Pengantar Iklim. Edisi Kelima.
Utami,Wahyuningsih. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta.
Wuryatno, Indro. 1999. Klimatologi Dasar. UNS Press. Surakarta.
Yulipriana, 2009. Radiasi Surya .http://yulipriyana.wordpress.com. Diakses
tanggal 03 Mei 2012.
.